BAB III

6
BAB III HASIL PENGAMATAN A. Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: Nama Praktikan Asin Asam Manis Pinggir Dorsum Pinggir dorsum media Anterior L1 0,5 % 0,5 % 0,5 % L2 1,5 % 2,5 % 2,5 % H1 3,5 % 4,5 % 0,5 % H2 0,5 % 0,5 % 1,5 % L1 0,5 % 0,5 % 0,5 % L2 0,75 % 1,75 % 1,75 % H1 0,5 % 1,75 % 1,75 % H2 1,25 % 0,5 % 0,5 % L1 3 % 3% 4 % L2 3% 4% 6 % H1 3% 3% 5 % H2 3 % 4 % 6 % Keterangan : L1: Prayogo

description

g

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III        

HASIL PENGAMATAN

A.    Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Nama

Praktikan Asin Asam Manis

Pinggir

Dorsum

Pinggir

dorsum media

Anterior

L1 0,5 % 0,5 % 0,5 %

L2 1,5 % 2,5 % 2,5 %

H1 3,5 % 4,5 % 0,5 %

H2 0,5 % 0,5 % 1,5 %

L1 0,5 % 0,5 % 0,5 %

L2 0,75 % 1,75 % 1,75 %

H1 0,5 % 1,75 % 1,75 %

H2 1,25 % 0,5 % 0,5 %

L1 3 % 3% 4 %

L2 3% 4% 6 %

H1 3% 3% 5 %

H2 3 % 4 % 6 %

Keterangan :

L1: Prayogo

L2: Valent

H1: Yuni

H2: Vivin

Page 2: BAB III

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk mengetahui kepekaan

indra pengecap terhadap rasa manis ,asin, asam . Menurut teori ada 4 pengecap

dasar yang digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor dan variasi waktu

sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa manis,

pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin, bagian tepi belakang

lidah lebih sensitif terhadap rasa asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif

terhadap rasa pahit.

Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu

reseptor yang terutama terletak  pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup

kecapa pada lidah manusia) dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole

dan permukaan laringeal dari epiglottis. Kuncup kecap terbenam dari epitel

berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla foliota, papilla fungiformis. Bahan

kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor.

Penyebaran kuncup kecap berada pada seluruh permukaan lidah sehingga setiap

lidah dapat merasakan rasa pada penjuru lidahnya. Tetapi kuncup kecap

menunjukkan adanya penyebaran berkelompok yaitu untuk reseptor rasa manis

berada di ujung lidah, reseptor rasa pahit di pangkal lidah reseptor reasa asin di

tepi lidah depan sedangkan reseptor rasa asam di tepi lidah belakang (Junqueira,

1995).

Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi kemampuannya

mengecap suatu rasa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sensitivitas ini.

Sensitivitas mungkin disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau

tidak bagus akibat dari pola makan seseorang. Hal lain yang mempengaruhi

sensitivitas adalah proses pengantaran rangsang dari organ menuju otak, hal

tersebut biasanya terjadi pada orang uang kondisi tubuhnya lemah (sakit) sehingga

daya tanggap terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat lambatnya seseorang

dalam mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang

yang diberikan jika dalam penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka

Page 3: BAB III

dapat mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan. Selain itu jenis kelamin juga

kemungkinan mempengaruhi sensasi reseptor pengecap. (Jalmo, 2007).

Sensasi rasa dipengaruhi oleh saliva (air liur). Hal ini disebabkan karena

saliva akan melarutkan dan mengkatalis zat yang masuk ke dalam mulut. Kuncup

kecap hanya akan dapat terstimulasi bila zat tersebut telah dikatalis oleh saliva

(chemoreseptor), sehingga apabila konsentrasi saliva terlalu rendah maka

dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengkatalis zat-zat tersebut, dan

semakin lambat pula respon rasa tersebut (Jalmo, 2007).

Faktor lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia.

Suhu kurang dari 20° atau lebih dari 30° akan mempengaruhi sensitifitas kuncup

rasa (taste bud). Suhu yang terlalu panas akan merusak sel-sel pada kuncup rasa

sehingga sensitifitas berkurang, namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat

karena sel yang rusak akan cepat diperbaiki dalam beberapa hari. Suhu yang

terlalu dingin akan membius kuncup lidah sehingga sensifitas berkurang (Jalmo,

2007).

Usia mempengaruhi sensitifitas reseptor perasa. Menurut Sunariani

(2007), pada orang yang berusia lanjut terdapat penurunan sensitifitas dalam

menraskan rasa asin. Hal ini disebabkan pada orang berusia lanjut karena

berkurangnya jumlah papilla sirkumvalata seiring dengan bertambahnya usia dan

penurunan fungsi transmisi kuncup rasa pada lidah sehingga mengurangi sensasi

rasa (Jalmo,2007).

Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor yang

berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap orang yang

menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di permukaan lidah. Kuncup

kecap adalah salah satu sel reseptor yang menerima impuls berupa senyawa kimia

rasa yang akan diteruskan ke system saraf pusat untuk diterjemahkan (Jalmo,

2007).

Reseptor perasa merespon stimulasi rasa dengan berbeda-beda. Rasa manis

mendepolarisasi sel kecap dengan membuka channel Na+. Channel ini tertutup

oleh amiloride dan biasa ditemukan pada ginjal dan sel epitel. Selain  itu, juga

dengan menaktikan adenylate cyclase. cAMP akan diprduksi oleh adenylate

cyclase untuk menutup channel K+. Susbtansi perasa pahit akan menstimulasi

Page 4: BAB III

produksi IP3, yang selajutnya akan meningkatkan level Ca2+ yang akan

melepaskan trasmiter sinapsis dan mengaktifasi saraf gustatory. Substansi perasa

mendepolarisasi sel kecap dengan menaktifkan channel amiloride-sensitive Na+.

Substansi rasa masam akan mendepolarisasi sel kecap secara langsung dengan

menaikkan konsentrasi ion H+ yang menutup channel K+ (Jalmo,2007).

Rasa manis dimulai dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa.

Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma

yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G) akan teraktivasi selanjutnya

akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan

pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan

terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat

keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan

mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan

diteruskan ke otak (Anonim c, 2012).

Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan

tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter

keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak. Transtan pahit akan berikatan dengan

reseptor pada membran. Pelekatan ini akan mengakibatkan teraktivasinya protein

G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan

membuat IP3 yang merupakann senyawa yang larut dalam sitoplasma yang

terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion

Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan

membuat saluran K terbuka dan terjadi sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit,

rasa asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat

permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi

akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps. (Anonim c, 2012).