BAB III

43
BAB III ANALISIS SITUASI 3.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Ambacang Kuranji diresmikan pada 5 Juli 2006. Pada saat awal berdiri, Puskesmas Ambacang Kuranji hanya mempunyai 15 orang staf, dengan kepala puskesmas dr. Dewi Susanti Febri yang menjabat sampai bulan Maret 2009, yang kemudian digantikan oleh dr. Hj. May, kemudian pada tahun 2012 digantikan lagi oleh Trice Erwiza, S.KM. Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di salah satu kelurahan pada Kecamatan Kuranji kota Padang yaitu kelurahan Pasar Ambacang. Karena terletaknya puskesmas di kelurahan tersebut maka diberi nama Puskesmas Ambacang Kuranji sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan sebutan ” Puskesmas Ambacang Kuranji ”. Pelaksanaan program puskesmas pada awalnya masih bekerja sama dengan Puskesmas Kuranji, karena empat kelurahan sebagai wilayah kerjanya sebelumnya merupakan 23

description

POA ASI

Transcript of BAB III

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas Ambacang Kuranji diresmikan pada 5 Juli 2006. Pada saat

awal berdiri, Puskesmas Ambacang Kuranji hanya mempunyai 15 orang staf,

dengan kepala puskesmas dr. Dewi Susanti Febri yang menjabat sampai bulan

Maret 2009, yang kemudian digantikan oleh dr. Hj. May, kemudian pada tahun

2012 digantikan lagi oleh Trice Erwiza, S.KM.

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak di salah satu kelurahan pada

Kecamatan Kuranji kota Padang yaitu kelurahan Pasar Ambacang. Karena

terletaknya puskesmas di kelurahan tersebut maka diberi nama Puskesmas

Ambacang Kuranji sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain Kepala

Dinas Kesehatan Kota Padang dengan sebutan ” Puskesmas Ambacang Kuranji ”.

Pelaksanaan program puskesmas pada awalnya masih bekerja sama

dengan Puskesmas Kuranji, karena empat kelurahan sebagai wilayah kerjanya

sebelumnya merupakan wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Akan tetapi, sejak

tahun 2006 program kerja Puskesmas Ambacang Kuranji telah dilaksanakan

secara mandiri dan berkesinambungan. Misi utama dari puskesmas ini sendiri

yaitu menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. Sedangkan strateginya

adalah mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau, meningkatkan

kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat.

23

Pada saat ini, setiap kecamatan di Indonesia sudah memiliki puskesmas

sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah. Salah satu misi

untuk mencapai Indonesia sehat adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan

yang merata dan bermutu terutama dari aspek fisik, yang menjadi tolak ukur

dalam penilaian kinerja puskesmas. Pemerataan dari aspek fisik maksudnya

adalah keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan secara fisik topografi, dari

segi demografis, dan segi geografis. Dari segi topografi dan geografis artinya

tidak ada hambatan jarak antara tempat tinggal dengan fasilitas kesehatan dan

dengan wilayah pemukiman penduduk. Dari segi demografi artinya puskesmas

harus mampu mencukupi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan di

wilayah kerjanya (Rukmini, 2012).

3.2 Kondisi Geografis

Puskesmas Ambacang Kuranji terletak pada 0° 55' 25.15", Lintang Selatan

dan +100° 23' 50.14" Lintang Utara dengan Luas wilayah kerja Puskesmas

Ambacang Kuranji sekitar 12 Km2, terdiri dari empat kelurahan yaitu: Kelurahan

Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk

Lintah.

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji berbatasan

dengan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab selain Puskesmas

Ambacang Kuranji, yaitu sebagai berikut :

Utara : Wilayah kerja Puskesmas Kuranji.Timur : Wilayah kerja Puskesmas Pauh.Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Andalas.Barat : Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

24

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang KuranjiSumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Melalui GoogleMapSumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Dilihat dari segi topografis dan geografis Puskesmas Ambacang Kuranji

yang terletak di Jl. Raya By Pass Ds. Pasar Ambacang, Kec. Kuranji, Kota Padang

(±5 km dari pusat kota) dapat terjangkau dengan kendaraan roda dua atau roda

empat pribadi maupun sarana angkutan umum berupa angkutan kota, ojek, dan

becak sehingga akses masyarakat ke puskesmas mudah.

