BAB III
description
Transcript of BAB III
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Nama
Praktikan Asin Asam Manis
Pinggir
Dorsum
Pinggir
dorsum media
Anterior
L1 0,5 % 0,5 % 0,5 %
L2 1,5 % 2,5 % 2,5 %
H1 3,5 % 4,5 % 0,5 %
H2 0,5 % 0,5 % 1,5 %
L1 0,5 % 0,5 % 0,5 %
L2 0,75 % 1,75 % 1,75 %
H1 0,5 % 1,75 % 1,75 %
H2 1,25 % 0,5 % 0,5 %
L1 3 % 3% 4 %
L2 3% 4% 6 %
H1 3% 3% 5 %
H2 3 % 4 % 6 %
Keterangan :
L1: Prayogo
L2: Valent
H1: Yuni
H2: Vivin
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk mengetahui kepekaan
indra pengecap terhadap rasa manis ,asin, asam . Menurut teori ada 4 pengecap
dasar yang digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor dan variasi waktu
sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa manis,
pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin, bagian tepi belakang
lidah lebih sensitif terhadap rasa asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif
terhadap rasa pahit.
Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu
reseptor yang terutama terletak pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup
kecapa pada lidah manusia) dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole
dan permukaan laringeal dari epiglottis. Kuncup kecap terbenam dari epitel
berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla foliota, papilla fungiformis. Bahan
kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor.
Penyebaran kuncup kecap berada pada seluruh permukaan lidah sehingga setiap
lidah dapat merasakan rasa pada penjuru lidahnya. Tetapi kuncup kecap
menunjukkan adanya penyebaran berkelompok yaitu untuk reseptor rasa manis
berada di ujung lidah, reseptor rasa pahit di pangkal lidah reseptor reasa asin di
tepi lidah depan sedangkan reseptor rasa asam di tepi lidah belakang (Junqueira,
1995).
Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi kemampuannya
mengecap suatu rasa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sensitivitas ini.
Sensitivitas mungkin disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau
tidak bagus akibat dari pola makan seseorang. Hal lain yang mempengaruhi
sensitivitas adalah proses pengantaran rangsang dari organ menuju otak, hal
tersebut biasanya terjadi pada orang uang kondisi tubuhnya lemah (sakit) sehingga
daya tanggap terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat lambatnya seseorang
dalam mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang
yang diberikan jika dalam penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka
dapat mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan. Selain itu jenis kelamin juga
kemungkinan mempengaruhi sensasi reseptor pengecap. (Jalmo, 2007).
Sensasi rasa dipengaruhi oleh saliva (air liur). Hal ini disebabkan karena
saliva akan melarutkan dan mengkatalis zat yang masuk ke dalam mulut. Kuncup
kecap hanya akan dapat terstimulasi bila zat tersebut telah dikatalis oleh saliva
(chemoreseptor), sehingga apabila konsentrasi saliva terlalu rendah maka
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengkatalis zat-zat tersebut, dan
semakin lambat pula respon rasa tersebut (Jalmo, 2007).
Faktor lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia.
Suhu kurang dari 20° atau lebih dari 30° akan mempengaruhi sensitifitas kuncup
rasa (taste bud). Suhu yang terlalu panas akan merusak sel-sel pada kuncup rasa
sehingga sensitifitas berkurang, namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat
karena sel yang rusak akan cepat diperbaiki dalam beberapa hari. Suhu yang
terlalu dingin akan membius kuncup lidah sehingga sensifitas berkurang (Jalmo,
2007).
Usia mempengaruhi sensitifitas reseptor perasa. Menurut Sunariani
(2007), pada orang yang berusia lanjut terdapat penurunan sensitifitas dalam
menraskan rasa asin. Hal ini disebabkan pada orang berusia lanjut karena
berkurangnya jumlah papilla sirkumvalata seiring dengan bertambahnya usia dan
penurunan fungsi transmisi kuncup rasa pada lidah sehingga mengurangi sensasi
rasa (Jalmo,2007).
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor yang
berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap orang yang
menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di permukaan lidah. Kuncup
kecap adalah salah satu sel reseptor yang menerima impuls berupa senyawa kimia
rasa yang akan diteruskan ke system saraf pusat untuk diterjemahkan (Jalmo,
2007).
Reseptor perasa merespon stimulasi rasa dengan berbeda-beda. Rasa manis
mendepolarisasi sel kecap dengan membuka channel Na+. Channel ini tertutup
oleh amiloride dan biasa ditemukan pada ginjal dan sel epitel. Selain itu, juga
dengan menaktikan adenylate cyclase. cAMP akan diprduksi oleh adenylate
cyclase untuk menutup channel K+. Susbtansi perasa pahit akan menstimulasi
produksi IP3, yang selajutnya akan meningkatkan level Ca2+ yang akan
melepaskan trasmiter sinapsis dan mengaktifasi saraf gustatory. Substansi perasa
mendepolarisasi sel kecap dengan menaktifkan channel amiloride-sensitive Na+.
Substansi rasa masam akan mendepolarisasi sel kecap secara langsung dengan
menaikkan konsentrasi ion H+ yang menutup channel K+ (Jalmo,2007).
Rasa manis dimulai dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa.
Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma
yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G) akan teraktivasi selanjutnya
akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan
pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan
terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat
keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan
mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan
diteruskan ke otak (Anonim c, 2012).
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan
tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter
keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak. Transtan pahit akan berikatan dengan
reseptor pada membran. Pelekatan ini akan mengakibatkan teraktivasinya protein
G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan
membuat IP3 yang merupakann senyawa yang larut dalam sitoplasma yang
terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion
Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan
membuat saluran K terbuka dan terjadi sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit,
rasa asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat
permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi
akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps. (Anonim c, 2012).