BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

19
Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen kuasi untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar ini mengambil lokasi SD Negeri Sindangsari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas dasar pertimbangan sebagai berikut: a. Kualifikasi guru-guru yang bertugas rata-rata sudah berkualifikasi D2 dan S1 sehingga diharapkan dapat membantu peneliti dalam memberikan arahan dan masukan-masukan yang bersifat membangun. b. SD Negeri Sindangsari merupakan salah satu SD yang memiliki kelas IV sebanyak tiga rombongan belajar, yaitu kelas IVA dan IVB dan IVC, sehingga memudahkan peneliti untuk menentukan ke dua kelas tersebut sebagai kelas kontrol (KK) dan kelas eksperimen (KE) 2. Populasi Arikunto (2010: 173) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pendapat Arikunto tersebut dapat diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri Sindangsari yang merupakan kelas tinggi yang mendapatkan pelajaran membaca pemahaman. 3. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. (Sugiyono, 2009: 81). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 68). Pengambilan sampel ini tidak 41

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

41

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Penelitian eksperimen kuasi untuk mengkaji pengaruh model Cooperative

Learning tipe Jigsaw terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah

Dasar ini mengambil lokasi SD Negeri Sindangsari Kecamatan Plered Kabupaten

Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

a. Kualifikasi guru-guru yang bertugas rata-rata sudah berkualifikasi D2 dan S1

sehingga diharapkan dapat membantu peneliti dalam memberikan arahan dan

masukan-masukan yang bersifat membangun.

b. SD Negeri Sindangsari merupakan salah satu SD yang memiliki kelas IV

sebanyak tiga rombongan belajar, yaitu kelas IVA dan IVB dan IVC, sehingga

memudahkan peneliti untuk menentukan ke dua kelas tersebut sebagai kelas

kontrol (KK) dan kelas eksperimen (KE)

2. Populasi

Arikunto (2010: 173) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Dari pendapat Arikunto tersebut dapat diketahui bahwa

populasi merupakan keseluruhan subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri Sindangsari yang merupakan kelas

tinggi yang mendapatkan pelajaran membaca pemahaman.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tertentu. (Sugiyono, 2009: 81). Cara pengambilan sampel pada penelitian

ini dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 68). Pengambilan sampel ini tidak

41

42

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi, tetapi

berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan peneliti.

Adapun yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas IVA

sebagai kelas kontrol, dan kelas IVC sebagai kelas ekaperimen.

B. Desain dan Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan desain

โ€œNonequivalent Control Group Designโ€โ€ yaitu suatu kelompok subyek sebagai

kelompok eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol, dan

pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih

secara random, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peneliti (Sugiyono, 2009:

79).

Kelompok eksperimen menggunakan model Cooperative Learning tipe

Jigsaw, yaitu membaca, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok inti dan

evaluasi berupa tes. Sebelum diberi perlakuan model Cooperative Learning tipe

Jigsaw, akan dilakukan pretes (tes awal) membaca pemahaman terhadap kelas

eksperimen maupun terhadap kelas kontrol. Setelah dilakukan pretes, kemudian

kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan penerapan model

Cooperative Learning tipe Jigsaw sebagaimana tersebut di atas, sementara itu

kelompok kontrol tidak diperlakukan sama seperti kelompok eksperimen,

pembelajaran dilakukan dengan model konvensional atau mengikuti standar yang

berlaku di sekolah tersebut. Setelah kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol

diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang berbeda, kemudian dilakukan

postes (tes akhir) terhadap materi membaca pemahaman yang telah disampaikan

pada periode pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini melibatkan variabel bebas

dan terikat yang dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Variabel bebas : model Cooperative Learning tipe Jigsaw

2. Variabel terikat : membaca pemahaman

Gambaran dari desain penelitian ini dapat dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Oโ‚ X Oโ‚‚

Oโ‚ƒ Oโ‚„

43

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Keterangan:

Oโ‚ dan Oโ‚ƒ = Pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

Oโ‚‚ dan Oโ‚„ = Postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X = Penggunaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas

eksperimen

Pengaruh penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah (Oโ‚‚ - Oโ‚)

โ€“ (Oโ‚„ - Oโ‚ƒ). (Sugiyono, 2009: 79).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bermaksud mengkaji sebab akibat penerapan model Cooperative

Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran membaca pemahaman di Sekolah

Dasar. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian eksperimen semu (Quasi-experimental research), yaitu penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat

diperoleh yang sebenarnya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk

mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. (TR, 2010: 15).

