Bab III Beria-2
-
Upload
jeluffy-sumbay -
Category
Documents
-
view
111 -
download
1
description
Transcript of Bab III Beria-2
BAB III
TINJAUAN KASUS RUANG BERIA
A. Profil Rumah Sakit Immanuel
Rumah Sakit Immanuel merupakan Rumah Sakit swasta yang terletak di Kota
Bandung, Jawa Barat dan menjadi salah satu unit pelayanan kesehatan di
bawah naungan Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan
(YBRS GKP).
1. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan rujukan dan penyedia pelayanan
kesehatan terkemuka bagi masyarakat Jawa Barat pada tahun 2013
sebagai wujud Cinta Kasih Allah”
2. Misi
a) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu sesuai
dengan harapan pelanggan.
b) Menjadi wahana pendidikan, penelitian di bidang kesehatan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan beretika.
c) Melandasi pelayanan sebagai wujud Cinta Kasih Allah.
3. Motto
Rumah Sakit Immanuel juga memiliki motto untuk meningkatkan
pelayanannya yaitu “ Heman Geten Kapapancen ”.
4. Kebijakan Mutu Rumah Sakit Immanuel
Rumah sakit immanuel senantiasa berupaya memenuhi kepuasan
pelanggan dengan perbaikan dan penyempurnaan yang berkesinambungan
serta konsisten dalam sistem manajemen mutu pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
33
34
B. Bagan Struktural Rawat Inap Prima I RS Immanuel Bandung
Bagan 3.1 Bagan Struktural Rawat Inap Prima I RS Immanuel Bandung
OK IGD IPI PRIMA II EKSTERNAL RJHD
ABEDNEGO
BERIA SatriaTarigan,S.Kep., Ners.
CLEMEN/DEBORAELIZABETHBERIAGIDEONHANA/JOKEBEDLUKASMEGDALENA
DIREKTUR PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATANdr, P.S.Napitupulu,MM
KABID PELAYANAN MEDISdr, Jimmy Candra
KABID PELAYANAN KEPERAWATANSupyono S.Kep.,Ners.,M.Kep
PRIMA IDessy Suderes, S.Kep, Ners
35
C. Pengkajian Ruang Beria
1. Denah ruang beria
KETERANAGAN:
T : TOILET 25 : BED ISOLASI
R.P : RUANG PENDIDIKAN S.H : RUANG SPOOL HOOK/GUDANG
R.K : RUANG KARU 1-18 : BED RAWAT
N.S : NURSE STATION
2. Struktural Ruangan Di Ruang Beria
Bagan 3.2 Struktural Ruangan Di Ruang Beria
KETERANGAN:
KEPALA RUANGAN:
Satria Tarigan, S.Kep.Ners
TIM I / Perawat Primer (PP) :
1. Rini
nastiani S.kep.Ners
2. Neni
Kustinah, AMK
3. Afrida
B. S.Kep.Ners
4. Melidi
a L Tobing, AMK
5. Helga
Wex, S.Kep.Ners
6. Ellina
N, AMK
7. Henny
M,AMK
8. Yayu
puji utami, AMK
TIM II Perawat Primer (PP) :
1) Delpin
a Sihaloho,AMK
2) Dameri
a Ginting, AMK
3) Ratih
purwati, S.Kep.Ners
4) Novi
herawati, AMK
5) Rina
Rahmawati,AMK
6) Maria,
AMK
7) Zahroh
, AMK
8) Kurnia,
AMK
33
PJ Shift PJ Shift
PP PP PP PP PP PP
TIM I TIM II
Karu
37
3. Jumlah Sumber Daya Manusia Ruang Beria
Tabel 3.1 Tenaga Perawat Beria
NNama Jabatan/
fungsiPendidika
nLama bekerja
1.Rini Nastiani,
S.Kep.NersPerawat Primer
(TIM I)S1 19 th
2. Neni Kustinah,AMK Perawat Primer (TIM I)
DIII 7 th
3. Afrida B, S.Kep.Ners Perawat Primer (TIM I)
S1 4 th
4. Melidia L Tobing, AMK Perawat Primer (TIM I)
DIII 4 th
5. Helga Wex, S.Kep.Ners Perawat Primer (TIM I)
S1 1 th
6. Elina N,AMK Perawat Primer (TIM I)
DIII 1 th
7. Henny M, AMK Perawat Primer (TIM I)
DIII 0 th
8 Yayu Puji Utami,AMK Perawat Primer (TIM I)
DIII 0 th
9 Delpina Sihaloho,AMK Perawat Primer (TIM II)
DIII 14 th
10 Dameria Ginting,AMK Perawat Primer (TIM II)
DIII 6 th
11 Ratih P, S.Kep.Ners Perawat Primer (TIM II)
S1 2 th
12 Novi Herawati,AMK Perawat Primer (TIM II)
DIII 2 th
13 Rina rahmawati ,AMK Perawat Primer (TIM II)
DIII 0 th
38
14 Maria, AMK Perawat Primer (TIM II)
DIII 0 th
15 Zahroh, AMK Perawat primer (TIM II)
DIII 0 th
16 Kurnia, AMK Perawat primer (TIM II)
DIII 0 th
4. Kebutuhan pasien
Jumlah pasien maksimal dalam ruangan Beria yaitu ada 24 pasien, yang
mana pembagiannya berdasarkan kebutuhan yaitu : 4 pasien minimal
care, 12 pasien parsial care dan 8 pasien total care.
