BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...

14
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas 5 karena kelas ini menjadi tanggung jawab peneliti. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media Flashcard. 3. 2 Variabel dan Definisi Operasional Hatch dan Farhady dalam widoyoko (2015: 1) menjelaskan variabel merupakan atribut seseorang atau objek, mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Uraian tentang kedua variabel akan dikemukakan di bawah ini: 3.2.1 Variabel Bebas (X) Sugiyono (2015: 61) menjelaskan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran Make a Match dengan media Flashcard. 3.2.2 Variabel Terikat (Y) Sugiyono (2015: 5) menjelaskan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA KD Organ Pernapasan Manusia dan Hewan. 1.2.3 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat yang didefinisikan dan dapat diamati. Pada konsep yang diamati, terbuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa sehingga apa

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik...

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati,

Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas 5 karena kelas ini menjadi

tanggung jawab peneliti.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 sebanyak 26 siswa yang

terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini semua siswa

terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Make a Match dengan media Flashcard.

3. 2 Variabel dan Definisi Operasional

Hatch dan Farhady dalam widoyoko (2015: 1) menjelaskan variabel

merupakan atribut seseorang atau objek, mempunyai “variasi” antara satu orang

dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas.

Uraian tentang kedua variabel akan dikemukakan di bawah ini:

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Sugiyono (2015: 61) menjelaskan variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Variabel

bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran Make a Match dengan media

Flashcard.

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Sugiyono (2015: 5) menjelaskan variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat

pada penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA KD

Organ Pernapasan Manusia dan Hewan.

1.2.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat yang

didefinisikan dan dapat diamati. Pada konsep yang diamati, terbuka kemungkinan

bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa sehingga apa

30

yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain

(Widoyoko, 2015: 130).

3.2.3.1 Definisi Operasional Make a Match

Berdasarkan kajian teori, dapat dirumuskan definisi operasional variabel

make a match adalah pembelajaran mencari pasangan kartu pada KD organ

pernapasan manusia dan hewan. Model pembelajaran ini dimulai dari guru

menyiapkan beberapa kartu, membagikan kartu, mencari pasangan, mencocokan

kartu, presentasi dan kesimpulan.

3.2.3.2 Definisi Operasional Keaktifan dan Hasil Belajar

Keaktifan siswa merupakan tingkah laku siswa dalam proses belajar yang

berlangsung dalam kelas meliputi aktivitas siswa dalam memperhatikan

penjelasan guru, memikirkan jawaban/soal dari kartu yang di dapat, mencari

pasangan, mencocokan kartu, presentasi hingga mendengarkan konfirmasi/

kesimpulan dari guru.

Hasil belajar merupakan pola perbuatan, nilai, pengertian sikap, apresiasi,

keterampilan mencakup kemampuan kognitif, afektif, psikomotor. Adanya

perubahan perilaku pada siswa setelah mengikuti proses belajar. Hasil belajar IPA

pada penelitian ini dibatasi pada materi organ pernapasan manusia dan hewan.

3.3 Prosedur Tindakan

Prosedur yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas. Menurut Arikunto (2011:130), penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja muncul dan diamati hasilnya secara

seksama. Rancangan penelitian ini mengunakan model dari Kemmis dan MC

Taggart. Model PTK menggambarkan adanya empat langkah (dan

pengulangannya) yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi (Arikunto, 2011: 137)

Skema langkah-langkah PTK sebagai berikut:

31

3.1 Gambar Prosedur PTK menurut Kemmis dan MC taggart (dalam

Arikunto, 2010: 137)

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan jelaskan prosedu penelitian sebagai berikut:

1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planning)

Perencanaan tindakan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

berdasarkan hasil identifikasi yang ditemukan peneliti.

2. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan, peneliti akan melakukan tindakan berupa

pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match

dengan media Flashcard pada pembelajaran IPA siswa kelas 5 SDN

Tambaharjo 02 Pati.

3. Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam

mengajar dan mengelola kelas. Serta mengamati aktivitas siswa selama

mengikuti pembelajaran. Dengan pengamatan ini berfungsi untuk

pengumpulan data dan dokumentasi.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

?

Pelaksanaan

pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

Perencanaan

32

4. Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap refleksi ini adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Refleksi dijadikan bahan evaluasi hasil pengamatan

sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan.

