BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang...

59
43 BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI Bab ini akan secara khusus akan menjelaskan beberapa hal pokok mengenai pertama, profil makro masyarakat Kei; kedua, ain ni ain dalam tutur sejarah masyarakat Kei Besar, dan ketiga, sistem nilai dan makna ain ni ain. Pokok-pokok pikiran yang dibahas dalam bab ini menjurus pada ain ni ain sebagai suatu pendekatan konseling perdamaian di Kei Besar. A. PROFIL MAKRO MASYARAKAT KEI Bagian ini akan mendeskripsikan profil makro dari masyarakat Kei, yang mana penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk kekerabatan, sistem pemerintahan, sistem kepercayaan, dan hukum adat. 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Gugusan kepulauan Kei yang terdapat di laut banda, dengan Astronomi terletak antara : 5 0 sampai 6,5 0 Lintang Selatan dan 131 0 sampai 133,5 0 Bujur Timur. 1 Selain itu secara geografis kepulauan Kei dibatasi antara lain oleh : Laut Arafura di Sebelah Selatan, Irian Jaya Bagian Selatan di Sebelah Utara, Kepulauan Aru di Sebelah Timur, Laut Banda di Sebelah Barat dan bagian Utara oleh Kepulauan Tanimbar. 1 Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab. Maluku Tenggara, “demografi wilayah”, http://www.malukutenggarakab.go.id/index.php/demografi , diakses pada kamis, 23 Februari 2017, pukul 17.00 WIB. Lihat tesis luis thobias ubra, hamaren.

Transcript of BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang...

Page 1: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

43

BAB III

AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI

Bab ini akan secara khusus akan menjelaskan beberapa hal pokok mengenai pertama,

profil makro masyarakat Kei; kedua, ain ni ain dalam tutur sejarah masyarakat Kei

Besar, dan ketiga, sistem nilai dan makna ain ni ain. Pokok-pokok pikiran yang

dibahas dalam bab ini menjurus pada ain ni ain sebagai suatu pendekatan konseling

perdamaian di Kei Besar.

A. PROFIL MAKRO MASYARAKAT KEI

Bagian ini akan mendeskripsikan profil makro dari masyarakat Kei, yang mana

penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim,

mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk kekerabatan, sistem pemerintahan, sistem

kepercayaan, dan hukum adat.

1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Gugusan kepulauan Kei yang terdapat di laut banda, dengan Astronomi terletak

antara : 50 sampai 6,50 Lintang Selatan dan 1310 sampai 133,50 Bujur Timur.1 Selain

itu secara geografis kepulauan Kei dibatasi antara lain oleh : Laut Arafura di Sebelah

Selatan, Irian Jaya Bagian Selatan di Sebelah Utara, Kepulauan Aru di Sebelah

Timur, Laut Banda di Sebelah Barat dan bagian Utara oleh Kepulauan Tanimbar.

1Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab. Maluku Tenggara, “demografi wilayah”,

http://www.malukutenggarakab.go.id/index.php/demografi, diakses pada kamis, 23 Februari 2017, pukul 17.00 WIB. Lihat tesis luis thobias ubra, hamaren.

Page 2: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

44

Kepulauan Kei terdiri atas 119 pulau Kecil, di antaranya ada 3 pulau di Kei Besar

dan pulau-pulau lainnya di Kei Kecil yang berpenduduk. Kepulauan Kei dengan

gugusan pulau-pulaunya terbagi atas dua pulau besar yakni Kei Kecil yang disebut

Nuhu Roa dan Kei Besar disebut Nuhu Yuut, serta ada tiga kelompok pulau kecil,

yaitu pulau Tanimbar Kei yang disebut Tnebar Evav, Kepulauan Thayando disebut

Tahyad, dan Kepulauan Kur.2 Kepulauan Kei atau secara administratif disebut

Maluku Tenggara dengan Langgur sebagai ibukota kabupaten saat ini terdiri dari

enam kecamatan Kecamatan Kei Kecil, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kecamatan Kei

Kecil Barat, Kecamatan Kei Besar, Kecamatan Kei Besar Utara Timur dan

Kecamatan Kei Besar Selatan.

2. Musim

Kepulauan Kei seperti wilayah lainnya di Indonesia, termasuk daerah tropis

karena terletak disekitar garis khatulistiwa. Iklim di kepulauan ini dikuasai oleh angin

musim, yakni angin musim timur (April-Oktober), angin yang bertiup dari Tenggara

(Benua Australia) ke arah Barat Laut (Asia Tengah). Sedangkan pada Musim Barat

(November-Maret), angin bertiup dari arah Barat Daya ke arah Tenggara. Kepulauan

Kei selama bulan April-Oktober mengalami musim kering atau kemarau, sementara

pada bulan November-maret, melangalami musim hujan. Selain kedua musim ini ada

juga musim pancaroba yang disebut ma’ir, pada musim ini angin bertiup dari banyak

jurusan. Para leluhur perubahan musim itu dengan melihat peredaran Bintang Yeu dan

2 P. M. Laksono, (at.al); Kekayaan, Agama, dan Kekuasaan. Identitas dan Konflik Di

Indonesia (Timur) Modern (Yogyakarta: Kanisius dan LSR, 1998), 82.

Page 3: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

45

Bintang Far atau Bintang Biduk dan Bintang Pari. Musim pancaroba berlangsung

pada bulan November di Musim Barat dan pada bulan Mei di Musim Timur.3 Iklim

sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Kei terkhusus bagi mereka yang

bekerja sebagai petani sekaligus nelayan. Jika angin musim Timur bertiup maka

mereka tidak akan melakukan aktifitas bertani oleh karena tanah menjadi kering

untuk itu mereka melakukan aktifitas mencari ikan dilaut. Sebaliknya jika angin

musim barat bertiup mereka akan melakukan aktifitas bertani sebab tanah menjadi

subur karena curang hujan dimusim itu.4

3. Mata Pencaharian

Umumnya, masyarakat di Kepulauan Kei tinggal menetap di desa-desa sebagai

petani dan menggantungkan hidup mereka dari ladang yang diolah kembali.

Maksudnya, tanah yang pernah diolah dengan jenis tanaman tertentu, setelah diambil

hasilnya, diolah kembali untuk menanam jenis tanaman lainnya. Ada warga yang

bercocok tanam dengan cara tradisonal, tetapi ada juga dengan cara modern yaitu

dengan menggunakan berbagai macam peralatan modern dan pupuk yang tersedia

untuk kesuburan tanaman. Masyarakat, umumnya hanya menanam Enbal5 (Singkong

beracun) sebagai makanan pokok, juga Kasbi (singkong tidak beracun), Keladi,

Kacang Hijau, dan Kacang Tanah.

3 Hasil wawancara dengan Bpk. N. Rahayaan, 10 Desember 2016. 4 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Desember 2016. 5 Enbal dibuat dari singkong berracun, terlebih dulu dikeluarkan racunnya melalui proses

peras airnya hingga benar-benar kering. Biasanya diolah dalam berbagai bentuk dan dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah Kei.

Page 4: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

46

Masyarakat Kei selain bercocok tanam sebagai mata pencaharian primer, juga

berternak, menangkap ikan, berburu di hutan dan hasta karya atau hasil kerajinan

yang sederhana dalam bentuk anyam-anyaman, pembuatan suram (gerabah lokal),

ukiran, dan lainnya, serta pertukangan khusus pembuatan perahu. Pekerjaan ini hanya

menjadi pelengkap dari perkerjaan utama di ladang. Pekerjaan ini ada yang dilakukan

secara pribadi, tetapi juga ada yang dilakukan secara bersama atau yang dikenal

dengan istilah hamaren. Hasil pekerjaan ini dipergunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi setiap hari dan selebihnya dijual di pasar untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan anak, kesehatan dan perumahan. Selain itu ada pula

masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, Tentara Nasional

Indonesia, dan Kepolisian.

4. Bahasa

Penduduk daerah ini, kecuali orang-orang Banda Eli dan Banda Elat,6 serta

pendatang, masih menggunakan Bahasa Kei sebagai bahasa pergaulan dalam

kehidupan sehari-hari, baik oleh orang dewasa maupun generasi muda. Bahasa Kei

memiliki dialek yang bervariasi sekurang-kurangnya terdapat lima dialek Bahasa

Kei.7 Di Kei Besar terdapat tiga dialek yaitu dialek Kei Besar bagian utara (Bombai),

bagian selatan misalnya Rerean, dan bagian tengah misalnya Yamtel. Sedangkan di

Kei Kecil terdapat dua dialek di bagian timur dan di bagian barat. Selain itu dialek

6 Orang-orang Banda Eli dan Banda Elat adalah satu kelompok etnik yang tidak

menggunakan Bahasa Kei dalam pergaulan mereka tetapi menggunakan Bahasa Banda sebagai bahasa asli daerah asal mereka.

7 Hasil wawancara dengan Ibu O. Totomutu, 26 Oktober 2016. Salah satu pendatang yang sudah menetap di Kei Besar selama ± 30 tahun.

Page 5: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

47

dipesisir pantai berbeda dengan dialek di pegunungan. Akan tetapi apabila diucapkan

dapat dimengerti oleh semua warga masyarakat Kei.

Selain Bahasa Kei tentunya Bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antar

sesama masyarakat Kei atau masyarakat Kei dengan orang dari suku yang berbeda.

sebab kenyataan dalam ruang interaksi di masyarakat tentunya banyak pendatang

dari suku yang lain juga ada dalam ruang interaksi tersebut. Sehingga Bahasa

Indonesia sebagai bahasa Negara harus digunakan dalam pergaulan maupun dalam

ruang interaksi.

5. Bentuk-Bentuk Kekerabatan

Masyarakat Kei mengenal tiga bentuk kekerabatan dalam bidang sosial-budaya,

yakni:

a). Ikatan aliran darah yang kental. Bentuk kekerabatan ini terdiri atas tiga bentuk.

Pertama, rahan yam. Kata ini terbagi atas dua suku kata yang memiliki arti yakni

rahan yang berarti rumah dan yaman yang berarti bapak sehingga apabila diartikan

secara harafiah, rahanyam berarti rumah bapak. Bentuk kekerabatan ini menunjuk

pada kelompok orang yang sedarah yang berperan dalam acara atau sidang adat.

Dalam praktek untuk mempertahanakan ikatan ini, maka masyarakat Kei memiliki

pola hubungan sebagai berikut : yamad ubun taran yang berarti hubungan keluarga

anatar cucu dengan kakek dan neneknya dari marga bapak. Kemudian yan te,

merupakan singkatan dari yanyanat dan teten. Yang berarti anak atau anak-anak dan

orang tua. Jadi yan te merupakan satu kesatuan keluarga yang terdiri dari bapak-ibu

Page 6: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

48

bersama anak atau anak-anak. Bentuk kekerabatan ini didasarkan atas perkawinan

dengan prinsip patrilinial yakni setiap keturungan dihitung dalam garis keturunan

bapak dan menggunakan fam dari bapak. Selain itu tempat tinggal ditentukan oleh

pihak bapak. Dalam bentuk ini anak-anak harus mengakui orang tua sebagai

pemimpin tertinggi dalam keluarga yang mengatur segala aspek hidup termasuk

perkawinannya. Prinsip ini berkaitan dengan Hukum Adat Larvul Ngabal yang

mengjadikan orang tua sebagai kepala dari seluruh anggota keluarga yang memiliki

hak tertinggi dan berkuasa mutlak dalam mengatur satu keluarga. Ada pula, yaan

warin, adalah ikatan hubungan keluarga laki-laki dengan laki-laki atau perempuan

dengan perempuan sebagai kakak beradik. Kedua, tu u tavol, yakni ikatan

kekerabatan yang berasal dari keturunan ibu atau marga ibu. Pola yang digunakan

msayarakat Kei adalah renen ubunte atau ren ub te yang berarti ikatan keluarga antara

cucu dengan kakek dan nenek dari marga ibu; renan uran atau ren ur merupakan

ikatan keluarga antar seseorang dengan dengan semua orang yang berasal dari marga

ibu; dan uran warin atau ur war yang berarti ikatan antara laki-laki dan perempuan

sebagai kakak beradik. Ketiga, utin kain atau utin tom merupakan ikatan kekerabatan

yang sudah sangat meluas dalam pengertian ikatan ini merupakan kekerabatan

dengan satu marga yang dalam sislsilah keluarga telah menyebarkan anak turunannya

ke berbagai marga atau ke berbagai desa atau dengan suku yang berbeda.8

b). Ikatan kekeluargaan karena perkawinan. Ikatan ini dalam bahasa Kei disebut fau

su rat, merupakan ikatan perkawinan antar marga. Dalam prakteknya dikenal dengan

8 Hasil Wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Desember 2016.

Page 7: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

49

sebutan yanur mangohoi. Kedua istilah ini menunjuk pada kelompok-kelompok

nmarga yang terlibat dalam suatu acara adat perkawinan. Yanur adalah pihak

penerima wanita, yang mengambil istri karena mereka datang meminta (pihak laki-

laki). Sedangkan mangohoi adalah pihak pemberi wanita atau istri (pihak wanita).

Biasanya bentuk kekerabatan ini akan berakhir setelah wilin atau harta kawin dilunasi

oleh pihak yanur kepada mangohoi akan tetapi dalam prakteknya hubungan

kekerabatan ini masih akan terus berlanjut bila salah satu telah meninggal.9

c). Ikatan kekerabatan karena suatu hubungan dalam adat atau peristiwa sejarah.

Bentuk kekerabatan ini disebut juga tom tad. Yang termasuk dalam ikatan ini yakni

koy maduan merupakan bentuk kekerabatan pada konteks perkawinan yaitu kepala

fam dari yanur biasa disebut maduan yang berarti tuan, pemilik (pemilik orang) yang

bertindak atas nama fam dari yanur untuk memberikan bantuan sedangkan yang

menerima bantuan disebut koy yaitu semua anggota dari satu fam. Ohoi nuhu, yang

memiliki pengertian kampung atau desa dengan tanahnya, yakni tempat beberapa

marga tinggal menetap atau hidup bersama, tempat tersebut dianggap aman sebab

ohoi dikelilingi ladang-ladang dan hutan rimba. Dalam konteks itu maka tanah

temapat mereka hidup bersama merupakan alat pemersatu. Tea bel atau pela

merupakan salah satu contoh dari ikatan ini. Kekerebatan ini terdapat di banyak

tempat misalnya tea bel antara desa Hollat dengan Ohoiren, Watlar dengan Nerong

dan lainnya. Ikatan ini merupakan ikatan hubungan oleh Karena adanya sumpah adata

antar dua desa yang bersumpah untuk saling melindungi secara jujur dan iklas.

