BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...rendah. Berdasarkan yang telah diklasifikasi iklim W. Koppen...

39
40 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam penulisan Bab III, penulis ingin menguraikan mengenai hasil penelitian dan analisis dari Peran Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga dalam Mewujudkan Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Sebelum lebih jauh, Penulis akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai gambaran umum daerah (wilayah) penelitian kota Salatiga yang akan Penulis uraikan seperti dibawah ini. A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Kota Salatiga adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah kabupaten Semarang, yang dimana diantara dua kota besar di Jawa Tengah, yaitu Solo (Surakarta) adalah ± 54 km ke arah Selatan 1 dan Semarang adalah ± 48 km ke arah Utara 2 . Secara morfologis berada di daerah pedalaman di kaki gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil antara lain: Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong. 3 Sedangkan disebalah Barat Laut berbatasan dengan Rawa Pening. Kota Salatiga, secara geografis terletak pada 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan 1 http://id.cutway.net/distance/8523-8478/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 11.37. 2 http://id.cutway.net/distance/8523-8517/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 11.42. 3 http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-geografis/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 11.47.

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS...rendah. Berdasarkan yang telah diklasifikasi iklim W. Koppen...

  • 40

    BAB III

    HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

    Dalam penulisan Bab III, penulis ingin menguraikan mengenai hasil

    penelitian dan analisis dari Peran Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga dalam

    Mewujudkan Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Sebelum lebih

    jauh, Penulis akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai gambaran umum daerah

    (wilayah) penelitian kota Salatiga yang akan Penulis uraikan seperti dibawah ini.

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

    Kota Salatiga adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah.

    Secara administratif kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah

    kabupaten Semarang, yang dimana diantara dua kota besar di Jawa

    Tengah, yaitu Solo (Surakarta) adalah ± 54 km ke arah Selatan1 dan

    Semarang adalah ± 48 km ke arah Utara2. Secara morfologis berada di

    daerah pedalaman di kaki gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil

    antara lain: Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong.3 Sedangkan

    disebalah Barat Laut berbatasan dengan Rawa Pening. Kota Salatiga,

    secara geografis terletak pada 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan

    1 http://id.cutway.net/distance/8523-8478/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 11.37. 2 http://id.cutway.net/distance/8523-8517/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 11.42. 3 http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-geografis/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 11.47.

    http://id.cutway.net/distance/8523-8478/http://id.cutway.net/distance/8523-8517/http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-geografis/

  • 41

    dan antara 110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur, dengan luas

    wilayah daratan kurang lebih seluas 5.678 (lima ribu enam ratus tujuh

    puluh delapan) hektar4. Berdasarkan topografi, wilayah kota Salatiga

    terdiri dari 3 topografi yaitu bergelombang (65%), miring (25%), dan datar

    (10%).

    Ketinggian tanah wilayah kota Salatiga terletak pada ketinggian

    antara: 450 – 825 dpl (dari permukaan air laut). Sebagaimana diketahui

    bahwa tinggi rendahnya suatu tempat berpengaruh terhadap suhu daerah

    tersebut. Semakin tinggi letak suatu daerah, suhu udaranya semakin

    rendah. Berdasarkan yang telah diklasifikasi iklim W. Koppen bahwa tipe

    iklim di daerah kota Salatiga dan sekitarnya adalah beriklim tropid,

    berhawa sejuk dan udaranya segar.5

    Kota Salatiga dibatasi beberapa Kelurahan dan desa yang berada di

    wilayah Kabupaten Semarang. Batas-batas wilayah administrasi

    perencanaan RTRW kota Salatiga adalah sebagai berikut:6

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan: - Kecamatan Pabelan : Desa Pabelan, Desa Pejanten. - Kecamatan Tuntang : Desa Kesongo, Desa Watu Agung.

    2. Sebelah Timur berbatasan dengan: - Kecamatan Pabelan : Desa Ujung-Ujung, Desa Sukoharjo,

    Desa Glawan.

    - Kecamatan Tengaran : Desa Bener, Desa Tegal Waton, Desa Nyamat.

    3. Sebelah Selatan berbatasan dengan: - Kecamatan Getasan : Desa Sumogawe, Desa Samirono, Desa

    4 Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 - 2030. 5 http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-geografis/ dikunjungi pada tanggal 03 Juli 2018 pukul 12.57. 6 Bab II, Lampiran Peraturan Walikota Salatiga No. 10 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah Tahun 2017.

    http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-geografis/

  • 42

    Jetak.

    - Kecamatan Tengaran : Desa Patemon, Desa Karang Duren. 4. Sebelah Barat Berbatasan dengan:

    - Kecamatan Tuntang : Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa Sraten, Desa Gedongan.

    - Kecamatan Getasan : Desa Polobogo Kecamatan Getasan.

    Adapun batas wilayah perencanaan RTRW meliputi seluruh

    administrasi kota Salatiga yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 22

    (dua puluh dua) kelurahan sebagai berikut:7

    a. Kecamatan Sidorejo, terdiri dari: Kelurahan Blotongan; Kelurahan Sidorejo Lor; Kelurahan Salatiga;

    Kelurahan Bugel; Kelurahan Kauman Kidul; dan Kelurahan Pulutan.

    b. Kecamatan Tingkir, terdiri dari: Kelurahan Kutowinangun; Kelurahan Gendongan; Kelurahan Sidorejo

    Kidul; Kelurahan Kalibening; Kelurahan Tingkir Lor; dan Kelurahan

    Tingkir Tengah.

    c. Kecamatan Argomulyo, terdiri dari: Kelurahan Noborejo; Kelurahan Ledok; Kelurahan Tegalrejo;

    Kelurahan Kumpulrejo; Kelurahan Randuacir; dan Kelurahan

    Cebongan.

    d. Kecamatan Sidomukti, terdiri dari: Kelurahan Kecandran; Kelurahan Dukuh; Kelurahan Mangunsari; dan

    Kelurahan Kalicacing.

    Berdasarkan luas daerah tersebut, Salatiga memiliki perkembangan

    Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Salatiga periode tahun 2013 - 2015 dan

    penambahan RTH pada tahun 2016 – 2017, dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    7 Pasal 5 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 - 2030.

  • 43

    Tabel 3.1

    Perkembangan RTH Kota Salatiga Periode Tahun 2013 – 2017

    Wilayah Luas 5.878,110 Ha2

    Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Penjelasan dari tabel tersebut menunjukan bahwa RTH publik

    terdiri atas jaringan jalan (taman pulau jalan, pot taman jalan, jalur hijau),

    taman-taman kota (taman RT, RW, taman wisata/taman kota, dan hutan

    kota), pemakaman, kawasan lindung, sempadan sungai dan sempadan air.