5. Jumlah kebutuhan perawat
a. Jumlah perawat yang dibutuhkan dalam ruangan, yaitu:
Rumus Douglas:
1) Shift pagi
Minimal care : 4 ps x 0,17 = 0,68
Parsial care : 12 ps x 0,27 = 3,24
Total care : 8 ps x 0,36 = 2,88
Total tenaga pagi = 6,8
2) Shift siang
Minimal care : 4 ps x 0,14 = 0,56
Parsial care : 12 ps x 0,15 = 1,8
Total care : 8 ps x 0,30 = 2,4
Total tenaga siang = 4,76
3) Shift Malam
Minimal care : 4 ps x 0,07 = 0,28
Parsial care : 12 ps x 0,10 = 1,2
Total care : 8 ps x 0,20 = 1,6
Total tenaga malam = 3,08
Berdasarkan perhitungan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
ruangan Beria perharinya adalah 6,8 + 4,76 + 3,08 = 14, 64 (15
perawat)
39
b. Jumlah perawat yang cuti/libur
Yaitu dengan perhitungan 20% x jumlah perawat yang ada. 20% x
15= 3 (3 orang)
c. Perawat pembantu
Dengan perhitungan 20% x jumlah perawat cuti/libur. 20% x 3= 0,6
(1 orang)
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan dalam ruang Beria adalah 15 +
3 + 1 + 1 kepala ruang = 20 orang. Jadi jika dilihat dengan jumlah
perawat di ruang Beria saat ini jumlah perawat belum mencukupi.
Lima besar penyakit di ruang Beria periode januari sampai maret
adalah TBC, Stroke, Gastroenteritis, Diabetes Melitus, dan vertigo.
(Sumber: Komite Keperawatan RS.Immanuel)
2) Daftar inventaris
a. Peralatan non medis ruang Beria
Tabel 3.2 Peralatan Non Medis Ruang Beria
No Alat Rumah Tangga Jumlah Kondisi1. Meja counter keperawatan 2 Baik2. Telepon 1 Baik 3. Lemari etalase kaca 4 rak 1 Baik4. Kursi plastic 6 Baik 5. Tempat sampah 29 Baik6. Kipas angin 3 Baik7. Jam dinding 5 Baik8. Komputer 1 Baik9. Lampu RA 1 Baik10. Lampu emergenci 1 Baik12. Cermin 2 Baik13. Tiang infus roda 4 Baik14. Tiang infus batang 4 Baik15. Meja pasien 25 Baik16. Tempat tidur 25 Baik17. Kasur busa 25 Baik18. Dispenser 3 baik
40
19. Kulkas 1 Baik20. Lemari obat 2 Baik21. Lemari linen 1 Baik22. Lemari status 2 Baik23. Kursi lipat 10 8 rusak24. Kursi ukir 8 Baik25. Kursi putar 3 Baik26. Meja computer 1 Baik27. Papan besar 2 Baik28. Keranjang obat 25 Baik29. Ember mandi 1 Baik
b. Daftar Alat Kesehatan Ruang Beria
Tabel 3.3 Daftar persediaan Alkes dan Obat ruang beria
No Nama Alat JumlahInfusan
1. Infusan RL 52. NaCl 0,9% 23. Infusan Dextrose 5% 24. Infusan Martose 25. Infusan KAEN 1 B 26. Infusan Ring AS 27. NaCl 0,3% 28. KAEN MG 3 19. Manitol 110. Triofusin 1
Obat11. Berotex 112. Buscopan 113. Novalgin 114. Lasix 215. Fargoxin 116. Aminophiline 117. Kalmeathasone 118. Dex 40% 4 Flash19. KCL 120. Bisolvol 1 Botol21. Aquabidesd 20 cc 122. Toradol 123. Atrophene 124. Dopamine 1
