BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS -...

43
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-1 LAPORAN AKHIR BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pembangunan daerah secara sederhana diartikan sebagai sebuah perubahan tingkat kesejahteraan secara sengaja dan terukur. Perencanaan daerah juga diharapkan mampu menepis ketidakpastian dalam proses merubah tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Hakikat perencanaan itu adalah memperkecil peluang munculnya ketidakpastian. Dalam arti luas, perencanaan merupakan upaya manusia meminimalkan ketidakpastian. Dan, perencanaan yang ideal adalah langkah-langkah yang dilakukan manusia agar ketidakpastian semakin dekat dalam kehidupan manusia. Salah satu langkah atau tahapan untuk mendekati perencanaan ideal, sebagai dasar utama perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah perlu diketahui isu-isu strategis dan permasalahan-permasalahan pembangunan yang secara eksisting terjadi. Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting, sehingga, penyajian analisis ini akan menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan dihadapi dalam pembangunan daerahuntuk waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang. 3.1 Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan atau pada akhirnya dijadikan dasar dalam perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah. Dengan demikian permasalahan pembangunan daerah disajikan dengan merujuk pada identifikasi permasalahan pembangunan daerah. Identifikasi yang dilakukan tidak berdasarkan pada urutan urusan pembangunan, tetapi lebih diutamakan pada permasalahan yang menonjol

Transcript of BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS -...

Page 1: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-1

LAPORAN AKHIR

BAB III

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Pembangunan daerah secara sederhana diartikan sebagai sebuah perubahan

tingkat kesejahteraan secara sengaja dan terukur. Perencanaan daerah juga diharapkan

mampu menepis ketidakpastian dalam proses merubah tingkat kesejahteraan masyarakat

tersebut. Hakikat perencanaan itu adalah memperkecil peluang munculnya ketidakpastian.

Dalam arti luas, perencanaan merupakan upaya manusia meminimalkan

ketidakpastian. Dan, perencanaan yang ideal adalah langkah-langkah yang dilakukan

manusia agar ketidakpastian semakin dekat dalam kehidupan manusia. Salah satu

langkah atau tahapan untuk mendekati perencanaan ideal, sebagai dasar utama

perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah perlu diketahui isu-isu

strategis dan permasalahan-permasalahan pembangunan yang secara eksisting terjadi.

Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting, sehingga,

penyajian analisis ini akan menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan

dihadapi dalam pembangunan daerahuntuk waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

3.1 Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan atau pada akhirnya dijadikan dasar

dalam perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah. Dengan demikian

permasalahan pembangunan daerah disajikan dengan merujuk pada identifikasi

permasalahan pembangunan daerah. Identifikasi yang dilakukan tidak berdasarkan pada

urutan urusan pembangunan, tetapi lebih diutamakan pada permasalahan yang menonjol

Page 2: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-2

LAPORAN AKHIR

dan urgen. Data kondisi umu permasalahan ditampilkan pada bab II, sehingga beberapa

kesimpulan inti (pokok) permasalahan pembangunan daerah antara lain sebagai berikut:

3.1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Masih belum meratanya capaian pendidikan dan jangkauan pelayanan

pendidikan;

2. Masih dijumpai permasalahan-permasalahan di bidang kesehatan, baik jangkauan

layanan, aksesibilitas maupun kualitas dan kuantitas pelayanan;

3. Masih dijumpainya angka kemiskinan yang signifikan;

4. Masih terdapat permasalahan sosial yang perlu diselesaikan secara bertahap dan

berkelanjutan.

3.1.2 Aspek Pelayanan Umum

1. Kurangnya jangkauan penduduk terhadap sarana dan prasarana air bersih;

2. Masih rendahnya nilai tambah yang dapat diperoleh masyarakatdari bidang

kelautan dan perikanan;

3. Masih rendahnya nilai tambah yang dapat diperoleh masyarakat dari bidang

kelautan dan perikanan;

4. Belum optimalnya pemerataaan distribusi dan kemampuan dalam konsumsi bahan

pangan, rendahnya produktifitas dari nelayan tangkap dan budidaya

5. Masih dijumpai kerusakan lingkungan perairan, seperti mangrove dan terumbu

karang

6. Marginalisasi dan kemiskinan masyarakat pesisir

7. Konflik pemanfaatan dan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil

8. Faktor alam yang tidak bisa diprediksi dan kerusakan lingkungan laut

Page 3: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-3

LAPORAN AKHIR

9. Masih dijumpai pertambangan tanpa izin pasir darat dan bauksit walaupun sudah

ada peraturan perundang-undangan yang melarang ekspor bauksit dalam bentuk

Raw Material

10. Ketenagakerjaan keahlian/ keterampilan masyarakat berdasarkan berdasar

potensi daerah masih kurang

11. Rendahnya Rasio Masyarakat yang bekerja dan angka partisipasi kerja

12. Pertumbuhan penduduk yang tinggi pada usia produktif terbukti dengan jumlah

rata-rata pertumbuhan penduduk (Laju Pertumbuhan Penduduk) dalam rentang

waktu lima tahun dari

3.1.3. Aspek Daya Saing Daerah

1. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia;

2. Perlu peningkatan capaian strata pendidikan ke jenjang sarjana;

3. Kurangrelevannya antara pendidikan dengan potensi daerah

4. Rendahnya kemampuan ekonomi Daerah

5. Meningkatnya inflasi dan indeks harga konsumen

6. Belum optimalnya iklim investasi daerah, kurangnya percepatan penangan

perijinan, masih tingginya angka kriminalitas dan rendahnya daya saing investasi

dengan daerah lain

7. Masih rendahnya sarana dan prasarana infrastruktur secara menyeluruh;

8. Belum tersediannya sarana pelabuhan dan bandara udara berskala internasional

mengingat potensi geografis dan tuntutan globalisasi.

Page 4: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-4

LAPORAN AKHIR

3.2. Isu Strategis

Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun yang berasal

dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional. Sesuai isu-isu strategis yang

telah dihasilkan dalam tahap perumusan pada dituangkan dalam penyajian. Dalam

penyajian isu strategis ini diharapkan akan dapat memberikan pengaruh dimasa datang

terhadap daerah. Beberapa isu strategis dalam pembangunan diidentifikasikan sebagai

berikut :

Identifikasi isu yang bersifat strategis diharapkan akan mempermudah menyatukan

pandangan tentang prioritas pembangunan dan secara teknokratis dapat menjelaskan

secara objektif serta memadai kepada semua pemangku kepentingan. Analisis terhadap

isu-isu yang bernilai strategis merupakan bagian penting dan perannya sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah disamping

bersifatmelengkapi tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya.

Merupakan satu keharusan bahwa suatu perencanaan pembangunan bukan hanya

dibuat untuk dan agar dapat diterima oleh komunitas internal organisasi pembuatnya –

dalam hal ini pemerintah daerah -- melainkan harus dapat diterima semua pihak di luar

organisasi. Oleh karena itu pencermatan dan penelahan lingkungan eksternal haruslah

mendapat bagian yang memadai dalam proses perencanaan yang bersifat strategis.

Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal

terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 20 (dua puluh)

tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik maka pemerintah daerah dapat

mempertahankan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan

atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan

bagi entitas pemerintahan daerah dan masyarakat dimasa datang.

Page 5: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-5

LAPORAN AKHIR

Berdasar studi dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal

pokok yang menjadi isu strategis Wilayah Kabupaten Bintan yang dikelompokkan ke dalam

tiga tingkatan yaitu: internasional, nasional dan regional/lokal

3.2.1. Isu Strategis Internasional

Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional dapat

digunakan sebagai daya ungkit untuk memiliki daya saing yang handal. Untuk mewujudkan

hal tersebut, diperlukan strategi yang tepat melalui penyediaan infrastruktur yang

memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen pengelolaan wilayah yang efektif

mampu mengekspos potensi daerah. Untuk menghadapi hal ini diperlukan sinergitas

antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang dilandasi dengan visi yang jauh ke

depan, terukur, dan memperhatikan potensi yang ada. Dalam kerangka regionalisasi

ekonomi yang meliputi ASEAN Free Trade Area (AFTA), AFTA+3 (Jepang, China, Korea

Selatan), ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) dan Asian Pacific Economic

Cooperation (APEC), serta dimulainya FTZ (Free Trade Zone) yang akan langsung

berdampak pada pembangunan di wilayah kabupaten Bintan.

3.2.2. Isu Strategis Nasional

Isu strategis nasional bertumpu pada arahan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN 2005-20025) dengan rincian arahan sebagai berikut :

a. Mewujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia,Bermoral, Beretika, Berbudaya,

dan Beradab

Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, danberetika

sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yangpenuh toleransi,

tenggang rasa, dan harmonis. Di samping itu, kesadaranakan budaya memberikan arah

bagi perwujudan identitas nasional yangsesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa

Page 6: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-6

LAPORAN AKHIR

dan menciptakan iklimkondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan

mampumerespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-

nilaikebangsaan.

b. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya-Saing

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagitercapainya

kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi, akanmenjadikan

Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi danmampu memanfaatkan

peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saingbangsa, pembangunan nasional

dalam jangka panjang diarahkan untuk (a)mengedepankan pembangunan sumber daya

manusia berkualitas dan berdayasaing; (b) memperkuat perekonomian domestik

berbasis keunggulan di setiapwilayah menuju keunggulan kompetitif dengan

membangun keterkaitan sistemproduksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri; (c)

meningkatkanpenguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan (d)

membanguninfrastruktur yang maju; serta (e) melakukan reformasi di bidang hukum

danaparatur negara.

c. Mewujudkan Indonesia yang Demokratis BerlandaskanHukum

Demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting

untukmewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri dan adil.

Demokrasidapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai

kegiatanpembangunan, dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta

meningkatkanakuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara. Hukum

padadasarnya bertujuan untuk memastikan munculnya aspek-aspek positif

danmenghambat aspek negatif kemanusiaan serta memastikan terlaksananyakeadilan

Page 7: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-7

LAPORAN AKHIR

untuk semua warga negara tanpa memandang dan membedakankelas sosial, ras,

etnis, agama, maupun gender. Hukum yang ditaati dandiikuti diikuti akan menciptakan

ketertiban dan keterjaminan hak-hak dasarmasyarakat secara maksimal.Untuk

mewujudkan Indonesia yang demokratis dan adil dilakukan denganmemantapkan

pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peranmasyarakat sipil

sehingga proses pembangunan partisipatoris yang bersifatbottom up bisa berjalan;

menumbuhkan masyarakat tanggap (responsivecommunity) yang akan mendorong

semangat sukarela (spirit of voluntarism)yang sejalan dengan makna gotong royong;

memperkuat kualitasdesentralisasi dan otonomi daerah; menjamin perkembangan dan

kebebasanmedia dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat;

melakukanpembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum

danmenegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihakpada

rakyat kecil.

d. Mewujudkan Indonesia Yang Aman, Damai dan Bersatu

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi,dan

budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukankemampuan

pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknyakedaulatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan keamanandalam berbagai bentuk

kejahatan dan potensi konflik horisontal akanmeresahkan dan berakibat pada pudarnya

rasa aman masyarakat.Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman bagi

masyarakat merupakansyarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai

bidang.

Page 8: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-8

LAPORAN AKHIR

e. Mewujudkan Pembangunan yang Lebih Merata danBerkeadilan

Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh

komponenbangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipasi

aktifmasyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan keamanan,

sertamenghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Indonesia yang

maju,mandiri dan adil.

f. Mewujudkan Indonesia yang Asri dan Lestari

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal

pembangunannasional dan, sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber

dayaalam yang lestari akan menjamin tersedianya sumber daya yang

berkelanjutanbagi pembangunan. Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan

kualitashidup manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia yang

maju,mandiri, dan adil, sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dikelolasecara

seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional.Penerapan prinsip-

prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektordan wilayah menjadi

prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatanpembangunan.

g. Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan yangMandiri, Maju, Kuat

dan Berbasiskan Kepentingan Nasional

Pembangunan kelautan pada masa yang akan datang diarahkan pada

polapembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya

lautberbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia

dankelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya,

pertahanankeamanan, dan teknologi.

Page 9: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-9

LAPORAN AKHIR

h. Mewujudkan Indonesia yang Berperan Aktif DalamPergaulan Internasional

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial merupakan amanat konstitusi

yangharus diperjuangkan secara konsisten. Sebagai negara yang besar

secarageografis dan jumlah penduduk, Indonesia sesungguhnya memiliki peluangdan

potensi untuk mempengaruhi dan membentuk opini internasional dalamrangka

memperjuangkan kepentingan nasional. Dalam rangka mewujudkanIndonesia maju,

mandiri, adil dan makmur, Indonesia sangat penting untukberperan aktif dalam politik

luar negeri dan kerja sama lainnya baik di tingkatregional maupun internasional,

mengingat konstelasi politik dan hubunganinternasional lainnya yang terus mengalami

perubahan-perubahan yangsangat cepat.

Isu nasional dalam pengembangan koridor Masterplan Percepatan

Pembangunan Ekonomi Indonesia, dengan dibangunnya infrastruktur yang membuka

jaringan selat Malaka melalui Batam . Berikut adalah ilustrasi jembatan antar Negara di

Selat Malaka melalui Batam (sumber:Pre-Feasibility Study of Mallaca Strait Crossing,

M.Sjahdanulirwan, Tatang Dahlan, Puslitbang Jalan dan Jembatan, 2010)

Page 10: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-10

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.1 Telaah Koridor pemgembangan dalam MP3EI

3.2.3. Isu Strategis Regional

Isu strategis regional yang bisa diformulasikan dari Provinsi Kepulauan Riau sebagai

berikut:

1. Kualitas dan Hasil Capaian Pembangunan

Kualitas pembangunan dilihat dengan menggunakan indikator Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). IPM Provinsi Kepulauan Riau tahun 2005 berada diurutan 8 dari 33

provinsi dengan 72,2 poin dan tahun 2006 naik diurutan 7 dengan 72,79

poin.Selanjutnya tahun 2007 IPM Kepulauan Riau naik lagi diurutan 6 dengan 73,68 poin

jauh lebih tinggi dibanding tahun 2004 dengan 70,8 poin. Dengan demikian potensi

dan peluang pembangunan di masa yang akan datang adalah dengan

mempertahankan kondisi yang ada dan meningkatkan ke arah yang lebih baik.

Page 11: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-11

LAPORAN AKHIR

Angka Harapan Hidup (AHH) setiap tahun semakin baik yaitu Tahun 2005 sebesar

69,5 tahun naik dibanding Tahun 2004 sebesar 68,8 tahun. Pada tahun 2006 AHH

mencapai 69,6 tahun dan naik lagi pada tahun 2007 mencapai 69,9 tahun. Sebagai

bagian dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), AHH perlu terus

dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara mempertahankan atau menurunkan angka

kematian bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup (sedangkan Nasional 46

perkelahiran hidup) menjadi 20 per 1000 kelahiran pada tahun 2025, Angka Kematian

Ibu melahirkan, gizi buruk serta usia harapan hidup masih rendah yaitu 105 per 100 ribu

ibu melahirkan.

Sementara itu, Angka Melek Huruf tahun 2007 sebesar 94,6 % naik dibanding tahun

2006 sebesar 93%. Sedangkan tahun 2005 sebesar 96 % yang berarti labih tinggi dari

tahun terakhir. Adapun angka rata-rata Nasional adalah 88,4 %. Terjadinya fluktuasi

angka melek huruf dapat disebabkan oleh tingginya migrasi setiap tahun terutama

adanya migrasi yang tidak terdidik.

2. Pluralitas Sosial Budaya

Dilihat dari aspek sosial dan budaya, Provinsi Kepulauan Riau dapat disebut

sebagai miniatur Indonesia, karena terdiri dari ribuan pulau dan didalamnya

hidup dan berkembang penduduk dengan pluralitas agama, suku dan budaya

dengan tetap dipayungi oleh budaya Melayu guna mendukung kebudayaan nasional.

Hampir semua suku bangsa dari seluruh provinsi dan berbagai pemeluk agama ada di

Kepulauan Riau.Dengan demikian, keanekaragaman sosial serta aneka ragam suku dan

agama dengan menjunjung tinggi kerukunan dan persatuan yang kuat merupakan

modal sosial baik dalam pembangunan daerah maupun untuk ketahanan nasional.

Page 12: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-12

LAPORAN AKHIR

Potensi ini merupakan kekuatan sangat penting jika dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya bagi pelaksanaan pembangunan maupun dalam rangka menjaga keutuhan dan

persatuan bangsa yang merupakan pondasi pembangunan.

3. Geografis dan Geostrategis

Negara Republik Indonesia memiliki lebih 17.000 pulau, 14 % diantaranya ada di

Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki pulau sebanyak 2.408 buah. Karena itu

Kepulauan Riau dijuluki dengan “Segantang lada”. Di antara pulau yang banyak tersebut

terdapat 19 buah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara lain seperti

Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Posisi dan kondisi geografis berada di jalur

perdagangan dan lalulintas perdagangan terpadat dunia yaitu Selat Malaka. Kondisi ini

secara geopolitik dan geostrategis menjadikan Kepulauan Riau sebagai wilayah

kepulauan yang strategis. Provinsi Kepulauan Riau berpeluang besar menjadi daerah

maju, berdaya saing dan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Bagian Barat

Indonesia. Hanya saja untuk mencapai itu, perlu percepatan pembangunan melalui

optimalisasi potensi sumberdaya lokal terutama sumber daya manusia yang profesional,

memiliki etos kerja dan mandiri untuk pengelolaan potensi sumber daya alam dan potensi

lainnya. Posisi silang yang merupakan lintasan jalur pelayaran dari Barat ke Timur dan

sebaliknya menjadi potensi besar bagi Kepulauan Riau jika dimanfaatkan secara optimal.

