BAB III

21
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil penelitian (Hidayat,2009). A. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian (Tatang, 2009). Penelitian ini dilakukan wilayah binaan Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang dan yang menjadi subjek penelitian adalah lansia yang menderita hipertensi di Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Hidayat,2009, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang 58

Transcript of BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan

dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode

penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel

penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data,

analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil

penelitian (Hidayat,2009).

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam

dirinya melekat atau terkandung objek penelitian

(Tatang, 2009).

Penelitian ini dilakukan wilayah binaan Posyandu

Lansia Puskesmas Tanjung Karang dan yang menjadi subjek

penelitian adalah lansia yang menderita hipertensi di

Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Hidayat,2009, populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia

yang menderita hipertensi yang di dapat dari hasil

58

59

pelaksanaan kegiatan posyandu lansia pada bulan Mei

2012 di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang yaitu

berjumlah 59 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah bagian populasi yang

akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik

yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,2009). Dalam

penelitian ini yang menjadi sampel adalah lansia yang

menderita hipertensi yang sudah terdata pada hasil

kegiatan posyandu lansia di Poli Lansia Puskesmas

Tanjung Karang, yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan ekslusi yang telah ditetapkan dalam penelitian.

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum

subyek penelitian dari suatu populasi target yang

terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini, meliputi:

1) Lansia yang berusia antara 55-65 tahun.

2) Lansia penderita hipertensi yang tidak mendapat

terapi herbal, terapi relaksasi progresif,

terapi akupuntur, aroma terapi, dan

refleksologi.

3) Lansia penderita hipertensi yang tidak merokok

dan mengkonsumsi alkohol.

60

4) Lansia penderita hipertensi dalam rentang

stadium 1 (sistol 140-159, diastol 90-99) dan 2

(sistol 160-179, diastol 100-109).

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang memiliki kriteria inklusi

dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini, meliputi:

1) Lansia penderita hipertensi yang tidak bersedia

menjadi responden.

2) Lansia penderita hipertensi yang tinggal di

luar Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dan

lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu

lansia.

3) Lansia penderita hipertensi yang memiliki

riwayat penyakit ginjal atau gastritis.

3. Tehnik pengambilan sampel (sampling)

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah “Purposive Sampling” yaitu

tehnik penetapan sampel di antara populasi sesuai

yang dikehendaki oleh peneliti, sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang

telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti

didapatkan 24 orang yang memenuhi kriteria (inklusi

dan eksklusi).

61

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi

penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum

perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk

mendefinisikan struktur di mana penelitian dilaksanakan

(Nursalam, 2008). Desain dalam penelitian ini

menggunakan quasi eksperimental.

Rancangan ini berusaha untuk mengungkapkan sebab

akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping

kelompok eksperimental. Tapi pemilihan kedua kelompok

ini tidak menggunakan tehnik acak (Nursalam, 2003).

Dalam penelitian eksperimen, kontrol memiliki peranan

yang sangat penting, antara lain :

1. Untuk mencegah munculnya faktor yang sebenarnya tidak

diharapkan berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Untuk membedakan berbagi variabel yang tidak

diperlukan dari variabel yang diperlukan.

3. Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan

variabel bebas dan variabel teriakt, dan sejauh mana

tingkat hubungan kedua variabel (Setiadi, 2007).

Subyek Pra Perlakuan pesca-tes

K.A 0 I 01-A

K.B 0 - 01-B

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan :

K.A = Subjek Perlakuan

62

K.B = Subjek Kontrol

- = Tidak diberikan intervensi

0 = Observasi sebelum perlakuan

I = Intervensi

O1 (A+B) = Observasi setelah diberikan intervensi

D. Tehnik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

a. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010). Instrumen

dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang

dilengkapi dengan ceklist. Ceklist adalah suatu

daftar pengecek, berisi nama, subjek dan beberapa

gejala/identitas lainnya dari sasaran pengamatan.

Pengamat tinggal memberikan tanda cek (√) pada daftar

tersebut yang menunjukkan adanya gejala atau ciri

dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2002).

Dalam perhitungan tekanan darah alat yang

digunakan adalah sphygmomanometer (tensimeter) air

raksa dan stethoscope. Menurut sustrani, dkk (2004)

sphygmomanometer yang sering digunakan adalah

sphygmomanometer air raksa yang dianggap paling

akurat, sehingga disebut standar emas. Alat ini

terdiri dari manset yang bisa digembungkan dengan

63

cara memompanya yang berbentuk bola karet dan

dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa.

b. Tehnik pengolahan data

1) Tahap persiapan

Menentukan responden yang sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian

baik kriteria inklusi dan eksklusi. Sebelum

melakukan pengumpulan data, peneliti membuat

informed consent atau lembar persetujuan menjadi

responden agar responden mengetahui maksud dan

tujuan penelitian, jika responden bersedia maka

akan menandatangani atau memberikan cap jempol

pada pengesahan lembar persetujuan.

2) Tahap pelaksanaan

(1)Membagi responden menjadi dua kelompok (kontrol

dan perlakuan). Pada masing-masing kelompok

akan diberikan resep obat oleh dokter dari

puskesmas setempat, dan pada kelompok perlakuan

akan diberikan terapi pelengkap (komplementer)

berupa jus tomat.

(2)Mengukur status tekanan darah responden pada

kedua kelompok (kontrol dan perlakuan) sebelum

dilakukan terapi menggunakan stethoscope dan

sphygmomanometer yang hasilnya akan dimasukkan

ke dalam lembar observasi.

64

(3)Mengukur status tekanan darah responden pada

kedua kelompok (kontrol dan perlakuan) sesudah

diberikan terapi menggunakan stethoscope dan

sphygmomanometer yang hasilnya akan dimasukkan

ke dalam lembar observasi.

(4)Responden yang mengalami hipertensi (stadium 1

dan stadium 2) pada kelompok kontrol akan di

minta mengkonsumsi obat (captopril 25 mg atau

nifedipine 10 mg) 2 kali sehari sesuai dengan

indikasi pemberian obat. Dalam pemberian obat

semua obat-obatan yang berfungsi menurunkan

tekanan darah rata-rata sama efektifnya. Obat-

obatan tersebut menurunkan tekanan sistolik

sekitar 10-15 mmHg dan tekanan darah diastolik

6-8 mmHg (Beavers, 2008). Aturan dasar

pengobatan untuk menghindari efek samping

adalah dengan memilih dosis kecil, dan

menaikkan dosis obat jika dirasa perlu

(Martuti, 2009). Pada kelompok perlakuan

responden dengan hipertensi (stadium 1 dan

stadium 2) akan diberikan terapi farmakologi

(captopril 25 mg atau nifedipine 10 mg) 2 kali

sehari (pagi dan siang ) sesuai dengan indikasi

pemberian obat sekaligus jus tomat pada sore

hari yakni meminum jus tomat sesuai kebutuhan

(1 gelas berukuran 250 ml). Dalam penelitian

65

ini peneliti hanya memberikan terapi obat

selama 2 minggu sesuai dengan indikasi obat

untuk melihat perbedaan efektivitas antara

kombinasi terapi farmakologi dan komplementer

(jus tomat) dengan terapi farmakologi saja

terhadap perubahan tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi. Menurut Snyder (2002)

terapi komplementer efektif diberikan selama

satu minggu, selama satu minggu tersebut efek

dari terapi dapat terlihat hasilnya (Sustrani,

2004). Setelah dilakukan intervensi pada kedua

kelompok selanjutnya tiap responden akan

diobservasi untuk melihat perubahan tekanan

darah yang terjadi.

2) Tahap pengolahan data

(1)Pada lembar observasi, tiap responden akan

dilakukan observasi awal untuk mengetahui

status tekanan darah pada masing-masing

responden menggunakan stethoscope dan

Sphignomanometer.

(2)Setalah data status tekanan darah responden

terkumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis

secara kuantitatif berdasarkan tingkat

klasifikasi tekanan darah dewasa > 18 tahun.

Untuk mengetahui tingkatan tersebut diperoleh

dari nilai sistolik dan diastolik responden.

66

Tabel 3.1 Klasifikasi tekanan darah dewasa > 18

tahun

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Normal < 130 < 85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (barat) 180-209 110-119

Stadium 4 (sangat

berat)

≥ 210 ≥ 120

(3)Data skala tekanan darah sebelum dan sesudah

diberikan intervensi diolah dan dianalisis

kemaknaan tingkat perbedaan dengan formulasi

uji statistik t-test dengan menggunakan rumus

manual dan di cross check dengan sistem

komputerisasi menggunakan perangkat lunak spss

17 for windows untuk mengetahui tingkat

kemaknaannya sebagai dampak dari suatu

perlakuan.

E. Identifikasi variabel dan Definisi Operasional

Menurut Soeprapto, dkk (dalam Nursalam, 2008)

variabel adalah perilaku atau karakteristik yang

67

memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia,

dll). Semua variabel yang diteliti harus diidentifikasi,

mana yang termasuk variabel bebas (independent) variabel

terikat (dependent), variabel pengontrol dan variabel

perancu. Pada penelitian ini variabel akan dibedakan

menjaidi:

1. Variabel independen (variabel bebas)

Yaitu Variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independen adalah pemberian terapi farmakologi dan

komplementer (jus tomat) sebagai terapi nutrisi.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Yaitu variabel yang depengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependennya adalah tekanan darah pada lansia

hipertensi.

