BAB II.docx

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PANDANGAN AL-QURAN TENTANG KELUARGA Dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang memberi petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya tentang keluarga yang Islami. Diantaranya: * Surat Ar-Ruum ayat 21: “Dan diantara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda – tanda bagi kaum yang berfikir”. (Qs Ar-Ruum:21) Makna umum surat ar-ruum ayat 21: MAKNA SAKINA Kata sakinah berasal dari bahasa arab mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, dan memperoleh pembelaan,Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya

Transcript of BAB II.docx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PANDANGAN AL-QURAN TENTANG KELUARGADalam Al-Quran banyak sekali ayat yang memberi petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya tentang keluarga yang Islami. Diantaranya:* Surat Ar-Ruum ayat 21:Dan diantara tanda tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir. (Qs Ar-Ruum:21)

Makna umum surat ar-ruum ayat 21:MAKNA SAKINAKata sakinah berasal dari bahasa arab mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, dan memperoleh pembelaan,Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketentraman, perlindungan, kebahagiaan,keberkahan dan penghargaan.MAKNA MAWADDAHKata mawaddah berasal dari bahasa arab. Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi atau muncul karena harta benda kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.Biasanya mawaddah muncul pada pasangan muda aau pasangan yang baru menikah, dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan pada pasangan yang baru menikah, kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda. Misalnya seorang lelaki ditanya Mengapa anda menikah dengan perempuan itu bukan dengan yang lainnya? Jika jawabannya adalah karena ia cantik, seksi kulitnya bersih dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik itulah mawaddah.MAKNA WARAHMAHWarahmah dalam bahasa arab berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, juga rezeki. Warahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih sebab. Bisa dikatakan warahmah adalah perasaan cinta dan kasih saying yang sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik.Biasanya warahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga,dimana tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, saling memahami, corak fisik sudah tidak dominan. Misalnya seorang kakek yang berumur 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis dengan istrinya yang berusia 75 tahun. Ketika di Tanya, Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini? Tidak mungkin di jawab dengan, Karena nenekmu cantik, seksi, genit dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput.

*Surat An-nisa ayat 1:

Hai Manusia, bertakwalah kamu kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dari seorang manusia, kemudian menciptakan dari jenisnya jodoh baginya, dan dari keduanya dikembangbiakkan keturuanan yang banyak, laki laki dan perempuan. Bertakwalah kamu kepada Allah, yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan dengan nama-Nya kamu menjaga kekeluargaan.Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu semua.(QS. Annisa : 1)

Makna umum Q.S An-nisa ayat 1:Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada semua orang, baik orang yang beriman maupun orang kafir, tidak pandang usia, status, gender atau apapun, untuk bertakwa kepada Allah. Dia juga mengingatkan bahwa Dia telah menciptakan seluruh umat manusia dari seorang diri saja yaitu Nabi Adam as.

B. PANDANGAN AL-HADIST TENTANG KELUARGAHadist Nabi : : Ada 4 faktor kebahagiaan seseorang yaitu memiliki pasangan yang baik, anak-anak yang sholeh, pergaulan (lingkungan) yang baik serta rezeki di negerinya sendiri.Hadits Nabi Bila meninggal anak Adam maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal: sadaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang selalu mendoakan.

C. PRINSIP DASAR KELUARGA MENURUT PANDANGAN ISLAMI1. Prinsip Hidup BerkeluargaHidup berkeluarga merupakan prinsip pertama, karena di Negara-negara barat telah berkembang dan telah menjadi budaya Prinsip Hidup Bersama, bahkan sekarang telah mulai menular di beberapa tempat di Indonesia dengan sebutan Kumpul Kebo. Boleh jadi kumpul kebo dapat mendatangkan kebahagian duniawi, tetapi kebahagian semu dan pasti tidak tercapai keluarga sakinah sebagaimana dimaksud dalam Al Quran Surat Ar Ruum tersebut diatas.Secara tegas Islam mendorong dan memerintahkan agar manusia hidup berkeluarga, sebagaimana diperintahkan dalam Al-Quran, Surat An Nur ayat 32

Dan kawinkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu dan orang orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahaymu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.

2. Prinsip Keluarga sejahteraApabila langkah awal yaitu Prinsip Hidup Berkeluarga dalam bentuk Perkawinan telah dilaksanakan sesuai dengan tuntutan dan syariat islam, maka langkah berikutnya adalah merencanakan dan mengupayakan tegaknya rumah tangga dengan prinsip untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Prinsip Keluarga Sejahtera yang di kehendaki oleh islam di dasarkan pada keseimbangan hidup di dunia dan akhirat seperti tertera pada firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 77

Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Alloh kepadamu (Kebahagiaan) negeri akhirat , dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (Kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (Kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Alloh tidak menyukai yang berbuat kerusakan.Wujud sebuah keluarga disebut SEJAHTERA tentulah relatif mukadan tak ada standar yang baku , tetapi esensinya dapat di rumuskan sekaligus merupakan indicator yang dijadikan acuan KELUARGA SEJAHTERA.Esensi Keluarga sejahtera tersebut antara lain apabila:a. Masing-masing anggota keluarga beraqidah yang benarb. Masing-masing anggota keluarga sehat jasmani dan rokhanic. Ekonomi keluarga tercukupid. Masing-masing anggota keluarga berpendidikan yang memadaie. Masing-masing anggota keluarga berkehidupan sosial kemasyarakatan yang wajar.

3. Prinsip Mengutamakan Kualitas KeluargaBahwa agama Islam menyerukan kepada penganutnya untuk lebih mengutamakan kualitas (mutu) daripada kuantitas (jumlah) dapat diketahui ayat-ayat al-quran surat Ali-Imron ayat 110.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang makruf,dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka,dan diantara mereka ada yang beriman ,dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

4. Prinsip Perencanaan KeluargaPenghayatan ketiga Prinsip Dasar tersebut diatas yaitu, Prinsip Hidup Berkeluarga, Prinsip Keluarga Sejahtera dan Prinsip Mengutamakan Kualitas Keluarga, Tak mungkin terjadi begitu saja melainkan harus di rencanakan dan diupayakan untuk menjamin terwujudnya keluarga yang sakinah. Untuk itu harus di lengkapi dengan Prinsip ke empat yaitu Prinsip Perencanaan Keluarga. Secara tegas Islam memberikan petunjuk agar Perencanaan Kehidupan Keluarga ,harus dipikirkan jauh kedepan, bukan hanya terbatas pada kehidupan duniawi saja melainkan juga kehidupan Ukhrawi, sebagaimana disebutkan :

Wahai orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.D. FUNGSI KELUARGA1. Keluarga perlu difungsikan dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim yang dapat menjadi penerus yang berguna bagi bangsa dan negara.2. Keluarga dituntut keteladanan (uswah hasanah) dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami yakni :a. Tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul dengan maruf, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S An-Nisa/4 : 19 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka memperlakukakan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.Q.S An-Nisa/4 : 36 yang artinya Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri,Q.S An-Nisa/4 : 128 yang artinya Dan jika seseorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir, Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Q.S Al-Isra/17 : 23 yang artinya Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.Q.S Luqman/31 : 14 yang artinya Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dan orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.b. Saling menyayangi dan mengasihi sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Ar-Rum/30 : 21 yang artinya Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.c. Menghormati hak hidup anak, sebagaimana yang tercancum dalam Q.S Al-Anam/6 : 151 yang artinya Katakanlah :Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu : janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).Q.S Al-Isra/17 : 31 yang artinya Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.d. Saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga.e. Memberikan pendidikan akhlaq yang mulia secara paripuma, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Al-Ahzab/33 : 59 yang artinya Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.f. Menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa neraka, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S At-Tahrim/66 : 6 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apa neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.g. Membiasakan bermusyawarah dalam menyelesaikan urusan, hal ini tercantum dalam Q.S Al-Baqarah/2 : 233 yang artinya Para ibu hendaklah menyusu anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.Q.S Ath-Thalaq/65 : 6 yang artinya Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian itu jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menusukan (anak itu) untuknya.h. Berbuat adil dan ihsan, hal ini tercantum dalam Q.S Al-Maidah/5 : 8 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Q.S An-Nahl/16 : 90 yang artinya Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.i. Memelihara persamaan hak dan kewajiban, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah/2 : 228 yang artinya Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka itu (suami) menghendaki islah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.Q.S An-Nisa/4 : 34 yang artinya Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.j. Menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu, sebagaimana tercantum dalam Q.S Al-Isra/17 : 26 yang artinya Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.Q.S Ar-Rum/30 : 38 yang artinya Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung.

E. AKTIVITAS KELUARGA1. Di tengah arus media cetak dan media elektronik yang makin terbuka, setiap keluarga (orangtua) harus memberi perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak-anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan terciptanya suasana pendidikan yang positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.2. Setiap keluarga juga dituntut keteladanannya untuk menunjukkan penghormatan dan perlakuan yang ihsan terhadap anak-anak dan perempuan serta menjauhkan diri dari praktik-praktik kekerasan terhadap anggota keluarga dan penelantaran kehidupan mereka.3. Setiap keluarga perlu memiliki kepedulian sosial dan membangun hubungan sosial yang ihsan, islah, dan maruf dengan tetangga-tetangga sekitar maupun dalam kehidupan sosial yang lebih luas di masyarakat sehingga tercipta qaryah thayyibah dalam masyarakat setempat.4. Pelaksanaan sholat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kepala keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat mendidik.

F. DASAR HUKUM PERKAWINAN ISLAMDasar hukum perkawinan islam terdapat ketentuan dan peraturan perkawinan yang lengkap meliputi : Dasar, Tujuan, kedudukan suami istri, Hak dan Kewajiban suami Istri.1. Dasar PerkawinanDasar perkawinan menurut ajaran islam yang pertama adalah melaksanakan sunnatulloh seperti yang tercantum dalam Q.S An-Nur ayat 32

Dan kawinkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu dan orang orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahaymu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.Dasar kedua adalah untuk mengamalkan Sunnah Rasullullah sebagaimana di sebutkan dalam hadits Nabi : Perkawinan adalah peraturan, barang siapa yang benci terhadap peraturanku, bukanlah ia termasuk umatku (HR Bukhori dan Muslim)2. Tujuan Perkawinana. Dalam ajaran islam tujuan perkawinan yang pertama adalah yang disebutkan dalam Al-quran surat Ar-ruum ayat 21 (supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan di jadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang).b. Menenangkan pandangan mata dan menjaga kehormatan diri.c. Mendapatkan keturunan yang syah,yang kuat iman, kuat ilmu, dan kuat amal sehingga mereka itu dapat membangun hari depannya yang lebih baik bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat serta bangsa dan Negara.3. Kedudukan Suami dan IstriMenurut Undang-undang perkawinan dinyatakan : Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan berumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.Menurut ajaran Islam kedudukan suami dan istri adalah terdapat di dalam QS Al-Baqarah ayat 187

Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamupun pakaian bagi mereka.Demikian pula disebutkan dalam QS An-Nisa ayat 19

Dan bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang maruf atau baik.4. Hak dan Kewajiban Suami IstriMengenai hak dan kewajiban suami istri didalam undang-undang perkawinan disebutkan : Bahwa suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.Untuk itu dapat dikatakan bahwa :a. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.b. Masing masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.c. Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga.Adapun mengenai kewajiban suami istri, Undang-undang Perkawinan menyebutkan bahwa : Suami istri wajib saling mencintai, hormt menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

Untuk itu maka disebutkan pula bahwa :a. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.b. Istri wajib mengatur urusan rumah tangganya sebaik-baiknya.c. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.Didalam Islam hak dan kewajiban suami istri adalah sebagai berikut :HAK ISTRIa. Hak mengenai harta, yaitu istri berhak mendapatkan mahar dan nafkahb. Hak mendapatkan perlakuan yang baik dari suami seperti disebutkan dalam QS An-Nisa ayat 19

Dan bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang patut, kemudian jika kamu tidak menyukai mereka (maka sabarlah) karena mungkin tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.c. Hak memperoleh perhatian dan penjagaan dari suaminya. Maksudnya agar suami selalu menjaga keselamatan dan kehormatan istrinya, tidak menyia-nyiakan dan menjaga agar senatiasa melaksanakan perintah Allah.Al Quran Surat At Tahrim ayat 6Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka .

KEWAJIBAN ISTRIa. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas yang telah ditentukan oleh norma agama QS An-Nisa ayat 34

Laki-laki adalah pemimpin bagi wanita/istri, karena Allah telah melebihkan yang satu dari yang lain dank arena pria/suami telah menafkahkan sebahagian dari hartanya.b. Mengatur dan mengurus rumah tangga, menjaga keselamatan dan mewujudkan/ membina keluarga bahagia dan sejahtera.c. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah agar mereka kelak menjadi anak yang sholeh dan sholehah.d. Menjaga dan memeliharan kehormatan serta melindungi harta benda keluarga.e. Menerima serta menghormati pemberian suami dan mencukupkannya nafkah yang diberikannya dengan sebaik-baiknya, hemat, cermat, dan bijaksana.

HAK SUAMIa. Suami berhak mendapatkan perlakuan dan pelyanan yang baik dari istri selaku kepala rumah tangga, dalam batas-batas yang ditentukan oleh norma agama dan susila, seperti tercantum dalam QS An-Nisa ayat 34 yang telah disebutkan diatas.b. Mengarahkan kehidupan keluarga agar menjadi keluarga yang taqwa, seperti dalam QS Adz-Dzariat ayat 56

Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdikan diri pada-Ku.QS Thaha ayat 132

Dan suruhlah keluargamu memgerjakan sholat dan tetapkanlah seruan ini.

KEWAJIBAN SUAMIa. Memberikan nafkah lahir dan bathin sesuai dengan kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang, pangan dan papan.b. Memelihara, memimpin, membimbing, dan membina keluarga agar menjadi keluarga yang sholeh dan terjauhkan dari siksaan neraka.c. Membantu tugas istri terutama dalam hal memdidik dan memelihara serta membina anak dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih saying.d. Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agama, tidak mempersulit apalagi me,mbuat susah lahir batin yang dapat mendorong istri berbuat salah.e. Dapat mengatasai keadaan, mencari penyelesaian dengan cara maruf dan bijaksana serta tidak bertindak sewenang-wenang.

G. KONSEP MENYELESAIKAN PERSELISIHANSuami dilarang memukul/menyakiti istri, jika terjadi perselisihan ada beberapa tahapan yang dapat ditempuh :1. Istri-istri yang kalian khawatirkan pembangkangannya, maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka dari tempat tidur, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang tidak membahayakan). Akan tetapi, jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. (Qs. an-Nisaa: 34).2. Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].3. Jika kalian merasa khawatir akan adanya persengketaan diantara keduanya, maka utuslah seorang (juru damai) dari pihak keluarga suami dan sorang juru damai dari pihak keluarga istri. Jika kedua belah pihak menghendaki adanya perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada suami-istri. (Qs. an-Nisaa: 35).