BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005...

86
38 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktifitas A. Pengelompokan Kegiatan Pada museum terdapat dua jenis kelompok kegiatan, yaitu kelompok kegiatan pengunjung dan kelompok kegiatan pengelola. Kelompok kegiatan pengunjung dibagi menjadi perorangan dan perkelompok, sedangkan, kelompok kegiatan pengelola dibagi menjadi kegiatan administrasi, kegiatan konservasi, dan kegiatan servis. 1. Kelompok Kegiatan Pengunjung Pengunjung terbagi menjadi pengunjung perorangan dan pengunjung instansi sebagai berikut: Diagram 3.1. Pengunjung Museum Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005...

Page 1: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

38

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1 Studi Aktifitas

A. Pengelompokan Kegiatan

Pada museum terdapat dua jenis kelompok kegiatan, yaitu kelompok

kegiatan pengunjung dan kelompok kegiatan pengelola. Kelompok

kegiatan pengunjung dibagi menjadi perorangan dan perkelompok,

sedangkan, kelompok kegiatan pengelola dibagi menjadi kegiatan

administrasi, kegiatan konservasi, dan kegiatan servis.

1. Kelompok Kegiatan Pengunjung

Pengunjung terbagi menjadi pengunjung perorangan dan

pengunjung instansi sebagai berikut:

Diagram 3.1. Pengunjung Museum Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

Page 2: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

39

Pengunjung terdiri dari kalangan semua umur, dengan alur kegiatan

pengunjung masa kini sebagai berikut:

Diagram 3.2. Alur Kegiatan Pengunjung Sumber: Analisis Pribadi

Dengan waktu kunjungan 1-2 jam per rata-rata. Sedangkan untuk

pendekatan jumlah pengunjung di Semarang menggunakan data

jumlah peminat modelkit dan action figure melalui komunitas yang

ada disemarang sebagai berikut

Tabel 3.1. Pendekatan Jumlah Pengunjung Museum Sumber: Wawancara dengan Ketua STOC, Wisnu Tri Laksono

Tahun Jumlah Peminat

Per Tahun

2012 1820

2013 2787

2014 3284

2015 3632

2016 4655

2017 5160

Dari tabel diatas didapatkan rata-rata kenaikan jumlah peminat

modelkit dan action figure sebanyak 17% pertahun, maka

perhitungan jumlah pengunjung museum kreasi modelkit dan action

Page 3: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

40

figure hingga 10 tahun mendatang ditargetkan mencapai 24.803

pengunjung. Maka diperoleh jumlah rata – rata pengunjung per hari

sebanyak 80 pengunjung dan pada waktu sibuk mencapai sebanyak

160 pengunjung.

2. Kelompok Kegiatan Pengelola

Pengelola museum dibagi menjadi empat bidang sesuai dengan

konsep museum yang berkualitas yang dipimpin kepala museum dan

kepala tiap ke-empat bidang tersebut, mulai dari bidang administrasi,

bidang pameran, bidang perpustakaan, dan bidang rekreasi.

Tabel 3.2. Daftar Pengelola Museum Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

PELAKU TUGAS JUMLAH

Kepala Museum Memimpin pengelolaan museum 1

Kabid. AdministrasiBertanggung jawab atas seluruh kegiatan

administrasi museum1

Bid. Administrasi Mengelola kegiatan administrasi museum 1

Bid. Keuangan Mengelola keuangan museum 2

Bid. Kepegawaian Mengelola kegiatan kepegawaian museum 1

Bid. Perlengkapan Mengelola perlengkapan peralatan museum 2

Bid. Pemeliharaan Mengelola pemeliharaan/perawatan museum 2

Bid. Keamanan Mengelola & menjaga keamanan museum 6

Kabid. PameranBertanggung jawab atas seluruh kegiatan pameran

museum1

Bid. Registrasi Mengelola pencatatan koleksi museum 1

Bid. Dokumentasi Mendokumentasikan koleksi untuk pameran 2

Bid. Kuratorial Mencari dan menentukan benda koleksi museum 7

Bid. Tata Pameran Mengatur penataan koleksi dalam pameran 5

Kabid. Perpustakaan Bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan 1

Bid. Publikasi Mengelola publikasi koleksi buku perpustakaan 2

Bid. Adm.

PerpustakaanMengatur kegiatan administrasi perpustakaan 1

Page 4: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

41

Untuk operasional museum sendiri, museum buka setiap hari

Selasa – Minggu pukul 08.00 - 17.00, untuk Senin digunakan untuk

kegiatan perawatan. Kegiatan keamanan dilakukan setiap hari

selama 24 jam dengan sistem shift.

B. Kategorisasi Kegiatan

Kegiatan di Museum Kreasi Modelkit dan Action Figure dibagi

menjadi empat kategori, yaitu kegiatan utama, penunjang, servis, dan

pengelolaan.

Tabel 3.3. Kategorisasi Kegiatan Museum Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

Petugas

PerpustakaanMengatur peminjaman buku 2

Kabid. Rekreasi Bertanggung jawab atas kegiatan rekreasi museum 1

Bid. Marketing Mengelola kegiatan pemasaran museum 1

Bid. Ticketing Mengelola penjualan ticket 2

Bid. Cinderamata Mengelola kegiatan penjualan souvenir 3

Bid. Restoran Mengelola kegiatan penjualan di kafetaria 5

Petugas Kebersihan Pemeliharaan kebersihan museum 5

55Total

KATEGORI

KEGIATANAKTIVITAS FASILITAS

Pameran

Pengamatan/Berfoto

Jual - beli tiket Ruang Tiket

Menonton film pendek Ruang Audiovisual

Berekreasi Ruang Rekreasi

Membaca buku Perpustakaan

Jual-beli makanan/minuman Kafetaria

Jual beli cinderamata Ruang Cinderamata

Buang air Toilet

Parkir Kendaraan Tempat Parkir

Penunjang

Utama Ruang Pameran

Page 5: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

42

C. Pola Kegiatan

1. Pengunjung, pola kegiatannya berdasarkan analisa pengamatan

pengunjung museum masa kini dilokasi projek sejenis.

Diagram 3.3. Pola Kegiatan Pengunjung Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

2. Pengelola, pola kegiatannya berdasarkan analisa pengamatan

pengelola museum masa kini di lokasi projek sejenis.

Kebersihan Ruang Cleaning Service

Maintenance Ruang Utilitas

Keamanan Ruang Keamanan

Bekerja Ruang Kerja

Rapat Ruang Rapat

Istirahat Pantry

Konservasi modelkit dan action

figure

Kurator, Bengkel

Reparasi

Menyimpan koleksi modelkit

dan action figure

Ruang Penyimpanan

Koleksi

Servis

Pengelolaan

Page 6: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

43

Diagram 3.4. Pola Kegiatan Pengelola Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

3.1.2 Studi Fasilitas

Berdasarkan pendekatan studi aktifitas diatas maka dapat ditentukan

fasilitas ruang museum, berserta persyaratan ruangnya sebagai berikut:

A. Kebutuhan Fasilitas Ruang

Tabel 3.4. Kebutuhan Fasilitas Ruang Museum Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

PELAKU FASILITAS SIFAT KETERANGAN

Lobby Publik Indoor

Ruang Pameran Publik Indoor

Ruang Audiovisual Publik Indoor

Ruang Perpustakaan Publik Indoor

Ruang Rekreasi Publik Indoor

Ruang Cinderamata Privat Indoor

Kafetaria Publik Semi Outdoor

Mushola Publik Indoor

ATM Center Privat Indoor

Toilet Servis Indoor

Area Parkir Servis Outdoor

Ruang Kepala Museum Privat Indoor

Ruang Bidang Administrasi Privat Indoor

Ruang Bidang Pameran Privat Indoor

R. Rapat Privat Indoor

Ruang Utilitas Privat Indoor

Ruang Keamanan Privat Indoor

Ruang Cleaning Service Privat Indoor

Toilet Privat Indoor

Area Parkir Privat Outdoor

Pengunjung

Pengelola

Page 7: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

44

Tabel 3.5. Persyaratan Fasilitas Ruang Museum Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

B. Pola Hubungan Ruang

Berdasarkan pendekatan studi aktifitas dan persyaratan fasilitas

diatas maka dapat dibuat pola sebagai berikut:

1. Pola Hubungan Mikro

Diagram 3.5. Pola Hubungan Ruang Museum Sumber: Analisis Pribadi

Sta

bil

Te

na

ng

Ala

mi

Bu

ata

n

Ala

mi

Bu

ata

n

Ke

ba

ka

ran

Se

ku

rita

s

Ra

dia

si

Ke

lem

ba

pa

n

1 Lobby x x x x x x x x

2 Ruang Perpustakaan x x x x x x x x

3 Ruang Audiovisual x x x x x x

4 Ruang Rekreasi x x x x x x x x

5 Ruang Pameran x x x x x x x x

6 Ruang Cinderamata x x x x x x x x

7 Kafetaria x x x x x x x x

8 Mushola x x x x x x x x

9 ATM Center x x x x x x

10 Ruang Kepala Museum x x x x x x x x x

11Ruang Bidang

Administrasix x x x x x x x x

12 Ruang Bidang Pameran x x x x x x x x x x

13 Ruang Rapat x x x x x x x x x

14 Ruang Utilitas x x x x x

15 Ruang Keamanan x x x x x x x

16 Ruang Cleaning Service x x x x x x x x

17 Toilet x x x x x x x x

18 Area Parkir x x x x x x

Keamanan Kesehatan

ASPEK

NAMA RUANGNO

Akustik Pencahayaan Penghawaan

Page 8: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

45

Diagram 3.6. Pola Hubungan Ruang Pengelola Sumber: Analisis Pribadi

2. Pola Hubungan Makro

Diagram 3.7. Pola Hubungan Ruang Makro Sumber: Analisis Pribadi

Page 9: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

46

C. Studi Ruang Khusus

Dalam studi ruang khusus, didasarkan karakteristik dari modelkit dan

action figure, yang perkembangannya tiap tahun selalu ada dengan

ukuran yang sama ,tetapi variasi jenis dan inovasi benda tersebut baru

sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang

ditargetkan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan perkembangan

modelkit dan action figure yang akan datang perlu fleksibiltas ruang.

