BAB II.docx

21
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut catatan seminar tentang gangguan jiwa (Kompas, 2000), angka gangguan jiwa di Indonesia semakin meningkat. Satu dari lima penduduk di Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) tahun 1995 ditemukan 185 per 1000 penduduk di Indonesia menunjukan adanya gejala gangguan jiwa (Republika, 5 April 2001). Selain itu, Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) 10% dari populasi mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank dunia dan hasil survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang merupakan angka tertinggi dibanding prosentase penyakit lain. Untuk mengurangi bertambahnya jumlah klien gangguan jiwa di ruang rawat inap pada sebuah rumah sakit, diperlukan peran serta berbagai profesi, diantaranya adalah profesi keperawatan dengan berbagai programnya. Salah satu program dalam pemberian terapi keperawatan untuk mendukung tingkat kesembuhan klien adalah Terapi Aktifvtas Kelompok (TAK). Program terapi Aktivitas Kelompok di Indonesia mulai diterapkan secara terintegrasi dalam proses

description

Bab II

Transcript of BAB II.docx

Page 1: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut catatan seminar tentang gangguan jiwa (Kompas, 2000), angka

gangguan jiwa di Indonesia semakin meningkat. Satu dari lima penduduk di

Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Hasil Survei Kesehatan Mental

Rumah Tangga (SKMRT) tahun 1995 ditemukan 185 per 1000 penduduk di

Indonesia menunjukan adanya gejala gangguan jiwa (Republika, 5 April 2001).

Selain itu, Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) 10% dari populasi

mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank

dunia dan hasil survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit

yang merupakan akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang

merupakan angka tertinggi dibanding prosentase penyakit lain.

Untuk mengurangi bertambahnya jumlah klien gangguan jiwa di ruang

rawat inap pada sebuah rumah sakit, diperlukan peran serta berbagai profesi,

diantaranya adalah profesi keperawatan dengan berbagai programnya. Salah

satu program dalam pemberian terapi keperawatan untuk mendukung tingkat

kesembuhan klien adalah Terapi Aktifvtas Kelompok (TAK). Program terapi

Aktivitas Kelompok di Indonesia mulai diterapkan secara terintegrasi dalam

proses keperawatan sekitar tahun 1996 yang dipelopori oleh Prof. Budianna

Keliat di Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Hal yang diharapkan dari program

terintegrasi tersebut adalah menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas

sehingga dapat meningkatkan komunikasi klien dan berdampak pada lama hari

rawat klien dan menurunkan jumlah klien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diambil antara lain:

1. Apakah definisi Terapi Aktivitas Kelompok?

2. Apa saja jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok?

3. Bagaimana kondisi klien pada setiap jenis Terapi Aktivitas Kelompok?

Page 2: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 2

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi Terapi Aktivitas Kelompok.

2. Menjelaskan jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok.

3. Mengetahui seperti apa kondisi klien pada setiap jenis Terapi Aktivitas

Kelompok.

D. Metode penulisan

Metode yang dilakukan dalam penulisan makalah ini adalah

penelusuran pustaka. Penyusun menggunakan literatur baik dari buku bacaan,

jurnal, maupun internet.

E. Sistematika penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dibahas mengenai Terapi Aktifitas Kelompok yang

mencakup definisi dan jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok.

3. BAB III PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari makalah ini.

4. REFERENSI

Page 3: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definis Terapi Aktivitas Kelompok

Manusia adalah mahluk sosial yang hidup berkelompok di mana satu dengan

lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Secara alamiah

individu selalu berada dalam kelompok, contohnya individu yang berada dalam

satu keluarga. Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan

satu dengan lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama

(Stuart and Sundeen). Beberapa keuntungan yang diperoleh individu ketika

melakukan aktivitas dalam kelompoknya secara pikologis meliputi dukungan,

pemecahan masalah dan kerealitasan.

Dalam dunia keperawatan, penggunaan kelompok sebagai media terapi sudah

tidak asing lagi, diantaranya terapi aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok

adalah suatu psioterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama sama dengan

jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh tenaga

kesehatan seperti therapist atau perawat (Yosep, 2009). Pada terapi kelompok,

klien berpartisipasi dalam kelompok yang betujuan sama dan diharapkan memberi

kontribusi kepada kelompok untuk membantu anggota lain. Dengan menjadi

angota dalam kelompok, klien dapat mempelajari cara baru memandang masalah

atau cara koping atau menyelesaikan masalah dan juga mempelajari keterampilan

interpersonal yang penting.

