BAB III
-
Upload
rahayanti-prihartini -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
Transcript of BAB III
BAB III
KEGIATAN LAPANGAN
3.1 Kegiatan di PT. Semen Padang
PT. Semen Padang merupakan salah satu perusahaan semen tertua di
daerah Asia Tenggara dan mulai dikaji pada tahun 1910 yang merupakan pabrik
semen pertama di Indonesia. PT. Semen Padang ini tergabung dalam organisasi
Holding Semen Indonesia pada bulan Januari di Indonesia. PT. Semen Padang
ini terletak di Kabupaten Indarung Sumatera Barat . PT. Semen Padang
memproduksi semen hampir 330.000 ton/ tahun, namun mulai dibatasi pada
tahun 200 karena menggunakan wet process sehingga hasil tidak efisien. Pada
saat ini, pemegang saham perusahaan adalah Holding Semen Indonesia dengan
kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Karyawan PT. Semen Padang
dengan saham sebesar 0,01 %.
Foto 3.1PT. Semen Padang
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen adalah Limestone
(CaO), Silica Stone (SiO2), tanah liat dan slag. Deposit Limestone terdapat di
bukit karang putih dan digunakan sebanyak 81%. Deposit Silica Stone berada di
bukit ngalau dan digunakan sebanyak + 9 %. Dan tanah liat digunakan sebanyak
8 % dan selebihnya slag.
Foto 3.2Bukit Karang Putih
Gamping ini terbentuk di palung laut, karena adanya gaya tektonik
menyebabkan terangkat ke permukaan. Intrusi pada bukit karang putih berupa
intrusi basalt. Pengambilan gamping menggunakan metode drilling dengan
kedalaman 9 m dan juga metode blasting dengan menggunakan metode
detonator non elektrik. Metoda Penambangan pada bukit karang putih ini
dilakukan dengan cara drilling dan blasting dengan bahan bakar peledak yang
digunakan yaitu ANFO, kemudian dilakukan loading atau pemuatan bahan galian
dan hauling dengan volume + 2 m3 dengan menggunakan 4 buah excavator dan
dimuat dengan menggunakan dump truck jenis rigid dump truck dengan
kapasitas 100 ton / 6 m3 kemudian dilakukan dumping dari elevasi 600 m ke
elevasi 400 m.
Kemudian dilakukan pengecilan ukuran batuan dengan proses
penghancuran batuan dari ukuran 1 m menjadi 5 cm dan kemudian di angkut ke
storage atau tempat penyimpanan yang berada di pabrik dengan menggunakan
Belt Conveyor.
Foto 3.3Pengangkutan Material
Penambangan sillica stone dilakukan dengan Dozing menggunakan
Ripper untuk mengurai batuan kemudian selanjutnya dilakukan kegiatan loading
dengan menggunakan wheel loader/ excavator dengan kapasitas 15m3,
kemudian di angkut dengan menggunakan dump truck. Bahan galian di
hancurkan dan dibawa menuju storage dengan menggunakan belt conveyor.
3.2 Alat yang Digunakan di PT. Semen Padang
Pada penambangan di PT. semen padang digunakan metoda drilling dan
blasting. Pada metoda drilling alat bor yang digunakan yaitu jenis Selvik 1100
dengan panjang rot yang digunakan untuk menghancurkan batuan sekitar 6 - 9
m dan ukuran mata bor sebesar 5 cm.
Foto 3.4Alat Bor Jenis Selvik 1100
Alat bor yang digunakan pada kegiatan lainnya adalah drill master
dengan kedalaman 9 m dengan ukuran mata bor sebesar 6,5 inch. Kemudian
dilakukan blasting dengan jarak antar lubang sejauh 3 m dengan geometri
peledakan 3 x 3. Untuk aktivitas loading digunakan alat muat excavator jenis tipe
LC 05 dengan kapasitas bucket 15 m3.
Foto 3.5Kegiatan Muat Material
3.3 Proses Produksi
Kegiatan Produksi yang dilakukan untuk membuat semen di PT. Semen
Padang menggunakan proses kering. Proses produksi semen terdiri dari 5
tahapan:
1. Penambangan dan penyimpanan gamping.
2. Penggilingan dan pencampuran bahan baku.
3. Homogenisasi atau pencampuran hasil penggilingan bahan baku,
4. Pembakaran bahan atau proses pengeringan.
5. Penggilingan akhir hasil pembakaran.
Pada proses pembuatan semen ini bahan baku utama tadi yang terdiri
dari limestone, silica stone, tanah liat dan juga slag digiling di dalam Raw Mix.
Kemudian dicampurkan dalam keadaan kering. Kemudian campuran dibakar
pada klin. Pada proses pembakaran ini, bahan bakar yang digunakan adalah
batubara yang sudah digiling. Setelah dibakar selanjutnya dilakukan proses
penggilingan terakhir di dalam Cemment Mill dengan menambahkan gypsum ke
dalam campuran bahan baku.
Produk - produk semen yang dihasilkan di PT. Semen Padang ini terdiri
dari beberapa tipe yaitu:
Semen Portland Jenis I, II, III, IV & V
Oil Well Cemment (OWC)
Mixed cemment, Super Masonry Cemment
Portland Pozzolan Cemment
3.1 Kegiatan di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah
3.1.1 Pengeboran
Pemboran merupakan kegiatan yang dilakukan pertama kali dalam suatu
operasi peledakan batuan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat
sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak
untuk diledakkan. Tahapan-tahapan dalam membuat Lubang ledak yaitu:
1. Pengeboran untuk penyiapan lubang
ledak
2. Pengisian bahan peledak
3. Peledakan
4. Pemuatan hasil peledakan
5. Pengangkutan hasil peledakan
Bor jackleg (jackleg drill) adalah mesin bor pneumatic yang dilengkapi kaki
hidraulik yang dapat diatur menyesuaikan dengan arah pemboran. Mesin ini
umumnya digunakan untuk mengebor batuan keras (hard rock). Kaki hidraulik
memungkinkan operator melakukan pemboran dalam berbagai sudut. Berat bor
untuk standar orang Indonesia yaitu 27 kg, sedangkan yang paling berat yaitu
mencapai 30 kg biasanya untuk ukuran orang luar negeri.
Panjang batang bor (drill steel) bervariasi mulai dari 60 cm hingga 4.8 m.
Mata bor (drill bit) yang dipasang diujung batang bor dibuat dari baja kualitas
tinggi. Mata bor ini perlu diganti secara berkala akibat aus setelah digunakan
melubangi batuan keras.
Foto 3.6Jacklag Drill
Berat bor dengan kakinya dapat mencapai bobot 50 kg. Mengoperasikan
bor ini mirip dengan menunggang kuda liar yang selalu melonjak dan melompat.
Bor jackleg paling banyak digunakan di tambang bawah tanah. Penggunaan
paling sering adalah untuk membuat lubang tembak dan lubang untuk
menyisipkan rockbolt.
Foto 3.7Lubang Tembak
Lubang tembak adalah lubang bor yang kemudian akan diisi bahan
peledak untuk membuka terowongan. Sedang rockbolt digunakan untuk
menyangga atap terowongan agar tidak runtuh.
Setelah menggunakan jackleg drill, alat kedua adalah jack hammer. Alat
ini tidak menggunakan bantuan dari air dan angin. Sistem kerja alat ini adalah
memukul.
Jack Hammer digunakan untuk meruntuhkan lapisan batubara. Lapisan
batubara yang rapuh memudahkan untuk diruntuhkan dengan cara hanya
menggerakan alat tersebut. Menggunakan alat ini juga harus hati – hati karena
tekanannya yang besar ketika memukul lapisan batuan sehingga diperlukan buat
operator juga tetap waspada.
3.1.2 Penyanggaan
Penyanggaan adalah tahapan kerja dalam membuat suatu lubang
bukaaan baru dimana tahapan tersebut merupakan tahapan awal setelah tunel
dibuka .
