BAB III (2) (1)

29
BAB III TINJAUAN UMUM 1) Apotek Kimia Farma a. Sejarah Kimia Farma sebagai perusahaan obat milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) memiliki beberapa anak perusahaan seperti PBF (Pedagang Besar Farmasi), Apotek Kimia Farma Atmo Apotek Kimia Farma Rosarum Apotek Kimia Farma Sudirman

description

sdxc

Transcript of BAB III (2) (1)

Page 1: BAB III (2) (1)

BAB III

TINJAUAN UMUM

1) Apotek Kimia Farma

a. Sejarah

Kimia Farma sebagai perusahaan obat milik BUMN (Badan Usaha Milik

Negara) memiliki beberapa anak perusahaan seperti PBF (Pedagang Besar

Farmasi), apotek, dan laboratoriumklinik. Kimia Farma terdapat di seluruh

Indonesia salah satunya yaitu di Palembang.

Apotek Kimia Farma didirikan pertama kali di Rumah Sakit Umum Dr.

Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 September 1983. Apotek Kimia

Apotek Kimia Farma Atmo Apotek Kimia Farma Rosarum

Apotek Kimia Farma Sudirman

Page 2: BAB III (2) (1)

Farma merupakan salah satu jaringan distribusi dari PT. Kimia Farma Persero dan

memiliki tujuan untuk mendekatkan, meratakan, dan meningkatkan mutu

pelayanan kepada msayarakat sehingga dapat memperoleh kemudahan dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan di bidang obat-obatan.

Pada Tahun 1996 Apotek Kimia Farma cabang Palembang pindah lokasi

ke Jalan Kolonel Atmo No. 1250 dan untuk memperluas pemasarannya, maka

apotek Kimia Farma membuka 3 cabang lagi, yaitu Apotek KF Manjur, Apotek

KF Diatari, Apotek KF Rosarum.

Apotek Kimia Farma Rosarum berlokasi di Jl. Letkol Iskandar No. 222

Palembang. Apotek Kimia Farma Rosarum dahulunya adalah apotek Rosarum

yang berdiri pada tahun 1978, yang berada di bawah naungan Yayasan Rosarum.

Namun pada tahun 2002 Apotek Rosarum dikontrak oleh Kimia Farma dan

berubah nama menjadi Apotek Kimia Farma Rosarum dan segala kegiatan

administrasi, pengadaan, ketatausahaan, dan kepegawaian diatur oleh Kimia

Farma. Apotek Kimia Farma Rosarum terletak di Jl. Letkol Iskandar No. 222.

Kemudian terbentuknya lagi Apotek Kimia Farma yang lain seperti Apotek Kimia

Farma Sudirman yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No. 3105 KM 3,5

Palembang. Apotek Kimia Farma Sudirman berdiri pada tahun 2010, segala

kegiatan administrasi, pengadaan, ketatausahaan, dan kepegawaian diatur oleh

Kimia Farma.

b. Visi dan Misi Apotek Kimia Farma

a) Visi

Page 3: BAB III (2) (1)

Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan terkemuka dan mampu

memberikan solusi kesehatan masyarakat di indonesia.

b) Misi

Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui :

Jaringan layangan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,

klinik laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya

Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal

Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (Fee-

Based Income)

Pada tahun 2011 PT. Kimia Farma Apotek mempunyai mempunyai 372

Apotek Pelayanan yang terkoordinasi dalam 34 Bisnis Manager yang mengelola

bagian pengadaan, administrasi dan keuangan, sehingga sangat memungkinkan

terwujudnya penyebaran dan pemerataan obat-obatan baik untuk sektor swasta

maupun pemerintah.

PT. Kimia Farma Apotek dalam melakukan kegiatannya selain melayani

resep dokter juga melengkapinya dengan swalayan farmasi atau “Hand Verkoop”

(HV) yang berisi obat-obat bebas dan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, juga

menyediakan tempat praktek dokter, laboratorium klinik dan optik sebagai upaya

meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

c. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Rosarum pada prinsipnya

berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan Direksi PT. Kimia Farma

Page 4: BAB III (2) (1)

berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan Direksi PT. Kimia Farma

(Persero) Tbk, namun dalam menyusun struktur organisasi dapat menyesuaikan

dengan kondisi dan sarana yang tersedia.

