BAB II.docx
-
Upload
hendrawanagungprimadani -
Category
Documents
-
view
383 -
download
0
Transcript of BAB II.docx
BAB IITEORI DASAR
1. Rotary Winga. Defenisi Pesawat Rotary Wing
Pesawat jenis rotary wing adalah pesawat yang menggunakan sayap berputar (baling – baling) untuk terbang dengan memanfaatkan tenaga yang dihasilkan oleh rotor.
b. Cara Kerja Pesawat Rotary Wing (Quadcopter)
Quadcopter memiliki empat baling-baling penggerak yang diposisikan tegak lurus terhadap bidang datar seperti pada gambar berikut ini.
Masing-masing rotor (baling-baling dan motor penggeraknya) menghasilkan daya angkat dan memiliki jarak yang sama terhadap pusat massa pesawat. Dengan daya angkat masing-masing rotor sebesar lebih dari seperempat berat keseluruhan, akan memungkinkan quadcopter untuk terbang. Kecepatan quadrotor tergantung pada kekuatan motor dan berat quadrotor itu sendiri.
Untuk menghindari terjadinya momen putar pada body, arah putaran baling-baling pada setiap rotornya berbeda. Terdapat 2 rotor yang bergerak searah jarum jam (CW) dan 2 rotor yang bergerak berlawanan arah jarum jam (CCW).
c. Komponen Utama Rotary Wing (Quadcopter)Ada beberapa komponen utama dalam membuat quadcopter. Berikut ini
beberapa komponen utama tersebut.
Brushless MotorMotor jenis ini mempunyai permanen magnet pada bagian "rotor" sedangkan
elektro-magnet pada bagian "stator"-nya. Setelah itu, dengan menggunakan sebuah rangkaian sederhana (simpel computer system), maka kita dapat merubah arus di eletro-magnet ketika bagian "rotor"-nya berputar.
Untuk lebih memperjelas, dapat dilihat dari sebuah "brushless motor" berikut ini yang dibongkar bagian dalamnya. Gambar kanan memperlihatkan bagian "rotor" yang dilengkapi dengan 14 kutub susunan magnet yang berbentuk persegi panjang. Kalau diperhatikan lebih teliti terlihat bahwa potongan2 magnet tersebut dilem menggunakan semacam "epoxy" berwarna abu2 tua.
Sekarang kita dapat melihat bagian "stator"-nya. "Stator" ini mempunyai model 12 "gigi" (dapat dihitung pada jumlah paket gulungannya) diatas semacam "coating" (lapisan) warna hijau dimana gulungan ini dipasang.
Brushless Motor mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan tipe motor yang biasa (brushed) :
Karena bukan "brushs" tetapi rangkaian komputer kecil yang mengontrol perpindahan arus, maka arus tersebut akan bisa lebih akurat (presisi).
Komputer juga dapat mengatur kecepatan motor lebih baik sehingga membuat "brushless motor" lebih efisien.
Tidak adanya storing/electrical noise. Tidak menggunakan "brushes" yang dapat rusak setelah lamanya
pemakaian. Dengan posisi "electromagnets" di bagian "stator", maka pendinginan
motor menjadi lebih mudah.. Jumlah "electromagnets" di stator dapat sebanyak mungkin untuk
mendapatkan kontrol yang lebih akurat.
Battery 4 cell (80 A)Hampir semua jenis RC Drone/UFO/Quadcopter di pasaran saat ini
menggunakan baterai jenis LIPO, singkatan dari lithium-ion polymer. Kapasitas mulai dari 100 mAh untuk nano size quadcopter, 380 mAh untuk quadcopter ukuran mikro, 2200mAh untuk yang sebesar WL V303 dan Phantom, bahkan ada yang sampai lebih dari 8000 mAh untuk quadcopter yang lebih besar lagi. Voltasenya pun berbeda – beda, seperti 3.7v, 7.4v, 11.1v, semuanya kelipatan 3.7, karena 1 cell dari baterai lipo ini adalah 3.7 volt.
Tentunya semakin besar kapasitas ampere, makan semakin lama daya tahan dari baterai tersebut. Namun perlu diketahui bahwa semakin besar kapasitas baterai, maka semakin besar pula beratnya, sehingga total beban yang harus diangkat menjadi semakin besar, dan berarti pemakaian energi baterai semakin besar. Jadi pada prakteknya, quadcopter kecil hanya cocok memakai baterai kecil, dan quadcopter besar memakai baterai besar.
Berikut ini adalah panduan secara umum mengenai ukuran quadcopter,
kapasitas baterai, dan durasi terbangnya:
Nano Quadcopter, 100-120mah, 4 menit
Micro Quadcopter, 240-380mah, 5-9 menit
Large Micro Quadcopter, 500-1200mah, 8-12 menit
Mini Quadcopter, 1800-5000mah, 12-18 menit
Tentunya beban aksesoris seperti camera, mount, gimbal, FPV gear, dan lain
lain akan mempengaruhi flight-time. Semakin besar bebannya, maka flight-time
akan semakin berkurang.
ESC (Electro Speed Control)ESC memegang peranan penting dalam proses pengendali kecepatan dan arah
putar dari motor brushless. Pemilihan ESC tergantung dari besar arus maksimal dari motor brushless, untuk kalangan pemula, pemilihan ESC dapat menggunakan dengan spesifikasi arus maximum 25 Ampere. Dan gunakan ESC yang dapat di program atau dengan kata lain programmable, seperti turnigy plush.
Flight ControllerPada dasarnya flight controller merupakan otak dari quadcopter. Ada yang sederhana
hanya berupa gyro khusus multirotor, ada yang dilengkapi dengan accelerometer agar quadcopter stabil dan terbang dalam posisi rata dengan tanah, lebih canggih lagi bila dilengkapi dengan barometer dan perlengkapan navigasi GPS. Berikut ini merupakan contoh flight controller.
a). APMAPM 2.6 kit :
1. APM 2.62. 3DR uBlox GPS with Compass3. Connector
Fitur :1. Arduino compatible2. Can be ordered with top entry pins for attaching connectors vertically, or
as side entry pins to slide your connectors in to either end horizontally3. Includes 3-axis gyro, accelerometer and magnetometer, along with a high-
performance barometer4. Onboard 4 MegaByte Dataflash chip for automatic datalogging5. Optional off-board GPS, uBlox LEA-6H module with Compass.6. One of the first open source autopilot systems to use Invensense’s 6 DoF
Accelerometer/Gyro MPU-6000.7. Barometric pressure sensor upgraded to MS5611-01BA03, from
Measurement Specialties.
8. Atmel’s ATMEGA2560 and ATMEGA32U-2 chips for processing and
usb functions respectively.