9 Hasil wawancara dengan Nus Rahayaan, 10 Desember 2016.

Page 8: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

50

Kekerabatan jenis ini menurut sejarah orang Kei merupakan orang bersaudara

sekandung dan tidak diperkenankan untuk melakukan perkawinan antara kedua belah

pihak.10

6. Sistem Pemerintahan Masyarakat Kei

Sistem pemerintahan di Kei terdiri atas suatu wilayah adat dan pemukiman,

yakni: pertama, ohoi yaitu satu tempat tinggal terkecil yang didalamnya terdapat

kepala kampung atau dusun, lengkap dengan kerapatan adat yang disebut seniri

dusun dan tua-tua adat. Saniri merupakan orang yang dipilih oleh anggota marga

untuk mewakili marganya dalam struktur pemerintahan di desa atau ohoi. Dalam

satuan ohoi terbagi lagi dalam atas beberapa ohoi yang dipimpin oleh orang kay,

sebagai pemimpin tertinggi di ohoinya serta bertanggung jawab melindungi

masyarakat dari ancaman. Orang kay dalam pelaksanaan tugasnya akan dibantu oleh

soa. sowa (soa)11 adalah pimpinan dari satu fam atau beberapa mata rumah. Fam

dalam budaya masyarakat Kei disebut mata rumah.12 Setiap individu yang berhimpun

dalam keluaraga dapat menjadi satu fam atau satu mata rumah namun yang terhitung

hanyalah anak laki-laki dari keturunan bapak sebagai anggota fam atau marga atau

mata rumah. Satu fam dapat hidup di satu desa yang sama, atau berbeda desa, atau

bisa juga tinggal bersama dalam satu rumah. Kepala soa berfungsi sebagai pemersatu

10 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, S.Th, 03 Januari 2017. 11 Hasil wawancara dengan Nus Rahayaan, 10 Desember 2016. Baca juga, Pieter Elmas,

Perjalanan Menemukan Jati Diri, dalam Ken Sa Faak: Benih Benih Perdamaian dari Kepulauan Kei, (Tual-Yogyakarta: Nen Mas Il- Insist Press, 2004) 79.

12 Mata rumah merupakan kesatuan dari laki-laki dan perempuan yang belum kawin dan kesatuan dari para istri dari laki-laki yang telah kawin. Mata rumah penting dalam mengatur perkawinan warganya secara exogami dan dalam hal mengatur penggunaan tanah-tanah dati yaitu tanah milik kerabat patrilineal.

Page 9: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

51

kekerabatan fam sebab kepala soa dipilih oleh orang yang tertua. Kepala soa berperan

untuk mengkoordinir famnya dalam membayar dan menerima harta perkawinan.

Kedua, setelah satuan ohoi atau desa ada pun gabungan beberapa desa terdekat

disebut utan, yang dipimpin oleh seorang Rat atau raja, terdapat lembaga orang kay

(kepala desa), beberapa soa, serta saniri desa dan para tua adat. Pembagian wilayah

adat ini disebut sebagai ratschaap13. Biasanya semua jabatan dipimpin oleh orang

yang berasal dari kelas mel-mel jika terdapat sistem kasta yang berbeda dan juga

diperoleh melalui garis keturunan sebagai warisan dari leluhur.

Ketiga, bagian terbesar dari system pemerintahan adat di Kei adalah Rumpun.

Dalam pembagiannya, masyarakat Kei terbagi dalam tiga bagian besar yakni ur siu

atau rumpun Sembilan, lor lim atau rumpun lima, dan lor lobay atau rumpun

penengah. Kepemimpinan dalam rumpun ini secara kolektif oleh beberapa raja

wilayah adat. Raja-raja dianggap sebagai bapak, ibu atau anak tertua dalam

komunitasnya masing-masing. 14

7. Sistem Kepercayaan

Sistem kepercayaan masyarakat Kei sebelum bangsa Eropa menyebarkan Injil di

Kei adalah kepercayaan animisme yang disebut ngu-mat dan dinamisme yang disebut

wadar-metu. Praktik kepercayaan ini dapat dilihat dalam upacara adat di mana

13 Setara dengan kecamatan yang dahulu diakui oleh pemerintah belanda. 14 Hasil wawancara denga Nus Rahayaan, 10 Desember 2016. Baca juga Pieter Elmas,

Perjalanan Menemukan Jati Diri, dalam Ken Sa Faak: Benih Benih Perdamaian dari Kepulauan Kei, (Tual-Yogyakarta: Nen Mas Il- Insist Press, 2004), 89.

Page 10: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

52

masyarakat Kei datang dan memanggil nit-jamad-ubut atau tete-nene moyang,15 ler

wuan atau matahari dan bulan, aiwarat yakni pohon-pohonan, aiwat artinya batu-

batuan, rahanyam yakni mata rumah, tun-lair yang artinya tanjung dan pelabuhan,

nuhu-tanat yang artinya gunung dan tanah, womakasol yang artinya pusat negeri atau

desa, dan kubur-hat artinya kuburan.16 Setiap roh yang dipercaya hanya bersifat lokal

dalam pengertian setiap marga atau fam, kampung memiliki roh-roh atau ilah-ilah

sebagai pelindung. Roh itu disebut oleh masyarakat Kei yakni mitu.17 Memang semua

kelurga dan kampung memiliki kepercayaan atau pelindung terhadap mitu akan tetapi

mereka masih menyadari dan percaya bahwa ada kuasa yang lebih tinggi yang

mengatasi ilah-ilah yang mereka percaya sebagai pelindung yakni Duad Ler Vuan

yang berarti Tuhan Bulan dan Matahari.18 setiap kali masyarakat melakukan upacara

adat yang akan dilakukan oleh masyarakat adalah mengucapkan rumusan doa dan

mempersembahkan sirih pinang, tembakau, kikisan emas, dan uang. Yang memimpin

upacara adat adalah mitu duan19. Upacaya yang dimaksud adalah pengresmian rumah

adat, pelantikan raja, peminangan dan pembuatan kebun baru.

15 Kepercayaan terhadap tete nenek moyang ada 2 macam yakni kepercayaan terhadap roh-

roh orang yang telah meninggal dunia yang disebut Nit-fayaut dan kepercayaan terhadap arwah yang masih hidup dan mengembara yakni far-wakat. Hasil wawancara dengan Nus Rahayaan, 10 Desember 2016.

16 J. Mailoa, (at.al), Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Maluku, (Jakarta: Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, 1979/1980),105.

17 Mitu adalah roh pelindung desa atau keluarga. 18 Hasil wawancara Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja Fer), 12

November 2016. 19 Mitu duan adalah tuan atau pelayan mitu atau penjaga mitu. Ia berurusan dengan roh khusus

atau lokal, kebumian. Ia berbeda dengan pendeta (leb), yang mengarahkan diri kepada kuasa tertinggi, ke langit. Pembagian tugas sosial-keagamaan ini dipertegas oleh kenyataan bahwa fungsi keduanya sering kali terdapat dalam diri satu orang. Hasil wawancara dengan Raja Fer, 12 November 2016.

Page 11: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

53

Kepercayaan terhadap praktek magis juga dilakukan oleh masyarakat Kei.

Praktik ini dilakukan dalam kesadaran bahwa manusia mampu menguasai hidup

orang lain. praktik ini biasanya dilakukan dengan menggunakan benda yang ada

dalam dunia misalnya pasir, atau tanah, dan lainnya. Praktik ini dilakukan dalam

dunia gaib, dengan kegunaan untuk mengetahui masa depan, mencari rejeki,

mencelakakan orang. Praktik ini dibagi dalam dua yakni magi putih dan magi hitam.

Selanjutnya orang Kei juga mengenal totemisme yang menunjuk pada objek tertentu

yang juga memiliki makna bagi kelompok atau desa tertentu, misalnya totem dari

ohoi Werka sama dengan totem desa Ohoi Ohoirenan yakni Gurita.20

8. Hukum Adat Larvul Ngabal

Hukum adat menurut masyarakat Kei merupakan tata cara atau peraturan yang

sesuai dengan adat yang berlaku di Kepulauan Kei. Dalam hukum adat sudah tentu

memiliki sanksi atau keputusan yang dikenakan pada satu pelanggaran yang

dilakukan oleh orang yang bersangkutan.21 Hukum adat yang digunakan sejak dulu di

Kepulauan Kei adalah Hukum Adat Larvul Ngabal. Secara etimologis Hukum Adat

Larvul Ngabal terbentuk dari dua kata yakni larvul dan ngabal. Hukum larvul terdiri

dari dua suku kata yakni lar yang berarti darah dan vul artinya merah. Kata lar

diambil dari darah Kerbau pembawa bekal Dit Sak Mas22, yang sudah disembelih di

Elaar saat hukum adat dicanangkan, darah ini menjadi materai. Sedangkan kata vul

20 Hasil wawancara dengan Bpk Eki Sidubun, 03 Januari 2017. 21 Hasil wawancara dengan Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja

Fer), 12 November 2016. 22 Dit sak mas adalah seorang perempuan yang pertama kali mencetuskan hukum adat larvul

ngabal berdasarkan gagasan dan nurani seorang perempuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja Fer), 12 November 2016.

Page 12: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

54

atau merah memiliki arti simbolis berani, agung, aktif. Sehingga bagi para leluhur

kata lar diperjelas oleh kata vul sehingga pemaknaannya lebih menyatakan suatu

keberanian, keagungan, dan keaktifan dari hukum larvul.23

Kata yang kedua adalah ngabal, yang terdiri atas dua suku kata yakni nga yang

berarti tombak dan bal adalah singkatan dari Pulau Bali. Nga ini sangat sakral sebab

dibawa dari pulau Bali yang dikenal sebagai pulau dewata dan nga dikerjakan oleh

turunan dewa-dewa yang turun dari kayangan. Pemaknaan ngabal adalah tombak

(senjata tajam) yang dibawa dari Bali membuktikan bahwa hukum ngabal merupakan

hukum yang tajam, kuat, dan sakral.24

Hukum Adat Larvul Ngabal terdiri dari tujuh pasal utama, dengan dua puluh

empat pasal lanjutan yang dibagi dalam tiga kategori pelanggaran dan hukuman atau

sanksinya masing-masing yakni hukum pidana atau nevnev, hukum susila atau

hanilit, dan hukum perdata atau hawear balwirin.25

Kekuatan Hukum Adat Larvul Ngabal menurut masyarakat Kei antara lain:

pertama, hukum adat ini sanggup menjamin hak asasi manusia, maksudnya hukum

adat ini menjamin seluruh martabat, keberadaan, dan kebahagiaan manusia. Kedua,

bunyi hukum adat ini mencakup seluruh hidup manusia mulai dari kepala sampai

dengan kaki yang harus dilindungi dan dihormati. Ketiga, hukum adat ini bersifat

23 Hasil wawancara dengan Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja

Fer), 12 November 2016. 24 Hasil wawancara dengan Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja

Fer), 12 November 2016. 25 Hasil wawancara dengan Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja

Fer), 12 November 2016. Baca juga Mery Ngamelubun, Di Belakang Layar dalam Ken Sa Faak , 141.

Page 13: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

55

posotif sebab semua pasalnya mengajak semua orang untuk berbuat baik secara sadar.

Dan keempat, menurut masyarakat Kei Hukum Adat Larvul Ngabal sejajar dengan

hukum agama dan juga hukum di Indonesia.26

B. ASAL-USUL, PELAKSANAAN, DAN PEMAKNAAN AIN NI AIN DALAM

TUTUR SEJARAH MASYARAKAT KEI BESAR

1. Asal-Usul Ain Ni Ain

Secara historis, dapat dikatakan bahwa asal mula munculnya falsafah ini tidak

dapat ditentukan dengan pasti. Pertanyaan tentang kapan munculnya falsafah ini

belum dapat ditemukan secara pasti. Sebab belum ditemukan satu dokumen tertulis

tentang falsafah ini. Falsafah ini secara turun-temurun diwariskan dari leluhur kepada

generasi penerus. Sehingga sulit untuk menentukan kapan falsafah ini muncul dalam

kehidupan masyarakat Kei. Falsafah ini sudah ada sebelum agama Kristen atau Islam

disebarkan diseluruh daratan kepulauan Kei.27

Dalam proses penelusuran mengenai falsafah ini diketahui bahwa munculnya

falsafah ini melalui cerita para leluhur yang mengisahkan tentang kehidupan

perkawinan para leluhur yang menyatukan beberapa desa. Dimana beberapa desa

tersebut memiliki persamaan marga oleh karena perkawinan para leluhur.28

Perkawinan para leluhur itu disebut perkawinan sambung darah atau dalam bahasa

26 Hasil wawancara dengan Drs. Hi. Abdul Hamid Rahayaan sebagai Rat Bomav Fer (Raja

Fer), 12 November 2016. Hasil wawancara dengan Bpk Y. Dokainubun, 19 Januari 2017. 27 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017; Pdt. W. Sidubun, 03

Januari 2017.. 28 Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer, 12 November 2016; Bpk Eki Sidubun, 03 Januari

2017.

Page 14: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

56

Kei disebut va un. Perkawinan ini terjadi antara ibu dan bapak yang memiliki

hubungan saudara kandung. Anak laki-laki pertama dari ibu dikawinkan dengan anak

perempuan dari bapak. Anak laki-laki dari ibu harus mewarisi adat ini. Fungsi dari

adat ini adalah untuk tetap memelihara hubungan darah sehingga hubungan darah ini

akan tetap ada turun-temurun.29

Ain ni ain dalam sejarah masyarakat adat Kei Besar tidak memiliki dokumen

tertulis mengenai asal-usulnya. Akan tetapi ain ni ain menjadi falsafah yang

dipertahankan dan diwariskan melalui cerita rakyat mengenai hidup para leluhur yang

ingin mempertahankan keturunannya dengan melakukan perkawinan sambung darah

atau va un. Melalui tutur sejarah inilah ain ni ain tetap hidup, diceritakan, dan

dipertahankan sampai sekarang ini. Peran falsafah ini sangat kuat dan berakar

didalam diri masyarakat Kei, falsafah ini memberikan satu kesadaran kepada seluruh

masyarakat Kei Besar oleh karena perkawinan itu, bahwa mereka semua adalah satu

persaudaraan, satu keluarga, satu suku, dan satu leluhur, serta satu hukum adat yang

mengikat kehidupan masyarakat Kei Besar.