Tujuan dari penyanggaan tambang bawah tanah adalah :
1. Untuk menyangga suatu lubang yang ada pada sekeliling tunel dari
tekanan yang di berikan yang berasal dari atap atau dari sekeliling tunel
supaya dengan adanya sanggaan tersebut orang-orang masuk untuk
menambang
2. Mengetahui teknik pemasangan penyanggaan tambang bawah tanah.
3. Dan untuk mengetahui teknik dalam membuat suatu penyangga
Manfaat penyanggaan tambang bawah tanah adalah :
1. Dapat membuat simulasi perancangan tambang bawah tanah secara baik
dan benar
2. Teknik pemasangan penyanggaan dapat diterapkan pada tambang
bawah tanah yang telah dipelajari di tempat diklat.
3. didapat pengetahuan, bagaimana pembuatan penyanggaan agar dapat
bertahan dalam waktu yang lama dan dapat tertopang secara baik.
4. Dapat mengetahui penyangga yang cocok dalam setiap material yang
akan disangga.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum penyanggaan adalah
sebagai berikut :
1. Palu
2. Gergaji
3. Rantai
4. Meteran
5. Tangga A
6. Safety Tools : safety shoes, gloves, helmet, mask, glasses
Adapun bahan yang digunakan dalam simulasi penyanggaan adalah besi
dan kayu.
Prosedur kerja pada praktikum penyanggaan adalah sebagai berikut :
1. Merancang pola penyanggaan yang ada.
2. Mengukur dimensi lokasi yang akan dilakukan proses penyanggaan.
3. Memotong kayu untuk menyangga sesuai dengan pengukuran dimensi
yang telah diukur.
4. Dilakukan pemasangan cap terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan
pemasangan post (pemakaian baji jika diperlukan).
5. Setelah dilakukan pemasangan cap dan post, dilanjutkan dengan
pemasangan spasi / waddge.
6. Setelah semua dipasang, terakhir dilakukan pemasangan crabbing
sebagai penahan terakhir di bagian paling atas.
7. Mengecek tahan atau tidak penyanggaan yang telah dibangun.
Pada simulasi penyanggaan ini dilakukan proses perancangan terlebih
dahulu dalam pembuatan penyangga tambang bawah tanah yang akan
dibangun. Semua perancangan harus melihat keadaan wilayah yang akan
dilakukan proses penyanggaan nantinya. Penyanggaan yang kuat adalah yang
diharapkan pada simulasi kali ini.
Proses kegiatan simulasi ini harus sesuai SOP dan tentunya diperlukan
peralatan safety untuk mencegah masalah yang mungkin saja dapat terjadi
dalam proses pemasangan penyanggaan ini. Proses penyanggaan yang telah
dilakukan perancangan lalu dilanjutkan dengan proses kegiatan dengan
mengawali pengukuran pada dimensi ruangan yang akan dilakukan
penyanggaan. Pengukuran dimensi lokasi ini dilakukan untuk nantinya
pengukuran terhadap media penyangga yang diperlukan. Dalam hal ini media
penyangga ini adalah kayu.
Pada penyanggaan terdapat beberapa jenis penyanggaan seperti aibim
dan arcis, Arcis merupakan penyanggaan yang berbentuk lengkungan, dapat
berupa tiga batangan yang disebut triarcis,empat batang, ataupun lima batang.
Sedangkan penyanggan aibim berbentuk kotak, yang terdiri dari tiga atau lebih
batang penyusun.
Foto 3.8Simulasi Penyanggaan
Ada beberapa macam metode tambang bawah tanah diantaranya
adalah :
1. Room and Pillar
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah
untuk endapan batubara dengan menggunakan penyangga-penyangga yang
umumnya dari kayu, dengan bentuk blok-blok persegi. Dalam tambang room-
and-pillar, endapan batu bara ditambang dengan memotong jaringan ‘ruang’ ke
dalam lapisan batu bara dan membiarkan ‘pilar’ batu bara untuk menyangga atap
Batu bara diambil dari pilar-pilar tersebut pada saat para penambang kembali ke
atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan tambang
tersebut ditinggalkan.
