BAB III Manajemen.doc

download BAB III Manajemen.doc

of 27

Transcript of BAB III Manajemen.doc

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

I. Hasil Pengkajian 5 MA. 5 M (Man, Material & Machine, Method, Money, Market)

1. Man

Jumlah Tenaga

Kualifikasi tenaga keperawatan di UNIT STROK berjumlah 10 orang dengan rincian sebagai berikut:

a) Tenaga Keperawatan :

No.KualifikasiJumlahProsentase

1.S1 Keperawatan-0%

2.DIII Keperawatan990%

3.DI Keperawatan110 %

Jumlah10100%

Kesimpulan: dari data di atas sebagian besar perawat di Unit Stroke adalah berlatar pendidikan DIII Keperawatan, perlu ditingkatkan lagi untuk bisa melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.b) Tenaga Medis :

No.KualifikasiJumlahProsentase

1.Dokter Spesialis Bedah Umum36,8 %

2.Dokter Spesialis Bedah Ortopedi24,5 %

3.Dokter Spesialis Mata49 %

4.Dokter Spesialis Syaraf24,5 %

5.Dokter Spesialis THT24,5 %

6.Dokter Spesialis Bedah Syaraf12,2 %

7.Dokter Umum715,9 %

8.Bedah dan IPD49 %

9Dokter Spesialis paru24,5 %

10Dokter Gigi24,5 %

11Dokter Spesialis Obsgyn36,8 %

12Dokter Spesialis Anak49 %

13Dokter Spesialis jantung24,5 %

14Dokter Spesialis Radiologi36,8 %

15Dokter Spesialis Anastesi24,5 %

16Dokter Spesialis Kulit dan Rekonstrusi12,2 %

Total44100%

Kualitas Tenaga

Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat Ruangan di Unit Strok didapatkan jumlah tenaga perawat pelaksana di Unit Strok RS Wava Husada Kab. Malang saat ini adalah:

No.NamaPendidikanMasa KerjaJenis KetenagaanPelatihan yang pernah diikuti

1.Rifka Choiri FauziahD3 Keperawatan4 TahunKanitBTLS, BCLS, pelatihan management dasar stroke

2.Ira PuspitasariD3 Keperawatan4 TahunPj shiftBTLS, BCLS, pelatihan management dasar stroke

3.Yuni NofitaD3 Keperawatan5 TahunPj shiftBTLS, BCLS, Manajemen dasar stroke

4.Ruli Ristoni.

D3 Keperawatan4 tahunPj ShiftBCLS, Trauma service PPGD

5Evin Dwi

D3Keperawatan5 tahunPJS KanitManajemen dasar stroke

6.Nanang SumantoD3 Keperawatan4 tahunPerawat-

7.Nunuk Puji LestariD3 Keperawatan8 tahunPerawat-

8.Andry JuliantoD3 Keperawatan2 tahunPerawat-

9.Eko Puji Rahayu,

D3

Keperawatan8 tahunPerawat-

10Heni FitriaD1

Keperawatan8 tahunAsper-

Jumlah Pasien Pada Tanggal 05 April 2015 07 April 2015 dan Tingkat Ketergantungannya

Pada hasil pengkajian di Unit Stroke dalam tiga hari (Tanggal 06 April 2015 - 08 April 2015) adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Rekapitulasi Pasien Unit Stroke Tanggal 05 April 2015 07 April 2015Tanggal

Dan BulanJumlah Pasien/HariJumlahJumlah Jam Perawatan

Total ParsialMandiri

05 /04/1554-946

06/04/1554-946

07/04/1554-946

Jumlah total151227 138

Kebutuhan Jumlah Perawat

Dari hasil rekapitulasi data pasien dan tingkat ketergantungannya pada bulan Desember dapat dihitung berapa jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan rumus sebagai berikut:

Menurut Gillies (1982)

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut:

( Jam keperawatan yang dibutuhkan klien/hari X ( klien rata-rata/hari X ( hari/tahun

(( Hari/tahun Hari libur masing-masing perawat) X ( jam kerja tiap perawat

Tanggal 5 April 2015

M =

P = 4 x 4= 16

T = 5 x 6= 30Total

= 46 jam perawatanPenkes : 15 x 9 = 135 menit = 2,25 jam

Perawatan tidak langsung = 1 jam x 9 = 9 jam

Jumlah jam perawatan per hari = 46 + 2,25 + 9 = 57,25 jamJumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 57,25 x 365 = 10,3 =10 perawat

289 x7Jumlah kebutuhan perawat per hari : 57,25 : 7 = 8,2 = 8 perawat

Jumlah kebutuhan perawat per shift : pagi : 47 x 8= 3,7 = 4 perawat

100

Sore : 35 x 8 = 2,8 = 3 perawat

100

Malam : 17 x 8 = 1,6 = 2 perawat

100

Tanggal 6 April 2015

M =

P = 4 x 4= 16

T = 5 x 6= 30Total

= 46 jam perawatan

penkes : 15 x 9 = 135 menit = 2,25 jam

perawatan tidak langsung = 1 jam x 9 = 9 jamJumlah jam perawatan per hari = 46 + 2,25 + 9 = 57,25 jamJumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 57,25 x 365 = 10,3 =10 perawat

