BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/15400/4/13.11.0017 LTP...
Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/15400/4/13.11.0017 LTP...
83
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi Aktivitas
1. Pengelompokan Aktivitas
1.a. Kegiatan Utama
84
85
86
Tabel 3.1 Pengelompokan Kegiatan Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017
1.b. Kegiatan Penunjang
87
Tabel 3.2 Pengelompokan Kegiatan Penunjang Sumber :Analisis pribadi, 2017
1.c. Kegiatan Pengelola
88
Tabel 3.3 Pengelompokan Kegiatan Pengelola Sumber :Analisis pribadi, 2017
89
1.d. Service
Tabel 3.4 Pengelompokan Kegiatan Service Sumber :Analisis pribadi, 2017
2. Studi Aktivitas dan Pelaku
2.a. Pengunjung
Pengunjung Pusat Workshop Kreasi Bambu dibagi 2:
Pengunjung umum
Pengunjung umum yang terdiri dari
perseorangan kelompok yang datang untuk
berkunjung dan melihat-lihat dalam jangka waktu
yang singkat serta tidak melakukan dan registrasi
workshop.
Peserta workshop
Pengunjung umum yang terdiri dari
perseorangan kelompok yang datang setelah / belum
90
melakukan registrasi workshop dan akan melakukan
kegiatan workshop dalam jangka waktu tertentu
sesuai jadwal workshop.
Pengunjung workshop terdiri atas :
Mahasiswa arsitektur Universitas 17 Agustus
1945 Semarang
Mahasiswa teknik sipil universitas 17
Agustus 1945 Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Darul
Ulum Islamic Center Sudirman
Mahasiswa arsitektur Universitas Diponegoro
Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas
Diponegoro Semarang
Mahasiswa teknik perencanaan sungai dan
pantai Universitas Diponegoro Semarang
Mahasiswa biologi Universitas Diponegoro
Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Islam
Sultan Agung
Mahasiswa teknik lingkungan Universitas
Islam Sultan Agung
91
Mahasiswa arsitektur Unika Soegijapranata
Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas
Soegijapranata Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas
Pandanaran
Mahasiswa teknik lingkungan Universitas
Pandanaran
Mahasiswa arsitektur Universitas
Pandanaran
Mahasiswa teknik sipil Universitas Semarang
Mahasiswa teknik konstruksi sipil Politeknik
Negeri Semarang
Mahasiswa arsitektur Universitas Negeri
Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Sebelas
Maret Solo
Mahasiswa arsitektur Universitas Sebelas
Maret Solo
Mahasiswa kriya seni Universitas Sebelas
Maret
Mahasiswa biologi Universitas Sebelas
Maret
92
Mahasiswa biologi Universitas Setia Budi
Surakarta
Mahasiswa arsitektur Universitas Tunas
Pembangunan
Mahasiswa teknik sipil Universitas Tunas
Pembangunan
Mahasiswa seni rupa murni Universitas
Sebelas Maret
Mahasiswa teknik sipil Universitas Veteran
Bangun Nusantara
Mahasiswa arsitektur Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Mahasiswa teknik sipil Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Mahasiswa arsitektur Universitas Sains Al
Qur’an
Mahasiswa teknik sipil Universitas Sains Al
Qur’an
Mahasiswa seni rupa murni Institut Seni
Indonesia Yogyakarta
Mahasiswa kriya seni Institut Seni Indonesia
Yogyakarta
93
Mahasiswa teknil sipil Universitas Widya
Dharma Klaten
Mahasiswa teknik sipil Sekolah Tinggi
Teknologi Ronggolawe Cepu
Mahasiswa teknil sipil Universitas Sultan
Fatah Demak
Mahasiswa arsitektur Universitas Sultan
Fatah Demak
Mahasiswa teknik lingkungan Akademi
Teknik Tirta Wiyata Magelang
Mahasiswa teknik lingkungan Politeknik
Muhammadiyah Magelang
Mahasiswa biologi Universitas Jenderal
Soedirman
Mahasiswa teknik sipil Universitas Jenderal
Soedirman
Mahasiswa biologi Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga
SMK jurusan teknik bangunan 776 anak
Kerjasama Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI)
Jawa Tengah
Kerjasama Komunitas Arsitektur Semarang
(KAS)
94
Kerjasama Mahasiswa Arsitektur Indonesia
(MAI) Jawa Tengah
Kerjasama Forum Mahasiswa Arsitektur
Jawa Tengah (OMAH)
Kerjasama Arsitek Komunitas Yogyakarta
(Arkomjogja)
Kerjasama Komunitas Desain Arsitektur
Surakarta
Kerjasama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Jawa Tengah
Kerjasama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang
Kerjasama Lembaga Penelitian
Pengembangan dan Pemberdayaan (LP3)
Acara Bamboo Biennale
Acara Pesona Bakti Ambarawa 23-24 Juli
2016
Acara Ambarawa Expo Agustus 2015
Acara Pentas Seni dan Budaya 14 Mei 2015
Acara Pekan Arsitektur Tahunan
Acara Hari Bambu Nasional
Acara Hari Bambu Dunia
Acara Jateng Art Festival
95
TABEL AKTIVITAS PENGUNJUNG
Pelaku Jenis
kegiatan Kegiatan Ruang
Pengunjung umum
Utama
Melihat bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu
Area outdoor
Melihat jenis tanaman bambu yang ditanam pada Pusat Workshop Kreasi Bambu
Taman budidaya tanaman bambu
Melihat pameran karya hasil workshop
R. Pameran karya
Melihat pameran saat event R. Pameran karya
Melihat kolam pengawetan bambu
Area pengawetan bambu
Mendokumentasikan arsitektur Pusat Workshop Kreasi Bambu
Area outdoor
Penunjang BAB / BAK Toilet
Istirahat Kantin
Peserta Workshop
Utama
Workshop budidaya tanaman bambu
Taman budidaya tanaman bambu
Workshop pengawetan bambu
R. Diskusi
Area outdoor
Workshop arsitektur bambu R. Pengawetan bambu
Workshop furniture bambu Aula workshop
Penunjang
Menginap Homestay
Dokumentasi kegiatan dan arsitektur Pusat Workshop Kreasi Bambu
Area outdoor
BAB / BAK Toilet
Istirahat Kantin
Tabel 3.5 Aktivitas Pengunjung Sumber :Analisis pribadi, 2017
96
2.b. Pengelola
TABEL AKTIVITAS PENGELOLA
Jenis kegiatan
Pelaku Kegiatan Ruang
Pengelolaan umum
Direktur utama Menerima tamu R. Rapat
Manager kawasan
Melakukan rapat direksi
Melakukan koordinasi program kerja R. Kerja
pengelola umum Melaporkan hasil anggaran dan kinerja ke pemilik saham
Sekretariat
Pencatatan jadwal rapat direksi dan staff
R. Kerja pengelola umum Melaporkan kinerja
program masing-masing bidang
Menyusun laporan pertanggung jawaban tugas-tugas bidang R. Arsip
Membuat dan mengarsipkan surat
Staff keuangan
Mengelola keuangan operasional
R. Kerja pengelola umum Menyusun, menyiapkan
dan menjelaskan laporan keuangan dan anggaran
Staff administrasi
dan personalia
Berkomunikasi kepada peserta workshop
R. Kerja pengelola umum Memberi informasi secara
online (telepon dan internet)
Penjadwalan seluruh kegiatan workshop
R. Arsip
Memelihara data lembar kerja
R. Rapat Mencatat data pengunjung / peserta workshop
Memelihara pengarsipan data
Gudang
Staff sarana- Melakukan maintenance R. MEE
97
prasarana Koordinasi dengan staff sarana-prasarana masing-masing bidang
Genset
Gudang
Staff keamanan Menjaga kemanan dan ketertiban kegiatan workshop
Pos jaga
Humas
Melakukan dokumentasi kegiatan
R. Kerja pengelola umum
Publikasi kegiatan melalui sosial media
Koordinasi dengan komunitas penggiat bambu
Pengelola workshop budidaya tanaman bambu
Kepala bidang workshop budidaya
Mengelola dan mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop budidaya tanaman bambu
R. Kerja pengelola umum
Staff sarana prasarana
Memelihara dan mengelola lahan, bibit dan tanaman bambu
Taman budidaya tanaman bambu
Mengelola alat dan bahan Gudang
Penyimpanan hasil pemotongan tanaman bambu
R. Penyimpanan bambu
Ahli pembibitan, pembudidayaan dan konservasi
bambu
Penelitian pembibitan, budidaya dan konservasi bambu
Laboratorium penelitian
Ahli biologi
Penelitian rekayasa budidaya Laboratorium
penelitian Penelitian bibit unggul, hortikultura dan botani
Memberi informasi mengenai budidaya tanaman bambu
Aula workshop
Ahli taksonomi
Penelitian jenis-jenis bambu
Laboratorium penelitian
Mendata jenis bambu yang ada pada Pusat Workshop Kreasi Bambu
Taman budidaya tanaman bambu
98
Ahli kultur jaringan
Pembudidayaan biit unggul dalam kawasan Pusat Workshop Kreasi Bambu
Laboratorium penelitian
Memberikan informasi mengenai kultur jaringan
Taman budidaya tanaman bambu
Penanggung jawab
workshop budidaya
Membuat jadwal kegiatan workshop budidaya
R. Kerja pengelola umum
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Pengelola workshop
pengawetan bambu
Kepala bidang workshop
pengawetan bambu
Mengelola dan mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop pengawetan bambu
R. Kerja pengelola umum
Staff sarana-prasarana
Mengelola alat dan bahan Gudang
Penyimpanan hasil pengawetan bambu
R. Pengawetan bambu
Memelihara kebersihan ruang workshop pengawetan bambu
R. Penyimpanan bambu
Ahli pengawetan
dan pest control
Penelitian inovasi pengawetan bambu
Laboratorium penelitian
Area outdoor
Memberikan informasi mengenai pengawetan bambu
R. Pengawetan bambu
Aula workshop
Penanggung jawab
workshop pengawetan
bambu
Membuat jadwal kegiatan workshop pengawetan bambu
R. Kerja pengelola umum
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Area outdoor
Pengelola workshop arsitektur
Kepala bidang workshop arsitektur
Mengelola dan mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop arsitektur
R. Kerja pengelola umum
Staff sarana-prasarana
Mengelola alat dan bahan Gudang
Menyimpan dan merawat hasil workshop arsitektur
R. Pameran karya
Memelihara kebersihan ruang workshop arsitektur
Aula workshop
Area outdoor
99
Ahli arsitektur
Menciptakan desain bangunan bambu
Studio Desain
Menyelesaikan masalah yang timbul selama konstruksi
Aula workshop
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Area outdoor
Ahli laminasi bambu
Membuat inovasi laminasi bambu
Aula workshop
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Area outdoor
Ahli tensegrity
Menciptakan desain tensegrity
Laboratorium penelitian
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Area outdoor
Ahli konstruksi
Bekerja sama dengan ahli arsitektur, senior dan junior arsitek untuk merancang konstruksi
Studio Desain
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Area outdoor
Senior arsitek Membantu para ahli untuk merancang desain bambu
Studio Desain
Junior arsitek Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Area outdoor
Pengelola workshop furniture
Penanggung jawab
workshop arsitektur
Membuat jadwal kegiatan workshop arsitektur
R. Kerja pengelola umum
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Area outdoor
Kepala bidang workshop furniture
Mengelola dan mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop furniture
R. Kerja pengelola umum
Staff sarana-prasarana
Mengelola alat dan bahan Gudang
Menyimpan dan merawat hasil workshop furniture
R. Pameran karya
Memelihara kebersihan ruang workshop furniture
Aula workshop
Area outdoor
Seniman Mendesain rancangan karya seni furniture Studio Desain
Memberikan instruksi dan Aula workshop
100
informasi selama pembuatan
Area outdoor
Ahli finishing Memberikan instruksi dan informasi mengenai finishing furniture
Aula workshop
Area outdoor
Penanggung jawab
workshop furniture
Membuat jadwal kegiatan workshop furniture
R. Kerja pengelola umum
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop
Area outdoor
Tabel 3.6 Aktivitas Pengelola
Sumber :Analisis pribadi, 2017
3. Pendekatan Jumlah Pelaku
4.a. Pengunjung
Berdasarkan data wawancara terhadap studi
banding Akademi Bambu Nusantara, maka peserta
workshop Pusat Workshop Kreasi Bambudalam cakupan
Provinsi Jawa Tengah berasal dari :
Mahasiswa arsitektur / teknik sipil / biologi
Peserta workshop dari kalangan mahasiswa
berasal dari mahasiswa arsitektur dan teknik sipil
yang akan mempelajari konstruksidan arsitektur
bambu, mahasiswa seni dan kriya akan
mempelajari konstruksi furniture atau kreasi
kerajinan tangan dari bambu serta mahasiswa
biologi yang akan mempelajari pembudidayaan
tanaman bambu.
101
Berdasarkan data penerimaan mahasiswa
baru arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata
tahun 2016 berjumlah 189 orang dan diasumsikan
25% melakukan workshop di Pusat Workshop
Kreasi Bambu pada setiap tahunnya.
Peserta workshop = 25% x 189 orang = 47
orang.
Terdapat 45 kali kunjungan periodik dari
mahasiswa di Jawa Tengah dalam satu tahun.
1. Mahasiswa arsitektur Universitas 17
Agustus 1945 Semarang
2. Mahasiswa teknik sipil universitas 17
Agustus 1945 Semarang
3. Mahasiswa teknik sipil Universitas Darul
Ulum Islamic Center Sudirman
4. Mahasiswa arsitektur Universitas
Diponegoro Semarang
5. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Diponegoro Semarang
6. Mahasiswa teknik perencanaan sungai
dan pantai Universitas Diponegoro
Semarang
102
7. Mahasiswa biologi Universitas Diponegoro
Semarang
8. Mahasiswa teknik sipil Universitas Islam
Sultan Agung
9. Mahasiswa teknik lingkungan Universitas
Islam Sultan Agung
10. Mahasiswa arsitektur Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang
11. Mahasiswa teknik sipil Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang
12. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Pandanaran
13. Mahasiswa teknik lingkungan Universitas
Pandanaran
14. Mahasiswa arsitektur Universitas
Pandanaran
15. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Semarang
16. Mahasiswa teknik konstruksi sipil
Politeknik Negeri Semarang
17. Mahasiswa arsitektur Universitas Negeri
Semarang
103
18. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Sebelas Maret Solo
19. Mahasiswa arsitektur Universitas Sebelas
Maret Solo
20. Mahasiswa kriya seni Universitas Sebelas
Maret
21. Mahasiswa biologi Universitas Sebelas
Maret
22. Mahasiswa biologi Universitas Setia Budi
Surakarta
23. Mahasiswa arsitektur Universitas Tunas
Pembangunan
24. Mahasiswa teknik sipil Universitas Tunas
Pembangunan
25. Mahasiswa seni rupa murni Universitas
Sebelas Maret
26. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Veteran Bangun Nusantara
27. Mahasiswa arsitektur Universitas
Muhammadiyah Surakarta
28. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Muhammadiyah Surakarta
104
29. Mahasiswa arsitektur Universitas Sains Al
Qur’an
30. Mahasiswa teknik sipil Universitas Sains
Al Qur’an
31. Mahasiswa seni rupa murni Institut Seni
Indonesia Yogyakarta
32. Mahasiswa kriya seni Institut Seni
Indonesia Yogyakarta
33. Mahasiswa teknil sipil Universitas Widya
Dharma Klaten
34. Mahasiswa teknik sipil Sekolah Tinggi
Teknologi Ronggolawe Cepu
35. Mahasiswa teknil sipil Universitas Sultan
Fatah Demak
36. Mahasiswa arsitektur Universitas Sultan
Fatah Demak
37. Mahasiswa teknik lingkungan Akademi
Teknik Tirta Wiyata Magelang
38. Mahasiswa teknik lingkungan Politeknik
Muhammadiyah Magelang
39. Mahasiswa biologi Universitas Jenderal
Soedirman
105
40. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Jenderal Soedirman
41. Mahasiswa biologi Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga
SMK teknik / gambar pembangunan
Peserta workshop dari kalangan siswa SMK
akan terlibat dalam pembelajaran konstruksi
arsitektur bambu.
Data kuota pendaftaran siswa baru SMKN 7
Semarang berjumlah 120siswa dan terbagi dalam
3 kelas diasumsikan seluruh siswa melakukan
workshop pada Pusat Workshop Kreasi Bambu
yang terbagi dalam 3 kali kunjungan (berdasarkan
kelas).
Peserta workshop sekali kunjungan = 120
orang : 3kelas = 40 siswa.
1. SMKN 3 Semarang jurusan teknik gambar
bangunan
2. SMKN 4 Semarang jurusan teknik gambar
bangunan
3. SMKN 5 Semarang jurusan teknik gambar
bangunan
106
4. SMKN 7 Semarang jurusan teknik gambar
bangunan
Kerja sama dan acara tahunan
Secara tahunan, Pusat Workshop Kreasi
Bambu mengadakan acara yang bekerjasama
dengan pihak-pihak terkait dan aktif mengadakan
seminar, workshop dan pameran.
Peserta workshop sekali kunjungan=±50
orang.
Peserta seminar dan pameran per hari =
±200 orang.
