BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian...
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana
terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama
yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan,
kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang
akan diberikan perlakuan.
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan
benda kongkret dalam model pembelajaran make a match . Tujuan dari
penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan
sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok
eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/
2012. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu
SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo.
3.1.3 Prosedur Eksperimen
Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur
eksperimennya yaitu sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi tes
2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada
3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan
uraian
29
29
4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas dan reabilitas soal
5. Melakukan tes 1 pada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awalnya
6. Memberi perlakuan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 01
sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok
eksperimen
7. Memberi tes 2 kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
8. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar
9. Menyusun laporan hasil penelitian
Langkah selanjutnya yaitu membuat rancangan penelitian.
Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu, pertama kali memastikan
kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama, dengan cara melakukan
tes 1 kepada kedua kelompok. Kemudian kelompok kontrol (SD Negeri
Karangtengah 01) diberikan perlakuan secara konvensional sedangkan
kelompok eksperimen (SD Negeri Tlogo) diberikan perlakuan dengan
model pembelajaran make a match dengan menggunakan benda kongkret.
Dilakukan tes 2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelompok,
kemudian dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait
penarikan kesimpulan hasil penelitian. Secara sederhana rancangan
penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gbr. 3.1
Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Penggunaan Benda Kongkret Pada Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV
SD Di Gugus Perkutut Tuntang Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Kondisi
A
w
a
l
S
i
s
w
a
s
a
m
a
Kelompok
kont
rol Hasil
B
e
l
a
j
a
r
Perlakuan dengan
pengguna
an benda
kongkret
pada
model
pembelaja
ran make
a match
Perlakuan
konvensio
nal
Kelompok
eksp
erim
en
30
30
Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang
digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian
ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random (Sugiyono, 2011:116). Nonequivalent Control Group Design
merupakan salah satu desain kuasi eksperimen. Kedua kelompok tidak
dipilih berdasarkan random, untuk mengetahui keadaan awal kedua
kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu diuji homogenitas
berdasarkan hasil tes 1. Setelah dipastikan kedua kelompok dalam kondisi
yang sama (homogen) maka diberikan perlakuan (x) kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (konvensional),
dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes 2 untuk mengetahui
keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok
eksperimen dan konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah didapatkan
hasil tes 2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test), lalu dilakukan
analisis untuk mengetahui keadaan kelompok setelah perlakuan serta
pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih
jelas dapat dilihat pada gambar di berikut ini:
Gambar 3.2
Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Design
O1 X O2
O3 04
Keterangan:
X : Perlakuan (Penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran
make a match)
O1 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok eksperimen
O2 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok eksperimen
O3 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok kontrol
O4 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok kontrol
31
31
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebasnya yaitu penggunaan benda kongkret pada model
make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I sebagai kelompok
pemegang kartu soal, kelompok II sebagai kelompok pemegang kartu
jawaban dan kelompok III sebagai penilai.
b. Guru menyiapkan benda kongkret, kartu soal dan kartu jawaban.
c. Setiap siswa dari kelompok I mendapatkan satu kartu soal dan setiap
anggota dari kelompok II mendapatkan satu kartu jawaban.
d. Kelompok I yang memegang kartu soal memikirkan jawaban sedangkan
kelompok II yang memegang kartu jawaban memikirkan soal yang sesuai.
e. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yangcocok dengan
kartunya (soal maupun jawaban).
f. Selanjutnya setelah kelompok I dan II berpasangan. Kartu yang telah
dipasangkan (soal dan jawaban) diberikan kepada kelompok III untuk
dikoreksi.
g. Kelompok III sebagai penilai memberikan poin kepada kelomok yang
benar.
h. Setelah batas waktu yang ditentukan habis, kemudian ketiga kelompok
bertukar peran, kelompok I menjadi penilai, kelompok II menjadi kelompok
pemegang kartu soal dan kelompok III sebagai pemegang kartu jawaban.
i. Selanjutnya melakukan langkah seperti di atas.
j. Petukaran peran dilakukan sampai semua kelompok merasakan menjadi
kelompok pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilai.
k. Kesimpulan/ penutup.
Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independent (Endang Mulyatiningsih, 2011:90). Dalam penelitian
ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV semester II tahun
ajaran 2011/2012.
