BAB III

9
BAB III JARINGAN IRIGASI 3.1 LAY OUT Lay out adalah peta kontur suatu daerah yang menunjukkan bentuk muka tanah dan area sungai suatu lokasi yang biasanya disertai dengan nama daerah yang tersedia. Digunakan sebagai acuan awal dalam membuat sistem irigasi dan perletakkan petak-petak sawah serta saluran yang direncanakan (primer, sekunder, tersier). Dari lay out tersebut akan didapatkan gambaran perletakkan, jarak, serta luasan yang diinginkan/dibuat dalam perencanaan. Gambar 3.1 Lay out

description

BAB III

Transcript of BAB III

  • BAB III JARINGAN IRIGASI

    3.1 LAY OUT Lay out adalah peta kontur suatu daerah yang menunjukkan bentuk muka

    tanah dan area sungai suatu lokasi yang biasanya disertai dengan nama daerah yang tersedia. Digunakan sebagai acuan awal dalam membuat sistem irigasi dan perletakkan petak-petak sawah serta saluran yang direncanakan (primer, sekunder, tersier). Dari lay out tersebut akan didapatkan gambaran perletakkan, jarak, serta luasan yang diinginkan/dibuat dalam perencanaan.

    Gambar 3.1 Lay out

  • 3.2 NOMEN KELATUR Nomen klatur adalah tatacara pemberian nama-nama pada jaringan irigasi

    (petak dan bangunan). Nama-nama yang diberikan dalam jaringan irigasi dan saluran pembuang serta bangunan harus jelas dan logis. Nama yang diberikan harus pendek dan tidak punya tafsan ganda. Jika dibuat bangunan baru tidak harus merubah tata nama bangunan yang sudah ada.

    Gambar 3.2 Nomenkelatur

  • 3.3 HITUNGAN NFR Kebutuhan air bagi tanaman didefinisikan sebagai tebal air yang di

    butuhkan untuk memenuhi jumlah air yang hilang melalui evapotranspirasi suatu tanaman sehat, tumbuh pada areal yang luas, pada tanah yang menjamin cukup lengas tanah, kesuburan tanah, dan lingkungan hidup tanaman cukup baik sehingga secara potensial tanaman akan berproduksi secara baik (Sudjarwadi, 1979). Kebutuhan air tanaman di pengaruhi oleh beberapa faktor evaporasi, transpirasi, yang kemudian di hitung sebagai evapotranspirasi (Anonim, 1996). Pemberian air secara golongan adalah untuk efisiensi, memperkecil kapasitas saluran pembawa dan seringkali untuk menyesuaikan pelayanan irigasi menurut variasi debit yang tersedia pada tempat penangkap air, misalnya bendung pada sungai (Sudjarwadi, 1979).

    Kebutuhan bersih air di sawah (NFR) memperhitungkan curah hujan efektif. Kebuituhan air di sawah dinyatakan dalam mm/hari atau 1/dt/ha/ tidak disediakan kelonggaran untuk efisiensi irigasi di jaringan tersier dan utama. Efisiensi juga dicakup dalam memperhitungkan kebutuhan pengambilan irigasi (m3/dt).

    Pada perancangan kearian di kawasan Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini kami mendapatkan data-data sebagai berikut, dimana dari data-data tersebut di dapatkan hasil seperti pada tabel 3.1 : 1. Luas lahan akan di buka untuk irigasi : 2000 Ha, lokasi lahan di sebelah kiri 2. Pada waktu banjir sungai membawa pasir 3. Pola Tanam : Padi Padi Palawija 4. Persiapan lahan : 40 hari 5. Tanah dalam keadaan bero 6. Tanaman padi dipakai menurut rekomendasi yang terbaik, NEDECO

    Unggul

    7. Data hujan dimulai dari November Oktober yaitu 2, 3.6, 3.8, 4.1, 5, 5.3, 5.1, 4.2, 2.9, 2, 1, 1.

    8. Data Eto November Oktober yaitu 5.1, 4.3, 4.5, 4.7, 4.8, 4.5, 3.8, 3.6, 4, 5, 5.7, 5.8

    9. Data peta situasi wilayah dan kros sungai di berikan (terlampir) 10. Perkolasi 2 ; Lama penyiapan lahan 45 hari 1,5 bulan

  • Tabel 3.1 Perhitungan NFR (1 dari 3)

    Analisis Perhitungan Golongan 1 :

    1. Kolom Eto, P, WLR, Etc dan NFR dalam Satuan mm/hari 2. Koefisien tanaman (C1,C2, dan C3) padi dipakai NEDECO, varietas unggul.

    Dapat di lihat di KP-01 Lampiran 2, Tabel A.2.2. Harga harga koefisien1 tanaman padi

    3. Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan, mencari Etc pada November (1) : Tanaman pertama M = (1,1 x Eto) + P = (1,1 x 4,8) + 2 = 7,17 mm/hari

    S = 300 K = S

    MT =

    3004517,7 x

    = 1,0755

    IR = Etc = 1kk

    e

    Me=

    117,7

    0755,1

    0755,1

    e

    xe= 10,88 mm/hari

    4. Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total di

    kurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan. Tanaman pertama pada November (1), NFR = Eto - Re = 10,88 2,8 = 8,08 mm/hari

  • 5. Tanaman pada Desember (2), Etc = Eto x c rata-rata = 4,3 x 1,27 = 5,45 mm/hari 6. Tanaman pada Desember (2), NFR = Etc + P - Re + WLR = 5,45 + 2 3,6 + 1,7 = 5,55 mm/hari 7. Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan, mencari Etc pada Maret (2) : Tanaman Kedua M = (1,1 x Eto) + P = (1,1 x 4,65) + 2 = 7,115 mm/hari

