BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

23
27 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN PENGANGKUTAN GO-JEK 2.1. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan 2.1.1. Pengertian pengangkutan Transportasi yang diartikan sebagai pengangkutan selalu berhubungan dengan kegiatan pengangkutan serta alat angkutannya. Transportasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu transportation yang berarti pengangkutan atau kendaraan. 37 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transportasi diartikan sebagai pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi, 38 sementara pengangkutan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengangkut 39 dan kendaraan diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk dikendarai atau dinaiki (seperti kuda, kereta, mobil). 40 Kata transportation diartikan oleh Black Law Dictionary sebagai the removal of goods or persons from one place to another, by a carrier, 41 dimana dalam bahasa Indonesia diartikan 37 Kamus, URL: http://www.kamus.net/english/transportation diakses Tanggal 3 Januari 2017. 38 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/transportasi diakses Tanggal 3 Januari 2017. 39 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pengangkutan diakses Tanggal 3 Januari 2017. 40 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kendaraan diakses Tanggal 3 Januari 2017. 41 The Law Dictionary, URL: http://thelawdictionary.org/transportation/ diakses Tanggal 3 Januari 2017.

Transcript of BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

27

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN

PENGANGKUTAN GO-JEK

2.1. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan

2.1.1. Pengertian pengangkutan

Transportasi yang diartikan sebagai pengangkutan selalu berhubungan

dengan kegiatan pengangkutan serta alat angkutannya. Transportasi berasal dari

kata bahasa Inggris yaitu transportation yang berarti pengangkutan atau

kendaraan.37 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transportasi diartikan

sebagai pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan

kemajuan teknologi,38 sementara pengangkutan diartikan sebagai proses, cara,

perbuatan mengangkut39 dan kendaraan diartikan sebagai sesuatu yang digunakan

untuk dikendarai atau dinaiki (seperti kuda, kereta, mobil). 40 Kata transportation

diartikan oleh Black Law Dictionary sebagai the removal of goods or persons from

one place to another, by a carrier,41 dimana dalam bahasa Indonesia diartikan

37 Kamus, URL: http://www.kamus.net/english/transportation diakses Tanggal 3 Januari

2017. 38 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/transportasi diakses Tanggal 3

Januari 2017. 39 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pengangkutan diakses Tanggal 3

Januari 2017. 40 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kendaraan diakses Tanggal 3

Januari 2017. 41 The Law Dictionary, URL: http://thelawdictionary.org/transportation/ diakses Tanggal 3

Januari 2017.

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

28

sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain dengan

menggunakan kendaraan.

Menurut Soegijatna Tjakranegara, pengangkutan adalah memindahkan

barang atau commodity of goods dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain,

sehingga pengangkut menghasilkan jasa angkutan atau produksi jasa bagi

masyarakat yang membutuhkan untuk pemindahan atau pengiriman barang-

barangnya.42

Sedangkan pengangkutan menurut UU No. 22 Tahun 2009 pada Pasal 1

angka 3 yang menegaskan bahwa : “Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau

barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang

lalu lintas jalan.”

Dalam Pasal 521 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang merumuskan

bahwa : “Pengangkut adalah orang yang mengikatkan diri, baik dengan perjanjian

pencarteran menurut waktu atau menurut perjalanan, maupun dengan suatu

perjanjian lain untuk menyelenggarakan pengangkutan orang (penumpang)

seluruhnya atau sebagian lewat laut.”

Menurut pendapat R. Soekardono, pengangkutan pada pokoknya berisikan

perpindahan tempat baik mengenai benda-benda maupun mengenai orang-orang,

karena perpindahan itu mutlak perlu untuk mencapai dan meninggikan manfaat

serta efisiensi.43

Menurut H.M.N Purwosutjipto, pengangkutan adalah perjanjian timbal

balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan

42 Soegijatna Tjakranegara, 1995, Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, PT.

Rineka Cipta, Jakarta, hal., 1. 43 R. Soekardono, 1981, Hukum Dagang Indonesia, CV. Rajawali, Jakarta, hal., 5.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

29

diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari

suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim

mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.44

Dari pengertian di atas akan dapat dipahami bahwa fungsi pengangkutan

adalah memindahkan objek yang diangkut sedangkan tujuan dari pada

pengangkutan adalah meningkatkan nilai dan daya guna sesuatu yang dipindahkan,

dengan demikian dapat dikatakan tujuan yang dimaksudkan adalah tujuan yang

bersifat ekonomis.45

Andai kata sesuatu yang dipindahkan itu nilainya tidak meningkat atau nilai

daya guna dari objek tersebut maka tidak perlu pengangkutan itu diadakan.

Berdasarkan pengertian di atas, kata transportasi (transportation) memiliki

kesamaan dengan pengertian kata pengangkutan yaitu pengangkutan barang dan

orang oleh berbagai jenis kendaraan dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai

dengan kemajuan teknologi. Pengertian pengangkutan di masa yang akan datang

mungkin akan mengalami banyak perkembangan akibat kemajuan teknologi.

