BAB II.docx

34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang berperan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan nya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan,mulai dari mulut sampai dengan anus.Setiap organ saluran cerna memiliki tugas khusus dan saling mempengaruhi antara organ satu dengan organ yang lain sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu organ akan berdampak pula pada proses pencernaan itu sendiri maupun pada sistem lain. Salah satu gangguan itu dapat berupa Diare. Dampak penyakit diare bila dibiarkan berlarut- larut maka akan menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi (kehilangan cairan),hipokalemia (kekurangan kalium),hipokalsemia (kekurangan kalsium),dan lain-lain (Suriadi,2001) yang kemudian berlanjut pada kematian. Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh 1

Transcript of BAB II.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang berperan menerima

makanan dari luar dan mempersiapkan nya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan

proses pencernaan,mulai dari mulut sampai dengan anus.Setiap organ saluran

cerna memiliki tugas khusus dan saling mempengaruhi antara organ satu dengan

organ yang lain sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu organ akan

berdampak pula pada proses pencernaan itu sendiri maupun pada sistem lain.

Salah satu gangguan itu dapat berupa Diare.

Dampak penyakit diare bila dibiarkan berlarut-larut maka akan

menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi (kehilangan cairan),hipokalemia

(kekurangan kalium),hipokalsemia (kekurangan kalsium),dan lain-lain

(Suriadi,2001) yang kemudian berlanjut pada kematian.

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang

masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit

yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun

(balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal

yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada

orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang

mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya

atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang.

Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang

tua.  sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak. Pada saat sekarang

ini banyak orang yang memilih menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan

begitu juga untuk atasi diare. Tanaman herbal untuk diare dimanfaatkan karena

memang kekayaan alam di Indonesia yang sangat berlimpah. Adapun tanaman

herbal yang digunakan adalah Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  , Kunyit

(Curucma domestica val), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Buah

Delima (Punica Granatum), Sambiloto (Andrographis panculta),dan Gambir

(Uncaria gambir Roxb).

1

1.2 Batasan Masalah

Karena banyaknya tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat

diare maka penulis hanya membahas dan menuliskan beberapa tanaman yang

diyakini apat mengurangi gejala serta menyembuhkan penyakit diare.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami tentang Pemanfaatan tanaman herbal untuk

mengatasi diare

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam makalah ini :

- Memahami dan mengetahui tentang penyakit Diare

- Memahami dan mengetahui Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi

diare

1.4 Manfaat penulisan

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini institusi pendidikan berhasil

menjadikan mahasiswa lebih mandiri dan menambah wawasan pengetahuan para

mahasiswa.

1.4.2 Bagi pembaca

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini,dapat menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan mahasiswa tentang Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi

diare sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan tanaman berkhasiat yang ada

disekitarnya dengan tepat sebagai terapi yang dapat digunakan untuk

menyembuhkan penyakit Diare.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Diare

2.1.1  Definisi

Diare adalah perubahan pola defekasi (buang air besar) yakni pada bentuk

atau frekuensinya dimana bentuk feses (tinja) berubah menjadi lunak atau cair,

atau frekuensinya yang bertambah menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih

dari tiga kali dalam sehari.

2.1.2  Epidemiologi

            Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang

lebih besar. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hamper sama dengan anak

perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan

minuman yang tercemar. Di Negara yang sedang berkembang, prevalensi yang

paling tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang

tercemar,kekurangan protein dan kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan

badan(McCormick MC,1982).

Untuk bayi, baik di Negara-negara maju, penurunan angka kejadian diare erat

kaitannya dengan pemberian ASI, yang sebagian disebabkan oleh kurangnya

pensemaran minum anak dan sebagian lagi leh karena factor pencegah imunologik

dari pada ASI(Learsen SA dan Homer DR,1978). Sejauh ini imunitas spesifik

usus merupakan peran dari limposit dalam Plaque peyeri yang membuat

immunoglobulin, tetapi anti body spesifik dengan kuman pathogen usus terdapat

di dalam kolostrum dari ASI ( Mata L dan Black RE,1982).

3

2.1.3  Etiologi

Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:

1.Faktor Pendidikan

Dari penelitian Cholis Bachroen dan Soemantri (1993) diketahui

pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita,

begitu pula hasil penelitian Sunoto dan Hatinah (1990).

2. Faktor Pekerjaan

Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan

pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh

orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan

penyakit

3.Faktor Umur Balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.

4.Faktor Lingkungan

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.

Dua faktor yang dominan, yaitu: sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua

faktor ini akan berinteraksi bersama dengan prilaku manbusia. Apabila faktor

lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan

prilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman,

maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare (Depkes RI, 2002).

5.Faktor Gizi

Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena

itu, pengobatan dengan makanan yang baik merupakan komponen utama

penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar

meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi

(Suharyono, 1989).

6.Faktor Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor-faktor

penyebab diare. Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari keluarga

besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai

penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan (Suharyono, 1991).

4

7.Faktor Makanan/minuman yang dikonsumsi

Kontrak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air

minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan

berkumur.Kontak kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain

apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk

memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur (Depkes RI, 1990).

Bakteri yang terdapat pada saluran cerna:

Bakteri : Etamuba coli, salmonella, sigella

Virus : Enterovirus, rota virus

Parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris) Jamur (Candida albikan).

8.Faktor terhadap Laktosa (Susu kaleng)

Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan.

Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar dari pada

bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga

lebih besar. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan

pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam ASI mangandung

antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare

seperti Sigella dan V. Cholerae.

2.1.4  Klasifikasi Diare

Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu :

1. Diare akut

Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat,

dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.

Etiologi

Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit

maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah

toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama,

kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.

Patogenesis

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini

disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja

5

ditambah dengan ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan

yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke

orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang

terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual.

Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan

faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan

tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan

lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung,

imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab

yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak

sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi

cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk koloni-

koloni yang dapat menginduksi diare.

Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:

-Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)

Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus,

namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di

dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus

yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium.

-Bakteri enteroinvasif

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi,

dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan

darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E.

Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S.

choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare

lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E.

histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit,

dan zat makanan (G. Lambdia)

2. Diare kronik

Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang

berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang

6

dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua

minggu.

Etiologi

Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya

diketahui.

Patofisiologi

Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses

dan umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses

mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi

pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses

yang terbentuk.

Diare kronik terdiri dari

-Diare osmotik

Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan

absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya

malabsorpsi lemak. Teses berbentuk steatore.

-Diare sekretorik

Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotik intralumen

dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit

ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Feses akan seperti air.

2.1.5  Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah:

-Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap

akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

-Rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare

timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

7

-Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare

sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul

berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

-Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke

dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme

tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin

tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Gambar 1. Patofisiologi Diare

2.1.6 Gejala dan Tanda Klinis

Gejala-gejala yang ditunjukkan penderita diare antara lain :

1. Anak cengeng

2. Suhu meningkat

3. Nafsu makan kurang

4. Buang air besar menjadi kehijauan, karena tercampur empedu.

5. Muntah

Bila keadaan semakin berat akan terjadi dehidrasi dengan gejala-gejala :

1) Rasa haus

2) Mulut kering

3) Mata cekung

8

4) Pada anak kelhiangan berat badan normal

5) Bibir kering

6) Nadi cepat dan lemah (Arif Mansjoer, 2000).

Tabel 1 . Derajat dehidrasi pada penderita diare

2.1.7 Diagnosa

Untuk membuat diagnosa sering dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain:

1. Anamnese :

Tanyakan Apa saja yang dimakan dan diminum sebelum terkena diare

dan Sudah berapa kali buang air besar dalam 24 jam terakhir.

2. Pemeriksaan fisik

a. Penimbangan BB

b. Pengukuran vital sign

c. BAB (warna dan konsistensi)

d. BAK (warna dan frekuensi)

3. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan faeces untuk mencari kuman penyebab diare.

b. Pemeriksaan darah, darah perifer lengkap dan elektrolit terutama natrium,

kalium, fosfor dalam darah

9

2.1.8 Penatalaksanaan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan

-Cairan peroral

a. Formula lengkap, mengadung NaCl,NaHCO3,KCL dan Glukosa.

