BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28...

65
21 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Definisi dan Program Pendampingan UMKM 2.1.1 Definisi UMKM Menurut UU No. 20 Tahun 2008 mengenai UMKM. Definisi UMKM berdasarkan jumlah omset dan asetnya adalah sebagai berikut: ((UU No. 20 Tahun 2008, 2008) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Transcript of BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28...

Page 1: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

21

BAB II

VALUE PROPOSITION

2.1 Definisi dan Program Pendampingan UMKM

2.1.1 Definisi UMKM

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 mengenai UMKM. Definisi UMKM

berdasarkan jumlah omset dan asetnya adalah sebagai berikut: ((UU No. 20

Tahun 2008, 2008)

● Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

● Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

rupiah).

● Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

Page 2: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

22

Gambar 2.1 Kriteria UMKM dan Usaha Besar

Berdasarkan Aset dan Omset

Sumber: UU No. 20 Tahun 2008

2.1.2 Pendampingan UMKM

Pemerintah menyadari bahwa mereka memiliki keterbatasan SDM dan infrastruktur

dalam membantu pengembangan UMKM, oleh karena itu Kementerian Koperasi

dan UMKM sangat mendukung pertumbuhan pendampingan bisnis kepada UMKM

baik dari lembaga pemerintahan lain maupun dari lembaga swasta (Republika,

2019). Menurut Kementerian Koperasi dan UMKM definisi pendampingan UMKM

adalah proses peningkatan kualitas dan daya saing kelembagaan dan usaha mikro,

kecil dan menengah yang dilakukan oleh lembaga pendamping dan tenaga

pendamping perorangan. Keberadaan pendamping menjadi salah satu instrumen

kebijakan yang dapat membantu mengatasi kendala yang di hadapi oleh UMKM

(Kemenaker, 2017).

Kementerian Koperasi dan UMKM melihat perkembangan bisnis Pendamping

UMKM yang berupa semakin berkembang dari tahun ke tahun. Pendamping

UMKM semakin dituntut untuk dapat memajukan UMKM dan juga memiliki

kompetensi kerja yang baik (Kemenaker, 2017). Oleh karena itu Kementerian

Koperasi dan Kementerian Tenaga Kerja membuat panduan klasifikasi berupa

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia kategori Aktivitas Profesional,

Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Kantor Pusat dan Konsultasi

Manajemen Bidang Pendampingan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah nomor 181

tahun 2017.

Page 3: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

23

Standar ini disusun sebagai rumusan kemampuan kerja pendamping yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan

pelaksanaan tugas dan syarat pekerjaan pendamping UMKM. SKKNI Pendamping

UMKM dirumuskan dengan menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja

pendampingan untuk menghasilkan jasa pendampingan yang efektif (Kemenaker,

2017).

Dalam proses pendampingan ada beberapa jenis tipe pendampingan yang bisa

diberikan kepada UMKM menurut SKKNI, yaitu: (Kemenaker, 2017)

1. Pelatihan adalah pendekatan pendampingan yang dilakukan dengan

memberikan pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk dapat diketahui

dan digunakan dalam pekerjaan yang dilakukan oleh pelatih kepada

peserta pelatihan. Peserta pelatihan pada umumnya terdiri atas beberapa

orang.

2. Konsultasi adalah pendekatan pendampingan yang dilakukan dengan

melakukan pertukaran pikiran untuk mengatasi masalah atau

mendapatkan kesimpulan yang sebaik-baiknya antara pendamping dengan

UMKM dampingan, dimana pendamping berperan sebagai pengendali

dari pada berlangsungnya proses kegiatan.

3. Coaching adalah pendekatan pendampingan yang dilakukan dengan

pendamping sebagai fasilitator dan memberikan pengetahuan atau ilmu,

saran dan motivasi kepada UMKM dampingan untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi, sehingga UMKM dampingan berperan sebagai

penentu proses kegiatan.

4. Tim kerja adalah pendekatan pendampingan dimana pendamping dan

UMKM dampingan membentuk tim kerja sehingga pendamping dan

UMKM dampingan secara bersama merupakan pengendali proses

Page 4: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

24

kegiatan atau pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.

5. Mentoring adalah pendekatan pendampingan yang dilakukan seorang

mentor atau pendamping dengan memberikan kiat-kiat atau cara-cara

yang baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi UMKM

dampingan, yang biasanya berdasarkan pengalaman individual mentor.

Sedangakan untuk klasifikasi kompetensi ada 59 kompetensi yang bisa dimiliki oleh

pendamping UMKM. Pendamping UMKM bisa memiliki salah satu atau lebih dari

59 kompetensi yang menjadi klasfikasi kompentensi di SKKNI.

N

O.

KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1 M.70PEN00.0

01.1

Menyusun Rencana Strategis

Lembaga Pendamping UMKM

2 M.70PEN00.0

02.1

Membuat Program Kerja dan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Biaya (RAPB) Tahunan

Lembaga Pendamping UMKM

3 M.70PEN00.0

03.1

Mengelola Data Klien Lembaga

Pendamping UMKM

4 M.70PEN00.0

04.1

Mengembangkan Jejaring Kerja

Lembaga Pendamping UMKM

5 M.70PEN00.0

05.1

Mengelola Sumber Daya Manusia

(SDM) Lembaga Pendamping UMKM

Page 5: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

25

6 M.70PEN00.0

06.1

Menyelenggarakan Event

(Seminar, Lokakarya/Workshop, Temu Usaha,

Misi Dagang, Kunjungan Usaha, Studi Banding)

Untuk Pengembangan UMKM

7 M.70PEN00.0

07.1

Melakukan Promosi Lembaga

Pendamping UMKM

8 M.70PEN00.0

08.1

Melakukan Identifikasi Permasalahan dan

Analisis Kebutuhan (Needs Assessment)

Pendampingan UMKM

9 M.70PEN00.0

09.1 Membuat Rencana Pendampingan UMKM

1

0

M.70PEN00.0

10.1

Membuat Strategi dan

Kebijakan Pendampingan UMKM pada Tingkat

Makro

1

1

M.70PEN00.0

11.1

Melakukan Pendampingan

Pengurusan Kelembagaan dan Perizinan Usaha

UMKM

1

2

M.70PEN00.0

12.1

Melakukan Pendampingan Pemenuhan

Persyaratan dan Penerapan Good Manufacturing

Practices (GMP)

1

3

M.70PEN00.0

13.1

Melakukan Pendampingan Pemenuhan

Persyaratan dan Penerapan Hazard Analysis and

Hazard Analysis and Critical Control Point

(HACCP)

Page 6: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

26

1

4

M.70PEN00.0

14.1

Melakukan Pendampingan Pemenuhan

Persyaratan dan Penerapan Standar Nasional

Indonesia (SNI)

1

5

M.70PEN00.0

15.1

Melakukan Pendampingan Pemenuhan

Persyaratan dan Penerapan Standar Manajemen

Mutu ISO 9001 bagi UKM

1

6

M.70PEN00.0

16.1

Melakukan Pendampingan Pengurusan Izin

Edar Produk UMKM

N

O. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

17 M.70PEN00.017.1

Melakukan Pendampingan

Pengurusan Sertifikat Halal Produk UMKM

18 M.70PEN00.018.1 Melakukan Pendampingan Pengurusan Hak

Kekayaan Intelektual (HKI)

19 M.70PEN00.019.1 Melakukan Pendampingan

Penerapan Manajemen Dasar Pengelolaan

Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

20 M.70PEN00.020.1

Melaksanakan Pendampingan Penerapan Sistem

Teknologi Informasi dan Komunikasi UMKM

21 M.70PEN00.021.1

Melakukan Pendampingan

Penyusunan Rencana Usaha (Business

Planning) UMKM

Page 7: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

27

22 M.70PEN00.022.1

Melakukan Pendampingan Akses Kemitraan

UMKM

23 M.70PEN00.023.1

Melakukan Pendampingan

Pembuatan Profil Perusahaan (Company

Profile) UMKM

24 M.70PEN00.024.1 Melakukan Pendampingan Akses Pasar Produk

UMKM Melalui Situs Jual Beli Online

25 M.70PEN00.025.1

Melakukan Pendampingan Akses Pasar

Pengadaan Barang dan Jasa pada Lembaga

Pemerintah dan Perusahaan Korporat

26 M.70PEN00.026.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Laporan

Keuangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM)

27 M.70PEN00.027.1

Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan

Pajak UMKM

28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi

Kelayakan Usaha

29 M.70PEN00.029.1 Melakukan Pendampingan Akses Pembiayaan

UMKM

30 M.70PEN00.030.1 Melakukan Pendampingan

Restrukturisasi UMKM

Page 8: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

28

31 M.70PEN00.031.1 Melakukan Pendampingan

Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan UMKM

32 M.70PEN00.032.1 Membuat Laporan Penilaian

Hasil Pendampingan UMKM

33 P.854900.011.01 Menyusun Program Pelatihan

34 P.854900.012.01 Menyusun Modul Pelatihan Kerja

35 P.854900.013.01 Mendesain Media Pembelajaran

36 P.854900.015.01 Mendesain Lingkungan Belajar Virtual

N

O. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

37 P.854900.017.01 Melaksanakan Pelatihan Tatap Muka (Face To

Face)

38 P.854900.018.01 Melaksanakan Pelatihan Jarak Jauh (Distance

Learning

39 P.854900.019.01 Memfasilitasi Pelaksanaan Pelatihan di Tempat

Kerja (OJT/Pemagangan)

Page 9: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

29

40 M.701001.001.01

Merumuskan Strategi dan Kebijakan Pengelolaan

SDM yang Selaras Dengan Strategi Organisasi *

41 M.701001.005.01 Menyusun Uraian Jabatan *

42 M.701001.006.01 Menetapkan Kebutuhan akan Pekerja *

43 M.701001.009.01

Melaksanakan Pencarian Sumber Calon Pekerja

(Rekrutmen) *

44 M.701001.011.01 Melaksanakan Proses Seleksi Calon Pekerja *

45 M.701001.014.01 Melakukan Penempatan Pekerja *

46 M.701001.035.01

Merancang Program Pembelajaran

dan Pengembangan *

47 M.701001.038.01

Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran

dan Pengembangan *

48 M.701001.055.01 Menyusun Strategi Pengelolaan Kinerja *

49 M.701001.059.01 Mengelola Proses Pemantauan

terhadap Pencapaian Kinerja Pekerja *

Page 10: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

30

50 M.701001.064.01 Merancang Kebijakan Remunerasi di Tingkat

Organisasi *

51 M.701001.095.01 Melakukan Pengelolaan Administrasi Pekerja *

52 M.702090.020.01 Menyusun Rencana Pemasaran (marketing plan)

53 M.702090.008.02 Menyusun Alur Proses Produksi **

54 M.702090.009.02 Membuat Lay Out Produksi di Tempat Kerja **

55 M.702090.014.02 Melakukan Pendampingan Pengelolaan Bahan

Baku **

56 M.702090.017.02

Menggunakan 7 Alat QC pada

Manajemen Mutu **

57 M.702090.020.02 Menerapkan Prinsip-Prinsip TQM dan SMM **

58 M.702091.005.02 Melakukan Riset Trend Kemasan Produk Sesuai

Kebutuhan Pasar *****

59 M.702091.007.02

Mengkoordinasikan Pembentukan Contoh Jadi

(Mock-Up) Desain Kemasan Produk dengan

Pihak Ketiga *****

Tabel 2.2 Tabel Unit Kompetensi Pendampingan UMKM berdasarkan

SKKNI Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker , 2017)