Foto 3.9Replika Room And Pilar
2. Long Wall
Long Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah untuk
endapan batubara dengan membuat lorong-lorong panjang, secara mekanis dan
bagian dari front penambangan yang sudah selesai ditambang dibiarkan runtuh
dengan sendirinya ( caving ). Tambang longwall mencakup penambangan batu
bara secara penuh dari suatu bagian lapisan atau ‘muka’ dengan menggunakan
gunting-gunting mekanis. Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat
perencanaan yang hati-hati untuk memastikan adanya geologi yang mendukung
sebelum dimulai kegiatan penambangan. Kedalaman permukaan batu bara
bervariasi di kedalaman 100-350m. Penyangga yang dapat bergerak maju
secara otomatis dan digerakkan secara hidrolik sementara menyangga atap
tambang selama pengambilan batu bara. Setelah batu bara diambil dari daerah
tersebut, atap tambang dibiarkan ambruk.
3.1.3 Mine Rescue dan OBA
a. Mine Rescue
Menangani kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan pertambangan sangat
penting, sebelum para medis datang. Penyelamatan pertama bisa langsung
dilakukan ditempat lokasi kejadian. Berikut cara penolongan pengangkutan
pertama yang dapat dilakukan :
1. Mengangkut sendiri
Cara menarik dari belakang, Bermanfaat saat menjauhkan korban yang
pingsan dari tempat berbahaya untuk sementara, langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Menaikan sebelah kaki korban diatas kaki yang satunya
2. Memasukan kedua tangan dibawah pundak dari bagian atas lalu
angkat badan korban
3. Memasukan tangan dari bawah kedua ketiak, dada korban didekap
4. Menarik hingga bagian pantat korban terangkat dari lantai.
Mendorong korban yang tertidur
1. Menterlentangkan sejajar dengan korban lalu angkat tangan korban
yang terdekat keatas
2. Memasukkan kaki sipenolong ke bawah kaki bagia luar korban
lalupegang pergelangan tangan luar.
3. Membalikkan arah bertelungkup sambil menarik pergelangan tangan
korban
4. Menarik kedua lutut korban
5. Kedua tangan menahan, kemudian berlutut
6. Satu persatu kaki dinaikkan
7. Kedua tangan korban disilangkan, berdiri sambil menekandari bawah
8. Kedua lutut ditarik dan didekap lalu pergelangan tangan dipegang
9. Jika lokasi sudah aman, langkah awan untuk menurunkan korban
adalah dengan cara, si penolong berlutut dan kemudian kedua
tangan ditempelkan
10. Terlungkup, putar tangan bagian yang diturunkan kebagian kepala
belakang korban
11. Pegang pergelangan tangan korban dengan tangan sisi berlawanan,
sambil menahan menghadap atas
Menolong dengan merangkak
Hal ini dilakukan saat menolong dalam posisi rendah
1. Ikat dengan kuat pergelangan tangan korban
2. Sipenolong masukkan kepalanya ke antara lengan korban, kemudian
menariknya
Menggendong dengan pinggang
Dilakukan apabila korban tidak bisa berjalan dan saat harus
memindahkan orang yang sakit ke atas tempat ttidur dengan cepat
1. Satu bagian engan ditaruh diatas pundak, kemudian putar tangan yang
lain ke pinggang, dalam keadaaan korban ditarik masukkan pinggang
kedepan korban
2. Geser tangan yang ada di pinggang korban ke dagu dan tahan kepala,
lalu putar tangan yang memegang pergelangan tangan kebelakang lutut,
lalu naikkan korban keatas pinggang sendiri.
3. Angkat sambil menahan bagian kepala
4. Cara mnurunkannya, sipenolong menurunkan kaki sisi bagian kepala
korban kedepan kaki dari sisi korban , lalu membuka kaki depan belakang
5. Sambil menggoyangkan lengan korban yang terurai depan belakang, saat
kedepan langsung berlutut dan letakkan tangan korban dilantai.
6. Selanjutnya kaki yang satunya berlutut duduk
7. Lepaskan tangan yang mendekap lutut lalu menghadap setengah
kebelakang, peluk leher korban dari depan. Pegang dengan tangan
satunya , setelah itu korban ditidurkan menghadap keatas dengan hati-
hati.