  • 44

    Sedangkan RTH privat terdiri atas ruang hunian (pekarangan rumah dan

    pemukiman) dan non hunian (perkantoran, hotel, pertokoan dan gedung

    komersial, hutan kota privat dan lapangan olahraga). Luas total RTH

    publik pada tahun 2013 - 2015 adalah 321,166 hektar. Pada tahun 2016

    RTH publik mengalami peningkatan di daerah Taman Perumahan

    Tegalrejo seluas 0,065 hektar; Taman Gedung Korpri seluas 0,007 hektar;

    dan Taman RT 4 Tegalrejo seluas 0,07 hektar. Mengalami peningkatan

    kembali pada tahun 2017 di daerah Taman RW 4 Tegalrejo seluas 0,1

    hektar; Taman Promasan seluas 0,07 hektar; dan Taman Kecandran seluas

    0,06. Sedangkan luas total RTH privat pada tahun 2013 - 2015 adalah

    568,25 hektar.

    Berdasarkan luas tambahan RTH pertahun 2016 seluas 0,142

    hektar dan pada tahun 2017 seluas 0,23 hektar. Dari total keseluruhan pada

    tahun 2013 - 2017, luas RTH publik dan privat seluas 889,788 hektar atau

    seluas ±15,670496%.

    2. Dinas Lingkungan Hidup

    a. Dasar Hukum Pembentukan Dinas Lingkungan Hidup Kota

    Salatiga

    Otonomi daerah kota Salatiga yang dilaksanakan secara luas, nyata

    dan bertanggung jawab, dapat terwujud apabila penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah didasarkan pada penanganan urusan pemerintahan

  • 45

    sesuai dengan tugas, wewenang dan kewajiban yang sepenuhnya telah ada

    dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang selaras dengan

    keterbukaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta dengan

    hubungan yang sinergis antara masyarakat, sektor swasta dan Pemerintah

    Daerah.

    Tujuan utama pelaksanaan otonomi daerah adalah terwujudnya

    kemandirian daerah dan meningkatnya kemampuan daerah, terutama

    dalam kebijakan publik dalam rangka peningkatan pelayanan kepada

    masyarakat. Untuk itu, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah, sebagai implementasi otonomi daerah menghendaki

    pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

    potensi wilayah.

    Sedangkan dasar hukum pembentukan Dinas Lingkungan Hidup

    Kota Salatiga adalah Peraturan Daerah Salatiga Nomor 9 Tahun 2016

    tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

    b. Tugas dan Kewenangan Dinas Lingkungan Hidup

    Dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di

    kabupaten/kota maka dibentuklah instansi / lembaga yang akan

    bertanggung jawab dibidang lingkugan hidup. Keberadaan instansi /

    lembaga ini akan mengakomodasi bidang lingkungan hidup sebagai salah

    satu urusan wajib pemerintah.

    Dinas merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintahan yang

    menjadi kewenangan Daerah bidang lingkungan hidup dan bidang

  • 46

    kehutanan.8 Sebagai salah satunya adalah Dinas Lingkungan Hidup yang

    melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dibidang pengelolaan

    lingkungan hidup. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tugas Dinas

    Lingkungan Hidup adalah mengupayakan atau mewujudkan ketersediaan

    sumber daya alam yang mencukupi. Dinas Lingkungan Hidup ditugaskan

    untuk melakukan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui

    pembangunan tidak akan terlepas dari peran lingkungan hidup, yang

    bersama dengan aspek sosial dan ekonomi menjadi motif utama

    pembangunan berkelanjutan.

    Dalam pembentukannya, instansi / lembaga tersebut hendaknya

    dapat mengintegrasikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan (sosial,

    ekonomi dan lingkungan) sebagai satu pendekatan pembangunan yang

    tidak terpisah-pisah. Selain itu institusi lingkungan hidup di

    kabupaten/kota juga diharapkan berada pada kondisi mampu mewadahi

    partisipasi dan aspirasi pemangku kepentingan di daerah serta mampu

    melaksanakan peran penegakan hukum secara efektif.

    Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

    sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan

    oleh Pemerintah. Dalam ketentuan Pasal 63 ayat 3 Undang-Undang Nomor

    32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

    (PPLH), Tugas dan Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah:

    8 Pasal 2 ayat (1) Peraturan Walikota Salatiga Salatiga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

  • 47

    a. Menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota;

    b. Menetapkan dan melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) tingkat kabupaten/kota;

    c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup kabupaten/kota;

    d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai Analisis Dampak Lingkungan (amdal) dan UKL-UPL;

    e. Menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas rumah kaca pada tingkat kabupaten/kota;

    f. Mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan; g. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup; h. Memfasilitasi penyelesaian sengketa; i. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab

    usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan

    peraturan perundang-undangan;

    j. Melaksanakan standar pelayanan minimal; k. Melaksanakan kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaan

    masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum

    adat yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

    hidup pada tingkat kabupaten/kota;

    l. Mengelola informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota; m. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi

    lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota;

    n. Memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penghargaan; o. Menerbitkan izin lingkungan pada tingkat kabupaten/kota; dan p. Melakukan penegakan hukum lingkungan hidup pada tingkat

    kabupaten/kota.

    Selain tugas dan wewenang instansi/lembaga pemerintah diatas,

    Dinas Lingkungan Hidup harus lebih efektif dan mampu bertindak efisien

    serta memiliki kredibilitas di mata publik. Dinas Lingkungan Hidup

    mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

    daerah dibidang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup daerah.9

    Pada uraian diatas telah dikemukakan tentang tugas dan wewenang

    Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi/lembaga pemerintah. Berikut

    9 http://dislh.tanahbumbukab.go.id/index.php/tugas-dan-fungsi/ dikunjungi pada tanggal 08 Juni 2018 pukul 09.13.

    http://dislh.tanahbumbukab.go.id/index.php/tugas-dan-fungsi/

  • 48

    penulis akan menjelaskan kewenangan Dinas Lingkunga Hidup dalam

    penataan ruang.

    Wewenang penyelenggaraan penataan ruang oleh pemerintah

    kabupaten/kota, yang mencakup kegiatan pengaturan, pembinaan,

    pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang, didasarkan pada pendekatan

    wilayah dengan batasan wilayah administratif tersebut, penataan ruang

    wilayah kabupaten dan wilayah kota, yang setiap wilayah tersebut

    merupakan subsistem ruang menurut batasan administratif.

    Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

    Daerah, kabupaten/kota berhak melakukan suatu perencanaan tata ruang

    sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh masing-masing

    pemerintah daerah. Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang

    proporsional pemerintah kabupaten/kota terhadap permasalahan yang

    bersifat lintas administratif atau daerah, perlu disusun suatu kriteria

    permasalahan yang meliputi eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi,

    dengan memepertimbangkan keserasian hubungan pengelolaan urusan

    pemerintahan.10

    Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam

    penyelenggaraan penataan ruang meliputi:11

    a. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis

    kabupaten/kota;

    b. Pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota;

    10 Juniarso Ridwan, Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah, Nuansa, Bandung, 2013, hlm. 94. 11 Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

  • 49

    c. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota; dan d. Kerja sama penataan ruang antar kabupaten/kota

    Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanan

    penataan ruang wilayah kabupaten/kota meliputi:12

    a. Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota;

    b. Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota;

    c. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.

    Pemerintah daerah yang dimaksud dalam hal ini adalah Dinas

    Lingkungan Hidup dalam melaksanakan kewajibannya tersebut haruslah

    melakukan suatu langkah yang konkret yang disesuaikan dengan

    kewenangan yang dimilikinya. Kewenangan yang melekat pada

    pemerintah kabupaten/kota dalam administrasi negara disebut dengan

    sikap dan tindak administrasi negara.

    Dalam melaksanakan tugas dan wewenang dari Dinas Lingkungan

    Hidup tersebut, Dinas Lingkungan Hidup yang merupakan unsur

    pendukung pelaksana tugas Pemerintah Daerah dalam perumusan

    pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup

    memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh Kepala Dinas. Struktur

    organisasi Dinas Lingkungan Hidup diatur dalam tugas pokok dan fungsi

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga berdasarkan kebijakan yang

    ditetapkan oleh Walikota Salatiga.

    12 Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

  • 50

    Sesuai dengan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32 Tahun 2016

    tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

    Kerja Dinas Lingkungan Hidup, maka Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan penataan

    RTH sebagai berikut:

    Seksi Pertamanan dan Konservasi mempunyai tugas melaksanakan

    urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah bidang

    lingkungan hidup sub urusan keanekaragaman hayati dan bidang

    kehutanan sub urusan konservasi sumber daya alam hayati dan

    ekositemnya dilingkup pertamanan dan konservasi.13

    Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi dalam melaksanakan

    tugas, mempunyai uraian tugas:14

    a. Menyusun dokumen perencanaan Seksi sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perumusan dokumen perencanaan

    Bidang;

    b. Menyusun rancangan kebijakan bidang lingkungan hidup dan bidang kehutanan sesuai dengan lingkup tugas Seksi sebagai

    bahan perumusan;

    c. Menyusun rancangan kebijakan teknis Bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perumusan;

    d. Menyusun indikator kinerja utama, standar pelayanan minimal, standar pelayanan dan standar operasional prosedur Seksi sesuai

    ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

    e. Menyusun dan menandatangani perjanjian kinerja Seksi secara berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman

    pelaksanaan tugas;

    f. Menyusun rencana kegiatan operasional Seksi sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Bidang sebagai pedoman

    pelaksanaan kegiatan;

    g. Melaksanakan kegiatan Seksi berpedoman pada rencana kegiatan operasional sesuai sasaran yang ditetapkan;

    h. Melaksanakan verifikasi dan kajian terhadap permohonan perizinan bidang lingkungan hidup dan bidang kehutanan sesuai

    dengan lingkup tugas Seksi berpedoman pada ketentuan yang

    berlaku sebagai bahan rekomendasi izin;

    13 Pasal 15 ayat (1) Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. 14 Pasal 15 ayat (2) Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

  • 51

    i. Melaksanakan pengelolaan keanekaragaman hayati kota sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka perlindungan dan

    pengelolaan lingkungan hidup;

    j. Melaksanakan pengelolaan taman hutan raya kota sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka konservasi sumber daya

    alam hayati dan ekosistemnya;

    k. Mengendalikan pelayanan publik Seksi berpedoman pada ketentuan yang berlaku sesuai standar pelayanan minimal yang

    telah ditetapkan;

    l. Menyusun rencana kerja sama Daerah sesuai dengan lingkup tugas Seksi berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk

    meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik;

    m. Melaksanakan evaluasi kegiatan Seksi secara berkala untuk perbaikan kinerja yang akan datang;

    n. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban Walikota, laporan

    penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, laporan keuangan

    Pemerintah Daerah dan pengendalian operasional kegiatan Seksi

    sesuai ketentuan yang berlaku agar terwujud tertib pelaporan;

    o. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Seksi sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai bentuk

    pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

    p. Membagi dan menyelia tugas bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

    q. Melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahan terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan yang berlaku

    sebagai cerminan kinerja bawahan; dan

    r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugasnya.

    Berdasarkan uraian tersebut, bahwa tugas pokok dan fungsi Dinas

    Lingkungan Hidup Salatiga merupakan pelaksana pengelolaan lingkungan

    hidup termasuk dengan penataan ruang terbuka hijau yang dimana dapat

    mengupayakan atau mewujudkan ketersediaan sumber daya alam untuk

    peningkatan kualitas hidup makhluk hidup (masyarakat) melalui

    pembangunan berkelanjutan.

    Berdasarkan Pasal 17 Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32

    Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

  • 52

    serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup, menjelaskan bahwa Kepala

    Dinas dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang

    ditetapkan oleh Walikota.

    Dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan prinsip koordinasi,

    sinkronisasi, integrasi, simplifikasi, transparansi, akuntabilitas, dan

    profesionalitas secara vertikal, horizontal dan diagonal baik di lingkungan

    masing-masing maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugasnya.15

    Tata kerja tersebut dalam bentuk:16

    a) Konsultatif; Tata kerja konsultatif dilakukan untuk menyamakan persepsi

    dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan

    kewenangan masing-masing serta dilakukan tanpa terikat pada

    hubungan struktural secara berjenjang.

    b) Kolegial; Tata kerja kolegial dilakukan untuk menumbuhkan rasa

    kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan tugas bagi

    peningkatan produktivitas dan kinerja serta dilakukan dengan

    mengutamakan musyawarah dan tanggung jawab bersama.

    c) Fungsional; Tata kerja fungsional dilakukan untuk memberikan peran

    substansial secara fungsional dalam melaksanakan tugas dan

    fungsi sesuai kewenangan, kompetensi dan kemandirian masing-

    masing.

    d) Struktural; Tata kerja struktural dilakukan untuk mengembangkan

    kepemimpinan secara berjenjang dengan tetap melaksanakan

    tugas, fungsi dan wewenangnya secara bertanggung jawab

    dengan memperhatikan kerja sama yang terpadu, harmonis,

    selaras, komprehensif dan tidak hanya mementingkan

    kepentingan unit organisasinya; dan

    e) Koordinatif; Tata kerja koordinatif dilakukan untuk mengembangkan

    hubungan kerja struktural dengan menumbuhkembangkan

    semangat kolegial yang sinergis dan terpadu dalam penanganan

    dan penyelesaian tugas dan fungsi masing-masing.