289 x7Jumlah kebutuhan perawat per hari : 57,25 : 7 = 8.17 = 8 perawat

Jumlah kebutuhan perawat per shift : pagi : 47 x 8= 3,76 = 4 perawat

100

Sore : 35 x 9 = 3,15 = 3 perawat

100

Malam : 17 x 8 = 1,6 = 2 perawat

100Tanggal 7 April 2015

M =

P = 4 x 4= 16

T = 5 x 6= 30

Total

= 46 jam perawatan

penkes : 15 x 9 = 135 menit = 2,25 jam

perawatan tidak langsung = 1 jam x 9 = 9 jamJumlah jam perawatan per hari = 46 + 2,25 + 9 = 57,25 jamJumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 57,25 x 365 = 10,3 =10 perawat

289 x7

Jumlah kebutuhan perawat per hari : 57,25 : 7 = 8.17 = 8 perawat

Jumlah kebutuhan perawat per shift : pagi : 47 x 8= 3,76 = 4 perawat

100

Sore : 35 x 9 = 3,15 = 3 perawat

100

Malam : 17 x 8 = 1,6 = 2 perawat

100Rata-rata kebutuhan tenaga perhari : 4 + 3 + 2 = = 3 perawat

3

Keterangan: Prinsip dari rumus Gillies adalah:

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan klien per hari adalaha. Waktu keperawatan langsung (self care) = x 4

= 2 jam

(partial care) = x 4

= 3 jam

(total care) = (1 1,5) x 4 = 4 6 jam

(intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jamb. Waktu keperawatan tidak langsung RS Graha Detroit = 38 menit/klien/hariWolfe & Young

= 60 menit/klien/haric. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/kliend. Bed Occupancy Rate (BOR) e. Jumlah hari per tahun, yaitu 365 hariHari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu 76 hari {hari minggu = 52 hari, hari hari libur nasional = 12 hari, dan cuti tahunan = 12 harif. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 jam per hari).Tabel Analisa kebutuhan tenaga kerja di Unit Stroke RS WAVA HUSADA Tgl 05 April 2015 07 April 2015Klasifikasi tingkat ketergantunganJumlah klienKebutuhan tenaga perawat

MPTPagiSoreMalam

05/04/2015-459432

06/04/2015-459432

07/04/2015-459432

a) Jumlah pasien selama 3 hari

Sumber: Hasil pendataan mahasiswa kelompok 2 pada tanggal 05 April 2015 - 07 Februari 2015

Dari grafik diketahui, dari total jumlah pasien selama 3 hari sebanyak 27 orang jumlah total pasien tingkat ketergantungan partial 12 orang dan tingkat ketergantungan total 15 orang pasien.Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah: 8 + 8 + 8 =8 perawat

3Jadi jumlah tenaga perawat yang di butuhkan perhari adalah 8 orang (berdasarkan rumus Gillies) Pembagian perawat shift :Shift pagi

: 47% x 8 orang = 4Shift sore

: 35% x 8 orang = 3 Shift malam

: 17% x 8 orang = 2 Di Unit Stroke RS WAVA HUSADA terdapat perawat shift pagi sebanyak 4 orang, shift sore sebanyak 3 orang dan shift malam 2 orang. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Unit Stroke WAVA HUSADA pada shift pagi, sore dan malam kurang memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga perawat di Unit Stroke WAVA HUSADA belum terpenuhi.Masalah yang ada pada MAN :

Jumlah tenaga perawat untuk memenuhi kebutuhan tenaga harian masih belum mencukupi pada shift pagi, sore dan malam. Dari sejumlah perawat yang bekerja di Unit Stroke RS WAVA HUSADA sudah pernah mengikuti kegiatan untuk meningkatkan skill dan kemampuan dalam bidang medis, sehingga hal ini sangat menunjang untuk peningkatan mutu SDM, namun dari segi kuantitas masih kurang.2. Material dan MachineDalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang Stroke, tentunya harus didukung dengan alat-alat medis maupun non medis. Adapun alat-alat yang dimiliki oleh ruang unit stroke baik alat medis maupun non medis adalah sebagai berikut:a. Penataan Gedung/Lokasi Dan Denah Ruangan

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di Unit Stroke RS Wava Husada Kepanjen, dengan uraian denah sebagai berikut :

Sebelah Selatan berbatasan dengan ruang IRNA D.

Sebelah Barat berbatasan dengan ruang IRNA D.

Sebelah Timur berbatasan dengan ruang Rekam Medis Non Aktif.

Sebelah Utara meruapakan lahan pertanian.

Pintu masuk berada di sebelah timur ruangan pasien dan di depan nurse station.b. Fasilitas untuk Petugas Kesehatan

1) Nurse station

Kondisi cukup rapi dan bersih, penempatan buku-buku dan komputer teratur, penempatan status di troli, buku-buku barang habis pakai di simpan di lemari, terdapat locker untuk perawat, terdapat whiteboard untuk menuliskan laporan operan per shift dan terdapat wastafel untuk cuci tangan. Nurse station utama berada di bagian timur kamar pasien dan ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat.

2) Kamar mandi:

Kamar mandi cukup bersih dan lokasi berada cukup jauh dengan nurse station unit stroke yaitu berada di sebelah selatan unit stroke.