Page 11: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

31

Untuk fokus kami sendiri ada 4 jenis pendampingan yang saling melengkapi

satu sama lain sesuai hasi interview dan analisa kami kepada masalah Mitra

PK/UMKM. Fokus kami adalah:

● Melakukan pendampingan di manajemen pemasaran:

○ M.702090.020.01: Menyusun Rencana Pemasaran (marketing

plan)

○ M.70PEN00.024.1: Melakukan Pendampingan Akses Pasar

Produk UMKM Melalui Situs Jual Beli Online

● Melakukann pendampingan di manajemen finansial dan pembiayaan

UMKM:

○ M.70PEN00.026.1: Melakukan Pendampingan Penyusunan

Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

○ M.70PEN00.029.1: Melakukan Pendampingan Akses Pembiayaan

UMKM

2.1.2.1 Kompetensi dibutuhkan Menyusun Rencana Pemasaran (Marketing

Plan)

ELEMEN

KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

Page 12: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

32

1. Melaksanakan

analisa TOWS

(Threats,

Opportunities,

Weaknesses,

Strengths)

1.1 TOWS diidentifikasi

1.2 Isu utama diidentifikasi

1.3 Implikasi dari isu utama diidentifikasi

1.4 Strategic intent dirumuskan

2. Menyusun bauran

pemasaran

2.1 Posisi produk (product) pada

merek yang akan dikelola saat ini

ditetapkan

2.2 Metode penetapan harga

(price) pada merek yang akan

dikelola ditentukan

2.3 Channel distribusi (place) terhadap

merek yang akan dikelola

ditetapkan

2.4 Bentuk promosi (promotion)

terhadap merek yang akan

dikelola ditentukan.

2.1.2.2 Kompetensi dibutuhkan Melakukan Pendampingan Akses Pasar Produk

UMKM Melalui Situs Jual Beli Online

ELEMEN

KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK

KERJA

1. Menyiapkan

bahan

pendampingan

akses pasar

produk UMKM

melalui situs

jual beli online

1.1 Karakteristik produk UMKM

dampingan diidentifikasi.

1.2 Situs jual beli online yang tersedia

diidentifikasi sesuai dengan

karakteristik produk.

Page 13: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

33

1.3 Persyaratan dan prosedur

pendaftaran, pemasangan iklan,

penawaran dan sistem pembayaran

pada masing-masing situs jual beli

online diidentifikasi.

2. Memberikan

pelatihan atau

konsultasi tentang

persyaratan dan tata

cara jual beli

melalui situs jual

beli online

2.1 Pelatihan atau konsultasi tentang

persyaratan dan prosedur pendaftaran,

pemasangan iklan, penawaran dan

sistem pembayaran pada masing-

masing situs jual beli online

dilakukan.

2.2 Pelatihan atau konsultasi tentang

informasi dan foto desain produk

UMKM dampingan yang ditampilkan

melalui situs jual beli online

dilakukan.

3. Melakukan

coaching

melakukan

pemasaran

melalui situs jual

beli online

3.1 Coaching pemilihan dan penyiapan

produk UMKM dampingan yang akan

dijual dilakukan.

3.2 Coaching penyiapan persyaratan dan

registrasi UMKM dampingan serta

perolehan identitas (ID) user dan

password pada situs jual beli online

dilakukan.

3.3 Coaching pemilihan dan penyiapan

strategi penjualan dan produk UMKM

dampingan yang akan dijual melalui

situs online dilakukan.

3.4 Coaching pemasangan iklan dan

penawaran jual beli pada situs jual

beli online dilakukan.

3.5 Coaching penyediaan dan

pengiriman

Page 14: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

34

Page 15: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

35

2.1.2.3 Kompetensi dibutuhkan Melakukan Pendampingan Penyusunan

Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Page 16: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

36

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan bahan

pendampingan

penyusunan laporan

keuangan UMKM

1.1 Data dan informasi dokumen pendukung

pembukuan harta usaha UMKM calon

dampingan diidentifikasi.

1.2 Format penyusunan laporan keuangan sederhana

sesuai aplikasi Sistem Administrasi Pencatatan

Informasi Keuangan (Si-APIK) dan atau

berdasarkan Pedoman Sistem Akuntansi

Keuangan (PSAK) disiapkan.

1.3 Bahan pendampingan penyusunan

laporan keuangan UMKM yang

akuntabel disusun.

2. Memberikan

pelatihan tentang

penyusunan

laporan keuangan

perusahaan

UMKM

2.1 Pelatihan tentang pembukuan sederhana UMKM

dampingan berdasarkan data transaksi arus

barang dan arus uang dilakukan.

2.2 Pelatihan sistem akuntansi dan audit sederhana

dilakukan.

2.3 Konsultasi atau bimbingan tentang pembukuan

dan penyusunan laporan keuangan serta evaluasi

kinerja keuangan UMKM dilakukan.

3. Melakukan

monitoring dan

evaluasi hasil

pendampingan

keuangan UMKM

3.1 Monitoring tentang pembukuan dan penyusunan

laporan keuangan UMKM dampingan

dilakukan.

3.2 Evaluasi pendampingan penyusunan laporan

keuangan UMKM dilakukan.

3.3 Pendampingan penyusunan

laporan keuangan UMKM keuangan dilaporkan.

Page 17: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

37

2.1.2.4 Kompetensi dibutuhkan Melakukan Pendampingan Akses Pembiayaan

UMKM

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan

bahan

pendampingan

akses

pembiayaan

1.1 Sumber-sumber dan skema pembiayaan

yang dapat diakses UMKM dampingan

diidentifikasi.

1.2 Kebutuhan pembiayaan UMKM

dampingan diidentifikasi

1.3 Model rencana usaha dan studi kelayakan

usaha UMKM dampingan disiapkan.

1.4 Bahan pendampingan akses pembiayaan

disiapkan.

Page 18: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

38

2. Memberikan

pelatihan dan

coaching

tentang akses

pembiayaan

2.1 Pelatihan tentang sumber-

sumber pembiayaan lembaga

keuangan bank/non- bank dan skema

pembiayaan dilakukan.

2.2 Pelatihan tentang analisis kebutuhan

pembiayaan modal kerja dan modal

investasi UMKM dampingan dilakukan.

2.3 Pelatihan tentang persyaratan dan ketentuan

akses pembiayaan pada masing- masing

lembaga sumber pembiayaan

(bank/non bank) dilakukan.

2.4 Coaching tentang penyusunan proposal

pembiayaan melalui analisis kebutuhan

dan resiko pembiayaan UMKM

dampingan dilakukan.

3.Melakukan

pendampingan

kepada sumber

pembiayaan

3.1 Proposal pembiayaan UMKM dampingan

dievaluasi sesuai dengan kebutuhan

pembiayaan UMKM dampingan.

3.2 Pendampingan kepada sumber pembiayaan

dilakukan.

3.3 Dokumen proposal pembiayaan UMKM

dampingan dimonitor.

4. Melakukan

evaluasi dan

pelaporan

pendampingan

akses

pembiayaan

4.1 Hasil pendampingan akses

pembiayaan dievaluasi.

4.2 Dokumen aktivitas pendampingan akses

pembiayaan dilaporkan

2.2. Inkubator sebagai bentuk Pendampingan UMKM

Kami mengambil definisi inkubator bisnis UMKM dari Kementerian Koperasi yaitu

menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM No.81.3/Kep/M.KUKM/VIII/2002 yang

kami sadur dari laporan Bank Indonesia “Kajian Inkubator Bisnis dalam Rangka

Pengembangan UMKM” (Bank Indonesia, 2006) :

Page 19: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

39

1. Inkubasi adalah proses pembinaan bagi Usaha Kecil dan atau pengembangan

produk baru yang dilakukan oleh Inkubator Bisnis dalam hal penyediaan sarana

dan prasarana usaha, pengembangan usaha dan dukungan manajemen serta

teknologi.

2. Inkubator adalah lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan

pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi Usaha Kecil dan

Menengah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usahanya dan atau

pengembangan produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang

tangguh dan atau produk baru yang berdaya saing dalam jangka waktu tertentu.

i.

Kegiatan inkubasi UMKM pertama di dunia tercatat secara resmi pertama kali dibentuk

oleh Joseph Mancuso di New York pada tahun 1957 (Akcomak, 2009). Joseph Mancuso

berfokus kepada pendampingan pengembangan kemampuan bisnis UMKM yang berada

di sekitar New York dan mendapat dukungan dana dari lembaga negara US Small

Business Administration. Di era modern inkubator bisa menjadi jawaban negara

berkembang untuk menjadi wadah utama dalam melakukan pendampingan kepada

UMKM atau usaha yang baru berdiri (start-up) terutama dalam hal inovasi produk ,

pendekatan strategi bisnis, pemasaran, dan pemanfaatan teknologi (Akcomak, 2009).

Dalam perkembangan bentuknya, inkubator mengalami beberapa evolusi, mulai dari

inkubator bisnis biasa, menjadi inkubator universitas yang mempunyai fokus lebih ke

arah untuk penelitian akademis dan riset. Hingga kini mulai bermunculan incubator

dengan sektor spesifik seperti khusus teknologi digital dan juga inkubator yang didirikan

oleh para Venture Capital untuk mandampingi start-up baru yang akan mendapat funding

(Akcomak, 2009). Kini dari segi pendapatan inkubator juga mulai banyak yang beralih

secara perlahan dari skema non-profit menuju skema profit atau bahkan campuran

(Akcomak, 2009).

Page 20: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

40

Gambar 2.2 Trend Inkubator dari Waktu ke Waktu

Sumber: Incubators as tools for entrepreneurship promotion in developing

countries (Akcomak, 2009)

Dalam prinsipnya inkubator UMKM mengenal prinsip yang harus dimiliki yang disebut

dengan 7S yaitu : Space, Shared, Services, Support, Skill development, Seed capital, dan

Synergy. Adapun 7S dimaksud adalah (Bank Indonesia, 2006)

:

1. Space: inkubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada tahap

awal.