    15 Pasal 17 ayat (1) Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. 16 Pasal 17 ayat (2) Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

  • 53

    c. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Bagan 3.1

    Bagan Susunan Organisasi

    Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari:17

    a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, yang membawahi:

    1. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan 2. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

    c) Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang membawahi: 1. Seksi Pengamanan, Pengendalian dan Pengembangan Kapasitas

    Lingkungan; dan

    2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan.

    d) Bidang Kebersihan, yang membawahi: 1. Seksi Pengelolaan Kebersihan; dan 2. Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan.

    e) Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum, yang membawahi:

    17 Pasal 3 ayat (1) Peraturan Walikota Salatiga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

  • 54

    1. Seksi Petamanan dan Konservasi; dan 2. Seksi Penerangan Jalan Umum.

    Pada susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup memiliki Unit

    Pelaksana Teknis Tempat Pemroresan Akhir Sampah (UPT TPA Sampah)

    dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada

    dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas, sehingga

    setara dengan Sekretaris. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada

    dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pada Subbagian

    dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung

    jawab kepada Sekretaris. Sedangkan Bidang-Bidang dipimpin oleh Kepala

    Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

    melalui Sekretaris.

    3. Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau di Kota Salatiga

    Meningkatnya kepadatan penduduk menyebabkan rasio penutupan

    lahan oleh bangunan mengingkat. Hal itu juga yang menyebabkan

    timbulnya persoalan kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau dikota

    Salatiga. Berkurangnya ruang terbuka hijau menjadikan ketersediaan

    oksigen (O2) yang dilepaskan oleh pepohonan makin berkurang sehingga

    persebaran karbondioksida (CO2) melalui proses fotosintesisnya menjadi

    tidak terkendali, seperti yang kita ketahui CO2 adalah salah satu komponen

    gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global (global

    warming). Pada masa lalu kota Salatiga dikenal sebagai kota kecil dengan

  • 55

    udara sejuk dan dingin, namun saat ini secara bertahap telah mengalami

    kenaikan tempratur menjadi lebih panas.

    Oleh karenanya sebagian ruang terbuka hijau atau lahan yang ada

    justru telah berganti peruntukannya menjadi perindustri, pemukiman,

    perkantoran, dan ruko (rumah pertokoan).18 Beberapa sebab yang

    membuat Salatiga sulit memenuhi standar ideal ketersediaan RTH. Di

    antaranya: Pertama, Kurangnya ketersediaan lahan yang dapat dijadikan

    RTH; Kedua, Sulitnya lahan kosong untuk dijadikan RTH dikarenakan

    hadirnya industri, pemukiman, perkantoran dan ruko yang ada; Ketiga,

    Potensi lahan yang dapat dijadikan RTH belum dapat ditentukan oleh

    Pemerintah kota Salatiga.19

    Dengan hadirnya pemukiman maka dapat mengurangi ketersediaan

    ruang terbuka hijau. Misalnya saja diberbagai sudut kota dibangun cluster

    perumahan, baik di Kecamatan Argomulyo, Sidomukti, Sidorejo dan

    Tingkir.20 Kurangnya RTH di Salatiga juga merupakan hasil dari dampak

    proyek pembangunan perumahan yang semakin maraknya namun

    kebanyakan tak menaati peraturan yang ada.

    Dengan demikian, makin maraknya pembangunan ruko dan

    perkantoran dipinggir jalan strategis yang dimana pembangunan ruko ini

    biasanya akan mengurangi pepohonan sebagai peneduh yang sebelumnya

    ada dipinggir ruas jalan. Pengurangan RTH sebagai bagian dari paru-paru

    18 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018. 19 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018. 20 Hasil Observasi Penulis pada tanggal 3 Agustus 2018.

  • 56

    kota menyebabkan udara panas terjadi pada kota Salatiga. Kota Salatiga

    memiliki daerah Tamansari yang indah, daerah Tamansari dahulu

    merupakan wilayah kebun binatang, taman lalu lintas dan adanya lapangan

    tenis. Namum pada nyatanya sekarang menjadi terminal angkuta dan ruko,

    dengan kenyataan yang ada sangat dapat mengurangi ketersediaan RTH.

    Selain daerah Tamansari, ada juga yang marak dengan bangunan ruko,

    sebagai contoh di Jalan Veteran, Jalan Osa Maliki, Kawasan Pancasila,

    Jalan Imam Bonjol, Jalan Wahid Hasyim, Jalan Diponegoro, Jalan Jendral

    Soedirman, Jalan Fatmawati, dan Jalan Lingkar Salatiga.21

    Adanya penambahan ruas jalan baru di Pulutan dan Blotongan

    dahulu RTH telah berganti menjadi Jalan Lingkar Salatiga yang dimana

    dapat mengurangi ketersediaan ruang terbuka hijau.22 Hingga kini

    sepanjang pinggir jalan juga terdapat kurangnya penanaman pohon

    peneduh. Oleh karena itu, masyarakat tidak lagi merasakan suasana

    terbuka hijau yang ada.

    4. Penujang Kinerja dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga memiliki tugas dan wewenang

    tersebut, dalam rangka untuk mewujudkan penataan RTH ke arah yang

    lebih baik. Selain itu Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga harus

    mengembangkan RTH yang ada dan tetap mempertahankan luasannya

    untuk memenuhi proporsional RTH minimal 30% dengan melalui

    21 Hasil Observasi Penulis pada tanggal 8 Agustus 2018. 22 Hasil Observasi Penulis pada tanggal 9 Agustus 2018.

  • 57

    penyediaan RTH publik di kota Salatiga. Ada beberapa komponen

    penujang kinerja dari Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga, diataranya

    sebagai berikut:

    1) Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penujang kinerja

    pada Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga. Sumber daya manusia

    meliputi pelaksanaan untuk mewujudkan penataan RTH dikota Salatiga

    dalam hal ini dilakukan oleh tenaga kerja Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga. Jumlah tenaga kerja Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga

    adalah berjumlah 367 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil

    (PNS) berjumlah 153 orang, Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah

    196 orang dan Honorer berjumlah 18 orang. Khusus pada bagian Seksi

    Pertamanan dan Konservasi berjumlah ±60 orang.

    Latar belakang pendidikan tenaga kerja PNS pada Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga ada berbagai macam, misalnya Sarjana Teknik

    (ST), Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), Sarjana Sosial (S.Sos),

    Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Pertanian (SP), dan sebagainya.

