BAB III

61
BAB III PEMBAHASAN Pada Bab ini penulis membahas kasus yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang dikaitkan pada teori dengan pendekatan proses keperawatanselama 3 hari, mulaitanggal 12 Juli2012 sampaidengan 14 Juli 2012 telahdidapatkanhasilpengkajiansampaidenganpendokumen tasian. Adapundalampembahasankasusini, penulismengacupada proses keperawatan yang terdiridari 5 tahap, yaitumulaidaripengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, danevaluasikemudian di akhiridenganpendokumentasian. Denganmelihatkesenjanganantarakasusnyata yang di hadapi di lingkungandenganteori yang di sampaikan di

description

pembahasan kasus dan asuhan keperawatan

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis membahas kasus yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya yang dikaitkan pada teori dengan pendekatan proses

keperawatanselama 3 hari, mulaitanggal 12 Juli2012 sampaidengan 14 Juli

2012 telahdidapatkanhasilpengkajiansampaidenganpendokumentasian.

Adapundalampembahasankasusini, penulismengacupada proses

keperawatan yang terdiridari 5 tahap, yaitumulaidaripengkajian, diagnose

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, danevaluasikemudian di

akhiridenganpendokumentasian. Denganmelihatkesenjanganantarakasusnyata

yang di hadapi di lingkungandenganteori yang di sampaikan di dalam proses

pembelajaransertahambatan-

hambatandalammelaksanakanAsuhanKeperawatanPadaPasienNy”B”

denganKistoma Ovary post TAH-BSO Hari Ke-IIIdi RuangAnggrek I IRNA

1 RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, di dapatkanpembahasansebagaiberikut:

A. PROSES KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari

Page 2: BAB III

berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien.(Nursalam, 2009)

Dalam melakukan pengkajian penulis menggunakan metode

wawancara, observasi, pemeriksan fisik dan studi dokumentasi untuk

mendapatkan data bio, psiko, dan spiritual secara menyeluruh. Sumber

data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, tim kesehatan, dan status

pasien.Dalampengumpulan data, penulistidakmengalamikesulitan,

halinidisebabkankarenakeluargadanpasienkelolaansangatkooperatifseh

inggamemudahkanuntukmengumpulkan data. Dari pengkajian

terdapat beberapa data yang di klarifikasi dalam beberapa kategori,

yaitu :

a. Data-data yang sesuai dengan teori dan ada pada kasus :

1) Gaya hiduptidaksehat

Gaya hiduptidaksehatadalahsuatukebiasaan yang

tidakbaikdalammenciptakanhidup yang

sehatdanmelakukankebiasaanburuk yang

dapatmengganggukesehatan,

misalnyacenderungmenyukaimakanansiapsaji yang

kandungangizinyatidakseimbang.Padaumumnyamakanancepatsaji

mengandunglemakdangaramtinggidengankandunganserat yang

rendah.

( Khomsan Ali & Anwar Faisal, 2008 )

Page 3: BAB III

Data yang diperolehselamapengkajiantanggal 12 Juli 2012

yaitupasienmengatakansebelumsakitseringmengkonsumsimakanan

instandanberpengawetsepertimieinstan/sarimi.

2) Siklusmenstruasitidakteratur

Siklusmenstruasiadalahsiklusdimanaawalhaidsampaihaidbulanberi

kutnya, normalnya 28hari.

( Manuaba, 2003 )

Selamapengkajiantanggal 12 Juli 2012 penulis memperoleh data

yaitupasienmengatakanbahwasiklusmenstruasitidakteratur

( kadangkurangdari 28 hari, kadanglebihdari 28 hari )

3) Menstruasi di usiadini

Menarche adalahmenstruasipertamaperempuan yang

umumnyaterjadipadausia 12 tahun.

( Manuaba, 2003 )

Ketikapengkajiantanggal 12 Juli 2012 data yang diperoleh penulis

yaitupasienmengatakanmenstruasipertamawaktuSDumur 11 tahun.

4) Nyerisaatmenstruasi

Dismenoreadalahnyerisaatmenstruasi.Dismenoredibedakanmenjadi

2 yaitudismenore primerdansekunder. Dismenore primer

adalahmenstruasi yang

sangatnyeritidakberkaitandenganpenyebabfisik yang nyata,

Page 4: BAB III

sedangkandismenoresekunderadalahmenstruasi yang

sangatnyeriberkaitandenganpenyakitpinggul yang nyata.

( Geri Morgan, 2003 )

Data yang diperolehselamapengkajiantanggal 12 Juli 2012

yaitupasienmengatakansejak 1tahun yang

lalumengeluhnyerisaatdansebelummenstruasisampaikepinggang.

b. Data yang ada pada teoritetapi tidak ditemukan pada kasus :

1) FaktorGenetik

Dalamtubuhkitaterdapat gen-gen berpotensimemicukanker, yaitu

yang disebutprotoonkogen,

karenasuatusebabtertentumisalnyakarenamakanan yang

bersifatkarsinogen, polusiatauterpaparzatkimiaataukarenaradiasi,

protoonkogeninidapatberubahmenjadionkogen, yaitu gen

pemicukanker.