2. Shared: inkubator menyediakan fasilitas kantor yang bisa digunakan secara

bersama,

Classic Business Incubator

University

Sector Specific

Venture

Corporate Incubator

1960 1980 1990 2000s 2010s

Trend of Incubators established in

Page 21: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

41

misalnya resepsionis, ruang konferensi, sistem telepon, faksimile, komputer, dan

keamanan.

3. Services: meliputi konsultasi manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan

dan hukum, informasi perdagangan dan teknologi.

4. Support: inkubator membantu akses kepada riset, jaringan profesional,

teknologi, internasional, dan investasi.

5. Skill development: dapat dilakukan melalui latihan menyiapkan rencana bisnis,

pemasaran, dan kemampuan lainnya.

6. Seed capital: dapat dilakukan melalui dana bergulir internal atau dengan

membantu akses usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga

keuangan yang ada.

7. Synergy: kerjasama tenant atau persaingan antar tenant dan jejaring (network)

dengan pihak universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesional maupun

dengan masyarakat internasional.

2.2.1 Inkubasi UMKM di Indonesia

Di Indonesia Inkubator UMKM sudah mulai mendapat perhatian lebih sebagai

salah satu bentuk pendampingan dalam memajukan UMKM oleh pemerintah, ini

ditunjukkan dengan keluarnya Peraturan Presiden RI Nomor 27 Tahun 2013

tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha. Peraturan ini menyebutkan dengan

jelas bahwa tujuan inkubator harus untuk mengembangkan UMKM yang sudah

ada dan juga menumbuhkan wirausahawan baru (Start-Up).

Page 22: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

42

Di Indonesia menurut data paling valid yang bisa kami dapat dari Bank Indonesia

dalam laporannya berjudul Kajian Inkubator Bisnis dalam Rangka Pengembangan

UMKM (BI, 2006) menemukan bahwa, Sebagian besar (72%) Inkubator Bisnis

didirikan oleh Perguruan Tinggi, sedangkan sisanya (28%) didirikan oleh Non-

Perguruan Tinggi yang terdiri dari swasta sebanyak 21% dan lembaga pemerintah

7%. Perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki inkubator UMKM seperti UI,

Incubie IPB, dan jika swasta seperti Founder Institute atau GEPI Ciputra.

Dalam peraturan Presiden disarankan sebuah inkubator mendampingi UMKM

yang menjadi tenant mereka paling lama yaitu 3 tahun (Peraturan Presiden RI No.

27 tahun 2013).

Walaupun Inkubator Bisnis memiliki sumber dana rutin yang berasal dari

universitas atau lembaga/instansi yang menaunginya, namun jumlahnya kurang

memadai sehingga potensi UMKM yang berada di sekitar inkubator UMKM di

Indonesia masih belum dapat digarap secara menyeluruh dan optimal. Selain itu

sumber dana jangka panjang inkubator UMKM masih terbatas (Bank Indonesia,

2006). Ini yang menyebabkan pertumbuhan inkubator untuk pendampingan

UMKM di Indonesia sangat lambat. Data terakhir dari Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2015 menyebutkan bahwa

baru ada sekitar 81 inkubator untuk semua jenis UMKM dan start-up dan sekitar

72% masih didominasi perguruan tinggi, sama dengan tahun 2006 (Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian, 2015). Ini menandakan masih perlunya

inisiatif baik dari swasta maupun pemerintah untuk terus membangun inkubator

pendampingan UMKM yang lebih sustainable dan bisa mendevelop UMKM

dengan baik agar menjadi program yang terus berkelanjutan (Bank Indonesia,

2006).

Page 23: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

43

2.2.2 Persyaratan menjadi Inkubator di Indonesia

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 27 Tahun 2013 syarat menjadi

inkubator UMKM di Indonesia adalah:

1. Berbentuk badan usaha;

2. Memiliki sumber daya manusia pengelola yang memadai;

3. Mempunyai sumber pendanaan yang jelas dan berkelanjutan;

4. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Dan dalam melakukan

kegiatannya

2.3 Pasar Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

2.3.1 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PER-02/MBU/7/2017, PKBL terdiri

dari dua jenis Program yakni Program Kemitraan (PK) dan Bina Lingkungan

(BL). PK adalah suatu program yang mewajibkan BUMN untuk memberikan

pinjaman usaha dan pembinaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Lalu BL adalah sebuah program yang diberikan melalui bantuan

dana untuk keperluan program/kegiatan pengembangan masyarakat. Fokus

area kedua program tersebut adalah wilayah lokasi dimana suatu BUMN

beroperasi.

2.3.1.1 Program Kemitraan

Program Kemitraan (PK) adalah program untuk meningkatkan

kemampuan UMKM agar menjadi tangguh dan Mandiri. Sasaran

Utama dari program ini adalah para UMKM yang dapat dikatakan

dalam status belum mendapatkan akses pinjaman modal dari bank.

Namun keistimewan PK dibandingkan bank menurut Peraturan

Page 24: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

44

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-09/Mbu/07/ 2015

Tentang Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan

Usaha Milik Negara adalah pinjaman yang diberikan suatu entitas

PKBL kepada para mitra binaannya hanya dikenakan biaya

administrasi sebesar 3% (tiga persen) per tahun dari total saldo

pinjaman maksimal Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

Dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk:

- Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aset

tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan

- Pinjaman tambahan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat

jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha

Mitra Binaan.

Diatur melalui Pasal 3 Ayat 1a, pelaku usaha UMKM yang dapat ikut

serta dalam program kemitraan adalah mitra yang memiliki kekayaan

bersih paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua miliar lima

ratus juta rupiah).

.

Apabila syarat tersebut disandingkan dengan Kriteria UMKM dan

Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset menurut UU No. 20 Tahun

2008. Maka, Ukuran Usaha yang berhak mendapat pinjaman PK adalah

Usaha Mikro dan Usaha Kecil. Selain itu, Usaha Mikro dan Kecil

tersebut telah melakukan kegiatan usaha minimal 6 (enam) bulan dan

belum memenuhi persyaratan perbankan atau Lembaga Keuangan Non

Bank (Pasal 3, Ayat 1f-g). Usaha ini bisa bergerak dibidang

Perdagangan, Rumah Industri, Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Perikanan, Jasa, dan Usaha Lainnya.

Page 25: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

45

Gambar 2.2 Sektor Usaha Mikro dan Kecil Yang Mendapat PK

Sumber: infopkbl.bumn.go.id

2.3.1.2 Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan merupakan wujud tanggung jawab sosial

yang dilakukan oleh BUMN dalam rangka meningkatkan kondisi

sosial masyarakat, terutama bagi masyarakat di sekitar wilayah

Perusahaan melalui pemanfaatan dana dari laba yang

diperoleh.

Pelaksanaan Program Bina Lingkungan berpedoman

pada:

1. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015 tentang Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik

Negara

2. Surat Keputusan Direksi Peruri Nomor: KEP-8/X/2015 tanggal 1

Oktober 2015 tentang Prosedur Operasional Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan (SOP PKBL)

Secara umum kegiatan Program Bina Lingkungan mencakup 8 jenis

penyaluran bantuan, sebagai berikut:

1. Bantuan korban bencana alam;

Page 26: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

46

2. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan;

3. Bantuan peningkatan kesehatan;

4. Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum;

5. Bantuan sarana ibadah;

6. Bantuan pelestarian alam;

7. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan

kemiskinan;

8. Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi

dan bentuk bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan

kapasitas Mitra Program Kemitraan

Dalam penelitian ini kami memfokuskan pada MItra PK yang

mengikuti Program Kemitraan.

2.3.2 Market Overview

Dalam penelitian ini MAJU ingin menyasar pasar UMKM yang bergabung

Program Kemitraan (PKBL) sebagai Mitra PK yang bekerjasama dengan

BUMN Finance. Pasar Mitra PK indikatornya dapat dilihat dari syarat yang

sudah ditetapkan melalui PER-09/MBU/07/2015.

2.3.2.1 Industri Perdagangan

Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan

teknis) barang baru maupun bekas. Perdagangan merupakan urat nadi

perekonomian seluruh bangsa. Rangkaian aktivitas bisnis perdagangan

dapat dikatakan cukup sederhana, hanya terdiri dari pembelian,

penyimpanan dan penjualan, yang secara skematis dapat digambarkan

melalui gambar bawah ini :

Page 27: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

47

Gambar 2.3 Rangkaian Aktivitas Bisnis Perdagangan

Sumber: Profil Bisnis Usaha, Mikro, Kecil

dan Menengah (Bank Indonesia, 2015)

Dari skema di atas, masing-masing aktivitas perlu mendapatkan

perhatian. Misalnya:

1. Dalam pembelian barang harus dibuatkan kalkulasi mengenai

harga pokok pembeliannya, karena akan menentukan harga

penjualan barang dan margin yang diharapkan serta daya saing

barang tersebut di pasar.

2. Aktivitas penyimpanan perlu diperhitungkan besarnya biaya

penyimpanan dan persediaan barang dagangan, karena akan

menentukan efisiensi penggunaan modal kerja dalam persediaan.

Untuk itu kualitas fasilitas dan kapasitas pergudangan harus

mendapatkan perhatian.

3. Aktivitas penjualan menuntut strategi dan taktik pemasaran yang

baik. Khusus untuk sistem penjualan kredit dituntut collection

yang baik, karena akan menentukan efisiensi penggunaan modal

kerja dalam piutang.

Berdasarkan data yang di dapat dari BPS, Industri Perdagangan dibagi

menjadi Perdagangan Besar dan Eceran. Berdasarkan persyaratan

Page 28: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

48

PKBL yang diatur melalui PER-09/MBU/07/2015, maka dapat disebut

yang berhak mendapat bantuan program kemitraan adalah pelaku

Industri Perdagangan Eceran. Perdagangan Eceran dapat dikategorikan

menjadi beberapa jenis, antara lain (BPS,2018):

1. PE Mobil

2. PE Suku Cadang dan Aksesoris Mobil

3. PE Sepeda motor, suku cadang dan aksesorisnya

4. PE Bahan bakar kendaraan di SPBU

5. PE Minimarket, Supermarket dan Hypermarket

6. PE Barang-barang yang utamanya makanan, minuman atau

tembakau selain di supermarket

7. PE Department Store

8. PE Berbagai macam barang yang utamanya bukan bahan

makanan, minuman atau tembakau selain di Department Store.

2.3.2.2 BUMN bergerak di Industri Keuangan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang

seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

pernyataan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang

dipisahkan (Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003).

BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem

perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta dan koperasi.

BUMN terdapat berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan,

kehutanan, keuangan, manufaktur, transportasi, pertambangan, listrik,

telekomunikasi dan perdagangan serta konstruksi. Berdasarkan SK-

36/MBU/02/2018, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei

dan Konsultan dibagi menjadi 2.

