03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

29
PENGONTROLAN PERTUMBUHAN MIKRO ORGANISME OLEH : Mubarak

description

fghfgh

Transcript of 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Page 1: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

PENGONTROLAN PERTUMBUHAN MIKRO ORGANISME

OLEH : Mubarak

Page 2: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Pengertian prinsip pencegahan infeksi•Suatu usaha yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )

Tujuan :•Mengurangi terjadinya infeksi•Memberikan perlindungan terhadap klien,

nakes

Page 3: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

6 komponen proses terjadinya penyakit :1. Reservoir2. Penyebab penyakit3. Jalan masuk4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari

host5. Kepekaan penjamu

Page 4: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Tindakan pencegahan penyakit :1. Cuci tangan2. Memakai sarung tangan3. Memakai perlengkapan pelindung4. Menggunakan tehnik aseptik5. Memproses alat bekas pakai6. Menangani peralatan tajam dengan aman7. Menjaga kebersihan dan kerapihan

lingkungan serta pembuangan sampah secara benar

Page 5: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

CUCI TANGAN : aspek yang paling pentingAda 2 kategori organisme yang ada di 1. Organisme residen ( flora normal )

S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen )

2. Organisme transienKarena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif)

Page 6: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Mengapa kita perlu mencuci tangan :•Penanganan pasien dengan kontak tangan•Kontaminasi flora normal pasien

kontak perubahan flora normal patogen

Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :

•Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir

•Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )

Page 7: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Kapan kita harus mencuci tangan :Sebelum dan sesudah melakukan

tindakanSetelah kontak dengan cairan tubuhSetelah memegang alat yang

terkontaminasi ( jarum, cucian )Sebelum dan sesudah kontak dengan

pasien di ruang isolasiSetelah menggunakan kamar mandiSebelum melayani makan dan minumPada saat akan tugas dan akhir tugas

Page 8: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme
Page 9: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

PELINDUNG DIRI1. Cuci tangan2. Pemakaian sarung tangan Sarung tangan steril Sarung tangan DTT Sarung tangan bersih Sarung tangan rumah tangga

3. Pemakaian masker4. Pemakaian gaun Steril kamar bedah Non Steril ICU, kamr bayi, KB Skort Celemek plastik

5. Pemakaian kacamata pelindung6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup7. Kap8. Duk

Page 10: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK

Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi

Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain)

Page 11: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

ANTISEPSIS

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)

Page 12: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :

1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora)

2. Efektivitas3. Kecepatan aktivitas awal4. Efek residu

Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan

5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit6. Tidak menyebabkan alergi7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.

Page 13: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Contoh larutan antiseptik :• Alkohol (60%- 90%)• Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)

contoh : Hibiscrub, Hibitane • Klorheksidin Glukonat (2%)

Contoh : Savlon• Heksaklorofen (3%)

Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti mukosa vagina

• Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir

• Iodofor (7,5-10%)Contoh : Betadine

• Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin Contoh : Yodium tinktur

• Triklosan (0,2-2%)

Page 14: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Mikroorganisme :• Agen penyebab infeksi• Termasuk didalamnya :bakteri, virus,

fungi, parasit• Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri

dibagi menjadi 3 kategori :1. Vegetatif contoh : stafilokokus2. Mikobakteria, contoh : tuberkolosis3. Endospora, contoh : tetanus• Endospora paling sulit dibunuh disebabkan

oleh lapisan pelindungnya

Page 15: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

SterilisasiTindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :Tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi

Page 16: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

DESINFEKTAN :Adalah bahan kimia yang membunuh atau

menginaktivasi mikroorganismeContoh larutan desinfektan :

Klorin pemutih 0,5%untuk dekontaminasi permukaan yang

lebar Klorin 0,1%

Untuk DTT kimiaGlutaraldehida 2%

mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi kimia

Fenol, klorin tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru lahir

Page 17: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

DEKONTAMINASI : Proses yang membuat objek mati lebih

aman ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)

Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar darah atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) : Tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau instrumen.

