BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota...

26
38 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Timur dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung, Pulogadung dan Matraman. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki perbatasan sebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan. B. Kondisi Geografis Kota administrasi Jakarta Timur merupakan bagian dari wilayah provinsi DKI Jakarta yang terletak antara 106º49ʾ35ˮ Bujur Timur dan 06˚10ʾ37ˮ Lintang Selatan, dengan memiliki luas wilayah 187,75 Km², batas wilayah sebagai berikut : 1. Utara : Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Pusat 2. Timur : Kotyamada Bekasi (Provinsi Jawa Barat) 3. Selatan : Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) 4. Barat : Kotyamada Jakarta Selatan

Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota...

38

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu

wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah

Kota Administrasi Jakarta Timur. Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta

Timur dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas,

Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung,

Pulogadung dan Matraman. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur

memiliki perbatasan sebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara

dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat),

sebelah selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat

dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

B. Kondisi Geografis

Kota administrasi Jakarta Timur merupakan bagian dari wilayah

provinsi DKI Jakarta yang terletak antara 106º49ʾ35ˮ Bujur Timur dan

06˚10ʾ37ˮ Lintang Selatan, dengan memiliki luas wilayah 187,75 Km², batas

wilayah sebagai berikut :

1. Utara : Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Pusat

2. Timur : Kotyamada Bekasi (Provinsi Jawa Barat)

3. Selatan : Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat)

4. Barat : Kotyamada Jakarta Selatan

39

PETA ADMINISTRATIF KOTA JAKARTA TIMUR

Sumber : Jakarta Timur dalam angka,2015

Kampung Pulo bertempat di Kecamatan Jatinegara, Kelurahan

Kampung Melayu, Jakarta Timur. Nama Kampung Pulo berasal dari bentuk

dataran ini ketika air sungai Ciliwung meningkat ada yang berbentuk pulau

kecil. Dataran Kampung Pulo cukup rendah dari jalan raya Jatinegara Barat.

Kampung Pulo merupakan kawasan permukiman yang padat dan berdiri di

tanah negara. Penduduk yang tinggal didalamnya rata – rata berpenghasilan

rendah, sehingga kualitas lingkungan semakin menurun. Saat ini semua

kawasan hunian dituntut untuk menjadi hunian yang berkelanjutan, dengan

luas area ± 8 Ha (sebagian besar berbatasan dengan sungai Ciliwung) dan

kondisi fisik Kampung Pulo-Jakarta Timur saat ini maka pemukiman

40

tersebut tidak dapat bersifat berkelanjutan. Cara untuk menjadikan Kampung

Pulo pemukiman yang berkelanjutan adalah dengan meremajakan kembali

pemukiman saat ini. Jumlah penduduk yang menempati Kampung Pulo pada

tahun 2010 diketahui sebanyak 10.022 jiwa dengan luas area ± 8 Ha, maka

didapat kepadatan per-Ha sekitar 1.317 jiwa/Ha. Kampung Pulo menjadi

kawasan yang amat padat setiap tahunnya karena ada saja pendatang baru

yang tinggal di sana.

Jika air sungai Ciliwung meningkat maka sebagian besar warga

Kampung Pulo yang ada di dataran rendah akan terkena banjir, namun warga

tetap memilih untuk tinggal di Kampung Pulo. Keinginan warga yang ingin

terus tinggal di Kampung Pulo tidak ditunjang dengan sikap mereka yang

merawat lingkungan, sehingga lingkungan tempat tinggal mereka menjadi

kumuh dan jorok. Kampung Pulo menyimpan potensi ekonomi dan sosial di

dalamnya sehingga potensial untuk menjadi sebuah kawasan permukiman

yang berkelanjutan. Namun karena kondisi saat ini yang padat dan kumuh

maka kawasan perlu tindakan Redevelopment, melalui perbaikan lingkungan

fisik.

41

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Kelurahan,Jumlah

RW dan RT di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur

Kecamatan Luas wilayah

(Km²)

Jumlah

Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT

Matraman 4,18 6 62 800

Pulo Gadung 15,02 7 91 1.021

Cakung 42,52 7 84 935

Jatinegara 11,34 8 90 1.141

Kramat Jati 12,97 7 65 651

Pasar Rebo 12,98 5 52 53

Duren Sawit 16,93 7 95 1.113

Makasar 21,97 5 53 569

Cirasas 16,39 5 49 593

Cipayung 28,46 8 56 494

Jakarta

Timur 182,87 65 697 7.830

Sumber : Biro Statistik Wilayah Kota administrasi Jakrta Timur Tahun

2008

Dari tabel diatas menunjukkan sebaran luas wialayah per kecamatan

yang ada di Kota Jakarta Timur. Cakung merupakan kecamatan dengan

wialayah terluas sedangkan kecamatan Matraman mempunyai luas wilayah

yang terkecil dibandingkan dengan 9 kecamatan lainnya.