A. Asisten Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan

Konsultan I

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Page 29: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

49

2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

5. Perum Jaminan Kredit Indonesia

6. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)

7. PT Jasa Raharja (Persero)

8. PT Asabri (Persero)

9. PT Taspen (Persero)

10. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

11. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero)

12. PT Asuransi Jiwasraya Persero

13. PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero)

B. Asisten Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei,

Konsultan II

1. PT Danareksa (Persero)

2. PT Permodalan Nasional Madani Persero

3. PT Pegadaian (Persero)

4. PT Angkasa Pura I (Persero)

5. PT Angkasa Pura II (Persero)

6. Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan Indonesia

7. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

8. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

2.3.3 Target Segment

Kami akan menargetkan segmen pasar Pelaku UMKM yang bergabung dalam

Mitra PK dari BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan

Page 30: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

50

Konsultan I. Tetapi untuk di awal perjalanan, MAJU akan fokus terhadap Mitra

PK yang mengikuti program PKBL dari Perusahaan BUMN Bidang Usaha Jasa

Keuangan Khususnya Bank (Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN). Kehadiran

MAJU bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada Mitra PK

khususnya dalam finansial literasi dan pemasaran. Sehingga kedepannya

diharapkan bisa mempersiapkan Mitra PK tersebut untuk bisa ekspansi bisnis

mereka melalui akses permodalan yang nilainya lebih besar.

2.3.4 Market Size & Market Potential

Data-data yang diperoleh dari Laporan Keuangan BUMN Finance (Bank

Mandiri, BNI, BRI, BTN) dari 3 tahun terakhir ini akan dijadikan pedoman

terhadap perkembangan program PKBL yang ada di Indonesia dari tahun ke

tahun.

2.3.4.1 Total Market

Berikut adalah hasil pengukurannya:

- Jumlah Mitra PK Bank BUMN

: 51.329 Unit Usaha

- Jumlah Dana Program Kemitraan : Rp 489,250,341,904,-

Data diatas menunjukkan bahwa dana yang dikeluarkan oleh BUMN

Perbankan untuk Program Kemitraan sebanyak 450 Miliar Rupiah

sudah membantu sekitar 86 ribu unit usaha dalam skala Usaha Mikro

dan Kecil sesuai dengan Per-09/Mbu/07/ 2015. Mitra PK ini pada

umumnya adalah para pelaku usaha yang dikategorikan belum layak

mendapat pinjaman oleh bank tetapi sudah menjalankan usahanya

minimal selama 6 bulan. Dibawah ini adalah data yang diolah dari

Laporan PKBL BUMN Perbankan yang menjelaskan pertumbuhan

Program PKBL pada tahun 2018.

Nama BUMN PPKBL 2017 PPKBL 2018 Persentase

Page 31: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

51

BNI R178,84 R219,92 22,97%

BTN R20,00 R21,70 8,50%

BRI R359,71 R507,80 41,17%

MANDIRI R118,86 R114,55 -3,62%

T

Total R677,41 R863,97 27,54%

Tabel 2.1 Data Keuangan PKBL BUMN Perbankan (Dalam

Milyar Rupiah)

Sumber: Diolah dari Kementerian BUMN

Data diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan anggaran untuk

PKBL di beberapa BUMN yang jika ditotal rata-rata meningkat sekitar

27,54% dengan dana total PKBL pada tahun 2018 sekitar Rp. 863,97

milyar. Kenaikan anggaran ini berbanding lurus dengan permintaan

akan bantuan modal dan pelatihan terhadap pelaku UMKM yang ada di

pasar. Dan sejalan dengan itu, anggaran untuk Bina Lingkungan juga

dinaikkan untuk menyeimbangkan dengan jumlah mitra binaan dan lain

sebagainya. Oleh sebab itu, MAJU melihat Mitra PK BUMN

Perbankan layak dijadikan Target Utama di awal perjalanan bisnis ini.

2.3.4.2 Total Available Market

Mitra PK yang bergerak di Industri Perdagangan mendominasi sekitar

46% dari total mitra yang bergabung dengan Program Kemitraan,

disusul oleh Industri Pertanian, Jasa, dan lain-lain. Artinya, PKBL yang

disediakan oleh BUMN Perbankan di Indonesia mayoritas adalah

pelaku yang bergerak dalam Industri Perdagangan.

Page 32: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

52

Total Available Market dari BUMN Perbankan (Bank Mandiri, BNI,

BRI, BTN) yang bergerak dalam Industri Perdagangan adalah :

- Jumlah Mitra PK Perdagangan

: 23.611 Unit Usaha

- Jumlah Dana Program

Kemitraan : Rp 164.317.379.929,-

Dari total jumlah anggaran Bina Lingkungan untuk Pelatihan Mitra,

potensi yang bisa diperoleh oleh MAJU adalah sebesar Rp

9.280.750.056. Jumlah ini diperoleh dari persentase Mitra PK yang

bergerak dalam Industri Perdagangan, sebesar 46%.

2.3.4.3 Serviceable Available Market

Dari hasil Laporan Program Kemitraan Bina Lingkungan BUMN

Perbankan (Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN) tahun 2017-2018, dapat

disimpulkan bahwa Pulau Jawa menyerap 60% dari total Anggaran

PKBL BUMN Perbankan untuk seluruh Indonesia. Oleh karena itu,

Target operasi MAJU tahun 2019-2020 adalah fokus terhadap Mitra PK

yang bergerak dibidang Industri Perdagangan dan berada di Pulau

Jawa.

- Jumlah Mitra PK

Perdagangan : 14.166 Unit Usaha

- Jumlah Dana Program

Kemitraan : Rp 1.590.427.429,-

Dengan perhitungan tersebut, terdapat 14.166 Unit Usaha Industri

Perdagangan di Pulau Jawa yang dijadikan sebagai target market

MAJU.

2.3.5 Consumer Behavior

1. Behaviour Mitra PK

Page 33: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

53

a. Setelah mendapat bantuan dari PKBL berupa pinjaman dana,

biasanya UMKM yang menjadi Mitra PK akan fokus untuk

memproduksi produk-produk yang mereka miliki. (Kurniawati,

F., & Mukzam, M. D., 2017)

b. Biasanya para Mitra PK pada umumnya masih mengandalkan

konvensional sebagai cara mereka untuk memasarkan produknya.

Sehingga mereka kesulitan untuk membuka pasar produk mereka

ke mancanegara (BI, 2016).

c. Menurut hasil interview kami dengan Supriyono sebagai salah satu

kisah sukses program PKBL terhadap UMKM, UMKM , masih

sangat membutuhkan program pendampingan seperti pelatihan

dan juga pinjaman dana dengan bunga rendah yang diberikan. Ini

mengingat ada kecenderungan bahwa mereka masih memiliki skill

SDM yang kurang dari berbagai segi.

d. Pada umumnya Mitra PK masih lemah dalam pemanfaatan

teknologi digital, serta lingkup pemasaran produk-produk UMKM

di pasar domestik umumnya terbatas di wilayah UMKM tersebut

berada (BI, 2016). Ini didukung dengan interview dengan

Kementerian BUMN yang menyatakan banyak Mitra PK belum

memanfaatkan marketplace digital dengan maksimal, sehingga

BUMN seringkali banyak mengeluarkan biaya untuk pameran

agar Mitra PK bisa mendapatkan pasar. Ini juga didukung dengan

interview kami kepada pihak UMKM yang diwakili pak Supriyono

yang masih hingga sekarang belum memiliki toko online dan

belum memiliki website atau sosial media.

e. Mitra PK masih banyak kekurangan informasi mengenai akses

finansial yang mengakibatkan mereka terkadang kesulitan untuk

mengajukan modal usaha untuk mengembangkn perusahaannya.

Page 34: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

54

Selain itu kendala juga hadir karena banyak Mitra PK yang belum

melakukan pencatatan finansial perusahaan dengan baik sehingga

bank susah untuk mengeluarkan pinjaman kepada mereka (BI,

2016). Ini juga didukung dengan interview kami kepada pihak BI

yang menyebutkan bahwa salah satu program pelatihan yang

paling pertama dilakukan kepada UMK adalah literasi finansial

yang berguna untuk merapikan pembukuan keuangan perusahaan.

f. Mitra PK yang perkembangannya positif akan direkomendasikan

untuk mengambil program Kredit Usaha Rakyat atau jenis kredit

lainnya (BI, 2016).

2.4 Kompetisi

2.4.1 Peer/Substitute

Bisnis perusahaan kami adalah fokus bergerak di bidang usaha jasa

inkubator pendampingan kepada UMKM yang tergabung menjadi Mitra

PK di PKBL BUMN. Jenis bisnis inkubator dengan fokus pada

pendampingan usaha kepada UMKM ini sudah mulai bermunculan.

Beberapa badan pemerintah seperti Kementerian Koperasi hingga BUMN

dan juga perusahaan multinasional juga sudah mulai banyak membuka

kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga-lembaga yang peduli dengan

UMKM untuk memberikan pelatihan kepada para pengusaha UMKM.

Hal yang membedakan MAJU dengan para jasa inkubator bisnis

pendampingan UMKM lain yang ada di Indonesia adalah fokus

pendampingan kami kepada strategi dan rencana marketing, finansial dan

juga membantu Mitra PK atau UMKM secara umum dalam mencari

investor dalam bentuk crowdfunding, angel investor, atau pinjaman modal

usaha yang lebih besar dibandingkan dana kemitraan yang didapat dari

Program Kemitraan PKBL BUMN.

Page 35: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

55

Ada beberapa jenis model bisnis yang bisa menjadi pengganti kami,

terutama dalam memberikan jasa pendampingan UMKM, yaitu:

1. Non Profit Organization:

Lembaga non-profit bisa dibilang adalah pionir dalam me-

gabungkan kepentingan sosial sebagai semacam bentuk venture

yang mempunyai struktur organisasi dan kegiatan yang jelas.

Dalam menjalankan kegiatannya Lembaga Non-Profit mempunyai

lima karakter (Morris, 2000):

a. Organized—. Mempunyai institusi organisasi dan sistem

organisasi yang jelas.

b. Private—Terpisah dari badan pemerintahan secara organisasi.

c. Distribusi dana --- Tidak menggunakan dana sisa operasional

sebagai profit bagi individu pemilik non-profit (direktur,

manajer, dsb). Namun, menggunakan dana itu untuk kegiatan

operasional sesuai dasar tujuan sosial lembaga non-profit.

d. Self-governing— Mempunyai aturan internal sebagai bentuk

birokrasi mandiri organisasi

e. Voluntary— Elemen yang terlibat dalam Non-Profit harus

mempunyai sifat sebagai sukarelawan baik itu dalam urusan

operasional maupun manajemen organisasi.