3) Kamar ganti perawat dan dapur

Kamar ganti perawat berada di sebelah timur nurse station. Dapur berada di lantai 1 berada jauh dari nurse station.c. Administrasi Penunjang

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, administrasi penunjang untuk rekam medis adalah Daftar comsumable dan alat-alat kesehatan, Buku injeksi, lembar observasi, lembar visite, lembar dokumentasi, lembar asuhan keperawatan, dan buku operan.d. Peralatan Penunjang Pelayanan Keperawatan

1) Alat Medik

Tabel Alat Medik di Ruang Unit Stroke RS.Wava Husada KepanjenJenisJumlahBaikRusakTercapai

Tempat seka stainless220100 %

Bak seka stainless440100 %

Bak instrument Besar/Kecil0100 %

Tromol K/Sedang/ Besar2/1/12/1/10100 %

Bengkok Kecil/Besar0100 %

Tempat korentang220100 %

Korentang 330100 %

Comb440100%

Cucing330100%

Pinset anatomis besar/kecil5/15/10100%

Pinset chirurgis550100%

Taonge Spatel110100%

Gunting AJ/Kassa/Lancip1/2/21/2/20100%

Kocker Bengkok220100%

Handmess Besar330100%

Naldfoder330100%

Klem Bengkok/Lurus kecil/Lurus Besar2/4/22/4/20100%

Catgut 2/0220100%

Jarum GT 1012120100%

Mess no.15110100%

Standard infuse beroda/tidak beroda4/84/80100%

Bed puteran 1/36/46/40100%

Bed Remote330100%

Infus Pump440100%

Syinge Pump440100%

Suction besar/kecil1/11/10100%

Kasur angin 1000/20002/12/10100%

Gantungan Urine Bag11110100%

EKG110100%

Nebulizer110100%

Ambubag110100%

Monitor Pasien 330100%

Bedside12120100%

Oksigen sentral330100%

Manometer12120100%

Pispot11110100%

Manset110100%

Tensi meter110100%

Termometer220100%

SpO2 Digital110100%

Torniquet220100%

2) Inventaris alat rumah tangga

Tabel Inventaris Alat Rumah Tangga Ruang Unit Stroke RS. Wava Husada Kepanjen:

JenisJumlahBaikRusak Tercapai

Bed penderita12120100%

Rak Handuk/Sandal5/55/50100%

Almari linen110100%

Almari loker110100%

Tempat sampah Besar/Kecil/Injak3/5/43/5/40100%

Gorden biru/putih34/934/90100%

Meja Makan Pasien12120100%

Foot Step440100%

Jam Dinding

550100%

AC660100%

TV550100%

Kursi Penunggu14140100%

Heater110100%

Tempat tissue cuci tangan110100%

Cermin440100%

Pesawat telfon110100%

Kulkas0000%

Lampu tidur13130100%

Tempat pakaian kotor440100%

Papan berkunjung110100%

Filmiluminator110100%

Keranjang Obat330100%

3. Metodea. Penerapan MAKP

Dari hasil pengkajian melalui wawancara didapatkan model keperawatan yang digunakan di ruang stroke RS Wava Husada adalah metode tim. Sedangkan hasil pengkajian melalui angket didapatkan model keperawatan yang digunakan menurut asumsi masing-masing perawat yaitu 70% mengatakan tidak mengatakan tidak menggunakan metode tim (1 orang mengatakan menggunakan metode kasus, 4 orang mengatakan menggunakan metode fungsional, 2 orang tidak mengetahui). Sebanyak 70% dari 10 perawat menyatakan mengerti atau memahami model yang digunakan, sebanyak 80% perawat menyatakan model asuhan keperawatan yang digunakan cocok untuk digunakan dalam ruangan tersebut, dan 90% menyatakan model ini sesuai dengan visi dan misi ruangan, namun masing-masing perawat memiliki asumsi yang berbeda tentang metode yang diterapkan di ruangan.Dari hasil angket tentang efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan didapatkan sebanyak 50% perawat menyatakan model asuhan keperawatan yang digunakan saat ini tidak menjadikan lama rawat inap pasien semakin pendek, dengan alasan lama rawat inap pasien tergantung pada masa kritis atau kondisi pasien dan DPJP. Menurut 90% perawat di unit stroke terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan. Sebanyak 60% perawat menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini tidak terlalu membebani kerja perawat. 80% perawat menyatakan model saat ini tidak memberatkan dalam pembiayaan, dan sebanyak 70% perawat menyatakan model yang digunakan tidak mendapatkan banyak kritik dari pasien terhadap ruangan.Data yang didapatkan dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan model asuhan keperawatan, didapatkan bahwa 60% telah terlakasana komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan lain. Dan 70% kontinuitas rencana keperawatan terlaksana, didukung dengan adanya penggunaan white board sebagai sarana informasi dan penyampaian informasi secara lisan. Semua perawat (PP/PA) mengatakan bahwa mereka tidak pernah mendapat teguran dari ketua tim tentang kinerja yang telah dilaksanakan, alasannya karena pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai. Sebanyak 90% perawat menyatakan bahwa mereka telah melakukan tugas sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

