BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian,...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian,...
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan
rancangan penelitian non randomized pretest-postest control group design yaitu
subyek dibagi dalam dun kelompok. Kelompok pertama merupakan unit percobaan
untuk perlakuan dan kelompok kedua merupakan kelompok suatu kontrol kemudian
dicari perbedaan antara pengukuran antara keduanya dan perbedaan ini dianggap
disebabkan oleh perlakuan.
Rancangan ini dapat digambarkan. sebagai berikut:
OA1, OA2,……, OA16XA
OB1, OB2,……., , OB16XB
Air limbah
Y1 - 16
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Keterangan:
Y1-16 : Kontrol (pretest)
XA : Perlakuan trickling filter dengan ketebalan 80 cm
XB : Perlakuan trickling filter dengan ketebalan 100 cm
OA (1-16) : Pengulangan ke 1- 16 pada air limbah tahu dengan ketebalan 80 cm
OB (1-16) : Pengulangan ke 1-16 pada air limbah tahu dengan ketebalan 100 cm
B. Populasi dan Sampel (Subyek Penelitian)
1. Subyek
Subyek dalam penelitian ini adalah air limbah tahu yang berasal dari
industri tahu di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candi Sari Kota Semarang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah air limbah tahu yang diambil dari
saluran air limbah tahu yang menuju ke tempat penampungan air limbah.
Berdasarkan rumus replikasi Kemas Ali Hanafiah (1994) untuk menghindari
sekecil mungkin kesalahan dalam replikasi atau pengulangan terhadap eksperimen
digunakan rumus (t - 1) (r - 1) 15 maka didapatkan jumlah pengulangan ≥
sebanyak 16 kali pada masing-masing perlakuan. Bejana yang digunakan
berdiameter 60 cm maka volume air yang diperlukan berdasarkan variasi
ketebalan tempurung kelapa dalam masa pengkondisian, ditentukan dengan rumus
π x r2 x t yaitu pada ketebalan 80 cm =226,08 liter dan 100 cm =282.6 liter.
Jumlah air limbah untuk analisis laboratorium antar lain 200 ml x 16 x 2 = 6400
ml.
C. Variabel dan Definisi Operational
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketebalan media trickling filter.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar BOD air limbah tahu
c. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah :
a. pH
b. Karakteristik air buangan
c. Temperatur
d. Bentuk, sifat dan jumlah mikroorganisme.
e. Asosiasi kehidupan di dalam trickling filter
f. Aerasi
g. Lama waktu tinggal
2. Definisi Operasional
a. Ketebalan media
Adalah tinggi susunan media trickling filter yang dilalui oleh air limbah
yang diukur mulai dari dasar sampai batas permukaan media. Ketebalan
media filter yang dipakai dalam penelitian ini ada dua yaitu 80 cm dan 100 cm
Satuan : centimeter (cm)
Skala : nominal
b. Kadar BOD
Adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk rnenguraikan zat
organik oleh bakteri sehingga limbah menjadi jernih kembali. Perhitungan
BOD dilakukan dengan cara menghitung jumlah oksigen pada air sampel yang
telah diinkubasi pada suhu 20 oC dalam waktu 5 hari di laboratorium.
Satuan : mg/1
Skala : rasio.
c. pH
Adalah intensitas keasaman yang mewakili konsentrasi ion hidrogen dan
air limbah yang dilewatkan pada trickling filter. pH diukur dengan
menggunakan kertas lakmus sebelum dan sesudah air limbah melewati
trickling filter, baik pada ketebalan 80 cm maupun 100 cm.
Satuan : -
Skala : interval.
d. Temperatur
Adalah derajat panas atau dingin air limbah yang dilewatkan pada media
trickling filter yang ditunjukkan oleh skala pada termometer. Suhu diukur
dengan menggunakan termometer sebelum dan sesudah air limbah melewati
trickling filter dengan ketebalan 80 cm maupun 100 cm.
Satuan : derajat Celcius ( oC)
Skala : interval.
e. Aerasi
Aerasi merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke
udara. Aerasi dapat dilakukan dengan distributor berputar.
Satuan : W/m3
Skala : rasio
f. Lama Waktu Tinggal
Adalah waktu yang diperlukan dalam pembentukan biofilm pada media
trickling filter, yaitu dengan mendiamkan air limbah pada media selama dua
minggu.