Terkait dengan transportasi online merupakan dampak dari kemajuan

teknologi. Pengertian kata online dalam bahasa Indonesia sering disebut daring

yang merupakan singkatan dari dalam jaringan, terhubung melalui jejaring

komputer, internet dan sebagainya.46 Pengertian online adalah “controlled by or

connected to another computer or to a network (adjektiva), while so connected or

under computer control (adverbia)”47 berdasarkan adjektiva berarti dikendalikan

44 H.M.N Purwosutjipto, 1981, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3 Hukum

Pengangkutan, Djambatan, Jakarta, hal., 2. 45 Ibid , hal.,1. 46 KBBI Daring, URL: http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daring diakses Tanggal 3 Januari

2017. 47 Google Translate, URL: https://translate.google.com/?hl=id#en/id/online diakses Tanggal 3

Januari 2017.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

30

oleh atau terhubung ke komputer lain atau ke jaringan, sementara berdasarkan

adverbia berarti terhubung atau dibawah kontrol komputer.

Dengan menggunakan akses tersebut, maka dapat menjalin komunikasi

bersifat verbal atau non-verbal secara online dengan berbagai bangsa dan negara

diseluruh belahan dunia. Saat ini untuk mengakses internet tidak hanya dapat

dilakukan melalui komputer desktop, melainkan dapat dilakukan melalui komputer

portable (laptop) dan gadget seperti telepon genggam (smartphone) dan tablet.

Jadi, transportasi online adalah pengangkutan barang dan orang oleh berbagai jenis

kendaraan dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan kemajuan teknologi,

pemesanan melalui gadget atau smartphone yang terhubung dalam jaringan

internet.

2.1.2. Jenis-jenis pengangkutan

Pengangkutan atau transportasi memiliki fungsi melancarkan arus barang

dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan, serta memberi manfaat

ekonomi, sosial, politik dan kewilayahan. Adapun jenis-jenis pengangkutan atau

transportasi dari fakta yang ada adalah :

1) Pengangkutan atau transportasi darat

Alat transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan

spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat

transportasi, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-

ekonomi. Contoh moda transportasi darat adalah kendaraan bermotor,

kereta api dan gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau) atau

manusia.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

31

2) Pengangkutan atau transportasi air (sungai, danau, laut). Alat transportasi

air contohnya seperti kapal tongkang, perahu dan rakit.

3) Pengangkutan atau transportasi udara

Alat transportasi udara dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat

ditempuh dengan alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di

samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus,

serta praktis bebas hambatan. Contoh alat transportasi udara misalnya

pesawat terbang, helikopter, balon udara dan lain-lain.

Pengangkutan dalam konteks UU No. 22 Tahun 2009 terbagi menjadi dua

jenis, yakni pengangkutan orang dan pengangkutan barang. Pembagian jenis

pengangkutan secara umum menjadi pengangkutan orang dan barang terkandung

dalam pengertian pengangkutan mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No.

22 Tahun 2009 yang memberikan pengertian pengangkutan yaitu perpindahan

orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Dalam UU No. 22 Tahun 2009 dapat dibagi

jenis kendaraan berdasarkan klasifikasinya yaitu :

1) Jenis kendaraan yang digunakan

Ditinjau dari segi jenis kendaraan yang digunakan, pengangkutan orang

dan/atau barang terbagi menjadi dua, yakni pertama, pengangkutan orang

dan/atau barang dengan menggunakan kendaraan bermotor dan kedua,

pengangkutan orang dan/atau barang dengan menggunakan kendaraan tidak

bermotor seperti yang tercantum dalam ketentuan Pasal 1 angka 7 UU No.

22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa : “Kendaraan adalah suatu sarana

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

32

angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak

bermotor.” Lebih lanjut pada Pasal 1 angka 8 dan 9 menjelaskan bahwa

kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel,

sedangkan kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang

digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan.

2) Jenis kendaraan dari segi penggunaannya atau tujuannya

Ditinjau dari segi penggunaannya, pengangkutan terbagi menjadi dua, yaitu

pengangkutan yang tidak dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial dan

pengangkutan yang dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial.

Pengangkutan yang dilakukan untuk tujuan usaha atau komersial disebut

sebagai pengangkutan umum seperti yang tertera pada ketentuan Pasal 1

angka 10 UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa : “Kendaraan

bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan

barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.”

Berdasarkan PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan, jenis

pengangkutan terbagi menjadi dua yaitu :

1) Pengangkutan umum

Kendaraan yang dipakai dalam pengangkutan umum adalah kendaraan

bermotor umum, dimana menurut Pasal 1 angka 5 PP No. 74 Tahun 2014

didefinisikan sebagai setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk

angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

33

Berdasarkan objek yang diangkut, pengangkutan umum terbagi menjadi

dua, yakni pengangkutan umum orang dan pengangkutan umum barang.