Untuk Apotek Kimia Farma Rosarum, ketenagaan yang terlibat di apotek

berjumlah 13 orang yang terdiri dari 1 orang Apoteker Pengelola Apotek (APA)

yaitu Amir Muhandis, Apt., 1 orang apoteker pendamping yaitu Tedi Gunawan .

11 orang tenaga kefarmasian. Sedangkan untuk Apotek Kimia Farma Sudirman,

ketenagaan yang terlibat di apotek berjumlah 6 orang yang terdiri dari 1 orang

Apoteker Pengelola Apotek (APA) yaitu Rizal Affandi, S. Farm, Apt., dan 5

orang tenaga kefarmasian.

APA bertanggung jawab sepenuhnya pada semua kegiatan yang

berlangsung di apotek. Dalam menjalankannya, APA wajib memiliki kemampuan

yang beruhubungan dengan administrasi dan keuangan. Apoteker harus memiliki

jiwa kepemimpinan dan kemanajerialan untuk mengatur karyawan sehingga tugas

dan wewenang yang dilimpahkan kepada masing-masing karyawan dapat

terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Apotek Kimia Farma Rosarum merupakan segala kegiatan administrasi,

pengadaan dan ketatausahaan, pembayaran pajak dan kegiatan administrasi seperti

administrasi pembelian, personalia, administrasi hutang dagang dan administrasi

piutang datang seluruhnya dilakukan di unit bisnis. Sedangkan, transaksi

penjualan di apotek pelayanan. Apotek pelayanan juga mempunyai kegiatan

administrasi seperti membuat Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH). Bon

Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan administrasi resep kredit.

Page 5: BAB III (2) (1)

Selaku pimpinan apotek yang disebut manajer apotek pelayanan (MAP)

dan sekaligus sebagai apoteker pengelola apotek (APA). Seorang apoteker yang

telah mengucapkan sumpah apoteker, memiliki surat izin kerja (SIK), surat izin

apotek (SIA), memiliki kemampuan memimpin dan bertanggung jawab penuh

terhadap kegiatan di apoteknya. Selain itu, ia harus menguasai kemampuan

manajemen, yaitu perencanaan, koordinasi, kepemimpinan, dan pengawasan di

samping kemampuan di bidang farmasi, baik teknis maupun non teknis.

d. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek

a) Pemimpin Apotek

Pemimpin Apotek Kimia Farma adalah seorang Apoteker Pengelola

Apotek yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Apotek (SIA).

APA bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan apotek dan bertindak sebagai

MAP yang memiliki kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin dan mengawasi jalannya apotek.

Tugas dan Fungsi Apoteker Pengelola Apotek :

1. Melaksanakan visi, misi, dan tujuan

2. Melaksanakan business plan dan strategic plan

3. Mengarahkan dan mengelola kegiatan penjualan apotek untuk mencapai

target yang telah ditetapkan.

4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program kerja pada setiap

fungsi yang ada di apotek.

Wewenang dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek:

Page 6: BAB III (2) (1)

1. Menentukan arah/kebijakan terhadap seluruh kegiatan yang ada di apotek.

2. Memutuskan pemecahan masalah yang dihadapi bawahan untuk memastikan

adanya peningkatan kemampuan dan kompetensi bawahan.

3. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan di apotek.

b) Asisten Apoteker

Tugas Asisten Apoteker adalah sebagai berikut:

1. Mengatur, mengontrol dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan

farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis barang yang disusun secara

alfabetis.

2. Menerima resep dan memeriksa keabsahan dan kelengkapan resep sesuai

dengan peraturan kefarmasian.

3. Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya berdasarkan

resep yang diterima.

4. Memberikan harga pada setiap resep dokter yang masuk.

5. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter antara lain

menghitung dosis obat untuk racikan, menimbang bahan, meracik, mengemas

obat dan memberikan etiket.

6. Membuat kuitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya diambil sebagian

atau bila diperlukan oleh pasien.

7. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep dan cara pemakaian.

8. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan obat.

Page 7: BAB III (2) (1)

9. Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada pasien dan

memberikan penjelasan tentang penggunaan obat atau informasi lain yang

dibutuhkan.

10. Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.

11. Melakukan pelayanan informasi mengenai cara pemakaian obat melalui

penyerahan obat dari asisten apoteker kepada pelanggan.

c) Bagian Kasir

Tugas dan fungsi bagian kasir :

1. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan fisiknya.