2. Mengangkut korban berdua
Mengangkut di depan, belakang korban
1. Tidak bisa digunakan apabila korban luka dibagian kepala dan patah
tulang
2. Lengan diangkat dari kedua sisi lalu badan bagian atas diangkat satu
orang berputar kepunggung korban, dan masukkan tangan kebawah
ketiak dan pegang tangan korban, sedangkan satu orang lagi
menumpukkan dan memegang kaki korban.
3. Lalu angkat dari dari bagian sebelah atas.
4. Cara mengangkut dengan saling memegang tangan
5. Digunakan untuk mengangkut koran yang masih bisa memegang dua
leher penolong dan bukan korban cedera berat.
6. Tangan yang satu menahan punggung korban, tangan yang satunya
dimasukkan dibelakang lutut penderita, korban diangkat dengan saling
memegang pergelangan tangan.
3. Cara mengangkut korban bertiga
1. Dua orang di satu sisi dan satu orang disisi berlawanan berdiri mendekan ke
korban
2. Ketika penolong berlutut saling memasukkan masing-masing tangan
kebawah bdan korban dengan saling berkoordinasi antara tiga penolong
naikkan korban ke lutut, saling memegang pergelangan tangan
3. Berdiri dengan saling memberi aba-aba
4. Maju kearah kaki korban dengan saling memberi aba-aba. Untuk
menurunkan korban dilakukan dengan urutan kebalikannya
4. Pengangkutan dengan tandu
1. Tiga orang berjejer disebelah korban, satu orang disisi berlawanan
2. Naikkan korban diatas lutut tiga orang
3. Satu orang mengambil tandu, setelah itu korban diturunkan ketandu oleh
empat orang
4. Ambil posisi saling berhadapan, masing-masing siap untuk mengangkat
5. Pembuatan tandu
Tandu menggunakan batang bambu, atau batang kayu dengan selimut
1. Letakkan bambu ditengah-tengah selimut
2. Tumpukkan selimut, sehingga posisi kayu berada ditengah-tengah selimut
3. Sesuaikan dengan lebar bahu korban, letakkan bambu yang ke dua
4. Lipat lagi selimut, seperti langkah yang sebelumnya
Sekiranya korban sudah berada ditempat yang aman, tetapi korban dalam
keadaan tidak sadar maka, hal yang harus dilakukan adalah memberi pijatan
jantung terhadap korban sebanya 30 kali, dan memberi nafas buatan sebanyak 2
kali. Berikut prosedur yang dapat dilakukan :
1. Letakkan korban di permukaan yang keras, dengan posisi korban telentang
2. Penolong berada disebelah korban dan posisi lutut dekan dada korban
3. Penolong meletakkan telapak tangan diatas tulang dada
4. Letakkan tangan sebelah satunya diatas tangan korban
5. Luruskan kedua siku dan tekan dengan badan dengan ssecara tegak lurus
kearah kolom tulang belakang
6. Pemijatan jjantung dilakukan denagn kecepatan 100 kali permenit
Jika pemijatan sudah dilakukan sebnayak 30 kali, maka penolong harus
memberikan nafas buatan sebanyak 2 kali. Posisi kepala korban harus
tenggakkan keatas, guna untuk melancarkan saluran udara, kemudian tiupkan
nafas perlahan-lahan selama 2 detik, tiupkan hingga dada mengembang sedikit.
Lakuakan pemijatan jantung dan pemberian nafas buatan ini sampai korban
sadar, atau setidaknya sampai datangnya pertolongan medis.
Jika korban mengalami luka, maka penolong harus menutup luka korban
tersebut, dengan menggunakan perban. Kalau perban tidak ada maka
menggunakan kain, biasanya kain yang digunakan berbentuk segitiga. Cara
melipat kain harus benar agar kain terikat kencang.
b. OBA (Oxigen Breathing Apparathus)
Oxigen Breathing Apparathus (OBA) merupakan suatu sistem alat yang
digunakan untuk membantu pernapasan pada satu keadaan yang kekurangan
oksigen seperti di trowongan tambang bawah tanah. OBA 800 type 2 yang
berkapasitas 2,1 L dengan bantuan Ca(OH)2 alat ini menggunakan siklus tertutup
dan disirkulasi lagi. Alat ini terdiri dari kantung pernapasan yang berfungsi
sebagai peyimpan udara dengan tekanan 3 Mpa, tabung pembersih udara yang
didalamnya terdapat Ca(OH)2 yang bekerja layakanya paru-paru , tabung es
sebagai penstabil suhu udara, tabung oksigen sebagai penyimpan oksigen dan
masker yang berfungsi sebagai saluran pernapasan ke pemakai .