1. Studi Jarak Pandang pada Ruang Pameran

Gambar 3.1 menggambarkan hubungan antara dimensi manusia

dengan display 2 dimensi dimana diilustrasikan sebagai display

karya seni. Ketinggian mata adalah ukuran antropometri paling

signifikan disini. Sudut pandang dimana detail kecil dapat terlihat

dengan jelas hanya sekitar 10.

Gambar 3.1. Jarak Pandang Efektif Display 2D Sumber: Human Dimension & Interior Space

Page 10: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

47

Gambar 3.2. adalah sudut pandangan terhadap objek besar yang

mempengaruhi jarak pandang antar objek dengan pengamat. Secara

antrometri, pergerakan mengacu pada pergerakan leher dan jarak

30o ke atas atau 40o ke bawah bisa tercapai tanpa ketegangan atau

ketidaknyamanan seseorang.

Gambar 3.2. Jarak Pandang Terhadap Objek Sumber: Human Dimension & Interior Space

Pada Gambar 3.3.A adalah ilustrasi jarak pergerakan kepala arah

horizontal. Secara antrometri, pergerakan mengacu pada pergerakan

leher dan jarak 45o ke kanan atau ke kiri bisa tercapai tanpa

ketegangan atau ketidaknyamanan seseorang. Gambar 3.4.B

mengilustrasikan tentang jarak pergerakan kepala arah vertical. Jarak

antara 0o – 30o adalah arah yang memungkinkan tanpa adanya

ketidaknyamanan,

Page 11: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

48

Gambar 3.3. Pergerakan Kepala Sumber: Human Dimension & Interior Space

Bidang visual adalah bagian dari ruang, diukur dalam besaran

sudut, yang dapat dilihat ketika kepala dan mata dalam keadaan tidak

bergerak. Pada Gambar 3.4.A, pandangan bidang terpusat sekitar

60o pada setiap arah, sedangkan Gambar 3.4.B, standar garis

penglihatan diasumsikan horizontal pada 0o.

Gambar 3.4. Bidang Visual Sumber: Human Dimension & Interior Space

A

A B

B

Page 12: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

49

2. Studi Pencahayaan pada Ruang Pameran

Cahaya memegang peranan penting dalam penyajian koleksi.

Jenis cahaya yang ada museum adalah sinar ultraviolet, cahaya

matahari langsung (sunlight), cahaya matahari yang sudah tersebar

dilangit (daylight), serta cahaya buatan (artificial light) yang berasal

dari lampu tabung (fluoresens), lampu pijiar/halogen.

Berdasarkan sensitifis terhadap cahaya, terdapat tiga kelompok

koleksi, yaitu:

- Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto

berwarna. Kekuatan terhadap cahaya adalah 50 lux untuk 3000

jam pameran/tahun atau 150 lux untuk 250 jam/tahun.

- Koleksi sensitif, yaitu koleksi cat minyak, foto hitam putih, tulang,

kayu. Kekuatan terhadap cahaya adalah 200 lux untuk 3000 jam

pameran/tahun.

- Koleksi kurang sensitive, yaitu koleksi batu, logam, gelas,

keramik. Untuk koleksi modelkit dan action figure masuk dalam

kategori jenis ini, yaitu tahan terhadap cahaya.

3. Studi Penghawaan pada Ruang Pameran

Ruang pameran yang menyimpan koleksi modelkit dan action

figure memerlukan pengaturan suhu dan kelembapan untuk menjaga

benda koleksi dari kerusakan. Standar suhu dan kelembaban yang

stabil yaitu suhu 20-24oC dan kelembaban 40-60%. Pengkondisian

udara menggunakan peralatan berupa air conditioner (AC) untuk

Page 13: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

50

menjaga kestabilan suhu, serta humidifier dan dehumidifier untuk

menjaga kestabilan kelembapan.

4. Perhitungan Luas Ruang Pameran

Ruang pameran pada Museum Kreasi Modelkit dan Action Figure

ini dibagi berdasarkan jenisnya, mulai dari kategori seri tersebut.

Modelkit terdapat seri Gundam dan Militer, dan untuk Action Figure

terdapat seri superhero dari Amerika (Marvel,DC,dll) serta dari

Jepang (Kamen Rider, Power Rangers, dll). Yang membedakan

adalah modelkit kit itu perlu dirakit, sedangkan action figure sudah

jadi atau biasanya harus diwarna terdahulu biar menarik.

a. Modelkit

Gunpla atau yang lebih dikenal dengan kepanjangan “Gundam

Plastic Model kit” adalah plastik Model kit Gundam yang

diadaptasi dari anime berjudul Mobile Suit Gundam dan diproduksi

oleh Bandai. Gundam sendiri memiliki 12 alur timeline dan macam

jenisnya ada 1000 buah kurang lebih

Gambar 3.5. Gunpla Sumber:

https://www.gundamkitscollection.com/2017/10/gunpla.html

Page 14: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

51

Modelkit militer yang mengambil berbentuk tank, pesawat,

helikopter, kapal maupun figure militer dari berbagai jenis perang

di masa lalu. Terdiri dari banyak parts kecil yang dicetak di

beberapa runner yang dirakit sesuai petunjuk manual dengan

menggunakan lem khusus. Setelah dirakit, model kit ini perlu di

repaint / dicat lagi karena model kit militer umumnya berwarna

polos. Alur timelinenya dari perang dunia 1 dan 2.

Gambar 3.6. Modelkit Militer Sumber: https://www.scalemates.com/kits/104981-tamiya-

35271-leopard-2a6 b. Action Figure

- Superhero Amerika

Untuk Action Figure Superhero Amerika ini sudah tidak asing

lagi, seperti Batman, Spiderman, Aquaman, Deathstroke, dll.

Karakter – karakter ini didominasi oleh kreator Marvel dan DC.

Page 15: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

52

Gambar 3.7. Superhero Amerika Sumber: https://gamesandcomics.it/catalogo/en/batman/2572-batman -armored-batman-play-arts-kai-pak-action-figure.html

- Superhero Jepang

Untuk Action Figure Superhero Jepang juga sudah tidak asing

lagi, seperti Kamen Rider, Ultraman, Metal Hero, dll.

Gambar 3.8. Superhero Jepang Sumber:http://news.tokunation.com/2015/07/24/super-

imaginative-chogokin-kamen-rider-garren-king-form

Berikut data ukuran dan pendekatan jumlah koleksi modelkit dan

action figure dari tahun 1980 – tahun 2017, sebagai berikut:

Page 16: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

53

Tabel 3.6. Ukuran Benda Koleksi Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

UKURAN

p x l x t

55cm x 17,25cm x 90cm

JENIS

Gunpla Skala 1/12

Gunpla Skala 1/24

110cm x 34,5cm x 217cm

Page 17: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

54

27.5cm x 8.625cm x 52.5cm

22cm x 6.9cm x 42cm

13,2cm x 4.14cm x 25,2cm

9,167cm x 2.875cm x 17,5cm

14cm x 6.875cm x 10cm

28cm x 13,75cm x 20cm

Aircraft 1/72

Armor 1/72

Armor 1/35

14cm x 6.875cm x 10cm

Gunpla Skala 1/100

Gunpla Skala 1/144

Gunpla Skala 1/60

Gunpla Skala 1/48

1/35

1/72

Page 18: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

55

Play Arts Kai Skala 1/6

10cm x 6cm x 32cm

Sideshow Skala 1/1

60cm x 24cm x 196cm

Hot Toys Skala 1/6

10cm x 6cm x 32cm

Page 19: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

56

Dari tabel ini dapat diketahui ukuran – ukuran benda koleksi yang

akan mempengaruhi besaran luas ruang pameran museum kreasi

modelkit dan action figure ini.

SHF Non Scale

8,76cm x 2.875cm x 16cm

SIC Non Scale

13,2cm x 3,8cm x 21,9cm

Page 20: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

57

Tabel 3.7. Jumlah Koleksi Ruang Pameran Sumber: Studi Literartur dan Analisis Pribadi

Jumlah koleksi mencapai 1826 buah, setelah ditentukan jumlah

koleksi dalam museum maka dapat ditentukan besaran ruang pamer

yang diperluhkan sebagai berikut:

1. Ruang Pameran Modelkit

Memamerkan koleksi modelkit gunpla dari masa ke masa.

Jenis koleksi: modelkit gunpla skala 1/10, 1/24, 1/48, 1/60, 1/100,

1/144 yang tersusun sesuai timeline serinya. Dimana gaya

suasana yang diterapkan kedalam ruangan ini adalah

Kontemporer dengan elemen warna netral, bersih dan halus.

No Jenis KoleksiSkala

1/1

Skala

1/6

Skala

1/10

Skala

1/24

Skala

1/48

Skala

1/35

Skala

1/60

Skala

1/72

Skala

1/100

Skala

1/144

Non

Skala

1 Gundam

Universal Century 1 3 6 10 200 215 100

Future Century 1 4 5 5

Mars Century 1 1 13 5 10

After War Century 1 2 4 6

Correct Century 1 2 4 25

Cosmic Era

Century1 6 5 45 100 10

Anno Domini

Century1 1 3 2 35 85 5

Advanced

Generation Century1 1 3 5 25 3

Regild Century 1 35

Post Disaster

Century1 10 50 1

2 Militer

World War I 40 78

World War II 65 80

3

Action Figure

Superhero

Amerika

Marvel 8 96

DC Comics 5 64

4

Action Figure

Superhero

Jepang

Ultraman 3 40

Super Sentai 5 125

Kamen Rider 4 100

Metal Hero 3 50

28 160 10 5 18 105 18 158 316 528 480Jumlah

Total Keseluruhan 1826

Page 21: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

58

a. Perhitungan Kebutuhan Luas Skala 1/10

Dalam model skala 1/10 menggunakan teknik penyajian sistem

diorama sebagai berikut:

Gambar 3.9. Jarak Pandang Vertikal Koleksi Skala 1/10 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

Gambar 3.10. Jarak Pandang Horizontal Koleksi Skala 1/10 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

30o

30o

40o

40o

45o 45o

Page 22: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

59

Dari gambar diatas dapat diketahui jarak pandang minimal

untuk bidang visual vertikal minimal 2,85 m dan bidang visual

horizontal minimal 8,45 m. Maka dapat ditentukan luasan

sebesar 45 m2 yang dapat diisi maksimal 3 koleksi skala 1/10.

Gambar 3.11. Ilustrasi I Besaran Ruang Koleksi Skala 1/10 Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.12. Ilustrasi Besaran Ruang Koleksi Skala 1/10 Sumber: Analisis Pribadi

b. Perhitungan Kebutuhan Luas Skala 1/24, 1/48, dan 1/60

Dalam perhitungan kebutuhan luas ini menggunakan patokan

skala 1/24 dengan teknik penyajian sistem meja vitrin.

Page 23: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

60

Gambar 3.13. Jarak Pandang Vertikal Koleksi Skala 1/24 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

Gambar 3.14. Jarak Pandang Horizontal Koleksi Skala 1/24 Sumber: Studi Literartur dan Analisis Pribadi

Dari gambar diatas dapat diketahui jarak pandang minimal

untuk bidang visual vertikal minimal 2,06 m dan bidang visual

horizontal minimal 4,37 m. Maka dapat ditentukan luasan

sebesar 13,5 m2 yang dapat diisi maksimal 5 koleksi skala 1/24.

30o

40o

30o

40o

45o 45o

Page 24: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

61

Gambar 3.15. Ilustrasi Besaran Ruang Koleksi Skala 1/24 Sumber: Analisis Pribadi

Dari ilustrasi tersebut dapat diasumsikan sebagai berikut

Koleksi skala 1/60 < 1/48 < 1/24, dimana hal ini mempengaruhi

isi dalam meja vitri. Berikut asumsi perhitungannya:

• Skala 1/24, dapat disi 5 Koleksi dalam 1 meja vitrin

• Skala 1/48, dapat diisi 10 Koleksi dalam 1 meja vitrin

• Skala 1/60, dapat diisi 15 Koleksi dalam 1 meja vitrin

c. Perhitungan Kebutuhan Luas Skala 1/100, 1/144, Non Skala,

1/35 dan 1/72.

Dalam perhitungan kebutuhan luas menggunakan patokan

skala 1/100 dengan teknik penyajian sistem dinding vitrin.

Page 25: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

62

Gambar 3.16. Jarak Pandang Vertikal Koleksi Skala 1/100 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

Gambar 3.17. Jarak Pandang Horizontal Koleksi Skala 1/100 Sumber: Studi Literartur dan Analisis Pribadi

Dari gambar diatas dapat diketahui jarak pandang minimal

untuk bidang visual vertikal minimal 2,15 m dan bidang visual

horizontal minimal 4,30 m. Maka dapat ditentukan luasan

30o

40o

30o

40o

45o 45o

Page 26: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

63

sebesar 13,5 m2 yang dapat diisi maksimal 32 koleksi skala

1/100.

Gambar 3.18. Ilustrasi Besaran Ruang Koleksi Skala 1/100 Sumber: Analisis Pribadi

Dari ilustrasi diasumsikan sebagai berikut Koleksi Non Skala

< 1/144 < 1/100, dimana hal ini mempengaruhi isi dalam dinding

vitrin. Untuk kebutuhan luas skala 1/35 = 1/100 dan skala 1/72

= 1/44. Berikut asumsi perhitungannya:

• Skala 1/100, dapat disi 32 Koleksi, 1 dinding vitrin

• Skala 1/144, dapat diisi 64 Koleksi, 1 dinding vitrin

• Skala Non Skala dapat diisi 96 Koleksi, 1 dinding vitrin

d. Perhitungan Kebutuhan Luas Diorama Kreasi

Dalam kebutuhan luas diorama kreasi menggunakan

standart komunitas modelkit dalam membuat diorama dengan

base dasar 1,2m x 1,2m dengan patokan bidang visual

menggunakan skala 1/100 dan sistem meja vitrin.

Page 27: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

64

Gambar 3.19. Ilustrasi Besaran Ruang Diorama Kreasi Sumber: Analisis Pribadi

Dari gambar diatas dapat ditentukan luasan sebesar 38,44 m2

yang dapat diisi 1 diorama timeline dengan sistem penyajian

meja vitrin.

e. Perhitungan Kebutuhan Luas LCD Interaktif

Berikut perhitungan kebutuhan luas yang dibutuhkan ruang

pameran modelkit, dengan patokan jarak pandang efektif

terhadap display 2D, ditemukan luas sebesaran 1,53 m2.

Gambar 3.20. Ilustrasi Besaran Ruang LCD Interaktif Sumber: Analisis Pribadi

Page 28: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

65

Dari studi analisis diatas dapat dibuat perhitungan luasan ruang

pamer modelkit sebagai berikut:

Tabel 3.8. Besaran Ruang Pamer Modelkit Sumber: Studi Literartur dan Analisis Pribadi

No. Kebutuhan Ruang Ukuran Kapasitas Jumlah (m2)

1 Skala 1/10 45 m2 4 Unit @ max 3

Koleksi180

2 Skala 1/241 Unit @ max 5

Koleksi13,5

3 Skala 1/482 Unit @ max 9

Koleksi27

4 Skala 1/602 Unit @ max 9

Koleksi27

5 Skala 1/100 13,5 m2 10 Unit @ max

8 Koleksi/shaft135

6 Skala 1/144 13,5 m2 9 Unit @ max

16 Koleksi/shaft121,5

7 Non Skala 13,5 m2 2 Unit @ max

24 Koleksi/shaft27

8 Skala 1/35 13,5 m2 3 Unit @ max 8

Koleksi/shaft40,5

9 Skala 1/72 13,5 m2 3 Unit @ max

16 Koleksi/sfat40,5

10 Diorama Kreasi 38,44 m2 1 Unit dalam 14

Timeline538,16

11 LCD Interaktif 1,53 m2 7 Unit 10,71

1160,87

2321,74

Ruang Pameran Modelkit

13,5 m2

TOTAL

TOTAL + SIRKULASI 100%

Layout

Page 29: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

66

2. Ruang Pameran Action Figure

Memamerkan koleksi action figure dari superhero amerika, dan

superhero jepang yang berskala – non skala. Menggunakan gaya

klasik yang mengungkapkan kualitas artistik yang mendetail.

a. Perhitungan Luas Koleksi Skala 1/1

Gambar 3.21. Jarak Pandang Vertikal Koleksi Skala 1/1 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

Gambar 3.22. Jarak Pandang Horizontal Koleksi Skala 1/1 Sumber: Studi Literartur dan Analisis Pribadi

30o

40o

40o

30o

45o 45o

Page 30: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

67

Dari gambar diatas dapat diketahui jarak pandang minimal

untuk bidang visual vertikal minimal 2,71 m dan bidang visual

horizontal minimal 5,67 m. Maka dapat ditentukan luasan

sebesar 24 m2 yang dapat diisi maksimal 3 koleksi skala 1/1.

Gambar 3.23. Ilustrasi Besaran Ruang Koleksi Skala 1/1 Sumber: Analisis Pribadi

b. Perhitungan Luas Koleksi Skala 1/6 dan Non Skala

Dalam perhitungan kebutuhan luas menggunakan patokan

skala 1/6 dengan teknik penyajian sistem dinding vitrin.

Gambar 3.24. Jarak Pandang Vertikal Koleksi 1/6 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

40o

30o

40o

30o

Page 31: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

68

Gambar 3.25. Jarak Pandang Horizontal Koleksi 1/6 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

Dari gambar diatas dapat diketahui jarak pandang minimal

untuk bidang visual vertikal minimal 2,15 m dan bidang visual

horizontal minimal 4,30 m. Maka dapat ditentukan luasan

sebesar 11,25 m2 yang dapat diisi maksimal 14 koleksi skala

1/6.

Gambar 3.26. Ilustrasi Besaran Ruang Koleksi Skala 1/6 Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

45o 45o

Page 32: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

69

Dari ilustrasi tersebut dapat diasumsikan sebagai berikut

Koleksi Non Skala < 1/6, dimana hal ini mempengaruhi isi

dalam dinding vitrin. Berikut asumsi perhitungannya:

• Skala 1/6, dapat disi 14 Koleksi, 1 dinding vitrin

• Non Skala, dapat diisi 28 Koleksi, 1 dinding vitrin

c. Perhitungan Diorama Kreasi

Dalam kebutuhan luas diorama kreasi menggunakan standart

komunitas action figure dalam membuat diorama dengan base

dasar 1,2m x 1,2m dengan patokan bidang visual

menggunakan skala 1/6 dan sistem meja vitrin.

Gambar 3.27. Ilustrasi Besaran Ruang Diorama Kreasi Sumber: Analisis Pribadi

Dari gambar diatas dapat ditentukan luasan sebesar 38,44 m2

yang dapat diisi 1 diorama timeline dengan sistem penyajian

meja vitrin.

Page 33: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

70

d. Perhitungan LCD Interaktif

Berikut perhitungan kebutuhan luas yang dibutuhkan ruang

pameran modelkit, dengan patokan jarak pandang efektif

terhadap display 2D, ditemukan luas sebesaran 1,53 m2.

Gambar 3.28. Ilustrasi Besaran Ruang LCD Interaktif Sumber: Analisis Pribadi

Dari studi analisis diatas dapat dibuat perhitungan luasan ruang

pamer action figure sebagai berikut:

Tabel 3.9. Besaran Ruang Pamer Action Figure Sumber: Analisis Pribadi

No. Kebutuhan Ruang Ukuran Kapasitas Jumlah (m2)

1 Skala 1/1 24 m2 10 Unit @ max

3 Koleksi240

2 Skala 1/612 Unit @ max

14 Koleksi162

3 Non Skala12 Unit @ max

28 Koleksi162

4 Diorama Kreasi 38,44 m2 1 Unit dalam 6

Timeline230,64

5 LCD Interaktif 1,53 m2 4 Unit 6,12

Ruang Pameran Action Figure

13,5 m2

Page 34: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

71

D. Studi Besaran Ruang

Studi kapasitas, jumlah dan besaran ruang didasarkan pada:

TSS : Time Savers Standarts for Building Types 2nd Edition

30% : Kenyaman Fisik

40% : Kenyamanan Psikologis

Tabel 3.10. Besaran Ruang Museum Sumber: Studi Literatur dan Analisis Pribadi

NO. ANALISA PERHITUNGAN

1. Lobby

Kebutuhan luas untuk 1 orang Staff

Receptsionist 2m x 2,6m = 5,2m2

Luas untuk Staff

Receptsionist:

= 5,2m2

Luas untuk 2 Staff

Ticketing:

= 2,97m2

800,76

1601,52

Layout

TOTAL

TOTAL + SIRKULASI 100%

Page 35: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

72

Kebutuhan luas untuk 2 orang Staff

Ticketing 2,2m x 1,35m = 2,97m2

Berdasarkan pada waktu puncak

paling ramai 160 pengunjung

dengan persentase antrian 20%

yaitu 32 pengunjung, dengan 2 staff

untuk ticketing, dengan tiap antrian

16 pengunjung

0,5mx0,35mx16 = 2,8m2

Kebutuhan Sofa Set sebanyak 3

buah 2,4m x 2,8m x 3 = 20,16m2

Kebutuhan luas 1 orang = 3,14 x

0,875m x 0,875m = 2,404 m2

Luas kebutuhan untuk 2

antrian pada 2 staff

= 2,8 m2 x 2

= 5,6 m2

Luas kebutuhan untuk 3

Sofa Set 20,16m2

Luas kebutuhan lobby

untuk 160 orang

= 2,4 m2 x 160

= 384 m2

Sirkulasi : 40%

Luas Total

= 585,10 m2

Page 36: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

73

2 Ruang Audiovisual

Kebutuhan ruang 1 pengunjung

duduk

Luas = 0,5m x 0,9m = 0,45 m2

Kebutuhan luas 1 staff operator

Luas = 1,46m x 1,4m = 2,044 m2

Luas untuk 40 pengunjung:

= 0,45m2 x 40 = 18 m2

Luas untuk 1 Staff

Ticketing:

= 2,97m2

Sirkulasi : 40%

Luas Total

= 29,36 m2

3. Perpustakaan

Kebutuhan luas area untuk 10 rak

buku sebesar 28,8 m2

Luas untuk 10 rak buku:

= 28,8 m2

Luas area baca untuk 20

orang

1,4m2 x 10= 14m2

Luas untuk kepala

perpustakaan = 15,75m2

Page 37: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

74

Kebutuhan area baca untuk 1 meja

Luas = 1,40m x 1m = 1,4 m2

Kebutuhan luas area untuk kepala

perpustakaan dihitung berdasarkan

luas perabot : 3,5m x 4,5m = 15,75m2

Kebutuhan area staff perpustakaan

Luas = 1,46m x 1,4m = 2,044 m2

Luas untuk 2 staff

perpustakaan

2,044m2 x 2= 4,088m2

Luas untuk loker

0,98m2

Sirkulasi : 40%

Luas Total

= 89,06 m2

Page 38: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

75

Kebutuhan luas loker (kapasitas 16)

Luas = 1,95m x 0,5m = 0,98 m2

4. Area Rekreasi

Kebutuhan area merakit 1 meja

Luas = 1,40m x 1m = 1,4 m2

Luas area merakit untuk

40 orang

1,4m2 x 20= 28m2

Luas untuk kepala rekreasi

= 15,75m2

Luas untuk 2 staff rekreasi

2,044m2 x 2= 4,088m2

Sirkulasi : 40%

Luas Total

= 66,97 m2

Page 39: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

76

Kebutuhan luas area untuk kepala

rekreasi dihitung berdasarkan luas

perabot : 3,5m x 4,5m = 15,75m2

Kebutuhan area staff rekreasi

Luas = 1,46m x 1,4m = 2,044 m2

5. Kafetaria

Kebutuhan luas 1 meja makan untuk

4 orang

Luas = 1,65m x 2m = 3,3 m2

Luas area makan untuk 40

orang =

3,3m2x10 = 33m2

Luas dapur = 13m2

Sirkulasi : 40%

Luas Total

= 64,4 m2

Page 40: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

77

Kebutuhan luas untuk 1 dapur yaitu:

5.2m x 2,5m = 13m2

6. Ruang Cinderamata

Kebutuhan untuk 1 ruang

cinderamata yaitu:

10m x 10m = 100m2

Luas untuk ruang

cinderamata: 100m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 130 m2

7. ATM Center

Kebutuhan luas 1 mesin ATM yaitu : 2m x 1,5m = 3 m2

Luas untuk 4 mesin ATM

= 3m2 x 4 = 12m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 15,6 m2

Page 41: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

78

8. Mushola

Kebutuhan luas 1 orang untuk sholat

yaitu:

1,2m x 0,6m = 0,72m2

Luas untuk area wudhu untuk 4 orang

yaitu:

3,2m x 1,8m = 5,76m2

Luas area sholat untuk 20

orang =

0,72m2x20 = 14,4m2

Luas area wudhu:

3,2mx1,8m2 = 5,76 m2

Sirkulasi : 40%

Luas Total

= 28,22 m2

9. Ruang Kepala Museum

Kebutuhan luas area untuk kepala

museum dihitung berdasarkan luas

perabot :

3,5m x 4,5m 15,75m2

Luas area kepala museum

= 15,75m2

Luas area sofa satu set

menerima tamu

= 5,76m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 27,963 m2

Page 42: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

79

Kebutuhan luas area sofa satu set

untuk menerima tamu : 3,2m x 1,8m

= 5,76m2

10. Bidang Administrasi

Kebutuhan luas area untuk kepala

administrasi dihitung berdasarkan

luas perabot :

3,5m x 4,5m 15,75m2

Kebutuhan luas area untuk 1 staff

administrasi dihitung berdasarkan

luas perabot :

Luas = 1,35m x 1,4m = 1,89m2

Luas area kepala

administrasi

= 15,75m2

Luas area untuk 10 staff

administrasi

= 1,89m2 x 10 = 18,9m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 45,05 m2

Page 43: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

80

11. Bidang Pameran

Kebutuhan luas area untuk kepala

pameran dihitung berdasarkan luas

perabot :

3,5m x 4,5m 15,75m2

Kebutuhan luas area untuk 1 staff

administrasi dihitung berdasarkan

luas perabot :

Luas = 1,35m x 1,4m = 1,89m2

Luas area kepala pameran

= 15,75m2

Luas area untuk 10 staff

pameran

= 1,89m2 x 10 = 18,9m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 45,05 m2

12. Bidang Kuratorial

Kebutuhan luas area untuk kurator

dihitung berdasarkan luas perabot :

3,5m x 4,5m = 15,75m2

Luas area 7 kurator

= 110,25m2

Luas area 2 staff

dokumentasi

= 31,5m2

Luas 5 lemari arsip

= 0,9m2 x 5 = 4,5m2

Luas bengkel reparasi

= 10,8m2

Page 44: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

81

Kebutuhan luas area untuk 2 staff

dokumentasi dihitung berdasarkan

luas perabot : Luas = 1,35m x 1,4m

= 1,89m2

Kebutuhan luas area untuk

menyimpan arsip

Luas = 1,8m x 0,5m = 0,9m2

Kebutuhan luas untuk bengkel

reparasi

Luas = 3,6m x 3m = 10,8m2

Luas ruang penyimpanan

koleksi

= 100m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 334,17 m2

Page 45: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

82

Kebutuhan luas untuk ruang

penyimpanan koleksi

Luas = 10m x 10m = 100m2

13. Ruang Rapat

Kebutuhan luas ruang rapat untuk 15

orang yaitu = 5mx2,2m = 11m2

Luas untuk Ruang Rapat =

11m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 14,3 m2

14. Pantry

Kebutuhan luas untuk pantry

= 2,6m x 2,55m = 6,63m2

Luas untuk ruang Pantry

= 6,63m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 8,619m2

Page 46: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

83

15. Ruang Utilitas

Kebutuhan ruang panel

Luas = 2,4m x 2,2m = 5,28m2

Kebutuhan ruang genset

Luas = 6m x 4,5m = 27m2

Kebutuhan ruang pompa

Luas = 3m x 3m = 9m2

Luas untuk ruang Panel

= 5,28m2

Luas untuk ruang Genset

= 27m2

Luas untuk ruang Pompa

= 9m2

Luas untuk ruang AHU

= 14,88m2

Luas untuk ruang Chiller

= 14,88m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 92,35 m2

Page 47: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

84

Kebutuhan ruang AHU

Luas = 3,5m x 4,25m = 14,875m2

Kebutuhan ruang Chiller

Luas = 3,5m x 4,25m = 14,875m2

16. Ruang Keamanan

Kebutuhan luas untuk 3 orang staff

CCTV = 3,6m x 3,5m = 12,6m2

Luas untuk ruang CCTV

= 5,28m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 6,86 m2

Page 48: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

85

17. Ruang Cleaning Service

Luasan untuk ruang cleaning service:

4m x 4m = 16 m2

Luas untuk ruang cleaning

service

= 16m2

Sirkulasi : 30%

Luas Total

= 20,8 m2

17 Toilet Pengunjung

Luasan untuk 1 wastafel: 0,8mx0,5m

= 0,4m2

Kebutuhan luas 1 unit toilet =

0,8mx1,4m = 1,12m2

Kebutuhan luas 1 urinoir untuk pria =

0,65mx0,6m = 0,39m2

Luas total ruang toilet

wanita (Sirkulasi 30%):

3 unit wastafel

= 3x0,4m2=1,2m2

5 unit toilet =

5x1,12m2 = 5,6m2

Luas keseluruhan:

1,2m2+5,6m2+30%=

8,84m2

Luas total ruang toilet pria

(Sirkulasi 30%):

3 unit wastafel

= 3x0,4m2=1,2m2

3 unit toilet =

3x1,12m2 = 3,36m2

5 unit urinal =

5x0,39m2 = 1,95m2

Luas keseluruhan:

1,2m2+3,36m2+1,95m2+30

%= 8,463m2

Luas total ruang toilet

difabel (Sirkulasi 30%):

1 unit toilet difabel

= 3m2+30% = 3,9m2

Page 49: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

86

Kebutuhan luas 1 toilet untuk kaum

difabel =

1,5mx2m =3m2

Luas Total

= 21,203m2

18 Toilet Karyawan

Luasan untuk 1 wastafel: 0,8mx0,5m

= 0,4m2

Kebutuhan luas 1 unit toilet =

0,8mx1,4m = 1,12m2

Luas total ruang toilet

wanita (Sirkulasi 30%):

2 unit wastafel

= 2x0,4m2=0,8m2

3 unit toilet =

3x1,12m2 = 3,36m2

Luas keseluruhan:

0,8m2+3,36m2+30%=

5,408m2

Luas total ruang toilet pria

(Sirkulasi 30%):

2 unit wastafel

= 2x0,4m2=0,8m2

2 unit toilet =

2x1,12m2 = 2,24m2

3 unit urinal =

3x0,39m2 = 1,17m2

Luas keseluruhan:

Page 50: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

87

Kebutuhan luas 1 urinoir untuk pria =

0,65mx0,6m = 0,39m2

0,8m2+2,24m2+1,17m2+30

%= 5,473m2

Luas Total

= 10,881m2

19 Area Parkir Pengunjung

Luas Parkir Mobil (2 seat & 4 seat) :

2,5m x 5m = 12,5m2

Luas Parkir Sepeda Motor (2 seat & 4

seat) :2m x 1m = 2m2

Area Parkir Pengunjung

Asumsi Pengguna

Mobil = 50% -> 80

2 seat (40%) = 32

Jumlah Mobil 2 Seat =32:2

= 16 Mobil

4 seat (60%) = 48

Jumlah Mobil 4 Seat =48:2

= 12 Mobil

Total Jumlah Mobil

= 28 Mobil

Asumsi Pengguna

S. Motor = 35% -> 56

1 seat (40%) = 22

Jumlah S.Motor 1 Seat =22

S. Motor

2 seat (60%) = 34

Jumlah S.Motor 2 Seat

=34:2 = 17 S. Motor

Total Jumlah S.Motor

= 39 S. Motor

Sirkulasi : 35%

Page 51: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

88

Luas Parkir Bus (50 seat) :

12m x 3,5m = 42m2

15% diasumsikan

menggunakan kendaraan

umum dan untuk

mengantisipasi hari raya /

event tertentu, disediakan

parkir bus sebanyak 2 bus

kapasitas 50 seat.

Sirkulasi = 100%

Luas Total

= 350m2 + 78m2 + 84m2 +

100% = 1024m2

20 Area Parkir Pengelola

Luas Parkir Mobil (2 seat & 4 seat) :

2,5m x 5m = 12,5m2

Luas Parkir Sepeda Motor (2 seat & 4

seat) :2m x 1m = 2m2

Area Parkir Pengelola

Mobil = 30% (2 Seat)

-> 17 Mobil

Motor = 60% (1 Seat)

-> 33 S. Motor

10% diasumsikan

pengguna kendaraan

umum

Sirkulasi = 100%

Luas Total

= 212,5m2 + 66m2 + 100%

= 557m2

Page 52: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

89

Tabel 3.11. Kebutuhan Luas Terbangun Sumber: Analisis Pribadi

E. Studi Citra Arsitektural

Museum Kreasi Modelkit dan Action Figure merupakan sarana yang

menyimpan perkembangan – perkembangan modelkit dan action figure

Nama Ruang Sifat Luas (m2)

Lobby Indoor 580,1

Ruang Audiovisual Indoor 29,36

Perpustakaan Indoor 89,06

Area Rekreasi Indoor 66,97

Ruang Pameran Modelkit Indoor 2321,74

Ruang Pameran Action Figure Indoor 1601.52

Ruang Cinderamata Indoor 130

Kafetaria Semi Indoor 64,4

ATM Center Indoor 15,6

Mushola Indoor 28,22

Ruang Kepala Museum Indoor 27,96

Bidang Administrasi Indoor 45,05

Bidang Pameran Indoor 45,05

Bidang Kuratorial Indoor 334,17

Ruang Rapat Indoor 14,3

Pantry Indoor 8,62

Ruang Utilitias Indoor 92,35

Ruang Keamanan Indoor 6,86

Ruang Cleaning Service Indoor 20,8

Toilet Pengunjung Indoor 21,2

Toilet Pengelola Indoor 10,88

3952,69

4347,96

Area Parkir Pengunjung Outdoor 1024

Area Parkir Pengelola Outdoor 557

1581

Fasilitas Utama

Fasilitas Penunjang

Fasilitas Pengelola

Fasilitas Service

Area Parkir

TOTAL

SIRKULASI 10% + TOTAL

TOTAL

Page 53: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

90

dari masa ke masa, sekaligus menjadi tempat rekreasi. Museum ini

termasuk jenis museum khusus modelkit dan action figure yang

karakteristiknya berupa koleksi yang memiliki tema tertentu. Jenis

museum ini memerluhkan penekanan komperhensif atau penekanan

dalam pemahaman sehingga diperluhkan suatu konsep yang

mendukung penekanan tersebut. Museum juga harus dapat

mencapaikan sebuah pesan melalui sebuah alur penataan pamerannya

dan tidak lupa juga harus memberikan ciri khas sebagai sebuah

museum dari segi visual sehingga dapat menarik perhatian masyarakat.

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur & Enclosure

Berdasarkan pengamatan di beberapa Museum di Semarang, rata –

rata ketinggian bangunan 1-2 lantai. Maka dari itu menggunakan struktur

bangunan low rise building. Berikut kriteria dalam pemilihan struktur

bangunan, yang dilihat dari aspek Strenght, Stability, Sustainability,

Security, Serviceability, dan Durability sebagai berikut:

A. Superstructure

Superstructure adalah struktur yang berada di permukaan tanah.

Superstructure meliputi struktur dinding dan struktur atap. Berikut

adalah struktur bangunan yang bisa digunakan untuk bangunan

museum dengan karakter low-rise building.

Page 54: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

91

1. Struktur Rangka

Struktur rangka terdiri dari komposisi kolom dan balok. Kolom

berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju ke tanah,

sedangkan balok berfungsi sebagai pengikat antarkolom dan media

pembagan beban dan gaya ke kolom. Sistem struktur rangka cocok

digunakan pada bangunan museum karena modul struktur dapat

menyesuaikan kebutuhan ruang sehingga mempermudah dalam

penataan layout ruang. Sedangkan untuk struktur atap dapat

menggunakan struktur rangka batang (truss) yang merupakan

gabungan batang-batang yang membentuk struktur berbentuk

segitiga dan terhubung satu sama lain, serta dibebani pada sendi-

sendinya. Susunan tersebut berfungsi untuk menciptakan

kekakuan sehingga bisa mencapai bentangan yang besar.

Gambar 3.29. Struktur Rangka Sumber:

https://rezkymulia.wordpress.com/2011/07/22/perencanaan-beban-gempa-sesuai-asce-7-10/

Page 55: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

92

B. Substructure

Substructure merupakan konstruksi di bawah permukaan tanah

yang bertugas memikul beban bangunan diatasnya. Pemilihan

pondasi perlu memperhatikan daya dukung tanah, kedalaman,

kekuatan untuk menerima beban, serta ketahanan seismic. Berikut

adalah beberapa jenis pondasi dangkal yang dapat diterapkan pada

bangunan museum.

1. Pondasi Telapak

Pondasi telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri dalam

mendukung bangunan secara langsung pada tanah. Digunakan

untuk tanah dengan daya dukung 1,5-2 kg/m2. Fondasi telapak

terbuat dari beton bertulang dengan telapak berbentuk segi empat.

Gambar 3.30. Pondasi Telapak Sumber: http://www.dataarsitek.com/2016/12/jenis-dan-macam-

macam-pondasi-dangkal-dalam.html

2. Pondasi Menerus

Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom

yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya

Page 56: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

93

akan terhimpit satu sama lainnya. Pondasi menerus biasa

digunakan untuk pondasi dinding yang menopang seluruh beban

atap/bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan

ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.

Gambar 3.31. Pondasi Menerus Sumber: http://www.dataarsitek.com/2016/12/jenis-dan-macam-

macam-pondasi-dangkal-dalam.html

C. Struktur Lantai

Struktur lantai harus dapat menopang beban hidup (orang, perabot)

dan beban mati (konstruksi lantai itu sendiri). Lantai harus relatif kaku

namun tetap mempertahankan elastisitasnya. Berikut adalah sistem

plat dan balok yang digunakan untuk struktur lantai.

1. One Way Slab

Sistem one way slab (sistem plat lantai satu arah) ditumpu oleh

balok yang ditempatkan sejajar (dua sisi berlawanan) sehingga

penyaluran beban hanya satu arah.

Page 57: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

94

Gambar 3.32. One Way Slab Sumber: http://www.dailycivil.com/one-way-slab-vs-two-way-slab/

2. Two Way Slab

Sistem two way slab (sistem plat lantai dua arah) 9Gambar 3.12)

ditumpu oleh balok di keempat sisi sehingga penyaluran beban ke dua

arah yang kemudian disalurkan ke kolom dan fondasi.

