BAB II.docx
-
Upload
riski-chairi -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
Transcript of BAB II.docx
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang berperan menerima
makanan dari luar dan mempersiapkan nya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan
proses pencernaan,mulai dari mulut sampai dengan anus.Setiap organ saluran
cerna memiliki tugas khusus dan saling mempengaruhi antara organ satu dengan
organ yang lain sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu organ akan
berdampak pula pada proses pencernaan itu sendiri maupun pada sistem lain.
Salah satu gangguan itu dapat berupa Diare.
Dampak penyakit diare bila dibiarkan berlarut-larut maka akan
menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi (kehilangan cairan),hipokalemia
(kekurangan kalium),hipokalsemia (kekurangan kalsium),dan lain-lain
(Suriadi,2001) yang kemudian berlanjut pada kematian.
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit
yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun
(balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal
yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada
orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang
mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya
atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang.
Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang
tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak. Pada saat sekarang
ini banyak orang yang memilih menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan
begitu juga untuk atasi diare. Tanaman herbal untuk diare dimanfaatkan karena
memang kekayaan alam di Indonesia yang sangat berlimpah. Adapun tanaman
herbal yang digunakan adalah Daun jambu biji (Psidium guajava L.) , Kunyit
(Curucma domestica val), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Buah
Delima (Punica Granatum), Sambiloto (Andrographis panculta),dan Gambir
(Uncaria gambir Roxb).
1
1.2 Batasan Masalah
Karena banyaknya tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat
diare maka penulis hanya membahas dan menuliskan beberapa tanaman yang
diyakini apat mengurangi gejala serta menyembuhkan penyakit diare.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang Pemanfaatan tanaman herbal untuk
mengatasi diare
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini :
- Memahami dan mengetahui tentang penyakit Diare
- Memahami dan mengetahui Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi
diare
1.4 Manfaat penulisan
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya karya tulis ilmiah ini institusi pendidikan berhasil
menjadikan mahasiswa lebih mandiri dan menambah wawasan pengetahuan para
mahasiswa.
1.4.2 Bagi pembaca
Dengan adanya karya tulis ilmiah ini,dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi
diare sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan tanaman berkhasiat yang ada
disekitarnya dengan tepat sebagai terapi yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit Diare.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diare
2.1.1 Definisi
Diare adalah perubahan pola defekasi (buang air besar) yakni pada bentuk
atau frekuensinya dimana bentuk feses (tinja) berubah menjadi lunak atau cair,
atau frekuensinya yang bertambah menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali dalam sehari.
2.1.2 Epidemiologi
Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang
lebih besar. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hamper sama dengan anak
perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Di Negara yang sedang berkembang, prevalensi yang
paling tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang
tercemar,kekurangan protein dan kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan
badan(McCormick MC,1982).
Untuk bayi, baik di Negara-negara maju, penurunan angka kejadian diare erat
kaitannya dengan pemberian ASI, yang sebagian disebabkan oleh kurangnya
pensemaran minum anak dan sebagian lagi leh karena factor pencegah imunologik
dari pada ASI(Learsen SA dan Homer DR,1978). Sejauh ini imunitas spesifik
usus merupakan peran dari limposit dalam Plaque peyeri yang membuat
immunoglobulin, tetapi anti body spesifik dengan kuman pathogen usus terdapat
di dalam kolostrum dari ASI ( Mata L dan Black RE,1982).
3
2.1.3 Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:
1.Faktor Pendidikan
Dari penelitian Cholis Bachroen dan Soemantri (1993) diketahui
pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita,
begitu pula hasil penelitian Sunoto dan Hatinah (1990).
2. Faktor Pekerjaan
Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan
pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh
orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan
penyakit
3.Faktor Umur Balita
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.
4.Faktor Lingkungan
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.
Dua faktor yang dominan, yaitu: sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua
faktor ini akan berinteraksi bersama dengan prilaku manbusia. Apabila faktor
lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan
prilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman,
maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare (Depkes RI, 2002).