Prosedur pemakaian Oxigen Breathing Apparathus (OBA) :
1. Memasang kantung pernapasan
2. Memasang spring tekanan tekanan positif
3. Memeriksa dan pasang tabung pembersih
4. Memeriksa katub hisap dan katub buang
5. Memasang selang pernapasan
6. Memeriksa dan pasang tabung oksigen
7. Membuka katup suplai oksigen
8. Menyebutkan nilai tekanan oksigen
9. Menekan katub bypas
10. Memeriksa kantung pernapasan
11. Memeriksa katub buang otomatis
12. Menutup katub suplai oksigen
13. Chek alaram 3 mpa
14. Memuka katub oksigen
15. Memasang tutup pengamanan
16. Membalikkan OBA dan periksa tabung es
17. Mengisi tabung es dengan es batu
18. Memasang ikat dada dan ikat pinggang
19. Memakai masker
20. Memeriksa kerapatan masker.
21. Menyambungkan masker.
3.2 PT. Bukit Asam UPO
PTBA UPO merupakan tambang bawah tanah yang memproduksi
batubara yang memiliki mutu sangat baik. Metode penambangan yang dilakukan
PT. Bukit Asam UFO ini yaitu penambangan underground. Panjang tunnel yang
digunakan untuk kegiatan penambangan panjangnya 1,4 km dengan kemiringan
sebesar 9o dengan sistem penyangga menggunakan pilar - pilar yang
panjangnya 20 m dan lebar antara 4,2 - 3,3 m serta jarak antar penyangganya
1,2 m , namun saat ini karena sudah tidak digunakan maka di sir off/ di tutup. Di
dalam terowongan ini juga terdapat deck yaitu kayu - kayu yang dipasang secara
berselingan dan di tumpuk membentuk kotakan yang berfungsi sebagai antisipasi
bila terjadi ambrukan di terowongan
Terowongan bawah tanah PT. Bukit Asam dilengkapi dengan pipa yang
dipasang dengan fungsi untuk mengontrol gas - gas yang berada di bawah tanah
seperti misalnya gas CO2, CH4 dan gas CO. Di dalam terowongan tersebut juga
terdapat ventilasi yang menggunakan sistem hisap untuk menghisap udara kotor
dan juga terdapat pintu angin sebagai pembatas antara udara yang bersih dan
juga udara yang kotor. Alat - alat yang terdapat di dalam terowongan bawah
tanah ini dilindungi oleh gettin box dan juga dilengkapi dengan sistem clock out
yaitu sistem untuk mematikan alat secara otomatis apabila ada masalah.
Selain memakai sistem penyangga, terowongan ini juga menggunakan
logbor yang memakai sistem paku yang dipasang setiap jarak 20 m. Tebal
batubara yang berada di terowongan ini adalah 30 m dengan kalori 7000 kal dan
produksi rata - ratanya 90 ton/ hari. Batubara yang telah di tambang kemudian di
angkut menuju tempat penyimpanan menggunakan belt conveyor yang
panjangnya 3 km dari pintu luar dengan beban maksimal yang dapat diterima
yaitu 20 ton.
3.3 Kegiatan di PT. NUSA ALAM LESTARI
Kegiatan pertambangan di PT Nusa Alam Lestari adalah tambang bawah
tanah dengan metoda Room and Pillar Mining, semi mekanis. Room and pillar
merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara
dengan menggunakan penyangga-penyangga yang umumnya dari kayu, dengan
bentuk blok-blok persegi.
