BAB III (FT.D)
-
Upload
rismansyah-rizqian-sundawa -
Category
Documents
-
view
227 -
download
11
description
Transcript of BAB III (FT.D)
BAB III
FORMULIR FISIOTERAPI
Nama Fisioterapi : M Safarudin, AMF Peminatan : Kardiorespirasi
Nama Dokter : Dr. dr. Nury N, SpKFR-K Ruangan : Poli
Nomor Register : 387-43-72 Tanggal Pemeriksaan : 5 November 2014
I. PENGUMPULAN DATA IDENTITAS PASIEN (S)
Nama Jelas : Ny. Sumarni
Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 9 Juni 1964 (50th)
Alamat : Cinere, Pamulang
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hobi : Memasak
Diagnosis Medik : Disfonia, Low Endurance dan Retensi Sputum et causa
karsinoma sel skuamosa
II. PENGUMPULAN DATA RIWAYAT PENYAKIT (S)
KU : Suara serakdan batuk berdahak
RPS :
Sejak pertengahan 2013, OS mengeluh agak sulit menelan. Kemudian OS memeriksakan
diri ke dokter umum di RS Pamulang dan di beri obat radang. Namun tidak ada
perubahan sampai obat habis. Lalu OS memeriksakan diri ke THT RS Pamulang dan di
diagnosa ada tumor pada pangkal lidah dan di sarankan operasi. Namun os menolak
karena tidak yakin.
Kemudian OS pergi ke Puskesmas di Karet dan di rujuk ke RS Tarakan untuk
pemeriksaan yang lebih lengkap. Karena keterbatasan alat, OS di rujuk ke RSCM. Di
Poli THT RSCM, OS di biopsi dengan hasil terdapat tumor di pangkal lidah. Lalu OS
disinar 35 kali (setelah disinar yang ke-11 kali OS merasa semakin sulit menelan) dan
kemoterapi 5 kali hingga akhir tahun 2013 dan tumor tersebut hilang.
Januari 2014 OS mengeluh sesak dan kesulitan bernapas, OS memeriksakan diri ke
dokter THT RSCM dan OS disarankan untuk trakeostomi.Lalu, OS melakukan
trakeostomi di RSCM dan dipasangkan canule putih. Semenjak itu, OS sudah tidak
sesak namun suara OS menjadi sangat kecil dan serak. Setelah itu, OS batuk berdahak.
April 2014, OS di rujuk ke Fisioterapi RSCM karena batuk dan dahak yang banyak.
Mei 2014, trakeostomi ditutup rapat.
Juli 2014, OS mengeluh sesak kembali, lalu trakeostomi kembali di buka.
September 2014 hingga sekarang, canule di tutup kembali. Setelah beberapa kali terapi,
perubahan yang di rasakan adalah batuk dan dahak berkurang serta suara semakin jelas.
RPD : Diabetes Mellitus (DM) sejak 6 tahun yang lalu (terkontrol)
RPK : DM dari Ibu kandung OS, tidak ada penyakit tumor di keluarga selain OS
RPsi : Pasien ibu rumah tangga mempunyai suami dan anak yang belum menikah.