3.3.1 Perencanaan Tahap

Perencanaan tahap penelitian yang akan dilaksanakan terbagi menjadi dua

tahap, yaitu perencanaan siklus I dan perencanaan siklus II. Kedua tahap

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1.1 Perencanaan siklus I

Siklus terdiri dari 3 pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri atas 2

jam pelajaran. Tiap jam pelajaran 35 menit. Pada siklus I, pertemuan 1 dan 2

digunakan untuk proses pembelajaran sedangkan pertemuan 3 digunakan

untuk evaluasi. Tindakan yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

1. Menelaah materi pembelajaran IPA kelas 5 materi Organ

Pernapasan Manusia dan Hewan dengan menelaah indikator-

indikator pelajaran.

2. Mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran

IPA dan hambatan guru ketika menyampaikan materi pada

pembelajaran sebelum penelitian dilakukan.

3. Menyusun RPP, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman

observasi aktivitas guru, instrumen soal, dan pedoman penskoran.

4. Menyiapkan alat peraga dan dokumentasi

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan

tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran Make a Match dengan media Flashcard pada materi

Organ Pernapasan Manusia dan Hewan. Tindakan yang dilakukan

pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kegiatan yang meliputi kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Pengamatan (Observing)

33

Peneliti melakukan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi terdiri dari mengamati kemampuan siswa,

menemukan pasangan yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban,

mencari kelompok diskusi serta kerja sama dengan kelompoknya.

Sedangkan untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran

dilakukan oleh observer

d. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan evaluasi hasil pengamatan dan menganalis hasil

pembelajaran serta membuat simpulan atas pelaksanaan

pembelajaran. Apabila hasil belajar siswa belum ada peningkatan,

maka bisa dilnjutkan ke siklus berikutnya.

3.3.1.2 Perencanaan Siklus II

Siklus II terdiri dari 3 pertemuan seperti siklus I. Tindakan yang dilakukan

meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tindakan pembelajaran ini berdasarkan pada siklus I

yang terdiri dari:

1. Membuat rencana tindakan model pembelajaran Make a Match yang

sudah diperbarui berdasarkan kelemahan yang diketahui dari

pelaksanaan pada siklus I.

2. Menyiapkan alat peraga dan dokumentasi

3. Menyiapkan RPP.

4. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, soal evaluasi

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II dilaksanakan dalam

tiga pertemuan yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Pengamatan (Observing)

Peneliti melakukan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi terdiri dari mengamati kemampuan siswa, menemukan

pasangan yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban, mencari kelompok

34

diskusi, serta kerja sama dengan kelompoknya. Sedangkan untuk

mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran dilakukan oleh observer.

d. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan evaluasi hasil pengamatan dan menganilis hasil

pembelajaran serta membuat simpulan atas pelaksanaan pembelajarannya.

Apabila hasil belajar belum ada peningkatan, maka bisa dilanjutkan ke

siklus berikutnya sampai terdapat peningkatan hasil belajar.

3.3 Teknik dan Alat pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh

data yang benar dan akurat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

berupa teknik tes dan non tes yang secara lebih rinci dapat dilihat dari uraian

sebagai berikut:

3.3.1.1 Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau

sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk

mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan

materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu

(Poerwanti, 2008: 15)

Dalam penelitian ini teknik tes berupa tes tertulis yaitu dengan alat

pengumpulan data berupa soal evaluasi yang diberikan kepada siswa pada

akhir siklus. Tes ini digunakan untuk mengukur atau memberi angka

terhadap proses pembelajaran ataupun pekerjaan siswa sebagai hasil

belajar yang merupakan cerminan tingkat penguasaan terhadap materi

yang diajarkan.

3.3.1.2 Teknik Non Tes

Teknik non tes adalah suatu alat penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes tanpa menggunakan

tes (Hamdani, 2011: 316). Dalam penelitian ini, teknik non tes yang dilakukan

menggunakan metode observasi.

35

a. Metode Observasi

Observasi adalah salah satu bentuk teknik non tes yang digunakan untuk

menilai pengamatan terhadap objek secara langsung, seksama, dan sistematis

(Hamdani, 2011: 317).

Dalam penelitian ini, observasi difokuskan untuk mengamati aktivitas siswa

dan aktivitas guru yang disusun melalui lembar observasi/lembar pengamatan.

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data

1) Instrumen observasi

Instrumen observasi pada penelitian ini berupa lembar observasi kegiatan

guru dan siswa yang digunakan untuk mengukur keaktifan dan hasil belajar siswa.

Hal ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir proses

pembelajaran. Lembar observasi diisi oleh teman sejawat dengan memberi tanda

(√) pada setiap indikator penilaian aktivitas siswa.

Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu skor 4 sampai

dengan 1. Kemudian, data hasil perolehan skor observasi aktivitas siswa yang

berupa angka ditafsirkan dalam penegrtian kualitatif. Apablia pernyataan pada

msaing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh siswa dengan sangat

baik, maka mendapat skor 4. Skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing

indikator penilaian observasi dilakukan oleh siswa dengan baik, skor 2 apabila

pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh

siswa cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing indikator

penilaian observasi dilakukan oleh siswa dengan kurang.

Skala likert digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena

sosial(Sugiyono, 2012: 134). Instrumen observasi dibuat berdasarkan indikator

kisi-kisi dengan model make a match. Kegiatan observasi dilakukan pada setiap

pelaksanaan tindakan penelitian baik siklus I maupun siklus II. Kisi-kisi aktivitas

guru dan siswa dalam pembelajaran IPA

36

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Sintak Make a Match dengan

media Flashcard

Tindakan Observasi No. Item

1. Menyiapkan beberapa Kartu siswa memahami kartu

yang akan diterima

1.

1-4

2. Membagikan beberapa kartu Siswa menerima kartu

dan siswa memikirkan

apa yang harus dilakukan

5-8

3. Mencari Pasangan Siswa mencari pasangan

berdasarkan kartu yang

diperoleh

9-12

4 Mencocokan Kartu Siswa mencocokan kartu

jawaban ataupun

pertanyaan dari kartu

yang dibagi

13-15

5. Presentasi Siswa mempresentasikan

hasil diskusi dari kartu

jawaban maupun

pertanyaan

16-20

6. Kesimpulan Siswa menyimpulkan

hasil presentasi

21-24

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Sintak Make a Match dengan

media Flashcard

Tindakan Observasi No. Item

1. Menyiapkan beberapa Kartu Guru menjelaskan materi

sambil menyiapkan kartu

yang berisi pertanyaan

ataupun jawaban

1-4

2. Membagikan beberapa kartu Guru membagikan

beberapa kartu yang

berisi pertanyaan dan

jawaban

5-8

3. Mencari Pasangan Guru membimbing siswa

untuk mencari pasangan

9-15

4. Mencocokan Kartu Guru membimbing/

mengarahkan siswa

untuk mencocokan kartu

dengan teman atau

pasangan

13-16

5. Presentasi Guru mengarahkan/

Membimbing siswa

mempresentasikan hasil

dari kartu yang diperoleh

17-20

6. Kesimpulan Guru membimbing siswa

menyimpulkan hasil

presentasi

21-24

37

3.4 Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

3.4.1 Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan lembar

pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa.

Dalam poerwanti dkk (2008: 6-9) menerangkan bahwa cara untuk mengolah

data skor dalam empat kategori tersebut sebagai berikut:

1. Menetukan skor terendah

2. Menentukan skor tertinggi

3. Mencari median

4. Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, dan

kurang)

a. Skor 4 jika kategori sangat baik

b. Skor 3 jika kategori baik

c. Skor 2 jika kategori cukup

d. Skor 1 jika kategori kurang

Penghitungan data skor dilakukan dengan cara sebagai berikut:

R = skor terendah

T = skor tertinggi

n = banyaknya skor n = (T – R) + 1

Hamid dan Heryanto (2008: 5) untuk menentukan Ki (i=1, 2, 3) menggunakan

rumus:

letak Ki = (n+1) = x

Nilai Ki = nilai data ke – x + angka dibelakang koma pada x (nilai data ke-(x+1) –

nilai data ke-x) atau

Nilai Ki = Letak Ki + (R-1)

3.4.2 Data kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar kognitif siswa kelas 5 SDN

Tambaharjo 02 Pati yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan pada

setiap akhir siklus.

38

Dalam penelitian ini, data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik

analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menentukan persentase ketuntasan

hasil belajar, rata-rata (mean) dan standar deviasi.

a. Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus

sebagai berikut. (Aqib dkk, 2009: 41):

b. Standar deviasi

Untuk data tunggal

Keterangan:

SD = Standar deviasi

∑X2 = Jumlah deviasi kuadrat

N = Jumlah individu/kejadian dalam distribusi

Untuk data Bergolong

Keterangan:

SD = Standar deviasi

∑X2 = Jumlah deviasi kuadrat

F =Jumlah data

(Awaluddin Tjalla: 2008)

