BAB III

59
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setyosari (2010:43) mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dapat kita lakukan dalam situasi praktis, dengan maksud untuk meningkatkan atau memperbaiki situasi praktis. Penelitian tindakan kelas dapat kita lakukan secara bersama-sama dengan peneliti profesional dengan tujuan untuk meningkatkan, misalnya strategi, praktik, dan pengetahuan dalam situasi riil di lapangan. Melalui penelitian tindakan kelas ini, akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks siswa. Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Hasil proses tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Desain Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Tripp dalam 87

description

tindakan kelas 3

Transcript of BAB III

  • 87

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Setyosari (2010:43) mendefinisikan penelitian tindakan

    kelas merupakan penelitian yang dapat kita lakukan dalam situasi praktis, dengan

    maksud untuk meningkatkan atau memperbaiki situasi praktis. Penelitian

    tindakan kelas dapat kita lakukan secara bersama-sama dengan peneliti

    profesional dengan tujuan untuk meningkatkan, misalnya strategi, praktik, dan

    pengetahuan dalam situasi riil di lapangan. Melalui penelitian tindakan kelas ini,

    akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembelajaran khususnya

    pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks.

    Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus

    I dan siklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks siswa. Siklus I digunakan

    sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Hasil proses tindakan pada siklus II

    bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita berdasarkan teks

    cerita pendek sesuai karakteristik teks setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan

    belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.

    Desain Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memperbaiki

    pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Tripp dalam

    87

  • 88

    Subyantoro (2012:34) menyatakan rancangan penelitian tindakan kelas mencakup

    empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat

    tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas tersebut digunakan secara sistematis

    dan diterapkan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Desain Penelitian

    Tindakan Kelas dapat dilihat pada bagan 1 berikut.

    Bagan 1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    3.1.1 Prosedur Penelitian Siklus I

    Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus I terdiri atas empat tahap,

    yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap-tahap proses

    penelitian tindakan kelas diuraikan sebagai berikut.

    3.1.1.1 Perencanaan Penelitian Siklus I

    Tahap perencanaan merupakan persiapan pembelajaran keterampilan

    bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks.

    Persiapan yang dilakukan yaitu membuat rencana pembelajaran, dilanjutkan

  • 89

    dengan menentukan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memecahkan

    masalah inti. Masalah yang dialami yaitu pembelajaran keterampilan berbahasa

    dalam hal mengkomunikasikan sesuatu hal secara lisan, terlebih untuk

    keterampilan bercerita di SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali. Kondisi

    yang sesungguhnya menunjukkan bahwa masih rendah atau belum optimalnya

    kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan sesuatu hal secara lisan terlebih

    bercerita. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mencoba

    mengubah atau dapat pula menyempurnakan sebagai langkah perbaikan strategi

    pembelajaran agar minat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran makin

    meningkat.

    Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan sebagai

    langkah-langkah dalam pelaksanaan siklus I adalah (1) meminta izin penelitian

    pada pihak sekolah yang bersangkutan; (2) melakukan kolaborasi dengan guru

    mata pelajaran bahasa Indonesia; (3) menyusun rencana pembelajaran

    keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik

    teks menggunakan pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis

    pendidikan karakter; (4) menyiapkan materi pembelajaran yang relevan dengan

    pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks; (5) menyiapkan instrumen tes penelitian yang diujikan

    melalui lembar tes pengetahuan (pemahaman) dan lembar tes unjuk kerja lisan;

    (6) menyiapkan instrumen nontes berupa lembar observasi, lembar jurnal (siswa

    dan guru), wawancara, dan dokumentasi foto; (7) menyiapkan fasilitas dan sarana

  • 90

    pendukung yang diperlukan di dalam kelas; dan (8) menyiapkan tim penelitian

    untuk membantu mengambil data.

    Langkah pertama, peneliti meminta izin penelitian kepada pihak sekolah

    yang bersangkutan. Langkah ini sangat penting guna kelancaran pelaksanaan

    penelitian, terlebih kerja sama yang baik antara peneliti dengan pihak sekolah.

    Selain itu perizinan pihak sekolah merupakan hal vital karena terkait dengan

    subjek penelitian.

    Langkah kedua, melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran

    bahasa Indonesia. Peneliti dapat menggali informasi melalui tanya jawab kepada

    guru mata pelajaran bahasa Indonesia terkait dengan karakteristik siswa kelas

    yang akan diteliti. Mempelajari kondisi kelas akan membantu peneliti untuk dapat

    menguasai kelas. Selain itu, masukan dari guru yang bersangkutan mengenai

    materi yang diajarkan juga sangat membantu peneliti.

    Langkah ketiga, menyusun rencana pembelajaran keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan

    pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter.

    Langkah ini mempunyai peranan penting, terutama ketika pelaksanaan penelitian

    tindakan kelas. Menyusun rencana pembelajaran merupakan pedoman

    pembelajaran yang akan dilaksanakan ketika mengajar.

    Langkah keempat, menyiapkan materi pembelajaran. Selain rencana

    pembelajaran yang harus dipersiapkan sebelum mengajar, materi pembelajaran

    sangat perlu diperhatikan. Materi pembelajaran yang akan disampaikan

  • 91

    hendaknya sesuai dengan keadaan dan sesuai dengan keterampilan siswa, selain

    itu materi pembelajaran harus dikuasai dengan baik.

    Langkah kelima, menyiapkan instrumen tes penelitian yang diujikan

    melalui lembar tes pengetahuan (pemahaman) dan lembar tes unjuk kerja lisan.

    Lembar teks pengetahuan (pemahaman) digunakan untuk mengukur tingkat

    pemahaman siswa setelah membaca cerita pendek. Lembar tes unjuk kerja lisan

    digunakan ketika siswa secara individu praktik bercerita setelah melihat tayangan

    media audiovisual. Lembar tes unjuk kerja lisan memuat aspek-aspek penilaian

    yang harus diperhatikan siswa, karena ini merupakan poin penting dasar penilaian

    keterampilan bercerita.

    Langkah keenam, menyiapkan instrumen nontes berupa lembar observasi,

    lembar jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Instrumen ini akan digunakan

    pada tahap observasi pembelajaran keterampilan bercerita.

    Langkah ketujuh, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

    diperlukan di kelas. Fasilitas dan sarana berupa kelas, lembar tugas, dan media

    pembelajaran yang harus dipersiapkan secara matang agar saat pengambilan data

    berjalan dengan baik.

    Langkah kedelapan, menyiapkan tim penelitian dan mengambil data.

    Tim penelitian adalah siapa pun yang mampu membantu dalam penelitian ini.

    Membantu yang dimaksud, yaitu membantu kegiatan observasi untuk mengambil

    dokumentasi foto dan alat untuk observasi yang dibutuhkan ketika penelitian

    berlangsung.

  • 92

    3.1.1.2 Tindakan Siklus I

    Tahap tindakan sebagai langkah yang dilakukan untuk perbaikan,

    perubahan, dan peningkatan dari solusi pemecahan masalah. Tindakan yang

    dilakukan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pada siklus

    ini, dilakukan tiga kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan terdiri atas

    tiga tahap proses pembelajaran sebagai berikut.

    Pertemuan pertama, kegiatan pendahuluan. Kegiatan pembelajaran

    dimulai dengan siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri

    siap belajar. Guru dan siswa bertanya jawab tentang teks cerita pendek yang

    dikomunikasikan secara lisan. Setelah kegiatan apersepsi ini, guru menyampaikan

    tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberikan penjelasan tentang

    manfaat menguasai materi pembelajaran keterampilan bercerita. Guru

    menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran, dilanjutkan dengan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    Kegiatan inti pembelajaran terdiri atas lima tahap atau lima langkah

    pembelajaran, yaitu: mengamati; menanya; menalar; mencoba; dan

    mengkomunikasikan. Tahap mengamati mencakup: (1) Guru membagikan lembar

    kerja kelompok (Tugas 1 Memahami Teks Cerita Pendek) dan teks cerita pendek

    Dia Sama Dia. (2) Guru mengajak siswa untuk memperhatikan media

    audiovisual yang akan ditayangkan. (3) Siswa menyaksikan tayangan visualisasi

    cara bercerita, tahapan-tahapan bercerita, pemodelan bercerita dengan teliti dan

    bertanggung jawab. (4) Siswa berkelompok, masing-masing kelompok terdiri

    atas empat siswa. (5) Siswa mencermati dan membaca cerita pendek yang telah

  • 93

    diberikan dengan teliti dan bertanggung jawab. (6) Siswa membangun

    pemahaman mengenai isi cerpen terlebih memperhatikan karakteristik teks

    dengan mencermati unsur pembangun cerita pendek dan memahami materi

    tentang bercerita dengan teliti dan bertanggung jawab.

    Tahap menanya mencakup: (7) siswa berdiskusi secara kelompok

    menganalisis dan mengidentifikasi teks cerita pendek berdasarkan karakteristik,

    unsur pembangun cerita pendek, dan teknik bercerita berdasarkan pemodelan

    bercerita pada tayangan media audiovisual yang telah disaksikan dengan saling

    menghargai pendapat teman dan bahasa yang santun. (8) Siswa bersama guru

    tanya jawab tentang teknik bercerita dan beberapa aspek yang perlu diperhatikan

    ketika praktik bercerita berdasarkan cerita pendek yang telah dibaca dengan

    saling menghargai pendapat teman dan bahasa yang santun. (9) Guru

    menjelaskan tahapan-tahapan bercerita dan teknik bercerita berdasarkan teks

    cerita pendek yang telah dibaca dengan memperhatikan karakteristik teks dan

    unsur pembangun cerita pendek. (10) Guru menanyakan respon siswa terhadap isi

    teks cerita pendek, materi tentang bercerita. (11) Guru memberikan penugasan

    kepada siswa untuk mencermati lembar kerja kelompok (Tugas 1 Memahami

    Teks Cerita Pendek) berkaitan dengan isi teks cerita pendek dan materi tentang

    bercerita.

    Tahap menalar mencakup: (12) guru meminta siswa untuk

    mengidentifikasi isi teks cerita pendek, tahapan dan teknik bercerita berdasarkan

    teks cerita pendek. (13) Siswa melakukan kegiatan bernalar dalam lingkup

    kelompok mengaitkan teknik bercerita terhadap cara mengkomunikasikan secara

  • 94

    lisan cerita pendek yang telah dibaca dengan jujur, peduli, dan bertanggung

    jawab.

