BAB II.docx

7
BAB II DASAR TEORI II.1. Kegiatan Eksplorasi Pendahuluan Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan. Ujung dari rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam bahan tambang/mineral dan oil-gas ke permukaan. Kesalahan penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian meteril yang besar dan waktu yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen. Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain : 1. Target eksplorasi a. Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan b. Pencarian model-model geologi yang sesuai 2. Pemodelan eksplorasi

Transcript of BAB II.docx

BAB IIDASAR TEORI

II.1. Kegiatan Eksplorasi Pendahuluan Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan. Ujung dari rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam bahan tambang/mineral dan oil-gas ke permukaan. Kesalahan penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian meteril yang besar dan waktu yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen.Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :1. Target eksplorasia. Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) danb. Pencarian model-model geologi yang sesuai2. Pemodelan eksplorasia. Menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi, b. Menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, sertac. Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh.

II-1

II-2 Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (desain) yaitu :1. Efektif : penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi endapan yang dicari.2. Efisien : dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.3. Cost-beneficial : hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable). Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :1. Rencana pemetaan, mencakup :a. Perencanaan lintasanb. Perencanaan tenaga pendukung, yang didasarkan pada keadaan geologi regional.2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup :a. Perencanaan lintasanb. Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data), yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.3. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup :a. Jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasib. Interval/spasi antar paritan (lokasi)c. Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bord. Keamanan (kerja dan lingkungan)e. Interval/metode sampling, danf. Tenaga kerja

II-34. Perencanaan pemboran inti, meliputi :a. Target tubuh bijih yang akan ditembusb. Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat)c. Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan)d. Kedalaman masing-masing lubange. Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasif. Jumlah tenaga kerjag. Alat transportasi, danh. Jumlah (panjang) core box.Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain, seperti :1. Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.2. Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) 400 m antar titik observasi.

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :1. Memperkecil resiko kerugian2. Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan3. Setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan4. Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

II-4II.2. Kegiatan Eksplorasi Metode GeofisikaMetoda geofisika merupakan salah satu metoda yang umum digunakan dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini tergolong kepada metoda tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan eksplorasi pendahuluan (reconnaissance), mendahului kegiatan-kegiatan eksplorasi intensif lainnya. Metode tersebut merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetikAdapun tahapan-tahapan pekerjaan yang umum digunakan dalam metoda geofisika adalah :1. Survei pendahuluan (penentuan lintasan)2. Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal target3. Pengukuran lapangan4. Pembuatan peta-peta geofisika5. Penarikan garis-garis isoanomali6. Penggambaran profile7. Interpretasi anomali Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, dan terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika. Seringkali bahkan hampir pasti terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup.