BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam...

54
IV-1 BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga tinjauan kebijakan pembangunan nasional dan regional, untuk dijadikan sebagai dasar dalam penyelarasan dan pengintegrasian pembangunan kewilayahan. Selain itu diuraikan pula gambaran mengenai tinjauan internal kebijakan pembangunan yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumba Barat Tahun 20052025 dan Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) Tahun 20122032. 4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN 4.1.1. Tinjauan Nasional dan Regional Kebijakan Pembangunan Tinjauan nasional dan regional kebijakan pembangunan wilayah didasarkan pada penelaahan kondisi dan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu dokumen perencanaan pembangunan yang jangka panjang maupun jangka menengah baik secara nasional maupun regional, yaitu RPJPN, RPJPM, RPJPD dan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur serta dokumen spasial yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Timur. 4.1.2. Tinjauan RPJP Nasional Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025, menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah “ Mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Adil, dan Makmur”. Implementasi visi ini dilaksanakan melalui proses secara bertahap, terencana, terpadu dan terukur serta berkesinambungan dalam mewujudkan tujuan negara. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan 8 (delapan) misi pembangunan yaitu : 1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila; 2) Mewujukan bangsa yang berdaya saing; 3) Mewujudkan masyarakat yang demokratis berdasarkan hukum; 4) Mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan bersatu;

Transcript of BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam...

Page 1: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-1

BAB IV

ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS

Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat,

pada bab ini diuraikan juga tinjauan kebijakan pembangunan nasional dan regional,

untuk dijadikan sebagai dasar dalam penyelarasan dan pengintegrasian

pembangunan kewilayahan. Selain itu diuraikan pula gambaran mengenai tinjauan

internal kebijakan pembangunan yang tertuang dalam dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumba Barat Tahun

2005–2025 dan Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) Tahun 2012–2032.

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

4.1.1. Tinjauan Nasional dan Regional Kebijakan Pembangunan

Tinjauan nasional dan regional kebijakan pembangunan wilayah didasarkan

pada penelaahan kondisi dan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi

Nusa Tenggara Timur, yaitu dokumen perencanaan pembangunan yang jangka

panjang maupun jangka menengah baik secara nasional maupun regional, yaitu

RPJPN, RPJPM, RPJPD dan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur serta dokumen

spasial yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW) Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

4.1.2. Tinjauan RPJP Nasional

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005–2025, menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah

“ Mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Adil, dan Makmur”. Implementasi visi ini

dilaksanakan melalui proses secara bertahap, terencana, terpadu dan terukur serta

berkesinambungan dalam mewujudkan tujuan negara. Untuk mewujudkan visi

tersebut, maka ditetapkan 8 (delapan) misi pembangunan yaitu :

1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan

beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

2) Mewujukan bangsa yang berdaya saing;

3) Mewujudkan masyarakat yang demokratis berdasarkan hukum;

4) Mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan bersatu;

Page 2: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-2

5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadlilan;

6) Mewujudkan Indoensia yang asri dan lestari;

7) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasis kepentingan nasional;

8) Mewujudkan Indonesia yang berperan penting dalam pergaulan dunia

internasional.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025

dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dengan rumusan arahan prioritas kebijakan pada masing-masing

tahapan. Dalam RPJMN ke 3 (2015–2019) prioritas kebijakan diarahkan untuk lebih

memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan

menekankan pada pencapaian daya saing yang kompetitif dalam perekonomian

dengan berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia

yang berkualitas serta berkemampuan Iptek yang terus meningkat.

GAMBAR . 4.1

TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025

Page 3: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-3

4.1.3. Tinjauan RPJM Nasional

Visi pembangunan nasional periode Tahun 2015-2019, adalah :

“Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong.”

Untuk mewujudkan Visi ini, diupayakan melalui 7 (tujuh) misi pembangunan

sebagai agenda yang akan menjadi acuan dalam penyiapan kerangka kerja

pembangunan, yaitu sebagai berikut :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum ;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas - aktif dan memperkuat jati diri sebagai

negara maritim ;

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera ;

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing ;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan nasional ;

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang

berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam

kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan periode

2015 - 2019. Kesembilan agenda prioritas itu disebut sebagai “ NAWA CITA “

yang terdiri atas ,yaitu :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara ;

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya ;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah - daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan ;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya ;

Page 4: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-4

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia ;

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional

sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa - bangsa

Asia lainnya ;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor - sektor

strategis ekonomi domestik ;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa ;

9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” maka sasaran

pokok pembangunan nasional tahun 2015–2019, diarahkan untuk mencapai

sasaran utama yang mencakup :

1. Sasaran Makro, dengan variabel penunjang adalah :

a. Pembangunan Manusia dan Masyarakat, dengan sasaran:

Indeks Pembangunan Manusia (IPM);

Indeks Pembangunan Masyarakat;

Indeks Gini;

Program Jaminan Kesehatan melalui SJSN bidang kesehatan;

Program Jaminan Ketenaga kerjaan melalui SJSN bidang ketenaga

kerjaan;

b. Ekonomi Makro, dengan sasaran :

Pertumbuhan ekonomi;

PDRB per Kapita dengan Tahun Dasar 2010;

Inflasi;

Rasio Pajak Tahun Dasar 2010;

Penurunan Tingkat Kemiskinan;

Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka;

2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat, dengan variabel

penunjang adalah :

a. Kependudukan dan Keluarga Berencana, dengan sasaran :

Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk;

Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate / TFR;

Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi;

Page 5: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-5

b. Pendidikan, dengan sasaran :

Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun;

Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun;

Persentasi SD/MI berakreditasi minimal B;

Persentasi SMP/MTs berakreditasi minimal B;

Persentasi SMA/MA berakreditasi minimal B;

Persentasi kompetensi keahlian SMK berakreditasi minimal B;

Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk miskin dan 20%

penduduk kaya;

c. Kesehatan, dengan sasaran :

Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup;

2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup;

3. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita;

4. Prevalensi anak pendek dan sangat pendek (Stunting); pada anak

di bawah 2 tahun (Baduta);

Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak

Menular:

1. Prevalensi tuberklosis (TB) per 100.000 penduduk;

2. Prevalensi HIV;

3. Prevalensi tekanan darah tinggi;

4. Prevelensi obesitas penduduk usia di atas 18 tahun;

5. Prevelensi merokok penduduk di bawa usia 18 tahun;

Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan

Sumber Daya Kesehatan :

1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1(satu) Puskesmas

terakredikatasi;

2. Persentasi kabupaten/kota yang mencapai 80% imunsasi dasar

lengkap pada bayi;

3. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 (lima) jenis tenaga

kesehatan;

d. Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dengan sasaran :

Indeks pembangunan gender;

Indeks pemberdayaan gender;

Page 6: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-6

e. Perlindungan Anak, dengan sasaran :

Prevalensi kekerasan terhadap anak;

f. Pemberdayaan Masyarakat, dengan sasaran :

Indeks gotong royong ( mengukur kepercayaan pada lingkungan

tempat tinggal, kemudahan mendapatkan pertolongan, aksi

kolektif masyarakat yang membutuhkan dan kegiatan bakti

sosial, serta jejaring sosial)

Indeks toleransi ( mengukur nilai toleransi masyarakat dalam

menerima kegiatan agama dan suku lain di lingkungan tempat

tinggal)

Indeks rasa aman ( mengukur rasa aman yang dirasakan

masyarakat di lingkungan tempat tinggal)

Jumlah konflik sosial ( per tahun )

3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan, dengan variabel penunjang

adalah :

a. Kedaulatan Pangan, dengan sasaran :

1. Produksi Dalam Negeri :

Padi ( juta ton);

Jagung (juta ton);

Kedelai (juta ton);

Gula (juta ton);

Daging Sapi Ribu ton);

Produksi ikan (juta ton);

2. Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi;

Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi, air permukaan,

air tanah dan rawa (juta ha);

Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (juta

ha);

Pembangunan dan peningkatan irigasi tambak (ribu ha);

Pembangunan waduk;

b. Kedaulatan Energi, dengan sasaran :

1. Peningkatan Produksi Sumber Daya Energi :

Minyak Bumi (ribu SBM/hari)

Gas Bumi (ribu SBM/hari)

Page 7: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-7

Batu Bara (juta ton)

2. Penggunaan Dalan Negeri (DMO)

Gas Bumi Dalam Negeri

Batu Bara

3. Pembangunan FSRU (unit)

4. Jaringan Pipa Gas (km)

5. Pembangunan SPBG (unit)

6. Pembangunan Gas Kota (sambungan rumah)

7. Pembangunan Kilang Bumi (unit)

c. Maratim dan Kelautan, dengan sasaran :

1. Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maratim :

Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil

Penyelesaian batas Maratim antar negara

2. Pemberantasan Tindak Perikanan Liar :

Meningkatkan ketaatan pelaku perikanan

3. Membangun Konektivitas Nasional :

Pembangunan pelabuhan untuk menunjang tol laut

Pengembangan pelabuhan penyeberangan

Pembangunan kapal perintis

4. Pengembangan Ekonomi Maratim dan Kelautan

Produksi hasil perikanan;

Pengembangan pelabuhan perikanan;

Peningkatan luas kawasan konservasi laut;

d. Pariwisata dan Industri Manufaktur, dengan sasaran :

1. Pariwisata

Kontribusi terhadap PDB nasional;

Wisatawan manca negara (orang);

Wisatawan nusantara (kunjungan);

Devisa (trilliun rupiah);

2. Industri Manufaktur

Pertumbuhan sektor industri;

Kontribusi terhadap PDB;

Penambahan jumlah industri berskala menengah dan besar;

Page 8: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-8

e. Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar dan Konektivitas, dengan sasaran:

1. Ketahanan Air :

Kapasitas air baku nasional;

Pembangunan waduk;

Ketersediaan air irigasi yang bersumber dari waduk;

Terselesaikannya status DAS lintas Negara;

Berkurangnya luasan lahan kritis melalui rehabilitasi;

Pulihnya kesehatan 5 DAS prioritas;

Meningkatnya jumlah mata air di 5 DAS prioritas;

Daya tampung/kapasitas;

Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi;

Rata-rata kapasitas desain pengendalian;

2. Infrastruktur Dasar dan Konektivitas :

Kapasitas pembangkit (GW);

Rasio elektrifikasi (%);

Konsumsi listrik per kapita;

Kawasan kumuh perkotaan;

Kekurangan tempat tinggal berdasarkan perspektik

menghuni;

Akses air minum layak;

Akses sanitasi layak;

Kondisi jalan mantap nasional;

Pengembangan jalan nasional;

Pembangunan jalan baru;

Pembangunan jalan tol;

Panjang jalur kareta api;

Pengembangan pelabuhan;

Dwelling time pelabuhan;

Jumlah bandara;

Jumlah dermaga pelabuhan;

Pangsa pasar angkutan perkotaan

3. Lingkungan :

Emisi gas rumah kaca;

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH);

Page 9: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-9

Tambahan rehabilitasi hutan;

4. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan, dengan variabel

penunjang adalah :

a. Menurunkan Kesenjangan Antar Kelompok Ekonomi

Tingkat Kemiskinan (%)

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

b. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Dasar dan Akses Terhadap

Ekonomi Produktif Masyarakat Kurang mampu :

1. Perlindungan sosial bagi penduduk rentan dan kurang mampu (40

% penduduk berpendapatan rendah) :

Kepesertaan program SJSN kesehatan;

Akses pangan bernutrisi;

Akses terhadap layanan keuangan;

2. Pelayanan dasar bagi penduduk rentan dan kurang mampu (40 %

penduduk berpendapatan terendah);

Kepemilikan akte lahir;

Akses air minum;

Akses sanitasi layak;

Akses penerangan;

3. Peningkatan daya saing tenaga kerja :

Penyediaan lapangan kerja;

Prosentasi tenaga kerja formal.

4. Kepesertaan program SJSN ketenagakerjaan :

Pekerja formal;

Pekerja informal;

5. Meningkatkan kualitas dan keterampilan kerja;

Jumlah pelatihan;

Jumlah sertifikasi;

Jumlah tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten;

Kinerja lembaga pelatihan milik Negara menjadi berbasis

kompetensi;

Page 10: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-10

5. Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antar Wilayah, dengan

variabel penunjang adalah :

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah :

1. Peran wilayah dalam pembentukan PDB nasional

Sumatera;

Jawa;

Bali – Nusa Tenggara;

Kalimantan;

Sulawesi;

Maluku – Papua.