41
25. NaCl 126. Catapres 2
Alkes27. Spuit 1 cc 328. Spuit 3 cc 329. Spuit 5 cc 330. Spuit 10 cc 331. Spuit 20 cc 332. Spuit 50 cc 333. IV Chateter 18 134. IV Chateter 20 435. IV Chateter 22 136. IV Chateter 24 137. Infus Draising 138. Infus Set 239. Blood Set 240. TSPA 241. NGT 242. 3-Way 143. Chateter Tip 244. Chateter No 16 245. Urine Bag 246. Suction Chateter No 16 247. Nasal Kanule 248. Face Mace Nebulizer 149. Face Mask Rebriting 150. Hand Skone Sterile 251. Emergency Kit
Laci I52. Mayo No 2 153. Mayo No 3 154. Mayo No 4 155. Mayo No 5 156. Aquabidest 20 cc 157. Adrenaline 1058. Kalmethasone 559. SA 1060. Lidokain 161. Dex 40% 462. Meylon 163. Jelly 164. Senter 165. Laringoskop 1
Laci II66. Kanule Suction No 16 167. Spuit 3 cc 1
42
68. Spuit 5 cc 169. Spuit 10 cc 170. Spuit 20 cc 171. IV Chateter No 14 172. IV Chateter No 16 173. IV Chateter No 18 174. IV Chateter No 20 175. IV Chateter No 22 176. Neadle No 23 177. ETT No 5 178. ETT No 5,5 179. ETT No 6 180. ETT No 6,5 181. ETT No 7 182. ETT No 7,5 183. Dextrose 5% 184. RL 185. Infus set 186. Hand Skone Sterile 387. Nasal Kanule 1
Laci III88. Ambu Bag 1
Tabel 3.4 Daftar Alat Kesehatan Ruang Beria
No Nama alat Jumlah1. Stetoskop dewasa 22. Tensimeter 23. Termometer digital 24. Timbangan badan + TB 15. Timbangan badan 16. Oxygen tabung besar 57. Oxygen tabung kecil 18. Suction pump 19. Nebulizer 210. Infus pump 411. EKG 412. Syring pump 113. Oxymetri 114. Blood warmer 115. Ferpusor 116. Arteri klem 117. Pincet anatomis 118. Bak Stenles 1
43
19. Gunting af hecthing 120. Metal chateter 121. Kom kecil 122. Glyserin spuit 123. Windring 224. WWZ 225. Pincet chirugis 226. Kom/tutup metal 327. Baki stenles 128. Sambungan listrik 329. Baki kayu sedang 530. Baki kayu kecil 131. Bak spuit 232. Sputum pot 233. Tong spatle 134. Terombol kecil 435. Tempat pastik stenles 136. Irigator 137. Box bahan laboratorium 138. Tiang infuse 639. Box obat 140. Nierbechen 741. Pisau cukur 142. Reflex hummer 143. Meteran 144. Nierbechen plastic 1345. Gunting verban 246. Gunting kertas 247. Humapen 1
c. BOR dan LOS Ruang Beria
Tabel 3.5 Bed Occupation Rate (BOR)
BULAN BOR (%)
Januari 73,66
Februari 78,57
Maret 79,30
Tabel 3.6 Length of Stay (LOS)
BULAN LOS (Hari)
Januari 3,22
44
Februari 3,41
Maret 3,53
3) Hasil Kajian
a. Strenght (kekuatan)
1) Terdapat visi, misi, dan kebijakan mutu rumah sakit sebagai
target capaian rumah sakit.