Adapun data yang diperoleh dari pengkajian tentang tanggungjawab dan pembagian tugas didapatkan 80% perawat mengatakan bahwa job description untuk anda selama ini sudah jelas. Sebanyak 90% perawat memberikan jawaban bahwa tugas sudah sesuai dengan model asuhan keperawatan yang saat ini digunakan di ruangan. Dan sebanyak 80% perawat menyatakan bahwa mereka mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan.

b. Operan Atau Timbang Terima

Dari hasil pengkajian menggunakan angket didapatkan dapat bahwa 90% perawat menyatakan operan rutin dilakukan setiap ganti shift yaitu pukul 07.00, 14.00 dan 21.00 dan 80% perawat mengatakan operan dilaksanakan tepat waktu, serta 80% operan dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan dengan keterangan pada operan shift malam ke pagi dan shift pagi ke sore dihadiri oleh kepala ruangan, perawat penanggungjawab dan perawat pelaksana, namun pada operan shift sore ke malam hanya dihadiri oleh perawat penanggungjawab dan perawat pelaksana sehingga kegiatan operan tidak selalu dipimpin oleh kepala ruangan. Sebanyak 80% perawat menyatakan harus ada hal yang dipersiapkan dalam pelaksanaan operan yaitu berupa catatan dokumentasi keperawatan dan sebanyak 90 % perawat mengataka mengetahui apasaja yang harus disampaikan dalam operan yaitu berupa nama pasien, rencana terapi, no kamar dan no bed pasien, diagnosa medis, keluhan pasien, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan dan hasil tanda-tanda vital pasien/ tindakan observasi.Hasil pengkajian didapatkan 70% perawat menyatakan tidak ada buku khusus untuk mencatat hasil operan, akan tetapi 20 % perawat menyatakan ada tempat khusus akantetapi bukan buku yaitu berupa white board. Sebanyak 70% perawata menyatakan tidak ada kesulitan dalam mendokumentasikan laporan operan. Sebanyak 90% tidak ada interaksi dengan pasien saat operan berlangsung dan hanya 60% menyatakan tahu teknik pelaporan operan ketika berada di depan pasien, serta 60% perawat menyatakan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi setiap pasien < 5 menit dengan alasan disesuaikan kondisi pasien. 40% perawat mengatakan tahu dan tidak tahu 30% serta yang tidak menjawab angket yaitu 30% tentang bagaimana cara persetujuan dan penerimaan operan. Sebanyak 40% perawat menyatakan saat berperan sebagai shift pengganti dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan dan 40% menyatakan saat berperan sebagai shift pengganti tidak dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan dan 20 % tidak menjawab angket. c. Ronde KeperawatanDari hasi pengkajian menggunakan angkat didapatkan hasil 70% perawat mengatakan ruangannya mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan, dan 70% mengatakan perawat di ruangan stroke mengerti adanya ronde keperawatan. Pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan dinyatakan oleh tidak optimal dan tidak rutin sebanyak 50 % perawat, optimal dan rutin sebanyak 30% perawat serta tidak menjawab 20%. perawat. Hasil pengkajian menggunakan angket sebanyak 70% perawat menyatakan keluarga pasien tidak mengerti tentang adanya ronde keperawatan. Sebanyak 60% perawata menyatakan tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan tidak dibentuk, dengan alasan pernah dibentuk namun tidak dilaksanakan.

d. Sentralisasi Obat

Data hasil pengkajian tentang pengadaan sentralisasi obat adalah 80% perawat mengetahui tentang sentralisasi obat, dan 80% perawat juga mengatakan terdapat sentralisasi obat di unit stroke. Dari 10 perawat, 80% mengatakan sentralisasi obat sudah dilaksanakan secara optimal. Sebanyak 80% perawat menyatakan selama ini perawat pernah diberi wewenang dalam urusan sentralisasi obat. 50% perawat menyatakan format pengadaan tiap-tiap macam obat di ruangan ini sudah ada, 10% mengatakan tidak ada, dan sisanya tidak menjawab. Untuk alur penerimaan obat, sebanyak 70% perawat menyatakan selama ini ada format persetujuan sentralisasi obat dari pasien atau keluarga pasien. Dan untuk proses penerimaan obat, 50% perawat menyatakan terdapat proses penerimaan obat dari pasien atau keluarga pasien.

Di ruang unit stroke ini belum ada ruang khusus untuk sentralisasi obat, didukung oleh 60% perawat yang menyatakan belum adanya ruang sentralisasi obat. Sebanyak 50% perawat menyatakan sarana dan prasarana pendukung sentralisasi obat sudah lengkap, sementara 10% menyatakan belum lengkan, dan sisanya tidak menjawab. Untuk pemisahan obat, 80% perawat menyatakan kepemilikan antar-obat-obat pasien sudah dipisahkan, dan pemberian etiket dan alamat pada obat-obat pasien menurut 60% perawat sudah dilakukan.

