BAB III Manajemen Thalassemia

20
BAB III PERENCANAAN A. Identifikasi Masalah Masalah yang dapat diidentifikasi dari hasil pengkajian di ruang thalassemia RSUD Banyumas sebagai berikut : 1. Standar Asuhan Keperawatan / Instrumen A Pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang masih belum optimal. 2. PPI & Patient Safety Belum optimalnya cuci tangan 6 langkah dalam 5 moment 3. Prosedur Tetap Tindakan/ Instrumen C Belum adanya SOP Tranfusi Darah khusus di Ruang Thalassemia. 4. Inventaris Ruang Thalassemia Belum adanya buku inventaris linen di Ruang Thalassemia. Belum tertata rapinya tempat penyimpanan arsip pasien Thalassemia. 5. Pelayanan Keperawatan dan Penerapan SP2KP Belum optimalnya meeting evening di Ruang Thalassemia. Belum optimalnya preconference dan postconference di Ruang Thalassemia.

description

Management

Transcript of BAB III Manajemen Thalassemia

Page 1: BAB III Manajemen Thalassemia

106

BAB III

PERENCANAANA. Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi dari hasil pengkajian di ruang thalassemia RSUD

Banyumas sebagai berikut :

1. Standar Asuhan Keperawatan / Instrumen A

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang masih belum optimal.

2. PPI & Patient Safety

Belum optimalnya cuci tangan 6 langkah dalam 5 moment

3. Prosedur Tetap Tindakan/ Instrumen C

Belum adanya SOP Tranfusi Darah khusus di Ruang Thalassemia.

4. Inventaris Ruang Thalassemia

Belum adanya buku inventaris linen di Ruang Thalassemia.

Belum tertata rapinya tempat penyimpanan arsip pasien Thalassemia.

5. Pelayanan Keperawatan dan Penerapan SP2KP

Belum optimalnya meeting evening di Ruang Thalassemia.

Belum optimalnya preconference dan postconference di Ruang

Thalassemia.

96

Page 2: BAB III Manajemen Thalassemia

97

B. Analisis SWOT

Langkah selanjutnya setelah dilakukan identifikasi masalah adalah melakukan analisa SWOT. Analisa SWOT yang kelompok

lakukan adalah sebagai berikut:

Strenght (kekuatan)

1. Bangsal spesialis Thalassemia.

2. Jumlah perawat dengan waktu kerja

lebih dari 10 tahun 90 %, yang kurang

dari 10 tahun sebanyak 10 %.

3. SDM yang memadai, pendidikan D3 =

90 % S1 Ners = 10 %.

4. Adanya pelatihan-pelatihan yang telah

diikuti oleh perawat di Ruang

Thalassemia: Touch therapy &

acupressure = 83,3 %, PPGD =66,6

% ,BTCLS = 16,6 % Plebotomy,

Seminar Peran Serta masyarakat

Banyumas terhadap penanggulangan

bahaya thalassemia di Banyumas = 33,3

% Seminar Neuroscience for the

Developing World and Research

Activities = 16, 6% Pelatihan Perawatan

Weakness (kekurangan).

1. Belum tersedianya data inventaris

linen yang tersedia diruangan.

2. Belum tertata rapinya tempat

penyimpanan arsip pasien Thalassemia

3. Preconference dan postconference di

Ruang thalassemia tidak pernah

dilakukan yang masing - masing 0 %.

4. Belum optimalnya 6 langkah cuci

tangan 5 moment.

5. Tidak adanya SOP di ruang

Thalassemia ( 0 % ).

6. Penilaian Serah Terima Tugas Jaga Di

Ruang Thalassemia 59%, Penilaian

Terhadap Meeting evening 50 %.

7. Penilaian terhadap penerapan standar

Diagnosis dalam asuhan keperawatan

di ruang Thalassemia RSUD

Page 3: BAB III Manajemen Thalassemia

98

Luka Terkini = 16,6%.

5. Adanya Kepala Ruang di Ruang

Thalassemia.

6. Dukungan dari Manajemen

Keperawatan dan RS.

7. Adanya dukungan dari Yayasan POPTI.

8. Adanya penggunaan SIMRS untuk

pendokumentasian keperawatan.

9. Komunikasi antara petugas, tenaga

medis yang lain, pasien, dan keluarga

pasien yang baik.