Formula ini disebut oralit.

b. Formula sederhana hanya mengandung NaCl, Sukrosa, garam dan

sebagainya. Berikan cairan yang lebih dari biasanya segera

setelah diare.

Formula lengkap dan sedehana ini diberikan pada pasien diare

tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan dan berat.

-Cairan parental

Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara

parental.jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan

yang akan diberikan tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan

umur dan berat badan.

2. Pengobatan Deuretik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB <7

Kg, jenis makanan :

-Susu (ASI atau formula yang mengandung lactose rendah).

-Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (Nasi

tim) untuk anak di atas 1 tahun dengan BB lebih dari 7 kg jenis

makanan.

-Makanan padat atau makanan cair/susu dengan kebiasaan makan di

rumah.

3. Obat-obatan

Prinsip-prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang

hilang melalui tinja atau muntah. Dengan cairan yang mengandung

10

elektrolit dan glukosa atau karbohidrat (gula, air tajin, dan tepung

beras).

-Obat anti sekresi

1. Acetosal, dosis : 25 mg/tahun dengan dosis maksimum 30 mg.

2. Klorpromazin, dosis : 0,5 – 1 mg/kg/BB/hari

- Antibiotika

Pada umumnya tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas

2.2 Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi diare.

2.2.1 Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  

Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  berbau aromatik dan rasanya sepat.

Daunnya merupakan daun tunggal yang  berwarna hijau keabuan, helai-helai daun

berbentuk jorong sampai bulat memanjang, ujung daunnya meruncing sedangkan

pangkal daunnya juga meruncing tetapi ada pula yang membulat, daun berukuran

panjang  antara 6cm sampai 15cm dan lebar antara 3cm sampai 7,5cm sedangkan

tangkainya kurang lebih 1cm. Daun berambut penutup pendek, tampak berbintik-

bintik yang sesungguhnya merupakan rongga-rongga lisigen, warnanya gelap

namun bila dalam keadaan terendam air menjadi tembus cahaya

Menurut pendapat Ris munandar (1989) daun, kulit batang, akar dan buah

muda pada daun jambu biji mengandung zat tanin sedangkan khusus daun jambu

biji mengandung minyak atsiri, eugenol dan damar disamping zat-zat mineral lain

yang banyak terdapat didalam buah.

Daun jambu biji mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri,

alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun

dan menggumpalkan protein. Dalam penelitian terhadap daun kering jambu biji

yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus

serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai

astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).

11

Bagian daun (folium) mempunyai sifat khas manis, kelat dan menetralkan

juga mempunyai kandungan kimia zat samak, minyak atsiri, tri terpenoid, leuko

sianidin, kuersetin, asam arjunolat resin, dan minyak lemak

Sedangkan menurut (Duke, 2004) tanaman jambu biji (Psidium guajava

L.)  khususnya bagian daun mengandung berbagai zat aktif diantaranya adalah

amritoside, aromadendren, avicularin, beta-sitosterol, calcium-oxalat,

caryopphyllen-oxide, catechol-tannins, crataegolic acid, EO, guajiverin, 

guaijaverin, guavin-a,b,c,d, guajivolic-acid, nerolidiol, oleanolic-acid, psidiolic-

acid, quercetin, sugar, ursolic-acid, xantophyll, gallo catechin,ellagic-acid, fat,

genticid-acid,  hyperocid, leucocyanidine, hyperocide, aslinic-acid.

Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung berbagai senyawa

kimia  aktif diantaranya saponin, flavonoid, tri terpenoid, minyak atsiri (Menurut

Ma’at & Albana), tanin, beta sitosterol dan senyawa-senyawa lainnya (Duke,

2004).

Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik

untuk kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang

telah dilakukan ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak

bermanfaat bagi tubuh kita. Diantaranya, anti inflamasi, anti mutagenik, anti

mikroba dan analgesik. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun

jambu biji seperti, polifenol, karoten, flavonoid dan tannin. Dengan begitu

banyaknya kandungan yang terdapat dalam daun jambu biji tersebut, diperkirakan

memiliki anti oksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati berbagai penyakit.