Pada penelitian ini, batas nilai minimal ketuntasan peserta didik sesuai

dengan KKM yang sudah ditetapkan SDN Tambaharjo 02 Pati. KKM pada mata

pelajaran IPA yaitu 75. Jadi siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥ 75

secara individu, jika siswa mendapat ≤ 75 maka belum tuntas dan harus mengikuti

remedial

P =

X 100 %

39

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Siswa

KKM Kategori

Individual Klasikal

≥ 75 ≥75 Tuntas

< 75 <75 Tidak Tuntas

(KKM Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Tambaharjo 02 Pati)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa untuk hasil belajar siswa yang nilainya

dibawah 75 maka dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan hasil belajar siswa yang

nilainya yang sama atau lebih besar sama dengan 75 (≥ 75) maka dinyatakan

tuntas.

3.5 Uji Coba Instrumen, Validitas, dan realibilitas

3.6.1 Uji Coba Instrumen

Widoyoko (2015: 51) menjelaskan instrumen penelitian merupakan

alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan

cara melakukan pengukuran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa

tes pilihan ganda.

Tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini difungsikan

untuk mengukur bagaimana hasil belajar siswa, dengan cara memberi soal

pertanyaan pilihan ganda yang telah disediakan lengkap dengan pilihan

jawaban yang berkaitan dengan soal.

Penyusunan instrumen berasal dari variabel-variabel penelitian

yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut

diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator

yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-

butir soal. Untuk memudahkan penyusunan instrumen dapat membuat

kisi-kisi instrumen. Sebelum instrumen digunakan pada sampel penelitian,

harus lebih dulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas

instrumen.

40

3.6.2 Validitas

Arikunto (2010: 211) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Untuk mengetahui validitas yaitu dengan uji coba pada siswa

lain. Hal ini untuk mengetahui validitas butir instrumen. Untuk

mengetahui validitas butir instrumen digunakan rumus korelasi product

moment, yaitu:

rxy =

Keterangan:

X = skor item rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

Y = skor total n = jumlah sampel

Dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan taraf kepercayaan

95% dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel dengan taraf kepercayaan

95% (Widoyoko, 2015: 145-147)

Pada penelitian ini uji validitas menggunakan anates. Jumlah butir

soal adalah 40 butir soal untuk setiap siklus. Instrumen untuk siklus I

setelah diujicobakan yang valid 26 butir soal dengan rincian sebagai

berikut.

Tabel 3.5

Soal siklus I yang valid

Nomor yang valid Nomor yang tidak valid

1,3,5,7,8,9,10,11,13,14,16,17,19,21,23,

24,26,27,29,30,32,34,35,36,39,40

2,4,6,12,15,18,20,22,25,28,31,33

37,38

Jumlah 26 Jumlah 14

Sedangkan instrumen untuk siklus II setelah diujicobakan yang valid 21

butir soal dengan rincian sebagai berikut:

41

Tabel 3.6

Soal siklus II yang valid

Nomor yang valid Nomor yang tidak valid

1,2,3,4,6,7.8,9,10,14,15,16,17,18,19,20,21,28,

31,39,40

5,11,12,13,22,23,24,25,26,27,29,

30,32, 33,3435,36,37,38

Jumlah 21 Jumlah 19

3.6.3 Realibilitas

Uji realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menganalisis data dari pengumpulan data, berdasarkan sistem pemberian (scoring

system) instrumen. Metode yang digunakan adalah instrumen skor diskrit yang

sistem skoringnya 1 dan 0. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal

bentuk ganda digunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) yaitu:

r11 =

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas

n : jumlah butir soal

: proporsi jawaban benar

: proporsi jawaban salah

S2 :

Varians skor total

Angka realibilitas instrumen yang diperoleh dengan rumus Kuder

Richadson dibandingkan dengan nilai konstanta. Jika r Alpha lebih tinggi dari

konstanta (0,70) maka instrumen tersebut dikatakan reliabel (Widoyoko, 2015:

160-165)

Uji reliabilitas instrumen soal siklus I dan II menggunakan bantuan

program anates. Dari hasil perhitungan anates tersebut setiap siklus menunjukkan

nilai realibilitas 0,80. Berdasarkan nilai reliabilitas 0,80 sudah dapat dikatakan

soal instrumen itu reliabel.

42

3.7 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Make a Match dengan

media flashcard dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5

SDN Tambaharjo 02 Pati dengan indikator sebagai berikut:

1. Dengan model Make a Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Pati dalam kategori baik.

2. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Pati dengan

model pembelajaran Make a Match dengan media flashcard mencapai

81%.