BAB II.docx
-
Upload
eka-kurniawati -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of BAB II.docx
10
BAB II
LANDASAN TEORI ( Basis Of Theory )
2.1 Prestasi Belajar ( Learning Achievement )
2.1.1.Pengertian Belajar ( Definition Of Learning )
Kegiatan belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk
kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Efektivitas kegiatan
belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitan jenis kehidupan. Manusia
sebagai makhluk yang unik, melakukan kegiatan belajar dengan cara, dan sistem
yang unik pula.
Belajar ialah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2010:2).
Learning is a process of doing business in person to obtain a new behavior
changes as a whole, as a result of his own experience in interaction with the
environment (Slameto, 2010:2).
Pendapat lain mengatakan, belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2011: 27)
Another opinion says, is to learn or reinforce behavior modification through
experience (Hamalik, 2011: 27)
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli, belajar dapat diartikan sebagai
suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada diri seseorang dalam berinteraksi
11
dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga
diperoleh pengetahuan baru yaitu dalam bentuk penguasaan, penggunaan maupun
penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perubahan atau
peningkatan perolehan dari berbagai keadaan sebelumnya.
Adapun yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah suatu proses
untuk mendapatkan pengetahuan baru dalam bentuk penguasaan terhadap materi
kebutuhan dasar manusia. Dalam batasan-batasan mengenai belajar dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan.
2.1.1 Prinsip-prinsip Belajar ( Principles of Learning )
Menurut Sardiman (2011:24) prinsip-prinsip belajar yang penting untuk
diketahui antara lain:
a) Belajar menyangkut potensi manusia dan kelakuannya.
b) Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri siswa
c) Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi dari
dalam/dasar kebutuhannya
d) Belajar merupakan proses percobaan yang mungkin melakukan kekeliruan
dan merupakan proses pengkondisian
e) Kemampuan siswa belajar harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi
pelajaran
12
f) Belajar dapat dilakukan secara langsung, kontrol, kontak, penghayatan atau
pengalaman langsung belajar juga dapat dilakukan dengan pengenalan atau
peniruan
g) Belajar melalaui praktik atau mengalami secara langsung lebih efektif
membentuk sikap, keterampilan cara berfikir dan lain sebagainya
According Sardiman (2011:24) the principles of learning that is important to
note include:
a) Learning and behavior regarding human potential.
b) Learning needs and maturity of processes and students' self penahapan
c) Learn to be more stable and effective when driven by the motivation of the
/ basic needs
d) Learning is a process of trial and error which may perform a conditioning
process
e) The ability of students to learn should be taken into account in order to
determine the content
f) Learning can be either direct, control, contact, living or studying direct
experience can also be done with the introduction or impersonation
g) Learning through the international practice or directly experience more
effectively shape the attitudes, skills and ways of thinking etc.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ( Factors that affect learning)
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku
subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian
13
banyak faktor yang mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam
klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari
luar) subjek belajar. Faktor-faktor internal tersebut diantaranya adalah:
a) Motivasi (motivation )
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang
disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu:
(1) Mengetahui apa yang akan dipelajari
(2) Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada
kedua unsur inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar.
Sebab tanpa motivasi kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.
b) Konsentrasi ( Concentration )
Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada
suatu situasi belajar.
c) Reaksi ( Reaction )
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental
sebagai suatu wujud reaksi. Didalam belajar dibutuhkan reaksi yang
melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan
kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana
disampaikan oleh pengajarnya. Jadi kecepatan jiwa seseorang dalam
memberikan respon pada pelajaran merupakan faktor penting dalam belajar.
14
d) Organisasi ( organization )
Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata
atau menempatkan bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian.
e) Pemahaman ( Understanding )
Dalam belajar unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur
psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi subjek belajar
dapat mengembangkan fakta-fakta atau ide-ide atau skill. Kemudian dengan
unsur organisasi, subjek belajar dapat menata hal-hal tersebut bertautan
bersama menjadi pola yang logis. Karena mempelajari sejumlah data
sebagaimana adanya, secara bertingkat/berangsur-angsur, subjek belajar
mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan keseluruhan.
f) Ulangan ( Dt )
Kegiatan mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari
membuat kemampuan subjek belajar untuk mengingatnya akan semakin
bertambah. Mengulangi atau memeriksa dan mempelajari kembali apa yang
sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan pelajaran
menjadi lebih besar (Thomas F. Nasution dalam Sardiman, 2011:44).
