BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap...

45
BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS NOVEL BANA>TU‘R-RIYA>DH KARYA RAJA>’ ASH-SHA>NI‘I: KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS PSIKOANALISIS HELENE CIXOUS Penelitian kritik sastra feminis psikoanalisis dalam karya sastra adalah penelitian sebuah karya sastra dengan memfokuskan kajian pada tulisan-tulisan perempuan karena para feminis percaya bahwa pembaca perempuan biasanya mengidentifikasikan dirinya dengan atau menempatkan dirinya pada tokoh perempuan, sedangkan tokoh perempuan tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya (Wiyatmi, 2012:26). Penelitian ini membahas kekerasan terhadap perempuan dalam teks novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha> ni‘i dengan menggunakan kajian kritik sastra feminis psikoanalisis menurut Helene Cixous. Helene Cixous adalah seorang novelis, penulis drama dan kritikus feminis. Dalam teorinya, Cixous memusatkan perhatiannya pada dua macam, yaitu a). Hegemoni oposisi biner dalam kebudayaan barat, dan b). Praktik penulisan feminim yang dikaitkan dengan tubuh (Moi via Ratna, 2013:200-201). Latar cerita novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha> ni‘i terjadi di kota Riyadh (Saudi Arabia-Timur Tengah), maka penelitian ini difokuskan pada praktik penulisan feminim khususnya yang membahas mengenai bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam teks novel Bana>tu‘r-Riya>dh. Adapun tahapan penelitian ini yaitu sebagai berikut. Pertama, interpretasi yaitu upaya memahami karya sastra dengan memberikan tafsiran berdasarkan sifat-sifat karya sastra itu. Dalam arti sempit, interpretasi adalah usaha untuk memperjelas arti bahasa dengan sarana analisis, 305

Transcript of BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap...

Page 1: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

305

BAB III

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS NOVEL

BANA>TU‘R-RIYA>DH KARYA RAJA>’ ASH-SHA>NI‘I: KAJIAN KRITIK

SASTRA FEMINIS PSIKOANALISIS HELENE CIXOUS

Penelitian kritik sastra feminis psikoanalisis dalam karya sastra adalah

penelitian sebuah karya sastra dengan memfokuskan kajian pada tulisan-tulisan

perempuan karena para feminis percaya bahwa pembaca perempuan biasanya

mengidentifikasikan dirinya dengan atau menempatkan dirinya pada tokoh

perempuan, sedangkan tokoh perempuan tersebut pada umumnya merupakan

cermin penciptanya (Wiyatmi, 2012:26). Penelitian ini membahas kekerasan

terhadap perempuan dalam teks novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i

dengan menggunakan kajian kritik sastra feminis psikoanalisis menurut Helene

Cixous. Helene Cixous adalah seorang novelis, penulis drama dan kritikus

feminis. Dalam teorinya, Cixous memusatkan perhatiannya pada dua macam,

yaitu a). Hegemoni oposisi biner dalam kebudayaan barat, dan b). Praktik

penulisan feminim yang dikaitkan dengan tubuh (Moi via Ratna, 2013:200-201).

Latar cerita novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i terjadi di kota

Riyadh (Saudi Arabia-Timur Tengah), maka penelitian ini difokuskan pada

praktik penulisan feminim khususnya yang membahas mengenai bentuk-bentuk

kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam teks novel Bana>tu‘r-Riya>dh.

Adapun tahapan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Pertama, interpretasi yaitu upaya memahami karya sastra dengan

memberikan tafsiran berdasarkan sifat-sifat karya sastra itu. Dalam arti sempit,

interpretasi adalah usaha untuk memperjelas arti bahasa dengan sarana analisis,

305

Page 2: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

306

parafrasa dan komentar. Sedangkan, dalam arti luas, interpretasi adalah

menafsirkan makna karya sastra berdasarkan unsur-unsur beserta aspek-aspeknya

yang lain, seperti jenis sastranya, aliran sastranya, efek-efeknya, serta latar

belakang sosial historis yang mendasari kelahirannya (Abrams dan Pradopo via

Wiyatmi, 2012:3-4). Kedua, analisis yaitu penguraian karya sastra atas bagian-

bagaian atau norma-normanya (Pradopo via Wiyatmi, 2012:4). Ketiga, penilaian

yaitu usaha untuk menentukan kadar keindahan (keberhasilan) karya sastra yang

dikritik. Penilaian terhadap karya sastra juga dilakukan tidak dengan semena-

mena, tetapi berdasarkan pada fenomena yang ada dalam karya sastra yang dinilai,

kriteria dan standar penilaian, serta pendekatan yang digunakan (Wiyatmi,

2012:4).

A. Definisi Kekerasan terhadap Perempuan

Tindak kekerasan yang terkait dengan perbedaan jenis kelamin dikenal

dengan istilah gender based violence (La Pona via Sugihastuti, 2007:171).

Menurut Saraswati (via Sugihastuti, 2007:171), kekerasan adalah tindakan yang

dilakukan terhadap pihak lain, yang pelakunya perseorangan atau lebih, yang

dapat mengakibatkan penderitaan bagi pihak lain. Kekerasan tersebut dibedakan

dalam dua bentuk, yaitu kekerasan fisik yang dapat mengakibatkan luka pada fisik

hingga mengakibatkan kematian, dan kekerasan psikologis yang berakibat pada

timbulnya trauma berkepanjangan pada korban terhadap hal-hal tertentu yang

telah dialaminya.

Dalam pasal 1 Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan di

Nairobi pada tahun 1985, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kekerasan

terhadap perempuan adalah sebagai berikut.

Page 3: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

307

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan berdasarkan

perbedaan jenis kelamin yang berakibat pada penderitaan perempuan

secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu,

pemaksaan atau pemerasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik

yang terjadi di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi

(Sugihastuti, 2007:172).

Menurut La Pona (via Sugihastuti, 2007:172), kekerasan terhadap

perempuan adalah tindakan seorang laki-laki atau sejumlah laki-laki dengan

mengerahkan kekuatan tertentu sehingga menimbulkan kerugian atau penderitaan

secara fisik, seksual, atau psikologis pada seorang perempuan atau sekelompok

perempuan, termasuk tindakan yang bersifat memaksa, mengancam, dan atau

berbuat sewenang-wenang, baik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat

maupun dalam kehidupan pribadi di ruang domestik dan publik.

B. Bentuk-bentuk Kekerasan terhadap Perempuan

Berdasarkan situs terjadinya, kekerasan terhadap perempuan dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu kekerasan yang terjadi pada arena domestik atau

kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan pada arena publik. Pembedaan

antara kedua ranah ini didasarkan atas unsur relasi sosial antara korban dan

pelaku (Landes via Sugihastuti, 2007:172). Oleh karena itu, kekerasan yang

dilakukan oleh pelaku yang memiliki hubungan kekerabatan atau hubungan

perkawinan, meskipun dilakukan di sektor publik, di pasar misalnya, kekerasan

tersebut dapat dikategorikan sebagai kekerasan domestik. Sebaliknya, bila

kekerasan dilakukan oleh orang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan atau

perkawinan, meskipun dilakukan di dalam rumah, dikategorikan sebagai

kekerasan sektor publik (Sugihastuti, 2007:172-173).

Page 4: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

308

Hasbianto (via Sugihastuti, 2007:173) menyatakan bahwa kekerasan

dalam rumah tangga (selanjutnya disebut kekerasan domestik) adalah suatu

bentuk penganiayaan secara fisik maupun emosional atau psikologis, yang

merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah

tangga. Meiyanti (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis kekerasan

domestik terhadap perempuan sebagai berikut.

Pertama, kekerasan seksual yang meliputi pemaksaan dalam melakukan

hubungan seksual, pemaksaan selera seksual sendiri, dan tidak memperhatikan

kepuasan pihak istri. Kedua, kekerasan fisik adalah segala macam tindakan yang

mengakibatkan kekerasan fisik pada perempuan yang menjadi korbannya (La

Pona via Sugihastuti, 2007:173). Kekerasan fisik dilakukan dengan

menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan, kaki) atau dengan alat-alat lainnya

seperti memukul, menampar, meludahi, menjambak, menendang, menyulut

dengan rokok, serta melukai dengan barang atau senjata. Ketiga, kekerasan

ekonomi seperti tidak memberikan uang belanja, dan memakai atau

menghabiskan uang istri. Keempat, kekerasan emosional yang meliputi mencela,

menghina, mengancam atau menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan

kehendak, serta mengisolasi istri dari dunia luar.

Kekerasan terhadap perempuan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu

kekerasan seksual dan nonseksual (Dzuhayatin dan Yuarsi via Sugihastuti,

2007:173-174). Perbedaan antara kedua jenis kekerasan tersebut adalah ada atau

tidaknya unsur kehendak seksual. Jika terdapat unsur kehendak seksual, maka

kekerasan tersebut dapat dikategorikan sebagai kekerasan seksual. Sebaliknya,

Page 5: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

309

jika unsur tersebut tidak dominan, maka kekerasan tersebut termasuk dalam

kategori kekerasan non seksual.

Berdasarkan uraian tersebut di atas secara rinci dapat dilihat pada diagram

di bawah ini.

Gambar 4. Skema Kekerasan terhadap Perempuan

(Teori Kritik Sastra Feminis Psikoanalisis Helene Cixous)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pada penelitian ini dibahas

mengenai dua jenis kekerasan terhadap perempuan dalam teks novel Bana>tu‘r-

Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i, yaitu a). Kekerasan domestik (yang meliputi

Diagram Kekerasan terhadap Perempuan

Kritik Sastra Feminis Psikoanalisis (Helene Cixous)

1. Hegemoni Oposisi Biner

dalam Kebudayaan Barat

2. Praktik Penulisan Feminim

yang Dikaitkan dengan Tubuh

Langkah-langkah Analisis

Kekerasan terhadap Perempuan

1. Interpretasi 2. Analisis 3. Penilaian

Bentuk-bentuk Kekerasan terhadap Perempuan

1. Kekerasan Domestik 2. Kekerasan Publik

2. Emosional

1. Fisik 3. Ekonomi 1. Seksual 2. Non Seksual

1. Fisik 2. Emosional

Page 6: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

310

kekerasan fisik, emosional dan ekonomi), dan b). Kekerasan publik yang terdiri

dari kekerasan seksual dan non seksual (yang meliputi kekerasan emosional dan

fisik). Akan tetapi, tidak seluruhnya diaplikasikan karena disesuaikan dengan

bentuk-bentuk kekerasan yang terdapat dalam teks novel Bana>tu‘r-Riya>dh. Hasil

penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Kekerasan Domestik

Kekerasan domestik, yaitu tindak kekerasan terhadap perempuan dalam

lingkup rumah tangga yang terdapat dalam novel Bana>tu‘r-Riya>dh. Berdasarkan

pembacaan terhadap novel Bana>tu‘r-Riya>dh, kekerasan domestik terhadap

perempuan yang terdapat dalam novel ini meliputi kekerasan fisik, emosional

dan ekonomi. Adapun bentuk-bentuk kekerasan tersebut diuraikan sebagai

berikut.

a. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah segala macam tindakan yang mengakibatkan

penderitaan fisik pada korbannya (La Pona via Sugihastuti, 2007:179). Selain itu,

Meiyanti (via Sugihastuti, 2007:179), menjelaskan bahwa kekerasan fisik

melibatkan penggunaan alat atau anggota tubuh seperti memukul, menampar,

meludahi, menjambak, menendang, menyulut dengan rokok, serta melukai

dengan benda atau senjata. Setelah pembacaan terhadap novel Bana>tu‘r-Riya>dh,

ditemukan bahwa tokoh perempuan yang menerima bentuk kekerasan fisik

adalah Qamrah. Adapun tindak kekerasan fisik terhadap tokoh perempuan

Qamrah dalam novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i diuraikan

sebagai berikut.

