BAB II.docx
-
Upload
fuji-mentari -
Category
Documents
-
view
63 -
download
7
description
Transcript of BAB II.docx
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut catatan seminar tentang gangguan jiwa (Kompas, 2000), angka
gangguan jiwa di Indonesia semakin meningkat. Satu dari lima penduduk di
Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Hasil Survei Kesehatan Mental
Rumah Tangga (SKMRT) tahun 1995 ditemukan 185 per 1000 penduduk di
Indonesia menunjukan adanya gejala gangguan jiwa (Republika, 5 April 2001).
Selain itu, Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) 10% dari populasi
mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank
dunia dan hasil survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit
yang merupakan akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang
merupakan angka tertinggi dibanding prosentase penyakit lain.
Untuk mengurangi bertambahnya jumlah klien gangguan jiwa di ruang
rawat inap pada sebuah rumah sakit, diperlukan peran serta berbagai profesi,
diantaranya adalah profesi keperawatan dengan berbagai programnya. Salah
satu program dalam pemberian terapi keperawatan untuk mendukung tingkat
kesembuhan klien adalah Terapi Aktifvtas Kelompok (TAK). Program terapi
Aktivitas Kelompok di Indonesia mulai diterapkan secara terintegrasi dalam
proses keperawatan sekitar tahun 1996 yang dipelopori oleh Prof. Budianna
Keliat di Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta. Hal yang diharapkan dari program
terintegrasi tersebut adalah menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas
sehingga dapat meningkatkan komunikasi klien dan berdampak pada lama hari
rawat klien dan menurunkan jumlah klien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diambil antara lain:
1. Apakah definisi Terapi Aktivitas Kelompok?
2. Apa saja jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok?
3. Bagaimana kondisi klien pada setiap jenis Terapi Aktivitas Kelompok?
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 2
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Terapi Aktivitas Kelompok.
2. Menjelaskan jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok.
3. Mengetahui seperti apa kondisi klien pada setiap jenis Terapi Aktivitas
Kelompok.
D. Metode penulisan
Metode yang dilakukan dalam penulisan makalah ini adalah
penelusuran pustaka. Penyusun menggunakan literatur baik dari buku bacaan,
jurnal, maupun internet.
E. Sistematika penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas mengenai Terapi Aktifitas Kelompok yang
mencakup definisi dan jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok.
3. BAB III PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari makalah ini.
4. REFERENSI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definis Terapi Aktivitas Kelompok
Manusia adalah mahluk sosial yang hidup berkelompok di mana satu dengan
lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Secara alamiah
individu selalu berada dalam kelompok, contohnya individu yang berada dalam
satu keluarga. Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan
satu dengan lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama
(Stuart and Sundeen). Beberapa keuntungan yang diperoleh individu ketika
melakukan aktivitas dalam kelompoknya secara pikologis meliputi dukungan,
pemecahan masalah dan kerealitasan.
Dalam dunia keperawatan, penggunaan kelompok sebagai media terapi sudah
tidak asing lagi, diantaranya terapi aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok
adalah suatu psioterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh tenaga
kesehatan seperti therapist atau perawat (Yosep, 2009). Pada terapi kelompok,
klien berpartisipasi dalam kelompok yang betujuan sama dan diharapkan memberi
kontribusi kepada kelompok untuk membantu anggota lain. Dengan menjadi
angota dalam kelompok, klien dapat mempelajari cara baru memandang masalah
atau cara koping atau menyelesaikan masalah dan juga mempelajari keterampilan
interpersonal yang penting.
Terapi aktivitas kelompok dapat memberikan hasil yang baik bagi kesehatan
klien. Hasil tersebut dijabarkan oleh Yalom (1995) sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi atau pembelajaran baru
2. Memperoleh inspirasi atau harapan
3. Berinteraksi dengan orang lain
4. Merasa diterima dan rasa dimiliki
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 4
5. Menyadari bahwa ia tidak sendiran dan orang lain memiliki masalah yang
sama
6. Memahami masalah dan prilakunya dan bagaimana hl tersebut
memengaruhi orang lain.
7. Mengutamka kepetingan orang lain (altruisme)
Terdapat tujuh dasar asumsi dalam terapi aktivitas kelompok menurut Skinner
(1979):
1. Kesehatan setiap individu untuk direalisasikan
Setiap individu memiliki keterbatasan dan kekuatan, konsep ini haru
sdiidentifikasikan dan berfungsi untuk landasan pertumbuhan individu.
2. Setiap interasi adalah kesempatan untuk interaksi terapeutik
Peraturan yang dibuat kelompok akan memungkinkan untuk terjadi
interaksi interpersonal, situasi ini berguna untuk meningkatkan
komuikasi dan hubungan yang didapat dari umpan balik.
3. Klien memiliki lingkungan sendiri
Klien membuat keputusan dan memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kelompok
4. Setiap klien meiliki prilaku masing masing
5. Tekanan teman sebaya
6. Prilaku tidak pantas dtangani saat terjadi
7. Pembatasan dan hukuman yang harus dihindari
Prilaku merusak masih bisa diatasioleh kelompok. Namun, jika seseorang
membutuhkan eksternal kontrol, isolasi sementara lebih dipilih daripda
pembatasan jangka panjang atau hukuman berat lainnya.
