BAB III Manajemen.doc

35
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN I. Hasil Pengkajian 5 M A. 5 M (Man, Material & Machine, Method, Money, Market) 1. Man Jumlah Tenaga Kualifikasi tenaga keperawatan di UNIT STROK berjumlah 10 orang dengan rincian sebagai berikut: a) Tenaga Keperawatan : No. Kualifikasi Jumlah Prosentase 1. S1 Keperawatan - 0% 2. DIII Keperawatan 9 90% 3. DI Keperawatan 1 10 % Jumlah 10 100% Kesimpulan: dari data di atas sebagian besar perawat di Unit Stroke adalah berlatar pendidikan DIII Keperawatan, perlu ditingkatkan lagi untuk bisa melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. b) Tenaga Medis : No . Kualifikasi Jumlah Prosentase 1. Dokter Spesialis Bedah Umum 3 6,8 % 2. Dokter Spesialis Bedah Ortopedi 2 4,5 % 3. Dokter Spesialis Mata 4 9 % 4. Dokter Spesialis Syaraf 2 4,5 % 5. Dokter Spesialis THT 2 4,5 % 6. Dokter Spesialis Bedah Syaraf 1 2,2 % 7. Dokter Umum 7 15,9 % 8. Bedah dan IPD 4 9 % 1

Transcript of BAB III Manajemen.doc

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

I. Hasil Pengkajian 5 MA. 5 M (Man, Material & Machine, Method, Money, Market)

1. Man

Jumlah Tenaga

Kualifikasi tenaga keperawatan di UNIT STROK berjumlah 10 orang dengan rincian sebagai berikut:

a) Tenaga Keperawatan :

No.KualifikasiJumlahProsentase

1.S1 Keperawatan-0%

2.DIII Keperawatan990%

3.DI Keperawatan 110 %

Jumlah10100%

Kesimpulan: dari data di atas sebagian besar perawat di Unit Stroke adalah berlatar pendidikan DIII Keperawatan, perlu ditingkatkan lagi untuk bisa melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

b) Tenaga Medis :

No.KualifikasiJumlahProsentase

1.Dokter Spesialis Bedah Umum36,8 %

2.Dokter Spesialis Bedah Ortopedi24,5 %

3.Dokter Spesialis Mata49 %

4.Dokter Spesialis Syaraf24,5 %

5.Dokter Spesialis THT24,5 %

6.Dokter Spesialis Bedah Syaraf12,2 %

7.Dokter Umum715,9 %

8.Bedah dan IPD49 %

9Dokter Spesialis paru 24,5 %

10Dokter Gigi24,5 %

11Dokter Spesialis Obsgyn36,8 %

12Dokter Spesialis Anak49 %

13Dokter Spesialis jantung24,5 %

14Dokter Spesialis Radiologi36,8 %

15Dokter Spesialis Anastesi24,5 %

16Dokter Spesialis Kulit dan Rekonstrusi12,2 %

Total44100%

Kualitas Tenaga

Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat Ruangan di Unit Strok didapatkan jumlah tenaga perawat pelaksana di Unit Strok RS Wava Husada Kab. Malang saat ini adalah:

No.NamaPendidikanMasa KerjaJenis KetenagaanPelatihan yang pernah diikuti

1.Rifka Choiri FauziahD3 Keperawatan4 TahunKanitBTLS, BCLS, pelatihan management dasar stroke

2.Ira PuspitasariD3 Keperawatan4 TahunPj shiftBTLS, BCLS, pelatihan management dasar stroke

3.Yuni NofitaD3 Keperawatan5 TahunPj shiftBTLS, BCLS, Manajemen dasar stroke

4.Ruli Ristoni.

D3 Keperawatan4 tahunPj ShiftBCLS, Trauma service PPGD

5Evin Dwi

D3Keperawatan5 tahunPJS KanitManajemen dasar stroke

6.Nanang SumantoD3 Keperawatan4 tahunPerawat-

7.Nunuk Puji LestariD3 Keperawatan8 tahunPerawat-

8.Andry JuliantoD3 Keperawatan2 tahunPerawat-

9.Eko Puji Rahayu,

D3

Keperawatan8 tahunPerawat-

10Heni FitriaD1

Keperawatan8 tahunAsper-

Kesimpulan: dari sejumlah perawat yang bekerja di Unit Stroke RS WAVA HUSADA sudah pernah mengikuti kegiatan untuk meningkatkan skill dan kemampuan dalam bidang medis, sehingga hal ini sangat menunjang untuk peningkatan mutu SDM, namun dari segi kuantitas masih kurang.