2. Tradisi dan Manifestasi Ain Ni Ain

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber mengenai tradisi dan

manifestasi dari falsafah ain ni ain maka ditemukan dua tradisi yang biasanya dipakai

untuk tetap memelihara falsafah ini dan maknanya dalam tindakan nyata masyarakat

Kei. Selain itu falsafah ain ni ain termanifestasi dalam beberapa tindakan praktis

masyarakat Kei. Tradisi yang dimaksud yakni maren dan juga yelim kedua tradisi

29 Hasil wawancara dengan Pdt W. Sidubun dan Bpk. Eki Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 15: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

57

kemudian termanifestasi dalam berbagai tindakan masyarakat Kei yakni dalam

perkawinan adat, pembangunan, pembukaan lahan pertanian, perayaan keagamaan,

dan situasi duka.30 Kedua tradisi ini saling berkaitan dan tidak berdiri sendiri karena

dalam pelaksanaan selalu bersamaan.

a. Maren dan Yelim

Maren dalam sejarah masyarakat diartikan sebagai kerja sama, atau bantu

membantu secara kekeluargaan, tanpa digaji atau dibayar, hanya dijamin seperlu.

Sebelum maren dilaksanakan maka yang bersangkutan mempersiapkan keperluan-

keperluan dalam melaksanakan maren seperti apa saja yang akan dilakukan pada saat

maren berlangsung, orang yang bekerja, alat yang digunakan, jaminannya, serta

menetapkan hari pelaksanaan maren. Apabila yang diperlukan sudah tersedia maka

maren akan dilakukan, pelaksanaan maren disebut hamaren. Hamaren terdiri atas 3

suku kata yakni ham, artinya bagi, ar artinya pisahkan, waktu, dan pekerjaan, en yang

berarti habis. Jadi hamaren adalah pekerjaan yang akan diselesaikan haruslah dibagi

sedemikian rupa kepada para peserta atau pelaksana yang akan mengerjakannya

sehingga pekerjaan ini dapat terselesaikan bersama-sama sesuai dengan waktu yang

ditentukan. 31

Maren dan atau hamaren akan dilakukan kepada mereka yang sedang ada dalam

situasi suka maupun duka. Kerja bersama dalam dalam memberikan tenaga secara

sukarela. Maren berlangsung secara dan tentunya dalam perencanaan yang matang

30 Hasil wawancara dengan Bpk Nus Rahayaan, 10 Januari 2017. 31 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaa, 10 Januari 2017.

Page 16: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

58

pada saat keluarga, gereja, pemerintah adat, dll membutuhkan bantuan tenaga.32 Yang

menarik dari tradisi ini bukan saja terdiri dari satu kata yang memiliki arti akan tetapi

maren merupakan singkatan dari melmel dan renren mari datang, duduk bersama dan

saling bicara kemudian berkerja bersama. Mengapa demikian? Karena susah adik

(melmel) adalah juga susah kakak (renren).33 Maren dimaknai sebagai media untuk

merekatkan persaudaraan dalam hidup masyarakat Kei Besar.

Tradisi yang berikut adalah yelim. Tradisi ini dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tradisi maren. Yel Lim disebut juga Yead limad tutu yang artinya ujung

kaki dan ujung jari. Makna dari arti Yel Lim adalah ketika musibah dan kesusahan

datang secara tiba-tiba, maka kaki yang berjalan mencari dan tangan yang

menemukan bantuan seadanya yang dikumpulkan dan dibawa untuk menolong orang

yang susah dan menderita. Yelim adalah kewajiban adat untuk memberikan

sumbangan sukarela kepada orang-orang yang mengalami kesusahan. Yelim menjadi

suatu kewajiban adat karena berdasarkan ungkapan ain ni ain masyarakat Kei Besar

menyadari bahwa kebahagiaan dan keselamatan sesama manusia merupakan

tanggung jawab bersama, dan oleh karena itu mereka dengan sukarela, tanpa perlu

dinasehati atau diingatkan, ketika mendengar berita apabila ada saudara yang

kesusahan maka dengan penuh kesadaran mereka akan mengumpulkan uang atau

bantuan tenaga untuk menolong orang tersebut. Yelim merupakan pemberian bantuan

berupa bahan natura atau pemberian sumbangan material kepada kelompok

32 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017. 33 Hasil wawancara dengan Bpk Eki Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 17: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

59

masyarakat yang sedang bersuka maupun berduka.34 Tradisi ini dalam

perkembangannya dapat diartikan juga dengan memberikan sumbangan berupa

dukungan moral, atau nasihat-nasihat dari yang lebih tua kepada yang muda.35 Jadi

yelim bukan saja pemberian bantuan material tetapi juga moral dalam hal ini nasehat

atau pikiran-pikiran yang membangun. Atas dasar pentingnya hidup saling membantu

maka budaya Yelim selalu dipraktekan dalam kehidupan masyarakat Kei Besar.

Ketika ada kegiatan atau acara dari salah satu keluarga maka semua tanggungan tidak

mutlak menjadi tanggungan keluarga sendiri tetapi menjadi tanggungan bersama dari

keluarga lain. Budaya Yelim ini pun tidak terbatas pada acara keluarga saja namun

juga terlihat ketika ada kegiatan dalam desa. Semua kebutuhan kegiatan, menjadi

tanggungan bersama. Hal ini terlihat sangat positif bagi kelangsungan hidup bersama.

Dengan demikian, hidup berdampingan satu dengan yang lainnya jelas terlihat.

b. Manifestasi Tradisi Maren dan Yelim

Berikut akan dijelaskan beberapa manifestasi tradisi maren dan yelim dalam

uasaha mempertahankan falsafah ain ni ain antara lain perkawinan adat,

pembangunan, perayaan keagamaan, dan situasi duka.

a. Maren dan Yelim dalam Perkawinan Adat36

Perkawinan adat Kei akan terlaksana jika kedua belah pihak atau keluarga dari

pihak perempuan dan juga keluarga dari pihak laki-laki sama-sama telah menyetujui

34 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017. 35 Hasil wawancara dengan Bpk. Y. Dokainubun, 17 Januari 2017. 36 Hasil wawancara dengan Nus Rahayaan, 10 Januari 2017.

Page 18: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

60

hubungan tersebut maka akan dilanjutkan ke acara dan upacara pernikahan. Acara

pertama yang dilakukan tentunya proses lamaran dari muda kepada pemudi. Orang

tua pemuda akan datang bersama dengan dua tua-tua dari marga menuju dan

menjumpai orang tua pemudi dengan maksud melamar pemudi. Jika orangtua dan

kedua tua marga sudah dipersilahkan masuk maka semuanya akan duduk di atas tikar

yang sudah disiapkan, tujuannya agar suasana kekerabatan dapat terbangun dan

suasananya akan lebih santai.

Dalam lamaran ini biasanya pihak laki-laki dan pihak perempuan duduk sambil

makan sirih dan tuan rumah diminta untuk menyediakan satu gelas yang telah terisi

sageru, lalu diminum sambil orang tua pemuda menyampaikan maksudnya terhadap

pihak perempuan sambil memberikan piring atau talam. Pernyataan disampaikan

secara terhormat dengan menggunakan kata mutiara adat, nyanyian adat, serta dengan

menguraikan silsilah aliran darah. Kemudian orang tua pemudi menjawab pernyataan

orang tua pemuda dengan cara yang sama sambil berbalasan hingga tujuan lamaran

ini tercapai dan disetujui. Kemudian kedua pihak bersama dengan marganya akan

menentukan waktu untuk bertemu dan menentukan mas kawin dan hari pelaksanaan

mas kawin. Melalui proses yang panjang yang disebut naun enloi atau penentuan hari

perkawinan adat dilangsungkan. Sejak proses naun enloi maka pihak pemudi

mendapat julukan mangohoi. Dalam perkawinan adat ini pihak yanur menyiapkan

buah tangan sedangkan pihak mangohoi menyiapkan tempat dan makanan. Makanan

pesta yang disiapkan oleh pihak mangohoi akan disantap oleh pihak yanur mangohoi,

kekerabatan yang lain, tokoh-tokoh adat yang hadir. Lalu piring yang berisikan uang,

Page 19: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

61

mas, sirih pinang, piring itu diangkat dan didoakan oleh seorang tua adat. Doa kepada

Duang dan kepada arwah leluhur. Kedua mempelai akan bersujud dan memohon

maaf kepada orang tua mereka. Setelah itu proses makan bersama-sama dan kedua

mempelai akan makan bersama dengan salah satu tetua yang memberikan nasehat

kepada kedua mempelai. dengan diberikan nasehat maka kedua mempelai sudah

menjadi satu kesatuan.

Semua proses yang berlangsung dalam perkawinan adat Kei mengdeskripsikan

kehidupan masyarkat Kei yang selalu bekerja sama dalam segala situasi. Perkawinan

adat Kei tidak dapat dilakukan oleh orangtua salah satu pihak akan tetapi seluruh

keluarga pihak perempuan maupun seluruh keluarga pihak laki-laki akan saling

bekerja sama atau maren dalam acara atau pun upacara perkawinan tersebut. Tidak

hanya dalam proses lamaran, tradisi maren dan yelim makin nampak saat persiapan

menuju pesta perkawinan adat. Biasanya, menjelang hari perkawinan seluruh anggota

soa/matarumah dari kedua pihak akan mengumpulkan tanggungan adat berupa uang,

tenaga, bahan makanan serta sumbangan lainnya demi kelangsungan acara tersebut.

Suasana pesta juga diwarnai dengan nuansa kekeluargaan, di mana kedua belah pihak

makan dan minum bersama, serta bersukacita atas kebahagiaan anggota keluarga

mereka. Semua hal ini penting dilakukan oleh masyarakat Kei selain melestarikan

budaya, juga dapat tercipta ruang untuk saling berkomunikasi dan membangun

suasana kekeluargaan.37

37 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017.

Page 20: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

62

b. Maren dan Yelim dalam Pembangunan

Tradisi maren dan yelim yang diwujudkan dalam proses pembangunan, meliputi

pembangunan rumah, pembangunan gedung-gedung ibadah, dan pembangunan

fasilitas desa. Dalam proses pembangunan, biasanya pekerjaan ini akan diselesaikan

atau dikerjakan oleh keluarga dekat tetapi juga anggota masyarakat lainnya dengan

menyumbangkan tenaga serta membawa alat yang diperlukan. Proses ini terjadi

secara spontan tanpa diminta oleh pihak yang sedang yang sedang melakukan

pembangunan tersebut. Jika yang dibangun adalah rumah tempat tingga satu keluarga

maka para kerabat dan juga masyarakat lainnya akan saling membagi tugas mulai dari

fondasi rumah hingga menutup atap rumah dilakukan dengan sukarela dan secara

gotong-royong. Dalam proses pembangunan rumah biasanya pekerjaan kaum laki-

laki adalah mendirikan rumah sedangkan kaum perempuan menyiapkan makan pagi

dan siang. Pembagian kerja ini terus berlangsung hingga pembangunan rumah

terselesaikan.38

Tradisi maren dan yelim dalam pembangunan gedung ibadah dan fasilitas desa,

pada awalnya akan diberitahukan oleh pihak pemerintah desa atau pihak gereja

bahwa akan dilaksanakannya pembangunan di desa dan atau pembangunan gedung

gereja. Dengan semangat kebersamaan masyarakat akan datang dan bekerja bersama.

Untuk pembangunan ini oleh pemerintah akan didanai akan tetapi bagi pihak gereja

akan dilakukan pengumpulan dana secara bersama oleh jemaat, pengumpulan dana

ini bersumber dari pemberian secara sukarela oleh jemaat entah itu uang atau tenaga.

38 Hasil wawancara dengan Bpk Eki Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 21: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

63

Pekerjaan ini dikerjakan juga dala pembagian sesuai dengan keunggulan masing-

masing pribadi, yakni tukang, pekerja, dan juga bagian konsumsi. Dalam praktek

pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat Kei dapat dikatakan bahwa tradisi

maren dan yelim sangat berpengaruh terhadap membangun semangat kebersamaan

dan gotong-royong sehingga makna terdalam dari falsafah ain ni ain dapat selalu

dipertahankan.

c. Maren dan Yelim dalam Situasi Dukacita

Maren dan yelim bukan saja dipraktekan dalam situasi sukacita akan tetapi tradisi

sangat nampak dalam situasi duka. Tradisi ini dalam situasi duka berkaitan dengan

meninggalnya salah satu kerabat dekat. Biasanya keluarga yang paling dekat akan

berkumpul dan memberikan dukungan serta menguatkan keluarga yang sedang

berduka, prilaku yang sama ditunjukan oleh masyarakat yang lainnya. Tradisi ini

terlaksana saat keluarga dekat bersama dengan masyarakat yang lain saling bekerja

sama untuk menolong keluarga yang berduka dalam proses pemakaman. Prosesnya

dengan melakukan pembagian tugas antara lain kaum bapak dan pemuda mendirikan

tenda, mempersiapkan ruangan bagi masyarakat yang akan hadir, menyiapkan peti

jenazah, menggali kubur, serta membantu dlm proses pemakaman. Selain itu ada satu

sampai empat orang yang memiliki tugas untuk mengumpulkan sumbangan duka bagi

keluarga yang sedang berdukacita. Sedangkan kamu ibu dan pemudi akan

menyiapkan konsumsi baik kepada keluarga yang berduka maupun kepada

masyarakat yang lain. ada pun tindakan lain yang terjadi saat situasi duka yakni

merasakan situasi dukacita yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang dapat

Page 22: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

64

memicu keributan, suasananya sangat tenang sehingga rasa dukacita bukan saja

dirasakan oleh keluarga dekat tetapi juga oleh masyarakat disekitar. Dalam

manifestasi ini sangat jelas bahwa maren dan yelim bukan saja berupa tenaga ataupun

sumbangan materi akan tetapi juga dukungan moral bahwa bukan rasa duka yang

mendalam juga turut dirasakan oleh masyarakat yang lain,39 inilah arti falsafah ain ni

ain bahwa ale adalah beta, apa yang ale rasa beta jua rasa.40

Pelaksanaan ain ni ain dapat dilihat serta dipraktikan dalam tradisi maren dan

yelim. Kedua tradisi ini menjadi alat untuk tetap menghidupkan ain ni ain. Maren

maupun yelim memperlihatkan pola hubungan kerja sama dan sikap saling tolong-

menolong. Hubungan kerja sama dan sikap saling tolong-menolong selalu dilakukan

dalam situasi suka maupun duka. Sikap ini pun tidak dibatasi dalam hubungan

keluarga semata akan tetapi kerja maren dan yelim sangat luas menjangkau para

pendatang. Selain itu kedua tradisi ini berlangsung dan tidak dibatasi oleh perbedaan

agama, misalnya dalam pembangunan masjid maupun gereja, masyarakat Islam dan

Kristen bersam-sama saling tolong-menolong membangun tempat ibadah tersebut.