25

3.3 Kondisi Demografis dan Sasaran Puskesmas

Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas

Ambacang Kuranji selama tahun 2013 adalah 48.519 jiwa dengan distribusi

kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

No. KelurahanJenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

1 Ps. Ambacang 8.405 8.994 17.399

2 Anduring 6.703 7.172 13.875

3 Lubuk Lintah 4.866 5.207 10.073

4 Ampang 3.466 3.706 7.172

Jumlah 23.440 25.079 48.519

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2013

Dari tabel diatas diketahui angka kepadatan penduduk (jumlah penduduk

dibagi luas wilayah dalam kilometere persegi) di Kecamatan Ambacang Kuranji

sebesar 4043 penduduk setiap satu kilometer perseginya. Berdasarkan UU

no.50/PRP/1960, angka ini menunjukkan bahwa Kecamatan Ambacang Kuranji

tergolong dalam wilayah dengan kepadatan penduduk sangat padat. Selain itu

pertambahan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

selama 3 tahun terakhir dari 2010 (43.114 orang) sampai dengan 2013 adalah

sebanyak 5.405 orang. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang cukup pesat

maka berbagai masalah dapat bermunculan seperti masalah kesehatan terutama

penularan penyakit infeksi.

Kepadatan penduduk pada masing-masing kelurahan dapat dilihat pada

tabel berikut.

26

Tabel 3.2 Distribusi jumlah penduduk perluas wilayahNo.

Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan

1 Pasar Ambacang 5,03 Km2 17.399 3459,052 Anduring 4,04 Km2 13.875 3434,413 Lubuk Lintah 4,03 Km2 10.073 2499,504 Ampang 4,03 Km2 7.172 1779,65

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap kelurahan tergolong pada

kategori padat dimana kelurahan dengan angka kepadatan penduduk paling tinggi

adalah Kelurahan Ambacang yaitu 3459,05 (30,96%) dan paling rendah adalah

Kelurahan Ampang.

Jumlah distribusi sasaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Ambacang Kuranji selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Distribusi Sasaran Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

Kelurahan Bayi Balita Bumil Bulin Bufas Wus LansiaTotal

PendudukPs.Ambacang 362 1420 398 380 362 4.834 1.455 17.399

Anduring 289 1132 318 304 289 3.855 1.160 13.875

Lubuk Lintah 210 821 231 221 210 2.799 842 10.073

Ampang 143 591 163 155 143 1.992 599 7.172

Jumlah 1.004 3.964 1.110 1.060 1.004 13.480 4.056 48.519

Ket : Wus = wanita usia suburSumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2013

Setiap puskesmas idealnya menangani maksimal 30.000 penduduk di

setiap wilayah kerjanya, sedangkan di Kecamatan Ambacang Kuranji terdapat

48.519 penduduk. Maka kapasitas rasio puskesmas terhadap penduduk di

Puskesmas Ambacang Kuranji lebih besar dari yang seharusnya. Hal tersebut

menyebabkan tidak maksimalnya cakupan pelayanan tenaga kesehatan.

Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit

berdasarkan golongan umur sehingga sasaran dari setiap program puskesmas pun

27

akan berbeda. Misalnya pada tabel didapatkan sasaran terbanyak Puskesmas

Ambacang Kuranji adalah wanita usia subur yaitu sebanyak 13.480 orang

sehingga program kesehatan yang harus lebih diperhatikan adalah kesehatan

reproduksi wanita tanpa mengabaikan permasalahan kesehatan di setiap golongan

umur lainnya.

3.4 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Ambacang Kuranji saat ini telah memiliki sarana dan prasarana

berupa gedung puskesmas dengan dua lantai yang mampu dimanfaatkan sebagai

pelayanan dan kegiatan administarsi/manajemen puskesmas. Begitu pula

prasarana kendaraan roda empat dan roda dua telah mampu menjangkau

pelayanan kesehatan terutama diluar gedung seperti pos pelayanan terpadu

(posyandu), unit kesehatan sekolah (UKS) dan unit kesehatan gigi sekolah

(UKGS) serta pembinaan desa siaga atau pos kesehatan kelurahan (Poskeskel).

Tabel 3.4 Fasilitas Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang KuranjiKelurahan Puskesmas Pustu Puskel Roda 2 Klinik

BersalinBP

Ps.Ambacang 1 - 1 4 1 1

Anduring - - 1

Ampang - - 1

Lubuk Lintah - 1 1 1Jumlah 1 1 4 4 2 1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Sketsa sarana kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

dapat digambarkan sebagai berikut:

28

KECAMATAN PADANG TIMUR

KECAMATAN NANGGALO

KECAMATAN PAUH

KECAMATAN LUBUK

BEGALUNG

KECAMATAN PADANG UTARA

PETA WILAYAH KERJA UKSPUSKESMAS AMBACANG KECAMATAN KURANJI

GEOMAPPING SARANA KESEHATAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS

PUSTU

POSKESDES

KLINIK SWASTA

APOTIK

AMBULANPOSYANDU BALITA

5

7

7

9

POSYANDU LANSIA

1

2

1

2

Gambar 3.3 Geomapping Sarana Kesehatan Wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Data UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) di Puskesmas

Ambacang Kuranji:

a. Posyandu Balita : 28 Posb. Posyandu Lansia : 9 Posc. Posbindu : 1 Posd. Batra : 44e. Poskesren : 1 Posf. Toga : 683 KKg. Usaha Kesehatan Kerja : 155 UKK h. PosKesKel : 4 uniti.