3. Definisi operasional

Batasan operasional yang dipakai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Terapi komplementer (jus tomat) merupakan salah

satu terapi pelengkap dari pemberian obat (terapi

68

nutrisi) yang digunakan untuk menurunkan tekanan

darah pada seseorang yang mengalami hipertensi

b. Terapi farmakologi merupakan terapi yang digunakan

dalam bentuk obat yang meliputi Alpha Blocker,

Beta Blocker, Thiazide Diuretik, Calcium Chanel

Blocker, Penghambat ACE, dan Antagonis Reseptor

Angiotensin.

c. Tekanan darah merupakan tekanan pada pembuluh

arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung

keseluruh anggota tubuh manusia. Diukur dengan

skala numerik berupa sistol (tekanan atas)

normalnya 90-120 mmHg dan diastol (tekanan bawah)

normalnya 60-80 mmHg menggunakan sphigmomanometer

air raksa dan stetoskop.

d. Lansia yaitu seseorang yang mencapai usia 60 tahun

ke atas.

69

Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan efektivitas pemberian kombinasi terapi farmakologi dan komplementer (jus tomat) dibandingkan dengan terapi farmakologi saja terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang.

Variabel Definisi operasional

Parameter Instrumen Skala Skor

1 2 3 4 5 6Bebas : Terapi komplementer (jus tomat)

Merupakan salah satu terapi pelengkap dari pemberian obat (terapi nutrisi) yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada seseorang yang mengalami hipertensi

Prosedur penyajian: Campurlah air dengan buah atau sayuran yang akan di jus dengan perbandingan 1:1.Mulailah minum dengan sekitar 250 ml jus segar, untuk para pemula, terapi ini bisa dicoba dulu selama 2-3 hari.

- - -

Bebas : terpai farmaklogi

Adalah terapi yang digunakan dalam bentuk obat yang meliputi Alpha Blocker, Beta Blocker, Thiazide Diuretik, Calcium Chanel Blocker, Penghambat ACE, dan Antagonis

Diberikan sesuai indikasi penggunaan obat

- - -

70

Reseptor Angiotensin.

Terikat : tekanan darah

merupakan tekanan pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Diukur dengan skala numerik berupa sistol (tekanan atas) normalnya 90-120 mmHg dan diastol (tekanan bawah) normalnya 60-80 mmHg menggunakan sphigmomanometer air raksa dan stetoskop.

Hasil perhitungan yang didapat dari klasifikasi tekanan darah orang dewasa 18 tahu ke atas

Observasi Rasio Selisih tekanan darah setelah sistole pre-tekanan darah sistol post

Selisih tekanan darah diastole pre-tekanan darah diastole post

71

F. Rencana Alisa Data

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui adanya

pengaruh kombinasi terapi farmakologi dan komplementer

(jus tomat) tekanan darah pada lansia hipertensi.

Menurut Sugyono (2010), untuk menguji hipotesis dengan

jenis/tingkatan data menurut interval/ratio maka uji

yang digunakan adalah uji-t:

t= Md

√ ∑x2dN (N−1)

Keterangan :

t : Koefisien t

Md : Mean dari perbedaan pre test dan post test

Xd : Deviasi masing-masing subyek (d-Md)

∑x2d : Jumlah kuadrat deviasi

N : Jumlah sampel

d.b. : Ditentukan dengan N - 1

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lansia penderita

hipertensi di Wilayah Binaan Posyandu Lansia Puskesmas

Tanjung Karang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Oktober 2012 selama 2 minggu.

72

H. Etika penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi

dari institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan

izin kepada tempat penelitian dan setelah mendapat

persetujuan baru melaksanakan penelitian dengan

menekankan masalah prinsip dan etika yang meliputi:

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan, artinya dalam penelitian

ini tidak menggunakan tindakan yang dapat

menyakiti atau membuat responden menderita.

b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang

diperoleh tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat

merugikan responden.

2. Prinsip menghargai hak

b. Informed consent (persetujuan)

Sebelum dilakukan pengambilan data

penelitian, calon responden diberi penjelasan

tentang tujuan dan manfaat penelitian yang

dilakukan. Apabila calon responden bersedia untuk

diteliti maka calon responden harus menandatangani

lembar persetujuan tersebut, dan jika calon

responden menolak untuk diteliti maka peneliti

tidak boleh memaksa dan tetap menghormatinya.

c. Anomity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti

tidak mencantumkan nama responden dalam pengolahan

73

data penelitian. Peneliti akan menggunakan nomor

(inisial).

d. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serta

semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti.

74

I. Kerangka Kerja Penelititan

Bagan 3.1 Kerangka kerja penelitian perbedaan efektivitas pemberian kombinasi terapi farmakologi dan komplementer (jus tomat) dibandingkan dengan terapi farmakologi saja terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang.

Lansia yang menderita hipertensi di Wilayah Binaan Posyandu Lansia Puskesmas Tanjung Karang

Inform Consent

Purposive sampling

Sampel Penelitian

Pre Test

Menjalankan terapi farmaklogi dan jus tomat

Observasi

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Menjalankan terapi farmakologi tanpa

jus tomat

Post Test

Observasi

Uji Statistik

Laporan Hasil