Bab III Objek Penelitian 34 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek ...
Bab III
-
Upload
riapungkas -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Bab III
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Desain penelitian memuat rencana tentang informasi relevan yang
dibutuhkan dalam penelitian, sumber-sumber khusus dari mana informasi itu
diperoleh, strategi untuk mengumpulkannya, dan bagaimana menganalisisnya.
Desain penelitian dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Desain ini dimaksudkan
sebagai perencanaan struktur dan strategi penelitian dalam rangka menjawab
pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi (Wahyuni, 1994: 23).
Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian ini termasuk penelitian
deduktif. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:23-30) penelitian deduktif
yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji (testing) hipotesis melalui
validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada kesadaran tertentu.
Berdasarkan karakteristik masalahnya, jenis penelitian ini termasuk
penelitian kausal komparatif, yaitu jenis penelitian yang menguji hubungan
variabel independen yaitu struktur aktiva, struktur modal, struktur keuangan dan
ukuran perusahaan terhadap Earnings per Share (EPS) perusahaan foods and
beverages.
Adapun rancangan penelitian ini dapt dilihat dalam gambar 3.1 berikut:
X1
X2
X3
X4
Y
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Keterangan:
X1 = Struktur Aktiva
X2 = Struktur modal diproksikan LDAR
X3 = Struktur keuangan diproksikan DER
X4 = Ukuran Perusahaan
= Pengaruh secara parsial
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Sekaran (2003:87), variabel didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat membedakan nilai. Nilai dapat berbeda dalam waktu yang berbeda untuk
objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek yang
berbeda. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Variabel Dependen
Earnings per Share (EPS)
Struktur modal perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan menghitung EPS (Earnings per Share). Prastowo dan
Juliaty (2005:99) earning per share (EPS) adalah jumlah laba yang menjadi hak
untuk setiap pemegang saham biasa. Earning per share (EPS) hanya dihitung
untuk saham biasa. Perhitungan earning per share (EPS) dapat sederhana atau
komplek tergantung dari struktur modal perusahaan. earning per share (EPS)
sederhana dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
*) menggambarkan laba yang benar-benar tersedia bagi pemegang saham biasa
Variabel Independen
1. Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva
perusahaan pada akhir periode tertentu.
SA= Aktiva Tetap
Total Aktiva
2. Struktur modal yang diproksikan dengan LDAR
Rasio ini merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang
disediakan oleh perusahaan.
3. Struktur modal yang diproksikan dengan
LDER
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan manila utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
pinjaman utang.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (size) dalam penelitian ini diukur dengan nilai
logaritma natural penjualan bersih perusahaan selama satu tahun tertentu.
Size = ln Net Sale
Tabel 3.1 Jabaran variabel penelitian
Variabel
penelitian
Sub variabel Indikator
Variabel
independen
Struktur aktiva
Struktur modal
yang
diproksikan
(Wijaya dan Hadianto, 2008)
(Wijaya dan Hadianto, 2008)
dengan LDAR
Struktur
keuangan yang
diproksikan
dengan DER
Ukuran
perusahaan
Size = ln Net Sales
Variabel
dependen
Earning per
Share
C. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu ynag ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004:72). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang secara aktif masih tercatat pada tahun 2010 sampai
2012 agar data yang dibutuhkan tersedia dan penelitian tidak bias.
b. Sampel
Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi
(Tika, 2006, 33). Sampel yang representatif yaitu yang mewakili keseluruhan
populasi (Nasution, 2009: 86).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Sampel bertujuan atau purposive sampel dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah,
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2002: 117) , untuk
mencapai tujuan dalam penelitian ini sampel diambil dengan kriteria:
1. Perusahaan food and beverages yang berturut-turut listing di BEI tahun 2010-
2012.
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan secara terus-
menerus selama periode pengamatan agar data yang dibutuhkan selama
selama periode penelitian tersedia sehingga hasil penelitian tidak bias.
3. Perusahaan tersebut tidak memiliki laba negatif (tidak mengalami kerugian)
selama periode penelitian.
D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Menurut Soeratno dan Arsyad (2003: 69) ditinjau dari jenisnya, data
terdiri dari dua macam, yaitu data kuantitaf dan data kualitatif. Jenis data
penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu kumpulan angka-angka hasil
pengukuran.
b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Sumber data
diperoleh dari www.IDX.co.id dan Indonesian Capital Market Directory 2010.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa jurnal, buku, dan
laporan keuangan perusahaan. Teknik dokumentasi dipilih karena tidak begitu
sulit, dalam artian apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, tidak
berubah.
E. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik, analisis ini jauh
lebih mampu memperlihatkan hasil-hasil yang cermat dibandingkan dengan
analisis kualitatif (Soeratno dan Arsyad, 2003: 125). Analisis statistik dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) versi 19.0 for windows. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linear berganda, setelah regresi berganda ynag
digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan
pengujian terhadap hipotesis.
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal.
Pemeriksaan normalitas dalam output SPSS dapat dilihat dari beberapa
hal, yaitu distribusi histogram, normal PP plot of Regression Standardized
Residual, dan pengujian hipotesis Residual melalui uji Kolmogorov Smirnov atau
Shapiro Wilks. Menurut Yamin dkk, (2011: 10) suatu data mengikuti distribusi
normal jika memiliki bentuk histogram, seperti bel dengan pencaran distribusi
data yang seimbang di sekitar pusat data dan jika pencaran data dalam Normal
PP Plot of Regression Standardized Residual berpencar di sekitar garis lurus
miring yang melintang.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1. Santoso (2002:219) menyebutkan bahwa deteksi adanya autokorelasi
dapat dilihat pada besaran Durbin-Watson. Besaran Durbin-Watson secara umum
bebas dari autokorelasi adalah antara -2 dan +2.
3. Uji Multikolinieritas
Digunakan untuk menguji apakah dalam model persamaan regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika pada model persamaan regresi mengandung gejala multikolinieritas berarti
terjadi korelasi (mendekati sempurna) antara variabel bebas (Suliyanto, 2005:63).
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas antara variabel dengan cara
melihat VIP (Value Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Nilai VIP
yang dibawah angka 10 menunjukkan tidak ada gejala multikolinieritas pada
model regresi.
4. Uji Heterokedastisitas
Menurut Santosa (2005:242) asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam
regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dalam regresi salah satu asumsi yang harus dipenuhi
adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan tidak
memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang
tidak sama antara satu varian dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini
disebut gejala heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang
sama dari satu pengamatan kepengamatan lain disebut homokedastisitas. Salah
satu uji untuk menguji heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran
dari varians residual.
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (Tika, 2006: 94).
Persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y : Earning per Share
a : Konstanta
b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi
X1 : Struktur aktiva
X2 : Struktur modal diproksikan dengan LDAR
X3 : Struktur keuangan diproksikan dengan DER
X4: Ukuran Perusahaan
e : error
Uji t (t-test)
Uji t digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang
tujuannya untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri dari Struktur
Akiva (X1), LDAR (X2), DER (X3), dan ukuran perusahaan (X4) secara parsial
(individu) mempunyai pengaruh tehadap variabel terikat yaitu Earning per share
(Y). Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
Ho : b1, b2, b3, b4= 0
Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
secara parsial.
H1 : b1, b2, b3, b4 ≠ 0
Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara
parsial.
b. Menetapkan tingkat probabilitas kesalahan (α=0,05)
c. Menetapkan tingkat signifikansi t pada tabel output hasil uji hipotesis.
1. Jika signifikansi t > 0.05, maka Ho diterima yang artinya struktur aktiva (X1),
LDAR (X2), DER (X3), dan ukuran perusahaan (X4) secara parsial tidak
mempunyai pengaruh terhadap Earning per share (Y).
2. Jika signifikansi t < 0.05, maka Ho ditolak, artinya struktur aktiva (X1), DER
(X2), LDER (X3), dan ukuran perusahaan (X4) secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap Earning per share (Y).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Sarwoko (2007: 191) ukuran relatif koefisien determinasi, dapat
digunakan sebagai justifikasi kecocokan yang baik antara garis estimasi regresi
dengan sebaran titik-titik data (scarter diagram). Nilai R² pada umumnya terletak
di antara 0 dan 1. Jika sama dengan 1, maka 100 % variasi Y diterangkan oleh
perubahan-perubahan variabel-variabel penjelas. Jika sama dengan 0, maka tidak
ada variasi Y yang diterangkan dengan variabel penjelas. Cara terbaik untuk
mengukur kecocokan data dengan garis estimasi adalah dengan menggunakan R²
yang disesuaikan atau adjusted R².