III. PEMERIKSAAN (O)
1. Pemeriksaan Umum
Cara datang Mandiri Nadi 85 kali/menit
Kesadaran Compos Mentis RR 17 kali/menit
Koperatif/Tidak koperatif Status GiziNormal
Tensi 102/70 mmHg Suhu Afebris
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
- Postur
tampak depan : Shoulder simetris
Tidak protraksi shoulder
Arm space dextra sama dengan sinistra
tampak belakang : Aligment vertebra midline
SIAS simetris
- Postur tampak samping : Tidak ada forward head
Kurva vertebra normal
- Wajah tidak pucat
- Conjungtiva tidak anemis
- Tidak ada pergerakan cuping hidung
- Batuk kuat, tajam, ganda
- Sputum putih, encer dan sedikit
- Terpasang canule trakeostomi berwarna putih yang ditutupi plester
- Bentuk dada normal
- Tidak ada gerak otot bantu pernapasan
- Tidak ada clubbing finger
- Tidak ada sianosis pada bibir dan kuku
Palpasi
- Tidak ada spasme otot bantu pernafasan
- Tidak ada nyeri teka pada otot bantu pernafasan
- Fremitus terdapat getaran yang sama dari atas sampai ke bawah
- Gerak pengembangan dada upper simetris, middle simetris, dan lower simetris
- Gerak napas abdominal
Move
- Ekspansi toraks
Upper : 3 cm
Middle : 2 cm
Lower : 4 cm
- Tidak ada nyeri gerak otot bantu pernafasan
Auskultasi
- Terdapat wheezing saat inspirasi di lobus anterior inferiordan posterior inferior
sinistra
IV. PENGUMPULAN DATA TERTULIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal pemeriksaan : 28 Mei 2014
Jenis pemeriksaan : Radiologi
Kesimpulan : infiltrate di apeks kedua paru, suspek TB paru, DD/ pneuomonitis
radiasi. Tidak tampak tanda nodul metastasis di kedua paru. Tak tampak kelainan radiologis
pada jantung. Canule trakeostomi dengan tip +/- 3 cm di atas karina
Tanggal pemeriksaan : 11 Juni 2014
Jenis pemeriksaan : FEES
Kesimpulan : Disfagia neurogenik fase oral dan faring dengan adanya residu
pada valekula, post cricoids, dan sinus pinformis yang dapat menghilang dengan gerakan
menelan berulang minimal 4 kali dan di bantu dengan menelan air.
Terdapat resiko penetrasi tanpa aspirasi makanan ke jalan nafas.
Tanggal pemeriksaan : 02 Juli 2014
Jenis pemeriksaan : Radiologi
Kesimpulan : dibandingkan dengan CT scan tanggal 20 Mei 2014 saat ini:
karsinoma sel skuamosa tonsil pasca kemoradiasi, saat ini masa orofaring relatif stqa. Masa
di supraglotis sampai glottis stqa. Limfa denopati coli dan submandibula stqa. Terpasang
canule trakeostomi dengan stoma setinggi C5-C6
Tanggal pemeriksaan : 29 september 2014
Jenis pemeriksaan : Radiologi
Kesimpulan : infiltrate di apical kedua paru DD/ pneumonitis pasca radiasi, TB
paru dibandingkan radiografi thorax tanggal 28 Mei 2014: infiltrate apical paru kiri
berkurang. Kedudukan trakeostomi stqa
URUTAN MASALAH FISIOTERAPI BERDASARKAN PRIORITAS
- Retensi sputum
- Penurunan expansi thorax middle dan lower
V. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Impairment : Retensi sputum
Penurunan expansi thorax
Fungsional Limitasi : Belum mampu berjalan jauh
Belum mampu bicara jelas
Partisipasi Restriksi : Kesulitan berkomunikasi
V. PROGRAM PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Pengumpulan data program fisioterapi dari dokter Rehabilitasi Medik
Tanggal pemeriksaan : 5 November 2014
Dokter : Dr. dr. Nury N, SpKFR-K
FT : Inhalasi Ventolin : NaCl = 1 : 1
Breathing exercise
Chest PT
2. Tujuan
a. Tujuan Jangka Pendek
1. Mengurangi retensi sputum
2. Meningkatkan expansi thorax middle dan lower
3. Meningkatkan endurance
b. Tujuan Jangka Panjang
1. Mengoptimalkan fungsional respirasi
2. Mampu berjalan jauh tanpa keluhan
3. Metode Pemberian Fisioterapi
NO. JENIS METODA DOSIS KET
1. Modalitas Nebulizer Ventolin : NaCl
1ampul : 2,5 cc
3 kali/minggu
Bronnkodilator
2. Chest mobility Upper, middle
and lower
expansion
8-10 kali gerakan
3 kali/hari
Meningkatkan
expansi thorax
3. Edukasi Batuk
Efektif
Huffing
Coughing
3 kali/hari Batuk efektif
4. Uraian Tindakan Fisioterapi
a) Nebulizer
Persiapan alat : pastikan kabel tidak terkrlupas, alat tidak rusak dan kabel terpasang pada
steker. Siapkan selang dan masker serta obat (Ventolin : NaCl | 1ampul :
2,5 cc) masukan pada tabung inhalasi.
