BAB II.docx

download BAB II.docx

of 28

Transcript of BAB II.docx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Premature2.1.1 Definisi Bayi prematur adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2002).Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gr. Dengan demikian, persalinan premature dapat terdiri dari:1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK)2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK). Persalinan premature murni sesuai dengan definisi WHO masih dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan berat badan lahir, seperti table di bawah ini.BatasanKriteriaKeterangan

Sangat premature Usia kehamilan 24-30 minggu BB bayi 1000-1500 gr

Sangat sulit untuk hidp, kecuali dengan incubator Dampak sisanya menonjol, terutama pada IQ neurologis dan pertumbuhan fisiknya

Premature sedang Usia kehamilan 31-36 minggu Bb bayi 1501-2000 gr Dengan perawatan canggih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat

Premature borderline Usia kehammilan 36-38 minggu Berat bayi 2001-2499 gr Lingkar kepala 33 cm Lingkaran dada 30 cm Panjang badan sekitar 45 cm Masih sangat mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat Perhatukan kemungkinan : Gangguan napas Daya isap lemah Tidak tahan terhadap hipotermia Mudah terjadi infeksi

2.1.2 Keadaan Umum Ukuran Fisik1. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu2. Berat badan kurang dari 2500gram3. Panjang badan kurang atau sekitar 45cm4. Lingkar kepala 33cm,sedangkan lingkar perut 30cm,sehingga kepala tampak lebih besar,tetapi tulang kepala masih tipis Gambaran Fisik1. Kepala Besar2. Kulit tipis transparan,sehingga gerakan peristaltik usus dapat terlihat3. Rambut lanugo banyak,sedangkan lapisan lemak kurang4. Otot masih lemah sehingga:a. Nafas lemahb. Tangisannya masih lemah dan merintihc. Kemampuan menghisap masih kurang

2.1.3 Imunisasi Pada Bayi Premature Bayi prematur kurang dari 37 minggu usia kehamilan dan bayi cukup bulan dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), dengan beberapa pengecualian, seharusnya mendapatkan imunisasi rutin seperti yang diperoleh bayi-bayi lain sesuai usia kronologisnya. Usia kehamilan dan berat lahir bukanlah faktor penghalang bagi seorang bayi prematur yang sehat dan stabil untuk mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.Walaupun beberapa penelitian menunjukkan respon imunitas yang kurang terhadap beberapa vaksin yang diberikan pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram dan bayi yang kurang dari 29 minggu usia kehamilan, sebagian besar bayi prematur, termasuk bayi yang menerima dexametason (steroid) untuk pengobatan penyakit kronik paru, mampu membuat sistem kekebalan yang dipicu oleh vaksin untuk mencegah penyakit. Dosis vaksin pun seharusnya tidak dikurangi atau dibagi-bagi.Bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah mempunyai toleransi yang sama seperti bayi cukup bulan terhadap sebagian besar vaksin. Kejadian henti napas dilaporkan pernah terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram atau usia gestasi kurang dari 31 minggu setelah pemberian vaksin DTP, tetapi tidak pernah dilaporkan pada pemberian vaksin DTaP. Meskipun demikian, pada pemberian vaksin pneumokokus (PCV7) bersamaan dengan DTP dan Hib pada bayi prematur dilaporkan kejadian kejang demam yang ringan yang lebih sering jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Gangguan jantung dan pembuluh darah, seperti henti napas dan penurunan denyut jantung disertai penurunan oksigen meningkat kejadiannya pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram yang diberikan kombinasi vaksin DTaP, IPV (polio suntik), Hepatitis B dan Hib. Meskipun demikian, kejadian-kejadian ini bukanlah sesuatu hal yang berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang diimunisasi.Bayi prematur yang secara medis stabil dan masih dirawat di rumah sakit saat 2 bulan usia kronologisnya seharusnya diberikan semua vaksin yang direkomendasikan pada usia tersebut. Bayi prematur dikatakan stabil secara medis adalah bayi yang tidak memerlukan manajemen berkelanjutan untuk infeksi serius, penyakit metabolik atau gangguan ginjal akut, gangguan jantung dan pembuluh darah atau gangguan saluran pernapasan dan bayi prematur yang menunjukkan perbaikan dan pertumbuhan yang stabil.Semua vaksin yang harus diberikan pada usia 2 bulan dapat dilakukan secara simultan baik pada bayi prematur maupun bayi dengan berat lahir rendah. Untuk mengurangi banyaknya suntikan dapat diberikan vaksin kombo. Jika tidak dapat dilakukan secara simultan karena terbatasnya area suntikan, maka pemberian vaksin boleh dipisah dengan interval waktu kapan saja karena vaksin yang diberikan merupakan vaksin yang inaktif. Akan tetapi, untuk menghindari reaksi lokal yang tumpang tindih, interval yang dianggap rasional adalah 2 minggu. Ukuran jarum yang digunakan untuk menyuntikkan vaksin ke dalam otot tergantung dari massa otot tempat suntikan akan diberikan.Semua bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah beresiko terhadap penyakit pneumokokus yang invasif. Oleh karena itu, apabila secara medis stabil pada usia 2 bulan bayi-bayi ini harus menerima dosis penuh vaksin PCV7 (data artikel ini diambil dari data di Amerika Serikat-American Academy Pediatric). Begitu pula halnya dengan vaksin DTaP, mengingat angka kejadian pertusis yang fatal meningkat pada bayi-bayi di bawah usia 6 bulan.Vaksin Hepatitis B yang diberikan kepada bayi prematur dan bayi dengan berat lahir lebih dari 2000 gram menimbulkan respon imun yang mirip dengan respon imun yang timbul pada bayi cukup bulan. Oleh sebab itu, bayi dengan berat lahir 2000 gram yang stabil secara medis dengan ibu HBsAg negatif boleh diberikan dosis pertama vaksin Hepatitis B segera setelah lahir. Untuk yang tidak stabil, dapat ditunda sampai kondisi klinisnya stabil. Sementara untuk bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2000 gram, imunisasi dengan vaksin Hepatitis B segera setelah lahir ternyata memberikan respon imun yang kurang jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan ataupun bayi prematur yang lebih dari 2000 gram. Meskipun demikian, bayi prematur yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif memiliki perlindungan dari komplikasi perinatal yang mungkin timbul akibat penyakit Hepatitis B jika diberikan vaksin Hepatitis B tanpa melihat berat lahirnya. Dari beberapa penelitian didapatkan 2 hal yang dapat dijadikan faktor prediksi terhadap kesuksesan munculnya antibodi terhadap Hepatitis B setelah dilakukan vaksinasi, yaitu: usia kronologis bayi prematur yang stabil secara medis saat pertama kali menerima dosis pertama vaksinasi Hepatitis B tanpa melihat berat lahir maupun usia kehamilan saat lahir dan penambahan berat badan yang konsisten sebelum menerima dosis pertama vaksin Hepatitis B.Bayi dengan berat kurang dari 2000 gram yang secara medis stabil dan menunjukkan penambahan berat badan harus mendapatkan dosis pertama vaksin Hepatitis B secepat-cepatnya saat usia 30 hari tanpa melihat usia kehamilan atau berat lahirnya. Bayi prematur dengan berat kurang dari 2000 gram yang cukup sehat sehingga diperbolehkan meninggalkan rumah sakit sebelum usia 30 hari boleh diberikan vaksin Hepatitis B saat meninggalkan rumah sakit. Memberikan vaksin Hepatitis B dosis pertama saat usia bayi 1 bulan tanpa melihat beratnya memberikan pilihan untuk menjalankan imunisasi selanjutnya sesuai jadwal, mengurangi jumlah injeksi simultan imunisasi yang diberikan saat usia 2 bulan, memberikan perlindungan dini terhadap bayi prematur yang harus ditransfusi dan dioperasi dan menurunkan transmisi penularan secara horisontal dari carier Hepatitis B di dalam keluarga, pengunjung rumah sakit dan petugas medis lainnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin awal vaksin Hepatitis B diberikan maka semakin besar kemungkinan untuk menyelesaikan vaksin-vaksin yang lain tepat waktu.Semua bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah yang lahir dari seorang ibu dengan HbsAg positif harus menerima Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) dalam 12 jam sesudah lahir dan vaksin hepatitis B (lihat penjelasan mengenai vaksin Hepatitis B di atas). Jika status HbsAg ibu tidak diketahui, maka bayi harus mendapat vaksin Hepatitis B sesuai rekomendasi untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif. Bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah yang diberikan vaksin Hepatitis B saat lahir harus diberikan 3 dosis tambahan.Hanya vaksin Hepatitis B monovalen yang boleh digunakan saat bayi berusia 6 minggu atau kurang. Memberikan dosis vaksin Hepatitis B monovalen saat lahir sementara kombinasi vaksin yang mengandung vaksin Hepatitis B digunakan berarti bahwa bayi tersebut akan mendapatkan total 4 dosis. Kombinasi vaksin yang mengandung komponen Hepatitis B belum pernah diteliti mengenai keamanannya untuk diberikan pada bayi dengan ibu yang HbsAg positif.Karena semua bayi prematur dianggap memiliki resiko terhadap komplikasi influenza, 2 dosis vaksin inflluenza inaktif dengan jarak 1 bulan harus ditawarkan kepada orang tua bayi untuk diberikan ke bayi saat berusia 6 bulan sebelum musim influenza dimulai. Karena sebab itu pula, maka orang-orang yang berkontak dengan bayi tersebut harus mendapatkan vaksin influenza inaktif. Bayi prematur yang kurang dari 32 minggu usia kehamilan dan bayi dengan penyakit paru kronik dan kondisi jantung pembuluh darah tertentu sampai usia 2 bulan mungkin mendapat manfaat dengan profilaksis untuk infeksi RSV (palivizumab) selama musim infeksi RSV. Palivizumab tidak mempengaruhi vaksinasi rutin lainnya untuk bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah.