Page 7: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

311

1. Kekerasan Fisik terhadap Tokoh Qamrah

Dalam novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i, tokoh perempuan

Qamrah mendapat kekerasan fisik dari suaminya (Ra >syid). Adapun bentuk-bentuk

kekerasan fisik yang dilakukan oleh Ra >syid terhadap Qamrah tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

a. Cengkeraman dengan Kasar

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid mencengkeram lengan

Qamrah dengan kasar saat dia marah adalah sebagai berikut.

(.7002881 نع،ا....)ممسكا بذراعها بعنف(.... )الصMumsika>n bi>dzira>‘iha> bi>‘anfin (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Artinya: Ra >syid mencengkeram lengan istrinya dengan kasar (Ash-

Sha>ni‘i, 2007:18).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

fisik pertama yang menimpa Qamrah, yaitu Ra>syid mencengkeram lengannya

dengan kasar. Tindak kekerasan fisik yang dilakukan oleh Ra>syid tersebut terjadi

saat keduanya bertengkar di apartemen. Pertengkaran tersebut terjadi karena

kemarahan Ra>syid pada Qamrah yang mendatangi Karey di sebuah hotel tempat

Karey singgah. Maksud kedatangan Qamrah ke tempat Karey tersebut adalah

untuk memperingatkannya agar dia tidak mengganggu kehidupan rumah tangga

Qamrah dengan Ra>syid. Hal itu dilakukan oleh Qamrah karena dia curiga,

cemburu dan kecewa setelah melihat foto-foto mesra Ra>syid bersama Karey yang

disimpan oleh Ra>syid di komputer miliknya. Akan tetapi, setelah mengetahui

bahwa Qamrah mendatangi Karey, Ra>syid sangat marah dan bersikap kasar pada

Page 8: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

312

Qamrah, yaitu Ra>syid mencengkeram lengan Qamrah dengan kasar (Ash-Sha>ni‘i,

2007:18).

Secara fisik, susunan tulang laki-laki ukurannya lebih besar dari tulang

perempuan. Selain itu, perimbangan pada otot di tubuh laki-laki juga lebih banyak

daripada kandungan lemaknya (An-Nu‘aimi, 2000:17). Sehingga, tindakan Ra>syid

terhadap Qamrah, yaitu Ra>syid mencengkeram lengan Qamrah dengan kasar

tersebut menyakiti fisik Qamrah. Maka, tindakan Ra>syid tersebut termasuk tindak

kekerasan fisik terhadap perempuan. Kekerasan fisik adalah tindak kekerasan

yang melibatkan penggunaan alat atau anggota tubuh seperti seperti memukul,

menampar, meludahi, menjambak, menendang, menyulut dengan rokok, serta

melukai dengan benda atau senjata (Meiyanti via Sugihastuti, 2007:179). Hal itu

sebagaimana yang dilakukan Ra>syid, yaitu dia mencengkeram lengan Qamrah

dengan kasar sehingga menyakiti fisik Qamrah.

Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa tindakan Ra>syid, yaitu

dia mencengkeram lengan Qamrah dengan kasar tersebut menyakiti fisik Qamrah.

Sehingga, hal tersebut termasuk tindak kekerasan fisik terhadap perempuan.

Karena mencengkeram lengan istri dengan kasar melibatkan penggunaan alat atau

anggota tubuh, yaitu tangan. Dalam Islam, seorang suami seharusnya menjadi

pelindung bagi istriya, baik itu dari perlakuan buruk dirinya sendiri maupun dari

orang lain. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an (4:34) yang

artinya, ‘‘Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari

Page 9: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

313

hartanya....’’. Maka, tindakan Ra>syid tersebut bukanlah tindakan yang melindungi

perempuan sebagaimana yang Allah perintahkan kepada laki-laki (suami)

terhadap perempuan (istrinya), karena tindakan tersebut bersifat menyakiti

perempuan secara fisik.

b. Mendorong Tubuh dengan Keras

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra>syid mendorong tubuh Qamrah

dengan keras saat keduanya berada di kamar tidur adalah sebagai berikut.

....وإذا بو يفاجئها بفعل مل خيطر ذلا على بال ! كانت ردة فعلها ادلفاجئة لو وذلا (. 702881 صفعتو بقوة ! )الصانع، يف حينها أن

....Wa idza> bi>hi yufa>ja’uha> bi>fi‘lin lam yakhthir laha> ‘ala> ba>lin! Ka>nat raddatu fi‘liha> al-mufaja’atu lahu wa laha> fi> chi>niha> anna shaf‘atahu bi>quwwatin! (Ash-Sha>ni‘i, 2007:6).

Artinya: ....Ra >syid melakukan sesuatu yang sama sekali tak pernah

diduganya. Dia mendorong kembali dengan keras (Ash-Sha>ni‘i,

2007:6).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

fisik kedua yang menimpa Qamrah, yaitu Ra>syid mendorong tubuh Qamrah saat

keduanya berada di kamar tidur. Hal tersebut dikarenakan kemarahan Ra>syid

terhadap Qamrah yang mendekatinya untuk melakukan hubungan biologis, tetapi

Ra>syid menolaknya dengan amarah dan sikap kasar pada istrinya. Kemudian dia

mengenakan pakaiannya dan pergi meninggalkan Qamrah yang menangis di

kamar tidur (Ash-Sha>ni‘i, 2007:6).

Biasanya, laki-laki kelelahan setelah menghabiskan banyak waktunya

untuk bekerja setiap hari di luar rumah. Maka, ketika pulang ke rumah, dia

membutuhkan istirahat dan ketenangan. Karena itu, laki-laki menjauhkan diri dari

perempuan ketika bekerja di luar rumah dan ketika pulang ke rumah. Akan tetapi,

Page 10: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

314

meskipun penjauhan diri tersebut jelas sebabnya, hal tersebut tidak membuat

perempuan senang. Karena penjauhan diri tersebut membuat perempuan merasa

diabaikan dan merasa tidak dicintai oleh suaminya (An-Nu‘aimi, 2000:472). Hal

itu sebagaimana yang terjadi dengan Qamrah dan Ra>syid, yaitu Qamrah

mendekati suaminya untuk berhubungan biologis dengannya. Hal itu dia lakukan

karena dia berpikir bahwa Ra>syid tidak menyentuh istrinya sejak mereka

bermalam di Roma dikarenakan dia malu untuk memulai hubungan biologis

tersebut dengannya. Akan tetapi, saat Qamrah mendekatinya, Ra>syid marah dan

bersikap kasar padanya, yaitu dia mendorong tubuh Qamrah dengan keras di

tempat tidur. Kemudian, dia mengenakan pakaiannya lalu pergi meninggalkan

Qamrah yang menangis di kamar tidur. Tindakan Ra>syid tersebut dilakukannya

karena saat itu dia kelelahan setelah bekerja seharian di luar rumah sehingga dia

membutuhkan istirahat dan ketenangan. Selain itu, tindakan tersebut juga

dikarenakan Ra>syid tidak mencintai Qamrah sehingga dia bersikap acuh pada

istrinya termasuk dalam kehidupan seksual di antara keduanya.

Akan tetapi, meskipun tindakan Ra>syid terhadap Qamrah tersebut

memiliki alasan, yaitu dia ingin beristirahat dan membutuhkan ketenangan,

tindakan tersebut tetap merupakan tindak kekerasan fisik terhadap perempuan

dikarenakan tindakan tersebut menyakiti fisik perempuan, yaitu tubuhnya.

Kekerasan fisik adalah tindak kekerasan yang melibatkan penggunaan alat atau

anggota tubuh (Meiyanti via Sugihastuti, 2007:179). Hal itu sebagaimana yang

dilakukan Ra>syid terhadap Qamrah, yaitu dia mendorong tubuh Qamrah dengan

kasar.

Page 11: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

315

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa Ra>syid sebagai

seorang suami tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik, salah satunya yaitu

menafkahi kebutuhan batin istrinya dengan cara yang patut sebagaimana yang

Allah perintahkan dalam Al-Qur’an (2:223) yang artinya, ‘‘Istri-istrimu adalah

ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu

sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan

ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya....’’.

c. Menampar Pipi

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra>syid menampar pipi kanan

Qamrah saat keduanya bertengkar adalah sebagai berikut.

أتتها الصفعة مدوية على خدىا األمين ! Atatha> ash-shaf‘atu mudwiyyatan ‘ala> khaddiha> al-aiman (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Artinya: Dia (Ra>syid) menampar pipi kanan Qamrah (Ash-Sha>ni‘i,

2007:18).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

fisik ketiga yang menimpa Qamrah, yaitu Ra>syid menampar pipi kanan Qamrah

saat mereka bertengkar. Pertengkaran tersebut terjadi setelah Ra>syid mengetahui

bahwa Qamrah menemui Karey di hotel tempat Karey singgah. Qamrah

mendatangi Karey karena dia merasa curiga, cemburu dan sakit hati dengan

Ra>syid yang ternyata mempunyai hubungan khusus dengan Karey. Karena itulah

Qamrah mencaci Karey di depan Ra>syid. Akan tetapi, Ra>syid yang merasa kesal

dan tidak terima atas perkataan Qamrah mengenai Karey tersebut, seketika itu dia

menampar pipi Qamrah (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Page 12: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

316

Seorang anak perempuan yang tumbuh menjadi remaja, maka

pandangannya pada hal di sekitarnya akan berubah. Perempuan mulai melihat

laki-laki sebagai orang yang dia butuhkan dalam kehidupannya. Dia

mengharapkan laki-laki tersebut bisa memberikan perhatian padanya, menghargai

keperempuanannya, dan menghormati dirinya yang selalu ingin bersama laki-laki

tersebut (An-Nu‘aimi, 2000:128-129). Hal tersebut sebagaimana perasaan Qamrah

terhadap Ra>syid, yaitu dia ingin laki-laki yang dicintainya bisa memberikan

perhatian padanya, menghargai keperempuanannya, dan menghormati dirinya

yang selalu ingin bersama laki-laki tersebut. Dengan demikian, tindakan Ra>syid

menampar pipi Qamrah tersebut merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan

apa yang diharapkan Qamrah terhadap Ra>syid. Karena, tindakan tersebut dinilai

sebagai tindakan yang tidak menghargai dan tidak menghormati seorang

perempuan.