    Sedangkan latar belakang tenaga kerja THL dan Honorer pada Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah

    Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan

    beberapa Sarjana. Jumlah sarjana di Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga berjumlah ±153 orang sisanya SD, SMP dan SMA di Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga berjumlah ±214 orang. Hanya saja

  • 58

    yang membedakan adalah perekrutan tenaga kerja pada THL langsung

    oleh Dinas Lingkungan kota Salatiga sendiri diangkat melalui Surat

    Keputusan (SK) Kepala Dinas Lingkungan Hidup. Sedangkan Honorer

    diangkat melalui SK Walikota Salatiga.23

    2) Pendanaan

    Ketersediaan dana yang memadai untuk pembiayaan RTH publik

    adalah penting untuk pelaksanaan pengadaan pembangunan dan

    pemeliharaan RTH publik. Ada 3 (tiga) pendapatan dana untuk

    menunjang kinerja Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga tersebut

    yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat II (kabupaten/kota),

    dan merekrut Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung

    jawab sosial perusahaan.

    Penggunaan dana APBN dikelola Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga untuk membangun RTH publik sebagai contoh pembangunan

    taman Tingkir dan taman kota Salatiga di Bendosari.24

    Pada tahun 2018 dana yang diterima Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga untuk menunjang RTH publik berkisar Rp 1.105.000.000,-

    (satu milyar seratus lima juta) dari dana APBD tingkat II Salatiga,

    penggunaan dana ini termasuk pengadaan pembangunan dan

    pemeliharaan RTH publik. Dengan luas wilayah Salatiga adalah

    23 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Handayani Osimiyati selaku Kepala Subbagian Umum dan

    Kepegawaian di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018. 24 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 59

    5.678.110 hektar, saat ini RTH publik ±5,66% dari luas wilayah atau

    kurang lebih seluas 321,381026 hektar. Yang artinya jumlah dana

    diterima Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga sebesar Rp

    1.105.000.000,- untuk menunjang RTH publik ±5,66% dari luas

    wilayah atau kurang lebih seluas 321,381026 hektar. Berikut rincian

    dana penggunaan tersebut:25

    1. Pemeliharaan rutin taman di kota Salatiga sejumlah Rp

    200.000.000,- (dua ratus juta);

    2. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan sejumlah Rp 200.000.000,-

    (dua ratus juta);

    3. Penataan / pembangunan RTH publik RP 705.000.000,- (tujuh

    ratus lima juta).

    Memaksimalkan penggunaan dana CSR perusahaan. Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga melakukan kerjasama dengan perusahaan untuk

    pengelolaan lingkungan hidup. Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga

    membuat perincian dana yang dibutuhkan untuk menunjang penataan

    RTH, perusahaan tersebut melakukan penyediaan barang dan Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga yang melakukan penanaman serta

    melakukan perawatan RTH publik. Kompensasi atas kerjasama ini yang

    di dapat perusahan adalah menampilkan nama perusahaan tersebut dan

    dibebaskan pajak reklame.26 Lihat pada Lampiran 1.

    25 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018. 26 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 60

    3) Sarana dan Prasarana

    Dalam rangka penyediaan sarana dan layanan prasarana yang

    berkualitas, Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan berbagai

    upaya rehabilitasi kapasitas layanan infrastruktur yang rusak dan

    peningkatan kapasitas layanan melalui pembangunan baru. Sebagai

    contoh Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan penyulaman

    tanaman hias pada taman, pengadaan tanaman penghijauan, alat

    kebersihan untuk perawatan taman, perawatan fasilitas RTH publik.27

    5. Upaya Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga dalam

    Mewujudkan Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Salatiga

    Hasil penelitian menyatakan bahwa dengan adanya Undang-

    Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-

    Undang 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka menjadi tanggung

    jawab Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga sebagai Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (SKPD) dalam mewujudkan RTH di kota Salatiga.

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga memiliki kewenangan untuk

    mengelola RTH berdasarkan dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 4

    Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun

    2010 - 2030.

    27 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 61

    Wewenang pemerintah daerah yang dimaksudkan dalam hal ini

    adalah wewenang Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga dalam

    pelaksanan penataan ruang wilayah kota meliputi:28

    d. Perencanaan tata ruang wilayah kota;

    e. Pemanfaatan ruang wilayah kota;

    f. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan upaya

    perwujudan kota hijau melalui tercapainya pengelolaan RTH sesuai

    dengan Perda RTRW kota Salatiga Tahun 2010 - 2030, antara lain:

    1. Perencanaan

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga menyusun rancangan

    kebijakan bidang lingkungan hidup dan menyusun dokumen

    perencanaan kegiatan penataan RTH, hal ini dilakukan berdasarkan

    Peraturan Daerah Salatiga No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005 -

    2025 jo. Peraturan Daerah Salatiga No. 1 Tahun 2012 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga

    Tahun 2011 - 2016, “Jangka waktu RTRW Kota Salatiga adalah 20

    (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima)

    tahun dalam melaksanakan pembangunan.” Sebagai contoh adanya

    perencanaan tersebut dituangkan ke dalam master plan dan site plan

    misalnya master plan Taman Kota Salatiga pada tahun 2012, site plan

    28 Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

  • 62

    Taman Tingkir pada tahun 2014, site plan Taman Cerdas Soka pada

    tahun 2016 dan site plan Alun-Alun Pancasila pada tahun 2017.

    2. Pelaksanaan

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan pelaksanaan

    penataan RTH dengan cara me-monitoring RTH yang ada di Salatiga,

    melakukan perbaikan RTH publik pada taman-taman di kota Salatiga,

    dll. Pelaksanaan ini bekerjasama dengan masyarakat untuk membantu

    penataan RTH di kota Salatiga. Sebagai contoh Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga melakukan sosialisasi untuk meningkatkan peran

    serta masyarakat. Sosialisasi dilakukan dengan menggunakan media

    massa. Sebagai contoh melalui siaran televisi, radio, surat kabar,

    majalah, dan internet website. Berkaitan dengan sosialisasi melalui

    siaran televisi, pernah diliput dalam TVRI Semarang dan TATV Solo.

    Siaran televisi dan radio disiarkan setahun sekali di Salatiga, terakhir

    disiarkan pada sekitar bulan September 2017. Untuk surat kabar

    online dimuat pada “Jateng.tribunnews.com”. Pada majalah “Hati

    Beriman” juga pernah dimuat mengenai RTH Salatiga sebulan sekali

    namun tidak selalu memuat RTH. Dan internet website sebagai bentuk

    sosialisasi kepada masyarakat dengan menggunakan website

    pemerintah kota “Salatigakota.go.id” dalam bentuk tanya jawab

    kepada masyarakat. Mengikuti perkembangan zaman, Facebook (FB)

    “Kabar Salatiga (Menjumlah Bukan Memecah)” dapat dijadikan alat

    melakukan sosialisai kepada masyarakat. Sosialisasi ini berkerjasama

  • 63

    dengan Humas Pemkot Salatiga. Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga mengundang wartawan untuk meliput kegiatan penanaman

    pohon sebagai bentuk penataan RTH kota Salatiga dan dimuat pada

    surat kabar / koran di Salatiga.29

    3. Pengendalian

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakuan pengendalian

    sebagai bentuk tugas dan tanggung jawabnya dengan cara melakukan

    pengawasan serta me-monitoring RTH. Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga melakukan pengawasan pada setiap RTH di kota Salatiga.