Pengangkutan umum orang terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni

pengangkutan umum orang dalam trayek dan pengangkutan umum orang

tidak dalam trayek. Pengangkutan umum barang terbagi menjadi dua

berdasarkan sifatnya, yakni pengangkutan barang bersifat umum

(merupakan pengangkutan barang pada umumnya yang tidak berbahaya dan

tidak memerlukan sarana khusus) serta pengangkutan barang bersifat

khusus (merupakan angkutan yang menggunakan mobil barang yang

dirancang khusus sesuai dengan sifat dan bentuk barang yang diangkut).

2) Pengangkutan biasa

Pengangkutan biasa dijelaskan oleh Pasal 3 PP No. 74 Tahun 2014 yang

merumuskan sebagai berikut :

(1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan :

a. Kendaraan bermotor; dan

b. Kendaraan tidak bermotor.

(2) Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dikelompokkan dalam :

a. Sepeda motor;

b. Mobil penumpang;

c. Mobil bus; dan

d. Mobil barang.

(3) Kendaraan tidak bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

meliputi :

a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang; dan

b. Kendaraan yang ditarik oleh tenaga hewan.

Perbedaan mendasar dari pengangkutan umum dan pengangkutan biasa

adalah pengangkutan umum mengenakan bayaran atau tarif kepada penumpang

dan/atau pengirim atau penerima barang, sementara pengangkutan biasa tidak

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

34

mengenakan bayaran atau tarif kepada penumpang dan/atau pengirim atau

penerima barang. Pengangkutan umum yang dilakukan dengan tujuan komersial

(menarik bayaran dari penumpang atau dari pengirim/penerima barang) tidak dapat

menggunakan semua jenis kendaraan sebagaimana ditentukan Pasal 3 PP No. 74

Tahun 2014. Kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan umum ditentukan

secara khusus oleh PP No. 74 Tahun 2014 berdasarkan pertimbangan dan syarat-

syarat tertentu, sedangkan pengangkutan biasa sebagaimana Pasal 3 PP No. 74

Tahun 2014 tersebut dapat dilakukan dengan setiap jenis kendaraan, baik yang

bermotor maupun yang tidak bermotor.

2.1.3. Asas, tujuan dan unsur-unsur pengangkutan

a. Asas-asas pengangkutan

Asas-asas hukum merupakan pondasi suatu undang-undang dan

peraturan pelasanaannya. Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa asas hukum

bukan merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum

dan abstrak atau merupakan latar belakang peraturan yang konkrit yang terdapat

dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan

perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat

diketemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam

peraturan konkrit tersebut.48

Pengangkutan terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan

dengan memperhatikan asas transparan, asas akuntabel, asas berkelanjutan, asas

48 Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,

hal.,34.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

35

partisipatif, asas bermanfaat, asas efisien dan efektif, asas seimbang, asas terpadu

dan asas mandiri seperti yang tertuang dalam Pasal 2 UU No. 22 Tahun 2009.

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 maka asas-asas tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Asas transparan

Asas transparan adalah keterbukaan dalam penyelenggaraan lalu lintas

dan angkutan jalan kepada masyarakat luas dalam memperoleh

informasi yang benar, jelas dan jujur sehingga masyarakat mempunyai

kesempatan berpartisipasi bagi pengembangan lalu lintas dan angkutan

jalan.

2. Asas akuntabel

Asas akuntabel adalah penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan

yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Asas berkelanjutan

Asas berkelanjutan adalah penjaminan kualitas fungsi lingkungan

melalui pengaturan persyaratan teknis laik kendaraan dan rencana

umum pembangunan serta pengembangan jaringan lalu lintas dan

angkutan jalan.

4. Asas partisipatif

Asas partisipatif adalah pengaturan peran serta masyarakat dalam proses

penyusunan kebijakan, pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,

penanganan kecelakaan dan pelapor atas peristiwa yang terkait dengan

lalu lintas dan angkutan jalan.

5. Asas bermanfaat

Asas bermanfaat adalah semua kegiatan penyelenggaraan lalu lintas dan

angkutan jalan yang dapat memberikan nilai tambah sebesar-besarnya

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

6. Asas efisien dan efektif

Asas efisien dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan lalu

lintas dan angkutan jalan yang dilakukan oleh setiap Pembina pada

jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna.

7. Asas seimbang

Asas seimbang adalah penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan

yang harus dilaksanakan atas dasar keseimbangan antara sarana dan

prasarana serta pemenuhan hak dan kewajiban pengguna jasa dan

penyelenggaraan.

8. Asas terpadu

Asas terpadu adalah penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan

angkutan jalan yang dilakukan dengan mengutamakan keserasian dan

kesalingbergantungan kewajiban dan tanggung jawab antar instansi

pembina.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

36

9. Asas mandiri

Asas mandiri adalah upaya penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan

jalan melalui pengembangan dan pemberdayaan sumber daya nasional.