1. Kerjasama Ikatan Arsitektur Indonesia
(IAI) Jawa Tengah
2. Kerjasama Komunitas Arsitektur
Semarang (KAS)
3. Kerjasama Mahasiswa Arsitektur
Indonesia (MAI) Jawa Tengah
4. Kerjasama Forum Mahasiswa Arsitektur
Jawa Tengah (OMAH)
5. Kerjasama Arsitek Komunitas Yogyakarta
(Arkomjogja)
6. Kerjasama Komunitas Desain Arsitektur
Surakarta
107
7. Kerjasama Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara (LPSN)
8. Kerjasama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Jawa Tengah
9. Kerjasama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang
10. Kerjasama Lembaga Penelitian
Pengembangan dan Pemberdayaan (LP3)
Global Green Indonesia
11. Kerjasama UMKM Kerajinan Bambu
12. Acara Bamboo Biennale
13. Acara Pesona Bakti Ambarawa 23-24 Juli
2016
14. Acara Ambarawa Expo Agustus 2015
15. Acara Pentas Seni dan Budaya 14 Mei
2015
16. Acara Pekan Arsitektur 22-26 November
2016
17. Acara Hari Bambu Nasional 26 November
18. Acara Hari Bambu Dunia 5 Oktober
19. Acara Jateng Art Festival 6-7 Desember
2014
108
Berdasarkan peserta workshop :
Tabel 3.7Peserta Workshop Sumber :Analisis pribadi, 2017
Maka peserta workshop dalam sekali
kegiatan adalan 50 orang dan untuk kegiatan
seminar dan pameran memiliki kapasitas
pengunjung 200 orang.
4.b. Pengelola
Jenis kegiatan
Pelaku Jumlah
Pengelolaan umum
Direktur utama 1
Manager kawasan 1
Sekretariat 1
Staff keuangan 2
Staff administrasi dan personalia
2
Staff sarana-prasarana 8
Staff keamanan 4
Penjaga kantin 10
Humas 3
Pengelola workshop budidaya tanaman bambu
Kepala bidang workshop budidaya
1
Staff sarana prasarana 3
Ahli pembibitan, pembudidayaan dan konservasi bambu
1
Ahli biologi 1
Ahli taksonomi 1
109
Ahli kultur jaringan 1
Penanggung jawab workshop budidaya
2
Pengelola workshop
pengawetan bambu
Kepala bidang workshop pengawetan bambu
1
Staff sarana-prasarana 3
Ahli pengawetan dan pest control
1
Penanggung jawab workshop pengawetan bambu
2
Pengelola workshop arsitektur
Kepala bidang workshop arsitektur
1
Staff sarana-prasarana 4
Ahli arsitektur 2
Ahli laminasi bambu 1
Pengelola workshop arsitektur
Ahli tensegrity 2
Ahli konstruksi 1
Senior arsitek 1
Junior arsitek 3
Penanggung jawab workshop arsitektur
4
Pengelola workshop furniture
Kepala bidang workshop furniture
1
Staff sarana-prasarana 3
Seniman 2
Ahli finishing 2
Penanggung jawab workshop furniture
4
Total jumlah pelaku 80
Tabel 3.8 Jumlah Pengelola Sumber : Analisis pribadi, 2017
110
4. Pola Kegiatan
5.a. Pola Kegiatan Pengunjung
Pola kegiatan pengunjung umum
Skema 3.1 Pola Kegiatan Pengunjung Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pola kegiatan peserta workshop
Skema 3.2 Pola Kegiatan Peserta Workshop Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Registrasi Melihat-lihat Kegiatan Service Pulang
Jenis Tanaman
Bambu
Pameran
Kolam Pengawetan Bambu
Kegiatan Workshop
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Datang Parkir Registrasi Workshop Kegiatan Service Pulang
Furniture
Arsitektur
Budidaya Tanaman
Bambu
Pengawetan Bambu
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
111
5.b. Pola Kegiatan Pengelola
Pola kegiatan pengelola umum
Skema 3.3 Pola Kegiatan Pengelola Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pola kegiatan pengelola workshop budidaya
tanaman bambu
Skema 3.4 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Budidaya Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Absensi Bekerja Kegiatan Service Pulang
Publikasi
Rapat
Mengatur aktivitas
workshop
Mengatur keuangan & administrasi
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Workshop Budidaya
Penelitian
Pembudidayaan Kultur Jaringan
Mendata jenis tanaman bambu
Datang Parkir Absensi Kegiatan Service Pulang
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Briefing
112
Pola kegiatan pengelola workshop pengawetan
bambu
Skema 3.5 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Pengawetan Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pola kegiatan pengelola workshop arsitektur
Skema 3.6 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Absensi Workshop
Pengawetan
Kegiatan Service Pulang
Penelitian
Pengawetan secara alami
Pengawetan dengan mesin
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Briefing
Datang Parkir Absensi Workshop Arsitektur
Kegiatan Service Pulang
Menciptakan desain
bangunan bambu
Laminasi Bambu
Tensegrity Bambu
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Briefing
Pameran Karya
113
Pengelola workshop furniture
Skema 3.7 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017
5. Operasional Pusat Workshop Kreasi Bambu
3.a. Pengunjung
Kegiatan untuk pengunjung umum maupun
workshop pada hari Senin – Sabtu pukul 08.00 – 17.00
WIB.
Jadwal kegiatan pada Pusat Workshop Kreasi
Bambu adalah :
Jadwal kegiatan workshop dalam seminggu
Hari Waktu Kegiatan
Senin 08.00 - 17.00 WIB Workshop Budidaya
Selasa 08.00 - 17.00 WIB Workshop Pengawetan
Rabu 08.00 - 17.00 WIB
Workshop Arsitektur / Workshop Furniture
Kamis 08.00 - 17.00 WIB
Jumat 08.00 - 17.00 WIB
Sabtu 08.00 - 17.00 WIB
Tabel 3.9Jadwal Kegiatan Workshop Seminggu Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Absensi Workshop Furniture
Kegiatan Service Pulang
Menciptakan desain
furniture bambu
Finishing bambu
Pameran Karya
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Briefing
114
Waktu pembibitan bambu pada daerah kering, awal
musim hujan adalah masa terbaik, sedangkan pada
daerah yang tersedia cukup air, pembibitan bambu
dapat dilakukan kapan saja.
Waktu memotong bambu yang benar adalah subuh
pada saat bulan tua (pada seperempat terakhir
sebelum bulan gelap) karena batang bambu pada
waktu itu paling kering. Masa pemotongan tiap jenis
bambu terlampir.
Jadwal kegiatan workshop dalam tahun 2017
115
Tabel 3.10Jadwal Kegiatan Workshop Tahunan Sumber :Analisis pribadi, 2017
3.b. Pengelola
Kegiatan kerja pengelola Pusat Workshop Kreasi
Bambu pada hari Senin pukul 07.00 – 18.00 WIB
dan hari Sabtu pukul 07.00 – 18.00 WIB.
Kegiatan rapat dilakukan selama jam kerja dan jika
dilakukan di luar jam kerja dengan ijin dari manager
kawasan dan bagian keamanan.
3.c. Service
Kegiatan keamanan dan ketertiban di area Pusat
Workshop Kreasi Bambu dilakukan 7 x 24 jam
dengan system pembagian shift.
Kegiatan kebersihan ruang dan area oleh staff
sarana prasarana dilakukan saat, sebelum dan
sesudah jam kerja Pusat Workshop Kreasi Bambu.
Perawatan mesin produksi bambu dan kontrol MEE
dilakukan setiap hari secara berkala.