4. Sumberdaya Alam

Kepulauan Riau memiliki potensi perikanan, kelautan, bahan tambang dan mineral

serta minyak dan gas yang melimpah. Pengelolaan potensi ini masih kurang 5 %, dan ini

merupakan kekuatan yang menentukan pembangunan di masa yang akan datang.

Potensi perikanan di Kepulauan Riau sekitar 1.500.000 ton, potensi minyak bumi yang

Page 13: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-13

LAPORAN AKHIR

terletak di Natuna dan Kepulauan Anambas diperkirakan sebesar 298,81 MMBO, gas

alam di lokasi yang sama sebesar 55,3 TSCF. Sebaran kawasan pertambangan lepas

pantai di wilayah Kepulauan Riau terdapat di Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas.

Potensi Timah terdapat di Karimun dengan jumlah 11.360.500 m3, Bauksit berjumlah 15

juta Ton di Bintan dan 880 ribu Ton di Tanjungpinang. Potensi lain seperti Granit sebesar

815,9 juta Ton di Karimun dan 42,4 juta Ton di Bintan. Sedangkan Pasir darat sebesar

16,8 juta Ton di Karimun dan 23,026 juta Ton di Bintan ditambah dengan pasir laut

sejumlah 7 milyar Ton di Karimun dan 2,2 milyar Ton di Bintan.

Potensi sumber daya hutan di Kepulauan Riau merupakan potensi sebagai

penyangga kehidupan, khususnya sebagai potensi perlindungan dan konservasi berbagai

kegiatan pemerintahan, masyarakat, industri,dan keamanan. Dengan adanya aneka

macam tipe sumber daya hutan, seperti hutan tropika basah dataran rendah, hutan

tropika basah pegunungan dan juga hutan mangrove, maka diharapkan terjaga sumber

kehidupan seperti pelestarian sumber air, tanah, dan keanekaragaman sumber daya

hayati.

Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi sumberdaya mineral dan energi yang

melimpah, seperti minyak dan gas bumi, timah, bauksit, granit, batupasir (batupasir

kwarsa), dan kaolin yang tersebar di beberapa kabupaten. Kekayaan sumberdaya

mineral dan energi tersebut potensi pengelolaannya kurang dari 5 %, sehingga

merupakan kekuatan yang menentukan bagi pembangunan di masadatang.

Dengan kekuatan potensi sumberdaya energi Provinsi Kepulauan Riau yang

mempunyai cekungan sedimen tersier Natuna, di Kabupaten Natuna dan Kepulauan

Anambas mempunyai cadangan potensi minyak bumi sebesar 298.81 MMBO dan

Page 14: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-14

LAPORAN AKHIR

cadangan potensi gas bumi sebesar 55.3 TSCF, maka wilayah ini akan menjadi

penyangga pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional yang sangat signifikan.

Pemerintah merencanakan pembangunan pembangkit tenaga listrik berdaya 10.000

mega watt secara nasional, mestinya tidak terlepas dengan potensi sumberdaya energi

Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu lokasi pembangkit tenaga listrik dengan

menggunakan bahan bakar minyak bumi atau gas bumi disamping sumber energi lain

seperti pembangkit listrik dengan memanfaatkan batubara.

Potensi pembangkit tenaga listrik merupakan penggerak utama industri pengolahan

yang berbasis sumberdaya mineral di beberapa kabupaten seperti fabrikasi dan

pemanfaatan timah, fabrikasi dan pemanfaatan bauksit, fabrikasi industri bahan

bangunan dari granit, fabrikasi industri bahan bangunan dari pasir kwarsa, fabrikasi

industri keramik dari kaolin. Industri tersebut dapat berskala kecil, menengah, maupun

besar. Pemanfaatan sumberdaya mineral secara optimal menjadi bahan industri jadi atau

setengah jadi akan meningkatkan nilai tambah ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi

daerah dan nasional juga akan meningkat. Disamping itu pemanfaatan sumberdaya

mineral secara optimal akan meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan usaha

konservasi sumberdaya mineral (meningkatkan usia penambangan dan penggalian), dan

menekan kerusakan lingkungan.

Sedangkan kebijakan level Provinsi dalam jangka panjang adalaha sebagai berikut :

1. Mewujudkan Masyarakat Kepulauan Riau yang Memiliki Kepribadian dan

Berakhlak Mulia

Menciptakan kondisi dimana masyarakat Kepulauan Riau yang memiliki

kepribadian dan berakhlak mulia sangat penting sebagai landasan bagi pelaksanaan

Page 15: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-15

LAPORAN AKHIR

pembangunan yang lain. Sikap mental dan moral mencerminkan budaya suatu

masyarakat akan menjadi ukuran bagi pihak luar dalam memandang Kepulauan

Riau. Pencitraan dan penilaian pihak luar terhadap Kepulauan Riau merupakan

kondisi riil yang menjadi sebuah nilai bagi masyarakatnya untuk bersikap dan

bertindak sesuai dengan penilaian tersebut. Untuk mendukung perwujudan tersebut

dilakukan dengan langkah kebijakan yang cepat dan selaras antara satu dengan

lainnya.

1. Pembangunan mental dan spiritual dilakukan dengan meningkatkan peran

lembaga pendidikan, lembaga keagamaan dan lembaga-lembaga adat dalam

memperkenalkan dan mengembangkan pengamalan dan penerapan nilai-nilai

agama, hukum dan budaya Melayu dalam upaya meningkatkan ahlak dan

kepribadian masyarakat.

2. Meningkatkan peran lembaga pendidikan dalam memperkenalkan nilai agama,

nilai budaya dan norma hukum baik dengan menerapkan kurikulum muatan lokal

atau muatan mata pelajaran yang meningkatkan akan karakter dan kepribadian

dengan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya dan beretika.

3. Pembangunan bidang hukum dan pemerintahan diarahkan untuk

menumbuhkembangkan jiwa keteladanan masyarakat dalam hal pengamalan

nilai agama, norma hukum dan nilai budaya melalui upaya memberikan contoh

dalam kepemimpinan dan tokoh masyarakat yang memahami dan mengamalkan

nilai agama, norma hukum dan nilai budaya.

4. Pengembangan kepribadian daerah diarahkan untuk menumbuhkembangkan

jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa di masyarakat yang

Page 16: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-16

LAPORAN AKHIR

dititikberatkan melalui kepemimpinan dan pengembangkan jiwa keteladanan

dalam organisasi pemuda dan organisasi kemasyarakatan termasuk aparatur

pemerintah melalui kegiatan yang dilakukan yang ditekankan atas prakarsa

sendiri.

5. Meningkatkan peran pemangku kepentingan (stakeholderss) dalam pembinaan

dan pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat serta membina hubungan

yang harmonis antara pemeluk agama, antar suku bangsa dengan nilai-nilai

budaya yang hidup dan berkembang di Kepulauan Riau.

6. Memperkuat wawasan kebangsaan dan mempercepat penerapan proses

demokrasi yang menjunjung tinggi nilai etika dan budaya dan bertujuan sekaligus

untuk memperkuat ketahanan di bidang sosial, politik dan ekonomi di samping

menciptakan rasa aman di masyarakat. Peningkatkan kesadaran masyarakat

tentang pentingnya keamanan dan ketertiban lingkungan dan penanggulangan

bencana serta memberdayakan LSM dan Ormas termasuk partai politik.

7. Pembangunan politik diperlukan dan diarahkan untuk menjaga proses

konsolidasi demokrasi yang berkelanjutan, mengantisipasi agar tidak terjadi

konflik antar masyarakat yang bernuansa SARA sehingga tidak menggangu

ketahanan nasional dan persatuan nasional.

8. Revitalisasi budaya dan pengembangan kesenian daerah yang diarahkan untuk

menjunjung nilai budaya dan kepatuhan terhadap etika dan hukum. Pendidikan

kesenian, budaya, hukum dan budi perkerti pada semua tingkatan pendidikan.

Page 17: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-17

LAPORAN AKHIR

2. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kepulauan Riau yang Berkualitas

Pendidikan, Memiliki Etos Kerja dan Produktivitas Yang Tinggi

Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal dalam meningkatkan

daya saing daerah baik skala nasional dan global. Pendidikan akan mepengaruhi etos

kerja dan akhirnya meningkatkan daya saing. Daya saing akan memberikan kelenturan

berpikir dan bertindak dalam mengelola peluang dan meningkatkan tantangan menjadi

peluang. Untuk mewujudkan sumber daya manusia Kepulauan Riau yang berkualitas

pendidikan, memiliki etos kerja dan produktivitas yang tinggi perlu ditentukan arah

kebijakan pembangunan.

1. Pembangunan sumber daya manusia diarahkan untuk mewujudkan pendidikan

yang berkualitas didukung dengan peningkatan kualitas lulusan baik melalui

serangkaian kebijakan perluasan akses dan pemerataan pendidikan dasar hingga

pendidikan tinggi, melalui penguatan tatakelola, sistem pengendalian manajemen

dan sistem pengawasan intern. Pendidikan yang berkualitas didukung dengan

pembangunan dan peningkatan kualitas prasarana dan sarana pendidikan,

peningkatan mutu tenaga kependidikan dan mutu tenaga pendidikan, manajemen

pendidikan serta peningkatan relevansi pendidikan terhadap pasar kerja.

2. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan bagi upaya mengembangkan

pendidikan dan lembaga pendidikan yang berorientasi kepada pengembangan

potensi lokal seperti perikanan, kelautan, pertambangan dan pengembangan

perhubungan antar pulau dan industri maritim. Meningkatkan kualitas guru dan

lembaga pendidikan agar memenuhi standar yang diharapkan. Meningkatkan peran

Page 18: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-18

LAPORAN AKHIR

masyarakat dalam pendirian dan pengembangan serta pembinaan pendidikan dan

lembaga pendidikan.

3. Pembangunan dan pengembangan pendidikan dalam rangka peningkatan

sumberdaya manusia mutlak didukung dengan keberadaan perpustakaan. Untuk itu

diarahkan pengembangan minat baca masyarakat melalui pembangunan

perpustakaan dengan menyediakan sarana dan prasarana penunjang.

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah terhadap arsip dan

mengintegrasikan pengumpulan arsip dalam satu lembaga yang kredibel sehingga

dapat berperan dalam membentuk dokumentasi sejarah yang penting bagi generasi

muda.

4. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan melaksanakan strategi

menggabungkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dan penyediaan

tenaga pengajar yang berkualitas baik guru, dosen dan tenaga kependidikan lainnya

termasuk membantu penduduk yang tidak mampu agardapat tetap bersekolah.

Selain itu persiapan kurikulum yang dapat diaplikasikan dalam segala bidang yang

berkaitan dengan pembangunan Provinsi

5. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk membangun sarana dan prasarana

pendidikan dan menyediakan infrastruktur pendidikan yang modern dan maju serta

merata diseluruh wilayah termasuk daerah dan pulau terpencil dengan tetap

memperhatikan masyarakat yang tergolong masyarakat rentan dan komunitas

terpencil.

6. Pembangunan ketahanan ekonomi diarahkan guna meningkatkan pemahaman

kepada seluruh pihak berkepentingan terhadap pentingnya merubah orientasi

Page 19: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-19

LAPORAN AKHIR

kehidupan dari berbasis darat kepada basis kelautan. Mengelola dan mengatur,

memelihara, melindungi dan meningkatkan kualitas sumberdaya kelautan dan

perikanan.

7. Pembangunan bidang aparatur diarahkan dengan kebijakan menempatkan pegawai

sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya dengan didukung dengan sistem

penggajian yang berbasis kinerja dan menyiapkan dan menerapkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP).

Pengembangan karir berbasis kinerja serta peningkatan mutu tenaga kerja lokal

melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan lembaga pelatihan profesional lainnya.

8. Pengembangan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk meningkatkan wawasan

kewirausahaan pada pelaku usaha kecil dan menengah. Membina dan

mengembangkan kemampuan dan keterampilan pelaku ekonomi khususnya yang

bergerak di sektor informal dan usaha ekonomi kerakyatan.

9. Pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan

sarana alat tangkap bagi nelayan, memanfaatkan potensi kelautan bagi usaha

ekonomi lainnya seperti industri dan pariwisata. Pengadaan sarana dan alat

pengolahan pertanian bagi petani baik dalam bentuk pemberian bantuan alat dan

permodalan (sarpras) maupun melakukan pembinaan secara terus menerus,

sehingga petani dan nelayan mampu mandiri dan mengembangkan usahanya

mencapai titik optimal bagi pemenuhan kebutuhan pangan. Mendorong kerjasama

dunia usaha dengan kelompok nelayan dan petani serta kelompok usaha kecil

lainnya dalam rangka peningkatan mutu dan hasil perikanan dan pertanian serta

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dan pertanian.

Page 20: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-20

LAPORAN AKHIR

10. Pembangunan kota-kota yang cepat tumbuh mengacu kepada sistem perkotaan

nasional dan regional, yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan

fisik kota yang tidak terkendali seperti yang terjadi di Batam serta untuk

mengendalikan arus migrasi yang masuk langsung dari luar daerah dengan cara

menciptakan lapangan kerja dan kesempatan kerja serta peluang usaha terutama di

luar Batam, serta menerapkan kebijakan bagi upaya mencegah semakin turunnya

kualitas perkotaan akibat kualitas masyarakat yang mendiaminya semakin rendah.

11. Menerapkan manajemen perkotaan yang meliputi optimalisasi dan pengendalian

pemanfaatan ruang serta pengamanan zona penyangga di sekitar kota inti dengan

penegakan hukum yang tegas dan adil serta peningkatan peran dan fungsi kota

kecil tidak hanya berfungsi sebagai kota tempat tinggal tapi diarahkan menjadi kota

mandiri. Menjadikan kota dan kawasan perkotaan sebagai tempat yang aman dan

nyaman bagi kegiatan ekonomi dan tempat tinggal, sehingga perlu kawasan

penyangga di luar perkotaan untuk usaha yang dapat mengurangi daya dukung

lahan perkotaan.

12. Melakukan revitalisasi kawasan perkotaan yang rawan lingkungan terutama

kawasan perbukitan dan sekitar sumber air seperti pengembalian fungsi kawasan

melalui pembangunan kembali kawasan, peningkatan kualitas lingkungan fisik,

sosial, budaya serta penataan kembali pelayanan fasilitas publik terutama

pengembangan sistem transportasi massal yang terintegrasi antar moda.

Page 21: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-21

LAPORAN AKHIR

3. Meningkatkan Daya Saing Daerah Agar Mampu Melaksanakan Pembangunan

Dalam Perekonomian Nasional dan Global Khususnya Dalam Bidang Industri

Pengolahan, Perikanan dan Kelautan serta Pariwisata

Kemajuan suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh kuatnya pemerintahan

namun juga oleh kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia antar satu

daerah dengan daerah lain memiliki relativitas kemampuan. Untuk mengukur

kemampuan daerah dalam pergaulan secara nasional dan global agar tetap eksis

dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing. Daya saing daerah meliputi

seluruh potensi baik sumberdaya alam (SDA), sumberdaya buatan (SDB),

sumberdaya manusia (SDM) dan sumberdaya sosial (SDS) secara bersama-sama

dan terintegrasi mencerminkan kondisi daerah. Untuk mewujudkan peningkatan

daya saing daerah agar mampu melaksanakan pembangunan dalam perekonomian

nasional dan global ditempuh kebijakan antara lain:

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang cerdas, profesional, memiliki

etos kerja, trampil dan inovatif. Mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi baru dan berbasis kelautan dengan didukung peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berahlak mulia.

2. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan diarahkan agar pendayagunaan

dan pengawasan pemanfataan potensi perikanan dan kelautan dapat optimal.

Pendekatan antar sektor, integratif dan komprehensif agar konflik dapat

dihilangkan akibat egosektoral dalam pengelolaan sektor kelautan dan

perikanan. Keterpaduan kebijakan kelautan dengan sektor daratan agar menyatu

dalam strategi pembangunan daerah yang kokoh dan pemanfaatan kekuatan

Page 22: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-22

LAPORAN AKHIR

darat dan lautan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong

kemajuan daerah.

3. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari melalui pendidikan pada semua

jalur, jenis dan jenjang pendidikan serta penyadaran masyarakat tentang

kelautan yang mampu melestarikan nilai budaya serta wawasan bahari.

Mengupayakan melakukan revitalisasi kearifan lokal dan hukum masyarakat asli

di bidang kelautan serta melakukan perlindungan peninggalan bawah air dalam

bentuk kekayaan daerah dan nasional melalui usaha preservasi, restorasi dan

konservasi.

4. Meningkatkan dan memperkuat peranan sumberdaya manusia di bidang

kelautan yang dilakukan dengan mendorong jasa pendidikan dan pelatihan di

bidang kelautan khususnya bidang unggulan serta mengembangkan standar

kompetensi sumberdaya manusia bidang kelautan. Meningkatkan peranan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta riset yang diarahkan bagi pengembangan

sistem informasi kelautan yang handal.

5. Pengembangan IPTEK untuk ekonomi diarahkan pada peningkatan kualitas dan

kemanfaatan iptek daerah dalam rangka mendukung iptek nasional. Peningkatan

penguasaan dan penerapan Iptek secara luas dalam proses produksi barang

dan jasa, pengembangan dan penerapan standar mutu dan peningkatan sarana

dan prasarana iptek. Pengembangan pemahaman atas hak intelektual dan

perlindungan hak cipta.

6. Pengembangan wilayah diarahkan dan diselenggarakan dengan memperhatikan

potensi dan peluang serta keunggulan sumberdaya darat dan atau laut di setiap

Page 23: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-23

LAPORAN AKHIR

wilayah dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pengembangan wilayah

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat

dan pemerataan pembangunan. Pembangunan wilayah dilakukan dengan

terencana dan terintegrasi dengan semua rencana pembangunan sektor dan

bidang yang tertuang dalam dokumen rencana yang legal.

7. Pembangunan ekonomi dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan semua

pihak baik pemerintah, kabupaten/kota dan dunia usaha dalam memberikan

peran bagi pengembangan ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi dilakukan

dengan melibatkan masyarakat terutama kelompok masyarakat yang tergabung

dalam usaha produktif yang akan mendorong peningkatan daya saing ekonomi

daerah.

8. Pembangunan dilakukan dengan berpedoman kepada rencana baik rencana

jangka panjang maupun rencana tataruang wilayah (RTRW) yang refresentatif,

terintegrasi, terpadu, komprehensif dan maju dalam rangka memberikan arahan

pembangunan daerah. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam baik

kelautan dan pertambangan serta sumber daya lainnya bagi kesejahteraan

masyarakat.

9. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi

pembangunan di setiap sektor dan wilayah, agar pemanfaatan ruang dapat

sinergis, serasi dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

disusun secara hirarki dan komplementer. Untuk itu perlu peningkatan kapasitas

aparatur perencana dan kelembagaan di bidang penataan ruang, penyusunan

Page 24: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-24

LAPORAN AKHIR

RTRW yang berkualitas dan meningkatkan efektivitas penegakan hukum baik

dalam perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian pemanfaatan ruang.

10. Pembangunan ekonomi diarahkan untuk mengelola dan mengembangkan

potensi ekonomi daerah yang menjadi unggulan terutama potensi sumber daya

kelautan dan perikanan, industri pengolahan dan pariwisata dalam konteks

regional dan global dan membentuk sinergisitas ekonomi dan kebijakan usaha

dengan negara tetangga. Meningkatkan pemanfaatan potensi kelautan dan

perikanan untuk mendukung dan didukung oleh sektor strategis lainnya seperti

industri, pariwisata, perhubungan dan angkutan serta ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sehingga tercipta satu kesatuan yang utuh antara kegiatan hulu dan

hilir dalam sistem perkonomian daerah yang tangguh.

11. Pembangunan ekonomi kerakyatan khususnya perikanan diarahkan untuk

menyediakan dan memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana perikanan dan

kelautan dalam rangka optimalisasi sumberdaya kelautan dan perikanan.

Pengembangan keterampilan dan produktivitas usaha ekonomi kecil dan

menengah serta menjalin kemitraan usaha dengan kegiatan ekonomi skala

besar terutama untuk kegiatan pemasaran dan pembinaan.

12. Pembangunan wisata sehat dan berbudaya yang berkualitas diarahkan untuk

meningkatkan pengembangan kepariwisataan sebagai bagian dari kegiatan

menggerakan ekonomi masyarakat dengan cara mengembangkan wisata bahari

yang modern dan terpadu pada setiap kawasan potensial disamping wisata

konvensional yang sudah ada, sehingga dapat meningkatkan kunjungan

wisatawan asing maupun domistik. Posisi kunjungan wisata Kepulauan Riau

Page 25: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-25

LAPORAN AKHIR

yang masuk tertinggi secara nasional tetap dapat dipertahankan. Sejalan dengan

itu pengembangan wisata bagi pelayanan wisata domistik dan lokal dengan tetap

dilakukan dengan berpihak kepada kebijakan umum pariwisata terutama

kegiatan wisata yang mengandalkan wisata alam, budaya dan sejarah.

13. Pembangunan bidang pemerintahan diarahkan untuk menyederhanakan

birokrasi dalam rangka menciptakan lingkungan investasi yang kondusif dan

meningkatkan kerjasama pengembangan investasi dengan pemerintah dan

pihak luar negeri dan dengan dukungan daerah lainnya termasuk

kabupaten/kota.

14. Pembangunan infrastruktur ekonomi diarahkan untuk menyediakan infrastruktur,

sarana dan prasarana pendukung investasi yang maju, lengkap, modern dan

terpadu terutama di daerah yang cepat tumbuh sejalan dengan kegiatan promosi

terhadap potensi ekonomi daerah sejalan dengan meningkatkan kapasitas dan

kemampuan aparatur pemerintahan dan kelembagaan masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan dan pelayanan publik.

15. Pemberdayaan dan optimalisasi pulau terluar dengan cara pembinaan dan

pengembangan transmigrasi lokal dengan disertai pembangunan sarana dan

prasarana dan akses ke pulau terluar baik prasarana perhubungan dan angkutan

serta pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan.

Pemanfaatan pulau terluar sebagai potensi strategis baik lokal maupun nasional

dengan tujuan memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi daerah dan

nasional disamping mendukung ketahanan nasional dan benteng bagi ketahanan

integrasi nasional dan kedaulatan negara.

Page 26: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-26

LAPORAN AKHIR

16. Pengembangan ekonomi regional diarahkan untuk peningkatan kualitas

sumberdaya manusia terutama dunia usaha dan masyarakat serta menjalin dan

meningkatkan kerjasama antar perusahaan dengan pemerintah daerah dan

antar kawasan serumpun di segala bidang terutama yang merupakan sektor

unggulan daerah.

17. Pegembangan ketahanan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan pemahaman

dan pengertian terhadap potensi kelautan bagi masyarakat khususnya

masyarakat pesisir dan di pulau. Peningkatan penelitian kelautan dan

pencegahan dampak perubahan iklim global serta penegakan hukum dan

keberpihakan kebijakan yang pro terhadap kelestarian lingkungan dan sumber

daya hayati. Penegakan hukum diutamakan bagi pelanggaran pemanfaatan hasil

laut, pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan pengrusakan terumbu

karang dan meningkatkan konservasi laut.

4. Mewujudkan Masyarakat Kepulauan Riau yang Dapat Memenuhi Seluruh

Kebutuhan Dasar Hidupnya Secara Layak

Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang seluruh kebutuhannya

terpenuhi dengan ketersediaan bahan kebutuhan pokok dan pelayanan dasar yang

terjangkau. Pembangunan diarahkan untuk meningkatkan ekonomi daerah dan

kesejahteraan seluruh masyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat Kepulauan Riau

yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar hidupnya secara layak arah

kebijakan yang dilakukan mencakup aspek sosial, ekonomi, infrastruktur dan lainya.

1. Pembangunan investasi dan ekonomi daerah diarahkan kepada penyusunan

peraturan yang lebih menjamin kepastian hukum bagi pekerja dan bagi pelaku

Page 27: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-27

LAPORAN AKHIR

usaha dan penegakan hukum untuk kepentingan pengembangan investasi

dengan orientasi kepada kepentingan nasional dan daerah. Termasuk menjalin

komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak yang

berkepentingan.

2. Pembangunan wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah

kebijakan yang selama ini berorientasi inward looking menjadi outward looking

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang kegiatan ekonomi dan

perdagangan dengan negara tetangga dan mendorong ekonomi regional.

Sebagai wilayah perbatasan wilayah Kepulauan Riau menjadi pintu gerbang

keluar masuk barang ekspor baik dari daerah sendiri maupun daerah lain.

3. Pelayanan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

sarana pendidikan dalam rangka pelayanan pendidikan dan kesehatan dan

pelayanan medis yang berkualitas dan merata sehingga mampu meningkatkan

kualitas hidup masyarakat dengan penyediaan sarana pendidikan dan

kesehatan yang mudah dan murah tanpa mengabaikan mutu.

4. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan dan kesehatan sehingga dapat

melayani seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan menyediakan sarana dan prasarana pelayanan khusus bidang

pendidikan dan kesehatan seperti bagi kelompok masyarakat rawan sosial dan

komunitas terpencil serta pelayanan ibu hamil dan bayi. Termasuk peningkatan

kesadaran pasangan usia subur terhadap kesehatan. Pelayanan prima dengan

kualitas sarana dan prasarana yang maju.