29

Gambar 3.4 Geomapping Persebaran Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Dari gambar di atas dapat dilihat persebaran posyandu di empat kelurahan

wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji. Di Kel. Ampang terdapat 5 buah

posyandu, di Kel. Lubuk Lintah terdapat 7 buah, Kel. Anduring sebanyak 6 buah,

dan Kel. Pasar Ambacang sebanyak 8 buah. Namun pada gambar ini tidak terlihat

yang mana posyandu balita, yang mana posyandu lansia.

Jumlah posyandu ideal menurut Departemen Kesehatan RI yaitu 1

posyandu untuk 100 balita atau lansia. Dari gambar di atas memang tidak dapat

dilihat posyandu balita atau posyandu lansia, namun dapat dilihat dari data

UKBM di atas. Jika diasumsikan 28 posyandu se-wilayah kerja Puskesmas

ambacang melayani total bayi dan balita sebanyak 4.968 orang sehingga 1

posyandu diasumsikan melayani 177 orang bayi/balita. Begitu juga untuk

posyandu lansia yang berjumlah 9 buah sedangkan jumlah total lansia sebanyak

4.056 orang yang artinya 1 posyandu lansia untuk 450 orang. Melihat data

tersebut maka dapat disimpulkan jumlah posyandu melebihi kapasitas ideal.

30

Tabel 3.5 SDM Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang KuranjiKelurahan Posyandu Balita Posyandu Lansia Kelurahan Siaga

Pasar Ambacang 9 2 1

Anduring 7 1 1

Ampang 5 2 1

Lubuk Lintah 7 1 1Jumlah 28 6 4

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Tabel 3.6 Fasilitas Pendidikan Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang KuranjiKelurahan TK SD SMP SMU/K PT Ket

Pasar Ambacang 3 10 3 2Anduring 2 6 1Ampang 1 3Lubuk Lintah 2 3 1 1 1Jumlah 8 22 5 3 1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

3.5 Data Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam sistem kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan

dan non kesehatan.Tenaga kesehatan merupakan orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan

pelayanan kepada pasien yang berobat di Puskesmas Ambacang berjumlah 47

orang dan terdiri dari :

31

Tabel 3.7 Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Puskesmas Ambacang Kuranji

No Jenis Petugas

Status Pegawai Pendidikan TerakhirJumlahPNS PTT

SukaRela/Honor

S 2

S1

D IV

D III

D I

Sede rajat

SLTA

1 Dokter Umum 3 - - - 3 - - - - 3

2 Dokter Gigi 2 - - - 2 - - - - 2

3Sarjana Kesmas

2 - - 2 - - - - - 2

4 Bidan 12 6 1 - 1 2 14 2 - 19

5 Perawat 6 - - - 1 - 4 - 1 6

6 Perawat Gigi 1 - - - - - - - 1 1

7 Kesling 1 - - - - 1 - - - 1

8 Analis 2 - - - - - - - 2 2

9Epidemiologi (SKM)

1 - - - 1 - - - - 1

10 Apoteker 1 - - 1 - - - - 1

9Asisten Apoteker

2 - - - - - - - 2 2

10Nutrition (AKZI/SKM)

2 - - - 2 - - - - 2

11 RR 2 - 1 - - - - - 2 3

12 Sopir - - 1 - - - - - 1 1

Jumlah 37 6 3 310

3 18 2 9 46

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Ambacang

Kuranji secara kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan

kategori tenaga rata-rata 1 : 8000, namun dari kualitatif memamng diperlukan

upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab

tantangan akan pentingnya peningkatan mutu oleh provider serta tuntutan

masyarakat akan mutu.

Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, sumber daya kesehatan pada

puskesmas ambacang kuranji relatif kurang memadai. Tenaga medis dokter umum

sebanyak 3 orang dengan rasio 1:16.173 jiwa, artinya 1 dokter melayani 16.173

32

orang. Angka tersebut sangat jauh dari ideal apabila dikaitkan dengan sistem

pelayanan kesehatan terpadu dimana satu dokter melayani maksimal 2500

penduduk.

Menurut Standar Pelayanan Minimal, satu orang bidan maksimal

menangani 3.000 penduduk saja. Di Puskesamas Ambacang Kuranji terdapat 19

bidan yang menangani 48.519 penduduk dengan rasio 1 : 2554. Hal ini

memperlihatkan bahwa di Puskesmas Ambacang Kuranji jumlah bidannya sudah

mencukupi.

3.6 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi Penduduk

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji mayoritas

beragama Islam. Penduduk non muslim di wilayah ini merupakan kaum

pendatang dari luar provinsi. Walaupun terdapat perbedaan suku, agama dan

budaya, dalam melakukan aktivitas sosial serta peribadatan penduduk berjalan

dengan baik. Suku terbesar yang terdapat di Kecamatan Kuranji adalah suku

Minang.