Menurut Abdulkadir Muhammad asas hukum pengangkutan merupakan

landasan filosofis yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu asas hukum publik dan

asas hukum perdata. Asas hukum publik merupakan landasan hukum pengangkutan

yang berlaku dan berguna bagi semua pihak. Adapun yang dimaksud dengan pihak-

pihak dalam hal ini yaitu pihak-pihak dalam pengangkutan, pihak-pihak yang

berkepentingan dengan pengangkutan dan pihak pemerintah (negara). Asas hukum

perdata merupakan landasan hukum pengangkutan yang hanya berlaku dan berguna

bagi kedua pihak dalam pengangkutan yaitu pengangkut dan penumpang atau

pemilik barang. Asas-asas hukum pengangkutan yang bersifat publik yaitu sebagai

berikut :

1) Asas manfaat

Asas ini mengandung makna bahwa setiap pengangkut harus dapat

memberikan nilai guna yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan,

peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan perikehidupan

yang berkeseimbangan bagi warga negara Indonesia.

2) Asas adil dan merata

Asas ini mengandung makna bahwa penyelenggaraan pengangkutan

harus dapat memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada

segenap lapisan masyarakat, dengan biaya yang terjangkau oleh

masyarakat

3) Asas kepentingan umum

Asas ini mengandung makna bahwa penyelenggaraan pengangkutan

harus lebih mengutamakan kepentingan pelayanan umum bagi

masyarakat luas.

4) Asas keterpaduan

Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan harus merupakan

kesatuan yang bulat dan utuh, terpadu, saling menunjang dan saling

mengisi baik intra maupun antarmoda pengangkutan.

5) Asas tegaknya hukum

Asas ini mengandung makna bahwa pemerintah wajib menegakkan dan

menjamin kepastian hukum serta mewajibkan kepada setiap warga

negara Indonesia agar selalu sadar dan taat pada hukum dalam

penyelenggaraan pengangkutan.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

37

6) Asas percaya diri

Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan harus berlandaskan

kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan

kepribadian bangsa.

7) Asas keselamatan penumpang

Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan penumpang harus

disertai dengan asuransi kecelakaan dan/atau asuransi kerugian lainnya.

8) Asas berwawasan lingkungan hidup

Asas ini mengandung makna bahwa penyelenggaraan pengangkutan

harus dilakukan berwawasan lingkungan.

9) Asas kedaulatan negara

Asas ini mengandung arti bahwa penyelenggaraan pengangkutan harus

dapat menjaga keutuhan wilayah Negara Republik Indonesia.

10) Asas kebangsaan

Asas ini mengandung arti bahwa penyelenggaraan pengangkutan harus

dapat mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik

(kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuam

Republik Indonesia.49

Sedangkan asas hukum pengangkutan yang bersifat perdata, yaitu sebagai

berikut :

1) Asas perjanjian

Asas ini mengandung makna bahwa setiap pengangkutan diadakan

dengan perjanjian antara pihak perusahaan pengangkutan dan

penumpang atau pemilik barang.

2) Asas koordinatif

Asas ini mengandung makna bahwa pihak-pihak dalam pengangkutan

mempunyai kedudukan setara atau sejajar, tidak ada pihak yang

mengatasi atau membawahi yang lain.

3) Asas campuran

Asas ini mengandung makna bahwa pengangkutan merupakan

campuran dari tiga jenis perjanjian, yaitu pemberian kuasa,

penyimpanan barang dan melakukan pekerjaan dari penumpang atau

pemilik barang kepada pengangkut.

4) Asas retensi

Asas ini mengandung makna bahwa pengangkut tidak menggunakan

hak retensi (hak menahan barang).

5) Asas pembuktian dengan dokumen

Asas ini mengandung makna bahwa setiap pengangkutan selalu

dibuktikan dengan dokumen pengangkutan.50

49 Abdulkadir Muhammad, 2013, Hukum Pengangkutan Niaga, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandar Lampung, hal., 12. 50 Ibid.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

38

b. Tujuan pengangkutan

Fungsi pengangkutan yaitu untuk membantu memindahkan barang atau

manusia dari satu tempat ke tempat lain secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif

karena perpindahaan barang atau orang tersebut dapat dilakukan sekaligus atau

dalam jumlah yang banyak sedangkan dikatakan efisien karena dengan

menggunakan pengangkutan perpindahan itu menjadi relatif singkat atau cepat

dalam ukuran jarak dan waktu tempuh dari tempat awal ke tempat tujuan.51

Sesuai dengan pandangan H.M.N Purwosutjipto tentang pengertian

pengangkutan maka pengangkutan mempunyai tujuan adalah meningkatkan nilai

dan daya guna dari sesuatu objek yang di pindahkan.52

Tujuan pengangkutan sebagai dirumuskan dalam Pasal 3 UU No. 22 Tahun

2009, dapat dikatakan tujuan yang bersifat yuridis normatif.