Biasanya Non-Profit mendapatkan dana mereka dari dana CSR

perusahaan swasta, pemerintah, hingga dengan melakukan

penggalangan dana atau sumbangan individual. Contoh Non-

Profit yang bergerak khusus di masalah UMKM dan pemberian

Page 36: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

56

pelatihan UMKM adalah: SME SABI asal Nigeria atau SPARK

asal Belanda

2. Company CSR.

Secara sederhana CSR bisa didefinisikan sebagai bentuk tanggung

jawab perusahaan terhadap kondisi sosial masyarakat dan

lingkungan sekitarnya yang terintegrasi dengan stakeholder

perusahaan itu sendiri (Crowther & Aras, 2012). Dalam

pelaksanaan CSR ada tiga aspek:

a. Sustainibility: Yaitu bagaimana CSR perusahaan bisa

membantu meregenerasi dan mengembangkan sumber daya

lingkungan atau keadaan sosial dengan program-programnya

agar mengarah hal yang lebih positif dan terus berkelanjutan.

Contoh: CSR Penanaman pohon yang dilakukan oleh industri

kertas.

b. Accountability: Adalah bagaimana perusahaan mempunyai

tanggung jawab untuk mengetahui dampak dan segala efek

yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan di lingkungan dan

kondisi sosial sekitarnya.

c. Transparancy: Adalah bagaimana perusahaan terbuka kepada

external atas segala kegiatan yang dilakukan dan dampaknya

kepada lingkungan dan kondisi sosial. Transparansi

mengharuskan perusahaan mempunyai laporan yang bisa

dengan mudah dipelajari sebagai bagian dari tanggung jawab

kepada masyarakat.

Yang membedakan CSR dengan Non-Profit adalah biasanya dana

CSR berasal dari internal perusahaan dan digunakan sesuai dengan

misi perusahaan itu sendiri. Contoh CSR: Yayasan Astra yang

merupakan CSR khusus UMKM yang bergerak di otomotif, CSR

bank khusus UMKM sepert DBS Grant.

Page 37: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

57

3. Social Enterprise

Dalam bukunya Social Entrepreneurship: Theory and Practice.

Ryszard Praszkier dan Andrzej Nowak menjelaskan bahwa Social

Enterprise adalah bisnis yang menjadi agent of change dalam

membantu merubah tatanan sosial masyarakat menjadi lebih baik

melalui usaha yang dibuat (Praszkier dan Nowak, 2012). Dalam

pelaksanaannya Social Enterprise mempunyai sifat:

1. Mempunyai misi untuk meningkatkan atau menjaga taraf

sosial di masyarakat.

2. Menargetkan segmen populasi yang kurang diperhatikan.

3. Berusaha mempunyai efek transformasi yang besar dan

positif baik ke segmen masyarakat tertentu atau

masyarakat pada umumnya.

Social Enterprise sendiri hadir karena melihat bahwa pemerintah,

sektor swasta hingga organisasi non-profit masih belum ada atau

belum cukup untuk menyelesaikan isu sosial yang ada (Durieux

dan Stebbins, 2010).

Di era moden kini definisi Social Enterprise dilihat dari model

bisnis mulai terlihat lebih menyatukan unsur antara kegiatan sosial

yang sering dihubungkan dengan lembaga non-profit, kegiatan

dalam mencari profit itu sendiri, dan tujuan sosial yang biasanya

dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat (MaGIC, 2019)

Contoh Social Enterprise yang memiliki tujuan meningkatkan

taraf hidup pengusaha UMKM adalah Lend A Hand dan MaGIC

dari Malaysia.

Page 38: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

58

2.4.2 Analisa Perbandingan

MaGIC BRI

INKUBATO

R

Incubie

IPB

Lend-A-Hand MAJU

Sumber

Dana

Pemerintah,

Donasi CSR

Dana PKBL

dan CSR BRI

Donasi,

CSR

Pemerintah

dan Swasta

Dana CSR, donasi,

intereset fee dari

pinjaman

Donasi, Dana CSR,

Management Fee

Fokus

dan

tujuan

Pelatihan

bisnis dan

pendampinga

n kepada

UMKM yang

bergerak di

Social

Enterprise

Dan program

pembiayaan

UMKM

Pendampinga

n UMKM di

bidang

manajerial

dan juga

sistem

pemasaran

dunia digital

Peningkata

n dan

pengemban

gan

UMKM

melalui

program

pelatihan

dengan

fokus

kepada

manajemen

keuangan,

pemasaran

dan

teknologi

Pendampingan

UMKM berupa

pelatihan bisnis

dan marketing

yang dibiayai oleh

dana CSR Swasta

dan pemerintah.

Pembiayaan Usaha

kecil dan

Menengah melalui

pinjaman bersifat

crowdfunding.

Memberi

Pendampingan

berupa pelatihan dan

mentoring skill SDM

untuk Usaha Kecil di

bidang Industri

Perdagangan, dengan

fokus literasi

finansial, marketing

skill dan juga

pencarian dana

investasi lewat cara

crowdfunding.

Target

Market

UUMKM

dan startup

UUMKM UMKM

yang

bergerak di

Agribisnis

(pertanian,

dsb)

UUMKM UMKM yang begerak

di industri

perdagangan dan

sudah menjadi MItra

PK.

Harga Tidak

diketahui

Pinjaman

PKBL Bank

BRI

disalurkan

melalui

program ini

dengan bunga

rendah sekitar

3 persen.

Tidak

diketahui.

Pinjaman modal

kepada UMKM

dengan jangka di

atas 1 tahun dan

bunga sekitar 6%

5000.000/Mitra PK

yang dibayarkan

untuk program

pendampingan

selama 6 bulan.

4% dari total investasi

jika mendapat

suntikan modal hasil

dari program

pendampingan.

WLokasi Malaysia Indonesia Indonesia IEropa dan Afrika Indonesia

Page 39: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

59

Tabel 2.2 Table Perbandingan

Sumber Data: Olahan Sendiri

Jika melihat dari analisa perbandingan di atas maka Maju akan sangat

mendekati model bisnis dari Lend A Hand, Incubie IPB atau BRI Inkubator.

Ketiga lembaga ini merupakan inkubator pendampingan UMKM yang

bertujuan untuk mengembangkan UMKM.

Lend A Hand menggabungkan prinsip sosial yaitu kesejahteraan pelaku

usaha UMKM sebagai misi utama mereka. Lend A Hand mempunyai 2 unit

bisnis yang saling terkait.

Yang pertama adalah Lend A Hand Foundation yang melakukan

pendampingan UMKM dari segi pelatihan di bidang strategi bisnis,

marketing, hingga manajemen keuangan dan SDM. Lend A Hand

Foundation bekerjasama dengan CSR dari berbagai institusi mulai dari

pemerintah hingga swasta sebagai sumber pendanaan mereka, mereka juga

menerima donasi individu. Laporan pendampingan mereka juga dapat di

akses sehingga efektifitasnya bisa dinilai oleh lembaga yang memberikan

dana CSR atau donasi kepada mereka.

Yang kedua, Lend A Hand mempunyai unit bisnis bernama Lend A Hand

Mesofinance yang merupakan start-up crowdfunding yang membantu

UMKM potensial binaan Lend A Hand dalam mendapatkan modal usaha

jangka menengah (di atas 1 tahun) dengan bunga terjangkau mulai dari 3-7

persen. Lend A Hand total telah memberikan pinjaman modal usaha sebesar

63 juta poundsterling.

Page 40: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

60

Inkubator kedua yang kami teliti adalah BRI Inkubator. Inkubator yang

langsung di miliki oleh bank BRI dan mempunyai tujuan pendampingan

UMKM dari segi manajerial dan juga UMKM diajak lebih dalam mengenal

bisnis secara digital. Selain melakukan pendampingan, BRI juga siap

menyediakan akses pembiayaan melalui dana PKBL yang setiap tahun

wajib mereka keluarkan (Isnanto, 2018)

Inkubator ketiga yang kami lihat juga adalah IPB Incubie. Inkubator ini

milik lembaga IPB Bogor dengan fokus pendampingan UMKM yang

bergerak di bidang agrikultural. Mereka bergerak lebih ke arah

pendampingan sekaligus penelitian akademik. Incubie IPB mendapatkan

dana hibah dari CSR kampus IPB dan juga pernah bekerjasama dengan

pemerintahan terutama dinas koperasi.

Selain 3 lembaga di atas, kami yang ingin mengedepankan prinsip social

enterprise juga mempelajari model bisnis dari MaGIC, sebuah lembaga

inkubator UMKM dengan pendekatan sebagai Social Enterprise yang

berada di Malaysia dan mempunyai program akselerasi pendampingan

intensif kepada UMKM selama 4 - 6 bulan agar bisa mendapatkan investasi.

MaGIC sendiri hingga sekarang mendapatkan suntikan dana dari

pemerintahan Malaysia untuk menjalankan programnya dan tidak

memungut biaya sama sekali kepada peserta pendampingan. Tetapi mereka

mengambil sedikit saham kepemilikan (shareholder) kepada UMKM yang

mendapatkan bantuan investasi modal dari MaGIC.

Kelebihan dari MaGIC yang ingin kita tiru adalah untuk di kawasan

ASEAN program dari MaGIC mempunyai model bisnis yang sangat

transparan dan mudah dipahami oleh para peserta maupun masyarakat.

Laporan kegiatan dan evaluasi program yang jelas membuat MaGIC masih

Page 41: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

61

dipercaya pemerintah Malaysia dengan budget yang lumayan besar untuk

menjalankan program mereka.

2.4.3 Kelemahan Program Inkubator dari Lembaga Pendidikan di

Indonesia

Berdasarkan hasil data kami inkubator pendamping UMKM masih

didominasi oleh lembaga pendidikan sebanyak 72% dari 81 inkubator

yang tercatat di Data terakhir dari Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

2015). Sehingga bisa dikatakan saingan utama kita sebagai swasta

ketika akan membuka usaha inkubator bisnis di Indonesia adalah

inkubator dari perguruan tinggi seperti IPB dan UI. Namun berdasarkan

penelitian kami inkubator bisnis dari perguruan tinggi tidak sepenuhnya

berjalan lancar karena beberapa faktor yang kita ambil dari penelitiaan

Rokhani Hasbullah et al (2015) tentang efektifitas inkubator bisnis

perguruan tinggi:

1. Di Perguruan Tinggi seringkali program inkubator bisnis tidak

menjadi prioritas utama sehingga dana yang didapat oleh

perguruan tinggi terutama dalam bentuk hibah tidak selalu

dikucurkan full kepada program inkubator bisnis. Ini membuat

program pendampingan di inkubator seringkali berjalan dalam

periode yang tidak menentu. Jika sedang tidak ada program

pendampingan maka kegiatan akan dialihkan lebih ke arah

seminar-seminar UMKM sebagai bentuk laporan dan wujud bakti

perguruan tinggi.

