BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

28
61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dilihat dari peristilahan yang lazim digunakan di sekolah, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan sekolah. Dilihat dari cakupan luas kawasannya, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Yaumi & Damopolli, 2014: 10); yaitu penelitian yang melibatkan kepala sekolah dan beberapa guru dalam satu sekolah. Pelaksanaan tindakannya, penelitian ini termasuk penelitian tindakan praktis di sekolah atau practical action research, yaitu penelitian yang digunakan untuk meningkatkan praktik pembelajaran maupun praktik manajemen pendidikan di sekolah (Yaumi & Damopolli, 2014: 13). 3.2. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga. Sekolah ini terletak di Jalan Yos Sudarso No. 1 Salatiga. Jumlah tenaga guru 15 orang yang terdiri 5 guru laki-laki dan 10 guru perempuan. Sarana

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

61

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dilihat dari peristilahan yang lazim

digunakan di sekolah, penelitian ini termasuk

dalam jenis penelitian tindakan sekolah. Dilihat

dari cakupan luas kawasannya, penelitian ini

dikategorikan sebagai penelitian tindakan

kolaboratif atau collaborative action research

(Yaumi & Damopolli, 2014: 10); yaitu penelitian

yang melibatkan kepala sekolah dan beberapa

guru dalam satu sekolah. Pelaksanaan

tindakannya, penelitian ini termasuk penelitian

tindakan praktis di sekolah atau practical action

research, yaitu penelitian yang digunakan untuk

meningkatkan praktik pembelajaran maupun

praktik manajemen pendidikan di sekolah (Yaumi

& Damopolli, 2014: 13).

3.2. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga.

Sekolah ini terletak di Jalan Yos Sudarso No. 1

Salatiga. Jumlah tenaga guru 15 orang yang terdiri

5 guru laki-laki dan 10 guru perempuan. Sarana

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

62

di SD Laboratorium Kristen Satya Wacana ini

cukup lengkap dengan 12 ruang kelas, 1 ruang

guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang TU, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang multi media dan 1

ruang UKS serta tempat parkir yang cukup luas

untuk guru dan siswa. Selain sarana dan

prasarana yang memadai, sekolah ini juga

termasuk sekolah berprestasi di tingkat

Kecamatan Sidorejo Salatiga.

Penelitian dilaksanakan pada awal tahun

pelajaran 2016/2017 semester gasal. Penentuan

waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik sekolah karena Penelitian Tindakan

Sekolah (PTS) ini diharapkan tidak mengganggu

proses belajar mengajar di SD Laboratorium

Kristen Satya Wacana. Penelitian ini dilaksanakan

selama 3 bulan yaitu bulan Agustus sampai

dengan bulan Oktober 2016. Pada bulan Agustus

2016 dipergunakan peneliti untuk mengadakan

persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian

dan instrumen yang diperlukan. Setelah itu pada

bulan September 2016 minggu ke-3, peneliti mulai

melaksanakan penelitian tindakan sekolah. Bulan

Oktober 2016 peneliti melakukan pengolahan data

hasil penelitian, dan membuat laporan hasil

penelitian. Surat ijin penelitian dan surat

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

63

keterangan telah melakukan penelitian di SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana dilampirkan

dalam lampiran 1 dan 2.

Subyek penelitian tindakan sekolah ini

yaitu guru-guru SD Laboratorium Kristen Satya

wacana. Jumlah guru sebanyak 15 orang, yang

terdiri dari 5 guru laki-laki dan 10 guru

perempuan dengan karakteristik yang heterogen.

Jenjang kepangkatan guru bervariasi, demikian

juga tingkat pendidikannya.

3.3. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 2) variabel

penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2

variabel yang digunakan, yaitu:

1) Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel terikat.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

64

pelatihan penyusunan instrumen penilaian

skala sikap dengan model In House Training.

2) Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian

variabel ini terikat adalah peningkatan

kemampuan guru SD Laboratorium Kristen

Satya Wacana. Dalam menyusun instrumen

penilaian ranah sikap.

3.4. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Model

Stringer karena memiliki kerangka dasar yang

kuat, yang ditandai dengan tiga kata, Look

(melihat atau memandang), Think (berpikir), dan

Act (bertindak) yang memberi dasar pada setiap

orang untuk melakukan penyelidikan secara

langsung dengan melakukan secara detail hal-hal

sebagai berikut: 1) Melihat, yaitu mengumpulkan

informasi yang relevan (pengumpulan data),

menggambarkan situasi (mendefinisikan dan

mendeskripsikan); Memikirkan : Mengeksplorasi

dan menganalisis : apa yang sedang terjadi

(menganalisis), menginterpretasi dan menjelaskan

atau berteori; dan Bertindak, yaitu Merencanakan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

65

(melaporkan), mengimplementasikan dan

mengevaluasi.

Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Spiral Model Stringer

( Yaumi & Damopolli, 2014: 45)

Dari gambar terlihat bahwa tahapan

penelitian tindakan menurut Stringer, E.T (2007: 8)

berupa siklus yang terdiri dari tiga aspek yaitu look

(melihat), think (berfikir) dan act (berbuat). 1) Look

(melihat) yaitu kegiatan untuk memahami

permasalahan melalui pengumpulan data dan

mendeskripsikan situasi; 2) Think (berfikir) yaitu

kegiatan menganalisis apa yang terjadi dan

menginterpretasikan bagaimana dan mengapa hal itu

terjadi; 3) Act (berbuat) yaitu melakukan tindakan.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang,

artinya hasil dari pelaksanaan program (Act) dapat

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

66

dijadikan acuan dalam perencanaan selanjutnya

(Look). Hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar

3.1.

Rincian tahapan penelitian tindakan model

Stringer ini agak berbeda dengan model penelitian

tindakan yang lain (misalnya model Kurt Lewin

maupun Kemmis & Taggart). Karakteristik penelitian

model ini terletak pada kegiatan paralel interaktif

antara tindakan guru/kepala sekolah/trainer dengan

aktivitas tindakan siswa/guru/peserta pelatihan dalam

satu putaran (siklus) seperti tergambar pada gambar

3.2. dan tabel 3.1. Tindakan kepala sekolah sebagai

trainer maupun guru sebagai peserta pelatihan dalam

penelitian ini berkaitan dengan kemampuan guru

dalam menyusun instrumen penilaian ranah sikap.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

67

Tindakan

Kepala

Sekolah/Trainers

Tindakan Belajar Aktif

Guru/Trainee

Look

(mengumpulkan

informasi)

Mengamati aktivitas

peserta pelatihan

dalam membaca Hand

out pelatihan.

Look

(mengumpulkan

informasi)

Mengumpulkan

informasi dengan

membaca Hand out

pelatihan.

Think

(merefleksi dan

menganalisis)

Merefleksi dan

menganalisis pema-

haman peserta pela-

tihan tentang

langkah-langkah

penyusunan instru-

men penilaian ranah

sikap.

Think

(merefleksi dan

menganalisis)

Menganalisis langkah-

langkah penyusunan

instrumen penilaian

ranah sikap.

Act

(melakukan tindakan)

Memberikan umpan

balik terhadap

kemampuan peserta

pelatihan dalam

menyusun instrumen

penilaian ranah sikap.

Act

(melakukan tindakan)

Melakukan tindakan dan

mendemonstrasikan

kemampuan menyusun

instrument penilaian

ranah sikap.

Gambar 3.2.

