BAB III

24
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara memecahkan masalah dalam suatu proses penelitian dengan menggunakan metode keilmuan (Aziz Alimul Hidayat, 2007). Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2003). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional. Pada penelitian ini peneliti mencoba mencari hubungan 49

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara memecahkan masalah dalam suatu proses

penelitian dengan menggunakan metode keilmuan (Aziz Alimul Hidayat,

2007). Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan untuk

menjawab tujuan penelitian berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan

berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2003).

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional. Pada penelitian ini

peneliti mencoba mencari hubungan antara tingkat spiritual dengan tingkat

kecemasan pada pasien diabetes melitus.

Penelitian ini menggunakan pendekatan crossectional yaitu dimana

peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen

dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak

lanjut. Tentunya tidak semua obyek penelitian harus diobservasi pada hari atau

pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel

dependen dinilai hanya satu kali saja (Nursalam, 2003). Variabel independen

49

Page 2: BAB III

penelitian ini adalah tingkat spiritual diukur pada saat yang sama dengan

variabel dependen yaitu tingkat kecemasan pada pasien diabetes melitus.

Kelebihan rancangan studi crossectional adalah kemudahannya untuk

dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan follow-up. Jika tujuan penelitian

mendeskripsikan hubungan dua variabel, maka studi crossectional merupakan

rancangan studi yang cocok, efisien dan cukup kuat dari segi metodologi.

Pengukuran

Variabel 1 deskripsi variabel

Uji hubungan interpretasi

makna/arti

Variabel 2 deskripsi variabel

Gambar 2. Rancangan Penelitian Hubungan Tingkat Spiritual dengan TingkatKecemasan pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Tahun 2013

50

Page 3: BAB III

Kerangka Kerja :

Teknik pengumpulan data

51

Populasi

Pasien DM dengan komplikasi yang rawat inap di RSUD Wangaya dari bulan Oktober – November 2013

Sampling

Non probability sampling dengan teknik purposive sampling

Sample

Pasien DM yang memenuhi kriteria inklusi

Variabel bebas : Tingkat spiritual dengan menggunakan

kuisoner baku WHOQOL-SRPB

Variabel terikat : Tingkat kecemasan dengan

menggunakan kuisioner baku HARS

Deskripsi hasilDeskripsi hasil

Analisa data menggunakan uji statistik rank spearman dengan tingkat kesalahan (α) sebesar

5%

Penyajian data

Page 4: BAB III

Gambar 3. Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Komplikasi

Tahun 2013

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap (Ruang Angsa,

Belibis dan Ruang Cendrawasih) RSUD Wangaya pada bulan Oktober sampai

November Tahun 2013.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami diabetes

melitus dengan komplikas di Ruang Rawat Inap RSUD Wangaya yang

diperkirakan berjumlah 40 orang. Populasi tersebut dihitung dari jumlah rata-

rata perbulan kunjungan pasien diabetes melitus dengan komplikasi.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagaian jumlah karakteristik objek yang diteliti dan

mewakili seluruh populasi (Wasis, 2008). Pada penelitian ini, sampel yang

diambil adalah pasien yang mengalami Diabetes Melitus dengan komplikasi

serta memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 36 orang.

Adapun rumus dasar perhitungan sampel adalah sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2010) :

52

Page 5: BAB III

n = N

1 + N(d2)

Keterangan :

N = perkiraan besar sampel

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)

Contoh sebagai berikut :

n = N

1 + N(d2)

= 40

1 + 40 (0,052)

= 40

1 + 0,1

= 36

Jadi jumlah sampel adalah 36 orang.

Kriteria inklusi dan eksklusi dalam sampel penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Kriteria inklusi

Kriteri inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien diabetes melitus dengan komplikasi

2) Pasien yang bersedia menjadi responden

3) Pasien yang bisa membaca dan menulis

53

Page 6: BAB III

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien yang selama proses penelitian mengundurkan diri

2) Pasien yang tidak kooperatif

3. Teknik Sampling

Sampling adalah proses dalam menyeleksi dari suatu populasi untuk

bisa mewakili populasi atau cara untuk menentukan sampel (Wasis, 2008).

Penelitian ini menggunakan non-probability sampling yaitu purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Teknik purposive sampling digunakan dalam penelitian ini karena peneliti

tidak mampu menetapkan jumlah populasi secara pasti untuk kurun waktu

tertentu.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah prilaku atau karakteristik yang memberikan

nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) Soeparto, dkk.

2000:54 (dalam Nursalam, 2009). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

54

Page 7: BAB III

a. Variabel Independent

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2009). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah tingkat spiritual pasien diabetes melitus dengan komplikasi.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2009).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

tingkat kecemasan pasien diabetes melitus dengan komplikasi.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2009). Variabel

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

55

Page 8: BAB III

Tabel 1

Definisi Operasional Variabel Tingkat Spiritual dengan Tingkat Kecemasan

Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Komplikasi Tahun 2013

VariabelDefinisi

operasionalParameter Alat ukur Skala Skoring

1 2 3 4 56

Tingkat

spiritual

Tingkat spiritual

adalah hasil

pengukuran

terhadap sikap

yang meyakini

adanya kekuatan

Tuhan yang

dapat

mempengaruhi

kehidupan

manusia.

Hubungan

Spiritual,

Pengertian dan

tujuan hidup,

Pengalaman yang

membuat takjub,

Keutuhan dan

integritas,

Kekuatan

spiritual,

Kedamaian/

ketentraman hati,

Harapan dan

optimisme,

Keyakinan/iman

WHO-

Quality of

life-SRPB

(

Spiritual/Re

gion/

Personal

Beliefs)

Ordinal :

-Tingkat spiritual

rendah : 0 - 85

-Tingkat spiritual

sedang : 86 - 117

-Tingkat spiritual

tinggi : 118 - 160

Tidak penting =1,

Sedikit penting= 2,

Penting = 3, Sangat

penting = 4, dan

Sangat penting

sekali = 5

56

Page 9: BAB III

1 2 3 4 5 6

Tingkat

kecemasan

pada pasien

DM dengan

komplikasi

Respon emosi

tidak

menyenangkan

yang dialami

pasien DM

dengan

komplikasi

karena

terbatasnya

informasi

mengenai

penyakitnya dan

perubahan

dalam diri

penderita DM.

Perasaan cemas,

ketegangan,

ketakutan,

gangguan tidur,

gangguan

kecerdasan,

perasaan depresi,

gejala otot, gejala

sensori, gejala

kardiovaskuler,

gejala

respiratorik,

gastrointestinal,

gejala urogenital,

gejala otonom,

tingkah laku

(sikap) saat

melakukan

kegiatan.

Hamilton

Rating

Scale-

Anxiety

(HRS-A)

Ordinal:

-Tidak cemas:

<14

-Cemas ringan:

14-20

-Cemas sedang:

21-27

-Cemas berat:

28-41

-panik: 42-56

1. Nilai 0: tidak ada

gejala/keluhan

2. Nilai 1: ringan

bila satu gejala

dari pilihan yang

ada

3. Nilai 2: sedang

bila lebih dari

satu atau separuh

dari gejala yang

ada

4. Nilai 3: berat bila

lebih dari separuh

gejala yang ada

5. Nilai 4: panik

bila semua gejala

ada

57

Page 10: BAB III

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu

dengan memperoleh data secara langsung dari sumber melalui pengisian

instrumen yang diberikan. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

data kuantitatif. Data kuantitatif terdapat pada WHO-Quality of Life-SRPB dan

Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A). Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala ordinal untuk WHO-Quality of Life-SRPB dan Hamilton Rating

Scale-Ansiety (HRS-A). Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu

data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan WHO-

Quality of Life-SRPB dan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A) yang

dijawab langsung oleh responden secara subjektif dan sukarela tanpa ada

paksaan.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner penelitian

kepada responden. Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

a. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memohon ijin penelitian ke

Kesbanglinmas Provinsi yang ditembusankan ke Kesbanglinmas Kodya dan

dari Kesbanglinmas Kodya ditujukan kepada Direktur RSUD Wangaya.

58

Page 11: BAB III

b. Melakukan pendekatan formal kepada Direktur RSUD Wangaya untuk

mendapatkan ijin melakukan studi pendahuluan kemudian peneliti meminta

ijin kepada Kepala Ruangan Rawat Inap RSUD Wangaya dalam mencari

sampel.

c. Melakukan pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi.

d. Melakukan pendekatan informal kepada responden dengan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian.

e. Memberikan lembar persetujuan untuk ditandatangani.

f. Memberikan dan menjelaskan cara pengisian instrument pengumpulan data.

g. Mengambil instrument pengumpulan data yang telah diisi dan

dikumpulkan.

3. Instrumen pengumpulan data

Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa skala yang terdiri

dari WHO-Quality of life-SRPB dan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A).

a. WHO-Quality of life-SRPB

Tingkat spiritual diukur dengan menggunakan WHO-Quality of Life-SRPB

(Spiritual/Religion/Personal Beliefs). SRPB (Spiritual/Region/Personal

Beliefs) adalah instrument terbaru menurut WHO yang digunakan untuk

mengukur tingkat spiritual seseorang.

1) Setiap pertanyaan menanyakan tentang spiritualitas, agama maupun

sistem kepercayaan.

2) Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam WHO-Quality of life-SRPB

diaplikasikan untuk populasi yang berada pada budaya yang berbeda-

59

Page 12: BAB III

beda, menyentuh seluruh populasi spiritualitas, agama maupun sistem

kepecayaan.

3) WHO-Quality of life-SRPB terdiri dari 8 parameter yang akan diukur

kepada responden diantaranya: hubungan spiritual, pengertian dan tujuan

hidup, pengalaman yang membuat takjub, keutuhan dan integritas,

kekuatan spiritual, kedamaian/ketentraman hati, harapan dan optimisme,

keyakinan/iman.

4) Penilaian WHO-Quality of life-SRPB dilakukan dengan skala likert

dimana terdiri dari 8 sub variabel dan setiap sub variabel memiliki 4

pertanyaan. Jawaban terdiri dari 5 pilihan yaitu: (a) tidak penting, dengan

skor 1, (b) sedikit penting, dengan skor 2, (c) penting, dengan skor 3, (d)

sangat penting, dengan skor 4, dan sangat penting sekali dengan skor 5.

Sub variabel spiritual yaitu:

a) Hubungan spiritual

b) Pengertian dan tujuan hidup

c) Pengalaman yang membuat takjub

d) Keutuhan dan integritas

e) Kekuatan spiritual

f) Kedamaian/ketentraman hati

g) Harapan dan optimisme

h) Keyakinan/iman

60

Page 13: BAB III

Untuk penentuan skor yaitu skor masing-masing sub variabel

dijumlahkan. Tingkat spiritual dapat dibagi menjadi tiga katagori, dengan

ketentuan:

Spiritual rendah : 0 - 85

Spiritual sedang : 86 - 117

Spiritual tinggi : 118 - 160

5) WHO-Quality of life-SRPB diuji validitas dan reabilitas diberbagai

populasi. Sevington dari Departement of Psychology, University Of Bath,

England tahun 2005 melakukan uji validitas dimana nilai rxy = 0,46 dan

nilai reabilitasnya rxx = 0,83

b. Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A)

Kecemasan menggunakan intrumen yang sudah teruji dan valid yaitu

dengan menggunakan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A). Hamilton

Rating Scale-Ansiety (HRS-A) terdiri dari 14 komponen dengan skor tertinggi

56. Derajat kecemasan menurut skor tersebut yaitu: bila skor ≤ 14 : tidak ada

kecemasan, bila skor 14-20 : kecemasan ringan, bila skor 21-27 : kecemasan

sedang, bila skor 28-41 kecemasan berat, dan bila skor 42-56 : kecemasan berat

sekali/panik. Kriteria penilaian pada skala ini adalah 0 : tidak ada

gejala/keluhan, 1 : ringan bila satu gejala dari pilihan yang ada, 2 : sedang bila

lebih dari satu atau separuh dari gejala yang ada, 3 : berat bila lebih dari

separuh gejala yang ada, dan 4 : panik bila semua gejala ada.