2. Masalah kedua adalah kurangnya SDM yang berkualitas untuk

menjadi pendamping UMKM di Inkubator perguruan tinggi. Hal

Page 42: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

62

ini karena biasanya SDM yang bertanggung jawab untuk

memegang inkubator masih dari internal akademisi seperti dosen

dan mahasiswa yang tentunya memiliki tanggung jawab lain.

Mahasiswa sering ditunjuk menjadi pendamping UMKM sebagai

bagian dari nilai atau bentuk dari KKN (kuliah kerja nyata) di

lapangan padahal mereka belum tentu memiliki kualifikasi sebagai

pendamping UMKM.. Para mahasiswa ini tentu tidak akan bisa

secara maksimal mendampingi UMKM karena mereka sendiri

masih mempunyai beban kuliah. Padahal dalam pendampingan

UMKM di inkubator ini bisa memakan waktu hingga beberapa

bulan hingga tahunan.

3. Transparansi program, sebagai lembaga inkubator yang sifatnya

bisa dibilang non-profit dan mulai mengarah menjadi social

enterprise, inkubator UMKM dari perguruan tinggi di Indonesia

masih kurang transparan dalam membuka informasi kegiatan dan

hasil mereka kepada masyarakat. Ini kami buktikan dengan

sulitnya mencari data dokumen laporan kegiatan ataupun

pembiayaan beberapa inkubator seperti dari IPB dan UI di internet.

Sedangkan jika kita melihat contoh inkubator UMKM yang

menjadi referensi kita dari luar negeri seperti MaGIC, mereka

sangat transparan berapa jumlah pembiayaan yang mereka terima

dari pemerintah ataupun swasta dan laporan kegiatan detail mereka

serta result yang didapatkan apa dibagikan kepada masyarakat

dalam bentuk dokumen yang bisa diakses melalui internet.

Ketiga hal ini membuat kehadiran lembaga inkubator

khusus pendampingan UMKM yang profesional dan tidak

terkendala masalah di bidang pembiayaan, SDM pendamping

dan transparansi program yang menjadi sangat penting.

Page 43: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

63

2.5 Competitive Advantage

2.5.1 Creating Shared Value Theory (CSV)

Teori Creating Shared Value pertama kali dicetuskan oleh Michael Porter dan

Mark Kramer pada tahun 2006 (Porter dan Kramer, 2006). CSV atau creating

shared value adalah kebijakan dan teknis operasional yang meningkatkan

keunggulan kompetitif perusahaan dan secara bersamaan memajukan kondisi

sosial dan ekonomi (Porter and Kramer, 2011).

Mereka berpendapat bahwa semua keuntungan yang diperoleh tidaklah sama.

Keuntungan yang melibatkan nilai bersama (shared value) dan memungkinkan

masyarakat untuk maju dapat membuat perusahaan maju secara lebi pesat. CSV

menekankan pentingnya memasukkan isu-isu sosial ke dalam strategi bisnis

yang dapat meningkatkan value perusahaan dan juga isu sosial masyarakat yang

dibantu dengan kehadiran perusahaan. CSV berbeda dengan CSR ataupun

donasi perusahaan. CSV menekankan pentingnya menyelesaikan

masalah sosial melalui pendekatan model bisnis baru.

Page 44: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

64

Tabel 2.3 Peranan Bisnis di Masyarakat

Sumber:https://www.isc.hbs.edu/creating-shared-value/Pages/default.aspx

Dalam penerapannya ada tiga cara yang bisa dilakukan bisnis untuk

menerapkan teori CSV yaitu (Porter dan Kramer, 2011):

1. Mengolah kebutuhan,produk dan konsumen dengan pendekatan

baru: Memenuhi kebutuhan sosial masyarakat melalui produk dan jasa.

Melayani market yang belum pernah dijamah atau jarang dijamah.

2. Memberi definisi baru produktifitas di value chain: Memaksimalkan

sumber daya energi, logistik, supplier dan SDM dengan pendekatan

berbeda.

3. Meningkatkan kualitas ekonomi dan bisnis lokal dan regional.–

Meningkatkan skill para supplier dan produsen bisnis lokal, regulasi

lingkungan, serta institusi pendukung yang mempengaruhi bisnis kita.

Memperkuat cluster tempat perusahaan bergantung.

Page 45: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

65

Dengan menerapkan model bisnis berdasarkan konsep Creating Shared

Value ini, kami menekankan aspek bahwa melalui jasa pendampingan bisnis

kepada Mitra PK yang kami lakukan dapat meningkatkan kualitas dan daya

saing usaha para Mitra PK sehingga dapat meningkatkan kualitas ekonomi

dan bisnis serta masyarakat secara luas di wilayah tempat para Mitra PK

bernaung.

2.6 Journal References

2.6.1 UMKM sebagai Target Sustainable Development Goals 2030

Sustainable development goals atau SDG adalah koleksi dari 17 tujuan

pembangunan utama secara global yang dirancang oleh PBB. Tujuan-tujuan

ini ditargetkan akan tercapai pada tahun 2030 dan meliput aspek seperti

kemiskinan, kelaparan, kesehatan, pendidikan, global warming, keseteraan

gender, air, sanitasi, energi, urbanisasi, lingkungan, keadilan sosial dan lain-

lain.

Gambar 2.4 17 poin Sustainable Development Goals dari PBB

Sumber : UNDP (2015)

Salah satu target penting dari Sustainable Development Goals 2030 yang

dikeluarkan PBB adalah pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang

Page 46: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

66

berkelanjutan. Dan point penting dari target ini adalah pentingnya kegiatan

pendampingan dan promosi usaha mikro dan kecil menengah agar bisa lebih

produktif, kreatif dan lebih profitabel sehingga bisa berkembang dan juga

membuka akses modal kepada UMKM (PBB, 2019).

Gambar 2.5 Tujuan Sustainable Development Goals 2030:

Decent Work and Economic Growth

Selain itu penerapan SDG ini juga dilakukan di kawasan ASEAN. Menurut

laporan Asian Development Bank pada tahun 2019, negara-negara ASEAN

harus bisa membangun kolaborasi yang baik antara pihak pemerintah, swasta

besar dengan para pelaku UMKM agar dapat mengembangkan

pendampingan, riset dan pelatihan kewirausahaan kepada UMKM (Asian

Development Bank, 2019)

Page 47: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

67

2.6.2 Social Enterprise

Social Enterprises berbeda dengan konsep non-profit pada umumnya. Ini karena

Social Enterprise mendapatkan income yang terikat langsung dengan misi

sosial mereka. Kebanyakan bisnis dibiayai oleh biaya swasta dan dikelola

berdasarkan prinsip profit komersial dan beberapa juga berada di sektor

publik, atau sektor yang dikelola bersama oleh pemerintah. Konsep hybrid

antara swasta-publik inilah yang menjadi pembeda bagi Social Enterprise.

Pada fundamentalnya Social Enterprise bertujuan untuk memajukan civil

economy atau ekonomi yang berusaha memecahkan masalah sosial di

masyarakat sambil meminimalisir peran intervensi langsung pemerintah

(Grassl, 2012).

Gambar 2.6 Konsep Social Enterprise dilihat dari pembagian sektor bisnis

(Grassl, 2012)

Konsep Social Enterprise sebagai bisnis dengan sistem hybrid ini juga didukung

oleh penelitian dari Sergio Sparviero di Journal of Social Entrepreneurship, yang

menyatakan Social Enterprise berusaha menjembatani konsep misi sosial dan

sukarela dengan sektor bisnis dengan cara transfer ide antara satu dengan yang lain

(Sparviero, 2019).

Page 48: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

68

Definisi serupa juga dikemukakan oleh inkubator UMKM asal Malaysia MaGIC

yang menggunakan prinsip dan konsep Social Enterprise sebagai salah satu cara

mereka memajukan nilai sosial dan ekonomi dengan cara melakukan inkubasi

pendampingan UMKM agar bisa meningkatkan skill dan akses pembiayaan

terhadap UMKM (MaGIC, 2015).

Gambar 2.6 Diagram Venn Posisi Social Enterprise

Sumber: Malaysian Social Enterprise Blueprint from MaGIC

(2015)

Gambar di atas menunjukkan bagaimana Social Enterprise merupakan konsep

bisnis hybrid penggabungan dari adanya kebutuhan dari Pemerintah untuk

meningkatkan taraf kehidupan sosial di masyarakat yang masih terdapat gap dari

segi pelayanan, ditambah dengan munculnya tuntutan dan kesempatan untuk

menyediakan pelayanan publik melalui lembaga swasta yang bisa didukung oleh

CSR perusahaan swasta yang dibantu oleh lembaga ketiga yaitu Social

Page 49: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

69

Enterprise yang akan memberikan pelayanan kompetitif dan efisiensi dalam

menjamin lancarnya program sosial yang akan dijalankan.

2.6.3 Inkubator Pendampingan UMKM sebagai bentuk dari Social

Enterprise

2.6.3.1 Lend A Hand

Seperti yang dijelaskan di atas, Lend A Hand adalah Social Enterprise

yang bergerak di pendampingan berupa pelatihan UMKM dan juga

pembiayaan modal melalui crowdfunding. Lend A Hand sendiri

sudah sukses menyalurkan dana dengan total sekitar 63 juta euro

kepada ribuan UMKM di seluruh dunia dalam bentuk pinjaman

modal usaha (lendahand.com, 2019). Untuk program pendampingan

UMKM dan pelatihannya sendiri kini Lend A Hand fokus di tiga

negara yaitu Ghana, Filipina dan Mongolia (lendahand-

foundation.org, 2019). Dalam pelaksanaan kegiatannya Lend A Hand

bekerjasama dengan mitra daerah lokal agar lebih memudahkan

untuk mengatasi perbedaan kultur. Yang unik untuk membedakan

platform crowdfunding dan pendampingan UMKM, Lend A Hand

mempunyai dua entitas unit usaha yaitu:

1. Lend A Hand Foundation: Lembaga non-profit dari Lend A

Hand yang bertujuan memberikan inkubasi pendampingan

selama sekitar 3 bulan kepada UMKM di Ghana, Filipina dan

Mongolia. Mendapatkan suntikan dana dari program-program

CSR seperti dari Bank Rabobank dan Ashoka Foundation.

2. Lend A Hand Mesofinance: Bisnis crowdfunding milik Lend

A Hand. Mengutamakan investasi crowdfunding dengan plafon

yang cukup besar (di atas 50.000 euro) dengan jangka waktu

sekitar 1-5 tahun tergantung besarnya modal. Bunga

Page 50: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

70

pengembalian sekitar 5-7 persen dan bunga investasi yang

dikembalikan kepada peserta crowdfunding sekitar 3-5

persen/tahun. Model bisnis ini memberikan kemudahan kepada

UMKM untuk mendapatkan modal yang cukup besar dengan

bunga terjangkau dan juga memberikan keamanan resiko

rendah kepada para investor karena sumber dana diambil dari

masyarakat luas melalui sistem crowdfunding.