10.Penggolongan sampah di Ruang

Thalassemia yang sudah baik.

11.Hands rub, wastafel yang sudah tersedia

di Ruang Thalassemia.

12.Adanya barang-barang inventaris yang

memadai.

13.Pengelolaan obat dan pemberian produk

darah yang sudah baik.

14.Penggunaan APD (sarung tangan) yang

telah optimal disetiap tindakan.

15.Adanya penggunaan SIM askep dan

Banyumas 66,7 %, Penilaian Terhadap

Penerapan Standar Evaluasi Dalam

Asuhan Keperawatan Di Ruang

Thalassemia RSUD Banyumas 0 %,

Penilaian Terhadap Penerapan Standar

Dokumentasi Dalam Asuhan

Keperawatan Di Ruang Thalassemia

RSUD Banyumas 72 %.

8. Pada aspek pengkajian masih kurang

pada pengkajian bio-sosio-social-

spiritual, intervensi kurang spesifik,

untuk tujuan belum memenuhi konsep

PE/PES, dan untuk evaluasi sama

sekali belum didokumentasikan.

9. Kepuasan Kerja Perawat diruang

Thalassemia 73%, Kepuasan Keluarga

Pasien diruang Thalassemia 74,3%.

10. Penilaian instrument C, pemberian

obar Parenteral 54 %, penilaian

pemberian transfusi darah 74 %,

pengambilan darah melalui intravena

Page 4: BAB III Manajemen Thalassemia

99

SIM RS sejak tahun 2008.

16.Pembagian jadwal dinas sesuai

memenuhi ketenagaan.

17.Sudah terdapat uraian tugas masing –

masing jabatan (karu, perawat

pelaksana, administrasi).

18.Tersedia wastafel dan air mengalir di

ruang perawat.

19.Tersedia handsrub di tempat – tempat

strategis dan mudah dijangkau.

20.Adanya struktur organisasi di ruangan.

21.Penilaian Pelaksanaan Kepala Ruang

Thalassemia 89 %.

22.Penilaian Pelaksanaan Perawat 98%

23.Pemasangan infuse 75 %.

24.Untuk identifikasi pasien di ruang

Thalassemia RSUD Banyumas sudah

memastikan produk darah yang

diberikan pada pasien benar, yang

meliputi benar nama pasien, benar

golongan darah, benar nomor produk

darah yang diberikan, benar rhesus +/-,

70 %.

11. Masih didapatkan perawat yang tidak

melakukan cuci tangan sesuai 6

langkah 67 %.

12. Tidak adanya protap yang ada di atas

wastafel tentang cuci tangan yang baik

dan benar.

13. Hasil 74,3 % sehingga dapat

disimpulkan bahwa tingkat kepuasan

keluarga pasien terhadap pelayanan

keperawatan cukup.

14. Meeting evening sudah dilakukan 50

%

Page 5: BAB III Manajemen Thalassemia

100

dan memastikan benar tanggal

kadaluarsa.

25.Ruang Thalassemia SUD Banyumas,

sudah memiliki bed yang dilengkapi

dengan side rail/ pagar pengaman.

26.Perawat di Ruang Thalassemia RSUD

Banyumas selalu memakai APD pada

tindakan keperawatan.

27.Kepuasan Mahasiswa Dalam

Memperolah Bimbingan Di Ruang

Thalassemia RSUD Banyumas 80 %.

28.Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh

kepala ruangan telah terlaksana dengan

baik.

29.RSUD Banyumas merupakan pusat

Thalassemia

Opportunity ( peluang )

1. Adanya pelatihan ekternal maupun

internal yang bisa diikuti perawat

Ruang Thallassemia( PPI , Phlebotomy

dll).

2. Adanya sarana prasarana yang

SO:

1. Mengajukan pelatihan bagi perawat

untuk mengikuti pelatihan terkait

Thalassemia bagi perawat yang belum

pernah mengikuti pelatihan maupun

WO:

1. Mengajukan pelatihan bagi perawat

Thalassemia yang belum mengikuti

pelatihan terkait Thalassemia.

2. Mengajukan pengadaan SOP dan

Page 6: BAB III Manajemen Thalassemia

101

mendukung keoptimalan dalam

tindakan keperawatan.

3. Tersedianya tempat untuk

memasangkan informasi baik untuk

perawat maupun pasien.