2. Pembangunan perdesaan

Penurunan desa tertinggal;

Peningkatan desa;

3. Pengembangan kawasan perbatasan :

Pengembangan pusat ekonomi perbatasan;

Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat

perbatasan;

4. Pembangunan daerah tertinggal :

Jumlah daerah tertinggal;

Kabupaten terentaskan;

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal;

Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal;

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal.

5. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa

Kawasan ekonomi khusus di luar Jawa;

Kawasan industri;

Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

6. Pembangunan kawasan perkotaan

Pembangunan metropolitan di luar Jawa sebagai PKN dan pusat

investasi;

Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di luar; Jawa

sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di luar Jawa;

Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

Page 11: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-11

Pembangunan 10 kota baru publik.

6. Sasaran Pembangunan Politik, Hukum, pertahanan dan Keamanan,

dengan variable penunjang adalah :

a. Politik dan Demokrasi

1. Tingkat partisipasi politik Pemilu;

2. Indeks Demokrasi Indonesia.

b. Penegakan Hukum

1. Indeks Pembangunan Hukum;

2. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK);

3. Indeks Penegakan hukum Tipikor.

c. Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi

1. Kualitas Pelayanan Publik

Integritas Pelayanan Publik (pusat);

Integritas Pelayanan Publik (daerah).

2. Persentasi Instansi Pemerintah dengan Nilai Indeks Reformasi

Birokrasi Baik :

Kementerian / Lembaga;

Provinsi;

Kabupaten/Kota.

3. Opini WTP atas laporan Keuangan K/L

4. Prosentase Instansi Pemerintah yang Akuntabilitas Kinerjanya

Baik:

Kementerian / Lembaga;

Provinsi;

Kabupaten / Kota.

d. Penguatan Tata Kelola Pemerintah Daerah

1. Kinerja Keuangan Daerah :

Rata-rata persentase belanja pegawai Kabupaten/Kota;

Rata-rata prosentase belanja pegawai Provinsi;

Rata-rata pajak retribusi Kabupaten/Kota terhadap Total

Pendapatan;

Rata-rata pajak retribusi Provinsi terhadap Total Pendapatan;

Rata-rata Belanja Modal Kabupaten/Kota;

Rata-rata Belanja Modal Provinsi;

Page 12: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-12

Rata-rata ketergantungan dana transfer Kabupaten/Kota;

Rata-rata ketergantungan dana transfer Provinsi;

Rata-rata nasional WTP Pemda Provinsi;

Rata-rata nasional WTP Kabupaten/Kota.

2. Kinerja Kelembagaan:

PTSP Kondisi Mantap;

Perda Bermasalah;

Rata-rata Kinerja daerah Otonomi Baru;

Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah yang Ideal;

Penerapan SPM di Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).

3. Kinerja Aparatur

Tingkat Pendidikan Aparatur Pemda S1, S2, dan S3.

e. Pertahanan dan Keamanan

1. Tingkat Pemenuhan MEF ( tiga tahap);

2. Kontribusi Industri Pertahanan DN terhadap MEF;

3. Laju Peningkatan Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba.

4.1.4. Tinjauan RPJP Provinsi

Berdasarkan kondisi wilayah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur, dan

menurut perkembangan selama dasawarsa terakhir, serta memperhatikan berbagai

kemajuan, tantangan dan ancaman pembangunan selama dua dasawarsa ke depan

maka visi Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur 2005-2025 dirumuskan

sebagai berikut : NUSA TENGGARA TIMUR YANG MAJU, MANDIRI, ADIL DAN

MAKMUR DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

Untuk mencapai visi di atas, yang memuat tujuan pembangunan yang sarat

makna, maka misi pembangunan merupakan usaha konkret interpretasi untuk

mewujudkan visi pembangunan yang masih umum dan abstrak, maka disusun misi

pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur selama periode tersebut sebagai

berikut:

1. Mewujudkan masyarakat NTT yang bermoral, beretika, berbudaya dan

beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

2. Mewujudkan manusia NTT yang berkualitas dan berdaya saing global;

3. Mewujudkan masyarakat NTT yang demokratis berlandaskan hukum;

Page 13: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-13

4. Mewujudkan NTT sebagai wilayah yang berketahanan ekonomi, sosial

budaya, politik dan keamanan;

5. Mewujudkan NTT sebagai wilayah yang memiliki keseimbangan dalam

pengelolaan lingkungan;

6. Mewujudkan posisi dan peran NTT dalam pergaulan antar negara, daerah

dan masyarakat;

7. Mewujudkan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi kepulauan dan

masyarakat maritim

Merujuk dari evaluasi pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah Provinsi NTT 2008–2013, maka RPJP tahap Ketiga 2013-

2018, memberikan perhatian pada upaya penuntasan target MDGs dan pencapaian

daya saing perekonomian daerah yang berlandaskan pemanfaatan sumber daya

alam dan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral serta

mengembangkan kemampuan Iptek secara terus menerus sesuai dengan tuntutan

perkembangan zaman.

Kondisi sumber daya manusia Provinsi NTT yang berdaya saing global dapat

tercapai apabila didukung oleh moral, etika, budaya berdasarkan nilai-nilai Pancasila

yang ditandai dengan:

1. Meningkatnya profesionalisme dan moral aparatur untuk memberikan layanan

publik yang lebih murah, cepat, transparan dan akuntabel;

2. Meningkatnya pemerataan dan perluasan akses dan mutu lembaga

pendidikan serta pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan

masyarakat;

3. Meningkatnya mutu, relevansi dan keunggulan pada semua jenis dan jenjang

pendidikan; meningkatnya manajemen pembangunan sumberdaya manusia

secara transparan dan akuntabel;

4. Meningkatnya pola kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia

usaha dalam pengembangan pendidikan dan layanan kesehatan.

Untuk mewujudkan NTT sebagai wilayah dengan keseimbangan lingkungan,

membutuhkan rehabilitasi, konservasi dan pengendalian kawasan hutan – lahan

kritis; pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumber daya alam,

merehabilitasi dan perbaikan daerah/kawasan sumber daya alam yang telah dirusak

oleh aktivitas manusia dan akibat alam untuk menjamin terciptanya lingkungan

hidup yang sehat dan berkelanjutan; Sumber daya air dan DAS; Akses air bersih dan

Page 14: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-14

tata kelola permukiman yang baik dan meningkatnya lingkungan sosial yang tertib,

nyaman dan damai; meningkatnya pengembangan Iptek yang ramah lingkungan

serta redistribusi domisili baru.

Dalam mewujudkan provinsi NTT sebagai provinsi kepulauan dan masyarakat

maritim perlu didukung dengan proses penyadaran masyarakat melalui Gemala;

peningkatan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan; peningkatan

sumberdaya manusia nelayan, perlindungan dan pengawasan habitat laut; kebijakan

fiskal daerah berdasarkan luas darat dan laut; regulasi perikanan dan kelautan yang

berpihak pada daerah dan masyarakat; dan pemanfaatan potensi laut untuk

peningkatan pendapatan rakyat; mengembangkan sekolah kejuruan berdasarkan.

Dengan harapan akan mencapai target kinerja, maka Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) pada tahap ketiga ini diharapkan dapat mencapai

beberapa indikator umum sebagai berikut :

IPM mencapai angka 68,3;

Buta aksara yang tersisa sebanyak 10 ribu;

AKB 45/1000 Kelahiran Hidup dan AKI 300/1000 KH;

Kemiskinan 22% dan;

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,5%;

Menciptakan iklim politik yang kondusif dan partisipasi politik rakyat;

Good governance dan penegakan hukum dan HAM;

Pembangunan yang responsif gender;

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatan bumi dan pelestarian

lingkungan.

4.1.5. Tinjauan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dalam RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018, Visi yang

ditetapkan adalah :

“Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas, Sejahtera,

dan Demokratis, dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Provinsi Nusa Tenggara

Timur yang ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Nusa Tenggara

Timur yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, memperhatikan

Page 15: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-15

keseimbangan antara kewajiban dan hak, menghargai pendapat dan menerima

pendapat orang lain.

Untuk mewujudkan Visi kemudian ditetapkan 8 misi pembangunan sebagai

agenda yang akan menjadi acuan dalam penyiapan kerangka kerja agenda

pembangunan, yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu

pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing;

2. Peningkatan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan

yang dapat dijangkau seluruh masyarakat;

3. Pemberdayaan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi kepariwisataan

dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu memanfaatkan keunggulan

potensi lokal;

4. Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi daerah;

5. Mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang dan

lingkungan hidup;

6. Peningkatan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan Perempuan, serta

perlindungan dan kesejahteraan anak;

7. Mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan;

8. Mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana dan pengembangan

kawasan perbatasan.

Selain ke 8 (delapan) agenda pembangunan di atas, dicanangkan pula 6

(enam) tekad pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013–2018, yaitu:

1. Menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi jagung;

2. Menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi ternak;

3. Menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi koperasi;

4. Menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi cendana;

5. Menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi kepulauan yang berbasis

kelautan dan perikanan;

6. Menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi destinasi dunia dan NTT di

bidang kepariwisataan.

Selanjutnya ke- 8 (delapan) agenda pembangunan dan ke- 6 (enam) tekad

pembangunan tersebut di atas ditindaklanjuti dalam pelaksanaan pembangunan

masih sangat relevan dengan kondisi dan kewenangan Kabupaten, sehingga akan

Page 16: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-16

dijadikan acuan dalam penetapan tujuan dan sasaran pembangunan yang tercantum

dalam RPJMD Kabupaten Sumba Barat Tahun 2016–2021.

4.1.6. Tinjauan RTRW Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

2006–2020 telah ditetapkan dengan Perda. Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai

acuan spasial pelaksanaan pembangunan wilayah mencakup fungsi-fungsi, antara

lain :

1. Menjadi penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, wilayah Provinsi dan

wilayah Kabupaten/Kota;

2. Merupakan matra ruang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Tahun 2005–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD);

3. Mewujudkan keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah

serta keserasian antar sektor;

4. Memberikan arahan umum lokasi investasi yang dilakukan kalangan usaha,

masyarakat dan pemerintah.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006–

2020, mencakup perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Rencana Tata Ruang sebagai matra ruang pembangunan daerah untuk mewujudkan

kebijakan struktur tata ruang dan pola pemanfaatan tata ruang.

Tinjauan khusus dilakukan terhadap struktur tata ruang wilayah Provinsi Nusa

Tenggara Timur yang meliputi : Pengembangan sistem kota-kota dan pusat

permukiman; Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah, yang meliputi

sistem jaringan transportasi; sumber dan jaringan distribusi tenaga listrik; sistem

jaringan telekomunikasi; dan sistem prasarana sumberdaya air dan Pengembangan

kawasan prioritas.

Pengembangan sistem pusat permukiman wilayah Provinsi, khususnya pusat

permukiman perkotaan, yang terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yang meliputi :

1. Kota PKN yaitu Kota-kota Kupang, Atambua, Waingapu, Labuanbajo dan

Maumere;

Page 17: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-17

2. Kota PKW yaitu Kota-kota ibukota kabupaten dan ibukota kabupaten

pemekaran serta ibukota kecamatan strategis;

3. Kota PKL yaitu meliputi seluruh kota – kota ibukota kota kecamatan di

Kabupaten yang memiliki keterkaitan kuat dengan PKL.

Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah yang mencakup sistem

jaringan transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut, dan sistem jaringan

transportasi udara, merupakan satu keterpaduan sistem moda dan jaringan yang

menghubungkan pusat-pusat permukiman dan kawasan-kawasan prioritas.

Pengembangan sistem energi dan kelistrikan disesuaikan dengan

pengembangan sumber-sumber energi listrik yang ada dan energi alternatif yaitu

energi baru terbarukan, pusat pembangkit listrik, sistem jaringan transmisi dan

distribusi, jaringan terinterkoneksi dan jaringan inter dan antar kawasan dan atau

kabupaten.

Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi wilayah meliputi

pengembangan stasiun bumi dan pengembangan jaringan transmisi baik sistem

jaringan kabel ataupun nir-kabel.

Pengembangan sistem prasarana sumberdaya air wilayah meliputi penetapan

wilayah sungai untuk pengembangan kawasan budidaya, sistem pusat permukiman,

dan perlindungan di kawasan tangkapan air dan daerah aliran sungai kritis.

