BAB III

download BAB III

of 3

description

unfixed

Transcript of BAB III

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 DefinisiPeripheral Artery Disease (PAD) atau penyakit arteri perifer merupakan suatu keadaan dimana adanya lesi yang menyebabkan aliran darah dalam arteri yang mensuplai darah ke perifer menjadi terbatas.lily Arteri yang umumnya terkena,berdasarkan kejadiannya adalah arteri femoralis, poplitea, dan tibialis.Rhonda

3.2 EpidemiologiPrevalensi PAD meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Kejadian PAD mencapai 4% dari populasi usia diatas 40 tahun, 15-20% pada usia lebih dari 70 tahun. Prevalensi PAD meningkat 10 kali pada laki-laki usia 30-75 tahun dan hampir 20 kali lipat pada perempuan dalam kelompok usia yang sama.Lily,bistok Prevalensi PAD pada penderita DM mencapai 20%.

3.3 PatogenesisPAD didasari oleh proses atherosklerosis. Atherosklerosis adalah penyakit vaskular yang menyebabkan pembentukkan plak yang kaya lemak di dalam dinding pembuluh darah yang menonjol ke dalam lumen. Saat atherosklerosis berkembang lebih lanjut, dinding pembuluh darah menebal, menjadi keras, dan kehilangan elastisitas, yang mengurangi aliran darah melalui pembuluh dan meningkatkan risiko pembentukkan thrombus.bistok PAD merupakan manifestasi dari atherosklerosis sistemik dimana lumen arteri pada ekstremitas bawah menjadi tersumbat secara progresif oleh plak atau lesi atherosklerotik, terutama pada pembuluh darah arteri perifer.lilyAtherosklerosis merupakan suatu respon terhadap inflamasi yang kronik pada dinding arteri yang diawali dengan injuri endothel. Injuri endothel kronik menyebabkan disfungsi endotel. Adanya disfungsi endotel menyebabkan penurunan nitrit oxide (NO) yang berfungsi sebagai vasodilator. Disfungsi endotel juga menyebabkan peningkatan peradangan lokal, kemotaksis leukosit, adhesi, transmigrasi dan transformasi dalam sel foam. Terjadi perlekatan monosit dan platelet ke endotel pembuluh darah dan monosit mengalami emigrasi dari lumen ke lapisan intima. Terjadi penumpukan lemak pada sel intima menyebabkan penyempitan dan berkurangnya aliran darah.fitri, bistokKeterbatasan aliran darah pada arteri dapat menimbulkan iskemia karena terdapat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan. Aktivitas pada tungkai, seperti pada saat berolahraga, meningkatkan kebutuhan aliran darah ke otot skeletal. Adanya stenosis atau sumbatan pada arteri menyebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Arteri yang terganggu tidak dapat berespon terhadap stimulus untuk vasodilatasi karena kerusakan endotel. Iskemia yang terjadi secara intermiten dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi otot seperti denervasi, penurunan kekuatan, hingga atropi otot. lily

3.4 Faktor RisikoFaktor risiko mayor untuk pembentukkan PAD adalah sangat serupa dengan penyakit arteri koroner dan meliputi:1. Usia (>40)2. Hiperlipidemia (kolesterol low-density lipoprotein/LDL yang tinggi atau high-density lipoprotein/HDL yang rendah)3. Hipertensi4. Diabetes5. Merokok

3.5 Manifestasi KlinisGambaran klinis PAD bervariasi dan meliputi rentang gejala mulai dari tidak bergejala (umumnya pada awal penyakit) hingga nyeri dan rasa tidak nyaman. Dua gejala yang paling umum yang terkait dengan PAD adalah klaudikasio intermitten dan nyeri/sakit pada ekstremitas bawah. Klaudikasio intermiten ditandai dengan adanya kelemahan, rasa tidak nyaman, nyeri, kram, dan rasa ketat atau baal pada ekstremitas yang terkena (biasanya pada bokong, paha atau betis). Gejala-gejala ini biasanya terjadi saat beraktivitas dan reda setelah beristirahat dalam beberapa menit. Nyeri saat istirahat biasanya terjadi selanjutnya ketika aliran darah tidak adekuat untuk melakukan perfusi ke ekstremitas. Gejala lain dari penyakit yang lanjut dapat melipuri baal atau nyeri kontinu pada jari kaki atau kaki, yang dapat menyebabkan terjadinya ulserasi, nekrosis jaringan, dan pada akhirnya dilakukan amputasi.