    Tahap mencoba mencakup: (14) siswa mengidentifikasi isi teks cerita

    pendek, tahapan dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek dengan jujur

    dan bertanggung jawab. (15) Siswa dalam lingkup kelompok mencermati,

    menganalisis, lalu menyusun kerangka teks cerita pendek sebagai persiapan

    praktik bercerita dengan memperhatikan tahapan dan teknik bercerita ketika

    praktik bercerita dengan jujur dan bertanggung jawab.

    Tahap mengkomunikasikan mencakup: (16) siswa menampilkan hasil

    kerja kelompok dengan mempresentasikannya di depan kelas dengan percaya diri,

    bertanggung jawab, dan bahasa yang benar. (17) Guru meminta siswa lain untuk

    peduli dengan memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang

    presentasi. (18) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing, selanjutnya

    siswa melaksanakan tes pengetahuan.

    Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penutup, pada kegiatan ini siswa

    dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu,

    siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat

    catatan penguasaan materi. Kemudian siswa melaksanakan evaluasi, dilanjutkan

    dengan saling memberi umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah

    dicapai. Siswa menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan praktik

    bercerita berdasarkan teks cerita pendek yang telah dibaca.

    Pertemuan kedua, kegiatan pendahuluan dimulai dengan siswa

    menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar. Guru dan

  • 95

    siswa bertanya jawab berkaitan dengan tugas yang telah disepakati pada

    pertemuan sebelumnya, yaitu berlatih bercerita secara individu. Guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat menguasai materi pembelajaran

    keterampilan bercerita. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

    akan dilaksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik

    mengikuti pembelajaran.

    Selanjutnya kegiatan inti, mencakup lima langkah pembelajaran yang

    tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, meliputi: mengamati; menanya;

    menalar; mencoba; dan mengkomunikasikan. Pada tahap mengamati, kegiatan

    yang dilaksanakan yaitu: (1) siswa memperhatikan penjelasan guru berkaitan

    dengan tugas yang diberikan dan penjelasan ulang mengenai karakteristik teks

    cerita pendek, unsur pembangun cerita pendek, tahapan, dan teknik bercerita. (2)

    Bila diperlukan, guru akan memutarkan ulang media audiovisual agar siswa

    mengingat kembali bagaimana tahapan dan teknik bercerita, selain itu memahami

    cara bercerita yang tepat setelah menyimak kembali pemodelan bercerita.

    Tahap menanya, kegiatan yang dilaksanakan yaitu: (3) siswa

    berkelompok, masing-masing kelompok terdiri atas empat siswa. (4) Siswa

    berdiskusi kelompok menganalisis masalah yang menjadi kesulitan siswa ketika

    praktik bercerita dengan saling menghargai pendapat teman dan bahasa yang

    santun.

    Tahap menalar, (5) siswa menganalisis kembali kesulitan atau masalah

    ketika berlatih bercerita secara individu dan melakukan perbaikan agar praktik

    bercerita terlaksana lebih baik sesuai teknik bercerita yang tepat dengan jujur dan

  • 96

    bertanggung jawab. (6) Guru memberikan penawaran kepada siswa yang telah

    siap mencoba praktik bercerita berdasarkan teks cerita pendek Dia Sama Dia di

    hadapan teman-temannya. (7) Ketika beberapa siswa praktik bercerita di depan

    kelas, siswa yang menyaksikkan memberikan tanggapan dan komentar.

    Tahap mencoba, (8) guru memberikan lembar kerja kelompok (Tugas 2

    Praktik Bercerita Berdasarkan Teks Cerita Pendek). (9) Guru memberikan

    penugasan kepada siswa untuk simulasi atau praktik bercerita dalam kelompok

    kecil yang dilakukan secara bergiliran dengan percaya diri, bertanggung jawab.

    (10) Siswa praktik bercerita secara individu dalam kelompok kecil (tiap kelompok

    terdiri atas empat siswa), sedangkan teman lain memberikan tanggapan perbaikan

    tentang penampilan siswa yang bersangkutan dengan sikap peduli dan bahasa

    yang santun.

    Tahap mengkomunikasikan, kegiatan yang dilaksanakan yaitu: (11) guru

    meminta siswa untuk membentuk kelompok baru (gabungan dua kelompok). (12)

    Siswa praktik bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks,

    unsur pembangun cerita pendek, tahapan dan teknik bercerita dalam kelompok

    besar dengan percaya diri, bertanggung jawab, bahasa yang benar dan ekspresi

    yang menarik. (13) Siswa melakukan praktik bercerita secara menyeluruh,

    dilakukan secara bergiliran dengan jujur dan bertanggung jawab. (14) Setelah

    seluruh siswa melakukan praktik bercerita, guru memberikan teks cerita pendek

    yang berbeda (tiap kelompok mendapat empat cerita pendek untuk empat siswa

    dalam kelompok tersebut). (15) Siswa diberi penugasan untuk memahami teks

  • 97

    cerita pendek tersebut, guna penilaian praktik bercerita untuk pertemuan

    berikutnya.

    Kegiatan penutup yang dilaksanakan yaitu, siswa menyimpulkan materi

    pembelajaran keterampilan bercerita yang telah dipelajari. Siswa merefleksi

    penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan

    materi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran yang

    telah terlaksana. Kemudian siswa melaksanakan evaluasi, dilanjutkan dengan

    saling memberi umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

    Pertemuan ketiga, kegiatan pendahuluan. Siswa menjawab sapaan guru,

    berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar. Guru dan siswa bertanya jawab

    berkaitan dengan tugas pada pertemuan sebelumnya, yaitu berlatih bercerita

    secara individu dengan memperhatikan tahapan dan teknik bercerita. Guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat menguasai materi pembelajaran

    keterampilan bercerita. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

    akan dilaksanakan.

    Setelah kegiatan pendahuluan adalah kegiatan inti, mencakup lima

    langkah pembelajaran yang sama dengan pertemuan pertama dan pertemuan

    kedua, meliputi: mengamati; menanya; menalar; mencoba; dan

    mengkomunikasikan. Pada tahap mengamati, kegiatan yang dilaksanakan yaitu:

    (1) siswa memperhatikan penjelasan guru berkaitan dengan tugas yang diberikan

    dan kilas materi yang berkaitan dengan bercerita berdasarkan teks cerita pendek.

    Tahap menanya, kegiatan yang dilaksanakan yaitu: (2) guru memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

  • 98

    Tahap menalar, (3) siswa menganalisis kembali kesulitan atau masalah

    ketika berlatih bercerita berdasarkan teks cerita pendek dengan memperhatikan

    tahapan dan teknik bercerita dengan jujur dan bertanggung jawab.

    Tahap mencoba, (4) guru meminta siswa untuk melakukan simulasi atau

    praktik bercerita dalam lingkup kelompok besar dengan percaya diri,

    bertanggung jawab; (5) siswa praktik bercerita dalam lingkup kelompok besar

    secara bergiliran.

    Tahap mengkomunikasikan, kegiatan yang dilaksanakan yaitu: (6) guru

    meminta siswa bersungguh-sungguh ketika praktik bercerita sebagai evaluasi atau

    penilaian; (7) siswa praktik bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    karakteristik teks, unsur pembangun cerita pendek, tahapan dan teknik bercerita

    dengan percaya diri, bertanggung jawab, bahasa yang benar dan ekspresi yang

    menarik. (8) Sistem penilaian praktik bercerita adalah antarteman dalam lingkup

    kelompok (tiap kelompok delapan siswa).

    Setelah kegiatan inti adalah kegiatan penutup. Siswa menyimpulkan

    materi pembelajaran keterampilan bercerita yang telah dipelajari, merefleksi

    penguasaan materi dengan membuat catatan. Kemudian siswa melaksanakan

    evaluasi, dilanjutkan dengan saling memberi umpan balik hasil evaluasi

    pembelajaran yang telah dicapai.

    3.1.1.3 Observasi Siklus I

    Observasi merupakan kegiatan mengamati proses pembelajaran yang

    sedang berlangsung, khususnya reaksi dan perilaku siswa. Pengamatan reaksi

  • 99

    siswa dalam pembelajaran mencakup: proses, pengetahuan, dan keterampilan.

    Lalu, pengamatan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran mencakup sikap

    religius dan sikap sosial. Kegiatan observasi atau pengamatan ini dimaksudkan

    untuk mengumpulkan data mengenai pendekatan yang digunakan yaitu

    pendekatan scientific dan penggunaan media audiovisual berbasis pendidikan

    karakter selama proses pembelajaran berlangsung. Pengambilan data saat

    observasi atau pengamatan ini dilakukan melalui tes dan nontes.

    Proses pengambilan data tes, yaitu: (1) untuk melihat kemampuan

    pemahaman siswa sebagai wujud penilaian aspek pengetahuan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks; (2) untuk melihat

    perkembangan keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    karakteristik teks yang dimiliki oleh tiap-tiap siswa. Data tes pengetahuan siswa

    dilakukan dengan memberikan tes pemahaman kepada siswa, yaitu dengan

    memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan isi teks cerita pendek yang telah

    dibaca, tahapan, dan teknik bercerita. Data tes keterampilan siswa dalam

    pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks diperoleh setelah siswa melaksanakan praktik bercerita

    yang sebelumnya telah dipandu dengan penayangan media audiovisual berbasis

    pendidikan karakter. Pengambilan data tes tersebut, guna mengetahui peningkatan

    aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dimiliki siswa terlihat setelah

    dilakukan dua siklus.

    Proses pengambilan data nontes dilakukan oleh peneliti untuk melihat

    perilaku siswa, baik sikap religius maupun sikap sosial siswa selama proses

  • 100

    pembelajaran berlangsung. Beberapa aspek yang diamati untuk mendukung

    pengambilan data nontes adalah perilaku siswa dan aktivitas siswa selama

    mengikuti proses pembelajaran, respon siswa terhadap pendekatan dan media

    yang digunakan dalam pembelajaran, keaktifan siswa di dalam kelas (mengajukan

    pertanyaan, memberikan tanggapan, memberikan pernyataan).