Selama ini sebelum memberikan obat kepada pasien, menurut 40% perawat, perawat tidak menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang telah digunakan, 20% menyatakan selalu menginformasikan, dan sisanya tidak menjawab. Sebanyak 60% perawat menyatakan bahwa terdapat format tiap jenis obat sebelum memberikan obat ke pasien.e. Supervisi

Dari hasil pengkajian dari angket, didapatkan hasil sebagai berikut. Sebanyak 40% perawat menyatakan bahwa mereka sudah mengerti tentang supervisi, dan 60% tidak menjawab. 40% perawat juga menyatakan bahwa supervisi telah dilakukan di ruangan ini, 60% tidak menjawab, sama halnya dengan rutinitas supervisi. Sebanyak 30% perawat menyatakan terdapat alur supervisi, 10% menyatakan tidak terdapat alur supervisi, dan 60% sisanya tidak menjawab. 40% perawat menyatakan bahwa tidak terdapat format supervisi untuk setiap tindakan, dan 60% sisanya tidak menjawab. Untuk alat/instrument supervisi menurut 20% perawat belum tersedia secara lengkap. Sebanyak 30% perawat menyatakan bahwa hasil supervisi disampaikan kepada perawat, 10% menyatakan tidak disampaikan, dan 60% sisanya tidak menjawab. 20% perawat menyatakan selalu ada umpan balik dari supervisor untuk setiap tindakan, 80% sisanya tidak menjawab, sama halnya dengan kepuasan perawat dengan hasil dari umpan balik tersebut, dan adanya tindak lanjut untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi. 40% perawat menyatakan menginginkan perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi. Dari 10 perawat ruangan ini, sebanyak 40% belum pernah mendapat pelatihan sosialisasi tentang supervisi. 40% perawat mengatakan bahwa kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi, dan 20% perawat menyatakan bahwa hasil supervise didokumentasikan dengan jelas. Dari 10 perawat, 50% diantaranya menyatakan terdapat mahasiswa S1 keperawatan yang praktik manajemen keperawatan. Sebanyak 40% perawat menyatakan bahwa terdapat reward dalam bentuk pelatihan, sekolah, maupun jasa bagi yang melaksanakan pekerjaan dengan baik. 40% perawat menyatakan bahwa terdapat sanksi atau teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik. 40% perawat menyatakan bahwa terdapat tuntutan pasien sebagai konsumen dalam mendapatkan pelayanan yang professional.

f. Discharge Planning

Berdasarkan hasil pengkajian tentang perencanaan pulang didapatkan sebanyak 70% perawat mengatakan mengerti tentang perencanaan pulang, sebanyak 60% menyatakan selalu memberikan beberapa hal saat melakukan perencanaan pulang pasien, serta sebanyak 70% perawat menyatakan bersedia melakukan perencanaan pulang dan bersedia melakukan perencanaan pulang mulai pasien masuk RS sampai pasien keluar RS. Sebanyak 40% perawat menyatakan ada dan 30% menyatakan tidak ada serta 30% tidak menjawab angket tentang pembagian tugas tentang perencanaan pulang. 50% perawat menyatakan ada operasional pemberian tugas perencanaan pulang oleh kepala ruangan. Dari 10 orang perawat didapatkan sebanyak 50% menyatakan ada, 20% tidak ada dan 30% tidak menjawab angket tentang pemberian brosur atau leaflet saat melakukan perencanaan pulang. Sebanyak 70% perawat bahasa yang digunakan saat melakukan perencanaan pulang adalah bahasa Indonesia, dan sebanyak 70% perawat menyatakan teknik yang digunakan saat pemberian perencanaan pulang untuk pasien adalah teknik lisan, serta 60% perawat menyatakan bahasa yang anda gunakan dalam melakukan perencanaan pulang mengalami kesulitan untuk dipahami pasien dan sebanyak 50% perawat menyatakan setiap selesai melakukan perencanaan pulang anda melakukan pendokumentasian.

g. Dokumentasi

Berdasarkan hasil pengkajian dengan menggunakan angket dan observasi serta wawancara didapatkan sebanyak 60 % perawat menyatakan diruangan selalu melakukan dokumentasi keperawatan dan sudah ada format pendokumentasian yang baku di ruangan serta sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi tersebut dengan benar. Sebanyak 50% perawat menyatakan format yang digunakan ini bisa membantu atau memudahkan perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien dan sudah melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera setelah melakukan tindakan. Dari data yang diperoleh 40% perawat menyatakan model dokumentasi yang digunakan ini menambah beban kerja perawat dan model dokumentasi yang digunakan ini menyita banyak waktu perawat dan hanya 10% yang menyatakan tidak serta 40% tidak menjawab pertanyaan angket. 4. Moneya. Sumber Keuangan

1) Nilai kerja

Akumulatif gaji pokok berdasarkan pelatihan, pengalaman, pendidikan.

2) InsentifBerdasarkan pelatihan, pengalaman, pendidikan, masa kerja.b. Pendapatan

Jenis pendanaan ruangan berasal dari pasien asuransi semua golongan dan pasien umum.5. MutuUnit Stroke (US) merupakan salah satu unit layanan unggulan Rumah Sakit Wava Husada, berdasarkan kegawatan dibagi menjadi 2 bagian ruangan yang terdiri dari ruang intermediet atau ruangan observasi khusus yang dilengkapi monitor pasien dan ruangan observasi biasa, dan dibagi menjadi kelas 1 Intermediet, VIP C, Kelas 1 observasi biasa, dan kelas II.

b. Bed Occupation Rate (BOR)

Bed Occupancy Rate BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu, indicator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Jumlah tempat tidur di Unit Stroke sejumlah 12 tempat tidur, nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-80%. BOR Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada periode Oktober 2014 - Maret 2015, sebagai berikut:Tabel 5.1 Bed Occupation Rate (BOR) Unit Stroke Rumah Sakit Wava HusadaKategoriOktoberNovemberDesemberJanuariFebruariMaret

