BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu...

23
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini menggunakan rancanganpretest and posttest one group only designyaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembandingan. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pre test (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi. Sesudah diberikan intervensi, kemudian dilakukan kembali post test(Sugiyono, 2010). Skema 3.1 Desain Penelitian Pre test Perlakuan Post test Keterangan: T1 : Pengukuran pertama (Pre-test) X : Perlakuan T2 : Pengukuran kedua (Post-test) B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Dharma, 2011).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdiagnosa osteoarthritislutut di Puskesmas Helvetia Medan yang berjumlah 48 orang. T1 X T2 UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Transcript of BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu...

Page 1: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu

(quasi experiment). Penelitian ini menggunakan rancanganpretest and posttest

one group only designyaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok

saja tanpa kelompok pembandingan. Penelitian ini dilakukan dengan cara

melakukan pre test (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan

intervensi. Sesudah diberikan intervensi, kemudian dilakukan kembali post

test(Sugiyono, 2010).

Skema 3.1Desain Penelitian

Pre test Perlakuan Post test

Keterangan:

T1 : Pengukuran pertama (Pre-test)

X : Perlakuan

T2 : Pengukuran kedua (Post-test)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Dharma, 2011).Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdiagnosa osteoarthritislutut

di Puskesmas Helvetia Medan yang berjumlah 48 orang.

T1 X T2

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 2: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

29

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive

sampling (Dharma, 2011). Sampel pada penelitian ini adalah lansia dengan nyeri

persendian lutut di Puskesmas Helvetia Medan, dengan kriteria inkusi :

a. Lansia yang terdiagnosa penyakit osteoartritis lutut

b. Subjek dengan nyeri osteoarthritis lutut, yang berusia 60-74

c. Dapat berkomunikasi dengan baik

d. Lansia yang mampu melakukan gerakan senam atau tidak mengalami

cacat fisik.

Kriteria ekslusi :

e. Menderita komplikasi penyakit lain

f. Tidak bersedia menjadi responden

g. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik

h. Lansia dengan trauma pada lutut

i. Lansia yang tidak sedang mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri

Jumlah sampel data penelitian ini dihitung menggunakan rumus :

Rumus sampel tunggal perkiraan rerata (Sastroasmoro, 2010)

Keterangan

n = Jumlah sampel

= Derivat baku alfa ( derajat tingkat kemaknaan 5% maka =1,96)

= Derivat baku beta ( kekuatan uji dari penelitian 80% maka =0,84

S = Perkiraan simpangan baku

X1-X2 = perbedaan klinis yang diinginkan.

== 2 ( + )( −

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 3: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

30

= = 2 (1,96 + 0,84)1,51,15= = 2 = 4,21,15= = 2 = (13,32)= = 26,64 = 26

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 responden, untuk

mengantisipasi sampel yang hilang selama penelitian maka sampel diperbesar

10% dari jumlah sampel.Sehingga jumlah sampel penelitian ini adalah 30

responden.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Helvetia Medan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari– Agustus 2016.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variable yang dimaksud atau

tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Defenisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukuran atau

pengamatan terhadap varibel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 4: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

31

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabelpenelitian

Definisi OperasionalCara

pengukuranHasil Ukur

SkalaUkur

V. IndependenSenam rematik

V. DependenSkala Nyeri

aktivitas fisik yang dilakukanoleh peneliti sendiri baiksebagai cabang olahragatersendiri maupun sebagailatihan untuk cabang olahragalainnya. senam rematikmerupakan latihan fisik yangbertujuan untuk meningkatkanrasa nyaman pada penderitarematik.Cara melakukan senamrematik : berjalan ditempat,meluruskan lutut, dudukberdiri, melangkah naik.

Teknik melakukan terdiri tigalatihan yaitu: latihan aerobik,latihan kekuatan,latihankelenturan.di lakukan 2x semingguselama 2 minggu dengandurasi setiap dilakukan selama10-15 menit.Intensitas nyeri yangdirasakan lansia yangmengalami Osteoartritis lututdalam hal ini untuk mengukurskala nyeri digunakanNumeric Rating Scale.Dilakukan sebelum dansetelah pemberian senamrematik.yang melakukan senam nyapeneliti dan diikuti olehpenderita osteoarthritislainnya.