    Data nontes diperoleh melalui observasi, jurnal penelitian, wawancara,

    dan dokumentasi foto. Pertama observasi, pengamatan siswa dilakukan untuk

    mengetahui perilaku siswa, baik sikap religius maupun sikap sosial siswa selama

    pembelajaran berlangsung. Kedua jurnal penelitian, penggunaan jurnal untuk guru

    dan jurnal siswa dalam proses pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan

    teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan

    scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter. Ketiga

    wawancara, kegiatan ini untuk mengetahui pendapat siswa yang dilakukan di luar

    pembelajaran kepada perwakilan siswa yang memperoleh nilai rendah, sedang,

    dan tinggi. Kelima dokumentasi foto, digunakan sebagai laporan sekaligus bukti

    pendukung berupa gambar dan aktivitas selama pembelajaran berlangsung.

    Semua data yang diperoleh dari observasi, jurnal penelitian, wawancara, maupun

    dokumentasi foto diuraikan secara deskriptif dan lengkap.

    3.1.1.4 Refleksi Siklus I

    Tahap refleksi merupakan evaluasi terhadap proses tindakan dari hasil

    pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks pada siklus I. Data yang terkumpul baik dari hasil tes

  • 101

    maupun nontes, dianalisis oleh peneliti. Analisis data dilakukan untuk mengetahui

    keunggulan dan kekurangan pembelajaran yang telah terlaksana. Hasil analisis

    digunakan sebagai pedoman untuk melakukan revisi perencanaan sebagai tindak

    lanjut pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita

    pendek sesuai dengan karakteristik teks selanjutnya.

    3.1.2 Prosedur Penelitian Siklus II

    Prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus II terdiri atas empat

    tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian siklus II

    merupakan tindak lanjut dan perbaikan dari siklus I. Merujuk pada hasil refleksi

    siklus I diperbaiki pada siklus II.

    3.1.2.1 Perencanaan Penelitian Siklus II

    Perencanaan penelitian siklus II mengacu pada refleksi yang telah

    dilakukan pada siklus I, peneliti memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II.

    Proses penelitian tindakan kelas pada siklus II sebagai revisi perencanaan

    dilakukan dengan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan pada tahapan-tahapan

    penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan

    refleksi. Selain itu, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada

    siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi pada siklus I.

    Perbaikan yang dilakukan sebagai langkah perencanaan siklus II,

    mencakup: (1) perbaikan penyusunan rencana pembelajaran keterampilan

    bercerita berdasarkan teks cerita pendek dengan lebih terencana; (2)

  • 102

    penyempurnaan media audiovisual agar lebih berterima dan layak sehingga

    mudah dipahami siswa; (3) menyiapkan instrumen penelitian guna mendukung

    pelaksanaan penelitian siklus II, berupa pedoman penilaian, jurnal guru, jurnal

    siswa, dan pedoman wawancara; dan (4) mengkonsultasikan rencana penelitian

    siklus II kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

    Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran siklus I digunakan

    sebagai acuan perbaikan untuk menindaklanjuti pembelajaran siklus II. Hal ini

    dimaksudkan, agar pelaksanaan pembelajaran siklus II meningkat bila

    dibandingkan dengan pembelajaran siklus I.

    3.1.2.2 Tindakan Siklus II

    Tindakan pada siklus II bertujuan untuk memperbaiki hasil revisi

    tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Salah satunya hasil refleksi siswa

    pada akhir pembelajaran sebagai pertimbangan peneliti untuk melakukan

    perbaikan pembelajaran pada siklus II. Sebagaimana tindakan siklus I, tindakan

    siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan yang meliputi tiga tahap kegiatan

    pembelajaran, yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

    Pada kegiatan ini memuat tahap mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

    mengkomunikasikan. Berikut uraian tindakan siklus II.

    Pertemuan pertama, kegiatan pendahuluan dimulai dengan

    mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Siswa diberi

    pertanyaan umpan balik tentang kesulitan dan kemudahan praktik bercerita

    berdasarkan cerita pendek dan hasil pembelajaran bercerita menggunakan

  • 103

    pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter.

    Selanjutnya, peneliti mengumumkan hasil tes pengetahuan dan tes keterampilan

    bercerita yang diperoleh siswa pada siklus I. Peneliti juga menegaskan penerapan

    pendekatan scientific dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter dalam

    pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek.

    Memotivasi siswa agar bersunggung-sungguh dan bersemangat melaksanakan

    pembelajaran bercerita berdasarkan teks cerita pendek.

    Kegiatan inti pembelajaran, tahap mengamati; (1) siswa diingatkan

    kembali tentang karakteristik teks cerita pendek, unsur pembangun cerita pendek,

    tahapan dan teknik bercerita; (2) guru membagikan lembar kerja kelompok

    (Tugas 1 Memahami Teks Cerita Pendek) dan teks cerita pendek Elisa dan Kue

    Mimpi; (3) guru mengajak siswa untuk memperhatikan media audiovisual yang

    akan ditayangkan; (4) siswa menyaksikan tayangan visualisasi cara bercerita,

    tahapan-tahapan bercerita, pemodelan bercerita dengan teliti dan bertanggung

    jawab; (5) siswa berkelompok, masing-masing kelompok terdiri atas empat siswa;

    (6) siswa mencermati dan membaca cerita pendek yang telah diberikan dengan

    teliti dan bertanggung jawab; (7) siswa membangun pemahaman mengenai isi

    cerpen terlebih memperhatikan karakteristik teks dengan mencermati unsur

    pembangun cerita pendek dan memahami materi tentang bercerita dengan teliti

    dan bertanggung jawab.

    Tahap menanya; (8) siswa berdiskusi secara kelompok menganalisis dan

    mengidentifikasi teks cerita pendek berdasarkan karakteristik, unsur pembangun

    cerita pendek, dan teknik bercerita berdasarkan pemodelan bercerita pada

  • 104

    tayangan media audiovisual yang telah disaksikan dengan saling menghargai

    pendapat teman dan bahasa yang santun. (9) Siswa bersama guru tanya jawab

    tentang teknik bercerita dan beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika

    praktik bercerita berdasarkan cerita pendek yang telah dibaca dengan saling

    menghargai pendapat teman dan bahasa yang santun.(10) Guru menjelaskan

    tahapan-tahapan bercerita dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek

    yang telah dibaca dengan memperhatikan karakteristik teks dan unsur pembangun

    cerita pendek. (11) Guru menanyakan respon siswa terhadap isi teks cerita pendek,

    materi tentang bercerita. (12) Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk

    mencermati lembar kerja kelompok (Tugas 1 Memahami Teks Cerita Pendek)

    berkaitan dengan isi teks cerita pendek dan materi tentang bercerita.

    Tahap menalar; (13) guru meminta siswa untuk mengidentifikasi isi teks

    cerita pendek, tahapan dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek. (14)

    Siswa melakukan kegiatan bernalar dalam lingkup kelompok mengaitkan teknik

    bercerita terhadap cara mengkomunikasikan secara lisan cerita pendek yang telah

    dibaca dengan jujur, peduli, dan bertanggung jawab. (15) Siswa kembali ke

    tempat duduk masing-masing, selanjutnya siswa melaksanakan tes pengetahuan.

    Tahap mencoba; (16) guru memberikan lembar kerja kelompok (Tugas 2

    Praktik Bercerita Berdasarkan Teks Cerita Pendek) dan teks cerita pendek yang

    berbeda (tiap kelompok mendapat empat cerita pendek untuk empat siswa dalam

    kelompok tersebut). (17) Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk

    simulasi atau praktik bercerita dalam kelompok kecil yang dilakukan secara

    bergiliran dengan percaya diri, bertanggung jawab. (18) Siswa praktik bercerita

  • 105

    secara individu dalam kelompok kecil (tiap kelompok terdiri atas empat siswa),

    sedangkan teman lain memberikan tanggapan perbaikan tentang penampilan

    siswa yang bersangkutan dengan sikap peduli dan bahasa yang santun.

    Tahap mengkomunikasikan; (19) siswa menampilkan hasil kerja

    kelompok dengan mewakilkan salah satu siswa untuk praktik bercerita di depan

    kelas dengan percaya diri, bertanggung jawab, dan bahasa yang benar. (20)

    Guru meminta siswa lain untuk peduli dengan memberikan tanggapan terhadap

    penampilan siswa perwakilan kelompok yang praktik bercerita.

    Kegiatan penutup, pada kegiatan ini siswa dan guru menyimpulkan

    materi pembelajaran dan merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari.

    Setelah itu, siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan

    membuat catatan penguasaan materi. Kemudian siswa melaksanakan evaluasi,

    dilanjutkan dengan saling memberi umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang

    telah dicapai. Siswa menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan

    praktik bercerita berdasarkan teks cerita pendek yang diperoleh tiap siswa.

    Pertemuan kedua, kegiatan pendahuluan dimulai dengan siswa

    menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar. Guru dan

    siswa bertanya jawab berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan manfaat

    menguasai materi pembelajaran keterampilan bercerita. Guru menjelaskan

    langkah-langkah pembelajaran, lalu memberikan motivasi kepada siswa agar

    tertarik mengikuti pembelajaran dan lebih bersungguh-sungguh.

    Kegiatan inti, (1) tahap mengamati; siswa memperhatikan penjelasan

    guru berkaitan dengan tugas yang diberikan dan kilas materi yang berkaitan

  • 106

    dengan bercerita berdasarkan teks cerita pendek. (2) Tahap menanya; guru

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian (3) tahap

    menalar; siswa menganalisis kembali kesulitan atau masalah ketika berlatih

    bercerita berdasarkan teks cerita pendek dengan memperhatikan tahapan dan

    teknik bercerita dengan jujur dan bertanggung jawab. (4) Tahap mencoba; guru

    meminta siswa untuk melakukan simulasi atau praktik bercerita dalam lingkup

    kelompok besar (tiap kelompok terdiri atas delapan siswa) dengan percaya diri,

    bertanggung jawab. Siswa praktik bercerita dalam lingkup kelompok besar secara

    bergiliran.

    (5) Tahap mengkomunikasikan; guru meminta siswa bersungguh-

    sungguh ketika praktik bercerita sebagai evaluasi atau penilaian. Siswa praktik

    bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks, unsur

    pembangun cerita pendek, tahapan dan teknik bercerita dengan percaya diri,

    bertanggung jawab, bahasa yang benar dan ekspresi yang menarik. Sistem

    penilaian praktik bercerita adalah antarteman dalam lingkup kelompok (tiap

    kelompok delapan siswa).

    Kegiatan penutup yang dilaksanakan yaitu, siswa menyimpulkan materi

    pembelajaran keterampilan bercerita yang telah dipelajari, merefleksi penguasaan

    materi dengan membuat catatan. Kemudian siswa melaksanakan evaluasi,

    dilanjutkan dengan saling memberi umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang

    telah dicapai.

  • 107

    3.1.2.3 Observasi Siklus II

    Observasi atau pengamatan siklus II merujuk pada hasil analisis data

    penelitian yang dilakukan pada siklus I. Pengamatan yang dilakukan pada siklus

    II adalah perilaku siswa yang menunjukkan respon kurang baik pada

    pembelajaran siklus I. Peneliti mengamati perilaku siswa tersebut mengalami

    perubahan positif atau tetap seperti pada siklus I. Siswa yang bersikap baik diberi

    motivasi dan penguatan agar mempertahankan sikap tersebut. Kemudian, siswa

    yang bersikap kurang baik diberi pengertian dan motivasi agar mengikuti

    pembelajaran dengan baik.

    Untuk mendukung kegiatan observasi, instrumen yang digunakan adalah

    lembar observasi, lembar jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Pelaksanaan

    ini melibatkan siswa, guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan rekan yang

    membantu peneliti dalam pengambilan data. Observasi atau pengamatan ini

    bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa, yaitu sikap religius dan

    sikap sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan

    pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter

    pada siklus II. Berdasarkan hasil data tersebut, refleksi akhir digunakan untuk

    mengukur keberhasilan pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks

    cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan scientific

    melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter.

  • 108

    3.1.2.4 Refleksi Siklus II

    Keefektifan penggunaan pendekatan scientific dan media audiovisual

    dalam pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks diketahui dari refleksi siklus II. Selain itu, refleksi siklus

    II digunakan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan

    pada siklus I. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan hasil nontes

    yang dilakukan pada siklus II. Hasil tes guna mengetahui tingkat pengetahuan

    bercerita dan tingkat keterampilan bercerita yang dimiliki siswa. Hasil nontes

    berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dianalisis untuk

    mengetahui perubahan perilaku siswa, baik sikap religius maupun sikap sosial

    siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

    3.2 Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita

    pendek sesuai dengan karakteristik teks pada siswa kelas VII, dengan sumber data

    kelas VIID yang terdiri atas 32 siswa, jumlah siswa putra 14 siswa, dan jumlah

    siswa putri 18 siswa. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari tujuh kelas di

    tingkat kelas VII.

    Berdasarkan hasil wawancara dan keterangan yang disampaikan guru

    bahasa dan sastra Indonesia SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali khususnya

    pengampu tingkat kelas VII, peneliti memilih kelas VIID sebagai subjek

    penelitian. Penyebab yang menjadi dasar dari masalah ini adalah minat siswa

    secara individu. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita maupun

  • 109

    keterampilan berbahasa dalam hal mengkomunikasikan sesuatu masih cenderung

    disampaikan secara teoretis atau berpanduan buku teks. Kurangnya latihan

    simulasi dalam bercerita maupun mengkomunikasikan sesuatu hal secara lisan di

    hadapan teman-teman. Hal ini menyebabkan kepercayaan diri siswa kelas VIID

    dari masing-masing individu tergolong rendah, sehingga berpengaruh pada minat

    dan antusias siswa. Selain itu, adanya sikap religius dan sikap sosial yang kurang

    tepat ditunjukkan oleh siswa VIID dalam pembelajaran mengkomunikasikan

    sesuatu secara lisan atau bercerita.

    3.3 Variabel Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel

    keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik

    teks dan variabel pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan

    teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan

    scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter. Berikut

    penjelasan dua variabel penelitian tersebut.

    3.3.1 Variabel Keterampilan Bercerita Berdasarkan Teks Cerita Pendek sesuai dengan Karakteristik Teks

    Variabel keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks adalah keterampilan siswa dalam bercerita berdasarkan

    teks cerita pendek yang telah dibaca dengan memperhatikan karakteristik teks

    (unsur pembangun) cerita pendek, juga teknik bercerita yang tepat. Adapun

  • 110

    indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran keterampilan bercerita adalah

    siswa dapat memahami teks cerita pendek yang telah dibaca, mengetahui cara

    bercerita, tahapan-tahapan bercerita, hingga terampil bercerita tentang cerita

    pendek yang telah dibaca berdasarkan tayangan yang ditampilkan. Kegiatan

    bercerita ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kepercayaan diri,

    menambah kosa kata, memahami pokok-pokok cerita pendek yang telah dibaca

    berpengaruh pada perilaku religius dan perilaku sosial siswa ke arah positif.

    Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah siswa memahami teks

    cerita pendek yang telah dibaca, tahapan, dan teknik bercerita. Selain itu, siswa

    mampu dan terampil bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan

    aspek yang dinilai. Aspek penilaian keterampilan bercerita yang digunakan dalam

    penelitian mencakup: (1) percaya diri; (2) keruntutan cerita; (3) volume suara; (4)

    pilihan kata/diksi; (5) intonasi; (6) gerak tubuh/gesture; (7) ekspresi; (8) isi cerita;

    (9) keefektifan kalimat; (10) pelafalan.

    3.3.2 Variabel Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Bercerita Berdasarkan Teks Cerita Pendek sesuai dengan Karakteristik Teks

    Menggunakan Pendekatan Scientific melalui Media Audiovisual

    Berbasis Pendidikan Karakter

    Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific merupakan

    pembelajaran yang mengutamakan pengembangan sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan siswa yang diterapkan dalam langkah-langkah pembelajaran dengan

    berdasar kriteria ilmiah. Kriteria ilmiah yang diaplikasikan dalam langkah-

    langkah pembelajaran mencakup lima tahapan, yaitu: (1) mengamati; (2)

  • 111

    menanya; (3) menalar; (4) mencoba; dan (5) mengkomunikasikan. Pelaksanaan

    pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific dapat meningkatkan

    kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar, sehingga dapat dikatakan

    bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific penting untuk

    diterapkan, karena siswa diharapkan dapat memahami cara bercerita, tahapan-

    tahapan bercerita yang akhirnya terampil bercerita. Pemahaman siswa mengenai

    keterampilan bercerita dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan

    scientific sebagaimana langkah-langkah pembelajaran yang runtut, membangun

    cara berpikir kritis dan kreatif, menuntut peran aktif siswa maupun guru,

    membentuk sikap dan perilaku siswa baik sikap religi maupun sikap sosial

    sebagai cerminan karakter siswa.

    Penggunaan pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis

    pendidikan karakter dalam pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks

    cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks dengan menggunakan tayangan

    media audiovisual berbasis pendidikan karakter sebagai rangsangan/stimulus,

    melalui tahapan-tahapan yang sistematis, dan setiap tahapan ada target yang harus

    dicapai agar terampil bercerita. Selain itu, siswa kelak mampu dan terampil dalam

    bercerita di hadapan teman-temannya maupun khalayak umum ketika

    mengkomunikasikan suatu hal secara lisan, membangun kepercayaan diri sendiri,

    dan mempunyai kebermanfaatan yang lain.

    Media audiovisual berbasis pendidikan karakter merupakan media

    pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran, baik untuk

    guru maupun siswa. Selain sebagai alat bantu mengajar guru, media audiovisual

  • 112

    sebagai sarana guna memvisualisasikan materi pembelajaran yang membantu

    siswa mencapai pemahaman. Media ini cocok terlebih untuk pembelajaran yang

    menuntut siswa untuk unjuk kerja secara lisan dengan terampil, khususnya

    pembelajaran keterampilan bercerita. Tayangan media audiovisual memperjelas

    imajinasi siswa, berwujud penggambaran cara bercerita, tahapan-tahapan

    bercerita, pemodelan bercerita yang memuat esensi pendidikan karakter.

    Pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek

    sesuai karakteristik teks menggunakan pendekatan scientific melalui media

    audiovisual berbasis pendidikan karakter merupakan pembelajaran keterampilan

    bercerita yang berpusat pada kemampuan diri siswa. Siswa diminta untuk

    mengamati/menyimak gambar tayangan dengan penerapan pendekatan scientific,

    yaitu suatu konsep belajar menghubungkan pelajaran dengan teks cerita pendek

    yang telah dibaca sebelumnya. Hal ini merupakan proses dimana siswa menalar

    dengan menemukan sendiri pemahamannya mengenai bagaimana bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek dengan menggunakan cara, tahapan, atau teknik

    bercerita sesuai dengan tayangan media audiovisual yang telah mereka simak.

    Tayangan media audiovisual sebagai panduan siswa dalam memahami teknik

    bercerita, sehingga diharapkan siswa secara individu dapat bercerita berdasarkan

    teks cerita pendek yang telah mereka baca sebelumnya dengan memperhatikan

    beberapa aspek sebagai dasar penilaian, yaitu: percaya diri, keruntutan cerita,

    volume suara, pilihan kata/diksi, intonasi, gerak tubuh/gesture, ekspresi, isi cerita,

    keefektifan kalimat, dan pelafalan.

  • 113

    Langkah-langkah pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks

    cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan scientific

    melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter, terbagi menjadi tiga

    kegiatan, yaitu: kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

    penutup dalam tiga pertemuan.

    Kegiatan pendahuluan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan

    pertemuan ketiga tidak jauh berbeda. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan

    siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar. Guru

    dan siswa bertanya jawab tentang teks cerita pendek yang dikomunikasikan

    secara lisan. Setelah kegiatan apersepsi ini, guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberikan penjelasan tentang

    manfaat menguasai materi pembelajaran keterampilan bercerita. Guru

    menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran, dilanjutkan dengan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    Kegiatan inti pembelajaran terdiri atas lima tahap atau lima langkah

    pembelajaran, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

    mengkomunikasikan. Pada pertemuan pertama, tahap mengamati, siswa

    berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas empat siswa. Siswa

    mencermati dan membaca cerita pendek yang telah diberikan kepada setiap

    kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab. Siswa membangun pemahaman

    mengenai isi cerpen dengan memperhatikan karakteristik teks dan mencermati

    unsur pembangun cerita pendek dengan teliti dan bertanggung jawab. Guru

    mengajak siswa untuk memperhatikan media audiovisual yang akan ditayangkan.