Proses Paralel Penelitian Tindakan dengan Belajar Aktif (Stringer dalam Muhammad Yaumi & Muljono

Damopolli, 2014: 45)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

68

Tabel 3.1 Matrik variabel program, indikator IHT,

Sumber Data, Metode dan Analisis Data

Variabel

Program

Indikator IHT

(kemampuan

guru)

Sumber

Data

Metode Analisis

Data

Input Rendahnya kemampuan

guru dalam

menyusun instrumen

penilaian ranah

sikap.

KS

Guru SD Laborato

rium

Kristen Satya

Wacana

Wawan-

cara

Angket

dan

wawan-

cara

Analisis

data

deskrip-tif

persenta

se

Tahapan IHT

Model Stringer

Keaktifan membaca hand out pelatihan

mencapai 100%

Skor aktivitas trainers dan

guru mencapai

kategori baik.

Trainer

dan trainee

Pretest dan

posttest

Lembar observa-si

Doku-mentasi

Analisis

data

kualitatif dan

kualitatif

Tabel 3.2. Matrik Tahapan IHT, Instrumen dan

Indikator capaian

Tahapan IHT

Model

Springer

Aktivitas

Trainee Instrumen

Indikator

Capaian

1. Look

(mengumpul-kan informasi

atau

mengeksplora

si materi)

2. Think

(merefleksi

dan

menganalisis)

Mengumpulkan

informasi dengan membaca hand out pelatihan

Menganalisis langkah-langkah

penyusunan

instrumen

penilaian ranah

sikap

Pretest

Lembar observa-

si

Lembar

observasi

Kesenjangan kemampuan

Keaktifan membaca hand out

pelatihan

mencapai

100%

Skor aktivitas trainers dan

guru mencapai

kategori baik

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

69

3. Act

(melakukan

tindakan)

Melakukan

tindakan dan

mendemonstrasi-kan kemampuan

menyusun

instrumen

penilaian ranah

sikap

Posttest

Lembar observa-

si

skor kemampuan

guru minimal

60.

ketuntasan klasikal

peserta

pelatihan

mencapai

80%.

Matrik tahapan IHT tersebut di atas kemudian

dijabarkan menjadi tahapan pelaksanaan IHT dua

sikus berikut. Masing-masing siklus terdiri dari dua

pertemuan.

Tahap-tahap Siklus I

Look. Peserta pelatihan melakukan kegiatan membaca

hand out pelatihan dengan dibantu oleh fasilitator

pelatihan. Hand out pelatihan mencakup materi sesuai

pertemuan, materi siklus I pertemuan pertama yaitu a)

analisis kompetensi dasar, b) pengantar umum

penilaian, c) hakikat penilaian sikap. Materi siklus I

pertemuan kedua meliputi materi: d) teori

penyusunan instrumen penilaian sikap model skala

Likert, dan e) menentukan obyek sikap skala Likert.

Think. Para peserta melakukan diskusi kelompok untuk

memperdalam pemahaman tentang materi dalam hand

out yang telah dipelajari, sekaligus melakukan refleksi

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

70

seberapa paham pemahanan yang bersangkutan

terhadap materi IHT.

Act. Peserta pelatihan melakukan penyusunan

pernyataan skala sikap sesuai dengan obyek sikap yang

telah ditentukan. Penyusunan ini di dasarkan pada

pemahaman teori penyusunan skala sikap model

Likert.

Tahap-tahap Siklus II

Look. Seperti pada siklus I, peserta pelatihan

melakukan kegiatan membaca hand out pelatihan

dengan dibantu oleh fasilitator pelatihan. Hand out

pelatihan mencakup materi sesuai pertemuan, materi

siklus I pertemuan pertama yaitu: a) uji coba

instrumen skala Likert, b) menentukan skor hasil uji

coba instrumen. Sedangkan materi siklus II pertemuan

kedua mencakup materi menghitung tingkat reliabilitas

dan validitas instrumen skala sikap.

Think. Para peserta melakukan diskusi kelompok untuk

memperdalam pemahaman tentang materi dalam hand

out yang telah dipelajari, sekaligus melakukan refleksi

seberapa paham pemahanan yang bersangkutan

terhadap materi IHT.