2.2 Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Imunisasi Pada Bayi PrematureHal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah daripada bayi cukup bulan, dan respons imun bayi-bayi tersebut masih belum efektif. Sistem imun belum cukup matur untuk meningkatkan respon imun yang adekuat. Bila imunisasi diberikan segera setelah lahir, hanya 53-68 % yang akan mengalami serokonversi 1 bulan pasca imunisasi ke tiga. Penundaan imunisasi akan meningkatkan angka serokonversi menjadi 90 %, tetapi dengan lama proteksi yang belum diketahui. Keberhasilan imunisasi tergantung beberapa faktor, yaitu: status imun, faktor genetik pejamu, serta kualitas dan kuantitas vaksin. Keberhasilan imunisasi memerlukan maturitas imunologik. Pada neonatus, fungsi makrofag masih kurang, terutama fungsi mempresentasikan antigen karena ekspresi HLA (human leukocyte antigen) pada permukaannya masih kurang dan deformabilitas membran serta respons kemotaktik yang masih kurang. Kadar komplemen dan aktivitas opsonin komplemen masih rendah demikian pula aktivitas kemotaktik serta daya lisisnya. Fungsi sel Ts (T supressor) relatif lebih menonjol dibandingkan pada bayi atau anak karena memang fungsi imun pada masa intra uterin lebih ditekankan pada toleransi. Hal ini masih terlihat pada bayi baru lahir. Pembentukan antibodi spesifik terhadap antigen tertentu masih kurang. Dengan sendirinya, vaksinasi pada neonatus akan memberikan hasil yang kurang sempurna dibandingkan dengan anak. Namun demikian bayi prematur atau bayi berat lahir rendah tetap dianjurkan untuk diimunisasi sesuai usia kronologisnya, dan dosis vaksin tidak perlu dikurangi. Pada prinsipnya tidak ada halangan atau kontraindikasi dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Namum baik petugas kesehatan maupun ibu ternyata sering menunda pemberian imunisasi hepatitis B jika anak sedang sakit. Penyakit-penyakit berikut bukanlah merupakan kontraindikasi saat pemberian imunisasi hepatitis B; penyakit saluran nafas atau diare dengan temperature dibawah 38,50C, alergy atau asma, riwayat kejang, infeksi HIV, penyakit-penyakit kronik, bayi prematur ataupun berat lahir rendah serta riwayat jaundice saat lahir. Imunisasi hepatitis B hanya dikontraindikasi pada bayi dengan riwayat reaksi alergi berat pada imunisasi hepatitis B sebelumnya.Dalam panduan untuk kontraindikasi Vaksin yang dikembangkan oleh Pusat Program Imunisasi Nasional (Amerika Serikat) untuk Pencegahan dan Pengontrolan Penyakit, untuk prematuritas yaitu :1. Untuk vaksin HB boleh diberikan pada bayi premature dengan catatan : jika BB lahir bayi kurang dari 2 kg, dan ibunya memiliki antigen-negatif maka bayi boleh diberi dosis vaksin HB pertama pada usia kronologis 1 bulan. Bayi premature yang keluar dari RS sebelum usia kronologis 1 bulan bisa diberi dosis vaksin HB saat akan keluar, jika kondisinya secara medis stabil dan BB bayi bertambah secara konsisten. Jika ibunya memiliki antigen-positif atau status antigennya tidak diketahui, maka jadwal pemberian dosis vaksin HB pertama, dengan HBIG (HB Immunoglobulin), adalah 12 jam pertama kelahiran, tanpa memperhatikan BB bayi. Jika BB bayi kurang dari 2 kg saat lahir, dosis HB pertama ini tidak dimasukkan dalam hitungan seri jadwal pemberian vaksin HB, dan tiga dosis berikutnya harus diberikan mulai bayi usia 1 bulan.2. Untuk semua Vaksin boleh diberikan dengan catatan : usia yang tepat untuk memulai vaksinasi pada bayi yang lahir premature adalah pada usia kronologis biasanya (dosis dan indikasi sama seperti bayi normal, bayi cukup bulan).

2.3 Jadwal Dan Dosis Imunisasi Pada Bayi Premature Serta Imunisasi Yang Diberikan Pada Bayi Premature Usia 1 Hari.Bayi prematur, termasuk bayi berat lahir rendah, tetap dianjurkan untuk diberikan imunisasi, sesuai dengan umur kronologisnya dengan dosis dan jadwal yang sama dengan bayi cukup bulan. Pemberian vaksin HB pada bayi prematur dapat juga dilakukan dengan cara di bawah ini1. Bayi prematur dengan ibu HBsAg positif harus diberikan imunisasi HB bersamaan dengan HBIG pada 2 tempat yang berlainan dalam waktu 12 jam. Dosis ke-2 diberikan 1 bulan kemudian, dosis ke- 3 dan ke-4 diberikan umur 6 dan 12 bulan.2. Bayi prematur dengan ibu HBsAg negatif pemberian imunisasi dapat dengan :a. Dosis pertama saat lahir, ke-2 diberikan pada umur 2 bulan, ke-3 dan ke-4 diberikan pada umur 6 dan 12 bulan. Titer anti Hbs diperiksa setelah imunisasi ke-4.b. Dosis pertama diberikan saat bayi sudah mencapai berat badan 2000 gram atau sekitar umur 2 bulan. Vaksinasi HB pertama dapat diberikan bersama-sama DPT, OPV (IPV) dan Haemophylus influenzae B (Hib). Dosis ke-2 diberikan 1 bulan kemudian dan dosis ke-3 pada umur 8 bulan. Titer antibodi diperiksa setelah imunisasi ke-3.

American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan pemberian imunisasi HB pada bayi prematur dengan cara sebagai berikut:1. Bayi yang lahir dari Ibu HBsAg negatif dan berat badan < 2 kg; pemberian imunisasi ditunda sampai anak keluar dari rumah sakit, yaitu sampai berat badan anak 2 kg atau umur anak 2 bulan. Vaksinasi yang diberikan sebanyak 3 dosis. Pada pasien ini tidak diperlukan pemeriksaan serologik. Bayi yang berat badannya < 2000 g dan ibu HBsAg negatif diimunisasi saat usia 30 hari atau saat pulang jika belum mencapai usia 30 hari. Jadwal selanjutnya sama dengan bayi berat > 2000 g. Pemeriksaan titer antibodi pada kelompok bayi ini tidak diperlukan.2. Bayi yang lahir dari Ibu dengan HBsAg positif:a. Bayi prematur: dosis pertama diberikan dalam 12 jam pertama. Dosis kedua diberikan 1 2 bulan kemudian dan dosis ketiga pada umur 6 18 bulan. HBIG 0,5 ml diberikan segera pada tempat yang berbeda. b. Bayi prematur dengan berat lahir < 2 kg: dosis pertama yang diberikan tidak dihitung, dilanjutkan 3 dosis lagi sampai total 4 dosis. Pemeriksaan anti-HBs dan HBsAg dilakukan 13 bulan setelah dosis ke empat. Bila konsentrasi anti HBs < 10 mIU/ml berikan 3 dosis lagi dengan jadwal 0,1 dan 6 bulan diikuti pemeriksaan anti HBs 1 bulan sesudah dosis ke tiga.3. Bayi yang lahir dari Ibu dengan status HBsAg tidak diketahui: Bayi prematur dengan berat lahir < 2 kg: status HBsAg Ibu diperiksa sesegera mungkin, bila dalam 12 jam tidak dapat ditentukan maka berikan HBIG 0,5 ml dan vaksinasi dosis pertama. Bila ternyata HBsAg ibu positif, maka dosis pertama tidak dihitung, lanjutkan sebanyak 3 dosis lagi sampai total 4 dosis. Pemeriksaan anti-HBs dan HBsAg dilakukan 13 bulan setelah dosis ke empat. Bila konsentrasi anti HBs < 10 mIU/ml diberikan 3 dosis lagi dengan jadwal 0,1 dan 6 bulan, diikuti dengan pemeriksaan anti HBs 1 bulan sesudah dosis ke tiga. Pemeriksaan dan imunisasi tambahan selanjutnya sama seperti bayi > 2000 g.

Waktu yang optimal bagi pemberian imunisasi HB pada bayi prematur dengan ibu HBsAg negatif belum dapat dipastikan. Beberapa laporan menyebutkan ditemuinya kadar serokonversi yang lebih rendah pada bayi berat lahir rendah yang diimunisasi segera setelah lahir dibandingkan dengan bayi prematur yang diimunisasi lebih lambat dan bayi cukup bulan yang diimunisasi segera setelah lahir. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menunda imunisasi bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 2 kg dengan ibu HbsAg negatif sampai mereka meninggalkan rumah sakit, yaitu pada waktu berat bayi mencapai 2 kg atau lebih, atau setidaknya sampai umur 2 bulan, diberikan bersamaan dengan imunisasi lain.Apabila imunisasi HB diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan, dianjurkan memberikan imunisasi ulangan. Bayi prematur atau bayi berat lahir rendah dari ibu pengidap HVB, seyogyanya imunisasi dan HBIG diberikan segera setelah lahir, serta dilakukan pemeriksaan anti HBs satu bulan sesudah imunisasi ke tiga atau ke empat. Penelitian kohort multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap bayi dari ibu pengidap HB yang telah memperoleh imunisasi dasar 3x pada masa bayi, didapatkan bahwa pada umur 5 tahun, 90,7 % di antaranya masih memiliki titer antibodi anti HBs yang protektif ( titer anti HBs > 10 mlU/ml ). Mengingat pola epidemiologi HB di Indonesia mirip dengan negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa imunisasi ulang pada usia 5 tahun tidak diperlukan kecuali apabila titer anti HBsAg < 10 mlU/ml. Bila status ibu tidak diketahui sebaiknya diberikan sesuai imunisasi pada bayi dengan ibu HBsAg positif. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi HB, maka secepatnya diberikan (catch-up vaccination). Ulangan imunisasi HB (hep B-4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Saat ini telah beredar vaksin kombinasi HB dengan DPT. Untuk bayi berumur < 6 minggu pemberian vaksin kombinasi ini tidak dianjurkan karena DPT hanya diberikan pada umur > 2 bulan jadi tidak dapat diberikan sebagai imunisasi HB pertama pada bayi baru lahir.Bayi prematur yang lahir dari wanita HbsAg-negatif harus divaksinasi tepat sebelum dipulangkan, siberikan jika berat bayi 2000 g atau lebih. Vaksinasi harus ditunda sampai usia 2 bulan jika berat lahir kurang dari 2000 g. Bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg-positif harus diimunisasi dalam 12 jam setelah kelahiran dengan vaksin HBV dan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) pada tempat yang berbeda tanpa mempertimbangkan usia gestasional atau berat lahir bayi (American Academy of Pediatrics, 2000). Pada bayi BBLR dengan berat lebih dari 2000 g, tanpa penyulit, imunisasi hepatitib B bisa diberikan 1-2 jam setelah pemberian vit.K. Imunisasi BCG, HiB, MMR, dan DPT bisa diberikan sesuai jadwal pada bayi prematur, jika bayi dalam kondisi yang baik (Syamsi, 2003). Usia kehamilan dan berat lahir bukanlah faktor penghalang bagi seorang bayi prematur yang sehat dan stabil untuk mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.Walaupun beberapa penelitian menunjukan respon imunitas yang kurang terhadap beberapa vaksin yang diberikan pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram dan bayi yang kurang dari 29 minggu usia kehamilan, sebagian besar bayi prematur, termasuk bayi yang menerima dexametason (steroid) untuk pengobatan penyakit kronik paru, mampu membuat sistem kekebalan yang dipicu oleh vaksin untuk mencegah penyakit. Dosis vaksin pun seharusnya tidak dikurangi atau dibagi-bagi. Bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah mempunyai toleransi yang sama seperti bayi cukup bulan terhadap sebagian besar vaksin.Beberapa peneliti menyebutkan bahwa rata-rata bayi prematur sedikit kurang tanggap dalam merespon kekebalan tubuh atau vaksin yang di berikan kepadanya, akan tetapi bukan berarti pemberian vaksin ini adalah hal yang percuma. Pemberian Imunisasi untuk bayi prematur tetaplah wajib dan dalam batas serta kadar yang sama dengan bayi normal. Memang tanggapan respon bayi prematur sedikit lebih lambat, akan tetapi vaksin kekebalan tubuh tetap di terima dengan baik olehnya. Bayi prematur biasanya akan mendapatkan perawatan intensif / lanjutan selama 2 bulan di rumah sakit, selama dalam perawatan tersebut bayi prematur berhak untuk mendapatkan vaksinasi yang wajib selama usia itu. Misalnya adalah vaksinasi Hepatitis B dan juga Polio-0 yang wajib diberikan ketika bayi tersebut baru saja lahir.Memang sedikit sulit memberikan vaksin berulang kali secara bersamaan pada bayi prematur mengingat tubuhnya yang begitu kecil. Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan pemberian vaksin dengan jeda waktu sekitar 2 minggu sehingga akan menghindarkan reaksi tumpang tindih apabila dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Semua bayi pasti sangat beresiko untuk terkena penyakit Pneumokokus yang cukup aktif dan berbahaya. Jadi pemberian vaksin wajib selama 2 bulan ini sifatnya adalah harus untuk di lakukan baik itu bagi bayi normal ataupun bagi bayi prematur.Pemberian Imunisasi untuk bayi prematur sangatlah penting sama halnya dengan bayi normal. Begitu juga dalam jadwalnya, hampir tidak ada bedanya dengan bayi normal. Yang membedakan adalah proses yang di gunakan untuk vaksinasi tersebut, jadi bayi prematur tetap sangat membutuhkan Imunisasi sama layaknya dengan bayi normal.Berdasarkan penelitian di Australia, imunisasi polio pada bayi baru lahir tidak dianjurkan. Terutama vaksinasi polio jenis OPV tidak diberikan hingga bayi selesai dirawat dari rumah sakit, sedangkan untuk IPV boleh diberikan pada bayi premature yang sudah lama dirawat di rumah sakit. Kurangnya data dan bukti yang menyebutkan bahwa vaksin ini diperbolehkan pada bayi premature maka vaksinasi ini jarang dilakukan pada bayi premature di Australia.Pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi premature direkomendasikan diberikan saat bayi prematur dengan berat badan 2000 gram. Jika bayi premature < 2000 gram maka ditunda hingga bayi bertambah berat hingga 2000 gram atau mencapai usia 60 hari.

2.4 Penatalaksanaan/Menejemen Imunisasi Bayi Dengan Prematuritas1. Pengaruh obat steroid untuk bayi prematurTerdapat kontra indikasi pada prematur dalam imunisasi polio. Yaitu tidak dapat diberikan pada angka yang menderita penyakit akut atau demam tinggi di atas 380C, muntah dan diare, penyakit kanker atau keganasan, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu. Karena dalam penggunaan obat steroid terdapat beberapa efek samping, yaitu Terjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar. Inimenyebabkan terbentuknya striae dan keadaan vaskulator dermal yang lemah akanmenyebabkan mudah ruptur jika terjadi trauma atau terpotong. Pendarahan intradermalyang terjadi akan menyebar dengan cepat untuk menghasilkan suatu blot hemorrhage. Inin antinya akan terserap dan membentuk jaringan parut stelata, yang terlihat seperti usia kulit premature.

2. Jadwal imunisasi untuk bayi prematur yang dirawat intensifSeharusnya sama dengan bayi dengan lahir ukuran gestasi normal maupun dengan berat yang normal. Namun imunisasi baru bisa dimulai pada saat kondisi bayi prematur dianggap memadai untuk memberikan respons yang baik terhadap imunisasi. Pemberian imunisasi untuk bayi prematur sebaiknya ditunda. Pemberian imunisasi seperti vaksin polio oral dapat dilakukan setelah bayi prematur tersebut berumur dua bulan atau berat badan bayi tersebut sudah mencapai lebih dari 2000 gram, demikian juga untuk vaksin Dipteri Pertusis Tetanus (DPT), Hepatitis B, Hib (Haemophylus influenzae tipe b) (IDAI, 2009). Beberapa bayi prematur tidak bereaksi dengan baik terhadap vaksin-vaksin Hib dibandingkan dengan reaksi bayi yang lahir pada waktunya. Bayi-bayi prematur tersebut mungkin memerlukan dosis ekstra vaksin Hib untuk memastikan bahwa mereka mempunyai proteksi cukup melawan penyakit Hib. Para orangtua bayi-bayi prematur perlu mendiskusikan kebutuhan vaksinasi ekstra ini dengan dokter mereka. (Commonwealth of Australia 2005)

3. Kondisi sebelum melakukan imunisasi pada bayi prematurBukan tergantung pada usia saja, sebab berat badan (BB) juga menentukan sekitar 3 kg. Tentunya, siap-tidaknya bayi prematur tersebut diimunisasi, tergantung pada pemeriksaan dokter sebelumnya. Bukan tergantung pada usia saja, sebab berat badan (BB) juga menentukan sekitar 3 kg. Bayi prematur dikatakan stabil secara medis adalah bayi yang tidak memerlukan manajemen berkelanjutan untuk infeksi serius, penyakit metabolik atau gangguan ginjal akut, gangguan jantung dan pembuluh darah atau gangguan saluran pernapasan dan bayi prematur yang menunjukkan perbaikan dan pertumbuhan yang stabil. Tentunya, siap-tidaknya bayi prematur tersebut diimunisasi, tergantung pada pemeriksaan dokter sebelumnya.

4. Ukuran jarum yang digunakan pada bayi prematurUkuran jarum yang digunakan untuk menyuntikkan vaksin ke dalam otot tergantung dari massa otot tempat suntikan akan diberikan

2.5 Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Kepada Orang Tua Terkait Dengan Imunisasi Dan Kondisi Bayi Saat Inia. NutrisiPrinsip pemberian Cairan dan nutrisi pada bayi prematur EnergiKebutuhan nutrisi pada neonatus diketahui bervariasi menurut berat lahir dan usia kehamilan, cara pemberian, serta perubahan metabolik yang disebabkan oleh penyakit. Bayi prematur hanya mempunyai sedikit cadangan energi karena kurangnya cadangan glikogen pada hati dan lemak bawah kulit. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan bayi yang matur maka kebutuhan energinya jauh lebih besar, terutama karena pertumbuhannya yang pesat dan imaturitas fisiologiknya. Komite nutrisi dariAmerican Academy of Pediatricsmerekomendasikan bahwa diet optimal untuk bayi prematur yang dapat menyokong pertumbuhan sebanding dengan pertumbuhan intrauterin trimester tiga, tanpa memberikan tekanan pada fungsi metabolik dan ekstretorinya yang imatur. Kebutuhan energi BBLSR dibagi menjadi dua komponen penting, yaitu kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh dan kebutuhan untuk tumbuh. Kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh antara lain meliputi metabolisme basal, aktivitas otot, regulasi suhu tubuh SDA (Spesific Dynamic Action), dan ekskresi. Kebutuhan energi untuk tumbuh berhubungan dengan kandungan energi dari jaringan dan tergantung pada komposisi jaringan baru yang disintesa. Bayi yang mendapat NPT tumbuh pada masukan energi yang lebih rendah, karena kehilangan energi fekal dan SDA lebih sedikit, sehingga mengurangi pelepasan energi4. Pemberian energi parenteral 50 kkal/hari telah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan. Untuk sintesa jaringan, diperlukan 1035 kkal/kgbb/hari, sedangkan untuk cadangan nutrien jaringan 2030 kkal/kgbb/hari tergantung dari komposisi jaringan baru tersebut. Pemberian kalori sebanyak 80 kkal/kgbb/hari dengan jumlah nitrogen yang cukup, kecepatan pertumbuhan dan retensi nitrogen yang dicapai sama dengan pertumbuhan intra uterin. Jadi, kebutuhan kalori untuk BBLSR bervariasi antara 90165 kkal/kgbb/hari5,7 dan akan meningkat pada keadaan peningkatan aktivitas. Jumlah cairan:Volume cairan ekstraseluler pada bayi prematur lebih tinggi dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur pada minggu pertama sesudah lahir akan kehilangan carian ekstraseluler dengan cepat yang menyebabkan penurunan berat badannya. Kebutuhan cairan pada bayi prematur dapat meningkat atau menurun, tergantung pada lingkungannya. Kebutuhan meningkat pada keadaan seperti: memerlukan perawatan denganradiant warmer, inkubator, fototerapi, mengalami distres pernapasan, keadaan hipermetabolik, diare, atau mendapat pengobatan furosemid. Kebutuhan menurun pada keadaan bayi dirawat dengandoble walled incubator, di ruangan dengan kelembaban tinggi, atau mengalami oliguria. Tubuh kehilangan cairan melalui jalur renal dan ekstrarenal. Jalur ekstrarenal terdiri atas kehilangan air yang tidak terasa (kehilangan air insensibel) melalui kulit (transpidermal) dan melalui paru. Kehilangan ini meningkat karena aktivitas, stres respirasi, kelembaban udara rendah, atau temperatur tinggi. Penelitian pada BBLSR 2629 minggu kehilangan berat rata-rata pada minggu pertama berkisar 1215% dari berat lahirnya. Hal ini karena kehilangan cairan transepidermal, sekunder terhadap stratum korneum yang belum terbentuk sempurna. Masa gestasi maupun masa pascanatal mempunyai efek pada cairan transepidermal. Cara efektif mengurangi kehilangan cairan insensibel dengan membungkus bayi, ruangan dengan kelembaban tinggi, memakaiincubator dobel walled. Apabila bayi dirawat dalam inkubator dengan kelembaban maksimal maka kebutuhan cairannya sama dengan bayi cukup bulan, yaitu 6080 ml/kgbb/hari, yang bertambah secara bertahap sampai 100120 ml/kgbb/hari sesudah minggu pertama. Cairan parenteral awal dapat diberikan Dekstrose 5% atau Dekstrose 10%. Rekomendasi Kebutuhan Cairan Parenteral Awal untuk Bayi BBLR

Tipe tempat tidurBerat badan

600-800801-10001001-15001501-2000

Radiant warmer120907565

Incubator90756555

Lain-lain70555045

Cara Pemberian Nutrisi Pada Bayi Prematur Saat Di Rumah SakitMetode bayimakan di rumah sakit akan bergantungusia kehamilan dan kondisi medisnya. Jika bayi lahir sangat awal, ia mungkin mulai memiliki nutrisi melalui infus ke dalam pembuluh darahnya. Nutrisi ParenteralPerkembangan nutrisi setelah lahir sangat tergantung pada keadaan maturitas dan berat badan lahir. Pada bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah, pemberian nutrisi parenteral harus diberikan sebelum pemberian makanan secara enteral dapat diberikan dengan baik. Pemberian nutrisi parenteral baik secara total (NPT) ataupun parsial (NPP), telah merupakan sarana penunjang utama dalam perawatan. Sekitar 80% unit perawatan intensif memberikan NP pada minggu pertama perawatan BBLSR. Bayi yang lebih tua dan lebih kuat saat minum. Jika bayi tidak siap untuk memberi ASIdia mungkin mendapatkanASI melalui pipa ke dalam perutnya melalui hidung atau mulut. Para perawatdi NICU memungkinkan untuk memberikan susu pada bayi melalui selang cairan makanan. Mereka akan menunjukkan kepada bagaimana untuk melakukannya. Membantu untuk memberi makan bayi adalah cara bagi untuk terlibat sebagai orangtua, dan untuk membangun ikatan dengan bayi . juga dapat membantu bayi bersiap-siap untuk menyusui dengan menahannya kangaroo-care gaya. Ini berarti memberikan bayi dekat, hangat, kulit-ke-kulit. Ini hanya sebagai berharga bagi para ayah untuk memberikan perawatan kepada bayi kanguru mereka seperti itu untuk ibu. Sebagai bayi semakin kuat dan koordinasi nya untuk mengisap dan menelan membaik, dia bisa belajar untuk mengambil susu dari payudara, cangkir kecil atau botol. Jika bayi sedang makan melalui infus ke dalam pembuluh darah, ia akan menerima larutan gula, garam dan air. Dia juga mungkin menerima vitamin, lemak atau asam amino. Asam amino merupakan komponen dasar protein. Setelah bayi siap untuk mengambil ASI. karna ASI adalah yang terbaik baginya. Bayi dapat menerima ASI melalui tabung jika dia tidak siap untuk memberiminum pada payudara ataumelalui botol. dapat mulai memerah ASI segera setelah siap setelah melahirkan. Rumah sakit dapat membekukan untuk bayi untuk memiliki ketika ia siap. Mengekspresikan segera setelah lahir mendapat suplai susu didirikan, juga. Beberapa rumah sakit memiliki bank ASI, dengan susu disumbangkan oleh ibu lainnya. Sangat mungkin bahwa dokter akan merekomendasikan bahwa fortifiers ditambahkan ke ASI untuk memberikan bayi awal yang baik. Bayi prematur juga dapat memiliki jenis khusus dari susu formula saat mereka berada di rumah sakit. Para perawat atau ahli diet pada unit neonatal akan dapat menyarankan tentang pilihan yang cocok untuk bayi . Bayi mungkin memiliki jenis lain dari susu formula pada resep untuk beberapa bulan pertama setelah pulang. Ini susu formula yang disebut post-discharge susu, dan lebih kaya nutrisi susu formula yang biasa. Bayi dapat terus memiliki pasca-discharge susu sampai dia siap untuk memulai susu formula biasa. nutrisi ekstraASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tapi kadang bayi prematur perlu nutrisi ekstra FortifiersDokter akan menyarankan fortifiers untuk sementara waktu. Ini ditambahkan ke ASI dan mengandung protein ekstra, mineral dan vitamin. Fortifiers dimaksudkan untuk membantu bayi tumbuh dan mengembangkan tulang yang kuat. Bayi hanya perlu fortifiers untuk sementara waktu. ProbiotikProbiotik mungkin melindungi bayi prematur dari infeksi usus yang berbahaya. Probiotik adalah suplemen yang mengandung bakteri bermanfaat atau ragi. Dalam beberapa penelitian, probiotik mengurangi risiko enterocolitis necrotising, infeksi yang dapat mempengaruhi usus bayi prematur. Jika ingin tahu apakah bayi harus menerima probiotik, membicarakannya dengan dokter, perawat atau ahli diet nya untuk melihat apa yang terbaik. Bayi akan perlu diresepkan jenis tertentu dari probiotik, jadi jangan membeli mereka sendiri. Vitamin dan suplemen mineralTambahan vitamin dan mineral yang dianjurkan untuk beberapa bayi. Jika ASI adalah susu hanya bayi , ia akan membutuhkan suplemen vitamin D sampai berhenti menyusui. Dokter mungkin akan meresepkan multivitamin yang mencakup vitamin D. Bayi prematur cenderung memiliki zat besi yang rendah, dan perawat, dan dokter mungkin perlu untuk mengambil sampel darah sering untuk tes. Bayi akan membutuhkan suplemen zat besi sampai sekitar satu tahun setelah kelahirannya. b. Pemberian Makanan Pada Bayi Kurang Bulan : Ketika bayi dalam kandungan, bayi menerima nutrisi melalui tali pusat dan placentanya. Bayi menyimpan cadangan nutrisi pada trimester ketiga kehamilan, jadi bayi kurang bulan memiliki simpanan nutrisi yang sedikit dan oleh karenanya sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkannnya untuk mengejar pertumbuhannya. Bayi kurang bulan diberikan makanan dengan berbagai cara tergantung pada kondisi kesehatan dan kematangan organ tubuhnya. Tujuan pemberian makanan pada bayi kurang bulan adalah untuk mencapai pertambahan berat yang sama saat ia dalam kandungan. Bayi kurang bualn mempunyai organ organ tubuh yang belum matang dan sering kali tidak bisa diberikan makanan melalui mulut, jadi perlu diberikan nutrisi parenteral (pemberian makanan melalui intravena)

Metode Pemberian Makanan pada Bayi Kurang Bulan Total Parenteral Nutrition (TPN): Cara ini digunakan untuk bayi lahir sangat kurang bulan atau bayi yang kondisinya sangat tidak baik. Nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh diberikan langsung ke dalam peredaran darah, jadi tidak menggunakan sistem pencernaan mereka yang masih belum matang. Nutrisi diberikan melalui intravena; yang biasa digunakan adalah vena umbilical Setelah bayi tumbuh dan menjadi lebih kuat, bayi akan mulai bisa diberikan makanan melalui pipa/selang, baik melalui hidung atau mulut

Pemberian Makan Lewat NGT Zat gizi masuk ke lambung langsung melalui selang yang dimasukkan melalui mulut (oro-gastric feeding) atau hidung (naso-gastric feeding) Digunakan cara ini karena bayi kurang bulan biasanya kurang memiliki koordinasi antara menelan, swallowing dan bernafas dengan baik jika diberikan makanan melalui mulut. Saat awal pemberian makanan lewat pipa, berikan dalam volume yang kecil pada bayi kurang bulan. Hal ini sangatlah penting untuk memberikan bayi kurang bulan volume yang kecil saat awal pemberian makanannya karena hal ini akan membantu perkembangan saluran cernanya. Memungkinkan bagi orang tua untuk melakukan hal ini sendiri dibawah pengawasan ahli medis karena bisa meningkatan ikatan batin antara ibu dan bayi. Dari Makan melalui NGT ke Menyusui : Adalah hal yang baik untuk mulai memeras ASI sesegera dan sesering mungkin setelah bayi dilahirkan. ASI bisa dibekukan dan disimpan untuk kemudian digunakan jika bayi telah siap. Bayi mungkin akan membuka atau menutup mulutnya selama diberikan makanan lewat pipa. Hal ini merupakan tanda bahwa bayi telah siap untuk menghisap. Jika memungkinkan lakukan kontak kulit selama bayi di berikan makanan lewat pipa.Bayi yang mendapatkan kontak kulit ke kulit dengan orang tuanya lebih sedikit menangis. Kontak kulit ke kulit juga akan merangsang payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak. Mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum bayi dapat menyusui;. Ini akan tergantung pada seberapa prematur serta usia mereka, kondisi kesehatan dan seberapa kuat mereka. Ditambah lagi, beberapa bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar dibanding bayi lainnya. Yang penting adalah bersabar dan mencoba untuk tidak khawatir.

Pemberian Makanan Tambahan Jika mengalami sakit selama kehamilan atau mengalami kesulita mengeluarkan ASI, akan kesulitan dalam memproduksi ASI yang dibutuhkan bayi. Dalam kasus ini, bisa memberikan tambahan makanan kepada bayi dengan ASI yang didonasikan dari Ibu lain atau dengan formula khusus untuk bayi lahir berat rendah. Ini merupakan langkah jangka pendek, karena harus mampu menghasilkan ASI yang cukup untuk bayi segera.

Fortifikasi ASI ASI secara sempurna dirancang memenuhi kebutuhan nutrisi bayi lahir cukup bulan, bayi baru lahir. Namun demikian, terkadang beberapa bayi memiliki kebutuhan yang kompleks, terutama jika dia lahir sangat prematur. ASI mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayi kurang Dalam kasus ini, fortifikasi ASI dengan protein, vitamin dan mineral mungkin bisa ditambahkan ke dalam ASI peras . Kemudian ASI yang difortifikasi tersebut diberikan melalui pipa. Ini biasanya digunakan hanya sampai bayi cukup kuat untuk bisa menyusu langsung dari payudara . Dari Pemberian Makan lewat NGT ke Pemberian Makan lewat Botol Jika memungkinkan, melakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi selama pemberian makanan lewat pipa dan terus lanjutkan jika bayi diberi makanan lewat botol. Jika bayi membuka dan menutup mulut selama pemberian makan lewat pipa, ini merupakan t bahwa bayi sudah siap untuk menghisap. Setelah bayi cukup matang, bayi bisa diberikan dummy untuk latihan dan membantu mengembangkan refleks menghisap mereka

Pemberian Makan lewat Botol Di rumah sakit, bayi kurang bulan yang tidak disusui mungkin diberikan formula yang dirancang khusus untuk bayi berat lahir rendah dan bayi kurang bulan, biasanya disebut dengan formula LBW (Low Birth Weight) Formula tersebut mengandung lebih banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi kurang bulan untuk mencapai pertumbuhan yang cukup, termasuk protein, vitamin dan mineral, terutama kalsium dan pospor untuk membantu perkembangan tulang. Formula Low birthweight formulas biasanya diberikan melalui pipa sampai bayi cukup matang untuk mengkoordinaasikan proses menghisap, menelan dan bernafas untuk kemudian bayi bisa mulai menggunakan botol untuk pemberian makannya. Setelah bayi siap untuk dipulangkan dari rumah sakit, jika mereka belum menyusui mereka mungkin diresepkan post discharge formula Post discharge formulas digunakan untuk melanjutkan membantu bayi kurang bulan / berat lahir rendah mengejar pertumbuhannya, Formulan tersebut memberikan nutrisi peralihan dari formula LBW ke formula untuk bayi normal.

Menyapih Untuk bayi yang dilahirkan cukup bulan, pedoman pemerintah menganjurkan untuk mulai menyapih pada usia 6 bulan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk bayi yang lahir kurang bulan. Untuk bayi kurang bulan direkomendasikan untuk mulai menyapih mulai usia 5 dan 7 bulan, menggunakan usia kronologis (dari saat bayi dilahirkan)) tidak perlu segera menyapih bayi saat menginjak usia 5 bulan, tapi mulai lihat/ perhatikan t t jika bayi siap untuk disapih, untuk diberikan makanan padat, seperti : Bayi dengan mudah dibantu untuk posisi duduk Memperlihatkan ketertarikan jika orang lain makan Memasukan segalam macam ke dalam mulutnya. Terlihat kurang puas hanya dengan susu Lebih baik menunggu sampai dengan bayi siap untuk mulai di sapih, daripada terburu buru memulainya. Sistem pencernaan bayi kurang bulan belum cukup sempurna / matang untuk menerima makanan pada sebelum usia 5 bulan. Penting juga untuk tidak menunda menyapih bayi terlalu lama, pada sekitar usia 4 bulan bayi sudah bisa menggunakan mulutnya untuk mencoba makanan dan mainan, Mulai memberikan makanan padat, setelah kemampuan mengunyah muncuk akan membantu perkembangan otot mulut dan rahangnya. Pada sekitra usia 5 sampai 7 bulan bayi kurang bualn biasanya mulai mau mencoba rasa baru, tapi semakin bertambah usianya biasanya bayi mulai enggan untuk melakukannya. Untuk informasi lebih lanjut tentang kapan dan bagaimana untuk menyapih bayi prematur , konsultasikan pada dokter

c. KebersihanPerawatan kebersihan tubuh bayi prematur. Hati - hati dalam merawat, karena kulit bayi prematur sangat sensitif dan mudah terjadi ruam atau kemerahan pada sela sela tubuh, misal pada pantat, sela leher, sela kaki dan sebagainya. Bersihkan bayi prematurdengan kapas yang dibasahi baby oil hangat. Apabila memandikan dengan air pastikan bahwa air mandi memiliki kehangatan yang cukup sesuai dengan tubuh bayi. Jaga kuku tangan ibu atau pengasuh agar tetap pendek agar tidak menggores tubuh bayi. Jaga pula kebersihan tali pusat bayi setiap kali memandikan agar tidak infeksi.

d. Tanda -Tanda BahayaBeberapa hal yang perlu diketahui agar dapat mengenali t bahaya pada bayi premature:1. Malas MinumTidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Kondisi ini terjadi karena bayi mengalami gangguan yang tidak ringan atau infeksi berat.2. Gerak dan tangis lemah atau tidak adaKeadaan umum bayi paling mudah dikenali dari gerakan dan tangisnya. Bila gerakan melemah dan tangisan lemah atau tidak ada harus diaspdai kondisi bayi sedang dalam keadaan umum yang tidak baik. Kondisi tubuh lemah Bayi bergerak saat hanya dipegang, hal ini men i bayi sakit berat.3. DemamApabila suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius, bayi dipastikan mengalami demam. Kondisi ini dapat terjadi sebaliknya jika tubuhnya terasa dingin, dengan suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat Celsius.4. Merintih dan SesakSesak napas dan terus menerus merintih Ini men kan bayi mengalami sakit serius. Sesak napas dikenali dengan gerakan napas bayi yang cepat bila dihitung dalam semenit gerakan napas di dada lebih dari 60 kali permenit.5. Infeksi Tali PusatPusar kemerahan hingga ke dinding perut dan berbau tajam.Kebersihan tali pusat yang masih basah perlu dijaga. Tali pusat tidak perlu diberi alkohol, obat merah, atau antiseptik. Yang perlu dilakukan adalah membersihkannya dengan air matang dan sabun, keringkan dengan kain bersih dan dapat ditutup longgar dengan kain kasa steril atau dibiarkan terbuka. Jangan berikan bedak, abu gosok, atau lainnya karena hanya bisa membuatnya terinfeksi. Umumnya, tali pusat puput dalam 1-2 minggu. Jika tali pusat tidak puput juga, berbau, berlendir, atau berdarah, segera bawa ke dokter terdekat. Dalam keadaan seperti itu dapat diberi alkohol atau betadine sebelum di bawa ke dokter.

6. Infeksi mata. Mata bayi bernanah banyak Bila tidak segera diobati, bayi terancam kebutaan.7. Diare dan dehidrasiDiare yang disertai dengan gejala mata cekung dan kondisi tidak sadar Jika kulit perut bayi dicubit kembali dengan lambat, hal ini men kan dia mengalami kekurangan cairan dalam tahap kronis. Kadangkala menilai t kekurangan cairan opada bayi baru lahir tidak mudah. salah satu yang dapat dibnilai adalah penurunan berat badan dalam 1-7 hari pmenurun drastis kurang dari 10%.8. Kuning TinggiKulit bayi terlihat berwarna kuning (jaundice) Warna kuning ini terjadi akibat penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin. Kuning pada bayi akan berbahaya bila muncul kurang dari 24 jam setelah lahir, pada umur lebih dari 14 hari, dan kuning sampai ke telapak tangan atau kaki. Bayi, terutama yang lahir kurang bulan, kadang terlihat agak kuning pada beberapa hari setelah kelahiran. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kurangnya asupan susu, golongan darah anak dan ibu berbeda yang menyebabkan hemolisis, hingga infeksi. Jika bayi menderita kuning dalam 24 jam pertama kelahiran, harus segera dibawa ke rumah sakit. Jika kuning muncul pada hari ke-2 atau lebih, sebaiknya diperiksakan dahulu ke dokter. Beberapa keadaan kuning pada bayi dapat dilakukan terapi sinar dan yang lainnya dapat dilakukan rawat jalan. Namun, semuanya setelah melewati pemeriksaan dokter. erapi sinar dilakukan bervariasi lamanya, setiap harinya bayi akan dilakukan pemeriksaan bilirubin untuk mengetahui apakah kadar bilirubinnya sudah turun atau belum. Rata-rata bayi diberikan terapi sinar antara 2-5 hari.9. Hipotermia (suhu rendah)Bayi baru lahir terutama bayi dengan berat lahir rendah (< 2.500 gram) berisiko mengalami kedinginan karena luas permukaan bayi relatif lebih luas sehingga mengalami paparan yang lebih banyak. Hipotermia (kedinginan) adalah keadaan suhu tubuh bayi di bawah 36,5C. Untuk menghindari dan mengatasi masalah hipotermia dapat dilakukan dengan berbagai cara. akukan skin-to-skin-contact atau kontak kulit bayi ke kulit ibu. Tubuh ibu akan bertindak sebagai termoregulator dan menstabilkan suhu bayi. erhatikan suhu ruangan, jaga agar tetap hangat. erikan pakaian yang cukup hangat untuk bayi. Jika perlu, berikan selimut ekstra untuk si kecil saat malam hari untuk mencegah kedinginan. ada bayi berat lahir rendah dapat dilakukan perawatan metode kanguru. ika suhu tubuh bayi tetap dingin, segera bawa ke dokter.10. KejangKejang kadang adang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Namun, bila melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa terjadi berulang-ulang dan tidak berhenti saat bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan besar dia mengalami kejang. Gejalanya berulang-ulang dalam rupa menguap, mengunyah, mengisap, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda, mata mendelik, dan berkedip.

DAFTAR PUSTAKAAmerican Academy of Pediatrics. Active immunisation. Dalam: Peter g, Lepow ML, McCracken GH, Phillips CF., penyunting. Red Book 1994, Report Committee on Infectious Diseases. Edisi ke-23. Illinois: American Academy of Pediatrics 19Anonim. 20atur06. Informasi Pemberian Imunisasi untuk Bayi Prematur. http://www.ibudanbalita.net/1006/informasi-pemberian-imunisasi-untuk-bayi-prematur.html Diakses tanggal 23 Maret jam 09.47 WIB.Botham, S J. Isaacs D. Burgess M A. 1998. Communicable Diseases Intelligence: Immunisation of preterm infants. Volume 22, Issue number 10 1 October 1998. National Centre of Immunisation Research and Surveillance of Vaccine Preventable Diseases (NCIRS), Royal Alexandra Hospital for Children, Westmead, New South Wales. http://www.health.gov.au/internet/main/publishing.nsf/content/cda-pubs-cdi-1998-cdi2210-cdi2210e.htm Diakses tanggal 24 Maret 2013 jam 11.12 WIB.Guide to Contraindications to Vaccination developed by the National Immunization Program Centers for Disease Control and Prevention (U.S.), using information derived from the Standards for Pediatric Immunization Practices, recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), and those of the Committee on Infectious Diseases (Red Book Committee) of the American Academy of Pediatrics (AAP). 2003.Harahap, Juliandi. Evaluasi Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Usia1224 Bulan di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42, No. 1, Maret 2009.Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Neonatus: Rujukan Cepat. Jakarta: EGCIsmalita. 2003. Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Prematur vol 4. Medan: Sari PediatriNational Health and Medical Research Council. MMR. Dalam: Watson C, penyunting. The Australian Immunisation Handbook. Edisi ke-6. Canberra: NHMRC 1997. Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Surasmi, Handayani & Kusuma, jakarta 2002 EGCPengantar kuliah obstetri,manuaba,jakarta 2007 EGCRusmil, Kusnandi. 2012. Imunisasi pada anak dengan defisiensi imun dan keadaan khusus. Unpad : BandungSchwartz, M. William. 2004. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC.Surjono, Ahmad. 2005. Vade-Mecum Pediatri. Jakarta: EGCWong, Donna L, et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGChttps://www.wyethindonesia.com/know-how/ibu-baru/nutrisi-bayi/bayi-premature/informasihttp://childrengrowup.wordpress.com/2012/05/16/waspadai-dan-kenali-10-tanda-bahaya-bayi-baru-lahir/