  • 114

    Siswa menyaksikan tayangan visualisasi cara bercerita, tahapan-tahapan bercerita,

    pemodelan bercerita dengan teliti dan bertanggung jawab.

    Tahap menanya, siswa berdiskusi secara kelompok menganalisis dan

    mengidentifikasi teks cerita pendek berdasarkan karakteristik, unsur pembangun

    cerita pendek, dan teknik bercerita berdasarkan pemodelan bercerita pada

    tayangan media audiovisual yang telah disaksikan dengan saling menghargai

    pendapat teman dan bahasa yang santun. Siswa bersama guru tanya jawab

    tentang teknik bercerita dan beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika

    praktik bercerita berdasarkan cerita pendek yang telah dibaca dengan saling

    menghargai pendapat teman dan bahasa yang santun. Guru menjelaskan

    tahapan-tahapan bercerita dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek

    yang telah dibaca dengan memperhatikan karakteristik teks dan unsur pembangun

    cerita pendek. Guru menanyakan respon siswa terhadap isi teks cerita pendek,

    materi tentang bercerita, dan guru memberikan penugasan kepada siswa berkaitan

    dengan isi teks cerita pendek dan materi tentang bercerita.

    Tahap menalar, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi isi teks

    cerita pendek, tahapan dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek. Siswa

    melakukan kegiatan bernalar dalam lingkup kelompok mengaitkan teknik

    bercerita terhadap cara mengkomunikasikan secara lisan cerita pendek yang telah

    dibaca dengan jujur, peduli, dan bertanggung jawab.

    Tahap mencoba, siswa mengidentifikasi isi teks cerita pendek, tahapan

    dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek dengan jujur dan

    bertanggung jawab. Siswa dalam lingkup kelompok mencermati, menganalisis,

  • 115

    lalu menyusun kerangka teks cerita pendek sebagai persiapan praktik bercerita

    dengan memperhatikan tahapan dan teknik bercerita ketika praktik bercerita

    dengan jujur dan bertanggung jawab.

    Tahap mengkomunikasikan, siswa menampilkan hasil kerja kelompok

    dengan mempresentasikannya di depan kelas dengan percaya diri, bertanggung

    jawab, dan bahasa yang benar. Guru meminta siswa lain untuk peduli dengan

    memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi.

    Kegiatan inti pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga menerapkan

    tahapan sebagaimana pertemuan pertama, yaitu mengamati, menanya, menalar,

    mencoba, dan mengkomunikasikan. Namun, lebih fokus pada pembelajaran

    keterampilan bercerita, sehingga pada pelaksanaannya akan lebih intensif

    simulasi atau praktik bercerita. Jika simulasi atau praktik bercerita dirasa

    mencukupi, maka langkah selanjutnya adalah penilaian keterampilan bercerita

    berupa unjuk kerja lisan (praktik bercerita) yang dilakukan oleh siswa secara

    individu. Penilaian keterampilan bercerita ini menggunakan sistem penilaian

    teman sebaya, sehingga siswa yang melakukan praktik bercerita akan dinilai

    teman sekelompoknya.

    Kegiatan penutup adalah kegiatan yang harus ada pada pertemuan

    pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Pada kegiatan ini siswa dan

    guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu, siswa

    merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan

    penguasaan materi. Kemudian siswa melaksanakan evaluasi, dilanjutkan dengan

    saling memberi umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

  • 116

    3.4 Indikator Kinerja

    Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

    indikator data kuantitatif dan indikator kualitatif.

    3.4.1 Indikator Data Kuantitatif

    Pada indikator data kualitatif ini, penilaian dilakukan berdasarkan tes

    tertulis dan tes lisan. Tes tertulis digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan

    siswa terhadap pemahaman teks cerita pendek yang telah dibaca dan tentang

    keterampilan bercerita. Sedangkan tes lisan digunakan untuk mengukur tingkat

    keterampilan bercerita siswa yang diwujudkan dengan unjuk kerja lisan praktik

    bercerita.

    Indikator kuantitatif penelitian ini adalah ketercapaian target

    pengetahuan siswa dan keterampilan bercerita. Indikator kuantitatif pengetahuan

    siswa terhadap keterampilan bercerita dengan memberikan tes pemahaman

    kepada siswa, berupa pertanyaan terkait dengan isi teks cerita pendek dan tentang

    keterampilan bercerita. Tes ini bersifat tertulis dengan bentuk uraian. Siswa

    dinyatakan berhasil mencapai kompetensi pengetahuan apabila nilai yang

    diperoleh sesuai dengan ketentuan. Sebagaimana nilai ketuntasan penelitian

    sebesar 78 disesuaikan dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu sebesar

    78 atau berkategori baik. Berikut tabel yang menyatakan hal tersebut.

  • 117

    Tabel 2 Parameter Tingkat Keberhasilan Siswa pada Aspek Pengetahuan

    No Skor Kategori

    1 80-100 Sangat Baik

    2 70-79 Baik

    3 60-69 Cukup

    4

  • 118

    3.4.2 Indikator Data Kualitatif

    Indikator data kualitatif penelitian ini adalah perubahan perilaku siswa

    baik sikap religius maupun sikap sosial dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

    yang diketahui dari hasil nontes. Hasil nontes berupa observasi, jurnal,

    wawancara, dan dokumentasi foto.

    Proses pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita

    pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan scientific

    melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter yang ingin dicapai, antara

    lain: (1) keantusiasan dan minat siswa; (2) kekondusifan pelaksanaan diskusi

    kelompok mengidentifikasi karakteristik dan unsur pembangun cerita pendek; (3)

    keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan; (4)

    keintensifan pelaksanaan praktik bercerita yang dilakukan siswa dalam kelompok;

    (5) reflektifitas kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa

    mengetahui kekurangan dan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

    Perubahan perilaku dan sikap siswa terhadap keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan

    pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter

    diidentifikasi dari sikap religius dan sikap sosial (tanggung jawab, santun, percaya

    diri, peduli) yang muncul pada siswa. (1) Sikap religius, indikator yang

    dikembangkan yaitu berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu; memberi

    salam sesuai agama masing-masing sebelum dan sesudah menyampaikan

    pendapat/presentasi; memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan

    Tuhan Yang Maha Esa. (2) Sikap tanggung jawab, indikator yang dikembangkan

  • 119

    yaitu melaksanakan tugas individu dengan baik; menerima resiko dari tindakan

    yang dilakukan; melaksanakan apa yang dikatakan tanpa disuruh atau diminta. (3)

    Sikap santun, indikator yang dikembangkan yaitu menghormati orang yang lebih

    tua; menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat, bertanya, atau

    menyanggah; bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain. (4)

    Sikap percaya diri, indikator yang dikembangkan yaitu berani presentasi di depan

    kelas; berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan; berpendapat atau

    melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu (terutama ketika praktik bercerita). (5) Sikap

    peduli, indikator yang dikembangkan yaitu menghiraukan teman yang

    menyampaikan pendapat, bertanya, atau menyanggah; kesediaan membantu

    teman sekelompok; peduli keadaan maupun orang lain di sekitarnya.

    3.5 Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan

    nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengungkapkan data peningkatan

    pengetahuan dan data peningkatan keterampilan bercerita secara kuantitatif.

    Sementara instrumen nontes digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran

    dan perubahan perilaku siswa, baik sikap religius maupun sikap sosial siswa

    terhadap keterampilan bercerita secara kualitatif. Berikut penjelasan instrumen-

    instrumen tersebut.

    3.5.1 Instrumen Tes

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan tes unjuk

    kerja lisan. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap

  • 120

    keterampilan bercerita dengan memberikan tes pemahaman kepada siswa, berupa

    pertanyaan terkait dengan isi teks cerita pendek yang telah dibaca dan tentang

    keterampilan bercerita. Penilaian pengetahuan untuk mengetahui tingkat

    pemahaman siswa terhadap teks cerita pendek, ditinjau dari jumlah soal yang

    berhasil dijawab dengan tepat. Berikut tabel yang menyatakan pedoman penilaian

    pengetahuan.

    Tabel 4 Pedoman Penilaian Pengetahuan

    No Soal Rentang Skor

    Bobot Skor

    Maksimal 1 2 3 4

    1 Sebutkan tokoh, latar, tema,

    amanat, sudut pandang

    cerita pendek yang telah

    kamu baca!

    5 20

    2 Apakah bercerita itu? 3 12

    3 Ceritakan isi cerita pendek

    dengan singkat dan jelas!

    5 20

    4 Tulislah penjelasan

    tahapan-tahapan bercerita

    berdasarkan cerita pendek!

    5 20

    5 Tuliskan penilaianmu

    tentang praktik bercerita

    pada media audiovisual

    yang telah ditayangkan!

    7 28

    Jumlah Skor 25 100

    Skor yang diperoleh siswa digunakan untuk mengetahui nilai

    pengetahuan siswa yang dihitung dengan rumus:

    Rentang Nilai Pengetahuan:

    SB = Sangat Baik = 80 100 C = Cukup = 60 - 69

  • 121

    B = Baik = 70 79 K = Kurang = < 60

    Indikator yang dinilai untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

    ditinjau dari tujuan yang diukur, yaitu kemampuan mengingat (C1), kemampuan

    memahami (C2), kemampuan menerapkan pengetahuan/aplikasi (C3), dan

    kemampuan menganalisis (C4). Berikut tabel yang menyatakan rentang skor dan

    kategori penilaian pengetahuan.

