BAB III

download BAB III

of 38

description

menejemen adalah

Transcript of BAB III

BAB III BAB IIIPELAKSANAAN KEMAH KERJA

3.1. Lingkup Dan Tahapan PekerjaanPelaksanaan kegiatan kemah kerja 2015 ini melingkupi daerah Kampung Cihuni, Kampung Cibologontok, Kampung Ciaseupan, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Di daerah tersebut dilakukan kegiatan pemeetaan topografi dan batas-batas bidang tanah, cakupan area pemetaan seluas 33 ha yang dibagi terhadap 11 kelompok pemetaan sehingga masing-masing kelompok melaksanakan pemetaan dengan luasan area 3 ha. Pelaksanaan kegiatan tersebut terdiri atas beberapa tahapan-tahapan pekerjaan yang meliputi :1. Persiapan Dalam tahap persiapan ini terbagi oleh 2 persiapan yaitu persiapan administrasi dan persiapan teknis. Persiapan administrasi yang dilakukan yaitu : Persiapan dan pembuatan dokumen seperti usulan biaya dan dokumen adminsitrasi, pengurusan surat yang menyangkut perijinan, pembuatan rencana pekerjaan. Persiapan teknis yang dilakukan yaitu : Membentuk tim-tim pengukuran, menentukan peralatan yang akan digunakan dan mengecek apakah peralatan sudah terkalibrasi memenuhi spesifikasi teknis yang diberikan, perencanaan desain geometrik jalur pengukuran, penentuan koordinat titik referensi, dan lain-lain.2. Orientasi LapanganOrientasi lapangan dimaksudkan untuk mengenal lapangan sebelum memulai pengukuran dan mempersiapkan yang mendukung penyelesaian pekerjaan pemetaan. Adapaun hal-hal yang dilakukan yaitu : a. Perencanaan penempatan distribusi titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan (KDP) di lokasi yang akan dipetakan.b. Melakukan koordinasi dengan tim pengukuranc. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengetauhi luasan dan batas batas daerah yang akan dipetakand. Mengetahui akses ke lokasi lokasi yang akan dipasang titik kontrol.e. Mendesain denah lokasi pengukuran dan memepersiapkan jalur pemetan yaitu bentuk kerangka dan jumlah titik kontrol yang dibutuhkan.3. PematokanPeserta melakukan praktik pematokan titik-titik KDP di lapangan sesuai perencanaan dengan mempertimbangkan faktor efektivitas fungsi dari titik KDP itu sendiri dan efisiensi jumlah titik yang diperlukan. Hal-hal yang dilakukan saat pekerjaan pematokan yaitu meliputi:a. Melakukan penandaan titik kontrol di lapangan sesuai dengan perencanaan.b. Titik kontrol harus memenuhi persyaratan seperti : Struktur tanah tempat pemasangan harus stabil. Lokasi mudah untuk dicapai dan tidak susah untuk dikenali. Tidak menggangu fasilitas umum. Lokasi aman sehingga patok tidak mudah rusak. Titik titik harus dapat diikatkan ke titik yang telah diketauhi koordinatnya pada orde yang lebih tinggi. Umumnya patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter dan panjang tertentu dan ditanam ke tanah dengan kedalaman sesuai spesifikasi pekerjaan.4. Pengukuran Titik ikat menggunakan GPS.Dalam pengukuran titik kontrol GPS ini dilakukan penentuan titik ikat untuk keperluan pengukuran Kerangka Dasar Horizontal, adapun tahapan pengukuran GPS yang dilakukan antara lain :a. Perencanaan, pada tahapan perencanaan hal-hal yang harus dilakukan yaitu: Menentukan geometri pengukuran Merencanakan startegi pengamatan pengukuran, pengolahan data, pengenalan lapangan dan startegi pengolahan data.b. Persiapan, pada tahap ini mempersiapkan kesiapan personil ke lapangan, mempersiapkan perlatan yang akan digunakan.c. Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan monumentasi, pengamatan satelit dengan epok dan max angle serta waktu pengamatan yang telah ditentukan, dan membuat data pelengkap.d. Pelaporan, pada tahap ini membuat laporan terkait hasil dari pengamatan yaitu berupa koordinat titik 5. Pengukuran Titik Kerangka Dasar HorizontalPengukuran koordinat horizontal titik-titik kerangka dasar dilakukan menggunakan alat ETS (Elektronik Total Station), dalam pengukuran menggunakan ETS sudah diketauhi 2 titik ikat hasil perapatan menggunakan metode GPS. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaanya antara lain :a. Titik-titik kerangka dasar ini digunakan untuk pengikatan situasi dan bidang-bidang tanah.b. Kerangka dasar pemetaan dapat dibentuk dengan menggunakan metode poligon.c. Pengukuran koordinat dengan menggunakan ETS memerlukan titik acuan sebagai backsight dan foresight harus didefinisikan di awal pengukuran.d. Teknis pendirian alat seperti melakukan sentering, pembidikan dan prosedur teknis lainya harus dilakukan secermat mungkin agar terhindar dari kesalahan.6. Pengukuran Titik Kerangka Dasar VertikalSetelah dilakukan pengukuran titik-titik kerangka dasar horizontal sehingga setiap titik kerangka sudah diketauhi informasi spasial X dan Y, untuk mendapatkan informasi tinggi (Z) dilakukan pengukuran kerangka dasar vertikal pada titik yang sama dengan menggunakan alat Waterpass. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran yaitu :a. Pengukuran beda tinggi antar titik titik kontrol vertikal dilakukan dengan metode sipat datar menggunakan sipat datar manual.b. Sebelum alat digunakan garis kolimasi alat harus di cek terlebih dahulu.c. Pemasangan rambu ukur pada pengukuran beda tinggi harus menggunakan alas rambu.d. Pengukuran beda tinggi dalam satu seksi dilakukan pergi pulang dalam 1 hari.e. Jarak instrumen ke rambu depan diusahakan sama dengan jarak instrumen ke rambu belakang pada setiap slag pengukuran.f. Kesalahan penutup maksimum ukuran pergi-pulang sebesar 12 mm D (D : dalam kilometer )g. Datum tinggi yang digunakan mengikuti datum tinggi titik kontrol vertikal utama.h. Data pengukuran jaring kontrol vertikal dituliskan dalam formulir yang sesuai.7. Pengukuran Detail Situasi Pengukuran detil situasi dilakukan dengan menggunakan alat ETS (Elektronik Total Station), pengukuran detil harus diikatkan ke titik-titik kerangka dasar pemetaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan terkait pengukuran detil yaitu :a. Tinggi alat dan tinggi target harus diukur.b. Pada setiap kali berdiri alat, data tinggi alat harus diukur sebanyak dua kali yaitu pada awal dan akhir pengukuran.c. Detil yang tidak terjangkau oleh rangkaian titik kontrol perapatan harus dibuat poligon cabang, yang diikatkan pada titik kontrol.d. Pengukuran detil dilakukan secara terpisah dari saat pengukuran kerangka peta, kecuali untuk titik bantu.e. Kerapatan titik detil tinggi (spot height) sebaiknya membentuk pola grid dengan kerapatan Untuk kemiringan 0o-30o = 15 meter ; Untuk kemiringan > 30o = 10 meter.8. Pengolahan Data & PenggambaranPengolahan data koordinat KKH menggunakan software microsoft excel dengan metode hitung perataan kuadrat terkecil metode parameter. Pengolahan dan penggambaran data situasi dilakukan menggunakan secara digital menggunakan perangkat lunak CAD atau Arc GIS.