Cara penggunaan : Daun Jambu biji segar seberat 30g ditambah segenggam

tepung beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali sehari. Cara lainnya

kunyah 3 lembar daun jambu biji muda yang segar dengan sedikit garam lalu

ditelan, lakukan 2 kali sehari

12

Gambar 2. Daun jambu biji (Psidium guajava L.)

2.2.2. Kunyit (Curucma domestica val)

Kunyit sendiri berasal dari asia tenggara dan menyebar hingga Indonesia.

Kunyit memang sejak dulu terkenal sebagai obat obatan herbal.Kandungan zat-zat

kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah sebagai berikut :

a. zat warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4%

yang terdiri dari Curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin.

b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana

turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,

atlanton, bisabolen,seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.

c.Arabinosa,fruktosa,glukosa,pati,tanin dan dammar

d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng,

kobalt, aluminium dan bismuth 

Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang Pada

rimpang kunyit terdapat zat antidiare yaitu dihidroksidicinnamoil-metana dan

parehidrokcinnamoil-metana Menurut Supriadi, kurkumin juga berkhasiat

mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu

dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri

pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga

mampu mengobati diare.

13

Cara penggunaan : Iris tipis 10 gram rimpang kunyit, rebus dengan 200 ml air

sampai tersisa 70 ml. Tambahkan satu sendok teh air kapur sirih, aduk sampai

rata. Setelah dingin saring air rebusan, minum sehari 3 kali sampai sembuh.

Gambar 3. Kunyit (Curucma domestica val)

2.2.3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Temulawak digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada perut akibat

diare atau penyakit disentri. Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang

termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman

obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak

tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh

sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun

yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya

panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup

membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan

ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12

bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh

di pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter

panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas

Kandungan terpenting temulawak adalah curcuminoid dan minyak atsiri

(xanthorrhizol, germacon dll). Curcuminoid berfungsi sebagai antibakteria, anti

tumor/kanker, antiradang, antioksidan, hepatoprotektor, dan hipokolesterolemik

(menurunkan kadar kolesterol). Cara kerjanya dengan memperlancar sekresi

14

cairan empedu dan pancreas, sehingga aktivitas pencernaan meningkat Sedangkan

minyak atsiri berfungsi sebagai analgetik (penghilang rasa sakit) dan anti piretik

(penurun demam).

Cara menggunakannya yaitu akar temulawak direbus, disaring dan dimbil airnya

lalu dicampur dengan gula atau madu asli.

Gambar 4. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

2.2.4.Buah Delima (Punica Granatum)

Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung

dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri

amuba. Senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tannin,

tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang

delima, yaitu pelletierine dan pseudopelletierine. Tanin adalah salah satu

komponen astrigen yang mampu mengikat dan mengendapkan protein sehingga

bisa diaplikasikan dalam pengobatan diare dengan cara menyusutkan selaput

lendir usus sehingga cairan diare berkurang.

Cara penggunaan : 2 buah delima dibuang kulitnya ,panggang sampai kering lalu

tumbuk sampai halus. Gunakan 1 sendok makan bubuk yang diseduh dengan air

panas untuk sekali minum. Minum 3 kali sehari.

15

Gambar 5. Buah Delima (Punica Granatum)

2.2.5.Sambiloto (Andrographis panculta)

Tinggi tanaman sambiloto ± 50 cm. Batang berkayu, warna hijau. Daun

tunggal, bulat telur, bersilang berhadapan, pangkal dan ujung runcing, tepi rata,

warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun dan ujung batang,

warna ungu.Buah kotak,bulat panjang, ujung runcing, tengah beralur, buah muda

berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.

Seluruh bagian tanaman Sambiloto terutama daun atau herba ( seluruh

bagian tanaman yang tumbuh diatas tanah) bisa dimanfaatkan, khususnya daun

mengandung zat andrographolid. Zat inilah yang menyebabkan atau menimbulkan

rasa pahit pada daun sambiloto

Ekstrak Sambiloto mempunyai aktivitas antidiare, yaitu menghambat respon usus

terhadap enterotoksin dari bakteri Escherichia coli penyebab gejala diare pada

percobaan dengan ileum.

Andrographolida dan Neoandrographolida memiliki potensi kuat menghambat

pengeluaran enterotoksin E. coli penyebab diare in vivo. Andrographolida sama

efektifnya dengan loperamid dalam melawan enterotoksin termolabil dan lebih

efektif daripada loperamid jika diuji melawan enterotoksin termostabil.