    Sebagai contoh pengawasan pada taman-taman kota, melaksanakan

    pengelolaan taman hutan raya kota, pengendalian pelayanan publik,

    pengendalian penggunaan lahan, dan penambahan ruang-ruang

    terbuka hijau di Salatiga.30

    4. Evaluasi

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan evaluasi setiap hari

    (pagi dan siang hari) untuk kegiatan selama satu hari dan seminggu

    sekali untuk evaluasi tenaga kerja di Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga. Untuk evaluasi terhadap RTH, Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga melakukan monitoring ke setiap RTH di kota Salatiga. Selain

    itu ada pula evaluasi bersama Dinas lain berkaitan dengan

    pembangunan yang ada di kota Salatiga, Dinas Lingkungan Hidup

    29 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018. 30 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018.

  • 64

    kota Salatiga berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan

    Penataan Ruang (PUPR) kota Salatiga dan Dinas Penanaman Modal

    dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Penentuan

    penggunaan luasan tanah yang akan dijadikan pembangunan

    dilakukan oleh Dinas PUPR kota Salatiga dibidang Tata Ruang. Dinas

    PUPR kota Salatiga menentukan minimal untuk open space adalah

    20% dari luas wilayah yang akan dibangun. Sebagai contoh perizinan

    pembangunan perumahan perlu diadakan rapat bersama Bapedda

    Salatiga, Dinas PUPR kota Salatiga, Dinas Perindustrian dan Tenaga

    Kerja kota Salatiga, Kelurahan serta Kecamatan. Rapat tersebut

    berdasarkan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

    Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dimana dalam

    salah satu pasal “bangunan fisik maksimal berapa persen, sisanya

    open space.”31

    Upaya yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup kota salatiga dengan

    cara pengontrolan lahan-lahan privat yang akan mengurangi RTH

    privat yang ada. Upaya yang dilakukan dengan cara pemantauan dan

    menghitung kembali RTH privat setiap tahunnya. Strategi untuk alih

    fungsi lahan RTH privat menjadi pembangunan adalah upaya Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga menegaskan jika ada pengajuan izin

    pembangunan baru kepada investor.

    31 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 65

    Sebagai bentuk upaya peningkatan kualitas RTH publik, Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga membuat Masterplan dan Siteplan yang

    tergambar di dalam peta lokasi Salatiga, dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 3.1

    Peta Lokasi Taman Kota di Kota Salatiga

    Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Berdasarkan gambar tersebut, luas Taman Kota Salatiga seluas

    ±3,7 hektar. Upaya Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan

    monitoring pemeliharaan dan mengevaluasi tahap-tahapan pembangunan

    sesuai dengan master plan peta lokasi Taman Kota di kota Salatiga agar

  • 66

    dapat menjadi pedoman langkah menempuh tahapan selanjutnya dalam

    proses atau pengembangan suatu wilayah.

    Gambar 3.2

    Peta Lokasi Alun-Alun Pancasila

    Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Berdasarkan gambar tersebut, luas alun-alun Pancasila seluas

    ±1,150 hektar. Kegiatan ini di dasari dengan melakukan revitalisasi pada

    alun-alun tersebut. Upaya Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga

    melakukan perawatan, pemeliharaan dan pengendalian RTH publik agar

    lebih tertata sesuai dengan site plan peta lokasi alun-alun Pancasila di kota

    Salatiga.

  • 67

    Gambar 3.3

    Peta Lokasi Taman Tingkir Salatiga

    Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga

    Berdasarkan gambar tersebut, luas taman Tingkir Salatiga seluas

    ±1,100 hektar. Kegiatan ini di dasari dengan implementasi taman kota

    hijau di kota Salatiga pada taman Tingkir tersebut. Upaya Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan perawatan, pemeliharaan dan

    pengendalian RTH publik agar lebih tertata sesuai dengan site plan peta

    lokasi taman Tingkir Salatiga.

  • 68

    B. Analisis

    Setelah penulis menguraikan hasil dari penelitian di Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga mengenai peran Dinas Lingkungan Hidup

    kota Salatiga dalam mewujudkan penataan ruang terbuka hijau, maka

    selanjutnya dalam sub bab ini penulis akan menganalisis terhadap peran

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga dalam mewujudkan penataan ruang

    terbuka hijau di kota Salatiga.

    Sebagaimana penulis menguraikan di muka bahwa di kota Salatiga

    mengalami kekurangan ruang terbuka hijau, dengan berkurangnya ruang

    terbuka hijau dapat menimbulkan problematika berdasarkan dari arti

    penting ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan.

    Berdasarkan ketentuan Pasal 29 Undang-Undang No. 26 Tahun

    2007 tentang Penataan Ruang secara tegas menyebutkan bahwa, “Proporsi

    ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas

    wilayah kota dengan komposisi 20% RTH publik dan 10% RTH privat.”

    Namun pada saat ini dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah

    kota, RTH di kota Salatiga hanya dapat memenuhi 15,6% dari luas

    wilayah kota. Meliputi RTH publik ±5,66% dan RTH privat ±10,01% dari

    luas wilayah.

    Setelah penulis melakukan penelitian dilapangan, penulis

    menemukan faktor-faktor penyebab kurang maksimalnya peran Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga dalam mewujudkan ruang terbuka hijau

    di kota Salatiga, antara lain:

  • 69

    1. Sumber daya manusia

    Dengan berbedanya latar belakang pendidikan pada tenaga kerja

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga yang sudah dikemukakan oleh

    penulis pada hasil penelitian, menunjukan bahwa kurangnya

    pemahaman tentang lingkungan hidup. Sebagai contoh latar belakang

    pendidikan pada tenaga kerja PNS Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga adalah Ibu Sri Handayani Osimiyati, S.Pd., M.Pd selaku

    Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian berlatar belakang

    pendidikan Sarjana Pendididkan, Bapak Supriyono, S.Sos selaku

    Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup berlatar belakang

    pendidikan Sarjana Sosial, dan Bapak Mukmin, S.E selaku Kepala

    Seksi Pengelolaan Kebersihan berlatar belakang Sarjana Ekonomi.