Adapun tujuan pengangkutan yang dirumuskan pada Pasal 3 UU No. 22

Tahun 2009 antara lain :

1) Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman selamat,

tertib, lancar dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong

perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat

bangsa;

2) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

c. Aspek atau unsur-unsur Pengangkutan

Untuk dapat memahami aspek atau unsur pengangkutan kiranya dapat

dipahami dari pengertian pengangkutan yang di kemukakan oleh H.M.N

Purwosutjipto. Adapun aspek atau unsur pengangkutan itu sendiri, terdiri dari :

51 H.M.N. Purwosujipto, op. cit, hal., 1. 52 H.M.N. Purwosujipto. loc. cit.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

39

a. Pelaku maksudnya adalah orang yang melakukan pengangkutan. Pelaku ini

dapat berupa badan usaha demikian pula manusia pribadi.

b. Alat pengangkutan antara lain : kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal

laut.

c. Barang/penumpang, barang ini dapat berupa meja atau almari, hewan

sebagai muatan, manusia sebagai penumpang.

d. Perbuatan : yaitu kegiatan mengangkut barang, penumpang atau muatan

sejak berada pada alat angkut sampai di tempat tujuan.

e. Fungsi pengangkutan, penumpang atau muatan sampai di tempat tujuan

dengan selamat.

f. Tujuan : muatan atau penumpang sampai di tempat tujuan, nilai dan daya

gunanya semakin baik atau meningkat demikian pula jasa angkutan

terlunasi.

2.1.4. Syarat pengoperasian kendaraan bermotor umum

a. Pengemudi

Legalitas pengemudi pada perusahaan jasa pengangkutan umum

memiliki fungsi yang sangat penting. Mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka

23 UU No. 22 Tahun 2009, kriteria dari pengemudi dapat dijelaskan melalui

definisi : “Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor

di jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi.” Jadi, seseorang dapat

disebut sebagai pengemudi kendaraan bermotor apabila dia telah memiliki

surat izin mengemudi. Dengan demikian, legalitas pengemudi dan kendaraan

bermotor sebagai alat pengangkut orang dan barang berada di bawah

wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

40

Kewajiban pengemudi kendaraan bermotor agar memiliki legalitas

digariskan oleh Pasal 77 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan

bahwa : “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib

memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang

dikemudikan.” Sesuai dengan ketentuan Pasal 77 ayat (2) UU No. 22 Tahun

2009, Surat Izin Mengemudi terbagi menjadi dua jenis, yakni Surat Izin

Mengemudi perorangan dan surat izin mengemudi kendaraan bermotor umum.

Dengan demikian, Surat Izin Mengemudi yang dipakai untuk tujuan komersial

berbeda dengan Surat Izin Mengemudi yang tidak untuk tujuan komersial.

Khusus bagi pengemudi kendaraan bermotor umum menurut Pasal 82 UU No.

22 Tahun 2009, Surat Izin Mengemudi terbagi menjadi tiga golongan :

a. Surat izin mengemudi A umum berlaku untuk mengemudikan

kendaraan bermotor umum dan barang dengan jumlah berat yang

diperbolehkan tidak melebihi 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram;

b. Surat izin mengemudi B I umum berlaku untuk mengamudikan

mobil penumpang dan barang umum dengan jumlah berat yang

diperbolehkan lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram; dan

c. Surat izin mengemudi B II umum berlaku untuk mengemudikan

kendaraan penarik atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta

tempelan atau gandengan dengan berat yang diperbolehkan untuk

kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 (seribu) kilogram.

Pasal 83 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa :

“Setiap orang yang mengajukan permohonan untuk dapat memiliki surat izin

mengemudi untuk kendaraan bermotor umum harus memenuhi persyaratan

usia dan persyaratan khusus.” Dengan demikian, peraturan untuk mendapatkan

surat izin mengemudi kendaraan bermotor umum juga lebih ketat dari pada

peraturan untuk mendapatkan surat izin mengemudi kendaraan bermotor untuk

tujuan non komersial. Kewajiban bagi pengemudi agar memiliki surat izin

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

41

mengemudi diikuti dengan ketentuan bersifat imperatif yang beraspek hukum

pidana sebagai berikut:

1) Pasal 281 UU No. 22 Tahun 2009, yang merumuskan bahwa “Setiap

orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak

memiliki surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

77 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat)

bulan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

2) Pasal 288 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009, yang merumuskan bahwa

“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan

yang tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi yang sah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda

paling banyak Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)”.

b. Kelayakan kendaraan

Kendaraan bermotor merupakan salah satu unsur atau aspek penting

dalam penyelenggaraan usaha transportasi, dimana kendaraan yang digunakan

harus memenuhi standar pelayanan minimal yang meliputi keamanan,

keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan dan keteraturan, sehingga

kendaraan yang dipergunakan sebagai transportasi umum haruslah memenuhi

persyaratan laik jalan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 48 ayat (3)

UU. No. 22 Tahun 2009 yang mana persyaratan layak jalan suatu kendaraan

bermotor dilakukan dengan mengukur sekurang-kurangnya indikator yang

terdiri atas emisi gas buang, tingkat kebisingan kendaraan, lampu utama, rem

utama dan rem parkir, kincup roda, klakson, radius putar, alat penunjuk

kecepatan, kinerja dan kondisi ban serta kesesuaian daya mesin.