Adapun mata pencaharian penduduk antara lain:

a. Tani : 45%b. Pegawai Negeri : 20%c. Buruh : 5%d. Swasta : 2%e. Lain-lain : 18%

Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi

di masyarakat. Apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit

menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam jasa pelayanan

kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang

33

akan dapat mempengaruhi dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Semakin baik

kondisi ekonomi masyarakat semakin tinggi persentase yang menggunakan jasa

kesehatan (Elva, 2012). Data survey kesehatan 1992 memperlihatkan rata-rata

penggunaan pelayanan kesehatan berhubungan dengan meningkatnya pendapatan,

baik pada pria maupun wanita, oleh karena itu status sosial ekonomi berhubungan

dengan kondisi seseorang, keluarga dan masyarakat (Depkes, 2000).

Di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) ini, yang dimana semua peserta

BPJS maupun yang bukan peserta BPJS, sudah dapat berobat gratis di Puskesmas

Ambacang Kuranji. Dengan demikian diharapkan masyarakat seluruhnya tidak

perlu takut untuk pergi berobat ke dokter sehingga taraf kesehatan masyarakat

akan meningkat. Akan tetapi masih banyak hambatan-hambatan yang ditemui di

lapangan, salah satunya akibat budaya dan paradigma yang salah di masyarakat.

Contohnya masih banyak yang hanya meminum ramuan jika sakit, tidak mau

menggunakan kontrasepsi karena dilarang agama, persalinan dengan dukun bayi

yang tidak terlatih dan lain sebagainya.

34

BENDAHARAYulia Effendi, Amd, Keb

Ismawira, SSiT

PERENCANAANKa Pusk/TU

TATA USAHAAfniwati, SKM,

M.Kes

KOORDINATOR UPAYA KESEHATAN PERORANGANdr. Dian Suryani

Pj. BP UmumSasrawati, Amd. KepPj. KIA IbuLismayeni, SSiT

Pj. KIA AnakGadis VektorrianaPj. BP Gigidrg. Kurniati Saokestipa

Pj. ApotikNilawatiPj. GudangDarwina

Pj. LaboratoriumMaini ElfizaPj. KIA ISPAGadis Vektorriana

Pj. KIA KBNurhayatiPj. Kesehatan JiwaSasrawati, Amd. Kep

Pj. Mata / THTSasrawati, Amd. Kep

KOORDINATOR UPAYA KESEHATAN MASYARAKATdr. Azizri Bustari

Pj. PromkesHelsa Paduana, Amd. KebPj. Kesehatan LingkunganAsrina Haryani, S.SiT

Pj. GiziMardalena, SKM P2PSurya, SKM

Pj. ImunisasiFitri Yerni, Amd. KepPj. CampakSurya, SKM

Pj. DBDSurya, SKMPj. MalariaSurya, SKMPj. DiareSurya, SKM

Pj. PMSLinda Astuti, Amd. KepPj. FilariasisZamlismi, Amd. KepPj. RabiesDevi Sartika, Amd. Kep

Pj. TBKartini, Amd. KepPj. ISPAGadis Vektorriana

INOVATIFPj. Kesehatan Olah RagaLinda Astuti, Amd. Kep

Pj. UKSNurmayantiPj. LansiaZamlismi, Amd. Kep.

Pj. PuskesmasLinda Astuti, Amd. Kep

PUSTULubuk Lintah Mahyuni, Amd. Kep

POSKESKEL

PIMPINAN PUSKESMASTrice Erwiza, SKM

.

CAMAT KURANJICAMAT

SP2TPAswitha .D

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

Afniwati, SKM, M.Kes

DEWAN PENYANTUN

Anduring: WahyuniAmpang: Raadsma DLubuk Lintah: Fitra Suryati

Pasar Ambacang: VerawatiDevi artikaNeni Indri

3.7 Struktur Organisasi Puskesmas Ambacang Kuranji

35Gambar 3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Ambacang Kuranji

Struktur organisasi Puskesmas Ambacang Kuranji telah dibentuk sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.128 tahun 2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan struktur tersebut, Puskesmas

Ambacang Kuranji dipimpin oleh seorang sarjana kesehatan masyarakat yang

membawahi unit tata usaha yang bergelar sarjana kesehatan masyarakat.

Puskesmas Ambacang Kuranji memiliki empat kelurahan sebagai wilayah

kerjanya dan pada masing-masing kelurahan terdapat satu pos kesehatan

kelurahan (poskeskel). Poskeskel ini merupakan milik kelurahan, namun tenaga

kesehatan dan alat-alat kesehatan disediakan oleh puskesmas. Masing-masing

poskeskel memiliki satu tenaga kesehatan dari puskesmas sebagai pelaksana,

kecuali poskeskel Pasar Ambacang yang memiliki tiga tenaga kesehatan karena

wilayah dan jumlah penduduknya lebih besar.