Diskripsi :APM sendiri adalah hardware untuk autopilot, untuk software APM
dibekali software bawaan pabrikan, ulasan menggunakan software pada “Mission Planner”
APM 2.6 adalah pengembangan dari APM 2.5, APM sendiri adalah suatu unit control untuk membuat robot terbang rotary wings ini menjadi full autopilot. Dalam APM 2.6 GPS dan kompas tidak menyatu pada board APM tapi terpisah dalam 3DR uBlox.
b). PixHawkPixhawk merupakan hardware dan software rotary wings yang didesain pada
quadcoopter untuk mampu terbang secara otomatis dengan menggunakan pengolahan on-board visi komputer. Quadcoopter dioperasikan didalam dan diluar ruangan dengan GPS. Perangkat lunak dan sistem hardware disajikan dalam bentuk sebuah platform penelitian open-source yang memungkinkan pengolahan penuh pada quadcopter. Pixhawk memungkinkan quadcoopter terbang otomatis penuh tanpa radio link maupun perangkat pengolahan eksternal. Desain system memungkinkan untuk memanfaatkan kamera (misalnya sebagai dua pasang
kamera stereo) untuk lokalisasi , pengenalan pola dan menghindari rintangan. Kamera dan unit pengukuran inersia (IMU) hardware disinkronkan dan dengan demikian memungkinkan visi - IMU ketat fusion . Pixhawk adalah sistem autopilot canggih yang dirancang oleh proyek PX4 terbuka hardware dan diproduksi oleh 3D Robotika. Pixhawk merupakan fitur prosesor canggih dan teknologi sensor dari ST Microelectronics® dan system operasi real-time NuttX, dimana alat ini memberikan kinerja yang luar biasa , fleksibilitas , dan kehandalan untuk mengendalikan setiap kendaraan secara automatis.
Adapun manfaat dari system Pixhawk yang digunakan pada masa sekarang yaitu termasuk multi threading ,sebuah Unix / Linux seperti pemprograman lingkungan. Secara umum pixhawk berfungsi secara autopilot dalam proses terbang. Pixhawk memungkinkan APM dan PX4 yang ada untuk mengoperasikan transisi secara mulus kesistem ini dan menurunkan hambatan yang masuk. Keunggulan Pixhawk akan disertai dengan pilihan perangkat baru, termasuk sebuah sensor digital kecepatan udara , dukungan untuk indikator multi- warna LED eksternal dan magneto meter eksternal. Semua peripheral secara otomatis terdeteksi dan dikonfigurasi .
Pengaturan navigasi keseluruhan pada pixhawk akan dilakukan pada mikrokontroler atau visi computer dan laser. Dengan menggunakan pengolahan on-board untuk lokalisasi dan manuver yang digunakan saat ini menggunakan baik GPS maupun Inertial Navigation System (INS). Pengolahan on-board secara efektif membuat MAV tergantung pada unit pengolahan eksternal dan sangat membatasi keselamatan dan jangkauan pengoperasian quadcoopter .
Remote ControlRemote control digunakan untuk mengendalikan quadcopter secara manual.
Dalam satu kit remote control terdiri dari unit remote + transmitter (TX) +
receiver (RX). Transmitter mengirimkan pulse perintah terpasang pada unit remote dan receiver penangkap pulse perintah terpasang pada quadcopter. Mengeluarkan perintah dalam bentuk gelombang AM, FM dan 2,4Ghz. Dari yang terendah jangkuannya adalah AM, lalu FM dan yang paling luas jangkauannya adalah tipe 2,4Ghz.
CameraCamera GoPro adalah serangkaian kamera yang dapat dipasang di helm atau
peralatan olahraga lainnya. Kamera-kamera ini terutama populer di kalangan peserta olahraga ekstrem. Pada quadcopter camera ini merupakan perangkat tambahan untuk pengambilan gambar.
Propeller (Baling – Baling)
Biasanya propeller dijual sepasang dengan arah putaran CW dan CCW. Pemilihan propeller disesuaikan dengan rekomendasi dari spesifikasi motor brushless tersebut. Kesalahan pemilihan berdampak besar terhadap trust yang dihasilkan oleh motor. Perhatikan ukuran propeller dan disesuaikan pula dengan dimensi quadcopter.
Umumnya ukuran propeller disebutkan sebagai kode, misalnya 10×4.7. Artinya, propeller tersebut memiliki diameter 10 inch dan pitch sebesar 4.7 inch
2. Fixed WingPesawat bersayap tetap atau pesawat terbang adalah pesawat udara yang
terbang bukan karena gerakan pada sayap, pesawat sayap tetap terbang saat
pesawat melaju melalui udara, pergerakan pada sayap menghasilkan gaya angkat
yang mengangkat pesawat. Pesawat bersayap tetap berbeda dengan pesawat
bersayap putar atau ornitroper, yang terbang dengan sayap yang bergerak dan
menghasilkan gaya angkat. Pesawat bersayap tetap memanfaatkan prinsip
Bernoulli, yaitu suatu fluida yang bergerak lebih cepat memiliki tekanan yang
lebih rendah dibandingkan dengan fluida yang bergerak lebih lambat. Karena sisi
sayap bagian atas lebih panjang daripada sisi sayap bagian bawah (karena
kelengkungan permukaan sayap di bagian atas), maka udara yang mengalir lebih
cepat di bagian atas daripada di bagian bawah. Perbedaan kecepatan udara itulah
yang menyebabkan pesawat dapat terbang. Supaya ada udara mengalir di sayap,
pesawat harus bergerak pada kecepatan tertentu. Karena itulah pesawat bersayap
tetap tidak dapat terbang jika pesawat bersayap tetap tidak bergerak dengan
kecepatan tertentu di udara.
Pesawat terbang (fixed wings) adalah sebuahalatyangdibuatdandalam
penggunaannya menggunakan media udara dan sayap yang digunakan
terpasang permanen pada badan pesawat.Pengertian pesawatterbang juga
dapat diartikan sebagai benda-benda yang dapat terbang, baik benda tersebut
lebih ringan daripada udara ataupun yang lebih berat daripada udara.
Tentang bagaimana benda-benda tersebut dapat terbang tentunya ada suatu
sifat tersendiri dari benda tersebut, sehingga dapat diterbangkan. Biasanya
sifat tersebut dapat timbul sebagai akibat dari adanya udara, atau dapat
diartikan pesawat dapat terbang di udara karena adanya udara.
Prinsip tentang benda-benda yang dapat bergerak atau gaya-gaya yang
timbul akibat pergerakkan antara suatu benda dengan udara dipelajari didalam
Aerodinamika. Aeroberasal dari bahasaYunani artinya udara, pesawat terbang,
atau penerbangan bahkan juga Ilmu Keudaraan (IlmuPenerbangan). Dinamika
berasal dari bahasa Yunani artinya kekuatan atau tenaga, ilmu yang
menyelidiki benda-benda bergerak serta gaya yang menyebabkan gerakan
benda tersebut.