SOP

DenganmelakukanpengukurandenganNumericRatingScale.

Skala nyeri:Ringan (1-3)Sedang (4-6)Berat (7-10)

Ordinal

F. Aspek Pengukuran

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa Numeric Rating Scale yaitu aspek

pengukuran pada penelitian ini menggunakan lembar observasi nyeri dengan skala

intensitas nyeri numerik (0-10).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 5: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

32

G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

1. Kuisioner A (Data Demografi)

Data karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah

format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis kelamin,

dan pendidikan terakhir melalui studi dokumentasi yang dilakukan di

Puskesmas Helvetia Medan.

2. Intensitas nyeri osteoarthritis

Pengumpulan data yang digunakan pada skala nyeri ini adalah observasi,

observasi merupakan alat ukur dengan cara memberikan pengamatan secara

langsung kepada responden yang dilakukan peneliti untuk mencari

perubahan atau hal-hal yang akan diteliti ( Hidayat, 2007). Skala Numeric

rating scalenyeri 0-10 digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.

Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0 sampai 10. Angka 0

diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, 1-3:nyeri ringan 4-6:nyeri

sedang, 7-9:nyeri berat, 10:nyeri hebat yang dirasakan klien. Skala ini

efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah

intervensi (Prasetyo, 2010).

2. Prosedur Pengumpulan Data

a. Prosedur Administratif

1) Permohonan izin penelitian yang ditujukan ke puskesmas Helvetia

medan sebagai tempat penelitian.

2) Setelah mendapatkan izin dari puskesmas Helvetia medan, peneliti

melakukan survei pendahuluan untuk memperoleh data dasar.

3) Kemudian peneliti menghantarkan surat rekomendasi ke dinas kesehatan

provinsi sumatera utara.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 6: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

33

4) Setelah mendapatkan surat rekomendasi dari dinas kesehatan, peneliti

menghantarkan surat tersebut ke puskesmas Helvetia medan.

5) Setelah mendapatkan izin dari pihak puskesmas Helvetia medan peneliti

mengkontarak waktu dengan calon responden.

b. Pelaksanaan

1) Peneliti menemui calon responden, kemudian memperkenalkan diri,

menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian.

2) Setelah memahami tujuan dan manfaat penelitian, calon responden

diminta mendatangi informed consent sebagai kesedian menjadi

responden penelitian.

3) Kemudian peneliti mengajarkan cara mengisi kuisioner data demografi

yang berisi data demografi meliputi usia, jenis kelamin, dan pendidikan

terakhir.

4) Dalam penelitian ini menggunakan asisten yang membantu peneliti

dalam memberikan intervensi, sebelum masuk pada tahapan

pelaksanaan, peneliti melakukan persamaan persepsi dengan asisten

peneliti.

5) Mengukur skala nyeri osteoarthritis lutut yang dirasakan dengan

menggunakan Numeric Rating Scale dengan rentang 0-10 sebelum di

lakukan senam rematik.

6) Peneliti memberikan perlakuan senam rematik pada bagian lutut yang

mengalami nyeri. Untuk memudahkan penelitian, peneliti melakukan

kerjasama dengan pegawai Puskesmas Helvetia Medan untuk

mengumpulkan semua responden lalu melakukan latihan selama 2

minggu yang diberikan 2x seminggu secara bersamaan.

7) Mengukur kembali skala nyeri osteoarthritis yang dirasakan dengan

caradoor to door dengan menggunakan Numeric Rating Scale dengan

rentang 0-10 setelah diberikan senam rematik.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 7: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

34

H. Etika Penelitian

Penelitian ini berhubungan langsung dengan responden sebagai sampel penelitian,

sehingga peneliti harus menerapkan mengenai prinsip-prinsip etika dalam

penelitian. Menurut Polit & Beck (2006), beberapa prinsip-prinsip etik penelitian

antara lain :

1. Informed consent(persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan sebelum subjek mengatakan kesediaannya untuk

menjadi responden.bertujuan untuk mengetahui informasi tentang penelitian

yang akan dilakukan. Untuk itu responden dapat memutuskan kesediaanya

untuk menjadi responden atau tidak.

