BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian · kerja yang harus dilakukan untuk merubah data...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian · kerja yang harus dilakukan untuk merubah data...
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Metode Kuantitaf merupakan metode pendekatan yang memandang suatu realitas
itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan terukur antar hubungan variabel
yang bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan
analisisnya menggunakan uji statistik (Weenas, 2013).
Berdasarkan definisi tersebut, maka metode penelitian deskriptif kuantitatif
digunakan karena peneliti bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan yang ada
dengan melakukan pengujian analisis terhadap hipotesa-hipotesa yang diajukan.
3.2 Metode Penetuan Lokasi Penelitian
Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
Lokasi yang dipilih adalah di Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo karena
lokasi penelitian dengan pertimbangan terdapat berbagai industri besar terutama
industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kertas, kayu, plastik, dan
lainnya yang menjadikan tolak ukur untuk penjualan produk-produknya dan
mempengaruhi daya beli masyarakat yang tinggi.
28
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Gedangan
Kabupaten Sidoarjo yang pernah atau sedang mengkonsumsi obat herbal Tolak
Angin Sido Muncul. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling atau teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyi sangkut paut yang erat
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Pemilihan responden dengan karakteristik pernah atau sedang mengkonsumsi obat
herbal Tolak Angin Sido Muncul dengan minimal pernah melakukan satu kali
pembelian, responden laki-laki maupun perempuan yang berusia 15 tahun keatas
dengan pertimbangan pada usia minimal 15 tahun ini dianggap sebagai usia
menginjak remaja yang mampu memberikan keputusan terhadap berbagai hal
termasuk keputusan dalam pemilihan produk. Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus :
𝑛 =𝑍2
4 (𝑀𝑜𝑒)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Z = Tingkat keyakinan
Moe = Margin of Error
Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau Z
sebesar 1,96. Nilai ini ditentukan menurut kebiasaan yang dipergunakan dalam
penelitian ekonomi, sosial, dan pertanian. Nilai Moe yang digunakan sebesar 10%
29
semakin besar ukuran sampel maka semakin besar margin of error atau bahkan
sebaliknya. Jumlah sampel pada penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut :
𝑛 =𝑍2
4 (𝑀𝑜𝑒)2
𝑛 =1,962
4 (0,1)2
𝑛 =3,8416
0,04= 96,04
Hasil perhitungan menunjukkan jumlah sampel sebanyak 96,04 untuk
mempermudah perhitungan dibulatkan menjadi 100, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan 100 sampel.
3.4 Jenis dan Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan hal yang penting dalam penelitian, karena
dengan adanya data yang akurat akan diperoleh hasil yang sesuai dengan
kegunaanya yaitu pengumpulan variabel tetap mengingat pentingnya arti data
penelitian, jenis dan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari responden melalui hasil penyebaran kuisioner. Memperoleh hasil data
primer yang akurat dan pasti, peneliti menggunakan beberapa metode
pengambilan data, yaitu :
30
a. Kuisioner
Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mendapatkan hasil
data terperinci langsung dari responden yang menjadi salah satu data utama
dari hasil penelitian. Bentuk angket yang disebarkan adalah angket tertutup
yaitu pada setiap petanyaan telah disediakan sejumlah alternatif jawaban
untuk dipilih oleh setiap responden, dimana keseluruhan variabel dalam
penelitian ini diukur dengan model Skala Likert. Skala ini digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Skala likert yaitu skala yang berisi lima tingkat
jawaban yang merupakan skala ordinal. Penyusunan skala likert adalah 1 =
Sangat Setuju (SS), 2 = Setuju (S), 3 = Cukup Setuju (CS), 4 = Tidak Setuju
(TS), 5 = Sangat Tidak Setuju (STS).
b. Wawancara
Adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab
secara lisan yang diarahkan kepada peneliti yang dibahas mengenai atribut
produk yang meliputi kualitas produk, harga, asosiasi merek dan iklan
terhadap keputusan pembelian obat herbal Tolak Angin Sido Muncul di
Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang terkait
dengan topik penelitian yang diperoleh dari jurnal.
31
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang
ingin diukurnya. Jadi dapat diartikan jika semakin tinggi validitas suatu tes,
maka alat test tersebut semakin tepat mengenai sasaran, menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Pengukuran di katakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan serta
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Alat ukur
yang tidak valid akan memberikan hasil ukuran yang menyimpang dari
tujuannya. Penyimpangan pengukuran tersebut disebut dengan kesalahan
(eror) atau varian.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r tabel untuk df = n – k dalam hal ini n adalah jumlah sample
dan k adalah jumlah variabel bebas. Jika r hitung (dapat dilihat dalam kolom
corected item–total corelation) lebih besar dari r tabel (dilihat dari r product
moment) dan nilai r positif. Maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan
valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pengukuran dikatakan reliabel
jika suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama
32
dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Kata lain, reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur suatu
gejala yang sama. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan
oleh angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis, besarnya
koefisien reliabilitas berkisar 0,00 – 1,00, akan tetapi pada kenyataan
koefisien 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
alpha cronbach yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1.
Jika skala itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang sama, dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Nilai alpha cronbach 0,00 s/d 0,20, berarti kurang reliabel
b. Nilai alpha cronbach 0,21 s/d 0,40, berarti agak reliabel
c. Nilai alpha cronbach 0,42 s/d 0,60, berarti cukup reliabel
d. Nilai alpha cronbach 0,61 s/d 0,80, berarti reliabeel
e. Nilai alpha cronbach 0,81 s/d 1,00, berarti sangat reliabel
Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukuran.
Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat
pengukur tersebut.
3.5.3 Method of Successive Interval (MSI)
Method of successive interval adalah metode penskalaan untuk
menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval. Prosedur
kerja yang harus dilakukan untuk merubah data dengan skala ordinal
33
menjadi skala interval salah satunya adalah menggunakan komputerisasi
program MS. Excel stat.97, memudahkan dan mempercepat proses
pengolahan data dari skala ordinal ke skala interval untuk mentransformasi
data.
3.5.4 Regresi Linier Berganda
Berfungsi untuk menguji atau melakukan estimasi dari suatu
permasalahan yang terdiri lebih dari satu variabel bebas. Secara umum
persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Kualitas Produk
X2 = Harga
X3 = Asosiasi Merek
X4 = Iklan
0 = Konstanta
1….5 = Koefisien regresi variabel x1 sampai x5
e = Kesalahan penggangu (error disturbance)
A. Uji F (Simultan)
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang nyata antara variabel-
variabel independen dengan variabel dependen. Uji F juga digunakan untuk
mengetahui apakah semua variabel independent secara simultan (bersama)
34
berpengaruh terhadap variabel dependent, digunakan uji-F dengan rumus
sebagai berikut :
)1/()1(
)/(
2 knR
kRFhitung
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
k = Konstanta (jumlah variabel independen)
n = Jumlah sampel
1) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 ( tidak ada pengaruh secara simultan yang nyata
antara variabel bebas terhadap variabel terikat).
H1 : b1 b2 b3 b4 0 (ada pengaruh secara simultan nyata antara
variabel bebas terhadap variabel terikat).
2) Nilai Kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikansi () 0,05
Ada dua cara dalam penentuan kriteria dalam pengambilan keputusan,
yaitu :
a. Berdasarkan perbandingan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel :
1) Apabila Fhitung < Ftabel, berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya
variabel-variabel independen secara simultan tidak mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen.
2) Apabila Fhitung > Ftabel, berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya
variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh
yang nyata terhadap variabel dependen.
35
b. Berdasarkan probabilitas
1) Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen.
2) Apabila probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen.
B. Uji t Test (Parsial)
Berfungsi ntuk menguji signifikasi konstanta dari setiap variabel
independent, apakah kualitas produk (X1), harga (X2), Asosiasi Merek (X3),
dan Iklan (X4), benar-benar berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap
variabel dependent yaitu keputusan pembelian(Y), dilakukan uji t dengan
rumus sebagai berikut :
)bi(Se
bt ihitung
Keterangan :
b1 = Koefesien Regresi
Se = Standart error
1) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 ( tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel
bebas secara partial terhadap variabel terikat).
H1 : b1 b2 b3 b4 0 (ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas
secara partial terhadap variabel terikat).
2) Tingkat Signifikan = 0.05
36
Ada dua cara dalam menentukan kriteria dalam pengambilan
keputusan, antara lain :
a. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel
Syarat :
1) Ho diterima : Jika thitung berada diantara - ttabel dan + ttabel, artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan dari tiap-tiap variabel independent secara
individual terhadap variabel dependent.
2) Ho ditolak : Jika thitung tidak diantara nilai - ttabel dan + ttabel, artinya ada
pengaruh yang signifikan dari tiap-tiap variabel independen secara
individual terhadap variabel dependent.
b. Berdasarkan Probabilitas
Syarat :
1) Jika Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan dari tiap-tiap variabel independent secara individual
terhadap variabel dependent.
2) Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan dari tiap-tiap variabel independent secara individual terhadap
variabel dependent.
3.5.5 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Angka R Square adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, R
square disebut juga dengan koefisien determinasi, digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent secara
keseluruhan terhadap variabel dependent. Nilai R2 yang kecil berarti
37
kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel-
variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independent memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependent.
Adapun kriteria R2 adalah sebagai berikut :
a) Mempunyai range antara 0 sampai 1 ( 1 ≥ R2 ≥ 0 )
b) Jika R2 yang semakin mendekati nilai 1, maka semakin kuat hubungan
antara variabel independent dan dependent.
Suatu R2 sebesar 1 berarti terjadi hubungan sempurna, sedangkan R2
yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel terikat dengan
variabel bebas, dengan demikian semakin kecil R2 semakin lemah hubungan
antar variabel.
3.5.6 Uji Asumsi Klasik
a. Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara residual dari
pengamatan satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
seharusnya tidak menunjukkan adanya autokorelasi. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi, maka Durbin Watson (DW) akan dibandingkan
dengan DW tabel dengan kriterian sebagai berikut :
Jika DW < dk atau DW > 4 – dl, maka ada autokorelasi positif (+).
Jika DW diantara dL dan dU, maka terjadi tidak ada kesimpulan yang pasti.
Jika DW diantara du dan 4 – du, maka tidak ada autokorelasi.
Jika DW diantara 4 – du dan 4 – dl, maka tidak ada kesimpulan yang pasti.
38
Jika DW diantara 4 – dL dan 4, maka terjadi autokorelasi negatif (-).
Keterangan:
du : batas atas dari DWtabel (DW upper bound)
dl : batas bawah dari DWtabel (DW lower bound)
b. Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah hubungan antar variabel independent yang
terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau
mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model
mendekati sempurna yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna
atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya
multikolinieritas adalah koefisien korelasi variabel tidak tertentu dan
kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.
Syarat uji multikolinieritas adalah :
Jika tolerance < 0,1 atau inflation faktor Variance Inflation Factor (VIF) >
10 terjadi multikolinieritas.
c. Heteroskedastisitas
Scatterplot digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan pada asumsi klasik, yaitu heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua
pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
39
Syarat uji heteroskedastisitas adalah :
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, menyempit) maka terjadi
heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Output pada scatterplot tidak menunjukkan adanya pola yang jelas,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada data-data yang digunakan pada
model tersebut.