116
3.1.2. Studi Fasilitas
1. Kebutuhan Ruang
117
Tabel 3.11Kebutuhan Ruang Pengelola Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
118
119
120
Tabel 3.12Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Budidaya Sumber :Analisis pribadi, 2017
121
Tabel 3.13Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Pengawetan Bambu Sumber :Analisis pribadi, 2017
122
123
124
Tabel 3.14Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017
125
Tabel 3.15Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017
126
127
Tabel 3.16Kebutuhan Ruang Pengunjung Sumber :Analisis pribadi, 2017
Jadi ruang yang dibuthkan berdasarkan analisis kebutuhan ruang adalah :
Tabel 3.17Total Kebutuhan Ruang Sumber :Analisis pribadi, 2017
2. Persyaratan Ruang
Berdasarkan studi kebutuhan ruang diatas, maka kriteria
ruang yang akan direncanakan memiliki persyaratan :
128
Tabel 3.18Analisis Persyaratan Ruang Sumber :Analisis pribadi, 2017
129
3. Pola Hubungan Ruang
2.a. Pola Hubungan Ruang Makro
Skema 3.8 Pola Hubungan Ruang Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop
R. Direktur
R. Manager
R. Kepala Bidang
Workshop
R. Kerja Staff
Studio Desain
Area Outdoor
Lab. Penelitian
Taman Budidaya Tanaman Bambu
R. Produksi Bambu
R. Pengawetan Bambu
R. Penyimpanan Bambu
R. Pameran Karya
Homestay
R. Istirahat Kantin
Pintu Keluar
Toilet Musholla
130
2.b. Pola Hubungan Ruang Mikro
Pengelola utama
Skema 3.9 Pola Hubungan Ruang Pengelola Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop R. Direktur
R. Manager
R. Kerja Staff
R. Rapat
Pintu Keluar
Resepsionis
R. Pameran Karya
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
131
2.c. Pengelola workshop budidaya tanaman bambu
Skema 3.10 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Budidaya
Sumber :Analisis pribadi, 2017
2.d. Pengelola workshop pengawetan bambu
Skema 3.11 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Pengawetan Bambu Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop
Area Outdoor
Lab. Penelitian
R. Kepala Bidang
Workshop
R. Penyimpanan Bambu
Gudang
Pintu Keluar
Aula Workshop
Taman Budidaya
Tanaman Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop
Area Outdoor
Lab. Penelitian
R. Kepala Bidang
Workshop
R. Penyimpanan Bambu
Gudang
Pintu Keluar
Aula Workshop
R. Pengawetan Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
R. Produksi Bambu
132
2.e. Pengelola workshop arsitektur
Skema 3.12 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017
2.f. Pengelola workshop furniture
Skema 3.13 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Furniture
Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop
Area Outdoor
Lab. Penelitian
R. Kepala Bidang
Workshop
R. Pameran Karya
R. Diskusi
Pintu Keluar
Aula Workshop
R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain
R. Penyimpanan Bambu
R. Pengawetan Bambu
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
Lab. Penelitian
R. Kepala Bidang
Workshop
R. Pameran Karya
R. Diskusi
Pintu Keluar
Aula Workshop
R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain
R. Penyimpanan Bambu
133
2.g. Pengunjung umum
Skema 3.14 Pola Hubungan Ruang Pengunjung Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
2.h. Peserta workshop
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop
Area Outdoor
R. Pameran Karya
Taman Budidaya tanaman Bambu
Pintu Keluar
Aula Workshop
R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain
R. Penyimpanan Bambu
R. Pengawetan Bambu
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop
Area Outdoor
R. Pameran Karya
Taman Budidaya tanaman Bambu
Pintu Keluar
Aula Workshop R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain
R. Penyimpanan Bambu
R. Pengawetan Bambu
Homestay
R. Diskusi
Skema 3.15 Pola Hubungan Ruang Peserta Workshop Sumber : Analisis pribadi, 2017
134
4. Studi Fasilitas Indoor / Outdoor
135
136
Tabel 3.19 Studi Fasilitas Ruang Sumber :Analisis pribadi, 2017
3.1.3. Studi Ruang Khusus
Studi ruang khusus merupakan perhitungan besaran
ruang yang dianggap perlu analisa lebih khusus dikarenakan
tidak ada referensi yang sesuai.
Studi ruang khusus pada Pusat Workshop Kreasi
Bambu adalah fasilitas utama berupa aula workshop dan
ruang diskusi serta ruang produksi bambu yang terdiri dari
mesin-mesin pengolah bambu yang membutuhkan
perhitungan dimensi.
AULA WORKSHOP ARSITEKTUR
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
Aula
workshop
Meja 4 2,5x1 10m2
Kursi 200 0,5x0,5 50 m2
Total 60 m2
137
Sirkulasi 450% 270 m2
Total 330 m2
Tabel 3.20 Studi Ruang Khusus Aula Workshop Arsitektur
Sumber :Analisis pribadi, 2017
AULA WORKSHOP FURNITURE
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
Aula
workshop
Meja 2 2,5x1 5m2
Kursi 100 0,5x0,5 25 m2
Total 30 m2
Sirkulasi 450% 135 m2
Total 165 m2
Tabel 3.21Studi Ruang Khusus Aula Workshop Furniture
Sumber :Analisis pribadi, 2017
RUANG DISKUSI
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
R.
Diskusi
Meja 5 2,5x1 12,5m2
Kursi 25 0,5x0,5 6,25m2
Total 18,5m2
Sirkulasi 180% 33,3m2
Total 51,8m2
Tabel 3.22 Studi Ruang Khusus Ruang Diskusi
Sumber :Analisis pribadi, 2016
138
RUANG PRODUKSI BAMBU
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
R.
Produksi
Bambu
Rak penyimpanan alat 2 1,5x0,6 1,8m2
Meja 2 2,5x1 5m2
Kursi 4 0,5x0,5 1m2
Mesin pemotong bambu 1 1,2x0,5 0,6m2
Mesin pembelah bambu
(otomatis)
1 4,25x0,9 3,825m2
Mesin pembelah bambu
(manual)
1 0,6x0,7 0,42m2
Mesin irat penipis bambu 1 0,65x0,55 0,3575m2
Mesin pembulat / serut
tanpa ruas
1 0,85x0,95 0,8075m2
Mesin pemotong lidi bambu 1 0,6x0,7 0,42m2
Mesin poles lidi bambu 1 1,35x0,75 1,0125m2
Mesin peruncing bambu
tusuk sate
1 1,35x0,75 1,0125m2
Mesin peruncing bambu
sumpit
1 1,1x0,6 0,66m2
Mesin anyaman bambu 1 0,75x0,65 0,4875m2
Total 19,09m2
Sirkulasi 300% 57,27 m2
Total 76,36m2
Tabel 3.23 Studi Ruang Khusus Ruang Produksi Bambu Sumber : Analisis pribadi, 2017
139
Bentuk Perabot dan Denah Studi Ruang Khusus
Gambar 3.1 SRK Aula Workshop Arsitektur Sumber : Pribadi
Gambar 3.2 SRK Aula Workshop Furniture Sumber : Pribadi
Gambar 3.3 SRK Ruang Diskusi Sumber : Pribadi
140
Gambar 3.4 SRK Ruang Produksi Bambu Sumber : Pribadi
3.1.4. Studi Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan
Kebutuhan luas bangunan, kapasitas, jumlah, besaran
ruang dan lahan yang dibutuhkan perancangan Pusat
Workshop Kreasi Bambu berdasarkan pada :
SRK : Studi Ruang Khusus
SR : Studi Ruang
NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2
O : Observasi
Berdasarkan Time Saver Standart for Building Types
2nd Edition, sirkulasi pada kebutuhan ruang terdiri atas :
5% - 10% : Sirkulasi minimum
20% : Kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi
30% : Kenyamanan fisik
141
40% : Kenyamanan psikologis
50% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
70-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
AREA UTAMA
Nama
Ruang Kapasitas Analisis Besaran
Jumlah
Ruang Sirkulasi
Luas
Ruang Sumber
Aula
workshop
arsitektur
200 Meja @2,5m2 (4)→ 10m2
Kursi @0,25m2 (200) 50m2
1 450% 330 m2 SRK
Aula
workshop
furniture
100 Meja @2,5m2 (2)→ 10m2
Kursi @0,25m2 (100) 25m2
1 450% 165 m2 SRK
Ruang
Diskusi
25 Kursi @0,25m2 (200)→ 50m2 2 180% 51,8
m2
SRK
Kursi @0,25m2 (25)→ 6,25m2
Ruang
Produksi
Bambu
25 Rak @0,9m2 (2)→1,8m2 1 300% 76,36
m2
SRK
Meja @2,5m2 (2)→ 5m2
Kursi @0,25m2(4)→ 1m2
Mesin pemotong → 0,6m2
Mesin pembelah otomatis → 3,825m2
Mesin pembelah manual → 0,42m2
Mesin irat bambu → 0,3575m2
Mesin pembulat → 0,8075m2
Mesin pemotong lidi → 0,42m2
142
Mesin poles lidi → 1,0125m2
Mesin peruncing tusuk → 1,0125m2
Mesin peruncing sumpit → 0,66m2
Mesin anyam → 0,4875m2
TOTAL KESELURUHAN 623,1 m2
Tabel 3.24 Kebutuhan Ruang Area Utama
Sumber :Analisis pribadi, 2017
AREA PENUNJANG
Nama Ruang Kapasitas Analisis Besaran Jumlah
Ruang Sirkulasi
Luas
Ruang Sumber
Resepsionis 2 Meja resepsionis → 0,7m2 1 160% 3,75 m2 SR
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
R. Pameran
Karya
200 Display box @1,6m2 (10)→16m2 1 220% 147,2 m2 SR
Area display @6m2 (5)→30m2
Laboratorium
penelitian
15 Meja @2m2 (2)→ 4m2 4 190% 60,8 m2 SR
Kursi @0,25m2 (4)→ 1m2
Meja komputer @0,6m2
(2)→1,2m2
Rak @0,9m2 (2)→1,8m2
Taman
budidaya
tanaman
bambu
200 Area bibit @1,485m2
(6)→8,91m2
1 260% 168,7 m2
SR
Area taman bambu @2,53m2
(15)→37,95m2
143
R.
Penyimpanan
bambu
90m2 2 50% 135 m2 SR
Area outdoor Kolam pengawetan bambu →
90m2
2 100% 180 m2 SR
R.