Kondisi iklim suhu Udara minimum 21,4ºC terjadi dibulan februari

dan suhu udara maksimum sebesar 34,2ºC terjadi dibulan Oktober dengan

suhu udara rat-rata 27,3ºC. Tekanan udara sekitar 1011,5 mb dengan

kelembapan udara 78,9 persen dan rata-rata kecepatan angin 9,2 kot.

42

Kategori wilayah Jakarta Timur terdiri dari 95% daratan dan selebihnya

rawa atau persawahan dengan ketinggian rata-rata 50 m dari permukaan air

laut. Sebagai wilayah dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai,

tercatat lima sungai mengalir Kota Administrasi Jakarta Timur. Sungai-

sungai tersebut antara lain Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Kali Malang,

Kali Cipang, dan Cakung Drain dibagian utara wilayah ini. Sungai-sungai

tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu

menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir.

Kota Administrasi Jakarta Timur mempunyai beberapa karekteristik

khusus antara lain: Memiliki beberapa kawasan industry, antara lain Pulo

Gadung, Memiliki beberapa pasar jenis induk, antara lain pasar sayur-

sayuran Kramat Jati, Pasar Induk Cipinang, Memiliki Bandara Halim

Perdana Kusuma, dan Memiliki obyek wisata antara lain TMII dan Lubang

Buaya.

C. Kondisi Demografis

Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan kota

yang paling luas di antara kota-kota lainnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Kota Administrasi Jakarta Timur juga memiliki jumlah penduduk yang

paling banyak. Berdasarkan sumber data Sudin Kependudukan Jakarta

Timur, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur sampai dengan

Bulan September tahun 2014 adalah 2.738.033 jiwa, yang terdiri dari

1.409.296 laki-laki dan 1.409.290 perempuan. Tingkat pertumbuhan

penduduk juga mengalami peningkatan dari 0,75 % pada tahun 2009-2010

43

menjadi 1,94 % pada periode tahun 2010-2012. Berikut adalah jumlah

penduduk menurut jenis kelamin yang dibagi perkecamatan.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Jakarta Timur Menurut Jenis Kelamin Per

Kecamatan Tahun 2014

Kecamatan

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin (Jiwa)

Laki-laki Perempuan Jumlah

2014 2014 2014

Pasar Rebo 103339 101339 204678

Ciracas 135014 132297 267311

Cipayung 131648 128930 260578

Makasar 98158 97520 195678

Kramat Jati 143577 142535 286112

Jatinegara 140068 131148 271216

Duren Sawit 196316 198341 394657

Cakung 269764 253395 523159

Pulo Gadung 131436 133014 264450

Matraman 75245 74910 150155

Kota Jakarta Timur 1424565 1393429 2817994

Sumber : BPS Kota Jakarta Timur Tahun 2015

Tabel diatas menujukkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

di tiap kecamatan yang ada di Jakarta Timur pada tahun 2014. Jumlah

penduduk terbanyak di kecamatan cakung dengan jumlah 523,159 jiwa yang

terdiri dari 269,764 penduduk laki-laki dan 253,395 penduduk perempuan.

44

Untuk jumlah penduduk paling sedikit berada di kecamatan makasar yaitu

195,678 jiwa yang terdiri dari 98,158 penduduk laki-laki dan 97,520

penduduk perempuan.

D. Kondisi Sosial

Jakarta Timur sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah

Jakarta yang juga menjadi ibukota negara Indonesia dituntut untuk terus

menerus untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan dinamika

pembagunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Timur

dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, kependudukan, dan sarana

kota yang memadai. Adat istiadat merupakan campuran perpaduan etnis dan

suku bangsa antara lain cina, arab, portugis, belanda, dan lain-lain maka dari

itu terbentuk asimilasi penduduk antara lain yaitu logat melayu betawi,

kesenian topeng betawi, gambang kromo, tanjidor, rebana, dan arsitektur

perumahan dan lainnya.

Mata pencaharian orang betawi dapat dibedakan antara lain yang

berdiam ditengah kota dan yang tinggal dipinggiran, didaerah pinggiran

sebagian adalah petani buah-buahan, petani sewa, dan pemelihara ikan.

Namun makin lama areal pertanian mereka makin menyempit karena makin

banyak yang dijual untuk area pembagunan perumahan, industry, dan lain-

lain. akhirnya para petani inipun mulai berahli bekerja sebagai buruh dan

lain-lain.

45

E. Kondisi Agama

Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat

yang mempercayai adanya dan keesaan tuhan. Agama yang diakui di

Indonesia secara umum terbagi menjadi enam macam agama, terdiri dari

Islam, Kristen protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha dan konghucu. Di

kota Jakarta Timur sendiri pemeluk agama dari keenam aliran tersebut

mayoritas didominasi oleh pemeluk agama islam, seperti yang ditunjukkan

pada table berikut ini.

Tebel 3.1 Jumlah penduduk berdasarkans Agama yang dianut

di DKI Jakarta , 2013

Agama Penduduk tahun 2013 (jiwa)

Islam 2.508.425

Kristen Protestan 226,380

Kristen Katolik 76,863

Hindu 5207

Budha 15410

Konghuchu 148

Jumlah 2832433

Sumber :http//www.data.go.id/dkiagamakelurahan2013 diakses 20 Oktober 2016

46

F. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sector yang menjadi perhatian serius

bagi pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil survey hasil Sosial

Ekonomi Nasional (Sesenas) tahun 2013, secara umum rat-rata pendidikan

penduduk Jakarta Timur sudah sampai tingkat SMA, hal ini dapat terlihat

dari penduduk usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang

ditamatkan, dimana yang terbesar adalah lulusan SMA yaitu 41, 3 persen,

kemudia lulusan SMP sebesar 19,8 persen, lulusan SD sebanyak 15,4 persen,

lulusan universitas sebanyak 14,9 persen, sedangkan yang tidak tamat SD

mempunyai presentase yang paling kecil yaitu 8,6 persen.

Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah di Jakarta Timur (persen), 2012-

2013

Kelompok Umur

Sekolah 2012 2013

(1) (2) (3)

7-12 99,10 98,44

13-15 95,39 98,49

16-18 63,90 68,54

19-24 16,03 21,13

Sumber: Susenas 2013

Jika dilihat dari angka partisipasi sekolah, angka partisipasi sekolah

dari usia 13-15 tahun merupakan yang paling tinggi yaitu mencapai 94,49

persen, angka partisipasi sekolah 7-12 tahun, sebesar 98,44 persen, angka

partisipasi sekolah usian 16-18 sebesar 68,54 persen, dan angka partisipasi

47

sekolah usia 19-24 tahun merupakan angka yang paling rendah yaitu sebesar

12,13 persen.

Salah satu keberhasilah program pendidikan ditunjukan dengan

rendahnya tingkat buta huruf penduduk, peresentase penduduk yang dapat

membaca dan menulis mencapai 99,40 persen, sedangkan, yang tidak dapat

membaca dan menulis hanya sekitar 0,60 persen.

G. Kondisi Perekonomian

Perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 yang diukur berdasarkan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai

345,64 triliun rupiah, sementara menurut harga konstan mencapai 249,27

triliun rupiah. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Jakarta Timur

selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selalu

mengalami pertumbuhan positif.

Untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di Jakarta Timur sebesar 5,41

persen, atau melambat jika dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh sebesar

6,15 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi

dan pergudangan yakni 15,68 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha

jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,42 persen dan lapangan usaha

informasi dan komunikasi sebesar 9,86 persen.

Struktur perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 didominasi oleh tiga

lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan sebesar 30,36 persen,

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar

15,96 persen, dan konstruksi sebesar 12,09 persen. PDRB per kapita atas

48

dasar harga berlaku menggambarkan besarnya rata-rata nilai tambah bruto

yang dihasilkan per penduduk Jakarta Timur secara nominal. Tahun 2015,

PDRB per kapita Jakarta Timur atas dasar harga berlaku sebesar 121,54 juta

rupiah.

Grafik 1. Struktur PDRB Jakarta Timur Menurut Lima Lapangan Usaha

Terbesar, 2015

Sumber : Berita Resmi Statistik No.01/10/3172/Th. VIII, 7 Oktober 2016

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan

pergudangan sebesar 15,68 persen. Peningkatan dan laju pertumbuhan yang

tinggi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sub lapangan usaha

angkutan udara. Pembukaan bandara Halim Perdana Kusuma sebagai

bandara komersial mendorong terjadinya peningkatan nilai tambah yang

sangat tinggi pada sektor ini. Pertumbuhan tertinggi kedua dicapai oleh

lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 11,42

49

persen. Setelah itu diikuti oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi

yang tumbuh sebesar 9,86 persen.

Sementara itu tiga lapangan usaha utama di Jakarta Timur yaitu

lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 4,30 persen, lapangan

usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

tumbuh sebesar 3,16 persen, dan lapangan usaha konstruksi tumbuh sebesar

3,98 persen.

H. Kondisi Politik dan Pemerintahan

Kota Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan yaitu, Pasar Rebo,

Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung,

Pulogadung dan Matraman, yang ada terbagi atas 10 kelurahan. Berdasarkan

klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun wilayahnya

tercatat seluruh kelurahan masuk kedalam kategori kelurahan SwaSembada.

Artinya seluruh kelurahan yang ada Telah mampu menyelenggarakan

pemerintahannya dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan,

aparatur pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat mempunyai

peran yang penting menyelenggarakan berbagai tugas baik itu tugas-tugas

umum pemerintahan, tugas pembangunan maupun dalam tugas dalam

pelayanan kepada masyarakat (publik).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Jakarta

Timur Tercatat 18,052 Pegawai Negeri Sipil yang berada dibawah

Pemerintahan Kota Jakarta Timur. Pemerintah Kota Jakarta Timur selalu

berusaha meningkatkan kemampuan aparaturnya baik melalui pendidikan

50

formal maupun informal. Berikut akan ditampilkan komposisi PNS yang ada

di Kota Jakarta Timur dilihat dari kelompok usia.

Tebel 5.1 Jumlah PNS Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Jakarta

Timur 2014

Kelompok umur

PNS

Jumlah PNS di Jakarta Timur

(Jiwa)

Laki-

laki Perempuan Jumlah

2014 2014 2014

<26 58 66 124

26 – 30 218 252 470

31 – 35 247 365 612

36 – 40 307 659 966

41 – 45 678 1300 1978

46 – 50 1687 2430 4117

51 – 55 2652 4177 6829

56 – 60 1082 1874 2956

Jumlah 6929 11123 18052

Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Tahun 2014

Komposisi PNS untuk kelompok umur 56-60 tahun di Kota Jakarta

Timur terbilang banyak sesuai dengan jenis kelamin. hal ini dikarenakan

secara administratif, Jakarta Timur merupakan daerah yang mempunyai

tingkat penduduk yang setiap tahunnya meningkat ditambah dengan adanya

urbanisasi yang terjadi maka jumlah PNS dengan kelompok usia tersebut

juga makin meningkat.

51

I. Profil Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta

Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta

merupakan gabungan dua (2) instansi antara Dinas Perumahan dengan

Kantor Tata Bangunan Gedung (KTBG) yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tanggal

24 Agustus 2009.

Secara historis, pada awalnya Kantor Urusan Perumahan menjadi cikal

bakal pembentukan Dinas Perumahan. Pada tahun 1982 kedudukan Dinas

Perumahan diakui sebagai salah satu unsur pelaksana daerah di bidang

perumahan serta urusan lain sesuai dengan Peraturan Daerah No 10 tahun

1982. Berkaitan dengan kondisi wilayah di DKI Jakarta yang masih ditemui

banyak area-area yang ditempati oleh warga pendatang di lahan yang bukan

miliknya seperti bantaran kali, pinggir rel Kereta Api maupun di bawah

Jaringan Listrik Tegangan Tinggi. Hal ini yang menimbulkan daerah-daerah

kumuh baru.

Sejak lama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memilki instansi

yang menangani daerah kumuh yang sudah dimulai sejak tahun 1963.

Program ini dikenal dulunya dengan Kampoong Improvement Program

(Program Perbaikan Kampung) atau Proyek Muhamad Husni Thamrin

(MHT) yang ditangani oleh Badan Pelaksana Pembangunan Proyek

Muhamad Husni Thamrin (Bappem MHT). Dikarenakan fungsi dari badan

ini memiliki kesamaan dengan Dinas Perumahan maka dileburlah dua

instansi ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1147 Tahun 1993.

52

Sehingga tugas dan tanggung jawab Dinas Perumahan menjadi semakin luas

dalam melaksanakan penanganan pembangunan perumahan dan

permukiman di wilayah DKI Jakarta.

Saat ini DPGP adalah salah satu unsur pelaksana otonomi daerah di

bidang Perumahan, Permukiman dan Gedung Pemerintah Daerah. DPGP

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Perumahan, Permukiman dan

Pembinaan Teknis Gedung Pemda. Adapun Visi dan Misi DPGP adalah

Visi

Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bagunan Gedung yang

legal dan berwawasan lingkungan.

Misi

1. Menyelenggarakan perencanaan teknis perumahan,

pemukiman, dan Gedung Pemda dan lingkungan perumahan

yang akurat dan realistis.

2. Menyelenggarakan pembagunan perumahan dan pemukiman,

perawatan rumah susun dan pengadaan lahan yang layak,

aman, terjangkau dan berwawasan lingkungan

3. Menyelenggarakan pembinaan teknis dalam perangcangan

arsitektur, perancangan konstruksi dan anggaran serta

perancangan mekanikal dan elekrikal dalam mewujudkan

pembagunan gedung pemda yang aman, handal, dan

berwawasan lingkungan

53

4. Menyelenggarakan pembinaan teknis perawatan pembangunan

gedung pemerintah daerah efektif dan efisien sesuai ketentuan

5. Menyelenggarakan perizinan dan pembinaan penghunu,

penerbitan dan penyelesaian sengketa serta penyeluhan dan

peran serta masyarakat

6. Menyelenggarakan Pengelolaan rumah susun yang efektif dan

efisien

7. Menyelenggarakan perencanaan penataan lingkungan

perumahan dan pemukiman, melaksanakan dan mengawasi,

mengendalikan pembagunan perumahan dan pelayann atas

penghunian perumahan, melaksanakan, perencanaan,

pengawasan, bimbingan teknis pengawasan

pembagunan/perawatan bagunan gedung pemerintah daerah di

wilayah kota Administrasu dan Kabupaten Administrasi

8. Menyelenggarakan Tugas Adminstrasi yang efektif dan efisien

Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta

merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di sektor perumahan dan

bangunan gedung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Sebagai sebuah SKPD yang memiliki tugas

pokok yang sangat strategis dalam rangka menyelenggarakan perumahan,

pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemerintah daerah, maka sudah

sepatutnya SKPD ini dikelola dengan sangat baik karena kontribusinya

sangat signifikan dalam rangka pencapaian visi Provinsi DKI Jakarta.

54

Berdasarkan tugas pokok yang diamatkan dan operasionalisasi dari visi

Dinas Perumahan dan Gedung Pemda maka dirumuskan serangkaian

langkah-langkah yang sistematis dan komprehensif dengan

mempertimbangkan bidang dan unit pelaksana kegiatan. Oleh karena itu

misi pertama hingga kedelapan menggambarkan perwujudan pelaksanaan

bidang masing-masing dalam dalam menyelenggarakan perumahan,

pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemda sehingga tujuan

pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD DKI Jakarta Tahun

2013-2017 dapat tercapai.

Namun keberhasilan yang ingin dicapai sebagaimana disebutkan di

atas tidaklah mudah diraih tanpa disertai dengan peningkatan kapasitas

kelembagaan dan menjalin sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat.

Apabila kedepalan misi tersebut berjalan dengan baik, maka akan sangat

menunjang keberhasilan pencapaian visi :

Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bangunan Gedung

yang Andal, legal dan berwawasan lingkungan untuk menuju Jakarta

Baru

Kedudukan

A. DPGP merupakan peleksana otonomi daerah di bidang perumahan,

pemukiman dan gedung Pemerintah Daerah

B. DPGP dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris

Daerah.

55

C. DPGP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh

Asisten pembagunan dan Lingkungan Hidup

Tupoksi

A. DPGP mempunyai tugas menyelenggarakan perumahan, permukiman

dan pembinaan teknis gedung Pemerintah Daerah.

B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

DPGP menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran DPGP;

2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran

DPGP;

3) Penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis perencanaan.

pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan,

pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan gedung

Pemerintah Daerah;

4) Perencanaan, pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan,

perawatan, pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan

gedung Pemerintah Daerah;

5) Pelaksanaan penilaian dan bimbingan teknis pengelolaan perumahan,

permukiman dan gedung Pemerintah Daerah;

6) Fasilitasi dan penyelesaian sengketa penghunian perumahan;

7) Penanganan perumahan fakir miskin sesuai dengan lingkup tugasnya;

56

8) Perencanaan, pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan

gedung Pemerintah Daerah;

9) Pelaksanaan pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan

gedung Pemerintah Daerah;