2.6.2.2 MaGIC

Di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia sudah mempunyai

program untuk pendampingan UMKM dan Start-Up yang terintegrasi

sebagai Social Enterprise bernama MaGIC (Malaysian Global

Innovation and Creativity Centre (MaGIC, 2015). MaGIC menjadi

jembatan antara pemerintah Malaysia dan pelaku UMKM yang

bergerak di bidang Social Enterprise agar bisa lebih berkembang.

MaGIC sebagai Social Enteprise mempunyai beberapa kegiatan

seperti program Global Accelerator.

Program ini berupa inkubasi dan pendampingan intensif terhadap

UMKM selama 4-6 bulan dengan fokus kepada marketing, finansial,

produksi, dan legal sehingga setelah pelatihan selesai, UMKM terkait

sudah siap mendapatkan suntikan investasi. Tiap tahunnya program

ini mengadakan pendampingan kepada sekitar 20-30 UMKM dan

Start Up yang terpilih (MaGIC, 2015). MaGIC sendiri pada tahun ini

kembali dipercaya pemerintah Malaysia untuk mengolah dana sekitar

10 juta Ringgit atau 33 Milyar Rupiah untuk mengelola program-

program pendampingan dan juga investasi kepada UMKM di

Malaysia (Tariq, 2019)

Page 51: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

71

2.6.4 Konsep “UMKM Naik Kelas” di Indonesia

Di Indonesia penerapan konsep memajukan UMKM dicanangkan

pemerintah dengan mengangkat tema “UMKM Naik Kelas”. Kementerian

Koperasi dan UMKM mendefinisikan UMKM naik kelas dari beberapa

parameter yaitu (Nursyamsi, 2019):

1. Kenaikan omset dan aset perusahaan

2. Kemampuan UMKM untuk menjadi bankable.

3. Mampu memanfaatkan teknologi digital.

4. Kemampuan untuk ekspor-impor.

5. Memiliki sertifikasi seperti SNI dan juga legalitas perizinan yang

lengkap.

Menurut Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan

UKM Abdul Kadir Damanik, dari segi omset banyak UMKM yang sudah

“naik kelas”. Ini dilihat dari data banyaknya usaha mikro yang omsetnya

bertambah dari 20 juta ke 40 juta (Nursyamsi, 2019). Namun kenaikan omset

ini belum bisa secara maksimal disebut sebagai naik kelas karena banyak

usaha mikro yang belum menyentuh syarat menjadi usaha kecil secara omset

dan begitu juga banyak usaha kecil yang walaupun omsetnya naik tetapi

belum menyentuh syarat menjadi usaha menengah atau besar. Selain itu jika

dilihat dari kemampuan marketing dan pemanfaatan teknologi masih hanya

sekitar 5 persen UMKM yang memanfaatkan marketplace digital ataupun

internet secara umum (Pratiwi, 2019).

Melihat hal ini masih banyak PR baik dari Pemerintah hingga pihak swasta

dan UMKM itu sendiri untuk saling bersinergi satu lain melalui program-

program pendampingan dan juga inovasi yang dapat membantu UMKM.

Beberapa contoh program dari Pemerintah untuk membantu UMKM adalah:

Page 52: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

72

1. Program Dana Hibah untuk UMKM (Kementerian Koperasi dn

UMKM)

2. Program Pendampingan UMKM melalui CIS-Nasional

(Kementerian Koperasi)

3. Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) kepada Industri UMKM di

bidang Kreatif (Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

4. Pelaksanaan Program PKBL di seluruh Perusahaan BUMN

(Kementerian BUMN dan Perusahaan BUMN)

Di luar program-program ini Pemerintah berharap akan juga banyak

lembaga swasta yang bisa menjalin kerjasama atau membuat platform

inkubator bisnis yang dapat membantu kemajuan UMKM baik dengan

bantuan pendampingan seperti pelatihan-pelatihan UMKM hingga bantuan

pembiayaan melalui CSR perusahaan swasta besar atau Crowdfunding

(Kurniawan, 2017). Dan jika kita melihat bagaimana peran swasta seperti

yang dilakukan MaGIC di Malaysia dan Lend A Hand di beberapa negara

maka bukan tidak mungkin model bisnis seperti dua institusi berbentuk

social enterprise dengan penerapan inkubator bisnis dalam melakukan

pendampingan UMKM ini dapat menjadi salah satu jawaban untuk

mengembangkan potensi UMKM di Indonesia.

2.7 Value Proposition

Value proposition diartikan sebagai rangkaian keuntungan dan manfaat yang

ditawarkan atau dijanjikan oleh sebuah brand kepada konsumen untuk memenuhi

kebutuhan mereka (Kotler & Armstrong, 2012). MAJU sebagai suatu model bisnis

baru menawarkan value proposition untuk dapat menciptakan nilai yang lebih

dibandingkan model bisnis lainnya, berikut adalah kerangka value proposition yang

ditawarkan oleh MAJU melalui analisa value proposition canvas.

Page 53: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

73

Gambar 2.4 VPC for Mitra PK

Sumber : Data Olahan Sendiri

Gambar 2.5 VPC for Sponsorship

Sumber : Data Olahan Sendiri

2.7.1 Customer Profile Mitra PK

Customer Jobs

Page 54: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

74

Aspek-aspek yang harus dikerjakan oleh konsumen, dapat meliputi masalah

yang mereka ingin selesaikan ataupun kebutuhan yang ingin dipenuhi disebut

sebagai Customer Jobs. Terdapat 3 jenis utama dari customer jobs yaitu

secara functional, social dan emotional/personal (Osterwalder, 2010).

Customer jobs dari Mitra PK adalah adanya keinginan agar bisnis mereka

naik kelas, adanya kenaikan omset hingga kenaikan pinjaman modal adalah

kebutuhan yang dibutuhkan oleh Mitra PK.

Customer Pains

Customer pain didefinisikan sebagai aspek-aspek yang bersifat negatif bagi

para konsumen saat, sebelum dan setelah melaksanakan kewajiban (customer

jobs), aspek tersebut dapat berupa kesulitan, risiko, kemungkinan akibat yang

buruk (Osterwalder, 2010). Berikut adalah customer pains dari target market

MAJU:

- Kapabilitas perencanaan dan pengelolaan finansial

Kurangnya pengetahuan dan kapabilitas para Mitra PK terhadap

finansial menyebabkan pengelolaan keuangan tidak yang tidak benar

sehingga mempengaruhi perencanaan budget untuk hari berikutnya.

sering banget tanpa disengaja uang hasil usaha dan uang pribadi

disatuin, makanya kita suka kebingungan duitnya ini habis kemana ya,

- hasil wawancara dengan moel, rina

- Penjualan yang tidak sesuai produksi

Mayoritas para mitra pk lebih memfokuskan bisnisnya untuk

memproduksi produk tanpa memikirkan kemana produk tersebut

didistribusikan. Keterbatasan pengetahuan untuk memasarkan produk

juga menjadi masalah yang dihadapi oleh para mitra pk, para mitra pk

ini pada umumnya masih menggunakan cara yang tradisional untuk

memasarkan produknya, seperti: berjualan offline menitip di warung,

Page 55: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

75

dan sebagainya. Mitra PK sangat minim yang sudah memanfaatkan

platform online, ini dikarenakan kurangnya kapabilitas mereka dalam

menggunakan teknologi.

- Kesulitan mengakses modal tambahan

Pengelolaan keuangan yang buruk menyebabkan laporan keuangan

bisnis tersebut tidak sesuai dengan standar yang diharapkan oleh

pemberi pinjaman. Sehingga usaha mereka untuk mendapatkan modal

tambahan agar bisnisnya bisa lebih berkembang tidak memenuhi syarat

dari bank atau institusi lainnya.

Customer Gains

Customer gains adalah hasil yang diharapkan dan dibutuhkan yang bersifat

menguntungkan atau bermanfaat bagi konsumen, bahkan sesuatu yang

mereka tidak sangka akan dapatkan, aspek-aspek tersebut meliputi

functional, utility, social, emotion dan cost (Osterwalder, 2010). Berikut

adalah customer gains dari target market MAJU:

- Pemasaran dan distribusi produk yang tepat sasaran

Idealnya penjualan seimbang dengan produksi yang dilakukan oleh Mitra

PK. Harapannya adalah mereka bisa memasarkan produk mereka dengan

strategi yang tepat dan efisien, menggunakan media offline maupun

online secara maksimal.

- Go-online

Mitra PK berharap bisa memanfaatkan platform digital untuk menjual

atau memasarkan produk mereka di platform digital sehingga produk

mereka bisa diakses oleh siapa saja dan dimanapun. Hal ini juga sesuai

Page 56: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

76

dengan visi dari Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian

Kominfo, yaitu UMKM Go Online, Wujudkan Visi “Digital Energy of

Asia”. Upaya ini bertujuan untuk memfasilitasi dan memberikan

kesempatan pada UMKM di berbagai daerah untuk siap bersaing di pasar

yang lebih luas. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan

UKM bersama Kementerian Kominfo, berkomitmen untuk

mengonlinekan 8 Juta UMKM sampai tahun 2020. Komitmen ini

menunjukan keberpihakan pemerintah dalam memajukan UMKM

sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

- Prosedur modal yang lebih accessible

Idealnya para Mitra PK mengharapkan adanya akses finansial yang

memiliki prosedur yang lebih mudah dipenuhi, seperti minimalisasi

kolateral yang harus diberikan. Selain itu, bunga yang rendah juga

menjadi salah satu ekspektasi dari para Mitra PK untuk mengurangi

risiko dalam peminjaman dana.

2.7.2 Value Maps for Mitra PK

Menurut artikel Almquist (2016) value proposition sendiri terdiri dari

element of value yang merupakan beberapa kombinasi dari value yang

ditawarkan dari produk atau jasa yang dapat memunculkan maupun

memenuhi keinginan customers untuk mencoba, memperkuat loyalitas dan

memberikan keuntungan (Almquist., Eric, et all, 2016).

Value map menjelaskan fitur-fitur dari sebuah value proposition di dalam

sebuah model bisnis, dengan menggunakan framework ini, value yang

ditawarkan oleh sebuah brand dapat diimplementasikan kedalam produk

sebagai pain relievers dan gain creators dari konsumen yang telah ditentukan

dalam customer profile.

Page 57: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

77

Gambar 2.6 B2B Elements of Value Pyramid

Sumber : “THE B2B ELEMENTS OF VALUE” BY ERIC

ALMQUIST ET AL.,

Melihat dari elemen di atas dan disesuaikan dengan tujuan kami untuk

membantu UMKM Naik Kelas maka kita bisa membagi value kita menjadi:

1. Functional Value

a. Scalability: kami berusaha membantu UMKM naik kelas

melalui program pendampingan di inkubator kami baik

Page 58: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

78

secara strategi marketing yang bisa membantu menaikkan

omset dan juga akses pembiayaan agar bisnisnya

bertumbuh menuju skala yang lebih besar.

b. Innovation: Kami membantu UMKM berinovasi terutama

di teknologi dengan memanfaatkan teknologi digital

seperti akses kepada marketplace dan pemanfaatan strategi

konten digital hingga akses kepada crowdfunding platform

untuk akses pembiayaan yang lebih besar.