Page 18: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

DEKONTAMINASIRendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILASGunakan deterjen dan sikat

Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit30 menit jikaTerbungkus20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKANPeralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat

tinggiSampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka

Page 19: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

STERILISASI :

1. STERILISASI UAP 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa 20 ' untuk alat tidak terbungkus 30 ' untuk alat yang dibungkus2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN) 170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai

setelah suhu yang diinginkan tercapai 160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2

jam3. STERILISASI KIMIA Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-

kurangnya 10 jam Formaldehid 8 %, direndam 24 jam Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali

atau sebelum disimpan

Page 20: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :

1. DTT dengan merebus Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih Merebus 20‘ dalam panci tertutup Seluruh alat harus terendam Jangan menambah alat apapun ke air mendidih Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah

tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu

2. DTT dengan mengukus Selalu kukus 20‘ dalam kukusan Kecilkan api sehingga air tetap mendidih Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap Jangan pakai lebih dari 3 panci uap Keringkan dalam kontainer DTT

Page 21: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

3. DTT dengan kimia :Desinfektan kimia untuk DTT klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid

2%Langkah-langkah DTT Kimia :DEkontaminasi Cuci+bilas

keringkanRendam semua alat dalam larutan

desinfektan selama 20‘Bilas dengan air yang telah direbus dan

dikeringkan di udara Segera dipakai atau disimpan dalam

kontainer yang kering dan telah di DTT

Page 22: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :• Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1

% larutan yang diinginkan

• JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9 0,5%

• Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat

• Terdapat rumus 9 : 1 Air : Klorin

Contoh soal :1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter

Page 23: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Jawab :1. Air = 9 x 500 cc = 450 cc

10Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc

10 500 cc

2. 1 liter = 1000 ccAir = 9 x 1000 cc = 900 cc

10Klorin= 1 x 1000 cc = 100 cc

10 1000 cc

Page 24: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

PENANGANAN SAMPAH / LIMBAHTujuan :Melindungi petugas pembuangan sampah

dari perlukaanMelindungi penyebaran infeksi terhadap

para petugas kesehatanMencegah penularan infeksi terhadap para

petugas kesehatanMencegah penularan infeksi pada

masyarakat sekitarnyaMembuang bahanbahan berbahaya (bahan

toksik dan radioaktif) dengan aman

Page 25: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

Sampah medis terbagi 2 :1. Tidak terkontaminasi Tidak memberikan resiko infeksi Contoh : kertas, kardus, botol, wadah

plastik yang digunakan didalam klinik Dapat dibuang ditempat sampah umum2. Terkontaminasi Membawa mikroorganisme yang

mempunyai potensi menularkan infeksi kepada orang yang kontak baik nakes maupun masyarakat

Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa, kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja, nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai (jarum suntik, pisau)

Page 26: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan

Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol yang mengandung obat kadaluwarsa, vaksin, reagen desinfektan)

Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk kemoterapi)

Sampah yang mengandung logam berat (misal air raksa dari termometer yang pecah, bahan bekas gigi,dll)

Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misal kaleng penyembur) yang dapat meledak bila dibakar.

Page 27: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

SAMPAH KERING SAMPAH BASAHJarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain,

Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta,

bagian janin

DIBAKAR DALAM Dirumah sakit INSINERATOR dikumpulkan

dalam wadah terpisah

Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang

Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan tertutup

Dalam lubang tertutup

Page 28: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMANHati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk

jarum secara tidak sengajaJangan menutup kembali, memelengkungkan,

mematahkan atau melepaskan jarum yang akan dibuang

Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam insinerator

Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam dalam tanah.

Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasiTempat sampah kuning sampah terkontaminasi

Page 29: 03. Pengontrolan Pertumbuhan Organisme

SEKIAN DAN TERIMA KASIH