BAB III Evapro Ajeng
-
Upload
deby-purwanto -
Category
Documents
-
view
40 -
download
2
description
Transcript of BAB III Evapro Ajeng
III. METODE EVALUASI
A. Tolak Ukur Penilaian
Evaluasi dilakukan pada program KIA, subprogram BBLR yang ditangani
di Puskesmas Kemiling pada tahun 2012. Adapun sumber rujukan tolak
ukur penilaian yang digunakan adalah :
1. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2, Departemen Kesehatan RI,
Tahun 2004
2. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota, Kemenkes RI, 2008
3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA), Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Tahun 2010
4. Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri
Neonatal Esensial Dasar, Depkes RI, Tahun 2005
5. Modul (Buku Panduan Peserta) Manajemen BBLR untuk Bidan
dan Perawat, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Tahun 2011
B. Bahan Kerja
1. Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data yang digunakan merupakan data primer yang berasal dari
wawancara dengan petugas pelaksana program dan data sekunder
dari laporan pelaksanaan program KIA Puskesmas Kemiling
periode Januari 2012 – Desember 2012, serta data dasar Puskesmas
Kemiling, terutama data geografis, kependudukan, dan kesehatan.
b. Sumber data
Data primer diambil dari hasil wawancara dengan kepala
Puskesmas Kemiling dan koordinator pelaksana program KIA
Puskesmas Kemiling periode Januari 2012 – Desember 2012. Data
sekunder diambil dari laporan evaluasi tahunan program KIA
Puskesmas Kemiling periode Januari 2012 – Desember 2012.
c. Cara pengambilan data
Dilakukan dengan wawancara dengan kepala Puskesmas Kemiling
dan koordinator pelaksana program KIA Puskesmas Kemiling
periode Januari 2012 – Desember 2012.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan tabel-tabel yang
sudah dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan mekanik untuk
penghitungan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular, tabular, dan grafikal.
Interpretasi data dilakukan dengan bantuan kepustakaan.
4. Lokasi
Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Kemiling, Bandar
Lampung.
5. Waktu
Pengambilan data, pengumpulan, sampai evaluasi dilakukan pada
tanggal 29 Juli – 24 Agustus 2013.
C. Metode Evaluasi
1. Menetapkan indikator dan tolak ukur dari unsur keluaran
Langkah awal untuk menentukan adanya masalah dari pencapaian
hasil/keluaran adalah dengan menetapkan tolak ukur atau standar yang
ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari
Laporan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas Kemiling, Tahun 2012 dan Pedoman Kerja Puskesmas
Tahun 2004.
2. Menentukan satu tolak ukur yang akan digunakan
Dari beberapa tolak ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan
digunakan.
3. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur
keluaran
Bila terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah. Setelah
diketahui tolak ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil
pencapaian keluaran Puskesmas (output) dengan tolak ukur tersebut.
Bila pencapaian keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolak ukur,
maka ditetapkan sebagai masalah.
4. Menetapkan prioritas masalah
Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat diatasi
secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan Puskesmas.
Selain itu adanya kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan
satu dengan yang lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah
yang dianggap paling penting, maka masalah lainnya dapat teratasi
pula. Oleh sebab itu, ditetapkanlah prioritas masalah yang akan dicari
solusi untuk memecahkannya.
5. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan
Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan
tersebut, maka dibuatlah kerangka konsep masalah. Hal ini bertujuan
untuk menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah
diprioritaskan tadi yang berasal dari komponen sistem yang lainnya,
yaitu komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan
menggunakan kerangka konsep diharapkan semua faktor penyebab
masalah dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang
tertinggal.
6. Identifikasi penyebab masalah
Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep
selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah
dilakukan dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar
komponen-komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik
dengan pencapaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka
ditetapkan sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi.
7. Membuat alternatif pemecahan masalah
Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa
alternatif pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah
tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang
telah ditentukan. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan
memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.
8. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah
Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat,
maka akan dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing
penyebab masalah) yang dianggap paling baik dan memungkinkan.