32
32
Hasil Belajar : besarnya skor yang diperoleh siswa kelas IV dari
nilai proses (pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilaian) dan nilai
hasil (tes formatif) pada akhir kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar : 40% nilai proses + 60% nilai hasil
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda
yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Endang
Mulyatiningsih, 2011:10). Populasi dalam penelitian ini yaitu SD imbas di
gugus Perkutut kecamatan Tuntang kabupaten Semarang semester II tahun
ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 SD imbas. Data lebih rinci disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Daftar Sekolah Dasar Imbas Gugus Perkutut
Kabupaten Semarang
No Nama Sekolah
1 SD Negeri Tlogo
2 MI Watuagung
3 SD Negeri Watuagung 01
4 SD Negeri Watuagung 02
5 SD Negeri Karangtengah 01
3.3.2 Sampel
Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD
imbas yang ada. Peneliti menggunakan cluster sampling. Cluster sampling
digunakan apabila populasi sasaran eksperimen cukup luas dan peneliti
berkeinginan untuk mengambil sebagian populasi (sampel) yang mewakili
saja (Endang Mulyatiningsih, 2011:96). Jadi, sampel penelitian yang
digunakan yaitu SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01
33
33
kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Data lebih rinci dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Data Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01
Tuntang Semarang Semester II Tahun ajaran 2011/2012
3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai
berikut :
1. Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam
penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan
ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas
IV mata pelajaran IPS. Sebelum membuat instrumen pengumpulan data,
maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen. Secara lebih jelas kisi-
kisi instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.
2. Non tes
Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini
menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
Sekolah Total Perlakuan
SD Negeri Tlogo 30 Kelompok Eksperimen
SD Negeri Karangtengah 01 26 Kelompok Kontrol
Jumlah siswa 56
34
34
yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu:
implementasi RPP dan kegiatan siswa.
a. Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian
pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses
yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match,
untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi.
Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi – kisi instrumen
observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini
adalah model dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu penggunaan benda kongkret pada model
pembelajaran make a match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas
kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Untuk Aktifitas Guru
Indikator Aspek yang diamati
Persiapan
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
2. Penggunaan benda kongkret dan kartu-kartu sesuai dengan
materi yang akan diajarkan
3. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan
Pelaksana-
an
Kegiatan Awal
4. Membuka pelajaran dengan salam
5. Melakukan apersepsi dan motivasi
6. Menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
35
35
8. Membentuk tiga kelompok (kelompok pemegang soal, kelompok
pemegang jawaban dan kelompok penilai).
9. Menjelaskan peran setiap kelompok dengan jelas.
10. Menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret yang telah
disediakan dalam menunjang pembelajaran.
11. Sebagai fasilitator dalam kegiatan mencari pasangan
12. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa
13. Memberi kesempatan kelompok penilai untuk melaporkan hasil
penilaiannya.
14. Memuji siswa yang giat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran
Penutup 15. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Setelah dibuat kisi-kisi barulah dibuat instrumen observasi aktifitas
guru dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil
observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 16 dan
17.
b. Observasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV
SD Negeri Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Sebelum dibuat
instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka
terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran secara lebih jelas disajikan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa
Indikator Aspek yang diamati
Persiapan 1. Siswa membawa alat tulis dan materi yang akan dipelajari
2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
Pelaksanaan 3. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
36
36
P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
peserta didik keseluruhan atau
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Indikator
4. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu soal yang cocok
dengan kartu jawaban.
Aspek yang diamati
Pelaksanaan 5. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu jawaban yang cocok
dengan kartu soal.
6. Siswa aktif saat menjadi penilai pasangan kartu yang sesuai.
Penutup 7. Siswa menyelesaikan semua peran dengan baik.
8. Siswa mampu menarik kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat
instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Instrumen observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19.
3.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi
peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001).
Semakin tinggi tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, begitu
pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin
sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P), dapat dihitung dengan rumus:
Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.7), rentang nilai tingkat
kesukaran soal berkisar antara 0-1, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
37
37
Tabel 3.5
Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.25 Sukar
0.26 – 0.75 Sedang
0.76 – 1.00 Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada
tebel di bawah ini:
Tabel 3.6
Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda (30 soal)
Kategori Frekuensi (f) No item soal
Sukar - -
Sedang 26 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30
Mudah 4 5, 22, 24, 28
Dari tabel 3.6 terlihat jelas bahwa tidak ada 1 item soal yang masuk
dalam kategori sukar, 26 soal termasuk dalam kategori sedang dan 4 soal
termasuk dalam kategori mudah. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada
lampiran 11.
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam
Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus:
TK = Mean
Skor maksimum
Keterangan :
TK : Tingkat kesukaran soal uraian
Mean : Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal
38
38
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada
tebel di bawah ini:
Tabel 3.7
Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian (10 soal)
Kategori Frekuensi (f) No item soal
Sukar 1 1
Sedang 9 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10
Mudah - -
Dari tabel 3.7 terlihat jelas bahwa tidak ada soal yang masuk dalam
kategori mudah, 9 soal termasuk dalam kategori sedang dan 1 soal termasuk
dalam kategori sukar. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran
11.
3.6 Uji Instrumen Penelitian
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006;168; dalam Dwinanto,
2011:34)
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Suharsimi, 2009: 69;
dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka
kasar.