Posisi Os : halflying pada bed
Posisi terapis : di samping Os
Aplikasi : pastikan Os dalam posisi nyaman dan rileks, pasangkan alat pada Os dan
nyalakan alat. Beritahu kepada Os jika merasa tidak nyaman agar memberi
tahu terapis
b) Chest mobility
Posisi Os : duduk di tepi bed an tidur terlentang di bed
Posisi terapis : di samping kanan Os
Aplikasi :
Memutar siku ( elbow circling )
Posisi duduk instruksikan kepada Os untuk Ujung Jari-jari tangan pasien menyetuh
bahu nya, gerakan memutar siku kedepan lalu keatas sambil tarik napas kemudian ke
kebelakang dan kebawah sambil hembus napas dan sebaliknya . Masing-masing
gerakan diulang 5 – 10 x ( toleransi )
Peregangan otot pectoralis ( stretching pectoralis muscles )
Posisi duduk kedua tangan di belakang kepala. Kepala tegak, lengan dibuka sambil
tarik napas dan stretching m. pectoralis Kembali ke posisi semula sambil hembuskan
napas Bisa dilakukan dengan posisi tidur terlentang. Gerakan diulang sebanyak 5-10
x ( toleransi )
Badan membungkuk ( forward bending )
Posisi pasien duduk . Pasien membungkukkan badan, tangan kebawah diantara kaki
sambil menghembuskan napas kemudian tegak kembali dengan mengangkat tangan
sambil tarik napas.Gerakan dilulang 5 – 10 x ( toleransi )
Badan kesamping ( side bending )
Posisi pasien duduk. Tangan kanan pasien memegang dada kirinya bagian bawah
badan dicondongkan kekiri sambil hembuskan napas , kembali tegak sambil tarik
napas. Tangan kiri pasien memegang dada kanannya bagian bawah. Badan
dicondongkan kekanan sambil hembuskan napas. Masing-masing gerakan diulang 5
– 10 x ( toleransi )
Badan memutar ( chest twist )
Posisi pasien duduk. Pasien memutar badannya kekiri sambil hembuskan
napasKemudian pasien tarik napasPutar badan kekanan sambil hembuskan napas.
Kemudian tarik napas. Masing-masing gerakan diulang 5 – 10 x ( toleransi )
Menggeser pantat kesamping ( pelvic side to side )
Posisi pasien crook lying.Pasien menggeser pantatnya kekiri sambil hembuskan
napasKemudian tarik napas pada posisi tersebut. Menggeser pantatnya kekanan
sambil hembuskan napas.Gerakan diulang masing –masing 5 – 10 x ( toleransi )
Memutar lutut ( knee rolling )
Posisi pasien crook lying. Pasien menggerakkan lututnya kekiri sambil hembuskan
napas. Kemudian tarik napas pada posisi tersebut. Menngerakkan lututnya kekanan
sambil hembuskan napas. Gerakkan diulang masing-masing 5 – 10 x ( toleransi
5. Program untuk di rumah
- Latihan batuk efektif untuk mengeluarkan dahak (ACBT)
- Melakukan latihan pengembangan dada yang telah di ajarkan (chest mobility)
- Jalan pagi-pagi untuk menjaga kebugaran
VI. EVALUASI
1. Evaluasi hasil terapi tanggal 5 November 2014
S = Sesak dan dahak berkurang
O = TD : 102/70 mmHg
HR : 85 kali/menit
RR : 17 kali/menit
SaO2: 95%
Batuk tidak efektif
Sputum putih, encer dan sedikit
Auskultasi ada wheezing saat inspirasi di lobus bawah depan dan belakang
Borg scale 0
Gerak nafas abdominal
Pengembangan thorax simetris
Expansi thorax 3-2-4
A = Gangguan fungsional respirasi karena retensi sputum, penurunan expansi
thorax dan batuk tidak efektif terkait disfonia dan low endurance