Jadi pengertian ilmu penerbangan (aerodinamika) berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang akibat-akibat yang ditimbulkan udara
atau gas-gas lain yang bergerak.
Mekanisme Untuk Pesawat Terbang Tipe Fixed Wings
Ada beberapa macam gaya yang bekerja pada benda-benda yang
terbang diudara. Gaya-gaya aerodinamika ini meliputi gaya angkat(lift), gaya
dorong (thrust), gaya berat (weight), dan gaya hambat udara(drag). Gaya-gaya
inilah yang mempengaruhi profil terbang semua benda-benda diudara, mulai dari
burung-burung yang bias terbang mulus secara alami sampai pesawat terbang
yang paling besar sekalipun. Jadi gaya-gaya yang sama bekerja juga pada pesawat
model yang ukurannya mini ini.
Gambar 1.1 Gaya-gaya yang bekerjapada pesawat
Gaya hambat udara (drag) merupakan gaya yang disebabkan oleh
molekul-molekul dan partikel-partikel diudara. Gaya ini dialami oleh benda
yang bergerak di udara. Pada benda yang diam gaya hambat udara nol. Ketika
benda mulai bergerak, gaya hambat udara ini mulai muncul yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak, bersifat menghambat gerakan (itu sebabnya
gaya ini disebut gaya hambat udara). Semakin cepat benda bergerak semakin
besar gaya hambat udara ini. Agar benda bisa terus bergerak maju saat terbang,
diperlukan gaya yang bisa mengatasi hambatan udara tersebut, yaitu gaya
dorong (thrust) yang dihasilkan oleh mesin. Supaya kita tidak perlu
menghasilkan thrust yang terlalu besar (sehinggatidakekonomis) kita harus
mencari cara untuk mengurangi drag. Salah satu caranya adalah dengan
menggunakan desain yang streamline (ramping).
Supaya bias terbang, kita perlu gaya yang bias mengatasi gaya berat
akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya keatas (lift) ini harus bias melawan tarikan
gravitasi bumi sehingga benda bisa terangkat dan mempertahankan posisinya
di angkasa. Disinilah tantangannya karena harus melawan gravitasi. Maka
fisikawan seperti Isaac Newton,Bernoulli, danCoanda. Ketiganya bekerja sama
menjawab tantangan ini.
• HukumNewton III
Isaac Newton yang terkenal dengan ketiga persamaan geraknya
menyumbangkan hukum III Newton tentang Aksi-Reaksi. Benjamin Crowell
dalam bukunya Newtonian Physics mengatakan bahwa “ketikaobjekA
memberikan sebuah gaya kepada objek B, maka objek B juga harus
memberikan sebuah gaya kepada objek A. Dua gaya tersebut besarnya sama
dan dalam arah yang berlawanan. Dan dapat dituliskan secara singkat dengan
rumus seperti berikut ini FAonB = -FB onA ”.Hukum inilah yang kemudian
diterapkan pada kajian tentang aerodinamika pada airfoil sayap pesawat
terbang. Sayap pesawat merupakan bagian terpenting dalam menghasilkan lift.
Aliran udara terjadi diatas dan dibawah sayap pesawat.
Partikel-partikel udara menabrak bagian bawah sayap pesawat.
Partikel-partikel yang menabrak ini lalu dipantulkan kebawah (kearah tanah).
Udara yang menghujani tanah ini merupakan gaya aksi. Dan kemudian tanah
yang menerima gaya aksi ini pasti langsung memberikan gaya reaksi yang
besarnya sama dengan gaya aksi tetapi berlawanan arah.
P1
P2
Gambar 1.2 Arah aliran fluida pada airfoil
Efek Coanda dan Hukum Bernoulli
Untuk bagian atas sayap, ada proses lain yang juga
menghasilkan aksi. Dalam hal ini terjadi penerapan hokum Bernoulli
dan efek Coanda. Menurut Coanda, udara yang melewati permukaan
lengkung akan mengalir sepanjang permukaan itu (dikenal sebagai Efek
Coanda). Ini dibuktikan ketika kita meletakkan lilin menyala didepan
sebuah botol. Ketika lilin ditiup dari belakang botol, aneh ternyata lilin
didepan botol itu akan mati. Menurut Coanda hal ini disebabkan karena
udara yang kita tiup mengalir mengikuti permukaan lengkung botol lalu
meniup api lilin hingga mati. Seperti inilah udara yang melewati bagian
atas sayap ini mirip udara yang bergerak sepanjang botol. Udara ini akan
mengalir sepanjang permukaan atas sayap hingga mencapaiujung bawah
sayap. Diujung bawah sayap itu partikel-partikel udara bergerombol dan
bertambah terus sampai akhirnya kelebihan berat dan berjatuhan diman
aperistiwa ini disebut down wash.
Siraman udara atau downwash ini juga merupakan komponen gaya
aksi. Tanah yang menerima gaya aksi ini pasti langsung memberikan gaya
reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi tetapi berlawanan arah.
Karena gaya aksinya menuju tanah (kearahbawah), berarti gaya reaksinya
ke arah atas. Gaya reaksi ini memberikan gaya angkat(lift) yang bias
mengangkat pesawat dan mengalahkan gaya berat akibat tarikan gravitasi
bumi. Sumber gaya angkat (lift) yang lain adalah perbedaan tekanan udara
dipermukaan atas dan dipermukaan bawah sayap, dimana terjadi
penerapan Hukum Bernoulli disini. Untuk aliran inkompresibel, dimana
ρ= konstan persamaan yangterjadi
adalah :
Persamaan diatas disebut dengan persamaan Bernoulli, yang
mana P1 relatif terhadap V1 dan P2 relatif terhadap V2 pada
sepanjang permukaan airfoil.
Sewaktu udara akan mengalir dibagian atas sayap, tekanannya
sebesar P1. Ketika udara melewati bagian bawah sayap, tekanan udara
didaerah itu sebesar P2. Dari gambar 2.4 terlihat korelasi antara
kecepatan fluida dan tekanan yang terjadi di permukaan atas dan
permukaan bawah airfoil sayap pesawat. Kecepatan fluida di permukaan
atas airfoil lebih tinggi jika dibandingkan dengan kecepatan di
permukaan bawah fluida, hal ini menyebabkan tekanan dipermukaan
atas airfoil lebih rendah dibandingkan dengan tekanan dipermukaan
bawah airfoil sehingga menghasilkan gaya angkat ( Lift ) yang
digunanakan untuk mengangkat pesawat. Korelasi ini sesuai dengan
Hukum Bernoulli.
2. Komponen Utama Robot Terbang Fixed Wings
2.1 Brushless Motor
Motor DC tanpa sikat atau lebih dikenal dengan Brushless DC motor
(motor elektronik commuted) merupakan mesin listrik yang menjadi penggerak
mobil listrik dan kendaraan-kendaraan listrik lainnya. Selain itu,Brushless DC
motor juga merupakan bagian penting dari industri masa kini. Keuntungan yang
brushless DC motor berikan kepada setiap aplikasi yang digunakan pada industri
sangat besar. Penggunaan motor ini dapat menghemat biaya dan waktu pada
hampir semua industri. Selain itu keunggulan Brushless motor DC adalah
efisiensinya yang unggul, umur panjang, pengiriman torsi halus, dan dapat
beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Gambar 2.1 Brushless motor
2.2 Baterai 4 cell (80A)
Baterai, dalam dunia listrik, sebuah baterai adalah satu set sel volta yang
dibuat untuk menghasilkan tegangan atau arus sebesar mungkin sebisa mungkin
dengan menggunakan sebuah cell.
Simbol dari cell sangat sederhana, terdiri dari sebuah garis panjang dan sebuah
garis yang pendek, paralel satu sama lain, dengan kawat yang terhubung:
Gambar 2.2Simbol sebuah sel baterai
Simbol dari baterai tidak lebih dari pada sepasang simbol cell yang dipasang seri:
Gambar 2.3Simbol baterai merupakan gabungan beberapa sel
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tegangan yang dihasilkan dari suatu
cell tergantung dari reaksi kimia dari jenis cell itu. Nilai tegangan tidak
bergantung dari ukuran fisik dari cell itu. Untuk mendapatkan tegangan yang lebih
besar dari pada output tegangan cell tunggal, beberapa cell harus dihubungkan
seri. Total tegangan adalah jumlah tegangan dari semua cell yang disusun seri itu.
Baterai Aki yang umum memiliki enam buah cell, dimana tegangan nominalnya
adalah 6 × 2 V atau 12 Volt :
Gambar 2.4 Baterai yang tersusun atas beberapa sel yang dirangkai seri
masing-masing Cell pada sebuah baterai aki diletakkan pada rumahan yang
terbuat dari bahan karet yang keras, dihubungkan satu sama lain menggunakan
batangan timbel didalam kawat. Elektroda dan larutan elektrolitnya diletakkan
terpisah, dipisahkan oleh sekat-sekat pada casis baterai.
Untuk kemudahan, simbol baterai biasanya dibatasi hanya menggunakan
empat garis, panjang-pendek secara selang-seling, walaupun dalam kondisi yang
sebenarnya baterai mungkin memiliki cell yang lebih banyak dari pada itu.
Namun, beberapa baterai yang tidak biasa, yang memiliki tegangan yang tinggi,
digambarkan memiliki garis-garis yang berjumlah lebih banyak.Garis-garis itu,
tentu saja, melambangkan jumlah dari masing-masing pelat cell.
Gambar 2.5 Baterai bertegangan tinggi yang memiliki sel banyak
Apabila ukuran fisik dari baterai tidak mempengaruhi nilai tegangannya,
efek dari ukuran cell adalah nilai resistansi. Nilai resistansi ini mempengaruhi
nilai arus maksimum yang mampu dihasilkan cell itu. Setiap cell volta memiliki
nilai resistansi tertentu yang ditimbulkan oleh elektroda dan elektrolitnya.
Semakin besar ukuran cell itu, maka semakin besar area kontak elektroda dengan
elektrolitnya, sehingga nilai resistansi internalnya semakin kecil.
2.3 Electro Speed Control
Gambar 2.6. Electronic Speed Control (ESC)
Electronic Speed Control (ESC) sesuai dengan namanya ESC adalah
rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran motor
pada pesawat atau helikopter dengan cara menterjemahkan sinyal yang diterima
receiver dari transmitter. Seperti halnya motor, ESC juga dibedakan dua jenis,
brushed ESC untuk brushed motor dan brushless ESC untuk brushless motor. Di
pasaran terdapat berbagai merk esc dengan kekuatan arus (current rating) dan
kekuatan voltase (voltage rating) serta feature yang ditawarkan. Biasanya
digunakan pada bidang aeronautical atau RC.
Untuk menentukan ESC yang akan kita gunakan sangatlah penting untuk
mengetahui kekuatan (peak current) dari motor. Pilihlah ESC yang kekuatannya
melebihi kekuatan motor. Misalnya, dari data kita dapatkan kekuatan motor
adalah 12A (amper) pada saat throttle terbuka penuh. sebaiknya esc yang akan
kita gunakan adalah esc yang berkekuatan 18A atau 20A. Jika kita paksakan
menggunakan esc 10A kemungkinan pada saat throttle dibuka penuh, esc akan
panas bahkan terbakar.
Untuk melakukan interface dengan ESC, caranya cukup mudah, yaitu
dengan memberikan pulsa pada pin input ESC yang akan berpengaruh pada
kecepatan motor brushless.
Gambar 2.7. Gambaran kerja ESC (Electronic Speed Control)
Lain dari ESC untuk heli, maka untuk pesawat sebaiknya yang juga
mempunyai system BEC, EMK-Brake & Cut-Off.
BEC : artinya receiver tidak memerlukan baterai extra, tegangan yang
dibutuhkan akan diambil langsung dari baterai untuk motor (pesawat
akan lebih ringan)
EMK-Brake : pada posisi tertentu dari stick transmitter (biasanya pada
min. gas) maka motor akan "dihubung singkatkan" secara elektronik,
dengan maksud bahwa baling baling pesawat akan tidak terus berputar
walaupun tertekan oleh aliran udara dari depan. Ini berguna untuk
pesawat model yang menggunakan baling-baling jenis "folded-
propeller", sehingga baling-baling tersebut dapat melipat kedalam, dan
aerodinamis pesawat akan lebih baik.
Cut-Off : tegangan baterai akan dikontrol, sehingga jika turun dari
tegangan yang telah di set sebelumnya, motor akan berhenti bergerak,
dan motor dapat digerakkan kembali, setelah stick transmitter melewati
batas "cut-off reset point" untuk beberapa waktu lagi, sampai tegangan
baterai untuk kedua kalinya turun dibawah "setting-limit". Ini berguna
untuk peringatan pada pilot pesawat untuk segera mendarat, jika "Cut-
Off-System" aktif, dan motor tetap dapat dijalankan untuk pengendalian
pendaratan.
2.4 Servo Motor
Servo motor adalah sebuah aktuator yang berupa motor yang dapat berputar
dengan kepresisian untuk posisi, kecepatan dan percepatan angularnya. Servo
motor terdiri dari sebuah motor yang dipasangkan dengan sensor untuk
menfeedback posisinya. Pada motor servo juga terdapat kontroler yang biasanya
sudah merupakan satu paket dengan motornya. Servo motor merupakan contoh
dari sitem kontrol close loop. Sevo motor biasanya digunakan untuk robotik,
CNC, machinary, dan manufaktur.
Mekanisme servo motor
Berdasarkan namanya, servomotor merupakan sebuah mekanisme dari
close loop sistem yang menggunakan feedback posisi untuk mengontrol
pergerakan dan posisi yang diinginkan. Input dari kontrolnya menggunakan
sinyal, baik analog maupun digital yang merepresentasikan perintah posisi untuk
poros outputnya.
Motor servo dipasangkan dengan encoder untuk memberikan feedback
dari posisi dan kecepatan motor. sebagai contohnya, posisi yang diukur.
Pengukuran posisi dari output nantinya akan dibandingkan dengan perintah yang
diberikan pada inpit kontroler. Jika posisi output berbeda dari yang diperintahkan,
maka sinyal error akan dekirimkan dan menyebabkan motor berputar kembali
agar motor berada pada posisi yang diinginkan. Ketika pososo tercapai, maka
sinyal error bernilai nol dan motor berhenti.
Untuk contoh sederhana servotor, menggunakan potensiometer dan bang-
bang kontrol untuk mengkondisikan posisi dari motor. tipe dari servomotor ini
tidak umum digunakan di dunia industri karena kurang presisi, namun tipe ini
sangat murah dan sederhana.
Servo motor yang lebih canggih yaitu dapat mengukur posisi, serta
kecepatan dari motor. tipe ini menggunakan kombinasi dari algoritma PID
kontrol, yang dapat mengolah input agar lebih cepat dan presisi dengan overshoot
yang kecil.
Gambar 2.8 Contoh motor servo
2.5 GPS
Prinsip kerja GPS adalah pengukuran jarak (range) antara GPS Receiver
dengan satelit. Satelit juga memberikan informasi lokasi orbit dimana saat itu
satelit berada diatas permukaan bumi. GPS dapat bekerja seperti ini, apabila kita
mengetahui jarak tepat kita dari satelit di angkasa, maka kita dapat
mengasumsikan bahwa kita berada disuatu titik disebuah permukaan dengan
radius imaginer yang sama dengan radius satelit. Apabila kita mengetahui dengan
tepat jarak kita dari dua buah satelit maka dapat diasumsikan bahwa kita berada
disebuah titik di daerah perpotongan antara dua satelit tersebut. Jarak diketahui
dengan menghitung antara lama waktu yang ditempuh oleh gelombang dengan
kecepatan rambat gelombang. Oleh karena itu GPS biasanya menggunakan jam
atom sebagai panduan waktu dasar waktunya.
Pada bagian ini akan disampaikan bagaimana cara kerja GPS hingga
bisa mengetahui posisi dimana kita berada. Anggaplah kita sedang berada di
suatu tempat dan sedang kebingungan tidak tahu dimana tempat kita berada
saat itu. Pada saat itu kita hanya mengetahui bahwa posisi saat itu berjarak 7
km dari suatu titik acuan yang kita sebut dengan “A”. Dari hal tersebut,
gambarkanlah sebuah lingkaran dengan jari-jari yang mewakili 7 km.
Gambar 2.9 Penentuan lokasi pada GPS
Setelah menggambarkan lingkaran tersebut perlu diingat bahwa disamping
acuan titik “A” , kita juga berada sejauh 14 km dari suatu titik dengan nama “B”.
Kemudian gambarkanlingkaran tersebut.
Gambar 2.10 Penentuan lokasi pada GPS
Setelah penggambaran lingkaran dari titik dengan nama “B” maka akan di
dapat informasi ada dua titik yang saling berpotongan. Kedua titik perpotongan
tersebut merupakan titik dimana kita berada.Tetapi tentunya tidak memungkinkan
kita berada di dua titik secara bersamaan. Maka daripada itu kita memerlukan satu
acuan lagi yang akan berfungsi sebagai titik penentu dimana kita berada dari
kedua titik potong sebelumnya. Anggaplah saat ini kita berada 3 km dari suatu
titik reference C yang sudah kita ketahui lokasinya.Dan gambarkan lingkaran
tersebut.
Gambar 2.11 Penentuan lokasi pada GPS
Hasilnya kita akan menemukan satu titik potong yang mewakili tiga
lingkaran yang kita buat sebelumnya. Titik ini bisa berkemungkinan merupakan
tempat dimana kita berada dan juga mungkin tidak.Untuk mengatasi hal ini kita
membutuhkan informasi data ketinggian, sehingga lokasi kita benar-benar unik di
bidang tiga dimensi.Untuk memperoleh informasi ketinggian tersebut kita
membutuhkan satu satelit yang bertugas untuk mendapatkan informasi data
ketinggian.
Pada saat ini kita perlu memahami prinsip kerja proses pengiriman data
oleh satelit. Anggaplah bahwa ruang antara pemancar dan penerima sinyal berada
dalam ruang hampa, sehingga kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya.
Dengan beda waktu sebesar T, maka diperoleh jarak:
Jarak (S) = Waktu (T) x Kecepatan Cahaya (V)
Jarak (S) inilah yang merupakan jari-jari lingkaran yang kita pergunakan tadi.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa GPS penerima tidak
memiliki pembangkit waktu (time generator) secanggih yang dimiliki
satelit. Pembangkit waktu merupakan alat yang digunakan sebagai pedoman
penentuan lamanya suatu waktu. Kalau di jam tangan yang biasa dipakai sekarang
ini, pembangkit waktunya berupa sebuah kristal yang bergetar pada frekuensi
tertentu. Lama satu detik ditentukan berapa kali satu periode pulsa (satu frekuensi)
terjadi, misalkan dalam gambar di bawah ini satu detik dibentuk dari 6 kali
periode yang berarti memiliki frekuensi 6 Hertz.
Gambar 2.12 Penentuan lokasi pada GPS
Satelit itu sendiri berada pada ketinggian sekitar 20.200km dari permukaan
laut. Bila kecepatan cahaya, anggaplah kita bulatkan menjadi 300.000 km/detik
maka waktu tempuh yang diperlukan sinyal GPS hingga ke objek penerima
dibumi hanyalah 20.200/300.000 = 0,0673 detik. Hal itu berarti jika terjadi
kesalahan atau perbedaan pengukuran waktu antara satelit dengan GPS penerima
selama 1/1000 detik saja maka lokasi objek yang diukur akan meleset sejauh 300
km. Untuk itu diperlukan pembangkit waktu yang sangat presisi agar kesalahan
pengukuran bisa diminimalisir. Satelit GPS sendiri menggunakan "atomic clock"
sebagai pembangkit waktunya dengan tingkat ketepatan perhitungan hingga
sepersembilan milyar detik. Sayangnya harga atomic clock sangat mahal sekita
USD 100K yang tentunya tidak akan mampu kita beli bila dipasang di GPS
penerima.
Untuk mengukur data ketinggian dibutuhkan 4 satelit. Alasannya
yaitu setiap satelit GPS mengirimkan data posisi (X,Y,Z) kepada penerima. Nah
anggaplah hanya tiga satelit yang bisa diterima oleh GPS kita, itu berarti ada 3
variabel dalam 3 persamaan yang diterima oleh GPS. Hal itu berarti ketiga
persamaan tersebut nantinya akan menghasilkan satu perhitungan yang
menunjukkan dimana lokasi kita berada.
Cara kerja GPS:
Gambar 2.13 Cara pengukuran posisi dengan menggunakan satelit
Setiap sudut-sudut atau daerah di atas permukaan bumi ini minimal
terjangkau oleh 3-4 satelit.Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima
sampai dengan 12 chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas
dari halangan membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang
dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka
akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi,tetapi apabila keadaan cuaca
buruk seperti hujan atau badai maka sinyal akan sulit untuk didapatkan.Cara kerja
GPS secara logik ada 5 langkah:
1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.
2. Untuk perhitungan “triangulation”,GPS mengukur jarak menggunakan travel time
sinyal radio.
3. Untuk mengukur travel time,GPS memerlukan memerlukan akurasi waktu yang
tinggi.
4. Untuk perhitungan jarak,kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan ketingian
pada orbitnya.
5. Terakhir harus menggoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer sampai
diterima reciever.
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam didalam orbit yang
sangat akurat dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever
mengambl informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation”
menghitung lokasi user dengan tepat.GPS reciever membandingkan waktu sinyal
dikirim dengan waktu sinyal tersebut diterima.Dari informasi itu didapat diketahui
berapa jarak satelit. GPS receiver dapat melakukan perhitungan dan menentukan
posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik.
Gambar 2.14 Cara pengukuran posisi dengan menggunakan satelit
2.6 Remote
Cara kerja seperti ini mirip dengan cara kerja sandi morse yang dikirim
melalui mesin telegraf. Seorang operator pengirim mengirimkan pesan teks
singkat kepada operator penerima yang berada pada jarak tertentu. Namun pesan
tersebut dikirimkan dalam bentuk pola kode-kode morse yang melambangkan
huruf-hururf dalam pesan yang dikirimkannya. Mesin telegraf menggunakan kode
tertentu karena tidak dapat mengirimkan data suara seperti pesawat telepon.
Tetapi telegraf dapat mengirimkan arus listrik yang terhubung ke sebuah bel pada
bagian penerima, sehingga operator penerima akan menerima suara dari bel dalam
pola-pola tertentu yang apabila dirangkai akan dapat diterjemahkan sebagai pesan
singkat.
Remote control menggunakan LED(Light Emitting Diode) infra merah
yang berfungsi sebagai pengirim(transmitter) pola sinar infra merah. LED infra
merah adalah sejenis lampu kecil yang memiliki dioda yang akan memancarkan
cahaya infra merah apabila diberi arus.
Gambar 2.15 Pola sinar infra merah
Keterangan :
A. Deret Pulsa
B. Sinyal 27.9 MHz
C. Sinyal Transmisi
D. Pola sinkronisasi 4, masing-masing 2.1 mili detik, spasi 700 mikro detik
E. Pola pulsa, masing-masing 700 mikro detik, spasi 700 mikro detik juga
F. Pola Sinkronisasi ulang
Sinyal infra merah yang dikirimkan tidak akan dapat dilihat oleh mata kita,
karena sinar infra merah tidak termasuk gelombang elektromagnetik pada
spectrum cahaya tampak. Namun sinar tersebut dapat terbaca oleh receiver yang
ada pada peralatan elektronik yang menerima sinyal tersebut. Receiver yang
digunakan adalah sebuah foto transistor infra merah. Jika pola sinyal infra Red
yang diterima bersesuaian dengan salah satu instruksi, seperti instruksi menaikkan
volume suara pada pesawat televisi, maka volume suara pesawat televisi tersebut
akan dinaikkan. Jika pola sinar infra merah yang dibaca tidak dapat dikenali maka
pesawat televisi akan mengabaikannya. Hal ini mungkin saja terjadi jika sebuah
pesawat remote control untuk peralatan lain yang berada tidak jauh dari pesawat
televise tersebut sedang digunakan. Bentuk kode sinyal tersebut untuk masing-
masing tombol tergantung kepada perusahaan produsen peralatan elektronika.
Pada dasarnya setiap perusahaan bebas menentukan kode sinyal untuk setiap
tombol pada pesawat remote control.
Penggunaan sinyal sinar infra merah ini memang hanya cocok untuk
keperluan di dalam ruang, seperti pada peralatan elektronik rumah atau kantor,
karena selain memiliki keterbatasan jarak yang pendek(maksimal sekitar 10
meter), sudut pengiriman juga sangat kecil sehingga remote control harus
diarahkan ke tepat ke alat elektronik tersebut. Sinar infra merah juga tidak bisa
tembus dinding, sehingga harus berada di ruang.
Contoh Remote FUTABA untuk helicopter
Gambar 2.16 Remote Control FUTABA
Spesifikasi
7C System Specifics:
Available with 4 S3152 digital high-torque servos (FUTK7000/7001); 4
S3004 ball bearing servos (FUTK7002); or 4 S3001 ball bearing servos
(FUTK7003)
Dial 'n Key programming
Airplane/heli software
Assignable switches/functions
Up/down timer
Mode 1-4 selectable (modes 3 and 4 available via transmitter software)
Large 72 x 32 LCD screen with adjustable contrast
10-model memory
6-character model naming
Digital trims, trim memory, EPA, subtrims and servo reversing (all
channels)
2.7 Camera Go pro
Gambar 2.17 Camera Go Pro Hero 3
Go Pro adalah serangkaian kamera yang dapat dipasang di helm atau
peralatan olahraga lainnya. Kamera-kamera ini terutama populer di kalangan
peserta olahraga ekstrem. Kamera Go Pro memiliki tipe terbaru yaitu Go Pro Hero
3 yang disertai dengan remote control. Bentuk kamera ini tergolong kecil, karena
seyogyanya kamera ini untuk dilekatkan di bagian tubuh kita seperti kepala,
lengan, badan atau dilekatkan pada kendaraan dan sejenisnya tergantung
kebutuhannya.
Spesifikasi Kamera Go Pro Hero 3 :
12 MP
1080p, 60 fps
Wi-fi Built-in
Wi-fi Remote
Tersedia aplikasi di android/iphone
Performa bagus meski minim cahaya
Kelengkapan :
Kamera
Casing anti air
Casing yang bukan anti air
Remote
Kabel USB
Aksesori tempelan
Kelebihan :
Bentuk kamera yang kecil, nyaman untuk diletakkan dimana saja
Kualitas video sangan baik
Versi Hero 3 ada paket yang disertai remote control
Terdapat aplikasi di android/iphone untuk mengontrol kamera Go
Pro via koneksi Wi-fi
Kekurangan :
Batere cepat habis, terutama bila digunakan Wi-fi & Remote
Control-nya
Casing anti air, daya serap suara yang masuk sedikit sekali, karena
tertutup rapat
Harus menggunakan external layar/komputer untuk dapat melihat
hasil video/gambar
Butuh aksesoris tambahan untuk dapat dilekatkan di suatu tempat
2.8 Transmitter dan Receiver
Pemancar-penerima (transceiver) adalah sebuah perangkat elektronik
yang dapat digunakan untuk menghubungkan sebuah komputer ke sebuah
jaringan dengan teknologi pemancaran pita basis (baseband) sehingga komputer
tersebut dapat memancarkan dan menerima sinyal di dalam jaringan tersebut.
Pada awal-awal perkembangan jaringan, pemancar-penerima merupakan
perangkat yang terpisah dari kartu jaringan, akan tetapi, saat ini hampir semua
kartu jaringan memiliki pemancar-penerima yang terpadu dalam kepingan atau
kartu jaringan tersebut.
Gambar 2.18 Transmitter dan Receiver
2.2.9 Flight Controller (Ardupilot)
Ardu pilot (Ardupilot mega- APM) merupakan Unmanned aerial vehicle
(UAV) platform yang dapat digunakan untku mengontrol autonomous
multicopter, fixed-wing aircraft, traditional helicopter and ground rover. Ardu
pilot memenangkan award pada tahun 2012 dan 2014 kompetisi UAV outback
challange. Ardupilot dibuat pada 2007 oleh DIY Drones community. Ardupilot
didasarkn dengan arduino open source elektronik prototype platform. Ardupilot
pertama berdasarkan pada thermoplie yang mengandalkan penentuan posisi
horizon relatif dengan aircraft dengan mengukur perbedaan temperatur antara
langit dan tanah. Kemudian berkembang menjadi Inertial Measuring Unit (IMU)
yang menggunakan kombinasi dari percepatan, gyroscope dan magnetometer
untuk menggantikan thermopile.
Ardupilot telah berevolusi menjadi produk hardware dan software.
Termasuk APM dan Pixhawk/PX4 line untuk auto pilot dan Arducopter,
arduplane, dan ardurover.
Gambar 2.19 Salah satu produl ardupilot, arducopter yang dijua di pasaran
2.2.10 Wing (Eleron dan Elevator)
Sayap (pesawat) adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi
fuselage dan merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di udara. Terdapat
berbagai macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang digunakan oleh pabrik
pesawat. Setiap rancangan sayap memenuhi kebutuhan dari kinerja yang
diharapkan untuk rancangan pesawat tertentu.
Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari fuselage.
Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing. Jumlah sayap juga berbeda-
beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplane, sedangkan
pesawat terbang dengan dua set sayap disebut biplane. Adapun bagian dari sayap
pesawat terbang yaitu aileron, elevator, dan rudder.
Gambar 2.20 Pergerakan sayap pesawat
1. AILERON
Terletak pada wing.
Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan roll.
Bergerak pada sumbu longitudinal (sumbu yang memanjang dari nose
hingga ke tail).
Aileron dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat
dalam arah lateral.
Pergerakan aileron berkebalikan antara kiri dan kanan, berdefleksi naik
atau turun.
Gambar 2.21 Bagian aileron
Cara Kerja Aileron
Jika seorang pilot ingin melakukan roll atau bank atau berguling
kekanan, maka yang dilakukan oleh pilot adalah : menggerakan stick control
atau tuas kemudi ke arah kanan, sehingga secara mekanik akan terjadi suatu
pergerakan di mana aileron sebelah kanan akan bergerak naik dan aileron kiri
bergerak turun. Pada wing kanan dimana aileron up akan terjadi pengurangan
lift (gaya angkat) hal ini dikarenakan aileron yang naik menyebabkan
kecepatan aliran udara di permukaan atas wing berkurang (karena idealnya
aliran udara di atas airfoil lebih cepat daripada di permukaan bawah, sehingga
timbul Lift) sehingga sayap kanan kehilangan lift (gaya angkatnya) yang
menyebabkan wing kanan turun. Sedangkan pada wing sebelah kiri, aileron
yang turun menyebabkan tekanan udara terakumulasi dan mengakibatkan wing
kiri naik. Begitu juga sebaliknya jika pilot menginginkan pesawatnya
melakukan roll ke sebelah kiri.
2. ELEVATOR
Terletak pada horizontal stabilizer.
Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan pitch (pitch
up or down).
Bergerak pada sumbu lateral (sumbu yang memanjang sepanjang
wing).
Elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat
dalam arah longitudinal.
Pergerakan elevator bersamaan antara kiri dan kanan, berdefleksi naik
atau turun.
Gambar 2.22 Bagian elevator
Cara Kerja Elevator
Jika pilot menginginkan pesawat melakukan pitch up or down (gerakan
menaikan dan menurunkan nose). Maka yang dilakukan adalah dengan
menggerakan stick control pada cockpit ke depan atau ke belakang. Jika kita
menginginkan pitch up (nose ke atas) maka pilot akan menggerakan stick control
nya ke belakang (menuju ke badan pilot) yang akan mendapat respon dengan
naiknya elevator secatra bersamaan. Dengan naiknya elevator maka terjadi
penurunan gaya aerodinamika pesawat yang menekan tail ke bawah sehingga nose
akan raise atau naik. Kebalikannya jika pilot menginginkan pitch down, maka
stick control akan di gerakan ke depan yang akan membuat elevator bergerak ke
bawah sehingga bagian tail mendapat gaya yang menekan ke atas dan
menyebabkan nose turun.
3. RUDDER
Terletak pada vertical stabilizer.
Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan yaw.
Bergerak pada sumbu vertical (sumbu memanjang tegak lurus terhadap
Center of gravity dari pesawat).
Rudder dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan rudder pedal.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat
dalam arah direksional.
Pergerakan rudder berdefleksi ke kiri atau kanan.
Gambar 2.23 Bagian rudder
Rudder bekerja dengan perantara sistem mekanik yang bernama rudder
pedal. Seperti halnya pedal rem atau gas pada mobil. Terdapat dua pedal yaitu kiri
dan kanan yang masing-masing untuk pergerakan yaw kiri dan kanan.
Jika pilot menginginkan pesawatnya yaw ke kiri maka pilot akan
menekan/menginjak rudder pedal sebelah kiri, secara mekanik akan diartikan
rudder akan berdefleksi ke kiri. Yang terjadi adalah timbul gaya aerodinamik yang
menekan permukaan rudder yang berdefleksi, sehingga tail akan bergerak ke
kanan dan nose akan bergerak ke kiri. Maka pesawat akan yaw ke kiri. Sebaliknya
jika akan melakukan yaw ke kanan maka yang diinjak adalah rudder pedal sebelah
kanan.
Gambar 2.24 Bagian pesawat yang bermanuver
Untuk melakukan manuver maka akan ada kombinasi gerak antara dua
ataupun ketiga primary control surface bahakan bisa ditambahkan pengaturan
throttle jika diperlukan pergerakan dengan speed/thrust yang bertambah atau
penurunan thrust. Penjelasan di atas ialah pergerakan yang dilakukan pesawat
pada 3 sumbu pergerakannya yaitu lateral, vertical dan longitudinal.
2.2.11. Propeller
Propeler atau yang lebih dikenal sebagai baling-baling merupakan bagian
dari sistem propulsi yang bertugas untuk menarik atau mendorong suatu pesawat
terbang untuk melaju diudara seperti kita ketahui bahwa pesawat akan dapat
terbang apabila gaya angkat terjadi pada sayap atau bidang bidang angkat lainnya.
Dan dari prinsip aerodinamika gaya angkat ditimbulkan akibat adanya pergerakan
relatif antara sayap dengan udara. Baling-baling ini berputar bagaikan sayap-
sayap kecil yang bekerja seperti skup udara atau airscrew.
Sebenarnya propeler ini merupakan sistem propulsi yang bertugas
mentransmisikan daya dari engine atau motor sebagai penggerak mula atau prime
mover ke udara. Transmisi daya yang terjadi digunakan nantinya untuk melawan
gaya tahan atau drag yang bersifat menghambat pesawat terbang model untuk
terbang melaju. Sistem propulsi yang baik akan diperlukan ketika pesawat model
akan mengudara atau take off , menanjak dan juga saat melakukan manouver.
Hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk memilih propeler yang baik
untuk pesawat model kita. Pertama kali yang harus kita perhatikan adalah
diameternya.Diameter dalam hal ini adalah jarak atau ukuran dari tepi baling-
baling satu ketepi baling-baling lainnya. Pemilihan diameter ini disesuaikan
dengan daya yang bisa dihasilkan oleh engine atau motor yang kita pergunakan.
Diameter yang terlalu kecil akan menyebabkan motor berputar terlalu cepat dan
konsekwensinya tidak dapat menyalurkan daya engine tersebut ke udara,
sedangkan dengan diameter propeller yang terlalu besar, motor penggeraknya
tidak dapat mencapai daya maksimumnya sehingga kita tidak dapat memperoleh
daya dorong dari sistem propulsi
tersebut secara optimal.
Gambar 2.25 Propeller pada pesawat
Kita mengetahui bahwa daya maksimum sebuah motor baik itu engine,
motor listrik maupun motor CO2 dan motor tenaga karet akan dapat dihasilkan
pada suatu kondisi putaran dan beban tertentu. Biasanya hal ini digambarkan dari
kurva putaran terhadap gaya yang diberikan oleh produsen atau pabrik pembuat
motor tersebut, pemilihan pitchnya atau sudut untuk majunya disesuaikan dengan
kegunaannya yang dalam hal ini di definisikan sebagai rasio kemajuan atau
advance ratio.
Pesawat yang akan berarobatik dengan kecepatan rendah misalnya pada
pesawat model radio control jenis fun fly atau juga pesawat aerobatik 3D dengan
berat terbang relatif sangat ringan ini akan menggunakan propeler dengan pitch
yang kecil. Disini akan terjadi suatu efisiensi yang baik pada kecepatan terbang
yang rendah dengan Rpm mesin yang tinggi. Dikondisi yang lain terutama di
penerbangan dengan kecepatan yang tinggi khususnya di arena balap untuk
pesawat-pesawat terbang pylon race
diperlukan propeler- propeler dengan pitch
yang besar atau sudut yang besar. Sebab disini
akan terjadi aliran udara berkecepatan tinggi
pada putaran poros yang tinggi juga.
Gambar 2.26 Jenis propeller pada pesawat
Kemudian bagaimana dengan penggunaan berbagai jenis propeler yang
beredar dipasaran.Kita mengetahui bahwa bentuk dari propelernya itu sendiri
bermacam-macam. Dari desain pembuatnya propeler itu dirancang seefisien
mungkin, sering kali plan form atau bentuk proyeksi dari baling-balingnya sendiri
akan mendekati bentuk bentuk eliptikal ini sebenarnya ditujukan untuk
memberikan efisiensi gaya atau keseragaman daya angkat yang terjadi. Propeler
yang lebih efisien akan memberikan daya dorong yang lebih tinggi tetapi dari segi
praktisnya saya bisa mengenali bahwa propeler yang lebih efisien biasanya
beroperasi lebih diam atau silent, tetapi lebih bertenaga.
Kita mengetahui ada beberapa jenis bahan untuk membuat propeler dari
mulai plastik dan karet sintetis yang fleksibel kemudian fiber glass,nilon dan kayu
yang lebih kaku serta serat carbon yang paling rigid. Beberapa merk seperti GWS
yang membuat propeler dari plastik yang lentur, kemudian kita mengenal juga
MK dari Jepang yang membuat dari nilon yang berserat fiber, juga master
airscrew dari Amerika serikat yang membuat dari nilon berserat carbon. Propeler
yang memiliki fleksibilitas artinya yang terbuat dari bahan yang fleksibel
misalnya karet sering mengalami perubahan sudut atau pitch pada putaran yang
beban yang tinggi. Disini sering kali menimbulkan perubahan atau pengurangan
tenaga atau daya dorong yang terjadi. Namun untungnya propeler-propeler yang
fleksibel seperti ini apabila suatu saat kita mendarat kurang mulus atau kress sama
sekali propelernya tidak patah atau putus. Dari segi ekonomi hal memang
menguntung kan.
Gambar 2.27 Jenis propeller pada pesawat
Di sisi lain untuk propeler yang terbuat dari serat carbon juga nilon
berserat carbon yang bersifat lebih rigid memang akan memberikan daya dorong
atau gaya tarik yang lebih baik pada putaran poros yang maksimal. Dan propeler
yang seperti ini akan bekerja lebih efisien khususnya pada penerbangan-
penerbangan yang memerlukan daya besar seperti aerobatik. Namun sayang
propeler seperti ini seringkali mudah patah dan mudah mengalami cacat akibat
benturan pada waktu kita salah mendarat atau akibat keteledoran yang mungkin
sebenarnya tidak terlalu fatal. Untuk itu kita harus memilih beberapa baling-baling
yang kira-kira memberikan hasil yang optimal pada pesawat terbang yang akan
kita pergunakan.