BOR US60 %73 %68 %69%71%68%

Rata-rata68%

Sumber : Data primer

Grafik 5.1 Bed Occupation Rate (BOR) Rumah Sakit Wava Husada

Berdasarkan data diatas didapatkan Rata-rata BOR dalam 6 bulan mulai bulan Oktober 2014 Maret 2015 adalah 68% % dengan demikian jumlah BOR sudah memenuhi standar yang ada.c. Turn Over Interval (TOI)Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya, indicator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur, idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada periode Oktober 2014 - Maret 2015, sebagai berikut:

Tabel 5.2 Turn Over Interval Unit Stroke Rumah Sakit Wava HusadaKategoriOktoberNovemberDesemberJanuariFebruariMaret

TOI US4 hari2 hari3 hari3 hari2 hari2 hari

Rata-rata3 hari

Sumber : Data primerGrafik 5.2 Turn Over Interval (TOI) Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada

Berdasarkan data diatas didapatkan Rata-rata TOI dalam 6 bulan mulai bulan Oktober 2014 Maret 2015 adalah 3 hari dengan demikian jumlah TOI sudah ideal atau sudah memenuhi standar yang ada.

d. Average Length Of Stay (AVLOS)Average Length Of Stay (AVLOS) adalah lama rata-rata lama rawat seorang pasien, indicator ini disamping memberikan tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, secara umum nilai AVLOS yang ideal berkisar antara 6-9 hari. AVLOS di Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada periode Oktober 2014 - Maret 2015, sebagai berikut:

Tabel 5.3 Average Length Of Stay (AVLOS) Unit Stroke Rumah Sakit Wava HusadaKategoriOktoberNovemberDesemberJanuariFebruariMaret

LOS US5 hari6 hari6 hari6 hari6 hari5 hari

Rata-rata6 hari

Sumber : Data primerGrafik 5.3 Turn Over Interval (TOI) Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada

Berdasarkan data diatas didapatkan Rata-rata AVLOS dalam 6 bulan mulai bulan Oktober 2014 Maret 2015 adalah 6 hari dengan demikian jumlah AVLOS sudah ideal atau sudah memenuhi standar yang ada.e. Keselamatan PasienUnit Stroke secara umum sudah melakukan penerapan sasaran keselamatan pasien (patient safety), adapun sasaran keselamatan pasien sebagai berikut:

Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien.

Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif.

Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert medications).

Sasaran IV: Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien.

Sasaran V: Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Sasaran VI: Pengurangan resiko pasien jatuh.

Pada sasaran IV Unit Stroke belum optimal dalam melakukan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, berdasarkan data dari bagian Pengolahan Data Rumah Sakit Wava Husada didapatkan:

Angka kejadian dekubitus sejumlah 1 orang

Adanya reaksi obat akibat dari pengenceran obat:

a. Obat amiodaren sejumlah 3 orang, dengan reaksi kemerahan pada tubuh pasien.

b. Obat penitoin sejumlah 1 orang, dengan reaksi nekrosis pembuluh darah vena. f. Kepuasan PasienAngka kepuasaan pasien di Unit Stroke (US) berdasarkan hasil data dari bidang Pengolahan data Rumah Sakit Wava Husada didapatkan 99% pasien puas dengan pelayanan US, dan berdasarkan hasil survey langsung dengan membagikan angket terhadap pasien/ keluarga pasien didapatkan angka kepuasan pasien rata 90% pasien puas dengan pelayanan US.II. ANALISA SWOT

A. Man

Strength

1. Sebesar 60% struktur organisasi yang ada sesuai dengan kemampuan perawat.

2. Sebanyak 80% perawat menyatakan pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang ada.

3. Sebanyak 100% perawat menyatakan kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya

4. Jenis ketenagaan di ruangan :

D-III = 9 dengan masa kerja lebih dari 5 tahun 3 orang, yang pernah ikut pelatihan manajemen stroke 4 orang.

5. Sebanyak 60% Perawat diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerja melalui pelatihan/pendidikan

6. Jumah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

7. Pembagian tugas sesuai dengan jobdisk.

8. Pendapatan sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Opportunity

1. RS memberikan kesempatan kepada perawat untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan/pendidikan keperawatan.

2. Ada dukungan RS terhadap pelatihan/pendidikan keperawatan.

3. Sebanyak 85% pasien di unit stroke dengan tingkat ketergantungan parsial dan total.

.

Weakness

1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

2. Belum ada tenaga perawat yang lulusan S-1

3. Pelatihan perawat tentang manajemen stroke belum merata (5 orang belum)

Threatened

1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional.

2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

3. Makin tingginya kesadaran akan hukum

4. Adanya pertanggungjawaban legal itas bagi pasien.

5. Persaingan tenaga perawat semakin ketat dari segi kualitas

B. MaterialStrength

1. Sebanyak 90 % perawat menyatakan bahwa alat-alat perawatan di ruangan unit stroke sudah memadai.2. Sebanyak 100 % perawat menyatakan peralatan di ruangan unit stroke sudah lengkap untuk perawatan pasien.3. Sebanyak 70 % perawat menyatakan jumlah alat yang tersedia sudah sesuai dengan rasio pasien di ruang unit stroke.4. Unit stroke merupakan satu-satunya yang mempunyai ruangan observasi.