2. Memelihara dan menjaga keamanan dari resiko kehilangan, kerusakan uang.

3. Melaporkan semua hasil penjualan harian baik tunai ataupun kredit.

4. Menyerahkan uang hasil penjualan tunai kepada kasir besar disertai bukti

penyetoran.

1) Lokasi dan Tata Ruang

1. Lokasi

Semua Apotek Kimia Farma cabang Palembang berlokasi di

tepi jalan dua arah yang cukup ramai dan terletak dalam lingkungan

pertokoan serta permukiman penduduk. Lokasi yang strategis

menjadikannya mudah dijangkau oleh masyarakat yang

menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Terdapat juga beberapa sarana penunjang di sekitar apotek yaitu

puskesmas, balai kesehatan masyarakat, klinik, praktek dokter dan

praktek bidang.

Page 8: BAB III (2) (1)

2. Tata Ruang

Pembagian ruang atau tempat yang terdapat di dalam apotek antara

lain:

1. Ruang Tunggu

Ruang ini dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga

dapat memberikan kenyamanan bagi pasien yang menunggu.

Selain itu juga terdapat koran dan majalah yang dapat dibaca di

tempat selama pasien menunggu.

2. Tempat penyerahan resep dan pengambilan obat.

Tempat ini berupa counter yang membatasi ruang dalam

apotek dengan pasien atau pelanggan.

3. Swalayan farmasi

Penjualan obat bebas menggunakan konsep swalayan dimana

barang-barang yang dijual di swalayan farmasi antara lain

obat-obat bebas, produk-produk susu, minyak angin, bedak

tabur, dan lain-lain.

4. Tempat peracikan

Ruangan ini merupakan tempat dilakukannya peracikan obat-

obat yang berdasarkan resep dokter. Ruangan ini dilengkapi

fasilitas untuk peracikan seperti timbangan, Tablette Crusher,

lumpang, bahan baku, dan alat-alat untuk meracik lainnya.

5. Ruang bagian administrasi

Ruangan ini dilengkapi dengan komputer yang digunakan

untuk membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) serta

menginput barang-barang yang dikirim oleh distributor.

6. Ruang praktek dokter

Selain ruangan-ruangan tersebut, Apotek Kimia Farma juga

dilengkapi oleh fasilitas umum seperti kamar mandi, mushola

dan lapangan parkir.

Page 9: BAB III (2) (1)

e. Manajemen Operasional Apotik Kimia Farma Rosarum

a) Pengadaan atau Pembelian Barang

Pengadaan atau pembelian barang di apotek Kimia Farma Rosarum dan

Sudirman dilakukan oleh bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma Atmo.

Petugas pengadaan apotek pelayanan membuat daftar permintaan barang dalam

bentuk BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek), berdasarkan buku defecta dan

mengirimnya ke bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma Atmo. Dari unit bisnis

ini akan dikeluarkan barang dan dropping sebagai dokumen pengganti faktur ke

apotek pelayanan. Adapun administrasi dan prosedurnya sebagai berikut :

2. Bagian pengadaan di apotek pelayanan membuat daftar kebutuhan barang

dalam BPBA (Bon Permintaan Apotek) dan mengirimnya ke bagian

pembelian BM.

3. Bagian pembelian mengirimkan BPBA ke bagian gudang untuk mengecek

ketersediaan barang. Barang yang tersedia disiapkan untuk dibawa oleh

petugas apotek pelayanan.

4. Bagian pembelian melakukan pemesanan menggunakan SP (Surat Pesanan)

yang telah ditandatangani oleh BM dan petugas bagian pembelian. Khusus

untuk obat-obat golongan narkotik dan psikotropik dibuatkan surat pesanan

khusus yang ditandatangani oleh masing-masing manager pelayanan (APA).

5. Pihak pemasok menyerahkan barang pesanan langsung ke apotek pelayanan

disertai dengan dokumen faktur dari distributor yang bersangkutan.

Page 10: BAB III (2) (1)

6. Penerima baranag di apotek pelayanan bertanggung jawab mencocokkan

barang yang diterima dengan faktur dan salinan surat.

7. Penerima barang memeriksa kesesuaian barang yang diterima dengan jumlah

dan spesifikasi yang dipesan, keadaan fisik barang dan tanggal kadaluarsa.

8. Barang yang sudah dicek dicatat ke dalam kartu stok dan dilakukan entry

penerimaan barang serta memberikan hasil print out nya ke unit bisnis apotek

Kimia Farma Atmo sebagai bukti penerimaan barang. Apabila keadaan

mendesak, pengadaan barang dapat melalui apotek kimia farma lain dalam

satu area. Dari apotek tersebut akan dikeluarkan suat dropping antar outlet

sedangkan apotek memesan akan diberi tanda terima.

b) Penyimpanan dan Pengeluaran Barang

Kegiatan penyimpanan dilakukan oleh petugas di gudang unit bisnis

apotek kimia farma atmo. Penyimpanan obat atau perbekalan farmasi di ruang

peracikan dilakukan oleh setiap AA. Setiap pemasukan dan pengunaan obat atau

barang harus dicatat pada kartu stok yang meliputi tanggal pengisisan atau

pengambilan, nomor dokumennya, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa

barang, tanggal kadaluarsa dan nomor batch serta paraf petugas yang melakukan

pengisian atau pengambilan barang. Kartu stok ini diletakkan di masing-masing

obat atau barang.Setiap AA bertanggung jawab terhadap stok barang yang ada di

lemari.

Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis perbekalan farmasi, jenis

sediaan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penyimpanan obat atau barang di ruang

peracikan disusun sebagai berikut :

Page 11: BAB III (2) (1)

1. Lemari penyimpanan obat ethical, disusun berdasarkan efek terapi

2. Lemari penyimpanan obat psikotropika

3. Lemari penyimpanan obat generik

4. Lemari penyimpanan bahan baku

5. Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus yang terkunci

6. Lemari penyimpanan sediaan suspensi dan sirup

7. Lemari penyimpanan obat tetes atau drop, salep mata dan tetes mata

8. Lemari penyimpanan salep

9. Lemari es untuk penyimpanan obat yang termolabil

Penyimpanan obat atau barang yang dapat dibeli bebas disimpan di lemari

etalase agar mudah dilihat dan tampak menarik oleh konsumen. Pengaturan

penyimpanannya didasarkan pada bentuk dan jenis sediaan serta kegunaannya,

misalnya alat kesehatan, vitamin, obat bebas, obat bebas terbatas, produk

keperluan bayi dan produk rumah tangga.

c) Penjualan

Penjualan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma meliputi:

1) Penjualan obat tunai dengan resep dokter

Penjualan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap pelanggan yang

langsung datang ke apotek untuk menebus obat yang dibutuhkan dan dibayar

secara tunai. Prosedur pelayanan resep tunai adalah sebagai berikut:

1. Asisten apoteker pada bagian penerimaan resep menerima resep dari pasien,

lalu memeriksa kelengkapan dan keabsahan resep tersebut.

Page 12: BAB III (2) (1)

2. Asisten apoteker akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan.

Bila obat yang dibutuhkan tersedia, selanjutnya dilakukan pemberian harga

dan diberitahukan kepada pasien. Setelah pasien setuju segera dilakukan

pembayaran atas obat pada bagian counter yang dijaga oleh asisten apoteker.

Bila obat hanya diambil sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk

pengambilan sisanya. Bagi pasien yang memerlukan kuitansi dapat pula

dibuatkan kuitansi dan salinan resep di belakang kuitansi tersebut.

3. Resep diberi nomor urut resep. Selanjutnya nomor resep tersebut diserahkan

kepada pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan obat.

4. Kasir mencatat jumlah obat dalam resep dan harganya pada lembar laporan

penjualan harian, kemudian resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau

penyiapan obat. Asisten apoteker pada bagian peracikan atau penyiapan obat

akan meracik atau menyiapkan obat sesuai dengan resep dibantu oleh juru

resep.

5. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.

6. Sebelum obat diberikan, dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor

resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya serta dilakukan

pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya dan kebenaran kwitansi.

7. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep. Alamat dan

nomor telepon pasien dicatat, lalu pasien diberikan informasi tentang cara

pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan pasien.

8. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep dan

disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.

Page 13: BAB III (2) (1)

2) Penjualan obat dengan resep kredit

Penjualan obat dengan resep kredit berdasarkan perjanjian kerjasama yang

telah disepakati oleh suatu perusahaan/instansi dengan apotek yang

pembayarannya dilakukan secara kredit melalui penagihan kepada perusahaan

secara berkala. Prosedur pelayanan resep kredit pada dasarnya sama dengan

pelayanan resep tunai, hanya saja pada pelayanan resep kredit terdapat beberapa

perbedaan seperti:

(1) Setelah resep kredit diterima dan diperiksa kelengkapannya maka tidak

dilakukan penetapan harga dan pembayaran oleh pasien tetapi langsung

dikerjakan oleh petugas apotek.

(2) Penomoran resep kredit dibedakan dengan resep tunai.

(3) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep tunai kemudian dikumpulkan

dan dijumlahkan nilai rupiahnya berdasarkan masing-masing instansi atau

perusahaan untuk dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo pembayaran

yang telah disepakati bersama.

3) Penjualan bebas

Penjualan bebas yang dimaksud adalah penjualan obat dan perbekalan

farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti obat OTC (over

the counter) baik obat bebas maupun bebas terbatas. Penjualan ini dikenal sebagai

pelayanan HV (Hand Verkoop). Prosedur penjualan bebas yang dilakukan adalah

sebagi berikut:

(1) Petugas HV menerima permintaan barang dari pasien dan langsung

menginformasikan harga.

Page 14: BAB III (2) (1)

(2) Setelah disetujui oleh pembeli, pembeli langsung membayar ke kasir kecil

(3) Bagian kasir menerima uang pembayaran dan membuat bukti penyerahan

nota penjualan bebas.

(4) Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas diserahkan kepada pasien

(setiap pengambilan obat jadi untuk pelayanan HV maka jumlah obat yang

tertera pada kartu stok harus dipotong).

f. Manajemen Keuangan Apotek Kimia Farma

Secara berkala Apotek Kimia Farma Rosarum mempunyai kewajiban

untuk melaporkan:

1. Laporan ikhtisar penjualan harian (LIPH)

2. Bukti Setoran Kasir (BSK)

3. Bukti transfer bank atas penjualan tunai atau piutang

4. Bon-bon pengeluaran

5. Kwitansi penagihan kredit

6. Stok barang dagangan

Fungsi dari laporan akutansi keuangan bagi manajemen apotek adalah

mengetahui kondisi keuangan, barang, umur piutang, umur hutang, tingkat

kemampuan menghasilkan data dan efisiensi penggunaan biaya melalui

parameter-parameter yang terdapat pada laporan analisa ratio keuangan sehingga

manajer mampu mengambil keputusan untuk pengembangan apotek di masa yang

akan datang.

g. Sistem Pengawasan

Page 15: BAB III (2) (1)

Pengawasan dilakukan oleh setiap bagian yang ada di apotek (pembelian,

penyimpanan, penjualan, pencatatan, keuangan) terhadap pelaksanaan program

kerja yang telah dibuat. Mekanisme pengawasan meliputi :

1. Kegiatan Pengadaan (pembelian)

a) Hanya faktur yang ada surat pesanan dan tanda terima yang dinyatakan

sebagai dokumen yang sah.

b) Faktur yang barangnya telah diterima gudang dan harganya telah diperiksa

oleh petugas pembelian dicatat sebagai hutang dagang apotek.

2. Kegiatan Penyimpanan Barang (gudang)

Hanya faktur yang ada surat pesanannya yang dinyatakan sebagai

dokumen pembelian yang sah, yang dapat dibukukan sebagai barang masuk.

3. Kegiatan Penjualan

1. Laporan Ikhtisar Penjualan harian (LIPH), resep, bon penjualan bebas,

kwitansi atau faktur dinyatakan sebagai dokumen penjualan yang sah.

LIPH berfungsi sebagai alat control jumlah setoran penjualan tunai.