2) Adanya bimbingan atau sharing saat ronde tentang proses
keperawatan kepada perawat ruangan yang dijadwalkan rutin
tiap 2 kali seminggu
3) Operan selalu tepat waktu (shift pagi jam 7, shift sore jam 2,
malam jam 9)
4) Kepala ruangan selalu melakukan sharing, mengevaluasi dan
mangingatkan setiap saat mengenai peraturan dan hasil rapat
untuk Ruang Rawat Inap
5) Adanya uji validitas SDM yang dilakukan dalam upaya
peningkatan kualitas SDM diruangan
6) Ruang beria memiliki tempat sampah di setiap sudut ruangan, di
tempat obat dan setiap pasien memiliki tempat sampahnya
masing-masing, dan memiliki ventilasi yang cukup didalam
ruangan.
7) Klasifikasi tempat pembuangan sampah sudah dilakukan dengan
baik.
8) Memiliki 6 kamar mandi yang strategis di dalam ruangan, yaitu
di bagian depan dan belakang. Hal ini sangat membantu dan
45
memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
9) Memiliki 3 ruang isolasi untuk pasien-pasien yang beresiko
untuk menularkan penyakit ke pasien lain.
10) Letak ruangan Beria yang sangat strategis yaitu dibagian tengah
RS sangat membantu dan mempermudah perawat dalam
melakukan akses ke unit-unit pelayanan kesehatan lainnya yang
berada di lingkungan internal RS seperti Laboratorium, unit
Farmasi, Unit PMI, Poliklinik, Unit Hemodialisa, unit Radiologi
maupun unit kegawatdaruratan seperti IGD, HCU, ICU,
PICU/NICU dan Kamar Operasi.
11) Terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP)
12) Rumah Sakit Immanuel berumur 102 tahun dan memiliki
standar ISO
13) RS Immanuel berada dibawah naungan Yayasan Badan Rumah
Sakit-Gereja Kristen Pasundan (YBRS-GKP)
14) SDM Ruang beria, S1 5 orang, D3 11 orang.
b. Weakness ( Kelemahan)
1) Belum adanya bagan struktur organigram ruangan
2) Tidak adanya ambulatori khusus ruangan
3) Penerapan Model praktek keperawatan profesional (MPKP)
sudah dijalankan namun belum maksimal
4) Papan nama pasien tidak semua tertulis.
5) Keterbatasan alat emergency kit dalam ruangan seperti:
ambu bag.
c. Opportunities (peluang)
1) Adanya pelatihan-pelatihan yang diadakan untuk
meningkatkan kompetensi perawat ruangan, seperti pelatihan
bagi perawat seputar penatalaksanaan gawat darurat.
2) Beria merupakan ruangan yang digunakan sebagai lahan
praktek ( pendidikan ) bagi mahasiswa
46
3) Adanya kebijakan Rumah Sakit untuk meningkatkan
jenjang pendidikan bagi perawat.
4) Adanya kerjasama dengan bidang pendidikan dan
managerial RS yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.
d. Threats (ancaman)
1) Berdirinya beberapa rumah sakit baru dengan fasilitas
kesehatan yang lengkap dan maju.
2) Pasar bebas
3) Sosial ekonomi tidak stabil
4) Harga alat kesehatan dan obat-obatan yang mahal
5) Beberapa perawat memiliki keinginan untuk bekerja di rumah
sakit lain.
4) Matriks SWOT
Tabel 3.7 Matriks SWOT
Eksternal
Internal
Opportunity (O) Threats (T)1) Adanya pelatihan-pelatihan yang
diadakan untuk meningkatkan
kompetensi perawat ruangan,
seperti pelatihan bagi perawat
seputar penatalaksanaan gawat
darurat.
2) Beria merupakan ruangan yang
digunakan sebagai lahan praktek
( pendidikan ) bagi mahasiswa
3) Adanya kebijakan Rumah Sakit
untuk meningkatkan jenjang
pendidikan bagi perawat.
4) Adanya kerjasama dengan bidang
pendidikan dan managerial RS
yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
1) Berdirinya beberapa rumah sakit
baru dengan fasilitas kesehatan yang
lengkap dan maju.