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti memberi jaminan pada responden dalam menggunakan subjek

penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama atau responden dalam

lembar alat ukur. Penelitihanya menggunakan kode saat mengolah data dan

mempublikasikannya.

3. Veracity(kejujuran)

Prinsip veracity atau kejujuran menekankan peneliti untuk menyampaikan

informasi yang benar.Peneliti memberikan informasi mengenai tujuan, manfaat

dan prosedur penelitian.

4. Confidentiality(kerahasiaan)

Informasi yang telah diberikan oleh responden akan dijaga kerahasiaannya oleh

peneliti, kecuali sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 8: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

35

I. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editingyaitu data langsung yang dilakukan peneliti sebelum meninggalka

responden, hal ini dilakukan untuk menghindari wawancara berulang.

Memeriksa data yang sudah terkumpul bertujuan untuk memastikan bahwa

semua lembarkuesioner sudah diisi dengan lengkap seperti pengisian data

demografi dan pilihan jawaban kuesioner.

b. Coding

Coding dilakukan untuk mengubah data yang di edit ke dalam bentuk

angka.Laki-laki (1), Perempuan (2). Usia <39 (1), 40-54 (2), >54

(3).Pekerjaan Ibu rumah tangga (1), Swasta (2), Petani (3), Pegawai

negeri (4). Status Perkawinan Menikah (1), Tidak menikah (2), Janda (3),

Duda (4). Agama Kristen (1), Katolik (2), Islam (3), Hindu (4), Budha (5).

Pendidikan Tidak Menikah (1), SD (2), SMP (3), SMA (4). Perguruan tinggi

(5).

c. Entri data

Tahap ini dimasukkan data kedalam komputer dengan menggunakan

program exel ke dalam spread sheet dan diolah dengan menggunakan uji

statistik dengan program SPSS (statistical product and service solution).

d. Tabulating

Setelah selesai memberikan penelitian kemudian dilakukan tabulasi dengan

memasukkan semua jawaban kedalam tabel distribusi frekuensi untuk

mempermudah analisa data lalu di interpretasikan.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 9: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

36

2. Analisa Data

a. Analisa univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskriptifkan karakteristik respon

dalam penelitian berdasarkan usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,

Agama, Status perkawinan. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

b. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan antara sebelum dan

sesudah mendapatkan perlakuan. Sebelum analisa bivariat menggunakan Uji

t- test dilakukan uji normalitas untuk melihat apakah data berdistribusi

normal atau tidak dengan menggunakan uji Shapiro Wilk. Setelah dilakukan

uji normalitas ternyata data pada penelitian tidak berdistribusi normal,

sehingga dilakukan analisis menggunakan ujiWilcoxon. Hasil analisa

menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai p<0,05 (p=0,002). Hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

pemberian intervensi senam rematik.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 10: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

36

36

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Helvetia didirikan oleh Gubernur Sumatra Utara Bapak Marah

Halim pada tahun 1968.Puskesmas Helvetia terletak di jalan Kemuning

Perumnas Helvetia, Kelurahan Helvetia Kecamatan Helvetia Kota Medan.

Wilayah kerja Puskesmas Helvetia di sesuaikan dengan wilayah yang

berada di bawah naungan Kecamatan Medan Helvetia yang meliputi 7

kelurahan yaitu Kelurahan Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah,

Kelurahan Helvetia Timur, Kelurahan Helvetia CII, Kelurahan Dwikora,

Kelurahan Tanjung Gusta dan Kelurahan Cinta Damai.

Puskesmas Helvetia memiliki berbagai program kerja dalam penangan

berbagai masalah kesehatan. Program kegiatan Puskesmas Helvetia

berpedoman pada 18 program pokok puskesamas yaitu : Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Usaha Peningkatan Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

(P3M), Pengobatan Dan Gawat Darurat, Penyuluhan Kesehatan

Masyarakat (PKM), Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olahraga, Perawatan

Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut,

Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium, Pencacatan dan

Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia

Lanjut, Pembinaan dan Pengobatan Tradisional.