Tindakan seorang suami yang menampar istrinya merupakan tindakan

yang menyakiti fisik istri. Sehingga, sikap yang demikian itu merupakan tindak

kekerasan fisik terhadap perempuan. Menurut La Pona (via Sugihastuti,

2007:179), kekerasan fisik adalah segala macam tindakan yang mengakibatkan

penderitaan fisik pada korbannya. Selain itu, Meiyanti (via Sugihastuti,

2007:179), menjelaskan bahwa kekerasan fisik melibatkan penggunaan alat atau

anggota tubuh seperti memukul, menampar, meludahi, menjambak, menendang,

menyulut dengan rokok, serta melukai dengan benda atau senjata. Hal itu

sebagaimana yang dialami oleh Qamrah, yaitu dia menjadi korban kekerasan fisik

berupa tamparan yang dilakukan oleh suaminya.

Page 13: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

317

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa tindak

kekerasan fisik yang dilakukan oleh Ra>syid terhadap Qamrah tersebut

dikarenakan kemarahan Ra>syid terhadap Qamrah. Kemarahan merupakan emosi

yang paling berbahaya, karena ada kemungkinan orang yang marah berusaha

menyakiti target kemarahannya (Ekman, 2003:188). Hal itu sebagaimana yang

dilakukan Ra>syid, yaitu dia marah dan kemarahannya itu membuatnya menyakiti

Qamrah dengan tamparan.

d. Meludahi

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra>syid meludahi Qamrah sebelum

meninggalkan apartemen pada saat mereka bertengkar adalah sebagai berikut.

(.7002881وتبصق عليو باستحقار )الصانع، Watabashshaqa ‘alaihi bi>stichqa>rin (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Artinya: Ra >syid meludahinya (Qamrah) (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa kekerasan fisik

keempat yang menimpa Qamrah, yaitu Ra>syid meludahi Qamrah sebelum

meninggalkan apartemen saat mereka bertengkar (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Tindakan Ra>syid tersebut merupakan ungkapan kejijikannya terhadap Qamrah.

Kejijikan adalah sebuah perasaan keengganan terhadap sesuatu yang membuat

orang ingin meludah (Ekman, 2003:273). Hal itu sebagaimana yang terjadi

dengan Ra>syid, yaitu dia meludahi Qamrah karena perasaannya jijik terhadapnya.

Menurut La Pona (via Sugihastuti, 2007:179), kekerasan fisik adalah

segala macam tindakan yang mengakibatkan penderitaan fisik pada korbannya.

Selain itu, Meiyanti (via Sugihastuti, 2007:179), menjelaskan bahwa kekerasan

Page 14: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

318

fisik melibatkan penggunaan alat atau anggota tubuh seperti memukul, menampar,

meludahi, menjambak, menendang, menyulut dengan rokok, serta melukai dengan

benda atau senjata. Hal itu sebagaimana tindak kekerasan fisik yang dilakukan

Ra>syid terhadap Qamrah, yaitu dia meludahinya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa sikap-sikap

sebagaimana yang ditampakkan oleh Ra>syid tersebut merupakan karakter laki-laki

yang tidak saleh. Karena, laki-laki yang saleh memperlakukan istrinya dengan

cara yang patut, meskipun terdapat hal-hal yang tidak dia sukai dari istrinya. Hal

itu sebagimana yang diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman

dalam Al-Qur’an (4:19) yang artinya, ‘‘Dan bergaullah dengan mereka dengan

cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena

boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan

yang banyak padanya’’.

e. Pemaksaan Penggunaan Alat Kontrasepsi Tertentu

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid memaksa Qamrah untuk

mengkonsumsi obat anti hamil adalah sebagai berikut.

ظلت قمرة تبحث بني تلك الدقائق عن السبب احلقيقي لنفوره منها، السبب احلقيقي وراء استخفافو هبا، السبب الذي يدفعو إلجبارىا على تناول حبوب منع احلمل طوال ىذه األشهر، على الرغم من حترقها اإلجناب طفلة منو )الصانع،

7702881.) Zhallat Qamratu tabchatsu baina tilka ad-daqa>’iqi ‘ani‘s-sababil-chaqi>qiyyi li>nufu>rihi minha>, as-sababul-chaqiqiyyu wa ra>’a istikhfa>fihi bi>ha> as-sababu alladzi> yadfa‘uhu li>-ijba>riha> ‘ala> tana>wali chubu>bi man‘il-chamli thiwa>la ha>dzihil-asy-huri, ‘ala>‘r-raghmi min tuchchariqiha> al-inja>bi thiflatan minhu (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Page 15: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

319

Artinya: Dia mencari tahu hal apa yang membuat Ra >syid

meremehkan dirinya. Tetapi di antara segala bentuk pencarian itu,

Qamrah penasaran mengapa Ra >syid memaksanya mengonsumsi

obat anti hamil pada saat keinginannya untuk memiliki momongan

tengah menggebu (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

fisik kelima yang menimpa Qamrah berupa pemaksaan penggunaan alat

kontrasepsi tertentu yang dilakukan oleh suaminya (Ra >syid), yaitu dia memaksa

istrinya (Qamrah) untuk mengkonsumsi obat anti hamil (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Meskipun, tindakan Ra >syid tersebut dilakukannya dengan alasan untuk

menunda memiliki anak hingga kuliahnya selesai, tetapi hal tersebut berdampak

buruk bagi kesehatan Qamrah. Karena, mengkonsumsi obat anti hamil merupakan

metode kontrasepsi buatan yang tidak baik untuk kesehatan perempuan. Hal itu

dikarenakan kontrasepsi buatan dapat menimbulkan efek negatif berupa

penambahan berat badan, munculnya jerawat serta flek hitam di sekitar hidung

dan pipi, migrain, hipertensi serta berkurangnya libido perempuan. Selain itu,

mengonsumsi obat-obatan pencegah kehamilan juga dapat menimbulkan

gangguan pada siklus menstruasi. Sehingga, darah haid tidak keluar selama

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, atau darah haid tersebut dapat keluar

sedikit demi sedikit, tetapi tidak teratur hingga mengganggu bagi perempuan

muslimah yang harus menunaikan kewajiban ibadah seperti salat dan puasa.

Sedangkan, efek paling berat dan serius dari penggunaan kontrasepsi buatan

tersebut, yaitu terjadinya infeksi rahim, pendarahan di luar waktu menstruasi,

kehamilan di luar kandungan serta meningkatnya risiko kanker payudara (Anton,

2008:147-148). Hal itu sebagaimana yang terjadi dengan Qamrah, yaitu dia

Page 16: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

320

mengalami penambahan berat badan hingga menyebabkannya terlihat lebih tua

dari umurnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa Ra >syid

mementingkan dirinya sendiri tanpa mempertimbangan dampak buruk bagi

istrinya (Qamrah). Padahal, penggunaan metode kontrasepsi buatan tersebut, yaitu

mengkonsumsi obat anti hamil berdampak buruk bagi kesehatan Qamrah.

b. Kekerasan Emosional

Kekerasan emosional terhadap perempuan merupakan tindak kekerasan

yang melibatkan secara langsung kondisi psikologis perempuan yang menjadi

korbannya (Sugihastuti, 2007:183). Dari pembacaan terhadap novel Bana>tu‘r-

Riya>dh, ditemukan bahwa tokoh perempuan yang menerima bentuk kekerasan

emosional di lingkungan domestik adalah Qamrah, Ummi Nuwair dan Chafshah.

Adapun tindak kekerasan emosional terhadap tokoh perempuan dalam novel

Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i diuraikan sebagai berikut.

1. Kekerasan Emosional terhadap Tokoh Qamrah

Kekerasan emosional terhadap tokoh Qamrah dalam novel Bana>tu‘r-

Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i diuraikan sebagai berikut.

a. Mengacuhkan

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Qamrah diacuhkan oleh suaminya

(Ra>syid) adalah sebagai berikut.

ها أمام زوج ال يشعر باجنذاب حنوىا، بل أنو مل يلمسها منذ وىا ىي جتد نفس (.288107يف روما )الصانع، تلك الليلة ادلشؤومة

Page 17: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

321

Waha> hiya tajidu nafsaha> ama>ma zaujin la> tas‘uru bi>njidza>bin nachwaha>, bal annahu lam yalmasha> mundzu tilkal-lailati al-masy’u>mati fi> Ru>ma> (Ash-Sha>ni‘i, 2007:2).

Artinya: Dan saat ini dia tinggal bersama seorang laki-laki yang

tidak merasakan ketertarikan cinta dan kelembutan, bahkan dia

tidak pernah menyentuhnya sejak malam terakhir yang

menjemukan di Roma (Ash-Sha>ni‘i, 2007:2).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional pertama yang menimpa Qamrah, yaitu sikap Ra>syid yang acuh

terhadapnya. Sehingga, sikap acuh Ra>syid tersebut membuatnya tidak peka

terhadap istrinya, yaitu dia tidak merasakan ketertarikan cinta dan kelembutan

terhadap istrinya, bahkan dia tidak pernah menyentuhnya sejak malam terakhir

yang menjemukan di Roma (Ash-Sha>ni‘i, 2007:2). Hubungan biologis serta

kecenderungan untuk melakukannya bukan hanya keinginan laki-laki, tetapi juga

perempuan. Akan tetapi, terdapat perbedaan antara laki-laki dengan perempuan,

yaitu perempuan memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi oleh laki-laki

untuk membangkitkan keinginan biologisnya. Sehingga, laki-laki yang tidak

mengetahui hal tersebut, pada umumnya, dia akan berpandangan bahwa

perempuan tidak senang melakukan hubungan tersebut (An-Nu‘aimi, 2000:627).

Hal itu sebagaimana yang terjadi dengan Qamrah, yaitu ketika Ra>syid

tidak memenuhi kebutuhan istrinya secara biologis, maka hal tersebut membuat

Qamrah mengalami tekanan psikologis, yaitu munculnya perasaan tidak dicintai

dan tidak diinginkan oleh suaminya. Kekerasan emosional terhadap perempuan

(istri), yaitu tindak kekerasan yang melibatkan secara langsung kondisi psikologis

perempuan yang menjadi korbannya (Sugihastuti, 2007:183). Hal itu sebagaimana

kekerasan emosional yang dilakukan Ra>syid terhadap istrinya, yaitu berupa sikap

acuh yang membuatnya tidak peka dengan kebutuhan batin istrinya.

Page 18: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

322

Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa yang dibutuhkan

seorang istri terhadap suaminya bukan hanya materi, tetapi juga kasih sayang. Hal

itu sebagaimana yang terjadi dengan Qamrah, yaitu dia merasa tidak bahagia

meskipun Ra>syid selalu mencukupi kebutuhan ekonominya bahkan tanpa diminta

sekalipun. Hal itu dikarenakan suaminya tidak merasakan ketertarikan cinta serta

kelembutan terhadapnya.

b. Tatapan Mata yang Penuh Amarah

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra>syid menatap Qamrah dengan

tatapan mata yang penuh amarah adalah sebagai berikut.