    Selain latar belakang pendidikan, adanya latar belakang pekerjaan

    pada tenaga kerja Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga sebagai

    contoh latar belakang PNS beberapa ada yang dari Dinas Kesehatan

    Kota (DKK), Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

    Ruang (PUPR), Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan

    Penanaman Modal (BPPTP dan PM), Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah (Bappeda), dan lain-lain.32 Hal ini disebabkan

    oleh adanya mutasi pekerjaan pada PNS struktural misalnya seperti:

    Kepala Dinas, Kepala Seksi dan Kepala Bidang. Mutasi pekerjaan ini

    32 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Handayani Osimiyati selaku Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 70

    tergantung pada kekosongan jabatan atau kebijakan dari Walikota

    Salatiga.33

    Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda ini, Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga tidak melakukan pembinaan pada

    semua tenaga kerja tersebut baik tenaga kerja PNS, honorer dan THL

    dikarenakan tidak adanya anggaran untuk memfasilitasi pembinaan

    tersebut. Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga merasa sudah cukup

    untuk mengetahui pemahaman tentang lingkungan hidup melalui

    Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dimana mempunyai kewenangan

    dari Badan Kepegawaian, Pendididkan dan Pelatihan Daerah

    (Bkdiklatda) kota Salatiga yang menangani kepegawaian. Sedangkan

    tenaga kerja honorer dan THL sudah dilakukannya tes tertulis dan

    wawancara untuk melihat kemampuannya dalam pemahaman tentang

    lingkungan hidup.

    Keterbatasan kemampuan SDM yang dimana tidak semua tenaga kerja

    di Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga memahami pengetahuan

    tentang lingkungan hidup, sehingga melakukan pembelajaran sendiri /

    otodidak dan menanyakan kepada pemimpin yang terdahulu.

    Menurut aturan ASN untuk kriteria tersebut tidak berlaku, untuk itu

    Pemerintah sendiri dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    33 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 71

    Nomor 25 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana bagi

    Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah mengatur

    untuk spesifikasi dan latar belakang pendidikan seperti apa. Sebagai

    contoh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    seharusnya berlatar belakang Sarjana Ekonomi dan Dinas Lingkungan

    Hidup seharusnya berlatar belakang Sarjana Hukum. Namun pada

    kenyataannya penerapan tersebut belum terlaksana.

    Untuk pekerja lapangan sendiri Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga dirasa masih kekurangan tenaga kerja. Sebagai contoh jumlah

    tenaga kerja pada bagian Seksi Pertamanan dan Konservasi berjumlah

    ±60 orang, namun jumlah tersebut masih jauh dari ideal yang

    seharusnya dibutuhkan sekitar ±80 orang. Strategi yang dilakukan

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut adalah dengan mempekerjakan tenaga kerja outsourcing

    untuk mengelola taman dan merawat taman.34

    2. Pendanaan

    Pada tahun 2018 dana yang diterima Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga untuk menunjang RTH publik berkisar Rp 1.105.000.000,-

    (satu milyar seratus lima juta) dari dana APBD tingkat II Salatiga.

    Namun dana yang dibutuhkan untuk pemenuhan RTH publik di kota

    Salatiga masih kurang. Untuk membangun dan peningkatan kualitas

    RTH publik, RTH publik ±14,34% dari luas wilayah atau kurang lebih

    34 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018.

  • 72

    seluas 814,240974 hektar, dana yang seharusnya dibutuhkan Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga berkisar Rp 61.000.000.000,- (enam

    puluh satu milyar). Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk perawatan

    dan pemeliharaan RTH publik ±5,66% dari luas wilayah atau kurang

    lebih seluas 321,381026 hektar berkisar Rp 21.000.000.000 (dua

    puluh satu milyar) termasuk di dalamnya ada tenaga kerja,

    penyulaman tanaman, pembangunan prasarana RTH, dan lain-lain.

    Jadi dana yang idealnya diterima Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga adalah Rp 61.000.000.000,- + Rp 21.000.000.000,- = Rp

    82.000.000.000,- (delapan puluh dua milyar) di lihat dari pemenuhan

    RTH 20% dari luas wilayah kota, perhitungan tersebut berdasarkan

    rancangan dana awal tahun untuk melakukan kegiatan pemenuhan

    RTH berdasarkan penggunaan APBD tingkat II yang dibutuhkan oleh

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga.

    Oleh karena kurangnya dana, ada penambahan dana APBD tingkat II

    pada tahun 2018 bertambah sejumlah Rp 2.375.000.000 (dua milyar

    tiga ratus tujuh puluh lima). Dana tersebut diajukan ke Walikota

    Salatiga namun belum disetujui atau belum adanya pengesahan

    anggaran dikarenakan harus melakukan penelitian Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran (DPA) terlebih dahulu. Peruntukan dana

    tersebut untuk membangun RTH publik baru.

    Jadi jumlah satu tahun pada tahun 2018 yang di dapat DLH untuk

    penggunaan dana RTH publik berkisar Rp 1.105.000.000,- + Rp

  • 73

    2.375.000.000 = Rp 3.480.000.000,- (tiga milyar empat ratus delapan

    puluh). Penggunaan dana Rp 2.375.000.000,- (dua milyar tiga ratus

    tujuh puluh lima) termasuk untuk jasa outsourcing perawatan taman,

    pembangunan taman (baru hanya penyusunan desain), pembangunan

    patung pada Taman Kota di Bendosari, pembangunan tempat

    Pedagang Kaki Lima (PKL) dijalan untuk taman agar lebih teratur,

    perbaikan kolam air mancur, serta pembangunan green house / rumah

    pembibitan.

    Untuk penggunaan dana Rp 1.105.000.000,- (satu milyar seratus lima

    juta) baru dilakukan sekitar 80% dikarenakan sisa dana sekitar 20%

    baru akan dikelola / dilaksanakan, sedangkan Rp 2.375.000.000,- (dua

    milyar tiga ratus tujuh puluh lima) menunggu pengesahan dari

    Walikota Salatiga.