    Tabel 5 Rentang Skor dan Kategori Penilaian Pengetahuan

    No Aspek Indikator Kriteria Penilaian Skor

    1 Memahami

    teks cerita

    pendek

    berdasarkan

    karakteris-

    tik teks

    dengan

    memperhati

    kan unsur

    pembangun

    cerita

    pendek

    1) Mengetahui tokoh penokohan

    cerita

    2) Mengetahui latar/setting

    cerita

    3) Mengetahui tema dan amanat

    cerita

    4) Mengetahui sudut pandang

    cerita

    Siswa bisa menyebutkan

    empat kriteria secara

    lengkap

    4

    Siswa hanya bisa

    menyebutkan tiga kriteria

    dari empat kriteria

    3

    Siswa hanya bisa

    menyebutkan dua kriteria

    dari empat kriteria

    2

    Siswa hanya bisa

    menyebutkan satu kriteria

    dari empat kriteria 1

    2 Memahami

    pengertian

    bercerita

    1) Menggambarkan konsep

    2) Rumusan ciri-ciri konsep

    3) Pemakaian kata sesuai konsep

    4) Keefektifan kalimat dan

    mudah dipahami

    Siswa bisa menjelaskan

    sesuai empat kriteria 4

    Siswa bisa menjelaskan

    hanya sesuai tiga kriteria

    dari empat kriteria 3

    Siswa bisa menjelaskan

    hanya sesuai dua kriteria

    dari empat kriteria 2

    Siswa bisa menjelaskan

    hanya sesuai satu kriteria

    dari empat kriteria 1

  • 122

    No Aspek Indikator Kriteria Penilaian Skor

    3 Mencerita-

    kan isi

    cerita

    pendek

    1) Memuat pusat yang menjadi

    titik perhatian

    2) Paparan pokok cerita, yaitu satu

    tokoh dalam satu

    situasi pada

    cerita pendek

    3) Cerita disampaikan

    sesuai

    kronologis

    kejadian

    4) Maksud atau makna cerita

    dapat dimengerti

    Siswa memaparkan cerita

    memuat empat kriteria 4

    Siswa memaparkan cerita

    hanya memuat tiga kriteria

    dari empat kriteria

    3

    Siswa memaparkan cerita

    hanya memuat dua kriteria

    dari empat kriteria

    2

    Siswa memaparkan cerita

    hanya memuat satu kriteria

    dari empat kriteria

    1

    4 Menentu-

    kan

    tahapan-

    tahapan

    bercerita

    berdasarkan

    cerita

    pendek

    1) Mengkaji cerita 2) Membuat alur

    cerita

    3) Merancang pembukaan

    cerita

    4) Merancang penutupan cerita

    Siswa bisa menjelaskan

    tahapan sesuai empat

    kriteria secara lengkap

    4

    Siswa hanya bisa

    menjelaskan tahapan sesuai

    tiga kriteria dari empat

    kriteria

    3

    Siswa hanya bisa

    menjelaskan tahapan sesuai

    dua kriteria dari empat

    kriteria

    2

    Siswa hanya bisa

    menjelaskan tahapan sesuai

    satu kriteria dari empat

    kriteria

    1

    5 Menilai

    praktik

    bercerita

    melalui

    tanggapan,

    komentar

    berdasarkan

    aspek

    penilaian

    bercerita

    1) Kebahasaan: keruntutan

    cerita, pilihan

    kata, keefektifan

    kalimat, isi cerita

    2) Teknik penyampaian:

    volume suara,

    intonasi,

    pelafalan

    3) Nilai seni: gerak tubuh, ekspresi

    4) Motivasi pribadi: percaya diri

    Siswa bisa menjelaskan

    empat kriteria secara

    lengkap

    4

    Siswa hanya bisa

    menjelaskan tiga kriteria

    dari empat kriteria

    3

    Siswa hanya bisa

    menjelaskan dua kriteria

    dari empat kriteria

    2

    Siswa hanya bisa

    menjelaskan satu kriteria

    dari empat kriteria 1

  • 123

    Perhitungan nilai konversi aspek pengetahuan diperoleh menggunakan

    rumus :

    Tabel 6 Predikat Nilai Pengetahuan

    No Predikat Nilai Keterangan

    1 A 3,67 4,00 Sangat Baik

    2 A- 3,34 3,66

    3 B+ 3,01 3,33

    Baik 4 B 2,67 3,00

    5 B- 2,34 2,66

    6 C+ 2,01 2,33

    Cukup 7 C 1,67 2,00

    8 C- 1,34 1,66

    9 D+ 1,01 1,33 Kurang

    10 D 0,00 1,00

    Tes unjuk kerja lisan untuk mengetahui keterampilan bercerita siswa,

    berupa tes praktik bercerita. Siswa secara individu bercerita berdasarkan teks

    cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks setelah menyimak tayangan media

    audiovisual. Praktik bercerita dilakukan siswa secara individu di lingkup

    kelompok kecil. Jika salah satu siswa praktik bercerita, maka siswa yang lain

    (dalam lingkup kelompok) memberikan penilaian. Penilaian bercerita siswa

    dilakukan di siklus I dan siklus II dengan memperhatikan aspek-aspek penilaian,

    meliputi: (1) percaya diri; (2) keruntutan cerita; (3) ekspresi; (4) pilihan kata; (5)

    keefektifan kalimat; (6) isi cerita; (7) intonasi; (8) volume suara; (9) gerak

    tubuh/gesture; dan (10) pelafalan. Aspek-aspek penilaian tersebut memiliki skor

    penilaian dan kriteria sebagai berikut.

  • 124

    Tabel 7 Pedoman Penilaian Keterampilan Bercerita

    No Aspek Penilaian Rentang Skor

    Bobot Skor

    Maksimal 1 2 3 4

    1 Percaya diri 4 16

    2 Keruntutan cerita 3 12

    3 Volume suara 2 8

    4 Pilihan kata 2 8

    5 Intonasi 2 8

    6 Gerak tubuh/gesture 2 8

    7 Ekspresi 1 4

    8 Isi cerita 4 16

    9 Keefektifan kalimat 3 12

    10 Pelafalan 2 8

    Jumlah Skor 25 100

    Skor yang diperoleh siswa digunakan untuk mengetahui nilai

    keterampilan bercerita siswa yang dihitung dengan rumus:

    Rentang Nilai Keterampilan:

    SB = Sangat Baik = 86 100 C = Cukup = 60 - 69

    B = Baik = 70 85 K = Kurang = 0 - 59

    Indikator yang dinilai menurut rentang skor dan kategori penilaian pada

    keterampilan bercerita dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 8 Rentang Skor dan Kategori Penilaian Keterampilan Bercerita

    No Aspek Indikator Kriteria Penilaian Skor

    1 Percaya

    Diri

    1) Bercerita tanpa ragu-ragu

    2) Tidak canggung 3) Berani bercerita 4) Tidak putus asa

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria percaya diri

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria percaya diri

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria percaya diri

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria percaya diri

    1

  • 125

    No Aspek Indikator Kriteria Penilaian Skor

    2 Keruntutan

    Cerita

    1) Bercerita sesuai dengan alur

    cerita

    2) Sistematis (awal, tengah, akhir)

    3) Bercerita secara urut

    4) Berkesinambungan

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria keruntutan

    cerita

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria keruntutan

    cerita

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria keruntutan

    cerita

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria keruntutan

    cerita

    1

    3 Volume

    Suara

    1) Suara mencapai daya jangkau

    pendengar

    2) Bercerita dengan nyaring

    3) Ketepatan kekuatan suara

    yang dihasilkan

    4) Pandai mengatur keras pelan suara

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria volume

    suara

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria volume suara

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria volume suara

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria volume suara

    1

    4 Pilihan

    Kata

    1) Pilihan kata selaras dengan

    cerita

    2) Kesesuaian pilihan kata

    dalam

    mendialogkan

    tokoh

    3) Kesesuaian pilihan kata

    dalam

    berekspresi

    4) Kata yang digunakan dapat

    dimengerti

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria pilihan kata

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria pilihan kata

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria pilihan kata

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria pilihan kata

    1

  • 126

    No Aspek Indikator Kriteria Penilaian Skor

    5 Intonasi 1) Ada tinggi rendah nada dalam

    bercerita sesuai

    penceritaan

    2) Ada tinggi rendah nada dalam

    mendialogkan

    tokoh

    3) Melagukan kalimat dalam

    bercerita

    4) Ketepatan mengatur nada

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria intonasi

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria intonasi

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria intonasi

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria intonasi

    1

    6 Gerak

    Tubuh/

    Gesture

    1) Memunculkan gerak tubuh dalam

    bercerita

    2) Gerak-gerik sesuai penceritaan

    3) Gerak tubuh meyakinkan

    4) Tidak berlebihan

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria gerak

    tubuh

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria gerak tubuh

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria gerak tubuh

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria gerak tubuh

    1

    7 Ekspresi 1) Raut wajah sesuai konteks cerita

    (senang, sedih)

    2) Improvisasi diri 3) Memerankan

    tokoh sesuai

    karakter

    4) Mendialogkan tokoh cerita

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria ekspresi

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria ekspresi

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria ekspresi

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria ekspresi

    1

    8 Isi Cerita 1) Pokok cerita tersampaikan

    2) Memuat struktur cerita (permulaan,

    konflik,

    penyelesaian)

    3) Pengisahan tidak terpaku teks

    (pemahaman

    sendiri)

    4) Memuat pesan moral

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria isi cerita

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria isi cerita

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria isi cerita

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria isi cerita

    1

  • 127

    No Aspek Indikator Kriteria Penilaian Skor

    9 Keefektifan

    Kalimat

    1) Bercerita secara komunikatif

    2) Mudah dipahami 3) Keberhasilan

    menarik perhatian

    pendengar

    4) Bercerita dengan efektif

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria

    keefektifan kalimat

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria keefektifan

    kalimat

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria keefektifan

    kalimat

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria keefektifan

    kalimat

    1

    10 Pelafalan 1) Pengucapan yang jelas

    2) Tidak terbata-bata 3) Ketepatan jeda 4) Pandai mengatur

    napas

    Siswa bercerita memuat

    empat kriteria pelafalan

    4

    Siswa bercerita memuat

    tiga kriteria pelafalan

    3

    Siswa bercerita memuat

    dua kriteria pelafalan

    2

    Siswa bercerita memuat

    satu kriteria pelafalan

    1

    Perhitungan nilai konversi untuk mengetahui predikat siswa pada

    keterampilan bercerita diperoleh menggunakan rumus :

    Tabel 9 Predikat Nilai Keterampilan

    No Predikat Nilai Keterangan

    1 A 3,67 4,00 Sangat Baik

    2 A- 3,34 3,66

    3 B+ 3,01 3,33

    Baik 4 B 2,67 3,00

    5 B- 2,34 2,66

    6 C+ 2,01 2,33

    Cukup 7 C 1,67 2,00

    8 C- 1,34 1,66

    9 D+ 1,01 1,33 Kurang

    10 D 0,00 1,00

  • 128

    3.5.2 Instrumen Nontes

    Instrumen nontes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu

    pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto.