....التقت العيون يف حلظة رىيبة ! كانت عيناىا مليئتني باخلوف والذىول، مل تر مثلو من قبل. ابتعد عنها بسرعة وارتدى ثيابو وكانت عيناه مليئتني بغضب

(. 702881 على عجل وغادر الغرفة وسط دموعها واعتذاراهتا )الصانع،....Iltaqat al-‘uyu>nu fi> lachzhatin rahi>batin! Ka>nat ‘aina>ha> mali>’ataini bi>l-khaufi wa‘dz-dzuhu>li, wa ka>nat ‘aina>hu mali>’ataini bi>ghadhabin lam tara mitslahu min qablu. Ibta‘ada ‘anha> bi>sur‘atin wartada> tsiya>bahu ‘ala> ‘ajalin wa gha>dara al-ghurfata wasatha dumu>‘iha> wa‘tadza>ra>tiha> (Ash-Sha>ni‘i, 2007:6).

Artinya:....Mendadak kedua mata Qamrah dipenuhi rasa takut.

Kedua mata Ra >syid dikuasai amarah yang belum pernah dilihat

wanita itu sebelumnya. Segera, Ra >syid menjauhi tempat tidur dan

mengenakan pakaiannya (Ash-Sha>ni‘i, 2007:6).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bentuk kekerasan

emosional kedua berupa tindakan non verbal, yaitu tatapan kedua mata Ra >syid

yang dipenuhi amarah hingga membuat Qamrah ketakutan. Karena sebelumnya

dia belum pernah melihat suaminya semarah itu kepadanya. Kemudian Ra >syid

pergi meninggalkan Qamrah, setelah dia menjauhi tempat tidur dan mengenakan

pakaiannya. Kemarahan Ra >syid tersebut dikarenakan Qamrah mendekatinya

Page 19: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

323

untuk berhubungan biologis dengannya, padahal dia tidak mencintai Qamrah dan

tidak berkeinginan untuk melakukannya (Ash-Sha>ni‘i, 2007:6).

Ketika laki-laki mengalami fase diam dan mengasingkan diri dari

perempuan yang penyebabnya tidak bisa dipahami oleh perempuan, maka

perempuan akan merasa takut dan gelisah. Dia akan mulai bertindak serampangan

karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Pada saat itu, yang pertama terlintas

di benak perempuan adalah, laki-laki sadar akan keadaan jiwanya tersebut dan

sengaja memperlakukan perempuan (istrinya) dengan cara tersebut. Sehingga,

perempuan menduga bahwa dia telah melakukan kebodohan hingga menyebabkan

laki-laki (suaminya) marah kepadanya. Pada saat itu, perempuan akan mulai

melakukan beberapa upaya yang tidak masuk akal untuk membuat laki-laki

menerima dan memaafkan dirinya lalu kembali pada keadaan biasa (An-Nu‘aimi,

2000:239).

Hal tersebut di atas sebagaimana yang terjadi dengan Qamrah ketika

mendapati suaminya (Ra >syid) diam dan menjauhkan diri darinya, yaitu dia merasa

takut dan gelisah serta menduga bahwa dia telah berbuat salah kepada suaminya

hingga suaminya bersikap demikian terhadapnya. Maka, Qamrah pun akhirnya

bertindak serampangan, yaitu dia mendekatinya, hingga Ra >syid menjadi sangat

marah kepadanya karena tindakan Qamrah tersebut bagi Ra >syid adalah

mengganggu ketenangannya. Sikap Qamrah yang demikian itu menunjukkan

ketidakpahaman seorang istri mengenai kebutuhan seorang laki-laki (suaminya)

untuk diam dan mengasingkan diri dari perempuan pada suatu waktu. Sehingga,

respon Ra>syid yang demikian itu menjadi bentuk penegasan atas kemarahannya

terhadap Qamrah. Kekerasan emosional terhadap perempuan yaitu kekerasan yang

Page 20: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

324

melibatkan secara langsung kondisi psikologis perempuan yang menjadi

korbannya (Sugihastuti, 2007:183). Hal itu sebagaimana kekerasan emosional

yang dilakukan Ra >syid terhadap Qamrah, yaitu dia melakukan tindakan non

verbal berupa tatapan mata yang penuh amarah terhadap Qamrah hingga membuat

istrinya itu ketakutan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa laki-laki

(suami), pada suatu ketika memang membutuhkan waktu untuk diam dan

mengasingkan diri dari perempuan (istri). Sedangkan, perempuan pada suatu

ketika juga membutuhkan waktu agar suaminya mendengarkannya dan mengerti

perasaannya. Akan tetapi, karena keduanya tidak memahami satu sama lain, maka

yang terjadi adalah kemarahan dan pertengkaran.

c. Tidak Toleran

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid bersikap tidak toleran

terhadap Qamrah dalam hal cara berpakaian adalah sebagai berikut.

فوق ثياهبا مع حجاب أسود أو رمادي. كانت ترتدي عند خروجها معطفا طويال حىت لباسها ىذا أصبح بعد فرتة مصدر إزعاج لراشد. ليس ما تلبسني مالبس

نك تتعمدين حترجيين قدام أصدقائي هبذه ادلالبس أعادية مثل باقي احلرمي ؟ ك (.7702881 ادلبهذلة ! وتسأليين ليش ما أطلع معك ! )الصانع،

Ka>nat tartaddi> ‘inda khuru>jiha> mu‘thafa>n thawi>la>n fauqa tsiya>biha> ma‘a chija>bin aswada au rama>diyyan. Chatta> liba>suha> ha>dza> ashbacha ba‘da fatratin mashdara iz‘a>jin li>-Ra>syidin. Laisa ma> talbasi>na mala>bisa ‘a>diyatan mitsla ba>qi> al-chari>mi? Kaannaka tata‘ammadi>na tachriji>ni> qada>ma ashdiqa>’i> bi>ha>dzihi almala>bisi al-mubhadzilati! Watas’ali>ni> laisya ma> athla‘u ma‘aki! (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Artinya: Setiap kali keluar apartemen, Qamrah mengenakan mantel

panjang dengan hijab hitam. Ini sekadar bagian kecil dari

Page 21: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

325

kenyataan yang dihadapi. Kebiasaan berpakaian seperti ini sering

memancing amarah Ra >syid. ‘‘Pakaian kumal itu lagi? Apa kamu

sengaja mempermalukan aku di depan teman-temanku? Biar

mereka semua mencibirku lantaran tidak becus memilih istri?’’

(Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional ketiga yang menimpa Qamrah berupa sikap Ra >syid yang tidak toleran

terhadapnya dalam hal cara berpakaian, yaitu Ra >syid seringkali memarahinya

karena dia memakai pakaian yang menutup seluruh tubuhnya termasuk wajahnya

sebagaimana kebiasaan perempuan Saudi pada umumnya (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Kebiasaan berpakaian perempuan Saudi, yaitu ketika berada di tempat umum,

mereka memakai jubah hitam tebal atau abayah. Selain itu, mereka juga memakai

syal untuk menutupi rambutnya dengan penutup wajah penuh. Mereka memakai

pakaian berwarna hitam untuk menutupi tubuhnya agar saat terkena cahaya

matahari, lekuk-lekuk tubuh mereka tidak terlihat. Karena, jika pakaian yang

digunakan berwarna cerah, maka saat terkena pancaran sinar matahari, lekuk-

lekuk tubuh mereka akan terlihat. Terlebih jika pakaian yang digunakan itu

transparan atau tidak tebal, maka akan lebih transparan saat terkena sinar matahari

(Diana, 2014:2-3). Hal itu sebagaimana yang dilakukan Qamrah, yaitu dia

memakai abaya hitam dan syal untuk menutupi rambutnya dengan penutup wajah

penuh. Hal itulah yang membuat Ra >syid seringkali marah kepadanya karena cara

berpakaian Qamrah yang demikian itu, menurut Ra>syid, tidak sesuai dengan

kebiasaan cara berpakaian perempuan Amerika sehingga dia merasa malu jika

teman-temannya di Amerika mengetahui penampilan istrinya yang demikian itu.

Sikap Ra >syid yang demikian itu termasuk salah satu bentuk tindak

kekerasan emosional yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Kekerasan

Page 22: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

326

emosional yaitu kekerasan yang melibatkan secara langsung kondisi psikologis

perempuan yang menjadi korbannya (Sugihastuti, 2007:183). Hal itu sebagaimana

sikap Ra>syid yang tidak toleran terhadap cara berpakaian Qamrah, yaitu dia

memarahi dan mencaci Qamrah karena dia tidak menyukai cara berpakaiannya.

Sehingga, Qamrah tidak mendapat kebebasan dalam hal cara berpakaian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab

terjadinya ketidakharmonisan dalam rumah tangga Qamrah dan Ra >syid adalah

perbedaan latar belakang antara Qamrah dan Ra >syid. Sedangkan, salah satu ciri

pernikahan yang bahagia, yaitu adanya kesamaan latar belakang masing-masing

individu (suami istri) (Wisnuwardhani, 2012:95-96). Hal itu sebagaimana yang

terjadi dengan Qamrah dan Ra >syid, yaitu perbedaan latar belakang antara

keduanya menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga mereka, berupa

terjadinya tindak kekerasan emosional yang dilakukan oleh Ra >syid terhadap

Qamrah. Qamrah sejak kecil terbiasa hidup di kota Riyadh, Saudi Arabia,

sehingga dia terbiasa mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat Saudi termasuk

cara berpakaian perempuan Saudi. Sedangkan, Ra >syid yang telah lama tinggal di

Amerika memiliki pandangan yang berbeda dari Qamrah dalam hal cara

berpakaian perempuan. Menurutnya, kebiasaan cara berpakaian perempuan

Amerika seperti pada umumnya, yaitu berpakaian terbuka dan tidak berjilbab itu

lebih menarik baginya dan sesuai perkembangan zaman.

d. Melepas Jilbab Istri di Tempat Umum dengan Paksa

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid melepas jilbab Qamrah di

bioskop dengan paksa adalah sebagai berikut.