Penelitian ini memiliki kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, di mana

kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan model

Cooperative Learning tipe Jigsaw, sedangkan kelompok eksperimen adalah

kelompok yang mendapat perlakuan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.

D. Definisi Operasional Penelitian

Dalam kajian terdapat istilah-istilah yang perlu dijelaskan maknanya guna

memenuhi rambu-rambu penelitian dan juga memahami makna yang dimaksud di

dalam naskah penelitian. Istilah-istilah dimaksud adalah:

1. Kemampuan membaca pemahaman

Membaca pemahaman adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca

dengan bertujuan untuk memahami, menafsirkan dan memperoleh isi pesan yang

terdapat dalam bacaan. Dalam penelitian ini membaca pemahaman yang akan

44

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

dikaji adalah pada tingkat Sekolah Dasar, yaitu di kelas tinggi, yang bertujuan

agar siswa mampu memahami, menafsirkan serta menghayati isi bacaan.

2. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw

Model Cooperative Learning tipe Jigsaw merupakan model Cooperative

Learning dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 โ€“ 6 orang

secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari

dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Dengan

menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw, proses pembelajaran

yang berlangsung dapat lebih bermakna. Dalam kelas Jigsaw, siswa dibagi

kedalam kelompok-kelompok kecil yang disebut dengan โ€œkelompok inti (asal)โ€,

masing-masing anggota kelompok dalam kelompok inti diberikan teks bacaan

dengan topik yang berbeda tetapi dalam tema yang sama. Kemudian siswa yang

mendapatkan teks bacaan dengan tema yang sama bergabung menjadi satu

kelompok yang disebut dengan โ€œkelompok ahliโ€, dalam kelompok ahli siswa

mempelajari teks bagiannya tersebut dan mendiskusikan dengan sesama temannya

di kelompok ahli tersebut. Setelah itu, siswa kembali lagi ke kelompo inti, di

dalam kelompok inti siswa dengan โ€œahliโ€ yang berbeda-beda secara bergiliran

menjadi โ€œtutorโ€ untuk mengajari teman-temannya, mengungkapkan

pemahamannya dan meyampaikan informasi dari yang di dapat setelah mereka

memperolehnya di kelompok ahli.

E. Instrumen Penelitian

1. Tes

Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran membaca pemahaman. Tes ini berupa tes perolehan hasil membaca

pemahaman siswa. Arikunto (2010: 193) menyatakan bahwa tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

45

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

individu atau kelompok. Pada penelitian ini, tes diberikan untuk mengukur

pencapaian pemahaman siswa terhadap isi teks bacaan yang telah dibaca.

Tes yang digunakan adalah posttest, yaitu tes yang diberikan setelah perlakuan

diberikan. Tipe tes yang akan diberikan berupa tes objektif berbentuk pilihan

ganda dengan empat alternatif jawaban.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran di

kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada kelas

eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja, partisipasi

dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.

โ€œObservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,

peraba, dan pengecap.โ€ (Arikunto, 2010: 199). Dari pengertian tersebut observasi

sebagai alat pengumpul data memusatkan perhatian pada objek yang diteliti

dengan menggunakan seluruh indra. Pada proses pengamatan, peneliti

menggunakan observasi sistematis, di mana pengamat mengamati objek penelitian

dengan menggunakan pedoman pengamatan observasi atau sistem tanda (sign

system), yang berisi daftar jenis kegiatan yang akan diamati. Observator

(pengamat) tinggal memberikan tanda pada kolom tempat kegiatan atau peristiwa

tersebut muncul.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu:

(1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan; (3) tahap refleksi dan evaluasi.

Tahapan-tahapan di atas terperinci sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan penelitian ini,

yaitu sebagai berikut:

a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merecanakan pembelajaran

serta alat dan bahan yang digunakan.

46

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

b. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.

c. Menentukan dan memilih sampel dari populasi yang telah ditentukan.

d. Menyusun instrumen penelitian.

e. Menyusun instrumen evaluasi berupa tes objektif.

f. Melakukan uji coba instrumen evaluasi yang akan digunakan agar diketahui

kualitasnya. Uji coba instrumen evaluasi diberikan kepada siswa yang bukan

merupakan sampel penelitian tetapi dalam populasi yang sama, dan

mempunyai kemampuan yang setara dengan siswa yang dijadikan sampel

penelitian.

g. Analisis kualitas atau kriteria instrumen evaluasi, dengan menghitung

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda 18 soal yang akan

diujikan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas pelaksanaan pretest, perlakuan dan

pelaksanaan posttest, yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pretes (tes awal)

Pretes dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap teks

membaca pemahaman yang akan diujikan dengan tes berjumlah 12 soal. Pretest

dilakukan di kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu di kelas kontrol

dan di kelas eksperimen.

b. Perlakuan

Perlakukan dilaksanakan selama 1 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan terlampir dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

disusun (lihat lampiran 1).