Pemberantasan penyakit persendian merupakan salah satu program kerja

Puskesmas Helvetia. Kesehatan usia lanjut di khususkan untuk menangani

penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan sendi salah satunya

Osteoartritis. Tingginya angka kejadian Osteoartritis di Puskesmas

Helvetia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius di

tangani. Tahun 2016 angka kejadian Osteoartritis di wilayah kerja

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 11: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

37

Puskesmas Medan Helvetia cukup tinggi, 618 Penderita dalam periode

Januari sampai dengan April dengan rata-rata 51 penderita setiap

bulannya.

Tingginya angka kejadian ini mengharuskan Puskemas Helvetia Medan

untuk melakukan kegiatan pencegahan Osteoartritis.Kegiatan yang

dilakukan kader kesehatan di puskesmas berupa Latihan Senam sesuai

dengan prosedur, penyuluhan kesehatan, serta pemeriksaan kesehatan

kepada anggota keluaraga yang memiliki osteoartritis lutut.

2. Analisis Univariat

Analisis univarit pada penelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan

berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status

Perkawinan.

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkanumur, jenis kelamin, pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Perkawinan

di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2016 (n=30)

Karakteristik Responden f %Umur

< 39 tahun40-54 tahun> 54 tahun

11316

3,443,353,3

Jenis KelaminPerempuan 30 100

PendidikanSDSMPSMAPerguruan tinggi

101172

33,336,723,36,7

PekerjaanIbu rumah tanggaSwastaPetaniPegawai negeri

18651

60,020,016,73,3

AgamaKristenIslam

327

10,090,0

Status PerkawinanMenikahTidak menikahJanda

2019

66,73,3

30,0

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 12: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

38

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam

penelitian ini berumur >54 tahun sebanyak 16 orang (53,3%). berdasarkan

jenis kelamin mayoritas responden perempuan sebanyak 30 orang

(100%), mayoritas tingkat pendidikan responden SMP sebanyak 11 orang

(36,7%) dan mayoritas pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga

sebanyak 18 orang (60%), mayoritas responden beragama Islam

sebanyank 27 orang (90%), dan mayoritas status perkawinan responden

adalah menikah sebanyak 20 orang (66,7%).

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Intensitas

Nyeri Sebelum Intervensi Senam Rematik Di Puskesmas Helvetia MedanTahun 2016 (n=30)

Skala Nyeri Pre f %Nyeri sedangNyeri berat

525

16,783,3

Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas intensitas nyeri pasien

osteoartritis lutut sebelum intervensi senam rematik adalah skala nyeri

berat yaitu sebanyak 25 responden (83,3).

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Intensitas

Nyeri Setelah Intervensi Senam Rematik Di Puskesmas HelvetiaMedan Tahun 2016 (n=30)

Skala Nyeri post f %Nyeri ringan

Nyeri sedangNyeri berat

2082

66,726,76,6

Total 30 100

Berdasarakan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas intensitas nyeri

pasien osteoartritis lutut setelah intervensi senam rematik adalah skala

nyeri ringan yaitu sebanyak 20 responden (66,7).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 13: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

39

3. Analisis bivariat

Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui perbedaan antara

variabel independen dengan variabel dependen, pengaruh senam

rematik terhadap perubahan intensitas nyeri pada penderita osteoartritis

lutut di Puskesmas Helvetia Medan. Pengujian kebenaran hipotesis

dilakukan dengan melakukan penghitungan rata-rata nilai pada

penderita osteoartritis lutut pretest dan posttest pada kelompok

intervensi serta perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

senam rematik tersebut. Untuk menilai pengaruh perubahan intensitas

nyeri pada penderita osteoartritis lutut di gunakan uji Wilcoxon dengan

nilai α< 0,05.

a. Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan SesudahPemberian Intervensi Senam Rematik di Puskesmas HelvetiaMedan Tahun 2016.