Page 28: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-28

LAPORAN AKHIR

5. Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat baik listrik, air bersih

dan perumahan dengan cara meningkatkan daya mampu pembangkit listrik

termasuk peningkatan jaringan dan jangkauan pelayanan serta pencarian

tenaga listrik alternatif. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air

bersih dengan cara peningkatan sarana dan sumber air termasuk mencari

sumber air baru. Membangun perumahan dan meningkatkan kualitas rumah

penduduk terutama bagi penduduk yang kurang mampu. Meningkatkan

kualitas perkotaan yang manusiawi dengan dukungan semua pihak yang

berkepentingan.

6. Meningkatkan kesadaran semua pihak baik Pemerintah, Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat akan arti penting pendidikan

dengan meningkatkan kemampuan keuangan daerah dalam peningkatan

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu sehingga mampu meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia yang mandiri dan membuka lapangan kerja.

7. Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan mulai dari upaya pencegahan

agar tidak rusak, meningkatkan kualitas lingkungan yang sudah menurun dan

meningkatkan daya dukung lingkungan bagi kegiatan pembangunan yang

berkelanjutan disegala bidang. Pembangunan ekonomi diarahkan bagi

pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidak

mempercepat terjadinya kerusakan dan degradasi lingkungan. Pemulihan dan

rehabilitasi kondisi lingkungan hidup diarahkan pada upaya peningkatan daya

dukung lingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

Page 29: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-29

LAPORAN AKHIR

8. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam

merencanakan dan melaksanakan pembangunan di pedesaan dengan tetap

menyediakan infrastruktur dasar di perdesaan sekaligus melestarikan budaya

gotong royong dan swadaya masyarakat. Mengintegrasikan kebijakan

pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

9. Mengendalikan harga dan memperlancar distribusi barang kebutuhan pokok

sepanjang tahun dengan dukungan jaminan ketersediaan sarana angkutan dan

prasarana pendukung bagi lancarnya distribusi barang dan orang serta jaminan

stok bagi daerah yang terpencil.

10. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka pengolahan

dan pemanfaatan sumber daya alam dan efisiensi pembangunan.

Mengembangkan lahan pertanian dan wilayah potensial perikanan bagi

perekonomian daerah.

5. Mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau Sebagai Salah Satu Pusat Pertumbuhan

Ekonomi Nasional Dalam Bidang Industri Pengolahan, Perikanan dan Kelautan

serta Pariwisata

Secara kodrati Kepulauan Riau berdekatan dengan negara yang sudah

maju seperti Singapura dan Malaysia serta didukung oleh kebijakan pemerintah

yang menetapkan Kepulauan Riau sebagai salah satu kawasan strategis nasional.

Potensi dan peluang tersebut hanya akan memberi manfaat jika dilakukan

perencanaan yang komprehensif dalam menatap masa depan Kepulauan Riau yang

lebih maju. Dengan potensi yang ada, keinginan untuk menjadikan Kepulauan Riau

sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa ditunda lagi.

Page 30: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-30

LAPORAN AKHIR

Untuk mewujudkan hal itu, arah kebijakan meliputi semua aspek kehidupan dan

dirangkum secara umum.

1. Meningkatkan peranan pemerintah daerah yang efektif dan optimal sebagai

fasilitator, regulator dan sekaligus sebagai katalisator pembangunan disemua

sektor agar pembangunan dan pelayanan publik lebih efesien dan efektif

dengan lingkungan yang kondusif.

2. Perlu menjalin hubungan yang lebih luas dengan semua pihak dan tingkatan

pemerintahan baik nasional maupun regional. Menjalin komunikasi semua

pihak berkepentingan untuk mendapatkan dukungan bagi pengembangan

Kepulauan Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

3. Melakukan kerjasama dengan semua pihak dalam pengamanan wilayah

kedaulatan yurisdiksi secara terpadu khususnya wilayah perbatasan, pulau

kecil dan pulau terluar. Pengamanan dimaksudkan untuk menghindari

penyalahgunaan pemanfaatan sumber daya oleh pihak asing dan pihak lain

yang tidak bertanggungjawab.

4. Pengembangan potensi ekonomi unggulan diarahkan untuk mengembangkan

kekuatan dan potensi kemaritiman dalam rangka memperkokoh ketahanan

ekonomi dan ketahanan nasional, mulai dari membangun jaringan terpadu

elemen perdagangan, industri dan perhubungan dan pelayaran (trade, shipping

and industry), maupun dengan memberdayakan masyarakat nelayan pesisir

dan perbatasan.

5. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal dan berkelanjutan

yang meliputi perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari,

Page 31: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-31

LAPORAN AKHIR

energi dan sumber daya mineral, bangunan diatas dan bawah laut serta jasa

kelautan. Pembangunan sektor kelautan dengan dukungan industri kelautan

juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan

pesisir dengan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif skala kecil yang

mampu memberikan lapangan kerja yang lebih luas.

6. Mengembangkan industri perikanan dan kelautan sehingga menjadi andalan

PDRB Provinsi Kepulauan Riau dengan melakukan berbagai upaya yang

meliputi pengembangan SDM dibidang kelautan, penyediaan sarana dan

prasarana penunjang, penyediaan perangkat peraturan perundangan dan

penyediaan fasilitas lainnya. Pengembangan industri perikanan diarahkan

untuk peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan hingga

menghasilkan keuntungan yang lestari secara biologis, ekonomis dan ekologis.

Pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan meliputi perikanan tangkap,

perikanan budidaya, pemanfaatan sumberdaya karang, lamun dan mangrove.

7. Secara makro pembangunan ekonomi diarahkan untuk menjaga stabilitas

pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan daerah.

Meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan efesiensi penggunaan

anggaran. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi diseluruh daerah, mengurangi

ekonomi berbiaya tinggi dengan cara meningkatkan peran sektor kelautan dan

perikanan dalam pertumbuhan ekonomi daerah serta membangun industri-

industri yang berbasis kelautan seperti industri perkapalan, pengolahan hasil

ikan, pariwisata bahari dan angkutan/perdagangan. Meningkatkan penerimaan

daerah dari sektor kelautan dan perikanan. Mengelola sumber daya alam

Page 32: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-32

LAPORAN AKHIR

mineral logam, mineral bukan logam, batuan dan air tanah, mengusahakan

peningkatan dana bagi hasil terutama bagi hasil pajak orang asing dan bagi

hasil minyak dan gas (migas) yang signifikan.

8. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban diarahkan untuk meningkatkan

keamanan dan rasa aman di lingkungan masyarakat. Menjaga dan

meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan antar

daerah dan antar sektor (publik dan privat).

9. Mengembangkan wilayah perbatasan dan tertinggal dengan keberpihakan agar

cepat tumbuh dan berkembang lebih cepat agar dapat mengurangi

ketertinggalannya dengan daerah lain. Pemberdayaan masyarakat wilayah

perbatasan dan pesisir melalui subsidi dan stimulus dana percepatan

pembangunan desa dan kecamatan, maupun dengan jaminan pelayanan

publik dan rintisan untuk pelayanan tertentu yang merupakan bentuk

keterkaitan kegiatan ekonomi cepat tumbuh dan stategis dalam satu sistem

wilayah pengembangan ekonomi yang terintegrasi.

10. Lingkungan hidup memiliki limitasi baik daya dukung maupun daya tampung.

Maka dalam jangka panjang pembangunan lingkungan hidup diarahkan untuk

meningkatkan daya dukung dan kualitas lingkungan secara terus menerus dan

berkelanjutan. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang

berwawasan lingkungan, dan dilakukan secara terus menerus dengan cara

menjaga keamanan, keselamatan dan lingkungan (Good Minning Practice).

11. Meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan sarana dan

prasarana antar pulau dan antar daerah di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan

Page 33: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-33

LAPORAN AKHIR

Riau. Meningkatkan pemerataan dan distribusi pembangunan antar pulau dan

antar daerah di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dengan menjadikan bagian

wilayah tersebut sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

12. Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana transportasi darat,

laut dan udara dan meningkatkan pelayanan transportasi (frekuensi dan

terjangkau oleh masyarakat) baik dengan cara membangun dan meningkatkan

kualitas sarana dan prasaran infrastruktur transportasi darat/laut/udara maupun

dengan kegiatan pelibatan masyarakat. Membangun dan meningkatkan

jaringan dan tatanan pelayanan perhubungan antar daerah dan antar kawasan.

13. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efesien, efektif dan

melaksanakan penegakan hukum terhadap penyalahgunaan hak atas tanah

dengan menerapkan prinsip keadilan, transparansi dan demokrasi. Melakukan

kerjasama dan kordinasi dengan pemerintah untuk melakukan penyempurnaan

perundang-undangan, penguasaan dan penggunaan serta pemanfaatan tanah

disertai dengan penerapan insentif dan disentif dalam program land reform

khususnya perpajakan bidang pertanahan.

14. Mendorong peran swasta dalam pembangunan infrastruktur dan pelayanan

publik, mempermudah perizinan dan memperketat pengawasan serta

penegakan hukum dan tata kelola perikanan.