Kelas IVC sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran membaca

menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw, sedangkan kelas IVA

sebagai kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran membaca sebagaimana

biasanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

47

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

c. Pelaksanaan postes (tes akhir)

Postes dilaksanakan untuk menguji pengetahuan siswa terhadap teks membaca

pemahaman setelah diberikan perlakuan tertentu dengan tes berjumlah 12 soal,

baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hasil postes tersebut

selanjutnya dibandingkan dengan hasil pretes di kedua kelas yang telah dilakukan

sebelumnya, kemudian data-data hasil pretes dan postes diolah dalam pengolahan

data.

3. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini, data pretes dan postes siswa dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dikumpulkan untuk diolah kemudian dilakukan uji normalitas,

homogenitas dan pengujian hipotesis penelitian.

G. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji validitas

โ€œInstrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 348).โ€

Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product

moment, yang dikemukakan oleh Person. Adapun rumus validitas yang digunakan

yaitu dengan angka kasar, sebagai berikut (Arikunto, 2010: 72):

๐‘Ÿ๐‘‹๐‘Œ = ๐‘ฮฃ๐‘‹๐‘Œ โˆ’ ฮฃ๐‘‹ (ฮฃ๐‘Œ)

(๐‘ฮฃ๐‘‹2 โˆ’ ฮฃ๐‘‹)2 (๐‘ฮฃ๐‘Œ2 โˆ’ ฮฃ๐‘Œ)2

Keterangan:

๐‘Ÿ๐‘‹๐‘Œ : Koefisiensi korelasi antara X dengan Y

X : Hasil tes membaca yang dicari validitasnya.

Y : Nilai rata-rata harian.

48

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Tabel 3.1.

Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Angka korelasi Makna

0,800 < rxy โ‰ค 1,000 Sangat Tinggi

0,600 < rxy โ‰ค 0,799 Tinggi

0,400 < rxy โ‰ค 0,599 Cukup Tinggi

0,200 < rxy โ‰ค 0,399 Rendah

0,000 < rxy โ‰ค 0,199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012: 98)

Hasil analisis uji validitas instrumen dari 18 soal yang telah diuji coba pada

siswa kelas IV B SDN Sindangsari adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Tingkat Validitas Instrumen Tes Membca Pemahaman

No.

Soal

Nilai

Koefisien

Interpretasi

Validitas

thitung ttabel Keterangan

1 0,443 Cukup tinggi 2,856 > 1,697 Valid

2 0,170 Sangat rendah 1,006 < 1,697 Tidak Valid

3 0,576 Cukup tinggi 4,153 > 1,697 Valid

4 0,337 Rendah 2,108 > 1,697 Valid

5 0,218 Rendah 1,316 < 1,697 Tidak Valid

6 0,222 Rendah 1,316 < 1,697 Tidak Valid

7 0,417 Cukup tinggi 2,696 > 1,697 Valid

8 0,478 Cukup tinggi 3,192 > 1,697 Valid

9 0,60 Tinggi 4,374 > 1,697 Valid

10 0,481 Cukup Tinggi 3,192 > 1,697 Valid

11 0,022 Sangat Rendah 0,530 < 1,697 Tidak Valid

12 0,428 Cukup tinggi 2,885 > 1,697 Valid

13 0,426 Cukup tinggi 2,885 > 1,697 Valid

14 0,547 Cukup tinggi 3,839 > 1,697 Valid

49

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

15 0,498 Cukup tinggi 3,365 > 1,697 Valid

16 0,284 Rendah 1,670 < 1,697 Tidak Valid

17 0,600 Tinggi 4,374 > 1,697 Valid

18 0,548 Cukup tinggi 3,839 > 1,697 Valid

Dari 18 soal untuk menguji kemampuan membaca pemahaman tersebut telah

dihitung hasilnya dan diperoleh 5 soal (soal nomor 2, 5, 6, 11 dan 16) tidak valid

dan memiliki validitas rendah. Soal nomor 4 adalah soal yang valid tapi memiliki

validitas rendah sehingga tidak akan digunakan dalam penelitian sebagai soal tes.