4. Adanya tim supervisi yang

membawahi kepala ruang untuk

mendukung program – program

penunjang.

5. Tempat arsip pasien yang masih belum

tertata rapi 50 %

6. Adanya program pemerintah terhadap

jaminan kesehatan masyarakat.

7. Adanya kerjasama dengan institusi

pendidikan dibidang kesehatan.

yang telah diikuti.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan

asuhan keperawatan terhadap

masyarakat yang mendapatkan jaminan

kesehatan dari pemerintah.

3. Meningkatkan meeting evening yang

sudah dilakukan

revisi SOP untuk ruang Thalasemia.

3. Mengoptimalkan meeting evening

yang sudah berjalan dengan

ditambahkan pre dan post confrence

Threat ( ancaman )

1. Resiko terjadinya infeksi di setiap

pasien.

2. Budaya dan keyakinan masyarakat yang

tidak mendukung pelayanan kesehatan.

3. Banyaknya rumah sakit lain sebagai

ST:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan.

2. Mensosialisasikan cara mencuci tangan

6 langkah pada 5 momen.

3. Memberikan penjelasan pada keluarga

pasien tentang tindakan yang akan

WT:

1. Membuat poster cuci tangan 6 langkah

dalam 5 momen.

2. Membuat data inventaris linen yang

tersedia diruangan.

Page 7: BAB III Manajemen Thalassemia

102

competitor

4. Tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan semakin tinggi.

5. Beresiko mendapatkan cidera baru

karena kelalaian petugas ataupun

keluarga.

6. Adanya kebijakan baru yang diterapkan

pemerintah beresiko untuk mengubah

suatu system yang bisa menaikkan

ataupun menurunkan pendapatan.

7. Adanya tuntutan terhadap mutu

pelayanan rumah sakit.

8. Adanya tuntutan untuk keperawatan

profesional.

9. Kurangnya pengetahuan pengunjung

tentang pengaturan rumah sakit

telah dilakukan.

4. Menyampaikan kepada keluarga pasien

tentang perkembangan pasien.

5. RSUD Banyumas bekerjasama dengan

yayasan POPTI memberikan pelayanan

PROMKES pada masyarakat.

6. Mengajak masyarakat berpartisipasi

program BPJS

3. Membuat “Repeated magic power”

tentang cuci tangan.

Page 8: BAB III Manajemen Thalassemia

103

1. Prioritas Masalah Menggunakan CARL

Prioritas masalah dilakukan dengan metode CARL (Capability, Accesibilty,

Readness, Leverage) dengan menggunakan skor 1-5 (nilai tertinggi sampai terendah).

Kriteria CARL tersebut mempunyai arti yaitu :

C : Ketersediaan Sumber Daya (Dana Dan Sarana/ Peralatan)

A : Kemudahan, Masalah Yang Ada Diatasi Atau Tidak, Kemudahan

Dapat Didasarkan Pada Ketersediaan Metode/Cara/Teknologi Serta

Penunjang Pelaksanaan Seperti Peraturan Atau Petunjuk Pelaksanaan

R : Kesiapan Dari Tenaga Pelaksanaan Maupun Kesiapan Sasaran

Seperti Keahlian/Kemampuan Dan Motivasi.

L : Seberapa Besar Pengaruh Kriteria Yang Satu Dengan Yang Lain

Dalam Pemecahan Yang Dibahas

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L = Prioritas Masalah

No Masalah C A R L Skor Peringkat1 Belum optimalnya cuci tangan 6

langkah dalam 5 moment4 3 4 3 144 2

2 Adanya pendokumentasian yang kurang lengkap 5 3 3 3 135 3

3 Belum optimalnya SP2KP di Ruang Thalassemia 3 2 2 3 36 5

4 Belum adanya revisi protap/panduan praktek klinik (PPK) khusus di Ruang Thalassemia 5 3 3 4 180 1

5 Adanya barang – barang inventaris linen yang belum jelas datanya diruangan dan tempat arsip pasien

4 3 3 2 72 4

2. Prioritas Masalah

a. Belum adanya revisi SOP khusus di Ruang Thalassemia.

b. Belum optimalnya cuci tangan 6 langkah dalam 5 moment

c. Adanya pendokumentasian yang kurang lengkap

d. Adanya barang – barang inventaris linen yang belum jelas datanya diruangan

dan tempat arsip pasien.

e. Belum optimalnya SP2KP di Ruang Thalassemia

Page 9: BAB III Manajemen Thalassemia

104

PLAN OF ACTION (POA)PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PURWOKERTO DI RUANG THALASSEMIA RSUD BANYUMAS

No. Masalah Sub Masalah Target Uraian Kegiatan Sasaran Waktu Penanggung Jawab Anggaran Keterangan

1. Belum adanya revisi SOP di Ruang Thalassemia

Belum mempunyai SOP tranfusi darah diruang Thalassemia

Adanya panduan praktek klinik di Tranfusi darah di Ruang Thalasemia RSUD Banyumas sebanyak 75 % ( dari 0 % - 75 %)

Koordinasi dengan Bidang keperawatan

Koordinasi dengan Kepala Ruang

Mencari Referensi

Membuat usulan revisi modifikasi SOP Transfusi darah

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

7–9 Mei 2014

Iswatun Khasanah Panggih Dwi

Febrian

Rp. 5000,-

2. Pelaksanaan Patient Safety yang belum Optimal

Belum optimalnya cuci tangan 6 langkah dalam 5 moment

Meningkatkan prinsip cuci tangan 6 langkah 5 momen 5 % (dari 80 % -85 %)

Koordinasi dengan kepala ruang.

Koordinasi dengan IPCN

Mencari referensi.

Menbuat poster 5 moment cuci tangan.

Memberi contoh terkait dengan prinsip cuci tangan 6 langkah 5 momen di

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

7-14 Mei 2014

Anies rifa’atul Bakhin

Restiarini

Rp. 30.000,-

Page 10: BAB III Manajemen Thalassemia

105

raung Thalassemia RSUD Banyumas

Mengevaluasi

3. Belum optimalnya dokumentasi asuhan keperawatan

Adanya pendokumentasian asuhan keperawatan yang kurang lengkap dengan presentasi 64,7 %

Adanya asuhan keperawatan yang baik dari 64,7 % mencapai 79 %

Koordinasi dengan kepala ruang

Mengecek pengisian pendokumentasian

mengevaluasi hasil pendokumentasian diruang Thalassemia

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

7 - 14 Mei 2014

Iswatun Khasanah Koko Mahagi

-

4. Belum optimalnya buku inventaris dan tempat penataan dokumentasi/arsip pasien

Belum adanya buku inventaris linen 0 %

Adanya buku inventaris linen 75 % (dari 0 %-75 %)

Koordinasi dengan kepala ruang.

Mencari referensi Mengusulkan ke

kepala ruang untuk pengadaan buku inventaris linen

Mengevaluasi

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

14-16 Mei 2014

Panggih Dwi febrian

Anies Rifa’atul Bakhin

Rp. 12.000,00,-

Tempat arsip pasien yang masih belum tertata rapi 50 %

Adanya tempat untuk arsip yang baru dengan 85 % (dari 0 %- 85 %)

Koordinasi dengan kepala ruang.

Koordinasi dengan bagian asset.

Pengadaan tempat arsip dokumentasi pasien

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa Petugas

Asset

11-12 Mei 2014

Panggih Dwi febrian

Anies Rifa’atul Bakhin

Rp. 200.000,00,-

Page 11: BAB III Manajemen Thalassemia

106

5. Belum optimalnya SP2KP di Ruang Thalassemia

Meeting Evening 50 %

Meningkatkan meeting Evening sebanyak 25 % (dari 50 %-75 %)

Koordinasi dengan kepala ruang.

Memberi contoh role play meeting morning kepada perawat Ruang Thalassemia

Mengevaluasi

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

7 – 19 Mei 2014

Koko Mahagi Restiarini

Preconference 0 %

Meningkatnya preconference sebanyak 75 % (0 % - 75 %)

Koordinasi dengan Kepala Ruang

Member contoh roleplay preconference kepada perawat ruang Thalassemia

Mengevaluasi

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

7 - 19 Mei 2014

Koko Mahagi Restiarini

Postconference 0 %

Meningkatnya postconference sebanyak 75 % (0 % - 75 %)

Koordinasi dengan Kepala Ruang

Member contoh roleplay preconference kepada perawat ruang Thalassemia

Mengevaluasi

KaRu Perawat

Ruang Mahasiswa

7 - 19 Mei 2014

Koko Mahagi Restiarini

Page 12: BAB III Manajemen Thalassemia

107