BAB III

18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan menggunakan rancangan tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah  penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran (Arikunto, dkk. 2012). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Adapun tahapan dari penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar 1. Gamba r 1 Al ur Pe laksanaa n PTK (Suhar djono, 2010 ) Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dimulai dengan  perencanaan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam satu

Transcript of BAB III

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Rancangan PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan menggunakan rancangan tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran (Arikunto, dkk. 2012). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Adapun tahapan dari penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Alur Pelaksanaan PTK (Suhardjono, 2010)

Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dimulai dengan perencanaan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan sehingga total pertemuan menjadi dua kali pertemuan ditambah 4 kali tes kognitif (evaluasi) yang dilaksanakan satu kali sebelum siklus dimulai (pre-test), dua kali pada setiap akhir siklus dan 1 kali diluar pelaksanaan siklus di lain hari (post-test). Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang proses kegiatan pembelajaran tentang aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Evaluasi dilakukan di setiap bagian akhir siklus ketika selesai dilaksanakan dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penguasaan konsep mikroskopik dan simbolik yang telah dicapai oleh siswa dalam materi hidrolisis garam. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses yaitu apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan tindakan apa yang perlu dilakukan selanjutnya.Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan. Hasil observasi dan evaluasi dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan analisis dan refleksi untuk penyusunan ulang memasuki putaran atau siklus selanjutnya.Siklus I difokuskan pada 5 indikator, yaitu:1. Menuliskan rumus kimia dari suatu nama senyawa asam atau basa.2. Menuliskan persamaan reaksi pembentukan empat senyawa garam yang terbentuk dari senyawa asam dan basa.3. Menuliskan persamaan reaksi hidrolisis garam dari senyawa garam yang mengalami hidrolisis.4. Menjelaskan penyebab garam tidak mengalami hidrolisis dalam air.5. Menggambarkan secara mikroskopik jenis partikel (ion dan molekul) yang terdapat di dalam larutan garam.Siklus II setelah diketahui hasil diagnosis dari siklus I, sehingga pembelajaran pada siklus II merupakanan tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan pada siklus II bisa berupa kegiatan yang sama dari kegiatan sebelumnya dengan berbagai tambahan perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran yang mengacu pada data hasil observasi dan evaluasi serta melanjutkan beberapa indikator yang belum dibahas. Siklus II melanjutkan 4 indikator lainnya yaitu :1. Menghitung pH garam yang terhidrolisis jika diketahui molaritas dan tetatapan basa lemah (Kb).2. Menjelaskan jenis hidrolisis yang terjadi pada garam dari gambar mikroskopik hidrolisis garam yang diberikan.3. Menuliskan persamaan reaksi hidrolisis garam dari senyawa garam yang mengalami hidrolisis.4. Menggambarkan secara mikroskopik jenis partikel (ion dan molekul) yang terdapat di dalam larutan garam setelah mengalami hidrolisis.

3.2 Setting PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2015 di kelas XI-IPA 2 SMA Negeri 8 Banjarmasin Tahun Ajaran 2012/2013 yang beralamat di Jalan Alalak Tengah RT 06 No.47 Kelurahan Alalak Tengah, Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA 2 SMA Negeri 8 Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Siswa yang ada di kelas tersebut mempunyai tingkat kemampuan dan daya serap yang bervariasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:(1) TesTes diberikan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa pada materi pokok Hidrolisis Garam dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, diberikan pada akhir pelaksanaan pembelajaran. Soal tes terdiri dari 10 butir soal objektif untuk pre-test dan post-test serta pada setiap siklus.

(2) ObservasiObservasi digunakan untuk mendeskripsikan tentang pengelolaan pembelajaran yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung oleh pengamat menggunakan lembar observasi.(3) DokumentasiDokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh selama penelitian yang berupa arsip perencanaan pembelajaran, daftar nilai siswa serta dokumen berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:(a) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.(b) Melaksanakan observasi aktivitas guru dan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer.(c) Melaksanakan tes hasil belajar (tes setiap akhir siklus) per individu.(d) Menganalisis tes hasil belajar pada masing-masing siklus.