61

Page 14: BAB III

F. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Tehnik pengolahan data

Pengolahan data merupakan suatu upaya untuk memprediksikan data

dan menyiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisis lebih lanjut dan

mendapatkan data yang disajikan.Langkah-langkah dalam mengolah data :

a. Editing

Memeriksa kelengkapan jawaban dari responden, melakukan pengecekan

apabila ditemukan kejanggalan, alat ukur dikembalikan kepada responden

secepatnya dan responden diminta untuk mengerjakan saat itu juga.

b. Coding

Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya, kemudian diberikan

kode angka sesuai dengan buku kode peneliti yang telah disiapkan.

Pemberian kode untuk jenis kelamin, yaitu 1=laki-laki dan 2=perempuan.

Kode untuk umur, 1=30-40, 2=41-50, 3=51-60, 4= >60. Kode untuk agama,

1=hindu, 2=islam, 3=kristen, 4=katolik, 5=budha.

Kode untuk tingkat spiritual :

1= skor 0-85 (spiritual rendah)

62

Page 15: BAB III

2= skor 86-117 (spiritual sedang)

3= skor 118-160 (spiritual tinggi)

Kode untuk tingkat kecemasan :

1= skor <14 (tidak ada cemas)

2= skor 14-20 (kecemasan ringan)

3= skor 21-27 (kecemasan sedang)

4= skor 28-41 (kecemasan berat)

5= skor 42-56 (panik)

c. Entry

Merupakan upaya peneliti untuk memasukkan data kedalam media agar

peneliti mudah mencari bila data itu diperlukan lagi. Biasanya data ini

dimasukkan ke dalam CD, flashdisk ataupun program data base yang akan

diolah dengan mempergunakan komputer.

d. Cleaning

Pembersihan data melalui pengecekan kembali data tersebut untuk

menghindari kesalahan.

2. Tehnik Analisa Data

Teknik analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik

statistik yaitu teknik pengolahan data dengan menggunakan analisis statistik.

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Teknik analisa data yang

digunakan adalah analisa korelasi univariat dan bivariat. Dalam penelitian ini

63

Page 16: BAB III

analisa univariat digunakan untuk mengetahui prosentase dari karakteristik

responden serta menganalisa variabel dependen dan independen. Analisa

bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritual dengan

tingkat kecemasan. Uji statistik yang digunakan Korelasi Spearman rank,

dengan derajat kesalahan 5 %. Apabila hasil rho hitung lebih besar dari rho

tabel maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak, dan apabila

hasil rho hitung lebih kecil dari rho tabel maka hipotesis nol diterima dan

hipotesis alternatif ditolak. Pada penelitian ini data diolah dengan bantuan

komputer.

G. Etika Penelitian

Setelah mendapat izin dari RSUD Wangaya Denpasar untuk melakukan

penelitian, kemudian peneliti mengumpulkan data dengan memperlihatkan

permasalahan efek meliputi :

1. Informent concent

Inform concent diberikan sebelum penelitian dilaksanakan kepada pasien

DM dengan komplikasi yang diteliti dengan tujuan agar responden mengerti

maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang akan terjadi selama

dalampengumpulan data. Jika subjek menolak diteliti, maka peneliti

menghargai hak-hak pasien tersebut.

2. Anominity (tanpa nama)

64

Page 17: BAB III

Responden tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data,

peneliti cukup menuliskan kode pada lembar pernyataan untuk menjaga

kerahasiaan.

3. Confedentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya

terbatas pada kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah peneliti.

65