Analisis pengaruh senam rematik terhadap perubahan intensitas

nyeri sebelum dan sesudan diberikan perlakuan senam rematik

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi Senam

Rematik Pada Pasien Osteoartritis Lutut di Puskesmas HelvetiaMedan Tahun 2016 (n=30)

Intenitas Nyeri Variabel N Mean Std.Dvs P valueSebelum 30 4,23 .971 .002Sesudah 30 1,80 1.540

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata intensitas nyeri

sebelum intervensi senam lutut adalah 4 dan rata-rata intensitas nyeri

sesudah intervensi senam rematik menurun menjadi 1. Hasil analisis

pengaruh senam lutut terhadap perubahan intensitas nyeri

menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai p=0,002 (p<0,05). Hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

intervensi senam rematik (Ha : Diterima).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 14: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

40

B. Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan serta interpretasinya, ada tidaknya

perubahan intensitas nyeri pada penderita osteoarthritis sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan senam rematik . Sehingga dapat diketahui pengaruh

senam rematik terhadap perubahan intensitas nyeri osteoarthritis lutut

.Interprestasi hasil membahas terkait kesenjangan ataupun kesesuaian antara

hasil penelitian yang dilakukan dengan hasil penelitian terkait dan teori-teori

yang mendasarinya. Dalam bab ini juga dibahas tentang keterbatasan yang

ada dalam penelitian.

1. Karakteristik Penderita Osteoartritis Lutut di Puskesmas Helvetia

Medan Tahun 2016.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden

(53,3%) adalah berusia lansia dan selebihnya (43,3%) berusia dewasa

madya dengan mean usia responden >54 tahun. Jenis kelamin responden

mayoritas (100%) perempuan dengan tingkat pendidikan kebanyakan

SMP (36,7%) serta mayoritas responden ibu rumah tangga (60%)

beragama islam serta sebagian besar responden (66,7%) menikah.

Responden dengan jenis kelamin perempuan cenderung beresiko

cedera.Pada perempuan yang berusia lebih dari 50 tahun mengalami

penurunan pada fleksibilitas otot.Hal ini dapat ditangani dengan

meningkatkan kemampuan otot lansia dengan senam.Senam rematik

dapat melatih kemampuan otot sendi. Kemampuan otot apabila semakin

sering dilatih maka cairan sinovial akan meningkat atau bertambah.

Pada perempuan kecepatan kehilanagn sama, tetapi akan semakin

meningkat setelah menopause. Massa otot, jumlah dan ukuran miokibra,

jumlah dan besar unit motoris juga berkurang. Penurunan area

penampang lintang otot tungkai dimulai sejak awal dewasa dan akan

dipercepat setelah umur 50 tahun.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 15: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

41

Penambahan cairan sinovial pada sendi dapat mengurangi resiko cedera

pada lansia dan mencegah timbulnya nyeri lutut pada lansia (Taslim,

2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

penelitian berada pada kelompok usia lansia dengan rata-rata usia 53

tahun. Kelompok usia ini sangat rentan dengan kejadian osteoartritis.

Osteoartritis umumnya terjadi pada dewasa madya dan lansia serta paling

sering terjadi pada usia diatas 60 tahun. Responden penelitian ini juga

didominasi oleh responden berjenis kelamin perempuan (90%).Jenis

kelamin merupakan salah satu faktor resiko penyakit osteoartritis dan

prevalensi osteoartritis meningkat pada jenis kelamin perempuan

(Lawrence et al., 2008).

Semakin bertambahnya usia pada seseorang maka, seseorang akan

kehilangan massa tulang pada laki-laki sebesar 20-30% dan pada wanita

sebesar 40-50%. Lansia cenderung mengalami penurunan pada fungsi

muskuloskeletal. Fungsi kartilago sendi mengalami penurunan sehingga,

kartilago akan menipis dan mengakibatkan kekakuan sendi. Kekakuan

sendi apabila tidak segera ditangani maka dapat mengganggu mobilitas

fisik pada lansia. Otot sendi apabila digunakan untuk bergerak maka

cairan sinovial akan bertambah dan meningkat sehingga, lansia

melakukan aktivitas dengan baik. Apabila otot sendi tidak digunakan

untuk melakukan aktivitas maka, cairan sinovial ini akan tetap sehingga,

tidak mengalami peningkatan (Sudoyo, 2006).

