BAB II.docx

46
10 BAB II LANDASAN TEORI ( Basis Of Theory ) 2.1 Prestasi Belajar ( Learning Achievement ) 2.1.1.Pengertian Belajar ( Definition Of Learning ) Kegiatan belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Efektivitas kegiatan belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitan jenis kehidupan. Manusia sebagai makhluk yang unik, melakukan kegiatan belajar dengan cara, dan sistem yang unik pula. Belajar ialah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Learning is a process of doing business in person to obtain a new behavior changes as a whole, as a result of his own experience in interaction with the environment (Slameto, 2010:2).

Transcript of BAB II.docx

Page 1: BAB II.docx

10

BAB II

LANDASAN TEORI ( Basis Of Theory )

2.1 Prestasi Belajar ( Learning Achievement )

2.1.1.Pengertian Belajar ( Definition Of Learning )

Kegiatan belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk

kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Efektivitas kegiatan

belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitan jenis kehidupan. Manusia

sebagai makhluk yang unik, melakukan kegiatan belajar dengan cara, dan sistem

yang unik pula.

Belajar ialah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

2010:2).

Learning is a process of doing business in person to obtain a new behavior

changes as a whole, as a result of his own experience in interaction with the

environment (Slameto, 2010:2).

Pendapat lain mengatakan, belajar adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2011: 27)

Another opinion says, is to learn or reinforce behavior modification through

experience (Hamalik, 2011: 27)

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli, belajar dapat diartikan sebagai

suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada diri seseorang dalam berinteraksi

Page 2: BAB II.docx

11

dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga

diperoleh pengetahuan baru yaitu dalam bentuk penguasaan, penggunaan maupun

penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perubahan atau

peningkatan perolehan dari berbagai keadaan sebelumnya.

Adapun yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah suatu proses

untuk mendapatkan pengetahuan baru dalam bentuk penguasaan terhadap materi

kebutuhan dasar manusia. Dalam batasan-batasan mengenai belajar dapat ditarik

kesimpulan bahwa belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses

untuk mencapai tujuan.

2.1.1 Prinsip-prinsip Belajar ( Principles of Learning )

Menurut Sardiman (2011:24) prinsip-prinsip belajar yang penting untuk

diketahui antara lain:

a) Belajar menyangkut potensi manusia dan kelakuannya.

b) Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri siswa

c) Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi dari

dalam/dasar kebutuhannya

d) Belajar merupakan proses percobaan yang mungkin melakukan kekeliruan

dan merupakan proses pengkondisian

e) Kemampuan siswa belajar harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi

pelajaran

Page 3: BAB II.docx

12

f) Belajar dapat dilakukan secara langsung, kontrol, kontak, penghayatan atau

pengalaman langsung belajar juga dapat dilakukan dengan pengenalan atau

peniruan

g) Belajar melalaui praktik atau mengalami secara langsung lebih efektif

membentuk sikap, keterampilan cara berfikir dan lain sebagainya

According Sardiman (2011:24) the principles of learning that is important to

note include:

a) Learning and behavior regarding human potential.

b) Learning needs and maturity of processes and students' self penahapan

c) Learn to be more stable and effective when driven by the motivation of the

/ basic needs

d) Learning is a process of trial and error which may perform a conditioning

process

e) The ability of students to learn should be taken into account in order to

determine the content

f) Learning can be either direct, control, contact, living or studying direct

experience can also be done with the introduction or impersonation

g) Learning through the international practice or directly experience more

effectively shape the attitudes, skills and ways of thinking etc.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ( Factors that affect learning)

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku

subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian

Page 4: BAB II.docx

13

banyak faktor yang mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam

klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari

luar) subjek belajar. Faktor-faktor internal tersebut diantaranya adalah:

a) Motivasi (motivation )

Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada

keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang

disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu:

(1) Mengetahui apa yang akan dipelajari

(2) Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada

kedua unsur inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar.

Sebab tanpa motivasi kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

b) Konsentrasi ( Concentration )

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada

suatu situasi belajar.

c) Reaksi ( Reaction )

Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental

sebagai suatu wujud reaksi. Didalam belajar dibutuhkan reaksi yang

melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan

kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana

disampaikan oleh pengajarnya. Jadi kecepatan jiwa seseorang dalam

memberikan respon pada pelajaran merupakan faktor penting dalam belajar.

Page 5: BAB II.docx

14

d) Organisasi ( organization )

Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata

atau menempatkan bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian.

e) Pemahaman ( Understanding )

Dalam belajar unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur

psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi subjek belajar

dapat mengembangkan fakta-fakta atau ide-ide atau skill. Kemudian dengan

unsur organisasi, subjek belajar dapat menata hal-hal tersebut bertautan

bersama menjadi pola yang logis. Karena mempelajari sejumlah data

sebagaimana adanya, secara bertingkat/berangsur-angsur, subjek belajar

mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan keseluruhan.

f) Ulangan ( Dt )

Kegiatan mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari

membuat kemampuan subjek belajar untuk mengingatnya akan semakin

bertambah. Mengulangi atau memeriksa dan mempelajari kembali apa yang

sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan pelajaran

menjadi lebih besar (Thomas F. Nasution dalam Sardiman, 2011:44).

Repetitive activity of a job or the fact that they have learned to make learning

the subject's ability to remember it will be growing. Repeat or re-examine and

study what has been learned, then it is likely to remember the lesson material

becomes larger (in Sardiman Thomas F. Ross, 2011:44).

Page 6: BAB II.docx

15

Belajar akan lebih baik dan optimal kalau keenam faktor psikologis tersebut

bisa sama-sama dimanfaatkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu:

a) Kegiatan belajar

b) Latihan dan ulangan

c) Kepuasan dan kesenangan

d) Asosiasi dan transfer

e) Pengalaman masa lampau dan pengertian

f) Kesiapan dan kesediaan belajar

g) Minat dan usaha

h) Fisiologis

i) Intelegensi dan kecerdasan

(Hamalik, 2007: 32).

Will learn better and optimal if the six psychological factors that can be

equally utilized. There are several factors that affect learning are:

a) Learning activities

b) The training and test

c) The satisfaction and pleasure

d) The Association and the transfer

e) Experience and understanding of the past

f) The readiness and willingness to learn

g) The interest and efforts

h) Physiological

Page 7: BAB II.docx

16

i) Intelligence and intelligence

(Hamalik, 2007: 32).

2.2 Prestasi belajar ( learning achievement )

2.2.1 Pengertian Prestasi belajar ( Definition of learning achievement )

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dalam Arya (2010) menjelaskan pengertian

prestasi belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat

memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk

mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,

penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,

mengartikan situasi).

According to Drs. H. Abu Ahmadi in Arya (2010) describes the terms of

learning achievement as follows: In theory, if something satisfies a need for

activity, then there is a tendency to repeat it. Sources of reinforcement learning

can be extrinsic (value, recognition, awards) and extrinsic (excitement to

investigate, interpret the situation).

Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan

kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai

dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.

Menurut Winkel (1996) dalam Ahira (2011)

Learning achievement is one that shows evidence of ability or success of a

person who did the study in accordance with the weight / value he has made.

  According to Winkel (1996), Ahira (2011

Page 8: BAB II.docx

17

Menurut Prakosa dalam Wisanggeni (2010) prestasi belajar banyak

diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan

tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu.

Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat

dibandingkan dengan satu kriteria merupakan salah satu bukti yang menunjukkan

kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai

dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya. Winkel lebih menekankan prestasi

belajar itu pada kemampuan siswa secara umum(Prakosa, 1991).

According Prakosa in Wisanggeni (2010) defined as the learning achievement

how far the results have been achieved by students in the mastery of the tasks or

subject matter that is received within a specified period. Learning achievements

are generally expressed in numbers or letters that can be compared to one

criterion (Prakosa, 1991).

Menurut S. Nasution (1996) dalam Ahira (2011) prestasi belajar merupakan

kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan berbuat. Menurut

Nasution prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika

memenuhi tiga aspek yaitu:

1. Aspek kognitif ( Cognitive Aspects )

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Aspek

ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan

berpikir peserta didik. Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian

utama dalam sistem pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari metode penilaian

Page 9: BAB II.docx

18

pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan

kesempurnaan pada aspek kognitif.

2. Aspek afektif ( Affective Aspects )

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian

pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru,

kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek afektif berkaitan erat dengan

kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.

3. Aspek Psikomotorik ( Psychomotor Aspects )

Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala

sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi

sikap mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukkan kemampuan atau

keterampilan (skill) peserta didik setelah menerima sebuah pengetahuan.

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah

hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai

dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa

nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai

seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai

sumatif.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ( Factors That Affect Learning )

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara

lain sebagai berikut:

a) Faktor Internal ( Internal Factors )

Page 10: BAB II.docx

19

Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Secara garis

besar faktor internal meliputi; faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan faktor

cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan dan kesiapan) dan factor kelelahan baik kelelahan

secara fisik maupun rohani)

b) Faktor Eksternal (External Factors )

Yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Factor eksternal ini terdiri dari

factor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar

belakang budaya), factor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan

tugas rumah) dan factor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

According Slameto (2010:54) factors that affect learning are as follows:

a) Internal Factors

Namely that there are factors within the individual who is learning. Broadly

speaking, internal factors include: physical factors (factors of health and

disability factors), psychological factors (intelligence, attention, interest,

talent, motivation, maturity and readiness) and the fatigue factor of fatigue

both physically and spiritually)

b) External Factors

That is a factor that comes from outside the individual. External factors

Page 11: BAB II.docx

20

consist of family factors (how to educate parents, relationships within the

family, the house, family economic circumstances, parental understanding

and cultural background), school factors (method of teaching, curriculum,

teacher relationships with students, relationships with students students,

school discipline, learning tool, the school, learning standards, state

building, methods of learning, and homework), and community factors

(students' activities in the community, mass media, friends hanging out, and

forms of community life).

Menurut Muhibinsyah (2010:129) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

antara lain sebagai berikut:

a. Faktor internal (factor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi rohani

siswa

b. Factor eksternal (dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa

c. Faktor Pendekatan Belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

mempelajari materi-materi pembelajaran.

According Muhibinsyah (2010:129) the factors that affect learning are as

follows:

a. Internal factors (factor of the students) the students' spiritual state or condition

b. External factors (external to the student) the environmental conditions around

student

c. Learning Approach factor that is kind of student effort that includes strategies

and methods used to engage students study the learning materials

Page 12: BAB II.docx

21

2.2.3 Prestasi belajar Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan reproduksi

( Performance Nutrition Subjects Studied In Reproductive Health )

Prestasi belajar mata kuliah gizi dalam Kesehatan Reproduksi adalah hasil

yang telah dicapai atas usaha-usaha yang dilakukan dengan sengaja berupa

perubahan atau pengembangan diri seseorang yang dinyatakan dengan nilai akhir

semester pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi

2.2.4 Sistem Evaluasi di Program D III Kebidanan Universitas Malahayati

( Evaluation System at the University Midwifery Program D III Malahayati)

a) Data Nilai

Data nilai dapat mencakup nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir

semester dan nilai kegiatan rangkaian, seperti penulisan makalah, pekerjaan

rumah, partisipasi dalam kelas, praktek dan sebagainya.

b) Cara Penilaian dan Rentang Nilai

Cara penilaian dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan

penilaian yang membandingkan hasil pengukuran terhadap mahasiswa dengan

ukuran patokan batas lulus yang ditetapkan untuk masing-masing penguasaan

bidang studi.

c) Keberhasilan semester

1) Keberhasilan studi semester ditentukan pada tiap akhir semester dengan

cara menilai semua mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa selama

semester yang baru berakhir. Dalam penelitian ini adalah nilai untuk mata

kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi

Page 13: BAB II.docx

22

2) Nilai lulus adalah A, B dan C.

3) Keberhasilan studi mahasiswa dinyatakan dengan indeks prestasi (IP)

4) Keberhasilan studi dituangkan dalam Kartu Hasil Studi (KHS) dan

disahkan oleh Ketua Program Studi.