3.3.1 Pengembangan Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil belajar dalam bentuk soal objektif dan lembar observasi. Tes hasil belajar berfungsi untuk mengukur dan mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konseptual (kognitif) siswa, yaitu sejauh mana siswa memahami materi hidrolisis garam menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS. Upaya untuk mengetahui kualitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat digunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Peneliti merancang instrumen untuk tes hasil belajar untuk pre-test sebanyak 10 soal essay dan untuk setiap akhir siklus sebanyak 10 essay yaitu 5 soal digunakan pada siklus I dan 5 soal lagi digunakan pada siklus II. Penskoran yang diberikan kepada setiap jawaban soal yang benar disesuaikan dengan rubrik penskoran. Penentuan skor yang diperoleh masing-masing siswa dari tes belajar menggunakan skala 100 dengan perhitungan sebagai berikut:

Skor akhir = Instrumen tersebut dirancang oleh peneliti dari beberapa sumber buku pelajaran kimia yang relevan, kemudian divalidasi oleh tim validator untuk mendapatkan nilai validitasnya dan diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitasnya, sehingga instrumen tes benar-benar memiliki kualitas yang baik.Penelitian ini juga akan menilai kualitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran, aktivitas siswa dan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa yang berisi langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan kemampuan mikroskopik dan simbolik yang dirancang oleh peneliti. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh 3 orang observer sambil mengisi dafar cocok (chekc list) dengan tanda cocok () ditempat yang sudah disediakan. Penilaian respon siswa dilakukan menggunakan angket skala sikap.

3.3.2 Validasi instrumen Validasi instrumen dilakukan sebelum instrumen tes digunakan, untuk mendapatkan tes yang valid. Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur (Arifin, 2011). Validitas tes yang dilakukan adalah validitas isi (content validity). Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi dapat diusahakan sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran (Arikunto, 2012).Validitas isi untuk instrumen penelitian soal tes objektif ditetapkan berdasarkan penilaian dan pertimbangan dari penilai yang terdiri dari 3 orang penilai yaitu 2 dosen kimia FKIP Unlam Banjarmasin dan 1 pengajar kimia di SMA Negeri 8 Banjarmasin. Adapun kriteria penilaian instrumen tersebut adalah:(1) Skor 0 apabila indikator tidak sesuai dengan butir soal atau pernyataan dan instrumen tidak komunikatif.(2) Skor 1 apabila indikator tidak sesuai dengan butir soal atau pernyataan dan tetapi instrumen komunikatif.(3) Skor 2 apabila indikator sesuai dengan butir soal atau pernyataan dan instrumen komunikatif. Tim penilai juga diminta untuk memberikan catatan perbaikan terhadap instrumen yang dinilai jika dianggap perlu. Hasil penilaian tersebut kemudian dihitung validitasnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:Persentase validitas soal yang relevan:

P = Persentase validitas soal yang belum relevan:

P = Konsistensi antar penilai dilakukan dengan cara menghitung rata-rata persentase pemberian skor 2 oleh tim penilai dengan rumus :P rata-rata = Keterangan:P: Persentase validitas isi yang dicariPA: Persentase validitas isi oleh penilai APB: Persentase validitas isi oleh penilai BPC: Persentase validitas isi oleh penilai C

Hasil perhitungan di atas selanjutnya dicocokkan dengan kreteria validitas pada Tabel 4, untuk menentukan tingkat validitasnya.

Tabel 4 Kriteria validitas instrumenPersentase ValiditasKriteria

81% - 100%Sangat tinggi

61% - 80,9%Tinggi

41% - 60,9%Cukup

21% - 40,9%Rendah

10% - 20,9%Sangat rendah

(Arikunto, 2012)Berikut ini hasil validasi untuk instrumen kognitif dari ketiga penilai dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5 Hasil validasi instrumen penelitianValidatorSkor Nilai (%)

Nol Satu Dua

Penilai A03,3396,67

Penilai B03,3396,67

Penilai C06,6793,33

Rata-rata04,4495,56

Keterangan :Penilai A=Drs. Parham Saadi, M. SiPenilai B=Dra. Atiek Winarti, M. Pd, M.ScPenilai C=Rahmat Yani, S. Pd

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil validasi yang diberikan oleh tim validator terhadap instrumen tes pada materi hidrolisis garam yaitu untuk skor 2 diperoleh nilai rata-rata sebesar 95,56%, sehingga menurut kriteria validitas instrumen pada Tabel 4 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, sehingga instrumen tersebut sangat layak digunakan. Hasil perhitungan validitas isi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.3.3.3 Reliabilitas instrumenInstrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu harus diujicobakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen berhubungan dengan tingkat kepercayaan dari instrumen tersebut. Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, apabila instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tetap. Reliabilitas tes adalah ketetapan tes yaitu kapanpun tes tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama, sehingga tes tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2012).Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson 20 atau KR-20 yaitu :

r11 = Keterangan :r11= Reliabilitas tes secara keseluruhanp= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p)pq= Jumlah hasil perkalian antara p dan qn= Banyaknya itemS= Standar deviasi dari tes