Page 23: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

327

يام أن يصطحبها إ ى السينما. بعد أن وصال واختذا مقعده أحلت عليو يف أحد األفاجأتو بنزع معطفها وحجاهبا، ىي تبتسم خبجل يف القاعة وىي إ ى جانبو،

وحتاول قراءة أفكاره يف تلك اللحظة. بعد أن تأملها بطرف عينو لبضع ثوان قال (. 7702881 احلجاب أرحم.... )الصانع، -ذلا جبالفة 0

Allachat ‘alaihi fi> achadil-ayya>mi an yashthachabi>ha> ila>‘s-si>nima>. Ba‘da an washala> wattakhadza>n maq‘adahu fi>l-qa‘a>ti wa hiya ila> ja>nibihi, faja’atahu bi>naz‘i mi‘thafiha> wachija>bi>ha>, hiya tabtasimu bi>khajalin watacha>wala qira>’ata afka>rihi fi> tilkal-lachzhati. Ba‘da an ta’ammalaha> bi>tharfi ‘ainihi li>bidh‘a tsawa>nin qa>la laha> bi>jila>fatin al-chija>bu archamu....! (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Artinya: Suatu hari Qamrah merengek untuk ditemani pergi ke

bioskop. Pada saat keduanya telah sampai di sana dan duduk

bersebelahan, tiba-tiba Ra>syid melepas mantel Qamrah dan

membuka hijabnya. Qamrah berusaha memberikan senyuman dan

membaca pikiran Ra>syid sambil menunggu apa sebenarnya yang

dia inginkan. ‘‘Jangan kenakan pakaian kumal itu lagi...!’’ (Ash-

Shani‘i, 2007:11).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional keempat yang menimpa Qamrah berupa tindakan Ra >syid yang melepas

jilbab Qamrah dengan paksa saat keduanya menonton film di bioskop. Selain itu,

dia juga memarahi serta mencaci maki Qamrah karena dia tidak suka istrinya

berpakaian yang menutup seluruh tubuhnya sebagaimana cara berpakaian

perempuan muslimah di Saudi (Ash-Shani‘i, 2007:11). Otak laki-laki sulit sekali

berubah secara cepat dari keadaan berpikir dan berkonsentrasi kepada keadaan

berperasaan dan bersimpati. Sementara otak perempuan mudah melakukan hal

tersebut, yaitu berperasaan dan bersimpati (An-Nu‘aimi, 2000:27). Hal itu

sebagaimana saat Ra >syid melepas jilbab Qamrah pada waktu keduanya menonton

film di bioskop. Saat itu, Qamrah tersenyum karena perasaannya bersimpati pada

tindakan Ra>syid tersebut. Perasaan tersebut muncul karena dia mengira Ra >syid

ingin melakukan sesuatu sebagaimana selayaknya perlakuan seorang suami ketika

Page 24: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

328

dia berhasrat terhadap istrinya. Akan tetapi, sebagaimana uraian yang tersebut di

atas, ternyata tindakan Ra >syid itu tidak seperti apa yang dipikirkan Qamrah.

Ternyata, Ra>syid melakukan hal tersebut karena ketidaksukaannya serta

kemarahannya terhadap cara berpakaian Qamrah yang tidak seperti apa yang dia

inginkan. Selain itu, Ra >syid juga tetap berkonsentrasi dengan film yang dia tonton

saat itu meskipun Qamrah tersenyum padanya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dimaknai bahwa sikap Ra >syid,

yaitu melepas jilbab istri di depan umum dengan paksa menampakkan

kepribadiannya sebagai seorang suami yang tidak toleran terhadap istrinya dalam

hal cara berpakaian. Selain itu, sebagai seorang muslim, dia (Ra >syid) juga bukan

laki-laki yang saleh. Hal itu dikarenakan dia melarang istrinya memakai jilbab

padahal itu adalah perintah Allah sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an

(33:59) yang artinya sebagai berikut.

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak

perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘‘Hendaklah mereka

menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu

agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak

diganggu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Al-

Qur’an, 2010 [33]:59).

e. Menekan Batin Istri

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Qamrah mengalami tekanan

disebabkan jauhnya jarak antara dia dan Ra >syid adalah sebagai berikut.

عندما زارت قمرة الرياض يف عطلة رأس السنة مل يكن راشد معها. قضت بني ة بعد أن ميل الوحدة، أىلها ما يقارب الشهرين آملة أن يطلب منها راشد. العود

إال أنو مل يسأذلا يوما أن تعود، بل إن إحساسها كان يقول ذلا أنو يتمين أن تبقى (.7702881الصانع، يف الرياض والتعود ! )

Page 25: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

329

‘Indama> zarat Qamratu Ar-Riya>dhi fi> ‘uthlati ra’si‘s-sannati lam yakun Rasyidun ma‘aha>. Qadhat baina ahliha> ma> yuqa>ribu asy-syahraini a>milatun an yathluba minha> Ra>syidun. Al-‘audatu ba‘da yamalla al-wachdata, illa annahu lam yas’alha> yauma>n an ta‘u>da, bal inna ichsa>saha> ka>na yaqu>lu laha> annahu yatamanna> an tabqa> fi>‘r-Riya>dhi wa la> ta‘u>du! (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Artinya: Ketika Qamrah mengunjungi Riyadh pada liburan awal

tahun, Ra >syid tak bersamanya. Dia (Qamrah) menghabiskan

liburan dengan keluarganya selama dua bulan sesuai

permintaannya pada Ra >syid. Setelah sebulan kepulangannya

(Qamrah), dia (Ra>syid) seharipun tidak menanyakan kapan dia

(Qamrah) akan kembali, tetapi perasaannya (Qamrah) mengatakan

bahwa Ra >syid berharap dia (Qamrah) menetap di Riyadh dan tidak

kembali (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Berdasarkan data tekstual tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional keenam yang menimpa Qamrah berupa tekanan batin dari

Ra>syid, yaitu ketika Qamrah mengunjungi Riyadh pada liburan awal tahun,

Ra>syid tidak bersamanya. Sehingga, Qamrah sendirian menghabiskan liburan

dengan keluarganya di Riyadh selama dua bulan sesuai permintaannya pada

Ra>syid. Akan tetapi, Ra >syid tidak pernah menanyakan kabar Qamrah serta kapan

dia akan kembali ke Amerika. Hal tersebut membuat Qamrah tertekan dan merasa

bahwa Ra>syid berharap dia (Qamrah) tetap berada di Riyadh dan tidak kembali

lagi ke Amerika bersama Ra >syid (Ash-Sha>ni‘i, 2007:11).

Sikap Ra>syid terhadap Qamrah tersebut membuat Qamrah tertekan karena

merasa ditolak dan diabaikan oleh suaminya (Ra >syid). Perasaan tertolak dan

diabaikan adalah perasaan yang menyakitkan bagi perempuan. Karena, secara

tidak disadari dia merasa dirinya tidak berhak menerima pemberian dari laki-laki.

Perasaan semacam ini telah ada pada perempuan semenjak dia masih kanak-

kanak. Yaitu ketika perempuan harus menyembunyikan perasaannya,

kebutuhannya dan keinginannya. Perasaan yang tersembunyi pada perempuan ini

Page 26: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

330

secara tidak sadar menimbulkan perasaan takut ketika membutuhkan orang lain

karena dia merasa tidak mungkin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya (An-

Nu‘aimi, 2000:143). Hal itu sebagaimana yang terjadi dengan Qamrah, yaitu dia

menyembunyikan keinginannya agar Ra >syid menghubunginya serta menanyakan

kabarnya ketika dia berada di Riyadh pada liburan awal tahun. Perasaan tersebut

muncul karena dia merasa tertolak dan diabaikan oleh suaminya (Ra >syid).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa perasaan

Qamrah yang demikian itu merupakan tabiat perempuan. Akan tetapi, hal itu

bukan berarti pembenaran terhadap sikap laki-laki (suami) yang tidak peduli

terhadap perasaan istrinya. Karena salah satu kewajiban laki-laki adalah

bertanggungjawab untuk memberi dan memperhatikan istrinya.

f. Intensitas Pertemuan yang Rendah

Data tekstual yang menunjukkan bahwa intensitas pertemuan Ra >syid dan

Qamrah sangat rendah adalah sebagai berikut.

(. 7702881 كانت لقاءاهتا وراشد معدودة....)الصانع،Ka>nat liqa>’a>tuha> wa Ra>syidun ma‘du>datun.... (Ash-Sha>ni‘i, 2007:16).

Artinya: Intensitas pertemuan Ra >syid dan Qamrah sangat rendah....

(Ash-Sha>ni‘i, 2007:16).

Berdasarkan data tekstual tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional ketujuh yang menimpa Qamrah berupa rendahnya intensitas

pertemuan Ra>syid dengannya (Qamrah). Hal itu dikarenakan kesibukan Ra >syid di

kampus sehingga dia terkesan sering meninggalkan Qamrah sendiri di apartemen

(Ash-Sha>ni‘i, 2007:16).

Page 27: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

331

Laki-laki mengira bahwa setelah harta tercukupi, maka keluh kesah serta

gelisah tidak akan mengusik perasaan perempuan. Dia juga mengira bahwa

pemberian harta yang cukup akan membuat perempuan selalu bahagia. Hal

tersebut dikarenakan ketidakpahaman laki-laki terhadap realitas bahwa harta tidak

bisa menggantikan perasaan bosan, gelisah dan mengeluh pada perempuan. Harta

tidak bisa menghilangkan semua perasaan tersebut karena baik ketika dalam

keadaan kaya atau miskin, gelombang kejiwaan perempuan memiliki karakter

tetap. Sehingga, ketika gelombang perasaan tersebut bergerak turun ke tingkat

paling bawah, keadaan jiwa perempuan menunjukkan tanda-tanda bosan jengkel

dan banyak mengeluh (An-Nu‘aimi, 2000:331-332). Sebagaimana yang terjadi

terhadap Qamrah, yaitu dia tetap merasa kesal, gelisah, bahkan tidak bahagia

meskipun suaminya Ra >syid selalu mencukupi kebutuhan ekonominya. Hal itu

dikarenakan uang yang Ra >syid berikan kepada Qamrah tersebut tidak bisa

menggantikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh Qamrah dari Ra >syid.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa kasih sayang

dari orang yang dicintai tidak bisa digantikan dengan uang. Demikian pula dalam

kehidupan berumah tangga, uang bukan solusi untuk segala permasalahan.

g. Meremehkan dan Serakah

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid bersikap meremehkan

terhadap istrinya dan serakah dalam hal kepemilikan apartemen adalah sebagai

berikut.

Page 28: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

332

أغاظها تصرفو كثريا خاصة عندما أظهر عدم اكرتاثو بثورهتا. كان كمن يقول أن ال الشقة، وكأهنا شقتو وحده ! )الصانع، شأن ذلا يف حتديد أساسيات ىذه

2881 077.) Agha>zhaha> tasharrufuhu katsi>ra>n kha>shatan ‘indama> azhara ‘adama iktira>tsihi bi>tsu>ratiha>. Ka>na kaman yaqu>lu an la> sya’na laha> fi> tachdi>di asa>siyya>ti ha>dzihi‘sy-syaqqati, wa kaannaha> syaqqatuhu wachdahu! (Ash-Sha>ni‘i, 2007:16).

Artinya: Sikap Ra >syid yang meremehkan dan menafikan pekerjaan

orang lain, sering membuat istrinya marah. Memang Ra >syid pernah

mengatakan bahwa Qamrah tidak berperan dalam pengaturan

apartemennya. Semuanya seakan menunjukkan bahwa apartemen

itu adalah milik Ra >syid sendiri (Ash-Sha>ni‘i, 2007:16).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional kedelapan yang menimpa Qamrah, yaitu sikap Ra >syid yang

meremehkannya dan sikap serakah Ra>syid dalam hal kepemilikan apartemen.

Seakan-akan apartemen itu miliknya sendiri (Ash-Sha>ni‘i, 2007:16).

Dalam pernikahan diperlukan adanya kerjasama antara suami dan istri

termasuk dalam hal berpikir, berencana dan mengambil keputusan penting secara

bersama-sama yang juga berkaitan langsung dengan perjalanan hidup keduanya

untuk masa depan (An-Nu‘aimi, 2000:21). Oleh karena itu, ketika salah satu pihak

meremehkan atau serakah dalam hal kepemilikan yang terdapat dalam rumah

tangga, maka hal tersebut akan menimbulkan tekanan batin bagi pihak yang lain.