P = Mengurangi retensi sputum
Meningkatkan expansi thorax
Meningkatkan endurance
Batuk efektif
2. Evaluasi hasil terapi tanggal 10 November 2014
S = Sesak dan dahak berkurang
O = TD : 110/80 mmHg
HR : 85 kali/menit
RR : 17 kali/menit
SaO2: 98%
Batuk efektif
Sputum putih, encer dan sedikit
Auskultasi ada wheezing saat inspirasi di lobus bawah depan dan belakang
Borg scale 0
Gerak nafas abdominal
Pengembangan thorax simetris
Expansi thorax 3-2,5-4
A = Gangguan fungsional respirasi karena retensi sputum dan penurunan expansi
thorax terkait disfonia dan low endurance
P = Mengurangi retensi sputum
Meningkatkan expansi thorax
Meningkatkan endurance
3. Evaluasi hasil terapi tanggal 12 November 2014
S = Sesak dan dahak berkurang
O = TD : 110/70 mmHg
HR : 85 kali/menit
RR : 17 kali/menit
SaO2: 98%
Batuk efektif
Sputum putih, encer dan sedikit
Auskultasi ada wheezing saat inspirasi di lobus bawah depan dan belakang
Borg scale 0
Gerak nafas abdominal
Pengembangan thorax simetris
Expansi thorax 3-3-3
A = Gangguan fungsional respirasi karena retensi sputum, penurunan expansi thorax
dan batuk tidak efektif terkait disfonia dan low endurance
P = Mengurangi retensi sputum
Meningkatkan expansi thorax
Meningkatkan endurance
4. Evaluasi hasil terapi tanggal 17 November 2014
S = Sesak dan dahak berkurang
O = TD : 120/80 mmHg
HR : 82 kali/menit
RR : 18 kali/menit
SaO2: 98%
Batuk efektif
Sputum putih, encer dan sedikit
Auskultasi ada wheezing saat inspirasi di lobus bawah depan paru
Borg scale 0
Gerak nafas abdominal
Pengembangan thorax simetris
Expansi thorax 3-2,5-4
A = Gangguan fungsional respirasi karena retensi sputum dan penurunan expansi
thorax terkait disfonia dan low endurance
P = Mengurangi retensi sputum
Meningkatkan expansi thorax
Meningkatkan endurance
5. Evaluasi hasil terapi tanggal 17 November 2014 (PUNYA MIRA)
S = Sesak dan dahak berkurang
O = TD : 120/80 mmHg
HR : 86 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SaO2: 98%
Batuk efektif
Sputum putih, encer dan sedikit
Auskultasi ada wheezing saat inspirasi di apikal depan paru kanan
Borg scale 0
Gerak nafas thorakoabdominal
Pengembangan thorax simetris
Expansi thorax 3-2-4
A = Gangguan fungsional respirasi karena retensi sputum dan penurunan expansi
thorax terkait disfonia dan low endurance
P = Mengurangi retensi sputum
Meningkatkan expansi thorax
Meningkatkan endurance
6. Jadwal evaluasi ke dokter
Setelah 6 kali terapi
Resume Terapi Wicara
Kondisi OS umum saat ini sudah cukup baik, hanya suara masih terkesan serak
(hoarsness). OS banyak mengeluarkan dahak dan kondisi ini yang menyebebkan OS
mengalami gangguan menelan. Terakhir di terapi wicara OS sudah mampu minum jus pepaya
walau agak lambat. Begitu pada dengan minum air putih OS juga sudah mampu. OS masih
terdapat sedikit kelemahan di pergerakan oral motor / organ artikulasi seperti gerakan lidah ke
kiri dan ke kanan. Ketika diminta bunyi pa- ta- ka- OS juga terkesan tidak maksimal, OS
Cuma mampu +- 5 sampai 7 kali dalam 5 detik (normal 12 x dalam 5 detik)
Jakarta, 4 Desember 2014
Tertanda,
Eka Abdi Permana, Amd.TW