16

Sedangkan Neoandrographolida sama efektif dengan loperamid terhadap

enterotoksin termolabil dan sedikit kurang efektif dibanding loperamid dalam

melawan enterotoksin termostabil.

Cara penggunaan : Sediakan daun sambiloto sebanyak 9 hingga 10 g kemudian

rebus dengan 3 gelas air dan biarkan hingga air menjadi 1 gelas. Kemudian saring

dan minumlah.

Gambar 6. Sambiloto (Andrographis panculta)

2.2.6.Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Sebuah penelitian pada 1989 yang dilakukan oleh Zulfadli dari Tim

Fakultas Farmasi, FMIPA UNAND juga menyebutkan bahwa uji mikrobiologi

ekstrak daun dan ranting gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara

in vitro, ternyata menunjukkan bahwa ekstrak daun dan ranting gambir dapat

menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare.

Gambir mengandung Zat Catechin dan asam catechutanant yang bermanfaat

untuk mengecilkan pori-pori dan selaput lendir usus.

Cara penggunaan : Siapkan gambir satu potong,kunyit satu potong dan

segenggam herba patikan cina segar.Campurkan bahan-bahan ke dalam air

sebanyak 110 ml.Panaskan hingga mendidih.Setelah matang, minum dengan dosis

satu kali sehari 100 ml. Diulang selama 3 hari.

17

Gambar 7.Gambir (Uncaria gambir Roxb)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah Study Kepustakaan .Kajian pustaka

dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku.

Tanaman Herbal Untuk Mengatasi Diare:

1. Daun jambu biji (Psidium guajava L.)

Cara penggunaan : Daun Jambu biji segar seberat 30g ditambah

segenggam tepung beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2 kali

sehari. Cara lainnya kunyah 3 lembar daun jambu biji muda yang segar

dengan sedikit garam lalu ditelan, lakukan 2 kali sehari.

2. Kunyit (Curucma domestica val)

Cara penggunaan : Iris tipis 10 gram rimpang kunyit, rebus dengan 200 ml

air sampai tersisa 70 ml. Tambahkan satu sendok teh air kapur sirih, aduk

sampai rata. Setelah dingin saring air rebusan, minum sehari 3 kali sampai

sembuh.

3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Cara menggunakannya yaitu akar temulawak direbus, disaring dan dimbil

airnya lalu dicampur dengan gula atau madu asli.

4. Buah Delima (Punica Granatum)

Cara penggunaan : 2 buah delima dibuang kulitnya ,panggang sampai

kering lalu tumbuk sampai halus. Gunakan 1 sendok makan bubuk yang

diseduh dengan air panas untuk sekali minum. Minum 3 kali sehari.

5. Sambiloto (Andrographis panculta)

Cara penggunaan : Sediakan daun sambiloto sebanyak 9 hingga 10 g

kemudian rebus dengan 3 gelas air dan biarkan hingga air menjadi 1 gelas.

Kemudian saring dan minumlah.

6. Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Cara penggunaan : Siapkan gambir satu potong,kunyit satu potong dan

segenggam herba patikan cina segar.Campurkan bahan-bahan ke dalam air

sebanyak 110 ml.Panaskan hingga mendidih.Setelah matang, minum

dengan dosis satu kali sehari 100 ml. Diulang selama 3 hari

19

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Ternyata berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli,

maka tenaman herbal seperti Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  , Kunyit

(Curucma domestica val), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Buah

Delima (Punica Granatum), Sambiloto (Andrographis panculta),dan Gambir

(Uncaria gambir Roxb) dapat berkhasiat untuk mengobat penyakit diare dengan

cara mempengaruhi kerja usus,semua tanaman herbal tersebut diolah menjadi

sediian cair sehingga cara mengkonsumsinya dengan cara diminum.

Gambar 8 : Tanaman herbal yang dimanfaatkan untuk pengobatan Diare

20

BAB V

DISKUSI /PEMBAHASAN

1.Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  

Daun jambu biji mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri,

alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun

dan menggumpalkan protein. Dalam penelitian terhadap daun kering jambu biji

yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus

serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai

astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).