Selain itu, juga menimbulkan permasalahan antara suami dan istri sehingga

memicu terjadinya ketidakharmonisan rumah tangga. Hal itu sebagaimana yang

terjadi dengan Qamrah, yaitu dia merasa tertekan ketika suaminya (Ra >syid)

meremehkannya dan tidak melibatkannya dalam pengaturan sehingga seolah-olah

apartemen tersebut milik Ra >syid sendiri.

Page 29: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

333

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa sikap laki-laki

(suami) yang serakah dan meremehkan perempuan (istri) menyebabkan terjadinya

tekanan batin pada istri seperti munculnya perasaan tidak berguna, diperlakukan

tidak adil dan tidak dihargai oleh pasangan hidupnya.

h. Ancaman

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid mengancam akan

mengembalikan Qamrah pada keluarganya di Saudi adalah sebagai berikut.

شويف يا حرمة ! اجلّية بتجني واالعتذار بتعتذرين، ومن بعدىا برتكبني أول طيارة وتطسني على بيت أىلتس وال عاد أبغي أشوف خشتس ىنا مرة ثانية )الصأنع،

7002881.) Syu>fi> ya> charamatu! Al-jayyatu bi>taji>n wal-i‘tidza>ru bi>ta‘dziri>n wa man ba‘daha> bi>tarkabi>n awwalu thayya>ratin watathsi>n ‘ala> baiti ahlatsin wala> ‘a>da abghi> asyu>fu khasyatas huna> marratan tsa>niyyatan (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Artinya: Selanjutnya suara Ra >syid datar tapi sangat mewakili

kemarahan. ‘‘Apa kamu ingin aku pesankan tiket ke Saudi dan

kamu tidak akan kembali lagi selamanya?’’(Ash-Sha>ni‘i, 2007:18).

Berdasarkan data tekstual tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan kesembilan yang menimpa Qamrah berupa ancaman yang dilakukan

oleh Ra>syid, yaitu dia mengancam akan mengembalikan Qamrah pada

keluarganya di Saudi dan tidak mengizinkannya untuk kembali bersamanya ke

Chicago selamanya (Ash-Sha>ni‘i, 2007:18). Sikap Ra >syid yang mengancam

istrinya tersebut dapat dimaknai bahwa Ra >syid akan menceraikan Qamrah apabila

Qamrah tidak mengikuti semua peraturan Ra >syid termasuk tidak

mempermasalahkan hubungannya dengan Karey. Dalam Islam, hak untuk

menceraikan berada pada laki-laki (suami). Hal itu sebagaimana firman Allah

Page 30: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

334

dalam Al-Qur’an (65:1) yang artinya ‘‘Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan

istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat

(menghadapi) masa iddah-nya (yang wajar), dan hitunglah waktu iddah itu, serta

bertakwalah kepada Allah Tuhanmu’’.

Ancaman yang dilakukan Ra >syid tersebut merupakan bentuk perlawanan

Ra>syid terhadap sikap Qamrah yang mempermasalahkan hubungannya dengan

Karey. Secara psikologis, perempuan berupaya mengadakan perubahan dan

penyempurnaan diri pada diri laki-laki dengan berbagai cara, dengan keyakinan

bahwa usahanya tersebut menunjukkan cintanya pada laki-laki. Namun, yang

dirasakan oleh laki-laki adalah perempuan ingin menguasai dirinya dan tidak

menerima dirinya apa adanya (An-Nu‘aimi, 2000:374). Hal itu sebagaimana yang

dilakukan Qamrah terhadap Ra >syid yang menjalin hubungan dengan perempuan

lain. Sehingga, dengan kesabarannya, Qamrah ingin agar Ra >syid mengakui

kesalahannya dan mengakhiri hubungannya dengan Karey. Akan tetapi, karena

Ra>syid tidak mencintai Qamrah dan tidak menyukai banyak hal dalam dirinya,

maka Ra>syid berkeinginan untuk menceraikan istrinya dengan ungkapan berupa

ancaman.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa tindakan Ra >syid

dengan mengancam Qamrah tersebut membuat Qamrah merasa takut, tertekan dan

memberontak pada sikap Ra >syid yang mengkhianati Qamrah, yaitu menjalin

hubungan dengan Karey.

Page 31: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

335

i. Tidak Bertanggungjawab

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Ra >syid tidak mau

bertanggungjawab atas kehamilan istrinya (Qamrah) adalah sebagai berikut.

ت ورقة الطالق إ ى والد قمرة بعد وصوذلا للرياض تأ....وكما حدث مع سدمي، (.2702881)الصانع، .... بأسبوعني

Wa kama> chadatsa ma‘a Sadi>m, atat waraqatu‘th-thala>qi ila> wa>lidi Qamratu ba‘da wushu>liha> li>‘r-Riya>dh bi>-usbu‘i>na (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Artinya: Sebagaimana yang terjadi pada Sadi >m, dia (Ra >syid)

memberikan surat cerai pada ayah Qamrah dua minggu setelah

kedatangan Qamrah di Riyadh (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional kesepuluh yang menimpa Qamrah berupa sikap Ra >syid yang tidak

bersedia untuk bertanggungjawab atas kehamilannya. Sikap Ra >syid yang tidak

bersedia untuk bertanggungjawab tersebut ditampakkan melalui tindakan-

tindakannya, yaitu dia memarahi, memaki dan menampar pipi Qamrah ketika

Qamrah mengatakan padanya bahwa dia hamil. Setelah itu, terjadi pertengkaran

antara Qamrah dan Ra >syid, kemudian Ra >syid menyuruh Qamrah pulang sendirian

ke Riyadh. Akan tetapi, dua minggu setelah kedatangan Qamrah di Riyadh, dia

(Ra>syid) mengirimkan surat cerai kepada ayah Qamrah sebagai tanda putusnya

hubungan pernikahan mereka (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Qamrah memberitahu Ra >syid mengenai kehamilannya dengan perasaan

takut karena sebelumnya Ra >syid pernah mengatakan bahwa dia tidak siap

memiliki anak selama masa kuliahnya belum selesai. Oleh karena itu, Ra >syid

memaksa Qamrah untuk mengkonsumsi obat anti hamil. Sehingga, Qamrah

merasa terbebani dengan kenyataan bahwa Ra >syid tidak ingin memiliki anak.

Page 32: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

336

Namun, sesuai tabiatnya, perempuan ketika merasa terbebani dan memikirkan

suatu permasalahan, maka dia tanpa melalui pemikiran akan merasa perlu

seseorang yang dapat diajak bicara. Perempuan melakukan hal tersebut untuk

mencari kepuasan pikiran, karena setelah dia mengungkapkan apa yang ada dalam

hatinya, maka dia akan merasakan ketenangan (An-Nu‘ami, 2000:114-115). Hal

itu sebagaimana yang dilakukan Qamrah, yaitu dia memberitahukan mengenai

kehamilannya pada Ra >syid. Akan tetapi, Ra >syid betul-betul tidak bersedia untuk

bertanggungjawab terhadap bayi yang dikandung Qamrah tersebut. Oleh karena

itu, Ra>syid menyuruh Qamrah pulang ke Riyadh, kemudian dia menceraikannya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa sikap Ra >syid

tersebut merupakan salah satu bentuk sikap seorang laki-laki (suami) yang tidak

bertanggungjawab pada keluarganya. Sehingga sikap emosional laki-laki (suami)

yang demikian itu melukai perasaan istri.

2. Kekerasan Emosional terhadap Tokoh Ummi Nuwair

Kekerasan emosional terhadap tokoh Ummi Nuwair dalam novel

Bana>tu‘r-Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i diuraikan sebagai berikut.

a. Penganiayaan Terhadap Anak

Data tekstual yang menunjukkan bahwa suami Ummi Nuwair menganiaya

anaknya (Nuwair) adalah sebagai berikut.

....أن األب مسع من اجلريان كالما عن ابنو اشتاط لو غضبا فدخل على ابنو يف حجرتو واهنال عليو بالضرب بيديو ورجليو حىت أصيب الولد بكسور يف القفص

(. 702881الصدري واألنف وإحدى الذراعني.... )الصانع،

Page 33: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

337

....Anna‘l-abba sami‘a minal-ji>ra>ni kala>ma>n ‘an‘ibnihi isyta>tha lahu ghadhaba>n fa>dakhala ‘ala> ibnihi fi> chujratin wanha>la ‘alaihi bi>‘dh-dharbi bi>yadaihi wa rijlaihi chatta> ushi>ba al-waladu bi>kusu>rin fi>l-qafshi ash-shadri> wal-anfi wa ichda> adz-dzira>‘aini.... (Ash-Sha>ni‘i, 2007:5).

Artinya: ....Ayahnya mendengar perkataan tetangganya mengenai

perbuatan anak laki-lakinya (Nuwairy), sehingga sang ayah pun

masuk ke kamar Nuwairy dengan marah dan memukul

menggunakan tangan dan kakinya sehingga Nuwairy mengalami

retak tulang iga, hidung, dan salah satu lengannya.... (Ash-Sha>ni‘i,

2007:5).

Berdasarkan data tekstual tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional pertama yang menimpa Ummi Nuwair, yaitu tindakan

suaminya yang menganiaya anak laki-lakinya (Nuwair). Peristiwa itu terjadi

setelah sang ayah mendengar perkataan tetangganya mengenai perbuatan Nuwair

yang suka bergaya dan berpenampilan seperti anak perempuan. Kemudian, sang

ayah pun masuk ke kamar Nuwairy dengan marah dan memukul menggunakan

tangan dan kakinya. Sehingga, Nuwairy mengalami retak tulang iga, hidung, dan

salah satu lengannya (Ash-Sha>ni‘i, 2007:5).

Tindak kekerasan fisik yang dilakukan oleh suami Ummi Nuwair terhadap

Nuwairy tersebut berdampak buruk pada psikologis Ummi Nuwair. Karena,

secara psikologis, perempuan bersifat emosional dan mudah menangis (Nurhayati,

2012: 29-30). Hal itu sebagaimana yang dialami oleh Ummi Nuwair, yaitu ketika

melihat dan mengingat anaknya yang dianiaya oleh ayahnya, maka dia marah,

merasa tidak tega, sedih dan menangis. Sikap tersebut terjadi karena melihat orang

yang dicintai menderita dan dia tidak bisa menolongnya, merupakan hal yang

sangat menyakitkan dan melukai perasaannya sebagai seorang ibu.

Page 34: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

338

Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa tindakan suami Ummi

Nuwair yang menganiaya anak laki-lakinya (Nuwairy) tersebut tidak hanya

menimbulkan luka fisik pada Nuwairy. Di samping itu, hal tersebut juga

menyebabkan luka batin bagi Ummi Nuwair yang menyaksikan penderitaan

Nuwairy yang dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri. Selain itu, tindakan suami

Ummi Nuwair tersebut menampakkan bahwa dia berkepribadian kasar dan

pemarah. Lazimnya, sebagai kepala rumah tangga, seharusnya laki-laki

mengayomi, menjadi teladan dan melindungi keluarganya sebagaimana firman

Allah dalam Al-Qur’an (4:34) yang artinya, ‘‘Laki-laki (suami) itu pelindung bagi

perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas

sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan

nafkah dari hartanya....’’.

b. Tidak Adil dalam Berpoligami (Menikah Lebih dari Satu)

Data tekstual yang menunjukkan bahwa suami Ummi Nuwair bersikap

tidak adil terhadapnya adalah sebagai berikut.