3.2. Orientasi LapanganOrientasi lapangan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang pasti mengenai lokasi yang akan dilakukan pengukuran. Pada Kemah kerja kali ini orientasi lapangan dilakukan secara bersamaan dengan kelompok lain, hal ini bertujuan untuk mengetahui batas-batas area pengukuran tiap kelompok. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan saat melaksanakan orientasi lapangan adalah sebagai berikut:1. Mengidentifikasi batas-batas area pemetaan untuk masing-masing kelompok dan mengenali bentuk medan yang akan dipetakan.2. Merencanakan pembuatan kerangka pemetaan dengan memasang patok-patok yang telah disediakan.3. Menetapkan titik-titik poligon yang akan digunakan sebagai titik sekawan untuk area yang bersebelahan dengan kelompok lain.4. Melakukan track menggunakan alat GPS Navigasi, tracking batas-batas area pemetaan dan marking titik-titik poligon yang telah direncanakan.5. Membuat sketsa rancangan awal titik-titik poligon dari hasil tracking dan marking di lapangan ditampilkan menggunakan Google Earth.Waktu pelaksanaan orientasi lapangan yaitu :Hari/ Tanggal: 1 Juni 2015Waktu: 13.00 WIB - selesai Tempat : Kampung Cihuni, Desa Mandalasari, Cikalong wetanPelaksana: Semua peserta kemah kerja 2014Kegiatan: Identifikasi batas, pembuatan sketsa lapangan, pematokan, tracking dan marking.

3.3. Pengukuran Kerangka Dasar PemetaanPengukuran kerangka dasar yang dilakukan berupa pengukuran titik-titik ikat menggunakan metode GPS, pengukuran kerangka kontrol horizontal menggunakan metode poligon dan kerangka kontrol vertikal menggunakan metode sipat datar memanjang. Sebelum dilakukan pengukuran kerangka kontrol terlebih dahulu harus ditentukan titik-titik ikat hasil perapatan dari titik fix yang telah diketauhi koordinatnya yaitu titik DMG5029 menggunakan metode pengamatan dengan GPS.Hasil dari pengamatan menggunakan GPS didapatkan informasi (X,Y dan Z) namun pada kemah kerja kali ini yang digunakan hanya X dan Y sehingga informasi tinggi (Z) didapatkan dengan pengukuran menggunakan sipat datar memanjang dengan tinggi acuan yaitu titik fix DMG5029. Pengukuran menggunakan metode sipat datar memanjang bertujuan untuk mendapatkan ketinggian dari tiap bench mark. Pada dasarnya pengukuran ini menghasilkan beda tinggi dari tiap bench mark, yang kemudian akan dikoreksi, lalu ditambahkan dengan ketinggian referensi yang sudah ada (DMG5029). Setelah titik-titik hasil perapatan telah ditetapkan dan diukur dengan benar maka titik-titik kerangka dasar pemetaan masing-masing kelompok harus beracuan ke titik hasil perapatan tersebut.

3.3.1 Pengukuran Titik Ikat Menggunakan GPSPengukuran titik ikat dilakukan untuk acuan pengikatan dalam penentuan koordinat titik-titik kerangka dasar pemetaan lainya, Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pengamatan dengan GPS metode differensial static. Metode ini lebih efisien dibandingkan dengan pengukuran secara konvensional menggunakan metode poligon. 3.3.1.1 Geometrik PengukuranGeometri pengukuran terdiri atas jumlah 8 buah titik yang akan ditentukan posisinya terhadap 1 titik fix sebagai acuan yaitu titik DMG5029, 8 titik tersebut ditempatkan pada lokasi yang bebas gangguan dan memiliki ruang pandang ke segala arah di atas elevasi 15o, lokasi dan bentuk jaring kerangka GPS dengan geometri segitga. Bentuk geometri pengukuran jaring GPS diperlihatkan sebagai berikut :

3.3.1.2 PematokanPematokan titik-titik ikat yang akan dirapatkan dari titik fix DMG5029 dilakukan setelah melakukan orientasi lapangan, hal ini dikarenakan agar peserta kemah kerja mengetauhi terlebih dahulu kondisi yang cocok untuk dilakukan pemasangan titik-titik ikat GPS. Pemasangan titik ikat GPS ini harus memperhatikan geometri pengamatan yaitu lokasi nya harus bebas dari gangguan yang menimbulkan efek multipath dan memiliki ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15o.

3.3.1.3 Peralatan yang DigunakanAdapun peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran titik-titik ikat dengan pengamatan GPS yaitu sebagai berikut :1. (3) unit Receiver GPS (Hi Target HD8200X) single frecuency, bentuk fisiknya diperlihatkan sebagai berikut :

Gambar Receiver GPS (Hi Target HD8200X) single frecuency2. (3) unit statif3. (2) unit meteran4. Alat tulis

3.3.1.4 Pelaksanaan PengukuranPengukuran titik-titik ikat GPS dilakukan selama 2 hari, pelaksanaanya sebanyak 9 sesi pengukuran dengan jumlah jaring segitiga sebanyak 8 buah, setiap satu sesi pengukuran dilakukan selama 60 menit pengamatan, epoch 5 detik dan mask angle 15o. sebelum pengamatan dilaksanakan terlebih dahulu merancang prosedur pengamatan serta mobilisasi alat ke lokasi. Pengamatan dilakukan pada hari Rabu, 3 Juni 2015 Kampung Cihuni, Kampung Cibologontok, Kampung Ciaseupan, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat dengan lokasi titik ikat yaitu DGM 5029, GPS-1, GPS-2, GPS-3, GPS-4, GPS-5, GPS-6, GPS-7 dan GPS-8. Prosedur pengamatan yang dilakukan di lapangan yaitu sebagai berikut :1. Setelah pemasangan patok-patok titik ikat GPS yang telah fix maka dapat dimulai kegiatan pengamatan GPS.2. Melakukan mobilisasi alat ke setiap lokasi pengukuran di satu sesi pengukuran sesuai rencana pekerjaan sesi I (titik GPS1, GPS2 dan GPS3).3. Lakukan sentering alat pada titik yang telah ditetapkan dan pasang receiver GPS (Hi Target HD8200X) single frecuency.4. Lakukan pengukuran tinggi alat menggunakan meteran catat tinggi alat tersebut.5. Nyalakan alat dan lakukan pengaturan epoch dan mask angle yang sesuai yaitu untuk epoch 5 detik dan mask angle 15o.6. Catatlah nomor seri alat, waktu awal dan akhir pengamatan, serta keadaan cuaca.7. Lakukan pengamatan sesuai dengan langkah di atas untuk setiap sesi nya, sehingga keseluruhan sesi selesai diamati.