5.Faktor Gizi
Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena
itu, pengobatan dengan makanan yang baik merupakan komponen utama
penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar
meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi
(Suharyono, 1989).
6.Faktor Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor-faktor
penyebab diare. Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari keluarga
besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai
penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan (Suharyono, 1991).
4
7.Faktor Makanan/minuman yang dikonsumsi
Kontrak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air
minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan
berkumur.Kontak kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain
apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk
memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur (Depkes RI, 1990).
Bakteri yang terdapat pada saluran cerna:
Bakteri : Etamuba coli, salmonella, sigella
Virus : Enterovirus, rota virus
Parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris) Jamur (Candida albikan).
8.Faktor terhadap Laktosa (Susu kaleng)
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan.
Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar dari pada
bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga
lebih besar. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan
pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam ASI mangandung
antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare
seperti Sigella dan V. Cholerae.
2.1.4 Klasifikasi Diare
Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu :
1. Diare akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat,
dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit
maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah
toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama,
kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.
Patogenesis
Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini
disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja
5
ditambah dengan ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan
yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke
orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang
terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual.
Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan
faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan
tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan
lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung,
imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab
yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak
sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi
cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk koloni-
koloni yang dapat menginduksi diare.
Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:
-Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus,
namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di
dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus
yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium.
-Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi,
dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan
darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E.
Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S.
choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare
lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E.
histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit,
dan zat makanan (G. Lambdia)
2. Diare kronik
Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang
berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang
6
dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua
minggu.
Etiologi
Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya
diketahui.
Patofisiologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses
dan umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses
mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi
pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses
yang terbentuk.
Diare kronik terdiri dari
-Diare osmotik
Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan
absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya
malabsorpsi lemak. Teses berbentuk steatore.
-Diare sekretorik
Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotik intralumen
dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit
ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Feses akan seperti air.
2.1.5 Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah:
-Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
-Rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
7
-Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
-Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Gambar 1. Patofisiologi Diare
2.1.6 Gejala dan Tanda Klinis
Gejala-gejala yang ditunjukkan penderita diare antara lain :
1. Anak cengeng
2. Suhu meningkat
3. Nafsu makan kurang
4. Buang air besar menjadi kehijauan, karena tercampur empedu.
5. Muntah
Bila keadaan semakin berat akan terjadi dehidrasi dengan gejala-gejala :
1) Rasa haus
2) Mulut kering
3) Mata cekung
8
4) Pada anak kelhiangan berat badan normal
5) Bibir kering
6) Nadi cepat dan lemah (Arif Mansjoer, 2000).
Tabel 1 . Derajat dehidrasi pada penderita diare
2.1.7 Diagnosa
Untuk membuat diagnosa sering dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain:
1. Anamnese :
Tanyakan Apa saja yang dimakan dan diminum sebelum terkena diare
dan Sudah berapa kali buang air besar dalam 24 jam terakhir.
2. Pemeriksaan fisik
a. Penimbangan BB
b. Pengukuran vital sign
c. BAB (warna dan konsistensi)
d. BAK (warna dan frekuensi)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan faeces untuk mencari kuman penyebab diare.
b. Pemeriksaan darah, darah perifer lengkap dan elektrolit terutama natrium,
kalium, fosfor dalam darah
9
2.1.8 Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan
-Cairan peroral
a. Formula lengkap, mengadung NaCl,NaHCO3,KCL dan Glukosa.
Formula ini disebut oralit.
b. Formula sederhana hanya mengandung NaCl, Sukrosa, garam dan
sebagainya. Berikan cairan yang lebih dari biasanya segera
setelah diare.
Formula lengkap dan sedehana ini diberikan pada pasien diare
tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan dan berat.
-Cairan parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara
parental.jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan
yang akan diberikan tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan
umur dan berat badan.
2. Pengobatan Deuretik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB <7
Kg, jenis makanan :
-Susu (ASI atau formula yang mengandung lactose rendah).
-Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (Nasi
tim) untuk anak di atas 1 tahun dengan BB lebih dari 7 kg jenis
makanan.
-Makanan padat atau makanan cair/susu dengan kebiasaan makan di
rumah.
3. Obat-obatan
Prinsip-prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang
hilang melalui tinja atau muntah. Dengan cairan yang mengandung
10
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat (gula, air tajin, dan tepung
beras).
-Obat anti sekresi
1. Acetosal, dosis : 25 mg/tahun dengan dosis maksimum 30 mg.
2. Klorpromazin, dosis : 0,5 – 1 mg/kg/BB/hari
- Antibiotika
Pada umumnya tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas
2.2 Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi diare.
2.2.1 Daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) berbau aromatik dan rasanya sepat.
Daunnya merupakan daun tunggal yang berwarna hijau keabuan, helai-helai daun
berbentuk jorong sampai bulat memanjang, ujung daunnya meruncing sedangkan
pangkal daunnya juga meruncing tetapi ada pula yang membulat, daun berukuran
panjang antara 6cm sampai 15cm dan lebar antara 3cm sampai 7,5cm sedangkan
tangkainya kurang lebih 1cm. Daun berambut penutup pendek, tampak berbintik-
bintik yang sesungguhnya merupakan rongga-rongga lisigen, warnanya gelap
namun bila dalam keadaan terendam air menjadi tembus cahaya
Menurut pendapat Ris munandar (1989) daun, kulit batang, akar dan buah
muda pada daun jambu biji mengandung zat tanin sedangkan khusus daun jambu
biji mengandung minyak atsiri, eugenol dan damar disamping zat-zat mineral lain
yang banyak terdapat didalam buah.
Daun jambu biji mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun
dan menggumpalkan protein. Dalam penelitian terhadap daun kering jambu biji
yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus
serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai
astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).
11
Bagian daun (folium) mempunyai sifat khas manis, kelat dan menetralkan
juga mempunyai kandungan kimia zat samak, minyak atsiri, tri terpenoid, leuko
sianidin, kuersetin, asam arjunolat resin, dan minyak lemak
Sedangkan menurut (Duke, 2004) tanaman jambu biji (Psidium guajava
L.) khususnya bagian daun mengandung berbagai zat aktif diantaranya adalah
amritoside, aromadendren, avicularin, beta-sitosterol, calcium-oxalat,
caryopphyllen-oxide, catechol-tannins, crataegolic acid, EO, guajiverin,
guaijaverin, guavin-a,b,c,d, guajivolic-acid, nerolidiol, oleanolic-acid, psidiolic-
acid, quercetin, sugar, ursolic-acid, xantophyll, gallo catechin,ellagic-acid, fat,
genticid-acid, hyperocid, leucocyanidine, hyperocide, aslinic-acid.
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung berbagai senyawa
kimia aktif diantaranya saponin, flavonoid, tri terpenoid, minyak atsiri (Menurut
Ma’at & Albana), tanin, beta sitosterol dan senyawa-senyawa lainnya (Duke,
2004).
Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik
untuk kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang
telah dilakukan ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak
bermanfaat bagi tubuh kita. Diantaranya, anti inflamasi, anti mutagenik, anti
mikroba dan analgesik. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun
jambu biji seperti, polifenol, karoten, flavonoid dan tannin. Dengan begitu
banyaknya kandungan yang terdapat dalam daun jambu biji tersebut, diperkirakan
memiliki anti oksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati berbagai penyakit.
Cara penggunaan : Daun Jambu biji segar seberat 30g ditambah segenggam
tepung beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali sehari. Cara lainnya
kunyah 3 lembar daun jambu biji muda yang segar dengan sedikit garam lalu
ditelan, lakukan 2 kali sehari
12
Gambar 2. Daun jambu biji (Psidium guajava L.)
2.2.2. Kunyit (Curucma domestica val)
Kunyit sendiri berasal dari asia tenggara dan menyebar hingga Indonesia.
Kunyit memang sejak dulu terkenal sebagai obat obatan herbal.Kandungan zat-zat
kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah sebagai berikut :
a. zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4%
yang terdiri dari Curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin.
b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana
turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,
atlanton, bisabolen,seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.
c.Arabinosa,fruktosa,glukosa,pati,tanin dan dammar
d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng,
kobalt, aluminium dan bismuth
Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang Pada
rimpang kunyit terdapat zat antidiare yaitu dihidroksidicinnamoil-metana dan
parehidrokcinnamoil-metana Menurut Supriadi, kurkumin juga berkhasiat
mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu
dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri
pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga
mampu mengobati diare.
13
Cara penggunaan : Iris tipis 10 gram rimpang kunyit, rebus dengan 200 ml air
sampai tersisa 70 ml. Tambahkan satu sendok teh air kapur sirih, aduk sampai
rata. Setelah dingin saring air rebusan, minum sehari 3 kali sampai sembuh.
Gambar 3. Kunyit (Curucma domestica val)
2.2.3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Temulawak digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada perut akibat
diare atau penyakit disentri. Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang
termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman
obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak
tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh
sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun
yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya
panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup
membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan
ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12
bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh
di pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter
panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas
Kandungan terpenting temulawak adalah curcuminoid dan minyak atsiri
(xanthorrhizol, germacon dll). Curcuminoid berfungsi sebagai antibakteria, anti
tumor/kanker, antiradang, antioksidan, hepatoprotektor, dan hipokolesterolemik
(menurunkan kadar kolesterol). Cara kerjanya dengan memperlancar sekresi
14
cairan empedu dan pancreas, sehingga aktivitas pencernaan meningkat Sedangkan
minyak atsiri berfungsi sebagai analgetik (penghilang rasa sakit) dan anti piretik
(penurun demam).
Cara menggunakannya yaitu akar temulawak direbus, disaring dan dimbil airnya
lalu dicampur dengan gula atau madu asli.
Gambar 4. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
2.2.4.Buah Delima (Punica Granatum)
Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung
dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri
amuba. Senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tannin,
tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang
delima, yaitu pelletierine dan pseudopelletierine. Tanin adalah salah satu
komponen astrigen yang mampu mengikat dan mengendapkan protein sehingga
bisa diaplikasikan dalam pengobatan diare dengan cara menyusutkan selaput
lendir usus sehingga cairan diare berkurang.
Cara penggunaan : 2 buah delima dibuang kulitnya ,panggang sampai kering lalu
tumbuk sampai halus. Gunakan 1 sendok makan bubuk yang diseduh dengan air
panas untuk sekali minum. Minum 3 kali sehari.
15
Gambar 5. Buah Delima (Punica Granatum)
2.2.5.Sambiloto (Andrographis panculta)
Tinggi tanaman sambiloto ± 50 cm. Batang berkayu, warna hijau. Daun
tunggal, bulat telur, bersilang berhadapan, pangkal dan ujung runcing, tepi rata,
warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun dan ujung batang,
warna ungu.Buah kotak,bulat panjang, ujung runcing, tengah beralur, buah muda
berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.
Seluruh bagian tanaman Sambiloto terutama daun atau herba ( seluruh
bagian tanaman yang tumbuh diatas tanah) bisa dimanfaatkan, khususnya daun
mengandung zat andrographolid. Zat inilah yang menyebabkan atau menimbulkan
rasa pahit pada daun sambiloto
Ekstrak Sambiloto mempunyai aktivitas antidiare, yaitu menghambat respon usus
terhadap enterotoksin dari bakteri Escherichia coli penyebab gejala diare pada
percobaan dengan ileum.
Andrographolida dan Neoandrographolida memiliki potensi kuat menghambat
pengeluaran enterotoksin E. coli penyebab diare in vivo. Andrographolida sama
efektifnya dengan loperamid dalam melawan enterotoksin termolabil dan lebih
efektif daripada loperamid jika diuji melawan enterotoksin termostabil.
16
Sedangkan Neoandrographolida sama efektif dengan loperamid terhadap
enterotoksin termolabil dan sedikit kurang efektif dibanding loperamid dalam
melawan enterotoksin termostabil.
Cara penggunaan : Sediakan daun sambiloto sebanyak 9 hingga 10 g kemudian
rebus dengan 3 gelas air dan biarkan hingga air menjadi 1 gelas. Kemudian saring
dan minumlah.
Gambar 6. Sambiloto (Andrographis panculta)
2.2.6.Gambir (Uncaria gambir Roxb)
Sebuah penelitian pada 1989 yang dilakukan oleh Zulfadli dari Tim
Fakultas Farmasi, FMIPA UNAND juga menyebutkan bahwa uji mikrobiologi
ekstrak daun dan ranting gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara
in vitro, ternyata menunjukkan bahwa ekstrak daun dan ranting gambir dapat
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare.
Gambir mengandung Zat Catechin dan asam catechutanant yang bermanfaat
untuk mengecilkan pori-pori dan selaput lendir usus.
Cara penggunaan : Siapkan gambir satu potong,kunyit satu potong dan
segenggam herba patikan cina segar.Campurkan bahan-bahan ke dalam air
sebanyak 110 ml.Panaskan hingga mendidih.Setelah matang, minum dengan dosis
satu kali sehari 100 ml. Diulang selama 3 hari.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah Study Kepustakaan .Kajian pustaka
dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku.
Tanaman Herbal Untuk Mengatasi Diare:
1. Daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Cara penggunaan : Daun Jambu biji segar seberat 30g ditambah
segenggam tepung beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali
sehari. Cara lainnya kunyah 3 lembar daun jambu biji muda yang segar
dengan sedikit garam lalu ditelan, lakukan 2 kali sehari.
2. Kunyit (Curucma domestica val)
Cara penggunaan : Iris tipis 10 gram rimpang kunyit, rebus dengan 200 ml
air sampai tersisa 70 ml. Tambahkan satu sendok teh air kapur sirih, aduk
sampai rata. Setelah dingin saring air rebusan, minum sehari 3 kali sampai
sembuh.
3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Cara menggunakannya yaitu akar temulawak direbus, disaring dan dimbil
airnya lalu dicampur dengan gula atau madu asli.
4. Buah Delima (Punica Granatum)
Cara penggunaan : 2 buah delima dibuang kulitnya ,panggang sampai
kering lalu tumbuk sampai halus. Gunakan 1 sendok makan bubuk yang
diseduh dengan air panas untuk sekali minum. Minum 3 kali sehari.
5. Sambiloto (Andrographis panculta)
Cara penggunaan : Sediakan daun sambiloto sebanyak 9 hingga 10 g
kemudian rebus dengan 3 gelas air dan biarkan hingga air menjadi 1 gelas.
Kemudian saring dan minumlah.
6. Gambir (Uncaria gambir Roxb)
Cara penggunaan : Siapkan gambir satu potong,kunyit satu potong dan
segenggam herba patikan cina segar.Campurkan bahan-bahan ke dalam air
sebanyak 110 ml.Panaskan hingga mendidih.Setelah matang, minum
dengan dosis satu kali sehari 100 ml. Diulang selama 3 hari
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Ternyata berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli,
maka tenaman herbal seperti Daun jambu biji (Psidium guajava L.) , Kunyit
(Curucma domestica val), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Buah
Delima (Punica Granatum), Sambiloto (Andrographis panculta),dan Gambir
(Uncaria gambir Roxb) dapat berkhasiat untuk mengobat penyakit diare dengan
cara mempengaruhi kerja usus,semua tanaman herbal tersebut diolah menjadi
sediian cair sehingga cara mengkonsumsinya dengan cara diminum.
Gambar 8 : Tanaman herbal yang dimanfaatkan untuk pengobatan Diare
20
BAB V
DISKUSI /PEMBAHASAN
1.Daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Daun jambu biji mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun
dan menggumpalkan protein. Dalam penelitian terhadap daun kering jambu biji
yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus
serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai
astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).
2.Kunyit (Curucma domestica val)
Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang Pada
rimpang kunyit terdapat zat antidiare yaitu dihidroksidicinnamoil-metana dan
parehidrokcinnamoil-metana Menurut Supriadi, kurkumin juga berkhasiat
mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu
dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri
pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga
mampu mengobati diare.
3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Kandungan terpenting temulawak adalah curcuminoid dan minyak atsiri
(xanthorrhizol, germacon dll). Curcuminoid berfungsi sebagai antibakteria, anti
tumor/kanker, antiradang, antioksidan, hepatoprotektor, dan hipokolesterolemik
(menurunkan kadar kolesterol). Cara kerjanya dengan memperlancar sekresi
cairan empedu dan pancreas, sehingga aktivitas pencernaan meningkat
4.Buah Delima (Punica Granatum)
Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung
dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri
amuba. Tanin adalah salah satu komponen astrigen yang mampu mengikat dan
21
mengendapkan protein sehingga bisa diaplikasikan dalam pengobatan diare
dengan cara menyusutkan selaput lendir usus sehingga cairan diare berkurang.
5.Sambiloto (Andrographis panculta)
Ekstrak Sambiloto mempunyai aktivitas antidiare, yaitu menghambat
respon usus terhadap enterotoksin dari bakteri Escherichia coli penyebab gejala
diare pada percobaan dengan ileum
6.Gambir (Uncaria gambir Roxb)
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa uji mikrobiologi ekstrak daun dan
ranting gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara in vitro, ternyata
menunjukkan bahwa ekstrak daun dan ranting gambir dapat menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab diare karena mengandung Zat Catechin dan asam
catechutanant yang bermanfaat untuk mengecilkan pori-pori dan selaput lendir
usus.
22
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Diare adalah perubahan pola defekasi (buang air besar) yakni pada bentuk
atau frekuensinya dimana bentuk feses (tinja) berubah menjadi lunak atau cair,
atau frekuensinya yang bertambah menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.Yang
dapat disebabkan karena bakteri,virus ,parasit dan faktor faktor lainnya sehingga
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Gejalanya dapat berupa
peningkatan frekuensi buang air besar,anak menjadi cengeng,nafsu makan
berkurang hingga menimbulkan dehidrasi. Oleh karena itu penangan harus cepat
dilakukan . penangan dirumah dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman
yang ada disekitar rumah seperti Daun jambu biji (Psidium guajava L.) , Kunyit
(Curucma domestica val), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Buah
Delima (Punica Granatum), Sambiloto (Andrographis panculta),dan Gambir
(Uncaria gambir Roxb).
6.2 Saran
Penggunaan tanaman herbal sebagai pilihan pengobatan dapat mulai
dikembangkan ,hal ini karena tanaman ini banyak memberikan manfaat dari zat
zat alami yang terkandung didalamnya. Sementara itu kita juga dapat mengurangi
efek samping dari obat obat yang dikonsumsi.Penggunaan tanaman herbal juga
memberikan keuntungan bagi pemakainya yaitu menghemat biaya yang
dikeluarkan dan juga tanaman ini mudah didapatkan.
23
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas.
Depkes RI.
2. Juffrie, Mohammad. Dkk. (2010). Gastroenterologi-hepatologi Jilid I.
Jakarta: IDAI.
3. Mansjoer,Arif, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta:
Medica Aesculpalus FKUI.
4. Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC
5. Simadibrata, M, Setiati S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
IV. Pusat Penerbitan Departemen.
6. Soegijanto S. 2006. Ilmu Penyakit Anak “Diagnosa dan
Penatalaksanaan”. Surabaya: Airlangga University Press.
7. http://umatussdw.blogspot.com/2012/12/makalah-manfaat-daun-jambu-
biji-untuk.html
8. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=345
9. http://permathic.blogspot.com/2013/07/manfaat-dan-khasiat-kunyit-
untuk.html
10. http://www.bundakonicare.com/post/from-nature-for-health/temulawak
11. http://khasiatdaunalami.blogspot.com/2012/12/khasiat-dan-manfaat-buah-
delima.html
24