10) Pengawasan perencanaan, pembangunan, perawatan rehab total dan

pemeliharaan gedung Pemerintah Daerah, perumahan dan

permukiman;

11) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan usaha pembangunan dan

pengelolaan perumahan dan permukiman;

12) Pengawasan dan Value Engineering (VE) terhadap bangunan gedung

Pemerintah Daerah, termasuk fasilitas sosial dan fasilitas umum serta

sarana penunjang lainnya;

13) Pembinaan terhadap mitra jasa konstruksi;

14) Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi perumahan;

15) Pemberian dukungan dan bimbingan teknis kepada masyarakat dan

perangkat daerah di bidang perumahan, permukiman dan gedung

Pemerintah Daerah;

16) Penegakan peraturan perundang-undangan daerah di bidang

perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah;

17) Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana di bidang perumahan dan gedung

Pemerintah Daerah;

57

18) Pengawasan dan pengendalian izin di bidang perumahan dan gedung

Pemerintah Daerah;

19) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang DPGP;

20) Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan DPGP;

21) Pengelolaan kearsipan, data dan informasi DPGP;

22) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

DPGP.

58

Susunan Organisasi

Sumber : Dinas Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta

59

J. Profil Dinas Tata Air DKI Jakarta

Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksana otonomi

daerah di bidang tata air. Dinas Tata Air dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Tata Air dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan

Lingkungan Hidup. Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas

melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pembangunan, pemeliharaan,

perawatan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, penelitian, pengembangan

dan pengamanan sumber daya air.

Sejarah dan Perkembangan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta

Dinas Tata Air sebelumnya bernama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953

tentang pelaksanaan penyerahan sebagian dari urusan Pemerintah Pusat

mengenai pekerjaan umum kepada provinsi-provinsi dan penegasan

mengenai pekerjaan umum dan daerah otonom, kabupaten, kota besar, dan

kecil yang diserahkan kepada daerah meliputi :

1. Jalan – jalan umum beserta bangunan-bangunan turutannya

2. Lapangan – lapangan dan taman – taman

3. Pembuluh – pembuluh pembilas, got – got dann riol – roil

4. Penerangan jalan

Tempat perkuburan umum

1. Pasar – pasar dan los pasar

2. Sumur – sumur bor

3. Pesanggrahan – pesanggrahan

4. Pencegahan bahaya kebakaran

60

5. Bangunan – bangunan umum

6. Gedung – gedung negara

Sampai dengan tahun 1966, semua jenis kegiatan tersebut diatas masih

dilaksanakan oleh unit pekerjaan umum, kemudian sesuai dengan

berkembangannya volume kegiatan dan pembangunan maka kegiatan yang

bersifat ke-PU-an seperti diuraikan dalam PP No. 18 tahun 1953, satu

persatu mulai ditangani oleh unit-unit tersendiri.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA AIR DKI

JAKARTA

Melaksanakan Perencanaan, Pengelolaan, Pembangunan,

Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian,

Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air. Untuk

Menyelenggarakan Tugas Sebagaimana dimaksud, Dinas Tata Air

Mempunyai fungsi:

1. Penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja dan

Anggaran Dinas Tata Air;

2. Pelaksanaan Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran Dinas Tata Air;

3. Penyusunan Kebijakan, Pedoman dan Standar Teknis

Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan,

Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian,

Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air

61

Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air

Limbah/Air Kotor;

4. Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan,

Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian,

Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air

Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air

Limbah/Air Kotor;

5. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Fungsional di Bidang

Tata Air;

6. Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Air;

7. Perencanaan, Pembangunan, Pemeliharaan, Perawatan,

Penggunaan, Pemanfaatan, Pengawasan, Pengendalian,

Monitoring dan Evaluasi Jaringan Utilitas Air Bersih;

8. Penyediaan, Penatausahaan, Penggunaan, Permeliharaan dan

Perawatan Prasarana dan Sarana di Bidang Tata Air;

9. Pengawasan dan Pengendalian Izin di Bidang Tata Air;

10. Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah di Bidang

Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah

Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor;

11. Pemberian Dukungan Teknis Kepada Masyarakat dan

Perangkat Daerah untuk Bidang Sumber Daya Air Hujan, Air

Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air

Limbah/Air Kotor;

62

12. Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan dan Barang Dinas Tata

Air;

13. Pengelolaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan Dinas Tata

Air;

14. Pengelolaan Kearsipan, Data dan Informasi Dinas Tata Air;

15. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas dan

Fungsi Dinas Tata Air.

63

Sumber : Dinas Tata Air DKI Jakarta