BAB III

7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik observasional jenis cross sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah di poli paru dan ruang rawat inap bagian paru Rumah Sakit Umum dr.Soedarso. Waktu penelitian adalah bulan Maret 2012, untuk pengambilan data. Penelitian dilanjutkan pada bulan April 2012 untuk pengolahan dan pelaporan hasil penelitian. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh orang yang menderita asma. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh orang berusia ≥ 12 tahun yang berobat di poli paru dan ruang rawat inap bagian paru Rumah Sakit Umum dr. Soedarso pada bulan Maret 2012 dan telah didiagnosis menderita asma. 22

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi analitik observasional jenis cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah di poli paru dan ruang rawat inap

bagian paru Rumah Sakit Umum dr.Soedarso.

Waktu penelitian adalah bulan Maret 2012, untuk pengambilan data.

Penelitian dilanjutkan pada bulan April 2012 untuk pengolahan dan pelaporan

hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh orang yang menderita

asma.

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh orang berusia ≥ 12

tahun yang berobat di poli paru dan ruang rawat inap bagian paru Rumah

Sakit Umum dr. Soedarso pada bulan Maret 2012 dan telah didiagnosis

menderita asma.

Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang berobat di poli paru dan ruang

rawat inap bagian paru Rumah Sakit Umum dr. Soedarso pada bulan Maret

2012 dan telah didiagnosis menderita asma yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi.

3.3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Pasien yang didiagnosis menderita penyakit asma.

22

Page 2: BAB III

23

b. Pasien yang berobat ke poli paru dan ruang rawat inap bagian paru

Rumah Sakit Umum dr. Soedarso pada bulan Maret 2012.

c. Pasien yang merupakan perokok pasif.

d. Pasien yang merupakan non perokok.

e. Pasien yang timbul gejala asmanya setelah terpapar asap rokok.

f. Pasien yang berusia ≥ 12 tahun.

g. Pasien dengan tingkat kontrol asma tergolong terkontrol (terkontrol baik

dan terkontrol sepenuhnya).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Pasien yang menolak mengisi kuesioner.

b. Pasien yang sudah pernah mengisi kuesioner sebelumnya.

c. Eksaserbasi yang timbul oleh karena sebab selain terpapar asap rokok.

3.3.2 Cara Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan non-probability sampling, dengan cara consecutive

sampling yang berarti semua subyek yang datang secara berurutan dan

memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah

subyek yang diperlukan terpenuhi.19

3.3.3 Besar Sampel

Pada penelitian ini, untuk menghitung besar sampel yang representatif

digunakan metode ketetapan absolut dengan rumus:

n=z∝

2 P Q

d2

Keterangan:

Q = 1- P

P = 0,10; merupakan proporsi pasien asma terkontrol di RSU dr. Soedarso.19

Page 3: BAB III

24

Zα = 1,96; merupakan nilai deviat baku normal untuk Interval Kepercayaan

95%

d = 10%; merupakan ketepatan relatif yang diinginkan.

Perhitungan besar sampelnya adalah sebagai berikut:

n=2,5762× 0,10 × (1−0,10 )

0,102 =34,57 ≈ 4 0

Jadi besar sampel minimal untuk penelitian ini adalah 40 orang dengan

Inteval Kepercayaan 95%, dan ketepatan relatif yang diinginkan adalah 10%.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini adalah lama pasien terpapar asap rokok.

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah frekuensi eksaserbasi asma

pada pasien.

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer. Data dikumpulkan dengan

cara mewawancarai pasien yang menderita asma. Hal yang ditanyakan

kepada pasien antara lain adalah nama, usia, lama terpapar asap rokok dan

frekuensi pasien mengalami eksaserbasi asma setelah terpapar asap rokok.

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Second-hand Smoke

Second-hand smoke adalah asap dari sisa pembakaran akhir dari rokok atau

dari produk tembakau lainnya, biasanya sebagai kombinasi dengan asap yang

dihembuskan oleh perokok, dan memiliki komponen yang sama dengan asap

yang dihirup ataupun asap pokok yang dihisap perokok.11

Page 4: BAB III

25

Frekuensi paparan asap rokok adalah lama pasien terkena asap rokok di

dalam ruangan tertutup, dibagi menjadi paparan sedang (≤3 jam/hari) dan

paparan tinggi (>3 jam/hari).15 Merupakan skala ordinal.

3.6.2 Eksaserbasi asma

Eksaserbasi asma adalah episode akut ataupun subakut dari pemburukan

yang progresif dari batuk, mengi, kesulitan bernapas, dan dada terasa terik

ataupun kombinasi dari gejala-gejala ini.8

Frekuensi eksaserbasi asma adalah jumlah pasien mengalami eksaserbasi

asma setelah terpapar asap rokok, dibagi menjadi ≤1x/minggu, >1x/minggu

tetapi <1x/hari, ≥1x/hari. Merupakan skala ordinal.

3.6.3 Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan. Merupakan

skala nominal.

3.6.4 Usia

Usia adalah jangka waktu dalam tahun dari pasien lahir hingga pasien

mengikuti penelitian. Merupakan skala nominal.

3.7 Penyajian, pengolahan dan analisis data

Data akan disajikan dalam tabel 2x3. Data selanjutnya diolah dengan program

komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 19. Data akan

dianalisis secara univariat dan bivariat.

3.7.1 Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dari

masing-masing variabel.

Page 5: BAB III

26

3.7.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat paparan

asap rokok dengan frekuensi eksaserbasi asma. Uji hipotesis yang digunakan

adalah uji Chi-Square. Bila tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-

square, maka akan dilakukan uji dengan Kolmogorov-smirnov.

3.8 Etika penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini didahului dengan informed consent ke

pasien dan mengatakan kepada pasien bahwa data yang diisi akan dijamin

kerahasiaannya. Bila pasien menolak ataupun keluarga pasien yang karena

alasan apapun meminta pasien untuk tidak mengisi kuesioner, maka

wawancara tidak dilakukan. Pasien yang tampak sakit berat atau tampak

sesak napas berat, tidak diprioritaskan untuk dilakukan wawancara.