BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota...
Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota...
38
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu
wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah
Kota Administrasi Jakarta Timur. Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta
Timur dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas,
Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung,
Pulogadung dan Matraman. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur
memiliki perbatasan sebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara
dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat),
sebelah selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat
dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
B. Kondisi Geografis
Kota administrasi Jakarta Timur merupakan bagian dari wilayah
provinsi DKI Jakarta yang terletak antara 106º49ʾ35ˮ Bujur Timur dan
06˚10ʾ37ˮ Lintang Selatan, dengan memiliki luas wilayah 187,75 Km², batas
wilayah sebagai berikut :
1. Utara : Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Pusat
2. Timur : Kotyamada Bekasi (Provinsi Jawa Barat)
3. Selatan : Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat)
4. Barat : Kotyamada Jakarta Selatan
39
PETA ADMINISTRATIF KOTA JAKARTA TIMUR
Sumber : Jakarta Timur dalam angka,2015
Kampung Pulo bertempat di Kecamatan Jatinegara, Kelurahan
Kampung Melayu, Jakarta Timur. Nama Kampung Pulo berasal dari bentuk
dataran ini ketika air sungai Ciliwung meningkat ada yang berbentuk pulau
kecil. Dataran Kampung Pulo cukup rendah dari jalan raya Jatinegara Barat.
Kampung Pulo merupakan kawasan permukiman yang padat dan berdiri di
tanah negara. Penduduk yang tinggal didalamnya rata – rata berpenghasilan
rendah, sehingga kualitas lingkungan semakin menurun. Saat ini semua
kawasan hunian dituntut untuk menjadi hunian yang berkelanjutan, dengan
luas area ± 8 Ha (sebagian besar berbatasan dengan sungai Ciliwung) dan
kondisi fisik Kampung Pulo-Jakarta Timur saat ini maka pemukiman
40
tersebut tidak dapat bersifat berkelanjutan. Cara untuk menjadikan Kampung
Pulo pemukiman yang berkelanjutan adalah dengan meremajakan kembali
pemukiman saat ini. Jumlah penduduk yang menempati Kampung Pulo pada
tahun 2010 diketahui sebanyak 10.022 jiwa dengan luas area ± 8 Ha, maka
didapat kepadatan per-Ha sekitar 1.317 jiwa/Ha. Kampung Pulo menjadi
kawasan yang amat padat setiap tahunnya karena ada saja pendatang baru
yang tinggal di sana.
Jika air sungai Ciliwung meningkat maka sebagian besar warga
Kampung Pulo yang ada di dataran rendah akan terkena banjir, namun warga
tetap memilih untuk tinggal di Kampung Pulo. Keinginan warga yang ingin
terus tinggal di Kampung Pulo tidak ditunjang dengan sikap mereka yang
merawat lingkungan, sehingga lingkungan tempat tinggal mereka menjadi
kumuh dan jorok. Kampung Pulo menyimpan potensi ekonomi dan sosial di
dalamnya sehingga potensial untuk menjadi sebuah kawasan permukiman
yang berkelanjutan. Namun karena kondisi saat ini yang padat dan kumuh
maka kawasan perlu tindakan Redevelopment, melalui perbaikan lingkungan
fisik.
41
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Kelurahan,Jumlah
RW dan RT di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur
Kecamatan Luas wilayah
(Km²)
Jumlah
Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT
Matraman 4,18 6 62 800
Pulo Gadung 15,02 7 91 1.021
Cakung 42,52 7 84 935
Jatinegara 11,34 8 90 1.141
Kramat Jati 12,97 7 65 651
Pasar Rebo 12,98 5 52 53
Duren Sawit 16,93 7 95 1.113
Makasar 21,97 5 53 569
Cirasas 16,39 5 49 593
Cipayung 28,46 8 56 494
Jakarta
Timur 182,87 65 697 7.830
Sumber : Biro Statistik Wilayah Kota administrasi Jakrta Timur Tahun
2008
Dari tabel diatas menunjukkan sebaran luas wialayah per kecamatan
yang ada di Kota Jakarta Timur. Cakung merupakan kecamatan dengan
wialayah terluas sedangkan kecamatan Matraman mempunyai luas wilayah
yang terkecil dibandingkan dengan 9 kecamatan lainnya.