Dalam terapi aktivitas kelompok segala hal bisa terjadi baik dari hal hal yang
diluar dugaan meskipun terdapat peraturan yang telah disepakati anggota tiap
kelompok. Sehingga perlu pengkonsepan lingkungan terapeutik, sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiolagi dasar terpenuhi sesuai teori Maslow (1968)
2. Fasilitas fisik kondusif bagi pencapaian tujuan terapi
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 5
Penyediaan ruangan untuk kebutuhan privacy serta alat alat lainnya diatur
untuk menyajikan suasana yang mengakomodasi komunikasi dan
interaksi.
3. Terdapatdemokrasi dalam kelompok.
Terdapat beberapa jenis terapi aktivkelompokitas sesuai dengan kebutuhan
klien, diantaranya sebgai berikut.
No. Jenis TAK Jenis klien
1. Sosialisasi Klien yang menarik diri dari interaksi sosialisai
2. Orientasi realita Klien yang berhalusinasi tapi masih bisa
mengontrolnya
3. Stimulasi presepsi Klien yang berhalusinasi dan tidak dapat
mengontrolnya
4. Peningkatan harga diri Klien dengan harga diri rendah
5. Penyaluran energi Klien yang mengekspresikan emosinya dengan
emarahan
6. Stimulasi sensori Klien yang mengalami gangguan sensor
B. Terapi Aktivitas Kelompok Realitas
Terapi aktivitas kelompok (TAK) Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata pada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gengguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai
realitas (realitiy testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan
orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan
menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menyelesaikan masalah
ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien
tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas
lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu dan tempat.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 6
Tujuan
Tujuan umumnya klien mampu mengenali orang, tempat, waktu sesuai dengan
kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan
tepat.
Aktivitas dan Indikasi
Aktifitas yang dilakukan terdiri dari tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang,
tempat dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK Orientasi Realitas adalah
klien halusinasi; dimensia; kebingungan; tidak kenal dirinya; salah mengenal
orang lain; tempat dan waktu.
C. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Pada terapi ini klien dibantu untuk dapat bersosialisasi. Hal ini dilakukan
dengan cara sosialisasi terhadap satu demi satu individu, kemudian menjadi
aktivitas kelompok. Tujuan umum dari terapi aktivitas ini adalah agar klien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Sedangkan,
tujuan khusus dari terapi ini sebagai berikut (Keliat, 2004) :
1. Klien mampu memperkenalkan diri;
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok;
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan;
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain;
6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok;
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 7
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
(Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi) yang telah dilakukan.
Aktivitas TAKS dilakuakn dalam tujuh sesi dengan cara melatih
kemampuan sosialisasi klien. Indikasi dari klien yang dapat melakukan terapi ini
adalah :
1. Klien yang menarik diri atau isolasi diri
2. Klien yang mengalami kerusakan interaksi atau kerusakan komunikasi
verbal
Langkah-langkah kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebagai
berikut :
1. Persiapan
Pada tahap ini, perawat memilih klien yang memiliki indikasi (isolasi
sosial atau kerusakan interaksi). Kemudian, membuat kontrak dengan
klien. Dan mempersiapkan alat dan tempat permainan atau pertemuan
nantinya.
2. Orientasi
Pada tahap ini perawat atau terapis melakukan salam teraupetik, evaluasi
dengan menanyakan kabar dan perasaan klien, serta melakukan kontrak
dengan klien. Kontrak tersebut berupa penjelasan dari tujuan kegiatan,
yaitu berupa perkenalan diri, dan menjelaskan aturan main.
3. Tahap Kerja
Pada tahap kerja, melakukan permainan yang akan dilakukan. Hal ini
dapat berupa permainan bola yaitu ketika musik berputar, setiap peserta
akan menggilir bola satu demi satu ke kawan sebelahnya. Namun ketika
musik berhenti, bola pun harus berhenti dan peserta atau klien yang
memegang bola harus menyebutkan salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi, dan asal. Sebelumnya cara menyebutkan hal-hal tersebut
sudah diberikan contoh oleh terapis. Dan setiap peserta atau klien yang
berhasil menyebutkannya diberi pujian berupa tepuk tangan dari semua
anggota, termasuk terapis.
4. Tahap Terminasi
Pada tahap terminasi, terdapat tiga bagian yaitu :
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 8
a. Evaluasi, yaitu berupa evaluasi perasaan klien setelah melakukan
permainan dan pemberian pujian kembali.
b. Rencana tindak lanjut, yaitu menganjurkan setiap peserta atau
klien untuk berlatih memperkenalkan diri dalam kesehariannya
dan dimasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
c. Kontrak yang akan datang, yaitu dengan menyepakati pertemuan
selanjutnya berlangsung kegiatan apa, dimana, dan kapan.
Dokumentasikan setiap kemampuan yang dapat dilakukan oleh klien setelah
terapi pada catatan proses keperawatan. Misalkan, klien dapat memperkenalkan
diri pada sesi 1 secara verbal maupun non verbal dan dianjurkan agar klien juga
memperkenalkan diri di ruang rawat dengan klien lainnya.
D. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Presepsi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Tujuan
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Semetara, tujuan khususnya, yaitu :
1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat.
2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami.
Aktivitas dan indikasi
Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus
nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan,
stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, serta
stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 9
1. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : menonton
televise.
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : membaca
majalah/Koran/artikel.
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi : melihat
gambar
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan sensoris
persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS.
2. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respons yang dialami dalam
kehidupan
Aktivitas ini khususnya untuk klien perilaku kekerasan. Aktivitas ini
dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal kekerasan
yang biasa dilakukan (penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan;
akibat perilaku kekerasan);
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan fisik;
c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui interaksi sosial asertif;
d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kepatuhan minum obat;
e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan ibadah.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perilaku kekerasan
yang telah kooperatif.
3. Aktivitas yang mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang
dialami dalam kehidupan
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 10
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang dialami
dalam kehidupan, khususnya untuk klien halusinasi. Aktivitas dibagi
dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasi;
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengusir/menghardik
halusinasi;
c. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan;
d. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap;
e. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi.
4. Aktivitas mempersepsikan stimuluas nyata yang menyebabkan harga diri
rendah
Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan,
yaitu:
a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengidentifikasi
aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan
yang dimiliki selama hidup (dirumah dan dirumah sakit);
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : melatih kemampuan
yang dapat digunakan di rumah sakit dan dirumah.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan konsep
diri: harga diri rendah.
E. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar
memberi respon yang adekut. Tujuan umum dari aktifitas ini adalah
mengharapkan klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan
dan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 11
2. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
3. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
penglihatan, pendengaran dan lain lain, seperti gambar, video, tarian dan
nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-stimulasi sensori adalah klien
isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurangnya
komunikasi verbal.
A. TAK stimulasi sensoris suara
Sesi 1: Mendengarkan music
1. Tujuan:
a. Klien mampu menganalisis musik yang didengar
b. Klien mampu memberikan respon terhadap musik
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.
2. Setting
a. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkungan
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Tape recorder
b. Kaset lagu melayu (lagu yang memiliki cerita yang bermakna)
4. Metode: Diskusi dan sharing presepsi
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan, membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi
(menarik diri, harga diri rendah, dan tidak mau berbicara),
mempersiapakan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi, salam terapeutik (salam dari terapis kepada klien), evaluasi
(perasaan klien terkini), kontrak yang terdiri dari terapis menjelaskan
tujuan kegiatan (mendengarkan musik), dan terapis menjalankan
beberapa aturan antara lain:
1) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 12
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri.
2) Setiap klien memperkenalkan diri, terapis mengajak semua klien
bertepuk tangan.
3) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau menari sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
klien diminta untuk menceritakan isi atau makna dari lagu dan
perasaannya.
4) Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik (menari,
bernyanyi, atau tepuk tangan).
5) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi (perasaan, dan pujian atas keberhasilan terapi)
2) Tindak lanjut (menganjurkan klien untuk mendengarkan musik
yang disukai dan bermakna di kehidupannya)
3) Kontrak yang akan dating (TAK yang akan dating, waktu, dan
tempat)
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dapat dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respon terhadap musik,
member pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaaan saat mendengar
musik.
Dokumnetasikan kemampuan klien yang dimiliki saat terapi pada catatan
proses keperawatan tiap klien dan latih klien untuk mendengar musik di ruang
rawat.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan diri, secara psikologikal dan emosional,
yang baik pada klien dengan gangguan jiwa. Ada pun beberapa jenis terapi
aktivitas kelompok yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik
(indikasi) dari setiap klien. Jenis-jenis dari TAK dibagi menjadi empat,
yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensoris, terapi aktivitas kelompok orientasi realistis,
dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Keberhasilan dari jenis-jenis
terapi tersebut sangat baik dan dapat diimplementasikan dalam lingkup
asuhan keperawatan jiwa. Hal ini disebabkan pertemuan yang dilakukan
adalah pertemuan bersama klien-klien dengan gangguan jiwa yang sama
(memiliki gangguan yang sama), sehingga setiap klien lebih mudah untuk
berkomunikasi atau mengerti satu dengan yang lain karena sudah ada rasa
nyaman atas kesamaan gangguan yang dialami.
B. Saran
Penerapan terapi aktivitas kelompok berpengaruh baik terhadap
keberhasilan kesembuhan pada klien dengan gangguan jiwa. Hal tersebut
disebabkan karena terapi ini dapat meningkatkan kemampuan secara
psikologikal dan emosional pada klien. Oleh karena itu, penting bagi setiap
perawat untuk melakukan terapi aktivitas kelompok ini dengan efektif dan
tepat yaitu dengan cara mengelompokkan setiap klien yang memiliki
gangguan sama. Hal ini bertujuan agar proses kegiatan setiap sesi pada
terapi aktivitas kelompok ini dapat berjalan dengan kondusif.