Berikut ini kriteria untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu instrumen tes menggunakan tolak ukur pada Tabel 6.Tabel 6 Kriteria reliabilitas instrumenKoefisien reliabilitasKriteria

0,80 < rDerajat reliabilitas sangat tinggi

0,80 < rDerajat reliabilitas tinggi

0,40 < r < 0,80Derajat reliabilitas sedang

r < 0,40Derajat reliabilitas rendah

Ratumanan & Laurens (2003)Setelah diujicobakan, maka diperoleh harga reliabilitas instrumen sebesar 0,63. Hal ini berarti bahwa instrumen mempunyai reliabilitas sedang dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9.3.4 Prosedur Pelaksanaan TindakanPelaksanaan pembelajaran pada materi hidrolisis garam dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Sebelum pelaksanaan siklus I, siswa di berikan pre-test untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan representasi mikroskopik dan simbolik siswa. Selanjutnya Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan kemudian dilanjutkan 1 kali pertemuan untuk tes kognitif siklus I. Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan dilanjutkan dua kali pertemuan untuk tes kognitif siklus II dan post-test. Secara ringkas mengenai penyajian materi pembelajaran tiap siklus dapat dilihat Tabel 10 sebagai berikut :Tabel 7 Penyajian materi pembelajaran tiap siklusNoTindakanPertemuan Ke-Alokasi WaktuIndikator

1Pre-test12 jam pelajaranSemua indikator pada siklus I dan siklus II

2Siklus I22 jam pelajaran1. Menuliskan rumus kimia dari suatu nama senyawa asam atau basa.2. Menuliskan persamaan reaksi pembentukan empat senyawa garam yang terbentuk dari senyawa asam dan basa.3. Menuliskan persamaan reaksi hidrolisis garam dari senyawa garam yang mengalami hidrolisis.4. Menjelaskan penyebab garam tidak mengalami hidrolisis dalam air.5. Menggambarkan secara mikroskopik jenis partikel (ion dan molekul) yang terdapat di dalam larutan garam.

3Evalusi Siklus I32 jam pelajaranSemua indikator yang telah disampaikan pada siklus I

4Siklus II42 jam pelajaran1. Menghitung pH garam yang terhidrolisis jika diketahui molaritas dan tetatapan basa lemah (Kb).2. Menjelaskan jenis hidrolisis yang terjadi pada garam dari gambar mikroskopik hidrolisis garam yang diberikan.3. Menuliskan persamaan reaksi hidrolisis garam dari senyawa garam yang mengalami hidrolisis.4. Menggambarkan secara mikroskopik jenis partikel (ion dan molekul) yang terdapat di dalam larutan garam setelah mengalami hidrolisis.

5Evaluasi Siklus II52 jam pelajaranSemua indikator yang telah disampaikan pada siklus II