Jumlah Pasien Pada Tanggal 05 April 2015 07 April 2015 dan Tingkat Ketergantungannya

Pada hasil pengkajian di Unit Stroke dalam tiga hari (Tanggal 06 April 2015 - 08 April 2015) adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Rekapitulasi Pasien Unit StrokeTanggal 05 April 2015 07 April 2015Tanggal

Dan BulanJumlah Pasien/HariJumlahJumlah Jam Perawatan

Total ParsialMandiri

05 /04/1554-946

06/04/1554-946

07/04/1554-946

Jumlah total151227 138

Kebutuhan Jumlah Perawat

Dari hasil rekapitulasi data pasien dan tingkat ketergantungannya pada bulan Desember dapat dihitung berapa jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan rumus sebagai berikut:

Menurut Gillies (1982)

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut:

( Jam keperawatan yang dibutuhkan klien/hari X ( klien rata-rata/hari X ( hari/tahun

(( Hari/tahun Hari libur masing-masing perawat) X ( jam kerja tiap perawat

Tanggal 5 Februari 2015

M =

P = 4 x 4= 16

T = 5 x 6= 30Total

= 46 jam perawatanPenkes : 15 x 9 = 135 menit = 2,25 jam

Perawatan tidak langsung = 1 jam x 9 = 9 jam

Jumlah jam perawatan per hari = 46 + 2,25 + 9 = 57,25 jam

Jumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 57,25 x 365 = 10,3 =10 perawat

289 x7Jumlah kebutuhan perawat per hari : 57,25 : 7 = 8,2 = 8 perawat

Jumlah kebutuhan perawat per shift : pagi : 47 x 8= 3,7 = 4 perawat

100

Sore : 35 x 8 = 2,8 = 3 perawat

100

Malam : 17 x 8 = 1,6 = 2 perawat

100

Tanggal 10 Februari 2015

M =

P = 4 x 4= 16

T = 5 x 6= 30Total

= 46 jam perawatan

penkes : 15 x 9 = 135 menit = 2,25 jam

perawatan tidak langsung = 1 jam x 9 = 9 jamJumlah jam perawatan per hari = 46 + 2,25 + 9 = 57,25 jamJumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 57,25 x 365 = 10,3 =10 perawat

289 x7Jumlah kebutuhan perawat per hari : 57,25 : 7 = 8.17 = 8 perawat

Jumlah kebutuhan perawat per shift : pagi : 47 x 8= 3,76 = 4 perawat

100

Sore : 35 x 9 = 3,15 = 3 perawat

100

Malam : 17 x 8 = 1,6 = 2 perawat

100Tanggal 11 Februari 2015

M =

P = 4 x 4= 16

T = 5 x 6= 30Total

= 46 jam perawatan

penkes : 15 x 9 = 135 menit = 2,25 jam

perawatan tidak langsung = 1 jam x 9 = 9 jamJumlah jam perawatan per hari = 46 + 2,25 + 9 = 57,25 jamJumlah kebutuhan perawat per unit dalam 1 tahun : 57,25 x 365 = 10,3 =10 perawat

289 x7Jumlah kebutuhan perawat per hari : 57,25 : 7 = 8.17 = 8 perawat

Jumlah kebutuhan perawat per shift : pagi : 47 x 8= 3,76 = 4 perawat

100

Sore : 35 x 9 = 3,15 = 3 perawat

100

Malam : 17 x 8 = 1,6 = 2 perawat

100Rata-rata kebutuhan tenaga perhari : 4 + 3 + 2 = = 3 perawat

3

Keterangan: Prinsip dari rumus Gillies adalah:

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan klien per hari adalaha. Waktu keperawatan langsung (self care) = x 4

= 2 jam

(partial care) = x 4

= 3 jam

(total care) = (1 1,5) x 4 = 4 6 jam

(intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jamb. Waktu keperawatan tidak langsung RS Graha Detroit = 38 menit/klien/hariWolfe & Young

= 60 menit/klien/haric. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/kliend. Bed Occupancy Rate (BOR) e. Jumlah hari per tahun, yaitu 365 hariHari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu 76 hari {hari minggu = 52 hari, hari hari libur nasional = 12 hari, dan cuti tahunan = 12 harif. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 jam per hari).Tabel Analisa kebutuhan tenaga kerja di Unit Stroke RS WAVA HUSADA

Tgl 05 April 2015 07 April 2015Klasifikasi tingkat ketergantunganJumlah klienKebutuhan tenaga perawat

MPTPagiSoreMalam

05/04/2015-459432

06/04/2015-459432

07/04/2015-459432

Jumlah Tempat tidur Ruang IRNA D adalah 36 buah

Bed Occupancy Rate (BOR) Ruang Rawat Inap D Rumah Sakit Wava Husada periode Juli- Desember 2014

KategoriJuliAgustusSeptemberOktoberNopemberDesember

BOR RID62 %74 %84 %84%84%87%

Berdasarkan data diatas didapatkan Rata-rata BOR dalam 6 bulan mulai bulan Juli Agustus adalah 79,16 % dengan demikian jumlah BOR sudah memenuhi standar yang ada.

a) Jumlah pasien selama 3 hari

Sumber: Hasil pendataan mahasiswa kelompok 2 pada tanggal 05 April 2015 - 07 Februari 2015

Dari grafik diketahui, dari total jumlah pasien selama 3 hari sebanyak 27 orang jumlah total pasien tingkat ketergantungan partial 12 orang dan tingkat ketergantungan total 15 orang pasien.Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah: 8 + 8 + 8 =8 perawat

3Jadi jumlah tenaga perawat yang di butuhkan perhari adalah 26 orang (berdasarkan rumus Gillies) Pembagian perawat shift :Shift pagi

: 47% x 8 orang = 4Shift sore

: 35% x 8 orang = 3 Shift malam

: 17% x 8 orang = 2 Di Unit Stroke RS WAVA HUSADA terdapat perawat shift pagi sebanyak 4 orang, shift sore sebanyak 3 orang dan shift malam 2 orang. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Unit Stroke WAVA HUSADA pada shift pagi, sore dan malam kurang memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga perawat di Unit Stroke WAVA HUSADA belum terpenuhi.Masalah yang ada pada MAN :

Jumlah tenaga perawat untuk memenuhi kebutuhan tenaga harian masih belum mencukupi pada shift pagi, sore dan malam.

2. Material dan MachineDalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang IRNA D, tentunya harus didukung dengan alat-alat medis maupun non medis. Adapun alat-alat yang dimiliki oleh ruang unit stroke baik alat medis maupun non medis adalah sebagai berikut:a. Penataan Gedung/Lokasi Dan Denah Ruangan

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di Unit Stroke RS Wava Husada Kepanjen, dengan uraian denah sebagai berikut :

Sebelah Selatan berbatasan dengan ruang IRNA D.

Sebelah Barat berbatasan dengan ruang IRNA D.

Sebelah Timur berbatasan dengan ruang Rekam Medis Non Aktif.

Sebelah Utara meruapakan lahan pertanian.

Pintu masuk berada di sebelah timur ruangan pasien dan di depan nurse station.Berdasarkan angket yang dibagikan pada perawat di Unit Stroke sebanyak 70 % perawat menyatakan bahwa lokasi dan denah ruangan unit stroke tidak baik.

b. Fasilitas untuk Petugas Kesehatan

1) Nurse station

Kondisi cukup rapi dan bersih, penempatan buku-buku dan komputer teratur, penempatan status di troli, buku-buku barang habis pakai di simpan di lemari, terdapat locker untuk perawat, terdapat whiteboard untuk menuliskan laporan operan per shift dan terdapat wastafel untuk cuci tangan. Nurse station utama berada di bagian timur kamar pasien dan ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat.2) Kamar mandi:

Kamar mandi cukup bersih dan lokasi berada cukup jauh dengan nurse station unit stroke yaitu berada di sebelah selatan unit stroke.3) Kamar ganti perawat dan dapur

Kamar ganti perawat berada di sebelah timur nurse station. Dapur berada di lantai 1 berada jauh dari nurse station.c. Administrasi Penunjang

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang Unit Stroke Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, administrasi penunjang untuk rekam medis adalah Daftar comsumable dan alat-alat kesehatan, Buku injeksi, lembar observasi, lembar visite, lembar dokumentasi, lembar asuhan keperawatan, dan buku operan.d. Peralatan Penunjang Pelayanan Keperawatan

1) Alat Medik

Tabel Alat Medik di Ruang Unit Stroke RS.Wava Husada KepanjenJenisJumlahBaikRusakTercapai

Tempat seka stainless220100 %

Bak seka stainless440100 %

Bak instrument Besar/Kecil1/41/40100 %

Tromol K/Sedang/ Besar2/1/12/1/10100 %

Bengkok Kecil/Besar1/41/40100 %

Tempat korentang220100 %

Korentang 330100 %

Comb440100%

Cucing330100%

Pinset anatomis besar/kecil5/15/10100%

Pinset chirurgis550100%

Taonge Spatel110100%

Gunting AJ/Kassa/Lancip1/2/21/2/20100%

Kocker Bengkok220100%

Handmess Besar330100%

Naldfoder330100%

Klem Bengkok/Lurus kecil/Lurus Besar2/4/22/4/20100%

Catgut 2/0220100%

Jarum GT 1012120100%

Mess no.15110100%

Standard infuse beroda/tidak beroda4/84/80100%

Bed puteran 1/36/46/40100%

Bed Remote330100%

Infus Pump440100%

Syinge Pump440100%

Suction besar/kecil1/11/10100%

Kasur angin 1000/20002/12/10100%

Gantungan Urine Bag11110100%

EKG110100%

Nebulizer110100%

Ambubag110100%

Monitor Pasien 330100%

Bedside12120100%

Oksigen sentral330100%

Manometer12120100%

Pispot11110100%

Manset110100%

Tensi meter110100%

Termometer220100%

SpO2 Digital110100%

Torniquet220100%

2) Inventaris alat rumah tangga

Tabel Inventaris Alat Rumah Tangga Ruang Unit Stroke RS. Wava Husada Kepanjen:

JenisJumlahBaikRusak Tercapai

Bed penderita12120100%

Rak Handuk/Sandal5/55/50100%

Almari linen110100%

Almari loker110100%

Tempat sampah Besar/Kecil/Injak3/5/43/5/40100%

Gorden biru/putih34/934/90100%

Meja Makan Pasien12120100%

Foot Step440100%

Jam Dinding

550100%

AC660100%

TV550100%

Kursi Penunggu14140100%

Heater110100%

Tempat tissue cuci tangan110100%

Cermin440100%

Pesawat telfon110100%

Kulkas0000%

Lampu tidur13130100%

Tempat pakaian kotor440100%

Papan berkunjung110100%

Filmiluminator110100%

Keranjang Obat330100%

3. METHODEMetode yang digunakan ruang IRNA D untuk pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah metode tim modifikasi, modeltim modifikasi merupakan pengembangan dari primary nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga professional dan non professional.Model tim modifikasi mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga profesional dan non profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan perawat profesional.Model ini mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3 perawat bertanggung jawab terhadap asuhan beberapa pasien sesuai dengan beban kasus, sejak pasien masuk, pulang dan setelah pulang serta asuhan lanjutan kembali ke rumah sakit. Dalam menerapkan model ini, 2-3 tenaga keperawatan bisa bekerjasama dalam tim, serta diberi tanggung jawab penuh untuk mengelola 7-9pasien. Seperti pada model primer, tugas tim keperawatan ini harus tersedia juga selama tugas gilir (shift) sore-malam dan pada hari-hari libur, namun tanggung jawab terbesar dipegang oleh ketua Tim. Gambaran pelaksanaan metode modifikasi tim primer di ruang IRNA D adalah

a. Perawat dibagi tugas dalam dua tim yaitu tim 1 dan tim 2. Tim 1 merawat pasien dengan kasus bedah dan Tim 2 merawat pasien dengan kasus penyakit dalam dan anak.

b. Masing-masing perawat dialokasikan untuk 8 pasien.c. masing-masing perawat bertanggung jawab atas pasien kelolaannya

d. Tidak terdapat perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan asuhan keperawatan, di ruang IRNA D masih terdapat ketimpangan pelaksanaan tugas karena perawat masih melaksanakan tugas-tugas secara fungsional. Terdapat beberapa tugas fungsional yang dilakukan oleh perawat yang sama untuk semua pasien. Selain itu, masih sering terjadi pertukaran pasien antara perawat satu dengan yang lainnya sehingga perawat primer tidak sepenuhnya mengetahui kronologi perawatan pasien kelolaannya.

e. Operan atau timbang terima

Proses timbang terima dilakukan langsung pada kamar-kamar pasien. Namun masalah keperawatan pasien tidak disampaikan dalam timbang terima antar shift.

Timbang terima dari shift malam ke pagi

NoPernyataanYa TidakKeterangan

1.kedua kelompok shift sudah siap

2shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan mempersiapkan hal-hal apa yang harus disampaikan.

3Ketua Tim menyampaikan kepada penanggung jawab shift selanjutnya meliputi :

a. keadaan umum klien,

b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan selanjutnya

c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.

4Penyampaian operan diatas harus secara jelas dan tidak terburu-buru

5Ketua Tim dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan klien.

Total100%

Timbang terima dari shift pagi ke sore

NoPernyataanYa TidakKeterangan

1.kedua kelompok shift sudah siap

2shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang harus disampaikan.

3Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shift selanjutnya meliputi :

a. keadaan umum klien

b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan selanjutnya

c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.

4Penyampaian operan diatas harus secara jelas dan tidak terburu-buru

5Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan klien.

Total100%

a. Pre, middle, dan post conference

Pre conference dilaksanakan setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas keperawatan, diikuti oleh semua perawat dan mahasiswa yang dinas pagi.

Middle conference tidak dilakukan

Post conference dilaksanakan sebelum pulang, tepatnya jam 13.45 WIB.

b. Koordinasi antar perawat dengan tenaga kesehatan yang lain

Proses koordinasi dengan tenaga kesehatan lain berjalan dengan baik, sebagai contoh bila ada masalah atau keluhan segera dilaporkan ke dokter dan ditindak lanjuti. Kolaborasi dengan tenaga farmasi adalah perawat memastikan bahwa resep obat yang telah diresepkan telah diterima oleh pasien, dan kolaborasi telah berjalan dengan baik. Perawat dan ahli gizi berkolaborasi dalam pemenuhan nutrisi pasien.