2) Pasar bebas
3) Sosial ekonomi tidak stabil
4) Harga alat kesehatan dan obat-
obatan yang mahal
5) Beberapa perawat memiliki
keinginan untuk bekerja di rumah
sakit lain.
Strengths (S) SO Strategies ST Strategies1) Terdapat visi, misi, dan
kebijakan mutu rumah sakit
sebagai target capaian rumah
sakit.
2) Adanya bimbingan atau sharing
saat ronde tentang proses
keperawatan kepada perawat
ruangan yang dijadwalkan rutin
tiap 2 kali seminggu
3) Operan selalu tepat waktu (shift
pagi jam 7, shift sore jam 2,
malam jam 9)
4) Kepala ruangan selalu
melakukan sharing,
mengevaluasi dan mangingatkan
setiap saat mengenai peraturan
dan hasil rapat untuk Ruang
Rawat Inap
5) Adanya uji validitas SDM yang
dilakukan dalam upaya
1. Dengan adanya pelatihan-
pelatihan yang dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi
perawat ruangan maka akan
membuka peluang untuk
pengembangan SDM.
2. Dengan diberlakunya ruang beria
sebagai lahan untuk lahan praktik
pendidikan, maka akan membantu
perawat-perawat dalam
melakukan setiap tindakan sesuai
dengan Standart operasional
Prosedur
3. Peluang bagi perawat untuk
meneruskan jenjang
pendidikannya ke lebih tinggi.
Terutama untuk perawat yang
memiliki latar belakang
pendidikan D3. Dengan adanya
hubungan kerja sama dengan
1. Dengan adanya SDM yang
memiliki kompetensi yang baik dan
dibekali dengan pelatihan-pelatihan
yang sudah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan maka akan
membuat perawat menjadi percaya
diri dan kompeten dan tidak merasa
tersaingi dengan adanya perawat
asing.
2. Adanya SDM yang memadai dapat
memberikan penjelasan terhadap
intervensi yang diberikan kepada
pasien dan keluarga.
3. Dengan lama berdirinya RS
Immanuel dan sudah terstandart
ISO dengan kualitas pelayanan
kesehatan yang baik, maka akan
terus tetap menjaga kualitas
peningkatan kualitas SDM
diruangan
6) Ruang beria memiliki tempat
sampah di setiap sudut ruangan,
di tempat obat dan setiap pasien
memiliki tempat sampahnya
masing-masing, dan memiliki
ventilasi yang cukup didalam
ruangan.
7) Klasifikasi tempat pembuangan
sampah sudah dilakukan dengan
baik.
8) Memiliki 6 kamar mandi yang
strategis di dalam ruangan, yaitu
di bagian depan dan belakang.
Hal ini sangat membantu dan
memfasilitasi pasien dan
keluarga untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.
9) Memiliki 3 ruang isolasi untuk
STIKI yang merupakan bagian
dari YBRS-GKP, maka akan
membantu perawat untuk
melanjutkan sekolah di institusi
tersebut.
4. Pemberian pelatihan terkait mutu
pelayanan kepada perawat sangat
membantu perawat dalam
memberikan pelayanan asuhan
keperawatan kepada klien dengan
maksimal dan komprehensif.
pelayanan Rumah Sakit.
pasien-pasien yang beresiko
untuk menularkan penyakit ke
pasien lain.
10) Letak ruangan Beria yang sangat
strategis yaitu dibagian tengah
RS sangat membantu dan
mempermudah perawat dalam
melakukan akses ke unit-unit
pelayanan kesehatan lainnya
yang berada di lingkungan
internal RS seperti
Laboratorium, unit Farmasi,
Unit PMI, Poliklinik, Unit
Hemodialisa, unit Radiologi
maupun unit kegawatdaruratan
seperti IGD, HCU, ICU,
PICU/NICU dan Kamar Operasi.
11) Terdapat Standar Operasional
Prosedur (SOP)
12) Rumah Sakit Immanuel berumur
102 tahun dan memiliki standar
ISO
13) RS Immanuel berada dibawah
naungan Yayasan Badan Rumah
Sakit-Gereja Kristen Pasundan
(YBRS-GKP)
14) SDM Ruang beria, S1 5 orang,
D3 11 orang.