Prosedur penelitian pada masing-masing siklus meliputi hal-hal sebagai berikut :3.4.1 Siklus Ia. Perencanaan (planning)Kegiatan-kegiatan pada tahap ini meliputi : 1. Menerapkan indikator pembelajaran.2. Membuat kisi-kisi soal (lampiran 1).3. Membuat alat evaluasi yang digunakan saat tes akhir siklus untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada aspek kognitif yaitu berupa soal objektif beserta kunci jawabannya (lampiran 2).4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran (lampiran 3).5. Menyusun lembar observasi aktivitas peneliti (guru) untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran (lampiran 5).6. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui seberapa besar partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran (lampiran 5).7. Membuat angket respon siswa terhadap pembelajaran (lampiran 6).8. Membagi kelas menjadi 17 kelompok yang heterogen, setiap kelompoknya terdiri dari 2 orang siswa (lampiran 7).b. Pelaksanaan tindakan (action)Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap sebelumnya, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan sebagai pengajar adalah peneliti sendiri. Berikut ini merupakan tahapan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I yaitu:1. Kegiatan pendahuluan(1) Guru membuka kegiatan KBM dengan mengucapkan salam.(2) Guru mengarahkan siswa untuk berdoa dan melakukan absensi kelas.(3) Guru menyampaikan apersepsi.(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.(5) Guru menginformasikan bahwa pada pelajaran hari ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan menginformasikan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa.2. Kegiatan inti(1) Fase informasiGuru menjelaskan materi secara umum yang disertai dengan contoh soal. Materi yang disampaikan hanya sebagian saja sebagai pengetahuan awal bagi siswa.(2) Fase think Guru mengajukan pertanyaan awal/permasalahan yang berhubungan dengan materi pada LKS dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya secara mandiri untuk beberapa saat. (3) Fase pair (a) Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari dua orang (berpasangan) secara heterogen. Siswa berpasangan dan mendiskusikan jawaban pada fase think. Guru meminta pasangan siswa untuk saling membantu dan memotivasi untuk mengemukakan pendapat.(b) Guru meminta siswa mendiskusikan jawaban yang diperoleh pada fase think. Masing-masing pasangan diberi waktu untuk menyelesaikan pertanyaan yang ada dalam LKS. (c) Guru membimbing diskusi siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah secara bersama-sama.(d) Guru mengorganisir pasangan siswa untuk membentuk kelompok kembali dengan pasangan lainnya (terdiri dari 4 anggota) untuk memperkaya hasil pemikiran siswa sebelum maju presentasi ke depan kelas.(4) Fase share0. Guru meminta salah satu kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan siswa yang lain mendengarkan pendapat yang lain, dilakukan dengan cara bergiliran dari satu pasangan ke pasangan lainnya sampai sekitar separo pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.0. Guru meminta siswa memberikan tanggapan atas jawaban hasil presentasi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum dipahami. Fase ini hendaknya setiap kelompok terlibat aktif dalam memberikan tanggapannya.(5) Fase evaluasi dan penghargaan 0. Guru mengklarifikasi dan menanggapi hasil jawaban siswa serta memberikan penguatan dengan mengarahkan pembicaraan pada pokok materi yang belum disampaikan siswa.0. Guru melakukan penilaian dan memberikan penghargaan kepada pasangan terbaik berdasarkan jawaban pada fase pair dan share terutama pada saat menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.3. Kegiatan Akhir(1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.(2) Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas, rangkuman atau PR kepada siswa untuk dikerjakan.c. Observasi dan EvaluasiObservasi dilakukan sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang tejadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan aktvitas siswa dalam proses belajar mengajar. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan selama pembelajaran berlangsung dilakukan dengan menggunakan lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa yang telah dibuat. Observer terdiri atas 3 orang yaitu seorang guru kimia di SMA Negeri 8 Banjarmasin dan 2 orang lagi merupakan rekan mahasiswa FKIP Kimia.Pelaksanaan observasi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran, yaitu apakah guru telah mampu melaksanakan tahap-tahap model TPS dengan baik dan memperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa dan gejala-gejala yang mungkin muncul dari tingkah laku siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, sehingga dari hasil observasi tersebut dapat dilihat jika ada kekurangan dalam pembelajaran. Hail observasi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk merencanakan dan memperbaiki pembelajaran selanjutnya.Selain dilakukan observasi sebagai alat evaluasi untuk perbaikan jalannya proses pembelajaran, evaluasi terhadap hasil belajar juga dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar kognitif yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran siklus I, sehingga kekurangan yang ada pada siklus ini akan diperbaiki pada tahap pembelajaran selanjutnya yaitu pada pembelajaran siklus II.d. Analisis dan refleksi (reflecting)Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi selanjutnya dianalisis. Peneliti dapat merefleksikan dengan melihat data observasi sejauh mana kegitan yang dilakukan. Hasil analisis dan refeleksi tersebut akan dipergunakan sebagi acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya.3.4.2 Siklus IIPelaksanaan pembelajaran pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I dengan memperhatikan hasil observasi dari ketiga observer, hasil diskusi dengan guru kimia dan mahasiswa kimia selaku observer. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sama seperti pada siklus pertama, hanya materi pembelajaran yang berbeda. Hal-hal di siklus I yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan akan dilaksanakan pada siklus II, namun indikator pembelajaran adalah melanjutkan dari indikator pada siklus I yang telah dilaksanakan. Tahapan dalam pembelajaran di siklus II sebagai berikut:a. Perencanaan (planning)Memperhatikan hasil observasi dan evaluasi di siklus I, guru membuat perencanaan yakni bimbingan untuk menemukan konsep dilakukan secara klasikal untuk efektivitas waktu, memfokuskan bimbingan pada siswa yang masih terlihat pasif dan meningkatkan kemampuan bertanya dan mendiagnosis kesulitan siswa, memotivasi siswa untuk saling membantu dalam hal mengemukakan pendapat. Secara umum guru membuat perencanaan dalam hal meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.b. Pelaksanaan tindakan (action)Rencana yang telah dibuat oleh guru dengan tujuan memperbaiki jalannya proses pembelajaran dan hasil belajar siswa akan dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II, yaitu meningkatkan lagi pada proses pembelajarannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dengan indikator pembelajaran melanjutkan indikator pembelajaran siklus I.Tahapan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus II sama halnya dengan tahapan pembelajaran yang dilakukan di siklus I yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (fase think, pair, share, evaluasi dan penghargaan) dan kegiatan penutup.c. Observasi dan evaluasi Observasi atau pengamatan dilakukan baik terhadap kegiatan guru maupun kegiatan siswa melalui lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas yang diamati oleh observer di siklus II sama dengan aktivitas yang diamati di siklus I. Melalui pengamatan tersebut dapat diketahui perubahan aktivitas guru dan siswa selama siklus II berlangsung.d. Analisis dan refleksi (reflecting)Data yang diperoleh dari hasil observasi dan evaluasi terhadap hasil belajar siswa di siklus II dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I.3.5 Teknik Analisis DataData dikumpulkan melalui tes dan non tes yang dilakukan terhadap siswa, selanjutnya diolah dengan teknik persentase dan teknik deskriptif.3.5.1 Analisis tes hasil belajar siswaPenilaian tes hasil belajar (kemampuan kognitif) siswa bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran pada materi hidrolisis garam. Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :JB= Banyaknya butir soal yang dijawab benarN= Banyaknya butir soal(Ratumanan & Laurens, 2003)Hasil belajar kognitif dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Rumus yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu butir soal dan untuk menentukan besar persentase penguasaan siswa pada tiap aspek, diukur menggunakan rumus :