Pengembangan kawasan prioritas ditetapkan dalam rangka mendorong

pertumbuhan ekonomi, keseimbangan pengembangan wilayah, keseimbangan

ekosistem dan keamanan wilayah. Kawasan prioritas untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi wilayah adalah :

1. Pada intinya arahan pengembangan yang difokuskan pada kawasan andalan

yang telah diidentifikasi, dengan tujuan untuk menanggulangi permasalahan-

permasalahan yang ada agar potensi-potensi yang terkandung dapat

dimanfaatkan dan didayagunakan seoptimal mungkin, dalam rangka

pengembangan wilayah yang lebih luas. Penetapan kawasan andalan di

wilayah Provinsi Nusa Tengga Timur terdapat pada Tabel . Kawasan pesisir

dan laut meliputi 9 Satuan Kawasan Pengembangan Pesisir Laut Terpadu

(SKPLT) yaitu: SKPLT- Selat Ombai-Laut Banda, SKPLT- Laut Sawu I,

SKPLT- Laut Sawu II, SKPLT- Laut Sawu III, SKPLT – Laut Flores, SKPLT-

Selat Sumba, SKPLT- Laut Timor, SKPLT- Laut Hindia, SKPLT- Selat Sape;

Page 18: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-18

2. Kawasan prioritas yang ditetapkan untuk keseimbangan pengembangan

wilayah meliputi: Kawasan daerah terbelakang : Sub Kawasan Pesisir :

Lembata Selatan, Alor, Selatan Sumba, Flores Utara, Timor Selatan, Rote

Selatan; Sub Kawasan Pedalaman: Timor Utara, Timor Selatan, Lembata

Tengah dan Timur, Sumba Timur, Gizing dan Pota; Sub. Kawasan Pulau –

pulau kecil: Sabu, Raijua, Semau, Palue, Babi, Ndao, Kepulauan Alor dan

Pantar dan gugusan pulau di Manggarai Barat;

3. Sedangkan kawasan prioritas yang ditetapkan untuk keseimbangan

ekosistem meliputi kawasan berfungsi lindung di kawasan perbatasan negara,

perbatasan provinsi dan lintas kabupaten, kawasan kritis dan kawasan rawan

bencana lintas kabupaten.

4. Kawasan prioritas yang ditetapkan untuk keamanan wilayah meliputi kawasan

pulau-pulau terluar, seperti pulau Batek, Ndana, Salura, Mengkudu dan Kotak

Pola Pemanfaatan ruang wilayah Provinsi menggambarkan sebaran

kawasan lindung dan kawasan budidaya serta kawasan tertentu.

Arahan pengembangan sistem perwilayahan ditetapkan dengan

memperhatikan ekosistem kepulauan yang dibagi menjadi tiga wilayah

pengembangan :

1. Wilayah Pengembangan I meliputi Timor Barat, Rote dan Alor, dengan

pengembangan komoditi unggulan pertanian lahan kering, hortikultura,

peternakan dan kelautan serta pengembangan basis kegiatan penunjang

terdiri dari lahan basah, perkebunan, pariwisata dan pertambangan;

2. Wilayah Pengembangan II meliputi Flores dan Lembata, dengan

pengembangan komoditi unggulan pertanian lahan basah, hortikultural,

perkebunan, kelautan dan pariwisata serta pengembangan penunjang lahan

kering, dan pertambangan;

3. Wilayah Pengembangan III meliputi Sumba, dengan pengembangan utama

komoditi unggulan untuk lahan basah, lahan kering, hortikultural, peternakan,

kelautan, dan pariwisata serta pengembangan penunjang perkebunan dan

pertambangan.

4.1.7. Tinjauan Internal Kebijakan Pembangunan Daerah

Tinjauan internal kebijakan pembangunan daerah yang ditelaah terhadap

kondisi dan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sumba Barat adalah

Page 19: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-19

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Sumba Barat dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumba Barat.

4.1.7.1. Tinjauan RPJPD Kabupaten Sumba Barat 2005-2025

Visi Pembangunan daerah 2005-2025 adalah : MASYARAKAT SUMBA

BARAT YANG AMAN, MANDIRI, MAJU, DEMOKRATIS DAN BERDAYA SAING.

Untuk merealisasikan misi ini terdapat 8 (delapan) misi pembangunan daerah

yang perlu dilakukan yaitu :

1. Membangun ekonomi rakyat yang berbasis sumber daya lokal dalam artian

mengembangkan agribisnis yang mencakup subsistem agribisnis hulu,

subsistem agribisnis usaha tani, subsitem agribisnis hilir, dan subsistem jasa

penunjang agribisnis sebagai sektor utama ekonomi rakyat serta menumbuh

kembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sekaligus

mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk mendukung

pengembangan ekonomi rakyat.

2. Meningkatkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam

artian melakukan upaya-upaya untuk memanfaatkan musim kemarau yang

panjang sebagai sumber energi alternatif, efektifitas dan efisiensi manajemen

penggunaan tanah, manajemen pembakaran padang rumput, manajemen

pemanfaatan potensi air permukaan dan air tanah, manajemen pemanfaatan

sumber daya laut, manajemen limbah dan genangan air yang bersumber dari

rumah tangga-rumah tangga.

3. Membangun sumber daya manusia yang bermutu dan beretos kerja dalam

artian mengefisienkan dan mengefektifkan kegiatan pendidikan dan pelatihan

yang bermutu dan berkelanjutan serta berwawasan gender, mengupayakan

peningkatan kesehatan sumber daya manusia agar selalu prima, serta

mengupayakan cara-cara untuk meningkatkan semangat kerja, daya juang

dan disiplin kerja di kalangan sumber daya manusia.

4. Membangun infrastruktur sosial dan ekonomi yang bermutu dan merata dalam

artian meningkatkan prasarana dan sarana transportasi, pendidikan,

kesehatan, penyediaan air bersih, jaringan irigasi dan pengendalian sedimen,

akses informasi, energi yang bermutu dan merata untuk seluruh lapisan

masyarakat.

Page 20: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-20

5. Menegakkan supremasi hukum dalam artian menyusun regulasi daerah yang

mengakomodir semua kepentingan, melakukan perlindungan terhadap hak

asasi manusia termasuk perlindungan perempuan dan anak, serta penegakan

hukum yang adil dan tidak diskriminatif.

6. Menumbuhkembangkan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam artian

merevitalisasi kinerja birokrasi dengan cara mewirausahakan birokrasi,

melakukan reformasi birokrasi mencakup pembangunan birokrasi yang

fleksibel, rasionalisasi birokrasi, bekerja atas dasar prestasi kemampuan,

keahlian, dan transparansi, bekerja sama dalam kerangka meritokrasi, bekerja

dengan mengutamakan misi dan komitmen, dan bekerja atas dasar aturan

hukum yang jelas serta penegakan hukum yang tegas.

7. Menumbuh kembangkan kehidupan demokrasi partisipatif dalam artian

memberi peluang kepada masyarakat dalam mendiskusikan isu-isu politik dan

membentuk opini, memberikan wawasan kepada para pemimpin demokratis

tentang isu-isu publik yang realistis dan bermakna dan memberi peluang

kepada warga masyarakat untuk memberikan justifikasi sehingga dapat

diidentifikasi pilihan-pilihan yang baik dan buruk dan memungkinkan warga

masyarakat untuk memperkuat legitimasi demokrasi formal.

8. Menumbuh kembagkan kemampuan dan daya saing daerah dalam artian

meningkatkan mutu warga masyarakat dan pemerintah daerah melalui

pendidikan dan pelatihan, memperbaiki serta meningkatkan kesehatan

masyarakat dan pemerintah daerah, meningkatkan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian murni maupun

terapan, serta mendorong masyarakat dan pemerintah daerah untuk berpikir

global dan bertindak lokal.

Dalam kerangka visi dan misi tersebut di atas, tujuan yang hendak dicapai

selama Periode 2005-2025 adalah :

1. Berkembangnya ekonomi rakyat yang berbasis sumber daya lokal;

2. Meningkatnya pelestarian sumber daya alam lingkungan;

3. Meningkatnya kualitas dan etos kerja sumber daya manusia;

4. meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur sosial dan ekonomi yang

tersebar secara merata;

5. Meningkatnya penegakan supremasi hukum;

6. Bertumbuh kembangnya tata kelola kepemerintahan yang baik;

Page 21: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-21

7. Bertumbuh kembangnya kehidupan demokrasi partisipatif;

8. Meningkatnya kemampuan daya saing di kalangan masyarakat dan

pemerintah daerah.

4.1.7.2. Tinjauan RTRW Kabupaten Sumba Barat

Tinjauan internal kebijakan pembangunan wilayah ditelaah terhadap kondisi

dan kebijakan Kabupaten Sumba Barat yang bersifat spasial, yaitu RTRW

Kabupaten Sumba Barat.

Dengan adanya perubahan paradigma dan dasar hukum dalam penyusunan

Penataan ruang yang sangat mendasar, maka pada tahun 2012, telah ditetapkan

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Sumba Barat Tahun 2012–2032 sehingga diharapkan mampu

meningkatkan pelayanan dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan wilayah dan sebagai dasar dalam penyusunan

Rencana Detail dan Rencana Zonasi di Kabupaten Sumba Barat.

Adapun Tujuan penataan ruang Kabupaten Sumba Barat adalah mewujudkan

ruang wilayah Kabupaten Sumba Barat sebagai sentra komoditas pertanian yang

berdaya saing yang didukung oleh agroindustri dan ekowisata yang berwawasan

lingkungan hidup dan berkelanjutan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat.,

Sedangkan sasaran penyusunan RTRW Kabupaten Sumba Barat adalah adalah

sebagai berikut:

1. Terkendalinya pembangunan di wilayah, baik yang dilakukan oleh pemerintah

maupun masyarakat sehingga dapat mendukung pengembangan pertanian

wilayah beserta kegiatan agroindustri dan ekowisata.

2. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk

menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup demi pembangunan

yang berkelanjutan.

3. Terbentuknya pola dan struktur ruang wilayah yang dapat dijadikan acuan

spasial dalam pengembangan wilayah Kabupaten Sumba Barat, termasuk di

dalamnya penetapan kawasan strategis potensial dalam kawasan budidaya

4. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program pembangunan wilayah yang

mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta kegiatan agriindustri

dan ekowisata

Page 22: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-22

5. Terkoordinasinya program antar wilayah dan antar sektor pembangunan yang

mendukung pengembangan pertanian wlayah beserta kegiatan industri dan

perdagangan penunjang pertanian

6. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah

Kabupaten yang mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta

agroindustri dan ekowisata.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran penataan ruang wilayah, maka

disusun kebijakan penataan ruang wilayah yang meliputi :

a. Pemantapan agroindustri melalui pengembangan sistem agropolitan dan

minapolitan untuk mendorong potensi ekonomi berbasis pertanian dan

perikanan;

b. Pemantapan pusat pelayanan wilayah dalam menata distribusi penduduk

sesuai daya tampung wilayah;

c. Pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhierarki dan bersinergis

antara pusat pengembangan utama di ibukota kabupaten dan perkotaan

lainnya serta pengembangan sistem permukiman pedesaan;

d. Pengembangan kelengkapan prasarana wilayah meliputi transportasi, energi,

sumberdaya air, telekomunikasi dan prasarana lingkungan dalam mendukung

pengembangan sentra produksi pertanian dan pusat permukiman secara

terpadu dan efisien;

e. Pemantapan fungsi lindung dalam mendukung program pembangunan

berkelanjutan;

f. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem

agropolitan, agroindustri, minapolitan dan ekowisata; dan

g. Pengembangan, pelestarian dan perlindungan kawasan pesisir untuk

meningkatkan kualitas lingkungan pesisir pantai.

Secara Umum Rencana Tata Ruang Kabupaten Sumba Barat di bagi dalam 2

bagian yaitu :

1. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, meliputi:

a. Pusat-pusat kegiatan, yaitu :

1. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) yaitu Perkotaan

Waikabubak;

2. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), yaitu Perkotaan Kabukarudi.

Page 23: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-23

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu Perkotaan Dokakaka,

Perkotaan Gaura, Perkotaan Taramanu dan Perkotaan Malata.