Weakness (W) WO Strategies WT Strategies1) Belum adanya bagan struktur
organigram ruangan
2) Tidak adanya ambulatori
khusus ruangan
3) Penerapan Model praktek
keperawatan profesional
(MPKP) sudah dijalankan
namun belum maksimal
4) Papan nama pasien tidak
semua tertulis.
1. Membuat bagan struktur organigram bagi ruangan
2. Mengusulkan penyediaan ambulatori untuk ruangan
3. Menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di ruangan
4. Menyarankan agar identitas pasien selalu tertulis di papan nama pasien.
5. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
1. Merancang struktur organigram sesuai dengan sistem manajemen RS.
2. Meningkatkan efektitas kerja perawat dengan adanya ambulatory khusus ruangan.
3. Melakukan sosialisasi tentang MPKP diruangan.
4. Memaksimalkan peralatan yang ada di dalam ruangan untuk meningkatkan pelayanan RS
5) Keterbatasan alat emergency
kit dalam ruangan seperti:
ambu bag.
5) Rencana Strategi
Rencana strategi yang dibuat antara lain
SO Strategi
a. Dengan adanya pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi perawat ruangan maka akan membuka
peluang untuk pengembangan SDM.
b. Dengan diberlakunya ruang beria sebagi lahan untuk lahan praktik
pendidikan, maka akan membantu perawat-perawat dalam
melakukan setiap tindakan sesuai dengan Standart operasional
Prosedur
c. Peluang bagi perawat untuk meneruskan jenjang pendidikannya ke
lebih tinggi. Terutama untuk perawat yang memiliki latar belakang
pendidikan D3. Dengan adanya hubungan kerja sama dengan STIKI
yang merupakan bagian dari YBRS-GKP, maka akan membantu
perawat untuk melanjutkan sekolah di institusi tersebut.
d. Pemberian pelatihan terkait mutu pelayanan kepada perawat sangat
membantu perawat dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan kepada klien dengan maksimal dan komprehensif
ST Strategi
a. Dengan adanya SDM yang memiliki kompetensi yang baik dan
dibekali dengan pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan maka akan
membuat perawat menjadi percaya diri dan kompeten dan tidak
merasa tersaingi dengan adanya perawat asing.
b. Adanya SDM yang memadai dapat memberikan penjelasan terhadap
intervensi yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
c. Dengan lama berdirinya RS Immanuel dan sudah terstandart ISO
dengan kualitas pelayanan kesehatan yang baik, maka akan terus
tetap menjaga kualitas pelayanan Rumah Sakit.
WO strategi
a. Membuat bagan struktur organigram
bagi ruangan
b. Mengusulkan penyediaan ambulatori
untuk ruangan
c. Menerapkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) di ruangan
d. Menyerankan agar identitas pasien
selalu tertulis di tempat tidur pasien
e. Mengusulkan penyediaan alat
emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak
pakai.
WT strategi
a. Merancang struktur organigram sesuai dengan sistem manajemen
RS.
b. Meningkatkan efektitas kerja perawat dengan adanya ambulatory
khusus ruangan.
c. Melakukan sosialisasi tentang MPKP diruangan.
d. Memaksimalkan peralatan yang ada di dalam ruangan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan
e. Meningkatkan pelayanan RS
6) Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang ingin diselesaikan yaitu :
a. Belum tersedia bagan struktur organigram di ruanganb. Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruanganc. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan
secara maksimal di ruangan d. Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum
semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.e. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu
tersedia dan layak pakai.
7) Skoring
Tabel 3.8 Skoring
No MASALAH Mg Sv Mn Nc Af SKOR KET1 Belum tersedia
bagan struktur organigram di ruangan
2 3 2 2 1 10 V
2 Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan
5 4 2 2 5 18 III
3 Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan
5 4 5 5 5 24 I
4 Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.
2 2 3 2 2 11 IV
5 Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
4 4 3 4 5 20 II
8) Inteprestasi/Prioritas Masalah
Interpretasi berdasarkan matriks prioritas masalah telah didapatkan sesuai
prioritas masalah adalah:
a. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan
b. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
c. Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangand. Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum
semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.e. Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan
Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode
pembobotan yang memperhatikan aspek:
a. Magnetude (Mg)
Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi.
b. Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.
c. Manageability (Mn)
Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk
perubahannya.
d. Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
e. Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya.
Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian:
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : sangat kurang penting
9) Analisis dan assesment
a) Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan Observasi:
Setelah dilakukan observasi selama 6 hari didapatkan bahwa meskipun ruangan sudah menggunakan sistem MPKP akan tetapi kenyataanya dilapangan perawat masih bekerja dengan menggunakan sistem kerja mix fungsional dan modular.
b) Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.Observasi: Setelah dilakukan observasi selama 5 hari didapatkan data bahwa pada saat ada pasien yang memerlukan peralatan medis ataupun emergency kit, persediaan alat kurang dan ada yang tidak ada. Wawancara:Salah satu perawat mengatakan mereka sering meminjam alat-alat medis atau emergency kit ke ruangan lain karena ketersediaan alat yang terbatas.
c) Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruanganObservasi :Setelah dilakukan observasi selama 5 hari banyak perawat yang kerepotan, ketika harus menangani pasien diruangan beserta mengantarkan hasil lab, resep, pasien dan lain-lain.
d) Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.Observasi :Setelah dilakukan observasi selama 5 hari masih ada beberapa kamar pasien yang belum ada papan identitas pasien.
e) Belum tersedia bagan struktur organigram di ruanganObservasi :Setelah dilakukan observasi selama 1 hari, diruangan belum terdapat struktur organigram yang jelas.
10) Alternatif penyelesaian masalah berdasarkan masalah diatas
a) Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan Melakukan sosialisasi tentang MPKP diruangan.
Menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
di ruangan.
b) Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
Memaksimalkan peralatan yang ada di dalam ruangan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar
selalu tersedia dan layak pakai.
c) Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan Meningkatkan efektitas kerja perawat dengan adanya
ambulatory khusus ruangan.
Mengusulkan penyediaan ambulatori untuk ruangan.
d) Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum
semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.
Meningkatkan pelayanan RS.
Menyerankan agar identitas pasien selalu tertulis di tempat tidur
pasien.
e) Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan Merancang struktur organigram sesuai dengan sistem
manajemen
RS.
Membuat bagan struktur organigram bagi ruangan.
11) Analisa Fish Bone
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan
Man :Tingkat pendidikan dan pengalam kerja yang beragam.Pemahaman dan persepsi yang berbeda mengenai MPKPTidak seimbangnya antara jumlah perawat dengan pasien.
Material :Kurang optimalisasi arsip atau dokumen Standar Asuhan Keperawatan terkait MPKP di ruangan beria.
Machine :Optimalisasi akses E- Dokumen yang tersedia di computer terkait MPKP
Methode :Kurang optimalisasi sosialisasi pada sharing terkait MPKPKurang optimalisasi penerapan sistem MPKP
Money :
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan
Environment : Jumlah BOR yang rata-ratanya lebih dari 75%.
Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
16.
Man :Beberapa Perawat kesulitan dalam mendapatkan alat kesehatanMahasiswa sering kali harus meminjam ke ruangan lain untuk mendapatkan alatJumlah pasien yang banyak meningkatkan frekuensi pemakaian alat-alat.
Material :Kurangnya persediaan pada beberapa alat.Masih ada alat-alat atau emergency kit yang tidak dimiliki ruangan.
Machine :Terkadang alat atau mesin yang akan digunakan tidak bekerja baik akibat kurang alat sudah lama atau rusak karena pemakaian.
Methode :Money :Belum adanya dana alokasi buat melengkapi alat-alat yang kurang atau belum ada.
Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
Environment : Jumlah mobilitas pasien keluar masuk yang cukup tinggi mengakibatkan penggunaan alat medis yang banyak tetapi terkadang tidak sesuai dengan persediaan.Sebagai rumah sakit pendidikan, banyak mahasiswa yang praktek di ruangan beria.
Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan
a. baik.
Methode :
Environment :Banyaknya pasien yang harus melakukan tindakan kesehatan yang harus dilakukan diluar ruang beria.
Money :
Machine :
Material :Man :Perawat seringkali kerepotan dalam menangani pasien dengan harus mengantar pasien, obat, hasil lab ataupun yang lainnya.
Tenaga ambulatori tetap belum tersedia di ruangan
Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.
Methode :Identitas yang tidak lengkap memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pemberian tindakan medis maupun nonmedis kepada pasien.
Environment : Mobilitas lingkungan yang tinggi dapat menyulitkan pengunjung, perawat ataupun tenaga kesehatan lainnya untuk mengenali identitas pasien
Money :
Identitas pasien belum
semuanya ditulis dengan
benar dan belum semuanya
tertulis pada masing-
masing bed pasien.
Man :Beberapa perawat ada yang tidak memasang papan identitas pasien.Seringkali beberapa tenaga kesehatan kesulitan dalam mengenali identitas pasien.
Material :Identitas hanya ditulis tangan dengan spidol sehingga gampang terhapus
Machine :
Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan
Methode :Environment :
Tenaga kesehatan lain ataupun yang lainnya tidak mengetahui tata pengelola manejemen pelayan kesehatan di ruangan.
Money :
Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan
Man :Banyak orang yang tidak mengetahui mengenai struktur organigram di ruang beria.Beberapa perawat mengatakan bahwa dibentuknya bagan struktur organigram.
Material :Tidak adanya bagan untuk struktur organigram. Machine :
D. PLANNING OF ACTION (POA)
Tabel 3.9 Planning of Action
NO MASALAH KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE MEDIA BIAYA WAKTU PJ1. Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) belum diterapkan secara maksimal di ruangan
1. Melakukan
sosialisasi
tentang MPKP
diruangan.
2. Menerapkan
Model Praktik
Keperawatan
Profesional
(MPKP)
diruangan.
Terlaksananya sistem kerja MPKP yang sesuai dengan prosedur di ruang beria sehingga dapat tercipta pelayanan yang lebih komprehensif.
Penanggung jawab shift, pengatur ruangan dan perawat pelaksana
Diskusi dan laporan
Laporan dan materi
Mahasiswa dan ruang Beria secara keseluruhan
Maksimal 1 bulan
Kelompok 1 PPN X dan pengatur ruang Beria
2. Mengusulkan penyediaan alat emergency kit di ruangan agar selalu tersedia dan layak pakai.
1. Memaksimalk
an peralatan
yang ada di
dalam ruangan
untuk
meningkatkan
pelayanan
Terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih optimal dengan penggunaan alat kesehatan yang memadai.
Alat-alat medis ruang beria
Diskusi dan laporan
Laporan Mahasiswa 23-25 April 2013
Eny dan Siska
kesehatan.
2. Mengusulkan
penyediaan
alat
emergency kit
di ruangan
agar selalu
tersedia dan
layak pakai.
3. Tenaga
ambulatori tetap belum tersedia di ruangan
1. Meningkatkan
efektitas kerja
perawat
dengan adanya
ambulatory
khusus
ruangan.
2. Mengusulkan
penyediaan
ambulatori
Berfokus dan terciptanya tindakan pelayanan kesehatan yang optimal di dalam ruangan.
Kabag. Keperawatan RSI, Tenaga kesehatan di ruang beria.
Diskusi dan laporan
Laporan Mahasiswa 23-25 April 2013
Pa Matius
untuk ruangan.
4. Identitas pasien belum semuanya ditulis dengan benar dan belum semuanya tertulis pada masing-masing bed pasien.
1. Menyarankan
agar identitas
pasien selalu
tertulis di
tempat tidur
pasien.
Memudahkan perawat, pengunjung dan tenaga kesehatan lainnya dalam mengenali identitas pasien.
Tenaga kesehatan di R.Beria
Diskusi dan laporan
Laporan Mahasiswa 23-25 April 2013
Jein dan Kristo
5 Belum tersedia bagan struktur organigram di ruangan
1. Merancang
struktur
organigram
sesuai dengan
sistem
manajemen
RS.
2. Membuat
bagan struktur
organigram
bagi ruangan.
Adanya struktur organigram atau struktur tata kelola manajemen ruangan.
Tenaga kesehatan di ruang beria.
Membuat dan merencang bagan struktur organigram ruang beria.
Bagan Mahasiswa 23-25 April 2013
Tamrin dan Resa