P = Keterangan :P= Angka persentasef= Frekuensi yang sedang dicari persentasenyaN= Jumlah frekuensi / banyaknya individu(Sudijono, 2009)

Keberhasilan siswa dalam memahami konsep hidrolisis garam ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab benar pada setiap butir tes yang diujikan. Selanjutnya untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam mempelajari konsep hidrolisis garam diklasifikasikan pada Tabel 8.Tabel 8 Klasifikasi persentase hasil belajarHasil belajarKlasifikasi

99,1%Istimewa

76% - 99%Baik sekali

60% - 75%Baik

59,9%Kurang

(Djamarah & Zain, 2010)3.5.2 Analisis aktivitas siswa dan guruAnalisis aktivitas guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana kualiatas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran materi hidrolisis garam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Analisis aktivitas guru perlu dilakukan untuk mengetahui apakah guru sudah benar-benar menerapkan model pembelajarannya dengan tepat. Analisis aktivitas siswa penting untuk dilakukan karena aktivitas siswa dalam belajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pernyataan dalam lembar observasi aktivitas guru berjumlah 17 butir pernyataan sedangkan pernyataan dalam lembar observasi aktivitas siswa berjumlah 10 butir pernyataan. Penilaian aktivitas guru dan siswa dirancang menggunakan skala Likert dengan rentang 1 sampai 5 untuk pernyataan positif yaitu sangat baik = 5 ; baik = 4 ; cukup = 3 ; kurang = 2 ; dan sangat kurang = 1.Observer yang menilai aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang, selanjutnya dilakukan perbandingan skor rata-rata dari hasil observasi siklus I dan siklus II untuk mengetahui kualitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran dan aktivitas siswa di dalam kelas. Hasil observasi tersebut kemudian dideskripsikan menggunakan kriteria pada Tabel 9.

Tabel 9 Kriteria level aktivitas guruSkor Aktivitas GuruKriteria

17 30Sangat kurang

31 44Kurang

45 58Cukup

59 72Baik

73 85Sangat baik

Tabel 10 Kriteria level aktivitas siswaSkor Aktivitas Siswa Kriteria

10 17Sangat kurang

18 25Kurang

26 34Cukup

35 42Baik

43 50Sangat baik

3.6 Indikator KeberhasilanSuatu proses belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi hidrolisis garam ini dikatakan berhasil :(1) Jika dari seluruh kegiatan pembelajaran, kualitas guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran dalam kriteria baik atau sangat baik dengan skor minimal 59.(2) Jika dari seluruh kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa dalam kriteria baik atau sangat baik dengan skor minimal 35.(3) Jika terjadi peningkatan hasil belajar kognitif siswa yaitu telah mencapai ketuntasan apabila mencapai skor 75 sesuai dengan standar ketuntasan belajar minimum (SKKM) SMA Negeri 8 Banjarmasin, serta mencapai ketuntasan belajar secara klasikal apabila 75% dari jumlah seluruh siswa perkelas telah mencapai taraf penguasaan 75% dari materi yang diajarkan. (4) Respon dinyatakan positif yaitu jika 50% siswa menujukkan kategori baik dan sangat baik.