4. MONEY

a. Sumber Keuangan

1) Nilai kerjaAkumulatif gaji pokok berdasarkan pelatihan, pengalaman, pendidikan.

2) InsentifBerdasarkan pelatihan, pengalaman, pendidikan, masa kerja.b. Pendapatan

Jenis pendanaan ruangan berasal dari pasien asuransi semua golongan dan pasien umum.5. MARKET

Pelayanan IRNA D untuk pasien BPJS semua golongan dan pasien umumII. Pengkajian Fungsi-Fungsi Manajemen

A. Perencanaan

1. Kepala Ruang

Dalam penggunaan metode primer kepala ruang memegang peranan penting saat merencanakan penerapan metode primer dalam memberikan asuhan keperawatan, fungsi perencanaan kepala ruang dalam metode keperawatan primer sesuai Juknis antara lain:

Job DescriptionHari Pengkajian

12

Perencanaan

1. Membuat jadwal shift jaga

2. Menunjuk Ketua tim yang bertugas di ruangan

3. Mengikuti serah terima pasien shift sebelumnya

4. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang bersama Ketua tim

5. Membuat rencana untuk pengembangan untuk staff perawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan di ruangan.

6. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasar aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim

7. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

8. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

9. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan

Presentase100%

Rata-Rata100%

Keterangan:

Dari hasil pengkajian selama dua hari dapat teridentifikasi bahwa capaian kepala ruang menjalankan fungsi perencanaan dalam metode keperawatan tim modifikasi sebesar 66.66% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dapat dijalankan dengan cukup baik. Kepala ruang mampu mengatur sumber daya yang ada dibawahnya untuk dapat mewujudkan pemberian asuhan keperawatan secara tepat, seperti telah tertatanya jadwal shift.

2. Ketua TimKetua tim merupakan ujung tombak metode tim modifikasi yang digunakan karena ketua tim yang memainkan fungsi merencanakan asuhan keperawatan yang akan diberikan, menurut juknis tugas ketua tim sebagai perencana antara lain:

Job DescriptionHari Pengkajian

12

Perencanaan

1. Mengorientasikan dan melakukan kontrak dengan klien dan keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik--

2. Melakukan pengkajian pada klien baru atau melengkapi pengkajian PP sebelumnya

3. Menetapkan rencana askep berdasar analisis data--

4. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap shift

Total Presentase50%50%

Rata-rata50%

Keterangan:

Ketua tim menjalankan fungsi perencanaan dengan capaian 50% dengan kurangmaksimal, hal ini dikarenakan tidak adanya sistem yang membuat seorang katim bekerja sesuai dengan tugasnya. Perawat assosiate yang masih kurang berpengalaman sehingga katim seringkali meng cover tugas yang seharusnya dikerjakan oleh perawat assosiateserta beban kerja katim yang tinggi dikarenakan kategori pasien yang masih belum dikelompokkan berdasarkan kasus per departemen. Meskipun katim di IRNA D sudah mendapatkan pelatihan terkait manajemen namun katim belum memaksimalkan ilmu yang didapatkan dari pelatihan untuk diterapkan ke dalam ruangan. Sehingga sistem manajemen ruangan masih belum berjalan secara maksimal.

3. Perawat PelaksanaPerawat pelaksana tidak mempunyai fungsi perencanaan dikarenakan perawat pelaksana menjalankan rencana yang sudah dibuat oleh Ketua tim. Fungsi perencanaan dapat dilakukan perawat pelaksana jika mendapatkan pendelegasian dari ketua tim, namun yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat tetap ketua tim. B. Pengorganisasiana. Coordinator Pelayanan

Job DescriptionSelaluTidak pernah

1. Membuat perencanaan untuk kebutuhan perawatan yang dibutuhkan diruangan baik dari segi jumlah, jenis, maupun kualitas

2. Membuat perencanaan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana

3. Membuat perencanaan kebutuhan tenaga di ruangan baik dari segi kualitas, maupun kuantitas.

4. Membuat rencana untuk pengembangan untuk staff perawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan di ruangan.

5. Membuat rencana dan melaksanakan orientasi kepada tenaga baru dan praktikan

6. Membuat perencanaan untuk jadwal pertemuan berkala dengan para staf di ruangan

7. Merencanakan peningkatan kenyamanan kerja di ruangan

8. Membuat perencanaan tentang metode pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di ruangan

9. Menyusun daftar dinas

10. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di ruangan

11. Member orientasi kepada pasien dan keluarga tentang peraturan dan tata tertib serta fasilitas yang disediakan di rumah sakit

12. Melaksanakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staff dan tenaga lain diruangan

13. Memberi kesempatan atau izin kepada staff ruangan untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau pelatihan.

14. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan ruangan

15. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai

16. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruangan sesuai tingkat kegawatan, infeksi, non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan

17. Mengendalikan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar

18. Memberi motifasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan ruangan

19. Menyimpan status perawatan dalam masa perawatan diruangan

20. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan.

21. Melakukan serah terima pada saat pergantian dinas

22. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan

23. Melakukan penilaian kinerja staff di ruangan

24. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan.

25. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai prosedur ketat (SOP)

PERSENTASE 80%20%

b. Coordinator pendidikan

Job DescriptionSelaluTidak pernah

1. Merencanakan bimbingan mahasiswa/orientasi

2. Mengecek kehadiran mahasiswa

3. Membimbing mahasiswa/responsi

4. Mendampingi mahasiswa dalam melakukan tindakan

5. Merencanakan pembimbing mahasiswa

PERSENTASE80%20%

c. Sie nosokomial

Job DescriptionSelaluTidak pernah

1. Memantau hal-hal yang berhubungan dengan nosokomial

2. Laporan tentang pemasangan infuse, kateter, NGT

PERSENTASE100 %

d. Sie inventaris alat-alat medis, bahan habis pakai, dan linen

Job DescriptionSelaluTidak pernah

1. Menginventaris alat-alat medis setiap operan jadwal

2. Mengecek persediaaan bahan habis pakai

3. Inventaris alat medis setiap bulan sekali

4. Membuat rencana kebutuhan bahan habis pakai

5. Melaporkan pada coordinator

6. Menginventaris alat-alat linen setiap operan jadwal

7. Bila pasien pulang selimut segera diambil dan diletakkan di gudang

8. Menghitung inventaris linen kotor dan yang sudah dicuci (keluar/masuk)

PERSENTASE87,5%12,5%

e. Sie kebersihan, dan sarana/prasarana

Job DescriptionSelaluTidak pernah

Memelihara lingkungan/ kebersihan, sarana keperawatan dan keindahan lingkungan (5K) sesuai dengan program Ka. IRNA 1. 5K terdiri dari:

1. Kebersihan

2. Ketertiban

3. Keselamatan

4. Keamanan

5. Kenyamanan.

PERSENTASE100 %

f. Tugas pekarya

Job DescriptionSelaluTidak pernah

Memelihara kerapian dan kebersihan ruangan antara lain :

a. Menyapu, membongkar dan menata kembali ruangan atau kamar penderita, membersihkan kaca jendela/ pintu, tempat cuci tangan, meja dan lemari penderita

b. Membersihkan, menyiapkan tempat tidur penderita

c. Menjaga kebersihan kamar mandi/WC

d. Memelihara kebersihan, menyimpan kembali alat-alat keperawatan seperti urinal, spatum pot, perlak, kateter, dll

e. Memelihara kebersihan, keindahan lingkungan di sekitar ruang perawatan

f. Membantu menjaga tata tertib ruangan/ lingkungan

PERSENTASE100%

Keterangan:

Tugas dikerjakan dengan kurang baik 0-49%; baik: >49%-77%;sangat baik: > 77%

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa:

coordinator pelayanan melakukan tugasnya

coordinator pendidikan melakukan tugasnya

sie nosokomial melakukan tugasnya

sie inventaris alat melakukan tugasnya

sie kebersihan melakukan tugasnya 100% ( sangat baik)

pekarya melakukan tugasnya 100% (sangat baik)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai ruang IRNA D telah melaksanakan tugas sesuai tugasnya dengan baik.C. Pengendalian

1) Kepala Ruang

Tanpa adanya fungsi controling tidak mungkin suatu metode dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, pengendalian dapat dilakukan dengan pengontrolan pada SOP penting dilakukan agar pengendalian mutu pelayanan tetap optimal, fungsi pengendalian kepala ruang dalam metode keperawatan primer sesuai Juknis antara lain:

Job DescriptionHari Pengkajian

12

Pengendalian

Mengawasi dan berkomunikasi dengan perawat primer maupun asosiet mengenai asuhan keperawatan yang diberikan

Supervisi:

Secara langsung dengan inspeksi, mengawasi sendiri atau melalui laporan langsung, memperbaiki atau mengawasi kelemahan yang ada

Secara tidak langsung, dengan mengecek daftar hadir, memeriksa renpra dan dokumentasi keperawatan

- Mengevaluasi intervensi yang diberikan dengan renpra yang telah disusun

Mengevaluasi penampilan kerja perawat diruangan

Presentase100%

Keterangan:

Dari hasil pengkajian selama dua hari dapat teridentifikasi bahwa capaian kepala ruang menjalankan fungsi pengendalian dalam metode keperawatan primer sebesar 100%

Kepala Ruang melakukan komunikasi dengan perawat pelaksana, dan asisten perawat, mengenai asuhan keperawatan yang diberikan, secara langsung maupun tidak langsung mengawasi dan memperbaiki kelemahan yang ada serta mengevaluasi intervensi dan penampilan kerja perawat, kepala ruang juga melakukan penilaian kinerja, memberi reward dan teguran sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dapat dijalankan dengan baik.