Gangguan pada sistem muskuloskeletal dapat memberikan dampak

immobilitas fisik pada lansia.Untuk mencegah immobilitas fisik pada

lansia, lansia dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti senam

lansia, berjalan dan lain-lain.Aktivitas fisik dapat memberikan pengaruh

yang baik bagi kesehatan tubuh pada lansia salah satunya adalah melatih

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 16: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

42

kemampuan otot sendi pada lansia agar tidak terjadi kekakuan sendi

(Martono, 2009).

2. Intensitas Nyeri Pasien Osteoartritis Lutut di Puskesmas Helvetia

Medan Sebelum Intervensi Senam Lutut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri pasien osteoartritis

lutut sebelum intervensi senam rematik adalah skala nyeri berat yaitu

sebanyak 25 responden (83,3%). Pada osteoartritis terjadi perubahan-

perubahan metabolisme tulang rawan sendi.Perubahan tersebut berupa

peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks

tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen.

Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat

kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses

degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu subtansi atau zat

yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang

makrofag untuk menghasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim

proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler. Pada akhirnya rawan

sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala osteoartritis

seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Melihat adanya proses

kerusakan dan proses perbaikan yang sekaligus terjadi, maka osteoartritis

dapat dianggap sebagai kegagalan sendi yang progressif dan

menyebabkan nyeri berat.

Nyeri berat pada responden mangakibatkan terganggunya aktivitas

mereka sehingga para lansia enggan melakukan aktivitas dan sering

untuk berdiam.Hal ini mengakibatkan penurunan kapasitas fungsional

tubuh. Padahal fenomena di masyarakat para lanjut usia enggan

mengikuti senam rematik. Jika lansia enggan mengikuti kegiatan senam,

malah akan menyebabkan kekakuan tulang dan sendi yang menjadi

penyebab timbulnya nyeri persendian pada orang lanjut usia.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 17: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

43

Lansia mengalami proses menua (aging) yaitu proses yang terus-menerus

(berlanjut secara alamiah) yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami

oleh semua makhluk hidup. Pada proses penuaan ini disertai oleh adanya

penurunan kondisi, biologis, psikologis, maupun sosial yang saling

berinteraksi satu sama lain. Perubahan fisiologis yang terjadi dapat

mengenai sistem muskuloskeletal, dan rasa nyeri pada ekstremitas bawah

adalah keluhan yang paling sering muncul pada lansia (Taslim, 2009).

Intensitas nyeri dapat diketahui dengan melakukan observasi kepada

pasien melalui skala nyeri 0 = tidak nyeri, 1-3 =nyeri ringan, 4-6= nyeri

sedang, 7-10 nyeri berat.

Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan

potensial yang tidak menyenagkan yang terlokalisasi pada suatu bagian

tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan

rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi,

perasaan takut dan mual (Judha, 2012).

Hal ini sesuai hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok lansia di

Kelrahan Komplek Kenjeran dari 10 orang pada kelompok perlakuan, 9

orang yang awalnya mengeluh nyeri sedang, 8 orang yang mengalami

penurunan nyeri menjadi nyeri ringan. Oleh karena itu lansia harus rutin

mengikuti senam lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

3. Intensitas Nyeri Pasien Osteoartritis Lutut di Puskesmas Helvetia

Medan Setelah Intervensi Senam Lutut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri pasien osteoartritis

lutut setelah intervensi senam rematik adalah skala nyeri ringan yaitu

sebanyak 20 responden (66,7).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 18: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

44

Nyeri yang tidak diatasi mempunyai efek yang membahayakan diluar

ketidak nyamanan yang disebabkannya.Berdasarkan hasil penelitian

karakteristik responden faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri

sebagian besar responden disebabkan karena udara dingin di pagi dan

malam hari.Nyeri yang tidak reda dapat mempengaruhi sistem

pulmonari, kardiovaskular, gastrointestinal, endokrin, dan immunologik.

