BAB II.docx
Transcript of BAB II.docx
Bab II
Bab IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAn VISI 2013 - 2018TERWUJUDNYA KOTAMOBAGU SEBAGAI KOTA MODEL JASA DI KAWASAN BOLAANG MONGONDOW RAYA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA, BERBUDAYA, DAN BERDAYA SAING
2.1. Visi dan Misi RPJMD Kota Kotamobagu 2013 20182.1.1. Visi Visi merupakan pandangan yang melahirkan cita-cita sebagai acuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Kotamobagu. Visi dan Misi akan dijadikan kerangka acuan dalam penyusunan program kebijakan pembangunan periode 2013-2018. Visi Kota Kotamobagu adalah sebagai berikutTERWUJUDNYA KOTAMOBAGU SEBAGAI KOTA MODEL JASA DI KAWASAN BOLAANG MONGONDOW RAYA MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA, BERBUDAYA, DAN BERDAYA SAINGDi mana di dalam Visi Pembangunan Kota Kotamobagu Tahun 2013-2018 tersebut terdapat empat buah gambaran kondisi Kota Kotamobagu, yaitu Kotamobagu Kota Jasa, Kotamobagu Sejahtera, Kotamobagu Berbudaya dan Kotamobagu Berdaya Saing. Keempat kondisi Kota Kotamobagu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
KOTA MODEL JASA, yakni terwujudnya Kota Kotamobagu sebagai Kota Model Jasa berbasis ekonomi kerakyatan, dengan jasa pendidikan dan kesehatan serta perdagangan dan perindustrian yang menjadi contoh di Kawasan Bolaang Mongondow Raya. SEJAHTERA, yakni terwujudnya masyarakat Kota Kotamobagu yang berkemampuan ekonomi untuk hidup secara layak, aman, nyaman, dan harmonis.
BERBUDAYA, yakni terwujudnya masyarakat Kota Kotamobagu yang modern, dinamis, kreatif, dan inovatif serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan global tanpa mengabaikan warisan nilai-nilai luhur dan jati diri yang religius sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan toleransi yang tinggi bersendikan budaya dan kearifan lokal Bolaang Mongondow.
BERDAYA SAING, yakni terwujudnya masyarakat Kota Kotamobagu yang sehat dan produktif, memiliki harapan hidup yang panjang, cerdas, dan berprestasi didukung dengan pemantapan penerapan clean government dan good governance yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme serta melaksanakan pelayanan publik yang optimal dengan menyediakan infrastruktur publik yang memadai, pusat pertumbuhan ekonomi berbasis jasa, mempertahankan keunikan kota kotamobagu sebagai kawasan pengembangan pertanian organik, penghasil beras dan kopi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta menjamin kebebasan pers yang bertanggung jawab, didukung dengan insentif investasi dan pemberdayakan pelaku bisnis dalam pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.Selanjutnya agar Visi Pembangunan Kota Kotamobagu tahun 2013-2018 dapat tercapai sesuai dengan harapan besar seluruh masyarakat Kota Kotamobagu, dibutuhkan serangkaian misi sebagai langkah-langkah untuk mengejawantahkan visi tersebut.
2.1.2. Misi Pencapaian visi di atas dilakukan melalui misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan kinerja pemerintahan yang clean government dan good governance yang bebas kolusi, korupsi dan nepotisme bersendikan falsafah Dodandian Paloko-Kinalang2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan kesehatan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang profesional dan berbudaya3. Menjadikan kotamobagu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis jasa serta mempertahankan keunikan kota kotamobagu sebagai kawasan pengembangan pertanian organik, penghasil beras dan kopi, meningkatkan kualitas dan fasilitas infrastruktur kota, mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi serta pengembangan kawasan strategis yang berwawasan lingkungan hidup secara berkelanjutan4. Mengembangkan kehidupan sosial budaya yang dinamis namun tetap melestarikan nilai-nilai luhur dan jati diri yang religius bersendikan kearifan lokal Bolaang Mongondow5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan konsep ekonomi kerakyatan, insentif investasi serta memberdayakan pelaku bisnis dalam pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan prinsip Moposad dan Pogogutat Motolu Adi.
Untuk melaksanakan misi-misi tersebut di atas maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kota Kotamobagu selama 5 (lima) tahun, Berdasarkan visi dan misi yang telah disebutkan sebelumnya, maka untuk lima tahun kedepan tujuan pembangunan daerah adalah:1. Tercapainya Kota Kotamobagu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional di kawasan Bolmong Raya dan Sulut bagian Barat-Selatan.2. Terwujudnya Kotamobagu sebagai kota jasa yang menjadi andalan dan pemicu perkembangan ekonomi kota.3. Tersedianya infrastruktur yang memadai di Kota Kotamobagu.4. Terselenggaranya pelayanan publik yang optimal.5. Terwujudnya iklim usaha yang kondusif dan kompetitif di Kota Kotamobagu.6. Tersedianya sentra atau pusat pengembangan agroindustri berbasis petani/kelompok tani.7. Tersedianya dan tersebarnya pusat-pusat kegiatan agrobisnis yang memberi akses luas kepada kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah.8. Terbukanya akses pasar komoditi agroindustri dan agribisnis berbasis produksi rakyat.9. Tersedianya sekolah-sekolah unggulan untuk jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMU dan SMK bertaraf internasional.10. Terselenggaranya pendidikan tinggi yang andal dan bermutu11. Tersedianya pusat-pusat layanan kesehatan yang bermutu dan menyenangkan.12. Terbangunnya rumah sakit yang memberi layanan kesehatan berkualitas dan menyenangkan.13. Terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan andal untuk menyediakan tenaga keperawatan dan paramedis.14. Terwujudnya kota Kotamobagu yang bersih, sehat, tertata, teatur dan memiliki lingkungan hudup yang berkualitas.15. Terbangunnya pusat kebudayaan yang menjadi ikon budaya di Bolmong Raya.16. Terselenggaranya pemerintahan yang baik, responsif dan berorientasi melayani masyarakat.17. Terselenggaranya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang melibatkan partisipasi publik.18. Terwujudnya kesetaraan gender, perlindungan terhadap kesehatan ibu dan bayi, dan pengembangan bagi anak-anak yang kurang beruntung.19. Terselenggaranya tertib sosial yang menghormati supermasi hukum dan warisan leluhur yang mengendepankan budaya mototabian, mototanoban bomototompian .20. Terselenggaranya praktik politik dan demokrasi yang bersendikan Falsafah Dodandian Paloko-Kinalang.
2.1.3. TEMATema pembangunan untuk mewujudkan visi Walikota 2008-2013 dengan focus sebagai Kota Perdagangan dan Jasa ini akan dicapai dalam 5 tahun, sehingga diperlukan pentahapan tahunan. Dalam pentahapan focus ini akan mengkombinasikan tiga unsure utama sebagai tersirat dalam visi Walikota, yaitu unsur Pembangunan ekonomi, Pemenuhan kebutuhan dasar, Pengembangan tata pemerintahan (Governance). RKPD Kota Kotamobagu Tahun 2015 merupakan tahun transisi pelaksanaan RPJMD Kota Kotamobagu 2008-2013, yaitu tahun Keenam: perencanaan tahun 2014 untuk dilaksanakan tahun 2015. Fokus prioritas dalam pentahapan pelaksanaan RPJMD Kota Kotamobagu dinyatakan sebagai tema pembangunan tahunan, di mana Tema Pembangunan untuk Tahun 2015 adalah Tahun Pelayanan dasar Untuk Semua
Dimana Semua diarahkan untuk mencapai pemenuhan pelayanan dasar dalam kesejahteraan masyarakat sehingga dapat Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan kesehatan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang professional dan berdaya saing. Selain itu pada tahun kedua pembangunan RPJMD periode 2013-2018 diarahkan untuk dapat memperkuat aspek ketentraman dan ketertiban masyarakat sehingga memberikan jaminan kondusifitas Kota Kotamobagu di tahun-tahun berikutnya. penguatan ekonomi Masyarakat, melalui Penguatan dasar tata kelola kota. menyiapkan Kota Kotamobagu menjadi simpul distribusi perdagangan dan jasa pendukung lainnya (industri, pariwisata, pendidikan, jasa primer pendukung, jasa hospitality) melalui pengembangan sarana prasarana utama dan pendukung menguatnya jaringan jalur perdagangan regional melalui Kota Kotamobagu dan penguatan fasilitas pelayanan dasar masyarakat pro job (mendorong pertumbuhan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja) serta Pengembangan kerjasama antar pemerintah-dunia usaha masyarakat melalui optimalisasi penggunaan jalur komunikasi dan informasi, untuk meningkatkan investasi mendukung Kota Kotamobagu menjadi simpul distribusi perdagangan melalui pengembangan industry pengolahan hasil pertanian (dalam arti luas) berbasis ekonomi kerakyatan, dan penguatan manajemen pelaksanaan pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, pangan, papan) untuk memperbesar cakupan layanan guna Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan.Diharapkan tahun 2015 sudah tertata modal dasar pengembangan kota yaitu dilihat dengan :a. Adanya Komitmen daerah dalam pengembangan pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan dn kesehatanb. Penyediaan fasilitas fasilits serta pengembangan teknologi, dan penyiapan Sumber daya di bidang kesehatanc. Meningkatan kualitas tenaga pengajar, serta peningkatan penyedian fasilitas fasilitas pendidikan yang memadai dan murah untuk masyarakat yang kurang mampu, tanpa harus mengurangi kualitas dari mutu pendidikan.d. Adanya komitmen daerah pengembangan kota jasa berbasis pendidikan dan perdagangan. Komitmen ini ditunjukkan dengan adanya regulasi daerah (perda atau perwali) yang memberi insentif pada upaya swasta dan masyarakat untuk mengembangkan perdagangan di Kota Kotamobagu. e. Sudah ada komitmen dan perangkat teknnologi atau sistem yang menjamin bahwa system pelayanan administrasi dan perijinan di Kota Kotamobagu ramah investor, ramah bagi usaha ekonomi kerakyatan. f. Sudah ada kajian detail tentang rencana pengembangan tata kota dan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menghidupkan jalur perdagangan .g. Sudah ada kajian profil pelaku ekonomi dan potensial investor lokal Kota Kotamobagu. h. Sudah ada kajian potensi unggulan dan andalan daerah yang akan dikembangkan industrialisasinya. i. Sudah ada sosialisasi tentang rencana penataan kota yang mendukung perkembangan perdagangan produk barang dan jasa, termasuk pedagang kecil (keberpihakan pada ekonomi kerakyatan).
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Tahun 20152.2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah.2.2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.2.1.1. Letak WilayahLetak geografis Kota Kotamobagu terletak pada posisi 124015 9,56 1240 21 1,93 Bujur Timur dan 00 41 16,29 - 00 46 14,8 Lintang Utara,Secara geografis letak Kota Kotamobagu dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten hasil pemekaran yaitu; Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (induk), Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Awalnya Kota Kotamobagu sebelum dimekarkan sudah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk. Dalam konteks regional, Kota Kotamobagu merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh produk jasa khususnya diwilayah Bolaang Mongondow Raya dan umumnya pada kawasan propinsi Sulawesi Utara. Dengan demikian Kota Kotamobagu harus menyiapkan dirinya menjadi kota jasa dan pusat pertumbuhan ekonomi yang siap melayani kebutuhan - kebutuhan, event-event nasional/ Internasional yang akan dan bisa diselenggarakan di Kota Kotamobagu. Pelayanan yang ekstra bagi pemenuhan kebutuhan warga juga menjadi tuntutan utama karena semakin berkembang dan beragamnya kebutuhan seluruh warga terhadap barang dan jasa. Implikasi dari semua ini adalah meningkatnya kebutuhan pengadaan sarana transportasi masyarakat Kota, timbulnya kemacetan, meningkatnya jumlah pedagang kaki lima, rusaknya tata kota, semakin menurunnya kualitas kebersihan kota sebagai akibat dari kelebihan penduduk dan segala aktivitasnya yang melebihi daya dukung lingkungan.Kota Kotamobagu berbatasan langsung dengan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), serta berdekatan dengan Kabupaten Minahasa Selatan. Jarak antara Kotamobagu dengan Manado 183,72 Km (melalui Inobonto) dan 207,26 Km (melalui Modoinding). Kota Kotamobagu merupakan pusat kegiatan ekonomi terkemuka di bagian barat dan selatan Sulawesi Utara.2.2.1.2. Administrasi dan Luas WilayahKota Kotamobagu adalah salah satu kota yang berada dibawahwilayah administratif Propinsi Sulawesi Utara dan berjarak lebih kurang 180 Km dari pusat pemerintahan Ibu Kota Provinsi Manado. Secara administratif Kota Kotamobagu terbagi kedalam 4 kecamatan dan 33 desa/kelurahan dengan luas wilayah 68,06 Km2(Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kota Kotamobagu Di Provinsi Sulawesi Utara). Berdasarkan data sensus tahun 2010 Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2011 adalah 108.672jiwadan tahun 2014 adalah 132.000 jiwa* (BPS Kota Kotamobagu). Adapun batas-batas wilayah kota adalah sebagai berikut: Kecamatan Passi Timur dan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow di sebelah utara, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow di sebelah selatan, Kecamatan Passi Barat dan Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow di sebelah timur, Kecamatan Lolayan dan Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow di sebelah barat.
Gambar .1. Peta Administrasi Kota Kotamobagu.Secara geografis letak Kota Kotamobagu dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten hasil pemekaran yaitu; Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (induk), Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Awalnya Kota Kotamobagu sebelum dimekarkan sudah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk. Dalam konteks regional, Kota Kotamobagu merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh produk jasa khususnya diwilayah Bolaang Mongondow raya dan umumnya pada kawasan propinsi Sulawesi Utara.Dengan demikian Kota Kotamobagu harus menyiapkan dirinya menjadi kota jasa dan pusat pertumbuhan ekonomi yang siap melayani kebutuhan-kebutuhan, event-event nasional/Internasional yang akan dan bisa diselenggarakan di Kota Kotamobagu. Pelayanan yang ekstra bagi pemenuhan kebutuhan warga juga menjadi tuntutan utama karena semakin berkembang dan beragamnya kebutuhan seluruh warga terhadap barang dan jasa. Implikasi dari semua ini adalah meningkatnya kebutuhan pengadaan sarana transportasi masyarakat Kota, timbulnya kemacetan, meningkatnya jumlah pedagang kaki lima, rusaknya tata kota, semakin menurunnya kualitas kebersihan kota sebagai akibat dari kelebihan penduduk dan segala aktivitasnya yang melebihi daya dukung lingkungan.Dengan posisinya yang strategis sebagai salah satu Kota yang diapit oleh empat kabupaten diBolaang Mongondow Raya serta kondisi alamnya yang relatif lebih nyaman, menjadikan kota Kotamobagu menjadi pilihan bagi penduduk dari luar Kotamobagu untuk datang baik keperluan berbelanja ataupun kegiatan dalam pendidikan dan kesehatan. Secara Administrasi, Kota Kotamobagu terbagi menjadi empat kecamatan dengan luas wilayah (daratan) adalah 131,92 Km2 dengan rincian sebagai berikut (Tabel 2.1dan Tabel 2.2).
Tabel .1. Kota Kotamobagu menurut Wilayah2011Wilayah AdministrasiJumlah
Kecamatan4
Desa15
Kelurahan18
Penduduk117.109 jiwa
Sumber : Kota Kotamobagu dalam angka 2015
2.2.1.3. KependudukanPenduduk Kota Kotamobagu hasil perhitungan Sensus Penduduk tahun 2010 sebe sar 107.459 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata -rata sebesar 1,47 %. per tahun selama periode 2000-2010. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata - rata pertumbuhan penduduk tiap tahun pada periode 1990 - 2000 (1,19 persen). Hal ini diindikasikan terjadi karena banyaknya orang yang kini tinggal di Kota Kotamobagu akibat dibentuknya wilayah Kotamobagu menjadi salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara, selain dari pada itu juga sebagai pusat perekonomian di Bolaang Mongondow Raya yang menjadi daya tarik hingga terjadinya arus urbanisasi. Sementara jumlah penduduk pada tahun 2014 sudah sebanyak 117.019 jiwa, sebagian besar penduduk Kota Kotamobagu tergolong usia muda (< 35 tahun). Hal ini dapatn dilihat pada piramida penduduk yang disajikan pada grafik dibawah ini :
Gambar 2. Piramida Penduduk Kota Kotamobagu hasil sensus 2010
Selama periode 2000 2010, ratarata pertumbuhan penduduk tiap tahun sebesar 2,14 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan ratarata pertumbuhan penduduk tiap tahun pada periode 1990 2000 (1,19 persen). Hal ini diindikasikan terjadi karena banyaknya orang yang kini tinggal di Kota Kotamobagu akibat dibentuknya wilayah Kotamobagu menjadi salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara dan juga karena kegiatan perekonomian di Kota Kotamobagu. Pada tahun 2010, persebaran penduduk di Kota Kotamobagu dapat dikatakan kurang merata. Di Kecamatan Kotamobagu Selatan misalnya, kecamatan yang luasnya mencakup 53,20% dari seluruh wilayah Kota Kotamobagu hanya dihuni oleh 26,08% dari penduduk Kota Kotamobagu dengan tingkat kepadatan 399,40 orang per kilometer persegi. Sementara di Kecamatan Kotamobagu Timur yang memiliki luas 13,55% dari luas Kota Kotamobagu, hanya dihuni oleh 24,53% penduduk Kota Kotamobagu dengan tingkat kepadatan 1.473,99 orang per kilometer persegi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, rasio jenis kelamin Kota Kotamobagu sebesar 104,15. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 104 penduduk lakilaki setiap 100 penduduk perempuan. Dengan kata lain, penduduk lakilaki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Laju populasi di Kota Kotamobagu dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel .2. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kotamobagu
Sedangkan perkembangan pepulasi pendududuk dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel .3. Jumlah Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kotamobagu
2.2.2 PDRB Kota Kotamobagu Perkembangan ekonomi Kota Kotamobagu selang tahun 2008 2011 berdasarkan indikator PDRB mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini ditunjukan oleh pola pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Setelah pada tahun 2000 merupakan tahun kebangkitan perekonomian secara nasional, pada tahun 2010 nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku untuk Kota Kotamobagu sebesar Rp. 993,698.54 milyar, kemudian pada tahun 2011 nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku meningkat menjadi Rp. 1,124,717.22 milyar atau rata-rata mening-kat 11,53 persen per tahun. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 sebesar Rp. 473,060.83 milyar, dan pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 506,388.57 milyar atau rata-rata meningkat 6,94 persen per tahun pada periode 2010-2011. Perkembangan nilai PDRB Kota Kotamobagu ADHB dan ADHK Tahun 2010 - 2013 dapat dilihat pada grafik 3.2.Dengan mengamati besarnya nilai PDRB pada grafik 3.2. maka terlihat bahwa series data PDRB ADHB dan ADHK dari tahun ke tahun menunjukkan perbedaan nilai yang semakin besar. Hal ini mencerminkan bertambah besarnya tingkat inflasi pada tingkat harga produsen dari tahun ke tahun. Jadi semakin besar perbedaan nilai PDRB ADHB dan PDRB ADHK, maka semakin besar pula tingkat inflasi yang terjadi.
Gambar 3. PDRB ADHB dan ADHK Kota Kotamobagu 2010-20132Sumber : Kota Kotamobagu Dalam Angka Tahun 2014 2.2.3 Pertumbuhan Ekonomi.Pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu tahun 2013, yang ditunjukan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhannya semakin cepat menjadi sebesar 7,78 persen jika dibandingkan dari tahun sebelumnya sebesar 7,55 persen. Secara sektoral pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu tahun 2013 bervariasi diantara (2,32 9,28) persen. Sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan sebesar 9.28 %, kemudian diikuti oleh sector konstruksi sebesar 9,24 % dan sector Jasa Jasa 8,56 %. Sector konstruksi terutama yang paling tinggi pertumbuhanya adalah di subsector pembangunan rumah tinggal, ruko, dan penyewaan tempat tinggal, sedangkan sector yang paling rendah pertumbuhanya adalah sector pertanian sebesar 2.23%. Bila dibandingkan dengan per-tumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara sebesar 7,45 persen maka per-tumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu berada diatas pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan Sulawesi utara, hal ini dapat dilihat pada gambar 4.
Jika dilahat Pertumbuhan menurut lapangan usaha yang terbesar pada sektor tersier sebesar 72,61 % diikuti sektor sekunder sebesar 17,89 %, sedangkan yang terkecil pada sektor Primer 9,5 % adapun Sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan, Hotel dan restoran, angkutan, Komunikasi, keuangan dan jasa lainya, Sektor Sekunder terdiri dari industri pengolahan, Listrik, Gas, air bersih, dan bangunan, Sektor Primer terdiri dari sub sektor Pertanian dan pertambangan/Penggalian untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 dan tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Lapangan Usaha / Industrial OriginLAPANGAN USAHA/INDUSTRIAL ORIGIN2010201120122013
SEKTOR PRIMER/PRIMARY SECTOR11.2110.7910.229.5
1Pertanian/ Agriculture8.478.267.87.22
2Pertambangan dan Penggalian/ Mining and Quarrying2.742.532.422.28
SEKTOR SEKUNDER/SECONDARY SECTOR16.9817.5118.1717.89
3Industri Pengolahan/ Manufacturing Industry1.661.571.491.41
4Listrik, Gas dan Air Bersih/ Electricity, Gas and Water Supply0.320.30.290.29
5Bangunan/ Construction1515.6416.3916.19
SEKTOR TERSIER/TERTIARY SECTOR71.8171.771.6172.62
6Perdagangan, Hotel dan Restoran/ Trade, Hotel and Restaurant14.2514.4614.1113.81
7Angkutan dan Komunikasi/ Transportation and Communication4.124.064.054.2
8Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan/ Finance, Owner and Bussiness Services12.7312.5312.7212.54
9Jasa-Jasa/ Services40.7140.6640.7342.07
PDRB100100100100
2.2.3 Evaluasi APBD Tahun 2015.Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2013 oleh Pemerintah Kota Kotamobagu dikelompokkan berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan. Pengelompokan ini sesuai dengan ketentuan yang ada pada Permendagri 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah . Anggaran yang digunakan untuk membiayai program dan kegiatan tersebut merupakan jenis belanja langsung dengan jumlah keseluruhan rencana Anggaran sebesar Rp. 373.271.015.203 dan Realisasi Anggaran sebesar Rp. 289.769.487.786 atau 77,63, sedangkan total belanja dari keseluruhan belanja Rp. 636.579.979.717 dengan realisasi 525.396.654.518 atau 82,53 %Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Kotamobagu maka dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) senantiasa memaksimalkan pelaksanaan urusan wajib, dan urusan pilihan, adapun untuk total keseluruhan belanja dapat dilihat pada tabel 4.Tabel 4 Uraian belanja Tahun Anggaran 2015URAIANANGGARAN 2015REALISASI 2015%REALISASI 2014
12345
BELANJA636.579.979.717,00 525.396.654.518,00 82,53 471.871.303.839,00
BELANJA OPERASI431.611.373.167,00 383.892.262.127,00 88,94 341.810.809.673,00
Belanja Pegawai273.531.684.305,00 242.393.068.317,00 88,62 249.821.153.256,00
Belanja Barang144.692.003.262,00 128.354.673.610,00 88,71 86.643.284.724,00
Belanja Subsidi0,00 0,00 0,00 102.000.000,00
Belanja Hibah2.610.000.000,00 2.553.646.250,00 97,84 2.600.000.000,00
Belanja Bantuan Sosial702.500.000,00 680.000.000,00 96,80 1.002.156.393,00
Belanja Bantuan Keuangan10.075.185.600,00 9.910.873.950,00 98,37 1.642.215.300,00
BELANJA MODAL204.718.606.550,00 141.468.945.391,00 69,10 130.060.494.166,00
Belanja Tanah1.645.490.000,00 1.115.898.999,00 67,82 799.831.000,00
Belanja Peralatan dan Mesin47.194.844.607,00 40.569.024.869,00 85,96 30.580.195.484,00
Belanja Bangunan dan Gedung51.908.743.706,00 37.970.170.199,00 73,15 20.554.663.953,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan101.003.188.392,00 59.084.789.824,00 58,50 73.836.735.651,00
Belanja Aset Tetap Lainnya2.966.339.845,00 2.729.061.500,00 92,00 4.289.068.078,00
BELANJA TAK TERDUGA250.000.000,00 35.447.000,00 14,18 0,00
Belanja Tak Terduga250.000.000,00 35.447.000,00 14,18 0,00
2.2.4.1 Urusan Wajib.Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan Dasar Warga Negara. Adapun urusan wajib terdiri dari :1.Pendidikan;2.Kesehatan;3.Rumah Sakit Umum Daerah;4.Lingkungan Hidup;5.Pekerjaan Umum;6.Penataan Ruang;7.Perencanaan Pembangunan;8.Perumahan;9.Kepemudaan Dan Olah Raga;10.Penanaman Modal;11.Koperasi Dan Usaha kecil dan menengah;12.Kependudukan dan catatan sipil;13.Ketenagakerjaan;14.Ketahanan Pangan;15.Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak;16.Perhubungan;17.Komunikasi dan Informatika;18.Kesatuan bangsa dan Politik Dalam Negeri19.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;20.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;21.Sosial;22.Kebudayaan;23.statistik;24.Kearsipan;25.PerpustakaanAdapun program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam urusan Wajib adalah :1. Pendidikan;2.Kesehatan;3.Lingkungan Hidup;4.Pekerjaan Umum;5.Penataan Ruang;6.Perencanaan Pembangunan;7.Kependudukan dan catatan sipil8.Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak;9.Perhubungan10.Kesatuan bangsa dan Politik Dalam Negeri11.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;12.Sosial13.Perpustakaan;Alokasi dana terbesar terdapat pada urusan wajib bidang Pekerjaan Umum sebesar Rp. 67.772.448.839 dengan realisasi sebesar 93,11 % sedangkan untuk alokasi dana terkecil terdapat pada urusan wajib bidang Perpustakaan sebesar Rp. 934.496.000 dengan realisasi terbesar 99,55 % dapat dilihat pada tabel: dan gambar: sebagai berikut Tabel 12 Urusan Wajib Tahun Anggaran 2013UrusanPaguRealisasi%
1234
URUSAN WAJIB Rp 278,305,984,940.00 Rp 237,075,854,421.00 85.19
Pendidikan Rp 32,731,224,000.00 Rp 26,550,074,424.00 81.12
Kesehatan Rp 34,653,988,000.00 Rp 27,089,610,562.00 78.17
Pekerjaan Umum Rp 92,229,162,739.00 Rp 87,471,764,017.00 94.84
Penataan Ruang Rp 7,806,500,000.00 Rp 6,450,933,693.00 82.64
Perencanaan Pembangunan Rp 7,939,958,000.00 Rp 5,929,372,013.00 74.68
Perhubungan Rp 2,785,520,970.00 Rp 2,486,924,522.00 89.28
Lingkungan Hidup Rp 1,727,834,000.00 Rp 1,504,388,530.00 87.07
Kependudukan dan Catatan Sipil Rp 1,606,500,000.00 Rp 1,350,692,798.00 84.08
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rp 5,693,363,000.00 Rp 4,147,694,056.00 72.85
Sosial Rp 2,595,600,000.00 Rp 2,322,341,981.00 89.47
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Rp 8,171,059,150.00 Rp 6,439,570,294.00 78.81
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Rp 79,783,775,081.00 Rp 64,783,775,081.00 81.20
Perpustakaan Rp 581,500,000.00 Rp 548,712,450.00 94.36
Sedangkan Persentase Pagu Indikatif Urusan Wajib Per Bidang Terhadap Total Pagu Keseluruhan Pada Urusan Wajib adalah sebagai berikut:
2.2.4.2 URUSAN PILIHAN.Urusan Pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi daerah. Urusan Pilihan ini terdiri dari :1.Pertanian;2.Perdagangan; Urusan Pilihan Pertanian dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kota Kotamobagu. Potensi yang dimiliki Kota kotamobagu berpeluang untuk dikembangkan guna memperoleh output yang optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun potensi-potensi tersebut sebagaimana pada tabel berikut ini :Tabel 13 : Peruntukan Lahan di Kota KotamobaguNoKecamatanJenis lahan ( Ha)
SawahTegalanPerkebunanLadangKolamPeternakanHutan
123456789
1Kotamobagu Timur1.148,98182,50700,001.865,1540,0056,0020,00
2Kotamobagu Selatan2.333,5089,70950,001.671,2040,0022,00769,00
3Kotamobagu Barat142,512,00914,00142,5021,208,00450,00
4Kotamobagu Utara254,56432,56405,00725,3334,323,0041,1
Jumlah3.880,55706,762.969,004.414,18135,5289,001.280,1
Sumber : Data Base Dinas Pertanian Kota Kotamobagu 2014Melihat tabel 1, potensi lahan pertanian secara umum masih sangat berpeluang untuk dikembangkan. Kecamatan yang terluas peruntukan lahannya untuk lahan pertanian adalah kecamatan Kotamobagu Selatan dengan luas 875,4 ha.Tebel 14 : Populasi Ternak Kota KotamobaguNoKecamatanJumlah Popuasi Ternak
SapikambingBabiAyamItik
BurasPetelurPedaging
123456789
1Kotamobagu Timur50237415710.7906.00040.9001.552
2Kotamobagu Selatan66931710021.857100.000127.500743
3Kotamobagu Barat2664641144.91018.00015.100249
4Kotamobagu Utara2461022515.2251.500104.500390
Jumlah1.6831.25739690.339139.000288.0002.934
Sumber : Data Base Dinas Pertanian Kota Kotamobagu 2014.Berdasarkan tabel diatas, populasi ternak cukup tinggi terutama untuk ternak ayam ras maupun ayam buras sehingga perlu ada pengangganan yang serius untuk mencegah serangan penyakit. Selain ternak ayam, hewan peliharaan anjing juga perlu penganganan untuk pencegahan penyakit rabies melalui vaksinasi rabies secara berkala agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena digigit anjing. Untuk ternak sapi dan kambing perlu pembinaan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternaknya.Tabel 15 : Potensi Budidaya Perikanan daratNoKecamatanPotensiKet
Luas (Ha)Produksi (Ton)
12345
1Kotamobagu Timur4039,75Dalam Setahun 2 (dua) kali panen
2Kotamobagu Selatan80122,25
3Kotamobagu Barat13.2032,40
4Kotamobagu Uatara17,1024,90
Jumlah150,3219,30
Sumber : Data Base Dinas Pertanian Kota Kotamobagu 2014
Tabel 16 : Keadaan kelompok Budidaya Perikanan DaratNoKecamatanKelompokKet
1234
1Kotamobagu Timur15Budidaya
2Kotamobagu Selatan11Budidaya
3Kotamobagu Barat8Budidaya
4Kotamobagu Utara13Budidaya
Jumlah47
Sumber : Data Base Dinas Pertanian Kota Kotamobagu 2014.Untuk menjaga keamanan konsumsi pangan hewani dinas Pertanian melalui bidang peternakan dan perikanan tahun 2012 telah melaksanakan pelatihan kader kesehatan hewan dengan peserta berasal dari kelurahan dan desa se Kota Kotamobagu.Walaupun daerah perkotaan akan tetapi potensi tanaman perkebunan yang ada sangat besar bila dibandingkan dengan luas Kota Kotamobagu.Tebel 17 : Luas Areal Tanaman perkebunan Menurut kecamatan ( ha)NoKecamatanKelapaCengkehpalakopiKakaoPanili
12345678
1Kotamobagu Timur437,2597,4510,5044,10210,503,75
2Kotamobagu Selatan191,2082,508,3036,30161,303,00
3Kotamobagu Barat201,7596,0015,2077,50125,305,50
4Kotamobagu Utara159,25111,758,10112,50195,003,50
Jumlah989,45387,7042,1207,4692,115,75
Sumber : Data Base Dinas Pertanian Kota Kotamobagu 2014
Tebel 18 : Luas Areal Tanaman Pertanian Menurut kecamatan ( ha)NoKecamatanJambu MeteKayu ManisLadakemiriAren
1234567
1Kotamobagu Timur-0,754,6630,7116
2Kotamobagu Selatan-2,009,0255,0085
3Kotamobagu Barat-2,315,0040,0015,30
4Kotamobagu Utara-0,254,3460,2095,10
Jumlah5,3123,02186,00311,4
Tebel 19 : populasi ternak Menurut KecamatanNoKecamatanJumlah Populasi ternak Menurut jenis ternak ( ekor )
SapiKudaKerbauKambingBabiAyam burasItukAyam PetelurAyam pedaging
1234567
1Kotamobagu Timur502--37415710.7901.5526.00040.900
2Kotamobagu Selatan6694-31710021.857743100.000127.500
3Kotamobagu Barat2667-4641144.91024918.00015.100
4Kotamobagu Utara246--1022515.2253901.500104.500
Jumlah1.68311-1.25739652.7822.934125.500288.000
Sumber : Data Base Dinas Pertanian Kota Kotamobagu 2014Sektor pertanian adalah salah satu dari tugas dan kewenangan yang dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Wilayah Kota Kotamobagu merupakan wilayah perkotaan, namun memiliki Potensi Lahan Pertaniaan yang Cukup Luas.Anggaran yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2014 urusan pertanian adalah sebesar Rp. 9.489.106.000 dengan realiasasi sebesar Rp. 9.220.731.754 atau 97,17 %.Perdagagan adalah salah satu penyumbang terbesar untuk pengembangan pertumbuhan ekonomi di Kota Kotamobagu jika dilihat pada tabel: pertumbuhan ekonomi Kota kotamobagu Perdagangan menyumbang 14,11 % namun hal tersebut masih sangat perlu untuk ditingkatkan mengingat kota kotamobagu yang diperuntukan sebagai Kota Jasa di kawasan Bolaang Mongondow Raya sehingga pemerintah Kota Kotamobagu menganggap perlu memasukan perdagangan sebagai salah satu urusan pilihan pemerintah Kota Kotamobagu, adapun anggaran tahun 2013 yang diperuntukan untuk mengembangkan sektor perdagangan di Kota Kotamobagu sebesar Rp.640.507.500 dengan realisasi Rp. 629.430.300 atau 98,27 %, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel: dan gambar: sebagai berikut:
Tabel 20 Urusan Pilihan Pemerintah Kota Kotamobagu Tahun Anggaran 2013Nama Urusan Wajib dan Urusan PilihanPagu AnggaranRealisasi AnggaranRealisasi
Pertanian Rp 9.489.106.900 Rp 9.220.731.754 97,17
Perdagangan Rp 640.507.500 Rp 629.430.300 98,27
Jumlah Rp 131.022.525.897 Rp 117.757.843.736 89,88
2.2.4.3 KOMPOSISI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2013Pemerintah Kota Kotamobagu tahun Anggaran 2013 mempunyai fokus pelaksanaan pembangunan pada sektor: Pendidikan, Kesehatan, Prasarana Dasar, Penanggulangan Kemiskinan, Ketahanan Pangan, dan Lingkungan Hidup. Adapun anggaran dan realisasi pelaksanaan dapat dilihat pada Gambar:
Sedangkan untuk mendukung program kegiatan pembangunan berkeadilan sesuai dengan Inpres No 3 Tahun 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 21 PROGRAM KEGIATAN APBD T.A 2013 PENDUKUNG PROGRAM PEMBANGUNAN BERKEADILAN SESUAI INPRES NO 3 TAHUN 2010URAIANJUMLAH KEGIATANJUMLAH DANA
PROGRAM PRO RAKYAT19Rp 5.524.131.775
PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA8Rp 1.602.980.050
MDGs22Rp 5.448.299.450
2.2.4.4. PENDAPATANDalam era otonomi daerah seperti yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun seperti sekarang ini, daerah diberi kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen dari Penerimaan Dalam Negeri dalam APBN, namun, daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah-nya untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD-nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur Pendapatan Asli Daerah yang utama.Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat penting dan strategis dalam struktur APBD, mengingat peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah, pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah (KUD), yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Ada 2 (dua) sumber pendapatan daerah di Kota Kotamobagu yang memegang peranan penting dalam proses pengelolaan keuangan daerah; Pertama, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat yang di dalamnya terakomodasi Dana Dekosentrasi, Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama.Kedua, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kotamobagu, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) dalam setiap tahunnya. Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Kotamobagu diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana Alokasi Khusus (DAK)dan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari semua pendapatan tersebut, yang memberikan kontribusi cukup besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD masih terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukkan bahwa, Kota Kotamobagu selama ini dalam pembiayaan administrasi pemerintahan dan pembangunannya masih sangat tergantung dari pemerintah pusat, terutama untuk membiayai belanja pegawai berupa gaji. Dari kondisi tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah harus dioptimalkan kinerjanya dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna kelangsungan pendanaan penyelenggaraan pemerintahan dan Pembangunan Daerah di Kota Kotamobagu.
PENDAPATAN ASLI DAERAHDalam UU No.33/2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus memperhatikan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beserta peraturan pendukung lainnya dalam menentukan Perda yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 33 tahun 2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor nomor 58 tahun 2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Yang termasuk komponen Pendapatan Asli Daerahadalah pendapatan yang berasal dari hasil pengelolaan pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, telah diterbitkan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal 2, ayat (2) dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota terdiri atas: (i) Pajak Hotel; (ii) Pajak Restoran; (iii) Pajak Hiburan; (iv) Pajak Reklame; (v) Pajak Penerangan Jalan; (vi) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; (vii) Pajak Parkir; (viii) Pajak Air Tanah; (ix) Pajak Sarang Burung Walet; (x) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan (xi) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Hal ini memberikan pemahaman kepada daerah, bahwa Daerah diberi kewenangan dan hak untuk merancang dan mempersiapkan peraturan daerah yang terkait dengan peraturan perundangan tersebut, termasuk juga di Kota Kotamobagu. Guna menyikapi hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu telah menerbitkan beberapa Peraturan Daerah Terkait Pajak dan Retribusi Daerah .Optimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Untuk itu diperlukan intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan. Dalam jangka pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat segera dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi terhadap obyek atau sumber pendapatan daerah yang sudah ada terutama melalui pemanfaatan teknologi informasi. Dengan melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau obyek pendapatan daerah, maka akan meningkatkan produktivitas PAD tanpa harus melakukan perluasan sumber atau obyek pendapatan baru yang memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi informasi secara terpadu guna mengintensifkan pajak mutlak diperlukan karena sistem pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini cenderung tidak optimal. Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih konvensional dan masih banyaknya sistem berjalan secara parsial, sehingga besar kemungkinan informasi yang disampaikan tidak konsisten, versi data yang berbeda dan data tidak up-to-date. Permasalahan pada sistem pemungutan pajak cukup banyak, misalnya : baik dalam hal data wajib pajak/retribusi, penetapan jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target pemenuhan pajak yang tidak optimal.Selanjutnya pemerintah daerah harus terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :a. Memperluas basis penerimaanTindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara lain yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.b. Memperkuat proses pemungutanUpaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain mempercepat penyusunan Peraturan-peraturan Daerah, mengubah tarif, khususnya tariff retribusi dan peningkatan SDM yang melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi tersebut.c. Meningkatkan pengawasanPengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara insidentil / tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu (dadakan) dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pembayar pajak.
a. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutanTindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur administrasi pajak melalui penyederhanaan administrasi pajak, meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan. e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baikHal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan dan pengelolaan pajak-pajak dan retribusi di Kota Kotamobagu.
Langkah-langkah optimalisasi pendapatan daerah dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan trend yang cukup positif. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan..Dilihat dari total Pendapatan APBD tahun 2013 dengan jumlah Rp.433.492.698.210,- (Empat Ratus Tiga Puluh Tiga Miliyar, Empat Ratus Sembilan Puluh Dua Juta, Enam Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu, Dua Ratus Sepuluh Rupiah), bisa dikatakan bahwa pemerintah Kota Kotamobagu masih sangatlah bergantung pada pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan provinsi, hal ini disebabkan karena penggalian terhadap Sumber Sumber PAD masih belum maksimal. Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2013 di Kota Kotamobagu, dapat dilihat padaGamabar sebagai berikutAdapun pendapatan APBD dapat dirinci sebagai berikut:1. PAD sebesar 3,28 %2. Pendapatan Transfer 96,7 %3. Lain Lain Pendapatan yang Sah 0,04 %
a. Dana Perimbangan Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah, komponen Dana Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat penting, karena dana perimbangan merupakan inti dari Desentralisasi Fiskal. Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional.
DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas celah fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. DAU suatu daerah otonom baru dialokasikan setelah undang-undang pembentukan disahkan.Dalam kenyataannya, Dana Perimbangan dalam APBD secara umum berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi, Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan didukung dengan ditetapkan dan dan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Kotamobagu nomor 02 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTP), maka BPHTP sudah murni menjadi Pajak Daerah di Kota Kotamobagu sejak tahun 2011.Proporsi Dana Perimbangan terhadap APBD masih relatif besar, hal ini mengindikasikan bahwa Kota Kotamobagu dalam pendanaan daerah masih sangat tergantung kepada dana transfer dari pemerintah pusat. Pada tahun 2013 Kota Kotamobagu mendapatan dana transfer dari pemerintah pusat maupun provinsi sebagai berikut:1. Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbanagan Rp. 364.173.419.061,- Atau sebesar 86, 90 % dari total Pendapatan Transfer2. Transfer Pemerintah Pusat Lainya Sebesar Rp. 40.087.760.000,- Atau sebesar 9,57 % dari total pendapatan transfer3. Transfer Pemerintah Provinsi sebesar Rp. 14.820.262.398,- Atau sebesar 3,54% Dari total pendapatan transfer4. Pendapatan Lain lain yang sah hanya sebesar sebesar Rp. 193.439.712 (Seratus Sembilan Puluh Tiga Juta, Empat Ratus Tiga Puluh Sembilan Ribu, Tujuh Ratus Dua Belas Rupiah)Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) terdiri dari 13 (Tiga Belas ) Bidang DAK dengan Total Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) berjumlah Rp. 35.405.006.963,19,- (Tiga Puluh Lima Miliyar, Empat Ratus Lima Juta, Enam ribu, Sembilan ratus Enam Puluh Tiga koma Sembilan Belas Rupiah) Dengan Total Pagu DAK sejumlah Rp 37.548.305.818,20,- (Tiga Puluh Tujuh Miliyar, Lima Ratus Empat Puluh Delapan Juta, Tiga Ratus Lima ribu, Delapan ratus Delapan Belas koma Dua Puluh Rupiah) Atau total realisasi 97,60 % realisasi Keuangan, dengan capaian realisasi Fisik 95,56 %
23
Tabel 22 Laporan Realisasi DAK Tahun Anggran 2013
N0BIDANG DAKPAGU (Rp)PENDAMPING (Rp)TOTAL PAGU (Rp)REALISASI (Rp)FISIK (%)KEUANGAN (%)
1PENDIDIKAN 10.689.000.000,00 1.068.900.000,00 11.757.900.000,00 11.230.928.594,00 91,3195,52
2PELAYANAN DASAR 1.916.590.002,00 191.659.000,20 2.108.249.002,20 1.665.044.194,00 100,0082,36
3FARMASI 1.111.870.000,00 111.187.000,00 1.223.057.000,00 626.534.475,00 51,0053,53
4PELAYANAN RUJUKAN 1.283.490.000,00 128.349.000,00 1.411.839.000,00 1.039.997.462,10 100,0099,50
5INFRASTRUKTUR JALAN 7.970.610.000,00 797.061.000,00 8.767.671.000,00 8.743.405.000,00 100,00100,00
6INFRASTRUKTUR IRIGASI 1.302.989.998,00 130.299.000,00 1.433.288.998,00 1.433.078.000,00 100,00100,00
7INFRASTRUKTUR AIR MINUM 1.115.670.909,00 111.567.090,90 1.227.237.999,90 1.227.238.000,00 100,00100,00
8INFRASTRUKTUR SANITASI 943.910.001,00 94.391.000,10 1.038.301.001,10 744.911.733,09 100,0071,74
9KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.088.820.000,00 308.882.000,00 3.397.702.000,00 3.189.214.555,00 100,0099,71
10PERTANIAN 3.109.849.999,00 310.984.999,90 3.420.834.998,90 3.381.941.950,00 100,00100,00
11LINGKUNGAN HIDUP 570.689.091,00 57.050.727,10 627.739.818,10 413.215.000,00 100,00100,00
12KELUARGA BERENCANA 806.170.609,00 69.003.598,90 550.000.000,00 743.545.000,00 100,00100,00
13KESELAMATAN & TRANSPORTASI DARAT 531.350.000,00 53.135.000,00 584.485.000,00 509.789.000,00 100,00100,00
TOTAL34.441.010.609,003.432.469.417,1037.548.305.818,2034.948.842.963,1995,5696,66
2.2.5 EVALUASI APBN (DK, TP, UB)Bantuan pemerintah Pusat, maupun pemerintah Provinsi sulawesi Utara melalui anggaran APBN dalam bentuk Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Urusan Bersama sangat membantu sekali dalam proses pelaksanaan pembangunan di kota Kotamobagu. Adapun dana APBN yang bersumber dari DK, TP, dan UB berjumlah Rp.23.106.400.000 yang terdiri dari Lima Program dengan realisasi penyerapan anggaran Rp.22.829123.200 atau 98,80% dengan capaian kinerja 99,28 % dengan rincian dapat dilihat pada Tabel: Tabel 23 Laporan Realisasi Dana APBN (TP, UB, DK) T.A 20132.2.6 CAPAIAN INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015Perhatian Pemerintah Kota Kotamobagu sangat serius dalam pencapaian terget MDGs waluapun pada bebrapa target dari fokus pelaksanaan MDGs belum dapat dilaksanakan. Hal ini memang diakibatkan kurangnya SDM serta Ketersediaan data yang belum memadai sehingga proses pelaksanaan sedikit terhambat adapun pemerintah memfokuskan Tujuh tujuan pelaksanaan MDG,s yaitu:1. Penanggulangan Kemiskinan Dan Kelaparan2. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan4. Menurunkan Angka kematian Anak5. Meningkatkan Kesehatan Ibu6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainya7. Memastikan kelestarian Lingkungan HiduUntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAHNomorAspek/Fokus/Bidang Urusan/IndikatorKondisiTarget Capaian KETERANGAN
Kinerja Pembangunan Daerah Kinerja 20152015
IASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1Indikator Makro
1,1Pertumbuhan Ekonomi (%)6,69 (2014)7,84On terk
1,2PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Miliyar Rp)2,165,897.21.920.339Tercapai
2PDRB Atas Dasar Harga konstan 2000 (Juta Rp)1,742,207.9683.766,95Tercapai
3 Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
3,1Pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku6,6900.00Belum Tercapai
3,2Laju inflasi kota kotamobagu (%)9,44 (2014) - 1 digit1 digit
3,3Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (%)70,4670 - 75Tercapai
3,4Persentase Penduduk Miskin (%)6,7 (2014)5,49On Trek
Jumlah PDRB per kapita per tahun14.890.00014.506.436Tercapai
4Kesejahteraan Masyarakat
4,1Pendidikan
04.01.01Angka melek huruf (%)99,999,81Tercapai
04.01.02Angka rata-rata lama sekolah (Tahun)9,759,64Tercapai
Rasio ketersediaan sekolah per 10.000 penduduk usia sekolah
ASD/MI 1 : 160 1 : 200Tercapai
BSMP/MTS 1 :422 1 : 463Tercapai
CSMA/MA/SMK 1 : 443 1 : 388Blum Tercapai
04.01.03Angka partisipasi murni
ASD/MI (%)94,4692,6Tercapai
BSMP/MTS (%)67,3874,19Belum tercapai (Banyak yang Pndah Sekolah)
CSMA/MA/SMK (%)81,966,55Tercapai
04.01.04Angka Partisipasi kasar
ASD/MI (%)103,88104,08Blm Tercapai
BSMP/MTS (%)106,7491,13Tercapai
CSMA/MA/SMK (%)124,5790,63Tercapai
4,2Kesehatan
04.02.01Jumlah kelahiran hidup20061.943Tercapai
04.02.02Angka usia harapan hidup7472,75Tercapai
04.02.03 Persentase Balita Gizi Buruk3 kasus (0,05%)1 KasusBlm Tercapai (Standart Nasional Sudah Tercapai 1,8 %)
IIASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan Urusan Wajib
1,1PENDIDIKAN
01.01.01Pendidikan Dasar
aAngka partisipasi sekolah 7 -12 thn (%)106, 2899,63Tercapai
Angka partisipasi sekolah 13 -15 thn (%)110, 3996,85Tercapai
Angka partisipasi sekolah 16 -18 thn (%)068,92On terk
b Rasio guru/murid SD 8 : 1 10 : 1Tercapai
Rasio sift ketersediaan gedung sekolah SD/Mi 160 : 1 200 : 1Tercapai
01.01.02Pendidikan Menengah
aAngka partisipasi sekolah
SMP/MTS (%)110, 3996,85Tercapai
SMA/SMK/MA (%)068,92On trek
bRasio guru/murid
SMP/MTs 1 : 8 1 : 25Tercapai
SMA/SMK/MA 1 : 10 1 : 25Tercapai
Rasio ketersediaan gedung sekolah SMP 1 : 422 1 : 463Tercapai
Rasio ketersediaan gedung sekolah SMA 1 : 443 1 : 388Belum Tercapai
01.01.03Angka Kelulusan
aAngka kelulusan SMP / MTs (%)99.06.00100Blm Tercapai
bAngka kelulusan SMA / MA / SMK (%)98.56.00100Blm Tercapai
01.01.04Pendidikan Tinggi
1,2KESEHATAN
01.02.01 Rasio Posyandu per satuan Balita 1 : 3 1 : 3Tercapai
01.02.02Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk 1 : 4 1 : 4Tercapai
01.02.03Rasio RS per satuan Penduduk 1:2718 1:1087Blm Tercapai
01.02.04Jumlah Dokter2328Blm Tercapai
01.02.05Rasio Dokter per satuan Penduduk
a.Dokter Spesialis 1 ; 44000 1 : 8333Blm Tercapai
bDokter Umum 1 :4714 1 : 2083Blm Tercapai
c.Dokter Gigi 1 : 132000 1 : 9090Blm Tercapai
01.02.06Rasio Tenaga Medis per satuan Penduduk
a.Perawat 1 :746 1 : 633Blm Tercapai
bBidan 1 : 2200 1 :1333Blm Tercapai
cPerawat Gigi 1 : 6000 1 : 6250Tercapai
1.2.7Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani113%92Tercapai
1.2.8Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan89, 3 %90%Blm Tercapai
1.2.9Cakupan Kelurahan UCI42,40%100Blm Tercapai
1.2.10Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan100100Tercapai
1.2.11Cakupan penemuan dan penanganan penderita TB BTA105,70%100%Tercapai
1.2.12Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 87, 5 %100%Blm Tercapai
1.2.13Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien mayarakat miskin40, 49 %85%Blm Tercapai
1.2.14Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin1, 34 %100Blm Tercapai
1.2.15 Cakupan kunjungan bayi66,20%87Blm Tercapai
1.2.16Jumlah Puskesmas5 PKM5 PKMTercapai
1.2.17Jumlah Puskesmas Pembantu77Tercapai
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
01.02.18Cakupan kunjungan ibu hamil K474,70%83Blm Tercapai
01.02.19Cakupan pelayanan nifas83,190Blm Tercapai
01.02.20Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 156,280Tercapai
01.02.21Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 75%60Tercapai
01.02.22Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat95,895Tercapai
01.02.23Cakupan peserta KB aktif45,40%69Blm Tercapai
01.02.24Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan saranan kesehatan (RS) dikab kota100100Tercapai
01.02.25Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa/KLB100100Tercapai
01.02.26Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa siaga aktif3070Blm Tercapai
INDIKATOR TAMBAHAN
1.2.27Angka kematian bayi (AKB)11,9 / 1000 Kh7,15/1000 KhTarget Daerah Belum Tercapai (Target Nasional Sudah Tercapai 23 / 1000 Kh)
1.2.28Angka Kematian ibu (AKI)199/100.000 KH102/100.000 KhBlm Tercapai
1.2.29Cakupan aplkasi sikda antara dinas , puskesmas dan IFK serta kementrian55Tercapai
1.2.30Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SMP setingkat66%30%Tercapai
1.2.31Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SMA dan setingkat66%30%Tercapai
1.2.32Cakupan pelaksanaan rakerkes11Tercapai
1.2.33Cakupan ketersediaan SOP dinas , PKM, dan IFK2020Tercapai
1.2.34Cakupan ketersediaan Obat dan perbekalan kesehatan100100Tercapai
1.2.35 Target penduduk yang dicover jamkesda2.80022.000Blm Tercapai
1.2.36Cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan68,10%65%Tercapai
1.2.37Cakupan pelayanan ASKES sosial (PNS)8,36%10,10%Blm Tercapai
1.2.38Jumlah penemuan kasus HIV (kumulatif)48 Kasus0Blm Tercapai
1.2.39Jumlah penemuan kasus AIDS(kumulatif)00On trek
1.2.40Cakupan pengamatan penyakit emergyng desease00On trek
1.2.41Cakupan pengamatan penyakit menular dan tidak menular 100100Tercapai
1.2.42 Pembangunan Rumah Sakit11Tercapai
1.2.43Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS74,50%82%Blm Tercapai
1.2.44Cakupan Rumah Sehat-75%On trek
1.2.45Cakupan Sarana Air Bersih-80%on trek
1.2.46Cakupan sarana pembuangan air limbah-70%On trek
1.2.47Cakupan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan 0%82%On trek
1.2.48Cakupan pengelolaan peptisida dan mobil tinja--Blm dilaksanakan
1.2.49Jumlah parameter pemeriksaan air minum-50%On trek
1.2.50Jumlah parameter pemeriksaan air bersih-50%On trek
01.02.51Jml Kematian bayi < 1 thn2413Blm Tercapai
01.02.52Jml Kelahiran Hidup bayi20061820Tercapai
01.02.53Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)976993,11Blm Tercapai
01.02.54Balita Gizi Buruk (%)0,050Blm Tercapai
1,3 PEKERJAAN UMUM
Rasio Panjang jalan Kondisi Baik dibandingkan panjang jalan seluruhnya53540,6413Tercapai
Rasio jalan Tanah yang dibangun/total jalan tanah 0,13440,1558Tercapi
Rasio Jumlah Jembatan yang direncanakan0,070,14tercapai
Rasio luas drainase terencana/luas wilayah Kota Kotamobagu 0,0020,00016tercapai
Rasio total panjang jalan dapat dilalui roda 4/luas wilayah2,132,37tercapai
Rasio Jembatan yang dibangun/total jumlah jembatan5,1111,06tercapai
Rasio panjang drainase yg dibangun per luas wilayah5,510,2tercapai
Rasio kerusakan jalan per tahun9,88,7tercapai
Rasio jumlah sambungan rumah memiliki IPAL per jumlah KK70,974,64tercapai
Rasio kebutuhan air bersih yang dibangun perjumlah KK70,976,64Tercapai
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada.46Tercapai
Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota.41,867,1Tercapaui
Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan. 284,34170Tercapai
Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat.284,34170Tercapai
Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman. 223,16275Tercapai
Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana. 223,16275Tercapai
Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/ hari 12.94218.000Blm Tercapai
Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.0200On trek
Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/kota00Blm Dilaksanakan
Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan. Blm Dilaksanakan
Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan. 80%75%Tercapai
Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun 162,1213,5913,59
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan. 5,394,5Blm Tercapai
Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di kabupaten/kota. 11Tercapai
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun 11Tercapai
1,4PENATAAN RUANG
Terciptanya Review RTRW11Tercapai
Rasio RDTR WP per kawasan strategis1On trek
Tersosialisasinya Rencana Tata Ruang11Tercapai
Terdatanya fasos fasum perumahan luas area yang diupdate datanya per luas seluruh fasos fasum02Belum tercapai
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital11Tercapai
Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang. 100100%Tercapai
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya 1409 Izin1425 izinBlm Tercapai
1,5PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA11tercpai
Tersediannya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA11Tercapai
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA 11Tercapai
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD75%80%Blm Tercapai (Kemampuan APBD)
1,6PERHUBUNGAN
Rasio jumlah kajian perparkiran berbanding jumlah kebutuhan kajian 11Tercapai
Persentase kenaikan pendapatan berbanding target PAD 50%44,94 %Tercapai
Rasio kendaraan laik jalan berbanding jumlah kendaraanBlm dilaksanakan (Blm ada Pengujian Kendaraan Bermotor)
Rasio jalan yang dikelola parkirnya berbanding jalan bepotensi parkir 6 : 7 4 : 7Tercapai
1,7 LINGKUNGAN HIDUP
Persentase pengangkutan timbulan sampah85,00%81%Tercapai
Persentase Penataan dan perawatan taman kota dan taman bermain75%42,50%Tercapai
Persentase pengangkutan sampah rumah tangga80%25%Tercapai
Persentase Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup 75%100%Blm Tercapai
Persentase Konservasi sumber daya alam50%100%Blm Tercapai
Persentase penyebaran informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup22,20%70%Blm Tercapai
Persentase peningkatan capaian pelaksanaan SPM Lingkungan Hidup75%100%Blm Tercapai
1,8PERTANAHAN
Jumlah Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan1 Aplikasi1 AplikasiTercapai
Jumlah penyelesaian konflik-konflik pertanahan080%/KecOn trek
Jumlah Peningkatan sarana dan prasarana aparatur80%80%Tercapai
1,9 KEPENDUDUKAN
Laju pertumbuhan penduduk (%) 2.14 %2 %Belum Tercpai
Rasio ketergantungan dgn usia tdk produktifon trek
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)2.2023.2283.228
Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) (%)9590Tercapai
cakupan penerbitan akta kelahiran80%70%Tercapai
01.10PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Persentase Keserasian Kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan (50%)70,00%66,70%Tercapai
Persentase Peningkatan Kualitas hidup dan perlindungan perempuan berdasarkan kasus KDRT0,2% (2014)0,18%On trek
Persentase Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 80%50%(2014)64%On trek
Persentase Peningkatan peran serta dan kesetaraan Gender dalam pembangunan 50%56,43%70%Blm Tercapai
Pemberdayaan perempuan dan anak (%perlindungan )85%80%Tercapai
01.11KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
Persentase Keluarga Berencana80%80%Tercapai
Persentase Kelompok Kesehatan Reproduksi Remaja30%40%Blm Tercapai
Persentase pelayanan kontrasepsi50%65%Blm Tercapai
Jumlah pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang madiri 100 Kelompok 50%60%Blm Tercapai
Persentase pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak80%0Belum Dilaksanakan
Persentase promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat50%100%Blm Tercapai
Persentase pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling 60%67%Blm Tercapai
Persentase peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS 1 60%100%Blm Tercapai
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun100%82%Tercapai
01.12SOSIAL
Sarana Sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi46Blm Tercapai
PMKS yang memperoleh bantuan sosial99%65%Tercapai
Penanganan Penyandang masalah kesejahteraan sosial99%65%Tercapai
Angka Kriminalitas2235 Kasus1899 KasusBlm Tercapai
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar.50,00%10,30%Tercapai
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainny30,00%10,30%Tercapai
01.13TENAGA KERJA
01.13.01Persentase jumlah angkatan kerja dibandingkan jumlah penduduk (%)0,3760,375Tercapai
01.13.02Persentase penduduk usia produktif terhadap total penduduk (%)0,570,564tercapai
01.13.03Persentase penduduk yang bekerja dibandingkan jumlah penduduk (%)0,350,352tercapai
01.13.04Persentase pengangguran terbuka (%)
Rasio daya serap tenaga kerja48,7749,63blm tercapai
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi3366Blm Tercapai
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat4,8084.658Tercapai
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan3366Blm Tercapai
1,14KOPERASI dan UKM
01.14.01Jumlah Koperasi (unit)271273Blm Tercapai
01.14.02Jumlah anggota koperasi (jiwa) 19.19919.239Blm Tercapai
01.14.03Persentase koperasi aktif (%)21,7727,57Blm Tercapai
Target Jumlah seluruh UKM32453251Blm Tercapai
1,15PENANAMAN MODAL
Persentase peningkatan promosi investasi40%50%Blm Tercapai
Persente perkembangan pelaksanaan penanaman modal40%50%Blm Tercapai
Persentase tersedianya data dan informasi potensi sumber daya dan peluang investasi daerah50%50%Tercapai
1,16KEBUDAYAAN
Penyelenggaraan Festival Seni Budaya3 Kali3 KaliTercapai
Sarana Penyelenggaraan seni dan Budaya1 Keg1 KegTercapai
1,17KEPEMUDAAN dan OLAH RAGA
Jumlah pemuda yang dilatih250300300
Jumlah kegiatan pemuda355
Kegiatan olahraga yang dilaksanakan121515
1,18KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
Jumlah pembinaan LSM, ormas, dan OKP yang dilakukan496464
Terkendalinya ketertiban dan ketenteraman umum dengan tidak adanya PKL pada ruas jalan Protokol70%70%Tercapai
1,19OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (SPM)
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota.133 IMB140 IMBBlm Tercapai
Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara90%90%Tercapai
Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah persyaratan lengkap. 185 IUJK210 IUJK210 IUJK
01.20Kabupaten/kota.
Regulasi Ketahan Pangan2 Regulasi2 regulsiTercapai
Ketersediaan pangan Utama50.125 Ton50.000Tercapai
1,21PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN DESA
Persentase peningkatan keberdayaan masyarakarat perdesaan (%)80%95 %Tercapai
Persentase peningkatan keberdayaan masyarakarat Perkotaan (%)75%70%Tercapai
Persentase Pengembangan Lembaga Ekonomi perdesaan (%) 30%20 %Tercapai
Persentase Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun perdesaan6080 %Blm Tercapai
Persentase Peningkatan partisipasi masyarakat dalam mendukung arah kebijakan pembangun perkotaan50%50%Tercapai
Persentase Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa (%) 85%75%Tercapai
1,22 STATISTIK
Buku Kota Kotamobagu Dalam Angka11Tercapai
Buku PDRB Kota Kotamobagu11Tercapai
1,23KEARSIPAN
Tersedianya Arsip Daerah01Blm Dilakanakan
Meningkatnya pengetahuan akan sadar nya arsip daerah050%Blm Dilaksnakan
Tertatanya arsip daerahBlm Dilaksanakan
1,24KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Web site Milik Pemerintah Daerah11Tercapai
1,25 PERPUSTAKAAN
Jumlah Perpustakaan3333tercapai
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Perbulan5.200(2014)5.400On trek
URUSAN PILIHAN
1,26 PERTANIAN
Jumlah pendampingan kelompok budidaya perikan darat99Tercapai
Kontribusi Pertanian terhadap PDRB
Produksi Pertanian per tahun23188 Ton23000Tercapai
Persentase Luas areal pertanian per satuan luas daerah7,32%7,32%Tercapai
1,27 KEHUTANAN
Rehabilitasi Hutan Kota2 Unit1Tercapai
1,28ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Persentase pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan--Blm Dilaksanakan
1,29PARIWISATA
Ketersediaan informasi kepariwisataan3 Dokumen5 DokumenBlm Tercapai
01.30KELAUTAN DAN PERIKANAN
Rasio Jumlah pendampingan kelompok budidaya perikan darat per Kelompok Budidaya Perikanan 1 : 10 1 : 10Tercapai
Persentase Luas areal budidaya perikanan darat0,25%0,25%Tercapai
1,31 PERDAGANGAN
Kontribusi perdagangan terhadap PDRB12.70%13.40%13.40%
Jumlah Sarana dan Prasarana Perdagangan44Tercapai
III ASPEK DAYA SAING
1Fokus Kemampuan Ekonomi
Pengeluaran Rata - rata konsumsi perkapita per bulan Rp.369.856Rp. 400.000Blm Tercapai
2Fokus Fasilitas wilayah/infrastuktur
Perhubungan
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan 1 : 15 1 : 15Tercapai
Jumlah Terminal23Blm Tercapai
Penataan Ruang
Ketaatan Terhadap RTRW60%80%Blm Tercapai
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan.9%20%Blm Tercapai
Otonomi daerah, pemerintahan umum,administrasi keuangan,perangkat daerah,kepegawaian dan persandian
Jenis Dan jumlah Bank Dan Cabang1112Tercapai
Jumlah penginapan-hotel Berbintang/Melati1919Tercapai
Jumlah RT yang menggunakan air bersih12.94218.000Blm Tercapai