BAB III
-
Upload
muhammad-alimul-fadilah -
Category
Documents
-
view
15 -
download
2
description
Transcript of BAB III
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kwh Meter
KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan
perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada
awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung pemakaian listrik.
Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter berkembang
menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil pengukurannya kepada
perusahaan listrik yang bersangkutan. Fungsi-fungsi dari KwH Meter adalah :
1. Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak
pemasangan)
2. Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang menyebutnya
“kWh Meter” atau “Meteran Listrik”)
3. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh
pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah
pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik rumah.
B. BAGIAN – BAGIAN KWH METER DAN FUNGSINYA
1. Badan (body) terdiri dari :
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
2. Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set
b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set
c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi
yang berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi ( factor kerja ) Kumparan Tegangan
terdiri dari :
Pada kWh meter 1 phasa
Gambar 3.1
1. Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah)
yang digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat gesekan
sekecil mungkin.
2. (MCB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas
memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh konsumen
atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan listrik di rumah. Pun
saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya dimatikan.
3. Meter Listrik
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan.
Satuannya dalam kWh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angka-
angka yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu
mencatat angka-angka ini.
4. Spin Control
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi
pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan
semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila
kelebihan akan dibatasi oleh MCB.
5. Pengaman Listrik (“Sekering”)
Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama “Sekering”. Asalnya dari bahasa
Belanda “Zekering”. Dalam bahasa Inggris biasa disebut “Fuse”.
Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti hubung
singkat di peralatan listrik dengan cara memutus arus listriknya.
Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah dibagi dalam kelompok
atau grup (kadang disebut juga dengan istilah Panel Hubung Bagi). Tujuan paling
utama adalahtentu saja faktor keamanan. Apabila ada masalah pada suatu peralatan
listrik, misalnya hubung singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke rumah akan
terputus. Dan akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik tersebut yang
bermasalah. Syaratnya tentu saja pemilik rumah harus tahu pembagian grup ini.
Pembagian grup dalam suatu instalasi listrik rumah, dalam hal ini adalah yang paling
umum, biasanya per area, misalnya :
a. Antara bagian depan dan bagian belakang rumah.
b. Antara sayap kiri atau sayap kanan rumah.
c. Untuk rumah 2 lantai, bisa dibagi per lantai
d. Antara berbagai macam beban listrik, seperti pompa air, lampu, stop kontak,
AC dan lain-lain.
Saat ini ada 2 Kwh Meter, yaitu analog dan digital. Model analog masih sangat
umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya lebih digunakan
untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa). Untuk system ini,
pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah uang kepada PLN (bisa
melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang diperlukan) dan kemudian
mendapatkan kode semacam voucher untuk dimasukkan dalam bargainser tersebut.
Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
1. Prinsip kerja kWh meter Digitan dan Analog
Dalam alat ukur energi, kumparan-kumparan arus dan tegangan merupakan
suatu belitan pada dua buah magnet Kumparan arus akan membangkitkan fluks
magnet dengan nilai berbanding lurus dengan besar arus. Terjadinya perputaran dari
piringan aluminium karena interaksi dari kedua medan magnet ini. Kemudian putaran
piringan di transfer pada roda - roda pencatat. Pada transfer mati nilai putaran keping
Aluminium ke roda - roda pencatat dilakukan kalibrasi untuk memperoleh nilai energi
terukur dalam besaran kWh ( Kilo Watt Hours ).
Gambar 3.2
Keterangan :
Cp = Inti besi kumparan tegangan
Cc = Inti besi kumparan arus
Wp = Kumparan tegangan
Wc = Kumparan arus
D = Kepingan roda Aluminium
J = Roda-roda pencatat ( regester )
M = Magnet permanen sebagai pengerem keping aluminium, saat beban kosong
S = Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan
Pada saat arus beban mengalir pada kumparan, arus akan menimbulkan flux
magnit φ1, sedangkan pada kumparan tegangan terjadi perbedaan fase antara arus
dan tegangan sebear 900, hal ini karena kumparan tegangan bersifat induktor. Arus
yang melalui kumparan tegangan akan menimbulkan flux magnit φ2 yang berbeda
fase 900 dengan φ 1. Namun Fluks magnetik akan membangkitkan arus Eddy pada
piringan yang akan menghasilkan gaya yang melawan arah putaran piringan.
(kelemahan 1). Pada saat beban berat φ1 akan bertambah besar, pertambahan ini
mengakibatkan arus pusar ( arus eddy ) pada kepingan. Aluminium juga bertambah
besar, sedang arus eddy ini menimbulkan momen lawan pada keping Aluminium, dan
akan menghambat putaran keping Aluminium. Untuk mengatasinya pada kumparan
arus dipasang shunt magnetis dimana pada saat beban penuh / berat flux tidak
sepenuhnya dapat menimbulkan momen lawan. Pada kenyataanya beda fase antara
φ1 dan φ2 tidak bisa betul - betul 90°, karena ada -nya kerugian inti dan tekanan pada
kumparan tegangan. Untuk mengatasi ini caranya adalah dengan memasang
kumparan penyesuai fase pada inti kumparan tegangan (kelemahan 2).
Pada kWh Meter 3 Phasa
Gambar equipment secara fisik dari kWh Meter 3 Phase :
Gambar 3.3
Prinsip dan cara kerja komponen kwh meter 3 phase :
Prinsip kerja kwh meter 3 phasa dapat dijelaskan seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.4
Pada saat arus beban mengalir pada kumparan, arus akan menimbulkan flux
magnit ф1, sedangkan pada kumparan tegangan terjadi perbedaan fase antara arus
dan tegangan sebesar 900, hal ini karena kumparan tegangan bersifat inductor. Arus
yang melalui kumparan tegangan akan menimbulkan flux magnit ф2 yang berbeda
fase 900 dengan ф1.
Perbedaan fase antara ф1 dan ф2 akan menyebabkan momen gerak pada
keeping aluminium (D) sehingga berputar. Putaran keeping Aluminium (piringan)
dan di transfer pada roda-roda pencatat. Besarnya momen gerak ini sebanding dengan
Arus I dan tegangan V yaitu : T ≈ k . V . I . Cos φ
Pada transfer mati nilai putaran keping Alumunium ke roda-roda pencatat dilakukan
kalibrasi untuk memperoleh nilai energy terukur dalam besaran kWh (Kilo Watt
Hours).