Kondisi iklim suhu Udara minimum 21,4ºC terjadi dibulan februari
dan suhu udara maksimum sebesar 34,2ºC terjadi dibulan Oktober dengan
suhu udara rat-rata 27,3ºC. Tekanan udara sekitar 1011,5 mb dengan
kelembapan udara 78,9 persen dan rata-rata kecepatan angin 9,2 kot.
42
Kategori wilayah Jakarta Timur terdiri dari 95% daratan dan selebihnya
rawa atau persawahan dengan ketinggian rata-rata 50 m dari permukaan air
laut. Sebagai wilayah dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai,
tercatat lima sungai mengalir Kota Administrasi Jakarta Timur. Sungai-
sungai tersebut antara lain Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Kali Malang,
Kali Cipang, dan Cakung Drain dibagian utara wilayah ini. Sungai-sungai
tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu
menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir.
Kota Administrasi Jakarta Timur mempunyai beberapa karekteristik
khusus antara lain: Memiliki beberapa kawasan industry, antara lain Pulo
Gadung, Memiliki beberapa pasar jenis induk, antara lain pasar sayur-
sayuran Kramat Jati, Pasar Induk Cipinang, Memiliki Bandara Halim
Perdana Kusuma, dan Memiliki obyek wisata antara lain TMII dan Lubang
Buaya.
C. Kondisi Demografis
Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan kota
yang paling luas di antara kota-kota lainnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Kota Administrasi Jakarta Timur juga memiliki jumlah penduduk yang
paling banyak. Berdasarkan sumber data Sudin Kependudukan Jakarta
Timur, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur sampai dengan
Bulan September tahun 2014 adalah 2.738.033 jiwa, yang terdiri dari
1.409.296 laki-laki dan 1.409.290 perempuan. Tingkat pertumbuhan
penduduk juga mengalami peningkatan dari 0,75 % pada tahun 2009-2010
43
menjadi 1,94 % pada periode tahun 2010-2012. Berikut adalah jumlah
penduduk menurut jenis kelamin yang dibagi perkecamatan.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Jakarta Timur Menurut Jenis Kelamin Per
Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Jumlah
2014 2014 2014
Pasar Rebo 103339 101339 204678
Ciracas 135014 132297 267311
Cipayung 131648 128930 260578
Makasar 98158 97520 195678
Kramat Jati 143577 142535 286112
Jatinegara 140068 131148 271216
Duren Sawit 196316 198341 394657
Cakung 269764 253395 523159
Pulo Gadung 131436 133014 264450
Matraman 75245 74910 150155
Kota Jakarta Timur 1424565 1393429 2817994
Sumber : BPS Kota Jakarta Timur Tahun 2015
Tabel diatas menujukkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
di tiap kecamatan yang ada di Jakarta Timur pada tahun 2014. Jumlah
penduduk terbanyak di kecamatan cakung dengan jumlah 523,159 jiwa yang
terdiri dari 269,764 penduduk laki-laki dan 253,395 penduduk perempuan.
44
Untuk jumlah penduduk paling sedikit berada di kecamatan makasar yaitu
195,678 jiwa yang terdiri dari 98,158 penduduk laki-laki dan 97,520
penduduk perempuan.
D. Kondisi Sosial
Jakarta Timur sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah
Jakarta yang juga menjadi ibukota negara Indonesia dituntut untuk terus
menerus untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan dinamika
pembagunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Timur
dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, kependudukan, dan sarana
kota yang memadai. Adat istiadat merupakan campuran perpaduan etnis dan
suku bangsa antara lain cina, arab, portugis, belanda, dan lain-lain maka dari
itu terbentuk asimilasi penduduk antara lain yaitu logat melayu betawi,
kesenian topeng betawi, gambang kromo, tanjidor, rebana, dan arsitektur
perumahan dan lainnya.
Mata pencaharian orang betawi dapat dibedakan antara lain yang
berdiam ditengah kota dan yang tinggal dipinggiran, didaerah pinggiran
sebagian adalah petani buah-buahan, petani sewa, dan pemelihara ikan.
Namun makin lama areal pertanian mereka makin menyempit karena makin
banyak yang dijual untuk area pembagunan perumahan, industry, dan lain-
lain. akhirnya para petani inipun mulai berahli bekerja sebagai buruh dan
lain-lain.
45
E. Kondisi Agama
Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
yang mempercayai adanya dan keesaan tuhan. Agama yang diakui di
Indonesia secara umum terbagi menjadi enam macam agama, terdiri dari
Islam, Kristen protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha dan konghucu. Di
kota Jakarta Timur sendiri pemeluk agama dari keenam aliran tersebut
mayoritas didominasi oleh pemeluk agama islam, seperti yang ditunjukkan
pada table berikut ini.
Tebel 3.1 Jumlah penduduk berdasarkans Agama yang dianut
di DKI Jakarta , 2013
Agama Penduduk tahun 2013 (jiwa)
Islam 2.508.425
Kristen Protestan 226,380
Kristen Katolik 76,863
Hindu 5207
Budha 15410
Konghuchu 148
Jumlah 2832433
Sumber :http//www.data.go.id/dkiagamakelurahan2013 diakses 20 Oktober 2016
46
F. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sector yang menjadi perhatian serius
bagi pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil survey hasil Sosial
Ekonomi Nasional (Sesenas) tahun 2013, secara umum rat-rata pendidikan
penduduk Jakarta Timur sudah sampai tingkat SMA, hal ini dapat terlihat
dari penduduk usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, dimana yang terbesar adalah lulusan SMA yaitu 41, 3 persen,
kemudia lulusan SMP sebesar 19,8 persen, lulusan SD sebanyak 15,4 persen,
lulusan universitas sebanyak 14,9 persen, sedangkan yang tidak tamat SD
mempunyai presentase yang paling kecil yaitu 8,6 persen.
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah di Jakarta Timur (persen), 2012-
2013
Kelompok Umur
Sekolah 2012 2013
(1) (2) (3)
7-12 99,10 98,44
13-15 95,39 98,49
16-18 63,90 68,54
19-24 16,03 21,13
Sumber: Susenas 2013
Jika dilihat dari angka partisipasi sekolah, angka partisipasi sekolah
dari usia 13-15 tahun merupakan yang paling tinggi yaitu mencapai 94,49
persen, angka partisipasi sekolah 7-12 tahun, sebesar 98,44 persen, angka
partisipasi sekolah usian 16-18 sebesar 68,54 persen, dan angka partisipasi
47
sekolah usia 19-24 tahun merupakan angka yang paling rendah yaitu sebesar
12,13 persen.
Salah satu keberhasilah program pendidikan ditunjukan dengan
rendahnya tingkat buta huruf penduduk, peresentase penduduk yang dapat
membaca dan menulis mencapai 99,40 persen, sedangkan, yang tidak dapat
membaca dan menulis hanya sekitar 0,60 persen.
G. Kondisi Perekonomian
Perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai
345,64 triliun rupiah, sementara menurut harga konstan mencapai 249,27
triliun rupiah. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Jakarta Timur
selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selalu
mengalami pertumbuhan positif.
Untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di Jakarta Timur sebesar 5,41
persen, atau melambat jika dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh sebesar
6,15 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi
dan pergudangan yakni 15,68 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha
jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,42 persen dan lapangan usaha
informasi dan komunikasi sebesar 9,86 persen.
Struktur perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 didominasi oleh tiga
lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan sebesar 30,36 persen,
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
15,96 persen, dan konstruksi sebesar 12,09 persen. PDRB per kapita atas
48
dasar harga berlaku menggambarkan besarnya rata-rata nilai tambah bruto
yang dihasilkan per penduduk Jakarta Timur secara nominal. Tahun 2015,
PDRB per kapita Jakarta Timur atas dasar harga berlaku sebesar 121,54 juta
rupiah.
Grafik 1. Struktur PDRB Jakarta Timur Menurut Lima Lapangan Usaha
Terbesar, 2015
Sumber : Berita Resmi Statistik No.01/10/3172/Th. VIII, 7 Oktober 2016
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan
pergudangan sebesar 15,68 persen. Peningkatan dan laju pertumbuhan yang
tinggi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sub lapangan usaha
angkutan udara. Pembukaan bandara Halim Perdana Kusuma sebagai
bandara komersial mendorong terjadinya peningkatan nilai tambah yang
sangat tinggi pada sektor ini. Pertumbuhan tertinggi kedua dicapai oleh
lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 11,42
49
persen. Setelah itu diikuti oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi
yang tumbuh sebesar 9,86 persen.