Respon membahayakan dari nyeri dapat bertambah jika terjadi pada

pasien lanjut usia, kondisi fisik lemah atau sakit kritis (Putra, 2005).

Nyeri sendi pada pagi hari dapat disebabkan karena kekakuan sendi

karena belum beraktifitas, biasanya nyeri sendi akan berkurang jika siang

hari setelah pasien beraktifitas, nyeri sendi juga dihubungkan dengan

kadar kortisol dimana kadar korisol terendah pada pagi hari. Menurut

American College of Reumathology (ACR) secara klinis disebut positif

menderita osteoatritis diantaranya, yaitu usia> 50 tahun, kekakuan pada

pagi hari < 30 menit, krepitasi, nyeri tekan pada tulang, pembesaran

tulang, dan palpasi sekitar sendi tidak teraba hangat (Ashari, 2009).

4. Perbedaan Intensitas Nyeri Pasien Osteoartritis Lutut di Puskesmas

Helvetia Medan Sebelum dan Setelah Intervensi Senam Lutut.

Dari hasil distribusi frekuensi perbedaan intensitas nyeri sebelum dan

sesudah intervensi diperoleh mayoritas responden berumur >54 tahun,

jenis kelamin mayoritas responden perempuan, mayoritas tingkat

pendidikan SMP, mayoritas pekerjaan responden ibu rumah tangga,

mayoritas responden beragama islam, dan mayoritas status perkawinan

responden menikah.

Rata-rata intensitas nyeri sebelum intervensi senam rematik adalah 4 dan

rata-rata intensitas nyeri sesudah intervensi senam rematik menurun

menjadi 1. Hasil analisis pengaruh senam rematik terhadap perubahan

intensitas nyeri menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0,002

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 19: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

45

(p<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan intensitas nyeri

sebelum dan sesudah intervensi senam rematik.

Hasil yang signifikan dalam penelitian ini dapat disebabkan karena

senam rematik jika dilakukan secara teratur akan meningkatkan peredaran

darah sehingga metabolisme meningkat dan terjadi peningkatan difusi cairan

sendi melalui matriks tulang.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori dimana Pemenuhan kebutuhan

nutrisi tulang rawan sangat tergantung pada kondisi cairan sendi, jadi jika

cairan sendi baik makaSuplai nutrisi untuk tulang rawan menjadi adekuat.

Adanya kontraksi otot quadriceps dan hamstring yang kuat akibat latihan

lutut akan mempermudah mekanisme pumping action (memompa kembali

cairan untuk bersirkulasi) sehingga proses metabolisme dan sirkulasi lokal

dapat berlangsung dengan baik karena vasodilatasi dan relaksasi setelah

kontraksi maksimal dari otot tersebut. Dengan demikian maka

pengangkutan sisa-sisa metabolisme (substansi P) dan asetabolic yang

diproduksi melalui proses inflamasi dapat berjalan dengan lancar sehingga

rasa nyeri dapat berkurang (Theresia, 2015).

Selain itu exercisedapat menurunkan kadar sitokin dalam cairan synovial

pasien OA lutut dan menghambat degradasi tulang rawan dan memperbaiki

gejala nyeri. Sitokin merupakan salah satu mediator kimia terjadinya

inflamasi dan apabila kadar sitokin turun maka mekanisme stimulasi

nociceptor oleh stimulus noxious terhambat dan proses transduksi pada

mekanisme nyeripun menjadi terhambat.