Satuan : hari
Skala : rasio
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari air
limbah di laboratorium yaitu kadar BOD air limbah tahu.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai data penunjang dan data
lengkap yang diperoleh secara langsung dan data laporan Yayasan Bina Karta
Lestari (Bintari) tahun 2006 mengenai air limbah di Kelurahan Jomblang
Kecamatan Candi Sari Kota Semarang.
2. Prosedur Penelitian
a. Bahan dan Alat Penelitian
1) Bahan
- Air limbah tahu Kelurahan Jomblang Kecamatan Candi Sari Kota
Semarang
- Bahan kimia untuk analisis parameter kadar BOD
2) Alat
- Bak penampungan air limbah (drum besi, tinggi: 1 m dan diameter: 60
cm) : 1 buah
- Bak penampuug air limbah (drum besi, @ tinggi: 1 m dan @ diameter:
60 cm) : 2 buah
- Pipa PVC. diameter 3A inci : 1 batang (4 meter)
- Pipa PVC plastik later T ¾ inci : 1 buah
- Pipa PVC later L (Keni) 3/4 inci : 1 buah
- RFT ¾ x ½ : 3 buah
- RFL ¾ x ½ : 2 buah
- Chelender ½ : 5 buah
- Top Kran : 1 buah
- Selang plastik : 1 meter (dibagi menjadi 5)
- Isolatif pipa PVC : 2 buah
- Lem pipa : 1 buah
- Kran plastik ½ inci : 5 buah
- Sok besi ½ inci : 5 buah
- Sok besi ¼ inci : 1 buah
- Botol sampel
3) Persiapan
Persiapan-persiapan yang akan dilakukan dalam penelitian adalah :
1) Menyiapkan alat (trickling filter)
2) Menyiapkan media (dicuci lalu dikeringkan)
3) Menyiapkan air limbah tahu yang akan diteliti
4) Media yang sudah kering disusun dalam bak aerasi dengan ketebalan 80 cm
dan 100 cm
5) Menyiapkan botol sampel dan label.
1
6
2
4 3
5
Gambar 3.2. Alat penelitian
Keterangan :
1. Bak penampung air limbah
2. Distribusi berputar
3. Bak dengan ketebalan media trickling filter 80 cm.
4. Bak dengan ketebalan media trickling filter 100 cm
5. Botol sampel.
6. Meja penyangga.
b. Pelaksanaan
1. Tahap Pretreatment
a. Tempurung kelapa sebagai media trickling filter disusun setinggi 80
cm dan 100 cm.
b. Air limbah diambil dan ditampung dalam bejana trickling filter dengan
variasi ketebalan tempurung kelapa dengan volume air yang berbeda.
c. Pengkondisian dilakukan selama 2 minggu agar mikroorganisme
tumbuh mapan pada media trickling filter (ditandai dengan munculnya
lapisan licin/berlendir pada permukaan media trickling filter).
d. Setelah masa pengkondisian. air limbah dibuang.
e. Air limbah yang baru sebanyak 226,08 liter pada ketebalan media 80
cm dan 282.6 liter pada ketebalan media 100 cm diambil dan
ditampung dalam bak penampung kemudian disirkulasikan melalui
media trickling filler.
2. Tahap Treatment
a. Sampel awal air limbah diambil dalam botol sampel b.
b. Masing-masing sampel awal disaring dengan kain saring tujuannya
untuk memisahkan partikel padat agar tidak terjadi penyumbatan pada
media trickling filter
c. pH dan suhu air limbah diukur sebelum dan sesudah diberi perlakuan
d. Air limbah diambil sebanyak 200 ml dengan botol sampel kemudian
ditutup dan diberi label untuk pretest
e. Air limbah yang tersisa dialirkan melewati trickling filter dengan
ketebalan yang berbeda
f. Air limbah yang telah melewati masing-masing tumpukan media
trickling filter ditampung secara terpisah dan mengambilnya untuk
postest masing-masing 200 ml dengan botol kemudian ditutup dan
diberi label.
g. Sampel-sampel tersebut diperiksakan kadar BOD-nya di laboratorium.
c. Pengukuran Parameter
1. Pemeriksaan kadar BOD
a) Sampel dimasukkan ke dalam botol BOD secara hati-hati jangan
sampai timbul gelembung udara
b) Botol ditutup setelah tidak ada gelembung udara. Buang air yang
tertinggal di alas atau di samping tutup botol
c) Tetes demi tetes KMnO4 ditambahkan sampai terjadi warna rose
muda, selanjutnya hilangkan warna rose muda dengan cara
menambahkan tetes demi tetes asam oksalat (H2C2O4)
d) 2 ml MnSO4 40 % dunasukkan melalui leher botol
e) 2 ml pereaksi oksigen ditambahkan, diaduk hingga homogen dengan
membolak-balik botol
f) Didiamkan ± 15 menit jika terjadi endapan coklat berarti terdapat DO,
namun apabila endapan berwama putih berarti nilai DO nol tidak perlu
dilakukan pemeriksaan selanjutnya
g) Endapan dilarutkan dengan H2SO4 pekat sebanyak 2 ml.
Selanjutnya pindahkan 200 ml larutan dengan hati-hati ke dalam erlen
meyer 500ml
h) Titrasi dengan Na Thio Sulfat (Na2S2O3) sampai terjadi warna kuning
muda. Selanjutnya 2-3 tetes indikator amylum ditambahkan sampai
terjadi perubahan warna biru
i) Dititrasi lagi dengan Na2S2O2 sampai wama biru hilang.
Perhitungan :
DO (mi/I) = 4) - sampel vol(
1000 x ml Thio Sulfat x 0.2 x 0.950
Keteterangan :
4 : jumlah penambahan MnSO4 dan pereaksi O2
0,2 : 1 ml larutan Na Thio Sulfat 0.025 - 0,2 mg O2
0.959 : faktor koreksi Na Thio Sulfat
Berdasarkan hasil pemeriksaan DO di atas, dilakukan pengenceran
j) Setelah dibuat pengenceran sesuai dengan kandungan DO awalnya.
selanjutnya sampel dibagi 2 masing-masing dimasukkan ke dalam
botol BOD sampai penuh. Kemudian botol yang satu langsung
diperiksa DO segera campuran (lirnbah + pengencer), sedangkan botol
satunya dieramkan selama 5 hari dalam inkubator pada suhu 20 °C.
Setelah dieramkan 5 hari, lakukan pemeriksaan DO 5 hari pada sampel
campuran tersebut.
Perhitungan :
BOD5,(mg/l) = (DOair camp segera – Oair camp 5 hari x pengenceran.
2. Pengukuran pH
a) Bahan : sampel air limbah
b) Peralatan : kertas lakmus dan standar wama penunjuk pi!
c) Langkah kerja :
1) Kertas lakmus dicelupkan ke dalam sampel air limbah selama ± 30
detik sambil digerakkan hingga warna berubah
2) Warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna yang
tersedia
3) pH sampel air limbah adalah yang ditunjukkan oleh warna pada
label warna pembanding.
3. Pengukuran Suhu
a) Bahan : sampel air limbah
b) Peralatan : termometer
c) Langkah kerja : Parameter suhu diukur dengan cara mencelupkan
termometer dalam sampel air limbah, ditunggu beberapa saat hingga
suhu konstan kemudian dibaca skalanya dan dicatat hasilnya.
E. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara:
a. Editing
Editing atau pemeriksaan data dilakukan untuk meneliti kelengkapan data
kadar BOD sampel yang diperoleh.
b. Entry data
Entry atau memasukkan data dilakukan untuk memasukkan nilai kadar BOD
sampel dan hasil pemeriksaan laboratorium ke dalam program komputer.
c. Penyajian data
Data kadar BOD sampel disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik. analisis deskriptif
digunakan untuk mencari prosentase penurunan kadar BOD sebelum dan sesudah
perlakuan pada masing-masing media trickling filter dengan ketebalan yang
berbeda, sedangkan analisis analitik digunakan dalam pengujian hipotesis yang
telah dirumuskan.
Uji statistik yang digunakan adalah:
1) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar BOD air limbah sebelum dan
sesudah melewati trickling filter pada ketebalan 80 cm maupun 100 cm
digunakan Uji Wilcoxon, apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi
normal.
2) Perbedaan penurunan kadar BOD antara ketebalan media 80 cm dengan 100
cm digunakan uji t-independent, jika data berdistribusi normal.