Selain harus lolos uji kelayakan jalan, penting pula untuk diperhatikan

mengenai legalitas kendaraan yang dipergunakan sebagai kendaraan

transportasi umum. Legalitas atas kendaraan bermotor yang berkaitan erat

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

42

dengan persoalan hak milik menjadi bagian dari prosedur registrasi dan

identifikasi kendaraan bermotor yang secara imperatif diwajibkan oleh UU No.

22 Tahun 2009. Mengacu pada peraturan pelaksanaan atas UU No. 22 Tahun

2009, khususnya dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi

Kendaraan Bermotor selanjutnya disingkat Perkap No. 5 Tahun 2012, yang

dimaksud dengan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor yang

selanjutnya disingkat Regident Ranmor adalah fungsi kepolisian untuk

memberikan legitimasi asal usul dan kelaikan, kepemilikan serta

pengoperasian ranmor, fungsi kontrol, forensik kepolisian dan pelayanan

kepada masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan, penomoran,

penerbitan dan pemberian bukti registrasi dan identifikasi Ranmor,

pengarsipan serta pemberian informasi.

Pasal 64 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 secara tegas menentukan

bahwa setiap kendaraan bermotor wajib diregistrasikan. Adapun registrasi

yang dimaksudkan meliputi registrasi kendaraan bermotor baru, registrasi

perubahan identitas kendaraan bermotor dan pemilik, registrasi perpanjangan

kendaran bermotor dan/atau registrasi pengesahan kendaraan bermotor.

Sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor telah diregistrasikan, pemilik diberi

buku pemilik kendaraan bermotor, surat tanda nomor kendaraan dan tanda

nomor kendaraan bermotor (vide Pasal 65 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009),

yang masing-masing mengandung perngertian sebagai berikut :

1) Buku pemilik kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat

BPKB adalah dokumen pemberi legitimasi kepemilikan Ranmor

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

43

yang diterbitkan Polri dan berisi identitas Ranmor dan pemilik, yang

berlaku selama Ranmor tidak dipindah tangankan (vide Pasal 1

angka 8 Perkap No. 5 Tahun 2012).

2) Surat Tanda Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut STNK

adalah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi

pengoperasian Ranmon yang berbentuk surat atau bentuk lain yang

diterbitkan Polri yang berisi identitas pemilik, identitas Ranmor dan

masa berlaku termasuk pengesahannya (vide Pasal 1 angka 8 Perkap

No. 5 Tahun 2012).

3) Tanda nomor kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat

TNKB adalah tanda Regident Ranmor yang berfungsi sebagai bukti

legitimasi pengoperasian Ranmor berupa pelat atau berbahan lain

dengan spesifikasi tertentu yang diterbitkan Polri dan berisikan

kode wilayah, nomor registrasi serta masa berlaku dan dipasang

pada Ranmor (vide Pasal 1 angka 8 Perkap No. 5 Tahun 2012).

Sebagaimana diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009, persoalan legalitas

atas kendaraan bermotor merupakan persoalan yang bersifat imperatif.

Pelanggaran terhadap aspek legalitas kendaraan bermotor merupakan

perbuatan pidana, antara lain sebagai berikut :

1) Pasal 280 UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa “Setiap

orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak

dipasangi tanda nomor kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh

kepolisian negara republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam

pasal 68 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2

(dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus

ribu rupiah).”

2) Pasal 288 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 yang merumuskan bahwa

“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

44

yang tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang

ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf a dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp.

500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”

c. Izin usaha

Perusahaan angkutan umum merupakan badan hukum yang

menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan bermotor

umum. Adapun syarat utama yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan

angkutan umum adalah sebagai berikut :

1. Berbadan hukum;

2. Mempunyai izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek;

3. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek; dan

4. Izin penyelenggaraan angkutan barang khusus atau alat berat.

Sebagai perusahaan angkutan umum adapun ketentuan-ketentuan yang

wajib dipenuhi, dimana penyedia jasa angkutan umum dilaksanakan oleh

badan usaha milik negara atau daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Kendaraan yang

dipergunakan untuk pelayanan angkutan umum ini adalah menggunakan mobil

penumpang umum dan mobil bus umum yang menggunakan tanda nomor

kendaraan bermotor atau plat kendaraan berwarna kuning dan harus memenuhi

standar pelayanan minimal yang meliputi keamanan, keselamatan,

kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan.

Dewasa ini salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi jalan

adalah perusahaan PT. Go-Jek Indonesia yang dimana PT. Go-Jek Indonesia

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

45

bergerak di bidang transportasi jalan berbasis online. Seperti yang telah dipaparkan

di atas setiap perusahaan yang bergerak di bidang transportasi atau angkutan umum

haruslah memenuhi ketentuan ataupun syarat-syarat yang telah ditentukan, namun

dalam hal ini PT. Go-Jek Indonesia dalam situsnya menyatakan bahwa Go-Jek

bukan merupakan perusahaan transportasi umum melainkan merupakan perusahaan

teknologi, yang dalam hal ini PT. Go-Jek Indonesia selaku pengusaha penghubung

sehingga tidak diwajibkan untuk memiliki izin usaha transportasi seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya. Sebagai perusahaan penghubung dalam hal kegiatan

transportasi dan pengangkutan, yang dimana Go-Jek disini berperan sebagai

operator teknologi tidak perlu memiliki izin untuk memperdagangkan barang dan

jasa yang ia hubungkan melalui teknologi aplikasi. Hal ini mengingat tanggung

jawab atas perdagangan barang dan jasa tersebut ada pada produsen barang dan jasa

itu sendiri.