Gambar 3.33. Two Way Slab Sumber: http://www.dailycivil.com/one-way-slab-vs-two-way-slab/

D. Sistem Enclosure

1. Penutup Atap

a. Plat Beton

Atap ini terbuat dari plat beton bertulang. Atap plat beton bisa

difungsikan sebagai atap bertanaman untuk mereduksi panas.

Page 58: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

95

Gambar 3.34. Green Roof Sumber: http://cookjenshel.com/green-roofs/

b. Galvalum

Galvalum merupakan material baja dengan pelapisan yang

mengandung unsur alumunium dan zinc. Lapisan tersebut

bertujuan untuk mencegah korosi atau karat. Kelebihan material

ini adalah mudah dibentuk sehingga bentuk atap bisa fleksibel.

Gambar 3.35. Atap Galvalum Sumber: https://www.indotrading.com/product/galvalum-

p276790.aspx

Page 59: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

96

2. Dinding

a. Curtain Wall

Curtain wall adalah sebuah pelapis atau penutup dinding

bangunan bagian luar untuk melindungi area bangunan bagian

dalam dari terpaan sinar matahari langsung dari angin, dan dari

curahan air hujan. Bahan seperti kaca dan metal memberikan

kesan ringan terhadap bangunan. Bahan seperti batu alam

memberikan kesan alami pada bangunan.

Gambar 3.36. Curtain Walls Sumber “https://www.laros.com.au/windows-doors/curtain-walls/

b. Dinding Pengisi

- Bata Ringan, merupakan material dinding permanen yang

memiliki daya tahan kuat terhadap beban, tetapi beratnya

ringan. Terbuat dari campuran pasir kuarsam, semen,

kapur, sedikit gypsum, dan aluminium pasta.

- Bata Merah, merupakan material dinding permanen yang

sering dipakai pada umumnya. Terbuat dari tanah liat yang

Page 60: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

97

dicetak kemudian dibakar. Ukurannya yang kecil

memudahkan dalam pengangkutan dan pemasangan.

Tabel 3.12. Perbanding Dinding Bata Merah dan Bata Ringan Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

c. Dinding Partisi

Dinding partisi digunakan untuk sekat ruang didalam

bangunan. Alternatif yang bisa digunakan adalah dinding

fibercement. Jenis ini terbuat dari panel kalsium silikat dan

diperkuat dengan serat selulosa. Kelebihannya adalah tahan

terhadap air dan api serta lembap.

Gambar 3.37. Fiber Cement Boards Sumber: http://www.jayswal.co.in/fibre-cement-board.html

Alternatif Kelebihan Kekurangan

Memiliki kekuatan dan

daya tahan yang baik

Waktu pemasangan lama

Mudah dalam

pemasangan

Menimbulkan beban yang

cukup besar pada struktur

bangunan

Pelaksanaanya lebih

cepat daripada bata

biasa

Membutuhkan perekat

khusus

Lebih ringan dari pada

bata biasa

Membutuhkan waktu kering

lebih lama dari bata biasa

Bata Merah

Bata Ringan

Page 61: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

98

3. Penutup Lantai

a. Keramik

Terbuat dari tanah liat yang dibakar. Bersifat tahan air dan

mudah dalam perawatannya. Memiliki motif beragam dan harga

variatif. Lantai keramik bisa digunakan pada fasilitas pamer,

fasilitas konservasi, dan fasilitas pengelolaan.

Gambar 3.38. Lantai Keramik Sumber: http://www.jayswal.co.in/fibre-cement-board.html

b. Marmer

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu

gamping atau dolomit. Kelebihannya adalah tahan api dan lebih

kuat daripada jenis penutup lantai lainnya. Kekurangannya yaitu

memerlukan perawatan khusus dan tidak bisa terpapar sinar

matahari terus-menerus. Lantai marmer memberikan kesan

mewah pada ruangan, bisa digunakan pada ruang lobby.

Gambar 3.39. Lantai Marmer Sumber: http://www.jayswal.co.in/fibre-cement-board.html

Page 62: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

99

c. Paving Block

Pilihan material penutup untuk luar ruangan. Kelebihannya

adalah tahan dari perubahan cuaca dan menyerap air.

Gambar 3.40. Paving Block Sumber: http://www.jayswal.co.in/fibre-cement-board.html

4. Plafond

a. Gypsum

Plafond Gypsum memiliki kelebihan finishing yang rapi,

perawatan yang mudah, pemasangan cepat dan rapi, tetapi tidak

tahan air dan tidak tahan benturan.

b. Alumunium Composite Panel

Plafong yang memiliki kelebihan mudah dibentuk, tahan

terhadap api dan air, serta ringan.

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

A. Sistem Pencahayaan

1. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari langsung

(sunlight), cahaya matahari yang sudah tersebar di langit

(daylight). Pada bangunan museum, pencahayaan alami

digunakan pada ruang-ruang yang tidak meyimpan fosil

Page 63: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

100

seperti fasilitas pengelolaan, perpustakaan, fasilitas bermain,

lobby dan koridor, serta kafetaria. Pencahayaan alami bisa

didapat dari bukaan bangunan (jendela dan skylight). Untuk

menentukan kebutuhan cahaya perlu adanya analisis yang

mempertimbangkan tata letak ruang dan orientasi bangunan

terhadap matahari.

2. Pencahayaan Buatan

Merupakan salah persyaratan yang dibutuhkan dalam

ruang museum untuk menciptakan suasana dalam ruang

pameran museum.

Tabel 3.13. Sistem Pencahayaan Buatan Sumber: Klasifikasi Pencahayaan Buatan, 2011

Berikut beberapa jenis armature lampu yang dapat digunakan

untuk menghasilkan cahaya buatan.

Tabel 3.14. Jenis Armature Lampu Sumber: Studi Banding dan Analisis Pribadi

Macam Sistem Pencahayaan Sistem Pencahayaan Terarah

General Lightning (Pencahayaan Umum).

Digunakan untuk menerangi seluruh

ruangan kegiatan di dalam ruang.

Pencahayaan umum digunakan untuk

pencahayaan utama di dalam ruang.

Direct Lightning (Pencahayaan

Langsung). Pencahayaan yang arah

penyinarannya langsung menyinari objek

dibawahnya dan cahaya yang

dihasilkannya sangat kuat. Pada museum

digunakan untuk menyorot koleksi yang

dipamerkan.

Task Lightning (Pencahayaan Setempat).

Digunakan untuk menerangi area tertentu

yang digunakan untuk melakukan aktivitas

dan membutuhkan cahaya lebih terang.

Indirect Lightning (Pencahayaan Tidak

Langsung). Pencahayaan dari sumber

cahaya tidak dihadapkan langsung ke

objek tetapi ke plafon atau dinding.

Sehingga cahaya yang dihasilkan

pantulan atau pendaran saja. Contohnya

yaitu pada koridor dan lavatory.

Page 64: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

101

B. Sistem Penghawaan

1. Penghawaan Alami

Penghawaan alami bisa dicapai melalui sistem cross

ventilation. Terdapat dua jenis ventilasi silang, yaitu ventilasi

silang horizontal dan vertikal. Udara dimasukkan ke dalam

ruangan melalui bukaan berupa pintu, jendela, atau ventilasi.

Pada museum, penghawaan alami hanya bisa diterapkan

pada ruang-ruang yang tidak terdapat benda koleksi di

dalamnya, seperti lobby, koridor, dan kafetaria. Hal ini karena

pada dasarnya koleksi benda museum membutuhkan

Jenis Keterangan

Spotlight

Downlight

Uplight

Lampu Bak

Penyinaran dengan mengarahkan cahaya ke

objek tertentu.

Penyinaran mengarah ke bawah, berfungsi

mempertegas obejk secara vertikal.

Penyinaran mengarah ke vertikal ke atas,

berfungsi mempertegas objek secara vertikal.

Biasa digunakan sebagai pencahayaan ruang

secara umum.

Page 65: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

102

temperatur yang stabil untuk menjaga keutuhan koleksi

sehingga perlu adanya pengkondisian udara dengan

penghawaan buatan.

2. Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu sistem tata udara langsung (direct cooling) dan sistem

tata udara tidak langsung (indirect cooling).

a. Sistem Tata Udara Langsung

Pada sistem jenis ini, udara diturunkan suhunya oleh

refrigerant (Freon) dan disalurkan ke dalam ruangan tanpa

saluran udara (ducting). Jenis yang umum digunakan adalah:

Tabel 3.15. Sistem Tata Udara Langsung Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Sistem ini digunakan pada ruangan yang berukuran kecil

hingga sedang atau ruangan yang hanya digunakan pada

waktu tertentu. AC jenis ini bisa digunakan pada fasilitas

pengelola, fasilitas perpustakaan, dan fasilitas ruang bermain.

Page 66: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

103

b. Sistem Tata Udara Tidak Langsung

Pada bangunan museum, AC central digunakan pada ruang

pameran agar suhu udara merata di seluruh ruangan. Pada

sistem jenis ini, refrigerant yang digunakan adalah air es

(chilled water) bersuhu ±5oC yang dihasilkan di dalam chiller.

Sistem ini dikenal dengan sistem tata udara terpusat (central

air conditioning system). Berikut komponen sistem AC central.

Gambar 3.3. Sistem AC Central Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Selain sistem tata udara langsung dan tidak langsung, berikut

adalah beberapa alat bantu yang juga digunakan dalam

pengaturan penghawaan di dalam museum.

• Dehumudifier dan Humidifier

Dehumidifier berfungsi untuk menurunkan kelembapan

udara dengan cara menyerap udara yang lembap.

Humidifier berfungsi untuk menaikkan kelembapan udara

pada ruangan jika ruangan terlalu kering. Kedua alat ini

bisa digunakan pada ruang pameran, dan fasilitas

konservasi.