4. Pusat Pelayanan Lokal (PPL), yaitu Desa Tana Rara, Desa

Beradolu, Desa Watu Karere, Desa Laboya Dete, Desa Mamodu,

Desa Waihura, Desa Patiala Dete, Desa Wetana, Desa Wee Patola

dan Desa Kareka Nduku.

b. Sistem jaringan prasarana utama meliputi :

1. Sistem jaringan prasarana transportasi darat; dan

2. Sistem jaringan prasarana transportasi laut.

c. Sistem jaringan prasarana lainnya meliputi :

1. Sistem jaringan prasarana energi;

2. Sistem prasarana telekomunikasi;

3. Sistem jaringan prasarana sumberdaya air;

4. Sistem jaringan prasarana lingkungan; dan

5. Sistem jalur evakuasi bencana.

2. Rencana pola ruang meliputi rencana kawasan lindung dan kawasan

budidaya.

a. Kawasan lindung, meliputi :

1. Kawasan hutan lindung;

2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya;

3. Kawasan perlindungan setempat;

4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

5. Kawasan rawan bencana; dan

6. Kawasan lindung lainnya.

b. Kawasan budidaya, meliputi :

1. Kawasan peruntukan hutan produksi;

2. Kawasan peruntukan pertanian;

3. Kawasan peruntukan perikanan;

4. Kawasan peruntukan pertambangan;

5. Kawasan peruntukan industri;

6. Kawasan peruntukan pariwisata;

7. Kawasan peruntukan permukiman; dan

8. Kawasan peruntukan lainnya

Page 24: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-24

4.2. ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

Memperhatikan berbagai kebijakan global berkaitan dengan tujuan

pembangunan milenium (Millenium Development Goals = MDGs) maupun kebijakan

pusat dan regional sebagaimana dijelaskan di atas, maka pembangunan Kabupaten

Sumba Barat Tahun 2016–2021, diarahkan untuk menanggulangi kemiskinan dan

kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan

kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular

lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan membangun kemitraan global

dalam pembangunan. Selain itu dalam 5 (lima) tahun ke depan, sasaran

pembangunan diarahkan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup

yang lebih layak (life sustaining basic human needs) seperti sandang, pangan,

pendidikan, kesehatan, perumahan dan permukiman, air bersih, sanitasi dan energi

serta membangun keberdayaan masyarakat dan desa.

Dalam rangka mencapai target pembangunan di atas perlu diadakan identifikasi

faktor-faktor utama yang mempengaruhi, baik yang bersumber dari dalam (internal)

maupun dari luar (eksternal) organisasi birokrasi Pemerintah daerah Kabupaten

Sumba Barat. Untuk mempermudah mengurai faktor-faktor tersebut, maka dapat

digunakan SWOT analysis. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities,

dan Treats) merupakan alat berpikir kritis dan efektif untuk membantu

menstrukturkan masalah dengan melakukan analisis terhadap aspek internal dan

aspek eksternal Pemerintah Kabupaten Sumba Barat. Dengan mengetahui kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki serta dengan mempertimbangkan peluang dan

tantangan yang dihadapi, maka akan dirumuskan strategi - strategi yang tepat

sehingga visi dan misi yang hendak dicapai dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Analisis terhadap aspek lingkungan eksternal dan aspek lingkungan internal

dapat mengacu pada capaian komponen IPM Sumba Barat masih berada di bawah

rata-rata Provinsi NTT. Pada tahun 2012, angka harapan hidup sebesar 65,75 tahun

dan meningkat menjadi 65,95 tahun pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 menjadi

66,11 tahun, namun masih berada di bawah rata–rata Provinsi NTT yakni sebesar

67,7 tahun. Untuk angka melek huruf, pada tahun 2012 sebesar 80,44% dan

meningkat menjadi 82,16% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 menjadi 87,89%,

akan tetapi capaian ini pun masih berada di bawah rata–rata provinsi yakni sebesar

89,5%, dan untuk rata–rata lama sekolah, capaian Kabupaten Sumba Barat pada

Page 25: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-25

tahun 2012 sebesar 6,62 tahun, meningkat menjadi 6,64 tahun pada tahun 2013 dan

pada tahun 2014 menjadi 8,84 tahun, tetapi capaian ini masih berada di bawah

rata–rata provinsi yakni sebesar 6,90 tahun. Untuk capaian pengeluaran riil per

kapita pada tahun 2012 sebesar 612,59 meningkat menjadi 615,31 pada tahun 2013

dan pada tahun 2014 menjadi 671,40, capaian inipun masih berada di bawah rata-

rata capaian tingkat Provinsi NTT.

Capaian IPM Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2012 sebesar 65,88,

meningkat pada tahun 2013 menjadi 65,49, dan pada tahun 2014 menjadi 65,90.

Pencapaian ini merupakan representasi dari permasalahan – permasalahan di

bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian, antara lain masih rendahnya

kualitas kesehatan ibu dan anak, tingginya penyakit malaria dan penyakit menular

lainnya, tingginya prevalensi gisi buruk bagi bayi dan balita; pendidikan antara lain

rendahnya angka melek huruf, rendahnya angka partisipasi sekolah, rendahnya

angka melanjutkan pendidikan per jenjang pendidikan; perekonomian antara lain

masih tingginya angka kemiskinan, rendahnya pendapatan per kapita dan

pengeluaran riil per kapita, serta berbagai aspek lainnya yang korelatif dengan

permasalahan dimaksud.

Sejalan dengan kondisi yang terjadi, pelaksanaan otonomi daerah dan berbagai

kebijakan tentang perencanaan pembangunan nasional dan provinsi, tata ruang

nasional dan provinsi, serta konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah telah

mempengaruhi kebijakan pembangunan daerah .

Pengembangan wilayah dan optimalisasi kegiatan sektor prioritas sebagaimana

dimaksud yakni pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan perlu

disesuaikan dengan kondisi dan potensi serta karakteristik masing-masing wilayah

dengan maksud untuk mendinamisir dan mengoptimalkan potensi sumber daya yang

dimiliki, serta optimalisasi pemanfaatan ruang daerah dan orientasi

pengembangannya ke depan, sesuai dengan dinamika pertumbuhan penduduk dan

orientasi pembangunan daerah sesuai sektor prioritas.

Dengan asumsi rata-rata pertumbuhan penduduk tahun 2016–2021 sebesar

1,92 %, adalah sama dengan pertumbuhan penduduk pada tahun 2010–2014,

maka proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2021 menjadi

136.954 jiwa, dan jika memperhatikan proporsi jumlah penduduk berdasarkan

kelompok umur dari 0–24 tahun sebesar 58,83%, maka beban yang akan dihadapi

Page 26: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-26

untuk menyiapkan pendidikan, kesehatan, lapangan kerja akan semakin besar pada

tahun 2021 akan menjadi tantangan bagi pemerintah daerah ke depannya.

Berpijak pada kondisi sumber daya yang dimiliki daerah sebagaimana

digambarkan di atas, maka perhatian difokuskan kepada beberapa aspek penentu

yang menjadi isu strategis pembangunan dapat dilakukan analisis secara

komprehensif baik aspek lingkungan internal maupun aspek lingkungan eksternal

yang saling terkait dan yang sedang dialami oleh daerah dengan menggunakan

analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threaths), cakupan

aspek yang menjadi isu - isu strategis adalah :

4.2.1. Geomorfologi

1. Pemanfaatan areal padang rumput yang belum optimal, sehingga memberi

peluang untuk pengembangan areal pertanian dan perkebunan baik untuk

tanaman pangan maupun hortikultural serta pengembangan sumber-sumber

hijauan makanan ternak;

2. Luas kawasan hutan masih jauh di bawah standar ideal yang dibutuhkan dalam

satu wilayah kabupaten. Hal ini menunjukkan berkurangnya luas kawasan

hutan di Kabupaten Sumba Barat;

3. Sebagai konsekuensi dari luas hutan yang minim, maka Kabupaten Sumba

Barat mengalami keterbatasan ketersediaan air permukaan dan air tanah.

4.2.2. Demografi

1. Dari segi kependudukan, laju pertumbuhan penduduk Sumba Barat sebesar

1,92 persen per tahun patut dikendalikan agar tidak menjadi ancaman di masa

depan. Selain itu, daerah ini menghadapi masalah persebaran penduduk yang

tidak merata di seluruh wilayah Sumba Barat;

2. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat berpotensi

menjadi masalah seperti : ketersediaan lahan, ketersediaan lapangan kerja,

jumlah dan kualitas layanan publik dalam jangka panjang;

3. Mengacu pada komposisi penduduk berdasarkan usia, maka rasio

ketergantungan (dependency ratio) yang tinggi akan menyebabkan angkatan

kerja produktif harus menanggung beban ketergantungan yang lebih berat

untuk menghidupi penduduk berusia muda dan berusia lanjut;

4. Sejalan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka akan membawa

implikasi pada jumlah angkatan kerja yang membutuhkan lapangan kerja.

Page 27: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-27

Apabila hal ini tidak dipenuhi, maka akan mengakibatkan tingginya tingkat

pengangguran terutama yang termasuk dalam kategori setengah

pengangguran. Jenis pengangguran seperti ini dijumpai terutama di sektor

pertanian di perdesaan. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi pemerintah

daerah untuk menciptakan lapangan kerja agar tingkat setengah pengangguran

tersebut dapat ditekan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan sektor

ekonomi di luar pertanian (off–farm activities) di perdesaan sehingga tenaga

kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan di sektor pertanian bisa bekerja di

sektor ekonomi di luar pertanian.

4.2.3. Perekonomian Daerah

1. Struktur perekonomian daerah yang belum seimbang, dimana peranan sektor

primer terutama pertanian masih mendominasi dalam pembentukan PDRB

maupun penyerapan tenaga kerja. Kondisi ini menjadi masalah karena kegiatan

pertanian yang mencakup tanaman pangan, kelautan dan perikanan,

perkebunan, kehutanan, dan peternakan di Kabupaten Sumba Barat masih

bersifat subsisten dan dikelola secara tradisional. Akibatnya produktivitas

tenaga kerja di sektor ini menjadi sangat rendah dan hal ini berimplikasi pada

kemiskinan dan rendahnya pertumbuhan ekonomi;

2. Tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Kabupaten Sumba Barat adalah

bagaimana mengubah orientasi (reorientasi) sistem usaha tani yang dilakukan

masyarakat dari usaha tani yang berorientasi konsumsi keluarga (subsisten) ke

usaha tani yang berorientasi pasar.

3. Lahan kering yang selama ini tidak dimanfaatkan masih cukup luas. Hal ini

merupakan tantangan sekaligus kekuatan, tantangan yang harus dijawab di

masa mendatang yaitu bagaimana lahan kering yang ada dapat dimanfaatkan

dan dapat diubah menjadi kekuatan sesuai pemanfaatannya bagi masyarakat;

4. Kegiatan usaha tani yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Sumba Barat

juga masih sangat tergantung pada satu jenis komoditi saja dalam arti kurang

bervariasi (tidak ada diversifikasi). Selain itu, jenis komoditi yang dikembangkan

terutama pada subsektor perkebunan masih pada komoditi yang secara

tradisional sudah ada misalnya kelapa, dan kurang diikuti dengan

pengembangan jenis tanaman perkebunan yang memiliki prospek pasar yang

bagus seperti kopi, jambu mente, kakao, dan lain sebagainya;

Page 28: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-28

5. Pemanfaatan potensi sektor kelautan dan perikanan masih sangat rendah dan

menjadi tantangan adalah bagaimana mengembangkan atau

mengaktualisasikan potensi kelautan dan perikanan seperti potensi rumput laut

yang sangat besar demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu,

budaya bahari yang masih rendah di kalangan masyarakat Sumba Barat juga

merupakan tantangan tersendiri;

6. Dalam subsektor peternakan, salah satu masalah yang dihadapi adalah

kurangnya perhatian masyarakat terhadap upaya pengembangan ternak kecil

dan unggas, padahal jenis ternak seperti ini lebih mudah untuk dipelihara oleh

masyarakat dan tidak membutuhkan modal yang besar jika dibandingkan

dengan ternak besar seperti sapi, kuda dan kerbau. Oleh karena itu, tantangan

yang dihadapi adalah bagaimana pemerintah daerah mendorong masyarakat

agar lebih memberi perhatian dalam upaya untuk mengembangkan ternak kecil

(kambing, domba dan babi), unggas (ayam, itik). Masyarakat berubah dari

pola konsumtif ke orientasi pasar ;

7. Kawasan hutan yang semakin berkurang merupakan masalah serius yang

dihadapi Kabupaten Sumba Barat. Oleh karena itu, menjadi tantangan adalah

bagaimana meningkatkan upaya pelestarian hutan sehingga kawasan hutan

yang ada tetap dipertahankan, termasuk di dalamnya mencegah pengrusakan

hutan seperti penebangan liar, pembukaan lahan dengan membakar yang

mengakibatkan terbakarnya hutan dan penyerobotan lahan di kawasan hutan

lindung yang dilakukan oleh oknum–oknum yang tidak bertanggung jawab;

8. Dalam sektor koperasi dan UMKM, salah satu permasalahan yang dihadapi

adalah rendahnya kemampuan manajemen dan jiwa kewirausahaan

(entrepreneurship) dari pelaku koperasi dan UMKM. Selain itu, persebaran

usaha koperasi dan UMKM yang hanya terpusat di ibukota kabupaten juga

menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu, yang menjadi tantangan bagi

pemerintah daerah adalah meningkatkan kemampuan manajemen dan

kewirausahaan koperasi dan UMKM, serta mengusahakan pengembangan

koperasi dan UMKM ke berbagai wilayah kecamatan dan desa.