Sementara itu tiga lapangan usaha utama di Jakarta Timur yaitu
lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 4,30 persen, lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
tumbuh sebesar 3,16 persen, dan lapangan usaha konstruksi tumbuh sebesar
3,98 persen.
H. Kondisi Politik dan Pemerintahan
Kota Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan yaitu, Pasar Rebo,
Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung,
Pulogadung dan Matraman, yang ada terbagi atas 10 kelurahan. Berdasarkan
klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun wilayahnya
tercatat seluruh kelurahan masuk kedalam kategori kelurahan SwaSembada.
Artinya seluruh kelurahan yang ada Telah mampu menyelenggarakan
pemerintahannya dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan,
aparatur pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat mempunyai
peran yang penting menyelenggarakan berbagai tugas baik itu tugas-tugas
umum pemerintahan, tugas pembangunan maupun dalam tugas dalam
pelayanan kepada masyarakat (publik).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Jakarta
Timur Tercatat 18,052 Pegawai Negeri Sipil yang berada dibawah
Pemerintahan Kota Jakarta Timur. Pemerintah Kota Jakarta Timur selalu
berusaha meningkatkan kemampuan aparaturnya baik melalui pendidikan
50
formal maupun informal. Berikut akan ditampilkan komposisi PNS yang ada
di Kota Jakarta Timur dilihat dari kelompok usia.
Tebel 5.1 Jumlah PNS Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Jakarta
Timur 2014
Kelompok umur
PNS
Jumlah PNS di Jakarta Timur
(Jiwa)
Laki-
laki Perempuan Jumlah
2014 2014 2014
<26 58 66 124
26 – 30 218 252 470
31 – 35 247 365 612
36 – 40 307 659 966
41 – 45 678 1300 1978
46 – 50 1687 2430 4117
51 – 55 2652 4177 6829
56 – 60 1082 1874 2956
Jumlah 6929 11123 18052
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Tahun 2014
Komposisi PNS untuk kelompok umur 56-60 tahun di Kota Jakarta
Timur terbilang banyak sesuai dengan jenis kelamin. hal ini dikarenakan
secara administratif, Jakarta Timur merupakan daerah yang mempunyai
tingkat penduduk yang setiap tahunnya meningkat ditambah dengan adanya
urbanisasi yang terjadi maka jumlah PNS dengan kelompok usia tersebut
juga makin meningkat.
51
I. Profil Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta
Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta
merupakan gabungan dua (2) instansi antara Dinas Perumahan dengan
Kantor Tata Bangunan Gedung (KTBG) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tanggal
24 Agustus 2009.
Secara historis, pada awalnya Kantor Urusan Perumahan menjadi cikal
bakal pembentukan Dinas Perumahan. Pada tahun 1982 kedudukan Dinas
Perumahan diakui sebagai salah satu unsur pelaksana daerah di bidang
perumahan serta urusan lain sesuai dengan Peraturan Daerah No 10 tahun
1982. Berkaitan dengan kondisi wilayah di DKI Jakarta yang masih ditemui
banyak area-area yang ditempati oleh warga pendatang di lahan yang bukan
miliknya seperti bantaran kali, pinggir rel Kereta Api maupun di bawah
Jaringan Listrik Tegangan Tinggi. Hal ini yang menimbulkan daerah-daerah
kumuh baru.
Sejak lama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memilki instansi
yang menangani daerah kumuh yang sudah dimulai sejak tahun 1963.
Program ini dikenal dulunya dengan Kampoong Improvement Program
(Program Perbaikan Kampung) atau Proyek Muhamad Husni Thamrin
(MHT) yang ditangani oleh Badan Pelaksana Pembangunan Proyek
Muhamad Husni Thamrin (Bappem MHT). Dikarenakan fungsi dari badan
ini memiliki kesamaan dengan Dinas Perumahan maka dileburlah dua
instansi ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1147 Tahun 1993.
52
Sehingga tugas dan tanggung jawab Dinas Perumahan menjadi semakin luas
dalam melaksanakan penanganan pembangunan perumahan dan
permukiman di wilayah DKI Jakarta.
Saat ini DPGP adalah salah satu unsur pelaksana otonomi daerah di
bidang Perumahan, Permukiman dan Gedung Pemerintah Daerah. DPGP
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Perumahan, Permukiman dan
Pembinaan Teknis Gedung Pemda. Adapun Visi dan Misi DPGP adalah
Visi
Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bagunan Gedung yang
legal dan berwawasan lingkungan.