2) Ketua TimDalam metode tim yang digunakan, Ketua tim melakukan pengendalian pada perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan, menurut juknis tugas ketua tim sebagai pengawas antara lain:

Job DescriptionHari Pengkajian

12

Pengendalian

1. Mengevaluasi dan membuat catatan perkembangan pasien tiap hari

2. Memonitor dokumentasi yang dilakukan PP

Presentase100%

Keterangan:

Perawat primer menjalankan fungsi pengendaliannya dengan capaian 100% dengan sangat baik, dokumentasi memang telah terisi namun untuk korelasi dan kongruensi antara pengkajian hingga evaluasi kurang.D. Pengarahan

1) Kepala Ruang

Dalam penggunaan metode tim modifikasi, kepala ruang memegang peranan penting saat memberi pengarahan pada semua staf untuk mewujudkan asuhan keperawatan yang komperhensif dan bermutu, fungsi pengarahan kepala ruang dalam metode keperawatan primer sesuai Juknis antara lain:Job DescriptionHari Pengkajian

12

Pengarahan

1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

2. Memberi pujian kepada anggota tim yang melakukan tugas dengan baik

3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap

4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien

5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas-

7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain

Presentase95%

Keterangan:

Dari hasil pengkajian selama dua hari dapat teridentifikasi bahwa capaian kepala ruang menjalankan fungsi pengarahan dalam metode keperawatan tim modifikasi sebesar 95% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dapat dijalankan dengan baik. Kepala ruang mampu melakukan supervisi, dan diskusi serta pre konference dan post konference dan rapat rutin untuk melakukan fungsi pengarahan dan pengawasan.

2) Ketua TimDalam metode tim modifikasi yang digunakan, ketua tim melakukan pengarahan pada perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan, menurut juknis tugas ketua tim sebagai pengawas antara lain:

Job DescriptionHari Pengkajian

12

Pengarahan dan Pengawasan

1. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PP dalam melakukan tindakan sesuai SOP

2. Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga

3. Membuat perencanaan pulang

Presentase100%

Keterangan:

Ketua tim menjalankan fungsi pengarahannya dengan capaian 100% dengan cukup baik, namun

III. ANALISA SWOT

A. Man

Strength

1. Sebesar 60% struktur organisasi yang ada sesuai dengan kemampuan perawat.

2. Sebanyak 80% perawat menyatakan pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang ada.

3. Sebanyak 100% perawat menyatakan kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya

4. Jenis ketenagaan di ruangan :

5. S-1 Kep = -

6. D-III = 9

7. D1 = 1

8. Sebanyak 60% Perawat diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerja melalui pelatihan/pendidikan

9. Jumah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

10. Pembagian tugas yang jelas.

11. Pendapatan sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Opportunity

1. RS memberikan kesempatan kepada perawat untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan/pendidikan keperawatan.

2. Ada dukungan RS terhadap pelatihan/pendidikan keperawatan.

3. Sebanyak 85% pasien di unit stroke dengan tingkat ketergantungan parsial dan total..

Weakness

1. Beban kerja perawat di ruangan terlalu tinggi.

2. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

Threatened

1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional.

2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

3. Makin tingginya kesadaran akan hukum

4. Adanya pertanggungjawaban legal itas bagi pasien

5. Persaingan antar RS yang semakin kuat.

B. MaterialStrength

1. Sebanyak 90 % perawat menyatakan bahwa alat-alat perawatan di ruangan unit stroke sudah memadai.2. Sebanyak 100 % perawat menyatakan peralatan di ruangan unit stroke sudah lengkap untuk perawatan pasien.3. Sebanyak 70 % perawat menyatakan jumlah alat yang tersedia sudah sesuai dengan rasio pasien di ruang unit stroke.4. Unit stroke merupakan satu-satunya yang mempunyai ruangan observasi.5. Sebanyak 90 % perawat menyatakan fasilitas ruangan di unit stroke sudah lengkap untuk perawatan pasien.6. Tempat tidur dan kamar mandi yang tedapat di ruang unit stroke untuk pasien sudah sesuai standar untuk keselamatan pasien.7. Terdapat manometer oksigen pada setiap bed pasien.8. Terdapat buku administrasi penunjang yaitu : Daftar comsumable dan alat-alat kesehatan, Buku injeksi, lembar observasi, lembar visite, lembar dokumentasi, lembar asuhan keperawatan, dan buku operan.9. Sebanyak 100 % perawat menyatakan semua perawat mengerti cara menggunakan semua alat perawatan di ruang unit stroke.10. Nomor-nomor barang sudah teretera pada setiap barang.