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel bebas
39
39
y = variabel terikat
n = jumlah data
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19.0. Dasar pengambilan
keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Naniek Sulistya Wardani
(2009:8.12) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika
memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori
inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak,
dengan rentang indeks validitas sebagai berikut:
Tabel 3.8
Klasifikasi Indeks Validitas
Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD
Negeri Karanganyar 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang pada
tanggal 24 maret 2012. Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji
validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10 soal uraian,
setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan
SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang
tidak valid terdapat pada item soal nomor 2, 9, 14, 27, dan 29. Kemudian
dari 25 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata
semua item soal tetap valid. Dari 25 item soal pilihan ganda yang valid,
semuanya digunakan untuk instrumen penelitian.
Selain item soal pilihan ganda terdapat juga item soal uraian. Uji
validitas soal juga dilakukan terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian,
No Indeks Interprestasi
1 0.81-1.00 Sangat tinggi
2 0.61-0.80 Tinggi
3 0.41-0.60 Cukup
4 0.21-0.40 Rendah
5 0.00-0.20 Sangat rendah
40
40
setelah dilakukan uji validitas maka diketahui bahwa ada 2 item soal yang
tidak valid yaitu instrumen nomor 3, 8. Kemudian dari 8 item soal yang
sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata terdapat 1 soal yang tidak
valid yaitu instrumen nomor 2. Dari 7 item soal uraian yang valid, kemudian
dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 7 item
soal yang sudah valid hanya 5 soal yang digunakan untuk instrumen
penelitian. Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan
ganda dan 5 soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal
sudah bisa digunakan untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas secara
lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah
ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.
Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil
yang relatif sama. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono,
2006:282) adalah:
Keterangan :
: koefisien realibilitas alpha
k : mean kuadrat antara subyek
: mean kuadrat kesalahan
: varians total
Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0 - 1 yang
menunjuk pada prosentase varian error dengan sumber variasi yang
berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas skor tes dalam penelitian ini
41
41
menggunakan SPSS 19.0. Berikut tabel rentang indeks reliabilitas menurut
Naniek Sulistya Wardani (2009:8.14):
Tabel 3.9
Klasifikasi Indeks Reliabilitas
No Indeks Interprestasi
1 0.80-1 .00 Sangat reliabel
2 < 0.80-0.60 Reliabe reliabel
3 < 0.60- 0.40 Cukup reliabel
4 < 0.40- 0.20 Agak R reliabel
5 < 0.20 Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas instrumen soal tes dengan bantuan SPSS 19,0
diperoleh hasil untuk uji validitas pertama item soal pilihan ganda sebanyak
30 soal, tingkat reliabilitasnya sebesar 0,871 dengan interprestasi sangat
reliabel, kemudian setelah dilakukan uji reliabilitas lagi terhadap 25 soal
yang sudah valid, reliabilitasnya sedikit meningkat dengan angka 0,889
maka interprestasinya sangat reliabel.
Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal uraian. Item soal uraian
berjumlah 10. Dari hasil uji validitas pertama terhadap 10 item soal uraian,
angka reliabilitasnya 0,612 dengan interprestasi reliabel. Setelah dilakukan
uji validitas kedua terhadap 8 item soal uraian yang sudah valid, angka
reliabilitas meningkat menjadi 0,739 dengan interprestasi reliabel.
Dari hasil uji reliabilitas dengan interprestasi bahwa item soal sudah
reliabel, maka item soal sudah layak digunakan untuk instrumen penelitian,
baik instrumen soal pilihan ganda maupun item soal uraian. Hasil uji
reliabilitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10.
3.6.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians
tersebut homogen atau tidak. Kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai
signifikansi > 0.05. Rumus uji homogenitas adalah sebagai berikut:
42
42
S2 =
Keterangan:
= jumlah siswa tiap kelompok
= varians tiap kelompok
Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %)
maka hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F
hitung > F tabel dan p < 0,05 ( 5%) maka tidak homogen.
Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19.0. Metode
pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno
(2010;99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama) dan
jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai
hasil tes homogenitas (tes 1) antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Hasil Uji Homogenitas Tes 1
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Tes 1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,291 1 54 ,261
Hasil uji homogenitas yang diperoleh melalui perhitungan SPSS
diketahui bahwa angka signifikansi dari hasil uji homogenitas tes 1 antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mencapai 0,261. Hal ini berarti
kedua kelompok homogen atau dalam kata lain kedua kelompok dalam
keadaan yang sama jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok homogen karena 0,261 > 0,05.
43
43
3.7 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent
Control Group Design, maka analisis data yang tepat adalah menggunakan
independent sample t-tes. Menguji signifikasi perbedaan mean antar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan
adalah uji t-test. Data yang terkumpul dari hasil terakhir pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata.
Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t yang dilakukan dengan
bantuan SPSS 19.0. Sebelum melakukan uji t dipastikan nilai dalam kondisi
berdistribusi normal. Rumus statistik untuk menghitung t-tes, sebagai
berikut:
Keterangan: t = t hitung
= variansi kelompok eksperimen
= variansi kelompok kontrol
= jumlah kelompok eksperimen
= jumlah kelompok kontrol
= mean nilai tes akhir kelompok eksperimen
= mean nilai tes akhir kelompok kontrol