9. Salah satu masalah yang dihadapi dalam sektor perdagangan, hotel dan

restoran, adalah persebaran usaha perdagangan, hotel dan restoran yang

hanya terkonsentrasi di Kota Waikabubak sebagai ibukota kabupaten. Adanya

kegiatan perdagangan yang tersebar di wilayah kecamatan sangat penting

Page 29: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-29

untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa

yang dibutuhkan. Dalam upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap

berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan, maka pengembangan pasar

tradisional yang ada seperti paranggang perlu dilakukan dan diintegrasikan

dengan kegiatan perdagangan atau pasar modern. Hal ini akan mengurangi

biaya transaksi yang harus ditanggung masyarakat. Ketersediaan sarana

perhotelan dan restoran merupakan unsur vital bagi kemajuan dan

perkembangan sektor pariwisata;

10. Masalah yang dihadapi di sektor industri adalah hampir sama dengan

tantangan yang dihadapi di sektor koperasi dan UMKM yaitu rendahnya

kemampuan manajemen dan jiwa kewirausahaan pengusaha industri. Selain

itu, persebaran unit usaha yang tidak merata di berbagai wilayah kecamatan

yang ada juga menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu, tantangannya

adalah bagaimana pemerintah daerah melakukan upaya untuk meningkatkan

kemampuan manajemen dan kewirusahaan pengusaha industri yang ada dan

juga mengembangkan industri ke berbagai wilayah kecamatan yang ada

sehingga tidak hanya terkonsentrasi di ibukota kabupaten saja. Selain itu,

kurangnya keterkaitan antara sektor industri/UMKM dengan sektor ekonomi

lainnya merupakan tantangan yang juga perlu mendapatkan perhatian dari

pemerintah daerah. Pengembangan agroindustri / agribisnis dan industrialisasi

di perdesaan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan

sistem agribisnis dan agroindustri, maka keterkaitan dan keterpaduan kegiatan

ekonomi akan terjamin, termasuk pasar dari barang dan jasa yang dihasilkan;

11. Di sektor pariwisata, masalah utama yang dihadapi adalah masih terbatasnya

sarana dan prasarana penunjang seperti hotel, rumah makan, dan transportasi,

baik kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi

pemerintah daerah untuk mendorong dan memfasilitasi ketersediaan berbagai

prasarana dan sarana kepariwisataan terutama di obyek dan tujuan wisata;

12. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Kabupaten Sumba Barat

masih relatif rendah bila dibandingkan dengan rata–rata NTT. Hal ini berkaitan

dengan struktur perekonomian daerah yang masih didominasi oleh sektor

primer, terutama sektor pertanian yang umumnya masih dikelola secara

tradisional dan bersifat subsisten. Oleh karena itu menjadi tantangan bagi

pemerintah daerah untuk menciptakan proses transformasi struktur ekonomi

Page 30: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-30

daerah ke arah yang lebih seimbang dengan mendorong sektor non pertanian

untuk lebih berkembang melalui peningkatan prasarana dan sarana ekonomi

seperti listrik, transportasi, lembaga keuangan, jaringan pemasaran,

telekomunikasi dan lain–lain;

13. Tingkat inflasi yang tinggi merupakan masalah lain yang dihadapi masyarakat.

Oleh karena itu menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk melakukan

upaya untuk mengendalikan kenaikan harga terutama harga sembilan bahan

pokok;

14. Ketergantungan pada dana bantuan dari pemerintah pusat masih tinggi dan

penggunaannya lebih banyak untuk kebutuhan belanja aparatur daripada

belanja publik. Oleh karena itu menjadi tantangan bagi pemerintah daerah

untuk mengubah struktur alokasi belanja daerah dengan proporsi lebih

diarahkan pada belanja publik yang lebih berpihak kepada kebutuhan kaum

miskin (pro–poor) dan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup masyarakat yang

lebih layak. Selain itu kemampuan PAD masih sangat rendah baik yang

bersumber dari pajak dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah, hal ini mencerminkan

kemampuan ekonomi masyarakat masih sangat rendah. Oleh karena itu

pemerintah daerah harus lebih meningkatkan kontribusi PAD yang lebih besar

melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah

berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber utama.

4.2.4. Sosial Budaya dan Politik

1. Dari segi budaya, proses erosi, involusi dan marginalisasi budaya merupakan

ancaman serius di masa depan. Erosi budaya adalah menurunnya kadar

budaya lokal karena munculnya budaya baru, tetapi budaya baru ini belum bisa

di terima sepenuhnya bahkan bisa mendistorsi bekerjanya budaya lama untuk

memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Involusi berarti macetnya proses

evolusi budaya secara linear yang membawa perubahan secara transformatif

ke arah yang lebih baik dan mampu menjawab masalah-masalah baru yang

makin kompleks. Marginalisasi berarti keberadaan budaya lokal tidak lagi

menjadi sebuah kekuatan untuk memberdayakan, melainkan justru menjadi

beban bagi masyarakat untuk melestarikannya;

Page 31: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-31

2. Dari segi sosial psikologis dan budaya, nampak bahwa kemiskinan kultural dan

kemiskinan struktural masih terdapat dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan

adanya budaya ketidak berdayaan yang tercermin dalam dominannya perilaku

emosional, bermental meminta, fatalistik dan berbagai atribut yang

menyebabkan tidak mempunyai kemandirian untuk meningkatkan kehidupan

sosial ekonomi. Selain itu pengaruh dan tekanan dari luar menyebabkan

masyarakat tidak berdaya untuk memanfaatkan berbagai sumber daya yang

tersedia;

3. Dari segi kualitas sumber daya manusia, nampak IPM daerah ini masih

tergolong rendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya di NTT khususnya

dan Indonesia pada umumnya. Hal ini tantangan yang dapat berpengaruh

kepada produktivitas tenaga kerja dalam berbagai bidang kehidupan;

4. Di bidang pendidikan, mengindikasikan aspek pemerataan dan perluasan

pendidikan, mutu dan relevansi pendidikan, manajemen pendidikan belum

optimal, peningkatan proporsi penganggaran di bidang pendidikan. Perlu

disadari bahwa indikator–indikator pemerataan dan perluasan pendidikan

merupakan salah satu aspek dalam perhitungan IPM. Bila indikator–indikator

dalam pemerataan dan perluasan pendidikan khususnya angka rata–rata lama

bersekolah dan angka melek huruf belum optimal;

5. Di bidang kesehatan, indikator Infant Mortality Rate (IMR) yang masih cukup

tinggi. Oleh karena itu menjadi tantangan yang perlu mendapat perhatian

tentang bagaimana meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat dengan

memperhatikan status gizi bayi dan balita, revolusi KIA melalui perbaikan dan

peningkatan fasilitas kesehatan, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM

tenaga kesehatan, perbaikan sistem dan manajemen kesehatan, serta

perbaikan proporsi penganggaran kesehatan untuk dapat memacu kondisi

kesehatan masyarakat yang lebih baik;

6. Partisipasi perempuan dan perlindungan anak, perlu mendapat perhatian yang

serius ke depan, dimana keterwakilan perempuan sebagai anggota legislatif

pada Pemilu legislatif tahun 2014 sebesar 13% lebih. Demikian pula

partisipasi perempuan dalam pemerintahan tahun 2014 sebesar 29,9%

sedangkan perempuan sebagai angkatan kerja sebesar 43.0%. Tahun 2011

kekerasan terhadap perempuan dan anak berjumlah 13 kasus dan pada tahun

2014 meningkat menjadi 35 kasus. Hal ini memerlukan perhatian serius

Page 32: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-32

dengan upaya promotif dan preventif melalui peningkatan kesadaran, serta

sosialisasi Undang-undang Perlindungan perempuan dan Anak melalui

pendekatan yang intensif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

7. Dari aspek agama, hal yang harus menjadi perhatian ke depan adalah

meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama, untuk itu

kebutuhan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang memadai, selain itu

pendampingan dan pembinaan serta pemberdayaan ekonomi umat dan terus di

tingkatkan intensitas dialog antar umat berama melalui Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB);

8. Primordialisme yang kuat masih mewarnai kultur politik di daerah ini, sehingga

perlu diupayakan secara sungguh untuk dirubah menjadi budaya politik

berwawasan nasional yang berakar dalam budaya lokal. Hal ini membutuhkan

kapabilitas kultural yang mampu menyesuaikan diri dengan proses

nasionalisme yang terus berkembang. Untuk itu diperlukan strategi agar semua

potensi dan kreativitas lokal berorientasi ke budaya politik baru, strategi

dimaksud adalah :

Membangun komunikasi yang bermakna antara institusi demokrasi

dengan konstituen;

Mendorong partai politik sebagai mesin demokrasi untuk menjalankan

fungsi pendidikan politik, artikulasi dan agregasi kepentingan rakyat;

Mendorong lembaga perwakilan untuk berupaya menjalankan mandat

secara akuntabel dan responsif;

Menjadikan pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah secara

langsung sebagai arena untuk mewujudkan kedaulatan rakyat;

Dalam rangka memberikan fondasi dan makna terhadap demokrasi formal

prosedural, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memberi makna

yang lebih mendalam terhadap kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat agar demokrasi dipahami sebagai proses interaksi

pembelajaran, komunikasi dan kelembagaan yang menghubungkan

lembaga–lembaga politik formal dengan kehidupan politik keseharian

dalam masyarakat.

Page 33: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-33

9. Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, upaya yang perlu dilakukan

adalah :

Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik dan demokratis

yang bercirikan pemerintahan yang legitimate, akuntabel, transparan,

responsif , partisipatif, rule of law, berkeadilan, memiliki visi strategis,

efektif dan efisien;

Memperkuat demokrasi lokal dengan memperhatikan proses politik

keseharian;

Meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator dalam rangka

pemberdayaan masyarakat yang merupakan roh otonomi daerah.

4.2.5. Prasarana dan Sarana

1. Mengingat posisi strategis Kabupaten Sumba Barat di antara Kabupaten

Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah, maka ketersediaan

infrastruktur wilayah, prasarana dan sarana ekonomi yang memadai baik dari

segi kualitas maupun kuantitas menjadi sangat penting dan strategis, untuk

itu upaya peningkatan status jalan, pembangunan/pembukaan jalan antar

desa, antar kampung-kampung dan antar sentra-sentra produksi serta

membangun konektivitas antar desa dan kota menjadi prasyarat utama untuk

mempermudah akses lalu lintas perekonomian daerah, seperti bidang

pertanian, perdagangan, kelautan, dan pariwisata;

2. Pemanfaatan luas areal potensial untuk pertanian tanaman pangan dan

hortikultural belum dikelola atau ditangani secara maksimal, demikianpun

penanganan dan pemanfaatan daerah irigasi dan saluran irigasi belum

dilakukan secara maksimal;

3. Potensi kelautan dan perikanan cukup besar untuk dimanfaatkan secara

maksimal dan berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan

lingkungan. Tantangan yang dihadapi adalah belum tersedianya prasarana

dan sarana kelautan dan perikanan seperti prasarana dermaga perikanan

yang memadai, sarana dan prasarana penangkapan ikan, kualitas dan

kuantitas SDM nelayan yang masih rendah serta akses modal usaha bagi

para nelayan sangat terbatas;

4. Perumahan dan permukiman layak huni sebagian besar rumah tangga di

Kabupaten Sumba Barat belum memiliki perumahan yang layak huni.

Page 34: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-34

Demikianpun akses rumah tangga pada energi listrik dan energi lainnya

terutama di daerah perdesaan belum terjangkau pelayanannya, sehingga hal

ini akan menghambat dinamika ekonomi masyarakat perdesaan;

5. Tantangan utama lainnya yang dihadapi adalah berkaitan dengan

ketersediaan air minum bersih dan sanitasi, hal ini ditandai dengan

terbatasnya akses masyarakat terhadap sarana air minum bersih dan sanitasi,

baik di perkotaan maupun perdesaan. Kondisi ini secara langsung akan

mempengaruhi kualitas derajat kesehatan masyarakat sekaligus dapat dapat

menghambat keberlangsungan kegiatan ekonomi masyarakat;

6. Akses terhadap permodalan merupakan masalah serius yang dihadapi oleh

setiap pelaku usaha mikro dan kecil dalam pengembangan usahanya.