2.Kunyit (Curucma domestica val)

Bagian yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah rimpang Pada

rimpang kunyit terdapat zat antidiare yaitu dihidroksidicinnamoil-metana dan

parehidrokcinnamoil-metana Menurut Supriadi, kurkumin juga berkhasiat

mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding empedu

dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri

pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerakan usus yang kuat sehingga

mampu mengobati diare.

3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Kandungan terpenting temulawak adalah curcuminoid dan minyak atsiri

(xanthorrhizol, germacon dll). Curcuminoid berfungsi sebagai antibakteria, anti

tumor/kanker, antiradang, antioksidan, hepatoprotektor, dan hipokolesterolemik

(menurunkan kadar kolesterol). Cara kerjanya dengan memperlancar sekresi

cairan empedu dan pancreas, sehingga aktivitas pencernaan meningkat

4.Buah Delima (Punica Granatum)

Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung

dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri

amuba. Tanin adalah salah satu komponen astrigen yang mampu mengikat dan

21

mengendapkan protein sehingga bisa diaplikasikan dalam pengobatan diare

dengan cara menyusutkan selaput lendir usus sehingga cairan diare berkurang.

5.Sambiloto (Andrographis panculta)

Ekstrak Sambiloto mempunyai aktivitas antidiare, yaitu menghambat

respon usus terhadap enterotoksin dari bakteri Escherichia coli penyebab gejala

diare pada percobaan dengan ileum

6.Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa uji mikrobiologi ekstrak daun dan

ranting gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara in vitro, ternyata

menunjukkan bahwa ekstrak daun dan ranting gambir dapat menghambat

pertumbuhan bakteri penyebab diare karena mengandung Zat Catechin dan asam

catechutanant yang bermanfaat untuk mengecilkan pori-pori dan selaput lendir

usus.

22

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Diare adalah perubahan pola defekasi (buang air besar) yakni pada bentuk

atau frekuensinya dimana bentuk feses (tinja) berubah menjadi lunak atau cair,

atau frekuensinya yang bertambah menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.Yang

dapat disebabkan karena bakteri,virus ,parasit dan faktor faktor lainnya sehingga

menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Gejalanya dapat berupa

peningkatan frekuensi buang air besar,anak menjadi cengeng,nafsu makan

berkurang hingga menimbulkan dehidrasi. Oleh karena itu penangan harus cepat

dilakukan . penangan dirumah dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman

yang ada disekitar rumah seperti Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  , Kunyit

(Curucma domestica val), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Buah

Delima (Punica Granatum), Sambiloto (Andrographis panculta),dan Gambir

(Uncaria gambir Roxb).

6.2 Saran

Penggunaan tanaman herbal sebagai pilihan pengobatan dapat mulai

dikembangkan ,hal ini karena tanaman ini banyak memberikan manfaat dari zat

zat alami yang terkandung didalamnya. Sementara itu kita juga dapat mengurangi

efek samping dari obat obat yang dikonsumsi.Penggunaan tanaman herbal juga

memberikan keuntungan bagi pemakainya yaitu menghemat biaya yang

dikeluarkan dan juga tanaman ini mudah didapatkan.

23

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas.

Depkes RI.

2. Juffrie, Mohammad. Dkk. (2010). Gastroenterologi-hepatologi Jilid I.

Jakarta: IDAI.

3. Mansjoer,Arif, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta:

Medica Aesculpalus FKUI.

4. Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC

5. Simadibrata, M, Setiati S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi

IV. Pusat Penerbitan Departemen.

6. Soegijanto S. 2006. Ilmu Penyakit Anak “Diagnosa dan

Penatalaksanaan”. Surabaya: Airlangga University Press.

7. http://umatussdw.blogspot.com/2012/12/makalah-manfaat-daun-jambu-

biji-untuk.html

8. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=345

9. http://permathic.blogspot.com/2013/07/manfaat-dan-khasiat-kunyit-

untuk.html

10. http://www.bundakonicare.com/post/from-nature-for-health/temulawak

11. http://khasiatdaunalami.blogspot.com/2012/12/khasiat-dan-manfaat-buah-

delima.html

24