Repetitive activity of a job or the fact that they have learned to make learning
the subject's ability to remember it will be growing. Repeat or re-examine and
study what has been learned, then it is likely to remember the lesson material
becomes larger (in Sardiman Thomas F. Ross, 2011:44).
15
Belajar akan lebih baik dan optimal kalau keenam faktor psikologis tersebut
bisa sama-sama dimanfaatkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu:
a) Kegiatan belajar
b) Latihan dan ulangan
c) Kepuasan dan kesenangan
d) Asosiasi dan transfer
e) Pengalaman masa lampau dan pengertian
f) Kesiapan dan kesediaan belajar
g) Minat dan usaha
h) Fisiologis
i) Intelegensi dan kecerdasan
(Hamalik, 2007: 32).
Will learn better and optimal if the six psychological factors that can be
equally utilized. There are several factors that affect learning are:
a) Learning activities
b) The training and test
c) The satisfaction and pleasure
d) The Association and the transfer
e) Experience and understanding of the past
f) The readiness and willingness to learn
g) The interest and efforts
h) Physiological
16
i) Intelligence and intelligence
(Hamalik, 2007: 32).
2.2 Prestasi belajar ( learning achievement )
2.2.1 Pengertian Prestasi belajar ( Definition of learning achievement )
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dalam Arya (2010) menjelaskan pengertian
prestasi belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat
memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk
mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,
penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,
mengartikan situasi).
According to Drs. H. Abu Ahmadi in Arya (2010) describes the terms of
learning achievement as follows: In theory, if something satisfies a need for
activity, then there is a tendency to repeat it. Sources of reinforcement learning
can be extrinsic (value, recognition, awards) and extrinsic (excitement to
investigate, interpret the situation).
Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan
kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai
dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.
Menurut Winkel (1996) dalam Ahira (2011)
Learning achievement is one that shows evidence of ability or success of a
person who did the study in accordance with the weight / value he has made.
According to Winkel (1996), Ahira (2011
17
Menurut Prakosa dalam Wisanggeni (2010) prestasi belajar banyak
diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan
tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat
dibandingkan dengan satu kriteria merupakan salah satu bukti yang menunjukkan
kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai
dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya. Winkel lebih menekankan prestasi
belajar itu pada kemampuan siswa secara umum(Prakosa, 1991).
According Prakosa in Wisanggeni (2010) defined as the learning achievement
how far the results have been achieved by students in the mastery of the tasks or
subject matter that is received within a specified period. Learning achievements
are generally expressed in numbers or letters that can be compared to one
criterion (Prakosa, 1991).
Menurut S. Nasution (1996) dalam Ahira (2011) prestasi belajar merupakan
kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan berbuat. Menurut
Nasution prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika
memenuhi tiga aspek yaitu:
1. Aspek kognitif ( Cognitive Aspects )
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Aspek
ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan
berpikir peserta didik. Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian
utama dalam sistem pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari metode penilaian
18
pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan
kesempurnaan pada aspek kognitif.
2. Aspek afektif ( Affective Aspects )
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian
pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru,
kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek afektif berkaitan erat dengan
kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.
3. Aspek Psikomotorik ( Psychomotor Aspects )
Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi
sikap mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukkan kemampuan atau
keterampilan (skill) peserta didik setelah menerima sebuah pengetahuan.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah
hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai
dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa
nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai
seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai
sumatif.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ( Factors That Affect Learning )
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara
lain sebagai berikut:
a) Faktor Internal ( Internal Factors )
19
Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Secara garis
besar faktor internal meliputi; faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan faktor
cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan dan kesiapan) dan factor kelelahan baik kelelahan
secara fisik maupun rohani)
b) Faktor Eksternal (External Factors )
Yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Factor eksternal ini terdiri dari
factor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar
belakang budaya), factor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah) dan factor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
According Slameto (2010:54) factors that affect learning are as follows:
a) Internal Factors
Namely that there are factors within the individual who is learning. Broadly
speaking, internal factors include: physical factors (factors of health and
disability factors), psychological factors (intelligence, attention, interest,
talent, motivation, maturity and readiness) and the fatigue factor of fatigue
both physically and spiritually)
b) External Factors
That is a factor that comes from outside the individual. External factors
20
consist of family factors (how to educate parents, relationships within the
family, the house, family economic circumstances, parental understanding
and cultural background), school factors (method of teaching, curriculum,
teacher relationships with students, relationships with students students,
school discipline, learning tool, the school, learning standards, state
building, methods of learning, and homework), and community factors
(students' activities in the community, mass media, friends hanging out, and
forms of community life).
Menurut Muhibinsyah (2010:129) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
antara lain sebagai berikut:
a. Faktor internal (factor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi rohani
siswa
b. Factor eksternal (dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa
c. Faktor Pendekatan Belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pembelajaran.
According Muhibinsyah (2010:129) the factors that affect learning are as
follows:
a. Internal factors (factor of the students) the students' spiritual state or condition
b. External factors (external to the student) the environmental conditions around
student
c. Learning Approach factor that is kind of student effort that includes strategies
and methods used to engage students study the learning materials
21
2.2.3 Prestasi belajar Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan reproduksi
( Performance Nutrition Subjects Studied In Reproductive Health )
Prestasi belajar mata kuliah gizi dalam Kesehatan Reproduksi adalah hasil
yang telah dicapai atas usaha-usaha yang dilakukan dengan sengaja berupa
perubahan atau pengembangan diri seseorang yang dinyatakan dengan nilai akhir
semester pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi
2.2.4 Sistem Evaluasi di Program D III Kebidanan Universitas Malahayati
( Evaluation System at the University Midwifery Program D III Malahayati)
a) Data Nilai
Data nilai dapat mencakup nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir
semester dan nilai kegiatan rangkaian, seperti penulisan makalah, pekerjaan
rumah, partisipasi dalam kelas, praktek dan sebagainya.
b) Cara Penilaian dan Rentang Nilai
Cara penilaian dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan
penilaian yang membandingkan hasil pengukuran terhadap mahasiswa dengan
ukuran patokan batas lulus yang ditetapkan untuk masing-masing penguasaan
bidang studi.
c) Keberhasilan semester
1) Keberhasilan studi semester ditentukan pada tiap akhir semester dengan
cara menilai semua mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa selama
semester yang baru berakhir. Dalam penelitian ini adalah nilai untuk mata
kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
22
2) Nilai lulus adalah A, B dan C.
3) Keberhasilan studi mahasiswa dinyatakan dengan indeks prestasi (IP)
4) Keberhasilan studi dituangkan dalam Kartu Hasil Studi (KHS) dan
disahkan oleh Ketua Program Studi.
2.3 Sikap Belajar ( Learning Attitude )
2.3.1 Pengertian Sikap Belajar ( Definition of Learning Attitude )
LaPierre dalam (Azwar, 2007:5) mendefinisikan sikap sebagai “suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri
dalam situasi social, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli
social yang telah terkondisikan“
LaPierre in (Anwar, 2007:5) defines attitude as "a pattern of behavior,
tendencies or anticipatory readiness, a predisposition to adapt in social
situations, or simply, the attitude is a response to social stimuli that have been
conditioned"
Sedangkan Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau
emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat (Djaali
2011:114).
While Trow defines attitude as a mental or emotional readiness in some
kind of action in the right circumstances (Djaali 2011:114).
Pendapat lain tentang sikap adalah menurut Triandis seperti yang di kutip
(Slameto, 2010:188)” an attitude is an idea charged with emotion which
predisposes a class of action to a particular class of social situations “
23
Another opinion about the attitude is by Triandis as that in quotes
(Slameto, 2010:188) "an attitude is an idea charged with emotion the which
predisposes a class of action to a particular class of social Situations
Rumusan di atas menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen,
yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan psikomotorik (komponen tingkah
laku). Karena itu sikap merupakan suatu tendensi untuk memberikan reaksi yang
bersifat emosional dalam arah tertentu. Sikap akan tersimpan dalam memori
jangka panjang seseorang dan sikap inilah yang akan membantu dalam
menghadapi suatu masalah (pilihan) dengan cara mengingat kembali bagaimana
perasaan yang dimiliki dan dituangkan dalam sikap tersebut.
Menurut Berkowitz, yang di kutip Azwar (2007: 5) sikap adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (Favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
According to Berkowitz, who in quotation Anwar (2007: 5) attitude is a form of
evaluation or feeling reaction. One's attitude toward an object is a feeling of
support or siding (favorable) and the feeling does not support or do not take sides
(unfavorable) on that object.
Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan
timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang
dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri
24
individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai
baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang
kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar,
2007:15).
Attitude is said to be an evaluative response. Response will only occur
when individuals are faced with a stimulus that requires the individual
reaction. Evaluative response means that the form of reaction is expressed as
the emergence of this attitude is based on the evaluation process within the
individual that gives the conclusions of the stimulus in the form of the good-
bad, positive-negative, pleasant-unpleasant, which later crystallized as a
potential reaction to the attitude object (Anwar, 2007:15).
Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan
objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior) melainkan masih
bersifat tertutup (covert behavior). Dan disimpulkan bahwa sikap belajar ikut
berperan dalam menentukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif
berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor
lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan
dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa
yang sikap belajarnya negatif (Djali, 2011:114).
Attitude is the tendency to act with respect to a particular object. Attitude
rather than real action (overt behavior) but is still closed (covert behavior).
And concluded that his study had a role in determining students' learning
activities. A positive learning attitude is closely related to interest and
25
motivation. Therefore, if other factors being equal, a positive learning attitude
of students who will learn more active and thus will get better results than
negative learning attitude of students (Djali, 2011:114).
2.3.2 Pembentukan sikap ( Establishment of attitude )
Menurut Slameto (2010:189), sikap terbentuk melalui bermacam- macam
cara, antara lain:
1). Melalui pengalaman yang berulang –ulang, atau dapat pula melalui suatu
pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman
traumatik)
2). Melalui imitasi, Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja. Dapat pula dengan
sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa
kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan
kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru ;
peniruan akan terjadi lebih lancar bila di lakukan secara kolektif daripada
perorangan;
3). Melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek
tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena
pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai
wibawa dalam pandangannya.
4). Melalui identifikasi, seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/
badan tertentu didasari suatu keterikatan emosional sifatnya; meniru dalan
hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai.
26
According Slameto (2010:189), attitudes are formed through a variety of
ways, including:
1). Through repeated experience, or can be accompanied by an experience of
deep feeling (traumatic experience)
2). Through imitation, imitation can happen accidentally. Can also be
deliberate. In the latter case the individual must have an interest in and
admiration for fashion, it is also necessary in addition to the understanding
and the ability to recognize and remember the models who want to emulate;
imitation will occur more smoothly when done collectively rather than
individually;
3). Through suggestion, here a person to form an attitude toward the object
without a reason and clear thinking, but solely because of the influence that
comes from someone or something that has authority in his view.
4). Through the identification, someone impersonating someone else or an
organization / agency based on a certain emotional attachment to nature;
mimic this role in a lot more in terms of trying to match.
2.3.3 Komponen-Komponen Sikap ( Components of Attitudes )
Menurut Azwar (2007: 24-27), sikap memiliki tiga macam komponen,
yaitu:
1. Aspek kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini
berarti perwujudan pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-
harapan individu tentang objek tertentu.
27
2. Aspek afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan, seperti;
simpati, antipati, ketakutan, kedengkian dan sebagainya yang ditujukan pada
objek-objek tertentu.
3. Aspek konatif, berwujud berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk
berbuat suatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan,
menjauhkan diri dan sebagainya.
Sehubungan dengan aspek-aspek sikap tersebut, Gibson mengemukakan
bahwa bagaimana kognitif bertautan dengan proses berfikir dengan tekanan
khusus pada rasionalitas dan logika sedangkan afeksi yakni komponen
perilaku sikap berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak
menghadapi sesuatu dengan cara tertentu.
According to Anwar (2007: 24-27), attitudes have three components, namely:
1. Cognitive aspect, which is associated with symptoms of the mind. This
means the embodiment of processing, experiences and beliefs and
expectations of individual expectations about the ¬-specific objects.
2. Affective aspects, tangible process that involves feelings, such as sympathy,
antipathy, fear, envy and so on are aimed at specific objects.
3. Conative aspects, tangible or intangible processes tendency to act the
tendency of an object, such as the tendency to give aid, and so abstain.
In connection with the aspects of those attitudes, Gibson argued that mesh
with how the cognitive thinking process with special emphasis on rationality
and logic, while the affective component of attitude behavior associated with a
tendency to act to deal with something a certain way
28
2.4 Motivasi Belajar ( Learning motivation )
2.4.1 Pengertian Motivasi ( Definition of Motivation)
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada
diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu
kegiatan karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya (Djamarah, 2008:152)
Motivation is a psychological phenomenon in the form of encouragement that
arise in a person consciously or unconsciously to perform an action with a
specific purpose. Motivation can also be in the form of efforts that can cause a
person or group of people motivated to do something because the activities are to
achieve desired goals or the satisfaction with the actions (Djamarah, 2008:152)
Menurut Sumadi Suryabrata (Djaali, 2011: 101) Motivasi adalah keadaan
yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.
According to Sumadi Suryabrata (Djaali, 2011: 101) Motivation is a state
located in the one who encouraged him to do certain activities in order to achieve
a goal.
Sedangkan Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses
membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Mc.
Donald mengatakan bahwa,
29
motivation is a energy change within the Person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang
Ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Hamalik, 2011:158)
Motivation is an energy change in the person of someone who is
characterized by the onset of affective (feelings) and the reaction to achieve the
goal (Hamalik, 2011:158)
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut
dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang
menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut
sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 2009:80).
Students learn because it is driven by his mental power. Mental strength is a
desire, attention, willingness or ideals. Mental strength can be classified as low or
high. There are educational psychologists who say mental strength which
promotes learning as a motivation to learn. Motivation is seen as a mental
impulse that drives and directs human behavior, including learning behavior.
Contained in the motivation of the desire to activate, mobilize, channel and direct
30
the learning of individual attitudes and behavior (Dimyati and Mudjiono,
2009:80).
Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.4.2 Komponen Utama dalam Motivasi ( Main Components of the
Motivation)
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
1). Kebutuhan ( Needs )
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan. Manusia memiliki berbagai macam
kebutuhan:
a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas
Hal ini sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu
kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, maka dapat
dihubungkan dengan suatu kegiatan -belajar bahwa pekerjaan atau
belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang memiliki motivasi untuk berbuat sesuatu untuk
menyenangkan orang lain, hal ini tentunya merupakan kepuasan dan
kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukannya. Konsep ini dapat
diterapkan dalam kegiatan belajar, misalnya: mahasiswa rajin belajar
untuk menyenangkan orang tuanya.
31
c) Kebutuhan untuk mencapai hasil
Kegiatan belajar akan berhasil dengan baik kalau disertai dengan
"pujian", hal ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar lebih
giat lagi. Pujian dan reinforcement harus selalu dikaitkan dengan hasil
yang baik, seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
melakukan sesuatu dengan hasil optimal, sehingga ada rasa “sense of
success”.
d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Kesulitan atau hambatan, misal; cacat tubuh, mungkin menimbulkan rasa
rendah diri, tapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi
dengan usaha yang keras dan tekun, sehingga mencapai keberhasilan
dalam bidang tertentu.
Kebutuhan manusia selalu berubah, begitu juga motivasinya selalu berubah
sesuai dengan kebutuhannya atau bersifat dinamis. Relevansi dari masalah
kebutuhan ini maka timbulah teori tentang motivasi.
2) Dorongan ( Encouragement )
Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan
dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan
fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respon
dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan kedua hal
tersebut. Disamping kedua hal tersebut juga ada pengaruh-pengaruh dari luar
seperti insentif (hadiah dan hukuman) yang mempengaruhi intensitas dan
kualitas tingkah laku organisme.
32
3) Tujuan ( Purpose )
Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan
merupakan titik akhir pencapaian puncak kebutuhan. Jika tujuan tercapai
maka kebutuhan terpenuhi (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 83).
The purpose is giving direction to behavior. Psychologically, the goal is the
end point of the achievement of peak demand. If the goal is reached then the
requirements are met (Dimyati and Mudjiono, 2002: 83).
2.4.3 Macam-macam Motivasi ( Types of Motivation )
Menurut Saardiman (2011:86) macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari
dasar pembentukannya, dibagi dalam:
a) Motivasi bawaan ( Motivation Congenital )
Yang dimaksud dengan motivasi bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
tanpa dipelajari. Contoh: dorongan makan, minum, bekerja, istirahat, seksual.
Motivasi ini sering disebut motif biologis atau motif psysiological drive.
b) Motivasi yang dipelajari ( Motivation to learn )
Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh
adalah: dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar di masyarakat, dan
lain-lain. Motivasi ini sering disebut social motive.
According Saardiman (2011:86) kind or type of motivation can be seen from
the base formation, divided into:
a) Motivation congenital
The definition of motivation is an innate inborn motive without studied.
33
Example: the urge to eat, drink, work, rest, sexual. Motivation is often called a
biological motif or motif psysiological drive.
b) Motivation to learn
The point is that the motives that arise due to be learned. An example is: the
drive to learn, the urge to teach in the community, and others. Motivation is
often called social motive.
2.4.4 Klasifikasi Motivasi ( Classification of Motivation )
Menurut Saardiman (2011:88) macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari
dasar pembentukannya, dibagi dalam:
1) Motivasi jasmaniah dan rokaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua, yaitu
motivasi jasmaniah dan motivasi rokaniah. Yang dimaksud motivasi
jasmaniah misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu, dan lain-lain; Sedang
yang termasuk motivasi rokaniah adalah kemauan.
2) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a) Motivasi intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri tiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contoh: seorang yang gemar membaca maka
tidak usah ada orang yang mendorong, ia sudah rajin mencari literatur
untuk dibaca.
34
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh:
seseorang itu belajar karena besok pagi ada ujian, dengan harapan
mendapatkan nilai baik sehingga akan mendapatkan penghargaan atau
pujian. Jadi belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tapi karena
ingin nilai baik dan mendapatkan hadiah.
According Saardiman (2011:88) kind or type of motivation can be
seen from the base formation, divided into:
1) physical motivation and rokaniah
There are some experts who classify motivations into two categories,
namely physical motivation and motivation rokaniah. The definition of
the physical motivation for example: reflex, automatic instinct, lust, etc.;
Moderate included rokaniah motivation is the will.
2) intrinsic and extrinsic motivation
a) intrinsic motivation
Motives to be active, or malfunction does not need to be stimulated from
the outside, as within each individual had no urge to do something. For
example: a person who likes to read then do not push anyone, he was
diligent in searching the literature to be read.
b) Extrinsic Motivation
Extrinsic motivation is the motives of active and functioning due to
external stimuli. For example: a person's learning because there is a test
35
tomorrow morning, hoping to get good grades so it will get a reward or
praise. So learn not because they want to know something, but because
they want good value and get a prize.
2.4.5 Indikator Motivasi Belajar ( Indicators of Motivation )
Indikator Motivasi belajar adalah:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan seorang
peserta didik belajar dengan baik (Uno B. Hamzah, 2011:10).
Motivation to learn is an indicator:
1) The desire and willingness successfully
2) The encouragement and needs in learning
3) The hopes and aspirations of future
4) The award in the learning
5) There are interesting in learning activities
6) The existence of a conducive environment to enable a student to learn
well (Uno B. Hamzah, 2011:10).
36
2.4.6 Fungsi Motivasi dalam Belajar ( Motivation in Learning Function )
Menurut Sardiman (2011:84-85) motivasi penting bagi siswa dalam
proses belajar karena motivasi memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Mendorong manusia untuk berbuat , jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan tujuan yang akan dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi bagi tujuan tersebut
According Sardiman (2011:84-85) motivation is important for students
in the learning process because the motivation has the following functions:
1) Encourage men to do so as a driver or motor that releases energy.
Motivation in this case is the driving force of each activity to be undertaken
2) Determine the direction of action towards a goal to be achieved with such
motivation can give direction and purpose that will be done in accordance
with the formulation of objectives
3) Selecting actions that determine the actions to match what is done to
achieve the goal and put aside the deeds that are not useful for the purpose
37
2.5 Gizi ( Nutrition )
2.5.1 Pengertian Gizi ( Definition of Nutrition )
Kata gizi berasal dari bahasa Arab, “gizzah”, yang artinya zat makanan
sehat. Untuk jadi sehat, setiap orang mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda-
beda tergantung pada usia dan kondisi tubuhnya (Irianto dan Waluyo, 2004).
Departemen Gizi dan Kesehatan Masayarakat, (2010) menyatakan bahwa
Ilmu gizi merupakan salah satu ilmu terapan yang berkaitan dengan berbagai ilmu
dasar seperti ilmu kimia, Biokimia, Biologi, Fisiologi, Pathologi, Ilmu Pangan,
dan lain-lain.
Ilmu gizi adalah suatu cabang pengetahuan yang khusus mempelajari
hubungan antara makanan yang kita makan dan kesehatan tubuh (Moehji,
2007:1). Definisi lengkap ilmu Gizi yang merupakan modifikasi dari National
Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan dengan gizi
pada seminar.
Pengembangan Ilmu Gizi pada tahun 2000, yaitu ilmu yang mempelajari
zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada
pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta
dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup
manusia serta factor yang mempengaruhinya (Hardinsyah dan Victor dalam
WKNPG VIII, 2004)
Di samping mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi dalam tubuh,
keadaan keadaan yang ditimbulkan oleh masuknya makanan kedalam tubuh, juga
Dipelajari hal-hal lain, baik yang menyangkut cara untuk mencegah terjadinya
38
kekurangan unsur-unsur makanan maupun factor-factor yang dapat Menyebabkan
seseorang tidak cukup memperoleh zat-zat makanan yang diperlukan tubuh. Gizi
seseorang juga dapat berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas. (Moehji,
2007: 3)
The word comes from the Arabic nutrition, "gizzah", which means healthy food
substances. To be healthy, everyone has different nutritional needs vary
depending on age and body condition (Irianto and Waluyo, 2004).
Department of Nutrition and public health, (2010) states that the science of
nutrition is one of applied science which deals with various basic sciences such as
chemistry, Biochemistry, Biology, Physiology, Pathology, Food Science, and
others.
Nutritional science is a specialized branch of knowledge that studies the
relationship between the food we eat and the health of the body (Moehji,
2007:1). Complete definition of nutrition science is a modification of the National
Academy of Sciences (1994) by a professional organization related to nutrition at
the seminar.
Development of Nutritional Sciences in 2000, namely the study of food
substances that are beneficial to health and the processes that occur in food since
consumed, digested, absorbed, until utilized the body and its impact on growth,
development and human survival and the factors that influence (Hardinsyah and
Victor in WKNPG VIII, 2004)
In addition to studying the various events that occur in the body, a state of
39
circumstances brought about by the entry of food into the body, also studied
other things, whether that involves ways to prevent food shortages element-
element-factor or factors that could cause someone does not quite get nutrients
the body needs. Nutrition can also affect a person's achievement and
productivity. (Moehji, 2007: 3)
2.6 Kerangka Teori ( Theory Framework )
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan (kebutuhan).Salah satunya adalah kebutuhan akan aktualisasi diri
yaitu kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan , kekaguman, dan kemasyuran
sebagai pribadi yang mampu dan berhasil mewujudkan potensi dan bakatnya
dengan hasil prestasi yang luar biasa. Setelah kebutuhan tersebut terpenuhi, orang
akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi lagi tingkatannya,
seperti kebutuhan berprestasi.
Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar, tergantung pada kondisi dalam
lingkungannya dan kondisinya. Siswa yang motivasinya tinggi akan mencapai
prestasi akademis yang tinggi.
Sikap belajar siswa salah satunya ditujukan kepada tujuan yang akan dicapai,
sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang
dicapainya.Siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan
40
demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik. Dua unsur ini dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar, penjelasan Tersebut tergambar pada
kerangka teori di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Sumber: slameto,2010:2)
Faktor-faktor:- Faktor Dalam
Kondisi fisiologis: - Kekurangan gizi- Kelelahan - Mudah mengantuk - Sukar menerima pelajaran
Kondisi psikologi: - Minat- Kecerdasan- Bakat- Motivasi - Kemampuan kognitif- Sikap
- Faktor Luar Faktor lingkungan
- Baik lingkungan alami, maupun lingkungan sosial),
Faktor instrumental- Kurikulum, program, sarana
dan fasilitas, tenaga pengajar.
Hasil Belajar
Motivasi Belajar (X1)
Prestasi Belajar
Sikap Belajar(X2)
41
2.7 Kerangka Konsep ( Framework Concept )
Variable Independen Variable Dependen
Gambar 3.1 Kerangka konsep
2.8. Hipotesis ( hypothesis )
Hipotesa dalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian, dalil
sementara yang pembenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2005). Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara motivasi dengan hasil belajar matakuliah gizi pada
mahasiswa D III Kebidanan semester II Universitas Malahayati Bandar
Lampung 2012.
2. Ada hubungan antara sikap belajar dengan hasil belajar matakuliah gizi pada
mahasiswa D III Kebidanan semester II Universitas Malahayati Bandar
Lampung 2012.
3. Ada hubungan antara motivasi dan sikap belajar dengan hasil belajar
matakuliah gizi dalam kesehatan reproduksi pada mahasiswa D III Kebidanan
semester II Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2012.
42