2. Alat tagih (kwitansi, faktur) yang ada tanda terima petugas keuangan yang

dapat dinyatakan lunas dan dibukukan pada kartu piutang. Jumlah alat

tagih (kwitansi, faktur) yang lunas berguna sebagai alat kontrol jumlah

setoran penjualan kredit.

h. Pengelolaan Narkotika

Page 16: BAB III (2) (1)

Pengelolaan narkotika diatur secara khusus mulai dari pengadaan sampai

pemusnahan untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat

tersebut. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek Kimia Farma meliputi:

1) Pemesanan narkotika

Pemesanan sediaan narkotika dilakukan secara tertulis sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Kemudian surat pesanan narkotika yang sudah

ditandatangani oleh APA dikirim ke BM. Pemesanan dilakukan ke PBF Kimia

Farma selaku distributor tunggal dengan membuat surat pesanan khusus narkotika

yang dibuat rangkap empat, yang masing-masing diserahkan ke PBF yang

bersangkutan (SP asli dan 2 lembar copy SP), dan satu lembar sebagai arsip

apotek.

2) Penerimaan narkotika

Penerimaan narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan

dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut

setelah dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan

pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan

3) Penyimpanan narkotika

Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Kimia Farma

disimpan dalam lemari khusus yang terkunci.

4) Pelayanan narkotika

Apotek Kimia Farma hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau

salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma sendiri yang belum diambil

Page 17: BAB III (2) (1)

sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat

narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.

5) Pelaporan narkotika

Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek Kimia Farma dibuat setiap

bulan yang meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika dan laporan

penggunaan bahan baku narkotika. Laporan dibuat rangkap lima dan

ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, alamat apotek, dan

stempel apotek yang kemudian dikirimkan kepada Dinas Pelayanan Kesehatan

Kota Palembang, dengan tembusan kepada:

a) Kepala Balai Besar POM Propinsi Sumatera Selatan.

b) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.

c) Dinas Kesehatan Kota

d) Arsip (Apotek dan Bisnis Manager)

6) Pemusnahan narkotika:

Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:

a) Apoteker pengelola apotek membuat dan mendatangani surat permohonan

untuk pemusnahan narkotika yang berisi antara lain jenis dan jumlah

narkotika yang rusak dan atau tidak memenuhi syarat.

b) Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai

Besar POM Sumatera Selatan. Balai Besar POM akan menetapkan waktu dan

tempat pemusnahan.

Page 18: BAB III (2) (1)

c) Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari Apoteker Pengelola

Apotek, Asisten Apoteker, Petugas Balai POM dan Kepala Kantor Dinkes

Kota Palembang.

d) Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, maka dibuat Berita Acara

Pemusnahan yang berisi :

a) Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.

b) Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.

c) Cara pemusnahan.

d) Petugas yang melakukan pemusnahan.

e) Nama dan tanda tangan Apoteker pengelola Apotek

Berita acara tersebut dikirimkan kepada:

a) Kepala Balai Besar POM Propinsi Sumatera Selatan.

b) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.

c) Arsip apotek.

i. Pengelolaan Psikotropika

Pengelolaan psikotropika di Apotek Kimia Farma meliputi:

1. Pemesanan psikotropika

Pemesanan psikotropika di apotek Kimia Farma dilakukan dengan

pemesanan secara langsung ke PBF. Kemudian surat pesanan psikotropika di

tanda tangani oleh APA setelah itu di kirim ke BM. Pemesanan psikotropika

dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan Psikotropika yang boleh berisi

Page 19: BAB III (2) (1)

lebih dari satu jenis psikotropika. Surat pemesanan dibuat rangkap 2, yang

masing-masing diserahkan ke PBF yang bersangkutan dan sebagai arsip di apotek.

2. Penyimpanan psikotropika

Pemyimpanan psikotropika dilakukan dilemari khusus yang terpisah dari

sediaan yang lain.

3. Pelayanan psikotropika

Apotek Kimia Farma melayani resep psikotropika dari resep asli atau

salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma sendiri yang belum diambil

sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian

psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.

4. Pelaporan psikotropika

Laporan penggunaan psikotropika dikirimkan kepada Kepala Dinas

Kesehatan setiap bulan. Laporan psikotropika memuat nama apotek, nama obat,

nama distributor, jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran, tujuan pemakaian dan

stok akhir. Laporan ditandatangani dilengkapi dengan nama APA dan nomor SIK,

serta stempel apotek dengan tembusan kepada:

a. Kepala Balai Besar POM Propinsi Sumatera Seatan.

b. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan

c. Arsip Apotek.

5. Pemusnahan psikotropika

Page 20: BAB III (2) (1)

Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan

narkotika. Dalam pelaksanaannya pemusnahan psikotropika dapat dilakukan

bersamaan dengan pemusnahan narkotika.