Page 67: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

104

Gambar 3.42. Dehumidifier Sumber: https://www.screwfix.com/p/wdh-122h-12r-

12ltr-dehumidifier/72503

• Thermohgyrometer

Thermohygrometer adalah alat yang memiliki dua

indikator pengukuran yaitu thermometer dan hygrometer.

Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu pada

ruangan, sedangkan hygrometer berfungsi untuk

mengukur kelembapan pada ruangan. Alat ini digunakan

pada ruang pameran, bengkel konservasi, laboratorium,

dan ruang penyimpanan fosil.

Gambar 3.43. Thermohgyrometer Sumber: https://www.screwfix.com/p/wdh-122h-12r-

12ltr-dehumidifier/72503

C. Sistem Transportasi Vertikal

Page 68: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

105

Dalam sistem transportasi vertikal, menggunakan 2 jenis yaitu

tangga dan ramp. Untuk tangga terdapat 2 macam yaitu tangga

darurat bila terjadi bencana dan tangga tiap lantai untuk

mengakses tiap lantainya. Sedangkan untuk Ramp disediakan

untuk membantu transportasi kaum difabel untuk memudahkan

dalam menikmati fasilitas dalam museum.

D. Sistem Keamanan Bangunan

Sistem keamanan bangunan secara umum menerapkan

pengamanan sebagai berikut:

1. Pengamanan oleh petugas keamanan (security).

2. Pengamanan dengan CCTV (closed circuit television).

Ruang pameran menyimpan koleksi yang bernilai tinggi

sehingga memerlukan pengamanan khusus sebagai berikut.

1. Penggunaan vitrin agar terhindar dari vandalisme.

2. Kontak magnetik. Alat ini memiliki alarm yang bekerja jika

terjadi kerusakan pada jendela, pintu, atau vitrin.

3. Detektor getar. Alarm akan berbunyi jika terdapat getaran

yang tidak normal pada jendela atau vitrin.

4. Detektor kaca pecah. Alat ini mendeteksi frekuensi kaca

pecah pada jendela atau vitrin.

5. Sensor infra merah pasif. Sensor ini mendeteksi panas tubuh

dan biasa ditempatkan di sekitar koridor atau galeri.

Page 69: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

106

6. Sensor pendeteksi aktivitas. Berupa sensor gelombang mikro

atau ultra sonic yang dapat mendeteksi gerakan di sekitar

area deteksi. Alat ini dapat digunakan bersamaan dengan

sensor infra merah pasif.

E. Sistem Jaringan Listrik

Sistem Jaringan Listrik menggunakan sumber daya listrik dari

PLN, dibantu dengan penggunaan Genset disaat listrik padam.

Diagram 3.9. Sistem Penyaluran Listrik PLN Sumber: Studi Literatur dan Analisa Pribadi

Diagram 3.10. Sistem Penyaluran Listrik Genset Sumber: Studi Literatur dan Analisa Pribadi

F. Sistem Komunikasi Bangunan

Sistem Komunikasi Bangunan menggunakan jaringan Fiber

Optik yang sudah terdapat lokasi. Dengan Fiber Optik, jaringan

telepon, internet, dan saluran tv menjadi satu kesatuan dan

kecepatan akses datanya menjadi cepat.

G. Sistem Jaringan Air Bersih

Sistem Jaringan Air Bersih terbagi menjadi 2 macam, yaitu

Sistem Up Feed dan Sistem Down Feed. Sistem Up Feed, yaitu

air dipompakan dari bawah ke outlet air.

Page 70: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

107

Diagram 3.11. Sistem Up Feed Sumber: Studi Literatur dan Analisa Pribadi

Sistem Down Feed, yaitu air dipompakan dari bawah ke reservoir

atas, untuk kemudian disalurkan ke outlet air secara gravitasi.

Diagram 3.12. Sistem Down Feed Sumber: Studi Literatur dan Analisa Pribadi

H. Sistem Jaringan Limbah

Sistem Jaringan Limbah terbagi menjadi limbah cair dan

limbah padat. Limbah cair yang dimaksudkan adalah air kotor

dari toilet, sedangkan limbah padat yang dimaksudkan adalah

kotoran padat dari toilet.

Diagram 3.5. Sistem Jaringan Limbah Sumber: Studi Literatur dan Analisa Pribadi

Page 71: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

108

I. Sistem Pengolahan Sampah

Sistem Pengelolaan Sampah, dengan membedakan hasil

timbunan sampah menjadi sampah organic dan anorganik.

Diagram 3.6. Sistem Pengolahan Sampah Sumber: Studi Literatur dan Analisa Pribadi

J. Sistem Penangkal Petir

Terdapat dua jenis sistem penangkal petir yaitu penangkal petir

konvensional dan penangkal petir elektrostatis.

1. Penangkal Petir Konvensional

Jenis penangkal petir membutuhkan volume kabel yang

banyak dan memiliki daerah perlindungan terbatas dengan

radius perlindungan 45o, sehingga cenderung lebih mahal

biayanya jika diterapkan untuk area perlindungan yang luas.

2. Penangkal Petir Elektrostatis

Jenis penangkal petir ini memiliki area perlindungan lebih

luas, antara 25-150m. Penangkal petir ini tidak membutuhkan

banyak kabel dan mudah dalam perawatan.

Page 72: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

109

K. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Dalam penanggulangan bahaya kebakaran diperluhkan

sistem pasif dan sistem aktif, sebagai berikut:

1. Sistem Pasif

a. Pintu Darurat (Emergency Exit)

Sebuah bangunan publik harus memiliki pintu darurat

atau pintu kebakaran untuk akses evakuasi. Menurut

Juwana (2005:136), persyaratan yang harus dipenuhi

sebuah pintu darurat: (1) pintu harus tahan api sekurang-

kurangnya dua jam, (2) pintu harus dilengkapi dengan

minimal tiga engsel, alat penutup pintu otomatis (door

closer), tuas pembuka pintu (panic bar), tanda peringatan,

dan kaca tahan api (maksimal 1 m2) diletakkan di bagian

atas daun pintu, dan pintu harus dicat warna merah.

b. Tangga Darurat

Tangga darurat hanya digunakan pada saat terjadi

bencana seperti kebakaran. Tangga darurat harus

diletakkan pada area yang mudah dijangkau dan terbebas

dari api. Pintu darurat dan tangga darurat perlu harus

mudah dicapai dan dapat mengeluarkan seluruh pengguna

bangunan dalam waktu 2,5 menit, sedangkan dindingnya

harus bisa menahan api sekurang-kurangnya 2 jam.

Page 73: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

110

c. Bahan Bangunan Tahan Api

Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah

terbakar. Memberikan isolasi terhadap area-area

penting yang mudah terbakar supaya bila terjadi

kebakaran api tidak menyebar luas.

2. Sistem Aktif

a. Fire Alarm

Fire alarm digunakan untuk mendeteksi adanya gejala

kebakaran kemudian memberi peringatan dalam sistem

evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun

manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran.

Komponen utama fire alarm system terdiri dari main

control fire alarm (MCFA) dan alat pendeteksi. MCFA

berfungsi sebagai penerima sinyal masuk dari detektor.

Detektor kebakaran bekerja secara otomatis dan terbagi

menjadi 4 macam, yaitu: detektor panas (heat detector),

detektor asap (smoke detector), detektor api (flame

detector), detektor gas (fore gas detector).

b. Sprinkler

Sprinkler adalah alat yang berguna untuk

memadamkan api secara otomatis dan alar ini

merupakan bagian dari fire sprinkler sistem yang akan

Page 74: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

111

mengeluarkan debit air ketika terdeteksi ada api, atau

ketika telah melampaui suhu yang ditentukan (±68⁰C).

c. Hydrant

Hydrant merupakan koneksi yang berupa alat yang

terdapat di atas tanah yang menyediakan akses pasokan

air untuk pemadaman kebakaran. Air yang digunakan

untuk hydrant dapat bertekanan, di mana hydrant

tersambung dengan pompa dalam menghasilkan tekanan,

atau unpressurized (tidak bertekanan) di mana hydrant

tersambung secara langsung ke sumber air seperti kolam

atau tangki air dengan menggunakan pompa tersendiri.

d. APAR

APAR adalah alat berupa tabung yang diisi dengan

media yang dapat mengatasi serta memadam kebakaran

pada awal terjadinya api.

− Dry Chemical Powder, bersifat dapat menahan radiasi

panas dengan menggunakan kabut partikelnya, tidak

menghantarkan listrik (non konduktif), serbuk kimia

kering tidak beracun (non toxic).

− Carbon Dioxide (CO2), bersifat gas dan tidak merusak

serta dapat menyerap panas sekaligus mendinginkan.

− Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam), bersifat

kondukstif (penghantar listrik), ringan dan efektif untuk

Page 75: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

112

memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan

mengisolasi O2 dan menutupi permukaan zat cair.

− Client Agent / Gas (Pengganti Hallon) / HCFC 141B,

bersifat bersih dan tidak meninggalkan residu serta

tidak menghantarkan listrik (non konduktif).

L. Pendekatan Pengguna Difabel

1. Ramp

Berikut adalah persyaratan ramp menurut KEPMEN PU

tentang Aksesibilitas Bangunan Gedung.

− Kemiringan ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi

7°, dan maksimum 6° di luar bangunan.

− Panjang mendatar ramp dengan kemiringan 7° tidak boleh

lebih dari 900 cm.

− Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi

pengaman 120 cm dengan tepi pengaman.

− Bordes harus datar dengan ukuran minimum 160 cm.

Gambar 3.44. Kemiringan Ramp Sumber: KEPMEN PU tentang Aksesbilitas Bangunan

Gedung

Page 76: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

113

2. Toilet

Persyaratan toilet bagi pengguna difabel menurut KEPMEN

PU tentang Aksesibilitas Bangunan Gedung adalah sebagai

berikut:

− Toilet harus dilengkapi dengan rambu bagi difabel.

− Toilet harus memiliki ruang gerak yang cukup bagi

pengguna kursi roda.

− Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan

ketinggian pengguna kursi roda. (45-50 cm).

− Toilet harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) dan

disarankan bentuk siku mengarah ke atas untuk

mempermudah pergerakan pengguna kursi roda.

− Kran pengungkit dipasang pada wastafel.

− Kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga bisa

dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.

- Pada tempat-tempat tertentu dianjurkan untuk dipasang

tombol pencahayaan darurat (emergency light button)

untuk mengantisipasi listrik padam.

Page 77: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

114

Gambar 3.45. Analisa Ruang Gerak Toilet Difabel Sumber: KEPMEN PU tentang Aksesbilitas Bangunan

Gedung

3. Area Parkir

Persyaratan area parkir bagi kaum difabel adalah sebagai

berikut.

− Terletak pada rute terdekat menuju bangunan, dengan jarak

maksimum 60 meter.

− Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan

bangunan, maka tempat parkir harus diletakkan sedekat

mungkin dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian.

− Adanya simbol parkir penyandang cacat pada area parkir.

− Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotoar

di kedua sisi kendaraan.

− Lebar ruang parkir 370 cm untuk parkir tunggal atau 620 cm

untuk parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp

dan jalan menuju fasilitas-fasilitas lainnya.

Page 78: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

115

Gambar 3.46. Ruang Parkir Difabel Sumber: KEPMEN PU Tentang Aksesbilitas Bangunan

Gedung

3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi

LCD interaktif adalah sebuah dokumen digital yang dibuat untuk

memudahkan seseorang mempelajari benda-benda koleksi museum atau

layanan secara interaktif. Melalui ini, informasi yang disampaikan bisa lebih

lengkap dan menarik karena dilengkapi dengan simulasi tiga dimensi dan

virtual reality. LCD interaktif disajikan menggunakan komputer touch screen

yang diletakkan di beberapa titik di ruang pameran museum.

3.3 Analisa Konteks Lingkungan

3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi

Lokasi yang dipilih berada di Kota Semarang berdasarkan latar

belakang yang sudah dipaparkan, tepatnya pada lokasi zona rekreasi di

perencanaannya sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota

(RTDRK) Semarang Tahun 2000 - 2010, sekaligus lokasi sesuai kriteria

untuk mendirikan museum sebagai berikut:

• Lokasi sehat, dalam artian tidak terletak di kawasan industri.

Page 79: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

116

• Lokasi bukan daerah berlumpur / tanah rawa / tanah pasir dengan

kemiringan lereng 0 – 5%.

• Lokasi di pinggiran kota yang dekat fasilitas pendidikan / pusat

perekonomian kota atau wilayah.

• Lokasi yang stategis, dekat dengan akses menuju bandara dan bebas

dari kemacetan.

Berdasarkan kriteria tadi, maka dipilihlah BWK I dan BWK III yang sesuai.

Gambar 3.47. Lokasi BWK I & BWK III Sumber: http://pamboedifiles.blogspot.co.id/2013/05/peta-pembagian-

bwk-kota-semarang.html

BWK I meliputi Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Semarang

Selatan. BWK I memiliki batas-batas wilayah:

• Utara : Kecamatan Semarang Utara

• Selatan : Kecamatan Gajah Mungkur dan Kecamatan Candisari

Page 80: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

117

• Timur : Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Genuk

• Barat : Kecamatan Semarang Barat

a. Studi Kekuatan Alami

1. Jenis tanah merupakan alluvial kelabu dan coklat kekelabuhan

(Semarang Selatan) dan mediteran coklat tua (Semarang Timur dan

Semarang Selatan

b. Studi Kekuatan Buatan

1. Memiliki ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.16. Ketentuan BWK I Sumber: RDTRK Kota Semarang

KDB KLB GSB GSP RTH

60% 1,8 (3 Lantai) 6,75m 5,5m 30%

2. Garis sempadan sungai dalam kawasan perkotaan ± 3 meter

c. Studi Amenitas Alami

1. Memiliki akses untuk air yang berasal dari PDAM

2. Kemirinngan lereng yang relatif datar, (lereng 0-2%)

d. Studi Amenitas Buatan

1. Sarana dan Prasarana umum tersedia dengan baik

2. Akses jalan utama di daerah BWK I meliputi jalan arteri primer, jalan

arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, dan jalan local sekunder

e. Potensi :

1. Dekat dengan pusat kebudayaan seperti kampong pecinan,

kampong melayu, pusat perekonomian di pandanaran dan jendral

sudirman.

Page 81: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

118

f. Kelemahan :

Memiliki volume kendaraan yang tinggi

BWK III, meliputi Semarang Utara dan Semarang Barat. Dibatasi oleh :

• Utara : Laut Jawa

• Selatan : Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Gajah Mungkur,

Kecamatan Semarang Selatan, dan Kecamatan Ngaliyan

• Timur : Kecamatan Semarang Timur dan Kecamatan Genuk

• Barat : Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu

a. Studi Kekuatan Alami

1. Lingkungan masih nyaman

2. Jenis tanah merupakan alluvial hidromorf dan kelabu tua.

b. Studi Kekuatan Buatan

1. Memiliki ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.17. Ketentuan BWK III Sumber: RDTRK Kota Semarang

KDB KLB GSB GSP RTH

60% 1,8 (3 Lantai) 6,75m 5,5m 30%

2. Garis sempadan sungai dalam kawasan perkotaan ± 3 meter

c. Studi Amenitas Alami

1. Memiliki akses untuk air yang berasal dari PDAM

2. Garis kontur yang relatif landai, (lereng 2-5%)

d. Studi Amenitas Buatan

1. Sarana dan Prasarana umum tersedia dengan baik

Page 82: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

119

2. Akses jalan utama di daerah BWK III meliputi jl. arteri primer, jl.

arteri sekunder, jl. kolektor sekunder, dan jl. lokal sekunder

e. Potensi

1. Terdapat fasilitas kebudayaan seperti Museum Ronggowarsito,

Maerokoco, Kuil Sam Poo Kong dan Gereja Blenduk

f. Kelemahan

Jalan utama memiliki kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.

Tabel 3.18. Skoring Pemilihan Lokasi Sumber: Analisis Pribadi

Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot

Kawasan Sehat 30 8 2,4 8 2,4

Jenis Tanah 10 8 0,4 6 0,6

Kemiringan Lereng 20 7 1,4 8 1,6

Dekat Fasilitas

Pendidikan20 7 1,4 8 1,6

Dekat Pusat

Perekonomian20 8 1,6 7 1,4

Total 100 7,2 7,6

Kriteria Bobot(%)BWK I BWK III

Page 83: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

120

3.3.2 Analisa Pemilihan Tpak

A. Alternatif I : Jl. Jendral Sudirman

Luas Tapak : 1,7 Ha

Gambar 3.48, Alternatif Tapak I Sumber: Aplikasi Google Earth 2018

Batas – batas tapak :

• Utara : Ruko Semarang Bizpark

• Selatan : Sungai

• Timur : Jl. Madukoro Raya

• Barat : Lahan Kosong

U

Page 84: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

121

Gambar 3.49. Lingkungan Sekitar Tapak I Sumber: Dokumentasi Pribadi

• Potensi :

- Merupakan kawasan yang sehat

- Dekat kawasan pendidikan dan perkantoran, seperti sekolah tri

tunggal, krita mitra, terang bangsa, dan nasima serta pekantoran

baik swasta maupun pemerintah.

- Memiliki view bagus pada daerah sekitar Sungai Banjir Kanal.

- Akses pencapaian meliputi jalan lokal sekunder, yaitu Jl. Madukoro

Raya

- Kualitas jalan yang bagus besar, dilengkapi dengan pedestrian.

- Kemiringan lereng 2-5% landai

- Satu akses yang dekat dan bebas hambatan menuju Bandara

Achmad Yani Semarang.

• Kelemahan :

- Memiliki kepadatan lalu lintas tranportasi yang cukup tinggi,

sehingga memungkinkan terjadinya kemacetan.

Page 85: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

122

B. Alternatif II : Jl. Pamularish Raya

Luas Tapak : 2,3 Ha

Gambar 3.50. Alternatif Tapak II Sumber: Aplikasi Google Earth 2018

Gambar 3.51. Lingkungan Sekitar Tapak II Sumber: Dokumentasi Pribadi

Batas - batas Tapak :

- Utara : Jl. Puspogiwang III

- Selatan : Jl. Pamularsih Raya

- Timur : Jl. Satria Utara 2

- Barat : Jl. Puspogiwang Barat

Page 86: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/17031/4/14.A1.0005 STEFANUS... · - Koleksi sangat sensitif, yaitu tekstil, kertas, lukisan cat air, dan foto berwarna.

123

• Potensi :

- Dekat dengan tempat wisata lain yaitu Museum Ronggowarsito

- Dekat dengan fasilitas pusat oleh – oleh Bandeng Juwana

- Dekat dengan fasilitas pendidikan SMP Kesatrian Negeri Semarang

- Kemiringan lereng 0-2% relatif datar, jenis tanah alluvial hidromorf

dan kelabu tua.

- Dekat dengan fasilitas transporatasi, seperti bandara maupun halte

bus umum, serta merupakan jalan arteri sekunder

• Kelemahan :

- Kepadatam lalu lintas cukup tinggi, kemudian fasilitas umum seperti

pedestrian belum memadai.

Tabel 3.19. Skoring Pemilihan Lokasi Sumber: Analisis Pribadi

Skor Skor x Bobot Skor Skor x Bobot

Kawasan Sehat 20 8 1,6 8 1,6

Jenis Tanah 10 8 0,8 6 0,6

Kemiringan Lereng 20 8 1,6 7 1,4

Dekat Fasilitas

Pendidikan10 9 0,9 7 0,7

Dekat Pusat

Perekonomian20 7 1,4 8 1,6

Jalan Utama 20 8 1,6 9 1,8

Total 100 7,9 7,7

Kriteria Bobot(%)Alternatif Tapak I Alternatif Tapak II