Misi
1. Menyelenggarakan perencanaan teknis perumahan,
pemukiman, dan Gedung Pemda dan lingkungan perumahan
yang akurat dan realistis.
2. Menyelenggarakan pembagunan perumahan dan pemukiman,
perawatan rumah susun dan pengadaan lahan yang layak,
aman, terjangkau dan berwawasan lingkungan
3. Menyelenggarakan pembinaan teknis dalam perangcangan
arsitektur, perancangan konstruksi dan anggaran serta
perancangan mekanikal dan elekrikal dalam mewujudkan
pembagunan gedung pemda yang aman, handal, dan
berwawasan lingkungan
53
4. Menyelenggarakan pembinaan teknis perawatan pembangunan
gedung pemerintah daerah efektif dan efisien sesuai ketentuan
5. Menyelenggarakan perizinan dan pembinaan penghunu,
penerbitan dan penyelesaian sengketa serta penyeluhan dan
peran serta masyarakat
6. Menyelenggarakan Pengelolaan rumah susun yang efektif dan
efisien
7. Menyelenggarakan perencanaan penataan lingkungan
perumahan dan pemukiman, melaksanakan dan mengawasi,
mengendalikan pembagunan perumahan dan pelayann atas
penghunian perumahan, melaksanakan, perencanaan,
pengawasan, bimbingan teknis pengawasan
pembagunan/perawatan bagunan gedung pemerintah daerah di
wilayah kota Administrasu dan Kabupaten Administrasi
8. Menyelenggarakan Tugas Adminstrasi yang efektif dan efisien
Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta
merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di sektor perumahan dan
bangunan gedung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Sebagai sebuah SKPD yang memiliki tugas
pokok yang sangat strategis dalam rangka menyelenggarakan perumahan,
pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemerintah daerah, maka sudah
sepatutnya SKPD ini dikelola dengan sangat baik karena kontribusinya
sangat signifikan dalam rangka pencapaian visi Provinsi DKI Jakarta.
54
Berdasarkan tugas pokok yang diamatkan dan operasionalisasi dari visi
Dinas Perumahan dan Gedung Pemda maka dirumuskan serangkaian
langkah-langkah yang sistematis dan komprehensif dengan
mempertimbangkan bidang dan unit pelaksana kegiatan. Oleh karena itu
misi pertama hingga kedelapan menggambarkan perwujudan pelaksanaan
bidang masing-masing dalam dalam menyelenggarakan perumahan,
pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemda sehingga tujuan
pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD DKI Jakarta Tahun
2013-2017 dapat tercapai.
Namun keberhasilan yang ingin dicapai sebagaimana disebutkan di
atas tidaklah mudah diraih tanpa disertai dengan peningkatan kapasitas
kelembagaan dan menjalin sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat.
Apabila kedepalan misi tersebut berjalan dengan baik, maka akan sangat
menunjang keberhasilan pencapaian visi :
Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bangunan Gedung
yang Andal, legal dan berwawasan lingkungan untuk menuju Jakarta
Baru
Kedudukan
A. DPGP merupakan peleksana otonomi daerah di bidang perumahan,
pemukiman dan gedung Pemerintah Daerah
B. DPGP dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.
55
C. DPGP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh
Asisten pembagunan dan Lingkungan Hidup
Tupoksi
A. DPGP mempunyai tugas menyelenggarakan perumahan, permukiman
dan pembinaan teknis gedung Pemerintah Daerah.
B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
DPGP menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran DPGP;
2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
DPGP;
3) Penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis perencanaan.
pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan,
pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan gedung
Pemerintah Daerah;
4) Perencanaan, pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan,
perawatan, pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan
gedung Pemerintah Daerah;
5) Pelaksanaan penilaian dan bimbingan teknis pengelolaan perumahan,
permukiman dan gedung Pemerintah Daerah;
6) Fasilitasi dan penyelesaian sengketa penghunian perumahan;
7) Penanganan perumahan fakir miskin sesuai dengan lingkup tugasnya;
56
8) Perencanaan, pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan
gedung Pemerintah Daerah;
9) Pelaksanaan pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan
gedung Pemerintah Daerah;
10) Pengawasan perencanaan, pembangunan, perawatan rehab total dan
pemeliharaan gedung Pemerintah Daerah, perumahan dan
permukiman;
11) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan usaha pembangunan dan
pengelolaan perumahan dan permukiman;
12) Pengawasan dan Value Engineering (VE) terhadap bangunan gedung
Pemerintah Daerah, termasuk fasilitas sosial dan fasilitas umum serta
sarana penunjang lainnya;
13) Pembinaan terhadap mitra jasa konstruksi;
14) Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi perumahan;
15) Pemberian dukungan dan bimbingan teknis kepada masyarakat dan
perangkat daerah di bidang perumahan, permukiman dan gedung
Pemerintah Daerah;
16) Penegakan peraturan perundang-undangan daerah di bidang
perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah;
17) Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana di bidang perumahan dan gedung
Pemerintah Daerah;
57
18) Pengawasan dan pengendalian izin di bidang perumahan dan gedung
Pemerintah Daerah;
19) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang DPGP;
20) Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan DPGP;
21) Pengelolaan kearsipan, data dan informasi DPGP;
22) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
DPGP.
58
Susunan Organisasi
Sumber : Dinas Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta
59
J. Profil Dinas Tata Air DKI Jakarta
Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksana otonomi
daerah di bidang tata air. Dinas Tata Air dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Tata Air dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan
Lingkungan Hidup. Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pembangunan, pemeliharaan,
perawatan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, penelitian, pengembangan
dan pengamanan sumber daya air.
Sejarah dan Perkembangan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta
Dinas Tata Air sebelumnya bernama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953
tentang pelaksanaan penyerahan sebagian dari urusan Pemerintah Pusat
mengenai pekerjaan umum kepada provinsi-provinsi dan penegasan
mengenai pekerjaan umum dan daerah otonom, kabupaten, kota besar, dan
kecil yang diserahkan kepada daerah meliputi :
1. Jalan – jalan umum beserta bangunan-bangunan turutannya
2. Lapangan – lapangan dan taman – taman
3. Pembuluh – pembuluh pembilas, got – got dann riol – roil
4. Penerangan jalan
Tempat perkuburan umum
1. Pasar – pasar dan los pasar
2. Sumur – sumur bor
3. Pesanggrahan – pesanggrahan
4. Pencegahan bahaya kebakaran
60
5. Bangunan – bangunan umum
6. Gedung – gedung negara
Sampai dengan tahun 1966, semua jenis kegiatan tersebut diatas masih
dilaksanakan oleh unit pekerjaan umum, kemudian sesuai dengan
berkembangannya volume kegiatan dan pembangunan maka kegiatan yang
bersifat ke-PU-an seperti diuraikan dalam PP No. 18 tahun 1953, satu
persatu mulai ditangani oleh unit-unit tersendiri.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA AIR DKI
JAKARTA
Melaksanakan Perencanaan, Pengelolaan, Pembangunan,
Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian,
Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air. Untuk
Menyelenggarakan Tugas Sebagaimana dimaksud, Dinas Tata Air
Mempunyai fungsi:
1. Penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja dan
Anggaran Dinas Tata Air;
2. Pelaksanaan Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Dinas Tata Air;
3. Penyusunan Kebijakan, Pedoman dan Standar Teknis
Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan,
Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian,
Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air
61
Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air
Limbah/Air Kotor;
4. Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan,
Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian,
Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air
Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air
Limbah/Air Kotor;
5. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Fungsional di Bidang
Tata Air;
6. Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Air;
7. Perencanaan, Pembangunan, Pemeliharaan, Perawatan,
Penggunaan, Pemanfaatan, Pengawasan, Pengendalian,
Monitoring dan Evaluasi Jaringan Utilitas Air Bersih;
8. Penyediaan, Penatausahaan, Penggunaan, Permeliharaan dan
Perawatan Prasarana dan Sarana di Bidang Tata Air;
9. Pengawasan dan Pengendalian Izin di Bidang Tata Air;
10. Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah di Bidang
Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah
Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor;
11. Pemberian Dukungan Teknis Kepada Masyarakat dan
Perangkat Daerah untuk Bidang Sumber Daya Air Hujan, Air
Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air
Limbah/Air Kotor;
62
12. Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan dan Barang Dinas Tata
Air;
13. Pengelolaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan Dinas Tata
Air;
14. Pengelolaan Kearsipan, Data dan Informasi Dinas Tata Air;
15. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Dinas Tata Air.