Pengawetan
bambu
15 Rak →0,9m2 1 150% 16,5 m2 SR
Meja @2,5m2 (1)→ 2,5m2
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
Mesin Boucherie → 1,0125m2
Studio desain 12 Meja @2,5m2 (6)→ 15m2 1 120% 48 m2 SR
Kursi @0,25m2 (16)→ 4m2
Rak @0,9m2 (2)→1,8m2
Meja komputer @0,6m2
(2)→1,2m2
Homestay 2 Kursi 0,25 m2 15 120% 315,7 m2 NAD
Kasur @2,4 m2 (2)4,8 m2
Meja 0,6m2
Nakas @0,24 m2 (2) 0,48 m2
Rak sepatu 0,32 m2
Meja TV 0,08 m2
Lemari 0,32 m2
Kamar mandi (1) 3 m2
Kantin 74 Meja @0,36m2 (64)→ 23,04m2 1 100% 129,76m2 SR
144
Kursi @0,16m2 (74)→ 11,84m2
Pantry @6m2 (5) →30m2
TOTAL KESELURUHAN 1.205,41 m2
Tabel 3.25 Kebutuhan Ruang Area Penunjang
Sumber :Analisis pribadi, 2017
AREA PENGELOLA
Nama
Ruang Kapasitas Analisis Besaran
Jumlah
Ruang Sirkulasi
Luas
Ruang Sumber
R. Rapat 20 Meja @0,742m2 (20)→14.84m2 1 20% 110,88
m2
NAD
Kursi @0,25m2 (20)→ 5m2
Meja LCD → 0,34 m2
R.
Direktur
1 Meja 0,98m2 1 190% 6 m2 NAD
Kursi → 0,25m2
Meja printer 0,28m2
Lemari → 0,6m2
R.
Manager
1 Meja → 0,98m2 1 190% 6 m2 NAD
Kursi → 0,25m2
Meja printer 0,28m2
Lemari → 0,6m2
R. Kerja
kepala
bidang
1 Meja → 0,98m2 4 190% 24 m2 NAD
Kursi → 0,25m2
Lemari → 0,6m2
Meja printer 0,28m2
145
R. Kerja
Staff
26 Meja @0,7m2 (26)→ 18,2m2 1 185% 88 m2 NAD
Kursi @0,25m2 (26)→ 6,5m2
Lemari @0,6 m2 (7)→ 4,2m2
Meja komputer@0,28m2 (7)
→1,96m2
R. Tamu 4 Meja → 0,9m2 1 80% 8 m2 SR
Sofa @0,9m2 (4)→ 3,6m2
R. Arsip Lemari @0,6 m2 (4)→ 2,4m2 1 160% 6,24 m2 SR
R.
Istirahat
12 Meja @0,36m2 (12)→ 4,32m2 1 80% 17,49 m2 SR
Kursi @0,25m2 (12)→ 3m2
Lemari @0,6 m2 (4)→ 2,4m2
TOTAL KESELURUHAN 266,61 m2
AREA SERVIS
Nama Ruang
Kapasitas Analisis Besaran Jumlah Ruang
Sirkulasi Luas
Ruang Sumber
Musholla 10 Sajadah @1,14 (40) 45,6m2
Gudang 4,5m2
Mihrab 9,6m2
R. Sound 3m2
Toilet @2,25m2 (2) 4,5m2
R. Wudhu @6m2 (2) 12m2
1 15% 91 m2 SR
Toilet Pria 16 Wastafel @0,24m2(3) → 2 230% 62,7 m2 NAD
Tabel 3.26 Kebutuhan Ruang Area Pengelola Sumber : Analisis pribadi, 2017
146
0,72m2
Toilet @1,5m2 (7)→ 3,5m2
Toilet disabilities 4m2
Urinoir @0,16m2 (8)→ 1,28m2
Toilet
Wanita
10 Wastafel @0,24m2(10) →
2,4m2
2 80% 72 m2
NAD
Toilet @1,5m2 (9)→ 13,5m2
Toilet disabilities 4m2
Janitor 2 Lemari @0,6m2 (2) → 1,2 m2 5 150% 15 m2 SR
Gudang Kursi lipat @0,075m2
(200)15m2
Lemari @0,6m2 (4)2,4m2
1 40% 25 m2 SR
R. Pompa 2 Pompa9m2
Ground tank12m2
Roof tank 4m2
1 20% 30 m2 NAD
R. Genset 2 Mesin genset → 2,928 m2 1 210% 9 m2 SR
Pos jaga 2 Meja → 0,72m2 2 150% 3 m2 NAD
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
R. CCTV 1 Meja→ 1,2m2 1 80% 3 m2 SR
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
TOTAL KESELURUHAN 310,7 m2
Tabel 3.27 Kebutuhan Ruang Area Servis
Sumber :Analisis pribadi, 2017
147
Luas Bangunan (LB) = (Luas area utama + Penunjang +
Pengelola + Servis) + Sirkulasi 50%
LB = 2.405,82 m2 + 1.202,91 m2
LB = 3.608,73 m2
KEBUTUHAN AREA PARKIR KENDARAAN
Pengelola
Jumlah Pengelola : 80 orang/hari
Motor (50%) : 40 orang (80%) 32motor
Mobil (25%) : 20 orang (80%) 16mobil
Kendaraan umum (25%): 20 orang
Pengunjung
Jumlah pengunjung :
Peserta workshop : 25 orang
Pameran dan seminar : 200 orang
Pengunjung umum : 25 orang
Total : 250 orang
Mobil (30%) : 75 orang 27 mobil
4 penumpang (50%) : 9 mobil
2 penumpang (50%) : 18 mobil
Motor (50%) : 125 orang (80%) 100 motor
Kendaraan umum (5%) : 12 orang (50%)
Bus (15%) : 37 orang (100%) 1 bus
148
Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
Mobil (NAD) (43 x 10m2) : 590 m2
Motor (NAD) (132 x 2,2m2) : 255,2 m2
Bus (NAD) (1x30m2) : 30 m2
Total Luas Lahan Parkir
875,2 m2 + sirkulasi 100% = 1.750 m2
3.1.5. Studi Citra Arsitektural
Penggunaan material bambu sebagai bahan material
utama berguna untuk menunjukkan fungsi dan kegunaannya
sebagai pusat workshop kreasi bambu sehingga citra
arsitektural dapat dilihat dari fungsi bangunan untuk pusat
workshop kreasi bambu dan terlihat citra visual bangunan
bambu.
Dari segi arsitektural, bangunan menggunakan material
utama dari bambu tradisional dikarenakan terletak pada
daerah yang masih memiliki kebudayaan yang tinggi
sehingga perlu mengangkat ciri dan konteks citra
lingkungannya.
Beberapa hal mendasar yang diperlukan untuk
menunjukkan citra arsitektural bangunan Pusat Workshop
Kreasi Bambu :
Pencahayaan alami yang cukup
149
Penghawaan alami yang nyaman
Landscape pada area terbuka
Tatahan hubungan yang sesuai kegiatan
workshop
Suasana arsitektur bambu
Tema bangunan yang ingin di terapkan
Detail dan estetika untuk mendukung arsitektur
bangunan
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Dalam projek Pusato WorkshopKreasi Bambu, sistem
struktur yang direncanakan tidak hanya berdasarkan
kebutuhan ruang tetapi juga terkait dengan penggunaan
material bambu sebagai material utama penyusun bangunan
sehingga bangunan yang sesuai dengan kebutuhan ruang
tetap kuat dan memiliki nilai estetika dengan menggunakan
material bambu.
a. Studi Sistem Struktur
a.1. Kriteria Struktur Bangunan
Strenght, struktur bambu harus memiliki kekuatan
dalam memikul beban bangunan.
150
Stability, struktur bambu saling mendukung agar
bangunan dapat berdiri stabil.
Serviceability, struktur bambu harus dapat melayani
kegiatan didalamnya.
Safety, kriteria struktur yang aman terhadap beban
yang direncanakan.
Durability, kriteria keawetan bambu sebagai bahan
struktur yang tahan lama.
a.2. Pemilihan Struktur
Pemilihan struktur pada Pusat Workshop Kreasi
Bambu dengan menggunakan struktur rangka bambu
yang efisien dengan penurunan tanah, tahan gempa dan
tekanan horisontal terhadap angin.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
8020:2014 Kegunaan Bambu, jenis bambu yang akan
digunakan untuk bangunan adalah :
Bambu Petung / Betung (Dendrocalamus
asper)
Bambu Hitam / Wulung (Gigantochloa
atroviolacea)
Bambu Apus / Tali (Gigantochloa apus)
Bambu Gombong / Andong (Gigantochloa
pseudoarundinacea)
151
Bambu Ater (Gigantochloa atter)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
pemilihan bambu sebagai material penyusun struktur
bangunan1 :
Bambu tanpa pengawetan mudah membusuk
dan diserang oleh serangga dan cendawan,
terutama jika berhubungan dengan kelembaban
tanah.
Sesudah bambu ditebang, batang dalam waktu
singkat dapat diserang seranga jika tidak
diawetkan langsung.
Dalam keadaan kering bambu sangat rentan
terhadap kebakaran dan membutuhkan
perawatan khusus.
Kekuatan dan daya tahan bambu memudar
seturut umurnya.