( Winkjosastro, 2005 )

Data yang diperolehselamapengkajiantanggal 12 Juli 2012

yaitupasienmengatakantidakadariwayatkeluarga yang

menderitakistaataukanker.

2) Riwayatkistaovariumterdahulu

Kistoma ovarii yaitu suatu kantong abnormal berisi cairan atau

setengah cairan yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).

Page 5: BAB III

( Yatim, 2005 )

Pada waktu pengkajian tanggal 12 Juli 2012 penulis memperoleh

data

yaitupasienmengataka

npasienbarupertamasakitkistadanbelumpernahopnamesebelumnya.

3) Sulithamil

Sulit hamil atau pasangan yang mengalami gangguan kesuburan

( infertile ) penyebabnya sangat bervariasi bias kerena factor

hormonal, psikologis, patologis yaitu karena penyakit di organ-

organ reproduksi bias dari wanita atau pria.

( Hamidah & Syafrudin, 2009 )

Saat pengkajian pada pasien tanggal 12 Juli 2012 penulis

mendapatkan data bahwa pasien mengatakan umur 43 tahun,

menikah umur 19 tahun, pasien mempunyai 2 orang anak

perempuan, anak pertama berusia 22 tahun, anak kedua 18 tahun.

Pasien menggunakan progam KB dan hanya ingin mempunyai 2

orang anak, walaupun selama ini tidak menggunakan kontrasepsi.

Jadi pasien tidak mengalami kesulitan kehamilan

4) Penderitahipertiroid

Hipertiroidadalahsuatuketidakseimbangan metabolic yang

merupakanakibatdariproduksi hormone tiroid yang berlebihan.

( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

Page 6: BAB III

Data yang diperolehselamapengkajiantanggal 12 Juli 2012

yaitupasientidakmengalamipembesarankelenjartiroid.

5) Nyeri pada waktu bersenggama

Dispareunia adalah nyeri saat berhubungan seksual, berkaitan

dengan kondisi fisik 50 %, infeksi vagina atauserviks, kelainan

anatomi, endometriosis, tumor atau patologi pelvis lainnya.

( Tomb, David. 2003 )

Data yang diperoleh penulis pada waktu pengkajian tanggal 12 Juli

2012 yaitu pasien mengatakan sudah merasa tua sehingga tidak

melakukan hubungan seksual.

6) Penderitakankerpayudara yang pernahmenjalanikemoterapi

( tamoxifen )

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan

payudara, merupakan penyakit yang ditakuti oleh kaum wanita,

meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bias

terkena kanker payudara walaupun masih jarang terjadi.

(Purwoastuti,Endang.2008 )

Data yang diperoleh penulisselamapengkajiantanggal 12 Juli 2012

yaitupasienmengatakanbelumpernahsakitkankerdanbelumpernahop

name.

5) Kramperutbawahataunyeripanggul yang timbultenggelamdantiba-

tibamenusuk.

Page 7: BAB III

Nyeriadalahsensasisubyektif rasa tidaknyaman yang

biasanyaberkaitandengankerusakanjaringan actual

ataupotensial.Deskripsinyeribersifatobyektifdansubyektif,

berdasarkan lama ( durasi ), kecepatansensasidanlokasi.

( Corwin, Elizabeth J. 2007 )

Pada waktu pengkajiantanggal 12 Juli 2012 penulis memperoleh

data

yaitupasiensudahtidakmengeluhkramperutbawahataunyeripanggul

yang timbultenggelamdantiba-

tibamenusuklagikarenasudahdilakukanoperasi TAH-BSO,

akantetapimengeluhnyeripadaperutbagianbawahluka post operasi.

6) Nyerisaatbuang air kecil/BAK ataubuang air besar/BAB

Disuria adalah nyeri tau perasaan terbakar saat berkemih.

( Grace, Pierce.2006 )

Data yang diperolehselamapengkajiantanggal 12 Juli 2012

yaitupasienmengatakantidakmengalamisakitsaat BAK ataupun

BAB baiksebelummasuk RS ataupunselamamasuk RS.

7) Mual, muntah, perutterasapenuh

Muntah biasanya disertai dengan mual. Mual merupakan perasaan

yang diakui secara sadar tentang terjadinya eksitasi, muntah adalah

serangkaian gerakan yang kompleks untuk mengeluarkan isi yang

Page 8: BAB III

ada dalam usus ketika salah satu bagiannya mengalami iritasi.

(Jordan, Sue.2003 )

Saat pengkajiantanggal 12 Juli 2012 penulis memperoleh data

yaitupasientidakmengeluhmualataumuntah.

8) Perutmembesar

Perut membesar dikarenakan adanya massa pada abdomen.

( Yatim,2005)

Data ini tidak muncul karena pada saat penulis melakukan

pemeriksaan fisik abdomen tanggal 12 Juli 2012 tidak di temukan

masa tumor dalam abdomen karena pasien sudah dilakukan operasi

pengangkatan tumor pada tanggal 09 Juli 2012.

c. Data yang ditemukan pada kasus tetapi tidak ada pada teori :

1) Konjungtiva anemis

Konjungtiva anemis dapat terjadi karena kurangnya hemoglobin

dalam darah yang merupakan pigmen warna darah dan berfungsi

sebagai pengikat oksigen.

( Corwin, Elizabeth J. 2007 )

Data ini ditemukan pada kasus karena pada saat dilakukan

pengkajian pada tanggal 12 juli 2012, pasien terlihat pucat,

kunjungtiva anemis dan HB 10,0 g/dl pada tanggal 10 juli 2012

(normal 12-14 gr/dl).

Page 9: BAB III

2) Kelemahan

Kelemahan adalah kondisi dimana seorang individu memiliki

keterbatasan kemampuan terutama secara fisik.

Kelemahan terjadi akibat ketidakadekuatan nutrisi pada sel – sel

tubuh normal akibat adanya metabolisme yang berlebih pada sel-

sel kanker yang menyerap sebagian besar nutrisi yang seharusnya

untuk pertumbuhan sel normal.( Tomb, David. 2003 )

Data ini ditemukan pada kasus karena pada saat dilakukan

pengkajian pada tanggal 12 juli 2012, aktivitas pasien dibantu

keluarga, pasien tampak lemah.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosakeperawatanadalahresponindividupadamasalahkeseha

tan yang actual danpotensial. Yang dimaksuddengan actual

adalahmasalah yang ditemukanpadasaatdilakukanpengkajian,

sedangkanmasalahpotensialadalah yang

kemungkinanakantimbulkemudian. (Rohmah,2010)

Diagnosakeperawatanadalahpernyataan yang

menjelaskanresponmanusia,

Page 10: BAB III

dimanaperawatsecaraakuntabilitasmemberikanintervensisecarapastiunt

ukmenjaga status kesehatan. (Carpenito,2006)

Diagnosakeperawatandirumuskanberdasarkan :

P : Problem adalahpernyataansingkat yang menunjukkanmasalah actual

danresikokesehatan.

E :Etiologiadalahungkapansingkattentangkemungkinanpenyebabresikopad

amasalah actual/ masalahresikopasien.

S : Sign/

Symthomadalahpernyataankhusustentangperilakureaksipasiensesuaide

ngankeadaanpasienterhadapmasalahtindakankeperawatandanmanagem

ennya.

Menurut Doenges, 2000ada 10 diagnosa. Setelah dilakukan analisa data,

pada kasus ditemukan 3 diagnosa yang sama dengan teori dan 7 diagnosa

yang tidak sesuai dengan kasus. Dari 4 diagnosa yang muncul pada kasus,

terdapat 1 diagnosa yang tidak ada pada teori.

a. Diagnosakeperawatan yang

munculpadakasusdansesuaidenganteoriadalah:

1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis : proses perjalanan penyakit,

Page 11: BAB III

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh adalah

suatu keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan

nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (NANDA, 2010)

Diagnosa ini muncul karena saat pengkajian ditemukan data :

DS:

a) Pasien mengatakan “kemarin sore tanggal 11 juli 2012 makan

habis 2 sendok”

b) Pasien mengatakan “badan terasa lemas”

c) Pasien dan keluarga mengatakan “belum mengetahui tentang

diit TKTP”

d) Pasien mengeluh “pusing”

DO :

a) Wajah pasien tampak pucat

b) Mukosa bibir pasien tampak kering

c) Pasien tampak lemah

d) Konjungtiva Anemis

e) Pasien dan keluarga tampak bingung dan menggelengkan

kepalanya ketika ditanya mengenai diit TKTP

f) Pendidikan Pasien SD

g) Hasil laboratorium tanggal 10 juli 2012 :

Page 12: BAB III

Albumin : 2,33 g/dL

Protein total : 4,69 g/dL

Hemogloblin : 10,0 g/dL

Hematokrtit : 29,1 %

2) Nyeri Akut berhubungan dengan Pembedahan

Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak

menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan

yang aktual dan potensial.( NANDA,2010)

Nyeri yang dipersepsikan oleh individu masih belum sepenuhnya

di mengerti. Akan tetapi , bisa tidaknya nyeri dirasakan dan

hingga derajat mana nyeri tersebut mengganggu dipengaruhi oleh

interaksi antara sistem algesia tubuh dan transmisi sistem saraf

serta interpretasi stimulus.( Iqbal,2007)

Diagnosa ini muncul karena saat pengkajian ditemukan data :

DS :

a) Pasien mengatakan ”nyeri perut bagian bawah pada bekas

operasi tanggal 9 Juli 2012”

b) Pasien mengatakan ”nyeri seperti diiris-iris”

c) Pasien mengatakan “nyeri dirasakan waktu duduk”

d) Pasien mengatakan “skala nyeri 5 dari 0-10”

Page 13: BAB III

e) Pasien mengatakan ”nyeri kadang hilang kadang muncul setiap

5-10 menit”

DO :

a) Ekspresi wajah pasien terlihat meringis menahan nyeri

b) Pasien tampak berhati-hati saat bergerak merubah posisi

tidurnya dan memegangi perutnya

c) Terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah

d) Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg

R : 20 x/menit

3) Resiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan, Prosedur

infasif.

Resiko infeksi adalah suatu kondisi individu yang mengalami

peningkatan resiko terserang organisme patogenik.

(NANDA,2010)

Apabila pada suatu jaringan terdapat jejas akibat trauma,bakteri,

panas, ataupun bahan kimia pada jaringan tersebut akan terjadi

perubahan sekunder yang disebut peradangan. Tanda- tanda

infeksi lokal meliputi rubor yang merupakan tanda yang pertama

terlihat pada daerah infeksi,dolor yaitu nyeri yang terjadi akibat

perubahan PH lokal atau konsentrasi lokal ion- ion tertentu yang

Page 14: BAB III

dapat merangsang ujung saraf,kalor yang merupakansifat dari

reaksi infeksi yang terjadi pada permukaan tubuh , tumor karena

pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan

interstitial dan fungsio laesa.(Iqbal,2007)

Diagnosa ini muncul karena saat pengkajian ditemukan data :

DS :

Pasien mengatakan “daerah luka terasa panas”

DO :

a) Tampak balutan luka bekas operasi ± 7cm sejak tanggal 9 Juli

2012

b) Terpasang Dower Cateter sejak tanggal 9 Juli 2012

c) Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 10 Juli 2012 :

AL : 11,6 10^3/uL

d) Tanda-tanda Vital :

N : 72x/menit

S : 36,5KC

b. Diagnosakeperawatan yang munculpadateoritetapi tidak muncul

pada kasusadalah:

1) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan

punya anak, perubahan feminitas, efek hubungan seksual.

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang

Page 15: BAB III

sesuai dengan ideal dirinya.Harga diri dapat menjadi rendah saat

seseorang kehilangan kasih sayang dan cintakasih dari orang

lain,kehilangan penghargaan dari orang lain, atau saat ia

menjalani hubungan interpersonal yang buruk.( Iqbal,2007)

Penulis tidak memunculkan diagnosa ini karena pasien tidak

mengalami evaluasi diri yang negative tentang kemampuan

dirinya dan pasien juga tidak menunjukkan adanya gejala seperti

ekspresi wajah takut,malu, menarik diri, ataupun depresi.

(Carpenito, 2006)

2) Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan

trauma mekanis, perubahan manipulasi bedah adanya edema

jaringan lokal, hematoma, gangguan sensor/motor, paralisis

saraf.eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma

mekanis.

Perubahan eliminasi urin adalah suatu keadaan seorang individu

mengalami atau beresiko mengalami disfungsi eliminasi urin.

(Carpenito,2006)

Meskipun produksi urin normal,ada sejumlah faktor atau kondisi

yang dapat mempengaruhi eliminasi urin.Beberapa perubahan

yang terjadi pada pola eliminasi urin akibat kondisi tersebut

antara lain inkontinensia, retensi, enuresis, frekuensi, urgensi, dan

disuria.(Iqbal,2007)

Page 16: BAB III

Diagnosa ini tidak muncul karena tidak adanya data yang

menunjang seperti sensasi kandung kemih penuh, tiba-tiba

frekuensi sedikit berkemih atau tidak ada haluaran urine,

inkontinensia, aliran berlebih, distensi kandung kemih.(Doenges,

2010)

3) Resiko tinggi terhadap konstipasi /diare berhubungan dengan

faktor bedah abdominal dengan manipulasi usus, melemahkan

otot abdominal nyeri/ketidaknyamanan abdomen atau perineal,

perubahan masukan diit.

Perjalanan feses yang lama karena jumlah air yang diabsorbsi

sangat kurang menyebabkan feses menjadi kering dan keras.

( Iqbal,2007)

Diagnosa konstipasi/diare tidak diangkat karena pada saat

dilakukan pengkajian pasien sudah dilakukan operasi

pengangkatan tumor sehingga tidak terjadi obstruksi pada usus

besar, selain itu pasien minum cukup yaitu 4-5 gelas ( 1000-1250

cc ) air putih.

4) Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dan

kesejahteraan biologis.

Berduka merupakan suatu keadaan dimana individu atau keluarga

mengalami respons manusia alami yang melibatkan reaksi

Page 17: BAB III

psikososial dan fisiologis pada kehilangan actual atau dirasakan

(orang, objek, fungsi, status, hubungan).(Carpenito, 2006)

Diagnosa Keperawatan ini tidak muncul karena pasien tidak

melaporkan kehilangan atau yang dirasakan akibat dari

kista.Pasien dapat menerima kondisinya dengan sabar berkat

dukungan keluarga, pasien optimis sembuh karena telah

menjalani pengobatan dan perawatan di RS.

5) Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program

terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan

pengetahuan tentang insisi/perineal, tanda-tanda komplikasi,

pembatasan aktivitas, kehilangan menstruasi, terapi hormon, dan

perawatan tindak lanjut.

Diagnosa ini tidak muncul karena sebelumnya pasien telah

mendapatkan informasi tentang penyakit dan pengobatan yang

harus dilakukan. Dan pasien mau mengikuti program pengobatan

yang harus dijalaninya dengan sabar .(Carpenito, 2006)

6) Ansietas berhubungan dengan diagnosis tumor/kanker, takut akan

rasa nyeri, kehilangan feminitas dan perubahan bentuk tubuh.

Ansietas atau ketakutan adalah perasaan tidak nyaman atau

ketakutan yang tidak jelas dan gelisah dan diikuti respon yang

sumbernya kadang tidak diketahui individu, dan perasaan yang

was-was. (NANDA.2010)

Page 18: BAB III

Diagnose ini tidak muncul karena pasien mampu menerima apa

yang terjadi pada dirinya dan mengutamakan kesehatannya.

Pasien juga mendapat dukungan dari keluarga terutama suaminya,

sehingga pasien merasa lebih tenang dan optimis untuk sembuh.

7) Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan

perubahan struktur tubuh/fungsinya, memendeknya kanal vaginal,

perubahan kadar hormone, perubahan libido, kemungkinan

perubahanpola respon seksual, contoh tak ada irama konstraksi

uterus selama orgasme, ketidaknyamanan/nyeri vaginal.

Disfungsi seksual disebabkan oleh stess emosional dan komponen

fisiologis penyakit ( Carpenito, 2006 )

Diagnosa ini tidak muncul karena pada waktu pengkajian tanggal

12 Juli 2012 pasien mengatakan sudah merasa tua, sehingga tidak

pernah melakukan hubungan seksual.

c. Diagnosakeperawatan yang munculpadakasus tetapi tidak

muncul pada teori adalah:

1) Defisit Self Care : Toileting berhubungan dengan kelemahan

Defisit self care adalah hambatan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.( NANDA,2010)

Diagnosa ini muncul karena saat pengkajian ditemukan data :

DS :

Page 19: BAB III

a) Pasien mengatakan “aktifitas toileting dibantu keluarga”

b) Pasien mengatakan “badan terasa lemas”

DO :

a) Pasien tampak lemah

b) Aktivitas Toileting score 3 ( dibantu alat dan oranglain )

c) Terpasang Dower Cateter sejak tanggal 9 Juli 2012

d) Keadaan rambut pasien tampak kotor dan lembab

e) Keadaan genetalia tampak kotor

3. PERENCANAAN

Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan

atau mengurangi masalah-masalah klien. (Aziz.A, 2007).

Perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga

dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatn

guna mengatasi masalah yang dialami klien. (Asmadi,2008).

Perencanaan ini disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow meliputi kebutuhan fisik, biologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri, aktualisasi dini serta sifat

masalah sesuai dengan kegawatan masalah yaitu :

Segera ;

Page 20: BAB III

Apabila perlu pelayanan keperawatan dengan segera karena suatu keadaan

yang mengancam baik keselamatan diri, maupun lingkungan secara aktif.

Urgen :

Apabila perlu pelayanan keperawatan yang tepat terhadap suatu keadaan

yang mengancam baik keselamatan diri sendiri maupun lingkungan secara

aktif.

Non urgen :

Apabila problem timbul secara perlahan - lahan dan dapat ditolerir oleh

pasien sendiri.

Adapun prioritas masalah pada Ny ”B” yaitu :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b. Nyeri Akut

c. Defisit self care toileting

d. Resiko Infeksi

Sedangkan dalam menentukan tujuan yang akan dicapai penulis

menggunakan dasar SMART (Spesifik, Measurable, Achievable,

Realistic, Time) dan dalam tindakan tersebut mencakup 4 (empat) aspek

yaitu : ONEC (Observasi, Nursing Treatment, Health Education, dan

Colaborasi).

Rencana Keperawatan pada Kistoma Ovary adalah :

Page 21: BAB III

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis : proses perjalanan penyakit

Penulis menetapkan waktu 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi

pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :

1) Pasien mengatakan nafsu makan bertambah

2) Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan

3) Konjungtiva merah muda, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik

4) Pasien dan keluarga mengerti tentang diit TKTP

5) Hb : 12 -14 g/dl

6) Albumin : 3,5 – 5,5 g/dl

7) Hematokrit :37-47 %

Intervensi yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :

a) Kaji nutrisi secara seksama

Mengidentifikasi kekurangan kebutuhan nutrisi.

Intervensi ini dipilih karena untuk mengetahui jumlah nutrisi yang

masuk pada pasien.Status nutrisi seseorang dalam hai ini dapat

dikaji dengan menggunakan pedoman A (Pengukuran

Antropometri), B ( Data Biomedis ), C ( Tanda-tanda klinis status

nutrisi), D (Diet).Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi

defisiensi nutrisi dan pengaruhnya terhadap status kesehatan.

( Iqbal, 2007 )

Page 22: BAB III

b) Auskultasi bising usus

Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai

makan lagi.( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

Intervensi ini dipilih untuk mengetahui bising usus pasien.

c) Beri makan dan minum dalam porsi kecil tapi sering

Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat

ditingkatkan ( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

Intervensi ini dipilih karena dengan makan sedikit demi sedikit

dapat meningakatkan nafsu makan.Distribusi total asupan kalori

yang merata sepanjang hari membantu mencegah distensi lambung

sehingga selera makan mungkin akan meningkat.

d) Berikan lingkungan yang nyaman saat makan

Dapat mendukung keinginan untuk makan( Doengoes, Marilyn E,

dkk.2000 )

Intervensi ini dipilih karena dengan lingkungan yang nyaman dapat

meningkatkan nafsu makan pasien.

e) Berikan penyuluhan tentang diit TKTP

Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi( Doengoes,

Marilyn E, dkk.2000 ).

Intervensi ini dipilih karena keluarga dan pasien harus mengetahui

pentingnya nutrisi untuk tubuh sehingga masukan bisa lebih

adekuat.Pemberian terapi nutrisi bertujuan untuk memberikan

Page 23: BAB III

kalori dalam jumlah besar yang terdiri dari protein, lemak,

karbohidrat, vitamin, dan mineral.

f) Kelola pemberian diit TKTP

Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,

mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta

untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.(Iqbal,2007)

Intervensi ini dipilih karena pentingnya nutrisi bagi pasien untuk

meningkatkan metabolisme dalam tubuh dan mempercepat

penyembuhan luka post operasi pada pasien dengan diberikan diit

TKTP.

Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada dalam teori :

a) Kelola pemberian viliron 1x1 tablet/24jam per oral

Indikasi : obat hematinik( MIMS, 2011/2012 )

Obat hematinik adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi

atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah merah.

( Depkes RI, 2000 )

Intervensi ini dipilih karena Hb=10,0 g/dL

Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus :

Tidak ada

b. Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan

Page 24: BAB III

Penulis menetapkan waktu 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang

dengan kriteria hasil :

1) Skala nyeri pada derajat 0-1

2) pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang

3) Wajah pasien tampak rileks

4) Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam

5) Tanda-tanda vital dalam batas normal:

Tekanan Darah : 110/70-120/90 mmHg

Respirasi: 16-20x/menit

Intervensi yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :

a) Kaji nyeri secara komprehensif (P, Q, R, S, T )

Sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang sesuai.( Doengoes,

Marilyn E, dkk.2000 )

b) Libatkan pasien dalam modalitas pengurangan nyeri

Mempermudah dalam penanganan nyeri( Doengoes, Marilyn E,

dkk.2000 )

c) Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi: relaksasi nafas

dalam.

Dengan mengalihkan perhatian dan nafas dalam, pasien tidak akan

terfokus pada nyerinya( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

d) Kelola pemberian analgetik ( asammefenamat 3x500mg/8jam per

oral )

Page 25: BAB III

Analgetik menekan pusat rasa nyeri( Doengoes, Marilyn E,

dkk.2000 )

Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori :

a) Observasi tanda- tanda vital (Tekanan Darah dan Respirasi )

Intervensi ini dipilih karena Keadaan ketegangan saraf merupakan

faktor terpentingyang akan mempengaruhi kecepatan pernapasan

dan kekuatan kerja jantung ( Evelyn, 2006 )

Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus :

Tidak ada

c. Defisit Self Care : Toileting berhubungan dengan kelemahan

Penulis menetapkan waktu 3 x 24 jam dengan harapan kebutuhan

sehari-hari pasien dapat terpenuhi secara optimal dengan kriteria

hasil :

1) Pasien dapat mandiri dalam perawatan diri ( score 0)

2) Pasien tampak lebih bersih

3) Pasien mampu membersihkan diri setelah toileting

Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori :

a) Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri

Page 26: BAB III

Intervensi ini dilakukan untuk menentukan intervensi lebih lanjut.(

NIC, 2006 )

b) Bantu pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari (toileting).

Intervensi ini dilakukan karena dengan bantuan kebutuhan klien

akan terpenuhi.( NIC, 2006 )

c) Latih pasien untuk melakukan aktifitas secara bertahap

Intervensi ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pasien

terhadap orang lain.( NIC, 2006 )

d) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas pasien.

Intervensi ini dilakukan karena keluarga merupakan orang terdekat

pasien.( NIC, 2006 )

e) Motivasi pasien untuk mobilitas secara bertahap

Intervensi ini dilakukan karena dengan melatih secara bertahap

diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri.( NIC,

2006 )

d. Resiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan

Penulis menetapkan waktu 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang

dengan kriteria hasil :

1) Tidak muncul tanda- tanda infeksi ( K, D, R, T dan F) pada luka

bekas operasi.

2) suhu :36-37oC

3) Nadi : 60-100x/menit

Page 27: BAB III

4) AL 4,8-10,8 x 103/ UL

Intervensi yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :

a) Kaji tanda- tanda infeksi ( K,D, R,T dan F )

Intervensi ini dilakukan sebagai deteksi dini untuk menentukan

tindakan selanjutnya.( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

b) Observasi tanda-tanda vital ( suhu dan Nadi ) dan hasil

pemeriksaan AL

Intervensi ini dilakukan untuk mengetshui indikasi tanda awal

infeksi( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

c) Ciptakan lingkungan yang bersih

Intervensi ini dilakukan karena lingkungan bersih dapat

meminimalkan terjadinya infeksi.( Doengoes, Marilyn E,

dkk.2000)

d) Batasi pengunjung

Intervensi ini dilakukan untuk mencegah INOS/ Infeksi

Nosokomial( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

e) Lakukan tindakan perawatan luka dengan prinsip steril

Intervensi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi

seminimal mungkin( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000 )

f) Anjurkan pasien untuk menjaga luka tetap bersih dan kering.

Page 28: BAB III

Intervensi ini dilakukan karena daerah yang lembab merupakan

tempat berkembang biak kuman.( Doengoes, Marilyn E,

dkk.2000 )

g) Anjurkan pasien mengkonsumsi diit TKTP dan putih telur minimal

3 butir sehari

Intervensi ini dilakukan karena keseimbangan kalori dan protein

mempercepat kesembuhan pasien( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000

)

h) Kelola pemberian antibiotik ( cefadroxil 500mg/12jam per oral )

Intervensi ini dilakukan karena antibiotik berfungsi untuk

mencegah terjadinya infeksi( Doengoes, Marilyn E, dkk.2000)

Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori :

a) Ganti linen setiap hari

Intervensi ini dilakukan untuk mencegah kerusakan kulit dan

potensial pertumbuhan bakteri

Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus :

Tidak ada

4. PELAKSANAAN

Page 29: BAB III

Pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam tahap proses

keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan

(tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan

keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal

diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik

komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang

hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien.

(Aziz.A , 2007)

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna

membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Asmadi, 2008)

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi

yang disusun pada Ny.”B” penulis bekerjasama dengan perawat diruang

perawatan, dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien, serta

melibatkan keluarga pada setiap tindakan keperawatan. Penulis

melaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan yang dibuat sesuai

dengan teori dan kondisi pasien. Pelaksanaan dalam laporan kasus ini

pada dasarnya sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat dalam tiap-

tiap diagnosa. Rencana tindakan yang penulis buat seluruhnya, sebagian

ada yang dapat dilakukan sebagian lagi tidak dilakukan, hal ini didukung

oleh adanya kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain dan keluarga

dalam membantu tercapainya tujuan.

Page 30: BAB III

Adapun pembahasannya sebagai berikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis : proses perjalanan penyakit

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis sesuai rencana antara

lain :

1) Mengkaji nutrisi secara seksama

2) Mengauskultasi bising usus

3) Memberi makan dan minum dalam porsi kecil tapi sering,

mengurangi mual dan meningkatkan pemasukan.

4) Memberikan lingkungan yang nyaman saat makan dapat

mendukung keinginan untuk makan.

5) Memberikan penyuluhan tentang diit TKTP

6) Mengelola pemberian diit TKTP

7) Mengelola viliron 1x1 tablet/24jam per oral

b. Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis sesuai rencana antara

lain :

1) Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif (P, Q, R, S, T )

2) Mengobservasi tanda- tanda vital (TD dan R )

3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

Page 31: BAB III

4) Mengajarkan penggunaan tehnik non farmakologi

5) Melibatkan pasien dalam modalitas pengurangan nyeri,

mempermudah dalam melakukan penanganan nyeri.

6) Mengelola analgetik ( asammefenamat 3x500mg/8jam per oral )

c. Defisit Self Care : Toileting berhubungan dengan kelemahan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis sesuai rencana antara

lain :

1) Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri

2) Membantu pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari (toileting).

3) Melatih pasien untuk melakukan aktifitas secara bertahap

4) Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas pasien.

5) Memotivasi pasien untuk mobilitas secara bertahap

d. Resiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis sesuai rencana antara

lain :

1) Mengkaji tanda- tanda infeksi ( K,D, R,T dan F )

2) Mengobservasi tanda-tanda vital ( suhu dan Nadi ) dan hasil

pemeriksaan AL

Page 32: BAB III

3) Menciptakan lingkungan yang bersih

4) Membatasi pengunjung

5) Mengganti linen setiap hari

6) Melakukan tindakan perawatan luka dengan prinsip steril

7) Menganjurkan pasien untuk menjaga luka tetap bersih dan kering.

8) Menganjurkan pasien mengkonsumsi diit TKTP dan putih telur

minimal 3 butir sehari

9) Mengelola pemberian antibiotik ( cefadroxil 500mg/12jam per oral

)

5. EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan

cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan

tercapai atau tidak. (Aziz.A , 2007)

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang

teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan. (Asmadi, 2008)

Evaluasi yang dilakukan penulis selama mengambil kasus adalah

evaluasi proses dan evaluasi hasil. Dari 4 diagnosa yang muncul, 3

dignosa telah tercapai dan 1 diagnosa telah tercapai sebagian. Setiap hari

Page 33: BAB III

dilakukan evaluasi SOAP untuk mengetahui perkembangan klien atau

menilai tercapainya tujuan.

Evaluasi hasil keperawatan dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan

standar yang telah ditentukan.

b. Tujuan tercapai sebagian/klien masih dalam proses pencapaian tujuan

jika klien menunjukkan perubahan sebagian kriteria yang telah

ditetapkan.

c. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan

dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru

( Asmadi, 2008 )

Diagnosa keperawatan yang evaluasi hasilnya dapat dicapai sesuai

perencanaan adalah :

1) Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan

Tujuan ini tercapai pada tanggal 14 Juli 2012 dengan kriteria :

a) Pasien mengatakan nyeri hilang, skala

b) Wajah tampak rileks

c) Pasien mampu melakukan nafas dalam

d) TD : 110/80

e) R: 20 x/menit

Page 34: BAB III

Masalah nyeri teratasi, tetapi penulis memberikan discharge planning

pada pasien karena pasien BLPL ( Boleh Pulang ), yaitu :

Minum obat asammefenamat 3x500mg/8 jam per oral ( jam

08.00/jam16.00/ jam24.00 ) sehabis makan kalau perlu apabila terasa

nyeri.

2) Defisit Self Care : Toileting berhubungan dengan kelemahan

Tujuan ini tercapai pada tanggal 14 Juli 2012 dengan kriteria :

a) Pasien dapat mandiri dalam perawatan diri ( score 0)

b) Pasien tampak lebih bersih

c) Pasien mampu membersihkan diri setelah toileting

Masalah defisit self care toileting teratasi, tetapi penulis memberikan

discharge planning pada pasien karena pasien BLPL ( Boleh Pulang ),

yaitu :

Menganjurkan pasien mandi 2x sehari dan menjaga kebersihan badan.

3) Resiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan

Tujuan ini tercapai pada tanggal 14 Juli 2012 dengan kriteria :

a) Tidak muncul tanda- tanda infeksi ( Kalor, Dolor, Rubor, Tumor

dan Fungsiolesa) pada luka bekas operasi.

b) Suhu :36,2oC

Page 35: BAB III

c) Nadi : 80x/menit

d) Balutan luka bersih

Masalah resiko infeksi teratasi, tetapi penulis memberikan

discharge planning pada pasien karena pasien BLPL ( Boleh

Pulang ), yaitu :

(1) Jaga luka agar tetap kering

(2) Jika ada tanda-tanda bengkak, sakit dan panas pada luka segera

periksa ke Puskesmas terdekat

(3) Perhatikan kebersihan kassa penutup luka

(4) Makan putih telur minimal 3 butir sehari

(5) Minum obat secara teratur Cefadroxil 2x500mg (jam

08.00/jam20.00 )sehabus makan dan harus dihabiskan.

Diagnosa keperawatan yang evaluasinya tercapai sebagian antara

lain :

1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis : proses perjalanan penyakit

Tujuan ini tercapai sebagian pada tanggal 14 Juli 2012 dengan

kriteria :

Tujuan yang sudah teratasi :

a) Pasien mengetahui tentang diit TKTP

Page 36: BAB III

b) Pasien termotivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi

c) Mukosa bibir lembab

d) Bising usus 12x/menit

e) Konjungtiva merah muda

Tujuan yang belum teratasi :

a) Asupan nutrisi pasien ¾ porsi

Tujuan ini belum tercapai karena pada tanggal 14 Juli 2012

asupan nutrisi pasien hanya ¾ porsi diit TKTP, sedangkan

tujuan tercapai apabila pasien mampu menghabiskan 1 porsi

diit TKTP dan minimal 3 butir telur.

Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh teratasi sebagian, tetapi penulis memberikan discharge

planning pada pasien karena pasien BLPL ( Boleh Pulang ),

yaitu :

(1) Tingkatkan asupan nutrisi diit TKTP dan minum sehari 2

liter

(2) Makan putih telur minimal 3 butir sehari

(3) Minum obat secara teratur viliron 1x1/24jam ( jam 08.00 )

sehabis makan

B. DOKUMENTASI

Page 37: BAB III

Dokumentasi merupakan kumpulan informasi kesehatan pasien yang

dilakukan perawat sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap

asuhan keperawatan yang dilakukan perawat terhadap pasien dalam

melakukan asuhan keperawatan. ( Iqbal, 2007 )

Untuk dapat mengetahui atau memonitor perkembangan status

kesehatan pasien pendokumentasian dilengkapi mulai dari pengkajian sampai

evaluasi yang dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang efektif bagi

tim kesehatan.

Pada pasien kelolaan, penulis telah melakukan pendokumentasian

secara lengkap dengan tanggal pelaksanaan, jam pelaksanaan, paraf, dan nama

terang pada pemeriksaan rencana keperawatan. Selain itu penulis telah

mendokumentasikan tindakan keperawatan pada lembar asuahan keperawatan

yang ada di ruang Anggrek 1 RSUP Dr. Sardjito.

Penulis mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan pada

pasien Ny”B” mulai dari :

1. Pengkajian yang meliputi identitas pasien, data fokus serta pemeriksaan

fisik yang kemudian dapat dikelompokkan menjadi data subyektif dan

data obyektif

2. Diagnosa keperawatan setelah dilakukan analisa data terdapat 5 diagnosa

yang muncul. Diagnosa dibagi menjadi 3 yaitu diagnosa aktual, potensial

dan peningkatan kesejahteraan.

3. Perencanaan, disusun berdasarkan kriteria SMART

Page 38: BAB III

4. Pelaksanaan, dibagi menjadi 3 yaitu pelaksanaan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

5. Evaluasi dibagi menjadi 2 yaitu evaluasi proses yang mengacu pada

intervensi dan evaluasi hasil yang mengacu pada tujuan dengan lembar

perawatan.

Dalam kasus ini penulis langsung mendokumentasikan setiap

implementasi yang dilakukan dengan mencantumkan nama, tanda tangan,

jam, dan tanggal pelaksanaan.

Hal ini untuk menghindari tindakan berulang dan mencegah hilangnya

informasi serta sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat. Dalam

melaksanakan proses keperawatan pada kasus ini penulis telah

mendokumentasikan secara lengkap mulai dari pengkajian sampai

evaluasi, setelah itu penulis mendokumentasikan tindakan keperawatan

dalam sumber asuhan keperawatan.