Tantangan yang dihadapi adalah belum tersedianya lembaga keuangan mikro

yang mendanai usaha mikro dan kecil yang ada di perkotaan maupun

perdesaan;

7. Persebaran dan pemanfaatan arus informasi, teknologi dan telekomunikasi

belum dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dan hanya diakses

oleh sebagian kecil masyarakat;

8. Pendidikan dan kesehatan merupakan dasar utama dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia, sehingga ketersediaan prasarana dan sarana

pendidikan dan kesehatan, ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan,

ketersediaan tenaga medis dan paramedis, manajemen pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang memadai menjadi syarat mutlak dalam

pembangunan pada umumnya, hal ini akan menjadi fokus perhatian

pemerintah ke depan.

4.2.6. Pemerintahan

1. Dalam konteks penerapan otonomi daerah yang bertujuan mendekatkan

pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dimana posisi desa menjadi

strategis sebagai unit pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan

masyarakat. Dukungan infrastruktur pemerintahan desa dan kualitas serta

kuantitas aparatur desa merupakan prasyarat guna tercapainya tujuan

otonomi daerah. Walaupun kondisi umum menunjukan kemajuan yang cukup

menggembirakan, namun masih diperlukan perhatian pemerintah untuk

Page 35: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-35

meningkatkan kualitas infrastruktur dan aparatur desa untuk mendukung

penguatan kapasitas pemerintahan desa;

2. Pada jenjang pemerintah kabupaten, masih ada kesenjangan antara jabatan

struktural yang tersedia dengan jumlah aparatur yang berkualifikasi sesuai

dengan keahlian (kompetensi) yang dibutuhkan. Kondisi ini akan sangat

mempengaruhi kinerja pelayanan pemerintah dalam berbagai aspek. Oleh

sebab itu diperlukan adanya penguatan kapasitas dan kapabilitas aparatur

pemerintah daerah serta ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai

sehingga dapat dan mampu mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang

baik (good governance);

4.2.7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan hal yang

penting dalam rangka mengembangkan perekonomian daerah menuju terwujudnya

perekonomian yang berbasis pengetahuan. Oleh karena itu kebijakan pembangunan

di bidang Iptek ke depan akan diarahkan untuk mendorong inovasi baru di segala

bidang dalam rangka mempercepat proses transformasi pembangunan daerah.

4.2.8. Keamanan dan Ketertiban

1. Kabupaten Sumba Barat masih rawan gangguan keamanan, ketenteraman

dan ketertiban dalam masyarakat seperti : pencurian, perampokan, dan

pembunuhan. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya penanganan terhadap

kasus-kasus perdata dan pidana selama ini. Kondisi pada giliranya akan

mengganggu aktivitas masyarakat;

2. Wilayah Sumba Barat juga rawan terhadap konflik yang disebabkan oleh

sengketa pertanahan baik dalam keluarga maupun antar keluarga, serta antar

desa dalam kecamatan terutama pada masyarakat yang bermukim di daerah

perbatasan;

3. Kinerja koordinasi dan kerjasama dalam pengendalian dan pengamanan

masalah Trantib, dimana Satuan Polisi Pamong Praja bersama aparat POLRI

dan aparat keamanan TNI, belum dioptimalkan, sehingga ke depan

dibutuhkan kerjasama yang lebih intensif lagi dalam pengendalian dan

penanganan masalah keamanan dan Trantib;

Page 36: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-36

4. Partisipasi masyarakat di dalam menjaga dan menciptakan ketenteraman dan

ketertiban dalam wilayah masih rendah.

4.2.9. Penataan Ruang dan Wilayah

1. Penataan ruang dan wilayah belum sepenuhnya memperhatikan karakteristik

dan potensi setiap wilayah;

2. Implementasi rencana tata ruang dan wilayah belum optimal dilakukan

pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi peruntukannya.

Isu–isu strategis tersebut selanjutnya akan dijelaskan dengan menggunakan analisis

SWOT dengan dua pendekatan yaitu : analisis Kekuatan (S), Peluang (O), dan

strategi Kekuatan dan Peluang (SO), dan analisis Kelemahan (W), Peluang (O), dan

strategi Kelemahan dan Peluang (WO), sebagaimana tersaji dalam tabel–tabel

berikut ini :

Tabel 4.1 Kekuatan (S), Peluang (O), dan Strategi Kekuatan dan Peluang (SO)

No Kekuatan (S) No Peluang (O) No Strategi S–O

1 Secara geomorfologi masih

terdapat padang rumput

yang cukup luas untuk

pengembangan pertanian

tanaman pangan,

hortikultural dan

pengembangan sumber-

sumber hijauan makanan

ternak

1 Adanya intervensi

program intensifikasi

dan ekstensifikasi

pertanian tanaman

pangan, hortikultura

dan pembuatan

kebun HMT,

pengadaan dan

penyaluran ternak

oleh pemerintah

daerah

1 Penataan dan

penguatan

kelembagaan

kelompok tani,

pendampingan,

bantuan benih/bibit,

alsintan, saprodi dan

obat-obatan serta

pengawasan dan

pengendalian

2 Secara sosio kultural,

bidang peternakan

merupakan bagian dari

budaya Sumba sekaligus

sebagai simbol status

sosial di dalam masyarakat

2 Tingkat kebutuhan

akan kepemilikan

ternak besar, sedang

dan kecil oleh

masyarakat semakin

meningkat

2 Intervensi program

dan kegiatan yang

dapat merangsang

minat masyarakat

untuk menerapkan

pola pemeliharaan

ternak besar, sedang

dan kecil secara

intensif dan

berorientasi pasar

3 Masih luasnya lahan-lahan

kritis yang dapat

dioptimalkan dengan

kegiatan reboisasi dan

3 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

3 Optimalisasi gerakan

hutan rakyat, hutan

kemasyarakatan dan

hutan produksi serta

Page 37: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-37

No Kekuatan (S) No Peluang (O) No Strategi S–O

merehabiltasi serta upaya

konservasi hutan

kegiatan GNRHL dan

Gerakan 100 juta

pohon

menata kelembagaan

masyarakat peduli

hutan

4 Adanya minat dan

semangat masyarakat

untuk menanam pohon dan

tanaman produktif lainnya;

4 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi untuk

pengembangan

kehutanan serta isu

perubahan iklim

global (climate

change)

4 Optimalisasi kegiatan

penyediaan

benih/bibit dan

pembuatan kebun

benih/bibit desa

untuk melayani

kebutuhan

masyarakat akan

anakan tanaman

kehutanan dan

tanaman produktif

lainnya

5 Adanya kesadaran

sebagian masyarakat

untuk mengembangkan

usaha di bidang kelautan

dan perikanan untuk

menunjang dan memenuhi

kebutuhan ekonomi dan

gizi keluaga

5 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi untuk

pengembangan dan

budidaya perikanan

air tawar, air payau

dan perikanan

tangkap

5 Meningkatkan

penyediaan sarana

dan prasarana

perikanan air tawar,

air payau dan

perikanan tangkap,

penyediaan bantuan

modal usaha, magang

dan peningkatan SDM

petani nelayan

6 Adanya potensi dan

peluang Kabupaten

Sumba Barat menjadi

daerah tujuan wisata dunia

dan nasional

6 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi untuk

penataan dan

pengembangan

kepariwisataan

Sumba Barat

6 Meningkatkan

kemitraan dan

kerjasama dalam

promosi dan

pemasaran obyek dan

daya tarik wisata

7 Adanya potensi dan

peluang pengembangan

usaha industri kecil dan

rumah tangga untuk

menunjang ekonomi

keluarga

7 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi untuk

penataan dan

pengembangan

usaha industri kecil

dan rumah tangga

7 Optimalisasi kegiatan

pengembangan

usaha industri kecil

dan rumah tangga

melalui pelatihan

keterampilan dan

keahlian serta

pemberian bantuan

peralatan kerja dan

modal usaha

8 Tersedianya jumlah tenaga

kerja banyak dengan upah

kerja yang murah

8 Adanya pertumbuhan

peluang usaha dan

lapangan kerja yang

8 Optimalisasi program

dan kegiatan

Pendidikan dan

Page 38: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-38

No Kekuatan (S) No Peluang (O) No Strategi S–O

dapat menyerap

angkatan kerja

pelatihan tenaga kerja

dan kewirausahaan

untuk meningkatkan

keahlian dan

keterampilan serta

pengawasan tenaga

kerja

9 Adanya peluang untuk

membangun pasar-pasar

desa dan pasar kecamatan

sebagai tempat transaksi

dan atau pergerakan

ekonomi masyarakat

setempat

9 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

alokasi DAK dan

alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP)

9 Optimalisasi program

dan kegiatan

pembangunan sarana

dan prasarana

pendukung berupa

akses jalan

memobilisasi arus

barang, jasa dan

manusia.

10 Adanya kesadaran dan

minat orang tua untuk

menyekolahkan anak-anak

disetiap jenjang pendidikan

yang ditandai dengan

meningkatnya APK dan

APM setiap jenjang

pendidikan

10 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

alokasi DAK, BOP

sekolah, Bea siswa

dan alokasi dana

Tugas Pembantuan

(TP)

10 Intervensi program

dan kegiatan untuk

mendukung proses

KBM di setiap jenjang

pendidikan melalui

penguatan

management

pelayanan pendidikan

11 Adanya kebijakan

pemerintah pusat tentang

pelaksanaan program

Indonesia Sehat sebagai

upaya meningkatkan

derajat kesehatan, status

gizi masyarakat melalui

upaya kesehatan

masyarakat,

pemberdayaan

masyarakat, perlindungan

financial dan pemerataan

pelayanan kesehatan

11 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

alokasi DAK, BOP

kesehatan, pelayanan

kartu Indonesia sehat,

pelayanan BPJS dan

alokasi dana Tugas

pembantuan (TP)

serta alokasi dana

Dekon

11 Intervensi program

dan kegiatan untuk

mendukung

akselerasi

pemenuhan akses

pelayanan kesehatan

yang berkualitas,

berkelanjutan di

setiap fasilitas

kesehatan

masyarakat,

penguatan

management

pelayanan kesehatan

serta penyiapan

fasilitas pendukung

pelayanan kesehatan

12 Adanya kebijakan

peningkatan ketersediaan

dan kualitas data serta

informasi kependudukan

yang memadai untuk

12 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP)

12 Optimalisasi program

dan kegiatan untuk

mendukung upaya

pemutahiran data dan

informasi

Page 39: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-39

No Kekuatan (S) No Peluang (O) No Strategi S–O

proses perencanaan dan

evaluasi hasil

pembangunan

dan alokasi dana

Dekon

kependudukan serta

mendekatkan

pelayanan kepada

masyarakat sampai

ke tingkat kecamatan,

desa dan kelurahan

13 Adanya kebijakan

tersedianya sistem

perlindungan anak,

perempuan , remaja dan

kelompok masyarakat

marginal lainnya dari

berbagai tindak kekerasan

dan perlakuan yang salah

serta upaya pencegahan,

penanganan dan

rehabilitasi

13 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

alokasi DAK, dana

Tugas Pembantuan

(TP) dan alokasi

dana Dekon

13 Optimalisasi program

dan kegiatan untuk

mendukung upaya

perlindungan anak,

perempuan , remaja

dan kelompok

masyarakat marginal

lainnya dari berbagai

tindak kekerasan dan

perlakuan yang salah

14 Adanya potensi dan

peluang Pemerintah

Daerah melalui kegiatan

intensifikasi dan

ekstensifikasi sumber-

sumber penerimaan

daerah

14 Adanya kewenangan

yang diberikan untuk

meningkatkan

sumber-sumber

pendapatan daerah

melalui pajak daerah

dan retribusi serta

lain-lain pemerimaan

daerah

14 Optimalisasi upaya

pemutahiran data

subyek dan obyek

pajak daerah retribusi

daerah serta

penguatan

management

pengelolaan

keuangan daerah

15 Adanya peluang Sumba

Barat untuk menjual dan

mempromosikan potensi

keindahan alam dan

keanekaragaman budaya

yang unik dan eksotik

akan menjadi modal dan

daya tarik orang

berinvestasi di Kabupaten

Sumba Barat

15 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi yang

memberikan

kewenangan untuk

kabupaten dalam

pelayanan perijinan

investasi

15 Optimalisasi program

dan kegiatan untuk

meningkatkan

pemasaran dan

promosi dalam negeri

maupun luar negeri

agar banyak investor

yang berminat untuk

berinvestasi serta

menciptakan iklim

yang kondusif dan

memberikan

kemudahan dalam

perijinan

16 Adanya kekayaan budaya

lokal yang mengutamakan

rasa solidaritas, gotong

royong, musyawarah dan

mufakat dalam

menyelesaikan setiap

16 Adanya 9 (sembilan)

agenda prioritas

nasional (NAWA

CITA) sebagai upaya

untuk pencarian

kembali basis-basis

16 Optimalisasi program

dan kegiatan untuk

membangkitkan

kembali harkat dan

martabat serta

meningkatkan jati diri

Page 40: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-40

No Kekuatan (S) No Peluang (O) No Strategi S–O

konflik yang ada

dimasyarakat sebagai

upaya untuk menciptakan

ketenteraman dan

ketertiban dalam

masyarakat

identitas primordial

bangsa melalui

revolusi karakter

bangsa , memperbaiki

krisis kepribadian dan

memperteguh rasa

kebhinekaan dalam

kehidupan berbangsa

dan bermayarakat

dan menghidupkan

kembali nilai-nlai

kearifan lokal dalam

kehidupan berbangsa

dan bermasyarakat

17 Adanya keinginan kuat

yang timbul dan tumbuh

dalam masyarakat untuk

mengurangi budaya

penyelenggaraan pesta-

pesta adat dan prosesi

pemakaman dan

penguburan yang terkesan

boros sehingga berdampak

seluruh aspek kehidupan

masyarakat ( ekonomi,

pendidikan, kesehatan,

trantib dan lain-lain)