2. Ease of Doing Business:

a. Access: Kami membantu akses marketplace digital kepada

UMKM secara lebih efisien melalui program

pendampingan di inkubasi kami.

b. Reach: Dengan akses digital, UMKM bisa mencapai pasar

yang lebih fokus kepada segmen yang dituju dengan

jangkauan yang juga lebih besar.

3. Inspirational Value

a. Social Responsibility: Kami menekankan nilai sosial

dalam bisnis kami sebagai social enterprise untuk

membantu UMKM naik kelas sebagai salah satu misi

dalam mencapai target SDG 2030 dari PBB terkait

pengembangan ekonomi masyarakat. Selain itu kami juga

menanamkan value ini kepada para sponsor kami agar dana

yang mereka berikan tidak hanya menjadi CSR biasa

melainkan punya value sebagai CSV yang cocok dengan

value chain mereka.

Product & Services

Product and services adalah bentuk baik fisik (tangible) maupun tidak nyata

(intangible) yang ditawarkan oleh sebuah brand kepada konsumen

(Osterwalder, 2010), product and services juga sebagai bentuk solusi dari

Page 59: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

79

masalah dan kebutuhan konsumen dalam customer profile yang telah

dijabarkan.

MAJU berperan sebagai inkubator yang akan mendampingi mitra pk dalam

mengembangkan usahanya khususnya pendampingan dalam finansial literasi

dan pemasaran. Tidak hanya sampai disitu, MAJU juga akan menjadi

perancang konten proyek dari para mitra pk yang akan didistribusikan

melalui beberapa platform crowdfunding untuk mendapatkan pendanaan.

Sistem yang diterapkan oleh MAJU menggunakan prosedur tanpa kolateral

melainkan menyubstitusi kolateral dengan commitment fee yang bernilai

pembuatan konten untuk proyek.

Sebagai nilai tambahan yang membedakan MAJU dengan yang lainnya

adalah MAJU juga akan memberikan konsultasi berbasis pendampingan

terhadap kebutuhan yang spesifik dari mitra pk, pendampingan yang

diberikan juga memiliki fokus yaitu meliputi aktivitas business development,

konsultasi ini memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dari

para mita pk dalam mengelola dan mengembangkan bisnisnya sehingga bisa

naik kelas.

Pain Relievers

Pain relievers adalah sebuah bentuk penyelesaian atau pengurangan dari

customer pain yang telah dipaparkan sebagai value proposition yang

diimplementasikan dalam product and services, berikut adalah aspek-aspek

yang ditawarkan oleh MAJU sebagai pain relievers dari konsumen adalah :

Pendampingan terhadap UMKM Mitra PK khususnya dalam perencanaan,

pengelolaan keuangan dan strategi pemasaran. Untuk mendapatkan ini, para

Page 60: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

80

UMKM Mitra harus membayarkan sejumlah commitment fee untuk

mendapatkan pendampingan untuk pengembangan bisnisnya.

Gain Creators

Gain creators adalah bentuk dari product and services yang berperan sebagai

pemberi keuntungan, manfaat dan kebutuhan dari para konsumen, berikut

adalah aspek-aspek yang ditawarkan oleh MAJU sebagai gain creators dari

konsumen adalah :

Naik kelas, dengan memberikan kesempatan para UMKM Mitra PK untuk

mengembangkan bisnisnya melalui program pendampingan dan juga

membantu UMKM Mitra PK untuk mendapatkan investasi lebih dari venture

capital maupun sumber pendanaan lain di fase selanjutnya.

2.7.3 Value Proposition Statement for Mitra PK

MAJU adalah inkubator yang membantu UMKM Mitra PK untuk naik kelas

melalui program pendampingan khususnya dalam finansial literasi,

pemasaran, dan akses permodalan. MAJU akan merancang dan

mendistribusikan proyek sosial yang berbasis dari Sustainable Development

Goals milik PBB ke beberapa platform crowdfunding sebagai channel

pendanaan.

2.7.4 Customer Profile Sponsor

Customer Jobs

Customer jobs dari Sponsor adalah adanya keinginan agar adanya perubahan

dalam menjalankan program CSR menjadi program yang tidak hanya bersifat

sosial namun juga memberikan dampak positif dengan perkembangan bisnis

dari perusahaan tersebut.

Customer Pains

Page 61: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

81

Customer pain didefinisikan sebagai aspek-aspek yang bersifat negatif bagi

para konsumen saat, sebelum dan setelah melaksanakan kewajiban (customer

jobs), aspek tersebut dapat berupa kesulitan, risiko, kemungkinan akibat yang

buruk (Osterwalder, 2010). Berikut adalah customer pains dari target market

MAJU:

- Tidak fokus terhadap para UMKM

Kurangnya perhatian khusus terhadap para pelaku UMKM seringkali

menyebabkan perusahaan tidak bisa mengontrol perkembangan dari

bisnis UMKM yang sudah diberikan dana hibah sebagai tambahan

modal bagi perkembangan usaha para pelaku UMKM.

- Standard produk perusahaan tidak sesuai dengan produksi dari

UMKM.

Mayoritas para mitra pk lebih memfokuskan bisnisnya untuk

memproduksi produk tanpa memikirkan standar yang diharapkan oleh

perusahaan. Sehingga tidak jarang produk yang mereka produksi tidak

sesuai dengan standar baku dari perusahaan tersebut.

Customer Gains

Customer gains adalah hasil yang diharapkan dan dibutuhkan yang bersifat

menguntungkan atau bermanfaat bagi konsumen, bahkan sesuatu yang

mereka tidak sangka akan dapatkan, aspek-aspek tersebut meliputi

functional, utility, social, emotion dan cost (Osterwalder, 2010). Berikut

adalah customer gains dari target market MAJU:

- Menyalurkan dana tepat sasaran dan bermanfaat bagi perusahaan

Page 62: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

82

Idealnya dana yang disalurkan dapat diterima oleh UMKM yang tepat

sehingga bisa berdampak positif terhadap pelaku UMKM dan juga

perusahaan itu sendiri.

- Terbangunnya rantai suplai yang kompetitif

Sponsor berharap melalui dana hibah yang diberikan untuk

pengembangan usaha para mitra pk dapat menciptakan rantai suplai yang

baru dan kompetitif. Sehingga terjadinya rangkaian bisnis yang baru dan

berdampak positif baik itu sosial maupun ekonomi.

2.7.5 Value Maps for Sponsor

Menurut artikel Almquist (2016) value proposition sendiri terdiri dari

element of value yang merupakan beberapa kombinasi dari value yang

ditawarkan dari produk atau jasa yang dapat memunculkan maupun

memenuhi keinginan customers untuk mencoba, memperkuat loyalitas dan

memberikan keuntungan (Almquist., Eric, et all, 2016).

Value map menjelaskan fitur-fitur dari sebuah value proposition di dalam

sebuah model bisnis, dengan menggunakan framework ini, value yang

ditawarkan oleh sebuah brand dapat diimplementasikan kedalam produk

sebagai pain relievers dan gain creators dari konsumen yang telah ditentukan

dalam customer profile.

Page 63: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

83

Gambar 2.7 B2B Elements of Value Pyramid

Sumber : “THE B2B ELEMENTS OF VALUE” BY ERIC

ALMQUIST ET AL.,

Selain menggunakan dengan value map, MAJU akan membagi value

proposition yang ditawarkan kepada Mitra PK atas dasar pembagian dari The

B2B Elements of Value.

Product & Services

Page 64: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

84

Product and services adalah bentuk baik fisik (tangible) maupun tidak nyata

(intangible) yang ditawarkan oleh sebuah brand kepada konsumen

(Osterwalder, 2010), product and services juga sebagai bentuk solusi dari

masalah dan kebutuhan konsumen dalam customer profile yang telah

dijabarkan.

MAJU berperan sebagai inkubator yang akan membantu mencari UMKM

yang bisa mensupport VP dari perusahaan tersebut, sehingga dana yang

dikeluarkan sebagai CSR bisa menjadi Created Social Value.

Pain Relievers

Pain relievers adalah sebuah bentuk penyelesaian atau pengurangan dari

customer pain yang telah dipaparkan sebagai value proposition yang

diimplementasikan dalam product and services, berikut adalah aspek-aspek

yang ditawarkan oleh MAJU sebagai pain relievers dari konsumen adalah :

Melakukan pendampingan kepada umkm agar bisa scaling up dan memenuhi

standar yang sesuai dengan standar pihak sponsor.

Gain Creators

Gain creators adalah bentuk dari product and services yang berperan sebagai

pemberi keuntungan, manfaat dan kebutuhan dari para konsumen, berikut

adalah aspek-aspek yang ditawarkan oleh MAJU sebagai gain creators dari

konsumen adalah :

Developing the skill of supplier adalah gain yang ingin diciptakan oleh

MAJU sehingga kapabilitas dari UMKM dapat berkembang kearah yang

lebih baik, sehingga dapat berdampak positif bagi UMKM maupun pihak

sponsor. Developing ini adalah sebagai bukti bahwa MAJU akan membantu

para perusahaan yang ingin memberi bantuan dana yang biasa mereka

Page 65: BAB II VALUE PROPOSITION 2-ts-bmc-2020... · Melakukan Pendampingan Pembuatan Laporan Pajak UMKM 28 M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha 29 M.70PEN00.029.1

85

salurkan melalui program CSR berubah menjadi sesuatu yang memiliki value

berbeda, Created Share Value.

Salah satu contoh dari penerapan CSV di thesis ini adalah, kerjasama akan

diupayakan kepada AirAsia. Dana CSR mereka akan diolah oleh MAJU

untuk memberi pelatihan kepada UMKM Mitra PK yang berkecimpung

dalam bisnis tour and travel. Mitra PK tersebut akan didampingi oleh MAJU

sehingga bisa menjadi rantai suplai yang baru untuk AirAsia. Sehingga,

melalui dana tersebut tidak hanya membantu satu pihak, tetapi

menguntungkan kedua belah pihak secara ekonomi.

2.7.6 Value Proposition Statement for Sponsor

MAJU adalah inkubator bisnis yang membantu pihak sponsor baik itu

perusahaan maupun pemerintah untuk menyalurkan dana CSR yang

disalurkan kepada Mitra PK untuk naik kelas melalui program pendampingan

yang diberikan oleh MAJU, sehingga dana hibah tersebut berubah menjadi

Social Value.