    Strategi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga adalah

    dengan menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun

    Berkenaan (SILPA) dan memaksimalkan penggunaan dana CSR

    perusahaan. Namun penggunaan dana CSR perusahaan ini tidak harus

    dilakukan atau Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga tidak

    mewajibkan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial

    perusahaan. Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga hanya

    menawarkan kepada perusahaan untuk diajak kerjasama.35

    3. Sarana dan Prasarana

    35 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 74

    Sarana dan Prasarana penunjang kinerja Dinas Lingkungan Hidup

    kota Salatiga untuk pemenuhan RTH publik dirasa masih kurang

    dikarenakan keterbatasan dana APBD tingkat II. Sebagai contoh

    sarana yang dibutuhkan mobil pemotong pohon, armada untuk

    pengangkutan perawatan tanaman, mobil tangki penyiraman, fasilitas

    tandon air, instalasi kegiatan untuk menyiram, armada pengangkut

    sampah, dan lain-lain. Strategi yang dilakukan Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga adalah dengan meminjam mobil Penerangan Jalan

    Umum (PJU) pada Seksi Penerangan Jalan Umum untuk memotong /

    memangkas pohon sebagai bentuk perawatan RTH publik pada taman

    atau hutan kota.36

    4. Sosialisasi

    Sosialisasi sudah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga seperti yang sudah dikemukakan oleh penulis pada hasil

    penelitian. Namun Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga hanya berupa sosialisasi melalui media massa dan

    beberapa sosialisasi tersebut hanya berupa kerjasama dengan Humas

    Pemkot Salatiga / tidak langsung. Salah satu faktor tidak dilakukan

    sosialisasi selain menggunakan media massa dikarenakan kurangnya

    dana APBD tingkat II. Sebagai contoh sosialisasi dengan

    menggunakan cara-cara lain seperti penyuluhan, kampanye, spanduk,

    cetak (brosur dan pamflet), pemberitahuan mengenai RTH di kota

    36 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 75

    Salatiga melalui mulut ke mulut, dan lain-lain. Sosialisasi ini

    dilakukan sebagai suatu bentuk membangkitkan pemahaman dan

    meningkatkan peran serta masyarakat kota Salatiga. Masyarakat juga

    ikut berpartisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Namun

    kurangnya partisipasi masyarakat dapat mengakibatkan terjadinya

    penurunan kualitas RTH yang ada dikarenakan tingkah laku

    masyarakat, misalnya merusak taman, merusak fasilitas taman,

    menebang pepohonan, dan lain-lain.37

    5. Pengawasan RTH Publik

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga sudah melakukan pengawasan

    pada setiap RTH dikota Salatiga. Namun pengawasan tersebut dirasa

    masih kurang dikarenakan kurangnya tenaga kerja di Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga. Pengawasan tersebut berupa

    pengawasan pada daerah hutan kota, taman-taman, fasilitas RTH

    publik, dan lain-lain. Jika ada kerusakan pada daerah taman atau

    fasilitas RTH, Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga sendiri yang

    turun tangan untuk melakukan perbaikan fasilitas RTH tersebut.

    Namun kerusakan tersebut ada beberapa faktor, misalnya mengadakan

    event di lapangan Pancasila yang dapat merusak fasilitas disekitar

    tersebut Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga langsung meminta

    ganti kerugian. Jika mengadakan event biasanya ada perjanjian

    37 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018.

  • 76

    terlebih dahulu itu adalah suatu bentuk dari monitoring / pengawasan

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga terhadap fasilitas RTH publik.

    Fasilitas RTH publik yang rusak dan Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga tidak mengetahui siapa pelaku tersebut, maka Dinas

    Lingkungan Hidup kota Salatiga sendiri yang melakukan perawatan

    serta perbaikan terhadap fasilitas tersebut.

    Strategi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga adalah

    bekerja sama dengan pihak kepolisian bagian (polantas) misalnya ada

    fasilitas RTH yang tertabrak mobil (kecelakan lalu lintas) biasanya

    yang aktif / melaporkan dari polantas kepada Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga bahwa ada fasilitas taman yang rusak, biasanya

    pihak kepolisian meminta surat dari Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga apakah sudah diperbaiki oleh individu tersebut apa belum jika

    belum Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor

    Keterangan (STNK) masih ditahan oleh pihak polantas tersebut.38

    6. Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota

    Salatiga dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

    Pintu.

    Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga berkoordinasi dengan Dinas

    Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kota Salatiga dan

    Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    (DPMPTSP) berkaitan dengan pembangunan misalnya pembangunan

    38 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 9 Agustus 2018.

  • 77

    perumahan, pertokoan, dan industri di kota Salatiga. Namun

    koordinasi yang dilakukan tersebut dianggap masih kurang sehingga

    penentuan minimal open space sebesar 20% dari luas wilayah yang

    akan dijadikan pembangunan tersebut, namun sekitar 2 (dua) tahun

    kemudian malah mengurangi RTH privat dan menambah

    pembangunan dari 20% yang sudah ditentukan sebagai open space.

    Peran Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga tersebut seharusnya

    melakukan monitoring secara terus menerus / konsisten terhadap

    penambahan pembangunan dari 20% open space yang ditentukan

    sebagai RTH privat bekerjasama dengan Dinas PUPR kota Salatiga.

    Tetapi pada saat ini Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga belum

    melakukan hal tersebut, salah satu faktornya dikarenakan kurangnya

    tenaga kerja lapangan yang melakukan pengawasan tempat tersebut.

    Kurangnya koordinasi antara Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga

    dengan Dinas PUPR kota Salatiga berkaitan dengan kekonsistenan

    20% open space, seharusnya Dinas PUPR kota Salatiga menegaskan

    kembali kekonsistenan 20% open space dikarenakan Dinas PUPR

    kota Salatiga yang mempunyai hak dan menetukan lahan mana yang

    dapat dijadikan bangunan, lahan mana open space. Dinas Lingkungan

    Hidup kota Salatiga hanya sebagai pertimbangan kepada Dinas PUPR

    kota Salatiga.39

    39 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018.

  • 78

    Untuk pemenuhan RTH publik 20% dari luas wilayah kota. Salah

    satu upaya Dinas Lingkungan Hidup kota Salatiga melakukan

    pengembangan RTH publik, sebagai contoh Dinas Lingkungan Hidup kota

    Salatiga membuat rencana site plan Detailed Engineering Design (DED)

    Taman Cerdas Soka Kota Salatiga dengan lokasi eks. Terminal Soka

    Salatiga. Luas Taman Cerdas Soka Kota Salatiga seluas ±1 hektar dan

    akan dibangun sekitar tahun 2019 atau 2020.40 Lihat pada Lampiran 2.

    Pengembagan RTH di kota Salatiga melalui pembangunan RTH

    memberikan dampak dalam menjaga fungsi ekologis, sosial, budaya,

    ekonomi, dan fungsi estetika yang masing-masing fungsi saling

    melengkapi satu dengan yang lainnya. RTH menjadi salah satu elemen

    penting menuju kota hijau yang dapat mencegah terjadinya penurunan

    kualitas udara maupun meningkatnya emisi gas dari kendaraan, dan

    industri, serta meningkatkan nilai estetika kota dan dapat menjadi sarana

    rekreasi, interaksi yang akan meningkatkan kualitas kehidupan

    masyarakat.

    40 Hasil wawancara dengan Bpk. Riawan Widyatmoko selaku Kepala Seksi Pertamanan dan

    Konservasi di Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Salatiga, 1 Agustus 2018.