17 Adanya dukungan

dari tokoh

masyarakat, tokoh

agama, tokoh

pemuda, tokoh

perempuan untuk

dilakukan analisis dan

kajian tentang

program hidup hemat

17 Intervensi program

dan kegiatan untuk

menampung aspirasi

masyarakat melalui

sosialisasi program

hidup hemat dan

membuat

kesepakataan

bersama untuk

ditetapkan menjadi

peraturan daerah

18 Adanya kerinduan

masyarakat sebagai

sentimen wilayah untuk

mengejar kemajuan Pada

Eweta Manda Elu sebagai

suatu filosofi orang Sumba

Barat

18 Ada dukungan dan

perhatian yang serius

pemerintah daerah

bersama seluruh

komponen

masyarakat untuk

mewujudkan filosofi

Pada Eweta Manda

Elu

18 Intervensi program

dan kegiatan sebagai

upaya untuk

mewujudkan filosofi

Pada Eweta Manda

Elu melalui kerja

keras, kerja tuntas

dan kerja cermat

19 Kebijakan membangun

Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat

daerah-daerah, maka

pulau sumba sebagai

pulau terluar akan menjadi

pemerintah pusat untuk

membangun infrastruktur

wilayah sebagai penopang

utama pertumbuhan

ekonomi

19 Adanya dukungan

pemerintah pusat dan

provinsi melalui

dukungan alokasi

dana APBN, Tugas

Pembentuan, DAK

Afirmasi dan DAK

Infrastruktur

pemerintah daerah

serta program-

program

pemberdayaan dan

pencepatan

pembangunan lainnya

19 Optimalisasi program

dan kegiatan untuk

mendukung upaya

percepatan

penyediaan

infrastruktur wilayah

dan memperkuat

konektivitas antar

wilayah sehingga

terwujud

keseimbangan

pertumbuhan wilayah

Page 41: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-41

Tabel 4.2 Kelemahan (W), Peluang (O), dan

Strategi Kelemahan dan Peluang (SO)

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

1. Sistem dan pola

pertanian tanaman

pangan dan

hortikultura

sebagian besar

masyarakat masih

tradisional dan

konsumtif, belum

berpikir untuk pasar

1. Adanya kewenangan

yang dimiliki daerah

untuk merubah

sistem dan pola

pertanian masyarakat

yang tradisional ke

sistem dan pola

pertanian yang semi

modern

1. Optimalisasi peran,

tugas dan fungsi

PPL, melalui

magang dan studi

banding Poktan ke

daerah-daerah

yang sistem dan

pola pertaniannya

sudah maju

2. Sistem dan pola

pemeliharaan

ternak sebagian

besar masyarakat

masih

menggunakan

sistem lepas

padang

2. Masyarakat Sumba

pada umumnya

adalah masyarakat

peternak, selain itu

adanya peluang

kerjasama Pemda

NTT dan Pemda DKI

untuk mensuplai

daging dan ternak

asal NTT

2. Optimalisasi peran,

tugas dan fungsi

PPL, melalui

magang dan studi

banding Poktan ke

daerah-daerah

yang sistem dan

pola pemeliharaan

ternak yang sudah

maju

3. Secara potensi

Sumba Barat

meliliki wilayah

pesisir pantai

selatan dan utara

untuk

pengembangan

perikanan laut dan

hasil laut lainnya,

tapi masyarakat

pesisir bukanlah

bukanlah

masyarakat

3. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alokasi Dekon, TP

dan DAK serta

alokasi dana bantuan

stimulant dari

kementerian /

lembaga

3. Optimalisasi peran,

tugas dan fungsi

PPL, melalui

magang dan studi

banding Poktan ke

daerah-daerah

yang sistem dan

pola

penegembangan

usaha perikanan

laut dan air tawar

serta air payau

yang sudah maju

Page 42: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-42

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

nelayan

4. Belum optimalnya

pemanfaataan

sumber daya hutan

baik dari sisi

ekonomi maupun

lingkungan belum

berjalan

sebagaimana yang

diharapkan

4. Adanya kewenangan

bersama antara

pemerintah pusat,

provinsi dan

kabupaten daerah

untuk

penyelenggaraan

pengembangan,

perlindungan dan

konservasi hutan dan

sumber daya alam

4. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

pengembangan,

perlindungan dan

konservasi hutan

dan sumber daya

alam

5.

Koperasi sebagai

soko guru

perekonomian

masyarakat belum

berkembang

sebagaimana yang

diharapkan

5.

Adanya kewenangan

pemerintah daerah

dan dukungan

pemerintah provinsi

melalui program

Anggur Merah untuk

membentuk dan

mengembangkan

koperasi di setiap

desa dan kelurahan

5.

Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

pengembangan

koperasi melalui

sosialisasi dan

penataan

kelembagaan dan

penguatan SDM

kepengurusan

koperasi

6. Usaha mikro kecil

dan menengah

(UMKM) yang

berbasis potensi

unggulan atau

kekhasan daerah

belum berkembang

dalam masyarakat

6. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alokasi DAK dan

Dana TP serta

kewenangan

kabupaten untuk

mengembangkan

UMKM berdasarkan

potensi dan sumber

daya yang ada

6. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

pengembangan

UMKM melalui

sosialisasi,

pendampingan,

penguatan SDM

dan fasilitasi

permodalan usaha

7. Kekayaan alam 7. Adanya dukungan 7. Optimalisasi

Page 43: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-43

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

dan

keanekaragaman

budaya sumba

yang unik dan

eksotik merupakan

modal untuk

pengembangan

pariwisata daerah,

namun belum ditata

dan dikelola secara

baik

pemerintah provinsi

melalui

pengembangan desa

wisata dan adanya

komitmen yang kuat

untuk menata dan

mengelola obyek dan

daya tarik wisata

secara baik yang

didahului dengan

kajian dan

perencanaan design

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

penataan,

pengelolaan ,

kajian dan

perencanaan

design obyek dan

daya wisata

sehingga menjai

salah satu sumber

perekonomian

daerah masyarakat

8. Meningkatnya

pertumbuhan

angkatan kerja

tidak sebanding

dengan

ketersediaan

lapangan kerja

sehingga

menimbulkan

pengangguran

terbuka serta

kualitas tenaga

kerja masih sangat

rendah

8. Adanya komitmen

pemerintah daerah

untuk menyiapkan

calon tenaga kerja

yang berkualitas

untuk dapat bersaing

dipasaran kerja

8. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

penyiapan calon

tenaga kerjayang

memiliki

keterampilan dan

keahlian serta

upaya

membangunan

balai latihan kerja

(BLK)

9. Ketersediaan

kualitas

infrastruktur

wilayah untuk

mendukung

konektivitas dan

aksesibilitas antar

wilayah masih

9. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alokasi dana Dekon,

TP dan DAK untuk

menyiapkan

infrastruktur wilayah

yang berkualitas

9. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

penyiapan

infrastruktur

wilayah yang

berkualitas

Page 44: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-44

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

sangat kurang sehingga mampu

menjadi penopang

pergerakan

perekonomian

masyarakat dan

daerah

sehingga mampu

menjadi penopang

pergerakan

perekonomian

masyarakat dan

daerah

10. Perencanaan tata

ruang wilayah

kabupaten,

perencanaan detail

tata ruang kota dan

peraturan zonasi

belum sepenuhnya

digunakan sebagai

pedoman

pemanfaatan ruang

sesuai dengan

fungsi peruntukan

ruang

10. Kebijakan

pembangunan

bidang tata ruang

telah menjadi isu

strategis utama

terkait dengan

agenda pemerataan

pembangunan yang

berkelanjutan,

terintegrasi dan

serasi antar

pemerintahan, antar

sektor dan antar

waktu

10. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

penyiapan

dokumen RTRW,

RDTR dan

peraturan zonasi

yang berkualitas

sehingga dapat

digunakan sebagai

pedoman

perencanaan dan

pemanfaatan ruang

11. Masih tingginya

angka

ketergantungan

sumber-sumber

pembiayaan

pembangunan

daerah yang

berasal dari

pemerintah pusat

melalui alokasi

dana perimbangan

11. Adanya kewenangan

yang dimiliki

pemerintah daerah

untuk menggali

sumber-sumber

penerimaan daerah

11. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

intesifikasi dan

ekstensifikasi

sumber-sumber

penerimaan daerah

12. Masih tingginya

angka kemiskinan

masyarakat yang

semakin besar

12. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alokasi dana Dekon,

12. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

Page 45: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-45

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

membutuhkan

sistem

perlindungan sosial

yang komprehensif

agar terlindung

pemenuhan

kebutuhannya

TP dan DAK serta

dana-dana

pemberdayaan dari

kementerian/lembaga

untuk percepatan

penanggulangan

kemiskinan

pemberdayaan

masyarakat agar

mereka memiliki

kemampuan untuk

keluar dari

kemiskinan

13. Tingkat hunian

yang tidak layak

dan tidak aman

serta cakupan

pelayanan air

minum bersih dan

energi masih

merupakan

masalah pokok

sebagian besar

masyarakat

perdesaan dan

perkotaan

13. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alokasi dana Dekon,

TP dan DAK serta

dana-dana

pemberdayaan dari

kementerian/lembaga

13. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

penyediaan

perumahan layak

huni dan aman

serta pemenuhan

kebutuhan air

bersih dan

ketersediaan

energy

14. Kapasitas dan

kapabilitas aparat

pemerintah desa

bersama

kelembagaan

pemerintahan desa

belum memiliki

kemampuan untuk

merencanakan

secara benar dan

tepat dalam

mengelola dan

memanfaatkan

potensi dan sumber

daya yang dimiliki

14. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alokasi anggaran

desa dan ADD dari

APBD serta alokasi

dana pemberdayaan

dan penguatan

kapasitas dari

kementerian/lembaga

Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

pemberdayaan dan

penguatan

kapasitas aparat

desa dan

kelembagaan

pemerintahan desa

Page 46: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-46

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

15. Kondisi

ketenteraman dan

ketertiban dalam

masyarakat belum

sepenuhya

mendukung upaya

pemerintah untuk

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

15. Adanya dukungan

dan kerjasama

dengan Polri, TNI

dan aparat penegak

hukum untuk

menjaga dan

memelihara

keamanan,

ketenteraman dan

ketertiban dalam

masyarakat

15. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

pemeliharaan

keamanan,

ketenteraman dan

ketertiban dalam

masyarakaat

16. Masih rendahnya

mutu dan kualitas

pelayanan

pendidikan dan

kesehatan

masyarakat

16. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alakasi DAK bidang

pendidikan dan

kesehatan baik fisik

dan non fisik serta

dukungan dari

NGO/LSM luar negeri

untuk pemberdayaan

dan penguatan

kapasitas

kelembagaan

pendidikan dan

kesehatan

16. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

peningkatan mutu

dan kualitas

pelayanan

pendidikan dan

kesehatan

masyarakat

17. Ketersediaan

sarana dan

prasarana,

keterbatasan

tenaga pendidik

dan kependidikan,

tenaga medis dan

paramedis serta

fasilitas pendukung

17. Adanya dukungan

pemerintah pusat

dan provinsi melalui

alakasi DAK bidang

pendidikan dan

kesehatan baik fisik

dan non fisik serta

dukungan dari

NGO/LSM luar negeri

17. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

penyiapan sarana

dan prasarana,

tenaga pendidik

dan kependidikan,

tenaga medis dan

Page 47: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-47

No Kelemahan (W) No Peluang (O) No Strategi W–O

dalam pelayanan

bidang pendidikan

dan kesehatan

belum memadai

untuk pemberdayaan

dan penguatan

kapasitas

kelembagaan

pendidikan dan

kesehatan

para medis serta

fasilitas pendukung

lainnya dalam

pelayanan bidang

pendidikan dan

kesehatan

18. Masih rendahnya

angka melanjutkan

pendidikan ke

jenjang yang lebih

tinggi dari angka

kelulusan dari

setiap jenjang

pendidikan

18. Adanya komitment

pemerintah daerah

untuk anak-anak

yang lulus dari setiap

jenjang pendidikan

untuk tetap

melanjutkan ke

jenjang yang lebih

tinggi

18. Optimalisasi

program dan

kegiatan untuk

mendukung upaya

meningkatkan

angka melanjutkan

pendidikan ke

jenjang yang lebih

tinggi, khususnya

tamatan SMA/K

yang berprestasi

akan diberikan bea

siswa kuliah di

perguruan tinggi.