Untuk itu tradisi ini sangat diperlukan sebagai pengingat bagi masyarakat adat Kei

Besar terhadap ain ni ain.

39 Hasil observasi penelitian 30 Desember 2016 saat terjadi situasi duka di Jemaat Maranatha

Elat,Kei Besar, terlihat manisfestasi tradisi maren dan yelim di jemaat ini. 40 Hasil wawancara dengan Pdt S. Latupeirissa, 24 Oktober 2016.

Page 23: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

65

3. Pemaknaan Ain Ni Ain

Secara etimologis istilah ain ni ain berasal dari bahasa asli Kei yang terdiri dari

dua kata yakni ain yang berarti satu dan ni berarti punya. Pengertian harafiah dari ain

ni ain adalah satu punya satu.41 Kata ni yang berarti punya atau mempunyai atau

memiliki bukan menunjuk pada kepemilikan benda atau satu objek tertentu akan

tetapi kata ni disini menunjuk pada rasa saling memiliki, “ale pung susah beta jua

rasa”.42 Kata ain yang kedua memiliki kewajiban yang sama terhadap ain yang

pertama. Ain ni ain identik dengan saya sama dengan anda dan anda sama dengan

saya. Dalam pengertian yang lain, ain ni ain berarti hubungan persaudaraan yang

sejati.43 Secara umum ain ni ain memiliki padanan dengan falsafah lar in baba wer in

soso yang memiliki makna hubungan darah yang vertikal maupun horizontal. Kedua

ungkapan ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lain, jika ain ni ain berarti saya

adalah kamu dan kamu adalah saya maka makna itu hadir oleh karena adanya

hubungan darah secara vertikal atau pun horizontal.44

Ain ni ain sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Kei

secara umum dan terkhusus di Kei Besar dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang

rukun dan damai. Sebab melalui falsafah ain ni ain masyarakat Kei selalu terbangun

kesadaran bahwa mereka adalah satu. Perwujudan dari kesadaran ini termuat dalam

41 Wawancara dengan bapak eki, bap anus, ibu pdt labetubun. 42 Ale pung susah beta jua rasa artinya kesusahanmu saya juga dapat merasakannya. Hasil

wawancara dengan Pdt S.Latupeirissa, 24 Oktober 2016, Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017, dan Bpk Y. Dokainubun, 17 Januari 2017.

43 Hasil wawancara dengan Drs. C. Rahakbauw sebagai Camat Kecamatan Kei Besar, 18 November 2016.

44 Hasil wawancara dengan Drs. C. Rahakbauw, 18 November 2016 dan Drs. Hi. A. H. Rahayaan, 12 November 2016.

Page 24: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

66

ragam falsafah lain yang berbunyi vu’ut ain mehe ngifun, manut ain mehe tilur yang

berarti telur-telur yang berasal dari seekor ikan dan seekor burung yang sama atau

dalam pengertian yang lebih mendalam, semua orang Kei berasal dari satu telur ikan

dan satu telur burung. Semua orang Kei memiliki satu moyang atau leluhur, dengan

demikian semua orang Kei adalah saudara. Hubungan persaudaraan ini tidak dapat

dilepas-pisahkan, dihancurkan, dipecahkan oleh apapun dan oleh siapa pun.45

Berdasarkan pengertian di atas maka ain ni ain menunjuk pada pemahaman

bahwa ain ni ain merupakan pemberian rasa yang sama antara satu individu dengan

individu yang lain. Ain ni ain lahir dalam jalinan hubungan keluarga sebab

masyarakat Kei Besar memiliki pemahaman bahwa mereka semua bersaudara yakni

dalam satu ikatan persaudaraan yang memiliki leluhur yang sama. Hubungan

persaudaraan atau kekeluargaan ini sangat sulit untuk dipecahkan, dilepaskan, bahkan

ditiadakan. Dengan demikian ain ni ain adalah memiliki rasa yang sama dalam satu

hubungan persaudaraan atau kekeluargaan.

Berdasarkan pengertian ain ni ain maka dapat dijabarkan beberapa makna ain ni

ain dalam kehidupan masyarakat Kei Besar. Falsafah ain ni ain yang berarti satu

punya satu ternyata bagi setiap masyarakat Kei (penduduk asli maupun pendatang)

memiliki makna yang sangat mendalam. Pemaknaan ini diungkapkan dan dipahami

oleh mereka yang sangat menghargai serta menghormati falsafah ini. Bagi

masyarakat Kei ain ni ain tidak dapat hanya dipahami hanya sebatas arti satu punya

45 Wawancara dengan pdt sidubun dan bpk eki, bpk raja fer

Page 25: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

67

satu. Ain ni ain punya makna yang sangat mendalam dan luas bagi kami sebagai

masyarakat Kei Besar termasuk bagi pendatang.46

Pertama, ain ni ain berarti hubungan persaudaraan yang sejati. Hubungan

persaudaraan yang sejati sangat melekat dalam diri masyarakat Kei Besar. Dikatakan

persaudaraan yang sejati oleh karena hubungan darah daging antara saya dan anda.

Hubungan darah karena saya dan anda ada dalam satu garis keturunan atau juga saya

dan anda memiliki hubungan keluarga yang dekat oleh karena adanya perkawinan

keluar atau perkawinan dengan marga yang lain. Persaudaraan yang sejati tidak dapat

dilepaskan oleh agama, saudara tetaplah saudara tidak memandang agama Kristen

atau Islam.47

Kedua, ain ni ain bukan sekedar satu punya satu tetapi merupakan ikatan

persaudaraan yang sangat erat, tidak dapat dilepaskan dan dipisahkan dengan cara apa

pun. Ikatan itu sangat kuat dan membentuk kesadaran masyarakat Kei Besar untuk

tetap menjaga kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan jangan sampai ada

perpecahan. Masyarakat Kei Besar yang sangat mengerti arti falsafah ini tidak akan

melakukan hal-hal yang dapat menyakiti sesama, saudara, ataupun menghancurkan

hidup orang lain. falsafah ini mengajarkan masyarakat Kei agar tidak ain afat ain

yang berarti satu potong satu, ain vidan ain atau satu bunuh satu, ain tumbuk ain atau

46 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017 dan Hasil wawancara dengan

Bpk. Aji Emray (salah satu anggota Kepolisian yg bertugas untuk menangani tindakan Kriminal), 24 November 2016.

47 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017.

Page 26: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

68

satu pukul satu, serta ain kafinan ain atau satu maki satu. Kalau sampai itu terjadi

maka akan terjadi bencana (sakit atau kematian) pada diri sendiri.48

Ketiga, ain ni ain berarti kerukunan kekeluargaan dalam satu wilayah adat atau

ratschaap49 dan aliran darah. Misalnya ada hubungan darah antara Desa Yamtel

dalam Ratschaap Me Umfit dengan Desa Ohoifauw dalam Ratschaap Maur Ohoiwut,

jika terjadi konflik antara kedua desa ini maka yang akan menyelesaikan konflik

tersebut adalah kekerabatan pikiran antara kedua desa ini yakni adanya hubungan

perkawinan antara kedua desa ini, hal ini yang akan menjadi simbol ain ni ain atau

kerukunan kekeluargaan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Bagi masyarakat

Kei yantete atau hubungan kekeluargaan itu tidak dapat dilupakan. Dengan demikian

akan tercipta suatu kerukunan oleh karena hubungan kekerabatan.50

Keempat, ain ni ain juga bermakna saling menghormati posisi antara kakak dan

adik. Kakak dan adik yang dimaksudkan dalam budaya masyarakat Kei yakni

berkaitan dengan sistem klasifikasi dalam masyarakat Kei. Melmel atau tingkat

bangsawan posisinya adalah sebagai kakak sedangkan renren atau tingkat yang kedua

dari melmel merupakan adik bagi melmel. Mengapa masyarakat Kei harus

menghormati posisi ini? Jawabannya ada pada cerita rakyat yang mengkisahkan

tentang jasa baik melmel yang menebus renren dan juga iriri dari kesalahan yang

48 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017. 49

Dalam adat masyarakat Kei (Kei Besar dan Kei Kecil) terbagi dalam 22 wilayah adat atau ratschaap. Kata rastchaap tergabung atas dua 2 bahasa yakni bahasa Kei Rat dan bahasa Belanda Schaap. Setiap ratschaap terdiri beberapa desa dari beberapa desa (ohoi).

50 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017.

Page 27: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

69

mereka buat.51 Untuk itu renren harus dihormati oleh karena cerita dalam sejarah

tersebut. Memang diakui bahwa sistem klasifikasi masyarakat ini sangat berperan

penting dalam masyarakat Kei akan tetapi oleh karena ain ni ain maka renren dan

iriri harus menghormati ren sebagai kakak, sedangkan melmel sebagai kakak harus

melindungi renren dan iriri. Hal ini wajib dilakukan oleh orang Kei, jika tidak

dilakukan maka yang terjadi adalah masalah yang akan datang atau bahkan kematian

atau dalam dialek masyarakat setempat “adat bisa pukol katong”.52 Dengan demikian

ain ni ain dapat menyelaraskan sistem klasifikasi yang ada dalam mesyarakat Kei

yakni dengan menghormati kakak dan melindungi adik.

Kelima, ain ni ain bermakna kebersamaan menjalani hidup. Falsafah ini

meyakinkan masyarakat Kei Besar bahwa mereka tidak sendiri dalam menjalani

hidup, kami memiliki saudara-saudara yang siap membantu jika kami memerlukan

bantuan.53 Sebab arti dari kebersamaan adalah melakukan sesuatu tidak hanya sendiri

tetapi bersama-sama dengan orang lain. Realitas hidup masyarakat Kei Besar meliputi

banyaknya desa, banyaknya marga, berbeda ratskap, berbeda sistem klasifikasi dalam

masyarakat, serta berbeda agama tidak menjadi penghalang bagi masyarakat Kei

Besar untuk menghadirkan kebersamaan dalam menjalani hidup. Makna ini muncul

dalam tradisi masyarakat Kei Besar yang disebut maren dan juga yelim. Kedua tradisi

ini wajib dilakukan secara sadar dan tidak dalam keterpaksaan. Praktiknya yakni

dalam keadaan sukacita yang meliputi pernikahan, perayaan keagamaan, pesta adat.

51 Hasil wawancara dengan Bpk Eki Sidubun, 03 Januari 2017. 52 Hasil wawancara dengan Pdt W. Sidubun, 03 Januari 2017. 53 Hasil wawancara dengan Bpk. Eki Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 28: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

70

Keadaan dukacita meliputi meninggalnya orang-orang terdekat. Praktek yang lain

dari kebersamaan juga nampak dalam pembangunan yang meliputi pembangunan

gedung-gedung peribadahan, pembukaan lahan bertani, membangun rumah.

Masyarakat Kei Besar menyadari bahwa kebersamaan dalam menjalani hidup

menjadi kunci untuk dapat membangun komunikasi yang mendalam antara setiap

warga yang berbeda desa, marga, kasta bahkan agama sehingga dapat tercipta

kehidupan yang teratur dan rukun.

Keenam, persaudaraan yang rukun menjadi salah satu makna penting dalam ain

ni ain. Persaudaraan yang rukun dibangun antara masyarakat Kei Besar bersama

dengan para pendatang. Pendatang yang dimaksud terbagi dalam dua klasifikasi yakni

perdatang yang bekerja di Kei dan juga pendatang yang menikah dengan orang Kei

Besar dan menetap di Kei Besar.54 Para pendatang dianggap saudara oleh masyarakat

Kei Besar. Walaupun dalam pergaulan setiap hari nampak bahwa adat dan budaya

masyarakat Kei Besar yang unggul lebih dari budaya pendatang akan tetapi

persaudaraan yang rukun tetap terbangun. Adat dan budaya masyarakat pendatang

tetap dihargai dan dihormati tetapi tidak dapat dipraktekan dalam kehidupan

bermasyarakat di Kei Besar. Para pendatang juga turut merasakan dampak falsafah

ini bahwa walaupun ada perbedaan antara kami dengan mereka akan tetapi mereka

telah mengganggap kami seperti saudara dan hidup bersama dengan rukun.

Masyarakat Kei Besar sadar bahwa dengan menghargai para pendatang dengan

budayanya maka secara langsung masyarakat Kei sadar bahwa ada pula keluarga

54 Hasil wawancara dengan Bpk. Aji Emray, 24 November 2017.

Page 29: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

71

mereka yang nikah dengan orang yang berasal dari luar Kei Besar. Jadi ain ni ain

juga hadir dalam hubungan dengan orang Ambon, Jawa, Sumatera, Madura,

Makassar, Toraja, Batak, dan juga Papua55 untuk membangun hubungan

persaudaraan yang rukun.

Makna ain ni ain yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut

ain ni ain bermakna ikatan persaudaraan tanpa memandang perbedaan. Makna ini

didasarkan pada pola hubungan darah akibat perkawinan keluar atau perkawinan

dengan marga yang lain. dalam menjaga hubungan persaudaraan maka masyarakat

Kei Besar harus menghindari hal-hal negatif yang dapat mengakibatkan perpecahan.

Alasan yang lain masyarakat menghindari perpecahan dan mempertahankan

hubungan persaudaraan adalah menghindari terjadinya bencana, sakit, serta kematian.

Ain ni ain bermakna kerukunan kekeluargaan, makna ini berfungsi untuk mengatur

hidup masyarakat adat Kei Besar dalam wilayah adat masing-masing. Sehingga pada

saat konflik terjadi makna kerukunan kekeluargaan menjadi solusi dalam

menyelesaikan konflik. Ain ni ain juga bermakna saling menghormati dan

melindungi. Makna ini nampak dalam relasi kasta di Kei Besar. Sistem kasta

merupakan salah satu budaya yang sangat kuat mempengaruhi cara berelasi

masyarakat adat Kei Besar. Dalam ain ni ain sistem kasta harus dipahami bukan

sebagai alasan untuk menindas atau menganggap diri lebih tinggi dari orang lain akan

tetapi sebaliknya sistem kasta dibuat untuk alasan saling menghormati dan

melindungi.

55 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 30: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

72

Ain ni ain dalam pelaksanaannya bermakna kebersamaan dalam menjalani hidup.

Makna ini menegaskan pola hidup masyarakat adat Kei Besar yang selalu

berkomunikasi dan bekerja sama dalam segala situasi. Pola hidup ini tidak dapat

dibatasi oleh perbedaan wilayah adat, perbedaan kasta, bahkan perbedaan agama.

Mereka sadar bahwa mereka tidak sendiri dalam menjalani hidup sebab mereka

memiliki saudara yang siap menolong apabila mereka ada dalam keadaan suka

maupun suka. Makna yang terakhir yakni persaudaraan yang rukun. Makna ini

memperlihatkan pola hidup masyarakat adat Kei Besar yang menerima perbedaan

budaya yakni budaya pendatang. Walaupun hidup dalam perbedaan budaya akan

tetapi tidak menutup kesempatan untuk tetap hidup rukun bersama dengan para

pendatang. Untuk itu masyarakat adat Kei Besar menganggap pendatang sebagai

saudara agar terjalin kerukunan hidup antara pendatang dan juga masyarakat adat Kei

Besar.

C. AIN NI AIN SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK INTERNAL ANTARDESA

DI KEI BESAR

Ain ni ain merupakan falsafah yang sangat berperan penting bagi

keberlangsungan hidup masyarakat Kei. Sebagai salah satu falsafah hidup,

pemaknaan terhadap ain ni ain berdampak bagi pelaksanaan atau manifestasi dalam

tindakan masyarakat Kei Besar. Pergaulan hidup masyarakat setempat juga sangat

mencerminkan falsafah ain ni ain. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, ain

ni ain memiliki nilai-nilai penting yang mengandung makna bagi kelangsungan hidup

masyarakat Kei Besar.

Page 31: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

73

Pemaknaan terdalam ain ni ain sama dengan pemaknaan atas kebenaran dan

kebaikan hidup bersama berdasarkan sejarah masyarakat Kei Besar. Dimulai sejak

terbentuk dan tersusunnya hukum adat Larwul Ngabal. Bagi masyarakat Kei Besar

hukum adat Larwul Ngabal adalah fondasi dari falsafah ain ni ain yang terus

dipertahankan sampai saat ini. Kebenaran dan kebaikan yang termuat dalam falsafah

ini menjadi kekuatan bagi masyarakat Kei Besar. Sehingga ain ni ain dinyatakan

melalui perilaku yang tidak bertentangan dengan adat-istiadat atau hukum adat

Larwul Ngabal. Karena itulah, jika masyarakat Kei ( Kei Kecil dan Kei Besar) sudah

tidak lagi memaknai dengan baik falsafah hidup ain ni ain, maka secara langsung

perilaku tersebut dianggap sebagai perilaku menentang kebenaran sejarah dan

menolak kebersamaan hidup dalam bingkai adat-istiadat masyarakat Kei.

Perilaku menentang kebenaran dan kebaikan dalam falsafah ini tidak akan

dibiarkan begitu saja. Hukum adat yang dibentuk dan sudah tersusun dalam adat

istiadat masyarakat Kei tentunya memiliki aturan sanksi yang akan diberikan

berdasarkan jenis pelanggaran. Fungsi dari sanksi tersebut adalah memberikan efek

jerah bagi masyarakat. Maksudnya, dengan adanya sanksi adat yang didalamnya

sudah dilakukan penyelesaian adat maka masyarakat Kei Besar tidak akan melakukan

hal-hal yang dapat memicu konflik atau pun hal-hal yang dapat menghancurkan

situasi damai di tanah Kei Besar.56 Sanksi adat mengajarkan masyarakat Kei Besar

agar dapat menghargai adat-istiadat serta menghargai hidup yang telah tersusun

dalam satu ikatan persaudaraan yakni ain ni ain.

56 Hasil wawancara dengan Bpk A. Emray, 24 November 2016.

Page 32: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

74

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara maka dapat disebutkan

beberapa konflik internal yang melibatkan satu atau beberapa desa di Kei Besar,

antara lain konflik karena saudara perempuan dan batas tanah, konflik antar agama

(1999-2000), konflik antar kasta, konflik antar ratskap dan desa, serta konflik dalam

satu desa. Pertama, konflik karena perempuan dan batas tanah yakni dua hal yang

tidak dapat dilepaskan dari adat istiadat masyarakat Kei pada umumnya. Dua hal ini

merupakan sumber konflik utama dalam realitas masyarakat Kei.57 Konflik karena

perempuan menyangkut kehormatan kaum perempuan dan mengenai tanah

menyangkut masalah kepemilikan atas tanah (termasuk laut). Kedua hal ini berkaitan

dengan pemikiran dasar masyarakat Kei yang penuh degan nilai dan bersifat sakral

yakni tanah adalah tempat hidupnya ari-ari (tali pusar) atau saudara kembar dari

setiap bayi yang lahir. Kembar dari sang bayi akan selalu melindunginya dari segala

bencana yang mungkin akan dihadapi. Tanah dan diri mereka adalah kakak-beradik.

Untuk itu tanah akan selalu dilindungi, dijaga, dan tidak diperjual-belikan. Itu

sebabnya, masyarakat Kei akan berperang sampai mati jika untuk membela tanah

kelahirannya artinya ia membela harkat dan martabatnya sendiri.58

Berkaitan dengan kehormatan kaum perempuan, seorang bayi dilahirkan oleh

seorang perempuan yang mengeluarkan darah dari tubuhnya dan memberikan air

susunya kepada seorang bayi dari tubuhnya. Bagi ibu yang belum memiliki air susu,

maka ibu yang lain yang akan memberikan air susu kepada bayi tersebut. Maka

57 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017 dan Bpk. Y. Dokainubun,

17 Januari 2017. 58 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017 dan Rat Bomav Fer, 10

November 2016.

Page 33: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

75

semua perempuan di Kei adalah ibu bagi semua anak-anak di Kei, untuk itu kaum

perempuan harus dilindungi, dihargai, dan dihormati, dari semua tindakan kekerasan

misalnya cai maki, dihina, hamil diluar nikah, dan lainnya. Berdasarkan pernyataan

dari seorang informan bahwa hanya dua penyebab ini yang dapat menimbulkan

perang yang dasyat di Kei. Untuk itu diperlukan usaha yang dalam untuk

menyelesaikan konflik ini.59

Konflik yang berlebel agama yang terjadi pada tahun 1999 di Kei pada

umumnya merupakan konflik yang terjadi oleh karena pecahnya konflik besar-

besaran di Ambon pada Januari 1999. Kemudian tersebar keseluruh daerah di Kei

termasuk Kei Besar. konflik 1999 ini sempat mengacaukan tatanan hidup masyarakat

Kei yang telah terbingkai dalam falsafah ain ni ain yakni hidup persaudaraan, rukun,

dan damai. Akan tetapi konflik dan atau kerusuhan ini sangat cepat diatasi oleh tokoh

adat, pemerintah, dan tokoh agama. Kerja sama tiga batu tungku inilah yang

menghasilkan situasi yang damai sampai saat. Konflik jenis ini tidak lagi terjadi

sampai saat ini.60

Konflik antar kasta merupakan konflik yang terjadi antara kasta melmel

dengan renren atau melmel dengan iriri. Konflik jenis ini adalah konflik yang terjadi

antara kakak dan adik. konflik jenis ini bukan soal kedudukan siapa yang menjadi

tuan atau hamba akan tetapi soal mandat yang diberikan oleh leluhur yakni agar

kakak dapat melindungi adik dan adik seharusnya menghormati kakak.61

59 Hasil wawancara dengan Bpk. Y. Dokainbun, 17 Januari 2017. 60 Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. C. Rahakbauw (Camat Kei Besar), 18 November 2016. 61 Hasil wawancara dengan Bpk. N. Rahayaan, 10 Januari 2017.

Page 34: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

76

Konflik yang terjadi dalam satu desa. Konflik ini biasanya terjadi oleh karena

pembagian dana desa yang diberikan pemerintah daerah tidak dibagi secara merata

atau dengan kata lain adanya penyelewengan dana. Sehingga menimbulkan

kecemburuan pribadi atau sosial. Konflik jenis ini biasanya dapat secara cepat diatasi

oleh pemerintah melalui pemerintah ohoi.62

Konflik antar desa dan ratskap merupakan konflik yang terjadi antar desa

dalam satu atau dua koridor wilayah adat atau ratskap. Konflik jenis ini sulit untuk

diselesaikan jika tidak ada penangan secara bersama dari pemerintah adat, pemerintah

daerah, dan juga tokoh agama. Sebab konflik jenis ini hampir mirip dengan konflik

berlebel agama. Memang konflik jenis ini tidak sampai membawa urusan

kepercayaan di dalamnya akan tetapi konflik jenis ini dapat melumpuhkan segala

jenis aktivitas. Akan tetapi konflik jenis ini masih dapat diatasi melalui kerja sama

antara tiga batu tungku63 dalam wilayah Kei Besar.64

1. Konflik dalam Perspektif Ain Ni Ain

Masyarakat Kei Besar secara khusus memiliki dinamika bermasyarakat yang

unik. Dimana berlangsung pola interaksi yang unik antara masyarakat asli dan juga

pendatang. Di dalam dinamika inilah dapat terlihat bahwa apakah budaya lokal yang

dijaga sejak dulu tetap efektif dalam mengatur dinamika hidup masyarakat Kei Besar.

Maksudnya kehadiran budaya lokal dapat mempertahankan hidup yang rukun dan

damai serta dapat mengatasi konflik saat konflik tak dapat dihindari.

62 Hasil wawancara dengan Bpk. N. Rahayaan, 10 januari 2017. 63 Bentuk kerja sama yang terjalin antara tokoh pemerintah, tokoh adat, dan tokoh agama. 64 Hasil wawancara dengan Bpk. N. Rahayaan, 10 Januari 2017.

Page 35: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

77

Beberapa konflik yang telah dijelaskan di atas memang terjadi akan tetapi

konflik tersebut tidak berlangsung lama mengapa demikian? Sebab tindakan

masyarakat Kei Besar sangat dipengaruhi oleh sistem budaya (nilai-nilai dan moral)

di Kei Besar dalam hal ini falsafah ain ni ain. Konflik merupakan tindakan sosial

sedangkan budaya lokal merupakan produk yang dihasilkan oleh masyarakat yang

mempengaruhi tindakan sosial masyarakat. Sehingga dalam konteks hidup

masyarakat Kei Besar konflik dapat diatasi dengan budaya lokal selama budaya lokal

masih tetap dipegang dan terpelihara dalam tindakan dan juga pikiran masyarakat Kei

Besar.

Konflik menjadikan budaya lokal yang sarat makna dan nilai justru semakin

kuat dan memiliki pengaruh terhadap konflik tersebut. Nilai-nilai dari budaya lokal

dalam hal ini falsafah ain ni ain semakin dipertajam dengan dilakukannya pewarisan

secara terus-menerus melalui sosialisasi mengenai adat kepada generasi muda.65 Hal

ini dilakukan agar budaya lokal yakni hukum adat maupun falsafah ain ni ain dapat

selalu terpelihara dalam hidup generasi muda.

Falsafah ain ni ain menginstruksikan hidup yang selalu mengutamakan

persatuan dan kesatuan, keselarasan, dan juga selalu menghadirkan kondisi damai.

Sehingga dalam kehidupan sosial masyarakat Kei Besar, sedapatnya harus

menghindari terjadinya konflik. Walaupun konflik yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat Kei Besar maka harus secara sigap ditangani yakni mengetahui penyebab

terjadinya konflik serta mencari solusi yang gtepat bagi konflik tersebut. Oleh karena

65 Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer, 12 November 2016.

Page 36: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

78

itu istilah-istilah seperti ain afat ain, ain vidan ain, ain tumbuk ain, serta ain kafinan

ain dalam masyarakat Kei Besar diusahakan agar dapat dihindari, tidak dilakukan,

serta sedapat mungkin dicegah.

Masyarakat Kei Besar saat ini sedang berhadapan dengan ancaman

modernitas yang akan menggeser sistem budaya yang dipegang masyarakat Kei

Besar. ancaman modernitas dapat menghadirkan perseteruan bahkan konflik. Dengan

demikian nilai-nilai dari ain ni ain sangat diperlukan. Dalam pemahaman ini maka

dapat diketahui perspektif ain ni ain mengenai konflik yang terjadi di Kei Besar.

Pertama, konflik adalah parasit bagi kelangsungan hidup masyarakat di Kei

Besar. terjadinya konflik dapat merusak tatanan sosial masyarakat Kei Besar. Hidup

yang selalu dijaga dalam kestabilan akan hancur jika konflik tidak segera

diselesaikan. Tokoh masyarakat melalui falsafah ain ni ain yang mengandung nilai

persatuan dan kesatuan tidak akan dibiarkan konflik sosial bertahan lama. Kedua,

konflik hadir oleh karena salah paham yang tidak terselesaikan dengan baik.

Perspektif ini menjelaskan kehidupan masyarakat Kei Besar yang sedang bertikai

akibat tidak membangun pemahaman yang baik. Pihak yang sedang bertikai tidak

dapat memahami maksud masing-masing. Sehingga pertikaian ini akan berlangsung

lama bahkan samapi mengakibatkan konflik yang besar. Solusi yang diambil adalah

mempertemukan kedua belah pihak yang akan dimediasi oleh tokoh agama,

pemerintah dan tokoh adat agar menemukan kesepakatan atau jalan keluar dari

Page 37: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

79

konflik yang terjadi. Perspektif ini dipengaruhi oleh nilai persaudaraan atau

solidaritas yang terkandung dalam falsafah ain ni ain.66

Ketiga, konflik adalah tindakan melawan leluhur. Perspektif ini bangun oleh

karena perngahargaan masyarakat Kei Besar terhadap budaya yang diwariskan

leluhur. Terjadinya konflik berarti masyarakat Kei Besar secara langsung melawan

sistem budaya yang dibuat leluhur. Dalam persepektif ini termuat nilai sakralitas dari

falsafah ain ni ain. Maksudnya apabila mereka tidak memperbaiki situasi ini maka

yang akan terjadi adalah bencana sakit atau kematian terhadap mereka yang

berkonflik. Maka yang harus dilakukan adalah memohon ampun kepada leluhur yang

akan dimediasi oleh tokoh adat di dalam upacara adat. Masyarakat Kei Besar percaya

bahwa jika proses ini telah dilakukan maka mereka akan terhindar dari bencana

kesakitan dan juga kematian. Keempat, konflik merupakan hal yang tidak diinginkan

oleh Duad. Dalam penjelasan sebelumnya mengenai system kepercayaan masyarakat

Kei, dijelaskan bahwa selain leluhur masyarakat Kei percaya ada kuasa yang lebih

besar, yang berkuasa atas hidup dan mati manusia, kuasa ini disebut Duad atau

Tuhan. Masyarakat Kei Besar percaya bahwa Duad memberikan alam ini termasuk

manusia dalam sebuah keteraturan dan kedamaian, itu berarti menghadirkan konflik

bukanlah hal yang diinginkan. Jika konflik sosial tak dapat dihindari maka yang harus

dilakukan adalah penyelesaian, seperti pada perspektif yang ketiga. Setelah upacara

adat dilaksanakan maka akan ada ruang dimana tokoh adat akan memanjatkan doa

66 Hasil wawancara dengan Bpk. N. Rahayaan, 10 januari 2017

Page 38: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

80

kepada Duad agar dapat mengampuni dosa yang telah dilakukan masyarakat Kei

Besar. perspektif ini juga mengandung nilai sakralitas dari falsafah ain ni ain.67

Keempat perspektif ini ditemukan dalam diri masyarakat Kei Besar. Dengan

memperhatikan keempat perspektif ini maka falsafah ain ni ain adalah bukan lagi

berupa falsafah yang hanya diwariskan secara lisan kepada generasi penerus akan

tetapi telah menjadi identitas diri masyarakat Kei Besar. Ain ni ain telah hidup dalam

pola interaksi, hubungan sosial masyarakat Kei Besar dengan demikian falsafah ini

memiliki fungsi dalam menjelaskan fakta hidup masyarakat Kei Besar.

2. Fungsi Ain Ni Ain dalam Mengatasi Konflik

Ain ni ain dalam prakteknya tentu memiliki fungsi bagi kelangsungan hidup

masyrakat Kei Besar. Berikut adalah penjelesan mengenai fungsi falsafah ain ni ain.

Pertama, ain ni ain berfungsi dalam penyelesaian konflik yang sering terjadi di Kei

Besar. Menurut N. Rahayaan, falsafah ini dari dulu hingga sekarang selalu dipakai

untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Kei termasuk Kei Besar. Dulu,

perselisihan, perkelahian, serta konflik masyarakat Kei selalu diselesaikan secara

kekeluargaan tanpa melibatkan pihak penegak hukum akan tetapi tokoh adat.

Sedangkan saat ini tokoh pemerintah, tokoh agama, serta tokoh adat saling bekerja

sama agar dapat meredakan konflik internal yang terjadi di Kei.68 Ain ni ain adalah

solusi dalam meredakan konflik serta dalam membangun ikatan kerja sama yang

disebut tiga batu tungku. Kerjasama para tokoh masyarakat dalam meredakan konflik

67 Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer (Bpk. Raja Fer), 12 November 2016. 68 Hasil wawancara dengan Bpk Nus Rahayaan, 10 Januari 2017, Bpk. Drs. C. Rahakbauw

(Camat Kei Besar),18 November 2016, dan Rat Bomav Fer, 12 Novenber 2016 (ketiga informan ini mewakili Tokoh adat dan tokoh pemerintah kecamatan).

Page 39: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

81

yang terjadi dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat yang lain. Memberikan

rasa aman kepada masyarakat yang lain dapat memberikan peluang bagi para tokoh

masyarakat agar dapat berkonsentrasi hanya pada pihak yang berkonflik. Dengan

demikian para tokoh masyarakat dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-

masing. Walaupun para tokoh masyarakat memiliki cara untuk meredakan konflik

sosial atau pun memiliki perspektif yang lain mengenai konflik sosial akan tetapi ain

ni ain merupakan solusi dari konflik yang terjadi. Pihak pemerintah maupun pihak

tokoh agama sangat menghargai nilai budaya dari falsafah ain ni ain. Sambil masing-

masing pihak menjalankan fungsi mereka dalam masyarakat dan ain ni ain adalah

kunci untuk mendatangkan situasi damai.

Kedua, Ain ni ain berfungsi untuk mempertahankan kesatuan hidup. Fungsi

ini dijelaskan oleh salah satu narasumber, walaupun kami berbeda marga, berbeda

agama, maupun berbeda budaya akan tetapi kami dibesarkan dalam pemahaman

bahwa kami kami semuanya bersaudara dalam satu kesatuan yakni satu suku, satu

bahasa, satu leluhur, serta kami dibentuk dalam satu falsafah dasar yakni Larvul

Ngabal.69 Dalam penjelasan ini memperlihatkan pola hidup yang bersatu serta tidak

dibatasi dengan perbedaan marga, agama, bahkan budaya, sebab Ain ni ain

mengajarkan masyarakat Kei Besar agar mereka hidup dalam kesatuan bukan dalam

perpecahan.

Ketiga, ain ni ain berfungsi untuk menjalin kerjasama antar anggota

masyarakat. Fungsi ini terlihat dalam sikap gotong-royong masyarakat Kei Besar, jika

69

Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer, 10 November 2016.

Page 40: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

82

ada anggota masyarakat yang melangsungkan hajatan, membangun rumah atau

membuka lahan pertanian baru maka para kerabat dan anggota masyarakat sekitar

siap membantu tanpa diminta.70 Masyarakat Kei Besar sadar bahwa ain ni ain telah

menggerakkan mereka agar tidak membiarkan sesama mereka bekerja sendirian, akan

tetapi bekerja bersama. Dalam fungsi ini sesungguhnya masyarakat Kei Besar sedang

memperlihatkan perspektif bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat

hidup sendiri, akan tetapi hidup bersama dalam satu lingkungan.

Keempat, Ain ni ain juga sangat memainkan peran dalam sikap solidaritas

masyarakat Kei Besar. Menurut tutur seorang narasumber, ”katong orang Kei yang

mangarti ain ni ain pasti tau par saling baku bantu, satu par samua, samua par

satu”.71 Sikap solidaritas tersebut paling menonjol saat dilangsungkannya

perkawinan adat atau acara-acara keagamaan, dll. Dalam sistem perkawinan adat atau

pun acara-acara keagamaan masyarakat Kei Besar yelim atau tanggungan sukarela

dari para kerabat maupun masyarakat lainnya adalah wujud solidaritas mereka untuk

menghargai moment tersebut. Dasar dari sikap solidaritas bahwa sebagai satu

keluarga sudah sepatutnya saling tolong-menolong untuk memenuhi segala keperluan

dalam acara, sehingga beban tersebut bisa dipikul secara bersama-sama.

Kelima, Ain ni ain berfungsi untuk membangun komunikasi. Ain ni ain

sebagai salah satu sejarah lisan masyarakat Kei memiliki suatu sistem nilai dan norma

hidup, memainkan perannya untuk menata kehidupan masyarakat Kei Besar sesuai

70 Hasil wawancara dengan Bpk. Eki Sidubun, 03 Januari 2017. 71 Kita masyarakat Kei yang mengerti falsafah ain ni ain pasti tahu untuk saling membantu,

karena kita semua satu. Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer.

Page 41: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

83

dengan hukum adat Larwul Ngabal yang menjadi dasar dari falsafah ini. Sehingga

fungsi membangun komunikasi sangat diperlukan agar tetap menjaga sistem nilai dan

norma yang termuat dalam falsafah ini. Fungsi ini ditemukan saat terjadi konflik

sosial, para tokoh adat yang disebut wisbad72 akan berkomunikasi bersama dengan

pihak yang berkonflik. Tujuannya, agar wisbad dapat mengetahui penyebab atau

bahkan mengetahui solusi yang harus digunakan. Komunikasi juga berlangsung

antara wisbad bersama dengan tokoh masyarakat, tujuannya agar wisbad dapat

menemukan pemikiran-pemikiran yang positif berkaitan dengan penyelesaian

konflik. Selain itu pada saat tokoh masyarakat sedang membangun komunikasi antar

pihak yang berkonflik maka pada saat yang sama masyarakat sedang berkomunikasi

dengan leluhur serta Duad sang penguasa kehidupan sebab mereka sadar bahwa baik

leluhur maupun Duad tidak menginginkan konflik terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat.

Keenam, Fungsi kontrol sosial juga diperankan dalam ain ni ain. Fungsi

kontrol sosial melekat pada masyarakat Kei karena ain ni ain sudah menjadi identitas

mereka. Dalam praktiknya masyarakat Kei Besar dapat terhindar dari konflik sosial

yang berkepenjangan oleh karena falsafah ini secara langsung mengawasi masyarakat

Kei Besar agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Fungsi

kontrol sosial terletak pada sanksi adat yang diberlakukan. Setiap tindakan yang

melanggar hukum Adat Larvul Ngabal akan diberikan sanksi apabila fungsi

72 Wisbad merupakan orang-orang yang disebut penengah dalam menyelesaikan konflik

internal, yang terdiri dari para tua adat, kepala ohoi, staf desa, kepala-kepala marga, dan tingkat yang lebih tinggi adalah Latupati atau Raja-Raja di Kei Besar, berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Y. Dokainubun, 17 Januari 2017.

Page 42: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

84

membangun komunikasi telah dilakukan maka ada sanksi yang diberikan sebagai alat

kontrol sosial agar masyarakat Kei tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.

Berdasarkan percakapan dengan salah satu informan, semua jenis konflik yang terjadi

di Kei Besar tidak akan terjadi lagi jika sudah dilakukan upacara adat yang

didalamnya sudah terlaksana pengambilan sumpah adat dan juga pemberian sanksi

adat.73

Ketujuh, fungsi yang terakhir dari falsafah ain ni ain adalah menghadirkan

perdamaian ditengah-tengah realitas masyarakat Kei Besar. Menghadirkan

perdamaian merupakan inti dari falsafah ain ni ain. Falsafah ini berasal dari

kesadaran tentang persaudaraan bukan hanya terikat karena hubungan darah tetapi

juga karena berada dilingkungan yang sama. Tidak memandang masyarakat asli

maupun pendatang semuanya adalah ain ni ain atau dalam bahasa lokal it besa ain ni

ain. Perdamaian harus dipertahankan dalam hidup masyarakat Kei Besar dan

perdamaian harus dikejar jika konflik sudah terjadi.

Ketujuh fungsi falsafah ain ni ain memperlihatkan eksistensi ain ni ain dalam

hidup masyarakat Kei Besar. Falsafah ini sangat penting bagi demi kelangsungan

hidup yang penuh dengan kondisi yang damai serta sangat bermanfaat membangun

kehidupan masyarakat Kei Besar menjadi lebih baik dan lebih maju dalam berbagai

aspek. Untuk itu falsafah ini harus dipertahankan dalam kehidupan generasi penerus

73 Hasil wawancara dengan Bpk. A. Emray, 24 November 2016 (salah satu anggota

Kepolisian Kei Besar) dan Bpk. Nus Rahayaan, 10 januari 2017.

Page 43: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

85

sehingga kondisi yang damai akan tetap ada dalam realitas masyarakat Kei secara

umum.

Ain ni ain sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Kei

secara umum dan juga terkhusus bagi kelangsungan hidup mayarakat Kei Besar. Oleh

karena falsafah ini sangat penting maka falsafah ini tentunya memiliki nilai-nilai

penting sehingga dapat dapat dipertahankan sampai saat ini. Untuk membahas serta

menguraikan beberapa nilai ain ni ain yang dikemukakan oleh narasumber,

sebelumnya akan dijelaskan beberapa alasan yang menyebabkan falsafah ini menjadi

sangat penting bagi eksistensi masyarakat Kei secara umum dan terutama bagi

kelangsungan masyarakat Kei Besar.

Ain ni ain sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Kei Besar

terutama saat terjadi konflik. Konflik yang terjadi tidak akan berlangsung lama oleh

karena falsafah ini mengandung makna persaudaraan yang rukun. Konflik memang

tidak dapat dihidari akan tetapi bukan berarti konflik tidak dapat diselesaikan. Bagi

kami masyarakat Kei Besar, konflik dapat terselesaikan oleh karena falsafah ini selalu

mengingatkan kami bahwa kami semua adalah saudara. Untuk itu selalu ada solusi

untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, melalui pemangku adat, pemerintah

daerah, aparat keamaan, tokoh agama, serta masyarakat yang saling bekerja sama

sehingga perdamaian akan tercipta bagi kelangsungan hidup masyarkat Kei Besar.74

Penjelasan lain juga dikemukakan bahwa ain ni ain merupakan harta peninggalan

para leluhur yang tak ternilai, falsafah ini menjadi pegangan bagi kami sebagai

74 Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. C. Rahakbauw (Camat Kei Besar), 18 November 2016.

Page 44: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

86

penerus. Sehingga falsafah ini sudah mendarah daging dalam jiwa masyarakat Kei

Besar dalam pengertian ain ni ain sudah termanifestasi dalam kehidupan kami setiap

hari. Ain ni ain menjadi ciri hidup masyarkat Kei Besar yakni saling menolong,

ramah, dan yang paling penting tetap menjaga persaudaraan.75

Pernyataan yang sama mengenai persekutuan dan persaudaraan yang rukun juga

diungkapkan oleh salah satu tokoh pendatang di Kei Besar. Wawancara ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman mereka tentang ain ni ain dan

bagaimana mereka memandang ain ni ain dalam praktek hidup masyarakat Kei. Salah

satu narasumber mengemukakan bahwa ain ni ain adalah budaya hidup

persaudaraan. Menurutnya, ain ni ain dalam praktik hidup masyarakat Kei Besar

merupakan suatu ikatan persaudaraan yang terjalin antara kami pendatang bersama

dengan masyarakat Kei. Kami pendatang yang memiliki latar belakang suku yang

berbeda merasakan bahwa kami adalah bagian dari mereka (masyarakat Kei Besar).76

Berdasarkan pernyataan para narasumber diatas dapat terlihat jelas bahwa ain ni

ain telah masuk didalam kehidupan masyarakat Kei Besar sehingga falsafah ini

menjadi identitas mereka untuk saling berinteraksi. Adapun muatan utama ain ni ain

adalah hidup persaudaraan yang saling menopang serta solusi pada saat masyarakat

Kei Besar berada dalam situasi sukacita maupun dukacita. Mengacu pada pemaparan

di atas, dapat dikatakan bahwa ain ni ain tidak hanya bermanfaat secara internal

meliputi sesama anggota masyarakat Kei Besar, tetapi juga bermanfaat secara

75 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017. 76 Hasil wawancara dengan Bpk. A. Emray, 24 November 2016.

Page 45: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

87

eksternal mencakup komunitas lain di luar masyarakat asli Kei Besar. Hal ini

disebabkan karena ain ni ain memiliki kekayaan nilai yang penting bagi

keberlangsungan hidup masyarakat Kei Besa. Nilai-nilai inilah yang dapat

memberikan arah bagi kehidupan kolektif masyarakat Kei Besar.

1. Nilai Persatuan dan Kesatuan (It Fa Dukung Did Vavean)

Nilai persatuan dan kesatuan yang tersemat didalam falsafah ain ni ain tentu

mendeskripsikan masyarakat yang beragam yang terikat oleh karena sesuatu yang

bersifat mendasar. Nilai persatuan dan kesatuan terdiri dari dua kata serta berasal dari

kata “satu” yang berarti tidak terpecah belah. Nilai persatuan dan kesatuan dalam ain

ni ain merupakan dasar dalam mempersatukan masyarakat Kei Besar yang sejak dulu

sudah terbagi dalam berbagai macam nama marga, sistem klasifikasi masyarakat,

pembagian wilayah adat dengan pemerintah adat maupun pemerintah desa. Ain ni ain

bukan saja dapat mempersatukan masyarakat asli Kei yang beragam akan tetapi juga

berhasil membangun hidup dalam persatuan dan kesatuan bersama dengan pendatang.

Persatuan dan kesatuan yang tercipta dalam kehidupan masyarakat Kei terlihat

jelas dalam praktik hidup saling tolong-menolong. Mereka sangat menyadari akan

adanya perbedaan akan tetapi perbedaan bukan penghalang untuk membangun hidup

bersama yang harmonis. Nilai ini memberikan peluang yang sangat besar agar dapat

terjalin kerja sama dari seluruh anggota masyarakat Kei Besar (asli maupun

pendatang).

Melalui nilai persatuan dan kesatuan maka masyarakat Kei Besar dapat saling

menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Page 46: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

88

Maksudnya bahwa Melmel sebagai kakak akan selalu melindungi renren dan iriri

sebagai adik serta sebaliknya renren dan iriri sebagai adik harus menghormati

melmel sebagai kakak. Bukan hanya itu antara desa yang satu dengan yang lainnya

harus selalu terjelin kebersamaan dan salin melengkapi. Nilai persatuan dan kesatuan

dalam falsafah ain ni ain menghadirkan rasa kemanusiaan serta sikap toleransi agar

tercipta hidup secara berdampingan antara masyarakat yang beragama Islam maupun

yang beragama Kristen. Masyarakat Kei Besar selalu sadar bahwa mereka sudah

memiliki kepercayaan dan agama masing-masing. Akan tetapi bagi mereka adat-

istiadat lebih dulu membentuk karakter serta pola hidup mereka sehingga mereka

akan tetap dipersatukan dalam satu kesatuan. Mereka adalah satu yakni satu suku,

satu bahasa, memiliki satu hukum adat.77

Pemahaman yang lain mengenai nilai persatuan dan kesatuan dalam falsafah ini

yakni terciptanya rasa persahabatan yang terjalin antara para pendatang dengan

masyarakat asli. Ain ni ain tidak hanya berlaku bagi masyarakat asli Kei Besar akan

tetapi juga bagi pendatang. Oleh Karena ain ni ain maka persatuan dan kesatuan

dapat diwujudkan dalam keberagaman suku yang ada dalam realitas masyarakat Kei

saat ini. Masyarakat Kei Besar dapat menjalin persahabatan dengan masyarakat yang

berasal dari suku yang lain yakni Jawa, Buton, Makassar, Papua, Batak, serta yang

lainnya. Dengan menjalin rasa persahabatan dengan suku yang lain maka masyarakat

Kei sedang menunjukan penghargaan mereka terhadap keberadaan suku lain dengan

tujuan terciptanya persatuan dan kesatuan hidup.

77 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 47: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

89

2. Nilai Solidaritas (Did Fangnanan Aen Hob Aen)

Masyarakat Kei (Kei Besar) dikenal sebagai masyarakat yang sangat taat serta

setia kepada adat istiadat yang telah diwariskan para leluhur. Oleh karena itu ikatan

sosial masyarakat Kei Besar sangat kuat terjalin dan sulit untuk dihilangkan. Adat-

istiadat yang dipertahankan sejak dulu sangat bernilai guna menghadirkan kehidupan

yang teratur dan harmonis. Falsafah Ain ni ain yang merupakan bagian dari adat-

istiadat warisan leluhur tentunya sangat bernilai untuk selalu dipertahankan. Nilai

solidaritas dalam ain ni ain sangat berperan dalam membentuk kepribadian,

pemahaman, dan sikap hidup terhadap sesama anggota masyarakat Kei.

Nilai solidaritas bermakna sifat satu rasa yang berguna bagi kelangsungan hidup

manusia. Sifat satu rasa yang dimaknai dalam falsafah ini yakni saling berbagi rasa

pada saat sukacita maupun dukacita. Falsafah ini diartikan bukan mengenai hal

memberi benda akan tetapi mengenai rasa yang sama,78 maksudnya ketika ada

sesama yang sedang berada dalam suasana duka maka masyarakat yang lain akan

menolong dan membantu sekuat tenaga. Ain ni ain menyadarkan masyarakat Kei

Besar untuk menghargai eksistensi orang lain.

Nilai solidaritas mencirikan pola interaksi yang unik. Maksudnya mereka dapat

saling memberi dari segala sesuatu yang dimiliki. Memang tak dapat dipungkiri

bahwa jabatan serta harta yang dimiliki adalah milik individu, akan tetapi menolong

sesama adalah kewajiban yang harus dikerjakan. Pola interaksi ini dapat terlihat jelas

78 Hasil wawancara dengan Pdt. W. Sidubun, 03 Januari 2017 dan Pdt. S. Latupeirissa, 24

Oktober 2016.

Page 48: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

90

pada tradisi maren dan yelim dari ain ni ain. Nilai solidaritas dalam ain ni ain

menempatkan individu dan keberadaannya dalam posisi teratas. Dalam pemaknaan

ini maka masyarakat Kei Besar akan tetap memelihara hubungan yang baik antara

sesama masyarakat asli maupun pendatang. Mereka yang membutuhkan pertolongan

akan tetap ditolong. Nilai solidaritas dalam ain ni ain menjadi kunci terbentuknya

sikap saling tolong menolong yakni Tidak hanya membantu menyelesaikan pekerjan

(maren), tetapi juga lebih dari itu, kesediaan dan kerendahan hati untuk memberi

pertolongan kepada siapa saja yang memerlukan (yelim).

3. Nilai Sakralitas (Tavlur Nit It Sob Duad)

Nilai sakralitas yang dipahami oleh masyarakat Kei Besar yakni adanya ikatan

antara mereka dengan para leluhur. Mereka bukan menyembah leluhur akan tetapi

mereka selalu merasakan bahwa ada relasi yang kuat antara mereka dengan para

leluhur. Selain itu, masyarakat Kei Besar sangat mengakui adanya kekuatan lain yang

mengatasi langit dan bumi, kekuatan ini mereka sebut Duang atau Duad. Kedua

kekuatan yang supranatural ini menjadi kekuatan yang mengontrol masyarakat Kei

Besar agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menyakiti sesama manusia.79

Ain ni ain mengajarkan masyarakat Kei Besar agar tidak menyusahkan hidup

orang lain apa pun caranya. Ain ni ain bermakna ikatan persaudaraan, sehingga

apabila mereka menyusahkan hidup orang lain, secara langsung mereka sudah

menyusahkan hidup saudara mereka sendiri. Akan tetapi jika hal itu sampai terjadi

maka mereka harus berusaha untuk berdamai. Berdamai yang dimaksudkan adalah

79 Hasil wawancara dengan Bpk. Eki Sidubun, 03 Januari 2017.

Page 49: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

91

saling memaafkan dan mengampuni diantara pihak yang berkonflik. Karena jika tidak

ada pengampunan maka yang terjadi adalah kematian atau kesakitan akan melanda

orang tersebut. Mereka harus memohon ampun kepada para leluhur dan selanjutnya

mengaku dosa kepada Duang/Duad. Dengan demikian nilai sakralitas dalam ain ni

ain mengarahkan masyarakat Kei Besar kepada ikatan antara leluhur dengan

masyarakat Kei Besar serta mengakui kekuasaan dan kekuatan Duad atas hidup,

tujuannya agar masyarakat Kei Besar dapat selalu menghargai persaudaraan yang

telah dibentuk oleh leluhur sejak dulu.

4. Nilai Kerja Sama (It Var Sak Memad Maren Yelim)

Ain ni ain yang dipahami serta memiliki makna yang mendalam bagi

masyarakat Kei ternyata memiliki nilai kerja sama. Dalam praktiknya ain ni ain

memperlihatkan pola kerja sama. Maksudnya ain ni ain dalam tradisi maren dan

yelim terdapat peluang dan kekuatan oleh masyarakat agar membangun kehidupan

bersama melalui pola kerja sama kelompok. Pola kerja sama terdiri atas pengelolaan

potensi kerja, pembagian kerja, serta efisiensi waktu.

Pengelolaan potensi maksudnya bahwa pada saat tradisi maren dilakukan

maka masyarakat akan menentukan berapa banyak potensi pekerja yang ada.

Selanjutkan akan dikelompokan sesuai dengan potensi masing-masing pekerja.

Misalnya maren dalam pembangunan rumah akan dikelompokan berapa banyak

tenaga tukang yang diperlukan, berapa banyak pekerja untuk membuat batu tela, serta

tenaga untuk menyiapkan konsumsi, dll. Setelah melakukan pengelolaan potensi

Page 50: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

92

pekerja, para pekerja akan bekerja sesuai pembagian kerja yang telah disepakati

bersama. Dengan demikian pekerja pembangunan rumah akan segera terselesaikan

dalam waktu yang ditentukan oleh karena sudah ditentukan pengelolaan tenaga

pekerja dan juga pembagian kerja inilah yang disebut dengan efisiensi waktu.

Berdasarkan penjelasan ini maka dapat disimpulkan bahwa nilai kerjasama dalam ain

ni ain menjadi unsur penggerak sehingga kemungkinan kesuksesan dalam sebuah

pekerjaan semakin besar.

5. Nilai Keseimbangan (Wusin Aliman Koit Tabab)

Nilai keseimbangan merupakan salah satu nilai yang dianggap penting dalam

memaknai ain ni ain. Ain ni ain mengajarkan masyarakat agar tetap menjaga

keseimbangan hidup dalam berrelasi. Nilai keseimbangan dapat terlihat dalam praktik

hidup tolong-menolong yang dilakukan masyarakat Kei Besar. Keseimbangan hidup

antara orang yang kaya dan yang miskin, yakni orang yang kaya harus menolong

keluarga atau kerabat yang ada dalam masalah ekonomi yang lemah jika keluarga

tersebut ada dalam situasi duka maupun suka. Sama halnya dengan sistem klasifikasi

dalam masyarakat Kei, melmel tidak boleh menganggap diri yang lebih tinggi dari

renren dan iriri oleh karena tugas melmel adalah untuk melindungi hidup renren dan

iriri. Selain itu nilai keseimbangan juga berlaku dalam semua nilai yang termuat

dalam ain ni ain bahwa nilai persatuan dan kesatuan, nilai solidaritas, nilai sakralitas,

serta nilai kerja sama berjalan searah sehingga dapat menghadirkan keseimbangan

hidup dalam pola hidup masyarakat Kei Besar.

Page 51: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

93

3. Rekonsiliasi Ain ni ain

Konteks masyarakat Kei pada saat diperhadapkan dengan konflik bertopeng

agama pada tahun 1999 memang sangat memprihatinkan. Maksudnya banyaknya

korban jiwa yang berjatuhan serta kehilangan harta benda telah membawa masyarakat

Kei ke dalam situasi duka yang mendalam. Pada saat itu masyarakat Kei sesaat

dibutakan dengan konflik. Masyarakat Kei tak ingat bahwa mereka adalah satu, yang

ada dalam pikiran mereka hanyalah saling membalas dendam atas kematian saudara-

saudara mereka.80 Setalah konflik bertopeng agama ini terjadi dalam selang waktu

tertentu, mereka kembali disadarkan bahwa memang benar kami berbeda karena

memeluk agama yang berbeda, tapi kami punya nilai dan norma yang sama. Nilai dan

norma itu termuat dalam adat-istiadat kami orang Kei.81 Atas dasar kesadaran ini

maka perdamaian dapat diwujudkan. Memalui kerja sama yang baik dari semua pihak

terkhusus tokoh adat yang menjadi perantara untuk dapat memediasi perdamaian di

Kei secara umum. Puncak dari kerja para tokoh adat adalah dengan melakukan

upacara adat di Lapangan Lodar El dan disertai dengan pengambilan sumpah adat

agar tidak akan terjadi lagi konflik yang sama di tanah Kei.82

Keadaan masyarakat Kei terkhusus di Kei Besar saat ini, setelah konflik 1999

tidak lagi ada dalam situasi seperti saat itu. Maksudnya konflik yang bertopeng

agama tidak lagi terjadi dalam realitas hidup masyarakat Kei Besar, oleh karena

masyarakat Kei (secara umum) sadar bahwa yang mendatangkan situasi damai adalah

80 Hasil wawancara dengan Bpk Nus Rahayaan, 10 Januari 2017. 81 Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer, 12 November 2016. 82 Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer, 12 November 2016.

Page 52: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

94

adat-istiadat yang mereka punya. Konflik 1999 memperlihat realita bahwa

perdamaian masih dapat ditemukan jika ada usaha kreatif dari semua pihak atau

tokoh masyarakat. Untuk menghadirkan perdamaian maka masyarakat melalui tokoh

masyarakat yang disebut tiga batu tungku secara kreatif mengelola konflik yang

terjadi.

Realitas yang terjadi di Kei Besar secara khusus yakni konflik masih terjadi.

Mengapa konflik yang demikian masih saja terjadi? Jawabannya terletak pada tradisi

masyarakat Kei mengenai kehormatan kaum perempuan dan juga batas tanah, kedua

hal ini adalah penyebab utama terjadinya konflik di Kei Besar. Akan tetapi konflik

yang terjadi tidak meluas dan masih dapat ditangani oleh tokoh masyarakat.

Penjelasan ini menampilkan cara kreatif masyarakat Kei dalam menangani konflik

yang terjadi. Konflik yang terjadi tidak dapat menghancurkan adat-istiadat dengan

sistem nilai dan moral yang ada didalamnya. Masyarakat Kei Besar masih sangat kuat

memegang adat-istiadat sehingga konflik dengan dilatarbelakangi oleh agama atau

bahkan penyebab utama dalam tradisi pun tidak dapat menghalangi cara kreatif

mereka untuk memperoleh perdamaian. Konflik yang terjadi tidak dapat

menghancurkan pola hubungan kekerabatan yang mereka miliki. Konflik tidak dapat

merubah secara menyeluruh tatanan hidup masyarakat Kei Besar. Mereka masih

memiliki pola hubungan kekerabatan yang dapat melewati tembok perbedaan agama

yang dianut oleh masyarakat asli Kei Besar.

Dalam penjelesan ini dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi di dalam

realitas mayarakat Kei Besar merupakan konflik yang terjadi dibagian permukaan

Page 53: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

95

walaupun dalam realitanya ada yang harus dikorbankan. Identitas mereka bukanlah

mendatangkan peperangan atau pun konflik akan tetapi menghadirkan perdamaian

dalam seluruh pola hubungan hidup masyarakat Kei Besar. Identitas mereka adalah

ain ni ain, yakni hidup dalam suasana rukun, penuh hormat terhadap individu dengan

keyakinannya, penuh solidaritas dalam sikap saling tolong menolong, penuh

penghormatan terhadap leluhur, dan penuh kepercayaan kepada Duad sang pemberi

hidup. Ain ni ain adalah benih yang tertanam dalam hati, pikiran, dan tindakan

masyarakat Kei Besar. Perdamaian akan terjadi oleh karena ain ni ain. Jika konflik

terjadi maka ain ni ain adalah solusinya agar konflik tidak dapat menghancurkan

identitas masyarakat Kei Besar.

Perspektif yang dibangun dalam melihat realitas ini adalah konflik merupakan

bagian yang tak dapat dihindari oleh setiap individu bahkan kehidupan sosial, konflik

tidak akan membuat individu maupun kehidupan sosial menjadi diam atau pasif

menanganinya, akan tetapi masyarakat akan semakin kuat dalam identitasnya serta

dapat mendorong mereka agar bergerak aktif menemukan perdamaian. Gerak aktif

dan kreatif memiliki proses yang harus dikerjakan.

Konflik yang ditangani secara kreatif oleh tokoh masyarakat mendeskripsikan

suatu rangkaian resolusi konflik internal dengan menggunakan ain ni ain. Berikut ini

akan secara khusus mendeskripsikan proses rekonsiliasi dalam perspektif falsafah ain

ni ain. Proses rekonsiliasi yang dijelaskan merupakan proses yang ditemukan

dilapangan. Proses ini bukan proses yang dilakukan saat terjadi konflik yang

bertopeng agama pada tahun 1999. Akan tetapi pada saat terjadi konflik internal di

Page 54: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

96

Kei Besar. Kerangka kerja dalam proses ini merupakan kerangka yang didasarkan

atas pemaknaan dan sistem nilai yang terkandung dalam falsafah ain ni ain, seperti

pada penjelasan sebelumnya bahwa falsafah ain ni ain selalu menjadi solusi atas

konflik yang terjadi. Dengan mengacuh pada falsafah ain ni ain maka masyarakat Kei

Besar memiliki cara tersendiri sebagai kerangka kerja rekonsiliasi.83

Pertama, hadirnya prakarsa damai. Konflik yang terjadi dalam realitas

masyarakat Kei Besar telah menggubah mereka ke dalam satu pemikiran bahwa

mereka harus menemukan cara untuk mendatangkan perdamaian. prakarsa damai

merupakan langkah awal dalam mengerjakan proses rekonsiliasi, sebab tanpa

prakarsa damai masyarakat Kei Besar tidak akan menemukan perdamaian yang

diinginkan saat konflik terjadi. Prakarsa damai tentunya hadir dalam pikiran semua

masyarakat Kei Besar akan tetapi yang melaksanakannya adalah para tokoh penengah

yakni wisbad atau tokoh adat. Para tokoh adat-lah yang menggerakan prakarsa damai

menjadi satu tindakan. Dasar dari prakarsa damai adalah falsafah ain ni ain bahwa

semua masyarakat Kei Besar adalah saudara untuk itu konflik harus diselesaikan.

Kedua, pemisahan pihak berkonflik. Pemisahan pihak berkonflik dilakukan

oleh pemerintah lewat aparat keamanan. Pemerintah daerah di Kei Besar selalu

membangun kerja sama dengan pihak Kepolisian dan TNI. Upaya pemisahan ini

83 Kerangka kerja rekonsiliasi yang dijelaskan dalam tulisan ini disampaikan oleh beberapa

informan yang sering bekerja untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Kei Besar yakni Bpk. N. Rahayaan (Sekretaris Raja, Ratskap Me Umfit), 10 Januari 2017, Bpk. A. Emray (Anggota Kepolisian Elat, Kei besar: Kepala Kanit Reserse Kriminal Umum), 24 November 2016, Bpk. N. Dokainubun, 17 Jenuari 2017.

Page 55: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

97

dilakukan oleh pemerintah agar dapat mencegah konflik menyebar ke desa yang lain.

Kemudian pemisahan ini dilakukan agar tokoh adat atau pihak penengah akan

melakukan tugasnya yakni menyelesaikan konflik. Pemisahan pihak berkonflik

menjadi penting dalam proses rekonsiliasi oleh karena proses ini memberikan rasa

aman kepada masyarakat yang tidak berkonflik. Selain itu pihak yang sedang

berkonflik akan diperingatkan agar tidak melakukan hal yang dapat merugikan

banyak pihak. Tugas yang lain dari pemerintah melalui aparat keamanan adalah

mengawasi dan mengontrol proses penyelesaian konflik melalui sidang adat.

Penjelasan ini memberikan pemahaman bahwa kerja pemerintah melalui aparat

keamanan bukan untuk menyelesaian konflik akan tetapi untuk mengawasi serta

mengontrol pihak yang berkonflik. Sebab dalam konteks masyarakat Kei Besar yang

akan menyelesaikan konflik adalah mereka yang berkonflik bersama dengan tokoh

adat atau pihak penengah.

Ketiga, pelaksanakan rapat oleh pihak penengah. Setelah terjadi konflik pihak

penengah akan mengadakan rapat yang membahas tentang konflik tersebut. Dalam

rapat akan ada perbincangan mengenai konflik yakni apa penyebab terjadinya serta

bagaimana langkah penyelesaiannya serta langkah pencegahan yang harus dilakukan.

Tujuan dari melakukan rapat ini adalah untuk mendamaikan pihak yang sedang

berkonflik untuk itu pihak penengah adalah mereka yang diberikan tanggung jawab

penuh oleh adat sehingga mereka akan bekerja dengan tulus. Mereka ada orang yang

bertanggung jawab terhadap pemulihan atau perdamaian untuk itu mereka dituntut

agar dapat berpikir serta bertindak sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Page 56: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

98

Selain itu mereka juga akan memberikan sanksi kepada pihak yang bersalah. Menurut

tokoh adat, semua sanksi yang diberikan bukanlah hukuman akan tetapi berupa

teguran yang keras agar konflik yang sama tidak terjadi.

Keempat, mengetahui penyebab konflik. Setelah rapat dilaksanakan proses

selanjutnya adalah mengetahui penyebab konflik. Pihak penengah akan mendatangi

pihak yang sedang berkonflik untuk berkomunikasi dengan mereka sekaligus dapat

mengetahui penyebab konflik. Dalam proses ini pihak yang berkonflik belum

dipertemukan oleh karena pihak penengah belum mengetahui penyebabnya.

Kedatangan pihak penengah tak dapat ditolak oleh pihak yang berkonflik oleh karena

mereka adalah penanggung jawab adat. Selain itu mereka membawa misi suci yakni

perdamaian. Proses ini akan menunjukan pihak mana yang telah melakukan

kesalahan ataukah kedua pihak sama-sama melakukan kesalahan. setelah pihak

penengah mengetahui penyebab serta pihak mana yang bersalah maka pihak

penengah akan memberitahukan sanksi yang akan diterima. Dalam proses ini

kunjungan pihak penengah bukan hanya dilakukan satu kali akan tetapi beberapa kali

hingga konflik ini akan terselesaikan.

Kelima, sidang adat merupakan puncak dari proses kerja rekonsiliasi yang

dilakukan oleh pihak penengah. Untuk memulai sidang adat terlebih dulu doa kepada

Duad, dengan harapan sidang adat ini akan berlangsung dalam kedamaian. Di dalam

sidang adat kedua pihak yang berkonflik akan dipertemukan. Pertemuan kedua pihak

adalah untuk saling berbicara untuk saling memaafkan dan kembali membangun

relasi yang baik. Sidang adat akan diarahkan oleh pihak penengah serta akan diawasi

Page 57: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

99

oleh pemerintah atau aparat keamanan. Dalam sidang adat sanksi84 yang diberikan

oleh dewan adat kepada pihak yang berkonflik akan diserahkan kepada pihak yang

penerima atau akan diserahkan kepada yang bertanggung jawab jika kedua pihak

sama-sama melakukan kesalahan (sesuai mekanisme adat Kei). Suasana yang terjadi

dalam sidang adat dipengaruhi oleh falsafah ain ni ain yakni semua masyarakat Kei

adalah saudara sehingga semua pertimbangan atau pikiran-pikiran yang baik akan

disampaikan untuk menghadirkan perdamaian. Selain itu, sumpah adat akan

disampaikan sebagai bagian terakhir dari sidang adat. Hal ini dilakukan agar

mencegah terjadi konflik yang sama serta sebagai tanda kedua pihak telah saling

memaafkan dan saling mengakui dan berjanji di hadapan leluhur dan Duad agar tidak

lagi berkonflik.

Keenam, menyatukan pihak yang berkonflik merupakan tindakan yang

dilakukan setelah pihak yang berkonflik melakukan sumpah adat sebagai

pengambilan komitmen agar tetap hidup dalam perdamaian. Penyatuan pihak yang

berkonflik dilakukan oleh tokoh adat dan disaksikan oleh tokoh pemerintah, tokoh

agama, serta masyarakat yang lain. Penyatuan pihak yang berkonflik perlu

dilaksanakan dengan tujuan menjaga kestabilan hidup bermasyarakat.

84 Sanksi yang diberikan akan diberitahukan dalam rapat dewan adat kepada pihak yang

berkonflik. Jika hanya salah satu yang melakukan kesalahan maka hanya dia yang diberikan sanksi tetapi jika keduanya sama-sama melakukan kesalahan maka keduanya akan diberika sanksi. Sanksi yang diberikan dapat dibicarakan secara ain ni ain dalam pengertian bahwa sanksi adat yang diterima dapat dipikul bersama oleh individu maupun kelompok sesuai dengan ikatan kekerabatannya. Sanksi bagi masyarakat Kei bukan sebagai hukuman akan tetapi teguran bagi individu atau kelompok bahwa dia telah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang terkandung didalam adat istiadat Kei. Semua sanksi yang diberikan memiliki makna tersendiri bagi masyarkat Kei.

Page 58: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

100

Ketujuh, kesadaran sosial merupakan tindakan untuk menjelaskan kembali

adat-istiadat masyarakat Kei kepada semua masyarakat Kei, yang sedang berkonflik

maupun kepada generasi muda. Langkah ini dilakukan sebagai tindakan untuk

menanggapi konflik yang terjadi serta merupakan tindakan pencegahan dari tokoh

adat. Tujuan dilakukan langkah kesadaran sosial adalah untuk menanamkan nilai-

nilai persatuan dan kesatuan, solidaritas, sakralitas, persaudaraan yang terkandung

dalam adat-istiadat Kei Besar. Kesadaran sosial diharapkan dapat memberikan

pemahaman kepada masyarakat Kei Besar tentang pentingnya menjaga stabilitas

hidup.

Rangkuman

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan hal penting sehubungan

dengan ain ni ain dalam masyarakat adat Kei Besar, yaitu:

1. Pelaksanaan ain ni ain dalam hidup masyarakat Kei Besar terwujud dalam tradisi

maren dan yelim. Maren yang berarti kerjasama atau gotong-royong dalam

melaksanakan satu pekerjaan sedangkan yelim merupakan sumbangan

masyarakat dalam bentuk materi, tenaga, dan, pikiran. Kedua tradisi ini

dilaksanakan dalam situasi sukacita maupun dukacita.

2. Pemaknaan ain ni ain berada pada tiga paradigma yakni:

a. Ain ni ain sebagai genealogis.

b. Ain ni ain sebagai Ikatan persaudaraan dalam ratschaap

c. Ain ni ain sebagai kontrak sosial.

Page 59: BAB III AIN NI AIN DALAM EKSISTENSI MASYARAKAT KEI ain …...penulis akan mengemukakan data tentang letak geofrafis dan luas wilayah, iklim, mata pencaharian, bahasa, bentuk-bentuk

101

3. Ain ni ain merupakan falsafah yang digunakan sebagai resolusi konflik internal

antardesa di Kei Besar sebab falsafah ini memiliki fungsi serta langkah kerja

yang dapat dipakai untuk menghadirkan perdamaian.