ترك األب ادلنزل بعد ىذه احلادثة ليعيش مع زوجتو الثانية.... )الصانع، 702881 .)

Taraka al-abbu al-manzila ba‘da ha>dzihi‘l-cha>ditsati li>ya‘i>sya ma‘a zaujatihi ats-tsa>niyyati.... (Ash-Sha>ni‘i, 2007:5).

Artinya: Setelah kejadian itu, sang ayah meninggalkannya dan

hidup bersama istri kedua.... (Ash-Sha>ni‘i, 2007:5).

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional kedua yang menimpa Ummi Nuwair, yaitu sikap suaminya yang tidak

adil dalam berpoligami. Sikap tidak adil suami Ummi Nuwair tersebut

ditampakkan melalui tindakan-tindakannya terhadap Ummi Nuwair dan anak laki-

Page 35: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

339

lakinya (Nuwairy) , yaitu setelah dia melakukan penganiayaan terhadap Nuwairy,

dia memilih untuk hidup bersama istri keduanya dan tidak peduli lagi dengan

keadaan Ummi Nuwair beserta Nuwairy yang menderita akibat perbuatannya

(Ash-Sha>ni‘i, 2007:5).

Sikap suami Ummi Nuwair yang tidak adil tersebut merupakan kezaliman

terhadap perempuan (istri) karena, ketika dia memilih hidup bersama istri kedua

dan tidak peduli dengan keadaan istri pertamanya (Ummi Nuwair), berarti dia

tidak memenuhi hak-hak Ummi Nuwair seperti kebutuhan finansial, pakaian,

biologis, perhatian dan kasih sayang, baik yang bersifat lahir maupun batin. Selain

itu, dia juga tidak bertanggungjawab dalam membiayai pengobatan, pendidikan

dan kebutuhan Nuwairy sehari-hari. Sehingga, semua tanggungjawab tersebut

ditanggung oleh Ummi Nuwair sendiri. Dengan demikian, dia tidak memenuhi

syarat untuk beristri lebih dari satu sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an

(4:3) yang artinya sebagai berikut.

Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka

nikahilah perempuan lain yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.

Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka

nikahilah seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu

miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat

zalim (Al-Qur’an, 2010[4]:3).

Ketika permasalahan terjadi dan perempuan menyalahkan laki-laki,

biasanya, laki-laki tidak banyak mempedulikan tuduhan tersebut. Hal itu

disebabkan laki-laki membayangkan perempuan sebentar lagi dapat mendalami

pemikirannya untuk melihat masalah sebenarnya, yaitu kebenaran bahwa dirinya

(laki-laki) tidak bersalah dan perempuanlah yang bertanggungjawab atas

permasalahan yang terjadi. Laki-laki bertindak seperti itu karena dia

Page 36: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

340

membayangkan perempuan juga berpikir seperti dirinya (An-Nu‘aimi, 2000:210-

211). Sebagaimana sikap suami Ummi Nuwair, yaitu dia merasa dirinya tidak

bersalah sehingga dia melimpahkan tanggung jawab pada istrinya (Ummi

Nuwair).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa kehidupan

rumah tangga adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Oleh karena

itu, dalam membangun rumah tangga keduanya memiliki hak dan kewajiban yang

seharusnya ditunaikan bersama agar kehidupan rumah tangga berlangsung

harmonis.

3. Kekerasan Emosional terhadap Tokoh Chafshah

Kekerasan emosional terhadap tokoh Chafshah dalam novel Bana>tu‘r-

Riya>dh karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i diuraikan sebagai berikut.

a. Tidak Memperhatikan dan Tidak Menghiraukan Istrinya

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Kha>lid tidak memperhatikan dan

tidak menghiraukan Chafshah adalah sebagai berikut.

والرقة أثناء فرتة ادللكة، حتول بعد الزواج زوجها خالد الذي كان يف غاية الدماثة (.2702881 إ ى شخص آخر. ال يعبأ هبا وال يلتفت لرغباهتا )الصانع،

Zaujuha> Kha>lidun alladzi> ka>na fi> gha>bati ad-dama>tsati wa‘r-riqati atsna>’a fatratil-malikati, tuchawwilu ba‘da‘z-zawa>ji ila> syakhshin a>kharin. La> ya‘bi’u bi>ha> wa la> yaltafat li>raghiba>tiha> (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Artinya: Suaminya (Chafshah), yaitu Kha>lid memiliki pembawaan

ramah dan lembut sepanjang waktu, tetapi setelah menikah dia

berubah menjadi sosok yang lain. Dia tidak memperhatikan dan

tidak menghiraukan keinginannya (Chafshah) (Ash-Sha>ni‘i,

2007:21).

Page 37: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

341

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional pertama yang menimpa Chafshah, yaitu sikap suaminya (Kha>lid) yang

tidak memperhatikan dan tidak menghiraukan keinginannya. Sebelumnya, Kha>lid

memiliki pembawaan ramah dan lembut tetapi setelah menikah dia berubah

menjadi sosok yang lain. Dia tidak memperhatikan dan tidak menghiraukan

keinginannya (Chafshah) (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Secara psikologis, dunia luar perempuan adalah dunia penuh kedamaian,

cinta, kasih sayang dan tolong menolong. Oleh karena itu, perempuan terlihat

banyak memberi perhatian pada sisi cinta, hubungan dengan orang lain,

berbincang-bincang panjang lebar, berorganisasi, saling menolong dan memiliki

ketenangan jiwa (An-Nu‘aimi, 2000:32-33). Hal itu sebagaimana kepribadian

Chafshah, yaitu dia banyak memberi perhatian pada sisi cinta, hubungan dengan

orang lain dan ketenangan jiwa. Maka, ketika suaminya tidak lagi perhatian dan

tidak menghiraukan keinginannya, dia pun merasa kecewa terhadap perubahan

sikap suaminya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa perempuan butuh

diperhatikan dan dihiraukan oleh laki-laki (suaminya). Hal itu dikarenakan tabiat

perempuan yang senang dengan perhatian pada sisi cinta, hubungan dengan orang

lain dan saling tolong menolong.

b. Tidak Peduli dengan Keadaan Istri

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Kha>lid tidak peduli dengan

keadaan Chafshah adalah sebagai berikut.

Page 38: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

342

إذا ما غضبت وال يذىب هبا إ ى الطبيب إذا مرضت. أثناء محلها فهو ال يهتمكانت تذىب مع والدهتا دلتابعة تطور احلمل، وكانت تذىب مع أختها الكربى

(. 2702881 )الصانع،.... نفلة لشراء مستلزمات الطفلة بعد الوالدة،Fa>huwa la> yahtammu idza> ghadhibat wa la> yadzhabu bi>ha> ila>‘th-thabibi idza> maridhat Atsna>’a chamliha> ka>nat tadzhabu ma‘a wa>lidatiha> li>-muta>bi‘ati tathawwuril-chamli, wa ka>nat tadzhabu ma‘a ukhtiha> al-kubra> Naflata li>-syira>’i mustalzama>ti ath-thiflati ba‘da al-wila>dati.... (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Artinya: Dia (Kha>lid) tidak memahami apabila istrinya (Chafshah)

marah dan dia juga tidak mengantarkannya ke dokter apabila

istrinya sakit. Sewaktu dia hamil, dia pergi bersama ibunya untuk

memeriksakan perkembangan kehamilannya, dan dia pergi bersama

kakak perempuannya, Naflah, untuk belanja keperluan bayi setelah

kelahiran.... (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional kedua yang menimpa Chafshah berupa ketidakpedulian

Kha>lid terhadapnya. Ketidakpedulian Kha>lid tersebut ditampakkan melalui sikap-

sikapnya, yaitu dia (Kha>lid) tidak memahami, apabila istrinya (Chafshah) marah

dan dia juga tidak mengantarkannya ke dokter, apabila istrinya sakit. Sewaktu

istrinya hamil, Kha>lid tidak menemaninya untuk memeriksakan perkembangan

kehamilannya sehingga Chafshah pergi bersama ibunya. Sedangkan, untuk

belanja keperluan bayi, Chafshah pergi bersama kakak perempuannya, Naflah

(Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Pada masa kehamilan, penting bagi perempuan untuk lebih menjaga

kesehatan dan perkembangan janin. Sehingga, pada masa kehamilan, perempuan

membutuhkan hal-hal penting, yaitu 1). Kondisi dan lingkungan kehamilan yang

mendukung, 2). Sikap orang-orang yang berarti, 3). Mengikuti tips sehat masa

kehamilan, 4). Memperhatikan nutrisi penting bagi ibu hamil, dan 5). Sikap suami

yang siaga (memahami perubahan psikologis istri, memberi perhatian yang lebih,

Page 39: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

343

dan membantu melayani istri. Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang suami

yang bertanggung jawab akan memberi perhatian yang lebih terutama ketika

istrinya sedang hamil (Jahja, 2013:160-168).

Sikap Kha>lid yang tidak peduli terhadap keadaan istrinya tersebut dapat

dinilai sebagai salah satu karakter suami yang tidak saleh. Karena dia sengaja

menyusahkan istrinya yang berbakti kepadanya. Sedangkan dalam Islam, laki-laki

(suami) berkewajiban melindungi, memberi nafkah baik lahir maupun batin serta

tidak mencari-cari alasan untuk menyusahkan istri yang taat kepadanya. Hal itu

sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an (4:34) yang artinya sebagai berikut.

Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena

Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian

yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah

memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan

yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga

diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga

mereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan

nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah

mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah

mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu

mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh Allah Maha

tinggi, Maha besar (Al-Qur’an, 2010 [4]:34).

Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa sikap Kha>lid yang tidak

peduli terhadap keadaan istrinya (Chafshah) tersebut dapat dinilai sebagai salah

satu sikap seorang laki-laki yang tidak bertanggungjawab. Karena, dalam Islam,

suami diperintahkan untuk berbuat baik kepada istrinya.

c. Pelit terhadap Istri

Data tekstual yang menunjukkan bahwa Kha>lid bersikap pelit terhadap

istrinya adalah sebagai berikut.

Page 40: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

344

....وإمنا اوأكثر ما كان يغيظها يف خالد ىو خبلو ادلستفز وتقتريه غري ادلربر عليه (. 2702881 كان يعطيها عندما تلح يف الطلب حىت تشعر بادلهانة )الصانع،

Wa aktsaru ma> ka>na yaghi>zhuha> fi> Kha>lidin huwa bakhiluhu al-mustafizzu wa taqti>ruhu ghairul-mubarrari ‘alaiha>.... wa innama.... ka>na yu‘thi>ha> ‘indama> talichchu fi>‘th-thalabi chatta> tasy‘uru bi>l-muha>nati (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Artinya: dan yang paling membuatnya (Chafshah) marah pada

Kha>lid adalah sifat pelitnya dan dia bersikap pelit tanpa ada alasan

padanya (Chafshah).... dan ketika dia memberikan yang diminta

oleh istrinya, dia menghina hingga istrinya merasa terhina (Ash-

Sha>ni‘i, 2007:21).