    Berikut disajikan tabel terkait dengan penggunaan instrumen nontes dalam

    pengambilan data.

    Tabel 10 Kisi-Kisi Instrumen Nontes

    No Instrumen

    Nontes

    Aspek yang Diamati

    Proses Sikap Religius dan

    Sikap Sosial

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    1 Observasi

    2 Jurnal Siswa - - - - - -

    Jurnal Guru -

    3 Wawancara - - - - - -

    4 Dokumentasi Foto

    Keterangan:

    1. Proses Pembelajaran, mencakup:

    (1) keantusiasan dan minat siswa;

    (2) kekondusifan pelaksanaan diskusi kelompok mengidentifikasi

    karakteristik dan unsur pembangun cerita pendek;

    (3) keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan;

    (4) keintensifan pelaksanaan praktik bercerita yang dilakukan siswa dalam

    kelompok;

    (5) reflektifitas kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa

    mengetahui kekurangan dan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

    2. Perubahan perilaku yang ditinjau dari sikap religius dan sikap sosial.

    (1) Sikap Religius

  • 129

    Indikator yang diamati, mencakup: berdoa sebelum dan sesudah

    menjalankan sesuatu; memberi salam sesuai agama masing-masing

    sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi; memelihara

    hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

    (2) Tanggung jawab

    Indikator yang diamati, mencakup: melaksanakan tugas individu

    dengan baik; menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;

    melaksanakan apa yang dikatakan tanpa disuruh atau diminta.

    (3) Santun

    Indikator yang diamati, mencakup: menghormati orang yang lebih

    tua; menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat, bertanya,

    atau menyanggah; bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang

    lain.

    (4) Percaya diri

    Indikator yang diamati, mencakup: berani presentasi di depan

    kelas; berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan;

    berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu (terutama ketika

    praktik bercerita).

    (5) Peduli

    Indikator yang diamati, mencakup: menghiraukan teman yang

    menyampaikan pendapat, bertanya, atau menyanggah; kesediaan

    membantu teman sekelompok; peduli keadaan maupun orang lain di

    sekitarnya.

  • 130

    3.5.2.1 Pedoman Observasi

    Pedoman observasi atau pengamatan digunakan untuk mengambil data

    penelitian berupa keadaan, respon, keaktifan, sikap siswa selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung. Sasaran yang diamati dalam observasi siswa pada saat

    penelitian siklus I dan siklus II adalah proses pembelajaran dan perubahan

    perilaku siswa, berupa sikap religius dan sikap sosial.

    1) Pedoman Observasi Proses Pembelajaran

    Observasi atau pengamatan proses, yaitu kinerja atau unjuk kerja siswa

    ketika pembelajaran keterampilan bercerita berlangsung. Aspek-aspek yang

    termuat dalam pedoman observasi proses meliputi: (1) keantusiasan dan minat

    siswa; (2) kekondusifan pelaksanaan diskusi kelompok mengidentifikasi

    karakteristik dan unsur pembangun cerita pendek; (3) keintensifan pelaksanaan

    diskusi kelompok setelah menyimak tayangan; (4) keintensifan pelaksanaan

    praktik bercerita yang dilakukan siswa dalam kelompok; (5) reflektifitas kegiatan

    refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan apa

    yang akan dilakukan selanjutnya.

    Tabel 11 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita

    No Aspek yang diamati

    Teknik Waktu Keterangan A B C D E

    1

    Pengamatan Proses

    2

    3

    Aspek yang diamati:

    A = keantusiasan dan minat siswa;

  • 131

    B = kekondusifan pelaksanaan diskusi kelompok mengidentifikasi karakteristik

    dan unsur pembangun cerita pendek;

    C = keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan;

    D = keintensifan pelaksanaan praktik bercerita yang dilakukan siswa dalam

    kelompok;

    E = reflektifitas kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa

    mengetahui kekurangan dan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

    2) Pedoman Observasi Sikap Religius dan Sikap Sosial

    Pedoman observasi sikap mencakup sikap religius dan sikap sosial yang

    diharapkan dapat dicapai siswa. Indikator sikap yang diobservasi diuraikan

    sebagai berikut.

    (1) Sikap religius, indikator yang dikembangkan yaitu berdoa sebelum

    dan sesudah menjalankan sesuatu; memberi salam sesuai agama masing-masing

    sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi; memelihara hubungan

    baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

    (2) Sikap tanggung jawab, indikator yang dikembangkan yaitu

    melaksanakan tugas individu dengan baik; menerima resiko dari tindakan yang

    dilakukan; melaksanakan apa yang dikatakan tanpa disuruh atau diminta.

    (3) Sikap santun, indikator yang dikembangkan yaitu menghormati orang

    yang lebih tua; menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat,

    bertanya, atau menyanggah; bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu

    orang lain.

  • 132

    (4) Sikap percaya diri, indikator yang dikembangkan yaitu berani

    presentasi di depan kelas; berani berpendapat, bertanya, atau menjawab

    pertanyaan; berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu (terutama

    ketika praktik bercerita).

    (5) Sikap peduli, indikator yang dikembangkan yaitu menghiraukan

    teman yang menyampaikan pendapat, bertanya, atau menyanggah; kesediaan

    membantu teman sekelompok; peduli keadaan maupun orang lain di sekitarnya.

    Pedoman observasi sikap religius dan sikap sosial siswa dalam

    pembelajaran keterampilan bercerita yang digunakan guru disajikan dalam tabel

    berikut.

    Tabel 12 Pedoman Observasi Sikap Religius dan Sikap Sosial

    No Sikap yang Diamati

    dan Dinilai Indikator Sikap

    1 Religius (1) Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.

    (2) Memberi salam sesuai agama masing-masing sebelum dan sesudah menyampaikan

    pendapat/presentasi.

    (3) Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

    2 Tanggung Jawab (1) Melaksanakan tugas individu dengan baik. (2) Menerima resiko dari tindakan yang

    dilakukan.

    (3) Melaksanakan apa yang dikatakan tanpa disuruh atau diminta.

    3 Santun (1) Menghormati orang yang lebih tua. (2) Menggunakan bahasa santun saat

    menyampaikan pendapat, bertanya, atau

    menyanggah.

    (3) Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain.

  • 133

    No Sikap yang Diamati

    dan Dinilai Indikator Sikap

    4 Percaya diri (1) Berani presentasi di depan kelas. (2) Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab

    pertanyaan.

    (3) Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu (terutama ketika praktik bercerita).

    5 Peduli (1) Menghiraukan teman yang menyampaikan pendapat, bertanya, atau menyanggah.

    (2) Kesediaan membantu teman sekelompok. (3) Peduli keadaan maupun orang lain di

    sekitarnya.

    3.5.2.2 Pedoman Jurnal

    Pedoman jurnal yang digunakan pada subjek penelitian kelas VIID SMP

    Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Pedoman

    jurnal guru dibuat pada siklus I dan siklus II.

    Pedoman jurnal siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

    berupa kritik, saran, dan kesan tentang pembelajaran keterampilan bercerita

    menggunakan pendekatan scientific dan media audiovisual berbasis pendidikan

    karakter yang dilakukan oleh peneliti. Jurnal siswa mencakup: (1) keantusiasan

    dan minat siswa, diketahui dari pendapat siswa mengenai perasaan dan kesan

    yang dialami siswa mengenai pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan

    teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan

    scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter; (2)

    keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan, diketahui

    dari pendapat siswa mengenai kemudahan dan kesulitan yang dialami siswa saat

    proses pembelajaran keterampilan bercerita; (3) keintensifan pelaksanaan praktik

    bercerita yang dilakukan siswa dalam kelompok, diketahui dari pendapat siswa

  • 134

    saat praktik bercerita yang telah dilakukan; (4) reflektifitas kegiatan refleksi pada

    akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan apa yang akan

    dilakukan selanjutnya, diketahui dari pendapat siswa tentang penggunaan

    pendekatan scientific dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter; saran

    siswa terhadap kegiatan pembelajaran keterampilan bercerita yang telah

    terlaksana.

    Pedoman jurnal guru merupakan catatan guru tentang perihal

    pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita. Jurnal guru berisi tentang

    perasaan, penafsiran, kesan, dan pengalaman yang dirasakan oleh peneliti ketika

    proses pembelajaran keterampilan bercerita berlangsung. Jurnal guru ini berisi

    tentang, (1) kekondusifan pelaksanaan diskusi kelompok mengidentifikasi

    karakteristik dan unsur pembangun cerita pendek, diidentifikasi dari proses siswa

    melaksanakan diskusi kelompok mengidentifikasi karakteristik dan unsur

    pembangun cerita pendek; (2) keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah

    menyimak tayangan, diidentifikasi dari proses siswa melaksanakan diskusi

    menentukan tahapan dan teknik bercerita berdasarkan teks cerita pendek setelah

    menyimak tayangan; (3) keintensifan pelaksanaan praktik bercerita yang

    dilakukan siswa dalam kelompok, diidentifikasi dari proses siswa melaksanakan

    praktik bercerita yang dilakukan dalam kelompok; (4) reflektifitas kegiatan

    refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan apa

    yang akan dilakukan selanjutnya, diidentifikasi dari suasana kegiatan refleksi

    pada akhir pembelajaran; (5) sikap religius, diidentifikasi dari sikap religius siswa

    dalam pembelajaran (berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran keterampilan

  • 135

    bercerita, memberi salam, berhubungan baik dengan sesama umat); (6) tanggung

    jawab, diidentifikasi dari sikap tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas

    yang diberikan; (7) santun, diidentifikasi dari kesantunan siswa dalam

    menggunakan bahasa ketika pembelajaran berlangsung (diskusi, mengajukan

    pertanyaan, presentasi); (8) percaya diri, diidentifikasi dari kepercayaan diri siswa

    terhadap pembelajaran keterampilan bercerita terutama ketika praktik bercerita;

    (9) peduli, diidentifikasi dari kepedulian siswa terhadap penjelasan guru dan

    kegiatan diskusi yang dilaksanakan dalam pembelajaran keterampilan bercerita

    menggunakan pendekatan scientific dan media audiovisual berbasis pendidikan

    karakter.