10 soal (soal nomor 1, 3, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, dan 18) mempunyai validitas

cukup tinggi dan 2 soal (soal nomor 9 dan 17) memiliki validitas tinggi. Jadi soal-

soal yang akan digunakan dalam penelitian sebagai soal pretes dan postes adalah

soal yang memiliki validitas cukup tinggi dan tinggi terdapat 12 soal (soal nomor

1, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15 17, dan 18). Perhitungan lengkap terdapat dalam

lampiran 4 halaman 106-115.

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (2010: 86) mengungkapkan bahwa, โ€œreliabilitas berhubungan dengan

masalah kepercayaanโ€. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang

tinggi apabila instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau

memiliki keajegan. Seandainya ada perubahan pada hasil tes, perubahan yang

terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Adapun dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan metode

Belah Dua (Split Half Method) Spearman Brown dengan rumus (Akdon dan Hadi,

2005: 148) :

๐‘Ÿ11 = 2. ๐‘Ÿ๐‘

1 + ๐‘Ÿ๐‘

Keterangan:

r11 : reliabilitas yang dicari

๐‘Ÿ๐‘: korelasi product moment antara belahan ganjil genap atau awal akhir

50

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Tabel 3.3.

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

r11< 0,20 Sangat Rendah

0,20 โ‰ค r11< 0,40 Rendah

0,40 โ‰ค r11< 0,70 Sedang

0,70 โ‰ค r11< 0,90 Tinggi

0,90 โ‰ค r11< 1,00 Sangat Tinggi

Guilford (Suherman, 2003 : 139)

Perhitungan reliabilitas terdapat pada lampiran halaman 116-117. Hasil

pengujian reliabilitas 18 item soal membaca pemahaman diperoleh nilai uji

reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Tingkat Reliabilitas Instrumen Tes Membaca Pemahaman

No

Soal

r11 Makna rtabel Keterangan

1 0,611 Sedang > 0,339 Reliabel

2 0,253 Rendah < 0,339 Tidak Reliabel

3 0,734 Tinggi > 0,339 Reliabel

4 0,404 Sedang > 0,339 Reliabel

5 0,360 Rendah > 0,339 Reliabel

6 0,360 Rendah > 0,339 Reliabel

7 0,591 Sedang > 0,339 Reliabel

8 0,649 Sedang > 0,339 Reliabel

9 0,750 Tinggi > 0,339 Reliabel

10 0,649 Sedang > 0,339 Reliabel

11 0,043 Rendah < 0,339 Tidak Reliabel

12 0,601 Sedang > 0,339 Reliabel

13 0,601 Sedang > 0,339 Reliabel

14 0,710 Tinggi > 0,339 Reliabel

15 0,666 Sedang > 0,339 Reliabel

16 0,437 Sedang > 0,339 Reliabel

17 0,750 Tinggi > 0,339 Reliabel

18 0,709 Tinggi > 0,339 Reliabel

51

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Dari 18 soal yang diujikan telah dihitung reliabilitasnya, dari perhitungan

diperoleh 5 soal (soal nomor 3, 9, 14, 17 dan 18) memiliki reliabilitas tinggi, 9

soal (soal nomor 1, 4, 7, 8, 10, 12, 13, 15 dan 16) memiliki reliabilitas sedang, dan

4 soal (soal nomor 2, 5, 6, dan 11) memiliki reliabilitas rendah.

3. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengukur apakah soal dapat membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang). Untuk menentukan daya pembeda digunakan

rumus (Arikunto, 2007: 213) :

DP= BA

JB -

BB

JB = PA -PB

Keterangan:

DP = daya pembeda

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah:

D : 0,00 โ€“ 0,20 : jelek

D : 0,20 โ€“ 0,40 : cukup

D : 0,40 โ€“ 0,70 : baik

D : 0,70 โ€“ 1,00 : baik sekali

D : negatif, semuanya tidak baik

52

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Tabel 3.5.

Tingkat Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Nomor Item Soal Nilai Interpretasi

1 0,60 Baik

2 0,00 Jelek

3 0,70 Baik Sekali

4 0,30 Cukup

5 0,20 Cukup

6 0,10 Jelek

7 0,40 Baik

8 0,40 Baik

9 0,50 Baik

10 0,50 Baik

11 0,00 Jelek

12 0,60 Baik

13 0,40 Baik

14 0,40 Baik

15 0,60 Baik

16 0,20 Cukup

17 0,80 Baik Sekali

18 0,70 Baik Sekali

Dari 18 soal untuk menguji kemampuan membaca pemahaman tersebut

diperoleh 9 soal (soal nomor 1, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, dan 15) memiliki daya

pembeda baik. Soal nomor 3, 17, dan 18 memiliki daya pembeda baik sekali.

sedangkan untuk soal nomor 4, 5, dan 16 memiliki daya pembeda cukup dan soal

nomor 2, 6 dan 11 memiliki daya pembeda cukup, sehingga nomor-nomor soal

yang meiliki daya pembeda cukup dan jelek, tidak digunakan dalam penelitian.

Jadi soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian sebagai soal pretes dan

postes adalah soal yang memiliki daya pembeda baik dan baik sekali, yaitu

terdapat 12 soal (soal nomor 1, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15 17, dan 18).

Perhitungan lengkap tersaji pada lampiran halaman 118-119.

53

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

4. Analisis Tingkat Kesukaran

Arikunto (2007: 207) mengungkapkan bahwa soal yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran

soal, digunakan rumus (Arikunto, 2007: 208):

Rumus:

P = B

JS

Keterangan:

P : tingkat kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai

berikut (Arikunto, 2007: 208):

a) Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

b) Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

c) Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Tabel 3.6.

Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Membaca Pemahaman

Nomor Item Soal Nilai Interpretasi

1 0,47 Sedang

2 0,75 Mudah

3 0,55 Sedang

4 0,30 Sukar

5 0,61 Sedang

6 0,08 Sukar

7 0,70 Mudah

8 0,55 Sedang

9 0,36 Sedang

10 0,58 Sedang

54

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari analisis tingkat

kesukaran soal membaca pemahaman terdapat dua soal mudah, 12 soal sedang

dan lima soal sukar. Soal dengan kriteria sukar, sedang maupun mudah dapat

digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan lengkap tersaji pada

lampiran halaman 120-121.

H. Analisis Data

Data hasil tes yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan diolah. Teknik yang

digunakan yaitu pengolahan kuantitatif dari hasil pretes dan postes untuk

kemudian diteliti dan ditabulasikan untuk mengetahui rata-rata, standar deviasi,

dan variansi. Setelah itu dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji perbedaan

rata-rata.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam penelitian ini

digunakan Uji Liliefors untuk menguji normalitas sebab instrumen tes yang

digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal, dengan rumus sebagai

berikut:

Lo = F(z) โ€“ S (z)

Syah (Ratna, 2012: 38)

11 0,11 Sukar

12 0,44 Sedang

13 0,47 Sedang

14 0,11 Sukar

15 0,58 Sedang

16 0,14 Sukar

17 0,58 Sedang

18 0,58 Sedang

55

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Keterangan:

Lo : Liliefors

F (z) : Proporsi kumulatif

S (z) : Frekuensi kumulatif

Adapun langkah-langkah penghitungan normalitas data dengan menggunakan

Liliefors adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel dengan kolom nilai (x), z, F(x), S(x), dan |F(x)-S(x)|.

b. Menentukan z-score dengan rumus:

๐‘ง = ๐‘ฅ๐‘– โˆ’ ๐‘ฅ

๐‘ 

Keterangan :

z : skor z

xi : batas atas kelas interval

๐‘ฅ : nilai rata โ€“ rata

s : simpangan baku

Ruseffendi (Wulansuci, 2012: 59)

c. Menentukan luas daerah z atau proporsi kumulatif F(x) dengan cara :

z tabel + 0,5 (untuk z-score positif) dan 0,5 โ€“ z tabel (untuk z-score negatif).

d. Menentukan S(x) dengan rumus:

๐‘† ๐‘ฅ =๐‘๐‘œ๐‘š๐‘œ๐‘Ÿ ๐ท๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž

๐‘ (๐ต๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ ๐‘ข๐‘๐‘—๐‘’๐‘˜)

e. Menentukan nilai |F(x)-S(x)|.

f. Cari nilai |F(x)-S(x)| terbesar sebagai penguji normalitas.

g. Bandingkan |F(x)-S(x)| dengan nilai kuantil liliefors pada tabel, dengan taraf

signifikansi =0,05 dan nilai N yang sesuai.

56

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

2. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas data, maka akan diketahui bahwa data

berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, pengolahan data

dapat dilanjutkan dengan menguji homogenitas. Uji homogenitas

mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Namun

apabila salah satu data dari populasi tidak berdistribusi normal, maka pengolahan

data dapat dilanjutkan dengan perhitungan statistik non-parametrik. Uji

homogenitas sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

F hitung = ๐‘‰๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘–๐‘Ž๐‘›๐‘  ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘๐‘’๐‘ ๐‘Ž๐‘Ÿ

๐‘‰๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘–๐‘Ž๐‘›๐‘  ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘˜๐‘’๐‘๐‘–๐‘™

Riduwan (2009: 158)

Kriteria pengujian:

Jika: F hitung > F tabel, tidak homogen.

Jika: F hitung < F tabel, homogen.

3. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Jika populasi berdistribusi normal dan homogen, maka uji perbedaan

menggunakan statistik parametrik dengan rumus uji-t. Kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut.

Hipotesis Nol : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman

antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen (tidak ada

pengaruh).

H0 : 1 = 2 (Tidak berbeda)

Hipotesis Alternatif : Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman

antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen

H1 : 1 โ‰  2 (berbeda)

Tolak H0 dan Terima H1 : โ”‚ th โ”‚ > tb

57

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda (n1โ‰ n2) dan kedua

populasi homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan rumus uji-t Polled

Varian, yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 138) :

๐‘ก =๐‘‹1 โˆ’ ๐‘‹2

(๐‘›1 โˆ’ 1)๐‘ 1

2 + (๐‘›2 โˆ’ 1)๐‘ 2 2

๐‘›1 + ๐‘›2 โˆ’ 2

1๐‘›1

+1๐‘›2

Sedangkan jika varian tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan rumus

separated varian, yaitu sebagai berikut :

๐‘ก =๐‘‹1 โˆ’ ๐‘‹2

๐‘ 1

2

๐‘›1+

๐‘ 22

๐‘›2

Populasi tidak selalu berdistribusi normal, Jika populasi tidak berdistribusi

normal maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji nonparametrik,

yaitu uji Mann Withney U-Test, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat.

b. Hitung U1 dan U2, dengan cara:

U1 = n1n2 + n1(n1+1)

2 n1 โ€“ R1

U12 = n1n2 + n2(n2+1)

2 n1 โ€“ R2

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel 1

n2 : Jumlah sampel 2

R1 : Jumlah peringkat 1

R2 : Jumlah peringkat 2

Sugiyono (2010: 153)

58

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

c. Jika n1 dan n2 kurang dari sama dengan 20 maka hipotesis dapat langsung

diuji dengan melihat tabel uji Mann Withney U-Test. Jika n1 dan n2 lebih besar

dari 20, maka digunakan rumus z sebagai berikut, Ruseffendi (Wulansuci,

2012: 62):

๐‘ง =๐‘ˆ โˆ’

12๐‘›1๐‘›2

๐‘›1๐‘›2 ๐‘›1 + ๐‘›2 + 1 12

Nilai U yang digunakan pada rumus z di atas dipilih dari nilai U yang terkecil

dari hasil penghitungan sebelumnya yaitu U1 atau U2. Kemudian menetapkan

taraf signifikansi, dan membandingkan hasil dari zhitung dengan ztabel. Jika zhitung <

ztabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

4. Analisis Data Indeks Gain

Perhitungan data indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas

peningkatan kemampuan membaca pemahaman kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dari hasil skor pretes dan postes siswa dianalisis untuk mengetahui

peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Skor pretes dan postes siswa

kelas eksperimen dianalisis dengan cara membandingkan dengan skor pretes dan

postes siswa kelas kontrol. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman

sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi

sebagai berikut, Meltzer (Putri, 2006: 79):

๐บ๐‘Ž๐‘–๐‘› ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘›๐‘œ๐‘Ÿ๐‘š๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘ ๐‘Ž๐‘ ๐‘– (๐‘”) =๐‘ ๐‘˜๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘๐‘œ๐‘ ๐‘ก๐‘’๐‘  โˆ’ ๐‘ ๐‘˜๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘๐‘Ÿ๐‘’๐‘ก๐‘’๐‘ 

๐‘ ๐‘˜๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘ ๐‘–๐‘š๐‘ข๐‘šโˆ’ ๐‘ ๐‘˜๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘๐‘Ÿ๐‘’๐‘ก๐‘’๐‘ 

Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Meltzer (Putri, 2006: 79) adalah :

g < 0,3 : rendah

0,3 < g < 0,7 : sedang

0,7 > g : tinggi

59

Fitriana, 2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas,

homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat

perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

5. Analisis Data Non Tes

a. Analisis data lembar observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dikelompokkan fokus pertanyaan

untuk mempermudah pembacaan dan penafsiran data. Kemudian dideskripsikan

untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model

Cooperative Learning tipe Jigsaw.