Terapi aktivitas kelompok dapat memberikan hasil yang baik bagi kesehatan

klien. Hasil tersebut dijabarkan oleh Yalom (1995) sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi atau pembelajaran baru

2. Memperoleh inspirasi atau harapan

3. Berinteraksi dengan orang lain

4. Merasa diterima dan rasa dimiliki

Page 4: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 4

5. Menyadari bahwa ia tidak sendiran dan orang lain memiliki masalah yang

sama

6. Memahami masalah dan prilakunya dan bagaimana hl tersebut

memengaruhi orang lain.

7. Mengutamka kepetingan orang lain (altruisme)

Terdapat tujuh dasar asumsi dalam terapi aktivitas kelompok menurut Skinner

(1979):

1. Kesehatan setiap individu untuk direalisasikan

Setiap individu memiliki keterbatasan dan kekuatan, konsep ini haru

sdiidentifikasikan dan berfungsi untuk landasan pertumbuhan individu.

2. Setiap interasi adalah kesempatan untuk interaksi terapeutik

Peraturan yang dibuat kelompok akan memungkinkan untuk terjadi

interaksi interpersonal, situasi ini berguna untuk meningkatkan

komuikasi dan hubungan yang didapat dari umpan balik.

3. Klien memiliki lingkungan sendiri

Klien membuat keputusan dan memecahkan masalah yang berkaitan

dengan kelompok

4. Setiap klien meiliki prilaku masing masing

5. Tekanan teman sebaya

6. Prilaku tidak pantas dtangani saat terjadi

7. Pembatasan dan hukuman yang harus dihindari

Prilaku merusak masih bisa diatasioleh kelompok. Namun, jika seseorang

membutuhkan eksternal kontrol, isolasi sementara lebih dipilih daripda

pembatasan jangka panjang atau hukuman berat lainnya.

Dalam terapi aktivitas kelompok segala hal bisa terjadi baik dari hal hal yang

diluar dugaan meskipun terdapat peraturan yang telah disepakati anggota tiap

kelompok. Sehingga perlu pengkonsepan lingkungan terapeutik, sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiolagi dasar terpenuhi sesuai teori Maslow (1968)

2. Fasilitas fisik kondusif bagi pencapaian tujuan terapi

Page 5: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 5

Penyediaan ruangan untuk kebutuhan privacy serta alat alat lainnya diatur

untuk menyajikan suasana yang mengakomodasi komunikasi dan

interaksi.

3. Terdapatdemokrasi dalam kelompok.

Terdapat beberapa jenis terapi aktivkelompokitas sesuai dengan kebutuhan

klien, diantaranya sebgai berikut.

No. Jenis TAK Jenis klien

1. Sosialisasi Klien yang menarik diri dari interaksi sosialisai

2. Orientasi realita Klien yang berhalusinasi tapi masih bisa

mengontrolnya

3. Stimulasi presepsi Klien yang berhalusinasi dan tidak dapat

mengontrolnya

4. Peningkatan harga diri Klien dengan harga diri rendah

5. Penyaluran energi Klien yang mengekspresikan emosinya dengan

emarahan

6. Stimulasi sensori Klien yang mengalami gangguan sensor

B. Terapi Aktivitas Kelompok Realitas

Terapi aktivitas kelompok (TAK) Orientasi Realitas adalah upaya untuk

mengorientasikan keadaan nyata pada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,

lingkungan/ tempat, dan waktu.

Klien dengan gengguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai

realitas (realitiy testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan

orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan

menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menyelesaikan masalah

ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien

tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas

lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu dan tempat.

Page 6: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 6

Tujuan

Tujuan umumnya klien mampu mengenali orang, tempat, waktu sesuai dengan

kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:

1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.

2. Klien mengenal waktu dengan tepat.

3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan

tepat.

Aktivitas dan Indikasi

Aktifitas yang dilakukan terdiri dari tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang,

tempat dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK Orientasi Realitas adalah

klien halusinasi; dimensia; kebingungan; tidak kenal dirinya; salah mengenal

orang lain; tempat dan waktu.

C. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

Pada terapi ini klien dibantu untuk dapat bersosialisasi. Hal ini dilakukan

dengan cara sosialisasi terhadap satu demi satu individu, kemudian menjadi

aktivitas kelompok. Tujuan umum dari terapi aktivitas ini adalah agar klien dapat

meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Sedangkan,

tujuan khusus dari terapi ini sebagai berikut (Keliat, 2004) :

1. Klien mampu memperkenalkan diri;

2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;

3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok;

4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan;

5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada

orang lain;

6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok;

Page 7: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 7

7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS

(Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi) yang telah dilakukan.

Aktivitas TAKS dilakuakn dalam tujuh sesi dengan cara melatih

kemampuan sosialisasi klien. Indikasi dari klien yang dapat melakukan terapi ini

adalah :

1. Klien yang menarik diri atau isolasi diri

2. Klien yang mengalami kerusakan interaksi atau kerusakan komunikasi

verbal

Langkah-langkah kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebagai

berikut :

1. Persiapan

Pada tahap ini, perawat memilih klien yang memiliki indikasi (isolasi

sosial atau kerusakan interaksi). Kemudian, membuat kontrak dengan

klien. Dan mempersiapkan alat dan tempat permainan atau pertemuan

nantinya.

2. Orientasi

Pada tahap ini perawat atau terapis melakukan salam teraupetik, evaluasi

dengan menanyakan kabar dan perasaan klien, serta melakukan kontrak

dengan klien. Kontrak tersebut berupa penjelasan dari tujuan kegiatan,

yaitu berupa perkenalan diri, dan menjelaskan aturan main.

3. Tahap Kerja

Pada tahap kerja, melakukan permainan yang akan dilakukan. Hal ini

dapat berupa permainan bola yaitu ketika musik berputar, setiap peserta

akan menggilir bola satu demi satu ke kawan sebelahnya. Namun ketika

musik berhenti, bola pun harus berhenti dan peserta atau klien yang

memegang bola harus menyebutkan salam, nama lengkap, nama

panggilan, hobi, dan asal. Sebelumnya cara menyebutkan hal-hal tersebut

sudah diberikan contoh oleh terapis. Dan setiap peserta atau klien yang

berhasil menyebutkannya diberi pujian berupa tepuk tangan dari semua

anggota, termasuk terapis.

4. Tahap Terminasi

Pada tahap terminasi, terdapat tiga bagian yaitu :

Page 8: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 8

a. Evaluasi, yaitu berupa evaluasi perasaan klien setelah melakukan

permainan dan pemberian pujian kembali.

b. Rencana tindak lanjut, yaitu menganjurkan setiap peserta atau

klien untuk berlatih memperkenalkan diri dalam kesehariannya

dan dimasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

c. Kontrak yang akan datang, yaitu dengan menyepakati pertemuan

selanjutnya berlangsung kegiatan apa, dimana, dan kapan.

Dokumentasikan setiap kemampuan yang dapat dilakukan oleh klien setelah

terapi pada catatan proses keperawatan. Misalkan, klien dapat memperkenalkan

diri pada sesi 1 secara verbal maupun non verbal dan dianjurkan agar klien juga

memperkenalkan diri di ruang rawat dengan klien lainnya.

D. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Presepsi

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau

kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat

berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

Tujuan

Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan

untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

Semetara, tujuan khususnya, yaitu :

1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan

tepat.

2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang

dialami.

Aktivitas dan indikasi

Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus

nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan,

stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, serta

stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.

Page 9: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 9

1. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari

a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : menonton

televise.

b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : membaca

majalah/Koran/artikel.

c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : melihat

gambar

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan sensoris

persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS.

2. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respons yang dialami dalam

kehidupan

Aktivitas ini khususnya untuk klien perilaku kekerasan. Aktivitas ini

dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :

a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal kekerasan

yang biasa dilakukan (penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan;

akibat perilaku kekerasan);

b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku

kekerasan melalui kegiatan fisik;

c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku

kekerasan melalui interaksi sosial asertif;

d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku

kekerasan melalui kepatuhan minum obat;

e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku

kekerasan melalui kegiatan ibadah.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perilaku kekerasan

yang telah kooperatif.

3. Aktivitas yang mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang

dialami dalam kehidupan

Page 10: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 10

Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang dialami

dalam kehidupan, khususnya untuk klien halusinasi. Aktivitas dibagi

dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :

a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasi;

b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengusir/menghardik

halusinasi;

c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi

dengan melakukan kegiatan;

d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap;

e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi

dengan patuh minum obat.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi.