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka terdapat kesesuaian dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh suhendriyo (2014).Penelitian pengaruh

senam rematik sebelum dan sesudah senam rematik pada penderita

osteoarthritis lutut di Karangasem Surakarta. Dari hasil uji Wilcoxon di

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 20: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

46

dapatkan perbedaan nyeri sebelum dan sesudah senam rematik dengan rata-

rata nyeri sebelum senam sebesar 4,44 sedangkan rata-rata nyeri sesudah

senam sebesar 2,98 dan p value 0,005. artinya ada pengaruh intervensi

senam rematik terhadap perubahan intensitas nyeri. Hal ini disebabkan

karena senam rematik dapat mempertahankan ruang lingkup gerak sendi

secara maksimal.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian lain tentang pengaruh latihan pada

osteoatrhtitis lutut terhadap kualitas hidup pasien dewasa obesitas dikatakan

bahwa dengan latihan dapat menurunkan nyeri dengan p = 0.049. Dengan

melakukan fleksi ekstensi lutut dapat meningkatkan kekuatan otot sebesar

15-16%. 7 Penelitian lain mengatakan bahwa dengan latihan lutut akan

meningkatkan daya tahan otot, meningkatkan ketajaman proprioseptif, dan

menurunkan quadriceps arthrogenic muscle inhibition. Peningkatan

kekuatan otot quadriceps sangat penting untuk stabilisasi lutut, sehingga

menurunkan beban sendi lutut dalam menahan berat badan atau selama

beraktivitas.

Hasil penelitian pengukuran skala nyeri sesudah diberikan terapi senam

lansia ini sesuai dengan teori yang telah disampaikan bahwa senam rematik

merupakan suatu latihan fisik yang mempunyai pengaruh yang baik untuk

meningkatkan kemampuan otot sendi. Kemampuan otot sendi apabila sering

dilatih atau digerakkan maka cairan sinovial pada sendi akan meningkat.

Cairan sinovial ini berfungsi sebagai pelumas dalam sendi.Peningkatan

cairan synovia ini dapat mengurangi resiko cidera sendi pada lansia (Taslim,

2001).Senam lansia juga dapat memberikan kebugaran tubuh dan

meningkatkan daya tahan tubuh (Ambar, 2009).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 21: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

47

2. Keterbatasan Penelitian

a. Jumlah sampel masih terbatas hanya terdapat 30 orang responden.

b. Sampel dalam penelitian ini belum homogen sehingga metode

pengambilan sampel masih menggunakan tehnik purposive sampling

sehingga sampel belum dapat mewakili populasi.

c. Dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengontrol faktor lain yang

mempengaruhi perubahan intensitas nyeri seperti konsumsi obat

penghilang rasa sakit.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 22: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

48

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik pasien osteoartritis lutut di Puskesmas Helvetia Medan

mayoritas berumur >54 tahun, dengan jenis kelamin perempuan.

2. Intensitas nyeri pasien osteoartritis lutut di Puskesmas Helvetia Medan

sebelum intervensi senam lutut adalah nyeri berat.

3. Intensitas nyeri pasien osteoartritis lutut di Puskesmas Helvetia Medan

setelah intervensi senam lutut adalah nyeri ringan.

4. Terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian

senam lutut pada pasien osteoartritis lutut di Puskesmas Helvetia Medan.

B. Saran

4. Bagi Pasien Osteoartritis

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan

intevensi kepada pasien nyeri lutut untuk menurunkan tingkat nyeri

osteoartritis, pasien dapat latihan senam rematik di rumah secara

mandiri.

b. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

puskesmashelvetia dalam mengenali pasien lansia yang menderita

Osteoartritis . Selain itu dapat dijadikan bahan masukan dalam

menyusun kebijakan yang dapat menurunkan Osteoartritis pada

masyarakat sekitar wilayah kerja puskesmas.

c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar yang sama, diharapkan

penelitian ini dapat menjadi bahan referensi yang bermakna.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 23: BAB III A. Desain Penelitian pretest and posttest yaitu ...repository.sari-mutiara.ac.id/371/4/CHAPTER III-V.pdf · format pengkajian yang berisi data demografi meliputi usia, jenis

48

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah populasi dan sampel yang

lebih banyak.

b. Diharapkan penelitian memakai kelompok kontrol.

c. Diharapkan diperlukan asisten/pendamping lebih dari 2 orang dalam

pelaksanaan, pelaksanaan peneliti sehingga intervensi dapat secara

tepat dan serentak dilakukan.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA