BAB II.docx

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Embriologi Pembentukan telinga dimulai dari pembentukan telinga dalam, telinga tengah dan terakhir pembentukan telinga luar. 1 a.Telinga Dalam Pada manusia, telinga dalam embrio berkembang kira-kira pada umur 22 hari sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi rhombencephalon. Penebalan ini disebut plakoda otik. Plakoda otik kemudian berinvaginasi membentuk vesikula otik atau otokista. Gambar 1. Perkembangan vesikula auditori Pada tahap perkembangan selanjutnya vesikula otik bagian ventral membentuk sacculus dan cochlearis dan bagian dorsal membentuk utriculus, canalis semisircularis dan ductur endolimphatikus.

Transcript of BAB II.docx

Page 1: BAB II.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embriologi

Pembentukan telinga dimulai dari pembentukan telinga dalam, telinga

tengah dan terakhir pembentukan telinga luar. 1

a. Telinga Dalam

Pada manusia, telinga dalam embrio berkembang kira-kira pada umur

22 hari sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi

rhombencephalon. Penebalan ini disebut plakoda otik. Plakoda otik

kemudian berinvaginasi membentuk vesikula otik atau otokista.

Gambar 1. Perkembangan vesikula auditori

Pada tahap perkembangan selanjutnya vesikula otik bagian ventral

membentuk sacculus dan cochlearis dan bagian dorsal membentuk

utriculus, canalis semisircularis dan ductur endolimphatikus. Pembentukan

saluran-saluran tersebut disebabkn karena adanya bagian-bagian tertentu

dari daerah tersebut yang berdegenerasi. 1

Page 2: BAB II.docx

Gambar 2. Perkembangan telinga dalam

Ductus cochlearis yang sedang tumbuh menembus mesenkim di

sekitarnya dan berpilin seperti bentuk spiral. Sekarang ductus cochlearis

tetap berhubungan dengan sacculus melalui ductus reuniens.

Ductus semisircularis, urticle, sacculus, ductus endolimphatikus,

utrico-saccular, ductus reuniens dan ductus cochlearis diisi dengan cairan

endolimph, Sedangkan semua struktur membran dari saluran tersebut

dinamakan membran labirin. Dinding sel membran labirin sangat tipis dan

terdiri atas sel-sel epitel tunggal yang ditutupi oleh lapisan serabut jaringan

ikat yang dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. Beberapa dari sel-sel

epitel dimodifikasi menjadi sel-sel rambut (sel-sel neuroepitel) dan

beberapa menjadi sel-sel pendukung. Dasar dari sel-sel neuroepitel

dikelilingi oleh ujung serabut saraf yang datang dari ganglion spinal dan

ganglion vestibular. Ganglion tersebut berhubungan dengan otak melalui

serabut saraf yang dibentuk oleh saraf auditori. Semua membran labirin

pertama ditransformasi menjadi rawan kemudian menjadi tulang. Dengan

cara ini semua membran labirin ditutupi oleh tulang dan disebut tulang

labirin. Ruang di antara membran labirin dan tulang labirin berisi cairan

perilimph. 1 

Page 3: BAB II.docx

b. Telinga Tengah

Gambar 3. Pembentukan telinga tengah

Dibentuk dari kantung faring I yang tumbuh dengan cepat ke arah

lateral. Bagian distal kantung disebut processus tubotympaticus, kemudian

melebar membentuk cavum tympani sederhana, sedangkan bagian

proksimal tetap sempit dan membentuk saluran eustachius yang

menghubungkan cavum tympani dengan nasofaring. 1

c. Telinga Luar

Gambar 4. Pembentukan telinga luar

Page 4: BAB II.docx

Meatus akustikus eksternus terbentuk dari perkembangan

first pharingeal groove bagian dorsal. Pada awal bulan ke-tiga, terjadi

proliferasi sel-sel epitel di bawah meatus yang nantinya akan membentuk

sumbat meatus. Lalu pada bulan ke-tujuh, sumbat meluruh dan lapisan

epitel di lantai meatus berkembang menjadi gendang telinga definitif.

Gendang telinga dibentuk dari lapisan epitel ektoderm di dasar acoustic

meatus, lapisan epitel endoderm di cavum timpani dan lapisan

intermediate jaringan ikat yang membentuk stratum fibrosum. Sedangkan

aurikula terbentuk dari hasil proliferasi mesenkim di ujung dorsal arkus

faring I dan II yang mengelilingi first pharyngeal groove dan membentuk

auricular hillock yang berjumlah tiga di masing-masing sisi eksternal

acoustic meatus dan kemudian auricullar hillock akan bersatu

lalu membentuk auricula definitif. Pada awalnya, telinga luar berada di

regio leher bawah. Setelah terbentuk mandibula, telinga luar naik

ke samping kepala setinggi dengan mata. 1

2.2 Anatomi Telinga

Gambar 5. Anatomi telinga

Page 5: BAB II.docx

a. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai

membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.

Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada

sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya

terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira ± 2,5 - 3cm.2

Kulit liang telinga

Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar

serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.

Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

Kanalis auricularis externus dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang

rawan dan tulang yang mendasarinya karena tidak adanya jaringan

subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini menjadi sangat

peka. 5

Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama

dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel

skuamosa. Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga dan

kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani.

Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang

rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya

0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papillanya, dermis dan

subkutan merekat dengan perikondrium. Epidermis dari liang telinga

bagian tulang rawan biasanya terdiri dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa,

sel granuler dan lapisan tanduk.

Lapisan liang telinga bagian tulang mempunyai kulit yang lebih

tipis, tebalnya kira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat

dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar

dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani.

Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah

otot intrinsik. Otot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis

Page 6: BAB II.docx

superior dan m. aurikularis posterior. Otot-otot ini menghubungkan daun

telinga dengan tulang tengkorak dan kulit kepala. Otot-otot ini bersifat

rudimenter, tetapi pada beberapa orang tertentu ada yang masih

mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun telinganya keatas dan

kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. Otot intrinsik terdiri dari m.

helisis mayor, m. helisis minor, m. tragikus, m.antitragus, m. obligus

aurkularis, dan m.transpersus aurikularis. Otot-otot ini berhubungan

bagian-bagian daun telinga.

Perdarahan

Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari

cabang temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis

eksternal.

Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi

oleh cabang aurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu

cabang dari arteri auricular posterior mendarahi permukaan posterior

telinga. Banyak dijumpai anastomosis diantara cabang-cabang dari arteri

ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari liang telinga luar dan

permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang aurikular dalam

arteri maksilaris interna.

Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya

bermuara kevena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi,

beberapa vena telinga mengalir kedalam vena temporalis superficial dan

vena aurikularis posterior.

Sistem limfatik

Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula

mengalir ke kelenjar parotid, sementara bagian posterior auricular

mengalir ke kelenjar retroauricular. Regio lobulus mengalir kelenjar

cervicalis superior. 5

Persarafan

Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara

saraf-saraf kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian

Page 7: BAB II.docx

ketiga saraf trigeminus (N.V) mensarafi permukaan anterolateral

permukaan telinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan segmen

depan membrana timpani.Permukaan posteromedial daun telinga dan

lobulus dipersarafin oleh pleksus servikal nervus aurikularis mayor.

Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus

(N.IX) dan nervus vagus (N.X) menyebar ke daerah konka dan cabang-

cabang saraf ini menyarafi dinding posterior dan inferior liang telinga dan

segmen posterior dan inferior membrana timpani. 5

b. Telinga Tengah

Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari: 2

Membran timpani; yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna

kelabu mutiara. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari

arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang

telinga.

Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut

pars flaccida (membrane Sharpnell) dimana lapisan luarnya

merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan

dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa

merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi

ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan

sedikit serat elastin.

Tulang pendengaran; yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes.

Tulang pendengaran ini dalam telinga tengah saling

berhubungan.

Tuba eustachius; yang menghubungkan rongga telinga tengah

dengan nasofaring.

Page 8: BAB II.docx

c. Telinga Dalam

Gambar 6. Anatomi telinga dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.

Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, yang berfungsi

menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibule. 2

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap

dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang

koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah

dan skala media (duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala

timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar

skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner Membrane)

sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini

terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk

mekanisme saraf perifer pendengaran. Pada skala media terdapat bagian

yang berbentuk lidah yang diebut membran tektoria, dan pada membran

basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut

luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.7

Page 9: BAB II.docx

2.3 Fisiologi

Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang

koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke

telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan

mengamplikasikan melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian

perbandingan luas membran timpani dan daya tingkap lonjong. Energi getar

yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggetarkan

tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran ini

diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong edolimfa, sehingga

akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran

tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan

menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel.

Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga

neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi

pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditoris sampai ke korteks

pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis. 2,7

Gambar 7. Fisiologi pendengaran

Page 10: BAB II.docx

2.4 Definisi

Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau

telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang

telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum

korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel. 2

2.5 Epidemiologi

Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d

Desember 2000 di Poliklinik THT RS H. Adam Malik Medan didapati 10746

kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07%) otitis eksterna, 282

kasus (2,62%) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44%) otitis eksterna

sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas

dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering. Nan Sati CN

dalam penelitiannya di RS Sumber Waras / FK UNTAR Jakarta mulai 1

Januari 1980 sampai dengan 30 Desember 1980 mendapatkan 1.370 penderita

baru dengan diagnosis otitis eksterna yang terdiri dari 633 pria dan

737 wanita. 6

2.6 Etiologi

Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis

eksterna difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa

(Bacillus pyocaneus) dan staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan adalah

bakteri streptococci dan Proteus vulgaris. Selain itu, jamur dapat terlibat

dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur Candida albicans dan Aspergillus

niger. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media

supuratif kronis. 3,6

Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 2,6,9

Page 11: BAB II.docx

Derajat keasaman (pH)

pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi

sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH menjadi basa (di atas

6.0) akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh

karena proteksi terhadap infeksi menurun.

Udara

Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah

tumbuh.

Trauma

Trauma ringan misalnya mengorek-ngorek telinga dengan benda tumpul

seperti cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna.

Berenang

Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang

menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang

sering dari bakteri

2.7 Patofisiologi

Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara

membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran

telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa mengganggu

mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke

arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. 5

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan

penimbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau

berenang. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau

mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang

cocok bagi pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa

gatal di liang telinga sehingga menambah kemungkinan trauma karena

garukan. 5,6

Page 12: BAB II.docx

Gambar 8. Patofisiologi terjadinya otitis eksterna

2.8 Gejala Klinis

Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara

lain: 6,8

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap

awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit

dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan

pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada

kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak

merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada

otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.

Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa

tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar

hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering

merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala

sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding

dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan

Page 13: BAB II.docx

bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum

dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang

mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagipula, kulit dan tulang rawan 1/3

luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga

sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit

dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang

hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna. Nyeri terutama ketika daun

telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Rasa gatal

dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen

tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya

akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,

penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering

menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.

Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang

digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan

peredaman hantaran suara.

2.9 Manifestasi Klinis

Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan: 

Kulit MAE edema dan hiperemis merata sampai ke membran timpani

dengan sekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat, membran

timpani dapat tidak tampak.

Nyeri tekan tragus (+)

Nyeri tarik auricula (+)

Adenopati regional yang nyeri tekan 9

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :

a. Otitis Eksterna Ringan :

Kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit

Page 14: BAB II.docx

b. Otitis Eksterna Sedang :

Liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif

c. Otitis Eksterna Komplikasi :

Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

d. Otitis Eksterna Kronik :

Kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif

Otitis eksterna akut berlangsung kurang dari 4 minggu atau terjadi

kurang dari 4 kali dalam setahun, sedangkan otitis eksterna kronis

berlangsung selama lebih dari 4 minggu atau terjadi lebih dari 4 kali dalam

satu tahun. Pada penderita DM atau pasien dengan immunocompromised,

otitis eksterna dapat berkembang menjadi tipe maligna.10

2.10Penatalaksanaan

Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat

menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian,

biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga

mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat,

tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator.

Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga

dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena

lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan

antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan

vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan

kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid

dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan

berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga

bersih dan kering. 4

Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan

untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik

Page 15: BAB II.docx

khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada

tulang rawan telinga. 7

Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang

mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk

menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan

cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga

harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton

bud terlalu sering. 2,9

2.11 Komplikasi

Perikondritis

Selulitis

Dermatitis aurikularis 6

2.12 Prognosis

Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya

sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis

ekserna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis

eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis

eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 10