    S = 300 K = S

    MT =

    30045115,7 x

    = 1,0673

    IR = Etc = 1kk

    e

    Me=

    1115,7

    0673,1

    0673,1

    e

    xe= 10,85 mm/hari

    8. Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total di

    kurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan. Tanaman pertama pada Maret (2), NFR = Eto - Re = 10,85 5,15 = 5,70 mm/hari

    9. Tanaman pada Mei (1), Etc = Eto x c rata-rata = 3,8 x 1,27 = 4,81 mm/hari

    10. Tanaman pada Mei (1), NFR = Etc + P - Re + WLR = 4,81 + 2 5,1 + 1,7 = 3,41 mm/hari

  • Tabel 3.1 Lanjutan Perhitungan NFR (2 dari 3) :

    Analisis Perhitungan Golongan 2 : 1. Kolom Eto, P, WLR, Etc dan NFR dalam Satuan mm/hari 2. Koefisien tanaman (C1,C2, dan C3) padi dipakai NEDECO, varietas unggul.

    Dapat di lihat di KP-01 Lampiran 2, Tabel A.2.2. Harga harga koefisien1 tanaman padi

    3. Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan, mencari Etc pada November (2) : Tanaman pertama M = (1,1 x Eto) + P = (1,1 x 4,8) + 2 = 7,17 mm/hari

    S = 300 K = S

    MT =

    3004517,7 x

    = 1,0755

    IR = Etc = 1kk

    e

    Me=

    117,7

    0755,1

    0755,1

    e

    xe= 10,88 mm/hari

    4. Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total di

    kurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan. Tanaman pertama pada November (2), NFR = Eto - Re = 10,88 2,8 = 8,08 mm/hari

    5. Tanaman pada Januari (1), Etc = Eto x c rata-rata = 4,5 x 1,27 = 5,70 mm/hari

  • 6. Tanaman pada Januari (1), NFR = Etc + P - Re + WLR = 5,70 + 2 3,8 + 1,7 = 5,60 mm/hari 7. Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan, mencari Etc pada April (1) : Tanaman Kedua M = (1,1 x Eto) + P = (1,1 x 4,15) + 2 = 6,565 mm/hari

    S = 300 K = S

    MT =

    30045565,6 x

    = 0,9848

    IR = Etc = 1kk

    e

    Me=

    1565,6

    9848,0

    9848,0

    e

    xe= 10,48 mm/hari

    8. Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total di

    kurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan. Tanaman kedua pada April (1), NFR = Eto - Re = 10,48 5,20 = 5,28 mm/hari

    9. Tanaman pada Mei (2), Etc = Eto x c rata-rata = 3,8 x 1,27 = 4,81 mm/hari

    10. Tanaman pada Mei (2), NFR = Etc + P - Re + WLR = 4,81 + 2 5,1 + 1,7 = 3,41 mm/hari

    Tabel 3.1 Lanjutan Perhitungan NFR (3 dari 3)

  • Analisis Perhitungan Golongan 3 : 1. Kolom Eto, P, WLR, Etc dan NFR dalam Satuan mm/hari 2. Koefisien tanaman (C1,C2, dan C3) padi dipakai NEDECO, varietas unggul.

    Dapat di lihat di KP-01 Lampiran 2, Tabel A.2.2. Harga harga koefisien1 tanaman padi.

    3. Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan, mencari Etc pada Desember (1) : Tanaman pertama M = (1,1 x Eto) + P = (1,1 x 4,37) + 2 = 6,80 mm/hari

    S = 300 K = S

    MT =

    3004580,6 x

    = 1,0205

    IR = Etc = 1kk

    e

    Me=

    180,6

    0205,1

    0205,1

    e

    xe= 10,63 mm/hari

    4. Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total di

    kurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan. Tanaman I pada Desember (1), NFR = Eto - Re = 10,63 3,7 = 6,93 mm/hari

    5. Tanaman pada Januari (2), Etc = Eto x c rata-rata = 4,5 x 1,27 = 5,70 mm/hari 6. Tanaman pada Januari (2), NFR = Etc + P - Re + WLR = 5,70 + 2 3,8 + 1,7 = 5,60 mm/hari 7. Kebutuhan air total untuk penyiapan lahan, mencari Etc pada April (2) : Tanaman Kedua M = (1,1 x Eto) + P = (1,1 x 4,15) + 2 = 6,565 mm/hari

    S = 300 K = S

    MT =

    30045565,6 x

    = 0,9848

    IR = Etc = 1kk

    e

    Me=

    1565,6

    9848,0

    9848,0

    e

    xe= 10,48 mm/hari

    8. Kebutuhan air netto untuk penyiapan lahan sama dengan kebutuhan total di

    kurangi curah hujan efektif rata-rata selama periode penyiapan lahan. Tanaman kedua pada April (2), NFR = Eto - Re = 10,48 5,20 = 5,28 mm/hari

    9. Tanaman pada Juni (1), Etc = Eto x c rata-rata = 3,6 x 1,27 = 4,56 mm/hari 10. Tanaman pada Juni (1), NFR = Etc + P - Re + WLR = 4,56 + 2 4,2 + 1,7 = 4,06 mm/hari

  • 11. NFR rata-rata tanaman kedua pada Juni (1)

    NFR rata-rata = 3

    321 NFRgolNFRgolNFRgol ++

    306,441,341,3 ++

    =

    = 4,15 mm/hari 12. Dengan cara yang sama di dapat NFR dari awal penyiapan November (1)

    sampai Agustus (2) didapat NFR maksimum yaitu 7,7 mm/hari pada bulan Desember (1).