BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/28225/5/s_pgsd_kelas_1305538_chapter3.pdf · 3....

19
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian yang digunakan. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Pre-Eksperimen karena dalam hal ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Sehingga hasil dari penelitian bukan dipengaruhi oleh variabel independen saja melainkan variabel dependen juga ikut berpengaruh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya variabel kontrol, dan sampel yang digunakan dalam penelitian tidak dipilih secara random. Arifin (2012, hlm. 74) “Pre experimental hampir sama dengan eksperimen, tetapi bukan eksperimen, karena tidak ada penyamaan karakteristik/random dan tidak ada variabel kontrol”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V pada materi peristiwa alam yaitu dengan cara semua siswa diberikan perlakuan yang sama menggunakan pembelajaran berbasis masalah dari siswa yang termasuk kelompok tinggi, sedang, dan rendah, kemudian diamati pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis pada subjek penelitian. 2. Desain Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bentuk desain pre- eksperimen kelompok one-group pretest-posttest. Pada penelitian siswa sebagai subjek diberikan satu kali pengukuran tes awal (pretest) dengan tujuan untk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum adanya perlakuan (treatment), setelah itu, siswa kemudian diberikan pengukuran berupa tes akhir (posttest) untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/28225/5/s_pgsd_kelas_1305538_chapter3.pdf · 3....

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian yang

digunakan.

1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Pre-Eksperimen karena

dalam hal ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel dependen. Sehingga hasil dari penelitian bukan dipengaruhi

oleh variabel independen saja melainkan variabel dependen juga ikut

berpengaruh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya variabel kontrol, dan

sampel yang digunakan dalam penelitian tidak dipilih secara random. Arifin

(2012, hlm. 74) “Pre experimental hampir sama dengan eksperimen, tetapi bukan

eksperimen, karena tidak ada penyamaan karakteristik/random dan tidak ada

variabel kontrol”.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa kelas V pada materi peristiwa alam yaitu dengan cara semua siswa

diberikan perlakuan yang sama menggunakan pembelajaran berbasis masalah dari

siswa yang termasuk kelompok tinggi, sedang, dan rendah, kemudian diamati

pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis pada subjek penelitian.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bentuk desain pre-

eksperimen kelompok one-group pretest-posttest. Pada penelitian siswa sebagai

subjek diberikan satu kali pengukuran tes awal (pretest) dengan tujuan untk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum adanya perlakuan

(treatment), setelah itu, siswa kemudian diberikan pengukuran berupa tes akhir

(posttest) untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan

38

perlakuan. Adapun bentuk desain penelitian pre-eksperimental kelompok one-

group pretest-posttest menurut Sugiono (2015, hlm. 110).

……..1)

Dimana:

nilai pretest (sebelum diberi diklat)

X = perlakuan

nilai posttest (setelah diberi diklat)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai populasi dan sampel yang digunakan.

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok objek atau subjek yang dijadikan penelitian

dalam suatu ruang lingkup serta waktu yang telah ditentukan. Menurut Sugiono

(2015, hlm. 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh SD se-Kecamatan Pabuaran.

Adapun rincian SD se-Kecamatan Pabuaran adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Data Rata-rata Ujian Sekolah/Madrasah SD di Kecamatan

Pabuaran Kabupaten Cirebon

No. Nama SD Rata-rata Nilai US/M Keterangan

1 SDN 1 Pabuarankidul 77,46

Unggul 2 SDN 3 Pabuaranwetan 75,76

3 SDN 1 Pabuaranwetan 75,59

4 SDN 1 Jatirenggang 75,48

5 SDN 2 Hulubantenglor 74,75

Papak

6 SDN 1 Pabuaranlor 72,73

7 SDN 2 Pabuaranwetan 72,05

8 SDN 2 Pabuaranlor 71,73

9 SDN 1 Sukadana 69,54

10 SDN 3 Pabuaranlor 69,09

11 SDN 2 Hulubanteng 69,04

12 SDN 1 Hulubanteng 68,72 Asor

13 SDN 1 Hulubantenglor 68,36

39

No. Nama SD Rata-rata Nilai US/M Keterangan

14 SDN 2 Pabuarankidul 66,34

15 SDN 2 Jatirenggang 63,27

Sumber: UPT Pendidikan Kecamatan Pabuaran

Pengelompokkan kategori unggul, papak, dan asor peneliti melakukan

berdasarkan metode yang dikemukakan oleh Kelley, Crocker, dan Algina (dalam

Surapranata, 2009, hlm. 24) “Dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27 %

kelompok bawah, sedangkan sisanya merupakan kelompok papak”. Untuk

mengetahui kategori tersebut dapat dilihat pada tabel yang tertera di atas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiono

(2015, hlm. 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimilki oleh populasi”. Maulana (2009, hlm. 26) mengungkapkan “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat tersebut,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang akan diteliti. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini

melalui teknik purposive samplingdimana sampel diambil dengan cara disengaja.

Pada penelitian ini, sampel yang diambiladalah satu sekolah yaitu SDN 1

Pabuaranlor dengan kategori papak yang berjumlah 71 siswa. Siswa di SD

tersebut kemudian di bagi ke dalam 3 kelompok yaitu siswa yang termasuk

kelompok tinggi, sedang dan rendah, dimana untuk pembagian kelompok tersebut

didasarkan pada nilai UAS IPA dengan mencari nilai mean dari data yang

diperoleh kemudian menentukan standar deviasinya yang dilakukan dengan rumus

menurut Arikunto (2012. Hlm. 301) sebagai berikut.

Mean =

SD =

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD se-Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon

yang berada pada kategori papak, yaitu SDN 1 Pabuaranlor pada siswa kelas V

40

dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 71 orang. Adapun untuk waktu penelitian

yang akan dilakukan yaitu sesuai dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2: Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusuna

n Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Perbaikan

Proposal

4 Pelaksanaa

n

bimbingan

5 Pelaksanaa

n

penelitian

6 Pengolaha

n hasil

penelitian

7 Penyusuna

n skripsi

*jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan

oleh peneliti untuk kemudian dipelajari sehingga dari variabel tersebut dapat

diperoleh informasi yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam

penelitian. Maulana (2009, hlm. 8) mengatakan bahwa “Variabel adalah segala

bentuk fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, standar, dan

sebagainya”. Adapun variabel pada penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBL) yang digunakan dalam pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya yaitu

kemampuan berpikir kritis yang dipenagruhi oleh penggunaan pembelajaran

berbasis masalah tersebut.

41

E. Definisi Operasional/Batasan Istilah

Definisi operasional berdasarkan judul penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang

berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasikan keterlibatan siswa

dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah yang kontekstual.

(Aren dalam Warsono & Hariyanto, 2013. hlm 147). Dengan sintaks/tahapan

pembelajaran seperti orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa

untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berujung pada pembuatan

kesimpulan atau keputusan yang logis tentang apa yang harus diyakini dan

tindakan apa yang harus dilakukan. (Ennis dalam Maulana, 2013. hal 33).

Dengan indikator yang dikelompokkan ke dalam lima kelompok diantaranya

yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,

menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut, serta mengatur strategi

dan taktik.

3. Peristiwa alam merupakan salah satu materi pada mata pelajaran IPA yang

diajarkan pada kelas V SD satu diantaranya yaitu gunung berapi. (KTSP mata

pelajaran IPA kelas V semester 2).

F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui data yang akan

diteliti. Maulana (2009, hlm. 29) mengemukakan bahwa“instrumen adalah alat

ukur untuk mengumpulkan data penelitian, sehingga permasalahan yang

sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan”. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes berupa soal dan non tes berupa angket dan

observasi. Adapun untuk penjelasan dari instrumen-instrumen yang akan

digunakan yaitu sebagai berikut.

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif tentang bagaimana

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

42

Tes yang digunakan yaitu dalam bentuk uraian7 soal dengan kriteria yang berbeda

setiap soal. Selain tes ada juga nontes yang diberikan kepada guru dan peserta

didik berupa angket dan lembar observasi.

a. Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu cara perhitungan yang dilakukan untuk

menentukan apakah soal yang akan digunakan dalam penelitian valid atau tidak.

Maulana (2009, hlm. 41) mendefinisikan bahwa “validitas sebagai hubungan

antara ketepatan, keberartian, serta kegunaan dari suatu kesimpulan spesifik yang

dibuat peneliti berdasarkan pada data yang mereka kumpulkan”. Instrumen yang

digunakan hendaknya memiliki validitas tinggi dan tepat, sehingga dengan begitu

maka hasil penelitian yang dilakukan dapat dikatakan valid. Menurut Kerlinger

(dalam Arifin, 2009, hlm. 248) bahwa “Validitas instrumen tidak cukup

ditentukan oleh derajat ketetapan instrumen untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur, tetapi perlu juga dilihat dari tiga kriteria yang lain, yaitu appropriatness,

meaningfulness, dan usefulness”. Dalam suatu validitas instrumen tentu adanya

faktor yang dapat mempengaruhinya.

Menurut Maulana (2009, hlm. 45) faktor-faktor yang mempengaruhi validitas

adalah:

1) Petunjuk yang tidak jelas.

2) Perbendaharaan kata dan struktur kalimat yang sukar.

3) Penyusunan soal yang kurang baik.

4) Kekaburan.

5) Derajat kesukaran yang tidak cocok.

6) Materi tes tidak repsresentatif.

7) Pengaturan soal yang kurang tepat.

8) Pola jawaban yang dapat diidentifikasi.

Setelah teori validitas selanjutnya dilakukan pengukuran validitas kriteria

yang dilakukan dengan mengukur koefisien korelasi antara dua variabel. Cara

pengukurannya dengan menetukan korelasi skor setiap butir soal dengan jumlah

skor totalnya, yaitu dilakukan dengan menggunakan rumus pearson product

moment sebagai berikut.

43

Dimana:

N = jumlah peserta tes

Variabel 1 (skor butir soal)

Variabel 2 (skor total soal)

Penghitungan validitas pada penelitian ini dilakukan dengan batuan program

SPSS 16.0 for windows. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut.

1) Masukan data nilai pretes dan UAS IPA siswa,

2) Klik analyze, pilih correlate, pilih bivariate,

3) Setelah terbuka kotak dialog correlations. Pindahkan variabel hasil pretes

dan UAS IPA ke kotak variables

4) Pilih pearson correlations, klik ok, maka hasil data yang dibutuhkan akan

muncul.

Adapun Arifin (2009, hlm 248) menginterpresikan koefisien korelasi yang

dapat digunakan yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.3: Interpretasi koefisien korelasi validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,00 – 0,200 Sangat Rendah

Hasil uji coba validitas instrumen ini digunakan untuk mengetahui apakah

soal yang akan digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan atau tidak.

Jika soal tersebut valid maka soal dapat digunakan dalam penelitian. Untuk

mengetahui validitas setiap butir soal maka dilakukan perhitungan dengan batuan

Microsoft Office Excel 2010. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut.

44

Tabel 3.4 Validitas Tiap Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis

No

soal

Koefisien

Korelasi keputusan Interpretasi

1 0,62 Valid Tinggi

2a 0,54 Valid Cukup

2b 0,54 Valid Cukup

3 0,3 Valid Rendah

4 0,43 Valid Cukup

5 0,31 Valid Rendah

6 0,26 Valid Rendah

7 0,48 Valid Cukup

Berdasarkan tabel tersebut semua soal yang diuji cobakan valid dan semua

soal ini digunakan dalam penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis

siswa.

b. Reliabilitas Instrumen

Dalam suatu instrumen harus terdapat adanya tingkat atau derajat konsistensi

(reliabilitas). Menurut Maulana (2009, hlm. 45) bahwa “Istilah reliabilitas

mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor

tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya.

Selain itu menurut Arifin (2009, hlm. 258) “Reliabilitas adalah tingkat atau

derajat konsistensi dari suatu instrumen.” Sehingga dari kedua pendapat tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu derajat batas kestabilan

instrumen, dimana instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrument tersebut

memiliki hasil yang sama apabila diteskan pada sejumlah kelompok yang sama

dalam waktu dan kesempatan yang berbeda. Dalam hal ini instrumen yang

digunakan yaitu dalam bentu tes uraian, sehingga untuk menghitung reliabilitas

instrumen penelitian dapat dicari dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha

(α) menurut Sundayana (2015, hlm 69) sebagai berikut.

45

Dimana:

reliabilitasinstrumen

banyaknya butir pertanyaan

jumlahvarians item

varians total

Perhitungan reliabilitas soal ini dapat dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS 16.0 for windows. Reliabilitas yang diperoleh dari

perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka untuk selanjutnya

digunakan klasifikasi koefisiensi reliabilitas menurut Guilford (dalam Sundayana,

2015, hlm 70) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi

0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup

0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Hasil uji coba reliabilitas instrumen ini dilakukan untuk mengetahui apakah

soal yang akan digunakan dalam penelitian ini reliabel atau tidak. Untuk

mengetahui reliabilitas butir soal maka dilakukan perhitungan dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil

perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 3.6 Reliabilitas Kemampuan Berpikir Kritis

Cronbach's

Alpha N of Items

.341 8

46

Berdasakan tabel 3.6 hasil uji coba instrumen kemampuan berpikir kritis yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh kriteria reliabilitas sebesar 0,34 artinya

koefisien reliailitas termasuk kedalam reliabilitas rendah.

c. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran sebenarnya adalah rata-rata dari suatu distribusi skor

kelompok dari suatu soal. Analisis tingkat kesukaran ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat keseimbangan setiap soal. Dimana keseimbangan soal tersebut

apakah soal termasuk ke dalam kategori mudah, sedang, atau sukar. Untuk

mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal, dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Menurut Surapranata (2009, hlm. 12) adalah sebagai berikut.

Dimana:

Perhitungan tingkat kesukaran tersebut dapat dilakukan dengan bantuan

program Microsoft Office Excel 2010, kemudian untuk menafsirankan tingkat

kesukaran tersebut dapat digunakan kriteria menurut Surapranata (2009, hlm. 12)

sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kategori Tingkat Kesukaran

Nilai P Kategori

P ˂ 0,3 Sukar

0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang

P ˂ 0,7 Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan batuan program

Microsoft Office Excel 2010 didapat hasil tingkat kesukaran sebagai berikut.

47

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir

Kritis

No

Soal

Tingkat

Kesukaran Interpretasi

1 0,43 Sedang

2a 0,56 Sedang

2b 0,76 Mudah

3 0,65 Sedang

4 0,75 Mudah

5 0,93 Mudah

6 0,61 Sedang

7 0,56 Sedang

d. Daya pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal yang diukur

dengan menyesuaikan perbedaan yang terdapat dalam suatu kelompok. Dengan

daya pembeda dapat diketahui mana kelompok yang tergolong mampu atau tinggi

prestasinya dan mana kelompok yang kurang mampu dan lemah prestasinya.

Untuk menghitung daya pembeda dapat dilakukan dengan rumus yang

dikemukakan oleh Arifin (2009, hlm. 133) sebagai berikut.

Dimana:

daya pembeda

rata-rata kelompok atas

rata-rata kelompok bawah

Skor maks = skor maksimum

Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan batuan program

Microsoft Office Excel 2010. Setelah daya pembeda diperoleh, kemudian hasil

dari data yang telah didapat selajutnya diinterpretasikan dengan klasifikasi daya

pembeda menurut Arifin (2009, hlm. 133) sebagai berikut.

48

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

0,40 ke atas Sangat baik

0,30 – 0,39 Baik

0,20 – 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan

0,19 ke bawah Kurang baik, soal harus dibuang

Berdasarkan hasil perhitungan untuk daya pembeda soal kemampuan berpikir

kritis dan telah diinterpretasikan dalam kriteria koefisien daya pembeda maka

didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,46 sangat baik

2a 0,53 sangat baik

2b 0,26 Cukup

3 0,46 sangat baik

4 0,33 Baik

5 0,4 sangat baik

6 0,2 Cukup

7 0,46 sangat baik

2. Angket

Angket merupakan suatu alat atau teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertayaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Zuriah (2007, hlm. 182) “angket adalah suatu alat

pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis

untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden”. Sehingga peneliti dapat

memperoleh jawaban dari responden mengenai informasi yang diinginkan.

Maulana (2009, hlm. 35)” angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan

yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab

pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat

dengan mengisinya”. Pemberian angket dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

menggunakan pembelajaran berbasis masalah, dimana angket ini diberikan kepada

seluruh siswa di kelas eksperimen.

49

Adapun bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk daftar

cek yag memuat pertanyaan positof dan negatif dengan jawaban setuju (S), sangat

setuju (SS), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) yang

kemudian harus diisi oleh seluruh responden dengan cara menuliska tanda cek

(√) pada kolom yang telah disediakan.

3. Pedoman Observasi

Observasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk melihat kinerja guru

serta aktivitas siswa dalam pembalajaran. Maulana (2009, hlm. 35)

mengemukakan “observasi merupakan pengamatan langsung dengan

menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu

pengecapan. Data mengenai proses (misalnya pembelajaran) tidak bisa

dikumpulkan melalui angket atau wawancara. Oleh karena itu, digunakan

panduan observasi”.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kinerja

guru dalam pembelajaran. Selain guru, dalam penelitian ini juga peneliti

melakukan observasi terhadap peserta didik berupa aktivitas siswa pada saat

pembelajaran. Aktivitas peserta didik yang diukur dengan menggunakan format

lembar observasi yang telah disusun dalam bentuk daftar checklist (√). Aktivitas

peserta didik yang dinilai yaitu berupa aspek kerjasama, keaktifan, serta

kedisiplinan dalam kelas saat berlangsungnya pembelajaran. Sedangkan yang

diukur pada aspek kinerja guru yaitu aspek perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, serta tahap akhir.

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan peneliti yaitu

mengkaji materi-materi, mengkaji penggunaan model pembelajaran berbasis

masalah (PBL) dalam pembelajaran, mengkaji mengenai kemampuan berpikir

kritis siswa, mengkaji materi tentang peristiwa alam yang akan dibahas dalam

pembelajaran, menentukan SD yang akan menjadi tempat untuk melaksanakan

50

penelitian, melakukan perizinan dengan cara berkonsultasi dengan pihak yang

berkepentingan, menentukan dan menyesuaikan jadwal penelitian dengan pihak

yang terkait, membuat/menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

membuat/menetukan instrumen yang akan digunakan berkaiatan dengan masalah

yang akan dibahas, melakukan bimbingan/konsultasi tentang instrumen yang

dibuat berupa tes dan nontes kepada pihak ahli (dosen pembimbing),

melaksanakan uji coba terhadap instrumen yang telah dibuat dan telah divalidasi

oleh pihak ahli, serta yang terakhir setelah proses pengujian terhadap instrumen

yang akan digunakan dalam penelitian kemudian peneliti melakukan analisis

terhadap hasil instrumen yang telah di uji cobakan tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa yang akan menjadi subjek penelitian, melakukan analisis terhadap

hasil pretest yang telah dilakukan, melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yang dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan untuk kelas yang sama, melakukan pengamatan

terhadap kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran, melaksanakan posttest untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa mengenai materi peristiwa alam

dalam proses pembelajaran, memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui

hal lain yang tidak terdapat dalam pengamatan yang dilakukan, setelah itu peneliti

melakukan pengolahan serta analisis terhadap data hasil penelitian dengan

menggunakan statistik, kemudian terakhir membuat laporan tentang hasil

penelitian yang telah dilakukan.

3. Tahap Akhir

Setelah instrumen selesai diisi, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan

data hasil penelitian baik data kualitatif maupun data kuantitaif, kemudian

melakukan pengolahan serta menganalisis data kuantitatif yang dilakukan dalam

pretest dan posttest. Setelah melakukan pengumpulan, pengolahan, serta analisis

terhadap data hasil penelitian selanjutnya peneliti membuat kesimpulan hasil

penelitian terhadap masalah yang telah rumuskan.

51

H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan dan analisis adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan

data secara ringkas. Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dipeoleh dari hasil pretest dan

posttest kemampuan berpikir kritis siswa, sedangkan data kualitatif diperoleh

dengan cara observasi yang dilakukan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran serta pemberian angket yang telah disusun sebelumnya dalam

bentuk checklist (√). Adapun penjelasan mengenai teknik pengumpulan data

kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Tes kemampuan berpikir kritis

Tes dilakukan untuk mengukur goals yang akan dicapai dalam penelitian

yaitu kemampuan berpikir kritis. Tes ini ditujukan bagi seluruh subjek penelitian

yaitu siswa kelas V SDN 1 Pabuaranlor yang telah dipilih sebagai sampel

penelitian. Perlakuan tes yag diberika kepada siswa tidak dibedakan mulai dari

materi, jumlah soal dan yang lainnya. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu

pada saat sebelum diberikan perlakuan (pretset) dan setelah diberikan perlakuan

(posttest).

Setelah dilakukan pretest dan posttest pada siswa, kemudian dilakukan

perhitungan hasil pretest dan posttest. Dimana perhitungan dilakukan untuk

menegtahui rata-rata dari kemampuan berpikir kritis siswa pada kelompok tinggi,

sedang, dan rendah. Adapun perhitunga yag dialakuka adalah sebagai berikut.

a. Uji normalitas data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

normal atau tidak sebagaimana yang menjadi syarat dalam pengujian statistik

analisis data selanjutnya. Hipotesis yang uji adalah.

data dari sampel berdistrubusi normal

data dari sampel berdistribusi tidak normal.

Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows

melalui lilliefors (Shapiro-Wilk). Dengan kriteria pengujian hipotetsis dimana

taraf signifikansi ( ) yang dinyatakan berdasarkan P-value sebagai

berikut.

52

1. Jika P-value < , maka ditolak.

2. Jika P-value ≥ , maka diterima.

b. Uji homogenitas varians

Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui perbedaan atau persamaan

pada tiga kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Jika data tidak berdistribusi

normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas. Hipotesis yang akan diuji yaitu:

= Tidak terdapat perbedaan varian antara kedua kelompok sampel.

= Terdapat perbedaan varian antara kedua kelompok.

c. Uji Gain Ternormalisasi

Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum peningkatan

hasil pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah

diberikan perlakuan. Dimana setelah data hasil sebelum dan setelah pembelajaran

diperoleh, maka dilakukan penghitungan gain ternormalisasi (normalized gain)

yag dikembangkan oleh Hake (dalam Sundayana, 2015. Hlm. 151) sebagai

berikut.

Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Hake (dalam Sundayana, 2015.

Hlm.151) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.11 Klasifikasi Gain Normal

Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi

Terjadi penurunan

Tetap

Rendah

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

0,70 ≤ g < 1,00 Tinggi

53

d. Uji Anova Satu Jalur

Anova satu jalur ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang

didasarkan pada satu kriteria tertentu. Dimana hal yang harus diperhatikan yaitu

mengenai tujuannya yaitu untuk membandingkan rata-rata antar sampel yang

digunakan. Sampel tersebut berasal dari sampel yang berbeda. Hipotesis yang

akan diuji yaitu:

= Tidak terdapat perbedaan peningkatan setelah diberikan perlakuan antara

kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

= Terdapat perbedaan peningkatan setelah diberikan perlakuan antar kelompok

tinggi, sedang, dan rendah.

Jika pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS 16.0

for windows dengan kriteria pengujian jika nilai sig. > , maka diterima.

Pengujian anova satu jalur ini untuk mengetahui adanya beda diantara kelompok

tinggi, sedang, dan rendah. Adapun langkah yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Buka aplikasi SPSS 16.0 for windows.

2) Buat dua buah variabel (kemampuan berpikir kritis dan kelompok).

3) Kemudian jalankan analisis dengan memilih analyze compare means – one

way anova.

4) Masukan kemampuan berpikir kritis ke dependent list, dan kelompok ke

factor.

5) Pilih option, kemudian checklist descriptive dan homogeneity-of-variance

box. Kemudian klik continue.

6) Kemudian tekan ok maka akan muncul output yang diinginkan.

e. Uji-t 2 sampel terikat

Untuk mengetahui rata-rata dua sampel yang terikat. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,0 for Windows dengan taraf

signifikansi sebesar (α = 0,05) dengan kriteria apabila p-value ≥ α maka

diterima, dan apabila p-value < α maka ditolak. Adapun hipotesis yang akan

diuji yaitu sebagai berikut.

= Tidak terdapat perbedaan peningkatan antara kelompok A dan B.

= Terdapat perbedaan peningkatan antar kelompok A dan B.

54

Untuk langkah perhitungannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Buka aplikasi SPSS 16.0 for windows.

2) Buat dua buah variabel.

3) Kemudian jalankan analisis dengan memilih analyze, compare means –

paired sampel t test.

4) Klik variabel metode_1dan metode_2 sebagai current selections,

kemudian masukan ke kotak paired variabels.

5) Pilih options untuk menentukan tingkat kepercayaan yang diinginkan, klik

continue.

6) Kemudian tekan ok maka akan muncul output yang diinginkan.

f. Uji-W (Wilcoxon)

Untuk mengetahui beda rata-rata signifikansi hipotesis dua sampel apabila

diketahui distribusi yang diperoleh tidak normal. Pengujian berdasarkan nilai p-

value, apabila p-value ≥ α maka diterima, dan apabila p-value < α maka

ditolak dengan taraf signifikansi yaitu (α = 0,05). Hipotesis yang akan diuji

yaitu sebagai berikut.

= Tidak terdapat perbedaan peningkatan antara kelompok A dan B.

= Terdapat perbedaan peningkatan antar kelompok A dan B.

Untuk langkah perhitungannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Buka aplikasi SPSS 16.0 for windows.

2) Kemudian jalankan analisis dengan memilih analyze, Nonparametric test-

2 related sampel.

3) Klik variabel yag dimaksud, kemudian masukan ke kotak Test Pair(s) List.

4) Pilih test type yang diinginkan (Wilcoxon).

5) Kemudian tekan ok maka akan muncul output yang diinginkan.

g. Uji Kruskal-Wallis

Pengujian dilakukan untuk menguji hipotesis sampel apabila data yang

diperoleh memiliki distribusi tidak normal. Untuk kriteria dan taraf signifikansi

yang digunakan sama seperti pengujian lainnya. Pengujian ini juga dilakukan

dengan menggunakan batuan program SPSS 16,0 for Windows.

55

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pendukung dalam penelitian, dimana

lembar tersebut disusun dalam bentuk tabel supaya memberi kemudahan pada

peneliti dalam menginterpretasikan kinerja guru serta aktivitas siswa yang terjadi

dalam proses pembelajaran. Indikator disesuaikan dengan sikap yang muncul

sesuai dengan kriteria, yaitu motivasi, keaktifan, serta kedisiplinan dalam

pembelajaran.

3. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan jawaban yang

telah disediakan mengenai pertanyaan atau pernyataan yang kemudian diisi sesuai

dengan keadaan atau perasaan masing-masing siswa yang terjadi selama proses

pembelajaran.