2.3 Sikap Belajar ( Learning Attitude )

2.3.1 Pengertian Sikap Belajar ( Definition of Learning Attitude )

LaPierre dalam (Azwar, 2007:5) mendefinisikan sikap sebagai “suatu pola

perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri

dalam situasi social, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli

social yang telah terkondisikan“

LaPierre in (Anwar, 2007:5) defines attitude as "a pattern of behavior,

tendencies or anticipatory readiness, a predisposition to adapt in social

situations, or simply, the attitude is a response to social stimuli that have been

conditioned"

Sedangkan Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau

emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat (Djaali

2011:114).

While Trow defines attitude as a mental or emotional readiness in some

kind of action in the right circumstances (Djaali 2011:114).

Pendapat lain tentang sikap adalah menurut Triandis seperti yang di kutip

(Slameto, 2010:188)” an attitude is an idea charged with emotion which

predisposes a class of action to a particular class of social situations “

Page 14: BAB II.docx

23

Another opinion about the attitude is by Triandis as that in quotes

(Slameto, 2010:188) "an attitude is an idea charged with emotion the which

predisposes a class of action to a particular class of social Situations

Rumusan di atas menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen,

yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan psikomotorik (komponen tingkah

laku). Karena itu sikap merupakan suatu tendensi untuk memberikan reaksi yang

bersifat emosional dalam arah tertentu. Sikap akan tersimpan dalam memori

jangka panjang seseorang dan sikap inilah yang akan membantu dalam

menghadapi suatu masalah (pilihan) dengan cara mengingat kembali bagaimana

perasaan yang dimiliki dan dituangkan dalam sikap tersebut.

Menurut Berkowitz, yang di kutip Azwar (2007: 5) sikap adalah suatu

bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah

perasaan mendukung atau memihak (Favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

According to Berkowitz, who in quotation Anwar (2007: 5) attitude is a form of

evaluation or feeling reaction. One's attitude toward an object is a feeling of

support or siding (favorable) and the feeling does not support or do not take sides

(unfavorable) on that object.

Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan

timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang

dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri

Page 15: BAB II.docx

24

individu yang memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai

baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang

kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar,

2007:15).

Attitude is said to be an evaluative response. Response will only occur

when individuals are faced with a stimulus that requires the individual

reaction. Evaluative response means that the form of reaction is expressed as

the emergence of this attitude is based on the evaluation process within the

individual that gives the conclusions of the stimulus in the form of the good-

bad, positive-negative, pleasant-unpleasant, which later crystallized as a

potential reaction to the attitude object (Anwar, 2007:15).

Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan

objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior) melainkan masih

bersifat tertutup (covert behavior). Dan disimpulkan bahwa sikap belajar ikut

berperan dalam menentukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif

berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor

lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan

dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa

yang sikap belajarnya negatif (Djali, 2011:114).

Attitude is the tendency to act with respect to a particular object. Attitude

rather than real action (overt behavior) but is still closed (covert behavior).

And concluded that his study had a role in determining students' learning

activities. A positive learning attitude is closely related to interest and

Page 16: BAB II.docx

25

motivation. Therefore, if other factors being equal, a positive learning attitude

of students who will learn more active and thus will get better results than

negative learning attitude of students (Djali, 2011:114).

2.3.2 Pembentukan sikap ( Establishment of attitude )

Menurut Slameto (2010:189), sikap terbentuk melalui bermacam- macam

cara, antara lain:

1). Melalui pengalaman yang berulang –ulang, atau dapat pula melalui suatu

pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman

traumatik)

2). Melalui imitasi, Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja. Dapat pula dengan

sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa

kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan

kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru ;

peniruan akan terjadi lebih lancar bila di lakukan secara kolektif daripada

perorangan;

3). Melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek

tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena

pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai

wibawa dalam pandangannya.

4). Melalui identifikasi, seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/

badan tertentu didasari suatu keterikatan emosional sifatnya; meniru dalan

hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai.

Page 17: BAB II.docx

26

According Slameto (2010:189), attitudes are formed through a variety of

ways, including:

1). Through repeated experience, or can be accompanied by an experience of

deep feeling (traumatic experience)

2). Through imitation, imitation can happen accidentally. Can also be

deliberate. In the latter case the individual must have an interest in and

admiration for fashion, it is also necessary in addition to the understanding

and the ability to recognize and remember the models who want to emulate;

imitation will occur more smoothly when done collectively rather than

individually;

3). Through suggestion, here a person to form an attitude toward the object

without a reason and clear thinking, but solely because of the influence that

comes from someone or something that has authority in his view.

4). Through the identification, someone impersonating someone else or an

organization / agency based on a certain emotional attachment to nature;

mimic this role in a lot more in terms of trying to match.

2.3.3 Komponen-Komponen Sikap ( Components of Attitudes )

Menurut Azwar (2007: 24-27), sikap memiliki tiga macam komponen,

yaitu:

1. Aspek kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini

berarti perwujudan pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-

harapan individu tentang objek tertentu.

Page 18: BAB II.docx

27

2. Aspek afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan, seperti;

simpati, antipati, ketakutan, kedengkian dan sebagainya yang ditujukan pada

objek-objek tertentu.

3. Aspek konatif, berwujud berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk

berbuat suatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan,

menjauhkan diri dan sebagainya.

Sehubungan dengan aspek-aspek sikap tersebut, Gibson mengemukakan

bahwa bagaimana kognitif bertautan dengan proses berfikir dengan tekanan

khusus pada rasionalitas dan logika sedangkan afeksi yakni komponen

perilaku sikap berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak

menghadapi sesuatu dengan cara tertentu.

According to Anwar (2007: 24-27), attitudes have three components, namely:

1. Cognitive aspect, which is associated with symptoms of the mind. This

means the embodiment of processing, experiences and beliefs and

expectations of individual expectations about the ¬-specific objects.

2. Affective aspects, tangible process that involves feelings, such as sympathy,

antipathy, fear, envy and so on are aimed at specific objects.

3. Conative aspects, tangible or intangible processes tendency to act the

tendency of an object, such as the tendency to give aid, and so abstain.

In connection with the aspects of those attitudes, Gibson argued that mesh

with how the cognitive thinking process with special emphasis on rationality

and logic, while the affective component of attitude behavior associated with a

tendency to act to deal with something a certain way

Page 19: BAB II.docx

28

2.4 Motivasi Belajar ( Learning motivation )

2.4.1 Pengertian Motivasi ( Definition of Motivation)

Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada

diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu

kegiatan karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

kepuasan dengan perbuatannya (Djamarah, 2008:152)

Motivation is a psychological phenomenon in the form of encouragement that

arise in a person consciously or unconsciously to perform an action with a

specific purpose. Motivation can also be in the form of efforts that can cause a

person or group of people motivated to do something because the activities are to

achieve desired goals or the satisfaction with the actions (Djamarah, 2008:152)

Menurut Sumadi Suryabrata (Djaali, 2011: 101) Motivasi adalah keadaan

yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

According to Sumadi Suryabrata (Djaali, 2011: 101) Motivation is a state

located in the one who encouraged him to do certain activities in order to achieve

a goal.

Sedangkan Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses

membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Mc.

Donald mengatakan bahwa,

Page 20: BAB II.docx

29

motivation is a energy change within the Person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reactions.

Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang

Ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan

(Hamalik, 2011:158)

Motivation is an energy change in the person of someone who is

characterized by the onset of affective (feelings) and the reaction to achieve the

goal (Hamalik, 2011:158)

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental

itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut

dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang

menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut

sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati dan

Mudjiono, 2009:80).

Students learn because it is driven by his mental power. Mental strength is a

desire, attention, willingness or ideals. Mental strength can be classified as low or

high. There are educational psychologists who say mental strength which

promotes learning as a motivation to learn. Motivation is seen as a mental

impulse that drives and directs human behavior, including learning behavior.

Contained in the motivation of the desire to activate, mobilize, channel and direct

Page 21: BAB II.docx

30

the learning of individual attitudes and behavior (Dimyati and Mudjiono,

2009:80).

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.4.2 Komponen Utama dalam Motivasi ( Main Components of the

Motivation)

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:

1). Kebutuhan ( Needs )

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa

yang ia miliki dan yang ia harapkan. Manusia memiliki berbagai macam

kebutuhan:

a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas

Hal ini sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu

kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, maka dapat

dihubungkan dengan suatu kegiatan -belajar bahwa pekerjaan atau

belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.

b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Banyak orang memiliki motivasi untuk berbuat sesuatu untuk

menyenangkan orang lain, hal ini tentunya merupakan kepuasan dan

kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukannya. Konsep ini dapat

diterapkan dalam kegiatan belajar, misalnya: mahasiswa rajin belajar

untuk menyenangkan orang tuanya.

Page 22: BAB II.docx

31

c) Kebutuhan untuk mencapai hasil

Kegiatan belajar akan berhasil dengan baik kalau disertai dengan

"pujian", hal ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar lebih

giat lagi. Pujian dan reinforcement harus selalu dikaitkan dengan hasil

yang baik, seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

melakukan sesuatu dengan hasil optimal, sehingga ada rasa “sense of

success”.

d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Kesulitan atau hambatan, misal; cacat tubuh, mungkin menimbulkan rasa

rendah diri, tapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi

dengan usaha yang keras dan tekun, sehingga mencapai keberhasilan

dalam bidang tertentu.

Kebutuhan manusia selalu berubah, begitu juga motivasinya selalu berubah

sesuai dengan kebutuhannya atau bersifat dinamis. Relevansi dari masalah

kebutuhan ini maka timbulah teori tentang motivasi.

2) Dorongan ( Encouragement )

Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan

dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan

fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respon

dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan kedua hal

tersebut. Disamping kedua hal tersebut juga ada pengaruh-pengaruh dari luar

seperti insentif (hadiah dan hukuman) yang mempengaruhi intensitas dan

kualitas tingkah laku organisme.

Page 23: BAB II.docx

32

3) Tujuan ( Purpose )

Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan

merupakan titik akhir pencapaian puncak kebutuhan. Jika tujuan tercapai

maka kebutuhan terpenuhi (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 83).

The purpose is giving direction to behavior. Psychologically, the goal is the

end point of the achievement of peak demand. If the goal is reached then the

requirements are met (Dimyati and Mudjiono, 2002: 83).

2.4.3 Macam-macam Motivasi ( Types of Motivation )

Menurut Saardiman (2011:86) macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari

dasar pembentukannya, dibagi dalam:

a) Motivasi bawaan ( Motivation Congenital )

Yang dimaksud dengan motivasi bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir

tanpa dipelajari. Contoh: dorongan makan, minum, bekerja, istirahat, seksual.

Motivasi ini sering disebut motif biologis atau motif psysiological drive.

b) Motivasi yang dipelajari ( Motivation to learn )

Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh

adalah: dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar di masyarakat, dan

lain-lain. Motivasi ini sering disebut social motive.

According Saardiman (2011:86) kind or type of motivation can be seen from

the base formation, divided into:

a) Motivation congenital

The definition of motivation is an innate inborn motive without studied.

Page 24: BAB II.docx

33

Example: the urge to eat, drink, work, rest, sexual. Motivation is often called a

biological motif or motif psysiological drive.

b) Motivation to learn

The point is that the motives that arise due to be learned. An example is: the

drive to learn, the urge to teach in the community, and others. Motivation is

often called social motive.

2.4.4 Klasifikasi Motivasi ( Classification of Motivation )

Menurut Saardiman (2011:88) macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari

dasar pembentukannya, dibagi dalam:

1) Motivasi jasmaniah dan rokaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua, yaitu

motivasi jasmaniah dan motivasi rokaniah. Yang dimaksud motivasi

jasmaniah misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu, dan lain-lain; Sedang

yang termasuk motivasi rokaniah adalah kemauan.

2) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi intrinsik

Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam diri tiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Sebagai contoh: seorang yang gemar membaca maka

tidak usah ada orang yang mendorong, ia sudah rajin mencari literatur

untuk dibaca.

Page 25: BAB II.docx

34

b) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh:

seseorang itu belajar karena besok pagi ada ujian, dengan harapan

mendapatkan nilai baik sehingga akan mendapatkan penghargaan atau

pujian. Jadi belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tapi karena

ingin nilai baik dan mendapatkan hadiah.

According Saardiman (2011:88) kind or type of motivation can be

seen from the base formation, divided into:

1) physical motivation and rokaniah

There are some experts who classify motivations into two categories,

namely physical motivation and motivation rokaniah. The definition of

the physical motivation for example: reflex, automatic instinct, lust, etc.;

Moderate included rokaniah motivation is the will.

2) intrinsic and extrinsic motivation

a) intrinsic motivation

Motives to be active, or malfunction does not need to be stimulated from

the outside, as within each individual had no urge to do something. For

example: a person who likes to read then do not push anyone, he was

diligent in searching the literature to be read.

b) Extrinsic Motivation

Extrinsic motivation is the motives of active and functioning due to

external stimuli. For example: a person's learning because there is a test

Page 26: BAB II.docx

35

tomorrow morning, hoping to get good grades so it will get a reward or

praise. So learn not because they want to know something, but because

they want good value and get a prize.

2.4.5 Indikator Motivasi Belajar ( Indicators of Motivation )

Indikator Motivasi belajar adalah:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan seorang

peserta didik belajar dengan baik (Uno B. Hamzah, 2011:10).

Motivation to learn is an indicator:

1) The desire and willingness successfully

2) The encouragement and needs in learning

3) The hopes and aspirations of future

4) The award in the learning

5) There are interesting in learning activities

6) The existence of a conducive environment to enable a student to learn

well (Uno B. Hamzah, 2011:10).

Page 27: BAB II.docx

36

2.4.6 Fungsi Motivasi dalam Belajar ( Motivation in Learning Function )

Menurut Sardiman (2011:84-85) motivasi penting bagi siswa dalam

proses belajar karena motivasi memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat , jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan

2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan tujuan yang akan dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi bagi tujuan tersebut

According Sardiman (2011:84-85) motivation is important for students

in the learning process because the motivation has the following functions:

1) Encourage men to do so as a driver or motor that releases energy.

Motivation in this case is the driving force of each activity to be undertaken

2) Determine the direction of action towards a goal to be achieved with such

motivation can give direction and purpose that will be done in accordance

with the formulation of objectives

3) Selecting actions that determine the actions to match what is done to

achieve the goal and put aside the deeds that are not useful for the purpose

Page 28: BAB II.docx

37

2.5 Gizi ( Nutrition )

2.5.1 Pengertian Gizi ( Definition of Nutrition )

Kata gizi berasal dari bahasa Arab, “gizzah”, yang artinya zat makanan

sehat. Untuk jadi sehat, setiap orang mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda-

beda tergantung pada usia dan kondisi tubuhnya (Irianto dan Waluyo, 2004).

Departemen Gizi dan Kesehatan Masayarakat, (2010) menyatakan bahwa

Ilmu gizi merupakan salah satu ilmu terapan yang berkaitan dengan berbagai ilmu

dasar seperti ilmu kimia, Biokimia, Biologi, Fisiologi, Pathologi, Ilmu Pangan,

dan lain-lain.

Ilmu gizi adalah suatu cabang pengetahuan yang khusus mempelajari

hubungan antara makanan yang kita makan dan kesehatan tubuh (Moehji,

2007:1). Definisi lengkap ilmu Gizi yang merupakan modifikasi dari National

Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan dengan gizi

pada seminar.

Pengembangan Ilmu Gizi pada tahun 2000, yaitu ilmu yang mempelajari

zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada

pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta

dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup

manusia serta factor yang mempengaruhinya (Hardinsyah dan Victor dalam

WKNPG VIII, 2004)

Di samping mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi dalam tubuh,

keadaan keadaan yang ditimbulkan oleh masuknya makanan kedalam tubuh, juga

Dipelajari hal-hal lain, baik yang menyangkut cara untuk mencegah terjadinya

Page 29: BAB II.docx

38

kekurangan unsur-unsur makanan maupun factor-factor yang dapat Menyebabkan

seseorang tidak cukup memperoleh zat-zat makanan yang diperlukan tubuh. Gizi

seseorang juga dapat berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas. (Moehji,

2007: 3)

The word comes from the Arabic nutrition, "gizzah", which means healthy food

substances. To be healthy, everyone has different nutritional needs vary

depending on age and body condition (Irianto and Waluyo, 2004).

Department of Nutrition and public health, (2010) states that the science of

nutrition is one of applied science which deals with various basic sciences such as

chemistry, Biochemistry, Biology, Physiology, Pathology, Food Science, and

others.

Nutritional science is a specialized branch of knowledge that studies the

relationship between the food we eat and the health of the body (Moehji,

2007:1). Complete definition of nutrition science is a modification of the National

Academy of Sciences (1994) by a professional organization related to nutrition at

the seminar.

Development of Nutritional Sciences in 2000, namely the study of food

substances that are beneficial to health and the processes that occur in food since

consumed, digested, absorbed, until utilized the body and its impact on growth,

development and human survival and the factors that influence (Hardinsyah and

Victor in WKNPG VIII, 2004)

In addition to studying the various events that occur in the body, a state of

Page 30: BAB II.docx

39

circumstances brought about by the entry of food into the body, also studied

other things, whether that involves ways to prevent food shortages element-

element-factor or factors that could cause someone does not quite get nutrients

the body needs. Nutrition can also affect a person's achievement and

productivity. (Moehji, 2007: 3)

2.6 Kerangka Teori ( Theory Framework )

Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai

suatu tujuan (kebutuhan).Salah satunya adalah kebutuhan akan aktualisasi diri

yaitu kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan , kekaguman, dan kemasyuran

sebagai pribadi yang mampu dan berhasil mewujudkan potensi dan bakatnya

dengan hasil prestasi yang luar biasa. Setelah kebutuhan tersebut terpenuhi, orang

akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi lagi tingkatannya,

seperti kebutuhan berprestasi.

Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar, tergantung pada kondisi dalam

lingkungannya dan kondisinya. Siswa yang motivasinya tinggi akan mencapai

prestasi akademis yang tinggi.

Sikap belajar siswa salah satunya ditujukan kepada tujuan yang akan dicapai,

sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang

dicapainya.Siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan

Page 31: BAB II.docx

40

demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik. Dua unsur ini dapat

berpengaruh terhadap prestasi belajar, penjelasan Tersebut tergambar pada

kerangka teori di bawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Sumber: slameto,2010:2)

Faktor-faktor:- Faktor Dalam

Kondisi fisiologis: - Kekurangan gizi- Kelelahan - Mudah mengantuk - Sukar menerima pelajaran

Kondisi psikologi: - Minat- Kecerdasan- Bakat- Motivasi - Kemampuan kognitif- Sikap

- Faktor Luar Faktor lingkungan

- Baik lingkungan alami, maupun lingkungan sosial),

Faktor instrumental- Kurikulum, program, sarana

dan fasilitas, tenaga pengajar.

Hasil Belajar

Page 32: BAB II.docx

Motivasi Belajar (X1)

Prestasi Belajar

Sikap Belajar(X2)

41

2.7 Kerangka Konsep ( Framework Concept )

Variable Independen Variable Dependen

Gambar 3.1 Kerangka konsep

2.8. Hipotesis ( hypothesis )

Hipotesa dalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian, dalil

sementara yang pembenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2005). Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan antara motivasi dengan hasil belajar matakuliah gizi pada

mahasiswa D III Kebidanan semester II Universitas Malahayati Bandar

Lampung 2012.

2. Ada hubungan antara sikap belajar dengan hasil belajar matakuliah gizi pada

mahasiswa D III Kebidanan semester II Universitas Malahayati Bandar

Lampung 2012.

3. Ada hubungan antara motivasi dan sikap belajar dengan hasil belajar

matakuliah gizi dalam kesehatan reproduksi pada mahasiswa D III Kebidanan

semester II Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2012.

Page 33: BAB II.docx

42