Opportunity

1. Unit stroke dapat menjadi ruangan percontohan untuk penerapan MPKP.

2. Peralatan keperawatan yang lengkap akan memudahkan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.3. Sebanyak 70 % perawat menyatakan bahwa lokasi dan denah ruangan unit stroke tidak baik

Weakness

1. Sebanyak 60 % perawat menyatakan tidak berencana untuk menambah peralatan perawatan di ruang unit stroke.

2. Sebanyak 90 % perawat menyatakan tidak berencana untuk merenovasi ruangan.

3. Untuk peralatan elektronik tidak adanya kartu kalibrasi.

4. Berdasarkan fasilitas untuk petugas kesehatan dari hasil observasi didapatkan :a. Ruang kepala ruangan jadi satu dengan nurse statuion.b. Kamar mandi perawat hanya tersedia 1 kamar mandi di sebelah selatan ruang unit stroke dan di depan IRNA D.c. Wastafel untuk cuci tangan tersedia satu di nurse station.d. Nurse station berada di sebelah timur ruangan pasien.

Threatened

1. Sebelah utara terdapat rumah sakit Teja Husada yang berjarak 700-800 meter.

2. Sebelah selatan terdapat Rumah Sakit Umum Kepanjen.

3. Sebelah Barat terdapat rumah sakit Ben Mari dan Mitra Delima.

4. Sebelah Timur terdapat rumah sakit Ramdani Husada

C. Methode

Strength Sudah adanya penanggung jawab PKMRS, INOS, inventerisasi, pendidikan, kebersihan lingkungan, sudah diberlakukannya system operan, pre dan post conference. Katim bekerja sesuai dengan tugasnya.

Metode pemberian obat dengan 6 benar sesuai dengan semestinya.

Sistem pendataan pasien yang tersentral di seluruh ruangan sehingga semua dapat mengetahui jumlah dan nama pasien di ruangan masing2

Opportunity Adanya mahasiswa yang praktek berpeluang untuk memaksimalkan adanya penyuluhan kesehatan. Adanya mahasiswa yang praktek membantu dalam proses pembuatan asuhan keperawatan maupun catatan perkembangan

Weakness Kegiatan pengendalian inos belum dilaksanakan secara optimal

Ronde keperawatan belum terlaksana dengan optimal Pelaksanaan model asuhan keperawatan belum berjalan Penyajian kasus belum dilakukan secara rutin Katim belum maksimal dalam system pengendalian asuhan keperawatan. Perawat pelaksana belum terfokus dalam melaksanakan system manajemen tim Metode operan terlalu lama lebih dari 1 jam.

Threatened

Adanya tuntutan pelayanan yang optimal dari konsumen

Sistem rotasi merupakan program RS, tidak berdasarkan permintaan perawat. perawat berpotensi melakukan kesalahan tindakan dikarenakan belum terfokus dalam pelayanan ke pasien berdasarkan tim

D. Money

Strength

Sebanyak 100% perawat menjawab mendapat tambahan uang lembur jika bekerja melebihi jam kerja Sebanyak 80% perawat menjawab mendapat jasa medik dari asuransi kesehatan setelah melakukan pelayanan Sebanyak 60% perawat menjawab Sistem administrasi di unit stroke sudah terpusat Sebanyak 40% perawat menjawab mendapat jasa dari pelayanan IRNA MedisWeakness

Sebanyak 100% perawat menjawab tidak terdapat usaha koperasi ruangan di unit stroke Sebanyak 90% perawat menjawab tidak mendapat pendapatan dari rumah sakit berupa LP (lauk pauk) Sebanyak 80% perawat menjawab tidak mendapat jasa pelayanan rumah sakit berupa remunerasi Sebanyak 40% perawat menjawab Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan tidak sama untuk semua perawat

Opportunity

Sebanyak 90% perawat menjawab tidak ada alat habis pakai yang digunakan kembali untuk menghemat biaya Sebanyak 90% perawat menjawab tidak terdapat kesempatan untuk menambah penghasilan ruangan dari usaha koperasi Sebanyak 30% perawat menjawab Pengeluaran di tanggung oleh unit stroke

Threatened

Sebanyak 70% perawat menjawab tidak ada alokasi dana untuk hal yang tidak diinginkan mengenai peningkatan pelayanan

Keterangan:

M : Mandiri

P : Partial

T : Total

22