Berdasarkan data tekstual tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional ketiga yang menimpa Chafshah berupa sifat pelit suaminya

(Kha>lid) yang tanpa disertai alasan terhadapnya. Kepribadiannya yang pelit itu

ditampakkan melalui sikap-sikapnya, yaitu dia tidak memberi istrinya (Chafshah)

uang belanja saat istrinya meminta kepadanya, dan apabila dia mau memberi uang

belanja, maka uang itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Chafshah. Hal itu

sering membuat Chafshah marah karena Kha>lid memiliki penghasilan lebih dari

cukup bahkan terkadang dia menggunakan uangnya bersama teman-temannya.

Sikap Kha>lid tersebut membuat Chafshah merasa terhina apabila minta uang atau

kebutuhan padanya (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Bagi perempuan, kebutuhannya pada orang lain adalah hal yang

membingungkan. Yang paling celaka adalah apabila dia memiliki permintaan,

tetapi ditolak oleh laki-laki atau dia mengalami kegagalan dalam mendapatkan

keinginan tersebut. Keadaan ini akan mengakar kuat dan mengendap di alam

bawah sadar perempuan (An-Nu‘aimi, 2000:145). Hal itu sebagaimana yang

terjadi terhadap Chafshah, yaitu ketika dia meminta uang belanja kepada

suaminya (Kha>lid), tetapi Kha>lid tidak memberinya, atau suaminya memberi uang

Page 41: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

345

belanja kepadanya, tetapi dengan jumlah yang tidak cukup sehingga tidak dapat

mencukupi kebutuhan Chafshah. Sikap Kha>lid yang demikian itu mengakar kuat

dalam benak Chafshah sehingga dia merasa terhina marah dan kecewa terhadap

suaminya.

Dalam Islam, sikap Kha>lid yang demikian itu merupakan sikap yang

dinilai tidak benar karena seorang suami berkewajiban menafkahi istrinya

termasuk dalam kebutuhan ekonomi. Hal itu sebagaimana firman Allah dalam Al-

Qur’an (2:233) yang artinya, ‘‘Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan

pakaian mereka dengan cara yang patut’’.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa memberi nafkah

merupakan kewajiban suami kepada istri, baik istrinya meminta ataupun tidak

meminta. Maka, suami yang baik tentu memberikan nafkah bagi istrinya tanpa

perlu diminta dan tidak membuat istrinya merasa terhina.

d. Sikap Ibu Mertua yang Mendukung Tindakan Anaknya

Data tekstual yang menunjukkan bahwa ibu Kha>lid mendukung tindakan

Kha>lid terhadap Chafshah adalah sebagai berikut.

! تلقبها تساعده وتصفق لو يف تقتريه وتنكيده عليها ....كانت أمو العقربة كما (. 2702881 )الصانع،

....Ka>nat ummuhu al-aqrabatu kama> tulaqqabuha> tusa>‘iduhu wa tashfiqu lahu fi> taqti>rihi wa tanki>dihi ‘alaiha! (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Artinya: Ibu Khalid yang sering dipanggil ‘Aqrabah

(kalajengking)’ oleh Khalid seringkali mendukung tindakan

anaknya dan perlakuannya kepada Hafshah (Ash-Sha>ni‘i,

2007:21).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk

kekerasan emosional keempat yang menimpa Chafshah tidak hanya dilakukan

Page 42: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

346

oleh suaminya (Kha>lid), tetapi juga dilakukan oleh ibu mertua Chafshah yang

sering ikut campur dalam urusan rumah tangganya bersama Kha>lid. Bentuk

kekerasan emosional yang menimpa Chafshah tersebut berupa sikap ibu Kha>lid

yang mendukung tindakan Kha>lid terhadap Chafshah (Ash-Sha>ni‘i, 2007:21).

Secara psikologis, laki-laki berpandangan bahwa dengan meminta

pertolongan berarti bahwa perempuan percaya kepadanya dan mengharapkan agar

dia (laki-laki) mengerahkan upayanya untuk mewujudkan permintaan tersebut.

Dengan demikian, perasaan ini membuat laki-laki kuat dan mendorongnya untuk

lebih banyak memberi kepada perempuan (An-Nu‘aimi, 2000:144-145). Hal itu

sebagaimana yang terjadi dengan Chafshah dan Kha>lid, yaitu permintaan

Chafshah kepada Kha>lid agar dia memberi uang belanja kepadanya, hal itu berarti

bahwa dia mengharapkan agar suaminya mengerahkan upaya untuk mewujudkan

permintaan tersebut sehingga kebutuhannya dapat tercukupi.

Dalam Islam, sikap ibu Kha>lid yang mendukung tindakan Kha>lid terhadap

Chafshah tersebut merupakan sikap yang tercela karena tolong menolong

diperbolehkan hanya dalam mengerjakan kebajikan dan takwa. Hal itu

sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an (5:2) yang artinya, ‘‘Dan tolong

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong

menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah

sungguh Allah sangat berat siksa-Nya’’.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa sikap ibu

Kha>lid yang mendukung tindakan Kha>lid terhadap Chafshah tersebut merupakan

Page 43: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

347

sikap yang tercela. Selain itu, dia sebagai orangtua seharusnya menasehati

anaknya agar tidak bersikap buruk terhadap istrinya.

2. Kekerasan Publik

Kekerasan publik adalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang yang

tidak memiliki hubungan kekerabatan atau perkawinan dengan korban meskipun

kekerasan tersebut dilakukan di dalam rumah (wilayah domestik) (Sugihastuti,

2007:172-173). Setelah melalui pembacaan teks novel Bana>tu‘r-Riya>dh karya

Raja>’ Ash-Sha>ni‘i, ditemukan adanya tindak kekerasan publik non seksual yang

bersifat emosional terhadap tokoh Sadi>m. Adapun kekerasan emosional yang

menimpa tokoh Sadi>m tersebut diuraikan sebagai berikut.

4. Kekerasan Emosional terhadap Tokoh Sadi>m

Kekerasan emosional terhadap tokoh Sadi>m dalam novel Bana>tu‘r-Riya>dh

karya Raja>’ Ash-Sha>ni‘i diuraikan sebagai berikut.

a. Wali>d Sulit Dihubungi (Tidak Bertanggungjawab)

Data tektual yang menunjukkan bahwa Wali >d sulit dihubungi oleh Sadi>m

adalah sebagai berikut.

ختلت عن ثباهتا واتصلت بو لتجد ىاتفو النقال مقفال ثابرت على االتصال بو على مدار األسبوع ويف أوقات خمتلفة علها تنجح يف الوصول إليو ولكن ىاتفو

)الصانع، ....النقال ظل مقفال وخط غرفتو الثابت مشغول باستمرار !102881.)

Takhallat ‘an tsaba>tiha> wattashalat bi >hi li>tajida ha>tifahu an-naqa>la muqfala>n tsa>barat ‘ala>‘l-ittisha>li bi>hi ‘ala> mada>ril-usbu>‘i wa fi> auqa>tin mukhtalifatin ‘allaha> tanjachu fi>l-wushu>li ilaihi walakin ha>tifahu an-naqa>la zhalla muqfila>n wa khaththa ghurfatahu‘ts-tsa>bita masyghu>lun bi>stimra>rin ! (Ash-Sha>ni, 2007:7).

Page 44: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

348

Artinya: Dia (Sadi>m) kecewa atas kesetiaannya. Dia

menghubunginya (Wali >d) tetapi handphone-nya tidak aktif. Dia

tetap menghubunginya terus selama seminggu dan pada waktu-

waktu yang berbeda, dia semakin sering menghubungi Wali >d,

tetapi handphone-nya tetap tidak aktif dan jaringan tetap sibuk

terus-menerus (Ash-Sha>ni, 2007:7).

Berdasarkan data tekstual di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk kekerasan

emosional yang menimpa Sadi>m, yaitu sikap Wali >d yang tidak bertanggungjawab

terhadap Sadi>m setelah keduanya melakukan hubungan terlarang selayaknya

suami istri. Sikap Wali >d yang demikian itu ditampakkan melalui tindakan-

tindakannya, yaitu dia sengaja menghindari Sadi>m sehingga ketika dihubungi,

handphone-nya tidak aktif (Ash-Sha>ni, 2007:7).

Bagi laki-laki, hubungan seksual adalah sesuatu yang bisa membuat laki-

laki merasakan cinta dan dia memerlukannya. Sedangkan, bagi perempuan

segalanya bertolak belakang, perempuan merasa membutuhkan dan ingin

melakukan hubungan seksual, apabila dia telah mendapatkan perasaan cinta

(romantis). Maka dapat dikatakan bahwa cinta bagi perempuan adalah kunci agar

dia bisa merasakan kebutuhan dan keinginan untuk melakukan hubungan seksual

(An-Nu‘aimi, 2000:588). Hal itu sebagaimana yang terjadi dengan Sadi>m, yaitu

dia melakukan hubungan biologis dengan Wali >d karena dia telah mendapatkan

perasaan cinta dengan Wali >d. Akan tetapi sikap Sadi>m tersebut membuatnya

menyesal karena hubungan tersebut dilakukannya tidak dalam ikatan pernikahan.

Sikap Wali >d tersebut membuat Sadi>m merasa kecewa karena dia tidak

bersedia bertanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukannya bersama

Sadi>m, ternyata Wali >d tidak sebaik yang dipikirkan olehnya selama ini. Kecewa

dengan tindakan orang lain juga membuat seseorang marah, khususnya apabila

Page 45: BAB III KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEKS …merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah ... (via Sugihastuti, 2007:173) menjelaskan jenis-jenis

349

orang tersebut adalah orang yang sangat dipedulikan. Memang tampak aneh,

apabila seseorang marah pada orang yang dicintai, tetapi pada kenyataannya,

orang yang dicintai juga orang yang bisa sangat menyakiti dan mengecewakan.

Pada tahap awal hubungan yang romantis, orang mungkin menghibur banyak

fantasi tentang orang yang dicintai, maka orang tersebut menjadi marah, ketika

orang yang dicintai gagal memenuhi fantasi yang dia idealkan (Ekman, 2003:184-

185). Hal itu sebagaimana yang dialami oleh Sadi>m, yaitu kekecewaannya

terhadap Wali >d juga membuatnya marah pada laki-laki itu. Kemarahan Sadi>m

tersebut dikarenakan Wali >d menyakiti perasaan Sadi>m dan dia tidak sesuai

dengan apa yang dikhayalkan oleh Sadi>m selama ini, yaitu dia tidak bersungguh-

sungguh untuk menikahi Sadi>m padahal mereka telah melakukan hubungan

seksual di luar pernikahan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimaknai bahwa sikap Wali >d

tersebut menampakkan kepribadian Wali >d sebagai laki-laki yang tidak

bertanggungjawab. Sehingga, sikap Wali >d tersebut melukai perasaan perempuan

serta merugikan perempuan sebagai korban kekerasan emosional yang dilakukan

oleh laki-laki.