15. Kerjasama antar daerah terutama dalam pengembangan potensi unggulan

daerah terutama antar daerah yang berdekatan baik dalam pengawasan

maupun pemanfaatan dan pengolahan serta pemasaran dalam memanfaatkan

Page 34: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-34

LAPORAN AKHIR

keunggulan komparatif maupun kompetitif sehingga inefisiensi dalam

pembangunan dapat dihindari.

3.2.4. Isu Strategis Lokal

Isu strategis yang bisa dimunculkan dari skala lokal, khusus kabupaten Bintan

antara lain berupa

1. Isu Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, ada 4 isu strategis di anggap paling penting seperti terlihat pada

tabel berikut

Tabel 3.1 Identifikasi Isu-isu Kunci / Strategis Aspek Ekonomi Prioritas

No

Isu

1 Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas

2 Pengembangan Kawasan Minapolitan

3 Pegembangan Parawisata

4 Peningkatan Aksebilitas Ke Pulau- Pulau Kecil

5 Pengembangan infrastruktur jalan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara berskala internasional

Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)

Pemerintah Kabupaten Bintan mendukung program pemerintah pusat yaitu

pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas di Provinsi

Kepulauan Riau yang mencakup wilayah yang lebih luas meliputi wilayah Batam, Bintan,

dan Karimun. Upaya pengembangan kawasan khusus tersebut juga mendapat dukungan

dari Pemerintah Singapura dengan ditandatanganinya Nota Kesepakatan antara

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Singapura pada tanggal 25 Juni 2006

tentang Kerjasama Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Kepulauan Riau.

Page 35: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-35

LAPORAN AKHIR

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Bintan,

Karimun (BBK) merupakan salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan kandidat

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam bentuk KPBPB. Terkait dengan pengembangan

kawasan ini, telah terdapat suatu proses penandatanganan kesepakatan kerjasama

ekonomi antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura. Kesepakatan

kerjasama tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan adanya penetapan lokasi

pengembangan KPBPB melalui Peraturan Pemerintah No.46/2007 untuk KPBPB Batam,

PP No.47/2007 untuk KPBPB Bintan dan PP No.48/2007 untuk KPBPB Karimun. Dalam

rangka upaya operasionalisasi KPBPB Batam, Bintan, Karimun telah ditetapkan pula

Peraturan Presiden No. 9, 10, dan 11 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan KPBPB

Batam, Bintan, Karimun sebagai bentuk kelembagaannya.

Selain kebijakan-kebijakan tersebut diatas yang telah menjadi komitmen

Pemerintah Indonesia, maka bila ditinjau dari aspek sistem perkotaan nasional dan posisi

geografisnya, kawasan BBK ini juga memiliki potensi besar, antara lain:

Fungsi Kawasan BBK secara nasional adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional

(PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), dan Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) yang strategis;

Secara geografis, kawasan BBK terletak pada jalur perdagangan internasional

yang menjadikannya sebagai pintu gerbang masuknya arus investasi asing ke

Indonesia, terutama karena kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia.

Apabila didukung dengan keberadaan infrastruktur yang sesuai dan kompetitif,

maka kawasan ini dapat menjadi kawasan yang kompetitif dan berdaya saing

tinggi;

Page 36: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-36

LAPORAN AKHIR

Kawasan BBK terletak di tengah pasar internasional (Singapura, China, India,

Australia, dan pasar dunia yang lebih luas lainnya).

Dalam PP tersebut lokasi FTZ Bintan terdiri dari kawasan Bintan Utara dengan

liputan wilayah hampir setengah pulau Bintan. Disamping itu, terdapat 5 lokasi lain yang

berupa enclave yaitu kawasan Anak Lobam, kawasan maritim Bintan Timur, kawasan

Galang Batang, kawasan Senggarang dan kawasan Dompak. Pulau Bintan merupakan

wilayah yang cukup siap untuk menarik investasi. Keberadaan bonded zones di Bintan

menyebabkan kawasan ini tidak asing lagi bagi investor yang ingin menanamkan

investasinya di sektor industri manufaktur. Selain itu, Bintan selama ini juga telah menjadi

lokasi kunjungan wisatawan mancanegara, walaupun yang terbesar masih berasal dari

Singapura. Ditinjau dari sisi infrastruktur, sekalipun belum sebaik Batam, namun Bintan

telah memiliki fasilitas pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Dengan adanya pemekaran

wilayah, maka Kota Tanjung Pinang menjadi suatu wilayah administratif yang berdiri

sendiri. Namun demikian, dalam konteks KEK BBK, penyebutan Bintan akan secara

implisit diartikan sebagai keseluruhan pulau Bintan.

Pengembangan Kawasan Minapolitan

Pemerintah melalui kebijakannya mengeluarkan Undang-Undang Nomor 27

Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan pada Pasal

63 ayat 1 dinyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberdayakan

masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Ini berarti bahwa model-model

pemberdayaan akan terus bergulir sehingga penentuan model pemberdayaan yang

berbasis sosio-ekologi dan karakteristik daerah nelayan adalah hal yang sangat perlu

untuk dilakukan.

Page 37: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-37

LAPORAN AKHIR

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12/MEN/2010

tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, maka wilayah perairan Kabupaten Bintan

termasuk salah satu kawasan minapolitan yang ada di Indonesia. Secara keseluruhan

luas wilayah Kabupaten Bintan adalah 88.038,54 Km2 terdiri atas wilayah daratan seluas

1.946,13 Km2 dan wilayah laut seluas 86.398,33 km2 (97,74%). Pada tahun 2009, volume

produksi perikanan mencapai 20.083,35 Ton dan mengalami peningkatan produksi

sebesar 4,18 persen dari tahun sebelumnya, dengan nilai produksi mencapai 157,76

Milyar Rupiah atau meningkat sebesar 3,56%. Hal ini menunjukan bahwa potensi

perikanan di Kabupaten Bintan cukup besar, mengingat luas perairan yang jauh lebih

besar dibandingkan luas daratannya.

Berdasarkan potensi yang ada maka Pemerintah Kabupaten Bintan melalui SK

Bupati Bintan No : 377/VIII/2010, telah menetapkan Kecamatan Mantang, Kecamatan

Bintan Pesisir dan Kecamatan Bintan Timur sebagai kawasan Minapolitan di Kabupaten

Bintan dengan fokus pengembangan perikanan tangkap di Kecamatan Bintan Timur

dengan komoditas ikan pelagis dan demersal, serta pengembangan perikanan budidaya di

Kecamatan Mantang dan Kecamatan Bintan Pesisir dengan komoditas rumput laut, kerapu

dan teripang.

Dengan di tetapkannya Kabupaten Bintan sebagai salah satu daerah kawasan

minapolitan dimana Kecamatan Mantang Sebagai Tempat Budidaya, Kecamatan Bintan

Timur, dan Kecamatan Bintan Pesisirsebagai sentra pemasaran dan Kecamatan Bintan

Pesisir sebagai penagkapann ikan dan budidaya rumput laut.Potensi kelautan dan

perikanan di Kabupaten Bintan sangat besar karena hampir 98% wilayah Kabupaten

Bintan adalah lautan. Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Bintan terdiri dari

Page 38: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-38

LAPORAN AKHIR

perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan produk perikanan, industri

bioteknologi kelautan, industri sumberdaya laut-dalam dan pemanfaatan muatan barang

kapal tenggelam, wisata bahari dan potensi mangrove dan terumbu karang. Komoditas

hasil kelautan dan perikanan yang dikembangkan di Kabupaten Bintan merupakan

komoditas unggulan yang terdiri dari rumput laut (seaweed), padang lamun (seagrass),

ikan dan biota laut ekonomis tinggi serta komoditi hasil budidaya perikanan.

Pegembangan Pariwisata

Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau yang diimplementasikan ke dalam 6

(enam) Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata, maka Kabupaten Bintan ini termasuk

dalam Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata B yang pengembangannya diarahkan

pada pengembangan wisata terpadu (Kawasan Lagoi dan Kuala Sempang), ekowisata

(Kawasan Air Terjun Gunung Bintan), wisata religi/sejarah (Kawasan Kota Kara dan

Bukit Batu), wisata bahari (Kawasan Lagoi, Sakera Tanjung Uban di Kecamatan Bintan

Utara, Kawasan Trikora di Kecamatan Gunung Kijang, kawasan Berakit dan beberapa

pulau di Kecamatan Tambelan, Bintan Pesisir dan Mantang), Desa Wisata (Kawal dan

Teluk Bakau di Kecamatan Gunung Kijang, Sebong Pereh, Sei Kecil, Sebong Lagoi

dan Berakit di Kecamatan Teluk Sebong, Malang Rapat, serta Bintan Bekapur di

Kecamatan Teluk Bintan).