2.2. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan Go-Jek

2.2.1. Sekilas gambaran tentang Go-Jek

Go-Jek merupakan inovasi terbaru dalam bidang transportasi di Indonesia.

Kata Go-Jek di definisikan sebagai perusahaan berjiwa sosial yang memimpin

revolusi industri transportasi ojek.53 Go-Jek hadir dengan dasar pemikiran bahwa

ojek yang biasanya hanya mangkal di pos-pos tertentu bisa terkoordinir dan

terintegrasi untuk melayani masyarakat dengan cepat dan sigap via online booking.

53 Andika Wijaya, 2016, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Sinar Grafika,

Surabaya, hal., 1.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

46

Oleh karena itu, PT Go-Jek Indonesia akhirnya menghadirkan jasa transportasi

alternatif tersebut ke dalam bentuk aplikasi mobile. Go-Jek bermitra dengan

sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di

Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi

dan pesan antar makanan. Kegiatan Go-Jek bertumpu pada tiga nilai pokok

yaitu kecepatan, inovasi dan dampak sosial. Para Driver Go-Jek mengatakan

bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra,

mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat

akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi kami. Go-Jek telah resmi

beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Bali,

Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang dan

Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun

mendatang. PT Go-Jek Indonesia yang beralamat di Jl. Kemang Selatan Raya

No. 99B Jakarta Selatan 12730.

2.2.2. Ruang lingkup usaha Go-Jek

PT Go-Jek Indonesia membuka berbagai layanan dalam unit bisnis

seperti Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Send, Go-Mart, Go-Box, Go-Massage,

Go-Clean, Go-Clam, Go-Tix, Go-Busway, Go-Pay, Go-Med, Go-Auto dan Go-

Pulsa. Setiap unit bisnis PT. Go-Jek Indonesia memiliki kelebihannya masing-

masing. Walaupun memiliki layanan yang berbeda-beda, namun satu hal yang

pasti sama adalah setiap unit bisnis tersebut selalu dikembangkan untuk

memiliki layanan yang lebih baik. Begitu pula dengan Go-Send yaitu layanan

kurir instan yang dapat digunakan untuk mengirim surat dan barang dalam

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

47

waktu 60 menit. Dengan pengaturan sistem barunya inilah fakta yang harus

konsumen tahu tentang revolusi baru Go-Send sebagai berikut :

1) Tidak ada maksimal jarak

Jika sebelumnya di Go-Send Anda tidak dapat mengirim paket lebih

dari 25 kilometer kini Go-Send hadir tanpa maksimal jarak. Namun

tentunya terdapat ketentuan pada layanan ini yaitu paket Anda

hanya dapat dikirim di satu area yang sama dari 15 kota yang dapat

dijangkau; Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo,

Malang, Surabaya, Bali, Manado, Palembang, Samarinda,

Balikpapan, Pekanbaru, Makassar dan Batam.

2) Mengantar di hari yang sama

Penggunaan aplikasi yang praktis memudahkan Anda untuk

memesan layanan tanpa harus beranjak keluar rumah. Go-Send pun

dapat mengambil dan mengantar barang Anda di hari yang sama

dengan maksimal waktu pengiriman 3 jam dari pengambilan barang.

3) Menyediakan asuransi

Para pengemudi Go-Send dapat dipastikan terpercaya untuk

menjaga barang yang dikirim. Namun jika situasi yang tidak

diinginkan terjadi seperti barang hilang atau rusak, Go-Send

menyediakan asuransi hingga maksimal Rp 10.000.000,- per

pengiriman. Jumlah penggantian akan didasarkan oleh tanda terima

pembelian dan atau mengacu pada harga wajar barang rusak atau

hilang tersebut.

4) Tidak menyediakan box khusus

Isi barang yang hendak dikirim hendaknya diinformasikan kepada

pengemudi terlebih dahulu agar Go-Send dapat menyarankan

pengemasan yang tepat untuk anda. Tapi dalam hal ini Go-Send

tidak menyediakan box khusus dan anda-lah yang harus

menyediakan kemasan untuk pengiriman.