Pada metode penambangan Room and Pillar, batubara diekstraksi
dengan meninggalkan pilar yang difungsikan sebagai penyangga ruang kosong
(room) pada lapisan batubara di dalam tanah. Ruang kosong itu sendiri terbentuk
sebagai akibat terambilnya batubara pada lapisan yang bersangkutan. Adapun
ukuran pilar ditentukan dengan menghitung kekuatan batuan atap, lantai serta
karakteristik lapisan batubara, yang dalam hal ini adalah tingkat
kekuatan/kekerasannya.
Room and Pillar adalah metode penambangan yang sederhana dan tidak
memerlukan biaya yang besar. Akan tetapi, cara ini hanya akan menghasilkan
recovery batubara yang rendah, umumnya maksimal 60%, disamping
memerlukan kondisi lapisan batubara yang landai (flat) dan relatif tebal. Selain
itu, Room and Pillar hanya bisa diterapkan pada penambangan lapisan batubara
yang dekat dengan permukaan tanah karena tekanan batuannya belum begitu
besar. Seiring makin dalamnya lokasi penambangan berarti tekanan batuan akan
membesar, serta potensi emisi gas dan keluarnya air tanah akan bertambah.
Pada kondisi demikian, Room and Pillar sudah tidak layak lagi untuk dilakukan
sehingga diperlukan metode lain yang lebih aman dan ekonomis, yaitu Long
Wall.
Penambangan dapat dilakukan dengan menggunakan penyangga kayu
untuk menopang atap lapangan, serta coal pick untuk ekstraksi batubara.
Sedangkan kereta tambang (mine car) digunakan sebagai alat transportasi
batubara.
PT. Nusa Alam Lestari merupakan salah satu perusahaan tambang batu
bara yang terletak di Sapan Dalam dan Bukit Tambun, Desa Salak, Kecamatan
Talawi, Kota Sawahlunto, Propinsi Sumatera Barat.d sumetra barat.
PT. Nusa Alam Lestari memulai tambang surface sejak tahun 2006 dan
setelah cadangan berkurang diputuskan untuk melakukan penambangan
underground sejak tahun 2011, untuk tahap pertama telah mendapat persetujuan
dari ninik mamak pemilik tanah ulayat melalui perjanjian sewa pakai lahan.
Perusahan tersebut melakukan penambangan dengan cara semi
mekanis, dikatakan demikian karena masih menggunakan tenaga manusia
dalam melakukan penambangan.
Cadangan batubara terbukti di tambang terdiri dari 3 seam utama yaitu A,
B dan C. seam A dan B terdiri dari 1 sim dengan ±7000 kalori dan tebal rata-rata
6,5 meter , akan tetapi penambangan dilakukan hanya 2-3 meter terlebih dahulu.
Sedangkan pada lapisan C terdiri dari 2 sim dengan kandungan kalori
batubaranya ±7500-8000 dan tebal rata-rata 6,5 meter, masih sama dengan
lapisan A dan B penambangan dilakukan 2-3 meter terlebi dahulu.
Jumlah cadangan terbukti dari 22.45 Ha (22.45%) daerah tambang
sebasar 1.258.736 ton. Cadangan terkira sekitar 2.000.000 - 2.500.000 ton
batubara diperkirakan terdapat di 75 Ha (75%) daerah yang belum dieksplorasi
dan direncanakan akan dieksplorasi pada akhir tahun 2009.
Total cadangan batubara disuluruh lokasi tambang diperkirakan
3.000.000 - 3.500.000 ton batubara dan direncanakan selesai ditambang sekitar
7-9 tahun, sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Pada saat ini pemasaran dan penjualan baubara ditujukan untuk
pemasaran lokal diantaranya adalah kontrak dengan :
PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMETERA BAGIAN SELATAN
sektor Pembangkitan Ombilin untuk jangka waktu November 2008 -
November 2013.
PT. Semen Padang sebagai pemasok pasar spot.
Trader Lokal lainnya.
Pemasaran batubara melalui Teluk Bayur, Padang untuk memenuhi
pemasaran lokal ekspor dari beberapa pembeli potensial.
Pemasaram melalui pelabuhan Teluk Bayur ini dapat dilakukan langsung
ke kapal dengan kapasitas muat kapal 35.000 – 40.000 dengan kemampuan
muat 9.000 ton/hari.
BAB III
KESIMPULAN