Act. Peserta pelatihan melakukan uji coba instrumen,

menentukan skor berdasarkan deviasi normal, dan

melakukan analisis item untuk melihat validitas dan

reliabilitas itemnya, dengan bantuan software SPSS.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

71

Silabus, skenario pelatihan, dan materi PPT

dilampirkan pada lampiran 3.

3.5. Data dan Cara Pengumpulan Data

a. Sumber Data

1) Guru

Mengamati selama proses IHT agar

mengetahui sejauh mana guru sebagai

peserta pelatihan mengembangkan

kemampuan menyusun instrumen penilaian

ranah sikap.

2) Kepala Sekolah

Kepala Sekolah diamati oleh peneliti dalam

proses pelatihan dengan model IHT

berlangsung agar peneliti dapat tahu

bagaimana langkah-langkah penerapan

model pelatihannya.

3) Catatan lapangan oleh peneliti

Peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas guru dalam proses pelatihan dan

pengamatan kegiatan Kepala Sekolah dalam

membimbing guru untuk meningkatkan

keterampilan menyusun instrumen

penilaian ranah sikap.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

72

b. Jenis Data

1) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau bilangan. Data ini diperoleh dari

hasil pretest dan posttest dalam

pelaksanaan IHT.

2) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa

kata-kata, bukan dalam angka. Diperoleh

dari pengamatan peserta guru, keterampilan

kepala sekolah, dokumentasi, dan catatan

lapangan.

c. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data menggunakan teknik tes

berupa soal pretest dan posttest dan non tes

berupa instrumen observasi dan dokumentasi.

Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan

keterampilan guru dalam menyusun instrumen

penilaian ranah sikap selama kegiatan

pelatihan berlangsung. Sebelum disusun item

soal pretest dan posttest, dibuat terlebih dahulu

kisi-kisi soal.

Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga supaya

terjaga validitas kontennya. Lembar observasi

digunakan untuk menilai keaktifan dan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

73

perubahan tingkah laku peserta pelatihan.

Sama seperti soal pretest dan postest, juga

disusun kisi-kisi lembar pengamatan.

Selanjutnya setelah instrumen disusun,

dilakukan uji validitas dan reliabilitas

instrumen. Sedangkan dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data-data yang berupa

bahan tertulis ataupun film. Tabel 3.3 berikut

ini memaparkan kisi-kisi tes. Soal Pretest dan

Posttest Siklus I dan II dilampirkan pada

lampiran 4.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan

Posttest Siklus I dan II

No Pokok Bahasan Nomor

Item

Pretest

Nomor

Item

Posttest

Siklus I :

1. Analisis

Kompetensi Dasar .

1, 2,3 1,10, 11

2. Pengantar umum penilaian.

4, 5, 6, 7 6, 7, 8

3. Hakikat penilaian

sikap.

8, 9, 10,

11, 12,

13

9, 12, 16

4. Instrumen

penilaian sikap

model Skala Likert.

14, 15,

16, 17,

18

2, 4, 5,

14, 18

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

74

5.

Menyusun pernyataan skala

sikap berdasarkan obyek sikap yang

telah ditentukan.

19, 20, 21, 22,

23, 24, 25

3, 13, 15, 17, 19,

20

Siklus II :

1. Langkah

penyusunan skala

sikap: Uji coba

instrumen skala

Likert.

1, 2, 3, 4,

5, 6, 7

3, 8, 9,

10, 19,

20

2. Langkah

penyusunan skala

sikap: Menentukan

skor.

8, 9, 10,

11, 12,

13, 14

1, 2, 4,

14, 12,

11

3. Langkah

penyusunan skala

sikap: Menghitung

tingkat reliabilitas

dan validitas

instrumen skala

sikap.

15, 16,

17, 18,

19, 20,

21, 22,

23, 24,

25

5, 6, 7,

13, 15,

16, 17,

18

Selanjutnya berturut-turut tabel 3.4, 3.5,

3.6, 3.7, 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11 berikut

memaparkan kisi-kisi aktivitas trainer siklus I

dan siklus II maupun aktivitas guru SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana. sebagai

peserta IHT.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

75

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Trainer Siklus I Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor

Item

1.

Look: Mengamati aktivitas peserta

pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

Pretest

Memberikan instruksi

kepada

peserta

untuk mem-

baca materi

tentang kompetensi

dasar dalam

silabus

kurikulum

SD tahun 2013.

Mendorong

peserta un-

tuk mem-

baca materi dalam hand out tentang

hakekat

penilaian

sikap.

1, 2

5

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis

pemahaman peserta pelatihan tentang analisis

kompetensi dasar,

pengantar umum penilaian

dan hakekat penilaian

sikap.

Memfasilitasi

peserta untuk

membaca materi dalam hand out

tentang

pengantar

umum

penilaian.

4

3. Act:

Memberikan umpan balik

terhadap kemampuan

peserta pelatihan dalam

menganalisis ranah

kompetensi pembelajaran

Membagi

peserta men-

jadi 4 kelom-

pok dan

membimbing

peserta un-

3

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

76

yang ditetapkan dalam

silabus kurikulum SD tahun

2013.

tuk melaku-

kan diskusi

kelompok

untuk meng-

analisis

ranah

kompetensi

pembelajar-

an yang

ditetapkan

dalam

silabus

kurikulum

SD tahun

2013.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Trainer Siklus I Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor

Item

1. Look:

Mengamati aktivitas peserta

pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

Mendorong/memfasilita

-si peserta untuk

mengeksplorasi materi

dengan membaca

lembar materi dalam hand out tentang teori

penyusunan instrumen

penilaian sikap model

skala Likert.

Mendorong/memfasilita

-si peserta untuk mem-baca materi dalam

hand out tentang

menyusun item

pernyataan skala sikap

sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.

1

3

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis

pemahaman peserta tentang

Memberikan kasus

tentang contoh skala sikap

2

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

77

langkah-langkah

penyusunan instrumen

penilaian ranah sikap.

yang benar dan yang

kurang benar dan eminta

peserta untuk menganali-

sis kesesuaian contoh

tersebut dengan contoh

skala sikap model Likert.

3. Act:

Memberikan umpan balik

terhadap kemampuan

peserta pelatihan dalam

menyusun instrumen

penilaian ranah sikap.

Membagi peserta menjadi 4

kelompok dan membim-

bing peserta untuk mela-

kukan diskusi kelompok

tentang menyusun item pernyataan skala sikap

sesuai obyek sikap yang

telah ditentukan.

4

Posttest. 5

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Trainer Siklus II Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor

Item

1.

Look:

Mengamati aktivitas peserta

pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

Pretest.

Mendorong/memfasilitasi

peserta untuk membaca materi dalam hand out

tentang uji coba instrumen skala Likert.

Mendorong peserta untuk

membaca materi dalam hand out tentang cara

menentukan skor hasil uji coba instrumen.

1

2

4

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis

pemahaman peserta

pelatihan tentang uji coba

instrumen dan cara menentukan skor hasil .

Memfasilitasi peserta untuk

menentukan skor

berdasarkan deviasi normal

dari hasil uji coba

instrumen.

5

3. Act:

Memberikan umpan balik

Memberikan tugas untuk

melakukan uji coba

instrumen skala Likert dan

3

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

78

terhadap kemampuan

peserta pelatihandalam

melakukan uji coba

instrumen .

memantau pelaksanaan uji

coba.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Trainer Siklus II Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor

Item

1. Look: Mengamati aktivitas peserta

pelatihan dalam membaca hand out pelatihan.

2. Think:

Merefleksi dan menganalisis

pemahaman peserta pelatihan

tentang menghitung tingkat reliabilitas dan validitas

instrumen skala sikap.

Mendorong peserta untuk

membaca materi dalam hand out tentang

menghitung tingkat reliabilitas dan validitas

instrumen skala sikap,

serta Memfasilitasi

peserta untuk membaca materi dalam hand out

tentang menghitung tingkat reliabilitas dan

validitas instrumen skala

sikap.

1

3. Act:

Memberikan umpan balik

terhadap kemampuan

peserta pelatihan dalam

menghitung tingkat

reliabilitas dan validitas

instrument skala sikap.

Membagi peserta dalam 4

kelompok dan

membimbing peserta

untuk melakukan diskusi kelompok dalam

menghitung tingkat

reliabilitas dan validitas

instrumen skala sikap.

2

Posttest. 3

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

79

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Peserta Siklus I Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor

Item

1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out

pelatihan.

Pretest.

Peserta aktif membaca

materi dalam hand out

Kompetensi dasar

dalam silabus

kurikulum SD tahun

2013.

Peserta membaca materi dalam hand out

tentang pengantar

umum penilaian dan

Peserta membaca materi dalam hand out

tentang hakekat

penilaian sikap.

1

2,

5

2. Think:

Menganalisis langkah-

langkah analisis

kompetensi dasar.

Peserta melakukan

diskusi kelompok untuk

menganalisis ranah

kompetensi pembelajaran yang ditetapkan dalam

silabus kurikulum SD

tahun 2013.

4

3. Act:

Mendemonstrasikan

kemampuan

menganalisis

kompetensi dasar.

Peserta membentuk

kelompok menjadi 4

kelompok dan melaksanakan diskusi.

3

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

80

Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Peserta Siklus I Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor

Item

1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out

pelatihan.

Peserta membaca materi dalam hand out

tentang teori penyusunan instru-men

penilaian ranah sikap

skala Likert.

Peserta membaca materi dalam hand out

tentang menyusun item pernyataan skala sikap

sesuai obyek sikap yang

telah ditentukan.

1

3

2. Think:

Menganalisis langkah-langkah penyusunan

instrumen penilaian

ranah sikap.

Peserta membentuk

kelompok menjadi 4 kelompok dan melakukan

analisis kasus contoh

instrumen penilaian sikap

yang benar dan kurang

benar kemudian dianalisis

sesuai dengan langkah-langkah skala sikap model

Likert.

2

3. Act:

Mendemonstrasikan

kemampuan menyusun

instrumen penilaian

ranah sikap.

Peserta membentuk

kelompok menjadi 4

kelompok dan peserta melakukan diskusi

kelompok untuk

menyusun item

pernyataan skala sikap

sesuai obyek sikap yang telah ditentukan.

4

Posttest. 5

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

81

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Observasi

Aktivitas Peserta Siklus II Pertemuan pertama

No Komponen Indikator Nomor

Item

Pretest 1

1. Look:

Mengumpulkan

informasi dengan membaca hand out

pelatihan.

Peserta membaca materi dalam hand out tentang

uji coba instrumen skala

Likert

Peserta membaca materi

dalam hand out tentang

cara menentukan skor

hasil uji coba

instrumen.

2

4

2. Think: Menganalisis langkah-

langkah tentang uji

coba instrumen skala

Likert dan cara

menentukan skor hasil uji coba instrumen.

Peserta menentukan skor berdasarkan deviasi

normal dari hasil uji coba

instrumen.

5

3. Act:

Mendemonstrasikan

kemampuan

melakukan uji coba

instrumen dan

menentukan skor hasil

uji coba instrumen.

Peserta melakukan uji

coba instrumen skala

Likert.

3

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

82

Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Siklus II Pertemuan kedua

No Komponen Indikator Nomor

Item

1. Look:

Mengumpulkan informasi dengan membaca hand out

pelatihan

Peserta membaca materi dalam hand out tentang

menghitung tingkat reliabilitas dan validitas

instrumen skala sikap

1

2. Think:

Menganalisis langkah-

langkah menghitung

tingkat reliabilitas dan validitas instrumen

skala sikap

3. Act:

Mendemonstrasikan

kemampuan

menghitung tingkat

reliabilitas dan

validitas instrumen

skala sikap

Peserta membuat kelompok

menjadi 4 kelompok dan

peserta melakukan diskusi

kelompok untuk menghitung tingkat

reliabilitas dan validitas

instrumen skala sikap

2

Posttest 3

Instrumen lembar observasi Siklus I dan II dilampirkan

pada lampiran 5.

d. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2015: 194) tingkat

validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan

cara mengkorelasikan setiap butir instrumen

dengan totalnya dikoreksi dengan butirnya sendiri.

Tekniknya dengan mencari koefisien corrected item

to total correlation. Menurut Azwar (2012: 157),

suatu item instrumen penelitian dianggap valid

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

83

jika memiliki koefisien corrected item to total

correlation ≥ 0,30.

Untuk mengetahui tingkat validitas

instrumen yang akan diujikan kepada peserta

pelatihan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrumen untuk mengetahui item yang valid.

Dalam penelitian ini uji coba instrumen

dilaksanakan di SD Kristen 03 Eben Haezer

Salatiga dengan jumlah responden 23 guru,

sedangkan jumlah instrumen tes untuk siklus I

sebanyak 25 item dan instrumen tes untuk siklus

II sebanyak 25 item. Setelah di uji cobakan

kemudian item tes di analisis dengan

menggunakan program SPSS for Windows versi 22.

Adapun instrumen yang bisa digunakan adalah

instrumen yang mempunyai tingkat validitas >

0,30. (Surat ijin penelitian dan surat keterangan

telah melakukan penelitian di SD Kristen 03 Eben

Haezer Salatiga dilampirkan dalam lampiran 6 dan

7).

Kemudian untuk mengetahui tingkat

reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan

jawaban guru terhadap pertanyaan-pertanyaan

dalam item instrumen digunakan teknik

Reliability Coefficient Alpha menggunakan program

SPSS for Windows versi 22. Dalam penelitian ini

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

84

untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen

menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh

Azwar (2012: 98) sebagai berikut : 0,6 kurang

baik, 0,7 dapat diterima, 0,8 ke atas baik.

Setelah melakukan penghitungan

menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji reliabilitas

pada siklus I sebesar 0.871; dan 0, 855 pada

siklus II. Angka koefisien reliabilitas Alpha ini

berada pada kategori reliabilitas baik (siklus I dan

II). Artinya instrumen tes buatan peneliti ini akan

memberikan hasil yang relatif sama apabila

dilakukan tes berulang-ulang, oleh karena itu soal

tes ini dapat digunakan untuk penelitian.

Berkaitan dengan uji validitas soal tes, butir

soal dianggap valid apabila mencapai nilai

koefisien korelasi setiap skor dengan skor total

lebih besar dari 0,30, sedangkan apabila koefisien

korelasi kurang dari 0,30 maka item tersebut

dianggap tidak valid atau harus dihilangkan

(Azwar, 2012: 157). Berdasarkan hasil uji validitas

25 item yang telah dilakukan diperoleh data ada

20 item soal siklus I yang memiliki koefisien

korelasi skor butir dengan skor total masuk dalam

kategori valid (≥ 0,30), sedangkan 5 soal tidak

valid. Koefisien korelasi validitas item ke-20 soal

tersebut bergerak antara 0,349 s/d 0,703; oleh

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

85

karena itu soal-soal inilah yang akan digunakan

untuk penelitian. Nomor-nomor soal yang tidak

valid sehingga harus dibuang adalah soal nomor

5, 10, 11, 20 dan 21.

Hasil uji validitas 25 item yang telah

dilakukan untuk siklus II juga terdapat 20 item

yang memiliki koefisien korelasi skor butir dengan

skor total masuk dalam kategori valid (≥ 0,30),

sedangkan 5 soal tidak valid. Koefisien korelasi

validitas item ke-20 soal tersebut bergerak antara

0, 353 sd 0,766; oleh karena itu soal-soal inilah

yang akan digunakan untuk penelitian. Nomor-

nomor soal yang tidak valid sehingga harus

dibuang adalah soal nomor 3, 11, 20, 23 dan 25.

Hasil analisis butir instrumen dilampirkan pada

lampiran 8.

3.6. Indikator Keberhasilan

Ketentuan indikator keberhasilan penerapan

pelatihan model IHT dikatakan berhasil apabila

skor aktivitas trainer dan guru sebagai peserta

pelatihan mencapai kategori baik, dan skor

kemampuan guru minimal 60, dengan ketuntasan

klasikal peserta pelatihan mencapai 80%.

3.7. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif diperoleh dari data hasil

evaluasi peserta pelatihan dengan menghitung

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

86

rata-rata hasil tes kemampuan guru terlebih

dahulu dan selanjutnya dibandingkan dengan

kategori kriteria keberhasilan pelatihan. Untuk

data kualitatif merupakan deskripsi dari hasil data

kuantitatif. Berikut ini akan dijelaskan langkah-

langkah untuk memperoleh data kuantitatif dan

data kualitatif.

3.7.1. Teknis Analisis Data Kuantitatif

a. Menghitung Hasil Tes Kemampuan guru

Hasil tes kemampuan guru SD

Laboratorium Kristen Satya Wacana.

diperoleh dari jumlah skor yang diperoleh

guru baik pretest maupun posttest. Hasil

belajar diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana kemajuan guru sebagai

peserta pelatihan dalam mempelajari

langkah-langkah penyusunan instrumen

penilaian ranah sikap. Hasil pelatihan

yang diharapkan minimal 60. Rumus

yang digunakan sebagai berikut:

Nilai akhir = x 100

b. Menghitung Rata-rata Kelas

Rata-rata kelas diperoleh dari

jumlah hasil tes kemampuan guru dibagi

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

87

banyaknya peserta pelatihan. Dengan

dihitungnya rata-rata kelas, maka dapat

diketahui kemampuan peserta pelatihan

secara kelas di dalam kelasnya. Dengan

mengetahui rata-rata kelas, selanjutnya

dapat diterapkan kebijakan tertentu.

Rata-rata yang diperlukan dalam

penelitian kali ini diharapkan dapat

mencapai nilai 60. Adapun cara meng-

hitung rata-rata kelas sebagai berikut:

M =

M = rata-rata kelas

∑x = jumlah hasil belajar peserta didik

dalam suatu kelas

∑n = jumlah peserta didik (Sudjana,

2010:125).

c. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal

Ketuntasan belajar klasikal adalah

persentase ketuntasan peserta pelatihan

yang memenuhi kriteria ketuntasan

minimal. Berikut adalah cara menghitung

persentase peserta pelatihan yang

memenuhi kriteria ketuntasan minimal:

Persentase =

x 100%

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13304/5/T2_942015016_BAB... · ringer ini agak berbeda dengan model penelitian tindakan yang

88

3.7.2. Teknis Analisis Data Kualitatif

Menghitung aktivitas trainer dan aktivitas

peserta pelatihan dalam penerapan model

pelatihan IHT menggunakan lima aspek

penilaian dengan masing-masing aspek

empat deskriptor. Berikut adalah

penghitungan persentase aktivitas trainer

dan aktivitas peserta pelatihan:

Persentase =

x 100%

Tabel 3.12

Kriteria Aktivitas Guru dan Peserta pelatihan

Persentase Kriteria

81% - 100% Baik sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

1% - 20% Kurang sekali