    3.5.2.3 Pedoman Wawancara

    Pedoman wawancara ditujukan kepada siswa, sebagaimana berkaitan

    dengan variabel penelitian proses pembelajaran keterampilan bercerita

    pendekatan scientific dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter.

    Wawancara tidak dilakukan kepada seluruh siswa, tetapi hanya perwakilan siswa

    yang memperoleh rentang nilai baik, nilai sedang, dan nilai kurang baik.

    Aspek yang digunakan dalam pedoman wawancara, yaitu: (1)

    keantusiasan dan minat siswa, diketahui dari pendapat siswa mengenai perasaan

    dan kesan yang dialami siswa mengenai pembelajaran keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks menggunakan

    pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter; (2)

    keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan, diketahui

  • 136

    dari pendapat siswa mengenai kemudahan dan kesulitan yang dialami siswa saat

    proses pembelajaran keterampilan bercerita; (3) keintensifan pelaksanaan praktik

    bercerita yang dilakukan siswa dalam kelompok, diketahui dari pendapat siswa

    saat praktik bercerita yang telah dilakukan; (4) reflektifitas kegiatan refleksi pada

    akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan apa yang akan

    dilakukan selanjutnya, diketahui dari pendapat siswa tentang penggunaan

    pendekatan scientific dan media audiovisual berbasis pendidikan karakter; saran

    siswa terhadap kegiatan pembelajaran keterampilan bercerita yang telah

    terlaksana.

    3.5.2.4 Pedoman Dokumentasi Foto

    Dokumentasi foto digunakan untuk memperkuat hasil penelitian selain

    data nontes. Hal yang didokumentasikan atau difoto berupa aktivitas siswa

    bersama peneliti di kelas, kejadian-kejadian yang terjadi pada siswa khususnya

    perilaku siswa ketika pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita

    pendek menggunakan pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis

    pendidikan karakter.

    Aspek yang diambil dalam dokumentasi foto mencakup: (1) keantusiasan

    dan minat siswa, diidentifikasi dari aktivitas siswa pada saat pembelajaran

    berlangsung; (2) kekondusifan pelaksanaan diskusi kelompok mengidentifikasi

    karakteristik dan unsur pembangun cerita pendek, diidentifikasi dari aktivitas

    siswa pada saat memahami teks cerita pendek; aktivitas siswa ketika diskusi

    berkelompok; (3) keintensifan pelaksanaan diskusi kelompok setelah menyimak

  • 137

    tayangan, diidentifikasi dari aktivitas siswa ketika mengajukan pertanyaan;

    aktivitas siswa ketika menyimpulkan materi; aktivitas siswa ketika menyusun

    kerangka teks cerita pendek menurut pemahaman siswa sebagai persiapan

    bercerita; (4) keintensifan pelaksanaan praktik bercerita yang dilakukan siswa

    dalam kelompok, diidentifikasi dari aktivitas siswa praktik bercerita secara

    individu di hadapan teman-teman sekelompok dalam kelompok kecil; aktivitas

    siswa praktik bercerita secara individu di hadapan teman-teman sekelompok

    dalam kelompok besar (gabungan dua kelompok); (5) reflektifitas kegiatan

    refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan apa

    yang akan dilakukan selanjutnya, diidentifikasi dari aktivitas siswa melakukan

    refleksi pada akhir pembelajaran; aktivitas siswa perwakilan objek wawancara

    pada saat diwawancarai; (6) sikap religius, diidentifikasi dari aktivitas siswa yang

    menunjukkan sikap religius (berdoa, hubungan antarteman); (7) sikap tanggung

    jawab, diidentifikasi dari aktivitas siswa yang menunjukkan sikap tanggung

    jawab; (8) sikap santun, diidentifikasi dari aktivitas siswa yang menunjukkan

    sikap santun terhadap teman maupun guru; (9) sikap percaya diri, diidentifikasi

    dari aktivitas siswa yang menunjukkan kepercayaan diri siswa; (10) sikap peduli,

    diidentifikasi dari aktivitas siswa yang menunjukkan kepedulian siswa terhadap

    lingkungan terutama dalam proses pembelajaran.

    3.6 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes dan

    teknik nontes. Data tes dikumpulkan melalui tes tertulis dan tes unjuk kerja lisan

    keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks

  • 138

    menggunakan pendekatan scientific melalui media audiovisual berbasis

    pendidikan karakter yang telah dilakukan. Data nontes dikumpulkan melalui

    observasi, jurnal harian guru dan siswa, pedoman wawancara, dan dokumentasi

    foto. Pengumpulan data nontes berdasarkan proses pembelajaran berlangsung,

    sikap religius, dan sikap sosial. Berikut penjelasan masing-masing teknik

    pengumpulan data tes dan nontes.

    3.6.1 Teknik Tes

    Teknik pengumpulan data tes dalam pembelajaran keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai karakteristik teks menggunakan pendekatan

    scientific melalui media audiovisual berbasis pendidikan karakter melalui tes

    tertulis dan tes unjuk kerja lisan.

    Tes tertulis adalah tes untuk mengetahui tingkat pengetahuan dengan

    memberi siswa beberapa pertanyaan tentang isi teks cerita pendek yang telah

    dibaca dan tentang keterampilan bercerita. Tes unjuk kerja lisan, tes untuk

    mengetahui keterampilan siswa dalam pembelajaran keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks diperoleh setelah

    siswa melaksanakan praktik bercerita yang sebelumnya telah dipandu dengan

    penayangan media audiovisual berbasis pendidikan karakter.

    Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Teknik

    tes diberikan guna mengetahui data pengetahuan siswa dan keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek setelah pembelajaran berlangsung.

  • 139

    Hasil tes pada siklus I dianalisis, sehingga dapat diketahui kelemahan-

    kelemahan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita

    berdasarkan teks cerita pendek. Selanjutnya, siswa diberi masukan sebagai

    perbaikan untuk menghadapi tes pada siklus II. Hasil tes pada siklus II dianalisis

    sebagaimana siklus I, sehingga dapat diketahui peningkatan pengetahuan siswa

    terhadap keterampilan bercerita dan peningkatan keterampilan bercerita pada

    siswa.

    3.6.2 Teknik Nontes

    Data nontes digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran,

    perubahan perilaku siswa baik sikap religius dan sikap sosial siswa terhadap

    keterampilan bercerita. Teknik pengumpulan data berupa nontes dilakukan

    dengan menggunakan observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.

    3.6.2.1 Observasi

    Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran,

    sikap religius, dan sikap sosial pada siswa selama kegiatan penelitian berlangsung.

    Pertama, observasi atau pengamatan proses pembelajaran keterampilan

    bercerita dilakukan berdasarkan keadaan dan respon siswa ketika pembelajaran

    berlangsung. Kedua, observasi atau pengamatan sikap religius dan sikap sosial

    siswa. Indikator sikap religius mencakup: berdoa sebelum dan sesudah melakukan

    sesuatu, memberi salam, memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan

    Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial siswa terdiri atas sikap tanggung jawab,

  • 140

    santun, percaya diri dan peduli. Indikator sikap tanggung jawab mencakup:

    melaksanakan tugas individu dengan baik; menerima resiko dari tindakan yang

    dilakukan; melaksanakan apa yang dikatakan tanpa disuruh atau diminta.

    Indikator sikap santun mencakup: menghormati orang yang lebih tua;

    menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat, bertanya, atau

    menyanggah; bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain.

    Indikator sikap percaya diri mencakup: berani presentasi di depan kelas; berani

    berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan; berpendapat atau melakukan

    kegiatan tanpa ragu-ragu (terutama ketika praktik bercerita). Indikator sikap

    peduli mencakup: menghiraukan teman yang menyampaikan pendapat, bertanya,

    atau menyanggah; kesediaan membantu teman sekelompok; peduli keadaan

    maupun orang lain di sekitarnya.

    Observasi atau pengamatan dilakukan pada semua siswa dengan

    memberikan penilaian pada lembar observasi berupa lembar observasi proses

    pembelajaran keterampilan bercerita dan lembar observasi penilaian sikap religius

    dan sikap sosial siswa. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

    keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek terlaksana yang dilakukan

    oleh peneliti, dibantu guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan teman. Teknik

    pengumpulan data dengan observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi

    yang telah dipersiapkan sebelumnya.

  • 141

    3.6.2.2 Jurnal

    Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu jurnal siswa

    dan jurnal guru. Jurnal siswa, pengumpulan data dilakukan dengan siswa diminta

    untuk memberi tanggapan, kesan, dan kritikan terkait dengan pelaksanaan

    pembelajaran keterampilan bercerita berdasarkan teks cerita pendek sesuai

    dengan karakteristik teks menggunakan pendekatan scientific melalui media

    audiovisual berbasis pendidikan karakter yang telah dilakukan oleh peneliti. Hal

    ini mencakup tentang cara penyampaian materi, penggunaan pendekatan/teknik,

    proses pembelajaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, peneliti memberikan

    penjelasan kepada siswa tentang adanya jurnal siswa setelah selesai

    melaksanakan pembelajaran, baik pada siklus I dan siklus II. Hasil dari jurnal

    siswa digunakan peneliti sebagai data untuk mengetahui proses pembelajaran

    yang telah dilaksanakan.

    Jurnal guru merupakan catatan guru tentang perihal pelaksanaan

    pembelajaran keterampilan bercerita. Jurnal guru berisi tentang perasaan,

    penafsiran, kesan, dan pengalaman yang dirasakan oleh peneliti ketika proses

    pembelajaran keterampilan bercerita berlangsung. Pengumpulan data ini

    dilakukan oleh guru dengan mengidentifikasi aktivitas, p