3.8 Visi, Misi, Strategi, dan Tujuan Puskesmas Ambacang Kuranji

3.8.1 Visi dan Misi

Dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan di

wilayah Kecamatan Kuranji, Puskesmas Ambacang Kuranji mempunyai visi:

Kecamatan Kuranji Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Tercapainya visi

ini dinilai dari 4 indikator utama yaitu: lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan

pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta derajat kesehatan

penduduk Kecamatan Kuranji yang setinggi-tingginya.

Untuk mewujudkan visi ini, Puskesmas Ambacang Kuranji mengusung

misi pembangunan kesehatan diwilayah Kecamatan Kuranji yang akan memberi

dukungan agar tercapainya visi pembangunan nasional yaitu:

36

1). Puskesmas Ambacang Kuranji menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji.

2). Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji.

3). Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan.

4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

3.8.2 Strategi

Visi dan misi Puskesmas Ambacang Kuranji akan dicapai dengan

beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang terencana,

terarah dan berkesinambungan. Beberapa strategi tersebut antara lain:

1). Meningkatkan upaya promosi kesehatan

2). Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan lintas sektor

3). Meningkatkan kualitas SDM puskesmas

4). Meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

3.8.3 Tujuan

Sebagai tujuan akhir yang dicapai dari penjabaran visi, misi dan strategi

Puskesmas Ambacang Kuranji adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Ambacang Kuranji sehingga derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

37

3.9 Pencapaian Program

3.9.1 Program Promosi Kesehatan

Pencapaian program promosi kesehatan di puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Pencapaian Program Promkes di Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2013

No Program Promkes Sasaran TargetPencapaian

KesenjanganKum /Abs %

1 Penyuluhan- Dalam Gedung- Luar Gedung

--

96 Kali-

97 Kali394 Kali

101-

2 Jumlah Posyandu Aktif - 112 113 1013 Gedung Posyandu

- Sendiri- Pinjam

28-

28-

721

2575

4 Strata Posyandu- Pratama- Madya- Purnama- Mandiri

----

----

014113

075

39.210.7

5 Cakupan Penimbangan Balita

- Cakupan D/S- Cakupan N/D

49682818

80%80 %

33352445

67.186.7

- 12.87+ 6.76

6 Poskeskel 4 4 4 100

7 TOGA- Strata Pratama- Strata Madya- Strata Purnama

---

---

683 KK620 KK63 KK

0

90.79.22

8 UKK 155 155 58 37.42

9 Poskestren 1 1 1 100

10 Batra 44 44 12 31.811 SBH 1 10012 Posbindu 1 1 1 10013 PHBS

- Linakes- ASI ekslusif- Timbang Bayi &

Balita- Sarana Air Bersih- CTPS- Jamban Keluarga- Pembasmi Jentik- Makan Buah&sayur- Aktifitas Fisik- Tidak merokok

dirumah

126394611301249118011131156114611282336

100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %

12619461130124911801113115611461128586

95,776.588.397.492.785.392.393.985.9 23.3

6

Sumber : Laporan tahunan pada Tahun 2013

38

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyuluhan yang dilakukan baik

dalam gedung maupun luar gedung sudah baik dalam hal kuantitas, bahkan

melebihi target yang ditetapkan, dimana penyuluhan dalam gedung dengan

frekuensi terbanyak membahas hipertensi, dan luar gedung mengenai PHBS.

Sarana prasarana untuk pelaksanaan program posyandu masih kurang, yaitu 75%

nya dipinjam dari pihak lain. Hal ini ditakutkan dapat mengurangi efisiensi

keberlangsungan program karena ketidaknyamanan dan ketergantungan dengan

pihak lain.

Kemudian dari keseluruhan tampak bahwa program yang masih belum

mencapai target adalah cakupan penimbangan balita D/S, yaitu dengan

kesenjangan sebesar -12,87%. Padahal jumlah posyandu aktif di wilayah kerja

puskesmas sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 101%. Adapun

pelaksanaan program D/S pada tahun 2014 hingga triwulan III dapat dipetakan

pada gambar berikut.

39

Gambar 3.6 Persentase D/S di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2014 Triwulan 1-3

Sumber : Laporan triwulan 3 program gizi Tahun 2014

Dari gambar tersebut tampak bahwa keempat kelurahan masih belum

mencapai target dalam hal cakupan D/S, dengan kesenjangan terbesar terjadi pada

kelurahan Ampang, yaitu sebesar -12,44%. Hal ini dapat menyebabkan petugas

akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi status gizi secara menyeluruh

dan ditakutkan munculnya kasus gizi buruk yang tidak terdeteksi.

3.9.2 Program Kesehatan Ibu dan Anak

Pencapaian program KIA pada puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2013

dituangkan dalam tabel 3.8.