Mencermati kajian mengenai berbagai aspek yang menjadi kekuatan,

kelemahan, dan peluang, di atas maka kemungkinan tantangan yang akan dihadapi

dalam proses pembangunan lima tahun ke depan tergambar dalam penjelasan

berikut ini.

a. Geomorfologi

Dengan jumlah kawasan hutan saat ini sebesar 17,68%, dari 30% hutan dalam

ruang daerah yang dikatakan ideal, maka tantangan yang dihadapi adalah

kebiasaan masyarakat dalam merambah dan membakar lahan yang merambat

ke hutan, serta illegal logging.

Dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Sumba Barat 5 (lima) tahun ke

depan diperlukan program-prongam pengembangan untuk menjawab masalah

geomorfologi yaitu: (1) Program Pengembangan Data dan Informasi; (2)

Program Pengembangan Wilayah Perbatasan; (3) Program Perencanaan

Page 48: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-48

Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam; (4) Program Perencanaan

Pembangunan Daerah Rawan Bencana; (5) Program Perencanaan Tata

Ruang; dan (5) Program Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang;

b. Demografi

1. Kesadaran masyarakat untuk membatasi kelahiran melalui program KB

mengalami penurunan;

2. Dari segi kependudukan, proyeksi pertumbuhan penduduk sebesar 1,92 %

per tahun patut dicermati, karena berimplikasi pada kebutuhan ruang untuk

pemukiman, serta pendidikan, kesehatan, dll;

3. Dependency ratio harus direspon melalui pemberdayaan dan penyiapan

lapangan kerja.

Berdasarkan hasil kajian terhadap kondisi deomografi Kabupaten Sumba

Barat, maka dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Sumba Barat 5

(lima) tahun ke depan diperlukan program-prongam pengembangan untuk

menjawab masalah tersebut yaitu: (1) Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan Media Massa; (2) Program Pelayanan dan

Pengelolaan Administrasi Publik; (3) Program Keluarga Berencana; (4)

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; (5) Program Pengembangan

Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh; (6) Program Pemberdayaan

Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; (7) Program Peningkatan Kualitas

Hidup dan Perlindungan Perempuan; dan (8) Program Penataan

Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah.

c. Perekonomian Daerah

1. Merubah ketergantungan dari sektor primer kepada sektor jasa, industri,

dan perdagangan;

2. Merubah orientasi sistem usaha tani dari subsisten ke agribisnis dengan

ekonomi produktif;

3. Memanifestasikan hidup hemat di dalam masyarakat;

4. Merubah pola pertanian monokultur menuju diversifikasi;

5. Merubah orientasi pola perkebunan rakyat yang lebih diversifikatif;

6. Mengembangkan budaya bahari di dalam masyarakat dengan usaha

budidaya;

7. Mengembangkan pemeliharaan ternak kecil;

Page 49: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-49

8. Membangun kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara

hutan;

9. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pentingnya koperasi;

10. Menumbuhkan minat investasi di bidang jasa;

11. Merubah orientasi masyarakat untuk menjual raw material kepada barang

setengah jadi dan barang jadi;

12. Menyediakan prasarana dan sarana pariwisata yang representatif dan

kompetitif;

13. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana jalan untuk mendorong

mobilitas ekonomi;

14. Meningkatkan penerimaan asli daerah untuk mengurangi ketergantungan

pada pusat;

15. Alokasi belanja yang memadai bagi pengentasan kemiskinan melalui

program-program pemberdayaan;

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang perekonomian daerah Kabupaten

Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan program-prongan

pembangunan ekonomi daerah yang meliputi, yaitu: (1) Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi; (2) Program Peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Program Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan; (4) Program Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah; (5) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial; (6)

Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota;

dan (7) Program Penelitian dan Pengembangan Politik, Pemerintahan,

Ekonomi, Sosial Budaya, IPTEK dan Lingkungan Hidup.

d. Sosial Budaya dan Politik

1. Menciptakan integrasi sosial di dalam masyarakat;

2. Aktualisasi budaya Sumba dalam tatanan berpemerintahan dan

bermasyarakat dengan memasyarakatkan ciri khas Sumba Barat melalui

lagu, tarian, puisi, tenunan, ukiran, dll;

3. Mengembangkan etos kerja dan budaya malu di dalam masyarakat;

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan

kesehatan;

5. Membudayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di dalam

masyarakat;

Page 50: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-50

6. Membuka peluang kompetisi antara perempuan dan laki–laki/kesetaraan,

serta merubah opini bahwa perempuan adalah subordinat laki–laki kepada

kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, serta pola pengasuhan dan

pendidikan anak perlu dirubah;

7. Meningkatkan iman dan ketaqwaan serta menumbuh kembangkan interaksi

antar umat beragama;

8. Menciptakan tatanan budaya politik lokal yang berwawasan nasional;

9. Tantangan yang dihadapi demokrasi formal yang sudah berjalan adalah:

Membangun komunikasi yang lebih bermakna antara institusi–institusi

demokrasi dengan konstituen;

Mendorong partai politik sebagai mesin demokrasi untuk menjalankan

fungsi pendidikan politik, artikulasi dan agregasi kepentingan rakyat;

Mendorong lembaga perwakilan untuk berupaya menjalankan mandat

secara akuntabel dan responsif;

Menjadikan pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah secara

langsung sebagai arena untuk mewujudkan kedaulatan rakyat;

Mengembangkan demokrasi sebagai proses interaksi pembelajaran,

komunikasi dan kelembagaan yang menghubungkan lembaga politik

formal dengan kehidupan politik keseharian di dalam masyarakat.

10. Dalam desentralisasi dan otonomi daerah, tantangan yang dihadapi adalah

:

Meningkatkan pengembangan tata pemerintahan yang demokratis yang

bercirikan pemerintahan yang legitimate, akuntabel, transparan,

responsif dan partisipatif;

Memanifestasikan budaya melayani bagi aparatur pemerintahan

daerah;

Mengembangkan budaya kerja dan disiplin di kalangan aparatur

penyelenggara negara;

Melembagakan sistem perencanaan pembangunan daerah, dan

pengelolaan keuangan daerah secara koordinatif dari desa/kelurahan

sampai kabupaten;

Meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator dalam rangka

pemberdayaan masyarakat;

Mengembangkan budaya hukum bagi terwujudnya supremasi hukum.

Page 51: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-51

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang sosial, budaya dan politik daerah

Kabupaten Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan program-prongan

pembangunan difokuskan pada, yaitu: (1) Program Pengembangan Data dan

Informasi; (2) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; (3)

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya; (4) Program

Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; (5) Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan dan Perkotaan; (6) Program Lingkungan Sehat

Perumahan; (7) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam

Membangun Desa; (8) Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam /

Sosial; (9) Program Peningkatan Ketahanan Pangan; (10) Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan; (11) Program

Pengembangan Nilai Budaya; (12) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya;

(13) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya; (14)

Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah; (15) Program

Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; dan (16) Program

Penataan Daerah Otonomi Baru;

e. Prasarana dan Sarana

1. Mempersiapkan Sumba Barat sebagai daerah suplai bagi kabupaten

tetangga;

2. Mengoptimalkan sumber daya air melalui irigasi;

3. Menyediakan prasarana dan sarana kelautan dan perikanan seperti

prasarana dermaga perikanan yang memadai;

4. Menyediakan energi alternatif yang murah bagi masyarakat khususnya di

perdesaan;

5. Mempermudah akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi;

6. Membuka lembaga keuangan mikro;

7. Menyediakan dan mempermudah akses terhadap informasi dan

komunikasi;

8. Mempermudah akses masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan unit–

unit pelayanan kesehatan.

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang Prasarana dan Sarana daerah

Kabupaten Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan program-prongan

pembangunan difokuskan pada, yaitu: (1) Program Perencanaan Tata Ruang;

Page 52: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-52

Program Pemanfaatan Ruang; (2) Program Pengendalian Pemanfaatan

Ruang; (3) Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan; (4)

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi / Rawa dan

Jaringan Pengairan Lainnya; (5) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Kebinamargaan; (6) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana

dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya; (7)

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi; (8) Program

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; dan (9) Program

Pengembangan Lingkungan Sehat.

f. Pemerintahan

1. Meningkatkan kapasitas pemerintahan desa melalui pendidikan dan

pelatihan serta perbaikan kesejahteraan;

2. Membudayakan iklim kompetisi dan pengembangan budaya kerja dan

disiplin;

3. Mengembangkan Sistem Hukum Daerah (Siskumda) secara vertikal dan

horizontal;

4. Menciptakan iklim usaha yang responsif terhadap investasi;

5. Pemanfaatan Dana Desa, baik yang bersumber dari APBN maupun ADD

dari APBD Kabupaten Sumba Barat, apabila dimanfaatkan secara baik

akan tercipta lapangan kerja bagi masyarakat yang pada gilirannya akan

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang Pemerintahan daerah Kabupaten

Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan program-prongan

pembangunan difokuskan pada, yaitu: (1) Program Peningkatan Pelayanan

Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah; (2) Program Peningkatan

dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Program Penataan

dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan; (4)

Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah; (5) Program

Penataan Peraturan Perundang-undangan; (6) Program Pelayanan dan

Pengelolaan Administrasi Publik; Program Kerjasama dengan Media massa;

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah;

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan; Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat.

Page 53: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-53

g. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Membudayakan penggunaan hasil riset dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

daerah Kabupaten Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan program-

prongan pembangunan difokuskan pada, yaitu: (1) Program Pendidikan Anak

Usia Dini; (2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; (3)

Program Pendidikan Non Formal; (4) Program Pendidikan Luar Biasa; (5)

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (6) Program

Manajemen Pelayanan Pendidikan; (7) Program Penelitian dan Pengembangan

Politik, Pemerintahan, Ekonomi, Sosial Budaya, IPTEK dan Lingkungan Hidup.

h. Keamanan dan Ketertiban

1. Menciptakan stabilitas ketenteraman dan ketertiban masyarakat yang

benar–benar kondusif bagi kontinuitas pembangunan;

2. Membudayakan sistem pengamanan swakarsa di dalam masyarakat;

3. Menegakkan hukum (supremasi hukum);

4. Meningkatkan fungsi koordinasi antar lembaga untuk menegakkan

ketertiban umum di dalam masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang keamanan dan ketertiban daerah

Kabupaten Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan program-prongan

pembangunan difokuskan pada, yaitu: (1) Program Pemeliharaan

Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; (2) Program Pemberdayaan

Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan keamanan; (4) Program

Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT).

i. Penataan Ruang dan Wilayah

1. Memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah;

2. Mendorong masyarakat yang mampu dan dunia usaha untuk mendaftarkan

tanahnya secara swadana;

3. Mengembangkan pola pembangunan lokal dengan orientasi karakteristik

dan potensi wilayah.

4. Menciptakan tata guna dan fungsi lahan secara baik.

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang penataan ruang dan wilayah

daerah kabupaten Sumba Barat 5 (lima) tahun ke depan diperlukan

program-prongan pembangunan difokuskan pada, yaitu: (1) Program

Page 54: BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS · IV-1 BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS Di dalam menguraikan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Sumba Barat, pada bab ini diuraikan juga

IV-54

Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh; (2) Program

Pembangunan Infrastruktur Perkotaan; (3) Program Perencanaan Tata

Ruang; (4) Program Lingkungan Sehat Perumahan; (5) Program

Pemanfaatan Ruang; (6) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.