Tabel 3.1 Mobilisasi Alat Pengamatan GPSSesiNo.alatNo.titikKode GPSWaktuTinggi alatCuaca

Sesi1GPS163041530011.33 - 12.331.41 mcerah , berawan

GPS28_360153411.33 - 12.341.15 mcerah , berawan

GPS35_373153411.33 - 12.351.46 mcerah , berawan

Sesi2GPS163041530112.41 - 13.411.54 mcerah , berawan

GPS28_360153512.41 - 13.421.15 mcerah , berawan

GPS3OFF

Sesi 3GPS143041530214.50 - 15.501.54 mBerawan

GPS28_360153714.50 - 15.501.29 mBerawan

GPS37_373153714.50 - 15.501.43 mBerawan

Sesi 4GPS143041530316.27 - 17.271.54 mcerah , berawan

GPS23_360153916.27 - 17.281.29 mcerah , berawan

GPS35_373153916.27 - 17.291.31 mcerah , berawan

Sesi 5GPS143041540008.33 - 09.331.48 mCerah

GPS28_360154008.33 - 09.341.31 mCerah

GPS35_373154108.33 - 09.351.32 mCerah

Sesi 6GPS133041540110.07 - 11.071.48 mCerah

GPS2OFF

GPS36_373154210.07 - 11.071.245 mCerah

Sesi 7GPS133041540211.16 - 12.161.48 mBerawan

GPS22_360154411.16 - 12.171.375 mBerawan

GPS36_373154311.16 - 12.181.245 mBerawan

Sesi 8GPS1DMG3041540312.58 - 13.581.46 mMendung

GPS22_360154612.58 - 13.591.375 mMendung

GPS36_373154412.58 - 13.601.245 mMendung

Sesi 9GPS1DMG3041540414.39 - 15.391.46 mBerawan

GPS22_360154714.39 - 15.401.375 mBerawan

GPS31_373154514.39 - 15.411.27 mBerawan

3.3.1.5 Pengolahan DataSetelah keseluruhan sesi pengamatan telah selesai dilakukan maka data langsung di download untuk diolah, data hasil download dari alat merupakan dalam bentuk file-file yang memiliki kode tertentu sehingga untuk membedakanya usahakan disetiap sesi pengukuran data langsung di download dan dikelompokan ke dalam folder yang berbeda-beda sesuai dengan sesi pengukuran, data hasil download tersebut masih dalam format *ZHD yang harus dilakukan konversi terlebih dahulu ke dalam format *Rinnex. Setelah dikonversi ke format rinnex maka data dapat dilakukan pengolahan baseline dan proses adjustment menggunakan software-software pengolahan data GPS seperti TTC, TBC, dll.1. Konversi data format *ZHD ke format *.RinnexSetelah data di download maka selanjutnya melakukan konversi data tersebut ke format Rinnex, proses konversi data menggunakan software HDS2003 diperlukan data tinggi antenna dan keterangan nama titik-titik GPS disesuaikan dengan kode GPS yang telah di download, adapun proses konversi tersebut yaitu sebagai berikut :a. Jalankan software HDS2003b. Membuat project baru klik file new, tentukan nama project dan tempat penyimpanan output file nya.

c. Import file dalam format *.ZHD yang akan di konversi menggunakan menu import, akan muncul windows import data dan pilih ZHD dan ok.

d. Setelah data di import maka akan muncul jaringan baseline dari titik-titik yang diamati.

e. Lakukan editing nama titik dan isikan data tinggi antena sesuai dengan saat pengamatan.f. Lakukan editing untuk keseluruhan data yang ada pada jaring baseline tersebut sehingga baseline menjadi seperti di bawah ini :

g. Masuk ke tab list maka akan terlihat data jaringan baseline seperti di bawah ini:

h. Selanjutnya pilih seluruh data dan lakukan konversi dengan cara klik kanan convert to rinnex.

i. Setelah di lakukan proses konversi maka akan terlihat pada folder rinnex di project folder penyimpanan yang telah ditentukan di awal.

2. Pengolahan Baseline dan Adjustment titik-titik ikata. Jalankan software TBCb. Buatlah project baru untuk tempat lembar kerja dalam memulai proses pengolahan dengan cara klik icon new project pilih metric kemudian ok.

c. Tentukan sistem koordinat yang digunakan sesuai dengan area pengamatan titik, pada praktik ini menggunakan sistem koordinat UTM zone 48S datum WGS84, setting dilakukan dengan menggunakan menu project system. d. Melakukan import data-data file GPS yang sudah dalam format rinnex menggunakan menu file import.e. Masukan keseluruhan data, pilih data dengan klik select all import maka akan muncul window receiver raw data check in, pada bagian tersebut lakukan pemilihan manufactur, tipe antenna, metode pengukuran tinggi antenna dan isikan tinggi alat disesuaikan dengan kode GPS dan waktu sesi yang tertera.

f. Setelah dilakuakan input tinggi antenna maka klik ok dan akan terbentuk jaring-jaring GPS seperti di bawah ini :

g. Pengolahan sinyal GPS dan pemotongan baseline, proses tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Klik pada baseline yang akan di proses kemudian klik kanan dan pilih session editor maka akan muncul tampilan window yang berisikan bar-bar sinyal GPS Selanjutnya lakukan pemilihan sinyal-sinyal GPS yang baik dan pemotongan sinyal yang terdapat garis-garis hitam dan sinyal yang tidak rapat tidak perlu digunakan, tampilanya seperti di bawah ini :

Lakukan editing baseline berupa pemotongan dan pemilihan sinyal GPS untuk kesemua baseline dan juga pilih baseline yang non trivial jika terdapat dua buah baseline pada 1 jaring GPS.h. Pemrosesan baseline dilakukan setelah proses pemilihan dan pemotongan sinyal GPS, dengan memblok keseluruhan baseline kemudian klik icon process baselines maka akan muncul ketelitian (RMS) dan keterangan apakah baseline tersebut telah fixed atau belum seperti di bawah ini :

i. Menentukan titik ikat sebagai titik fix dengan cara pilih DMG5029 klik kanan add coordinat grid input koordinat pilih sebagai Control Quality. j. Melakukan proses adjustment dengan klik ikon adjust network pilih fixed Coordinate (DMG5029) 2D klik adjust, maka akan muncul tampilan jaring baseline setelah proses adjust.

k. Selanjutnya munculkan report hasil adjustment tersebut berupa koordinat titik-titik beserta ketelitianya menggunkan menu report report adjustment report.3.3.1.6. HasilHasil perapatan titik ikat menggunakan pengamatan dengan GPS didapatkan koordinat titik-titik ikat yang telah fix dirapatkan dari koordinat titik DMG5029 yang bereferensi sistem koordinat UTM beserta ketelitianya pada tabel 3.2 , Datum WGS84, pengolahan data baseline menggunakan software TBC (Trimble Business Center) diperlihatkan dari bentuk jaring baseline GPS setelah adjustment berikut ini :

Tabel 3.2 Koordinat Hasil Adjustment Network Point IDEasting(Meter)EastingError(Meter)Northing(Meter)NorthingError(Meter)Elevation(Meter)ElevationError(Meter)

BM-01771764.0430.0429250877.6710.029688.1360.107

BM-02771730.5710.0359250889.4550.024689.2410.058

BM-03771444.7970.0469250823.4270.034681.6180.052

BM-04771436.7160.0529250812.8850.040680.2720.060

BM-05771028.5160.0509250878.2550.037631.1030.053

BM-06771005.5090.0379250934.2930.029633.4110.046

BM-07770987.9220.0609250614.2760.044648.9500.091

BM-08770999.2980.0529250631.2760.038648.9060.061

DMG5029771788.419?9250895.400?688.1360.077

3.3.2. Pengukuran Kerangka Dasar PemetaanKerangka dasar pemetaan terdiri atas kerangka kontrol horizontal dan kerangka kontrol vertikal, kerangka dasar pemetaan ini tujuan utama nya sebagai pengikatan detil-detil situasi di lapangan. Kerangka dasar horizontal berupa kumpulan titik-titik yang berinformasi koordinat (X,Y) dan untuk kerangka dasar vertikal berupa kumpulan titik-titik yang sama dengan kerangka kontrol horizontal dengan informasi koordinat tinggi (Z), sehingga seluruh titik-titik kerangka dasar pemetaan memiliki koordinat (X,Y,Z).

3.3.2.1. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal Menggunakan Metode PoligonKerangka kontrol horizontal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketauhi posisi horizontalnya berupa koordinat pada bidang datar (X,Y) dalam sistem proyeksi tertentu. Pengukuran kerangka kontrol horizontal ini dilakukan dengan metode poligon. Pemilihan dan pemakaianya ditentukan oleh banyak faktor, antara lain luas daerah yang dipetakan, ketersedian peralatan, dan kemudahan perhitungan.

A.Geometri PengukuranGeometri pengukuran kerangka dasar pemetaan dengan metode poligon menggunakan geometri poligon tertutup terikat sempurna, geometri poligon kelompok 1 mengikat ke 2 titik ikat GPS yaitu titik GPS5 dan GPS6, adapun sketsa poligon tersebut diperlihatkan oleh gambar berikut :

B. PematokanProses pematokan dilakukan setelah orientasi lapangan dan setiap kelompok telah mendesain bentuk geometri poligon yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi lapangan, jarak antara titik-titik poligon 50 m namun dilihat juga apakah memungkinkan di lapangan. Patok dibuat dari kayu dengan diameter 5 cm, panjang 30 cm, ditanam kedalam tanah sedalam 10 cm agar aman dari gangguan, patok juga diberi cat dengan warna merah di bagian atas batang patok di beri paku paying untuk membantu penyentringan alat saat pengukuran serta diberi nomor secara urut, jelas, dan sistematis.

C. Peralatan yang DigunakanAdapun peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran kerangka dasar pemetaan dengan metode poligon yaitu sebagai berikut :1. (1) unit Electrotinic Total Station (ETS) Gowin2. (2) unit statif3. (2) unit prisma reflector4. (1) unit meteran dan paying5. Alat tulisD. Pelaksanaan Pengukuran1. Pengecekan Kesalahan Alat ETSSebelum alat digunakan untuk melakukan pengukuran kerangka poligon maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan kesalahan-kesalahan alat seperti kesalahan kolimasi, kesalahan indeks dan zero eror untuk mengetahui besarnya kesalahan dan jika melebihi standar ketetapan harus dilakukan kalibrasi pada alat tersebut. Pengecekan kesalahan-kesalahan tersebut meliputi :a. Pengecekan kesalahan kolimasi, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Dirikan alat ETS pada sebuah titik kemudian lakukan sentering alat tersebut, bidikan teropong pada posisi biasa ke sebuah titik kemudian baca bacaan horizontalnya. Misalnya : B. Teropong dibuat luar biasa dan bidikan kembali pada titik semula dan baca bacaan horizontalnya. Misalnya : LB Hitung besarnya kesalahan kolimasi menggunakan rumus :Untuk perputaran skala bacaan searah jarum jam :

Untuk perputaran skala bacaan berlawanan arah jarum jam :

b. Pengecekan kesalahan indeks, dilakukan dengan cara yang sama saat pengecekan kolimasi namun yang dicatat untuk perhitungan merupakan bacaan vertikalnya. Besarnya kesalahan indeks dihitung menggunakan rumus :

c. Pengecekan Zero Eror, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Dirikan alat misalnya di titik A dan lakukan sentering dan bidikan teropong pada prisma yang didirikan pada titik di B kemudian ukurlah jaraknya dengan menggunakan meas pada ETS. Pindah alat ketitik B dan prisma di titik C kemudian bidikan teropong dan ukur jarak B ke C. Selanjutnya kembalikan posisi alat ke titik A dan prisma tetap berada di titik C, ukurlah jarak dari A ke C menggunakan meas pada ETS.

CAB

Gambar 3.9. Langkah Pengukuran untuk Menghitung Zero Error Dari pengukuran tersebut didapat jarak :AC = 23.286 mAB = 10.521mBC = 12.765 mMaka hitunglah Ze dengan rumus seperti berikut:

2. Pengukuran PoligonPengukuran kerangka dasar pemetaan dengan metode poligon dilakukan selama 1 hari dengan menggunakan alat ETS (Elektronik Total Station), adapun pelaksanaan pengukuranya sebagai berikut :a. Dirikan alat ETS pada titik ikat GPS yang telah diketauhi koordinatnya yaitu titik GPS5 lakukan sentering alat dan ukur tinggi alat menggunakan meteran.b. Dirikan prisma dengan statif pada titik sebagai acuan backsight yaitu titik GPS6 lakukan sentering dan ukur tinggi alat.c. Dirikan prisma dengan statif pada titik sebagai acuan foresight yaitu titik poligon awal yaitu titik A1 lakukan sentering dan ukur tinggi alat.d. Hidupkan alat dengan menekan tombol power, berikut ini adalah tampilan tombol-tombol display pada alat ETS.

Dan berikut ini adalah tampilan display setelah alat dihidupkan :

e. Membuat Job file (nama pekerjaan) dengan cara: Setelah ETS menyala tekan menu

Pilih F1 (data collect), lalu tekan enter

Kemudian tekan F1 (Input), masukan nama Job yang akan dibuat, misalkan dengan nama kemah kerja kemudian tekan enter, kemudian akan muncul tampilan seperti berikut.

f. Melakukan input koordinat titik P5 (titik berdirinya alat) sebagai Occupation dengan cara: Didalam menu data collect F1 (OCC.PT# Input), kemudian akan muncul tampilan seperti berikut:

Keterangan :PT# = urutan pengambilan nomor data (isi 1)ID = kode titik (isi P5)INS.HT= tinggi alat yang berdiri di titik P5 Kemudian tekan F4 (Ocnez), kemudian akan muncul tampilan seperti berikut:

Tekan F3 (NEZ), kemudian masukan harga koordinat N,E,Z, titik P5. Kemudian tekan enter dan lakukan perekaman dengan klik rec, maka tampilan berikutnya adalah seperti berikut:

Selanjutnya tekan F3 (YES), maka tampilan display akan kembali ke menu data collect.g. Melakukan input orientasi acuan Backsight, dengan cara: Bidik dan arahkan alat ke target di titik P6, kemudian lakukan pengaturan backsight, pada menu data collect pilih F2 (Backsight) kemudian Tekan F1 (Input).1.546P62

BS# = urutan pengambilan dataID = jenis titik (isi P6)INS.HT = tinggi target di titik P6 Kemudian tekan F4 (BS).2

Kemudian tekan F3 (NE/AZ) untuk memasukan koordinat Backsight (titik P6) dan tekan enter, maka tampilannya akan seperti berikut:21.546P6

Bidikan teropong tepat pada prisma di titik backsight dan tekan F3 (Meas), maka akan muncul:1.546VH SD *NEZ ----2P6

Tekan F3 (*NEZ), maka backsight telah selesai dilakukan, dan tampilan pada menu display akan kembali ke menu data collect.h. Melakukan pengukuran titik poligon ke arah foresight dengan cara: Bidik dan arahkan alat pada target di titik A1, kemudian lakukan pengaturan foresight, pada menu data collect tekan F3 (FS/SS) dan tekan F1 (INPUT) 31.57A1

PT# = urutan pengambilan dataPCODE = jenis titik (isi titik foresight yaitu A1)R.HT = tinggi target di titik A1 Kemudian tekan F3(Meas), maka tampilan display akan menjadi seperti berikut:VH SD *NEZ P11.57A13

Selanjutnya tekan F3 (*NEZ) maka akan di dapatkan koordinat titik poligon A1.i. Lakukan hal yang sama untuk pengukuran titik poligon selanjutnya yaitu titik poligon A2, sehingga alat berdiri di titik A1 dan backsight di titik P5 serta foresight di titik poligon A3.

E. Pengolahan DataData yang didapatkan dari pengukuran kerangka kontrol horizontal menggunakan ETS berupa informasi koordinat X, Y dan Z. Data ukuran tersebut terlebih dahulu di download dari alat ETS menggunakan software topcon link, setelah proses download data maka selanjutnya data koordinat tersebut dilakukan perhitungan secara perataan. Perhitungan ini melibatkan data kesalahan alat yaitu Zero Eror yang telah di cari sebelumnya, adapun tahapan perhitungan koordinat kerangka dasar tersebut yaitu :1. Menghitung koordinat ukuran dikoreksikan dengan kesalahan jarak (Zero Eror)a. Input data koordinat titik-titik kerangka poligon ke dalam microsoft excel kemudian lakukan perhitungan X dan Y dengan menggunakan rumus berikut:

b. Menghitung sudut jurusan (azimuth) berdasarkan data koordinat dan X dan Y dengan menggunakan rumus berikut:

c. Menghitung besarnya koordinat ukuran ditambah dengan koreksi kesalahan zero eror dengan menambahkan koordinat titik-titik poligon dengan X dan Y.2. Menghitung koordinat definitif dari koordinat hasil koreksi zero erora. Hitung jarak antar sisi poligon dengan menggunakan rumus jarak dengan data koordinat hasil koreksi zero eror.b. Hitung kembali besarnya X dan Y namun menggunakan koordinat hasil koreksi zero eror.c. Menghitung besarnya koreksi akhir untuk mendapatkan koordinat definitif dengan menggunakan rumus berikut:

d. Menghitung besarnya koordinat definitif dengan menjumlahkan besarnya koordinat ukuran yang telah dikoreksi dengan zero eror ditambah dengan besarnya harga koreksi untuk harga X dan untuk harga Y serta ditambah selisih koordinat ukuran + Ze (zero eror) X dan Y .F. Hasil1. Hasil koordinat ukuran yang dikoreksikan dengan kesalahan jarak (zero eror) (terlampir)2. Hasil koordinat definitif (terlampir)

3.3.2.2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal Menggunakan Metode Sipat Datar MemanjangSetelah dilakukan pengukuran titik-titik ikat dengan menggunakan metode pengamatan GPS didapatkan informasi posisi (X ,Y) titik-titik kerangka tersebut, maka selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan metode sipat datar untuk mendapatkan informasi ketinggian (Z).

A. Geometri PengukuranPengukuran beda tinggi titik-titik ikat dilakukan dengan menggunakan metode sipat datar memanjang, antar titik-titik ikat yang memiliki jarak yang relatif jauh pengukuranya dibagi menjadi beberapa slag yang jumlah slag nya harus genap. Titik-titik yang dilakukan pengukuran beda tinggi dibentuk memanjang dari titik ikat DMG5029. Pengukuran dilakukan pulang dan pergi untuk memperoleh ketelitian yang besar.

B. PematokanPematokan titik-titik BM sebagai titik tinggi dilakukan dengan cara yang sama dengan pematokan pada kerangka dasar horizontal untuk pembuatan titik-titik poligon, namun pembagian titik-titik tiap slag nya tidak perlu dilakukan pematokan.

C. Peralatan yang DigunakanAdapun peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran beda tinggi dengan metode sipat datar memanjang yaitu sebagai berikut :1. (2) unit Waterpas Digital Topcon DL-5002. (2) unit statif3. (2) unit rambu ukur4. (2) unit meteran dan paying5. Alat tulis

D. Pelaksanaan PengukuranPengukuran kerangka dasar pemetaan dengan metode sipat datar memanjang menggunakan alat Waterpas Digital adapun pelaksanaan pengukuranya sebagai berikut :1. Buat titik baru, yaitu titik A diantara P1 dan P2. Tititk A digunakan sebagai pemenggal sehingga terbentuk 2 slag (genap). Lakukan pengukuran slag 1 dengan cara dirikan alat diantara P2 dan A, sementara rambu belakang (backsight) berdiri di titik P2 dan rambu muka (foresight) berdiri di titik A (rambu di titik A didirikan di atas startport/sepatu rambu). Pengukuran slag 1 ini dilakukan sebagi berikut :a. Lakukan sentering alat dan hidupkan alat dengan menekan tombol power.b. Pada tampilan tombol display tekan tombol menu , maka muncul mode status seperti berikut : c. Pilih Job (tekan enter) dan tekan select untuk membuat Job Baru, Pilih yang Registered 0000 (arti 0000 tersebut berarti belum ada isi datanya) untuk membuat job baru, tekan enter setelah job dibuat tekan Esc (kembali ke menu) d. Pilih Ht-diff dengan menggunakan bantuan tombol arah bawah kemudian tekan enter. BS= BackSightRh = Benang Tengah0001 = Data ke-1Hd = Jarak antar rambue. Kemudian arahkan ke rambu belakang (P2) lalu tekan Measurement Key. Untuk menyimpan data tersebut pilih Y (tekan enter). Selanjutnya tampilan display akan menjadi seperti berikutf. Bidik rambu muka (Fore Sight) yaitu titik A, kemudian tekan Measurement Key maka tampilan display akan menjadi seperti berikut:

g. Pengukuran beda tinggi antara 2 titik dalam 1 slag telah selesai dilakukan, untuk melihat data yang telah di simpan, tekan esc untuk kembali ke menu, kemudian pilih rec lalu tekan enter, pilih review kemudian tekan enter. 2. Melakukan pengukuran double stand dengan cara pindahkan/geserkan alat agar berpindah posisi namun tetap diantara titik P2 dan A. Pada pengukuran double stand ini bidikan rambu di titik A sebagai rambu belakang (backsight) dan rambu di titik P2 sebagai rambu muka (foresight).3. Melakukan pengukuran slag ke-2, dirikan alat diantara titik A dan P3 dan dirikan rambu di titik A (rambu berdiri diatas startport/sepatu rambu) sebagai rambu belakang (backsight) dan dititik P3 sebagai rambu muka (foresight).4. Melakukan pengukuran double stand slag ke-2, pindahkan/geserkan alat untuk merubah posisi saja, namun alat tetap diantara titik A dan P3 dan dirikan rambu di titik P3 (rambu berdiri diatas startport/sepatu rambu) sebagai rambu belakang (backsight) dan dititik A sebagai rambu muka (foresight).5. Prosedur pengukuran pada langkah ke 2 sampai dengan ke 4 sama dengan prosedur pengukuran slag 1, yang membedakan hanya posisi rambu muka dan belakang serta slag pengukuran yang berbeda.

E. Pengolahan DataPengolahan data-data ukuran sipat datar dilakukan menggunakan software microsoft excel, adapun hal-hal yang dilakukan perhitungan yaitu sebagai berikut :1. Menghitung beda-beda tinggi setiap slag dalam 1 seksi pengukuran pulang dan pergi.2. Beda tinggi 1 seksi merupakan penjumlahan beda tinggi setiap slag dalam 1 seksi yang sama.3. Selisih beda tinggi dalam double tidak boleh > 2mm.4. Menghitung beda tinggi rata-rata double stand dan beda tinggi rata-rata dalam 1 seksi ukuran pulang dan pergi.5. menghitung tinggi titik dengan menjumlahkan tinggi titik ikat DMG5029 dengan beda tinggi seksi pertama didapatkan tinggi titik P1.

F. HasilHasi pengolahan data kerangka dasar vertikal berupa tinggi titik-titik ikat yang telah dihitung berdasarkan pengukuran beda tinggi (terlampir).

3.4. Pemetaan Detail Situasi TopografiPemetaan detail situasi bertujuan untuk memuat bentuk gambaran dari objek-objek di permukaan bumi sehingga sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan disesuaikan dengan skala peta. Pemetaan situasi yang dilakukan di kemah kerja 2015 ini dilakukan dengan metode teretris pengukuran dengan alat ETS (Electronic Total Station). Pengukuran detil yang dilakukan dengan menggunakan Total Station akan didapatkan secara langsung informasi posisi 3 dimensi di lapangan (X,Y,Z) sehingga pengukuran dapat dilakukan lebih praktis dengan syarat titik titik kerangka horizontal maupun vertikal harus sudah terdefinisi terlebih dahulu sebelum memulai pengukuran. Pengukuran detil juga harus diberi identitas atau keterangan lebih lanjut, baik identitas dari objek maupun atributnya. Penyimpanan data pada alat Total Station biasanya telah dilengkapi dengan keterangan tersebut, misalnya STN untuk kode statsiun pengamat, BS untuk stasiun sebelumnya, FS untuk stasiun di muka. Pemberian kode detail harus dibedakan antara satu dengan lainya sehingga dalam pengolahanya nanti dapat lebih mudah dikenali.

3.4.1. Peralatan yang DigunakanAdapun perlatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran detil situasi topografi menggunakan metode polar yaitu :1. (1) unit alat ETS (Electronic Total Station) Gowin 2. (2) unit statif3. (1) unit meteran4. Alat tulis

3.4.2. Pelaksanaan PengukuranPengukuran detil detil situasi merupakan tahapan pengukuran akhir setelah terbentuknya kerangka dasar pemetaan yang terdistribusi merata maka langkah selanjutnya yaitu menentukan detil detil apa saja yang akan diukur sesuai dengan skala sehingga peta yang dihasilkan dapat refresentatif dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Adapun yang dilakukan dalam pelaksanaanya antara lain :1. Detil-detil yang akan diukur di lapangan ditetapkan sesuai dengan skala peta 1:1000, 1 cm pada peta mewakili 10 m di lapangan kondisi horizontal detil yang di ukur maksimal lebih dari 0.5 m dan kondisi vertikal dengan interval kontur 0,5 m sehingga maksimal lebih dari 50 cm di lapangan.2. Titik poligon ditentuka mana yang akan dijadikan tempat pengikatan detil, misalnya titik A1. Kemudian dirikan alat di titik A1 dan prisma standar pada titik di arah belakang (backsight) dari titik A misalnya titik P5.3. Sentering pada alat Total Station dan atur gelembung nivo kotak dan tabung agar tepat mendatar.4. Pembuatan job dilakukan dengan cara masuk ke menu F1 (Data Collect), tentukan nama job dan parameter settingan lainya.5. Setting koordinat berdiri alat (Station data) dengan cara setelah dilakukan pembuatan job maka masuk ke F1 (Occ. PT# Input) , pada pengukuran pertama kali masukan secara manual nilai koordinat station, jika sudah ada maka dapat mencari koordinat station yang terekam dengan menggunakan List.6. Setting backsight dilakukan sebagai acuan untuk mendefinisikan sistem koordinat yang akan digunakan selama pengukuran sehingga data ukuran yang didapat sesuai dengan kondisi lapangan dengan cara a. Setelah memasukan nilai koordinat station alat maka tekan F2 (Backsight)b. Arahkan teropong ke backsight kunci klem horizontal dan vertikal setelah itu masukan Pt, input koordinat titik backsight tekan F4 (BS) F3 (NE/AZ) dan jika sudah terekam sebelumnya dapat dicari menggunakan List (F2).c. Masukan nilai tinggi prisma kemudian tekan Meas (F3) dan F3 (*NEZ) untuk.7. Pengukuran detil dilakukan secara langsung dengan terlebih dahulu memasukan nomor urutan pengambilan data mulai dari Pt 1000, memasukan tinggi reflektor/prisma dan pemberian kode detil yang diukur. Kemudian arahkan ke titik detil lalu tekan All untuk mengukur sekaligus penyimpanan.

3.4.3. Pengolahan DataProses pengolahan data detil-detil situasi topografi dilakukan menggunakan software AutoCad Land Desktop 2009. Kegiatan pengolahan ini dimulai dari proses pembuatan project file drawing, import data, dijitasi, pembuatan surface, pembuatan dan editing kontur. Tahapan-tahapan dari proses tersebut yaitu sebagai berikut :1. Melakukan pembuatan project menggunakan AutoCad Land Desktop 2009.a. Jalankan Software AutoCad Land Desktop 2009 pada Start Menu All Programs Autodesk AutoCad Land Desktop 2009.Maka akan mucul kotak dialog Start Up seperti pada gambar dibawah ini:

b. Klik tombol New, maka akan muncul kotak dialog New Drawing: Project Based, isikan nama file gambar yang akan dibuat kemudian klik tombol Create Project.

c. Selanjutnya muncul kotak dialog Project Details, pilih Default (Meters) pada pilihan Prototype, dan isikan nama folder Project yang akan dibuat untuk penyimpanan file-file gambarnya.

d. Langkah selanjutnya adalah melakukan setting project, setelah menentukan nama project dan nama file maka akan muncul kotak dialog Create Point Database, untuk kotak dialog ini bisa dilewatkan dengan meng-klik ok langsung dan selanjutnya akan muncul kotak dialog load settings seperti pada gambar dibawah ini:

e. Pilih profil skala yang akan digunakan -misalkan: untuk skala 1:1000 maka pilih profil m 1000 set (Metric. 1 : 1000), kemudian klik Next. Selanjutnya akan muncul kota dialog Units, pada kotak dialog ini pilih Meters untuk Linear Units, Degree untuk Angle Units, dan North Azimuth untuk Angle Display Style.

f. Selanjutnya akan tampil kotak dialog Scale dimana kotak dialog ini untuk memilih skala horizontal dan vertikal serta ukuran kertas yang digunakan. Pilihan ini akan berpengaruh pada ukuran font apabila terdapat teks dala peta yang dibuat, misalnya: skala horizontalnya adalah 1:1000 sedangkan skala vertikalnya adalah 1:100 serta ukuran kertasnya adalah A1 (594 x 841 mm).

g. Setting berikutnya adalah menentukan sistem proyeksi dan datum peta, dengan memilih sistem proyeksi pada kotak dialog Zone, dalam kotak dialog ini terdapat berbagai sistem proyeksi yang biasa digunakan dalam pembuatan peta, dalam pelatihan ini dimisalkan sistem proyeksinya adalah UTM Zona 48 South dengan datum horizontalnya adalah WGS 1984.

h. Untuk tampilan berikutnya adalah preview hasil setting project sehingga dapat dilewatkan dengan meng-klik tombol Next sampai dengan Finish.

2. Melakukan import data-data ukuran detil situasi topografi dan dijitasi obyek-obyek detila. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali susunan format penyusunan titik yang akan di-import, dalam pelatihan ini susunan format yang digunakan adalah Point (P) - Easting (E) - Northing (N) - Height (Z) - Description (D) dengan format file adalah comma delimited.b. Setelah format data dikenali, langkah berikutnya adalah memilih Points pada toolbars menu dan pilih Import/Export Points Import Points.

c. Pada kotak dialog Format Manager : Import Points, pilih PENZD (comma delimited) kemudian pilih nama file-nya ( All Detail Kelompok 1). untuk selanjutnya klik ok sampai muncul titik-titik koordinat pada layar.

d. Untuk merubah tampilan titik-titik koordinat yang telah di-import dapat dilakukan dengan memilih semua titik-titik koordinatnya kemudian klik kanan dan pilin Display Properties. Misal: berikan nilai 0.5 untuk Text Size dan pilih bentuk Titik untuk Custom Marker Symbol-nya dan pilih Size In Absolute Units pada Custom Marker Size dan beri nilai 0.2 untuk Size-nya.

e. Melakukan dijitasi obyek-obyek seperti : sawah, bangunan, jalan, jalan setapak, selokan, dan jembatan disesuaikan dengan melihat sketsa lapangan yang telah dibuat. Proses dijitasi dilakuakan dengan membuat layer-layer objek terlebih dahulu kemudian melakukan dijitasi menggunakan tools draw autocad berupa polyline, hasil dijitasi seperti berikut :

3. Melakukan pembuatan kontur untuk penyajian pada peta topografia. Membuat surface dari titik-titik koordinat hasil pengukuran. Pilih Terrain pada toolbars menu dan pilih Terrain Model Explorer.b. Maka akan muncul kotak dialog Terrain Model Explorer. Klik kanan pada folder Terrain dan plih Create New Surface. Klik seluruh tanda plus (+) pada samping kategori tool-nya untuk meng-expand pilihan. Untuk mengganti nama surfacenya dapat dilakukan dengan meng-klik kanan pada Surface1 dan pilih Rename.

c. Kategori data pembentuk surface adalah jenis-jenis data yang akan digunakan untuk membangun surface, dalam hal ini kategori data yang digunakan adalah kategori Point Files. Klik kanan pada Point Files Add point file , input point menggunakan data excel saat import.

d. Membangun surface dengan meng-klik kanan pada nama surface kemudian pilih Build untuk selajutnya adalah pilihan untuk membuat suface dapat dilewati saja sampai dengan muncul kotak pemberitahuan Done Building Surface itu artinya surface telah terbangun dan Kotak Dialog Terrain Model Explorer bisa ditutup. Untuk melihat bentuk surfacenya dapat dilakukan dengan memilih Edit Surface - Import 3D Lines pada menu toolbar Terrain.

Tampilan 3d surface dapat dilihat sebagai berikut :

e. Membuat garis kontur dengan memilih pada toolbar menu Terrain - Create Contours maka akan muncul kotak dialog Create Contours. Pilih nama surface yang akan digunakan dan tentukan interal kontur minor yang digunakan (misal : 0.50 artinya kontur minor dibuat setiap ketinggian 0.5m).

f. Mengedit tampilan konturnya dapat dilakukan dengan memilih Tombol Style Manager, maka akan muncul kotak dialog Contour Style Manager. Untuk Smoothing Option dapat dipilih Add Vertices kemudian beri nilai maksimum lalu klik Apply. Setelah selesai mengedit tampilan maka akan kembali ke kotak dialog Create Contours lalu klik ok.

Tampilan kontur sebelum dilakukan editing :

g. Memberikan label ketinggian pada kontor majornya dengan cara memilih Contour Labels Group Interior pada menu Terrain, maka akan muncul kotak dialog Contour Labels Increments, tulis angka 2.5 pada Elevation Increment artinya label ketinggian hanya dicantumkan pada setiap kelipatan 2.5 meter dan cek list pada Add Multiple Interior Label Along Each Contour dengan Spacing 100.00 artinya label ketinggian dicantumkan sepanjang garis kontur setiap 100 meter panjang kontur. Tentukan Start Point, yaitu di mulai dari kontur major yang paling pinggir dan ditarik sejauh batas luar area.

h. Lakukan editing kontur dengan menampilkan obyek-obyek detail situasi yang telah dilakukan dijitasi, mengedit kontur berpedoman terhadap sifat-sifat kontur dalam teori sehingga dapat sesuai dengan kondisi di lapangan.

3.4.4. PenggambaranData-data koordinat detil situasi yang telah di plot dan di olah ke dalam software Auto Cad Land Dekstop telah menyajikan informasi spasial mengenai objek-objek yang sesuai dengan kondisi lapangan meliputi objek bangunan, sawah, jalan, serta kontur. Objek-objek yang ditampilkan tersebut harus sesuai dengan peta yang akan dibuat yaitu peta topografi, tahapan selanjutnya merupakan pembuatan layout dan pemberian informasi tepi sehingga dapat menjadi sebuah peta yang bersifat informatif. Ketentuan informasi yang harus terdapat pada peta topografi yaitu sebagai berikut :1. Judul peta2. Peta lokasi proyek3. Peta indeks4. Lembar sheet5. Arah Utara peta6. Legenda7. Garis kontur dengan interval sesuai dengan skala peta8. Gambar situasi : objek-objek di lapangan yang dapat tergambarkan sesuai dengan skala peta.9. Titik-titik poligon (Bench Mark)10. Garis dan angka grid dengan interval 100 meter (per 10 cm) untuk skala peta 1:1000

3.5. Pengukuran dan Penetapan Batas-Batas Bidang TanahPengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan posisi, batas, luas, dan bentuk geometris bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah, dalam hal ini untuk penyelenggaraan pendaftaran tanah sistematik. Pengukuran untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan untuk pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah, lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama untuk mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur pengembalian batas apabila karena suatu hal batas-batas bidang tanah tersebut hilang. Penetapan bidang tanah yang dilakukan pada saat pengukuran kemah kerja merupakan batas semi atau bukanlah batas mutlak, batas-batas diketahui melalui para penduduk setempat. Nantinya batas-batas persil ini dapat digunakan oleh pemilik tanah sebagai bahan acuan atau referensi untuk pembuatan SKT (Surat Keterangan Tanah) yang nantinya dilakukan oleh tim dari BPN (Badan Pertanahan Nasional).

3.5.1. Peralatan yang Digunakan Adapun perlatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan penetapan batas-batas bidang menggunakan metode polar yaitu :1. unit alat ETS (Electronic Total Station) Gowin 2. (2) unit statif3. (1) unit meteran4. Alat tulis

3.5.2. Pelaksanaan Pengukuran Pengukuran batas-batas bidang dilakukan bersamaan dengan pengukuran detil situasi topograis menggunakan metode polar untuk batas-batas yang dapat terlihat, sebelum dilakukan pengukuran menggunakan ETS terlebih dahulu menanyakan batas-batas bidang kepada pemilik lahan dan dibuatlah sketsa yang berisikan batas bidang dan nama pemilik untuk memudahkan proses pengukuran dan penggambaran. Batas-batas bidang yang tidak dapat dijangkau menggunakan alat ETS diukur secara trilaterasi dengan alat pita ukur.

3.5.3. Pengolahan DataProses pengolahan data batas-batas bidang tanah dilakukan di perangkat lunak Autocad Land Dekstop 2009, sama seperti proses pada pengolahan data detil-detil situasi namun hanya melakukan import point dan dijitasi point yang menjadi batas-batas bidang tanah. berikut adalah tahapan pengolahan data batas-batas bidang tanah :1. Melakukan import data-data ukuran detil situasi topografi dan dijitasi obyek-obyek detil a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali susunan format penyusunan titik yang akan di-import, dalam pelatihan ini susunan format yang digunakan adalah Point (P) - Easting (E) - Northing (N) - Height (Z) - Description (D) dengan format file adalah text tab delimited.b. Setelah format data dikenali, langkah berikutnya adalah memilih Points pada toolbars menu dan pilih Import/Export Points Import Points.

c. Pada kotak dialog Format Manager : Import Points, pilih PENZD (comma delimited) kemudian pilih nama file-nya ( All Detail Kelompok 1). untuk selanjutnya klik ok sampai muncul titik-titik koordinat pada layar.

d. Untuk merubah tampilan titik-titik koordinat yang telah di-import dapat dilakukan dengan memilih semua titik-titik koordinatnya kemudian klik kanan dan pilin Display Properties. Misal: berikan nilai 0.5 untuk Text Size dan pilih bentuk Titik untuk Custom Marker Symbol-nya dan pilih Size In Absolute Units pada Custom Marker Size dan beri nilai 0.2 untuk Size-nya.

e. Melakukan dijitasi titik batas-batas bidang menggunakan tools draw autocad berupa polyline, berikan keterangan pemilik dan luasan bidang-bidang tanah. Hasil dijitasi seperti berikut :

3.5.4. Penggambaran Data ukuran batas-batas bidang tanah yang dihasilkan dengan metode polar menggunakan alat ukur Electronic Total Station (ETS), hasil olahan data secara digital di autocad akan menyajikan bidang-bidang tanah, jalan dan informasi kepemilikan serta luasan bidang tersebut kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik ikat yang digunakan.

3.6. Penyajian HasilHasil yang diperoleh dari serangkaian kegiatan kemah kerja yang dilaksanakan selama 10 hari yaitu berupa peta topografi dan peta bidang tanah yang terdiri atas beberapa bagian daerah sesuai dengan kelompok masing-masing, tidak hanya peta masing-masing kelompok juga dibuat sebuah peta gabungan untuk peta topografi dan bidang tanah dengan skala 1:2000, peta gabungan ini akan memperlihatkan keseluruhan cakupan daerah pemetaan dimulai dari kelompok 1 sampai dengan 11 ditambah dengan data yang diperoleh dari kemah kerja tahun lalu.3.6.1. Peta Topografi Peta topografi merupakan peta yang memuat informasi umum tentang keadaan permukaan tanah beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur, yaitu garis pembatas bidang yang merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang referensi (pedoman/acuan) tertentu.A. Peta Topografi (gabungan)Peta topografi gabungan (terlampir) ini merupakan produk peta yang dihasilkan berupa gabungan wilayah dari keseluruhan kelompok dan data pengukuran kemah kerja sebelumnya, peta ini dibuat dengan dengan skala 1:2000.

B. Peta Topografi (kelompok)Peta topografi kelompok (terlampir) mencakup wilayah masing-masing kelompok dibuat dengan skala 1:1000 dengan luasan area 3 ha.

3.6.2. Peta BidangPeta bidang merupakan hasil pemetaan satu bidang tanah atau lebih pada lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan untuk pengumuman data. Pada kegiatan kemah kerja ini peta bidang tanah dibuat untuk menunjukan lokasi kepemilikan bidang-bidang tanah beserta luasnya.A. Peta Bidang (gabungan)Peta bidang tanah gabungan (terlampir) ini merupakan produk peta yang dihasilkan berupa gabungan yang menyajikan bidang-bidang tanah wilayah dari keseluruhan kelompok dan data pengukuran kemah kerja sebelumnya, peta ini dibuat dengan dengan skala 1:2000.

B. Peta Bidang (kelompok)Peta bidang tanah kelompok (terlampir) mencakup wilayah masing-masing kelompok dibuat dengan skala 1:1000 dengan luasan area 3 ha.1553