Peningkatan Aksebilitas Ke Pulau-Pulau Kecil

Wilayah Kabupaten Bintan berupa wilayah yang terdiri atas beberapa gugusan

pulau besar dan kecil, sehingga membutuhkan penyediaan prasarana dan sarana wilayah

dengan biaya tinggi (high cost), sehingga aksesibilitas menuju ke beberapa gugus pulau

kecil di Kabupaten Bintan, terutama ke Pulau Tambelan terbatas. Selain itu belum

Page 39: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-39

LAPORAN AKHIR

meratanya penyediaan prasarana dan sarana sosial ekonomi wilayah, khususnya di

beberapa pulau kecil, merupakan salah satu isu utama di Kabupaten Bintan.

Pengembangan infrastruktur jalan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara

Selain jaringan jalan, rencana pengembangan sistem jaringan trasportasi darat juga

diarahkan pada pembentukan simpul-simpul transportasi yaitu berupa terminal transportasi

darat, pelabuhan dan lapangan udara.

2. Isu Sosial – Masyarakat

Dalam bidang Sosial-Masyarakat, ada 2 isu strategis di anggap paling penting seperti

terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Isu-isu Kunci / Strategis Aspek Sosial – Masyarakat Prioritas

No Isu

1 Pemerataan Penduduk Dan Peningkatan Pelayanan Dasar

2 Sinkronisasi Kebijakan/Aturan

Pemerataan Penduduk Dan Pelayanan Dasar

Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Bintan tercatat 125.028 jiwa yang terdiri

dari jenis kelamin laki-laki 61.138 jiwa dan jenis kelamin perempuan 63.920 jiwa dengan

jumlah penduduk terbesar tedapat di Kecamatan Bitan Timur (35.676 jiwa), sedangkan

jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Mantang (3.673 jiwa). Apabila

dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2004 yang berjumlah 115.675 jiwa, maka

laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2004-2008 sebesar 1,62 % per tahun. Kepadatan

penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bintan Utara dengan tingkat kepadatan sebesar

64 jiwa/Km2, dan wilayah di Kabupaten Bintan yang memiliki kepadatan penduduk

Page 40: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-40

LAPORAN AKHIR

terendah adalah di Kecamatan Tambelan dan Teluk Sebong dengan tingkat kepadatan

sebesar 28 jiwa/Km2. Karakteristik geografis yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil

menyebabkan jarak menjadi kendala sehingga pembangunan menjadi kurang merata.

Selain itu keberpihakan yang terlalu besar pada FTZ belum dirasakan dampak multiplier-

nya terhadap kemerataan kesejahteraan masyarakatBelum optimalnya pelayanan dasar

ke beberapa pulau-pulau kecil di Kabupaten Bintan menjadi salah satu isu utama, hal ini

disebabkan oleh masih rendahnya aksesibilitas menuju remote area.

Sinkronisasi Kebijakan Dan Aturan

Banyak kebijakan antar sektor dan antar daerah yang belum padu dan sinkron

sehingga tumpang tindih bahkan bertabrakan satu sama lain. Sinkronisasi kebijakan di sini

adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan olehpemerintah dan/atau

pemerintah daerah harus dimiliki sebelumpelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin dimaksud

antara lain berupa izin lokasi/fungsi ruang, amplop ruang, dan kualitas ruang.

Dengan demikian, perizinan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Bintan,

dikeluarkan oleh sesuai dengan kewenangan masing-masing yang telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Isu Lingkungan

Dalam bidang Lingkungan, ada 4 isu strategis di anggap paling penting seperti

terlihat dalam table berikut:

Page 41: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-41

LAPORAN AKHIR

Tabel 3.3 Isu-isu Kunci / Strategis Aspek Lingkungan Prioritas

No Isu

1 Kecenderungan Untuk Kawasan Lindung Untuk Budidaya

2 Peningkatan Kualitas Lingkungan

3 Pengolahan Sampah

4 Peningkatan Kualitas Air Baku

Kecendrungan Untuk Kawasan Lindung Untuk Budidaya

Isu kawasan lindung untuk budidaya muncul karena banyak kegiatan

pembangunan baik berupa pembangunan permukiman perkotaan maupun tambang yang

merusak kelestarian hutan. Tentunya ini akan dapat mengancam kelangsungan kehidupan

di wilayah Kabupaten Bintan yang terdiri dari pulau-pulau kecil yang umumnya memiliki

keterbatasan dalam hal ketersediaan air tawar. Keberadaan hutan memiliki fungsi penting

untuk dapat menjaga fungsi tata air dan menjamin ketersediaan air bersih di wilayah

Kabupaten Bintan yang terdiri dari pulau-pulau kecil.Selain itu kehilangan hutan akibat

pemangkasan lahan yang umumnya berbukit untuk permukiman perkotaan juga

mengakibatkan meluasnya kawasan rawan kejadian bencana tanah longsor.

Peningkatan Kualitas Lingkungan

Pencegahan pencemaran darat, perairan dan laut juga menjadi isu lingkungan

yang menjadi prioritas. Hal ini terkait dengan berkembangnya aktivitas industri,

pertambangan dan permukiman yang seringkali tidak dilengkapi dengan perencanaan dan

instalasi pengolahan sampah dan limbah yang memadai. Sebagai akibatnya kondisi

lingkungan menjadi semakin buruk karena perkembangan berbagai aktivitas tersebut.

Dengan daya dukung lingkungan pulau kecil yang terbatas, maka pencemaran darat,

Page 42: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-42

LAPORAN AKHIR

perairan dan laut ini akan mengganggu keberlangsungan ekosistem termasuk juga

aktivitas ekonomi masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Bintan.

Banyaknya aktifitas pembangunan yang tidak dilengkapi dengan AMDAL juga

menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Selain itu, kurang optimalnya

pengawasan terhadap kegiatan pembangunan juga akan menimbulkan penurunan kualitas

lingkungan.

Pengolahan Sampah

Sistem pengelolaan sampah dititik beratkan untuk mencegah terjadinya masalah-

masalah lingkungan, seperti pencemaran lingkungan, timbulnya genangan, gangguan

estetika dan penyebaran penyakit. Dalam implementasinya pengembangan sistem

pengelolaan persampahan diarahkan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan

sehat, yang penanganannya diprioritaskan untuk daerah-daerah pusat kota yang belum

mendapat pelayanan dan daerah permukiman baru. pengolahan sampah yang dilakukan

di TPA dengan cara sistem open dumping, yang selanjutnya ditingkatkan menjadi sistem

lahan urug (sanitary land fill) yang dilengkapi sarana sistem drainase permukaan maupun

bawah permukaan, sistem pembuangan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi

sampah dan sumur (pipa) pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah),

serta daur ulang. Selain itu sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat

dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng dapat dijadikan sebagai bahan

baku industri pengolahan sampah, yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan dari

sampah yang telah dipisahkan menjadi bahan baku atau barang jadi.

Page 43: BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - bintankab.go.idbintankab.go.id/master/wp-content/uploads/2013/2014/01/Bab-3... · Selain Millenium Development Goals (MDGs),isu strategis internasional

RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 III-43

LAPORAN AKHIR

Pencegahan Dan Pencemaran Air Baku

Pencemaran perairan dapat mengganggu ketersediaan air baku dan aktivitas

perikanan budidaya air tawar, sedangkan pencemaran laut akan mengganggu

keberlangsungan aktivitas perikanan tangkap maupun budidaya laut.Kabupaten Bintan

sangat mengandalkan sumber air permukaan sebagai sumber air baku yang dapat

dimanfaatkan untuk air minum. Alternatif lain pemenuhan kebutuhan air minum dapat

dilakukan dengan membuat bak-bak penampung air hujan yang dikelola secara individu,

berupa sumur penampungan air hujan yang dibuat di halaman rumah dengan

menggunakan material yang lulus air dan tahan longsor, serta harus bebas dari

kontaminasi atau pencemaran limbah.

4. Isu-isu Kunci Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Bintan

Hasil kompilasi isu-isu kunci maka diperoleh 10 (sepuluh) isu kunci pembangunan

berkelanjutan di Kabupaten Bintan.

Tabel 3.4

Daftar 10 Isu Kunci Pembangunan Berkelanjutan Di Kabupaten Bintan

No ISU

ASPEK EKONOMI

1. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Bebas Dan Pelayaran Bebas

2. Pengembangan Kawasan Minapolitan

3. Pengembangan Parawisata

4. Peningkatan Aksebilitas Ke Pulau- Pulau Kecil

5. Pengembangan infrastruktur jalan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara

ASPEK SOSIAL

6 Pemerataan Penduduk Dan Peningkatan Pelayanan Dasar

7 Sinkronisasi Kebijakan/Aturan

ASPEK LINGKUNGAN

8 Kecendrungan Untuk Kawasan Lindung Untuk Budidaya

9 Peningkatan Kualitas Lingkungan

10 Pengolahan Sampah

11 Peningkatan Kualitas Air Baku