40

Tabel 3.8 Pencapaian Program KIA di Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2013

No Program Sasaran TargetPencapaian

GapKum (Abs)

%

1 KIA IBUa. Cakupan Kunjungan Ibu

Hamil (K1)1110 98 % 1089 98,11 +0,11

b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)

1110 93 % 1017 91,62 -1,38

c. Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti oleh Nakes

1110 20 % 239 21,53 +1,53

d. Cakupan Kunjungan Bumil, Bulin, Bufas dengan Komplikasi Yang ditangani

222 72 % 111 50 % -22

e. Cakupan Linakes Yang Memiliki Kompetisi

1060 93 % 989 93,30 + 0,30

f. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Pertama (KF 1)

1009 89 % 987 97,82 +8,82

g. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Kedua (KF 2)

1009 89 % 899 89,10 +0,10

h. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Lengkap (KF 3)

1009 89 % 817 80,97 -8,03

2 KIA ANAKa. Cakupan Kunjungan KN 1 1009 89 % 960 95,8 +6,8b. Cakupan KN Lengkap 1009 89 % 948 93,9 +4,9c. Cakupan Kunjungan Bayi 1009 93 % 899 89,1 -3,9d. Cakupan DDTK Kontak

Pertama Bayi1009 965 95,6

e. Cakupan Kunjungan Balita 3959 84 % 3774 95,4 +11,4f. Cakupan Kunjungan

APRAS686

g. Pelayanan Balita Sakit dengan MTBS

3862 60 % 2382 62,2 + 2,2

h. Cakupan Kunjungan Neonatal RESTI Yang Ditangani

151 75 % 70 46,3 -28,7

3 KELUARGA BERENCANA (KB)a. Pserta KB Baru 678 9,7 b. Peserta KB Aktif 5547 79,3 c. Peserta KB Drop Out 376 6,78 d. Peserta KB Pasca

Persalinan346 33,8

e. Peserta KB Aktif Gakin 1663 77,8f. Jumlah Peserta KB Baru

MKJP IUD 24 2,89 MOW/MOP 1 0,12 IMPLAN 20 2,40

NON MKJP Suntik 51 6,14 PIL 45 5,42

41

Kondom 35 4,21 Obat Vagina 0 0 Lain-Lain 0 0

MKJP + NON MKJP 176 21,2 g. Jumlah Peserta KB

Menurut Kontrasepsi MKJP IUD 687 9,87 MOW/MOP 179/

11056/0,15

IMPLAN 255 3,64 NON MKJP Suntik 3053 43,6 PIL 1122 16,05 Kondom 260 3,72 Obat Vagina Lain-Lain

Sumber : Laporan tahunan pada Tahun 2013

Pada program KIA Ibu, cakupan kunjungan ibu hamil K1 telah memenuhi

target, namun kunjungan ibu hamil tidak seluruhnya lengkap hingga trimester

tiga, tampak adanya kesenjangan pada cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar

-1,38%. Kesenjangan juga terdapat pada cakupan kunjungan bumil, bulin, dan

bufas dengan komplikasi yang ditangani yaitu sebesar -22%. Permasalahan inilah

yang beresiko untuk terjadinya kasus komplikasi kehamilan yang tidak terdeteksi

dan dapat berdampak pada kesehatan anak yang dilahirkan. Untuk kunjungan ibu

nifas menunjukkan hal serupa, yaitu KF1 dan KF2 memenuhi target, namun KF3

mengalami kesenjangan sebesar -8,03%.

Pada tahun 2014, keberhasilan program KIA Ibu dapat dilihat pada

gambar 3.7, 3.8, 3.9, 3.10, 3.11.

42

Gambar 3.7 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Triwulan III Tahun 2014 Puskesmas Ambacang Kuranji

Gambar 3.8 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Triwuan III Tahun 2014 Puskesmas Ambacang Kuranji

43

Tabel 3.9 Riwayat ANC Ibu Hamil Pada Kasus Kematian Neonatus Berdasarkan Verbal Otopsi di Puskesmas Ambacang Kuranji.

No. Ibu HamilRiwayat ANC

Trimester I Trimester II Trimester III1 A 1 1 12 B 2 3 33 C 1 1 34 D 1 2 05 E 1 2 06 F 1 1 07 G 2 2 48 H 1 1 09 I 1 1 310 J 3 2 011 K 1 1 0

Dari gambar 3.7 dan 3.8 dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan K1 dan

K4 puskesmas Ambacang Kuranji telah mencapai target. Namun, terdapat

kesenjangan tingkat pencapaian di satu kelurahan yaitu K1 di Kelurahan Anduring

sebesar -0.07% dan K4 di Ampang sebesar -1.3%. Hal ini sejalan dengan dari data

verbal otopsi kematian neonatus yang menunjukkan bahwa cakupan kunjungan

ibu hamil pada trimester tiga atau yang melengkapi jadwal kunjungan

pemeriksaan kehamilannya hanya empat dari sebelas ibu hamil (36.36%).