Jangan menggunakan paku baja sebagai alat
sambungan bambu, tetapi gunakan pasak
kayu/bambu serta pengikatan.
Jangan menggunakan bambu yang sudah retak
atau sudah terserang oleh serangga.
Jangan menggunakan bambu yang dipotong di
luar musim yang tepat.
1Frick, Heinz.. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Hlmn 32-33
152
b. Studi Sistem Enclosure
a. Sistem Struktur Pondasi
Pemilihan sistem struktur pondasi untuk Pusat
Workshop Kreasi Bambu didasarkan pada fungsi
bangunan dan daya dukung tanah. Beberapa pilihan
struktur pondasi yang dapat digunakan :
Pondasi setempat
Pondasi setempat biasanya digunakan
pada bangunan dengan kolom, tiang atau
sejenisnya. Contoh penerapannya digunakan
pada umpak pendopo bangunan tradisional
jawa dan pada bangunan yang memiliki
struktur panggung. 2
Gambar 3.5 Pondasi Setempat Sumber :Heinz Frick. 2001 hal 58
Pondasi tiang
Pondasi tiang mengangkat bangunan
diatas bidang permukaan tanah pada tapak
2Frick, Heinz.. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Hlmn 58
153
dengan kemiringan curam dan pada area banjir
secara periodik.
Gambar 3.6Pondasi Tiang Sumber :Francis D. K. Ching. 2008 hal 87
b. Sistem Struktur Plat Lantai dan Penutup Lantai
Sistem konstruksi plat lantai dan penutup lantai
menggunakan material bambu, namun pada ruang
yang basah seperti kamar mandi menggunakan
penutup lantai keramik.
Laminasi bambu
Penutup lantai laminasi bambu
merupakan lantai papan dari bambu yang
sudah di press dan diawetkan menjadi papan.
Warna dan motifnya sudah cukup beragam dan
menarik bila diterapkan dalam ruangan.
154
Gambar 3.7Papan Laminasi Bambu Sumber :Dokumen Company Profile ABN
Anyaman bambu
Penutup lantai anyaman bambu pada
lantai dasar harus menggunakan batang bambu
dengan diamter 4-6cm dengan sistem penataan
yang rapat dengan penutup lantai anyaman
bambu.
Gambar 3.8Plat Lantai Penutup Lantai Anyaman Bambu
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 45
Kombinasi beton tidak bertulang
Plat lantai bambu dapat dikombinasikan
dengan menggunakan beton tidak bertulang.
Konstruksi pelat lantai bambu-beton
komposit dengan balok batang bambu yang
menerima gaya tarik.3
3Frick, Heinz.. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Hlmn 48
155
a) Balok batang bambu yang menerima
gaya tarik
b) Pelupuh sebagai begisting beton
c) Pipa baja berdiameter kecil yang
menerima gaya geser
d) Pelat beton tidak bertulang yang
menerima gaya tekan
Gambar 3.9Plat Lantai Bambu Kombinasi Beton Tidak Bertulang
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 48
Keramik
Penutup lantai dengan bahan keramik
diaplikasikan pada ruang kamar mandi karena
bambu tidak bisa terus menerus menahan sifat
basah ruangan. Material keramik juga memiliki
berbagai variasi motif dan warna.
156
Gambar 3.10Motif Lantai Keramik Sumber :http://pintuaby.com/inilah-2-contoh-motif-
keramik-lantai-terunik/#page/
c. Sistem Struktur Dinding sebagai Pelingkup
Bangunan
Pada bangunan konstruksi bambu
menggunakan dinding pelingkup bangunan
bermaterial bambu yang dibuat dengan cara disusun
dan dianyam sehingga menciptakan dinding
pelingkup bangunan yang memberikan estetika atau
menggunakan bukaan tanpa dinding untuk
mengekspose struktur konstuksi bambu itu sendiri.
Dinding anyaman bambu
Dinding anyaman bambu memiliki banyak
model anyaman, namun keseluruhan model
anyaman tidak kedap terhadap percikan air
hujan.4
4Frick, Heinz.. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Hlmn 82-83
157
Gambar 3.11Dinding Anyaman Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 83
Dinding bilah bambu
Dinding bilah bambu merupakan
konstruksi dinding sederhana yang tersusun
atas bambu yang dibelah kemudian disusun
rapat.5
Gambar 3.12 Dinding Bilah Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 81
Terdapat juga dinding yang disusun dari
potongan bambu yang di tata sebagai dinding
dan memberikan kesan estetika yang menarik.
5Frick, Heinz.. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Hlmn 81
158
Gambar 3.13Dinding Potongan Bambu Sumber :http://lppm.unpar.ac.id/wp-
content/uploads/2014/12/Bambu1.jpg
Dinding pelupuh
Dinding pelupuh adalah dinding yang
terbuat dari susunan batang bambu yang
dibelah kemudian dipipihkan sehingga menjadi
pelupuh.
Gambar 3.14Dinding Pelupuh Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 85
Dinding bambu plester komposit
Dinding bambu plester komposit
menggunakan bilah bambu yang tersusun
159
secara horizontal, kemudian dipaku pada
tiang/kolom bangunan dan di aci menggunakan
semen atau tanah liat. 6
Gambar 3.15 Dinding Bambu Komposit Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 85
d. Sistem Struktur Atap
Pada bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu
menggunakan konstruksi atap berbahan material
bambu yang penerapannya dapat menggunakan
konstruksi atap tradisional maupun dikombinasikan
dengan konstruksi atap lain seperti space frame,
kubah atau membran.
Konstruksi atap tradisional
Penggunaan konstruksi atap tradisional
mengikuti bentuk rumah adat kebudayaan
masing-masing daerah.
6Frick, Heinz.. Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Hlmn 85
160
Gambar 3.16Konstruksi Atap Sederhana Sumber :data:image/jpeg;base64,/9j/
Konstruksi atap space frame
Penerapan konstruksi space frame
menunjukkan perkembangan teknologi
konstruksi sudah lebih tinggi, sehingga
kebutuhan alat sambungan tambahan (baja)
meningkat untuk mengantisipasi gaya tarik
maupun gaya tekan yang ditimbulkan.
Gambar 3.17 Space Frame Bambu Dasar Prisma Segitiga
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 73
161
Konstruksi atap kubah
Bambu juga dapat digunakan untuk
membuat konstruksi kubah dengan model
sederhana.
Gambar 3.18Kubah Penyangga Jaringan Bilah Bambu
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 76
Konstruksi atap membran
Konstruksi atap bambu juga dapat
sebagai pendukung struktur membran dengan
membentuk bidang lengkung menggunakan
bilah bambu.
Gambar 3.19Membran Bidang Pelana pada Kafe Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 76
162
e. Material Penutup Atap
Penutup atap yang digunakan pada Pusat
Workshop Kreasi Bambu tidak hanya digunakan
sebagai pelindung dan penutup atap tertapi juga
membutuhkan nilai estetika sehingga sesuai dengan
material konstruksi bambu yang digunakan.
Beberapa pilihan penutup atap :
Atap rumbia
Atap rumbia terbuat dari rambut rumbia yang
dirangkai membentuk sisir dan digunakan
sebagai penutup atap dengan daya tahan 3-4
tahun.
Gambar 3.20Penutup Atap Rumbia Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 16
Atap alang-alang
Atap alang-alang mirip dengan rumbia yang
tiap ikat memiliki panjang >70cm dan dilipat
pada sebuah bambu kemudian dijahit lalu ditata
menyisir pada reng.
163
Gambar 3.21 Penutup Atap Alang-alang Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 17
Atap ijuk
Atap ijuk menggunakan serabut pohon palem
aren. Ijuk dibuat dengan bentuk serabut
memanjang sehelai ±120cm dan Ø6cm.
Helaian ijuk diikat dengan penjepit bilah bambu.
Atap ijuk minimal terdiri dari dua lapisan dan
semakin terjal ijuk akan semakin tahan lama
sekitar 30-80 tahun.
Gambar 3.22 Penutup Atap Ijuk Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 16
Atap sirap bambu
Atap sirap bambu terbuat dari bambu tua yang
berdiameter besar dan masih berwarna hijau.
164
Bagian bawah bambu dipotong lidah sehingga
sirap dapat diikatkan pada reng bambu.
Gambar 3.23Penutup Atap Sirap Bambu Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 18
3.2.2. Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
a.1. Alami
Pencahayaan alami menggunakan terang langit
yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan pada
bangunan. Pemanfaatan terang langit dapat masuk pukul
07.00-16.00 WIB.
Gambar 3.24Posisi Lubang Pencahayaan Alami Sumber :Heinz Frick &FX. Bambang Soeskiyatno. 2007. Hal 31
a.2. Buatan
Pencahayaan buatan akan menggunakan direct
lighting yang langsung menerangi satu objek atau area
165
tertentu dan indirectlighting yang arah pencahayaan tidak
langsung atau memanfaatkan refleksi dan difusi.
f. Direct lighting
Direct lighting berguna untuk memberikan cahaya
yang langsung menyorot pada satu objek atau area
yang memiliki aktifitas dengan ketelitian tinggi. Direct
lighting digunakan pada ruang pameran karya,
laboratorium penelitian, dll
g. Indirect lighting
Indirect lighting memberikan cahaya yang merata ke
seluruh ruangan. Indirect lighting digunakan pada
ruang pengelola, kantor pengelola, studio desain,
kamar mandi dan ruang istirahat, dll.
Gambar 3.25 Lampu Sorot LED Indoor Sumber
:http://www.butiklampu.com/product .php?category=50&page_number=2
Gambar 3.26 Lampu Sorot LED Spot Sumber : http://www.philips.co.id/c-
p/8718291771043/led-spot
166
b. Sistem Penghawaan
b.1. Alami
Penghawaan alami memanfaatkan bukaan pada
bangunan sehingga terjadi pergerakan angin di dalam
ruang. Salah satu penggunaan penghawaan alami adalah
dengan menggunakan cross ventilation.
Gambar 3.29Cross Ventilation Sumber
:http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/wind-ventilation/
Gambar 3.27 Lampu Sorot LED Bulb Sumber : http://www.philips.co.id/c-
p/871829118902200/led-bulb/
Gambar 3.28 Lampu Sorot LED Bulb Sumber
:http://www.butiklampu.com/product .php?category=42&product_id=651
167
b.2. Buatan
a. Kipas angin listrik
Kipas angin digunakan untuk menggerakkan
udara di dalam ruang agar udara di dalam ruang
dapat lebih sejuk.
Gambar 3.30Kipas Angin Listrik Sumber :http://www.rakuten.co.id/shop/maspion/
product/200000001157890/
b. Exhaust fan
Exhaust fan digunakan untuk menjada udara
dalam ruangan yang rapat tidak lembab. Udara di
dalam didorong keluar menggunakan exhaust fan.
Exhaust fan digunakan pada kamar mandi dan
gudang.
Gambar 3.31 Exhaust Fan Sumber : http://www.mdfyw.com/wall-mounted-kitchen-
exhaust-fan/19/wall-mounted-exhaust-fans/
168
c. Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM kota yang
di distribusikan melalui pipa jaringan air bersih kota
dengan menggunakan sistem Down-Feed.
Sistem down-feed memanfaatkan gaya gravitas
dengan mengalirkan air bersih yang ditampung pada
tandon atas menuju ke ruangan yang membutuhkan
air bersih.
Skema 3.16 Pola Distribusi Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2016
Tabel 3.28Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Satuan Fungsi
Bangunan Sumber : Jimmy S., Juwana, 2005
Sumber Air
Bersih
Tandon
Bawah
Tandon
Atas
Pompa
Listrik
Water
Supply Pemipaan
Ruangan yang butuh
air bersih
169
Berdasarkan tabel kebutuhan air di atas, maka
kebutuhan air pameran/seminar adalah 15 liter/kursi,
kebutuhan air bersih kantor adalah 70 liter/orang,
kebutuhan air bersih homestay adalah 185 liter/orang,
kebutuhan air bersih kantin adalah 70 liter/kursi dan
kebutuhan air bersih workshop adalah 70 liter/orang. Dari
rata-rata kebutuhan air bersih yang terkait, maka
dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih :
Tabel 3.29Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2017
Perhitungan Tandon
Tandon Atas= 6.849 liter = 6,8 m3
Tandon Bawah = 15.981 liter = 15,9 m3
Total Kebutuhan Air Bersih = 22.830 liter
= 22,8 m3
170
Kebutuhan Air Tiap Jam
Jam operasional Pusat Workshop
Kreasi Arsitektur selama 7 jam sehingga
15,9 m3 : 7 = 2,3 m3/jam.
d. Jaringan Air Kotor
a. Jaringan limbah cair (Grey Water)
Limbah cair dialirkan ke dalam bak pengumpul yang
nantinya akan diolah pada filter organik dan digunakan
kembali untuk penyiraman tanaman dan sedangkan untuk
air yang mengendap pada filter organik langsung
dibuang menuju daluran kota melalui bak kontrol.
Skema 3.17 Pola Distribusi Limbah Cair Sumber : Analisis pribadi, 2016
b. Jaringan limbah padat (Black Water)
Limbah padat adalah limbah yang berasal dari
kotoran manusia. Limbah pada akan terurai pada bio
septictank, namun limbah padat ini masih dapat
Limbah
Cair
Bak
Pengumpul
Filter
Organik
Bak
Penampung
an
Unit
Distribusi
Saluran Kota
171
digunakan untuk penyuburan media tanam dengan filtrasi
organik.
Skema 3.18 Pola Distribusi Limbah Padat Sumber : Analisis pribadi, 2016
c. Jaringan air hujan
Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan mengalir
melalui talang dan terkumpul pada ground tank
pengumpul air hujan. Tanpa filtrasi khusus air hujan ini
dapat langsung digunakan untuk flush toilet.
Skema 3.19 Pola Distribusi Air Hujan Sumber : Analisis pribadi, 2016
e. Sistem Listrik
Suplai sumber listrik berasal dari pembangkit
listrik yang dimiliki pemerintah yaitu PLN sedangkan
untuk sumber listrik sekunder berasal dari generator
set / genset sebagai alternatif sumber listrik bila
terjadi kerusakan pada pembangkit listrik utama /
pemadaman listrik.
Limbah
Padat
Bak
Kontrol
Bio
Septictank
Filter
Organik
Resapan Tanah /
Humus
Air
Hujan Talang
Ground
Tank Toilet
172
Skema 3.20 Pola Jaringan Listrik Sumber : Analisis pribadi, 2016
f. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Penanggulangan kebakaran tahap awal
menggunakan material yang tahan api serta cara
pengawetan bambu yang benar sebelum digunakan
dapat menjadi langkah penanggulangan. Selanjutnya
dibantu dengan Fire Exthingusers.
Gambar 3.32Fire Exthingusers Sumber : http://www.wikipedia.org/Fire Exthingusers/
PLN Trafo kWH
Meter
Automatic
Transfer
Switch
Genset
Main Panel
Sub Panel Stop
Kontak/Saklar
173
g. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah dibagi dalam 3 jenis :
Sampah anorganik (kertas, kaleng, plastik,dll)
ditampung dahulu pada bak sampah kemudian
dikumpulkan dalam TPS terdekat lalu diangkut
oleh angkutan sampah ke TPA.
Sampah organik ditampung dahulu kemudian
dibuat menjadi pupuk kompos dan dapat
digunakan pada kebun budidaya.
Sampah yang tidak bermanfaat atau berbahaya
ditampung secara terpisah kemudian langsung
dibuang ke TPA.
Skema 3.21 Pola Pembuangan Sampah Sumber : Analisis pribadi, 2016
h. Sistem Transportasi Vertical
Pusat Workshop Kreasi Bambu menggunakan
tamp sebagai sarana transportasi vertikal.
Sampah Bak
Penampungan
Pembuatan
kompos
TPS
TPA
174
Gambar 3.33Ramp Sumber : Data Arsitek Jilid 1, hal 178
i. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan pada
bangunan dibedakan menjadi 2 :
Sistem keamanan aktif
Sistem kemanan aktif dilakukan dengan
menggunakan jasa staff keamanan yang
bertanggung jawab atas keamanan dan
ketertiban seluruh kawasan Pusat Workshop
Kreasi Bambu secara langsung.
Sistem keamanan pasif
Sistem keamanan pasif menggunakan
teknologi kamera CCTV yang terpasang pada
tempat yang strategis baik indoor maupun
outdoor. Kamera CCTV ini terhubung dengan
layar pada pos jaga dan terus menyala selama
24 jam.
175
3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Biofilter Anaerob & Aerob Water Treatment
Pemanfaatan teknologi pengolahan air dengan
sistem biofilter anaerob-aerob akan mengolah air
limbah menjadi bersih.7 Hasil pengolahan air limbah
yang bersih dapat dimanfaatkan sebagai cadangan
air bersih dan sisanya dibuang.
Gambar 3.34Biofilter Water Treatment Sumber :
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
7http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
CCTV
176
b. CCTV
Pemanfaatan teknologi CCTV dapat diterapkan
untuk staff keamanan melalui layar dan dapat juga
melalui gadget yang dapat diakses direktur melalui
internet.
Gambar 3.35Sistem Keamanan CCTV Sumber : http://www.surveilzone.com/8ch-network-dvr-
indoor-ir-cctv-camera-system-cloud-p2p-ss1151/
3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.3.1. Analisis Pemilihan Lokasi
Dalam pendekatan pemilihan lokasi pusat workshop
kreasi bambu, salah satu hal terpenting yang dibutuhkan
adalah ketersedian bahan baku. Bahan baku bambu akan
sangat menunjang kegiatan workshop dan desain projek.
177
Iklim
Tempat pertumbuhan tanaman bambu adalah lahan
terbuka degnan sinar matahari langsung yang bersuhu
sekitar 8,8oC-36oC. Tanaman bambu dapat dijumpai pada
ketinggian 0-2.000mdpl. Di Indonesia tanaman bambu dapat
tumbuh pada berbagai iklim dan curah hujan. Semakin
basah iklimnya, maka tanaman bambu akan semakin dapat
tumbuh dengan baik seperti pada tepi sungai dan tebing-
tebing yang curam. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman
bambu minimal 1.020mm/th dan kelembaban minimal 80%.
Tanah
Bambu dapat tumbuh pada brebagai jenis tanam mulai
dari tanah berat- ringan, tanah kering- becek hingga tanah
subur-kurang subur. Bambu juga dapat tumbuh pada tanah
pegunungan, bukit hingga tanah landai. Tanaman bambu
tumbuh pada tanah yang memiliki pH 3,5-6,5.
Untuk pendekatan pemilihan lokasi yang berikutnya,
pusat workshop kreasi bambu juga memiliki kepentingan
lokasi yang didasarkan pada tingkat strategis nya lokasi yang
memungkinkan untuk diakses dari beberapa komunitas
penggiat bambu yang ada di beberapa kota di Jawa Tengah.
178
Beberapa komunitas penggiat bambu dan mahasiswa
arsitektur terbesar di Jawa Tengah berada pada Kota Solo,
Magelang dan Semarang. Sehingga diperlukan titik kumpul
dari ketiga kota yang memiliki ketertarikan dengan workshop
bambu.
Gambar 3.36Peta Wilayah Kota Ambarawa Sumber : www.google.co.id/maps/place/Ambarawa/
Kota Semarang
Kota Ambarawa
Kota Magelang Kota Solo
Gambar 3.37 Peta Wilayah Jawa Tengah Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-FwfRYOeD-
_4/TfbKSo_K9bI/AAAAAAAAAsM/rrlJhG91RL0/s1600/petajawatengah.jpg
179
Kecamatan Ambarawa termasuk dalam kawasan
strategis nasional memiliki potensi wisata, pelestarian alam
dan pendidikan. Dengan melihat guna lahan di Kecamatan
Ambarawa, pada tahun 2015 luas lahan non pertanian yang
ada mencakup 42,78% dari luas total ±28,22km2. Jumlah
penduduk 58.990 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.090
jiwa/km2. Potensi penyerapan tenaga kerja dari sebesar
45,39% (seluruh data bersumber dari Kecamatan Ambarawa
– BPS Kab. Semarang 2015).
Berdasarkan kebijakan tata ruang yang berhubungan
dengan perkembangan Ambarawa dapat merujuk Peraturan
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun
2011-2031. Dalam RTRW tersebut, Ambarawa masuk ke
dalam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) 2 dengan
kebijakan meningkatkan peran perkotaan Ambarawa sebagai
pusat kegiatan bagi wilayah sekitarnya (pasal 5 ayat (1)
huruf b); dan, mengembangkan kawasan pariwisata berbasis
budaya, alam dan agrowisata terutama di Kecamatan
Bandungan, Sumowono, Ambarawa, Tuntang, Banyubiru,
Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Getasan (pasal 5 ayat(1)
huruf h).
180
Alternatif Lokasi
Pusat Workshop Kreasi Bambu difasilitasi lahan oleh
pemerintah yang berada pada fasos, fasum, tanah desa atau
bantaran sungai dan danau untuk dibangun. Terdapat 2 alternatif
lahan pada kelurahan yang berbeda.
a.1. Alternatif 1 Kelurahan Lodoyong
Gambar 3.38 Peta Wilayah Kelurahan Lodoyong Sumber : Google Map, diakses tanggal 12 Januari 2017
Luas wilayah 113,20 Ha.
Fasilitas : Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa,
Poliklinik Kesehatan Desa dan Pasar Warung
Lanang.
Kondisi jalan : aspal dan paving.
Terdiri dari 6 RW dan 37 RT.
181
a.2. Alternatif 2Kelurahan Pojoksari
Gambar 3.39 Peta Wilayah Kelurahan Pojoksari Sumber : Google Map, diakses tanggal 12 Januari 2017
Luas wilayah 302,120 Ha.
Topografi tanah datar.
Fasilitas : masjid, musholla, puskesmas, balai dan
lapangan voli.
Kondisi jalan : aspal dan paving.
Terdiri dari 5 RW dan 22 RT.
Tanah sawah dan ladang yang cukup luas dan
subur.
3.3.2. Kriteria Pemilihan Tapak
Studi Luas Tapak
Regulasi
Regulasi mengacu pada peraturan luar Kabupaten
Semarang :
182
1. RDTRK Kecamatan Banyumanik untuk arteri
primer fasilitas umum (pendidikan) mengacu
pada Perda Kota Semarang No 12 tahun 2004 :
KDB : 40%
KLB : maksimal 4 lantai dan KLB 1,6
GSB : 32 meter
2. RDTRK Kabupaten Sleman untuk arteri primer
fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada
Perda Kabupaten Sleman No 12 tahun 2012 :
Garis sempadan sungai tidak bertanggul di
dalam kawasan perkotaan adalah 10 meter.
3. RDTRK Kabupaten Magelang untuk arteri primer
fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Magelang Tahun 2010-2030.
KDB : 40%
KDH : 60%
GSB : 10 meter
Berdasarkan perkiraan regulasi luar Kabupaten
Semarang, maka :
KDB : 40%
KDH : 60%
KLB : 1,6 maksimal 4 lantai
183
Garis Sempadan sungai : 10 meter
GSB : 15 meter ( diperhitungkan dari as jalan)
Luas kebutuhan tapak
(Luas total bangunan / KLB) + luas area parkir
(3.608,73 m2 / 1,6) + 1.750 m2
2.255,46 m2 + 1.750 m2
4.005,46 m2
Luas lantai dasar
KDB 40% x luas kebutuhan tapak
40% x 4.005,46 m2
1.602,184 m2
Luas ruang terbuka
Luas kebutuhan tapak – luas lantai dasar
4.005,46 m2 – 1.602,184 m2
2.403,276 m2
Luas ruang terbuka hijau
KDH 60% x luas ruang terbuka
60% x 2.403,276 m2
1.441,97 m2
184
3.3.3. Alternatif Tapak
Alternatif Kelurahan Lodoyong
Gambar 3.40Alternatif Tapak I Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Lokasi Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa,
Kabupaten Semarang.
Jalan Jendral M. Sarbini: 2 arah dengan masing-masing
selebar 10 meter.
Jalan lingkungan : 2 arah lebar 10 meter.
Batas :
Utara : Jalan Jendral M. Sarbini
Selatan : Jalan lingkungan
Barat : Jalan Jendral M. Sarbini
Timur : sungai
185
Foto-foto tapak
Sungai pada sisi timur tapak.
Utilitas Jalan Jendral M. Sarbini 2
arah dengan lebar 30 meter.
Tapak yang berbatasan langsung
dengan sungai.
Tapak yang berbatasan dengan
sungai.
Tapak bagian sisi selatan yang
berbatasan langsung dengan
jalan lingkungan.
Jalan lingkungan di sisi selatan
tapak.
186
Utilitas tiang listrik dan tidak ada utilitas saluran air
kotor kota.
Gambar 3.41 Alternatif Tapak1 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017
Alternatif Kelurahan Pojoksari
Gambar 3.42 Alternatif Tapak II Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Lokasi Kelurahan Pojoksari, Kecamatan Ambarawa,
Kabupaten Semarang.
187
Jalan Jendral M. Sarbini: 2 arah dengan masing-masing
selebar 10 meter.
Batas :
Utara : Permukiman warga
Selatan : Jalan Jendral M. Sarbini
Barat : Permukiman warga
Timur : Permukiman warga
Foto-foto tapak
Tapak merupakan tanah dengan
vegetasi rumput dan pohon
pisang.
Tapak merupakan tanah dengan
vegetasi rumput dan pohon
pisang.
Batas barat tapak bersebelahan
dengan toko.
Utilitas Jalan Jendral M. Sarbini 2
arah dengan lebar 30 meter.
188
Batas timur tapak yang bersebelahan dengan rumah
makan sederhana.
Gambar 3.43 Alternatif Tapak 2 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017
3.3.4. Pemilihan Tapak
PEMILIHAN TAPAK
Kriteria Bobot Tapak I Tapak II
Bobot Skor Bobot Skor
Vegetasi bahan baku bambu
40% 8 3.2 4 1.6
Aksesbilitas 30% 6 1.8 8 2.4
Daya dukung tanah 20% 8 1.6 4 0.8
Sarana dan prasarana
5% 5 0.25 3 0.15
Daerah lingkungan sekitar
5% 7 0.35 8 0.4
TOTAL 7.2 5.35
Tabel 3.30Pemilihan Tapak Sumber : Analisis pribadi, 2017
Dari tabel pemilihan tapak, tapak terpilih adalah alternatif
tapak I di Kelurahan Lodoyong.