BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR …repository.unika.ac.id/15438/4/13.11.0060 LTP...
Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR …repository.unika.ac.id/15438/4/13.11.0060 LTP...
95
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
MUSEUM DAN PUSAT PELATIHAN MEDITASI
BUDDHA DI SEMARANG,JAWA TENGAH
3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1 Studi Aktifitas- Pola Kegiatan –Sifat Kegiatan
A. Pengelompokan Aktifitas
Pengelompokkan berdasarkan aktivitas yang dilakukan
pelaku di dalam Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
di Jawa Tengah, ditunjukan pada tabel 3.1:
PENGELOLA
PENGELOLAAN
PENDUKUNG
UTAMA KONSERVAS
I+ PRESERVASI
PELAYANAN
PUBLIK TEKNISI +
PERAWATAN
PENGUNJUNG
PENDUKUNG
UTAMA REKREASI EDUKASI
Tabel 3. 1 Pengelompokan Aktivitas
Sumber: Analisis Pribadi, 2017
96
a. Aktivitas
Dalam lokasi komplek Museum dan Pusat Pelatihan
Meditasi Buddha di Jawa Tengah, terdapat beberapa aktivitas
dan kegiatan, antara lain :
a.1 Aktivitas Utama
Aktivas utama dari Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Jawa Tengah adalah melihat koleksi yang bersifat
memberikan edukasi dan juga praktek langsung tentang ajaran
Sang Buddha yaitu belajar meditasi. Selain itu aktivitas utama
pada Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha ini
kegiatan Kursus Dasar Agama Buddha. Kegiatan ini bertujuan
untuk pendalaman dan pengetahuan ajaran agama Buddha
yang ditunjukan kepada Dhammaduta (penyebar dhama)
diseluruh wilayah Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan secara
terjadwal dan terdapat kegiatan lain, diantaranya: Kelas
Dhamma, Seminar atau Workshop tentang ajaran Sang
Buddha.
a.2 Aktivitas Pendukung
Aktivitas yang mendukung kegiatan utama, seprti aktivitas
membeli souvenir, pendokumentasian benda-benda koleksi
serta kegiatan-kegaitan sosial dan kegiatan keagamaan.
Kegiatan tersebut ditunjukan kepada semua pengunjung yang
97
berada didalam tapak. Kegiatan keagaman tersebut
diantaranya meliputi :
Kegiatan pelatihan pabbaja samanera maupun
samaneri dimana kegiatan ini merupakan kegiatan
pelatihan yang ditujukan kepada rohaniawan yang ingin
lebih mendalami ajaran Buddha.
Kegiatan sekolah minggu Budhhis, kegiatan remaja
Buddhis dan kegiatan wanita Buddhis. Hal ini berguna
untuk menunjang kemajuan generasi-generasi Buddhis
supaya dapat melestarikan ajaran Sang Buddha seiring
dengan kemajuan jaman.
Kegiatan menjual atau bazar buku-buku,souvenir, serta
prakarya generasi Buddhis yang hasilnya dapat
digunakan untuk kegiatan sosial lainnya.
Kegiatan Donor darah serta kegiatan pengobatan
umum. Kegiatan ini bertujuan untuk meringankan
penyakit bagi pelaku yang ada di komplek Museum dan
Pusat Pelatihan Meditasi ini serta masyarakat umum
yang berada di sekitar bangunan ini.
98
a.3 Aktivitas Servis
Aktivitas servis ini merupakan aktivitas yang dilakukan dalam
pengolahan Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha.
Kegiatan servis ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Kegiatan membersihkan bangunan dan lingkungan
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha, kegiatan
ini bertujuan untuk tetap menjaga kebersihan yang ada
di dalam bangunan maupun diluar bangunan Museum
dan Pusat Pelatihan Meditasi ini.
Kegiatan keamanan lingkungan Museum dan Pusat
Pelatihan Meditasi ,merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk menjaga keamanan pada komplek bangunan ini
selama ± 24 jam yang dilakukan oleh petugas keamanan
maupun dengan menggunakan bantuan alat elektronik
yang mendukung.
Kegiatan parkir kendaraan bermotor, merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku yang ada di
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi baik para staff
pekerja maupun pengunjung yang datang.
b. Kategorisai Pelaku Utama
b.1 Pengunjung
Pengunjung di Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:
99
Pengunjung Umum:
Anak-anak ( usia balita hingga 12 tahun)
Remaja ( usia 13 hingga 15 tahun)
Dewasa ( usia lebih dari 16 tahun)
Pengunjung Khusus :
Pengunjung khusus adalah orang-orang yang berasal
dari instansi tertentu ataupun orang-orang ahli . Seperti
Bhiksu, , Dhammaduta,rombongan siswa/ mahasiswa,
peserta kegiatan keagamaan , Pengajar Dhamma.
b.2 Pengelola
Pengelola Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Jawa Tengah terdiri dari:
Yayasan Buddha di Jawa Tengah
Adalah merupakan pemilik utama Museum dan Pusat
Pelatihan Meditasi Buddha di Jawa Tengah ini dan
bertanggung jawab mengenai semua hal yang ada di
bangunan ini.
Bagian Pengelolaan dan Admisitrasi
Adalah orang yang bertanggung jawab atas asministrasi,
keuangan, dan kepegawaian Museum dan Pusat
Pelatihan Meditasi Buddha di Jawa Tengah ini.
100
Bagian Pelayanan dan Tata Pameran
Adalah orang yang bertanggung jawab dalam
penataan, identifikasi, klasifikasi, kategorisai koleksi
sesuai dengan jenis koleksi serta pelayanan didalam
pusat pelatihan meditasi Buddha.
Bagian Konservasi dan Preparasi
Adalah orang yang bertanggung jawab dalam
pemeliharaan , perawatan , pengawetan serta
penyimpanan benda-benda koleksi yang ada di Museum.
Bagian Kelompok Edukatif
Adalah orang yang bertanggung jawab atas kegiatan
edukasi di perpustakaan museum serta edukasi didalam
pelatihan meditasi.
Karyawan Penunjang
Meliputi karyawan bagian keamanan ( security ) ,
karyawan bagian kebersihan ( Cleaning Service ),
karyawan bagian cafeteria, karyawan bagian museum
shop , karyawan bagian penyiapan sarana pelatihan
meditasi , dan teknisi
Studi aktivitas pada projek Museum dan Pusat
Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang, Jawa Tengah
ditunjukan pada tabel 3.2:
101
PENGELOLA KATEGORI AKTIVITAS PELAKU FASILITAS
PEN
GEL
OLA
AN
UTA
MA
Memimpin dan bertanggung jawab atas pengelolaan museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha
Kepala Museum dan Pusat pelatihan meditasi Buddha
Kantor Kepala Museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha
Menerima tamu Ruang Tamu
Rapat dan diskusi dengan staff Kepala museum dan Kepala Bagian
Ruang rapat
Membantu kerja kepala museum Sekretaris Ruang sekretaris
Mengatur dan bertanggung jawab atas administrasi (umum, keuangan, kepegawaian rumah tangga)
Kepala bagian Tata Usaha
Kantor Ka.Bag. Tata Usaha
Mengatur kegiatan administrasi atau surat menyurat dalam museum
Mengatur keuangan museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha
Mengatur pengelolaan kepegawaian di museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha
Staff bagian administrasi
Ruang Kerja Staff bagian administrasi dan Tata usaha
Bertanggung jawab atas penataan koleksi yang ada diruang pameran.
Kepala Bgaian Pelayanan dan Tata Pameran
Kantor KaBag. Pelayanan dan Tata Pameran
Mengelola gedung pameran dan penataan koleksi yang ada di ruang pamer
Kegiatan identifikasi, klasifikasi, dan ketegorisai koleksi
Staff Bagian pelayanan dan tata pameran
Kantor pelayanan dan tata pameran
Bertanggung jawab atas kegiatan bimbingan edukatif dan penerbitan yang bersifat ilmiah dan penangann peralatan audiovisual.
Bertanggung jawab atas kegiatan edukatif tentang praktek pembelajaran meditasi.
Kepala Bagian Edukasi Kantor KaBag. Edukasi
Tabel 3. 2 Studi Aktivitas
Sumber: Analisis Pribadi, 2017
102
Mengolah materi-materi yang bernilai edukasi
Pengadaan kegiatan edukatif bagi pengunjung
Pengadaan kegiatan social
Pengadaan kegiatan keagamaan
Staff bagian Edukasi Ruang Kerja Staff Edukasi
Kegiatan promosi dan publikasi Staff bagian publikasi dan promosi
Kantor bagian publikasi dan promosi
PEN
UN
JAN
G
Mengecek serta bertanggung jawab atas pemakaian penggunaan listrik
Bertanggung jawab atas ME
Beratanggung Jawab atas pengeloaan air bersih
Teknisi Ruang Elektrikal/ R.Panel Ruang Kontrol Ruang Genset Ruang Plumbing
Duduk,melihat-lihat, menunggu Pengunjung Lobby/ hall museum
Menunggu, istrirahat Staff Museum Ruang Tunggu
Menjaga Keamanan museum Satpam (Security) Ruang Staff keamanan
SER
VIC
E
Menurunkan benda-benda koleksi museum and alat-alat meditasi Staff Museum Loading dock
BAB/BAK Staff Museum,pengunjung Lavatory
Menyediakan minuman , dan snack untuk pegawai musuem Office Boy/Girl Dapur/pantry
Merokok Staff Kantor pengunjung Smoking Area
Menjaga, memberishkan tempat pelatihan meditasi sehari-hari Karyawan tinggal tetap Kamar Karyawan
KO
NSE
RV
ASI
DA
N
PR
ESER
VA
SI
UTA
MA
Mengatur dan bertanggung jawab atas penelitian koleksi, penerbitan, dan publikasi hasil penelitian
Kepala Bagian Konservasi dan preservasi
Kantor KaBag Konservasi dan Preservasi
Mencari dan menentukan benda-benda koleksi museum yang akan dipamerkan
Kurator Ruang Kurator
Mempelajari barang-barang koleksi yang ada dimuseum
Kegiatan koleksi pengelolaan museum
Mempelajari metode meditasi Buddha
Staff bagian Konservasi dan preservasi
Ruag Studi Koleksi
Melakukan perbaikan pada benda-benda koleksi yang rusak Bengkel Reparasi
103
Kegiatan perawatan dan pemeliharaan benda koleksi Laboratorium Konservasi
Melakukan perawatan kepada benda-benda koleksi dari jamur Ruang Fumigasi
PEN
DU
KU
NG
Menyimpan alat-alat konservasi dan objek-objek pelatihan meditasi yang sedang tidak dipakai
Staff Bagian penyimpanan Gudang alat Konservasi
Menyimpan benda-benda koleksi yang sedang tidak dipamerkan
Pengadaan alat-alat penunjang kegiatan konservasi
Ruang Kurator
Mendokumentasikan koleksi dalam bentuk foto atau video untuk kebutuhan pameran
Mendokumentasikan kegaiatan-kegiatan sosial serta kegiatan keagamaan di pusat pelatihan meditasi
Staff bagian dokumentasi Koleksi
Studio
EDU
KA
SI D
AN
REK
REA
SI
UTA
MA
Melihat pameran Pengunjung Ruang pameran
Melihat pameran yang berganti secara berkala Pengunjung Ruang pameran Temporer
Kegiatan seminar Pengunjung & Staff Edukasi
Auditorium
Kegiatan penelitian Staff , peneliti Fasilitas Edukasi (lboratorium)
Kegiatan edukasi untuk anak-anak terutama dibidang pengetahuan ajaran agama Buddha
Pengunjung, & Staff Edukasi
Fasilitas Edukasi untuk pengunjung
Menonton film yang berhubungan dengan ajaran agama Buddha Pengunjung Ruang Audiovisual
Mengkoordinir bagian perpustakaan dan bacaan sesuai objek museum dan pusat pelatihan meditasi
Staff Perpustakaan Perpustakaan
Membaca dan mencari informasi baik berupa buku,majalah Pengunjung
Kegiatan sosial ( donor darah, bazar, dsb.) Pengunjung,staff,panitia, petuags donor darah
Hall Pusat Pelatihan Meditasi
Kegiatan Keagamaan ( dhamma camp, athasila,dsb.) Pengunjung,staff Edukasi, Bhiksu, pembicara
Pusat Pealtihan Meditasi
Pelatihan meditasi Buddha Pengunjung,staff edukasi/ pembiimbing meditasi (Bhiksu)
Pusat Pelaitihan Meditasi
104
PEN
UN
JAN
G Memberi pengarahan dan penjelasan mengenai benda-benda koleksi
museum kepada pengunjung
Memberi pengarahan terhadap pengunjung yang mediatsi khususnya yang masih pemula
Pemandu Front office
Menitipkan barang bawaan di tempat penitipan barang Pengunjung Penitipan barang dan Ticketing Menjaga Barang pengunjung yang dititipkan Petugas penitipan barang
Istirahat Pengunjung/ staff Rest Area
PEL
AYA
NA
N P
UB
LIK
Memberikan informasi kepada pengunjung Resepsionis Information Center
Duduk , istirahat, dan melihat-lihat Pengunjung Lobby / hall
Menjual souvenir museum Petugas museum shop Museum Shop
Membeli souvenir Pengunjung
Menjual makanan dan minuman Petugas Cafetaria Caffetaria
Duduk, mengobrol, makan ,dan minum Pengunjung
Membuat makanan dan minuman Staff / juru masask Dapur Caffetaria
Mengobati orang yang sakit Petugas kesehatan/ Dokter
Ruang Kesehatan
Menjaga keamanan museum dan puats pelatihan meditasi Petugas keamanan Ruang Keamanan
Mengambil uang Staff / Pengunjung ATM Center
Beribadah Staff. Pengunjung Ruang Ibadah
BAB/ BAK , berdandan Staff, pengunjung Lavatory
Merokok Staff, pengunjung Smoking Area
Duduk , Mengobrol, Diskusi, Bersantai Staff, pengunjung Taman
Mamakirkan Kendaraan Staff, pengunjung Area Parkir
Meberikan ajaran pelatihan Meditasi Dhammaduta, Bhiksu Ruang Meditasi
Istirahat setelah mengikuti kegiatan keagamaan Dhammaduta, Bhiksu, pengunjung
Kuti sangha, kamar asrama
105
B. Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di
Semarang, Jawa Tengah
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang,
Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin
digunakan untuk perawatan museum serta benda-benda koleksi
sehingga setiap hari senin museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha
ini tutup, kecuali ada konfimarsi dari pengunjung dari luar kota yang akan
berkunjung. Dan kecuali juga saat ada acara yang diadakan oleh pihak
museum dan pusat pelatihan meditasi atau instansi dari pengurus agama
Buddha di Jawa Tengah atau Indonesia.
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi ini mempunyai jadwal
operasional , yang ditunjukan pada tabel 3.3 antara lain:
PELAKU JUMLAH (orang)
WAKTU
PE
NG
ELO
LA
UT
AM
A
Kepala Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
1 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Sekretaris 1 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Kepala Bagian Tata Usaha
1 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Bagian Administrasi
3 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Kepala Bagian Pelayanan dan Tata Pameran
1 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Bagian Pelayanan dan Tata Pameran
4 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Kepala Bagian Edukasi
1 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Tabel 3. 3 Jadwal Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
106
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Bagian Edukasi 6 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Kepala Bagian Publikasi dan Promosi
1
Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Bagian Publikasi dan Promosi
4 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
PE
NU
NJA
NG
Teknisi 4 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Office Boy / Girls 8 Senin-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
KO
NS
ER
VA
SI D
AN
PR
ES
ER
VA
SI
UT
AM
A
Kepala Bagian Konservasi dan Preservasi
1 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Kurator 3 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Bagian Konservasi dan Preservasi
4
Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
PE
ND
UK
UN
G
Staff Bagian Penyimpanan
3 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Bagian Dokumentasi Koleksi dan Kegiatan
2 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
ED
UK
AS
I D
AN
RE
KR
EA
SI
PE
NU
NJA
NG
Pemandu Museum dan Pelatihan Meditasi
4 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Petugas Penitipan Barang
2 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Staff Edukasi
4 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
107
Staff Bagian Perpustakaan
2 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30 P
ELA
YA
NA
N P
UB
LIK
Resepsionis 2 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Petugas Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Shop
3 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Petugas Caffetaria 3 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Juru Masak / petugas dapur
3 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Dokter Umum 2 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Istirahat : 11.30-12.30
Petugas Kesehatan 2 Selasa-Jum’at: 08.00-17.00
Sabtu-Minggu: 08.00-15.00
Istirahat : 11.30-12.30
Petugas keamanan 6 Setiap hari 24 jam dibagi 2 shift
JUMLAH PELAKU PENGELOLA 81
Adapun jadwal operasional penunjang khusus bagi masyarakat
agam Buddha di sekitar bangunan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
diJawa Tengah, sehingga pengunjung dapat mengikuti kegiatan tersebut,
yang dimana kegiatan tersebut ditunjukan pada tabel 3.4 antara lain :
Kegiatan Waktu
Pelatihan Meditasi Wajib Hari Kamis: 18.00-20.00
Sekolah Minggu Buddhis Hari Minggu, 09.00-11.30
Kegiatan Remaja Buddhis Hari Sabtu : 16.00- 21.00
Hari Minggu:09.00.11.30
Tabel 3. 4 Jadwal Operasional Penunjang Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha Sumber : Analisis Pribadi, 2017
108
Kegiatan Wanita Buddhis Hari Rabu: 15.00-17.00
Hari Minggu : 15.00-18.00
Kegiatan Bazar Setiap 1 bulan 1 x
Kegiatan Donor Darah Setiap 3 bulan 1 kali
Pelatihan Pabbaja Setiap 6 bulan 1 x
Kegiatan Athasila ( pelatihan 8
sila)
Setiap 6 bulan 1x
109
C. Pola Kegiatan Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
Pola Kegiatan pada Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha ditunjukan dengan diagram 3.1:
Pengunjung Pengelola
PELAYANAN PUBLIK
DATANG
PULANG
PARKIR
KEGIATAN
REKREASI
KEGIATAN
EDUKASI
SERVIS
MENGAMBIL MOBIL/
MOTOR
KEGIATAN
KONSERVASI
PRESERVASI
DOKUMENTASI KEGIATAN
PENGELOLAAN
MENGAMBIL
MOBIL / MOTOR
SERVIS
PARKIR
PELATIHAN
MEDITASI
PELATIHAN
MEDITASI
Diagram 3. 1 Pola Kegiatan Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
Sumder:Analisis Pribadi, 2017
110
c.1 Pola Kegiatan pengelola
Pola kegiatan pengelola Museum dan Pusat Pelatihan
Meditasi Buddha di Semarang , Jawa Tengah ditunjukan
pada diagram 3.2:
c.2 Pengunjung Umum
Pola kegiatan pengelola Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Semarang , Jawa Tengah ditunjukan pada diagram 3.3:
Rapat
Datan
g
Parkir
Melihat Koleksi Museum
Makan
Buang Air
Parkir
Pulang
Mengikuti Kegiatan Sosial
Mengikuti Pelatihan Meditasi
Membeli Tiket
Menanyakan
Informasi &
Menitipkan
Barang
Ibadah
Membeli Souvenir
Datang
Parkir
Absen
Berkerja
sesuai bagian Makan
Buang Air
Absen
Parkir
Pulang
Ibadah
Diagram 3. 2 Pola Aktivitas Bagian Pengelola Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Sumber:Analisis Pribadi,2017
Diagram 3. 3 Pola Aktivitas Bagian Pengunjung Umum Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Sumber:Analisis Pribadi, 2017
111
c.3 Pengunjung Khusus
Pola kegiatan pengelola Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Semarang , Jawa Tengah ditunjukan pada diagram 3.4:
D. Pendekatan Jumlah Pengunjung
Asumsi jumlah pengunjung museum (orang dan kendaraan ) 10
tahun yang akan datang mengacu pada jumlah Museum Jawa Tengah
Ronggowarsito Semarang. Jumlah pengunjung Museum Jawa Tengah
ditunjukan pada tabel 3.5:
TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG PRESENTASE
NAIK-TURUN (%)
2014 110.114 -
2015 124.250 11,3
2016 93.395 -33.03 (menurun)
JUMLAH 327759 -21.78
RATA-RATA / Tahun 109253 -10.8
Datan
g
Parkir
Melihat Koleksi Museum
Makan
Buang Air
Parkir
Pulang
Mengikuti Kegiatan
Sosial
Mengikuti Pelatihan Meditasi
Membeli Tiket
Menanyakan Informasi & Menitipkan
Barang
Ibadah
Mengikuti Kegiatan Keagamaan
Membeli Souvenir
Diagram 3. 4 Pola Aktivitas Bagian Pengunjung Khusus Museum dan Pusat Pelatihan
Meditasi Sumber:Analisis Pribadi, 2017
Tabel 3. 5 Jumlah Pengunjung MuseumJawaTengah Ronggowarsito
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
112
Perhitungan jumlah pengunjung dalam 10 tahun mendatang
terhitung mulai tahun 2104 dihitung menggunakan rumus:
Dimana:
Pt = Jumlah pengunjung tahun t (tertentu )
Po = Jumlah pengunjung tahun o ( mula-mula )
R = presentase pertambahan pengunjung (rata-rata)
Prediksi pengunjung yang mengunjungi Museum Jawa Tegah
Ronggowarsito:
2015-2014 = 124.250-110.114 x100% 124.250 = 11,3%
2016-2015 = 93.395 – 124.250 x 100% 93.395 =33.03 % (menurun)
Jumlah peningkatan rata-rata pengunjung per tahunya adalah
sebagai berikut:
r= 11.3 -33.03 2 = -10,8
P 2026 = P2016 (1-10.8 %)10
= 93395 (1-0.1)10
= 93395 ( 0.9)10
=93295 x 0.35
=33586.2= 92 org/hari
Jumlah pengunjung yang diproyeksikan untuk 10 tahun kedepan
adalah 33586.2 sehingga untuk perhari pengunjung yang mengunjungi
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha yaitu 33586.2 : 365 = 92
orang perhari.
Pt = Po (1 + r )t-0
113
Asumsi jumlah pengunjung terbanyak setiap menjadi 2 waktu: pagi
( 10.00-12.00 ) dan siang (13.00-15.00)
Pjam padat = Psehari / Pwaktu
= 92/2 =36 orang / jam padat
3.1.2 Studi Fasilitas
A. Sifat Kegiatan
Sifat kegiatan didalam MUseum dan Pusat Pelatihan
Meditasi Budhha di Jawa Tengah terdapat 3 sifat kegiatan,
yaitu:
Umum ( Publik )
Merupakan kegiatan yang bersifat terbuka, kegiatan
bersifat umum dan dapat terjadi antar pelaku kegiatan .
kegiatan bersifat umum biasanya terjadi pada area yang
mudah diakses , seperti:
Parkir kendaraan di area parkiran
Menjual atau membeli tiket
Menjual dan membeli souvenir di museum shop
Menjual dan membeli makanan atau minuman di
cafeteria
Toilet umum yang terdapat di area terbuka
114
Semi Publik
Merupakan kegiatan yang bersifat umum , tetapi
untuk melakukannya harus disaring terlebih dahulu.
Contoh kegiatan semi public, antara lain:
Melihat koleksi pameran museum
Megikuti peltaihanmeditasi di area terbuka
Mencari informasi yang berada di area pengelola
Privat
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang
tertentu biasaya secar tertutup. Kegiatan yang
bersifat privat ini dilakukan oleh pengelola Museum
dan Pusat Pelatihan Meditasi di Jawa Tengah. Contoh
keagiatan yang bersifat privat, anatar lain:
Ruang Kerja pengelola
Ruang MEE
B. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruangan yang ada didalam Mseum dan
Pusat Pelatihan Meditasi Buddha antara lain:
b.1 Kebutuhan ruang untuk bagian pengelola:
Kebutuhan Ruang Utama :
Kantor Kepala Museum dan Pusat Pelatihan
Meditasi Buddha
Ruang Tamu
115
Ruang Rapat
Ruang Sekretaris
Kantor KaBag Tata Usaha
Ruang Staff KaBag Tata Usaha
Kantor KaBag Pelayanan dan Tata Usaha
Ruang Staff KaBag Pelayanan dan Tata Usaha
Kantor KaBag Edukasi
Ruang Staff KaBag Edukasi
Kantor Bagian Publikasi dan promosi
Kebutuhan Ruang Penunjang:
Lobby / Hall Museum
Ruang Tunggu
Ruang Staff Keamanan
Smoking Area
Kebutuhan Ruang Servis:
Loading Dock
Ruang Mekanikal Elektrikal
Ruang Genset
Ruang AHU
Ruang Pompa
Dapur / Pantry
Janitor
Lavatory
116
b.2 Kebutuhan Ruang untuk bagian Konservasi dan
Preservasi:
Kebutuhan Ruang Utama:
Kantor KaBag Konservasi dan Preservasi
Ruang Kurator
Ruang Studi Koleksi
Bengkel Reparasi
Laboratorium Konservasi
Ruang Fumigasi
Kebutuhan Ruang Pendukung :
Gudang / Storage
b.3 Kebutuhan Ruang Edukasi dan Rekreasi
Kebutuhan Ruang Utama:
Ruang Pameran
Pameran Kotemporer
Ruang Pelatihan Mediitasi indoor, Outdoor
Laboratorium Edukasi
Ruang Audiovisual
Perpustakaan
Kebutuhan Ruang Penunjang:
Hall / Lobby
117
Tikecting
Penitipan Barang
b.4 Kebutuhan Ruang Pelayanan Publik
Museum Shop
Cafeteria
Ruang Ibadah
ATM Center
Taman Outdoor
Amphiteater
Lavatory
Smoking Area
Area Parkir
b.5 Kebutuhan Ruang Penunjang Pelatihan Meditasi:
Kamar Tamu
Kuti Sangha
Kamar Karyawan
Dapur
Ruang Meditasi berdasarkan metode tertentu
Pola kebutuhan ruang dan sifat ruang Museum
dan Pusat Pelatihan Meditasi ditunjukan pada
tabel 3.6 :
118
Kebutuhan Ruang
Kebutuhan Ruang Perabot Sifat
PE
NG
EL
OL
A
UT
AM
A
Kantor Kepala Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Tamu Meja,Kursi Publik
Ruang Rapat Meja, Kursi Komputer Privat
Ruang Sekretaris Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Kantor KaBag TataUsaha Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Staff Tata Usaha Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Kantor KaBag Pelayanan dan Tata Usaha
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Staff KaBag Pelayanan dan Tata Usaha
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Kantor KaBag Edukasi Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang staff Kabag Edukasi Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Kantor Bagian Publikasi dan Promosi
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Semi Publik
PE
NU
NJ
NA
G
Lobby / Hall Museum Publik
Ruang Tunggu Meja ,Kursi Publik
Ruang Staff Keamanan Meja ,Kursi, Tv, Almari Semi Publik
Smoking Area Meja Kursi Publik
SE
RV
IS
Loading Dock Semi publik
Ruang Mekanikal Elektrikal Peralatan Mekanikal Elektrikal
Privat
Ruang Genset Genset Privat
Ruang AHU AHU privat
Ruang Pompa Pompa Privat
Dapur/ pantry Perabot Memasak Semi Publik
Janitor Alat-alat Kebersihan Semi Publik
Lavatory Kolset,ember , gayung Semi Publik
UT
AM
A Kantor KaBag Konservasi dan
Preservasi Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Kurator Meja , Almari,Rak Privat
Ruang Studi Koleksi Panel,vitrin, Diorama, Privat
Tabel 3. 6 Pola Kebutuhan ruang, Sifat Ruang Sumber : Analisis Pribadi, 2017
119
Panel touchscreen, tugu pendestal
KO
NS
ER
VA
SI D
AN
PR
ES
ER
VA
SI
PE
ND
UK
UN
G
Bengkel Reparasi Peralatan reparasi Semi Publik
Laboratorium Konservasi Perabot Perawatan Benda-benda Koleksi, Obat-obat khusus merawat benda-benda koleksi
Privat
Ruang Fumigasi Perabot Perawatan Benda-benda Koleksi
Privat
Storage / Gudang
Meja ,Almari,Rak,BOx Privat
ED
UK
AS
I D
AN
RE
KR
EA
SI
UT
AM
A
Ruang Pameran Vitrin, Panel,Apnel touchscreen, pendestal. Tugu, Maket,
Publik
Pameran Temporer Publik
Ruang Pelatihan Meditasi Indoo dan Outdoor
Peralatan Meditasi Publik
Laboratorium Meja, kursi,peralatan Lab. Jas lab
Privat
Ruang Audiovisual Kursi, LCD,computer,sound sistem
Publik
Perpustakaan Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Publik
PE
NU
N
JA
NG
Hall / Loby Publik
Ticketing Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Publik
Penitipan Barang Publik
PE
LA
YA
NA
N P
UB
LIK
Museum Shop Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Publik
Cafetaria Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Publik
Ruang Ibadah Publik
ATM Center Publik
Taman out door Bangku Taman Publik
Amphiteater Publik
Lavatory Kolset,Ember,Gayung Semi Publik
Smoking Area Meja ,Kursi Publik
Area Parkir Pos Jaga Parkir Semi Publik
PE
NU
NJA
NG
KE
GA
IAT
AN
ME
DIT
AS
I
Kamar Tamu Ranjang, kursi Almari,Meja Privat
Kuti Sangha Tempat tidur Khusus Sangha, kursi Almari,Meja
Privat
Kamar Karyawan Ranjang, Meja,kursi,Almari Privat
Dapur Perabot memasak Semi Publik
Lavatory Kolset,Ember,Gayung Semi Publik
120
C. Pola Ruang
Pola Ruang Makro
Pola ruang makro Museum dan Pusat Pelatihan
Meditasi ditunjukan pada diagram 3.5 :
INTRODUCTION SPACE
DROP OFF
EDUKASI DAN
REKREASI
KONSERVASI DAN
PRESERVASI
KANTOR PELAYANAN PUBLIK
AREA PARKIR
PENGUNJUNG
AREA
PARKIR
PENGELOLA
MAIN ENTRANCE
PELATIHAN
MEDITASI
ASRAMA
Diagram 3. 5 Pola Ruang Makro
Sumber:Analisis Pribadi, 2017
121
Pola Ruang Mikro
Pola ruang mikro Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi ditunjukan pada diagram 3.6:
AUDITORIUM
PERPUSTAKAAN
MUSEU
M SHOP
A
T
M
AUDIO
VISUAL
REST
AREA
EXHIBITON HALL
INFORMATION
CENTER
TIKETIN+PENITIPAN
BARANG
HALL+LOBBY
DROP OFF
MAIN GATE
AREA PARKIR PENGUNJUNG
PELATIHAN
MEDITASI ASRAMA
TEMPAT IBADAH
SERVIS
MUSEUM
SERVIS
KANTOR KANTOR
KEAMAN
AN CAFETARIA
EDUK
ASI
ANAK
WORK
SHOP
LOBBY KANTOR KONSERVASI
+PRESERVASI
AREA PARKIR
KARYAWAN
LOADING
DOCK
Diagram 3. 6 Pola Ruang Mikro Sumber : Analisis Pribadi, 2017
122
D. Studi Ruang Khusus
Ruang khusus di museum dikelompokan berdasarkan pembagian
aliran uyang ada di agama Buddha, yaitu aliran Theravada, Mahayana,
Buddhayana , dan Tantrayana. Studi ruang khusus ini juga berisi
Khotbah-khotbah Sang Buddha ,serta alur proses Sidharta Gautama
menjadi Buddha sampai Parinibanna. Selain itu juga menampilkan
kisah-kisah Jataka dan juga menampilkan dokumen-dokumen dari
kitab Tripitaka. Pada ruang khusus ini juga menghitung besaran ruang
pada pusat pelatihan Meditasi Buddha dengan melihat besaran ruang
yang ada dibeberapa vihara-vihara tempat meditasi di Semarang.
d.1 Studi Ruang Khusus pada Museum
Studi ruang khusus Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
ditunjukan pada tabel 3.7:
PERSYARATAN GAMBAR+KETERANGAN
Jarak Pandang Mata ke Display, dan ditunjukan dengan gambar 3.1
Ketinggian mata pria = 174,2 cm
Ketinggian mata wanita = 162,8 cm
Ketinggian mata rata-rata = 168,5 cm
Jarak Pandang Maksimal = 71,7,73,7 cm
Jarak Pandang Minimal = 33-40,6 cm
Jarak pandang optimal = 45,7 – 55,9 cm
Tabel 3. 7 Persyaratan Ruang khusus
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 1 jarak pandang mata
kedisplay Sumber:antopometri,DK,ching
123
Dimensi yang dapat dilihat oleh mata secara vertical dan Horisontal
Ditunjukan dengan gambar 3.2 :
Vertical:
Limit of color discrimination = 300 upper visual
Limit of color discrimination = 400 lower visual
Maximum eye rotation = 250 upper visual
Optimum eye Rotation = 300
upper visual Horizontal :
Color discrimination = 300 - 600 right eye
Color dicrimation = 300 - 600 left eye
Symbol recognition = 50 - 300 right eye
Symbol recognition = 50 - 300 left eye
Gambar 3. 2 Display yang dilihat secara
Vertikal dan Horizotal Sumber:antopometri,DK,ching
124
Ruang Pamer Sejarah agama Buddha
Ruang pamer Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Semarang, Jawa Tengah ditunjukan pada diagram
3.8:
Jenis Ukuran
Panel Relief
Ditunjukan dengan gambar 3.3
A. 1 panel = 1,5 m x 1,5 m = 7,5 m2
Panel
Ditunjukan dengan gambar 3.4 :
A. 1,55 m x 1,50 m = 2,325 m2
Tabel 3. 8 Besaran Pameran Museum
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 3 Panel Relief
Sumber:www.google.com
Gambar 3. 4 Gambar Panel
Sumber:www.google.com
125
Vitrin
Ditunjukan dengan gambar 3.5 :
A. 1,5 m x 1,5 m = 2,5m2
B. 3,8 m x 4,3 m = 16,34
m2
Pedestal
Ditunjukan dengan gambar 3.6 :
A. 2,1 m x 1 m = 2.1 m2
Maket
Ditunjukan dengan gambar 3.7 :
A. 4,2 m x 4,2 m = 19.52 m2
Gambar 3. 5 Vitrin
Sumber:www.google.com
Gambar 3. 6 Gambar Pedestal
Sumber:www.google.com
126
B. 5m x 3m = 15 m2
Diorama
Ditunjukan dengan gambar 3.8 :
A. 3 m x 3m = 9 m2
Panel touch screen
Ditunjukan dengan gambar 3.9 :
1 mx 1,5 m = 1,5 m2
Gambar 3. 7 Maket
Sumber:www.google.com
Gambar 3. 8 Diorama
Sumber:www.google.com
Gambar 3. 9 Panel Touch Screen
Sumber:www.google.com
127
Besaran Ruang Museum
Kebutuhan besaran ruang , kapasitas didasarkan pada:
NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2
SB : Studi Banding
O : Observasi
SRK : Studi Ruang Khusus
SR : Studi ruang
TSS : Time Server Standar for Building Types 2nd
Penetuan sirkulasi untuk perhitungn kebutuhan ruang ditetapkan
berdasarkan pada Time Saver for Building for Building Types 2nd
Edition.
5%-10% : Sirkulasi minimum
20 % : Kebutuhan akan keleluasan sirkulasi
30 % : Kenyamanan fisik
40% : Kenyamanan Psikologis
50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
70%-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
128
Ruang Pameran 1
Besaran ruang pamer 1 Musuem dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Semarang, Jawa Tengah ditunjukan tabel 3.9 :
NO JENIS KOLEKSI KEBUTUHAN LUAS (m
2)
JUMLAH TOTAL LUAS (m
2)
1 Cerita sejarah awal
mula lahirnya agama
Buddha di Indonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Relief =7.5
2
8
6
3
18.6
45
2 Candi –candi Buddha
diIndonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Maket/replica =
15
Vitrin = 2,5
Pendestal = 2.1
1
4
8
8
8
3
9.3
120
20
16.8
3 4 Aliran agama Buddha
di Indonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
4
1.5
9.3
4 Foto- foto anggota
Sangha d Indonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
6
1.5
13.95
5 Vihara-vihara Besar di
Indonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
6
1.5
13.95
Tabel 3. 9 Besaran Ruang Pameran 1
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
129
6 Organisasi-organisasi
agama Buddha di
Indonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
4
1.5
9.3
7 Dokumentasi-
dokumentasi acara
acara hari besar agama
Buddha di Indonesia
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
4
1.5
9.3
8 Karya-karya lomba
Sippa Dhamma Samajja
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Vitrin = 2,5
Pendestal = 2.1
1
4
8
8
1.5
9.3
20
16.8
9 Tempat-tempat
pariwisata agama
Buddha di Indonesia dan
luar negeri
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
4
1.5
9.3
TOTAL 357.4
130
Ruang Pameran 2
Besaran ruang pamer 2 Musuem dan Pusat Pelatihan
Meditasi di Semarang ditunjukan pada tabel 3.10:
NO JENIS KOLEKSI KEBUTUHAN LUAS (m
2)
JUMLAH TOTAL LUAS (m
2)
1 Panel dengan relief
berisi cerita sejarah awal
mula lahirnya agam
Buddha
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Relief =7.5
2
6
6
3
13.95
45
2 Tempat-tempat sejarah
jaman Sang Buddha
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
1
4
1.5
9.3
3 Cerita Jataka Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Diorama=9
2
8
6
3
18.6
60
4 Tempat Relik Buddha
dan murid-muridya
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Vitrin A = 2.25
1
5
6
1.5
11.625
13.5
5 Cerita Murid-murid Sang
Buddha
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Diorama=9
2
8
8
3
18.6
72
TOTAL 274.575
Tabel 3. 10 Besaran Ruang Pameran 2
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
131
Ruang Pameran 3
Besaran ruang pamer 3 Musuem dan Pusat Pelatihan
Meditasi di Semarang ditunjukan pada tabel 3.11:
NO JENIS KOLEKSI KEBUTUHAN LUAS (m
2)
JUMLAH TOTAL LUAS (m
2)
1 Cerita-cerita panel-panel
di candi Borobudur
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
4
20
6
46.5
2 Patung –patung Buddha Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Maket/replika =
15
Vitrin = 2,5
Pendestal = 2.1
1
4
15
15
15
1.5
9.3
225
37.5
31.5
3 Patung- dewa-dewa Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Vitrin = 2,5
Pendestal = 2.1
1
4
12
12
1.5
9.3
30
25.2
4 Stupa-stupa Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Vitrin = 2,5
1
4
6
6
1.5
9.3
15
12.6
Tabel 3. 11 Besaran Ruang Pameran 3 Sumber : Analisis Pribadi, 2017
132
Kebutuhan Total Luas Ruang Pameran
Kebutuhan total ruang pameran Museum dan pusta
pelatihan meditasi Buddha di Semarang ditunjukan pada tabel 3.12:
Fasilitas Edukasi dan Rekreasi
Nama Ruang Luas (m2) Sirkulasi (15%) Total (m2)
Ruang Pameran 1 274.575 41.18 315.755
Ruang Pameran 2 357.4 53.61 411.01
Ruang Pameran 3 588.7 88.30 677
Total Keseluruhan 1403.765
Pameran Temporer 30% Pameran Tetap 421.13
Total Luasan Seluruh Ruang Pameran 1824.895
Pendestal = 2.1
5 Alat-alat kebaktian Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Vitrin = 2,5
Pendestal = 2.1
1
2
10
10
1.5
4.65
25
21
6 Simbol-simbol di agama
Buddha
Panel Touch
screen= 1,5
Panel = 2. 325
Vitrin = 2,5
Pendestal = 2.1
1
2
12
12
1.5
4.65
30
25.2
TOTAL 588.7
Tabel 3. 12 Kebutuhan Luasan Ruang Pameran
Sumber : Analisis Pribadi
133
d.2 Studi Pencahayaan pada ruang Khusus
Cahaya merupakan salah satu bagian penting bagi
kehidupan, terutama untuk mengenali lingkungan dan
menjalankan aktivitasnya. Dengan adanya cahaya manusia
dapat melihat lingkungan dan warna, dapat beraktivitas dengan
nyaman serta dapat menikmati keindahan arsitektur.
Pencahayaan dibagi menjadi 2 bagian yaitu pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami pada bangunan diperoleh dari
atas (lubang atap) dan atau dari samping (lubang dinding)
dan ditunjukan pada gambar 3.10 dan 3.11. Di dalam
bangunan sendiri pelubangan cahaya dari atap sagat
bervariasi tergantung fungsi bangunan yang ada.
sedangkan cahaya dari samping . melalui jendela, sering
tidak optimal karena keterbatasan jangkauannya. Semain
dalam ruangan dan semakin jau dari jendela, maka makin
gelap.
Gambar 3. 10 Lubang Pencahayaan Alami
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
134
Fator cahaya pada siang hari pada pencahayaan
alami dipengaruhi oleh beberpa faktor , diantaranya yaitu:
- Cahaya langsung dari matahari
- Cahaya pantulan dari permukaan benda sekitar
- Cahaya pantulan dari permukaan didalam ruangan
Intensitas cahaya matahari akan memberikan
cahaya yang berlebih pada ruangan , sehingga akan
mengakibatkan silau yang menimbulkan ketidaknyamanan
visual dan dapat melelahkan mata. Perlindungan terhadap
cahaya matahari langsung adalah penyaringan cahaya atau
penciptaan cahaya yaitu dapat dilakukan dengan kaca
berwarna atau berlapis yang memiliki kemampuan
menyerap atau memantulkan cahaya matahari yang
ditunjukkan gambar 3.12 :
Gambar 3. 11 Macam-macam Lubang Pencahayaan Alami dari atap dan dinding
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 12Perlindungan terhadap silau matahari
Sumber: Ilmu Fisika Bangunan
135
Perlindungan tetap terhadap pembukaan dinding
dapat dicapai dengan penonjolan atap yang luas atau
dengan sirip tetap yang horizontal , tegal atau kedua-
duanya, ditunjukan pada gambar 3.13. Selain itu juga data
menggunaan loggia (serambi yang tidak menonjol ,
melainkan mundur kedalam gedung), supaya jendela tidak
terkena sinar matahari.
Perlindungan bergerak terhadap pembukaan dinding
merupakan penyelesaian yang paling mudah dapat
disesuaikan dengan keadaan iklim atau arah sinar
matahari. Perlindungan yang bergerak dapat berbentuk
kerai, jendela krepyak, atau konstruksi lamel yang selalu
membutuhkann pemiliharaan dan perbaikan, ditunjukan
pada gambar 3.14:
Gambar 3. 13 Sirip tegak dan horizontal
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 14 Perlindungan pembukaan dinding yang bergerak
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
136
Pengaruh pencahayaan alami pada bangunan baik
pada eksterior maupun interior. Pada eksterior dapat
menampilkan keindahaan bangunan dengan menampakan
detail bangunan serta efek bangunannya.sedangkan pada
interior membantu memperjelas segala benda dalam
ruangan. Namun yang paling adalah dapat membantu
aktivitas manusia yang ada didalam bangunan pada pagi
hari sampai sore hari. Dalam perancangan projek
bangunan, peletakan lubang jendela pada sisi utara dan
selatan bangunan, ditunjukkan pada gambar 3.15:
Sedangkan untuk peletakan jendela pada sisi timur
dan barat bangunan harus dihindari karena cahay
matahari pada sisi timur dan barat cukup panas dan
menyengat. Pengaruh pencahayaan alami adalah suhu dari
intensitas sinar matahari langsung dapat meningkatkan
Gambar 3. 15 Lubang jendela dan efektif cahayanya
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
137
suhu dinding akibat konduksi dan suhu ruangan bila sinar
matahari langsung masuk pada ruangan.
Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan merupakan cahaya yang berasal dari
lampu. Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari lampu,
antara lain:
- Produksi cahayanya,
- Pengedalian cahayanya,
- Pemanfaatan cahayanya.
Lampu dibagi menjadi 4 macam ,yaitu:
- Lampu Pijar
Lampu pijar merupakan lampu yang harganya murah ,
namun operasi dan efisiensinya tinggi dalam mengubah
energy listrik menjadi cahaya, dan ditunjukkan pada
gambar 3.16:
- Lampu Fluroresensi
Lampu ini sering dikenal dengan lampu TL (Tulbular
Lamp) atau lebih dikenal dengan lampu neon. Lampu
ini hemat energy dan tahan lama diabndingkan dengan
lampu pijar. Lampu ini dapat digunakan untuk ruang
Gambar 3. 16 Lampu Pijar
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
138
perkantoran, rumah sakit, pabrik, dan perumahan,
ditunjukan dengan gambar 3.17 :
- Lampu Halogen
Lampu ini biasa digunakan untuk teknik pencahayaan
interior dan display, dan juga dapat digunakan untuk
lampu sorot. Lampu ini ditunjukan pada gambar 3.18:
- Lampu Tekanan Tinggi
Lampu ini mempunyai kualitas cahaya yang tinggi,
tahan lama dan sangat efisien. Lampu ini terdiri dari
dua macam yaitu lampu metal halide dan tekanan tinggi
Gambar 3. 1 Perlindungan terhadap silau matahari
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 17 Skema Lampu Florensi
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 18 Lampu Halogen
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
139
sodium. Contoh lampu metal halide yaitu down light, up
light , floor light, dan spot light, ditunjukan pada gambar
3.19:
Pada penyebaran cahaya pada suau ruangan dikenal
beberapa istilah antara lain pencahayaan langsung,
pencahayaan tidak langsung, pencahayaan semi langsung, dan
pencahayaan semi tak langsung pada suatu ruangan. Distribusi
cahaya ditentukan oleh arah pencahayaan dan efek dari tempat
lampu. Didalam fungsi distribusi cahaya dikenal beberapa
istilah, anatara lain:
- Pencahayaan Umum (general lighting)
- Pencahayaan Setempat (local lighting)
- Pencahayaan aksen (accent lighting)
- Pencahayaan gabungan (ambient lighting)
Standar penerangan buatan pada bangunan terdapat
standar kuat penerangan yang ditentukan berdasarkan fungsi
ruang dan efetivitas pencahayaan. Ada bebrapa hal yang perlu
diperhatikan untuk perawatan penerangan buatan yaitu lampu
Gambar 3. 19 Lampu Tekanan Tinggi
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
140
dan pemegang lampu serta kotak aau tempat lampu (armature).
Perawatan ini dilakukan supaya kecerahan cahaya lampu
tidak berkurang dan juga supaya kotak lampu bersih dan tidak
menjadi kusam , karena kusam dapat menghalangi cahaya
untuk menerangi ruangan.
Didalam buku Ilmu Fisika Bangunan , menurut frick standard
penerangan yang dianjurkan untuk museum adalah 250 Lux
yang ditunjukan pada gambar 3.20.
Gambar 3. 20 Standar kuat penerangan pada berbagai ruangan
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
141
d.3 Studi Penghawaan pada ruang Khusus
Suhu udara berubah naik turun sepanjang hari dan malam, serta
penyerapan uap air maksimalnya mengikuti. Keseimbangan termal
dalam gedung digambaran dengan gambar 3.21, gambar 3.22 , dan
gambar 3.23:,
Gambar 3. 21 Diagram Keseimbangan termal dalam bangunan
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 22 Keseimbangan termal dalam ruang
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 23 Keseimbangan termal dalam dinding
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
142
Penghawaan udara dibedakan menadi dua aspek yaitu,
penghawaan udara secara pasif (proses pengolahan desain
ruang/bangunan/lingkungan) dan penghawaan udara secara aktif
(perencanaan yang memungkinkan pemanfaatan angina dan pergunaan
udara lainnya). Sedangkan penghawaan yang menggunakan alat
pendingin dan penyaluran udara disebut dengan penghawaan udara
secara mekanis.
Penghawaan udara secara pasif
Pada daerah tropis penghawaan udara meliputi dua hal yaitu:
- Pencegahan peningatan panas udara didalam ruang (aspek
pendinginan),
- Tersedianya lubang ventilasi untuk pergerakan uadara
didalam bangunan/ruang (aspek ventilasi).
Penghawaan udara secara aktif
Penghawaan udara secara aktif dikategorikan menjadi dua
menurut arah gerak udara didalam ruang yaitu ventilasi silang
(horizontal) dan ventilasi udara keatas (vertikal).
- Ventilasi silang (horizontal)
Merupakan ventilasi terbaik ,karena terjadi pertukaran uadara
dalam ruang dan proses penguapan yang menurunkan suhu
pada kulit manusia, ditunjukan pada gambar 3.24 :
143
- Ventilasi Vertikal
Ventilasi ini terjadi karena daya alami akibat perbedaan sushu
udara. Sistem ini membutuhkan lubang udara keluar di bagian
atas ruang dan lubang udara masuk dibagian bawah,
ditunjukan pada gambar 3.25 :
Penghawaan secara mekanis
Penghawaan secara mekanis digunakan untuk untuk
membantu penghawaan secara pasif untuk mendapatkan
kenyamanan.penghwaan udara secara mekanis dapat
dilaksanakan dengam dua sistem yaitu
Gambar 3. 24 Ventilasi silang(horizontal)
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 25 Ventilasi Vertikal
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
144
- Exhauser , yaitu sistem ventilasi yang menghisap udara beas
dari dalam ruang dan membuanngya keluar, ditunjukan pada
gambar 3.26 :
- Intake Ventilator, yaitu sistem ventilasi yang menghisap udara
dari luar gedung dan menghembuskan, ditunjukan pada
gambar 3.27 :
Gambar 3. 26 Sistem Ventilasi Exhause
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 27 Sistem Intake Ventilator
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
145
Penghawaan udara secara mekanis meliputi penghawaan dengan
mesin pendingin dan peralatan distribusi udara atau dikenal dengan
AC (Air Conditioning). Mesin pendingin dibedakan atas sistem
kompresor yang menggunakan energy listri untuk membandingan
dengan Freon sebagai cairan pendingin, atau sistem absorber yang
ditunjukan dengan gambar 3.29 menggunakan gas atau energy surya
untu mendinginkan dengan armonia sebagai cairan pendingin
ditunjukan pada gambar 3.28. Pengaturan suhu terpusat lebih
menguntungkan karena ekonomis dibandingkan alat suhu pengatur
ruangan , tetapi hanya digunakan untuk gedung yang membutuhkan
pengaturan suhu yang cukup luas, ditunjukan pada gambar 3.30.
Gambar 3. 28 Mesin pendingin absorbsi
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 29 Mesin pendingin kompresor
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
Gambar 3. 30 Pengaturan suhu udara tekanan rendah terpusat
Sumber : Ilmu Fisika Bangunan
146
E. Studi Kebutuhan Luas / Besaran Bangunan dan Lahan
Fasilitas Pengelola
Kebutuhan luas pada fasilitas pengelola ditunjukan pada tabel 3.12:
NAMA RUANG
KAPASITAS (item)
STANDAR (m2/item)
SUMBER BESARA
N (m2)
FA
SIL
ITA
S P
EN
GE
LO
LA
AN
(
UT
AM
A)
BA
GIA
N
PE
NG
EL
OL
AA
N D
AN
AD
MIN
IST
RA
SI
Kantor Kepala Museum dan
pusat pelatihan Meditasi
1 12 HDIS 12
Ruang Sekertaris
1 10.296 HDIS 10.296
Ruang Tamu 1 12.6 m2/5 org
TSS 12.6
Luas 34.90
Kantor Kabag Tata Usaha
1 10.296 HDIS 10.296
Ruang Staff Kabag Tata
Usaha
2 5.5 DA 11
Ruang Arsip 1 20 SB 20
Luas 41.29
BA
GIA
N
PE
LA
YA
NA
N
DA
N T
AT
A P
AM
ER
AN
Kantor Kabag Pelayanan&
Tata Pameran
1 10.296 HDIS 10.296
Ruang Staff Kabag
Pelayanan& Tata Pameran
2 5.5 DA 11
Ruang Bagian publikasi &
Promosi
2 5.5 DA 11
Ruang Arsip 1 20 SB 20
BA
GIA
N
ED
UK
AS
I
Luas 52.296
Kantor Kabag Edukasi
1 10.296 HDIS 10.296
Ruang Staff Edukasi
4 5.5 DA 22
Ruang Arsip 1 20 DA 20
Luas 52.296
FA
SIL
ITA
S
PE
NG
EL
OL
AA
N (
PE
ND
UK
UN
G )
LO
BB
Y /
HA
LL
Lobby / Hall 30 0.65 DA 19.5
Ruang Tunggu 10 12.6 m2/ 5 org
TSS 25.2
Smoking Area 10 12.6 m2/ 5 org
TSS 25.2
R, Keamanan 2 75 SB 15
R. Rapat 1 49.42 m2/ 12 org
TSS 49.42
Luas 134.32
LAVATORY
Pria
Tabel 3.12 Kebutuhan Luas Fasilitas Pengelolaan Sumber : Analisis Pribadi, 2017
147
Total Kebutuhan luas pada fasilitas pengelola ditunjukan pada tabel 3.13:
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
BAGIAN PENGELOLAAN DAN ADMINISTRASI
76.19
BAGIAN PELAYANAN DAN TATA PAMERAN 52.296
BAGIAN EDUKASI 52.296
LOBBY / HALL 134.32
LAVATORY KANTOR 24.44
DAPUR UMUM 14.85
SERVIS 512
JUMLAH 866.39
SIRKULASI 10% 86.63
LUAS TOTAL 953.02
2WC,3 Urinoir Wc =1,8 ; Urinoir = 0.6
DA 5.4
2 wastafel Wastafel
=1.6 DA 3.2
Jumlah 8.6
Sirkulasi 30% 2.58
Luas 11.18
Wanita
3WC Wc =1,8 DA 5.4
3 wastafel Wastafel =1.6
DA 4.8
Jumlah 10.20
Sirkulasi 30% 3.06
Luas 13.26
Total Luasan Lavatory 24.44
DAPUR UMUM
Pantry 1 6 SB 6
Duduk , Istirahat 5 1,5 SB 7.5
Jumlah 13.5
Sirkulasi 10% 1.35
Luas 14.85
FA
SIL
ITA
S P
EN
GE
LO
LA
AN
(SE
RV
IS)
Ruang Elektrikal 1 16 SB 16
Ruang Kontrol 1 16 SB 16
Ruang Genset 1 25 SB 25
Ruang Pompa + Reservoir
1 42 SB 42
Ruang Cleaning Servis
1 15 SB 15
Ruang Chiller 1 70 SB 70
Loading Dock 2 truk
1 mobil 18 DA 18
1 mobil 36 36
Pos Satpam 2 9 SB 18
Jumlah 256
Sirkulasi 100% 256
Luas 512
Tabel 3. 13 Total Luas Fasilitas Pengelolaan
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
148
Fasilitas Konservasi dan Preservasi
Kebutuhan luas pada fasilitas konservasi dan preservasi ditunjukan
pada tabel 3.14
NAMA RUANG
KAPASITAS (item)
STANDAR (m2/item)
SUMBER
BESARAN (m2)
FA
SIL
ITA
S K
ON
SE
RV
AS
I &
PR
ES
ER
VA
SI
UT
AM
A
Kantor Kabag konservasi Preservasi
1 10.296 HDIS 10.296
Ruang Staff konservasi Preservasi
4 5.5 TSS 22
Ruang Kerja Kurator
2 5.5 TSS 11
RUANG STUDI KOLEKSI
Rak Buku 1500 15 m2 /1000 buku
DA 22.5
Tempat Diskusi 10 2.7 TSS 27
Tempat Membaca 8 3.15 m2 / 4 org
TSS 6.3
STUDIO
Small Dark room 1 8.8 TSS 8.8
Tempat Kerja
2 5.5 TSS 11
PE
ND
UK
UN
G
Gudang Koleksi 3 50 DA 150
Bengkel Reparasi 1 47 DA 47
Ruang Fumigasi 1 10 SB 10
Gudang Peralatan 1 20 SB 20
Laboratorium Konservasi
1 24 SB 24
Loading Dock 2 36 DA 72
Jumlah 441.89
Sirkulasi 10% 44.18
Luas 486.07
Total kebutuhan luas pada fasilitas pengelola ditunjukan pada tabel
3.15:
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
Fasilitas Konservasi dan Preservasisi 486.07
LUAS TOTAL 486.07
Tabel 3. 14 Kebutuhan Luas Fasilitas Konservasi dan Preservasi
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Tabel 3. 15 Total Kebutuhan Luas Fasilitas Konservasi dan Preservasi
Sumber : Analisis Pribadi , 2017
149
Fasilitas Edukasi dan Rekreasi Kebutuhan luas pada fasilitas edkuasi dan rekreasi ditunjukan pada tabel 3.16 :
NAMA RUANG
KAPASITAS (item)
STANDAR (m2/item)
SUMBER
BESARAN (m2)
FA
SIL
ITA
S E
DU
KA
SI
DA
N R
EK
RE
AS
I
FA
SIL
ITA
S E
DU
KA
SI M
US
EU
M
AUDITORIUM
Mendengarkan ,duduk
100 0.7 TSS 70
Menjelaskan 5 2 DA 10
Ganti Baju 2 2 SB 4
Jumlah 84
Sirkulasi 10% 8.4
Luas 92.4
AUDIOVISUAL
Duduk , menonton 50 57.6 m2/ 49
org
TSS 58.77
Ruang Projektor,penyimpa
nan, persiapan
1 25.2 TSS 25.2
Luas 83.97
PENELITIAN DAN WORKSHOP
Tempat Workshop 2x6 3 SB 36
Tempat Diskusi 2x6 2.7 TSS 32.4
Laboratorium 2 25 SB 50
Jumlah 118.4
Sirkulasi
30% 35.52
Luas 153.92
PERPUSTAKAAN
Counter
Peminjaman Buku 2 2.6 TSS 5.2
Penitipan Barang
Petugas 1 1.35 TSS 1.35
Laci Penyimpanan 1 15 SB 15
Area Membaca dan Mengambil Buku
Membaca Menulis 50 3.15 m2/4or
g
TSS 39.37
Mengambil Buku 1000 15m2/1000 buku
DA 15
Gudang Penyimpanan
1 20 SB 20
Fotocopy 1 25 SB 20
Jumlah 115.92
Sirkulasi
10% 11.59
Luas 127.512
FASILITAS EDUKASI ANAK
Bermain di meja 25 1.82 m2/2 org
TSS 22.75
Bermain di lantai 25 1 SB 25
Tabel 3. 16 Kebutuhan Edukasi dan Rekreasi
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
150
Total kebutuhan luas pada fasilitas edkuasi dan rekreasi ditunjukan
pada tabel 3.17 :
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
AUDITORIUM 92.4
PENELITIAN DAN WORKSHOP 83.97
AUDIOVISUAL 153.92
PERPUSTAKAAN 127.51
FASILITAS EDUKASI ANAK 88.07
JUMLAH 545.87
SIRKULASI 10% 54.58
LUAS TOTAL 600.45
Kebutuhan luas pada fasilitas edukasi meditasi ditunjukan pada
tabel 3.18 :
NAMA RUANG
KAPASITAS (item)
STANDAR (m2/item)
SUMBER BESARAN
(m2)
FASI
LITA
S ED
UK
ASI
MED
ITA
SI
FASI
LITA
S ED
UK
ASI
MED
ITA
SI (
UTA
MA
)
Meditasi di dalam ruangan
6 15 SB 90
Meditasi di luar ruangan
1 100 SB 100
Beribadah , memberi ceramah
1 100 SB 100
Berlatih Athasila, pabbajja, Sekolah minggu Buddhis,
Belajar memecahkan
masalah,
1 100 SB 100
Jumlah 390
Sirkulasi 10% 39
Luas 429
Gudang 1 20 SB 20
Jumlah 67.75
Sirkulasi 100% 20.325
Luas 88.07
Tabel 3. 18 Kebutuhan Edukasi Meditasi Sumber : Analisis Pribadi,2017
Tabel 3. 17 Total Luas Edukasi dan Rekreasi Sumber : Analisis Pribadi
151
FASI
LITA
S ED
UK
ASI
MED
ITA
SI (
PEN
DU
KU
NG
)
Tidur,istirahat setelah berkerja
1 9.5 SB 9.5
Tidur, istirahat setelah belajar
dhamma
5 20 SB 20
Tidur ,istirahat setelah belajar
sila
12 12 SB 144
Pantry ,memasak,minum Duduk , Istirahat
1 15 SB 15
Ruang Projektor,penyimpanan, persiapan
1 25.2 TSS 25.2
Jumlah 213.7
Sirkulasi 10% 21.37
Luas 235.07
LAVATORY
Pria
2WC,3 Urinoir
Wc =1,8: Urinoir =
0.6
DA 5.4
2 wastafel Wastafel =1.6
DA 3.2
Jumlah
8.6
Sirkulasi 30%
2.58
Luas 11.18
Wanita
2WC Wc =1,8 DA 5.4
3 wastafel Wastafel =1.6
DA 4.8
Jumlah 10.20
Sirkulasi 30% 3.06
Luas 13.26
Total Luasan Lavatory 24.44
Total kebutuhan luas pada fasilitas edukasi meditasi ditunjukan
pada tabel 3.19 :
152
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
MEDITASI UTAMA 429
MEDITASI PENDUKUNG 259.51
JUMLAH 688.51
SIRKULASI 10% 68.85
LUAS TOTAL 757.36
Kebutuhan luas pada fasilitas pelayanan public ditunjukan pada
tabel 3.20 :
NAMA RUANG
KAPASITAS (item)
STANDAR (m2/item)
SUMBER BESARAN
(m2)
FASI
LITA
S P
ELA
YA
NA
N P
UB
LIK
UTA
MA
Lobby + Hall 150 0.65 DA 97.5
Duduk ,menunggu
20 12.6 m2/5 org
TSS 50.4
Information Center
Petugas 2 2 SB 4
Pengunjung 2 0.75 DA 1.5
Ticketing + Penitipan Barang
Ticketing
Petugas 2 2 SB 4
Pengunjung 2 0.75 DA 1.5
Penitipan Barang
Petugas 1 1.35 TSS 1.35
Tempat Peyimpanan
1 15 SB 15
R. Keamanan 2 2 SB 4
ATM Center 4 2 DA 8 Luas 187.25
CAFFETARIA
Dapur 1 18 SB 18
Ruang Makan 75 2 DA 150
Kasir 1 9 TSS 9
Gudang Penyimpanan
1 20 SB 20
Cafe 20 2 DA 40 Luas 237
MUSEUM AND MEDITATION SHOP
Kasir 1 9 TSS 9
Ruang Display
Etalase 4 1.6 SB 6.4
Tabel 3. 19 Total Kebutuhan Luas Edukasi Meditasi
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Tabel 3. 20 Kebutuhan Luas Fasilitas Pelayanan Publik Sumber : Analisis Pribadi
153
Rak 4 2 DA 8
Almari 4 1.5 DA 6
Pengunjung 30 0.75 DA 22.5
Gudang Penyimpanan
1 20 SB 20
Luas 71.9
REST AREA
Duduk ,Istirahat 50 12.6 m2 / 5 org
TSS 126
Melihat-lihat 50 0.65 DA 32.5 Luas 158.5
RUANG KESEHATAN
Berbaring 2 3 HDIS 6
Peralatan P3AK 2 1.5 HDIS 3
Duduk , Menunggu
4 2 HDIS 8
Luas 17
LAVATORY
Pria 2WC,5 Urinoir
1 Wc =1,8 DA 3.6
1Urinoir = 0.6
DA 3
3wastafel Wastafel =1.6
DA 4.8
Jumlah 11.4
Sirkulasi 30% 3.4
Luas 14.82 Wanita 5WC Wc =1,8 DA 9
3 wastafel Wastafel =1.6
DA 4.8
Jumlah 13.8
Sirkulasi 30% 4.14
Luas 17.94
Total Luas Lavatory 32.76
Beribadah 100 0.96 DA 96
Luas 96
154
Total kebutuhan luas pada fasilitas pelayanan publik meditasi
ditunjukan pada tabel 3.21 :
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
Lobby + Hall 187.25
Cafetaria 237
Museum and Meditation Shop 71.9
Rest Area 158.5
Ruang Kesehatan 17
Lavatory 32.76
R.Ibadah 96
JUMLAH 800.41
SIRKULASI 10% 80.04
LUAS TOTAL 880.45
Total kebutuhan luas banguan ditunjukan pada tabel 3.22 :
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
Fasilitas Pameran 1824.895
Fasilitas Pengelolaan 953.02
Fasilitas Konservasi dan Preservasi 486.07
Fasilitas Edukasi dan Rekreasi 600.45
Fasilitas Edukasi Meditasi 757.36
Fasilitas pelayanan Publik 880.45
LUAS TOTAL 5502.245
Program Kebutuhan Parkir
Jumlah pengelola diasumsikan = 81 orang, dengan
pemakaian kendaraan bermotor , yaitu sebagai berikut :
60 % motor = 49 orang = 49 motor
20 % mobil = 16 orang = 16 motor
20 % umum / diantar = 16 orang
Tabel 3. 21 Total Luas Fasilitas Pelayanan Publik Sumber : Analisis Pribadi
Tabel 3. 22 Total Luas Bangunan Sumber : Analisis Pribadi, 2017
155
Sedangkan jumlah pengunjung maksimal diasumsikan 300
orang / jam padat , pengunjung tersebut diantaranya:
40% bus = 120 orang = 3 bus ( 1 bus =35 orang)
20 % mobil = 60 orang – 50 % kapasitas 2 orang = 15
mobil - 50 % kapasitas 4 orang = 8 mobil
30 % motor = 90 orang- 50 %kapasitas 2 orang = 23
motor - 50 % kapasitas 1 orang = 45 motor
Sedangkan 10 % pengunjung menggunakan kendaraan
umum = 30 orang
Kebutuhan luas ruang parkir ditunjukan pada tabel 3.18 :
NAMA RUANG
KAPASITAS (item) STANDAR (m2/item)
SUMBER BESARAN(m2)
Parkir Pengelola
Mobil 16 12.5 DA 200
Motor 49 2.2 DA 107.8
Jumlah 307.8
Sirkulasi 100% 307.8
Luas 615.6
Parkir Pengunjung
R. Tiket Parkir
4 3 SB 12
Bus 3 35 DA 105
Mobil 23 12.5 DA 287.5
Motor 68 2.2 DA 149.6
Jumlah 554.1
Sirkulasi 100% 554.1
Luas 1108.2
Total Kebutuhan Parkir 1723.8
Tabel 3. 23 Kebutuhan Ruang Parkir Sumber : Analisis Pribadi,2017
156
Program Kebutuhan Luasan Tapak
Berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 13 tahun 2004
tentang Rencana Detail Tata Ruang ( RDTRK ), tentang BWK VIII
(Kecamatan Gunung Pati ),Tahun 2000-2010 yang menyangkut
fasilitas rekreasi, pendidikan, serta peribadatan di wilayah Gunung
Pati yaitu:
KDB =40% , KLB =0.8 dengan maksimal 2 lantai, GSB =29 m (
kategori jalan arteri sekunder).
Luas Lahan = Total Luas Bangunan : KLB
= 5502.245 :0.8
= 6877.806 m2
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
= 40 % x 6877.806 m2
= 2751.122 m2
Luas Ruang Luar = Luas Lahan- Luas Lantai Dasar
= 6877.806 m2 – 2751.122 m2
= 4126.684 m2
Luas Ruang Terbuka Hijau= Luas Ruang Luar-
Kebutuhan Parkir
= 4126.684 m2 – 1723.8 m2
= 2402.884 m2
157
F. Citra Arsitektural
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Jawa Tengah
merupakam sebuah wadah yang digunakan untuk konservasi,
preservasi, edukasi dibidang ilmu pengetahuan agama Buddha. Selain
itu bangunan ini juga digunakan untuk rekreasi serta sarana untuk
menyelenggarakan kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan
khususnya agama Buddha. Dari segi visual, bangunan harus dapat
memberikan ciri khas sebuah museum Buddha serta dapat
menampilkan sebuah kebudayaan Jawa Tengah dimana dengan
menerapkan unsur-unsur yang ada pada arsitektur Jawa dengan
bentuk yang sudah modern namun juga memperhatikan keramahan
lingkungan . Bangunan dari Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Jawa Tengah juga akan terdapat pengolahan pada
landskap dan terdapat bentuk-bentuk ornamen sebagai pendukung
bangunan ini.
3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Persyaratan dan kriteria pada struktur bangunan, antara lain :
a. Strenght, kekuatan dalam memikul beban bangunan .
b. Stability, bangunan berdiri stabil dansetiap bagian dari strukturnya
saling mendukung.
c. Servis Ability , struktur melayani kegiatan dalam bangunan.
d. Safety , keamanan struktur terhadap beban terencana.
158
e. Durability , keawetan bahan yang digunakan sebagai struktur.
( sumber : LTP Yohan Agung Setyawan )
Selain itu faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan
pemilihan sistem struktur pada proyekk museum antara lain:
a. Lingkungan
b. Fungsi Bangunan
c. Jenis Kegiatan
d. Kondisi Site
e. Ketinggian Bangunan
Pembagian struktur dibagi atas 3 bagian :
a. Struktur Rangka
b. Struktur Masif
c. Struktur Dinding Sejajar
Pembagian kontruksi dibagi atas 3 bagian :
a. Sub Structure
Sub Structure merupakan struktur yang berhubungan langsung
dengan tanah dan bertugas menerima seluruh beban pada
bangunan dan menyalurkannya ke tanah. Sub Structure yang
digunkan harus mempertimbangkan jenis tanah , ketinggian lantai ,
dan kemiringan tanah.
159
Sistem Struktur Rangka-Pondasi Setempat
Sistem struktur yang digunakan dalam bangunan Museum dan
Pusat Pelatihan Meditasi Buddha adalah sistem struktur rangka
karena cocok digunakan untuk bangunan museum yang
mempermudah dalam dalam penataan layout ruangan, terutama
ruang pamer , dan juga pada pusat pelatihan meditasi yang dapat
digunakan untuk penataan layout ruang meditasi. Selain itu karena
penyaluran beban pada struktur rangka melalui kolom dan balok,
pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi setempat.
Beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan , antara lain :
a.1 Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan jenis pondasi dalam,
cara pelakasanaanya yaitu dicor beton ditempat dengan
menggunakan komponen beton dann batu belah sebagai
pengisinya. Pondasi sumuran dapat dilihat pada gambar
3.31 dan mempunyai kelebihan dan kekurangan yang
ditunjukan tabel 3.24 :
Pondasi Sumuran
Kelebihan
Tidak diperlukan alat berat
Biayanya lebih murah untuk tempat-tempat tertentu
Cocok untuk tanah yang labil, dengan sigma tanah <1,5 kg /cm
2 .
Kelemahan
Pemakaian bahan boros
Sulit dilakukan
Tabel 3. 24 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Sumuran Sumber : https:// civil-injinering.blogspot.co.id
160
pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam
Tidak tahan terhadap gaya horizontal
a.2 Pondasi Foot Plat
Pondasi footplat digunakan untuk tanah dengan daya
dukung 1,5 – 2 kg / m2 . Perbandingan campuran beton 1
PC: 3 PS : 5 KR atau 1 PC: 2PS : 3KR, sedangkan untuk
beton kedap air 1 PC: 1½PS : 3KR. Pondasi footplat dapat
dilihat pada gambar 3.32, dan mempunyai kelebihan dan
kekurangan yang ditunjukan tabel 3.25 :
Pondasi Sumuran
Kelebihan
Lebih murah
Tanah yang digali sedikit karena berada di titik yang terdapat kolom strukturnya
Untuk bangunan bertingkat , lebih kuat dibandigkan dengan pondasi batu belah
Kelemahan
Persiapan lebih lama karena harus mempersiapkan bekisting terlebih dahulu
Waktu pengerjaan lebih lama karena harus menunggu beton kering
Tidak semua tukang dapat mengerjakannya
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur
Pekerjaan rangka besi harus dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
Tabel 3. 25 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Foot Plat Sumber : www.proyeksipil.blogspot.co.id
Gambar 3. 31 Pondasi Sumuran
Sumber:https:// civil-injinering.blogspot.co.id
Gambar 3. 32 Pondasi Foot PLat
Sumber:https:// /proyeksipil.blogspot.co.id
161
a.3 Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali dibagi menjadi dua macam , yaitu
pondasi setempat dan menerus. Pondasi setempat
diletakkan disudut bangunan dan berfungsi sebagai
elemen menerima beban kolom pada bangunan lantai
satu. Sedangkan pondasi menerus adalah elemen yang
menerima beban dari dinding yang kemudian diteruskan
menyebar ke tanah. Pondasi ini dipakai pada bangunan
yang memiliki kualitas tanah yang baik dengan ukuran
kedalamannya ± 60-80 cm. Bahan pondasi terdiri dari batu
kali atau belah ,semen PC dan pasir. Pondasi batu kali
ditunjukan dengan gambar 3.33, dan mempunyai
kelebihan dan kekurangan yang ditunjukan tabel 3.26 :
Pondasi Batu Kali
Kelebihan
Pelakasanaan mudah
Waktu pengerjaan pondasi relatif
Biaya pelaksanaan murah jika menggunakan batu kali
Material batu pecah mudah didapat khususnya daerah Jawa
Kelemahan
Pondasi tidak terlalu kuat untuk digunakan pada bangunan yang bertingkat lebih dari 1
Jika akan digunakan untuk membuat bangunan bertingkat dibutuhkan bahan batu kali yang banyak sehingga membuat biaya bahan lebih mahal.
Tabel 3. 26 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Batu Kali Sumber : https://proyeksipil.blogspot.co.id
Gambar 3. 33 Pondasi Batu Kali
Sumber: https://proyeksipil.blogspot.co.id
162
Jika menggunakan batu pecah biaya lebih mahal
a.4 Pondasi Lajur Beton
Pondasi lajur beton merupakan pondasi dangkal
yang berfungsi menggantikan pondasi batu belah dan
batu kali. Pondasi ini seluruhnya terbuat dari beton
bertulang, dan digunakan bila luas penampang pondasi
setempat terlalu besar maka dengan cara memanjangkan
lajur itu agar tidak terlalu melebar . Pondasi lajur beton
ditunjukan dengan gambar 3.34, dan mempunyai
kelebihan dan kekurangan yang ditunjukan tabel 3.27 :
Pondasi Lajur Beton
Kelebihan
Biaya lebih murah
Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada dititik kolom strutur
Lebih uat untuk bangunan bertingkat , baik untuk penopang bebn vrtikal maupun gaya horizontal serti gempa, angin, ledakan.
Kelemahan
Persiapan lebih lama
Waktu pengerjaan lebih lama karena harus menunggu beton erring
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur
Pkerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
Tabel 3. 27 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Lajur Beton Sumber : https://proyeksipil.blogspot.co.id
Gambar 3. 34 Pondasi Lajur
Beton Sumber: https://proyeksipil.blogspot.co.id
163
a.6 Pondasi Umpak
Pondasi umpak digunakan untuk bangunan yang
memiliki karakteristik jenis rumah panggung , bahan
terbuat dari kayu maupun beton bertulang. Pondasi
umpak ditunjukkan dengan gambar 3.35, dan mempunyai
kelebihan dan kekurangan yang ditunjukan tabel 3.28 :
Pondasi Umpak
Kelebihan
Pembuatan pondasi mudah dikerjakan
Membutuhkan waktu pengerjaan relatif singkat
Lebih cocok digunakan untuk rumah panggung
Kelemahan
Hanya dapat digunakan untuk 1 lantai
b. Middle Structure
Middle Structure atau struktur tengah meliputi dinding, lantai,
serta plafond. Karena struktur tengah berhubungan langsung dengan
pengguna, maka factor yang perlu diperhatikan antara lai
kenyamananan pengguna, serta aspek visualnya ( menyangkut
eksterior maupun interior bangunan museum ).
Beberapa jenis struktur tengah yang dapat digunakan , antara
lain:
Tabel 3. 28 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Umpak Sumber : https:// wm-site.com
Gambar 3. 35 Pondasi Umpak
Sumber: http://wm-site.com
164
b.1 Struktur Plat Lantai
Struktur Plat Lantai ditunjukkan dengan gambar 3.36,
dan mempunyai kelebihan dan kekurangan yang
ditunjukan tabel 3.29 :
Plat Lantai
Kelebihan
Plat lantai beton bertulang mampu mendukung beban besar
Merupakan isolasi suara yang baik
Bahan material tidak mudah terbajar dan kedap air
Perawatan cukup mudah dan dapat berumur panjang
Kelemahan
Plat lantai beton brtulang memiliki beban yang berat
Memerlukan perencanaan dan perhitungan yang baik dalam perencanaan konstruksi.
Membutuhan bekisting
b.2 Struktur Kolom Beton Bertulang
Struktur kolom beton betulang ditunjukkan dengan
gambar 3.37, dan mempunyai kelebihan dan kekurangan
yang ditunjukan tabel 3.30 :
Plat Lantai
Kelebihan
Dari segi bahan material bangunan tergolong tahan terhadap api yang tinggi.
Beton betulang maupun
Tabel 3. 30 Kelebihan dan Kekurangan Kolom Beton Bertulang Sumber http://sma-muhamadiyah.blogspot.co.id
Tabel 3. 29 Kelebihan dan Kekurangan Plat Lantai Sumber : https:// wm-site.com
Gambar 3. 36 Plat Lantai Beton
Bertulang Sumber: http://ali10wafa.blogspot.co.id
165
beton komposit mempunyai kekauan yang tinggi.
Biaya perawatan yang rendah.
Bahan Material yang mudah didapatkan.
Kelemahan
Untuk pembuatan bekisting kolom dan pengeringan membutuhkan waktu yang lama.
Beton bertulang maupun beton komposit memiliki kekuatan tarik cukup rendah
Membutuhkan dan penumpu sementara selama konstruksi
Rasio kekuatan terhadap berat yang rendah.
b.1 Alternatif Pemilihan Enclosure Bangunan pada Middle
Structure
Pemilihan alternative Enclosure bangunan pada
Middle Structure ditunjukan tabel 3.31 :
LANTAI
Keramik
Lantai keramik digunakan sebagai salah satu pada ruang-ruang public seperti ruang pamer,lobby, ruang konservasi, ruang pengelolaa, ruang asrama, dapur, kamar mandi, dan ditunjukan pada gambar 3.38:
Kelebihan
Bahan material dapat tahan lama.
Motif dan warna beragam
Tahan api
Tahan zat kimia
Tahan goresan
Tahan benturan
Perawatan mudah
Tabel 3. 31 Alternatif Pemilihan Enclosure Bangunan pada Middle Structure
Sumber: Analisis Pribadi ,2017
Gambar 3. 37 Kolom Beton
Bertulang Sumber: http://sma-muhamadiyah.blogspot.co.id
166
Kekurangan
Dapat menyerap dingin
Kurang yaman diinjak jika kondisi basah, karena termasuk jenis material keras dan licin.
Mudah pecah saat pemasangan dan saat pengangkutan.
Lantai Geranit
Digunakan sebagai pilihan pada ruang pengelolaan, lobby / hall,
dan ditunjukan pada gambar 3.39:
Kelebihan
Motif dan warna bervariasi
Tahan Api
Mapu menahan beban berat
Tahan goresan
Kekurangan
Mahal
Bila terkena cairan berwarna tidak mudah hilang
Mudah berlumut jika terus menerus terkena sinar matahari
Lantai Beton Expoxy
Digunakan sebagai pilihan lantai pada ruang publik seperti ruang pamer,lobby, ruangkonservasi-preservasi, gudang, ruang MEE, dan ditunjukan pada gambar 3.40:
Kelebihan
Ramah Lingkungan
Tahan lama
Hemat
Cocok digunakan didalam maupun diluar ruangan
Kekurangan
Sebelum pelaksananan
permukaan harus bersih dari debu dan kotoran lain.
Permukaan beton minimal beton K-300
Lantai Parket Kayu
Digunakan sebagai pilihan penutup lantai pada ruangan meditasi indoor , ruang ibadah, kamar sangha, dan ditunjukan pada gambar 3.41:
Kelebihan
Bahan material dapat menyerap panas
Gambar 3. 38 Lantai Keramik
Sumber: http://sma-muhamadiyah.blogspot.co.id
Gambar 3. 39 Lantai Granit
Sumber: www.alibaba.com
Gambar 3. 40 Lantai Beton
Expoxy Sumber:finishingfloorhardener.com
167
Menampilkan kesan alami pada lantai
Memilki tekstur ringan dan halus
Pemasangan cukup mudah
Kekurangan
Perawatan cukup sulit
Rentan terhadap serangan rayap
Pada ruangan yang memiliki kelembaban tinggi akan mudah membusuk
Paving & Grass Block
Digunakan pada area parkir, taman dan lantai outdoor ditunjukan 3.42
Kelebihan
Pemasangan mudah
Tidak mudah rusak oleh cuaca
Cepat menyerap air
Tidak mudah rusak oleh beban kendaraan
Kekurangan
Pemasangan tidak benar ,maka pemasangan pola cepat berubah
Jika satu lepas , bagian yang lain juga mudah lepas
DINDING
Dinding Batu Bata
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior maupun eksterior pada bangunan Museum dan Pusat pelatihan Meditasi Budha pada lantai 1, dan ditunjukan pada gambar 3.43:
Kelebihan
Pemasangan mudah
Batu bata dapat menyesuaikan suhu yang ada didalam maupun
Gambar 3. 41 Lantai Parket
Kayu Sumber: blogrumahminimalis.web.id
Gambar 3. 42 Paving & Grass
Block Sumber: http:// blogrumahminimalis.web.id
168
luar ruangan.
Pengangkutan lebih mudah karena ukuran kecil
Cocok untuk digunakan pada pekerjaan yang sempit
Tahan terhadap api
Kedap terhadap suara
Kekurangan
Pemasangan kurang rapi harus dilapisi dengan plasteran.
Waktu pemasangan cukup lama , karena ukuran batu bata kecil
Tidak cocok digunakan untuk bangunan 2 lantai keatas karena akan memberikan berat yang lebih besar terhadap struktur bangunan.
Batu bata harus direndam terlebih dahulu supaya merekat dengan spesi saat akan dipasang.
Dinding Batu Bata Ringan (Hebel)
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior maupun eksterior pada bangunan Museum dan Pusat pelatihan Meditasi Budha pada lantai 2, dan ditunjukan pada gambar 3.44:
Kelebihan
Biaya pelaksanaan lebih murah karena Pemasangan dibutuhan waktu yang lebih cepat
Cocok digunakan untk bangunan bertingkat 2 lantai keatas, karena memiliki beban yang lebih ringan
Tidak memerlukan air yang banyakuntuk merekatkan antar batu bata ringan
Pengangkutan keproyek lebih mudah
Kedap terhadap suara
Tidak membutuhkan plesteran yang tebal
kekurangan
Membutuhkan perekat khusus untuk merekatkan tiap batu bata ringan yaitu semen instan.
Harga material lebih mahal dibandingkan batu bata biasa
Material bahan tidak mudah ditemukan karena hanya dijual ditoko besar.
Gambar 3. 43 Dinding Batu
Bata Sumber: hthttp://www.behac.com
Gambar 3. 44 Dinding Hebel
Sumber: hthttp://www.behac.com
169
Dinding partisi
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior khususnya
fasilitas pameran dan ruang pengelola, dan ditunjukan pada
gambar 3.45:
Kelebihan
Konstrusi dinding partisi lebih praktis dan ringan.
Bahan dinding partisi bagus dan murah.
Cocok digunakan untuk penyekat ruangan.
Perawatan mudah
Pemasangan cepat
Kekurangan
Mudah rusak
Tidak tahan api
Tidak tahan air
Tidak bisa digunakan untuk dinding eksterior
Tidak dirancang untuk memikul beban yang berat
Kaca Tempered
Digunakan sebagai pilihan pengisi eksterior (curtain wall) atau
interior (partisi) pada ruang-ruang, , dan ditunjukan pada gambar
3.46:
Kelebihan
Tahan terhadap perubahan suhu
Aman dipakai
Kuat
Kekurangan
Tidak dapat diolah lagi
Lebih mahal dibandingkan kaca biasa
GRC (Glassfibre Reiforced Cement)
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 3.47:
Kelebihan
Mudah diapliasikan
Biaya pemasangan murah
Tahan cuaca
Tahan api
Anti rayap
Tidak mengandung asbestos
Banyak variasi
Gambar 3. 45 Dinding Partisi
Sumber: http://t-masteropik.blogspot.
Gambar 3. 46 Kaca Tempered
Sumber: http://podomoro-upvc.blogspot.co.id
170
Mudah diaplikasikan
Kekurangan
Tidak tahan benturan
Mudah retak saat pemotongan
PELAPIS DINDING
ACP
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior, , dan ditunjukan pada gambar 3.48:
Kelebihan
Tahan Lama
Mudah dibentuk
Tahan api
Memiliki nilai estetis yang tinggi
Kekurangan
Membutuhkan tenaga ahli
Kekuatan terhadap angin kurang
Cat Tembok
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun
interior, dan ditunjukan pada gambar 3.49:
Kelebihan
Harga cukup murah
Dapat digunakan untuk bagian interior maupun eksterior
Dapat digunakan pada dinding yang bertekstur kasar
Kekurangan
Waktu pengerjaan lama
Tidak tahan lama Terbatas pada satu warna saja
Gambar 3. 47 GRC Ornamen
Sumber: http://ornamengrcku.blogspot..co.id/
Gambar 3. 48 ACP (Alumunium
Composit Panel) Sumber: http://carimatrial.blogspot.co.id
Gambar 3. 49 Cat Tembok
Sumber: http://indoprice.net
171
Batu Alam
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 3.50:
Kelebihan
Memberikan kesan yang alami dan kokoh
Dapat digunakan untuk bagian interior maupun eksterior
Tekstur bagus dan warna khas
Memiliki ukuran yang bervariasi
Kekurangan
Harga cukup mahal
Proses pemasangan diperlukan ketelitian dan kerapian
Wallpaper
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 3.51:
Kelebihan
Memiliki motif yang bervariasi
Tahan lama
Pemasangan sederhana
Waktu pemasangan singkat
Kekurangan
Tidak cocok untuk ruangan yang memiliki kelembaban tinggi
Harga cukup mahal
PENUTUP PLAFOND
Plafond Gypsum
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruag pamer, ruang pengelola, kamar asrama, perpustakaan, toilet, ruang meditasi, ruang kurator, dan ditunjukan pada gambar 3.52:
Kelebihan
Pengerjaan plafond lebih cepat
Mudah diperbaiki atau diganti
Bahan relatif ringan
Kekurangan
Gambar 3. 50 Batu Alam
Sumber: http://www.batualamgunungsewu
Gambar 3. 51 Wallpaper
Dinding Sumber: http://retrowallpaperkediri.blogspot.co.id
172
Tidak tahan air
Plafond Akustik Tile
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang yang membutuhkan perlakuan akustik sperti ruang audiovisual, auditoriumruang meditasi , aula, dan ditunjukan pada gambar 3.53:
Kelebihan
Pengerjaan plafond lebih cepat
Bahan plafond dapat meredam suara
Mudah diperbaiki atau diganti
Bahan relatif ringan
Dapat dilapisi gypsum, baja,serat mineral, alumunium, dan galvanis
Kekurangan
Cepat rusak jika terkena air
Bahan material cukup sulit ditemukan
Palfond Alumunium Composit Panel
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang pameran , lobby, dan ditunjukan pada gambar 3.54:
Kelebihan
Menampilan kesan mewah dan berkualitas
Tahan air
Tahan api
Relatif ringan
Kekurangan
Biaya Mahal
Pemasangan cukup sulit
Penggantian material cukup sulit harus dilakukan oleh
Gambar 3. 52 Plafond
Gypsum Board Sumber: https://rikaarba.wordpress.com
Gambar 3. 53 Plafond Akustik
Tile Sumber: https://www.tokopedia.com
Gambar 3. 54 Plafond
Alumunium Sumber: http://jadhomes.com
173
tenaga ahli
Plafond GRC
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang pameran , lobby, dan ditunjukan pada gambar 3.55:
Kelebihan
Tahan air
Tahan Api Material mudah didapat
Kekurangan
Pemasangan bising
c. Upper Structure
Upper Structure atau struktur atas meliputi atap,merupakan
bagian paling atas dari suatu bangunan yang melindungi gedung dan
penghuninya secara fisik maupun metafisik.
Beberapa jenis struktur atas yang dapat digunakan , antara lain:
c.1 Struktur Atap
Struktur atap ditunjukan dengan tabel 3.32 :
Struktur Atap
Jenis Material
Kelebihan Kekurangan Gambar
Kuda-kuda Baja Konvensional
Lebar bentang yaitu ± 10 m – 30 m
Tahan api
Pembuatan konstruksi rangka kuda-kuda
Mudah korosi
Sambungan kurang uat jika terdapat las pada setiap sambungan baja
Table 3.32 Struktur Atap Sumber : Aalisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 55 Plafond GRC
Sumber: https://grcbangunpersada.wordpress
174
cukup cepat karena sudah dibuat jauh-jauh hari.
Mampu menahan beban penutup atap yang berat.
Kuda-kuda Kayu
Mudah dikerjakan dengan alat sederhana
Bobot bahan relatif ringan
Memiliki kekuatan yang cukup tinggi terhadap gaya tarik, tekan, maupun lendutan
Bahan kayu mudah dibetuk , dipotong, dan digunakan secara fleksibel
Tidak tahan api mudah terbakar
Rentan terserang rayap
Tidak tahan air, mudah membusuk yang tidak terkena pengudaraan
Dapat mengalami proses mengembang dan menyusut bil terjadi perubahan cuaca
Lebar bentang kayu terbatas tidak lebih dari 4 m
Atap Limas
Bentuk atap limasan cocok untuk ilim tropis di Indonesia
Penanungan dan perlindungan dari matahari dan hujan merata di tiap sisi bangunan
Terkesan megah dengan bentukan yang tiggi
Penggunaan konstruksi kuda-kuda cukup rumit dan banyak
Tidak efektif jika diaplikasikan pada bangunan yang berbentang pendek
Membutuhkan penutup atap yang banyak
Gambar 3. 56 uda-kuda
Baja WF Sumber: https://konstrukasibajabogor
Gambar 3. 57 Kuda-kuda
Kayu Sumber: http://tampil-sederhana.blogspot.co.id
Gambar 3. 58 Atap Limas
Sumber: http://ahluldesigners.blogspot.co.id
175
Atap Datar
Mempermudah dalam pengembangan ke arah vertikal
Bentuk bangunan lebih sederhana
Tidak terlalu tinggi
Ruang dibawahnya menjadi panas
Mudah rusak
Mudah bocor
Terdapat genangan air bila sedang musim penghujan
Atap Joglo
Bentuk atap limasan cocok untuk ilim tropis di Indonesia
Penanungan dan perlindungan dari matahari dan hujan merata di tiap sisi bangunan
Terkesan megah dengan bentukan yang tiggi
Biaya mahal
c.2 Alternatif Pemilihan Enclosure Bangunan pada Upper Structure
Pemilihan Enclosure ditunjukan dengan tabel 3.33 :
Enclosure
Jenis Material
Kelebihan Kekurangan Gambar
Genteng Beton
Memiliki banyak pilihan warna
Tidak mudah pecah
Biaya mahal
Beban material berat dpat berpengaruh terhadap
Tabel 3.33 Alternatif Pemilihan Enclosure Bangunan pada Upper Structure Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 59 Atap Datar
Sumber: http://bea-indonesia.org
Gambar 3. 60 Atap Joglo
Sumber: http://ideruang.blogspot.co.id
176
Kuat untuk diinjak
Memiliki ukuran yang sama karena diproses pabrikasi
beban atap
Genteng Keramik
Ukuran sama karena diproses pabrikasi
Suhu ruangan dibawah dapat menjadi sejuk
Cukup kuat
Tidak mudah pecah
Memiliki banyak variasi
Daya serap air rendah sehingga tidak menambah beban atap
Tidak mudah korosi pada cuaca yang cukup ekstrim
Biaya mahal
Perawatan susah
Pada daerah tertentu bahan material sulit didapatkan
Genteng onduvilla
fleksibel
kedap air
berventilasi
ringan
overlapping yang aman
memiliki banyak pilihan
Bahan kurang menyerap panas
Gambar 3. 61 Genteng Beton
Sumber: https://antoniusbudi9.wordpress
Gambar 3. 62 Genteng
Keramik Sumber: https://sites.google.com
Gambar 3. 63 Genteng
Onduvilla Sumber: https://sites.google.com
177
3.2.2 Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
a.1 Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang berasal
dari cahaya matahari, sistem pencahayaan alami ditunjukan
dengan gambar 3.64 . Pencahayaan alami digunakan pada
ruangan pada waktu siang hari, dan pencahayaan alami
tergantung pda waktu ,cuaca, serta pemanfaatan secara maksimal
pada bangunan dengan memperhatikan:
Letak lubang pencahayaan
Besar lubang pencahayaan
Efek cahaya yang masuk kedalam ruangan
Jumlah lubang pencahayaan
Gambar 3. 64 Sistem Pencahayaan Alami
Sumber: http://www.kajianpustaka.com
178
a.2 Sistem Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan merupakan sistem pencahayaan yang
digunakan untuk penenerangan pada ruangan pada waktu
malam hari,selain juga digunakan saat membutuhkan
pencahayaan lebih. Pencahayaan buatan tidak tergantung waktu
dan pencahayaan dapat diatur sesuai dengan suasana yang
diinginkan. Jenis-jenis pencahayaan buatan ditunjukan dengan
gambar3.65 :
Fungsi pencahayaan buatan , antara lain :
Sebagai pengarah sirkulasi.
Menciptakan suasana tertentu pada suatu ruangan.
Sebagai penerangan bagi pengunjung maupun
pengelola.
Menambah nilai estetika pada sesuatu atau benda
yang diekspos.
Gambar 3. 65 Jenis-jenis pencahayaan buatan
Sumber: http://www.kajianpustaka.com
179
Pencahayaan buatan menurut Heinz Frick:
General Lighting ( Pencahayaan Umum )
Pencahayaan umum berfungsi sebagai pencahayaan
utama bersifat merata menerangi seluruh ruang.
Pencahayaan ini digunakan untuk ruang pengelola, ruang
ibadah , serta ruang meditasi. Pencahayaan ini ditunjukan
dengan gambar 3.66 :
Local Lighting ( Pencahayaan Setempat )
Pencahayaan setempat berfungsi sebagai
penerangan setempat. Pada projek Museum dan Pusat
Pelatihan Meditasi , pencahayaan setempat digunakan untuk
ruang reparasi, dan laboratorium. Pencahayan ini ditunjukan
dengan gambar 3.67:
Gambar 3. 66 General Lighting
Sumber: https://www.ccohs.ca
180
Accent Lighting ( Pencahayaan Aksen )
Pencahayaan aksen berfungsi sebagai penerangan
pada ruangan atau obyek tertentu untuk memberikan nilai
estetis. Pencahayaan ini digunakan untuk pada ruang
pamer yaitu untuk menerangi benda-benda koleksi.
Pencahayan ini ditunjukan dengan gambar 3.68:
Gambar 3. 67 Local Lighting
Sumber: https://www.ccohs.ca
Gambar 3. 68 Accent Lighting
Sumber: https://www.pinterest.com
181
Ambient Lighting ( Pencahayaan Gabungan )
Pencahayaan gabungan ini berfungsi sebagai
memberi kesan pada ruangan. Pencahayaan in merupakan
gabungan dari berbagai model gabungan model
pencahayaan. Pencahayan ini ditunjukan dengan gambar
3.69 :
Jenis-jenis Armature Lampu dan Penerapannya :
Down Light
Lampu ini tidak menimbulkan kesilauan , bersifat
fleksibel, bisa dipasang dalam celling ( terbenam , sebagian
terbenam atau berada di permukaan. Lampu ini dapat
dipasang berkelompok , berderet , maupun memutar sesuai
dengan kebutuhan. Jenis lampu yang digunakan antara lain
adalah LED, lampu halogen , dan metal halide, dan
ditunjukkan dengan gambar 3.70:
Gambar 3. 69 Ambient Lighting
Sumber: http://www.kichler.com
182
Spot Light
Lampu ini bersifat fleksibel, dapat diarahkan pada
obyek tertentu , dapat dikombinasikan dengan slidding spot
rail supaya mudah dipindahkan, namun selain itu dapat
dipasang dipermukaan, atau menempel pada plafond. Jenis
lampu ini yang dapat digunakan yaitu lampu LED , metal
halide dan lampu halogen, dan ditunjukkan dengan gambar
3.71:
Gambar 3. 70 Down Light
Sumber: http://www.fajardesignme.com
Gambar 3. 71 SpotLight
Sumber: http://feryabiel.blogspot.co.id
183
Lampu Bak atau Neon
Lampu ini penyinarannya bersifat menyebar sehingga
ruangan mendapat sinar yang rata. Lampu ini dapat
dipasang didalam celling, menggantung , atau menempel
pada celling, dan ditunjukkan dengan gambar 3.72 :
Lampu Dekoratif
Lampu ini berfungsi sebagai penerangan yang
bersifat pemberi kesan mewah pada suatu obyek. Lampu ini
dpat diletakan pada lobby,hall, kamar Sangha , dan
ditunjukkan dengan gambar 3.73:
Gambar 3. 72 Lampu Neon / Bak
Sumber: https://indonesian.alibaba.com
Gambar 3. 73 Lampu Dekoratif
Sumber: https://indonesian.alibaba.com
184
b. Sistem Pengkondisian Udara
b.1 Sistem Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami ini dengan memanfaatkan prinsip
pergerakan udara yaitu mengalir dari dari daerah yang bertekanan
udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah ,ditunjukan
dengan gambar 3.74 . Sistem penghawaan alami yang baik yaitu
dengan menerapkan sistem ventilasi silang ( cross ventilation )
yaitu pengaturan sirkulasi udara dalam bangunan dengan bukaan
dinding untuk mendapatkan aliran pergrakan udara dari luar
sehingga udara bersih dapat masuk ke dalam ruangan dan
menggantikan udara kotor serta udara panas.
Kelebihan Sistem Penghawaan Alami, antara lain :
Tidak tergantung listrik
Hemat energi
Biaya murah
Instalasinya mudah
Kelemahan Sistem Penghawaan Alami, antara lain :
Hewan liar dapat masuk ke dalam ruangan
Lingkup ruang hanya pada ruangan yang ditempati saja
Tergantung pada angin yang berhembus
Gambar 3. 74 Penghawaan Alami
Sumber: Dasar-dasar eko-arsitektur hal 59
185
b.2 Sistem Penghawaan Buatan
Sistem Penghawaan Buatan merupakan sistem yang
mengalrkan udara dari tempat ( ruang )satu ketempat ( ruang )
yang lainnya dengan menggunakan alat elektronik. Penggunaan
sistem penghawaan buatan yaitu menyesuaikan dengan fungsi
masing-masing ruang. Beberapa alternatif sistem penghawaan
buatan , yaitu :
b.2.1 AC ( Air Conditioning )
Untuk sistem penghawaan buatan dengan menggunakan
AC, dapat digunakan beberapa tipe AC, diantaranya:
AC Window
Merupakan jenis AC yang dipasang tunggal, dan ditunjukan
dengan gambar 3.75 :
o Keuntungan : biaya pengoperasian rendah, dan
perawatan mudah
o Kerugian : penggunaan pada ruang terbatas <
180 m3 , kapasitas ( 0.5- 3 PK ), pemasanagan
membutuhkan lubang sebesar AC yang dibutuhkan.
Gambar 3. 75 AC Window
https://www.aliexpress.com
186
AC Split
AC ini digunakan untuk ruang yang berukuran kecil dan
berukuran sedang , dibisa dipasang dua atau lebi dalam satu
ruang, dengan mesin AC diluar. AC split ini pemakaianya bisa
diatur sesuai dengan keinginan.sistematiaka AC Spilt
ditunjukan dengan gambar 3.76:
o Keuntungan : Suara bising dari mesin AC dapat
dihindari, lubang tidak besar.
o Kerugian : Tampilan pada bangunan tergaggu
oleh penempatan condenser diluar bangunan, perlu diatur
untuk mengatasi air yang keluar dari mesin AC.
Gambar 3. 76 AC Split
http://rumah73.com
187
AC Central
Sistem kerja dari AC Sentral ditunjukkan dengan gambar 3.77:
o Keuntungan : Pengaturan terpusat di satu tempat
o Kerugian : Suar bising
AC Paket Portable
Bentuk AC Portable ditunjukkan dengan gambar 3.78 :
Gambar 3. 77 AC Central
http://pekerja-jenius.blogspot.co.id
Gambar 3. 78 AC Paket Portable
http://www.sewalcdprojectordibali.com
188
o Keuntungan : Perawatan mudah , Mudah dipindah-
pindahkan
o Kerugian : membtuhkan ruagan cukup luas, tidak
berhubungan angsung dengan udara luar sehingga tiak
dapat menambah udara.
b.2.2 Dehumidifier dan Humidifier
Dehumidifier berfungsi menyerap kelembaban uadar
yang berlebihan . Humidifier berfungsi meningkatkan
kelembaban udara pada ruangan, apabila ruangan terlalu
kering. Biasanya digunakan pada dapur caffetaria, dan
ditunjukkan dengan gambar 3.79 :
Gambar 3. 79 Dehumidifier dan Humidifier
https://indonesian.alibaba.com
189
b.2.3 Exhaust Fan dan Intake Fan
Exhaust Fan dan Intake Fan berfungsi untuk
mengeluarkan udara panas ke luar bangunan dan digantikan
dengan udara segar, bentuknya ditunjukkan dengan gambar
3.80:
b.2.4 Thermohygrometer
Thermohygrometer berfungsi untuk memantau suhu dan
kelembaban udara pada ruagan, dan bentuknya ditunjukkan
dengan gambar 3.81:
Gambar 3. 80 Exhaust Fan dan Intake Fan
https://indonesian.alibaba.com
Gambar 3. 81 Thermohygrometer
https://www.tradeindia.com
190
b.2.5 Airlocks
Airlocks berfungsi untuk menyaring debu, gas yang
dihasilkan oleh zat0zat kimia,dan sebagainya, dan bentuknya
ditunjukkan dengan gambar 3.82:
c. Sistem Akustik
Pertimbangan sistem akustik yang akan digunakan, anatara lain:
Dapat mengurangi tingkat kebisingan
Mampu meredam atau mengurangi bunyi
Sistem akustik yang akan digunakan, antara lain :
Sistem pengorganisasian ruang. Ruang-ruang yang
membututhkan kenyamanan akustik seperti ruang audiovisual,
ruang auditorium, perpustakaan , serta ruang meditasi.
Pengunaan material yang dapat membantu meredam kebisingan
baik pada dinding, lantai atau plafond
Gambar 3. 82 Airlocks
http://www.klikglodok.com
191
Material yang dapat digunakan untuk meredam kebisingan yaitu
diantaranya karpet , akustik metal silk, dan rockwool, dan
bentuknya ditunjukkan dengan gambar 3.83 dan gambar 3.84:
d. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal yang digunakan untuk kebutuhkan listrik utama
berasal PLN. Sedangkan sumber cadangan kebutuhan listrik pada
bangunan berasal dari genset, ditunjukkan dengan diagram 3.7:
PLN Trafo
Automatic
Transfer
Switch
Main
Distribution
Panel
Sub Panel Sub Panel
Ruang-ruang Ruang-ruang
Diagram 3. 7 Skema Sistem Elektrikal Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 83 Rockwool
https://indonesian.alibaba.com
Gambar 3. 84 Karpet
https://indonesian.alibaba.com
192
e. Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem jaringan air bersih untuk memenuhi kkebutuhan pada
bangunan menggunakan 2 sumber yaitu sumur artetis dan PDAM.
Untuk sistem penyaluran air sendiri dapat menggunakan 2 metode
yaitu:
e.1 Sistem Downfeed Distribution
Merupakan sistem penyaluran air bersih dengan cara
menompa air dari Ground Resservoir menuju Roof Tank ,
kemudian didistribusikan ke unit-unit dengan memanfaatkan
sistem grvitasi, ditunjukkan dengan diagram 3.8 :
e.1 Sistem Upfeed Distribution
Merupakan sistem penyaluran air bersih dengan cara
menompa air secara langsung dari Ground Resservoir menuju
unit-unit distribusi, ditunjukkan dengan diagram 3.9 :
PDAM
Sumur Artetis
Meteran
Pompa
Ground Reservoir / Clean Water
Water
Pump
Roof
Tank
Unit
Distribution
Unit
Distribution
Unit
Distribution
PDAM
Sumur Artetis
Meteran
Pompa
Ground Reservoi
r / Clean Water
Water
Pump
Unit Distribution
Unit Distribution
Unit
Distribution
Diagram 3. 8 Sistem Downfeed Distribution Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Diagram 3. 9 Sistem Upfeed Distribution Sumber : Analisis Pribadi,2017
193
Sistem jaringan air bersih yang akan digunakan adalah Sistem
Downfeed Distribution.
f. Sistem Jaringan Air Kotor
Pada museum dan Pusat Pelatihan Mediatsi ini terdapat
beberapa jenis limbah ,antara lain:
f.1 Air Hujan
Air hujan diatap akan disalurkan melalui talang, kemudian
ditampung didalam bak penampungan untuk dimanfaatkan
kembali, ditunjukkan dengan diagram 3.10 :
f.2 Air kotor dari Kamar mandi dan Dapur
Ditunjukkan dengn diagram 3.11:
Air Hujan
Pompa
Water
Raw Water
Tank (WTP
Treatment Clean Water
Tank
Roof Tank Distribusi
Diagram 3. 10 Skema Distribusi Air Hujan Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Air Kotor STP (Sawage
Treatent
Plan)
WTP Air Kotor ( Water Treatment
Plan)
Tangki
Penampungan
Pompa
Transfer
Fushing Closet
dan Siram
tanaman Recycle Tank
Diagram 3. 11 Skema Distribusi Air Kotor Kamar Mandi dan Dapur Sumber : Analisis Pribadi, 2017
194
f.3 Grey Water
Grey water merupakan limbah cair yang masih dapat
dimanfaatkan kembali, jika melebihi kapasaitas penampung akan
dibuang ke saluran kota. Grey water biasanya berupa air bekas
mandi dan mencuci, ditunjukkan denga diagram 3.12:
f.1 Black Water
Black water merupakan limbah padat yang dibuang
langsung menuju Septic Tank, dan ditunjukkan dengan diagram
3.13:
Toilet Bak
Penampun
g
System Water Treatment
Dimanfaatka
n kembali Disalurkan
menuju
saluran Kota
Diagram 3. 12 Skema Sistem Pembuangan Grey Water Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Toilet Septic Tank Sumur Resapan
Diagram 3. 13 Skema Sistem Pembuangan Black Water Sumber : Analisis Pribadi, 2017
195
g. Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran ditekankan pada cara penanggulan
kebakaran. Beberapa alat-alat yang digunakan digunakan untuk sistem
pemadam kebakaran, anatara lain:
g.1 Fire Alarm System
Sistem tanda bahaya kebakaran berfungsi untuk
meberikan tanda bila terjadi kebakaran atau kebocoran.
Terdiri dari :
Main Control Panel ( Panel Kontrol ), ditunjukkan
dengan gambar 3.85
Fire Detector , ditunjukkan dengan gambar 3.86,
3.87.3.88.dan 3.89
Gambar 3. 85 Main Control Panel
http://www.alatpemadamkebakaran.co
Gambar 3. 87 Smoke Detector
http://www.boydsecurity.com
Gambar 3. 86 Heat Detector
https://dir.indiamart.com
196
Alarm, ditunjukkan dengan gambar 3.90
g.2 Fire Hydrant System
Sistem hidran kebakaran berada pada lokasi tertentu
sebagai sumber air dikombinasikan dengan portable pump
untuk kebakaran yang cukup luas, dan ditunjukkan dengan
gambar 3.91:
Gambar 3. 89 Gas Detector
https://www.aliexpress.com Gambar 3. 88 Falme Detector
https://www.crowcon.com
Gambar 3. 90 Alarm
http://www.sanabila.com
Gambar 3. 91 Fire Hydrant System
https://www.firefightingequipment.my
197
g.3 Hydrant Box, ditunjukkan dengan gambar 3.92:
g.4 Portable Fire Extinguisher ( Alat Pemadam Api Ringan ),
ditunjukan dengan gambar 3.93:
Gambar 3. 92 Hydrant Box
http://janggatehnik.com
Gambar 3. 93 Apar
http://janggatehnik.com
198
g.1 Fire Automatic Sprinkle System (Sistem Pemercik Otomatis)
Ditunjukkan dengan gambar 3.94:
Jenis sistem pemadam kebakaran yang digunakan pada projek
Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buudah ini adalah Sistem Fire
Suppesion FM200. Hal ini disebabkan karena sistem pemadam
kebakaran jenis ini aman bagi manusia karena tidak berbau, tiak
berwarna, dan juga responnya cepat terhadap api dan aman untuk
benda-benda koleksi.
h. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah pada projek ini dibedakan menjadi
3 jenis yaitu sampah organik , sampah non-organik, dan sampah
kertas. Untuk membedakan ketiga jenis sampah tersebut disediakan 3
Gambar 3. 94 Sprinkle
http://janggatehnik.com
199
jenis tempat sampah dengan warna yang berbeda-beda pada setiap
tempat sampahnya.
h.1 Sampah organik
Sampah Organik merupakan sampah yang berasal dari
bahan-bahan organik seperti daun-daunan, sayur-sayuran, dan
sejenisnya, ditunjukkan dengan diagram 3.14:
h.2 Sampah Non-Organik
Sampah Non-Organik merupakan sampah yang
berasal dari bahan-bahan sejenis sampah plastik, , sampah
kaleng, dan sejenisnya, ditunjukkan dnegan diagram 3.15:
Sampah
Organik Bak
Penampungan
Tempat Pembuangan Sampah Kota
Diolah menjadi
pupuk kompos
Kota
Diagram 3. 14 Skema Sistem Pembuangan Sampah Organik Sumber : Analisis Pribadi,2017
Sampah Non-
Organik Bak
Penampungan
Tempat Pembuangan Sampah Kota
Diagram 3. 15 kema Sistem Pembuangan Sampah Non-Organik Sumber : Analisis Pribadi,2017
200
h.3 Sampah Kertas
Sampah Kertas merupakan sampah yang berasal dari
kertas, atau bahan-bahan sejenis kertas, ditunjukkan
dengan diagram 3.16:
i. Telekomunikasi
i.1 Sistem Komunikasi Keluar dan kedalam bangunan (antar ruang),
ditunjukkan pada diagaram 3.17:
Sampah
Kertas Bak
Penampungan
Tempat Pembuangan Sampah Kota
Dikumulkan
Untuk dijual
Diagram 3. 16 Skema Sistem Pembuangan Sampah Kertas Sumber : Analisis Pribadi
Telkom PABX Operasional
dalam bangunan
Ruang
Ruang
Ruang
Hubungan Keluar
Diagram 3. 17 Skema Komunikasi Keluar Sumber : Analisis Pribadi, 2017
201
i.2 Sistem Komunikasi Informasi
Sistem komunikasi informasi digunakan sebagaai media untuk
pemberitahuan informasi kepada pengunjung serta sebagai salah satu
sistem keamanan ( informasi darurat) di dalam gedung, ditunjukkan
dengan dagram 3.18:
j. Sistem Keamanan
Sistem keamanan bangunan yang dapat diterapkan , anatar lain:
Pengamanan oleh satuan pengamanan ( Security ) untuk
penjagaan selama 24 jam.
Pengamanan dengan sistem CCTV, memiliki hasil rekaman
gambar pada tiap ruangan yang membutuhkan pengawasan.
Skema sistem keamanan ditunjukkan dengan diagram 3.19 dan
gambar 3.95:
Saklar
otomatis
PLN Generator
Panel
Induk
Operator Speaker Speaker
Ruang-ruang
Fasilitas
Konservasi-
Preservasi
Kantor /
Fasilitas
Pengelola
an
Speaker
Cafetaria Lobby / Hall Ruang
Pameran
Perpustakaan
Diagram 3. 18 Skema Komunikasi Informasi Sumber : Analisis Pribadi,2017
202
Projek ini berfungsi sebagai museum yang menyimpan benda
koleksi, terdapat beberapa ruang yang memerlukan keamanan terutama
ruang pameran dan ruang penyimpan koleksi, seperti :
Penggunaan vitrin berfungsi untuk mencegah vandalism.
Detector getar , berfungsi sebagai alat yang akan memberikan
alarm jika terjadi getaran yang besar pada vitrin maupun jendela.
Channel Digital
Recorder
Spot Monitor
CCTV
CCTV
CCTV
CCTV
Diagram 3. 19 Skema Keamanan dengan CCTV Sumber : Analisis Pribadi,2017
Gambar 3. 95 CCTV
http://www.cctv-camera.com.sg
203
Detector kaca pecah, akan mendeteksi frekuensi kaca pecah pada
jendela maupun vitrin.
Sensor pendekteksi aktivitas, berupa sensor gelombang mikro
atau utratsonik yang dapat berfungsi untuk mendekteksi gerakan
disekitar area yang ingin dideteksi.
k. Sistem Transportasi Vertikal
Pada Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha sistem
transportasi yang akan diterapkan adalah menggunakan sistem
transportasi vertical, antara lain adalah:
k.2 Tangga
Tangga merupakan sistem transportasi vertikal yang
digunakan pada projek museum dan pusat pelatihan meditasi
ini. Sudut tanjakan yang ideal maksimal adalah 300 , sedangkan
untuk optrade (tegak) yang ideal adalah 15 cm - 18 cm dan
aantrede (mendatar) yang ideal adalah 20 cm - 33 cm.
Sedangkan untuk tangga darurat harus mudah diakses oleh
semua pengguna disaat dalam keadaan darurat. Dan juga
struktur yang digunakan harus tahan api serta memiliki akses
udara yang cukup.
k.2 Ramp
Ramp merupakan sistem transportasi vertikal yang
digunakan didalam ruang pameran, sehingga memberikan
kenyamanan kepada pengunjung dan juga memudahkan untuk
204
memindakan benda-benda koleksi. Ramp juga digunakan pada
luar bangunan untuk memudahkan pengunjung yang disable
masuk kedalam projek ini. Kemiringan ramp didalam bangunan
tidak boleh lebih dari 70 dan untuk diluar bangunan maksimum
60 . sedangkan untuk lebar minimum ramp rtanpa pengaman
adalah 95 cm dan dengan menggunakan pengaman adalah 120
cm.9
3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Light Shelves
Light Shelves merupakan material yang disisipkan pada jendela
dan berfungsi untuk memantulkan cahaya matahari ke dalam ruangan.
Kelebihan dari light shelves yaitu dapat merefleksikan cahaya
matahari saat kondisi diluar mendung atau intensitas cahaya matahari
rendah. Light Shelves lebih tepat digunakan pada sisi utara dan
selatan bangunan., yang ditunjukkan pada gambar 3.96:
9 Kepuusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.468/KPTS/1998
Gambar 3. 96 Light Shelves
https://culdesachdmks.wordpress.com
205
b. Panel Surya
Panel surya memrupakan salah satu teknlogi terbaru untuk
mendukung mengatasi kebutuhan listri didalam suatu bangunan, dan
ditunjukkan pada gMBr 3.97:
Kelebihan menggunakan panel surya, yaitu antara lain:
Energi gratis dari cahaya matahari
Produksi energy bersih, energy matahari tidak mengeluarkan
gas rumah kaca.
Insentif pemerintah
Mengurangi ketergantungan, karena tidak tergantung kepada
PLN
Kekurangan menggunakan panel surya, yaitu antara lain:
Sumber tenaga yang tidak konsisten, karena sinar matahari
tidak bersinar selama 24 jam.
Biaya pemasangan besar.
Perawatan, harus dibersihkan rutin dari kotoran dan debu
Gambar 3. 97 Panel Surya
https://teknologisurya.wordpress.com
206
c. Rain Harvesting
Merupakan salah satu teknologi untuk mengolah air hujan
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kebutuhan pasokan air.10
Prinsip dasar dari Rain Harvesting yaitu:
Atap berfungsi sebagai penagkap air hujan
Proses pengiriman yaitu memindahlan air hujan yang dari
atap ke bak penyimpanan
Tandon air sebagai tempat penyimpanan air hujan.
Kelebihan menerapkan sistem ini adalah lebih ekologi karena
memanfaatkan air hujan dan dapat mengatur pemakaian sumber air
dari dalam tanah. Namun kekurangan dari sistem ini dalah harus
menunggu kapan hujan akan turun, yang ditunjukkan pada gamabar
3.98:
Adapun pertimbanga-pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum
menerapkan rainwater harvesting pada projek , antara lain :
Faktor Lingkungnan
Faktor Teknis
Faktor Kebutuhan Air
Faktor Sosial
Faktor Finansial
10
Rainwater Harvesting for Domestic Use(2006:13) karya Janette Worm dan Tim Van Hattum
Gambar 3. 98 Rainwater Harvesting
Sumber :http://www.mppcb.nic.in/rwh.htm
207
3.3 Analisa Konteks Lingkungan
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha
di Jawa Tengah secara umum harus berpedoman pada Peraturan
Daerah Kota Semarang tentang Rencana Tata Wilayah yang
merupaan hasil perencanaan tata ruang yang ditentuan
berdasarkan aspek administrative atau aspek fungsional.
Berdasrakan pasal 13 Perda ota Semarang No14 tahun 2011-
2031 dijelasan Subpusat pelayanan kota , dalam pasal 11 huruf b
merupakan pusat BWK yang dilengkapi dengan sarana lingungan
perkotaan skala pelayanan BWK yang meliputi:
a. Sarana Perdagangan dan Jasa;
b. Sarana Pendidikan;
c. Sarana Kesehatan;
d. Saranan Peribadatan ; dan
e. Sarana Pelayanan Umum.
Pemilihan lokasi Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di
Jawa Tengah berada di Kota Semarang , Jawa Tengah
berdasarkan atas :
a. Letak Kota Semarang lebih cukup strategis diabndingkan
kota-kota lain yang meiliki warga pemeluk agama Buddha,
karena Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa
Tengah. Dengan ini diharapkan untuk wilayah-wilayah tertentu
208
lebih terjangkau dalam menimba ilmu tentang pedidikan
agama Buddha.
b. Untuk memudahkan melakukan pembicaraan dengan
pemerintah provinsi , apabila terjadi suatu permasalahan
dapat diberitahukan kepada pusat yang keudian akan
ditembuskan kepada pemerintah provinsi.
Pemilihan Lokasi : BWK VIII ( Kelurahan Sumurejo, Kecamatan
Gunung Pati ), yang ditunjukkan dengan gambar 3.99 dan 3.100:
Ruang lingkup makro rencana ini adalah Kotamadya Semarang yang
terletak pada posisi 6o50”-7o10” Lintang Selatan dan 109o50”-110o35”
Bujur Timur. Luas wilayah Kotamadya Semarang adalah 37.360,947 Ha
dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Demak
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Berbatasan denagn Kabupaten Kendal
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Gambar 3. 100 Peta Kelurahan Sumurejo
Sumber :Kecamatan Gunungpati dalam angka 2015
Gambar 3. 99 Peta BWK VIII Kota Semarang
Sumber :Perda No.13 tahun 2004
209
Ruang lingkup mikro rencana ini adalah BWK VIII , Kecamatan
Gunung Pati , Kota Semarang. Luas wilayah Kecamatan Gunung Pati
adalah 5.399,0985 Ha dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Banyumanik
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Ungaran, dan
Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Berbatasan denagn Kecamatan Mijen.
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Ngaliyan dan
Kecamatan Gajah Mungkur
a. Studi Kekuatan Alami
Studi kekuatan alamii ditunjukkan denga tabel 3.32:
JENIS KETERANGAN
IKLIM Iklim pada lokasi mengacu pada
iklimlingkungan sekitar yaitu meiliki
karakteristik mikro lingkungan yang
sejuk
EKOLOGI Kondisi tanah yang ada didalam
lokasi site tergolong subur , dan
didalam tapak masih terdapat
banyak pohon yang berfungsi
sebagai penyerapan air.
Tabel 3. 32 Tabel Studi Kekuatan Alami Sumber : Analisis Pribadi ,2017
210
KEMIRINGAN TAPAK Lokasi berada di Kota Semarang
bagian atas sehingga kemiringan
tapak beragam, namun bayak
kemiringan tapak yang curam.
LINGKUNGAN SEKITAR Lingkungan sekitar tapak
kebanyakan merupakan lahan
kosong karena, belum banyak
kawasan permukiman penduduk.
b. Studi Kekuatan Buatan
Studi kekuatan buatan ditunjukkan dengan tabel 3.33 :
JENIS KETERANGAN
PRANATA Pembangunan projek di dalam
wilayah BWK VIII harus
menyesuaikan dengan perarturan
tata guna lahan Kota Semarang
tentang wilayah yang dapat
terbagun atau yang tidak dapat
terbangun
REGULASI Peraturan RTRW Kota Semarang
FUNGSI LOKASI Fungsi lokasi menyesuaikan
dengan rencana penetapan pusat
Tabel 3. 33 Tabel Studi Kekuatan Buatan Sumber : Analsis Pribadi, 2017
211
pelayanan kota meliputi sarana
perdagangan dan jasa, sarana
pendidikan, kesehatan ,
peribadatan dan pelayanan umum.
HIRARKI LOKASI Hirarki lokasi bila dilihat dari segi
pencapaian ketenangan , maka
lokasi Gunungpati memiliki hiraki
yang tinggi.
c. Studi Amenitas Alami
Studi Amintas alami ditunjukkan denga tabel 3.34:
JENIS KETERANGAN
VIEW Potensi view yang ada pada
lokasi tapak banyak yang bagus,
karena berada dilahan yang
berkontur masih banyak yang
alami.
TOPOGRAFI Kondisi Topografi di Gunungpati
berada pada kemiringan ± 2% -
40%.
AIR Sumber mata air yang berada di
Gunungpati bersih dan dapat
digunakan untuk keperlukan
Tabel 3. 34 Tabel Studi Amenitas Alami
Sumber: Analisis Pribadi, 2017
212
sehari-hari.
BENTANG ALAM Bentang alam yang ada cukup
luas dan sebagian masih berupa
hutan.
b. Studi Amenitas Buatan
Studi Amintas buatan ditunjukkan dengan tabel 3.35:
JENIS KETERANGAN
JARINGAN KOTA Utilitas kota yang ada di BWK
VIII sudah memadai dan untuk
jalur transportasi sudah dilalui
oleh kendaraan umum dalam
kota.
REFERENSI VISUAL Bentuk arsitektur banguan pada
BWK VIII banyak menggunakan
arsitektur kota setempat.
CITRA ARSITEKTURAL Penataan bangunan museum
dan pust peltihan meditasi
menampilan ekhasan dari
arsitektur jawa dan Budhis
Indonesia.
ARTEFAK HISTORIS Menciptakan bangunan yang
mempunyai nilai-nilai dari
Tabel 3. 35 Tabel Studi Amenitas Buatan Sumber: Analisis Pribadi, 2017
213
bangunan tradisional dan
bangunan agama Buddha.
Kelebihan BWK VIII :
Lokasi berada di Kota Semarang bagian atas , kemungkinan
terjadi banjir sangat kecil
Jarang terjadi kemacetan
Jalur menuju Gunungpati sudah dilalui oleh transportasi umum
Fasilitas umum sudah memadai
Kondisi lokasi cukup tenang mendukung untuk kegiatan
pelatihan meditasi.
Masih terdapat banyak vegetasi yang menjadikan daerah
tersebut sejuk mendukug untuk kegiatan pelatihan meditasi.
Kekurangan BWK VIII :
Lahan berkontur, kebanyakan berkontur curam
Jika malam hari kondisi lokasi sepi
3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan lokasi Musuem dan Pusat Pelatihan Meditasi
Buddha di Jawa Tengah, antara lain;
Lokasi tidak terlalu bising ( cukup tenang )
Pencapaian menuju lokasi mudah
Memiliki iklim lingkungan sejuk
Jauh dari kemacetan
Jaringan utilitas sudah memadai
214
a. Tapak
a.1 Alternaif Tapak 1
Gb.3.101 Jln Gunungpati Raya Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.110 Jln gang 2 Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.109 rumah warga Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.108Jln gang 2 Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.107 Rumah Warga Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.106 Sawah Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.105 Rumah Penduduk Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.104 Gerbang Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.103 Utilitas Kota Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.102 JAlan Gunungpati Raya Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.111 Alternatif Tapak 1 Sumber:Dokumen Pribadi
1 2
4
3
5
6
78
9
10 11
215
Keterangan Gambar:
1. Kondisi Jalan Gunungpati Raya
2. Jalan Gunungpati raya
3. Utilitas Kota
4. Gerbang masuk kedalam site
5. Rumah penduduk yang berada di sebelah timur site.
6. Persawahan berada di sebelah tenggara site
7. Rumah penduduk disebelah selatan site
8. Jalan Gang 2
9. Rumah penduduk yang berada di sebelah barat site.
10. Tanjakan menuju ke site
11. Alternatif Site
Kondisi Tapak:
1. Tapak berada di BWK VIII yaitu di Jalan Gunungpati Raya,
Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunung Pati.
2. Tapak relatif miring
3. Terdapat Utilitas Kota yang berupa tiang listrik, tiang telepon,
saluran kota.
4. Infrastruktur jalan utama bagian depan tapak dengan
perkerasan aspal dengan lebar ± 8 m.
5. Terdapat pendestrian dengan lebar ± 1,5 m , tanpa perkerasan
yang berupa tanah biasa.
6. Terdapat saluran kota dengan lebar ± 60cm dan berfungsi
dengan baik, dengan kedalaman 50 cm.
216
7. Didalam tapak masih terdapat vegetasi yang cukup banyak.
Batas-batas Tapak:
Sebelah Timur : Rumah penduduk
Sebelah Barat : Rumah penduduk
Sebelah Utara :Jalan Gunungpati raya
Sebelah Selatan:Rumah Penduduk, Sawah
Catatan Pengamatan:
Kondisi Tapak yang berada di Jalan Gunungpati Raya
,merupakan lokasi yang strategis karena dekat dengan kota
Ungaran. Tapak pada lokasi memiliki kemirigan yang relatif miring
dan memiliki ketenangan yang tinggi karena pada tapak masih
memiliki vegetasi yang banyak.
217
a.2 Alternaif Tapak 2
1
2
3
4
7
8
10
11
5
6
9
12
Gb.3.112 Jln.Gunungpati raya Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.122 Jln.Gunungpati raya Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.121 Jln.Gunungpati raya Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.120 Jln.Gunungpati raya
Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.113 Gerbang Masuk Site Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.114 Gerbang Masuk Site Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.115 Selokan &Jln.Gang 2
Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.116 SD 2 Sumurejo Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.117 Permukiman Warga
Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.118 Lahan Kosong Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.119 Permukiman Warga Sumber:Dokumen Pribadi
Gb.3.123 Jln.Alternatif Tapak 2 Sumber:Dokumen Pribadi
218
Keterangan Gambar:
1. Sebelah Utara Site yaitu Jalan Gunungpati raya, terdapat
jaringan listrik dan Jaringan Telepon.
2. Gerbang masuk ke Kampung Sumur Gunung , Kelurahan
Sumurejo, Kecamatan Gunungpati.
3. Selokakan diadalam tapak , lebar ± 50 cm , dan kedalaman ±
60 cm.
4. Sebelah Barat Site yaitu jalan gang 2
5. Sebelah Barat Site yaitu SD N 2 Sumurejo
6. Sebelah Selatan Site yaitu permukiman warga
7. Lahan kosong didalam site.
8. Sebelah Timur Site yaitu permukiman warga
9. Sebelah Utara Site yaitu Jalan Gunungpati raya, terdapat
utilitas kota
10. Sebelah Utara Site yaitu Jalan Gunungpati raya, terdapat
permukiman warga dan lahan kosong.
11. Sebelah Utara Site yaitu Jalan Gunungpati raya, merupakan
jalan 2 arah
12. Alternatif tapak 2
Kondisi Tapak:
1. tapak berada di BWK VIII yaitu di Jalan Gunungpati Raya,
Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunung Pati.
2. Tapak tidak terlalu miring
219
3. Terdapat Utilitas Kota yang berupa tiang listrik, tiang telepon,
saluran kota.
4. Infrastruktur jalan utama bagian depan tapak dengan
perkerasan aspal dengan lebar ± 8 m.
5. Terdapat pendestrian dengan lebar ± 1,5 m , tanpa perkerasan
yang berupa tanah biasa.
6. Terdapat saluran kota dengan lebar ± 1 m dan berfungsi
dengan baik, dengan kedalaman 60 cm.
7. Didalam tapak masih terdapat vegetasi yang cukup banyak.
Batas-batas Tapak:
Sebelah Timur :Lahan kosong dan Rumah penduduk
Sebelah Barat : Lahan kosong dan Rumah penduduk
Sebelah Utara :Jalan Gunungpati raya
Sebelah Selatan :Rumah Penduduk
Catatan Pengamatan:
Kondisi Tapak yang berada di Jalan Gunungpati Raya
,merupakan lokasi yang strategis karena dekat dengan kota
Ungaran. Tapak pada lokasi memiliki kemirigan yang tidak terlalu
miring dan memiliki ketenangan yang tinggi karena pada tapak
masih memiliki vegetasi yang banyak.
220
b. Kriteria Pemilihan Tapak
b.1 Lokasi
Merupakan daerah yang memiliki ketenangan.
b.2 Akses Pencapaian.
Dapat dicapai dengan mudah oleh kendaraan pribadi dan
kendaraan umum, dan juga bagi pejalan kaki.
b.3 Kondisi Lingkungan Sekitar
Dekat dengan permukiman warga , kondisi lingkungan
sejuk, dan jauh dari kemacetan.
b.4 Potensi Alam
Memiliki potensi sebagai area resapan air hujan sehingga
dapat berguna untuk memenuhi kebutuhan air bersih,
Terdapat fasilitas umum serta terdapat utilitas kota yang
baik dan memadai.
c. Analisa Pemilihan Tapak
Analisa pemilihan tapak ditunjukkan dengan tabel 3.36 :
Kriteria Tapak 1 Tapak 2
Lokasi Berada di Kelurahan Sumurejo , Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Bagian atas.
Berada di Kelurahan Sumurejo , Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Bagian atas.
Akses Pencapaian Untuk memasuki site harus melewati tanjakan.
Mudah diakses dari arah
Tabel 3. 36 Tabel Analisa Pemilihan Tapak
Sumber: Analisis Pribadi , 2017
221
manapun karena kondisi jalan tidak terlalu curam.
Kondisi Lingkungan
Sekitar
Kondisi lingkungan masih terjaga,masih sejuk karena banyak vegetasi, dekat dengan permukiman warga.
Kondisi lingkungan masih terjaga,masih sejuk karena banyak vegetasi, dekat dengan permukiman warga.
Potensi Alami Ketenganan baik, arena banyak vegetasi yang bertajuk besar, fasilitas umum dan utilitas kota sudah memadai.
Ketenganan baik, arena banyak vegetasi yang bertajuk besar, fasilitas umum dan utilitas kota sudah memadai.
d. Pemilihan Tapak Analisa pemilihan tapak ditunjukkan dengan tabel 3.37:
Keterangan :
3 = Baik ; 2 = Cukup ; 1 = Kurang
Dari analisa perhitungan tapak diatas , maka tapak terpilih adalah Tapak
2.
Kriteria Tapak 1 Tapak 2
Lokasi 3 3
Akses Pencapaian 3 3
Kondisi Lingkungan Sekitar
1 2
Potensi Alami 3 3
TOTAL 10 11
Tabel 3. 37 Tabel Pemilihan Tapak Sumber: Analisis Pribadi, 2017
222
Tapak terpilih
Tapak terpilih ditunjukkan dengan gambar 3.124:
Gambar .3.124 Tapak Terpilih Sumber:Dokumen Pribadi, 2017
223
e. Analisis SWOT Tapak Terpilih
e.1 Strenght
Tapak memiliki tingkat ketenangan yang tinggi.
Berada di Kota Semarang bagian atas sehingga memiliki iklim
mikro yang sejuk.
Terfapat jaringan utilitas kota dan transportasi yag cukup
mendukung.
Pencapaian mudah untuk dilalui oleh kendaraan pribadi
maupun kendaraan umum.
Keasrian lingkungan masih terjaga dengan baik.
e.2 Strenght
Jarak lokasi tapak cukup jauh dengan Kota Semarang
Disekitar tapak terdapat permukiman warga dan lahan kosong
dengan vegetasi yang bervasriasi.
Terdapat Peraturan Daerah yang memberikan persyaratan
pembagunan dengan KDB 40 % dari luas tapak.
e.3 Opportunity
Lokasi tapak sesuai dengan kriteria fungsi bangunan Museum
dan Pusat pelatihan Meditasi di Jawa Tengah.
e.4 Threat
Banyaknya vegetasi yang ada , dan berfungsi sebagai area
resapan air hujan , terdapat kemungkinan akan sedikit
terdapat bangunan yang kedepanya akan dibangun diarea
sekitar tapak