5) Mengirim tidak lebih dari 20 kg

Untuk menjaga keutuhan barang-barang anda, Go-Send tidak

melayani pengiriman dengan berat barang lebih dari 20 kilogram,

barang berdimensinya melebihi 70 cm (panjang), dan atau 50 cm

(lebar), 50 cm (tinggi).54

Go-Send, layanan pengiriman paket dari PT. Go-Jek Indonesia kini turut

membantu memenuhi kebutuhan konsumen akan pengiriman barang dalam skala

kecil. Barang yang kurang dari 20 kg dapat dikirimkan dalam satu area, tanpa

54 Go-Send News, 2016, “Fakta yang Harus Anda Tahu tentang GO-SEND”,

URL:www:go-send.com, diakses tanggal 10 Januari 2017.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

48

batasan jarak tempuh. Tersedia di 15 kota, inilah 5 alasan konsumen harus

menggunakan Go-Send sebagai berikut :

1) Pemesanan mudah

Seperti yang kita tahu kecanggihan sistem PT. Go-Jek Indonesia sangat

memudahkan penggunanya untuk melakukan pemesanan jasa. Begitu

pula saat anda mengoperasikan layanan Go-Send. Berada di dalam

aplikasi PT. Go-Jek Indonesia, pemesanan jasa antar paket, Go-Send

hanya membutuhkan sentuhan jari.

2) Pengantaran cepat

Go-Send dapat mengantar barang anda di hari yang sama. Para

pengemudi yang mengambil paket akan langsung mengantarkan ke

tempat tujuan setelah pemesanan dibuat. Selain itu Go-Send juga akan

memastikan bahwa barang Anda akan sampai maksimal 3 jam setelah

barang diambil.

3) Aman

Saat Anda sering ragu apakah barang anda berada di tangan yang tepat,

Go-Send dapat memastikan bahwa paket anda akan aman diantarkan

Go-Send. Anda bukan hanya dapat melacak keberadaan sang

pengemudi Go-Send di aplikasi Go-Jek tetapi juga mendapatkan

asuransi ketika barang anda mengalami kerusakan atau kehilangan saat

berada dalam perjalanan. Info lebih lanjut untuk hal tersebut dapat

dilihat disini.

4) Transaksi instan, Banyak Diskonnya

Tanpa perlu repot, transaksi pengantaran paket tidak membutuhkan

banyak energi. Selain anda dapat membayar langsung kepada

pengemudi ketika pengemudi datang, anda juga dapat menggunakan

Go-Pay, kredit akun Go-Jek anda yang dapat di top up melalui rekening

bank. Dengan menggunakan metode pembayaran Go-Send, nikmati

promo potongan harga sebesar 25%.

5) Menjangkau banyak lokasi

Selain dapat melayani anda 24 jam, Go-Send juga dapat menjangkau

banyak lokasi. Terdapat 15 area yang dapat dilayani Go Send

termasuk Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang,

Surabaya, Bali, Manado, Palembang, Samarinda, Balikpapan,

Pekanbaru, Makassar dan Batam.55

Dalam pengiriman barang, ada syarat dan ketentuan yang harus diketahui

oleh konsumen. Adapun syarat dan ketentuan yang diberlakukan Go-Send adalah

sebagai berikut :

55 Go-Send News, 2016, “5 Alasan Konsumen Menggunakan GO-SEND”, URL:www:go-

send.com, diakses tanggal 10 Januari 2017.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DAN …

49

1) Pelanggan wajib memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai

jenis barang yang akan dikirimkan.

2) Go-Send tidak menyediakan box khusus untuk pengiriman - pelanggan

bertanggung jawab untuk mengemas barang yang akan dikirimkan.

Pengemasan khusus disarankan untuk barang mudah pecah atau tidak tahan

lama seperti kue, es krim, makanan dan bunga segar. Go-Send tidak

bertanggung jawab untuk kerusakan atau perubahan bentuk yang terjadi

atas pengiriman barang-barang tersebut.

3) Go-Send tidak menyediakan jasa pengiriman untuk barang-barang berikut :

(1) Barang yang dilarang oleh pihak berwajib untuk dimiliki atau diedarkan.

(2) Hewan dan tanaman hidup.

(3) Barang-barang berbahaya, mudah terbakar, berbau, dan membutuhkan

penanganan khusus.

(4) Barang yang dimensinya melebihi 70 cm (panjang), 50 cm (lebar), 50 cm

(tinggi), atau barang yang beratnya melebihi 20 kg.

4) Go-Send akan melakukan pengambilan dan pengiriman barang pada hari

yang sama, dengan estimasi waktu pengiriman maksimal 3 jam sejak

barang berhasil diambil.

5) Go-Send menyediakan asuransi hingga maksimal Rp 10.000.000,- per

pengiriman untuk barang rusak/hilang, selama sesuai dengan informasi

yang diberikan (poin 1). Jumlah penggantian akan didasarkan oleh tanda

terima pembelian dan/atau akan mengacu pada harga wajar barang

rusak/hilang tersebut.

6) Jika barang ditemukan dalam kondisi rusak, pelanggan berkewajiban untuk

menyimpan barang tersebut dan melaporkannya ke Call Center Go-Send di

021-5025-1110 dalam kurun waktu maksimal 48 jam setelah pengiriman selesai

dilakukan.56

56 Go-Send, “Term & Condition”, URL:www:go-send.com, diakses tanggal 10 Januari

2017.