5. Sebanyak 90 % perawat menyatakan fasilitas ruangan di unit stroke sudah lengkap untuk perawatan pasien.6. Tempat tidur dan kamar mandi yang tedapat di ruang unit stroke untuk pasien sudah sesuai standar untuk keselamatan pasien.7. Terdapat manometer oksigen pada setiap bed pasien.

8. Terdapat buku administrasi penunjang yaitu : Daftar comsumable dan alat-alat kesehatan, Buku injeksi, lembar observasi, lembar visite, lembar dokumentasi, lembar asuhan keperawatan, dan buku operan.9. Sebanyak 100 % perawat menyatakan semua perawat mengerti cara menggunakan semua alat perawatan di ruang unit stroke.10. Nomor-nomor barang sudah teretera pada setiap barang.

Opportunity

1. Unit stroke dapat menjadi ruangan percontohan untuk penerapan MPKP.

2. Peralatan keperawatan yang lengkap akan memudahkan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.3. Sebanyak 70 % perawat menyatakan bahwa lokasi dan denah ruangan unit stroke tidak baik

Weakness

1. Sebanyak 60 % perawat menyatakan tidak berencana untuk menambah peralatan perawatan di ruang unit stroke.

2. Sebanyak 90 % perawat menyatakan tidak berencana untuk merenovasi ruangan.

3. Untuk peralatan elektronik tidak adanya kartu kalibrasi.

4. Berdasarkan fasilitas untuk petugas kesehatan dari hasil observasi didapatkan :a. Ruang kepala ruangan jadi satu dengan nurse statuion.b. Kamar mandi perawat hanya tersedia 1 kamar mandi di sebelah selatan ruang unit stroke dan di depan IRNA D.c. Wastafel untuk cuci tangan tersedia satu di nurse station.d. Nurse station berada di sebelah timur ruangan pasien.

Threatened

1. Sebelah utara terdapat rumah sakit Teja Husada yang berjarak 700-800 meter.

2. Sebelah selatan terdapat Rumah Sakit Umum Kepanjen.

3. Sebelah Barat terdapat rumah sakit Ben Mari dan Mitra Delima.

4. Sebelah Timur terdapat rumah sakit Ramdani Husada

C. Methode

Strength

1. Sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan, yaitu metode tim, terlihat dari adanya bagan organisasi metode tim.

2. 60% perawat menyatakan terlaksananya komunikasi yang cukup baik antarprofesi

3. Berdasarkan data terdapat 70% perawat menyatakan kontinuitas rencana keperawatan sudah terlaksana

4. Perawat memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan SPO, terlihat dari banyaknya (90%) yang menjalankan kegiatan sesuai standar

5. Mayoritas perawat (80%) menjalankan job description yang sudah ada

6. 80% perawat menyatakan di ruang unit stroke dapat melakukan penilaian tingkat kebutuhan pasien

7. 90% perawat menyatakan bahwa tugas perawat sesuai dengan model asuhan keperawatan yang digunakan diruangan

8. 90% perawat menyatakan terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan

9. Terdapat sentralisasi obat di runang unit stroke dengan data mayoritas perawat mengatakan ada sebanyak 80%

10. 80% perawata mengatakan mengerti tentang sentralisasi obat

11. 80% perawata mengatakan ada pemisahan kepemilikan antar obat-obat pasien dan 60 % mengatakan ada format untuk tiap jenis bat sebelum diberikan ke pasien.

12. Perawat di ruangan unit stroke sudah melakukan operan rutin

13. Adanya ronde keperawatan

14. Operan dihadiri oleh semua perawat, termasuk PJ, PP, dan kanit.

15. 70% perawat mengerti tentang perancanaan pulang dan bersedia melakukan perencanaan pulang mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit

16. 70% perawat melakuakan perencanaan pulang dengan teknik lisan dan menggunakan bahasa Indonesia

17. Perawat mempunyai komitmen untuk melaksanakan ronde kepreawatan

18. Terdapat sentralisasi obat (80%)

19. 60% perawata mengatakan ada format pendokumantasian yang baku dan selalu melakukan dokumentasi keperawatan dan mengerti cara pendokumentasian.

Opportunity

1. Ruang unit stroke dapat menggunakan model asuhan keperawatan dengan metode tim

2. Adanya dukungan dari kebijakan rumah sakit tentang metode tim

3. Terdapat mahasiswa S-1 keperawatan praktik manajemen keperawatan

4. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa S-1 keperawatan

5. Pelaksanaan pelatihan MPKP

Weakness

1. Sebanyak 70% perawat mengatakan model asuhan keperawatan yang digunakan perawat di ruangan saat ini tidak menggunakan metode tim, dan 10% tidak menjawab pertanyaan

2. Sebanyak 70% mengatakan mengerti atau memahami model asuhan keperawatan yang digunakan saat ini, namun masing-masing perawat memiliki asumsi yang berbeda tentang metode yang diterapkan di ruangan

3. Sebanyak 80% mengatakan model asuhan menurut asumsi masing-masing perawat cocok digunakan di ruangan.

4. Sebanyak 90% mengatakan model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan sesuai dengan asumsi perawat masing-masing

5. Tidak adanya kejelasan tentang lama hari rawat

6. Fungsi pengarahan tidak berjalan maksimal, terlihat dari tidak pernah ada teguran dari ketua tim

7. 60% perawat mengatakan tidak ada ruangan khusus untuk sentralisasi obat

8. 50% perawat mengatakan sarana dan prasarana untuk sentralisasi obat kurang.

9. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal

10. 50-60% perawata di ruang unit sroke tidak memahami tentang supervisi.

11. Tidak adanya kejelasan dari reward dan funishment 12. Adanya interaksi dengan pasien saat operan berlangsung

13. Tidak ada kejelasan pelaksanaan pre dan post conference14. Hanya 50% perawat yang mengatakan ada pendokumentasian perencanaan pulang

15. Hanya 40% perawat yang mengatakan ada pembagian tugas tentang perencanaan pulang

16. Belum adanya tim ronde keperawatan, terbukti dengan 60% perawat mengatakan tidak adanya tim pelaksana ronde keperawatan

17. Kurang jelasnya format pengadaan tiap-tiap macam obat

18. 50% perawat angatakan format yang digunakan bisa membantu atau memudahkan perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan tepat waktu (segera setelah melakukan tindakan)

19. 40 % perawat mengatakan model dokumentasi keperawatan yang digunakan ini menambah beban kerja perawat dan menyita banyak waktu perawat.

Threatened

1. Perbedaan pengetahuan tentang model asuhan keperawatan yang digunakan

2. Badan organisasi tim belum teraplikasi maksimal

3. Belum adanya pengetahuan yang jelas tentang cara melakukan penilaian tingkat kebutuhan pasien

4. Adanya tuntutan pelayanan yang professional5. Adanya tanggungjawab dan tanggunggugat

D. Mutu

Strength Rata-rata kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan kesehatan di Unit Stroke 99%

Rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate) baik (68%)

Adanya variasi karakteristik dari pasien (BJPS, umum, asuransi lain)

Salah satu unit layanan unggulan Rumah Sakit

Rata-rata TOI (Turn Over Interval)/ angka kekosongan tempat tidur Ideal (3 hari)

Rata-rata LOS (length of stay)/ lama hari rawat ideal (6 hari)Weakness

Kejadian decubitus selama 3 bulan terakhir sejumlah 1 orang

Kejadian reaksi obat: Amiodaren terjadi reaksi kemerahan (3 orang) Penitoin terjadi reaksi nekrosis pembuluh darah vena (1 orang)

Opportunity

Mahasiswa S-1 keperawatan praktek manjemen Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswaThreatened

Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi

Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan

E. Money

Strength

Sebanyak 100% perawat menjawab mendapat tambahan uang lembur jika bekerja melebihi jam kerja Sebanyak 80% perawat menjawab mendapat jasa medik dari asuransi kesehatan setelah melakukan pelayanan Sebanyak 60% perawat menjawab Sistem administrasi di unit stroke sudah terpusat Sebanyak 40% perawat menjawab mendapat jasa dari pelayanan IRNA MedisWeakness

Sebanyak 100% perawat menjawab tidak terdapat usaha koperasi ruangan di unit stroke Sebanyak 90% perawat menjawab tidak mendapat pendapatan dari rumah sakit berupa LP (lauk pauk) Sebanyak 80% perawat menjawab tidak mendapat jasa pelayanan rumah sakit berupa remunerasi Sebanyak 40% perawat menjawab Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan tidak sama untuk semua perawat

Opportunity

Sebanyak 90% perawat menjawab tidak ada alat habis pakai yang digunakan kembali untuk menghemat biaya Sebanyak 90% perawat menjawab tidak terdapat kesempatan untuk menambah penghasilan ruangan dari usaha koperasi Sebanyak 30% perawat menjawab Pengeluaran di tanggung oleh unit stroke

Threatened

Sebanyak 70% perawat menjawab tidak ada alokasi dana untuk hal yang tidak diinginkan mengenai peningkatan pelayanan

Keterangan:

M : Mandiri

P : Partial

T : Total

2014

2014

2014

16

_1490029490.xlsChart1

5

6

6

6

6

5

Series 1

Average Length Of Stay (AVLOS) Unit StrokeRS Wava Husada

Sheet1

Series 1

Oktober 20145

November6

Desember 20146

Januari 20156

Februari 20156

Maret 20155

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1490029622.xlsChart1

4

2

3

3

2

2

Turn Over Interval (TOI) Unit Stroke RS Wava Husada

Turn Over Interval (TOI) Unit StrokeRS Wava Husada

Sheet1

Turn Over Interval (TOI) Unit Stroke RS Wava Husada

Oktober 20144

November2

Desember 20143

Januari 20153

Februari 20152

Maret 20152

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1490027838.xlsChart1

0.6

0.73

0.68

0.69

0.71

0.68

Bed Occupation Rate Unit Stroke RS Wava Husada

Bed Occupation Rate Unit StrokeRS Wava Husada

Sheet1

Bed Occupation Rate Unit Stroke RS Wava Husada

Oktober 201460%

November73%

Desember 201468%

Januari 201569%

Februari 201571%

Maret 201568%

To resize chart data range, drag lower right corner of range.