Dibandingkan dengan kunjungan ibu hamil pada trimester pertama dan kedua

dimana sebelas ibu hamil yang dilakukan verbal otopsi,semuanya telah melakukan

kunjungan kehamilan lengkap. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pada umumnya

ibu hamil memeriksakan diri ke puskesmas pada trimester awal, namun kesadaran

perlunya kontrol kehamilan hingga trimester tiga masih kurang.

44

Gambar 3.9 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi Triwulan III Tahun 2014 Puskesmas Ambacang Kuranji

Gambar 3.10 Cakupan Kunjungan Bumil, Bulin dan Bufas dengan Komplikasi yang ditangani Triwulan III Tahun 2014 Puskesmas Ambacang Kuranji

Dari gambar 3.9 dan 3.10 dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu

hamil resiko tinggi hingga triwulan III di Puskesmas Ambacang Kuranji sudah

memenuhi target. Namun kelurahan Anduring dan Pasar Ambacang masih

45

terdapat gap sebesar masing-masing -0.3 dan –1.69. Hal ini berhubungan dengan

rasio bidan per penduduk yang besar pada Kelurahan Pasar Ambacang dimana 1

bidan menangani 8700 penduduk sedangkan idealnya satu bidan hanya menangani

3000 penduduk saja.

Begitu juga dengan cakupan kunjungan bumil, bulin, dan bufas dengan

komplikasi yang ditangani hingga triwulan III di Puskemas Ambacang Kuranji

tampak sudah memenuhi target. Namun Keluran Anduring masih terdapat

kesenjangan sebesar -0.51%. Hal ini dapat berkaitan dengan tingkat kepadatan

penduduk per kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji dimana

Kelurahan Anduring termasuk kelurahan paling padat.

Data verbal otopsi kematian neonatus menunjukkan 36% dari 11 ibu hamil

tersebut memiliki komplikasi selama kehamilan. Komplikasi terbanyak adalah

preeklamsia berat (PEB) sebanyak tiga ibu hamil dengan penyebaran dua ibu

hamil di Ampang dan satu orang di Anduring.

18%

9%

9%64%

PEBPEB+ HELLP SyndromeKolelitiasisSehat

Grafik 3.1 Komplikasi ibu hamil selama kehamilan pada kasus kematian neonatus berdasarkan verbal otopsi di Puskesmas Ambacang Kuranji.

46

Permasalahan yang sama juga ditemukan pada pelaksanaan program KIA

Anak, yaitu rendahnya kunjungan bayi dan neonatal risiko tinggi yang ditangani.

Dampak yang ditimbulkan yaitu identifikasi status kesehatan bayi dan neonatus

risiko tinggi tidak terlaksana secara optimal.

Selain itu, permasalahan lain yang perlu menjadi perhatian dari program

KIA Anak yaitu tingginya angka kematian neonatus. Pada tahun 2014, hingga

bulan November telah tercatat 11 kematian neonatus dengan penyebaran yang

digambarkan pada gambar 3.12

Gambar 3.12 Penyebaran Kematian Neonatus Triwulan III Tahun 2014 Puskesmas Ambacang Kuranji

Penyebab kematian neonatus terbanyak adalah BBLR yang lahir prematur,

yaitu sebanyak 7 kasus. Penyebab lainnya adalah BBLR, kelainan kongenital,

aspirasi ASI, dan tidak diketahui.

47

64%9%

9%

9%9%

BBLR+prematurBBLRAspirasi ASIAnensefalusTidak tahu

Grafik 3.2 Penyebab Kematian Neonatus Tahun 2014 di Puskesmas Ambacang Kuranji.

Selain itu, penyakit penyerta pada ibu hamil juga ditemukan pada kasus

ini, dengan kejadian terbanyak adalah preeklampsia berat yaitu 3 kasus (grafik

3.1). Kejadian ini dapat dicegah dengan meningkatkan pelaksanaan program KIA

Ibu sehingga kehamilan ibu terpantau dengan optimal termasuk status kesehatan

dan gizi. Hal ini berhubungan dengan jumlah bidan yang tersedia dimasing-

masing kelurahan, yaitu sebanyak 2 orang bidan di Kelurahan Pasar Ambacang

dan Lubuk Lintah, 3 orang di Anduring, dan 1 orang bidan di Ampang. Jumlah ini

masih belum ideal, dimana idealnya 1 orang bidan menangani 3000 penduduk.

48

3.9.3 Program Gizi

Pencapaian program gizi pada tahun 2013 tampak pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Pencapaian Program Gizi di Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2013

No Program Gizi Sasaran TargetPencapaian

GAPAbsolut %

1 D/S 4968 80% 3335 67.13 % - 12.872 N/D 2818 80% 2445 86.76 %3 FE 1 Bumil 1110 98% 1089 98,11 %

FE 3 Bumil 1110 93 % 1017 61.62% - 1.384 FE Bufas 1009 90% 989 98.02 %

VIT A Bufas 1009 100 % 989 98.02 % -1.985 ASI Eklusif (0-5 bulan)

- Bulan Februari 404 75 % 118 54,13 % -0.87- Bulan Agustus 404 75 % 156 66,67 % -8.33

6 Vit A Bayi (6-11 bulan)- Bulan Februari 608 83 % 564 93,22 %- Bulan Agustus 608 83 % 564 83,47 %Vit A anak Balita (12-59 bulan- Bulan Februari 3959 83 % 3585 90,55 %- Bulan Agustus 3959 83 % 3312 83,66 %

7 Pemeriksaan Garam Beryodium- Maret (11 SD) 266 93,00 %- September (11 SD) 277 96,85 %

8 T/B 2818 <15 % 1089 9.37 %9 BGM/D 3352 <15 % 10 0.29 %10 Bumil KEK 1110 <10 % 80 7.21 %11 Bumil Anemia Baru 1110 < 20 % 178 16,04 %

Bumil Anemia ( TM 3) 1110 < 20 % 42 3,78 % 12 BBLR 961 44 4.58 %13 Balita BGM Baru 4968 < 15 % 48 0,97 %14 Pelacakan Kasus Gizi Buruk

- Balita Gizi Buruk (BB/TB ) 4968 < 5 % 3 0,06 %- Balita Gizi Kurang (BB/U) 4968 < 15 % 37 0,74 %- Balita Pendek (TB/U) 4968 < 35 % 19 0,38%

15 PSG KAZDARZIKADARZI 120 KK 80 % 49 40,83 %PSG (BALITA)BB/U ( Gizi Kurang) 120 10 8,33 %TB/U (Pendek) 120 17 14,17 %BB/TB (Kurus) 120 3 2,5 %IMT/U Kurus 120 4 3,33 % Gemuk 120 7 5,83 %

16 Distribu si PMT- Balita 6-24 bulan 32 100 %- Bumil Anemia/KEK 178 20,79 %

17 Kunjungan Pojok Gizi 563 100 %18 Kunjungan Klinik Laktasi 326 100 %

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 2013

49

Dari program gizi, pencapaian Fe3 Bumil dan vitamin A Bufas masih

kurang dari target yaitu dengan kesenjangan masing-masing sebesar -1,38% dan

-1,98%. Data ini dapat berkorelasi dengan pencapaian kunjungan bumil dan bufas

yang juga kurang dari target. Untuk data cakupan Fe1 dan Fe3 bumil pada tahun

2014 hingga triwulan tiga tampak pada gambar 3.13 dan 3.14.

Gambar 3.13 Cakupan Fe1 Bumil Triwulan III Tahun 2014

Gambar 3.14 Cakupan Fe3 Bumil Triwulan III Tahun 2014

50

Dari gambar 3.13 dan 3.14 diatas tampak bahwa cakupan Fe1 Bumil

hingga triwulan III tahun 2014 di Puskesmas Ambacang Kuranji sudah memenuhi

target. Namun pada Kelurahan Ampang masih terdapat kesenjangan sebesar -

0.56%. Sedangkan cakupan Fe3 bumil hingga triwulan III tahun 2014 di

Puskesmas Ambacang Kuranji juga sudah memenuhi target pencapaian. Namun

terdapat kesenjangan pada tiga kelurahan antara Pasar Ambacang, Anduring, dan

Ampang masing-masing sebesar -0.12, -0.85, dan -2.21.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi tablet Fe menurun seiring dengan

pertambahan usia kehamilan. Hal ini juga berkaitan dengan kunjungan ANC yang

lengkap pada trimester satu dan dua namun tidak lengkap pada trimester ketiga.

Permasalahan lain yang ada pada program gizi tahun 2014 adalah

pencapaian ASI ekslusif yang masih kurang optimal, yaitu terlihat pada gambar

3.15.

Gambar 3.15 Persentase Pencapaian ASI Ekslusif Triwulan III Tahun 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

51

3.9.4 Program P2P

Data penyakit yang ditemukan pada program P2P tahun 2013 tampak pada

tabel 3.13.

Penyakit DBD6%

Suspect Penyakit Campak

3%

Diare69%

gigitan hewan penu-lar rabies

3%

Malaria0%

Penderita TB6%

Pneumonia13%

Filariasis0%

Jumlah = 706

Grafik 3.3 Jenis Penyakit Pada Program P2P Di Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun 2013

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 2013

Dari grafik di atas dapat dilihat penyakit yang terbanyak yaitu diare

sebanyak 459 kasus dan yang paling sedikit yaitu malaria dan filariasis masing-

masing 1 kasus. Tingginya penyakit diare kemungkinan berhubungan dengan

capaian PHBS yang masih rendah yaitu 13,92%. Permasalahan ini masih dijumpai

pada tahun 2014. Penyebaran penderita diare tahun 2014 hingga triwulan tiga

terlihat pada gambar 3.16.

52

Gambar 3.16 Penyebaran penderita diare triwulan 3 Tahun 2014 Puskesmas Ambacang Kuranji

53