BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/28225/5/s_pgsd_kelas_1305538_chapter3.pdf · 3....
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/28225/5/s_pgsd_kelas_1305538_chapter3.pdf · 3....
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian yang
digunakan.
1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Pre-Eksperimen karena
dalam hal ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Sehingga hasil dari penelitian bukan dipengaruhi
oleh variabel independen saja melainkan variabel dependen juga ikut
berpengaruh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya variabel kontrol, dan
sampel yang digunakan dalam penelitian tidak dipilih secara random. Arifin
(2012, hlm. 74) “Pre experimental hampir sama dengan eksperimen, tetapi bukan
eksperimen, karena tidak ada penyamaan karakteristik/random dan tidak ada
variabel kontrol”.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas V pada materi peristiwa alam yaitu dengan cara semua siswa
diberikan perlakuan yang sama menggunakan pembelajaran berbasis masalah dari
siswa yang termasuk kelompok tinggi, sedang, dan rendah, kemudian diamati
pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis pada subjek penelitian.
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bentuk desain pre-
eksperimen kelompok one-group pretest-posttest. Pada penelitian siswa sebagai
subjek diberikan satu kali pengukuran tes awal (pretest) dengan tujuan untk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum adanya perlakuan
(treatment), setelah itu, siswa kemudian diberikan pengukuran berupa tes akhir
(posttest) untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan
38
perlakuan. Adapun bentuk desain penelitian pre-eksperimental kelompok one-
group pretest-posttest menurut Sugiono (2015, hlm. 110).
……..1)
Dimana:
nilai pretest (sebelum diberi diklat)
X = perlakuan
nilai posttest (setelah diberi diklat)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai populasi dan sampel yang digunakan.
1. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok objek atau subjek yang dijadikan penelitian
dalam suatu ruang lingkup serta waktu yang telah ditentukan. Menurut Sugiono
(2015, hlm. 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh SD se-Kecamatan Pabuaran.
Adapun rincian SD se-Kecamatan Pabuaran adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Data Rata-rata Ujian Sekolah/Madrasah SD di Kecamatan
Pabuaran Kabupaten Cirebon
No. Nama SD Rata-rata Nilai US/M Keterangan
1 SDN 1 Pabuarankidul 77,46
Unggul 2 SDN 3 Pabuaranwetan 75,76
3 SDN 1 Pabuaranwetan 75,59
4 SDN 1 Jatirenggang 75,48
5 SDN 2 Hulubantenglor 74,75
Papak
6 SDN 1 Pabuaranlor 72,73
7 SDN 2 Pabuaranwetan 72,05
8 SDN 2 Pabuaranlor 71,73
9 SDN 1 Sukadana 69,54
10 SDN 3 Pabuaranlor 69,09
11 SDN 2 Hulubanteng 69,04
12 SDN 1 Hulubanteng 68,72 Asor
13 SDN 1 Hulubantenglor 68,36
39
No. Nama SD Rata-rata Nilai US/M Keterangan
14 SDN 2 Pabuarankidul 66,34
15 SDN 2 Jatirenggang 63,27
Sumber: UPT Pendidikan Kecamatan Pabuaran
Pengelompokkan kategori unggul, papak, dan asor peneliti melakukan
berdasarkan metode yang dikemukakan oleh Kelley, Crocker, dan Algina (dalam
Surapranata, 2009, hlm. 24) “Dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27 %
kelompok bawah, sedangkan sisanya merupakan kelompok papak”. Untuk
mengetahui kategori tersebut dapat dilihat pada tabel yang tertera di atas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiono
(2015, hlm. 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimilki oleh populasi”. Maulana (2009, hlm. 26) mengungkapkan “Sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang akan diteliti. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
melalui teknik purposive samplingdimana sampel diambil dengan cara disengaja.
Pada penelitian ini, sampel yang diambiladalah satu sekolah yaitu SDN 1
Pabuaranlor dengan kategori papak yang berjumlah 71 siswa. Siswa di SD
tersebut kemudian di bagi ke dalam 3 kelompok yaitu siswa yang termasuk
kelompok tinggi, sedang dan rendah, dimana untuk pembagian kelompok tersebut
didasarkan pada nilai UAS IPA dengan mencari nilai mean dari data yang
diperoleh kemudian menentukan standar deviasinya yang dilakukan dengan rumus
menurut Arikunto (2012. Hlm. 301) sebagai berikut.
Mean =
SD =
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD se-Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon
yang berada pada kategori papak, yaitu SDN 1 Pabuaranlor pada siswa kelas V
40
dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 71 orang. Adapun untuk waktu penelitian
yang akan dilakukan yaitu sesuai dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2: Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Penyusuna
n Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Perbaikan
Proposal
4 Pelaksanaa
n
bimbingan
5 Pelaksanaa
n
penelitian
6 Pengolaha
n hasil
penelitian
7 Penyusuna
n skripsi
*jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk kemudian dipelajari sehingga dari variabel tersebut dapat
diperoleh informasi yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam
penelitian. Maulana (2009, hlm. 8) mengatakan bahwa “Variabel adalah segala
bentuk fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, standar, dan
sebagainya”. Adapun variabel pada penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBL) yang digunakan dalam pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya yaitu
kemampuan berpikir kritis yang dipenagruhi oleh penggunaan pembelajaran
berbasis masalah tersebut.
41
E. Definisi Operasional/Batasan Istilah
Definisi operasional berdasarkan judul penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang
berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasikan keterlibatan siswa
dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah yang kontekstual.
(Aren dalam Warsono & Hariyanto, 2013. hlm 147). Dengan sintaks/tahapan
pembelajaran seperti orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa
untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berujung pada pembuatan
kesimpulan atau keputusan yang logis tentang apa yang harus diyakini dan
tindakan apa yang harus dilakukan. (Ennis dalam Maulana, 2013. hal 33).
Dengan indikator yang dikelompokkan ke dalam lima kelompok diantaranya
yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,
menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut, serta mengatur strategi
dan taktik.
3. Peristiwa alam merupakan salah satu materi pada mata pelajaran IPA yang
diajarkan pada kelas V SD satu diantaranya yaitu gunung berapi. (KTSP mata
pelajaran IPA kelas V semester 2).
F. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui data yang akan
diteliti. Maulana (2009, hlm. 29) mengemukakan bahwa“instrumen adalah alat
ukur untuk mengumpulkan data penelitian, sehingga permasalahan yang
sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan”. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes berupa soal dan non tes berupa angket dan
observasi. Adapun untuk penjelasan dari instrumen-instrumen yang akan
digunakan yaitu sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif tentang bagaimana
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
42
Tes yang digunakan yaitu dalam bentuk uraian7 soal dengan kriteria yang berbeda
setiap soal. Selain tes ada juga nontes yang diberikan kepada guru dan peserta
didik berupa angket dan lembar observasi.
a. Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu cara perhitungan yang dilakukan untuk
menentukan apakah soal yang akan digunakan dalam penelitian valid atau tidak.
Maulana (2009, hlm. 41) mendefinisikan bahwa “validitas sebagai hubungan
antara ketepatan, keberartian, serta kegunaan dari suatu kesimpulan spesifik yang
dibuat peneliti berdasarkan pada data yang mereka kumpulkan”. Instrumen yang
digunakan hendaknya memiliki validitas tinggi dan tepat, sehingga dengan begitu
maka hasil penelitian yang dilakukan dapat dikatakan valid. Menurut Kerlinger
(dalam Arifin, 2009, hlm. 248) bahwa “Validitas instrumen tidak cukup
ditentukan oleh derajat ketetapan instrumen untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur, tetapi perlu juga dilihat dari tiga kriteria yang lain, yaitu appropriatness,
meaningfulness, dan usefulness”. Dalam suatu validitas instrumen tentu adanya
faktor yang dapat mempengaruhinya.
Menurut Maulana (2009, hlm. 45) faktor-faktor yang mempengaruhi validitas
adalah:
1) Petunjuk yang tidak jelas.
2) Perbendaharaan kata dan struktur kalimat yang sukar.
3) Penyusunan soal yang kurang baik.
4) Kekaburan.
5) Derajat kesukaran yang tidak cocok.
6) Materi tes tidak repsresentatif.
7) Pengaturan soal yang kurang tepat.
8) Pola jawaban yang dapat diidentifikasi.
Setelah teori validitas selanjutnya dilakukan pengukuran validitas kriteria
yang dilakukan dengan mengukur koefisien korelasi antara dua variabel. Cara
pengukurannya dengan menetukan korelasi skor setiap butir soal dengan jumlah
skor totalnya, yaitu dilakukan dengan menggunakan rumus pearson product
moment sebagai berikut.
43
Dimana:
N = jumlah peserta tes
Variabel 1 (skor butir soal)
Variabel 2 (skor total soal)
Penghitungan validitas pada penelitian ini dilakukan dengan batuan program
SPSS 16.0 for windows. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut.
1) Masukan data nilai pretes dan UAS IPA siswa,
2) Klik analyze, pilih correlate, pilih bivariate,
3) Setelah terbuka kotak dialog correlations. Pindahkan variabel hasil pretes
dan UAS IPA ke kotak variables
4) Pilih pearson correlations, klik ok, maka hasil data yang dibutuhkan akan
muncul.
Adapun Arifin (2009, hlm 248) menginterpresikan koefisien korelasi yang
dapat digunakan yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.3: Interpretasi koefisien korelasi validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,00 – 0,200 Sangat Rendah
Hasil uji coba validitas instrumen ini digunakan untuk mengetahui apakah
soal yang akan digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan atau tidak.
Jika soal tersebut valid maka soal dapat digunakan dalam penelitian. Untuk
mengetahui validitas setiap butir soal maka dilakukan perhitungan dengan batuan
Microsoft Office Excel 2010. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut.
44
Tabel 3.4 Validitas Tiap Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis
No
soal
Koefisien
Korelasi keputusan Interpretasi
1 0,62 Valid Tinggi
2a 0,54 Valid Cukup
2b 0,54 Valid Cukup
3 0,3 Valid Rendah
4 0,43 Valid Cukup
5 0,31 Valid Rendah
6 0,26 Valid Rendah
7 0,48 Valid Cukup
Berdasarkan tabel tersebut semua soal yang diuji cobakan valid dan semua
soal ini digunakan dalam penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa.
b. Reliabilitas Instrumen
Dalam suatu instrumen harus terdapat adanya tingkat atau derajat konsistensi
(reliabilitas). Menurut Maulana (2009, hlm. 45) bahwa “Istilah reliabilitas
mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor
tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya.
Selain itu menurut Arifin (2009, hlm. 258) “Reliabilitas adalah tingkat atau
derajat konsistensi dari suatu instrumen.” Sehingga dari kedua pendapat tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu derajat batas kestabilan
instrumen, dimana instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrument tersebut
memiliki hasil yang sama apabila diteskan pada sejumlah kelompok yang sama
dalam waktu dan kesempatan yang berbeda. Dalam hal ini instrumen yang
digunakan yaitu dalam bentu tes uraian, sehingga untuk menghitung reliabilitas
instrumen penelitian dapat dicari dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha
(α) menurut Sundayana (2015, hlm 69) sebagai berikut.
45
Dimana:
reliabilitasinstrumen
banyaknya butir pertanyaan
jumlahvarians item
varians total
Perhitungan reliabilitas soal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS 16.0 for windows. Reliabilitas yang diperoleh dari
perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka untuk selanjutnya
digunakan klasifikasi koefisiensi reliabilitas menurut Guilford (dalam Sundayana,
2015, hlm 70) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Hasil uji coba reliabilitas instrumen ini dilakukan untuk mengetahui apakah
soal yang akan digunakan dalam penelitian ini reliabel atau tidak. Untuk
mengetahui reliabilitas butir soal maka dilakukan perhitungan dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil
perhitungannya sebagai berikut.
Tabel 3.6 Reliabilitas Kemampuan Berpikir Kritis
Cronbach's
Alpha N of Items
.341 8
46
Berdasakan tabel 3.6 hasil uji coba instrumen kemampuan berpikir kritis yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh kriteria reliabilitas sebesar 0,34 artinya
koefisien reliailitas termasuk kedalam reliabilitas rendah.
c. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran sebenarnya adalah rata-rata dari suatu distribusi skor
kelompok dari suatu soal. Analisis tingkat kesukaran ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat keseimbangan setiap soal. Dimana keseimbangan soal tersebut
apakah soal termasuk ke dalam kategori mudah, sedang, atau sukar. Untuk
mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal, dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Menurut Surapranata (2009, hlm. 12) adalah sebagai berikut.
Dimana:
Perhitungan tingkat kesukaran tersebut dapat dilakukan dengan bantuan
program Microsoft Office Excel 2010, kemudian untuk menafsirankan tingkat
kesukaran tersebut dapat digunakan kriteria menurut Surapranata (2009, hlm. 12)
sebagai berikut.
Tabel 3.7 Kategori Tingkat Kesukaran
Nilai P Kategori
P ˂ 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
P ˂ 0,7 Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan batuan program
Microsoft Office Excel 2010 didapat hasil tingkat kesukaran sebagai berikut.
47
Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir
Kritis
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Interpretasi
1 0,43 Sedang
2a 0,56 Sedang
2b 0,76 Mudah
3 0,65 Sedang
4 0,75 Mudah
5 0,93 Mudah
6 0,61 Sedang
7 0,56 Sedang
d. Daya pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal yang diukur
dengan menyesuaikan perbedaan yang terdapat dalam suatu kelompok. Dengan
daya pembeda dapat diketahui mana kelompok yang tergolong mampu atau tinggi
prestasinya dan mana kelompok yang kurang mampu dan lemah prestasinya.
Untuk menghitung daya pembeda dapat dilakukan dengan rumus yang
dikemukakan oleh Arifin (2009, hlm. 133) sebagai berikut.
Dimana:
daya pembeda
rata-rata kelompok atas
rata-rata kelompok bawah
Skor maks = skor maksimum
Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan batuan program
Microsoft Office Excel 2010. Setelah daya pembeda diperoleh, kemudian hasil
dari data yang telah didapat selajutnya diinterpretasikan dengan klasifikasi daya
pembeda menurut Arifin (2009, hlm. 133) sebagai berikut.
48
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
0,40 ke atas Sangat baik
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan
0,19 ke bawah Kurang baik, soal harus dibuang
Berdasarkan hasil perhitungan untuk daya pembeda soal kemampuan berpikir
kritis dan telah diinterpretasikan dalam kriteria koefisien daya pembeda maka
didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,46 sangat baik
2a 0,53 sangat baik
2b 0,26 Cukup
3 0,46 sangat baik
4 0,33 Baik
5 0,4 sangat baik
6 0,2 Cukup
7 0,46 sangat baik
2. Angket
Angket merupakan suatu alat atau teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertayaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Zuriah (2007, hlm. 182) “angket adalah suatu alat
pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden”. Sehingga peneliti dapat
memperoleh jawaban dari responden mengenai informasi yang diinginkan.
Maulana (2009, hlm. 35)” angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan
yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab
pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat
dengan mengisinya”. Pemberian angket dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah, dimana angket ini diberikan kepada
seluruh siswa di kelas eksperimen.
49
Adapun bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk daftar
cek yag memuat pertanyaan positof dan negatif dengan jawaban setuju (S), sangat
setuju (SS), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) yang
kemudian harus diisi oleh seluruh responden dengan cara menuliska tanda cek
(√) pada kolom yang telah disediakan.
3. Pedoman Observasi
Observasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk melihat kinerja guru
serta aktivitas siswa dalam pembalajaran. Maulana (2009, hlm. 35)
mengemukakan “observasi merupakan pengamatan langsung dengan
menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu
pengecapan. Data mengenai proses (misalnya pembelajaran) tidak bisa
dikumpulkan melalui angket atau wawancara. Oleh karena itu, digunakan
panduan observasi”.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kinerja
guru dalam pembelajaran. Selain guru, dalam penelitian ini juga peneliti
melakukan observasi terhadap peserta didik berupa aktivitas siswa pada saat
pembelajaran. Aktivitas peserta didik yang diukur dengan menggunakan format
lembar observasi yang telah disusun dalam bentuk daftar checklist (√). Aktivitas
peserta didik yang dinilai yaitu berupa aspek kerjasama, keaktifan, serta
kedisiplinan dalam kelas saat berlangsungnya pembelajaran. Sedangkan yang
diukur pada aspek kinerja guru yaitu aspek perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, serta tahap akhir.
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan peneliti yaitu
mengkaji materi-materi, mengkaji penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL) dalam pembelajaran, mengkaji mengenai kemampuan berpikir
kritis siswa, mengkaji materi tentang peristiwa alam yang akan dibahas dalam
pembelajaran, menentukan SD yang akan menjadi tempat untuk melaksanakan
50
penelitian, melakukan perizinan dengan cara berkonsultasi dengan pihak yang
berkepentingan, menentukan dan menyesuaikan jadwal penelitian dengan pihak
yang terkait, membuat/menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
membuat/menetukan instrumen yang akan digunakan berkaiatan dengan masalah
yang akan dibahas, melakukan bimbingan/konsultasi tentang instrumen yang
dibuat berupa tes dan nontes kepada pihak ahli (dosen pembimbing),
melaksanakan uji coba terhadap instrumen yang telah dibuat dan telah divalidasi
oleh pihak ahli, serta yang terakhir setelah proses pengujian terhadap instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian kemudian peneliti melakukan analisis
terhadap hasil instrumen yang telah di uji cobakan tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa yang akan menjadi subjek penelitian, melakukan analisis terhadap
hasil pretest yang telah dilakukan, melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yang dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan untuk kelas yang sama, melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran, melaksanakan posttest untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa mengenai materi peristiwa alam
dalam proses pembelajaran, memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui
hal lain yang tidak terdapat dalam pengamatan yang dilakukan, setelah itu peneliti
melakukan pengolahan serta analisis terhadap data hasil penelitian dengan
menggunakan statistik, kemudian terakhir membuat laporan tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan.
3. Tahap Akhir
Setelah instrumen selesai diisi, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan
data hasil penelitian baik data kualitatif maupun data kuantitaif, kemudian
melakukan pengolahan serta menganalisis data kuantitatif yang dilakukan dalam
pretest dan posttest. Setelah melakukan pengumpulan, pengolahan, serta analisis
terhadap data hasil penelitian selanjutnya peneliti membuat kesimpulan hasil
penelitian terhadap masalah yang telah rumuskan.
51
H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan dan analisis adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data secara ringkas. Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dipeoleh dari hasil pretest dan
posttest kemampuan berpikir kritis siswa, sedangkan data kualitatif diperoleh
dengan cara observasi yang dilakukan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran serta pemberian angket yang telah disusun sebelumnya dalam
bentuk checklist (√). Adapun penjelasan mengenai teknik pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Tes kemampuan berpikir kritis
Tes dilakukan untuk mengukur goals yang akan dicapai dalam penelitian
yaitu kemampuan berpikir kritis. Tes ini ditujukan bagi seluruh subjek penelitian
yaitu siswa kelas V SDN 1 Pabuaranlor yang telah dipilih sebagai sampel
penelitian. Perlakuan tes yag diberika kepada siswa tidak dibedakan mulai dari
materi, jumlah soal dan yang lainnya. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pada saat sebelum diberikan perlakuan (pretset) dan setelah diberikan perlakuan
(posttest).
Setelah dilakukan pretest dan posttest pada siswa, kemudian dilakukan
perhitungan hasil pretest dan posttest. Dimana perhitungan dilakukan untuk
menegtahui rata-rata dari kemampuan berpikir kritis siswa pada kelompok tinggi,
sedang, dan rendah. Adapun perhitunga yag dialakuka adalah sebagai berikut.
a. Uji normalitas data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
normal atau tidak sebagaimana yang menjadi syarat dalam pengujian statistik
analisis data selanjutnya. Hipotesis yang uji adalah.
data dari sampel berdistrubusi normal
data dari sampel berdistribusi tidak normal.
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows
melalui lilliefors (Shapiro-Wilk). Dengan kriteria pengujian hipotetsis dimana
taraf signifikansi ( ) yang dinyatakan berdasarkan P-value sebagai
berikut.
52
1. Jika P-value < , maka ditolak.
2. Jika P-value ≥ , maka diterima.
b. Uji homogenitas varians
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui perbedaan atau persamaan
pada tiga kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Jika data tidak berdistribusi
normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas. Hipotesis yang akan diuji yaitu:
= Tidak terdapat perbedaan varian antara kedua kelompok sampel.
= Terdapat perbedaan varian antara kedua kelompok.
c. Uji Gain Ternormalisasi
Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum peningkatan
hasil pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah
diberikan perlakuan. Dimana setelah data hasil sebelum dan setelah pembelajaran
diperoleh, maka dilakukan penghitungan gain ternormalisasi (normalized gain)
yag dikembangkan oleh Hake (dalam Sundayana, 2015. Hlm. 151) sebagai
berikut.
Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Hake (dalam Sundayana, 2015.
Hlm.151) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.11 Klasifikasi Gain Normal
Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi
Terjadi penurunan
Tetap
Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,70 ≤ g < 1,00 Tinggi
53
d. Uji Anova Satu Jalur
Anova satu jalur ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang
didasarkan pada satu kriteria tertentu. Dimana hal yang harus diperhatikan yaitu
mengenai tujuannya yaitu untuk membandingkan rata-rata antar sampel yang
digunakan. Sampel tersebut berasal dari sampel yang berbeda. Hipotesis yang
akan diuji yaitu:
= Tidak terdapat perbedaan peningkatan setelah diberikan perlakuan antara
kelompok tinggi, sedang, dan rendah.
= Terdapat perbedaan peningkatan setelah diberikan perlakuan antar kelompok
tinggi, sedang, dan rendah.
Jika pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS 16.0
for windows dengan kriteria pengujian jika nilai sig. > , maka diterima.
Pengujian anova satu jalur ini untuk mengetahui adanya beda diantara kelompok
tinggi, sedang, dan rendah. Adapun langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Buka aplikasi SPSS 16.0 for windows.
2) Buat dua buah variabel (kemampuan berpikir kritis dan kelompok).
3) Kemudian jalankan analisis dengan memilih analyze compare means – one
way anova.
4) Masukan kemampuan berpikir kritis ke dependent list, dan kelompok ke
factor.
5) Pilih option, kemudian checklist descriptive dan homogeneity-of-variance
box. Kemudian klik continue.
6) Kemudian tekan ok maka akan muncul output yang diinginkan.
e. Uji-t 2 sampel terikat
Untuk mengetahui rata-rata dua sampel yang terikat. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,0 for Windows dengan taraf
signifikansi sebesar (α = 0,05) dengan kriteria apabila p-value ≥ α maka
diterima, dan apabila p-value < α maka ditolak. Adapun hipotesis yang akan
diuji yaitu sebagai berikut.
= Tidak terdapat perbedaan peningkatan antara kelompok A dan B.
= Terdapat perbedaan peningkatan antar kelompok A dan B.
54
Untuk langkah perhitungannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Buka aplikasi SPSS 16.0 for windows.
2) Buat dua buah variabel.
3) Kemudian jalankan analisis dengan memilih analyze, compare means –
paired sampel t test.
4) Klik variabel metode_1dan metode_2 sebagai current selections,
kemudian masukan ke kotak paired variabels.
5) Pilih options untuk menentukan tingkat kepercayaan yang diinginkan, klik
continue.
6) Kemudian tekan ok maka akan muncul output yang diinginkan.
f. Uji-W (Wilcoxon)
Untuk mengetahui beda rata-rata signifikansi hipotesis dua sampel apabila
diketahui distribusi yang diperoleh tidak normal. Pengujian berdasarkan nilai p-
value, apabila p-value ≥ α maka diterima, dan apabila p-value < α maka
ditolak dengan taraf signifikansi yaitu (α = 0,05). Hipotesis yang akan diuji
yaitu sebagai berikut.
= Tidak terdapat perbedaan peningkatan antara kelompok A dan B.
= Terdapat perbedaan peningkatan antar kelompok A dan B.
Untuk langkah perhitungannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Buka aplikasi SPSS 16.0 for windows.
2) Kemudian jalankan analisis dengan memilih analyze, Nonparametric test-
2 related sampel.
3) Klik variabel yag dimaksud, kemudian masukan ke kotak Test Pair(s) List.
4) Pilih test type yang diinginkan (Wilcoxon).
5) Kemudian tekan ok maka akan muncul output yang diinginkan.
g. Uji Kruskal-Wallis
Pengujian dilakukan untuk menguji hipotesis sampel apabila data yang
diperoleh memiliki distribusi tidak normal. Untuk kriteria dan taraf signifikansi
yang digunakan sama seperti pengujian lainnya. Pengujian ini juga dilakukan
dengan menggunakan batuan program SPSS 16,0 for Windows.
55
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pendukung dalam penelitian, dimana
lembar tersebut disusun dalam bentuk tabel supaya memberi kemudahan pada
peneliti dalam menginterpretasikan kinerja guru serta aktivitas siswa yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Indikator disesuaikan dengan sikap yang muncul
sesuai dengan kriteria, yaitu motivasi, keaktifan, serta kedisiplinan dalam
pembelajaran.
3. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan jawaban yang
telah disediakan mengenai pertanyaan atau pernyataan yang kemudian diisi sesuai
dengan keadaan atau perasaan masing-masing siswa yang terjadi selama proses
pembelajaran.