4. Aktivitas mempersepsikan stimuluas nyata yang menyebabkan harga diri

rendah

Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan,

yaitu:

a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengidentifikasi

aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan

yang dimiliki selama hidup (dirumah dan dirumah sakit);

b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : melatih kemampuan

yang dapat digunakan di rumah sakit dan dirumah.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan konsep

diri: harga diri rendah.

E. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

Stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar

memberi respon yang adekut. Tujuan umum dari aktifitas ini adalah

mengharapkan klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan

dan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar

Page 11: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 11

2. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat

3. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,

penglihatan, pendengaran dan lain lain, seperti gambar, video, tarian dan

nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-stimulasi sensori adalah klien

isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurangnya

komunikasi verbal.

A. TAK stimulasi sensoris suara

Sesi 1: Mendengarkan music

1. Tujuan:

a. Klien mampu menganalisis musik yang didengar

b. Klien mampu memberikan respon terhadap musik

c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.

2. Setting

a. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkungan

b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

a. Tape recorder

b. Kaset lagu melayu (lagu yang memiliki cerita yang bermakna)

4. Metode: Diskusi dan sharing presepsi

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan, membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi

(menarik diri, harga diri rendah, dan tidak mau berbicara),

mempersiapakan alat dan tempat pertemuan.

b. Orientasi, salam terapeutik (salam dari terapis kepada klien), evaluasi

(perasaan klien terkini), kontrak yang terdiri dari terapis menjelaskan

tujuan kegiatan (mendengarkan musik), dan terapis menjalankan

beberapa aturan antara lain:

1) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin

kepada terapis.

Page 12: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 12

2) Lama kegiatan 45 menit

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

c. Tahap kerja

1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri.

2) Setiap klien memperkenalkan diri, terapis mengajak semua klien

bertepuk tangan.

3) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk

tangan atau menari sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai

klien diminta untuk menceritakan isi atau makna dari lagu dan

perasaannya.

4) Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik (menari,

bernyanyi, atau tepuk tangan).

5) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan

perasaannya.

d. Tahap terminasi

1) Evaluasi (perasaan, dan pujian atas keberhasilan terapi)

2) Tindak lanjut (menganjurkan klien untuk mendengarkan musik

yang disukai dan bermakna di kehidupannya)

3) Kontrak yang akan dating (TAK yang akan dating, waktu, dan

tempat)

6. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi dapat dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan

klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respon terhadap musik,

member pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaaan saat mendengar

musik.

Dokumnetasikan kemampuan klien yang dimiliki saat terapi pada catatan

proses keperawatan tiap klien dan latih klien untuk mendengar musik di ruang

rawat.

Page 13: BAB II.docx

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan diri, secara psikologikal dan emosional,

yang baik pada klien dengan gangguan jiwa. Ada pun beberapa jenis terapi

aktivitas kelompok yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik

(indikasi) dari setiap klien. Jenis-jenis dari TAK dibagi menjadi empat,

yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas

kelompok stimulasi sensoris, terapi aktivitas kelompok orientasi realistis,

dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Keberhasilan dari jenis-jenis

terapi tersebut sangat baik dan dapat diimplementasikan dalam lingkup

asuhan keperawatan jiwa. Hal ini disebabkan pertemuan yang dilakukan

adalah pertemuan bersama klien-klien dengan gangguan jiwa yang sama

(memiliki gangguan yang sama), sehingga setiap klien lebih mudah untuk

berkomunikasi atau mengerti satu dengan yang lain karena sudah ada rasa

nyaman atas kesamaan gangguan yang dialami.

B. Saran

Penerapan terapi aktivitas kelompok berpengaruh baik terhadap

keberhasilan kesembuhan pada klien dengan gangguan jiwa. Hal tersebut

disebabkan karena terapi ini dapat meningkatkan kemampuan secara

psikologikal dan emosional pada klien. Oleh karena itu, penting bagi setiap

perawat untuk melakukan terapi aktivitas kelompok ini dengan efektif dan

tepat yaitu dengan cara mengelompokkan setiap klien yang memiliki

gangguan sama. Hal ini bertujuan agar proses kegiatan setiap sesi pada

terapi aktivitas kelompok ini dapat berjalan dengan kondusif.